kmb jurnal 1

Upload: novii-nunna

Post on 18-Jul-2015

1.014 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Latar Belakang Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun (Brunner & Suddarth, 2001). Penyakit ginjal kronis, merupakan permasalahan bidang nefrologi dengan angka kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas dan komplek, sering tanpa keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun ke stadium terminal (gagal ginjal terminal). Pasien penyakit ginjal kronis di evaluasi selain untuk menetapkan diagnosa jenis penyakit ginjal, juga untuk mengetahui adanya penyakit penyerta, derajat penyakit dengan menilai fungsi ginjal, komplikasi yang terkait dengan derajat fungsi ginjal. Dalam kasus saat ini gagal ginjal kronis tidak hanya dialami oleh orang tua saja tetapi juga bisa dialami oleh remaja maupun anak-anak, hal ini disebabkan oleh zat pemanis, pewarna dalam minuman yang berenergi (minuman energi drink). Kebiasaan minuman itu yang berkepanjangan maka menyebabkan kerja ginjal menjadi berat dan akhirnya merusak ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal kronik. Penerimaan diri (acceptance) merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri, ia dapat menerima keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mereka bebas dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri karena keterbatasan diri serta kebebasan dari kecemasan akan adanya penilaian dari orang lain terhadap keadaan dirinya (Maslow dalam Hjelle dan Ziegler, 1992).

Banyaknya kejadian gagal ginjal kronik di masyarakat perlu mendapatkan perhatian serius mengingat banyak permasalahan yang terjadi pada klien dengan gagal ginjal kronik. Pasien pada gagal ginjal kronik merasakan respon kehilangan yang cukup berat, dengan tahap penerimaan yang berbeda-beda tergantung mekanisme koping sebagai pertahanan melawan respon kehilangan. Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan masalah yang tidak jarang ditemukan pada anak. Kemajuan yang pesat dalam pengelolaan menjadikan prognosis penyakit ini membaik sehingga pengenalan dini GGK merupakan masalah yang penting. Membaiknya pengobatan pada akhir-akhir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bertambahnya pengertian tentang patofisiologi GGK, aplikasi yang tepat dari prinsip pengelolaan medis GGK, dan kemajuan teknologi dalam tehnik dialisis serta transplantasi ginjal. Pada saat ini, telah dimungkinkan pengelolaan GGK pada anak yang sangat muda, pengelolaan ditujukan untuk mempertahankan kemampuan fungsional nefron yang tersisa selama mungkin dan memacu pertumbuhan fisik yang maksimal, sebelum dilakukannya dialisis atau transplantasi.1 Sulit untuk menentukan secara pasti angka kejadian GGK pada anak. ada tahun 1972, American Society of Pediatric Nephrology memperkirakan diantara anak yang berumur di bawah 16 tahun terdapat 2.5-4 persejuta populasi dari umur yang sama menderita GGK pertahunnya. Tujuan Untuk mengetahui apakah gagal ginjal kronik pada anak dapat menyebabkan kelainan metabolisme mineral dan pertumbuhan pada tulang, sehingga diperoleh patofisiologi dari kasus tersebut. Dan dapat menentukan asuhan keperawatan serta penatalaksaan yang tepat pada kasus tersebut.

Tinjuan Pustaka 3.1 Mengenal Organ Ginjal Ginjal adalah dua organ berbentuk seperti kacang yang terletak di belakang rongga perut. Panjang dan beratnya bervariasi yakni sekitar 6 cm dan 24 gram pada bayi lahir cukup bulan sampai 12 cm atau lebih dari 150 gram pada orang dewasa.A.2

Gambar anatomi ginjal dan bagian-bagiannya. Meskipun ukurannya kurang lebih hanya sekepalan tangan, namun fungsi ginjal sangat mengagumkan. Fungsi utamanya adalah menyaring darah dan mengeluarkan zat-zat sisa hasil proses di dalam tubuh. Ginjal mampu menyaring 200 liter darah (bila sebuah gelas ukurannya 200 ml, maka jumlah darah total yang disaring sebanding dengan 1.000 gelas!)

