harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

14
1 SATWA KHARISMATIK BERNILAI TINGGI: HARIMAU (Panthera tigris) Oleh : Agung Nugroho (E351090041) Ringkasan Pemanfaatan satwa liar mulai berkembang akhir-akhir ini dengan banyak diliriknya satwa liar dilindungi yang potensial untuk dimanfaatkan secara optimal akan tetapi tetap mempertimbangkan aspek kelestariannya untuk masa datang. Satwa liar menurut sejarahnya mempunyai peran yang tidakkalah penting pada masing-masing habitatnya, dimana secara ekologi dapat mengendalikan keseimbangan ekosistem menjadi stabil dan membantu regenerasi spesies lainnya akan tetapi dapat pula merugikan manusia apabila tidak dikeola dengan baik sehingga menimbulkan ancaman terhadap harta dan jiwa. Selain secara ekologi dari segi social pemanfaatan satwa liar sudah membudaya pada masyarakat pinggir hutan dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan upacara adat. Secara umum nilai satwa liar dimanfaatkan langsung berdasarkan nilai konsumtif dan produktif dan juga tidak langsung berdasarkan nilai non-konsumtif, nilai pilihan dan eksistensinya. Sebagai spesies kunci yang berperan penting dalam rantai makanan sehingga mendukung proses ekosistem di alam harimau sebenarnya sudah menjadi nilai budaya yang membanggakan di kalangan masyarakat. Harimau sejak dulu telah dikagumi dan dihormati sehingga menjadu daya tarik eksotis bagi industry ekowisata dan seni. Keunikan satwa ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut dari segala aspek dalam rangka memunculkan nilai konservasi tinggi terhadap keberadaannya yang sudah terancam punah akibat eksploitasi berlebihan pada setiap bagian tubuh harimau yang bernilai tinggi sebagai perhiasan, pajangan, pakaian, dan obat-obatan. Secara politis menyelamatkan satwa ini dapat juga mengangkat prestise di dunia internasional karena ternyata nilai konservasi harimau lebih berdaya jual untuk masa sekarang dan yang akan dating karena secara langsung dan tidak langsung juga akan mendukung nilai-nilai lainnya. Pendahuluan Satwaliar mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia baik ditinjau dari segi ekonomi, penelitian, pendidikan, dan kebudayaan, maupun untuk kepentingan rekreasi dan pariwisata. Banyak peranan satwaliar dalam pengendalian hama maupun dalam proses perkembangbiakan tumbuh-tumbuhan. Secara ekologis satwaliar tertentu mempunyai peranan penting dalm meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan, maupun kehutanan. Semakin maju kebudayaan suatu bangsa maka semakin maju pula cara memanfaatkan satwaliar ataupun bagian-bagian tubuhnya. Akan tetapi untuk mencapai sasaran pemanfaatan tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian alam yang diperlukan dalam pengembangan kegiatan penangkaran. Oleh karena itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk mengamankan ketersediaan dan kelestarian sumber daya alam di habitat aslinya (Alikodra, 2002). Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dengan bantuan berbagai pihak termasuk lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan berbagai upaya penyelamatan sumber plasma nutfah.

Upload: agung-zaini

Post on 29-Nov-2014

3.757 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

1

SATWA KHARISMATIK BERNILAI TINGGI: HARIMAU (Panthera tigris)

Oleh : Agung Nugroho (E351090041)

Ringkasan

Pemanfaatan satwa liar mulai berkembang akhir-akhir ini dengan banyak diliriknya satwa liardilindungi yang potensial untuk dimanfaatkan secara optimal akan tetapi tetap mempertimbangkanaspek kelestariannya untuk masa datang. Satwa liar menurut sejarahnya mempunyai peran yangtidakkalah penting pada masing-masing habitatnya, dimana secara ekologi dapat mengendalikankeseimbangan ekosistem menjadi stabil dan membantu regenerasi spesies lainnya akan tetapi dapatpula merugikan manusia apabila tidak dikeola dengan baik sehingga menimbulkan ancaman terhadapharta dan jiwa. Selain secara ekologi dari segi social pemanfaatan satwa liar sudah membudaya padamasyarakat pinggir hutan dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan upacara adat. Secaraumum nilai satwa liar dimanfaatkan langsung berdasarkan nilai konsumtif dan produktif dan jugatidak langsung berdasarkan nilai non-konsumtif, nilai pilihan dan eksistensinya.

Sebagai spesies kunci yang berperan penting dalam rantai makanan sehingga mendukungproses ekosistem di alam harimau sebenarnya sudah menjadi nilai budaya yang membanggakan dikalangan masyarakat. Harimau sejak dulu telah dikagumi dan dihormati sehingga menjadu daya tarikeksotis bagi industry ekowisata dan seni. Keunikan satwa ini menjadi menarik untuk diteliti lebihlanjut dari segala aspek dalam rangka memunculkan nilai konservasi tinggi terhadap keberadaannyayang sudah terancam punah akibat eksploitasi berlebihan pada setiap bagian tubuh harimau yangbernilai tinggi sebagai perhiasan, pajangan, pakaian, dan obat-obatan. Secara politis menyelamatkansatwa ini dapat juga mengangkat prestise di dunia internasional karena ternyata nilai konservasiharimau lebih berdaya jual untuk masa sekarang dan yang akan dating karena secara langsung dantidak langsung juga akan mendukung nilai-nilai lainnya.

Pendahuluan

Satwaliar mempunyai peranan yangpenting bagi kehidupan manusia baikditinjau dari segi ekonomi, penelitian,pendidikan, dan kebudayaan, maupun untukkepentingan rekreasi dan pariwisata.Banyak peranan satwaliar dalampengendalian hama maupun dalam prosesperkembangbiakan tumbuh-tumbuhan.Secara ekologis satwaliar tertentumempunyai peranan penting dalmmeningkatkan produktivitas pertanian,perkebunan, maupun kehutanan. Semakinmaju kebudayaan suatu bangsa makasemakin maju pula cara memanfaatkan

satwaliar ataupun bagian-bagian tubuhnya.Akan tetapi untuk mencapai sasaranpemanfaatan tersebut harus sesuai denganprinsip-prinsip kelestarian alam yangdiperlukan dalam pengembangan kegiatanpenangkaran. Oleh karena itu diperlukanperaturan perundang-undangan yangbertujuan untuk mengamankan ketersediaandan kelestarian sumber daya alam di habitataslinya (Alikodra, 2002). Pemerintahmempunyai peranan yang sangat pentingdengan bantuan berbagai pihak termasuklembaga swadaya masyarakat untukmelakukan berbagai upaya penyelamatansumber plasma nutfah.

