metode creative problem solving

13
Metode creative problem solving… Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 1 Di Palembang METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Zainab Guru SMP Negeri 3 Pemulutan email : [email protected] Abstrak : Pembelajaran matematika yang menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS) bertujuan untuk membimbing siswa menemukan dan mempresentasikan suatu masalah secara kreatif. Ada enam yang menjadi indikator dalam metode CPS sehingga dapat menciptakan suatu solusi dari pengalaman siswa menjadi pengetahuan yang baru. Metode CPS mempunyai tiga prosedur dalam pembelajaran yaitu : 1. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran, mengumpulkan dan meneliti data atau informasi yang bersangkutan; 2. Menemukan gagasan; dan 3. Menemukan solusi. Langkah-langkah dalam metode CPS ini terdiri dari empat yaitu : 1. Klarifikasi masalah; 2. Pengungkapan masalah; 3. Evaluasi dan seleksi; dan 4. Implementasi. Agar metode CPS dapat berhasil dengan baik maka perlu ditunjang dengan bahan ajar atau media pembelajaran. Pada makalah ini menggunakan bahan ajar berupa Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Kata Kunci : Metode Creative Problem Solving (CPS), Pembelajaran Matematika, Creative Problem Solving (CPS) dalam Matematika A. Pendahuluan Standar The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) dalam Van de Walle (2008:4) sebagai standar utama dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Visi dan tujuan dari dokumen (NCTM), yaitu Princples and Standards for School Mathematics, semua siswa harus mendapatkan kesempatan untuk mempelajari, mengapresiasi, dan menerapkan skill-skil, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematika baik didalam ataupun diluar sekolah (Wahyudin, 2008:4). Untuk mencapai standar-standar tersebut maka di Indonesia melakukan upaya perubahan kurikulum mulai dari kurikulum 1994 sampai pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP dalam Depdiknas 2006

Upload: st-zulaiha-nurhajarurahmah

Post on 25-May-2015

4.137 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 1 Di Palembang

METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Zainab

Guru SMP Negeri 3 Pemulutan

email : [email protected]

Abstrak :

Pembelajaran matematika yang menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS)

bertujuan untuk membimbing siswa menemukan dan mempresentasikan suatu masalah

secara kreatif. Ada enam yang menjadi indikator dalam metode CPS sehingga dapat

menciptakan suatu solusi dari pengalaman siswa menjadi pengetahuan yang baru.

Metode CPS mempunyai tiga prosedur dalam pembelajaran yaitu : 1. Menemukan fakta,

melibatkan penggambaran, mengumpulkan dan meneliti data atau informasi yang

bersangkutan; 2. Menemukan gagasan; dan 3. Menemukan solusi. Langkah-langkah

dalam metode CPS ini terdiri dari empat yaitu : 1. Klarifikasi masalah; 2. Pengungkapan

masalah; 3. Evaluasi dan seleksi; dan 4. Implementasi. Agar metode CPS dapat berhasil

dengan baik maka perlu ditunjang dengan bahan ajar atau media pembelajaran. Pada

makalah ini menggunakan bahan ajar berupa Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

Kata Kunci : Metode Creative Problem Solving (CPS), Pembelajaran Matematika,

Creative Problem Solving (CPS) dalam Matematika

A. Pendahuluan

Standar The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)

dalam Van de Walle (2008:4) sebagai standar utama dalam pembelajaran

matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection),

kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).

Visi dan tujuan dari dokumen (NCTM), yaitu Princples and Standards for School

Mathematics, semua siswa harus mendapatkan kesempatan untuk mempelajari,

mengapresiasi, dan menerapkan skill-skil, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip

matematika baik didalam ataupun diluar sekolah (Wahyudin, 2008:4).

Untuk mencapai standar-standar tersebut maka di Indonesia melakukan

upaya perubahan kurikulum mulai dari kurikulum 1994 sampai pada Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP dalam Depdiknas 2006

Page 2: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 2 Di Palembang

(Suwarman, 2009:2) pembelajaran matematika bertujuan: (1) Siswa memiliki

kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) Siswa memiliki kemampuan

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika; (3) Siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah

yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) Siswa memiliki

kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) Siswa memiliki

sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet

dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sedangkan menurut NCTM (dalam

Van de Walle, 2008:14) dalam mengajar diperlukan Standar Profesional untuk

mengajar matematika yang menyatakan bahwa guru harus mengubah pendekatan

pengajarannya dari pengajaran terpusat pada guru menjadi pengajaran terpusat

pada siswa.

