gerbatama ini ui! edisi 61 : belum ada 'iya' untuk statuta

20
61 edisi maret 2013 Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis BELUM ADA ‘IYA’ UNTUK STATUTA

Upload: suara-mahasiswa-universitas-indonesia

Post on 30-Mar-2016

244 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gerbatama ini UI! Edisi 61

TRANSCRIPT

Page 1: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

61edisi

maret2013

Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis

BELUM ADA

‘IYA’ UNTUK STATUTA

Page 2: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta
Page 3: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Gerbatama, ini UI! edisi pertama di tahun ini mencoba untuk menyuguhkan kembali apa saja yang masih belum selesai di UI, dan apa-apa yang terjadi selama mahasiswa tengah berlibur satu bulan kemarin. Dari statuta, sampai penggusuran stasiun. Memasuki bulan maret di 2013,berarti sudah sebulan kegiatan ajar megajar semester genap di Universitas Indonesia berjalan. Namun, statuta UI yang sudah mulai dirumuskan sejak tahun lalu belum kunjung selesai. Hal ini tentunya berkenaan dengan nasib dan status dari universitas indonesia sendiri.

Bersamaan dengan itu, di awal 2013 ini stasiun UI juga mendapat sorotan nasional karena aksi penggusuran para pedagangnya oleh PT.KAI dan aksi pemblokiranrel yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat yang melumpuhkan transportasi commuter line arah Bogor-Jakarta. Pemblokiran yang digawangi oleh mahasiswa UI dan dibantu masyarakat ini apakah benar satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar PT.KAI mau untuk duduk bersama, rekonsiliasi dan mencari jalan tengah demi nasib para pedagang di stasiun?

Pemimpin Redaksi Yasinta Sonia Ariesti Redaktur Pelaksana Hurun’in Qurrotul’aini Redaktur Artistik Akbar Budi Santoso Redaktur Bahasa Raisa Aurora Redaktur Foto Rahma Nissa Aini Reporter Tubagus Ramadhan, Iffah Karimah, Miranda Olga, Permata Mis Lusitania, Cindy Audilla, Candy Nurul, Coraima Okfriani, Jurnalistika Febra, Nur Fadhilah Fotografer Hana Maulida, Mochamad Hanbali Desain Tata Letak Pracetak Azharuddin, Dian Pratiwi, Juliana Putri Inderadjaja, Joana Helena Meijer Desain Sampul Hurun Qurrotul’aini Tim Riset Binar Asri Lestari, Fauzan Widyarman, Yudhistira A. S. Iklan Anindya Fitriana Sirkulasi dan Promosi Anton Budiharjo, Anggara Irhas

e d i s i m a r e t 2 0 1 3

e d i t o r i a l

Page 4: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Hampir satu semester lamamya banyak pihak menunggu pengesahan Statuta UI. Aturan dasar yang ditunggu untuk bekal pemilihan rektor yang tertunda ini hingga sekarang masih terbelit birokrasi. Bahklan, ada kecurigaan pasal-pasal yang sebelumnya telah disepakati oleh para terkait akan dirombak kembali.

STATUS QUO STATUTA UI

FOTO

: M

OC

HA

MM

AD

HA

NB

ALI

OLEH : TUBAGUS RAMADHANIFFAH KARIMAH

L A P O R A N U TA M A04 g e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

vDitemui pagi itu (19/2) di kampus FISIP UI, Jodi Afila selaku perwakilan mahasiswa dalam tim perumus statuta UI, menyatakan bahwa pihaknya sudah tidak memiliki akses dalam mengawal draf statuta yang akan disahkan nantinya. “Saat ini kita –tim perumus statuta, red –sudah tidak me-miliki kewenangan lagi dalam proses statuta ini,” ujarnya. Sejak draf terakhir dari tim pe-rumus statuta UI diselesaikan pada akhir Nopember lalu, kejelasan mengenai peraturan tertinggi di UI menjadi buram.

Page 5: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

L A P O R A N U TA M A 05g e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Penanggung Jawab Sementara (PJS) Rektor Universitas Indonesia, Djoko Santoso menerangkan bahwa draf akhir dari statuta UI nantinya akan diharmonisasikan dengan tiga kementerian selain Kementerian Pendidikan Nasional. Tiga kementerian yang dimaksud Djoko adalah Kementerian Keuangan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Alur yang cukup panjang menuju pengesahan peraturan yang nantinya akan diterapkan di 7 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) lain selain UI ini pun kembali mandek ditengah jalan. Hal ini dikarenakan adanya pelimpahan pengawasan dari Mendiknas kepada Sekretariat Bersama PTN BH. Universitas Indonesia sendiri diwakili oleh Prof. T. Basarudin yang merupakan mantan dekan Fakultas Ilmu Komputer UI.