Page 2: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

2

Dalam keseimbangan biologis adasystem perputaran energy yang dapat dilihatpada struktur makanan, keanekaragamanbiotic, maupun pertukaran bahan antarabagian yang hidup dan bagian yang tidakhidup. Harimau dalam system pemangsaanmemegang peranan penting dalammengendalikan dinamika populasi hewanmangsa. Menurut Alikodra (2002), satwaliarselain mempunyai nilai yang berguna bagimanusia juga dapat mengancam kehidupandan harta benda manusia atau termasukkedalam satwaliar yang merugikan, dimanadapat memangsa berbagai jenis hewanternak seperti, kerbau, kambing, ayam, dananjing, bahkan paling membahayakan bisamengakibatkan memangsa manusia. Akantetapi hal ini dapat dikelola dengan baik danmenggunakan ilmu pengetahuan danteknologi oleh manusia sendiri atau danpihak yang bertanggung jawab dalampengelolaan satwaliar.

Menurut Pattiselanno (2003), satwaliar bagi kebanyakan masyarakat terutamadi Papua dijadikan sebagai objek berburuyang merupakan salah satu matapencahariaan utama mereka sebagai sumbermakanan dan digunakan dalam upacaraadat. Selain itu kita dapat memperolehkeuntungan ekonomi dari satwaliar sebagainilai komersilnya dimana beberapa bagiantubuh satwa dapat bernilai tinggidimanfaatkan sebagai aksesoris danperhiasan sehari-hari. Bagi beberapaintsitusi satwaliar digunakan sebagai simbolyang mengingatkan kita terhadappentingnya menjaga kelestarian sumberdaya, digunakan juga dalam ekowisata,pendidikan, penelitian ilmiah.

McNeely et. Al (1990) dan Barbieret. Al (1994) dalam Indrawan, et. Al. (2007)dan Chardonnet, et. al, (2002)

memperhitungkan bahwa keanekaragamanhayati dapat dinlai berdasarkan nilaimanfaat langsung berdasarkan nilaikonsumtif dan produktif dan nilai manfaattidak langsung berdasarkan nilai non-konsumtif, nilai pilihan, dan nilaieksisitensinya. Walaupun di beberapaNegara bagian tubuh harimau banyakdigunakan untuk bahan obat-obatantradisonal, tetapi sebenarnya nilai harimausebagai satwaliar lebih tepat dan bijak biladigunakan dan dimanfaatkan sebagai suatusumber daya hayati yang tetap lestari. Olehkarena itu harimau sangat bernilai dalampemanfaatan tidak langsung seperti dayatarik ekowisata sebagai spesies yangberperan penting dalam ekologis dan controlhama babi hutan, dimana sebagai spesiespayung (umbrella spesies) berarti bilamelindungi harimau akan ikut pulamelindungi habitatnya dan spesies-spesieslain dalam habitat tersebut termasukmangsa-mangsa harimau dimana mangsaherbivora akan mengontrol regenerasi hutandengan efektif (Nasi, et. Al. 2008).

Mengenal HarimauSatwa kharismatik ini merupakan

hewan terrestrial carnivore terbesar darisemua kumpulan mamalia di Asia. Hewanini adalah pemangsa khusus herbivores.Harimau tidak pernah ditemukan jauh dariair namun memperlihatkan adaptabilitasbesar terhadap hidup di tempat dengan iklimyang berbeda-beda, mulai dari hutan kayucemara-ek yang beriklim sedang sampaihutan rimba tropis dan rawa-rawa bakau.Mereka tidak “menjelajahi” hutan sepertiyang dikehendaki banyak penulis romantis,namun satwa ini dengan sabar dan seksamamengerjakan daerah-daerah mereka, sambilmemantau santapan berikutnya dan tetapwaspada terhadap setiap pemangsa yangmengancam masuk ke daerah itu. Mereka

Page 3: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

3

membutuhkan daging dalam jumlah yangbanyak hanya untuk tetap hidup (Ward,1997 dalam Seidensticker, et. al, 1999).

Dalam habitat yang agak tertutup ini,harimau hidup dan memburu ungulatesberukuran besar sendirian, terutamaherbivore, jenis Borvidae dan Cervidaeyaitu rusa, lembu dan babi liar. Efisiensidari berburu dan hidup sendirian dalamhabitat yang tertutup ini telahmendorongnya untuk mengatur hidupnyadan ini dimanifestasikan dalam semuasistem tingkah lakunya: menemukan danmemakan makanannya, berpasangan,membesarkan anak, berlindung danmenyebar (Eisenberg 1981 ; Sunquist 1981dalam Seidensticker, 1999). Menurutsejarahnya, harimau mendiami daerah yangterletak di 70 derajat garis lintang dan 100derajat garis bujur, yang membentang dariRussian Far East ke selatan melaluiIndocina, anak benua India, bagian selatanHimalaya, dan sampai ke Hindu valley(Gambar 1). Terpisah dari penyebaranprimer ini, harimau tinggal di sekitar lautKaspia dan di Kepulauan Sunda Besar diSumatera, Jawa dan Bali, yang mengalamiperubahan iklim pada zaman Pleistocene.

Gambar 1. Sejarah dan keberadaan harimau sampaisekarang ini (Dinerstein, et. al., 2006).

