on the stage

34

Upload: rengga-satria

Post on 07-Apr-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tak salah rasanya bila seorang Filog Jerman, Friedrich Nietzsch mengatakan “Without music, life would be a mistake.” Musik pada hakekatnya telah menjadi elemen primer dalam kehidupan manusia. Musik juga mampu meretas batasan-batasan yang terlanjur “disakralkan” dalam kehidupan dan peradaban manusia Sebagaimana yang diperlihatkan oleh Iwan Fals lewat karya-karyanya. Iwan fals yang memotret kehidupan kaum minoritas lewat nuansa baladanya berhasil mencapai kedekatan yang sangat personal dengan penggemarnya. Tak kurang dari 10.000 orang kini bernaung di bawah bendera ormas OI, sebutan bagi penggemar Iwan Fals. Lain lagi dengan apa yang disuguhkan oleh Efek Rumah Kaca dengan karyanya. Cholil dan kawan-kawan membawa romansa kehidupan sosial masyarakat lewat nada-nada muramnya. Dengan lirik lugas dan irama sendu namun kadang menghentak, Efek Rumah Kaca menawarkan atmosfir baru Musik Indonesia ke fase yang lebih “cerdas”. Perjalanan karir seorang Musisi dengan karya Musiknya juga menjadi sisi

TRANSCRIPT

Page 1: On the stage
Page 2: On the stage
Page 3: On the stage

Tak salah rasanya bila seorang Filog Jerman, Friedrich Nietzsch mengatakan “Without music, life would be a mistake.” Musik pada hakekatnya telah menjadi elemen primer dalam kehidupan manusia. Musik juga mampu meretas batasan-batasan yang terlanjur “disakralkan” dalam kehidupan dan peradaban manusia

Sebagaimana yang diperlihatkan oleh Iwan Fals lewat karya-karyanya. Iwan fals yang memotret kehidupan kaum minoritas lewat nuansa baladanya berhasil mencapai kedekatan yang sangat personal dengan penggemarnya. Tak kurang dari 10.000 orang kini bernaung di bawah bendera ormas OI, sebutan bagi penggemar Iwan Fals.

Lain lagi dengan apa yang disuguhkan oleh Efek Rumah Kaca dengan karyanya. Cholil dan kawan-kawan membawa romansa kehidupan sosial masyarakat lewat nada-nada muramnya. Dengan lirik lugas dan irama sendu namun kadang menghentak, Efek Rumah Kaca menawarkan atmosfir baru Musik Indonesia ke fase yang lebih “cerdas”.

Perjalanan karir seorang Musisi dengan karya Musiknya juga menjadi sisi lain yang patut dicermati. Masih lekat diingatan kita bagaimana pada awal 2000an sekelompok remaja dari Jogja menggebrak belantika Musik dalam

negeri dengan kesederhanaan aransemen dan lirik-liriknya. Sheila On 7 yang sempat menjadi icon Musik Pop tanah air di dekade 2000an awal berhasil menyabet 7 platinum untuk album perdananya. Namun hengkangnya dua punggawa mereka, Anton dan Sakti meredupkan karir Musik band ini.

Sementara itu di balik “arus utama” dunia Musik, ada nama-nama yang tak bisa pandang sebelah mata. Di dalam negeri misalnya, bagi mereka yang menyukai dan mencermati ranah Musik bergenre Punk tentu sudah tak asing lagi dengan nama Marjinal. Band yang dinobatkan sebagai pionir gelombang pertama genre Punk di Indonesia ini memang telah diakui kapasitasnya, baik itu di dalam maupun di luar negeri. Marjinal kini bertransformasi menjadi sebuah medium perlawanan terhadap sistem kemapanan dengan Komunitas Taring Babinya.

Genre Punk memang dikenal sebagai genre Musik yang banyak digemari, tidak hanya dari segi musikalitas namun juga dianut sebagai gaya atau bahkan jalan hidup. Punk melahirkan fenomena-fenomena sebagai Musik yang progresif dan terus berkembang. The Misfits misalnya, yang mampu menggebrak scene Punk dengan subgenre horror Punk. Kerap tampil dengan riasan wajah, The Misfits behasil menjejakan kakinya sebagai pionir di genre ini.

Lewat Buku ini saya sebagai seorang saksi mata dari perjalanan cipta intelektual umat manusia ingin merekam dan membaginya kepada khalayak luas. Bahwasanya nada-nada yang terangkum dalam harmoni telah jauh berkembang menjadi sebuah mesin waktu yang mampu merekam peradaban manusia. Bahkan Musik juga berperan menjadi sebuah identitas yang sakral bagi sekelompok orang.

Di atas panggung kita bisa menyaksikan sebuah hasil dari proses panjang yang memadukan intelektual, rasa, dan imajinasi. Sedangkan di balik tirai panggung dan mewahnya tata cahaya, ada sebuah sejarah dari rangkaian nada yang terbentuk. Sejarah yang mengajarkan kita akan nilai dari perjuangan, air mata, keringat dan berartinya sebuah rasa hormat.

ON THE STAGEOleh: Rengga Satria

Page 4: On the stage

“Untuk mereka yang percaya bahwa kerja keras dan ketulusan hati akan terbayar lunas.”

Page 5: On the stage

On The Stage | 1

Page 6: On the stage

On The Stage | 2

Page 7: On the stage

On The Stage | 3

Page 8: On the stage

On The Stage | 4

Page 9: On the stage

On The Stage | 5

Page 10: On the stage

On The Stage | 6

Page 11: On the stage

On The Stage | 7

Page 12: On the stage

On The Stage | 8

Page 13: On the stage

On The Stage | 9

Page 14: On the stage

On The Stage | 10

Page 15: On the stage

On The Stage | 11

Page 16: On the stage

On The Stage | 12

Page 17: On the stage

On The Stage | 13

Page 18: On the stage

On The Stage | 14

Page 19: On the stage

On The Stage | 15

Page 20: On the stage
Page 21: On the stage
Page 22: On the stage

On The Stage | 18

Page 23: On the stage

On The Stage | 19

Page 24: On the stage

On The Stage | 20

Page 25: On the stage

On The Stage | 21

Page 26: On the stage
Page 27: On the stage
Page 28: On the stage

Kesenian Gong Si Bolong yang Tergerus Zaman

On The Stage | 24

Page 29: On the stage

Gong Si Bolong tidak hanya sekedar alat musik tradisional saja melainkan sebuah kesenian tradisional di Depok Jawa Barat yang keberadaannya nyaris terlupakan

Di tempat inilah, Buang Jayadi rutin merawat berbagai alat kesenian tradisional. Ia pun rajn membersihkan Gong Si Bolong dan alat musik tradisional miliknya

On The Stage | 25

Page 30: On the stage

Saat ini keberadaan Tugu Gong Si Bolong yang notabennya dibuat sebagai monumen kesenian asli Depok tersebut semakin samar keberadaannya. Tugu Gong Si Bolong kini tak lebih dari sekedar penanda jalan bagi masyarakat umum yang melintasinya.

On The Stage | 26

Page 31: On the stage

EBook On The Stage

Desain dan Tata Letak oleh Putri Octaviani dan Rengga Satria

Semua foto oleh Rengga Satria

Semua tulisan oleh Rengga Satria

Supported by Urbanspacejkt

[email protected]

Page 32: On the stage
Page 33: On the stage
Page 34: On the stage