Ketika dimintai keterangan mengenai hal ini, Alldo Felix, perwakilan MWA UI Unsur Mahasiswa 2013, membenarkan adanya proses pelimpahan dari Kemendiknas kepada Sekretariat Bersama PTN BH. “Pada pertengahan Januari yang lalu kami –MWA UI, red –mendapatkan kabar seperti itu,”. Aldo memaparkan bahwa hal ini menimbulkan kecurigaan dari pihak-pihak yang ikut serta dalam tim perumusan statuta.Perlu diketahui bahwa hingga rapat fiksasi akhir statuta UI sebelum dikirimkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional, masih terdapat permasalahan terutama pasal 29 tentang pengaturan dosen dan ketenaga kependidikan di UI. Pasal itu mengatur orientasi pengaturan kepegawaian yang merujuk pada peraturan

perundangan yang mengatur bidang kepegawaian negara serta peraturan perundangan lainnya.Hingga rapat kerja MWA UI terakhir pada tanggal 18 Februari 2013 lalu, permasalahan mengenai ketenagakerjaan ini pun masih dipertanyakan oleh pihak-pihak yang mewakili karyawan. Sebenarnya sudah ada kata sepakat dari tim perumus statuta bahwa keseluruhan karyawan statusnya akan dijamin sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Akan tetapi karena alur pengesahan tiba-tiba berubah dengan melibatkan Sekretariat Bersama (Sekber) PTN BH, muncul kekhawatiran adanya perubahan yang tidak disetujui dalam draf statuta UI yang terakhir dikeluarkan pada 16 Januari 2013 itu. Irwansyah, anggota Paguyuban Pekerja UI menyatakan ketidaksetujuannya apabila pengaturan dosen dan tenaga kependidikan yang tertera dalam statuta UI mengalami perubahan dalam pembahasan Sekber PTN BH. “Padahal statuta UI sudah bagus buat pekerja, karena mengakui serikat pekerja dan kejelasan status,” ungkap Irwansyah, dosen Ilmu Politik UI yang akrab disapa Jemi ini.

Lalu Bagaimana Selanjutnya?

Djoko Santoso mungkin tidak menyangka bahwa masa amanat yang ia emban atas instruksi Menteri Pendidikan Nasional akan sepanjang ini. Sejak dilantik pada 14 Agustus 2012 di gedung D lantai tiga Kementerian Pendidikan Nasional, mantan direktorat jenderal Kemendiknas itu resmi menjadi pengganti sementara orang tertinggi di institusi UI. Maret ini genap empat bulan proses “harmonisasi” statuta UI

dilakukan di tataran pemerintahan. Berdasarkan keterangan dari Djoko Santoso pada rapat umum MWA UI 18 Februari yang lalu, ia mengatakan bahwa berkas statuta sudah berada di tangan Sekretariat Negara. Setelah sebelumnya draf ini dirembukkan di Kemendiknas dan Sekretariat Besama PTN BH, presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu untuk meninjau status dan menyetujuinya. Setelah itu draf statuta ini akan dikembalikan kepada tiga kementerian untuk nantinya disepakati. “Prof. Djoko sendiri tidak berani untuk menargetkan kapan selesainya statuta UI ini,” komentar Aldo. Pada waktu bersamaan dengan rapat tersebut pun, ada sedikit pesimisme dari salah satu perwakilan MWA unsur masyarakat, Jusuf Kalla. Kalla yang merupakan mantan wakil presiden Indonesia periode 2004-2009, paham betul bahwa proses pengesahan dari sebuah peraturan pemerintah tidak akan bisa berjalan hanya dalam beberapa bulan ke depan saja. Meskipun demikian, April adalah target paling optimis dari pihak MWA UI untuk mendesak agar peraturan pelaksana Undang-Undang Perguruan Tinggi ini dapat segera disahkan. Proses panjang pengesahan statuta ini pun tentu akan mempengaruhi pula lamanya masa pemilihan rektor UI yang sampai sekarang masih ditunda pelaksanaannya meskipun sudah ada calon-calon pemimpin birokrasi di UI. “Kalau ditanya statusnya seperti apa, dapat dikatakan proses statuta ini sedang status quo,” ujar Aldo menanggapi.

Page 6: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

PENGGUSURAN STASIUN, BAGAIMANA KINI?

Sejak tahun 2012 lalu, isu

penggusuran pedagang-

pedagang stasiun se-

Jabodetabek oleh PT KAI ramai

terdengar di media massa.

Penggusuran ini tidak lepas dari

keinginan PT KAI yang ingin

melakukan revitalisasi untuk

memajukan sarana dan prasarana

transportasi PT KAI sesuai dengan

Rencana Strategis Kementrian

Perhubungan 2010-2014 Bidang

Perkeretaapian. Akan tetapi,

revitalisasi telah mengorbankan

hajat hidup sebagian pedagang-

pedagang di stasiun-stasiun milik PT

KAI.

Bagi Pedagang, revitalisasi ini

merupakan ketidakadilan karena

hak kerja untuk menafkahi hidup

mereka terampas. Namun bagi

PT KAI ini merupakan keharusan

untuk meningkatkan standar mutu

perkeretaapian Indonesia.

Menurut penuturan Ayu, koordinator

pedagang stasiun UI menjelaskan

bahwa mereka sudah mendapat 2 kali

surat penggusuran dan 1 kali tanpa

adanya surat resmi. Lanjutnya, tidak

ada relokasi atau ganti rugi untuk

para pedagang dari PT KAI. Nasib

yang menimpa para pedagang staiun

UI ini mendorong berbagai elemen

mahasiswa UI maupun mahasiswa

selain UI untuk memberikan

dukungannya, baik melalui aksi

demonstrasi dan advokasi.

Namun, pada 14 Januari 2013, para

pedagang yang mayoritas menjual

buku-buku di Pondok Cina (Pocin)

harus mengalami penggusuran

terlebih dahulu sebelum stasiun

UI. Hal ini memicu demonstrasi

gabungan antara para pedagang,

mahasiswa, dan para simpatisan

hingga terjadinya pemblokiran

rel kereta api di Pondok Cina.