Secara ringkas, fungsi ginjal pada keadaan sehat adalah sebagai berikut: menyaring darah dan membuang zat-zat sisa metabolisme menjaga keseimbangan air dan garam untuk mengontrol cairan dalam tubuh mengendalikan tekanan darah berperan dalam pembentukan sel darah merah berperan dalam pemeliharaan fungsi tulang mengendalikan jumlah zat (elektrolit) dalam darah seperti kalium, kalsium, magnesium dan fosfat 3.4 Gagal Ginjal Gagal ginjal berarti menurunnya fungsi ginjal akibat adanya kerusakan pada ginjal. Dengan adanya penurunan fungsi ginjal ini maka terjadi peningkatan zat sisa metabolisme dan terjadi

gangguan keseimbangan carain dan zat-zat yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Dengan demikian, pengukuran berkala fungsi ginjal perlu dilakukan dengan melakukan pemeriksaan ureum dan kreatinin. Sedangkan untuk mengukur fungsi ginjal dokter akan menghitung laju filtrasi ginjal (LFG) melalui suatu rumus. 3.5 Penyebab Gagal Ginjal pada Anak Gagal ginjal dapat terjadi akut dan kronik. Dikatakan akut bila penurunan fungsi ginjal terjadi secara mendadak. Meski akut dapat juga berlangsung lama namun biasanya gagal ginjal akut berlangsung singkat dan dapat kembali ke kondisi semula bila halhal yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal dapat kita atasi. Sedangkan pada kondisi kronik, kondisi ginjal tidak akan kembali seperti sediakala, dan cenderung makin memburuk. 3.6 Gagal Ginjal Kronik Sejatinya, istilah gagal ginjal kronik sebenarnya sudah tidak digunakan lagi. Istilah ini digantikan dengan istilah yang lebih tepat yakni penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik ditandai adanya penurunan laju filtrasi ginjal (LFG) dibawah angka 60 dan telah berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Gagal ginjal terutama dimaksudkan pada kondisi dimana fungsi ginjal sudah sedikian menurunnya yang ditandai dengan angka LFG dibawah 15. Kondisi ini disebut juga gagal ginjal terminal dan memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis (misalnya hemodialisis) atau cangkok (transplantasi) ginjal. Tahapan penyakit ginjal kronik dibagi atas lima stadium, seperti tercantum pada table berikut: Stadium Keterangan 1 2 3 4 5Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau

Nilai LFG (ml/menit/1.73 m2) > 90 60 89 30 5915 29

Kerusakan ginjal dengan LFG ringan Kerusakan ginjal dengan LFG sedang Kerusakan ginjal dengan LFG berat Gagal ginjal

< 15

Penyebab gagal ginjal kronik disebabkan adanya kelainan bawaan lahir (disebut sebagai kelainan kongenital),

glomerulonefritis, penyakit yang melibatkan banyak sistem tubuh misalnya diabetes, hipertensi, dan lainnya. 3.7 Gambaran Anak dengan Gagal Ginjal Umumnya, anak dengan gagal ginjal datang ke dokter dengan berbagai keluhan yang berkaitan dengan penyakit utamanya, atau sebagai akibat dari penurunan fungsi ginjalnya. Secara umum, gejala yang ditunjukkan pada gagal ginjal adalah sebagai akibat dari kondisi: kegagalan tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang ditandai adanya dengan sembab pada tubuh. Gangguan elektrolit misalnya kondisi asamnya pH darah (asidosis) dapat mempengaruhi pertumbuhan anak menumpuknya racun (toksin) urem di dalam darah (uremia) dengan gejala seperti tidak nafsu makan (anoreksia), mual, dan muntah. Kondisi ini lambat laun akan menimbulkan malnutrisi dan protein pada anak. adanya gangguan fungsi hormon misalnya hormon yang berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritropoietin) dan vitamin D3. Kekurangan eritropoetin akan menimbulkan anemia dan kekurangan vitamin D3 menimbulkan masalah pada tulang anak. gangguan respon terhadap hormon pertumbuhan. Pola pertumbuhan setiap anak dengan GGK dipengaruhi oleh faktor usia anak, umur saat mulai timbul gejala gagal ginjal dan jenis terapi yang diberikan. Pada gagal ginjal, pertumbuhan dapat tidak optimal yang mengakibatkan berkurangnya tinggi badan akhir. Pada anak dengan gagal ginjal, khususnya penyakit ginjal kronik, dapat dijumpai kondisi peninggian tekanan darah atau hipertensi. Kondisi ini dapat berasal dari penyakit ginjal utamanya misalnya adanya refluks nefropati, penyakit ginjal polikistik, atau pada tahapan lanjut gagal ginjal kronik akibat adanya tertahannya garam dan air di dalam tubuh. 3.8 Gangguan Mineral dan Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik ( GMT-PGK). Gangguan mineral dan tulang pada penyakit ginjal kronik (GMT-PGK) ialah suatu sindrom klinik yang terjadi akibat gangguan sistemik pada metabolisme mineral dan tulang pada PGK. Sindrom ini mencakup salah satu atau kombinasi dari hal hal berikut : - Kelainan laboratorium yang terjadi akibat gangguan metabolisme calsium, fosfat, HPT dan vitamin D. - Kelaianan tulang dalam hal turover, mineralisasi, volume, pertumbuhan linier dan kekuatannya.