Secara geografis, penyebaranharimau nyaris menjangkau seluruh Asia,yaitu dari Turki timur sampai Laut Okhotsk(Gambar 1). Dalam kurun waktu 50 tahunbelakangan ini, wilayah hidup mereka telahbanyak berkurang, namun harimau masihdapat dijumpai di beberapa macam jenishutan, termasuk hutan kering (drydeciduous), hutan lembab (moistdeciduous), hutan semihijau (semi-evergreen), hutan hijau basah (wetevergreen), sungai, rawa-rawa dan hutanbakau. Mereka juga dapat dijumpai dihutan-hutan bertanaman coniferous di EastRussia, di habitat berumput tinggi diHimalaya selatan, serta di hutan-hutan tropisyang ada di Sumatera dan Malaysia.Harimau-harimau tersebut menunjukkantoleransi yang sama terhadap variasiketinggian, temperatur dan curah hujan(Sunquist, et.al., 1999).

Satwa kharismatik ini masukkedalam Kelas Mamalia, Ordo Carnivora,Family Felidae, Subfamily Pantherinae,Genus Panthera dan spesies Panthera tigris.Harimau terdiri atas delapan subspesies didunia, yaitu harimau benggala (P.t. tigris),harimau Siberia/amur (P.t. altaica), harimaukaspia (P.t. virgata), harimau cina (P.t.amoyensis), harimau indocina (P.t corbetti),harimau sumatera (Panthera tigrissumatrae), harimau jawa (P.t sondaica) danharimau bali (P.t balica)(www.animaldiversity.com ). Beberapaabad yang lalu terdapat tiga subspesiesharimau di Indonesia, harimau bali(Panthera tigris balica) terdapat di pulauBali, harimau jawa (Panthera tigrissondaica) di Pulau Jawa dan harimausumatera (Panthera tigris sumatrae) dipulau Sumatera. Sekarang harimau jawa danharimau bali punah dan hanya harimausumatera yang masih ada, di belahan dunialainnya harimau kaspia dan harimau cina

Page 4: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

4

juga diperkirakan sudah punah di alam.Punahnya harimau bali dan disebabkan olehkehilangan habitat akibat pembukaan lahanbesar-besaran oleh manusia dan semakinberkurangnya jumlah hewan mangsanya(Seidensticker, 1986 dalam Linkie et. al.,2003).

Harimau Sumatera (Panthera tigrissumatrae Pocock, 1929) merupakansatwaliar yang berperan penting dalammempertahankan keseimbangan biologissuatu ekosistem. Satwa ini dilindungidengan UU No.5 Tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam danEkosistemnya dimana pasal 40 menjelaskanbahwa perdagangan atau pemilikan satwaini dikenai denda Rp 100 juta dan hukumanpenjara hingga 5 tahun. CITES (Conventionon International Trade in EndangeredSpecies of Wild Fauna and Flora) mencatatharimau dalam daftar Appendix I dimanadilarang diperjualbelikan dalam bentukapapun. IUCN (International Union forConservation of Nature and NaturalResources) mengkategorikan harimausebagai satwa dengan status spesiesterancam punah atau Endangered Species(Ng, J. and Nemora, 2007).

Nilai Biologis-EkologisKonservasi karnivora besar penting

karena mereka sangat terancam danmemainkan peranan kunci dalam berbagaiproses ekosistem (Creel et al., 2007 dalamLinkie, M. and S. Chirstie, 2007). MenurutWibisono (2008), Sebagai top predator yangmenempati posisi puncak pada rantaimakanan, harimau berfungsi sebagaipengendali (bioregulator) terhadap satwa-satwa di bawahnya, dalam hal ini herbivora,terutama ungulata. Harimau sumateraberfungsi sebagai kontrol terhadapdominansi jenis-jenis ungulata tertentu yangmemiliki daya survivalship dan reproduksi

yang sangat tinggi, contohnya babi hutan.Walaupun tidak ada kaitannya langsungdengan fungsi ekologis, namun dalamkonteks konservasi, harimau seringdiistilahkan sebagai umbrella species, yaitujenis satwa yang apabila diselamatkan,maka otomatis kita akan menyelamatkansatwa-satwa lain yang daerah jelajahnyasempit. Hal tersebut karena harimaumemiliki daerah jelajah sangat luas (wide-ranging species) dibandingkan sebagianbesar satwa terestrial lain yang ada disumatera, sehingga sering juga disebutsebagai landscape species (Gambar 2).

Harimau bergantung pada rusa danbabi hutan dan binatang lainnya sebagaimakanannya. Sebaliknya, binatang yangdimangsa ini, bergantung pada tumbuhanuntuk tetap hidup. Semuanya memerlukanair dan ruang untuk hidup. Manusia, sepertihalnya harimau tergantung dari kehidupanantar spesies dan basis makanan yang sama.Kebutuhan akan protein mereka dapatkandari ternak-ternak, namun ternak tersebuttergantung dengan tanam-tanaman, air danruang untuk hidup. Air adalah elemen kunci.Hutan-hutan sangat tergantung pada curahhujan dan kontrol penyediaan air melaluiabsorbsi air hujan dan melepas air mengaliryang diperlukan untuk minum, pertaniandan perikanan.

Page 5: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

5

Gambar 2. Model konservasi harimau di India untukkeseimbangan ekologi (Dinerstein, et.al., 2006).

Nilai Ilmu pengetahuan-pendidikan-filosofis

Menurut Seidensticker, et. al.(1999), “Diktator bepergian denganmenunggang seekor harimau padahalmereka sendiri takut turun daripunggungnya. Sehingga harimau punmenjadi lapar’” kata Winston Churchill,menggambar dalam peribahasa Cina untukmengingatkan tentang bahaya yang akandihadapi Eropa pada tahun 1936. Ilmupengetahuan tentang harimau diangkat kepermukaan yang lebih tinggi dari lemarimuseum dan rekening para pemburu olehGeorge Schaller (1967) dalam bukunyayang berjudul “The Deer and The Tiger”,yang diterbitkan pada saat kesadaran mulaitumbuh tentang kehidupan macan gagahyang terancam kepunahan ini.