Setelah puncak aksi massa hari

itu, gaung perlawanan para

pedagang dan mahasiswa seolah

meredup bersamaan dengan mulai

memasukinya masa libur semester

ganjil mahasiswa UI.

Apa Kabar Gerakan#SavePedagangStasiun ?

Segera setelah para pedagang stasiun

UI mendapat surat penggusuran,

perjuangan mempertahankan hak

berdagang di kios stasiun UI terus

mengalir. Menurut Ayu, mereka

segera merangkul mahasiswa untuk

bersama berjuang ke Komnas

HAM, LBH, dan Kementrian BUMN.

Para pedagang membentuk

Perpustagerak (Persatuan Pegiat

Usaha Stasiun Sejabodetabek) untuk

memperkokoh solidaritas antar

pedagang.

Berbagai tanggapan muncul

dari kalangan mahasiswa terkait

meredupnya gerakan mahasiswa

terhadap isu penggusuran dan aksi

yang sempat dilakukan mahasiswa.

“Baguslah kalau nggak sepanas

dulu. Kalau panas terus, malah akan

terasa mengganggu. Dengan cara

yang adem dan kepala dingin sajalah

menghadapi kasus ini,” ungkap

seorang narasumber mahaiswa UI

yang menolak disebutkan namanya.

Tanggapan berbeda ungkapkan

oleh Mia, masyarakat umum yang

memerhatikan perkembangan

isu penggusuran kios pedagang

stasiun. “Kayak karbitan (mahasiswa)

Menggunakan berita yang lagi in

cuma untuk menunjukkan eksistensi

diri,” ungkap Mia.

Ketika, dikonfirmasi redupnya

advokasi mahasiswa terhadap isu

penggusuran Stasiun UI, pihak BEM

UI pun melontarkan pembelaan.

Aksi penggusuran yang dilakukan oleh PT.KAI yang menimbulkan reaksi pemblokiran dari mahasiswa dan masyarakat setempat, akhirnya sempat menunda niatan PT.KAI untuk menggusur kios-kios pedagang di stasiun UI dan Pocin.

L i p u ta n k h u s u s06 g e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

OLEH : PERMATA MIS LUSITANIAMIRANDA OLGACINDY AUDILLA

Page 7: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

l i p u ta n k h u s u s 07g e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Penggusuran di Stasiun UI oleh PT KAI

FOTO : RAHMA NISSA AINI

“Banyak sekali proses advokasi yang

sudah kami lakukan. Kami sudah

ke Kementerian BUMN 4 kali. Ke

Menkokesra, dan ketemu dengan Pak

Jokowi. Kami suratin langsung PT.KAI

dan sudah ada 8 kali kami berusaha,

baik lewat lembaga pemerintahan

atau cara individu untuk bisa

menemui Pak Jonan selaku direktur

utama PT KAI agar bisa berdialog.

Dan selama 8 kali itu pula tidak ada

tanggapan dari PT KAI,” ujar Yudi dari

departemen Aksi dan Propaganda

BEM UI.

Azhar Nurun Ala, wakil ketua BEM

UI menjelaskan bahwa posisi BEM

ialah pendamping dari apa-apa

yang dilakukan oleh teman-teman

pedagang. Penuturan Azhar ini

dibenarkan Ayu, “Pada tanggal

21 kami pergi ke Balai Kota DKI 1

berhasil ketemu Jokowi, seminggu

sebelumnya juga sudah ketemu

Jokowi, Azhar dari BEM UI juga ikut

waktu ke Balai Kota” tutur Ayu.

Pihak BEM UI mengaku bahwa hingga

kini belum memiliki rencana jangka

panjang, sebab sekarang ini masih

banyak berbagai cara advokasi yang

bisa dilakukan semaksimal mungkin

untuk mencapai dialog mengenai

relokasi.

Berbagai upaya telah dilaksananan

oleh pedagang dan mahasiswa,

tetapi kepastian nasib pedagang

urung didapatkan. Padahal banyak

pedagang yang menggantungkan

diri pada toko kecil mereka di

stasiun. Acong, pembuka jasa

photocopy di stasiun UI mengeluhkan

ketidakpastian nasibnya. “padahal

untuk modal usaha dan sewa lahan

saja, saya pinjam ke bank.” Keresahan

yang sama juga dikeluhkan Susi,

wanita paruh baya yang setiap

hari berjualan Pecel di stasiun UI.

“kami disini bukan pedagang liar,

kami membayar sewa lahan juga

bangunan, mata pencaharian saya

dan suami ya berdagang di sini.”

FOTO : RAHMA NISSA AINI

Page 8: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

RAMBU SOLO:SEBUAH PESTA UNTUK KESEMPURNAAN ARWAH ORANG TORAJAKedatangan saya dan empat

orang teman lainnya ke Rantepao,

Kabupaten Tana Toraja di paling

Utara Sulawesi Selatan ini

bertepatan dengan diadakannya

sebuah pesta kematian orang

Toraja. Pesta ini dinamakan Rambu

Solo. Rambu Solo adalah sebuah

upacara adat kematian masyarakat

Toraja unruk mengantarkannya

kepada keabadian. Mengantarkan

kepada keabadian bersama para

leluhur mereka disebuah tempat

perisitirahatan. Upacara ini disebut

juga dengan penyempurnaan

kematian. Karena kematian sesorang

akan dikatakan sempurna jika prosesi

upacara yang panjang ini telah

selesai. Jika belum, maka orang yang

meninggal hanya akan dianggap

sebagai orang yang sakit atau lemah.

