makalah bab 7 kelompok2 3a
DESCRIPTION
kkkkTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan sistem memiliki biaya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, proses
pengembangangan hendaknya dikelola dengan baik. Eksekutif perusahaan akan memberikan
tingkat pengawasan yang tinggi, sering kali para eksekutif tersebut ikut berpartisipasi di dalam
suatu streering committee sistem informasi manajemen yang mengawasi saluran proyek yang
sedang berjalan. Masing-masing proyek pada umumnya dikelola oleh seorang pemimpin
proyek.
Tujuan utama dari manajemen proyek adalah untuk mengendalikan biaya.
Mengestimasikan total biaya dari sudut proyek sebelum pekerjaan dimulai adalah proktik
yang umum dilakukan. Praktik ini meminta adanya perencanaan mendalam yang
diarahkan pada penentuan pekerjaan apa yang akan dikerjakan, oleh siapa, dan kapan.
Sejumlah teknik yang beberapa diantaranya melibatkan komputer dan internet, digunakan
dalam pengestimasian biaya-biaya proyek.
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem
ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja, persiapan,
defenisi, dan solusi. Di dalam setiap tahapan terdapat urut-urutan langkah. Upaya persiapan
terdiri dari atas melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan, dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan.
Upaya defenisi melanjutkan diri satu sistem ke tingkat subsistem dan menganalisis
bagian-bagian sistem dengan urutan-urutan tertentu. Upaya solusi melibatkan
pengidentifikasian solusi-solusi alaternatif, mengevaluasinya, dan memilih solusi yang
terbaik. Solusi ini kemudian diimplementasikan, dan ditindaklanjutkan untuk memastikan
bahwa masalah telah terpecahkan. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem,
pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem dan apa saja langkah-
langkahnya ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan siklus hidup pengembangan sistem (system
development life-cycle-SDLC) ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan prototyping dan apa saja jenisnya ?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Rapid Application Development ?
1.2.5 Apa yang menjadi dasar manajemen proyek ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem dan langkah-
langkahnya.
1.3.2 Mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus hidup pengembangan sistem
(system development life-cycle-SDLC).
1.3.3 Mengetahui apa yang dimaksud dengan prototyping dan jenisnya.
1.3.4 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Rapid Application Development.
1.3.5 Mengetahui apa yang menjadi dasar manajemen proyek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Sistem
Proses-proses pemecahan masalah secara sistematis pertama kali dikembangkan oleh
John Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sejarah buku di
tahun 1910, Dewey mengidentifikasi tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam
pecehan sebuah koversi secara memadai.
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan berbagai alternatif pendapat.
3. Membentuk satu penilaian.
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya
sifat berurutan dari pemecahan masalah mengidentifikasi suatu masalah. Pendekatan sistem
(system approach) adalah suatu urutan pemecahan masalah dengan memahami masalah
terlebih dahulu, kemudian mempertimbangkan berbagai solusi alternatif, dan pada akhirnya
memilih solusi yang terlihat paling baik.
2.1.1 Rangkaian Langkah-Langkah
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengakui pola dasar yang
sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi, kita menggunakan 10 langkah, yang
dikelompokkan menjadi tiga fase. Fase pertama, preparation effort (upaya persiapan), yaitu
mempersiapkan orang atau personel yang bertugas memecahkan masalah dengan memberi
mereka orientasi sistem. Fase kedua, definition effort (upaya definisi) yang terdiri dari
identifikasi masalah yang akan dipecahkan kemudian dilanjutkan dengan pemahaman
terhadap masalah tersebut. Fase ketiga, solution effort (upaya solusi) dengan melibatkan
indentifikasi solusi alternatif, evaluasi solusi alternatif, memilih salah satu yang terbaik,
menerapkan solusi terbaik, dan memastikan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan.
3
Gambar 1. Tahapan Upaya Pengembangan Sistem
1) Upaya Persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dikerjakan secara berurutan. Selain itu, langkah-
langkah ini dapat terjadi selama jangka waktu yang lama dimulai dari sekarang.
Langkah 1 – Melihat Perusahaan sebagai Suatu sistem
Anda harus dapat memandang perusahaan, anda sebagai suatu sistem. Hal ini dapat
terlaksana dengan mempergunakan meodel sistem umum. Anda seharusnya dapat melihat
bagaimana perusahaan atau unit organisasi Anda sesuai dengan model.