Peran guru dalam pembelajaran matematika adalah memberi semangat

untuk melakukan penyelidikan, kepercayaan serta harapan kepada siswa sehingga

siswa diajak untuk mengerjakan matematika. Tujuan hal ini adalah siswa yang

secara aktif memahami soal, menguji ide-idenya, membuat dugaan, memberi

alasan dan menjelaskan hasil kerjanya. Dalam pengerjaan, siswa dapat secara

berkelompok, berpasangan ataupun individu dalam berbagi ide ataupun

berdiskusi. Matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk beberapa siswa

bahkan secara umum. Oleh karena itu, guru (dalam Van de Walle, 2008:Apendiks

B2) perlu menciptakan suasana belajar yang memberikan kekuatan matematika

setiap siswa dengan :

Menyediakan dan mengatur waktu yang diperlukan untuk mengungkapkan

matematika yang logis dan menghadapi ide-ide serta masalah yang penting.

Page 3: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 3 Di Palembang

Menggunakan ruang fisik dan benda-benda untuk memfasilitasi belajar

matematika siswa.

Menyediakan sesuatu yang dapat mendorong perkembangan keahlian dan

kecakapan matematika siswa.

Menghargai dan memiliki ide-ide, cara berpikir, dan waktu atau sikap

matematika siswa.

dan secara konsisten mengharapkan dan mendorong siswa untuk :

Bekerja secara mandiri atau berkelompok untuk memahami matematika.

Mengambil resiko intelektual dengan mengajukan pertanyaan dan

merumuskan dugaan.

Memperlihatkan perasaan tentang kompetensi matematika dengan memeriksa

dan mendukung ide-ide dengan menggunakan alasan matematika.

Agar proses pembelajaran matematika dapat berhasil sesuai dengan

harapan maka perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang dipandang

sangat penting. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan materi

pelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda dan beragam karakteristik

peserta didik dilihat dari tipe belajar (visual, auditif dan kinestetis), serta

menghindari kejenuhan saat belajar. Guru harus mampu berinovasi dalam hal

model pembelajaran sehingga penyampaian materi pelajaran menjadi lebih baik

dan sangat mempengaruhi behavior change yang diharapkan untuk peserta didik.

Pada makalah ini akan dibahas cara mendesain model pembelajaran yang

sesuai dengan keadaan tersebut yang berjudul “Desain Metode Creative Problem

Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika”.

B. Metode Creative Problem Solving (CPS)

Menurut Karen dalam Rosalin (2008:57), model Creative Problem Solving

(CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan

pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Guru hendaknya

dapat merangsang siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapat

meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan siswa dalam proses

Page 4: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 4 Di Palembang

pembelajaran. CPS terdiri dari problem solving yaitu bagian dari pemikiran

analitis (analytical thinking) dan kreativitas siswa.

Problem Solving menurut Woods dalam Rosalin (2008:57), is the process

of obtaining a satisfactory solution to a novel problem, or at least a problem

which the problem solver has not seen before. Empat langkah Polya dalam

Problem Solving (dalam Alfeld) adalah :

1. Understanding The Problem

2. Devising a Plan

3. Carrying Out The Plan

4. Looking Back

Problem Solving merupakan bagian dari CPS. CPS menurut Wikipedia

adalah proses mental menciptakan solusi dari masalah. CPS menurut Pepkin

(2000:63) adalah Representing process dimensions in a natural, rather than in a

contrived way. Undergoing a transformation from a prescriptive to a descriptive

approach. Becoming more flexible and responsive to task, contextual, personal,

methodological and meta-cognitive consideration. Jadi, CPS adalah metode

untuk menemukan solusi dan merepresentasikan suatu masalah secara kreatif.

Osborn dalam Rosalin (2008:58) mengatakan bahwa CPS mempunyai tiga

prosedur, yaitu ;

1. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan dan

meneliti data atau informasi yang bersangkutan.

2. Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi

gagasan tentang strategi pemecahan masalah.

3. Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak pemecahan masalah.

Kreatif memiliki dua fase dalam pemecahan masalah menurut Von Oech (Pepkin,

2000:63), yaitu fase imajinatif (gagasan strategi pemecahan masalah diperoleh)

dan fase praktis (gagasan dievaluasi dan dilaksanakan). Menurut Osborn dalam

Davis ada enam langkah sebagai proses CPS yaitu

Page 5: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 5 Di Palembang

The Osborne-Parnes Creative Problem Solving Process Notes from the CPSI 1998 brochure.