Dalam bidang ilmu pengetahuan danteknologi harimau merupakan satwaliaryang menarik untuk diteliti dari berbagaiaspek, biologi, ekologi, genetika, perilaku,perburuan illegal dan social budaya(Gambar 3). Salah satu kegiatan penelitianyang telah dan sedang dilakukan adalahupaya pengkajian status populasi, yaitupenaksiran ukuran populasi (jumlah didalam populasi tersebut), distribusi lokal,dan ancaman potensial. Saat ini, parapraktisi konservasi harimau sumaterasedang melaksanakan kajian terhadap statuspopulasi harimau sumatera di seluruh pulauSumatera (island-wide survey). Kajian iniakan dilakukan dalam konteks pemantauan,yaitu survai berkala dalam selang waktu duaatau tiga tahun sehingga dapat diketahuikecenderungan populasi harimau Sumateraantar waktu. Pemantauan ini penting artinyasebagai alat evaluasi kinerja konservasi.

Hasil kegiatan ini akan disajikan dalambentuk atlas harimau dan mamalia besarsumatera yang akan diperbaharui setiap tigatahun. Berbagai kegagalan intervensikonservasi yang kita alami selama inisesungguhnya adalah buah dari pengabaiankita sebagai praktisi konservasi terhadapupaya pemantauan jangka panjang(Wibisono, 2008).

Gambar 3. Penelitian kamera trap harimau danpendidikan konservasi pada anak usia dini sebagaibagian program konservasi harimau di belahan dunia.

Beberapa pihak terkait dalam hal iniDepartemen Kehutanan, LSM, pemerintahlocal dan universitas saling bekerjasamamelakukan pendidikan konservasi harimautermasuk penyadartahuan masyarakattentang pentingnya menyelamatkan harimaudan peran satwa tersebut dalam kehidupan.Berbagai buku, artikel, majalah, programtelevisi, dan film-film bertemakan harimau

Page 6: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

6

telah dihasilkan untuk pendidikan dan ilmupengetahuan, Para ilmuwan professionaldan pencinta alam telah banyakberpartisipasi dalam pengamatan ekologidan menyusun bahan-bahan pendidikan.Stasiun lapangan ilmiah di pedesaan yangmeneliti tentang aspek-aspek harimaumerupakan sumber pelatihan dan lapangankerja bagi penduduk local.

Ada suatu cerita klasik yang menarikdalam Hindu klasik, Panchatantra, suatukumpulan cerita binatang yang diangkatkembali, dan terkenal di seluruh AsiaTenggara. Suatu hari seorang Brahmanamiskin menemukan seekor harimau terjatuhdi sumur dan meminta pertolongan. Padasaat pertama ketakutan muncul untukmenolong harimau itu. Tetapi ketikaharimau itu berjanji tidak akan memakandia, Brahmana memutuskan untukmenolong harimau tersebut, meskipun bilamalapetaka akan menimpanya, iaberkeyakinan bahwa dengan memberikanpertolongan ia akan selamat. Jadi diamengambil resiko dan menyelamatkanharimau tersebut, yang kemudian memberihadiah kepada si Brahmana denganperhiasan emas dan memperolehkehormatan, kemakmuran dan kebahagiaan.Cerita ini menjadi suatu dongengan dewasaini; jika harimau diselamatkan, diyakinibahwa ekosistem alam akan tetapterpelihara, bukan saja bagi harimau, tetapiterutama memberikan keuntungan bagisetiap makhluk (Jackson, 1999).

Nilai Estetika-rekreasional

Kebanyakan orang berpendapatbahwa harimau merupakan symbolkemegahan dari kehidupan liar tapi jugasimbolis dari kualitas lingkungan yangmemberikan manfaat bagi makhluk hidup

lainnya. Dalam bidang seni lukisansatwaliar terutama harimau di alamnyasangat berharga prestise bagi para penguasakarena itu banyak kita lihat di ruangan kerjapimpinan atau petinggi suatu instansi sipildan militer memajang lukisan ataupunofsetan harimau di ruangannya sebagaisymbol kebanggaan (Gambar 4). Harimauyang ada di kebun binatang menjadi satwaimpresif yang selalu menarik perhatianpengunjung yang datang.

Gambar 4. Lukisan harimau India yang memberikanprestise bagi orang yang memajangnya.

Di beberapa negara lain, sepertiNepal, India, Buthan, keberadaan harimausebagai satwa kharismatik di suatu kawasankonservasi yang menjadi tujuan wisataalam, meningkatkan daya tarik kawasantersebut bagi turis mancanegara. Harimaujuga telah lama menjadi salah satu dayapikat utama yang ditawarkan oleh berbagailembaga konservasi ex-situ (e.g. kebunbinatang, taman safari), baik nasionalmaupun internasional. Menurut Chardonnet,et. Al. (2002), Taman Nasional di Asiamenarik lebih banyak turis untuk datangberekowisata, seperti di Srilanka sebanyak250.000 orang dating setiap tahun danmenghasilkan income USD 0,6 juta,sedangkan di Nepal selam tahun 1998/1999saja sebanyak 105.580 orang datang ke

Page 7: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

7

Taman Nasional Royal Chitawan danmenghabiskan dana sebesar USD 0,75 juta,ini suatu nilai yang tinggi termasuk untukmenyewa gajah (Elephas maximus),mendekati badak (Rhinoceros unicornis),harimau (Panthera tigris) dan satwaliarspektakuler lainnya.

Pujangga Latin, Martial,menggambarkan harimau menarik keretaperang yang di lukiskan di mosaik sedangdikendarai oleh Bacchus, Dewa Anggurbangsa Yunani. Baris pembukaan puisi daripujangga bangsa Inggris abad ke-19,Thomas Blake, membangkitkan citra yanghidup: “Harimau, harimau, bersinar terang,di dalam hutan malam hari. Betapa tanganatau mata yang abadi, menunjukkankekuatanmu yang simetris” (Jackson, 1999).Pelukis primitif Perancis, Henri Rousseau,membuat sebuah geraman harimau untukhiasan lukisannya yang menggambarkanbadai tropis, gambaran yang tetapterpropagasi oleh gambar-gambar dalammedia hingga saat ini.