Langkah 2 – Mengenal Sistem Lingkungan
Hubungan perusahaan atau organisasi dengan lingkungan juga merupakan suatu hal
yang penting. Delapan unsur lingkungan yang telah diperlajari, memberikan suatu cara
yang efektif dalam memosisikan perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya.
Langkah 3 – Mengidentifikasi Sub Sistem Perusahaan
Sub sistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk. Bentuk termudah
yang dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis. Masing-masing area dapat dianggap
sebagai suatu sistem yang terpisah.
Manajer juga dapat melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai suatu subsistem.
Subsistem memiliki hubungan atasan-bawahan dan terhubung oleh arus informasi maupun
keputusan. Ketika manajer melihat perusahaan dengan cara seperti ini, arti penting arus
informasi menjadi jelas. Tanpa adanya arus ini manajemen di tingkat yang lebih tinggi
akan terpisah dari manajemen di tingkat yang lebih rendah.
4
Manajer juga dapat menggunakan arus sumber daya sebagai dasar untuk membagi
perusahaan menjadi subsistem-subsistem. Keuangan, sumber daya manusia, dan layanan
informasi semuanya mencerminkan unit-unit organisasi yang ditujukan untuk
memfasilitasi arus-arus sumber daya tertentu. Manajemen rantai pasokan akan
berkepentingan dengan pengolahan arus-arus sumber daya ini.
Ketika manajer dapat melihat perusahaan sebagai suatu sistem dari subsistem-
subsistem yang berada di dalam suatu lingkungan, maka suatu orientasi sistem telah
tercapai. Manajer telah menyelesaikan upaya persiapan dan kini siap untuk
mempergunakan pendekatan sistem dalam memecahkan masalah.
2) Upaya Defenisi
Upaya defenisi biasanya dirancang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger)-
suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalah lebih baik atau lebih buruk dari
yang telah direncanakan. Sinyal ini dapat berasal dari dalam perusahaan atau
lingkungannya, dan akan mengawali suatu proses pemecahan masalah. Gejala
(symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh masalah dan biasanya lebih jelas
dari pada akar masalah tersebut.
Kita mendefinisikan suatu masalah sebagai suatu kondisi atau kejadian yang
merugikan atau berpotensi merugikan atau mengungtungkan atau berpotensi
menguntungkan bagi perusahaan.
Langkah 4 - Mengalihkan Sistem Menjadi Sub Sistem.
Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah, analisis akan memulai pada
sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat berupa perusahaan
atau salah satu unitnya. Analisis kemudian dilanjutkan menuju ke bawah hierarki sistem,
tingkat demi tingkat.
Manajer pertama kali mempelajari posisi sistem sehubungan dengan lingkungannya.
Selanjutnya, manajemen menganalisis sistem dilihat dari subsistem-subsistem-nya.
Tujuan dari analisis dari atas ke bawah in adalah untuk mengidentifikasi tingkat sistem di
mana terdapat penyebab terjadinya masalah.
5
Langkah 5- Analisis Bagian-Bagian Sistem dalam Urutan Tertentu.
Saat manajer mempelajari setiap tingkat sistem, elemen-elemen sistem dianalisis
secara berurutan.
Elemen 1- Mengevalusi Standar.
Standar kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana,
anggaran dan kuota. Manajemen menentukan standar dan harus memastikan bahwa
standar tersebut realistis, dapat dipahami, dapati diukur, dan valid.
Elemen 2- Membandingkan Output Sistem dengan Standar
Setelah manajer merasa puas dengan standar-standarnya. Mereka lalu mengevaluasi
output sistem dengan membandingkannya pada standar.
Elemen 3- Mengevaluasi Manajemen.
Diberikan satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem.
Elemen 4- Mengevaluasi Prosesor Informasi.
Ada kemungkinan terdapat tim menajemen yang baik, namun tim tersebut tidak
mendapatkan informasi yang ia butuhkan. Jika kasusnya seperti ini, kebutuhan harus
diidentifikasi dan sistem informasi yang memadai harus dirancang dan
diimplementasikan.