OF FF PF IF SF AF

Objective

Finding

Fact

Finding

Problem

Finding

Idea

Finding

Solution

Finding

Acceptance

Finding

Identify

Goal, Wish,

Challenge

Gather Data Clarify the

Problem

Generate

Ideas

Select &

Strengthen

Solutions

Plan for

Action

What is the

goal, wish,

or

challenge

upon which

you want to

work?

What's the

situation or

background

? What are

all the facts,

questions,

data,

feelings

that are

involved

What is the

problem

that really

needs to be

focuses on?

What is the

concern

that really

needs to be

addressed?

What are all

the possible

solutions

for how to

solve the

problem?

How can

you

strengthen

the

solution?

WHow can

you select

the

solutions to

know

which one

will work

best?

What are all

the action

steps that

need to take

place in

order to

implement

your

solution?

Pepkin (2000:64) menuliskan langkah-langkah creative problem solving

(CPS) dalam pembelajaran matematika sebagai hasil gabungan prosedur Von

Oech dan Osborn, di antaranya sebagai berikut :

a. Klarifikasi masalah, meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang

masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami tentang penyelesauiannya

yang diharapkan.

b. Pengungkapan masalah, siswa dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan

tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.

c. Evaluasi dan seleksi, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau

strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

Page 6: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 6 Di Palembang

d. Implementasi, siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk

menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya hingga menemukan

penyelesaian dari masalah tersebut.

Sedangkan menurut Aldous (2007) yang membuat diagram gabungan 4 langkah

model CPS dari Hadamard (1945) dan Wallas (1926) bersama dengan teori

lingkaran dari Shaw (1989) yaitu :

Gambar 1: Diagram of the classical model of creative problem solving

superimposed with Shaw’s feedback loops

Dari beberapa langkah metode CPS tersebut maka pemakalah

menggunakan langkah-langkah metode CPS dari hasil gabungan prosedur Von

Oech dan Osborn. Langkah dari metode CPS menurut Von Oech dan Osborn

lebih mencakup semuanya dan sesuai dengan pembelajaran matematika.

C. Indikator Metode Creative Problem Solving (CPS)

Metode CPS dalam pembelajaran matematika dapat diukur melalui

beberapa indikator. Indikator merupakan sasaran yang akan dicapai dalam proses

pembelajaran tersebut. Menurut Pepkin (2000:63) indikatornya sebagai berikut :

a. Siswa mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah.

Maksunya adalah siswa dapat membuat langkah-langkah proses pemecahan

masalah dengan memperkirakan keadaan konteks soal.

Comunication Loop

Lalas Loop

Vinacke Loop

Areti Loop

Rossman Loop

Preparing Illuminating Outcome

Incubating Elaborating

Page 7: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 7 Di Palembang

Contohnya :

A. Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini!

1.

2.

3.

B. Pindahkanlah 3 lingkaran pada segitiga kiri menjadi bentuk segitiga

dikanan dan tentukan luas yang diarsir kuning!

(Sumber : Leoang, 2010)

Dari soal tersebut, urutan langkah-langkah pemecahan masalah dibuat siswa

dengan kemungkinan-kemungkinannya adalah :

Page 8: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 8 Di Palembang

1) Meneliti gambar dengan mengumpulkan fakta-fakta dan informasi dari

gambar tersebut.

2) Menemukan beberapa gagasan yang berkaitan dengan gambar dan

memodifikasinya atau mengaitkan masalah tersebut dengan materi pokok

lain.

b. Siswa mampu menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan

masalah.

Maksudnya adalah siswa dapat menentukan langkah-langkah pengerjaan

melalui beberapa strategi pemecahan masalah. Kemungkinan-kemungkinannya

adalah :

1) Siswa langsung mencari luas yang diarsir sesuai dengan bentuknya.

2) Siswa mencari luas hanya satu daerah yang diarsir lalu dijumlahkan

sebanyak daerah yang diarsir tersebut.

3) Siswa mencari luas hanya satu daerah yang diarsir lalu dikalikan dengan

banyak daerah yang diarsir.

4) Siswa melihat dan meneliti bentuk lingkaran tersebut sehingga mendapat

kesimpulan bahwa daerah yang diarsir merupakan gabungan dari beberapa

lingkaran.

c. Siswa mampu mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan

tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.

Artinya, setelah membuat beberapa kemungkinan-kemungkinan solusi maka

siswa dapat menyeleksi strategi-strategi yang dianggap mudah dan efektif.

d. Siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal.

Artinya siswa dapat memilih dari kemungkinan pengerjaan solusi yang paling

mudah dan efektif dalam pemecahan masalah.

e. Siswa mampu mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan

strategi pemecahan masalah.