Nilai Pilihan-sport-politis

Dahulunya beberapa puluh tahunlalu harimau dijadikan objek perburuanyang prestise bagi sebagian kebanyakanpenguasa di Eropa dan Asia dimana merekaberlomba-lomba menunjukkan kemahirandan keahlian berburu dengan menembakharimau di alam yang tentunya didukungoleh peralatan senjata dan pasukan tentara.Walaupun sekarang seiring denganmenyusutnya populasi harimau di alamberburu harimau dulunya merupakanolahraga pilihan bergengsi para penguasalocal dan asing.

Harimau merupakan satwa yangdilindungi undang-undang Indonesia, dankonvensi internasional seperti IUCN dan

CITES. Harimau sumatera digolongkansebagai subspecies yang populasinya dialam berada dalam kondisi kritis (criticallyendangered) oleh IUCN, di manapemanfaatannya seluruh ataupun sebagian,baik hidup ataupun mati terlarang dalambentuk apapun kecuali atas ijin presiden RI.Oleh karena itu, kinerja konservasi harimausumatera sangat mempengaruhi citra bangsaIndonesia di mata dunia internasional.Indonesia sudah memperoleh citra yangsangat buruk secara politis akibat ketidakmampuannya dalam mencegah kepunahanglobal harimau jawa dan harimau bali.Sebaliknya, keberhasilan konservasiharimau sumatera akan meningkatkan citraIndonesia di mata internasional dalam upayakonservasi keanekaragaman hayati(Wibisono, 2008).

Kabar mengejutkan datang dariKementerian Kehutanan baru-baru ini,dengan alasan untuk melestarikan satwalangka setiap orang dibolehkan memelihara(dipinjamkan tidak diperjualbelikan)harimau dengan memberikan jaminankepada pemerintah sebesar Rp 1 miliar,peraturan tentang ini sedang disiapkan.Selain itu masyarakat yang memeliharadiwajibkan juga membayar pendapatanNegara bukan pajak (PNBP) sekitar Rp 20-25 juta per tahun yang dialokasikan sebagaidana deposito konservasi alam dankeanekaragaman hayati lainnya.Konsekuensinya masyarakat yangmemlihara diwajibkan membuat kandangstandard dan menyediakan daging 5-10 kgper hari hal ini akan disurvey oleh petugaslebih dulu (Tropis, 2010).

Nilai Ekonomi-komersil

Upaya konservasi harimau di Rusiamungkin juga telah didukung olehPemerintah Cina 14 Tahun larangan dalam

Page 8: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

8

negeri pada perdagangan bagian tubuhharimau dan melalui pengurangan tekananperburuan lain, dan khususnya di negaratetangga, status wilayah harimau. Namun,sekarang ada sekitar 5000 harimau di 200peternakan di Cina dan ada peningkatantekanan untuk melanjutkan perdagangandalam negeri, dengan berargumenmendukung bahwa peternakan harimaumemiliki dua kunci manfaat konservasi.Pertama, bahwa peternakan akanmengurangi perburuan harimau liar denganmemuaskan permintaan produk harimau.Kedua, peternak harimau berpendapatbahwa mereka memproduksi persediaanharimau Amur untuk reintroduksi ke alamliar (Linkie and Christie, 2007). Walaupunterbantahkan oleh beberapa ahli karenasetiap jenis perdagangan legal akanmelindungi kegiatan perdagangan illegaldan strategi managemen genetic yangdigunakan dimana pemilihan hewan ternaklebih difokuskan pada hewan yang dapatberproduksi cepat dengan maksimum.Harimau memiliki setiap bagian tubuhseperti kulit dan tulang yang bermanfaatsebagai permadani, gantungan dinding, danpakaian budaya pada upacara kebudayaantradisional, sedangkan tulang dan organdalamnya sering digunakan sebagai obat-obatan tradisional terutama di Negara-negara Asia (Gambar 5).

Studi Mills & Jackson mencatat,dalam kurun 20 tahun saja (1973-1993),hampir 4 ton tulang harimau dieksport keKorea Selatan. Sedangkan TRAFFIC SEAmencatat sekitar 253 ekor harimau telahdibunuh atau ditangkap hidup-hidup antara1998–2002. ”Saya sendiri merekam, 8–12ekor harimau per tahun dibunuh dandiperdagangkan antara 1997–2000 diPropinsi Lampung dan Bengkulu,” ujarBeebach menambahkan (Wibisono, 2008).

Pemanfaatan harimau sebagai flagshipspecies dalam penggalangan dana-danakonservasi. Harimau juga sering kali tampakdilayar televisi sebagai bagian dari berbagaiiklan komersial.

Harga dari bagian-bagian tubuhHarimau yang berhasil disurveimenunjukkan kisaran harga selama surveitahun 2006. Tulang Harimau memiliki hargarata-rata tertinggi, yaitu Rp. 1.050.000/kg(USD 116/kg). Harga tersebut merupakanharga tertinggi yang tercatat pada tahun2002, yakni berkisar antara Rp. 106.800-605.200/kg (USD 12-67/kg) (Shepherd danMagnus, 2004 dalam Ng, J. and Nemora,2007). Berdasarkan pengamatan dilapangan, harga gigi taring menempatiposisi berikutnya setelah tulang, dengan satugigi berharga Rp. 800.000 (USD 88) diDumai. Harga rata-rata gigi taring adalahRp. 453.333 (USD 50) (n=12), sementaraharga rata-rata untuk cakar Harimau adalahRp. 130.000 (USD 14) (n=3). Kedua hargatersebut lebih rendah jika dibandingkandengan hasil survei Shepherd dan Magnus(2004) pada tahun 2002, dimana harga rata-rata untuk gigi taring adalah Rp. 676.400(USD 74) dan harga cakar adalah Rp.249.000 (USD 27). Alasan yang palingmungkin adalah karena investigator untuksurvei ini merupakan warga NegaraIndonesia, sementara survei oleh Shepherddan Magnus (2004) dilakukan oleh orangasing. Orang asing biasanya dianggap“kaya” dan oleh karenanya pedagangmematok harga yang lebih tinggi. Hargakulit Harimau bervariasi, tergantung kepadaukurannya. Semakin besar ukuran kulitHarimau, maka harganya akan semakintinggi. Kulit Harimau dijual dalam ukurankecil agaknya lebih menguntungkan dantidak terlalu beresiko, jika dibandingkan

Page 9: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

9

dengan kulit Harimau utuh (Debbie Martyr,FFI, in litt. pada TRAFFIC, Agustus 2007).