Elemen 5 -Mengevaluasi Input dan Sumber Daya Input.
Ketika analisis pada sistim di tingkat ini telah tercapai, sistem konseptual tidak lagi
menjadi masalah, dan masalah terdapat pada sistem fisik, analisis akan dilakukan oleh
sumber daya fisik di dalam unsure input dari sistem.
Elemen 6- Mengevaluasi Proses Tranformasi.
Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efesien dapat menimbulkan
kesulitan dalam mengubah input menjadi output. Otomatisasi, robot, desain dan produk
yang dibantu oleh komputer, serta produksi yang diintegrasikan oleh komputer adalah
dari upaya untuk memecahkan masalah.
Elemen 7- Mengevaluasi Sumber Daya Output.
Dalam menganalisis elemen 2, kita memberikan perhatian pada output yang
diproduksi oleh sistem. Di sini kita akan mempertimbangkan sumber daya fisik dalam
elemen outuput suatu sistem.
6
Dengan selesainya upaya defenisi, lokasi masalah jika dilihat dari tingkat dan
unsur sistem telah ditentukan, kini masalah akan dapat dipecahkan.
3) Upaya Pemecahan Masalah
Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternative-alternatif yang layak,
pemilihan alternative terbaik, dan diimplementasikan, jangan lupa menindaklanjuti
implementasikan untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.
Langkah 6 – Mengidentifikasi Berbagai Solusi Alternatif.
Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang
sama. Sebagai contoh, asumsikan bahwa masalahnya adalah sebuah komputer yang tidak
dapat menangani peningkatan volume aktivitias perusahaan.
Terdapat tiga solusi alternatif yang diidentifikasi:
1. Menambahkan lebih banyak alat ke komputer yang sudah ada untuk meningkatkan
kapasitas dan kecepatannya.
2. Mengganti komputer yang ada dengan komuter yang lebih besar.
3. Mengganti komputer yang ada dengan LAN komputer-komputer yang lebih kecil.
Langkah 7 - Mengevaluasi Berbagai Solusi
Semua alternatif harus dievaluasi dengan mengggunakan kriteria evaluasi yang sama,
yang mengukur seberapa baik satu alternatif akan memecahkan masalah. Evaluasi akan
menghasilkan keuntungan dan kerugian dari pengimplementasian masing-masing alternatif.
Namun ukuran fundamentalnya adalah sampai sejarah mana satu alternatif memungkinkan
sistem mencapai tujuannya.
Langkah 8 – Memilih Solusi Terbaik.
Setelah mengevaluasi alternatif-alternatif, kita harus memilih alternatif yang terbaik.
Henry Mintzberg, seseorang teoretikus manajemen, mengidentifikasi tiga cara yang
dilakukan manajer dalammemilih alternatif yang terbaik.
1. Analisis- Suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan, dengan mempertimbangkan
konsekuensinya pada sasaran organisasi.
2. Judgement- Proses penilaian atau pertimbangan dari seorang manajer.
3. Tawar-menawar- Negoisasi di antara beberapa manajer.
7
Langkah Sembilan – Menerapkan Solusi
Masalah tidak terpecahkan hanya dengan memilih solusi terbaik, namun solusi tersebut
haruslah segera diterapkan dalam penyelesaian masalah.
Langkah Sepuluh – Membuat Tindak Lanjut untuk Memastikan bahwa Solusi itu
Efektif
Manajer dan pengembang harus selalu mampu mengatasi situasi untuk memastikan
bahwa solusi yang dipilih memiliki kinerja seperti yang direncankan. Jika solusi ternyata
tidak sesuai seperti yang diharapkan, perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap langkah-
langkah pemecahan untuk menentukan di mana letak kesalahannya, kemudian dicoba lagi.
2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Siklus hidup pengembangan system (system development life-cycle-SDLC) adalah
suatu aplikasi dari pendekatan sistem untuk pengembangan suatu sistem informasi.
2.3 SDLC Tradisional
Para pengembang sistem perlu melakukan beberapa tahap dengan urutan tertentu jika
proyek ingin berhasil dengan baik. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan
2) Analisis
3) Desain
4) Implementasi
5) Penggunaan
Karena pekerjaan mengikuti suatu pola berurutan dan dilakukan dengan metode top-
down, SDLC tradisional sering dikenal dengan pendekatan air terjun (waterfall approach).