- Kalsifikasi vaskuler atau jaringan lunak lain. Klasifikasi GM 65 pg/ ml) untuk mempertahankan pembentukan kembali tulang yang normal pada anakanak dipertahankan pada dialisis berdasarkan dan biopsy uji PTH utuh diusulkan bahwa alat Peneliti telah adalah 7pada korelasi pengukuran iPTH tulang temuan histologis. Awalnya berpikir bahwa mengukur 7-84PTH PTH fragmen. Akibatnya, berhubungan lebih baik

mungkin melebih-lebihkan "kebenaran" PTH biologis aktif karena juga tes PTH yang lebih baru yang hanya mengukur molekul 1-84PTH dapat dengan perubahan tulang. kemungkinan melaporkan bahwa 84PTH fragmen, 84PTH yang dapat non-1-84PTH, besar

mungkin bertentangan

dengan aktivitas kerangka1untuk mempertahankan

menjelaskan kebutuhan

tingkat PTH lebih tinggi pada pasien ini. Studi klinis pada pasien anak dipertahankan pada dialisis peritoneal telah menunjukkan bahwa korelasi yang signifikan dan generasi dua tes. Meskipun penggunaan vitamin D yang meluas pada gagal dilaporkan pada kedua antara generasi (CAP / Whole) pertama (Utuh / IRMA / ICMA) uji PTH dan akurasi dalam

memprediksi tingkat pembentukan tulang adalah serupa antara PTH

ginjal kronis, temuan histologist

osteomalacia masih

orang dewasa dan anak-anak. Kekurangan vitamin D adalah sangat lazim terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronis dan telah dikaitkan dengan pengembangan hiperparatiroidisme sekunder 1.1.3 Kalsifikasi ekstraskeletal Telah terjadi peningkatan minat dalam pengertian patogenesis dan klinis kalsifikasi vaskular pada anak dengan gagal ginjal kronis. Tingkatan yang lebih tinggi dari angka kelahiran dan angka kematian yang terkait dengan kejadian koroner telah digambarkan pada pasien dewasa saat terapi dialisis. Studi klinis telah menunjukkan bahwa risiko kalsifikasi vaskular adalah keterkaitan dengan hiperfosfatemia, hiperkalsemia, tingginya produksi kalsium fosfat, tingginya tingkat PTH, lamanya waktu dialisis dan pencegahan dengan kalsitriol. Dalam penelitian in vivo dan in vitro telah menunjukkan bahwa kalsifikasi vaskular tidak hanya pasif tapi sebuah proses seluler aktif termasuk yang kurang teratur dari beberapa faktor utama yang penting dalam pennghambatan dari deposisi mineral termasuk protein tulang morfogenetik, fetuin A, dan osteoprotegerin. Kelainan ketebalan arteri karotis, meningkatnya masa ventrikel kiri dan disfungsi kekurangan diastolik terjadi pada anak-anak dan remaja pada gagal ginjal awal stadium 2.