Gambar 5. Taring, kulit dan tulang harimau yangdiperdagangkan sebagai bahan obat tradisional.

Tulang harimau bernilai tinggiklasik, biaya produksi rendah, dan perburanlebih murah daripada membesarkankarnivore selama setahun penuh, tetapisecara statistic yang berbeda perburuanharimau memakan biaya USD 20,dibandingkan dengan USD 4000 untukmembesarkan anak menjadi dewasa. Tulangharimau di Cina dibuat sebagai minumananggur tonic sebagai obat kuat yangmenggambarkan prestise dikalangan elitdengan harga USD 180 per setengahliternya (McGrirk, 2009). Para pedagangCina ini membeli harimau dengan uangtunai sebesar USD 5000 untuk setiap ekor

harimau yang telah didinginkan. Kadang-kadang hanya tulang yang dijual ke orangCina dengan harga sekitar USD 300/kg.Mereka menjual kulit harimau seharga rata-rata USD 3000-USD 4000 dan harga tulangberfluktuasi dengan kisaran yang luas.

Menurut Jackson (1999), dalamperiklanan modern, harimau telah menjadisimbol internasional, simbol kekuatannyadigunakan secara luas, khususnya olehExxon/Esso mendesak para ahli mesinmelihat pesan ini “Put a Tiger in your Tank”(Masukkan seekor harimau ke dalamtangkimu). Stasiun pengisian bahan bakar diseluruh dunia memasang gambar harimau,baik foto sungguhan maupun kartun, untukmembantu meningkatkan pendapatan danauntuk usaha konservasi. Dewasa ini kotaBerlin mengisi sebuah iklan dengan 16kepala anak harimau untuk mempromosikankota tersebut dengan bunyi, “The best placeto capture young tiger markets (of Centraland Eastern Europe)” (artinya: tempatterbaik untuk menangkap pasar harimaumuda (Eropa Tengah dan Timur)).

Nilai sosial dan budaya (Eksistensi)

Harimau tercatat dalam sejarahkebudayaan Asia dan muncul di Baratdalam banyak manifestasi. Dewa Siwasebagai dewa pemusnah digambarkansebagai dewa yang memakai jubah harimauserta menunggang seekor harimau.Sedangkan istrinya Si Cantik Parvatimenunggang seekor harimau yangmelambangkan seorang PemusnahKejahatan. Seorang murid Budhamenunggang seekor harimau untukmenunjukkan kekuatan dan kemampuannyadalam memberantas kejahatan (Lumpkin1991 dalam Seidensticker, et. al., 1999).Selain itu Cina mendedikasikanpenanggalannya dengan tahun harimau

Page 10: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

10

dimana setiap tahun ini anak-anak dilukisdengan tanda “wang” atau “raja” untukmeningkatkan kekuatan dan kesehatan.Harimau menjadi symbol Olimpiade danMountain Spirit di Korea, Malaysiamenjadikan lambing negaranya denganditopang dua harimau, Laos menjadikantema perangko khusus bagi para kolektor,India di awal tahun 1970 menjadikanharimau sebagai binatang nasional. PartaiMuslim Leageue menjadikan harimausebagai lambangnya di Pakistan selamakampanye kemenangan awal tahun 1997,Bangladesh menempatkan gambar harimaupada mata uang kertasnya. Karena harimauadalah simbol kekuatan, maka Hong Kong,Malaysia, Singapura, Korea Selatan danThailand telah dijuluki sebagai “HarimauAsia” karena pertumbuhan ekonominyayang sangat pesat.

Pada beberapa daerah dulunyaharimau sering menjadi tontonanmasyarakat untuk diadu dengan kerbau ataubanteng yang menjadi hiburanyang dibuatoleh raja-raja dulu karena itu banyakdijumpai lukisan klasik tentang perkelahianharimau melawan banteng atau kerbau yangditonton masyarakat desa.

Sampai sekarang masih adakepercayaan yang berkembang dimasyarakat bahwa harimau merupakanhewan yang cukup dihormati karenamenurut kepercayaan harimau dapatbertindak sebagai hakim yang mengadiliorang yang berbuat salah danmelambangkan kewibawaan dengankarekter dan sifatnya yang sering menolongorang yang tersesat di hutan. Karena itu adakepercayaan masyarakat bahwa dilarangmembunuh harimau tanpa alasan yang jelaskarena satwa ini symbol mistik yangmengagumkan. Seperti di daerah Sumateraharimau sering diibaatkan sebagai datuk

atau orang tua yang berwibawa dan menjadipenguasa rimba belantara.

Sudah menjadi pengetahuan umumbahwa di Indonesia, harimau merupakansalah satu jenis satwa yang paling banyakdigunakan secara turun temurun untukberbagai simbol dan tujuan sosial, sepertisimbol perkumpulan (e.g. Siliwangi), dantarian tradisionil (reog Ponorogo, dll.).Beberapa daerah di Sumatera beranggapanbahwa kotoran harimau bermanfaat dalamstrategi mitigasi konflik manusia-satwaliarterutama untuk kasus dengan babi hutanyang sering masuk ke perladangan dankebun masyarakat, kotoran yang diletakkandalam ladang akan mampu menakuti ataumengusir hama babi sehingga menjaga hasilpanen tetap optimal. Pertunjukan wayangkulit di Jawa, yang popular di desa- desa,diawali dan diakhiri dengan gambaransemesta alam dalam bentuk gunungan yangdihiasi oleh pohon kehidupan, denganseekor harimau dan banteng di bawahnya.Sebenarnya sangat mengakar di budayamanusia, harimau telah dihormati sejakdulu. Bahkan apabila seekor harimauterbunuh oleh manusia, dan dicatat ke dalambuku, penduduk setempat di India danNepal akan memberikan penghormatan danmenaburkan bunga pada tubuh harimau.