Rambu Solo adalah upacara kematian yang telah menjadi ritual adat Toraja yang tidak lekang oleh waktu dan gerusan modernisasi. Di sana, pesta kematian adalah salah satu perayaan paling meriah melebihi pesta pernikahan.

08

OLEH : YASINTA SONIA

p e r j a l a n a ng e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 9: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Sehingga ia akan tetap diberlakukan

seperti halnya orang hidup yang

dibaringkan di tempat tidur, diberi

makanan, dan diajak bicara setiap

hari.

Kali ini, Rambu Solo diadakan untuk

kematian dua nenek kakak beradik

yang jenazahnya telah disimpan di

rumah keluarga selama dua tahun.

Upacara ini dianggap sangat penting

karena kesempurnaan upacara ini

akan menentukan posisi arwah

orang yang meninggal. Apakah

nantinya akan menjadi arwah yang

gentayangan (bombo), arwah

yang mencapai tingkat dewa (to-

membali puang), atau menjadi dewa

pelindung (deata). Upacara Rambu

Solo ini adalah sebuah kewajiban

untuk datang bagi seluruh sanak

saudara, kerabat, dan keluarga yang

bersangkutan dengan orang yang

meninggal. Mereka akan datang

meskipun berada sangat jauh dari

Toraja untuk menunjukkan bakti

dan penghormatannya kepada yang

meninggal.

Kedatangan saya di Rambu Solo

siang itu bertepatan dengan

penyambutan tamu oleh keluarga

yang mengundang. Upacara

penyambutan ini diawali dengan tari-

tarian khas Toraja yang dilakoni oleh

para pemuda Toraja, lalu para tamu

diantar masuk ke Tongkonan (Rumah

Adat khas Toraja) oleh para anak

perempuan dengan baju adat Toraja.

Tamu yang datang memakai baju

adat Toraja, dan membawa beberapa

hewan persembahan untuk orang

yang meninggal. Kisaran kerbau

yang ada pada upacara kali ini adalah

sebanyak lebih dari 30 ekor, dan babi

hutannya hampir mencapai seratus

ekor.

Kemeriahan upacara Rambu Solo

ini ditentukan oleh status sosial

keluarga yang meninggal. Hal ini

diukur dari berapa jumlah hewan

yang dikorbankan. Semakin banyak

kerbau yang disembelih, maka

semakin tinggi status sosialnya.

Biasanya, keluarga bangsawan akan

menyembelih lebih dari 25 ekor

sampai seratus ekor kerbau ditambah

babi-babi. Kalangan menengah

akan memotong sekitar sepuluh

ekor kerbau ditambah babi-babinya.

Namun pada prinsipnya, para hewan

persembahan ini didapatkan atas

dasar hutang budi dari para keluarga

dan kerabat kepada orang yang

meninggal. Jika si kerabat tersebut

merasa hutangnya pada orang yang

meninggal banyak, maka ia harus

memberikan hewan persembahan

yang layak untuk membayar hutang

tersebut.

Pemotongan hewan yang

dikorbankan diadakan keesokan

harinya setelah penyambutan para

tamu. Sebelum dipotong, para

kerbau ini akan diadu dulu. Biasanya

yang diadu adalah kerbau yang

paling bagus dan berpengalaman

dalam bertarung, adalah kerbau

dengan motif belang atau tedong

bonga yang dikatakan bagus.

Kisaran harganya dari kerbau belang

ini adalah 300 sampai 400 juta

rupiah. Jadi, bisa diperkirakan kan

berapa biaya yang dihabiskan untuk

menyelenggarakan sebuha pesta

kematian disana. Setelah para kerbau

diadu, pemotongan pun dilakukan.

Ritual pemotongan hewan korban ini

dinamakan ma’tinggoro tedong atau

tedong silaga.

Cara mereka memotong para

kerbau ini adalah dengan menebas

leher kerbau pada saat berdiri, dan

dibiarkan lehernya hampir putus

dan darahnya mengalir habis dan

harus dilakukan dengan sekali

tebas, tidak boleh lebih. Prosesi

kematian dari kerbau-kerbau yang

tengah diambang kematian inilah

yang menjadi tontonan favorit para

penduduk dan undangan. Semakin

lama kerbau itu mati, semakin

menarik pulalah tedong silaga ini.

Bagi saya yang berasal dari tanah

Sunda, pemotongan hewan seperti

ini terbilang baru, sampai-sampai

saya tidak tahan melihat lapangan

yang menjadi penuh akan darah

dan kerbau-kerbau yang kepalanya

setengah putus. Rambu Solo diakhiri

dengan diantarnya dua jenazah ini

ke pemakamannya yang diiringi oleh

para tamu undangan, dan isak tangis

para cucu dari kedua nenek ini yang

masih berharap neneknya bisa hidup

kembali.