1.1.4 Penilaian Kepadatan Mineral Tulang

Penggunaan DXA untuk mengukur kepadatan mineral tulang pada pasien anak-anak dan dewasa dengan gagal ginjal tetap kontroversial. Pengukuran dari kepadatan mineral tulang dapat menggunakan scan DXA dalam tahap pertumbuhan atau pubertas dengan gagal ginjal dan (impaired) garis pertumbuhan mungkin salah sejak area perencanaan terlalu kecil. Dalam perbedaan nyata, penafsiran lebih mungkin terjadi dalam (presence) dari kalsifikasi extraskeletal dan sklerosis di akhir dari tulang vertebra. Pengukuran DXA terbatas oleh 2 penilaian dimensi dan

menunjukkan pemeliharaan tulang trabecular. Hubungan antara tulang, jaringan, dan DXA adalah dibawah optimal pada beberapa pasien anakanak dan dewasa dengan gagal ginjal kronik. Sekarang ini, tidak ada harapan penelitian klinis yang mengevaluasi hubungan antara resiko fraktur dan kepadatan mineral tulang pada pasien dewasa dan anak-anak dengan gagal ginjal. Pada pasien dewasa dengan gagal ginjal stadium 2 sampai 4, pengukuran kepadatan mineral tulang menggunakan scan DXA pada akhirnya terjadi kemunduran tulang belakang, tulang paha, lengan depan dan seluruh tubuh dengan penurunan di GFR; perubahan paling menonjol pada tulang paha. Dari kecelakaan fraktur pinggang dan fraktur lainnya yaitu paling tinggi pada pasien yang mempertahankan dialisis ketika perbandingan kohort mereka dengan fungsi normal ginjal sebagai pelapor di DOPPS (Dialysis Outcomes dan Practise Pattern Study). Biasanya resiko fraktur tahap awal juga meningkat pada pasien dewasa dengan tingkat hormon paratiroid lebih dari 900 pg/ml atau kurang dari 195 pg/ml. Para peneliti telah menunjukkan bahawa penggunaan perangkat kuantitatif computed tomograhy (pQCT) memberikan perkiraan yang lebih tepat dan volumetrik BMD (g/cm kubik) dan perbedaan antara tulang kortikal dan trabecular mungkin lebih berguna dalam memprediksi resiko patah tulang pada gagal ginjal. Ini adalah fakta yang diketahui bahwa gagal ginjal lebih signifikan mempengaruhi tulang kortikal daripada tulang trabekular. Kepadatan mineral tulang pada tulang radius ultradistal diukur dengan menggunakan pQCT dalam 21 pasien anak-anak pada dialisis peritonial menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada tulang trabekular dan pengukuran lebih rendah pada tulang kortikal daripada orang dengan fungsi normal ginjal. Pencitraan resonansi magnetik mikro (MRI) tulang tibia menunjukkan peningkatan porositas tulang kortikal dan kelainan di jaringan tulang trabekular pada wanita dewasa pra-menopouse pada terapi dialisis. Temuan tersebut juga didemonstrasikan di tulang paha tikus dengan hiperparatiroidisme sekunder yang diukur dengan mikro-CT. Ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab memerlukan studi klinis lebih lanjut dalam pengukuran masa tulang pada anak-anak dengan gagal ginjal : 1) apa yang digunakan untuk pencitraan modalitas; 2) bagaimana