Kaisar Nero mempunyai kandangharimau yang sangat besar. Shakespearememohon kekuatan harimau. Di dalam salahsatu pertunjukkannya yang terkenal, HenryV memberikan semangat keberanian kepadaorang-orangnya untuk menyerang dindingpertahanan dari Harfleur di Perancis dengankata-kata, “Tirulah aksi harimau, keraskanotot daging, tinggikan darah, lakukanpenyamaran secara alami dengankegarangan” (Jackson, 1999). SultanTippu,seorang pemimpin muslim di India selatanyang dikenal sebagai “The Tiger of

Page 11: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

11

Mysore”, sangat memuja harimau.Spanduknya bertuliskan “Harimau adalahTuhan”, dan mahkotanya dihiasimenyerupai harimau. Tentaranyamempunyai seragam loreng harimau dangambar harimau dan lorengnya tersebut adapada senjatanya.

Gambar 6. Pakaian dari kulit harimau yang diapakaipada festival litang horse, Tibet

Nilai Konservasi Harimau LiarJika kita berhenti “menunggang

harimau” karena sifat ketidakpedulian kita,maka kita akan kehilangan harimau dansatwa langka di Asia, seperti yang terjadi dipulau Jawa. Menurut McNeely dan Watchel(1988) dalam Seidensticker et. al. (1999),Harimau Jawa dulu dikenal sebagai simbolkekuatan alam, namun harimau Jawa kinihanya merupakan simbol surga yang hilang.Kepercayaan bahwa harimau hidup lebihbernilai daripada harimau mati dan daratanyang memiliki harimau adalah lebihberharga ketimbang daratan tanpa harimau.Harimau adalah mahluk yang sangat indah,perkasa, penuh rahasia dan seringdihubungkan dengan mitos sehingga

kenyataan hidup mereka sehari-harimungkin tampak membosankan.

Menurut Linkie and Christie (2007),Banyak karnivora besar adalah spesiesutama yang penting dan karena itu menarikpemberi dana dan manfaat konservasi yanglebih luas. Spesies seperti harimau mungkinyang paling ikonik, dan donor internasionalmenghabiskan setidaknya USD 41 jutauntuk proyek pelestarian harimau liarselama tahun 1998 – 2005 (ZSL, 2007) yangmana Rp 7,3 juta digunakan untukpemantauan. Mengetahui jumlah absolutharimau, atau beberapa spesies flagship,adalah penting untuk menjelaskankonservasi dalam suatu cara sehinggamasyarakat dapat memahami dengan mudahdan untuk menarik perhatian media danmempertahankan profil tinggi bagi harimau.Namun, kebanyakan masalah insidenharimau melibatkan penyerangan ternak danmasalah ini kurang mendapat perhatian danpendanaan (USD 4,5 juta selama 1998-2005; ZSL, 2007) daripada kegiatanpelestarian harimau lainnya.

Melestarikan harimau akanmemerlukan rencana penggunaan lahanyang menunjukkan tantangan berkaitandengan meningkatan populasi manusiadekat lanskap harimau. Meski demikian,hilangnya habitat lebih cepat dan sebagianbesar ancaman ireversibel bagi harimau.Ada perhatian khusus bahwa pembukaanhutan untuk perkebunan kelapa sawitmemiliki dampak yang dramatis bagiharimau. Industri kelapa sawit merupakanbagian yang tumbuh untuk menyediakanbiofuel dan, ironisnya, respon melawanperubahan iklim mungkin berdampak lebihbesar pada harimau dari perubahan iklim itusendiri. Namun, strategi mitigasi lain dapatmemberikan pentingnya peluang konservasi,digambarkan dengan diskusi baru-baru initentang pengurangan emisi dari deforestasi

Page 12: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

12

di negara berkembang, dan menghindariskema deforestasi lain. Inisiatif ini bagiandari perdagangan kredit karbon yangdiusulkan akan memberikan insentiffinansial bagi pemerintah untukmempertahankan hutannya dan habitat alamlainnya, mendorong pendanaan perbaikanpenegakan hukum dan pembangunanekonomi pedesaan. Sama pentingnya, skemaini dapat memberikan cara penting untukmenjamin keinginan politik yang pentinguntuk melestarikan hutan dan, akhirnya,untuk menyelamatkan harimau liar dankarnivora besar lainnya dalam habitatnya(Linkie and Christie, 2007).

Gambar 7. Peternakan satwa liar dapat memenuhipasar konsumen (panah hitam) tapi mereka bisa jugamembahayakan populasi liar (panah putus-putus).Peternakan satwa liar tidak bisa dipisahkan darisystem manajemen diperlukan untuk mencegahpenyusupan rantai persediaan legal dengan satwaburu (1 dan 2) atau untuk mencegah pertumbuhanparallel, pasar illegal (3).

Permasalahan utama yang tersisadalam konservasi harimau adalahperdagangan illegal dianggapmenguntungkan, karena peternakan harimautelah diusulkan sebagai alternative solusi

pencegahan harimau dari kepunahan.Padahal sederhananya saja peternakan akanmeningkatkan persediaan harimau, hargaakan jatuh,dan perburuan tidak akan terlalulama menguntungkan. Hal inimenggambarkan pendapat yang keliruselama ini, dimana sebenarnya pasarharimau tidak sempurna, yang berarti hanyadidominasi oleh beberapa produser yangmengontrol harga dan konsumen lebihmenyukai harimau liar daripada yangditernakan karena itu pertukaran ini tidakmurni. Secara ekonomi produk yang berasaldari harimau liar merupakan barang mewahyang menginginkan harga melambung,selain itu tidak ada bukti harimau ternakdapat diproduksi dan dijual lebih murahdaripada yang liar (Gambar 7). Oleh karenaitu peternakan harimau akan menurunkanharga harimau liar yang diburu ataumenurunkan keuntungan bagi pemburusehingga peternakan harimau kemungkinanbesar meningkatkan kumpulan permintaanproduk harimau dan membangkitkan tingkatperburuan yang tinggi (Kirkpatrick andEmerton, 2010).