09

Penyambutan para tamu pada pesta

pemakaman orang Toraja

FOTO : YASINTA SONIA

p e r j a l a n a ng e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 10: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

10 i n f o g r a f i sg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 11: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

11i n f o g r a f i sg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 12: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

12 s a i n s & t e k n o l o g ig e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Tim UI Karting Club berpose disela perlombaan racing

FOTO : DOK. PRIBADI

OLEH : CORAIMA OKFRIANIJURNALISTIKA FEBRA

Komunitas berbasis hobi siap menjadi UKM baru yang mewadahi mahasiswa UI yang hobi balapan di arena sirkuit. Kegiatan racing yang notabene dianggap kegiatan yang menghabiskan banyak uang, sekarang bisa diakses dengan mudah dengan adanya UIKC yang didirikan di lingkungan UI ini. selain balapan, UIKC pun mewadahi ketertarikan mereka yang suka dengan mesin, otomotif dan teknologi.

UIKC SIAP MENJADI UKM

Page 13: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Tak banyak orang yang

tahu bahwa di Universitas

Indonesia (UI) terdapat

sebuah komunitas pecinta gokart.

Universitas Indonesia Karting Club

atau yang biasa disebut dengan UIKC

ini merupakan komunitas dibawah

ikatan mahasiswa teknik UI. Alvin

Maulana (Teknik Mesin, 2009),

ketua dari UIKC mengatakan bahwa

mulanya komunitas ini dibentuk

karena minat yang sama antara

mahasiswa teknik mesin UI dalam

merancang mesin gokart. Tidak

disebutkan siapa yang mempelopori

pertama kali namun Alvin

mengatakan bahwa komunitas ini

dibentuk pada tahun 1980-an. “Mulai

dari dosen gue masih mahasiswa,

udah ada komunitas ini. Waktu itu

mereka bikin gokart sendiri sampai

tahun 2004, setelah itu vakum”, jelas

Alvin.

Setelah lima tahun vakum, komunitas

gokart ini dibentuk kembali pada

tahun 2009 dengan nama UI Karting

Club. Dipelopori oleh mahasiswa

angkatan 2008, mereka membeli

chasis (rangka) gokart yang telah jadi

kemudian dirakit sendiri. “Sekarang

kita punya dua gokart. Gokart ini

punya komunitas, biayanya dari anak-

anak patungan sendiri”, ungkap Alvin.

Akan tetapi, sekarang UI KC lebih

memfokuskan diri pada perlombaan

balap gokart dibandingkan dengan

membuat mesin gokart. “Lebih

minat di racing”, tambah Alvin.

Komunitas ini tercatat sudah

menghasilkan 13 tropi atas

kejuaraan racing di tingkat nasional.

Penghargaan terbaru yang diraih

oleh UIKC adalah Juara Ke- I Kelas

Mahasiswa dan Kelas Nasional dalam

Humpuss Kart Series, yang diadakan

di Sentul, Bogor, Juni tahun lalu.

Alvin mengatakan bahwa saat ini,

anggota aktif UIKC ada 11 orang

yang terdiri dari 4 orang badan

pengurus harian (Ketua, Sekretaris,

Bendahara dan seorang Chief

Mechanic ), 2 orang pembalap dan

selebihnya adalah perancang mesin

gokart. “Anggota UIKC ga cuma

anak mesin kok. Bahkan pembalap

kita anak hukum.”, jelas Alvin. Ia

mengatakan bahwa tidak menutup

kemungkinan orang di luar Teknik

Mesin bergabung dengan UIKC ini.

“Saat ini memang sistem perekrutan

anggota kami hanya dari mulut

kemulut dan mengandalkan jarkom

(jaringan komunikasi) via sms untuk

mahasiswa diluar jurusan Teknik

Mesin. Mungkin nanti jika UIKC

sudah menjadi UKM kami akan mulai

mempromosikan diri secara terbuka

ke Fakultas lainnya,” tambah Alvin.

Mengenai pendanaan, Alvin

mengakui bahwa mereka masih

menggunakan dana pribadi untuk

operasional klub terutama untuk

pertandingan. “Sekali tanding bisa

keluar hampir satu jutaan, ya kita

patungan. Pernah minta ke Rektorat,

hanya saja harus bawa piala dulu”,

guraunya. Oleh karena itu, Alvin

berharap bahwa nantinya UIKC ini

bisa menjadi UKM, salah satunya

agar urusan operasional seperti

ini menjadi lebih mudah. “Kami

mendapatkan dukungan penuh dari

Dekan Fakultas Teknik, untuk segera

mendeklarasikan diri sebagai UKM,”

jelasnya.

UIKC memang tidak pernah

mengadakan latihan rutin. Latihan

yang selama ini dijalankan oleh

anggotanya biasanya adalah

seminggu sebelum racing

(pertandingan). Untuk latihan

sebelum racing biasa diadakan di

Sentul, sedangkan latihan biasa

sering dilakukan di arena permainan

gokart. “Mungkin jika nanti UIKC

telah menjadi UKM, kami akan sering

mengadakan latihan di rental gokart.

Karena visi UKM ini nantinya adalah

untuk merangkul orang-orang yang

suka bermain gokart.” jelas Alvin.

Hisyam Farabi, anggota UI KC

menuturkan bahwa banyak manfaat

yang bisa didapatkan dari klub ini,

terutama dalam bidang otomotif. “Di

UIKC kita bener-bener bisa langsung

tau apa aja yang diperlukan untuk

menjadi juara. Kalo kuliah cuma teori

aja tapi di sini pengalaman dan share

dari universitas lain maka menambah

wawasan tentang otomotif”.