Aliran aktivitas berjalan satu arah dari awal sampai proyek selesai.
8
Gambar 2. Pola Melinglar dari Siklus Hidup Sistem
2.4 Pembuatan Prototipe (Prototyping)
Seiring berjalannya waktu, siklus pada pola SDLC tradisional memiliki banyak
kelemahan. Untuk mengatasi hal ini, maka para pengembang mencoba menerapkan teknik
yang telah terbukti efektif memecahkan masalah ini, yaitu pada proyek pengembangan desain
otomotif yang dinamakan prototype.
Prototype adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan
calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan
berfungsi bila telah disusun dalam bentuk yang lengkap. Prosesnya dinamakan prototyping.
Tujuannya adalah menghasilkan prototype secepat mungkin.
2.4.1 Jenis-jenis Prototipe
Ada dua jenis prototype yaitu :
1) Prototipe Evolusioner
Prototipe evolusioner adalah prototipe yang secara terus menerus diperbaiki
sampai semua kriteria sistem baru yang dibutuhkan pengguna terpenuhi, baru
prototype tersebut memasuki proses produksi dan menjadi sistem nyata. Ada empat
langkah yang diambil dalam pengembangan suatu protipe evolusioner, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan pengguna.
2. Mengembangkan prototype.
3. Menentukan apakah prototype bias diterima atau tidak.
4. Menggunakan prototipenya.
9
Gambar 3. Pembuatan Prototipe Evolusioner
2) Prototipe Requirement
Prototipe requirement dikembangkan sebagai cara untuk menentukan kebutuhan
fungsional dari sistem baru pada saat pengguna tidak mampu mengungkapkan
dengan tepat apa yang mereka butuhkan.
Gambar 4. Pembuatan Prototipe Requirement
10
Ada tujuh langkah yang diambil dalam pengembangan suatu prototype
requirement, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
2. Mengembangkan prototype.
3. Prototype diterima atau tidak?
4. Memprogram system baru.
5. Menguji system baru.
6. Mempertimbangkan apakah system baru tersebut bisa diterima atau tidak.
7. Menggunakan system yang baru dalam proses produksi.
2.4.2 Daya Tarik Prototyping
Baik para pengguna dan pengembang tertarik pada prototyping dengan alasan
berikut :
1) Komunikasi antara pengguna dan pengembang meningkat.
2) Pengembang dapat mempelajari dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan
pengguna secara tepat.
3) Pengguna berperan lebih aktif dalam pengembangan system.
4) Pengembang dan pengguna memerlukan lebih sedikit usaha dan waktu dalam
mengembangkan system.
5) Implementasi akan lebih mudah sebab pengguna mengetahui apa yang akan
didapat dari system baru tersebut.
2.4.3 Potensi Kegagalan Prototyping
Hal-hal yang menyebabkan kegagalan pada prototyping adalah :
1) Terburu-buru dalam membuat prototype dapat menyebabkan pengembang
mengambil jalan pintas dalam mendefinisikan masalah, membuat evaluasi
alternative dan dokumentasi.
2) Pengguna mungkin terkesan terhadap prototype, sehingga mempunyai yang
tidak realistis terhadap system produksi.
3) Interaksi antara computer dan manusia yang difasilitasi oleh protyping tools
tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik.
11
2.5 Rapid Application Development
Rapid application development (RAD) adalah sebuah istilah yang dibuat oleh James
Martin, seorang konsultan computer, untuk menggambarkan suatu siklus hidup
pengembangan yang dibuat untuk menghasilkan system secara cepat tanpa menurunkan
kualitas.
RAD adalah seperangkat strategi, metodologi, dan peralatan yang terintegrasi dalam
satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut rekayasa informasi (information engineering).
Rekayasa informasi adalah nama yang diberikan Martin bagi pendekatan menyeluruh terhadap
pengembangan system. Istilah enterprise digunakan untuk menggambarkan keseluruhan
perusahaan.