Berdasarkan uraian diatas makaanalisa terhadap valuasi total ekonomi dariharimau sebagai satwa liar yang bernilaitinggi sebenarnya dari segi ekonomiperdagangan produk-produk satwa liar tidakselalu menguntungkan bahkan cenderungmerugikan. Akan tetapi apabila nilaiekologis/biologi harimau dapatdipertahankan dengan menjaga kelestraiansatwa langka ini di alamnya danmembiarkan peran penting sebagaipenyeimbang proses ekosistem yang stabilyang telah digarisan kepada harimau olehSang Maha Penciptanya, maka denganeksistensi dan kelestraian satwa ini, nilai-nilai lain akan ikut berkembang sehinggamenjadikan satwa liar termasuk yang

Page 13: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

13

lainnya akan bernilai tinggi secara langsungdan tidak langsung.

Belum ada data yang menghitungsecara total nilai ekonomi harimau, tetapidata yang dijelaskan diatas dari sisi nilaiestetika secara langsung satwa ini akanmendatangkan nilai ekonomi yang tinggiyang merupakan daya tarik pariwisata danseni dimana secara langsung akanmenciptakan lapangan kerja, devisa, pajakdan penjualan aset bisnis pariwisata. Secaratidak langsung dalam hal ini harimausebagai spesies kunci (flagship) akanmendatangkan nilai bagi bidang penelitian,pendidikan, dan produk-produk pendidikankonservasi lingkungan. Bisnis proyekkonservasi harimau sebagai bagian industrisecara tidak langsung ikut mendongkraknaiknya pasar bisnis konservasi yang ikutjuga meningkatkan nilai social politik dimata dunia internasional dimana sekarangdan masa datang keanekaragaman hayatiakan mempengaruhi pasar ekonomi globaldengan manajemen yang professional danberkelanjutan.

Daftar Pustaka

Alikodra, HS. 2002. Pengelolaan SatwaLiar, Jilid 1. Yayasan Penerbit FakultasKehutanan (YPFK). Kampus FakultasKehutanan, IPB. Bogor.

Chardonnet Ph, Clers Bd, Fischer J, GerholdR, Jori F. & Lamarque F. 2002. TheValue of Wildlife. Reviced sciencetechnology Off. int. Epiz., 21 (1), 15-51

Dinerstein, E., Loucks, C., Heydlauff, A.,Wikramanayake, E., Bryja, G., Forrest,J., Ginsberg, J., Klenzendorf, S.,Leimgruber, P., O’Brien, T., Sanderson,E., Seidensticker, J. and Songer, M.2006. Setting Priorities for theConservation and Recovery of Wild

Tigers: 2005–2015. A User’s Guide.WWF, WCS, Smithsonian, and NFWF-STF, Washington, D.C.New York.

Indrawan, M, Primack, R. B., dan Supriatna,J. 2007. Biologi Konservasi. EdisiRevisi. Yayasan Obor Indonesia (YOI).Jakarta

Jackson, P. 1999. Harimau dalamKepedulian Manusia dan Artinya BagiPemecahan Masalah Keahlian dalamUsaha Konservasi Harimau dalamSeidensticker, J., S. Christie dan P.Jackson Menunggang Harimau:Pelestarian Harimau di Lingkunganyang Didominasi Manusia. p: 57-61.Cambridge University Press,Cambridge.

Kirkpatrick, R. C. and L. Emerton. 2010.Killing Tiger to Save Them: Fallacies ofThe Farming Argument. ConservationBiology. Revised manuscript.

Linkie M, Martyr D J, Holden J, Yanuar A,Hartana A T, Sugardjito J dan WilliamsN L. 2003. Habitat destruction andpoaching threaten the Sumatran tiger inKerinci Seblat National Park, Sumatra.FFI Oryx Vol 37 (1), hal. 41-48. UnitedKingdom

Linkie, M. and S. Christie, 2007. The Valueof Wild Tiger Conservation. Oryx 41(4),415–416, FFI Journal-United Kingdom

McGirk, J. 2009. Tiger Herding Big Cat-Farmed Tiger Economic. IndependentNewspaper, US.

Nasi, R., Brown, D., Wilkie, D., Bennett, E.,Tutin, C., van Tol, G., andChristophersen, T. (2008). Conservationand use of wildlife-based resources: thebushmeat crisis. Secretariat of theConvention on Biological Diversity,Montreal, and Center for InternationalForestry Research (CIFOR), Bogor.Technical Series no. 33, 50 pages.

Page 14: Harimau satwa kharismatik_bernilai_tinggi

14

Ng, J. and Nemora. 2007. Tiger traderevisited in Sumatra, Indonesia.TRAFFIC Southeast Asia, Petaling Jaya,Malaysia

Pattiselanno, F. 2003. The Widlife Value :Example From West Papua, Indonesia.Tiger Paper Volume 30, No.1, January-March.

Seidensticker, J., S. Christie dan P. Jackson.1999. Pengantar dalam Seidensticker, J.,S. Christie dan P. Jackson MenunggangHarimau: Pelestarian Harimau diLingkungan yang Didominasi Manusia.p: 9-13. Cambridge University Press,Cambridge.

Sunquist, M., K. U. Karanth dan F.Sunquist. 1999. Ekologi, Perilaku dan

Keuletan Harimau serta Perlunya UsahaKonservasinya dalam Seidensticker, J.,S. Christie dan P. Jackson MenunggangHarimau: Pelestarian Harimau diLingkungan yang Didominasi Manusia.p: 18-28. Cambridge University Press,Cambridge.

Tropis. 2010. Konservasi: Ketika HarimauBisa Dipelihara di Rumah. Edisi02/Tahun III/Februari.

Wibisono, H. T. 2008. Harimau MempunyaiFungsi Politik Global. Buletin TropikaIndonesia.Volume 12 No.1.Conservation International-Indonesia.

www.animaldiversity.com. 2008. Pantheratigris. 4 Maret 2008.