menafsirkan hasil gangguan pertumbuhan dan pubertas yang tertunda pada anak-anak; 3) apa dan bagaimana nilai normal yang sudah ditetapkan; 4) penilaian resiko patah tulang. 1.2 manajemen Penyakit Tulang dan Kelainan pada Metabolisme mineral 1. Menjaga serum fosfor yang sesuai dengan usia dan tingkat kalsium. Pembatasan diit fosfor memainkan peran penting dalam pengendalian hiperparatiroidesme sekunder pada gagal ginjal. Studi awal telah melaporkan bahwa asupan makanan fosfor normal oleh anak-anak dengan gagal ginjal kronis tahap II sampai III menyebabkan penurunan sintesis kalsitriol dan peningkatan tingkat sirkulasi PTH. Tingkat serum fosfor barus dipertahankan pada nilai normal yang sesuai usia untuk menghindari rakhitis dari tumbuh kembang anak-anak. Berselang konvensional peritoneal dan hemodialisa tidak seefektif hemodialisis pada malam hari dan setiap hari dalam mengurangi fosfor. Namun, prosedur yang terakhir ini belum layak untuk anak yang sangat kecil. Sulit bagi anak-anak untuk mengikuti batasan makanan fosfor harian yang direkomendasikan sehingga diperlukan penggunaan obat pengikat dari fosfat. Meskipun alumunium yang mengandung agen yang efektif dalam mengikat fosfor, penggunaannya telah dibatasi pada gagal ginjal karena kumulatif tulang, sumsum tulang dan toksisitas sistem saraf pusat. Pada tahun 1990an, garam kalsium yang banyak digunakan tidak hanya untuk menurunkan serum fosfor tetapi jugs untuk memperbaiki hipokalemia. Dosis tinggi kalsium fosfat berbasis pengikat telah dikaitkan dengan peningkatan resiko kalsifikasi vaskular dan kalsifilksis dan pengembangan pergantian tulang adinamik atau rendah. Sebuah obat kalsium fosfat dan logam bebas, sevelamer diperkenalkan tahun 2000 dan sekarang semakin diamanfaatkan sebagai pengikat utama fosfat pada anak-anak dengan gagal ginjal. Sevelamer dapat menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan fitur histologik tulang adinamik dan mengurangi resiko kalsifikasi vaskuler di tikus nephrectomized LDLR-/-. Baru-baru ini, sevelamer karbonat dikembangkan karena kekhawatiran asidosis metabolik yang dapat memperburuk penyakit tulang terutama pada anak-anak dengan gagal ginjal. Lantanum karbonat jejak tanah jarangmental, adalah pengikat fosfat efektif tetapi akumulasi jaringan telah dibuktikan pada hewan dengan gagal ginjal. Namun, komplikasi jangka panjang harus sepenuhnya dievaluasi

2. pengobatan dengan vitamin D dosis. rendah calcitriol dari 1,25dihydroxyvitamin D3 s udah efektif dalam mengontrolhiperparatiroidisme sekunder dan improvment pada lesi tulang padaanak-anak dengan gagal . ginjal kronis. reducation agresif di tingkatiPTH menggunakan dosis tertin ggi calcitriol telah dikaitkan denganhypercalcemia, meningkatkan risiko kalsifikasi pembuluh darah danperkembangan tulang adinamyc. penurunan pertumbuhan linier telah dilaporkan dalam pra-purbetal anak yang menerima 12 bulancalcitriol intermitten dan garam kalsium. kalsitriol memiliki efekpenghambatan tergantung dosis proliferasi sel kondrosit danosteoblas termasuk oleh upregulation kemungkinan p21 kinaseinhibitor protein cyclin dependent atau semakin meningkat dalam ekspresi IGF mengikat protein-4. karena peningkatan risikokalsifikasi vaskular dan calciphylaxis, dosis tinggi calcitriol jarang digunakan dan yang lebih baru vitamin D analog yang hypercalcemickurang mendapatkan popularitas2. pengobatan dengan vitamin D dosis. rendah calcitriol dari 1,25dihydroxyvitamin D3 s udah efektif dalam mengontrolhiperparatiroidisme sekunder dan improvment pada lesi tulang padaanak-anak dengan gagal ginjal kronis. reducation agresif di tingkatiPTH menggunakan dosis tertin ggi calcitriol telah dikaitkan denganhypercalcemia, meningkatkan risiko kalsifikasi pembuluh darah danperkembangan tulang adinamyc. penurunan pertumbuhan linier telah dilaporkan dalam pra-purbetal anak yang menerima 12 bulancalcitriol intermitten dan garam kalsium. kalsitriol memiliki efekpenghambatan tergantung dosis proliferasi sel kondrosit danosteoblas termasuk oleh upregulation kemungkinan p21 kinaseinhibitor protein cyclin dependent atau semakin meningkat dalam ekspresi IGF mengikat protein-4. karena peningkatan risikokalsifikasi vaskular dan calciphylaxis, dosis tinggi calcitriol jarang digunakan dan yang lebih baru vitamin D analog yang hypercalcemickurang mendapatkan popularitas paricalcitol atau 19-atau-1, 25 (OH) 2-Vitamin D2 adalah analog yang juga mengaktifkan reseptor vitamin D dan telah terbuktimemiliki