Mahasiswa Teknik Mesin UI angkatan

2010 ini berharap UIKC dapat

menjadi kegiatan yang diakui resmi

oleh pihak UI agar bisa mendapat

bantuan dana, anggotanya dari

berbagai fakultas, dan berprestasi.

Walaupun belum dikenal luas,

UIKC tetap disambut positif oleh

mahasiswa UI. Fajar Reno Budiman,

mahasiswa Teknik Arsitektur 2012,

menuturkan bahwa kegiatan UIKC

ini menarik dan unik. Menurutnya,

komunitas ini jarang ada di

universitas lain dan sebagai apresiasi

hobi yang bukan ditujukan untuk

orang-orang yang kaya saja.

13s a i n s & t e k n o l o g ig e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

“Mungkin jika nanti

UIKC telah menjadi

UKM, kami akan

sering mengadakan

latihan di rental

gokart.”

Page 14: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Berawal dari kesadaran akan pentingnya media kertas untuk menyalurkan hobi menggambarnya, Ario Kiswinar Teguh, tergerak untuk menggagas Komunitas Pecinta Kertas (KPK). Kesadaran tersebut didasarkan atas pemikiran adanya kertas karena manusia dan manusia bisa berkembang karena adanya kertas.

Seiring dengan perkembangan

zaman dan teknologi, para

pengguna kertas semakin

tidak bijak dalam menggunakannya.

Ario Kiswinar Teguh, yang biasa

disapa Kiswinar, mendirikan

Komunitas Pecinta Kertas (KPK)

pada tanggal 11 September 2008.

Dengan tujuan utama, yaitu, untuk

memahami pentingnya menjaga

kertas, komunitas ini terus menjaring

banyak anggota di bawah motivasi

yang sama.

Alasan Kiswinar memilih media

kertas berawal dari kebuntuannya

dalam hal menggambar. “Dari situ

saya mencoba mencari cara untuk

menghasilkan cara berkarya yang

lain. Suatu pagi saya menyaksikan

Art Attack, sebuah acara yang

mengajarkan kepada anak-anak

tentang serunya membuat karya

dengan bahan-bahan yang ada di

sekitar kita. Yang menarik buat

saya adalah si pembawa acara

menggunakan sampah kertas

sebagai bahan bakunya. Saat itu saya

pikir mungkin ini dia jawaban dari

kebuntuan tersebut.” Kertas sendiri

adalah salah satu material buatan

manusia yang kegunaannya sampai

sekarang tidak bisa dipisahkan dari

kehidupan sehari-hari sehingga dapat

terus dieksplorasi pemanfaatannya.

Produk Hasil KPK

Sebagai wadah pertama untuk

menampung kreativitas para anggota

KPK, maka diluncurkanlah Toko KPK

untuk memamerkan hasil dari proses

pemanfaatan kertas. Produk-produk

tersebut berupa hiasan ruangan,

kalung, gantungan kunci, asbak,

hingga kursi menjadi hasil kreativitas

dari para anggota. Kiswinar kemudian

membuat Projek Satrek. “Projek

Satrek itu studio desain interior yang

menggunakan kertas sebagai bahan

pembentuknya.” Semua produk

interior mulai dari lampu hingga kursi

telah dihasilkan sebagai material

alternatif pengganti kayu, besi,

atau kaca. Namun, produk-produk

tersebut belum sempat dijual karena

masih dalam tahap percobaan.

Tidak hanya fokus menghasilkan

produk-produk yang berbahan

dasar kertas, Komunitas Pecinta

Kertas terus meluaskan kampanye

“Bijak-Bijak Pakai Kertas” kepada

publik dengan mendirikan PEPA.

“PEPA kepanjangan dari People

and Paper, filosofinya kertas ada

karena manusia, dan manusia bisa

berkembang sehebat ini karena ada

peran kertas.” Fokus perhatian PEPA

KOMUNITASPECINTAKERTAS: CARA BIJAK PAKAI KERTAS

14

OLEH : NUR FAADHILAH

s o s o kg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 15: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

15

dikhususkan untuk pemberdayaan

komunitas-komunitas kecil dengan

tenaga produksi yang sudah dilatih.

“Produk awal yang akan diproduksi

dari PEPA itu sebuah buku sketsa

pake merek PEPA Journal.” tambah

Kiswinar.

Masih berbicara tentang PEPA,

Kiswinar berharap dari komunitas

yang ia bentuk dapat mandiri dalam

hal finansial dan mendapatkan

kedudukan yang setara di masyarakat.

Tidak hanya ikut berkontribusi

dengan pemakaian kertas secara

bijak melalui program tersebut, KPK

sudah dapat memberikan kebaikan

untuk orang lain dengan hanya

memanfaatkan media kertas.

Kertas Sebagai Penyampai Pesan

Komunitas ini melihat kertas tidak

hanya digunakan sebagai bahan baku

untuk membuat karya namun juga

sebagai media yang memiliki banyak

pesan. mulai dari soal budaya sampai

soal lingkungan. “Sayangnya, setelah

semua yang telah kertas berikan

untuk perkembangan kebudayaan

kita, sikap kita seperti meremehkan

kertas itu sendiri.

bisa kita lihat bagaimana dengan

mudah kita membuang kertas

sembarangan, dan sikap-sikap tidak

bijak lainnya.” Tutur Kiswinar.