2.5.1 Unsur-Unsur Penting RAD
RAD memerlukan empat unsur penting, yaitu :
1) Manajemen, khususnya manajemen puncak, harus merupakan orang yang suka
bereksperimen dan melakukan hal baru atau orang yang cepat tanggap dalam
mempelajari dan menggunakan metodologi baru.
2) Manusia, akan dibentuk sebuah tim yang memiliki ahli yang berbeda untuk
menangani perencanaan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, penelaahan
pengguna dan cutover.
12
3) Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari
empat tahap yaitu : perencanaan kebutuhan, rancangan pengguna, konstruksi, dan
custover.
4) Tools (Peralatan), RAD tools terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman
generasi keempat dan peralatan CASE Tools yang memudahkan prototyping dan
pembuatan kode.
2.6 Pengembangan Berfase Metodologi pengembangan system yang digunakan oleh banyak perusahaan saat ini
merupakan kombinasi SLDC tradisional, prototyping, dan RAD – dengan mengambil
kelebihan masing-masing. Tahap-tahap metodologi pengembangan berfase akan digambarkan
pada gambar di bawah ini :
Gambar 5. Tahapan Metodologi Pengembanga Berfase
13
2.6.1 Tahap-Tahap Pengembangan Berfase
1) Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan
masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup
sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi
sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2) Analisis
Pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-
masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan
informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk model-
model proses, data dan objek.
3) Desain
Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain
untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain
dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
4) Konstruksi Awal
Pengembangan membuat dan menguji peranti lunak dan untuk setiap modul
sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
5) Konstruksi Akhir
Peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sismtem yang lengkap,
yang diuji bersama-sama dengan datanya.
6) Pengujian dan Pemasangan Sistem
Pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya
mencakup perantik lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya-
peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.
2.6.2 Fase-Fase Modul
Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis data, dan antar
muka Web. Jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem, mulai dari satu
hingga sekitar selusin. Semua dapat terlihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain,
konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing
14
modul. lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan
pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.
Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling
sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk
pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi
menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara
terpisah.
2.7 Desain Ulang Proses Bisnis
Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat dan organisasi perlu
mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan. Manajemen sering kali menyimpulkan
bahwa pendekatan-pendekatan baru dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan dibidang
teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa
ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business
procces redesign-BPR ). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1) TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang
hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem-sistem
seperti ini disebut system warisan (legacy systems), karena mereka terlalu berharga
untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS.
2) Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha
ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang
system informasi.
Untuk menerapkan BPR, ada 3 teknik yang dipergunakan dengan menggunakan
Teknologi Informasi, yaitu Rekayasa terbalik, restrukturisasi, dan rekayasa ulang.
2.7.1 Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Rekayasa terbalik
adalah proses menganalisis sisem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan
saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi
pada tingkat abstaksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini.
15
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang
diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam uraian-uraian
yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi
entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti
lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem
agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.
2.7.2 Restrukturisasi
Restrukturisasi adalah proses transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa
mengubah fungsionalitasnya. Contoh: Program yang ditulis pada awal penggunaan
komputer tidak banyak terdapat standar pemrograman dan kemudian berkembang menjadi
format yang terstruktur. Sama halnya dengan restrukturisasi dapat dilakukan dalam arah
mundur melalui tiap tahap siklus hidup sistem. Hasilnya iyalah sistem yang terstruktur
lengkap.
2.7.3 Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya
dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Untuk mengubahnya diperlukan pengetahuan
mengenai sistem yang akan diubah. Pengembangan sistem ini disebut rekayasa maju.
2.8 Menempatkan SDLC Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase,
dan BPR dalam Perspekif
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodoligi. SDLC
tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan
system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi
masal dan di akhiri dengan penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari
pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD
merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC.
2.9 Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur
(flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program.
16
Internasional organization for standardization(ISO) menciptakan standar untuk bentuk-
bentuk symbol flowchart,memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Standar flowchart ISO
menentukan spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara
tepat bahkan dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling ahli sekali pun.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan.
Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.
2.9.1 Diagram Arus Data (DFD)
Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah
sistem yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data
mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Symbol-simbol tersebut
mencerminkan :
1) Unsur-unsur lingkungan dengan system berinteraksi,
2) Proses,
3) Arus data, dan
4) Penyimpanan data.