Dari strategi yang didapatkan, siswa mampu mengembangkannya menjadi

suatu jawaban

f. Siswa mampu mengartikulasikan bagaimana CPS dapat digunakan dalam

berbagai bidang dan situasi.

Page 9: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 9 Di Palembang

Maksudnya adalah siswa dapat menggunakan metode CPS pada pokok bahasan

matematika yang lainnya bahkan mata pelajaran lain. Siswa dalam setiap

proses pembelajaran menggunakan prosedur dari metode CPS.

Selain itu, dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan

metode CPS, dapat dilakukan penilaian proses yang menurut HOSA (2011)

sebagai berikut :

1) Mengerti masalah;

2) Efektifitas menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam pemecahan

masalah;

3) Penyelesaian yang logis;

4) Penyelesaian adalah hal penting dan bekerjasama;

5) Memberikan solusi yang baik dengan menyertakan data atau fakta-fakta;

6) Menunjukkan imaginatif dan inovatif digunakan untuk memberikan solusi

masalah;

7) Fakta dari kerja kelompok dalam mencari jawaban;

8) Organisasi, Pengiriman dan kualitas presentasi lisan;

9) Kualitas jawaban dari pertanyaan penilai; dan

10) Keseriusan kelompok dalam memaparkan hasil atau solusi yang diperoleh.

D. Metode Creative Problem Solving (CPS) dalam Pembelajaran

Matematika

Pembelajaran matematika menggunakan metode CPS dapat membuat siswa lebih

aktif dan kreatif dalam menciptakan solusi dari suatu masalah yang diberikan.

Metode CPS terdiri dari beberapa langkah dalam pembelajaran yang merupakan

proses untuk menimbulkan kreativitas anak. Diharapkan juga, langkah tersebut

menghasilkan fase berpikir divergen yang menghasilkan banyak ide (fakta,

definisi masalah, ide-ide, kriteria evaluasi, strategi implementasi), dan fase

konvergen yang banyak memberi ide yang diseleksi untuk dieksplorasi. Dalam

mengatasi kesulitan pelajaran matematika, diharapkan dapat membantu siswa

dengan menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah.

Page 10: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 10 Di Palembang

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran matematika dikelas adalah

sebagai berikut :

a. Tahap Awal

- Guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika.

- Mengulang kembali materi sebelumnya yang menjadi prasyarat materi yang

akan dipelajari siswa.

- Guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode CPS.

- Guru memberikan motivasi tentang pentingnya pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

b. Tahap Inti

- Siswa membentuk kelompok untuk melakukan Small discussion yang terdiri

dari 4 – 5 siswa yang dibentuk guru dan bersifat permanen.

- Guru membagikan LAS yang berisi materi permasalahan yang akan dibahas

dalam kelompoknya.

- Dalam kelompok, siswa secara bersama-sama memecahkan masalah

tersebut sesuai dengan petunjuk yang tersedia dalam LAS.

- Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah (dalam hal ini, guru

mempunyai peranan dalam menciptakan situasi yang memudahkan siswa

memunculkan pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming dalam

rangka menjawab pertanyaan atas dasar interest siswa).

Pada kegiatan berlangsung, guru hendaknya melakukan penekanan saat

pendampingan siswa saat menyelesaikan masalah. Setelah dibentuk

kelompok besar, langkah yang ditempuh siswa adalah :

1) Klarifikasi masalah

Siswa secara berkelompok mengklarifikasi masalah yang diperoleh

setelah guru menjelaskan materi pembelajaran. Siswa diharapkan dapat

mengetahui solusi yang diharapkan dalam LAS tersebut. Dalam tahap ini,

Page 11: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 11 Di Palembang

masing-masing kelompok mengajukan pemecahan masalah dari masalah

mereka.

2) Pengungkapan gagasan

Siswa masing-masing kelompok mengungkapkan pendapat sebanyak-

banyaknya dengan strategi pemecahan masalah yang dihadapi dalam

LAS tersebut.

3) Evaluasi dan seleksi

Setelah dibuat daftar strategi atau gagasan, siswa bersama guru

mengevaluasi dan menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi

pemecahan masalah sehingga menghasilkan strategi yang optimal.

Setelah keempat tahap tersebut, menuju ke implementasi. Dalam tahap

ini, siswa bersama kelompoknya memutuskan strategi pemecahan

masalah dan melaksanakan strategi yang dipilih dalam memecahkan

permasalahan sesuai dengan pendapat yang diajukan.