Kertas adalah salah satu warisan

budaya dunia yang patut dijaga

karena keberadaannya telah

memajukan pemikiran dan membuat

hal-hal menjadi mudah. “ Dari

pemahaman itu juga yang akhirnya

menyadarkan saya, bahwa apa yang

saya kerjakan lebih dari sekedar

membuat karya seni, tetapi juga

menyampaikan pesan tentang bijak

dalam penggunaan kertas.” Tutup

Kiswinar.

Kiswinar dan para anggota komunitas pecinta kertas memamerkan hasil kertas yang di daur ulang

FOTO : DOK. PRIBADI

s o s o kg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

“Sayangnya, setelah

semua yang telah

kertas berikan untuk

perkembangan

kebudayaan kita,

sikap kita seperti

meremehkan kertas

itu sendiri”

Page 16: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

16

Komunitas Stand UP Comedy

UI didirikan pada 14 Pebruari

2012 oleh Mahasiswa Teknik

Sipil UI 2009, Muhammad Rizki Hadi

Putra. Tujuan didirikannya Stand Up

Comedy UI sederhana saja, yaitu

untuk membuat mahasiswa tertawa

dan tidak stress di tengah kesibukan

kuliah. “Kita pengen membuat

komunitas untuk seru-seruan aja

sih dan juga supaya bias ngeramein

acara-acara di UI,” tutur Rizki.

Respon positif dan antusiasme

mahasiswa UI terlihat dari pengikut

twitter Stand Up UI yang berjumlah

1.000 setelah baru dua bulan akun

tersebut dibuat. Melihat antusiasme

mahasasiswa UI, maka dibuatlah

open mic. Perekrutan anggota

dengan cara mencari dari setiap

fakultas. Namun, tetap saja terjadi

kendala seperti tidak konsistennya

anggota. Rizki mengatakan bahwa

terakhir sudah ada anggota tetap

berjumlah belasan orang termasuk

alumni-alumni angkatan 2008.

Lucu Menjadi Bonus Awal Mencari comic-comic (stand up

comedian) yang kreatif tidak

terlalu sulit. Menurut Rizki, lucu

itu sebenarnya relatif. “Kita kan

disini sama-sama belajar, jadi lucu

merupakan bonus lah bagi komik-

komik awal. Untungnya waktu open

mic di kampus sendiri, pasti mereka-

mereka lucu,” ujarnya.

Komunitas Stand Up UI sudah

mempunyai 5 orang comic yang

layak tampil di acara-acara umum,

sedangkan comic-comic barunya

sudah mencapai 20 orang. Kegiatan

yang telah dilaksanakan juga cukup

banyak, seperti comedy buddy, open

mic, membantu acara stand up show,

hingga mengisi acara di berbagai

fakultas. Dukungan dari BEM FT pun

terus berlanjut, khususnya dalam

membantu pada saat perekrutan

terbuka dan UI Art War.

Alasan Rizki sendiri menjadi comic

bermula pada saat ia mengisi acara

se-angkatan yang diadakan Teknik

Sipil untuk melakukan stand up

comedy. “Pas awal-awalnya nih, gue

lucu tuh, sampe orang-orang pada

ketawa rusuh. Abis itu langsung

ditawarin temen gue untuk ikut

open mic di café-café dan jadi kenal

deh sama comic-comic senior,” cerita

Rizki.

Kesulitan menjadi seorang comic,

khususnya bagi comic-comic baru

anggota komunitas Stand Up UI

OLEH : CANDY NURUL K

r a g a mg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

STAND UP COMEDY UI, HIBURAN DI KALA KEJENUHANStand UP Comedy, gaya lawakannya yang unik dan khas membuatnya kian popupuler di tengah menjamurnya beraneka ragam bentuk komedi di Indonesia. Tak hanya di kalangan masyarakat umum, Stand UP Comedy pun kian populer sebagai hiburan alternatif di kalangan mahasiswa. Salah satunya adalah UI yang para penikmatnya kemudian membuat sebuah Komunitas Stand UP Comedy UI.

Page 17: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Rizki, salah satu mahasiswa UI yang sedang melakukan openmic

FOTO : DOK. PRIBADI

adalah dalam mencari materi yang

akan disampaikan. Tentunya mereka

harus mencari materi yang tidak

membosankan, tetap menghibur

orang, dan kreatif. “Biasanya comic-

comic tuh mengungkap kan hal-hal

yang ia pengen ungkapkan dan juga

comic punya kebebasan yang enggak

dibatasi,” ujar Rizki. “Kalau mau coba

materi, dicoba di open mic dulu,

ketika udah lucu baru ikut show,”

tambahnya.

Mengenai perbedaan antara stand

up comedy dengan komedi-komedi

lainnya, Rizki menuturkan, stand up

comedy merupakan sebuah lawakan

tunggal yang tidak seperti lawakan-

lawakan lainnya yang biasanya

disampaikan beramai-ramai. Selain

itu memberikan kritik sosial, bahkan

edukasi kepada penonton.

Walaupun masyarakat dulu lebih

menyukai komedi atau lawakan

dalam bentuk fisik, namun sekarang

masyarakat membutuhkan lawakan

yang segar sekaligus cerdas. Maka

dengan menjamurnya stand up

comedy dapat memberikan suguhan

komedi yang beragam bagi para

penikmatnya.