Unsur-unsur lingkungan, unsur-unsur lingkungan berada diluar batas system. Unsur-
unsur ini memberikan input data kepada system dan menerima output data dari system.
Proses, proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output proses dapat
digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah
persegi panjang tegak bersudut melingkar.
Arus data, arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan
secara logis (mulai dari satu unsur data tungal hingga satu file atau lebih) yang bergerak
dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain.
Penyimpanan data, ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu,
maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan
data adalah suatu gudang.
Tingkat Diagram Aliran Data. Sebuah diagram yang mendokumentasikan dengan
tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (conteks diagram). Sebuah diagram
yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n ( figure n diagram).
17
Diagram Konteks. Diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem dalam
suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu simbol proses tunggal yang
melambangkan keseluruhan sistem. Ketika meenggambarkan sebuah diagram konteks,
anda:
1) Hanya menggunakan satu symbol proses saja.
2) Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.
3) Jangan memberikan nomor pada sistem proses tunggal.
4) Memasukan seluruh terminator untuk sistem.
5) Menunjukan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.
Diagram Gambar. Diagram gambar dipergunakan untuk menjelaskan sistem secara
mendetail.
2.9.2 Use Case
Use Case adalah deskripsi naratif ringkasan ata dialog yang terjadi antara sistem
primer dan sekunder. Adadua format use case. Pertama adlah naratif berkelanjutan dengan
masing-masing tindakan diberi nomer secara beruntun. Kedua disebut format ping pong
sebab terdiri dari dua naratisf dan nomor menandai bagaimana tugas dilaksanakan sevara
bergantian antara sistem primer dan sekunder.
Operator data entry memsuki sistem menggunakan password.Sistem memverifikasi
password atau menolak operasi memasuku sistem.
Operator data entry memasukkan data pemesanan barang ke dalam komputer. Data
pemesanan barang meliputi:
1) Nomor pelanggan
2) Nomor item pesanan
3) Jumlah pesanan
Program pemesanan barang mengaskses file master untuk memverifikasi akurasi:
1) Nomor pelanggan
2) Nomor item pemesan
Jika verifikasi menemukan bahwa nomor yang dimasukkan ternyata salah, program
akan menampilkan pesan pemeritahuan kesalahan dan meminta operator untuk
memasukkan kembali nomor yang benar. Dalam contoh ini ,tindakan melibatkan operator
18
data entry dan sistem pemesanan barang. Saat operator ingin mengakhiri proses
pemasukkan data ,maka opertor akan memilih menu log off dan keluar dari sistem.
2.9.3 Kapan Menggunakan Data Flow Diagram dan Use Case
Diagram aliran data dan use case paling sering digunakan selama tahap investigasi
awal dan taham analisis dalam metodologi pengembangan berfase.
2.10 Manajemen Proyek
Proyek pengembangan sistem pertama dikelola oleh manajer dari unit IT, dibantu oleh
manajer analisis sitem, manajer manajer programming dan manajer operasi. Melalui berbagai
macam percobaan, tanggung jawab pengembangan sistem dalam berbagai hal secara
berangsur-angsur mencakup tingkat manajemen yang lebih tinggi, yaitu para manajer dari
tingkat strategis. Saat ini manajemen sisklus hidup dapat dikembangkan ke beberapa level
organisasi dan melibatkan manajer-manajer diluar IT.
Bila sistem mempunyai nilai strategis atau memengaruhi seluruh organisai, presiden,
komite eksekutif perusahaan atau wakil presiden akan memutuskan untuk mengatur dan
mengawasi proyek pengembangannya.
2.10.1 Steering Committe (Komite Pengendali)
Ketika perusahaan menetapkan suatu komisi pengendalian yang bertugas
mengendalikan dan mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perisahaan, komisi
tersebut diberi nama management information system steering committe (MIS-SC) atau
Komite Pengendali Sistem Manajemen Informasi.
Tiga fungsi utama dari MIS-SC :
1) Menetapkan Kebijakan yang memastikan dukungan komputer dalam mencapai
tujuan strategis perusahaan.
2) Menyediakan Kendali Fisik dengan bertindak sebagai pejabat yang berwenang
memberi pertujuan bagi permintaan dana yang terkait dengan penggunaan
komputer.