efek anabolik langsung pada tulang, menurunkan kadarkalsium aorta, dan hormon paratyroid rendah pada gagal ginjaldengan penurunan penyerapan usus kalsium dan fosfor.pengurangan serupa di tingkat iPTH disertai dengan kalsium stabil dan nilai fosfor juga telah menunjukkan pada anak, pada hemodialisis

doxercalciverol atau 1 alfa-OH-vitamin D2 adalah phrohormoneyang telah digunakan sebagai calcitriol alternatif yang efektif.Namun, episode hypercalcemia dan hyperphospathemia seringkalimelaporkan apabila diberikan pada pasien hemodialisis dewasadibandingkan dengan paricarcitol. di samping itu, doxercalciverolmeningkatkan mRNA dan ekspresi protein tulang yang berhubungan dengan tanda Runx2 dan osteocalcin dalam aortaindependen dari kalsium dan fosfor. temuan ini harus diselidiki lebih lanjut pada anak-anak 25-hidroksivitamin D defisiensi, pelopor untuk calcitriol adalah lazim pada pasien dengan gagal ginjal kronis. rekomendasi KDQOImeliputi pengukuran 25 hidroksi vitamin D pada tingkat penderitapediatrik dengan gagal ginjal dan pengobatan dengan baikelgocalciverol atau cholecalciverol jika tingkat serum rendah.mineralisasi cacat dan pergantian tulang yang rendah yang diamati pada spesimen biopsi tulang yang diperoleh dari orang dewasahemodialisis pasien dengan 25-hidroxyvitamin tingkat D di bawah 20 mg / ml. elgocalciverol altought tidak tingkat PTH lebih rendah pada tahap V gagal ginjal, gejala termasuk nyeri kelelahan, rangka dan otot secara signifikan meningkatkan pada pasien dewasa.pada anak dengan fungsi normal 25-hidroksivitamin D tingkatakrual dapat mempengaruhi tulang pada anak pubertas, hubungan ini memerlukan penelitian lebih lanjut pada anak dengan gagal ginjal 3. penggunaan calcimimetic. cinacalcet HCL adalah generasikedua agen calcimimetic yang dapat memodulasi reseptor kalsiumdan efektif menurunkan sekresi hormon paratiroid dan cyntesis.studi klinis pada pasien dewasa telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan cinacalcet dapat mencegah membutuhkanuntuk parathyroidectomy, menurunkan risiko patah tulang dan mengurangi kalsifikasi vasculare pada pasien dengan gagal ginjalkronis. althought efektif dalam pengobatan parathyroidismsecindary, penggunaan cinaclcet HCL telah terbatas pada anak-anak karena efek yang tidak diketahui itu terhadap pertumbuhanlinier. in-vivo percobaan telah menunjukkan bahwa

aktivasi reseptorkalsium (oleh calcimimetic) pertumbuhan tulang meningkat pada 4. bifosfonat terapi. bifosfonat sering digunakan sebagaipengobatan untuk osteogenesis imperfecta dan penyebabsekunder lainnya massa tulang yang rendah pada anak ginjaldengan fungsi ginjal normal. penggunaan bifosfonat adalah kontroversial pada pasien dengan gagal ginjal kronis karena mereka terutama diekskresikan oleh ginjal dan dapat menyebabkan akumulasi rangka signifikan dan menghambatremodeling tulang. pada anak dengan osteogenesis imperfecta,terapi jangka panjang pamidronat tidak mempengaruhipertumbuhan linier tetapi laporan penurunan tingkat pembentukan tulang masih menjadi perhatian. karena kemungkinan efek itunegatif terhadap pertumbuhan, berkepanjangan rangka paruh danexcreation ginjal, bisphophonates harus digunakan dengan sangat hati-hati pada anak dengan gagal ginjal kronis kesimpulan penurunan pertumbuhan masih merupakan masalah utama pada anak dengan gagal ginjal kronis. beberapa faktor etiologi telah terlibat termasuk perubahan dalam metabolisme mineral danperkembangan penyakit tulang. masalah harus diakui awal sehingga intervensi yang tepat bisa dilakukan. yang meassurmentmassa tulang tetap bermasalah karena faktor pembaur yang mungkin mempengaruhi interpration data termasuk tulang kecil, pubertas tertunda dan kehadiran osteosclerosis. studi klinis pada pasien anak dengan gagal ginjal kronis harus dilakukan untukmenjawab pertanyaan ini.