Setelah pekerjaan selesai, siswa mempresentasikan hasil kerja bersama

kelompoknya didepan kelas sesuai dengan kreativitas untuk

menyampaikan gagasannya. Siswa lain memberikan saran dan kritik dari

pihak lain untuk menghasilkan solusi yang optimal yang berkaitan

dengan pemecahan masalah. Kemudian, guru bersama siswa

menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Tahap Penutup

Siswa secara individu mengerjakan quiz untuk pemantapan materi dan guru

memberikan poin bagi siswa yang mampu dalam mengerjakan soal-soal yang

diberikan.

E. Penutup

Dalam proses pembelajaran matematika, guru berfungsi sebagai fasilitator

sehingga pembelajaran bukan berpusat pada guru melainkan pada siswa. Untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, guru harus dapat

Page 12: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 12 Di Palembang

memilih metode pengajaran yang baik sehingga dapat membuat siswa lebih

kreatif dan aktif. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Creative

Problem Solving (CPS). Metode ini mempunyai prosedur dan langkah-langkah

pembelajaran dalam memecahkan masalah dengan menciptakan solusi. Siswa

dituntut untuk aktif dan kreatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

matematika baik dalam NCTM maupun KTSP.

DAFTAR PUSTAKA

Aldous, Carol R. (2007). Creativity, problem solving and innovative science

insights from history, cognitive psychology and neuroscience.

International Education Journal, 8(2), 176 – 186. Tersedia :

http://ehlt.flinders.edu.au/education/iej/articles/v8n2/Aldous/paper.pdf.

Diakses : 6 mei 2012.

Alfeld, Peter. ny. Understanding Mathematics : G. Polya, How to solve it.

Tersedia : http://www.math.utah.edu/~pa/math/polya.html. Diakses : 7

Mei 2012.

Berns, Robert G. & Erickson, Patricia M. ny. Contextual teaching and learning :

prepazing students for the new economy. Tersedia :

www.eric.ed.gov/PDFS/ED452376.pdf. Diakses 28 April 2012. Diakses :

6 Mei 2012.

Davis, Gary. ny. Creative problem solving : Creativity is forever. Tersedia :

http://members.optusnet.com.au/charles57/Creative/Brain/cps.htm.

Diakses 6 Mei 2012.

Depdiknas. (2006). Pedoman memilih dan menyusun bahan ajar. Jakarta :

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Hermawan, Hendy. (2010). Teori belajar dan motivasi. Bandung : CV Citra

Praya.

HOSA. (2011). Creative problem solving. Event Guidelines. Tersedia :

www.hosa.org/natorg/sectb/cat-iv/cps.pdf. Diakses : 6 Mei 2012.

Johnson, Jerry. (2000). Teaching and learning mathematics : Using research to

shift from the “yesterday” mind to the “tomorrow” mind. Tersedia :

www.k12.wa.us. Diakses : 19 April 2012.

Page 13: Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…

Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 13 Di Palembang

Leong, Hon Wai. (2010). Fun and creative problem solving in mathematics and

computer science. School of Computing National University of

Singapore, 28 January 2010. Tersedia :

www.comp.nus.edu.sg/~leonghw/Outreach/2010-01-NYGH-CPS-6-on-

1.pdf. Diakses : 6 Mei 2012.

Pepkin, Karen L. (2000). Creative problem solving in math. Tersedia :

http://hti.math.uh.edu/curriculum/units/2000/02/00.02.04.pdf. Diakses : 6

Mei 2012.

Rosalin, Elin. (2008). Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung :

PT Karsa Mandiri Persada.

Sukino & Simangunsong, Wilson. (2007). Matematika untuk SMP kelas VIII.

Jakarta : Erlangga.

Sumarno, Alim. (2011). Model pembelajaran kooperatif. Tersedia :

http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/model-pembelajaran-

kooperatif. Diakses : 26 Maret 2012.

Supriatna, Dadang & Mulyadi, Mochamad. (2009). Konsep dasar desain

pembelajaran. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa

(P4TK dan PLB).

Suwarma, Dina Mayadina. (2009). Suatu alternatif pembelajaran kemampuan

berpikir kritis matematika. Jakarta : Cakrawala Maha Karya.

Van de Walle, John A. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah

pengembangan pengajaran edisi keenam jilid 1. Jakarta : PT Erlangga.

_____________________. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah

pengembangan pengajaran edisi keenam jilid 2. Jakarta : PT Erlangga.

Wahyudin. (2008). Kurikulum, pembelajaran, dan evaluasi. Bandung : CV. Ipa

Abong.

Wikipedia. (2012). Creative problem solving. Tersedia :

http://en.wikipedia.org/wiki/Creative_problem_solving. Diakses : 6 Mei

2012.