3) Memecahkan Konflik yang muncul berkenaan dengan prioritas penggunan
komputer.
19
Dengan fungsi-fungsi ini, maka tugas MIS-SC adalah menjalankan seluruh strategi
yang dibuat oleh komite eksekutif dan perencanaan strategis sumber daya informasi.
Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalam steering committe (komite
pengendali), dua keuntungan utama ,kemungkinan ditingkatkan:
1) Komputer anak digunakan untuk mendukung para pemakai seluruh perusahaan itu.
2) Proyek komputer akan mempunyai karakteristik perancnaan dan pengendalian
baik.
MIS-SC adalah bukti paling nyat bahwa perusahaan berusaha membuat sumber
daya informasi tersediadan mudah digunakan untuk semua pengguna yang mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda.
2.10.2 Kepemimpinan Proyek
MIS-SC sering terlibat langsung dengan deail-detail pekerja lapangan. Segala hal yang
menyangkut pekerja lapangan menjadi tanggungjawab tim proyek. Satu tim umumnya
memiliki cukup banyak angguta yang berasal dari kalangan pengguna, ahli informasi dan
internal auditor. Auditor memastikan bahwa desain sistem dibuat memenuhi stantar-standar
sesuai dengan permintaan. Aktivitas tim diarahkan oleh pemimpin tim atau pemimpin
proyek yang memberikan arhan selama proyek berlangsung. Berbeda dengan MIS-SC yang
memantau terus jalannya sistem pasca implementasi.
2.10.3 Mekanisme Manajemen Proyek
Dasar manajemen proyek adalah rencana proyek, yang disiapkan selama tahap
investigasi awal dalam metodologi pengambangan berfase. Perencanaan pertama dirancang
secara umum, kemudian dibuat menjadi spesifik. Rencana terperinci adalah bagan Gantt
(Gantt chart), yang mengidentifikasi tugas-tugas, siapa yang akan melaksanakan dan kapan
akan dilakukan.
Grafik Gantt (Gantt Grafik) adalah sebuah grafik batang horizontal yang
mencantumkan satu grafik batang untunk setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Grafik-
grafik batang tersebut disusun dalam urut-urutan waktu.
Pelengkap dari bagan Gantt adalah diagram network. Diagam network disebut juga
gram CMP (Critical Path Method) atau PERT (Program Evaluation and Review
20
Technique), adalah suatu gambar yang mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan
dalam proyek pengembangan sistem.
Bagan Gantt dan gram network adalah contoh dari laporan grafik. Laporan naratif
dalam bentuk laporan tertulis mingguan yag disiapkan oleh pimpinan proyek.
21
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Pendekatan sistem (system approach) adalah suatu urutan pemecahan masalah dengan
memahami masalah terlebih dahulu, kemudian mempertimbangkan berbagai solusi
alternatif, dan pada akhirnya memilih solusi yang terlihat paling baik. Pendekatan sistem
terdiri atas tiga fase upaya, yaitu upaya persiapan, upaya definisi, dan upaya solusi.
3.2 Siklus hidup pengembangan system (system development life-cycle-SDLC) adalah suatu
aplikasi dari pendekatan sistem untuk pengembangan suatu sistem informasi. Pendekatan
SDLC memiliki lima tahapan yaitu : perencanaan, analisis, desain, implementasi dan
penggunaan. Evolusi dari SDLC antara lain : SDLC tradisional, prototyping dan
pengembangan berfrase.
3.3 Prototyping adalah proses pembuatan prototype. Dalam prototype terdiri dari dua jenis
yaitu : Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) dan prototype persyaratan
(requirements prototype).
3.4 Rapid application development (RAD) adalah sebuah istilah yang menggambarkan suatu
siklus hidup pengembangan yang dibuat untuk menghasilkan system secara cepat tanpa
menurunkan kualitas.
3.5 Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama tahap
investigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan
proyek, kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan, kita akan dapat
mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama-tama
dirancang dalam bentuk umum dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format
yang populer untuk rencana terinci adalah grafik Gantt, yang mengidentifikasi pekerjaan-
pekerjaan, siapa yang akan melaksanakannya, dan kapan akan dilaksanakan.
22