JURNAL KEDUA GANGGUAN KEJIWAAN PADA ANAK DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS Ashraf Bakr & Mostafa Amr & Amr Sarhan & Ayman Hammad & Mohamed Ragab & Ahmed El-Refaey & Atef El-Mougy

Penilaian abstrak tentang psikiatrik telah dilakukan sesuai kriteria DSM-IV TR pada 19 anak dengan pra-dialisis gagal ginjal kronis dan 19 anak dengan penyakit ginjal stadium akhir pada dialisis reguler. Tingkat kelaziman gangguan psikiatrik (jiwa) pada seluruh pasien yang

telah dipelajari adalah 52.6%. Gangguan penyesuaian merupakan gangguan yang paling umum terjadi (18.4%), diikuti oleh depresi (10.3%) dan gangguan neurokognitif (7.7%).Kegelisahan dan gangguan sistem pengeluaran dilaporkan memiliki persentase masing-masing 5.1% dan 2.6%. Gangguan-gangguan tersebut terjadi lebih lazim (p=0.05) pada dialisis (68.4%) daripada pasien pra-dialisis (36.8%). Adanya gangguan jiwa tidak berhubungan secara signifikan terhadap jenis kelamin, parahnya anemia, lamanya gagal ginjal kronis atau efisiensi durasi hemodialisis. Kesimpulannya, gangguan jiwa sangat lazim terjadi pada pasien kita, terutama pada pasien yang mengalami hemodialisis. Baik gangguan penyesuaian dengan depresi dan gangguan depresif adalah gangguan jiwa yang paling umum. Susunan gangguan ini dapat dijelaskan oleh sulitnya hidup dengan gagal ginjal kronis dibandingkan dengan faktor demografi atau fisik.

Pengantar Ilmu hubungan kejiwaan pada ilmu kedokteran mengenai ginjal menyediakan kesempatan untuk bekerja dengan tim spesialis multi-disipliner mengatur pasien dengan masalah kronis dan kompleks pada dalam diri atau di luar diri pasien [1]. Morbiditas jiwa adalah timbulnya halangan abnormal pada emosi, sikap, dan hubungan yang mengganggu fungsi individu dan sosial [2]. Timbulnya morbiditas jiwa dapat diukur secara objektif dengan penggunaan kuisioner dan wawancara. Yang baik adalah subjek yang memiliki ciri psikometri yang kuat yang menunjukan kepuasan dapat dipercaya dan keabsahan data untuk populasi dalam penelitian [2].Wawancara semi-terstruktur untuk anak-anak dan remaja adalah sebuah contoh dari wawancara yang bergantung secara kuantitas pada observasi terstruktur dan formulir laporan diri [3]. Kemajuan dalam perawatan medis , termasuk perkembangan dialisis dan transplantasi, telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bagi anak-anak dengan gagal ginjal kronis. Panjangnya kelangsungan hidup ini meningkatkan kesempatan untuk mengembangkan morbiditas jiwa pada anak-anak[4]. Kewajaran seperti juga pola gangguan jiwa diantara anakanak dengan gagal ginjal kronis beragam dari penelitian yang satu dengan yang lain[4-7]. Penelitian hubungan kejiwaan ini bertujuan untuk menemukan gangguan jiwa pada anak-anak mesir dengan gagal ginjal kronis pada unit nefrologi anak di Rumah Sakit Anak Universitas Mansoura dengan menggunakan SCICA.DSM-IV TR kriteria sempat digunakan untuk membuat diagnosa kejiwaan [8].

Subyek dan Metode Subyek Penelitian ini dilakukan kepada 38 anak-anak dengan Gagal ginjal kronis. Mereka terdiri dari 24 anak laki-laki dan 14 anak perempuan, berusia antara 9 sampai 15 tahun. Berdasarkan penelitian tersebut, 19 anak mengalami pra-dialisis gagal ginjal kronis dan 19 lainnya mengalami penyakit ginjal stadium akhir pada hemodialisis reguler. Gagal ginjal kronis didiagnosa ketika pembersihan kreatinin