Ditawarkan Menjadi UKM

Sebenarnya komunitas Stand Up UI

sempat ditawarkan untuk menjadi

UKM, namun tidak jadi. Seperti yang

telah dijelaskan Rizki bahwa untuk

menjadi UKM cukup sulit karena

harus mengurus LPJ dan sebagainya.

Sedangkan komunitas ini hanya

membutuhkan ketua dan anggota

saja karena lebih sering acara

kepanitiaan. “UKM kan biasanya ada

pelantikan, enggak mungkin kalau

Stand Up UI ada pelantikan. Masa

harus stand up comedy di kereta

gitu,” ujar Rizki sambil tertawa.

Rizki berharap komunitas Stand Up

Comedy UI dapat terus eksis dan

berkembang di kalangan mahasiswa

UI dan BEM setempat mendukung

kegiatan-kegiatan Stand UP comedy

UI.

17r a g a mg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

“...sekarang

masyarakat

membutuhkan

lawakan yang

segar sekaligus

cerdas.”

Page 18: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

GARIS BATAS; PERJALANAN DI NEGERI-NEGERI ASIA TENGAHPengarang : Agustinus Wibowo

Jumlah halaman : 528 halaman

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2012

18

Bagi banyak orang, berwisata

identik dengan mengunjungi

tempat-tempat yang sudah

terkenal di dunia untuk menuntaskan

rasa penasaran terhadap tujuan

wisata terkenal itu dengan

melihatnya langsung. Sedangkan bagi

negeri yang tidak dikenal, maka tidak

pernah terpikirkan untuk bertandang

ke sana. Namun, Agustinus Wibowo

tidak berpikir seperti para traveler

kebanyakan. Untuk menuntaskan

rasa penasarannya terhadap

peradaban manusia di Asia, dia

pun melanjutkan petualangannya

mengunjungi negara-negara Asia

Tengah yang dulu merupakan bagian

dari negara adikuasa Uni Soviet.

Dalam pengembaraannya, Agustinus

tinggal di rumah-rumah warga,

bersentuhan dengan kehidupan

sehari-hari mereka yang pas-pasan.

Melalui pengembaraannya ini pula

dia menyadari pengaruh Soviet

masih kental terasa setelah 15 tahun

keruntuhannya. Bahasa Rusia masih

menjadi bahasa pemersatu untuk

suku-suku di Asia Tengah.

Buku ini diberi nama Garis Batas

karena dalam buku ini Agustinus

banyak menceritakan bahwa

garis batas di setiap negara telah

memisahkan takdir bagi manusia,

bahkan yang masih bersaudara

sekalipun, meskipun jaraknya hanya

beberapa langkah yang bahkan

bisa untuk saling memandangi.

Garis batas seperti memerintahkan

manusia untuk menjauhinya.

Sedikit yang disayangkan, buku

ini terkesan agak ‘menggurui’

pembaca melalui pengalaman hidup

penulis pada masa Orde Baru yang

terintimidasi sebagai bagian dari

etnis minoritas. Penulis terkesan

‘membenci’ penguuasa Orde

Baru. Cerita yang diungkap lebih

banyak mengisahkan ‘keburukan’

negara-negara Stan, tanpa banyak

mengisahkan ‘kebaikan’ atau

kemajuan negara-negara Stan

setelah lepas dari Uni Soviet.

Terlepas dari itu, buku ini

menyenangkan untuk dibaca

karena bercerita tentang sisi lain

berwisata ke negara-negara yang

bahkan seringkali tidak kita ketahui

tempatnya di dalam peta. Kisah-kisah

‘langka’ yang diceritakan Agustinus

membuat buku ini menjawab rasa

ingin tahu kita terhadap negara-

negara yang sepertinya tersembunyi

dari dunia; bagaimana masyarakat

di sana hidup, bernostalgia

tentang masa lalu mereka, dan

menggantungkan harapan terhadap

dunia di luar kehidupan mereka.

OLEH : FAUZAN WIDYARMAN

r e s e n s ig e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 19: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Judul : A Good Day To Die HardSutradara : John MooreDurasi : 97 menitGenre : ActionTahun Produksi : 2013

OLEH: YUDHISTIRA A.S.

Setelah sukses dengan 4

sekuel sebelumnya, edisi

terbaru Die Hard hadir

dengan judul A Good Day to Die

Hard. Film yang mengambil latar

di Rusia ini bercerita tentang

John McClane (Bruce Willis) yang

pergi ke Moskow untuk menemui

anaknya John “Jack” McClane Jr.

(Jai Courney) yang dipenjara akibat

terlibat kasus pembunuhan. Namun

ketika Jack berhasil kabur dari

penjara, John malah ikut terlibat

dalam misi penting anaknya, yang

ternyata seorang agen CIA, untuk

menghentikan pencurian nuklir di

Chernobyl oleh sekelompok teroris.

Film berdurasi total 97 menit ini

masih tetap setia dengan aksi-aksi

spektakuler sepanjang film, penuh

dengan ledakan, kebut-kebutan

ditengah kota, hingga adegan baku

tembak yang serta merta mengajak

penonton terkesima.

Meski demikian, secara alur cerita

film yang di ini tidak jauh berbeda

dengan edisi-edisi sebelumnya

sehingga pada sekuelnya yang

kelima ini terlihat mudah ditebak.

Namun John Moore, sutradara

kawakan yang terkenal lewat Behind

Enemy Lines (2001) dan The Omen

(2006), dapat mengemasnya dengan

baik. Penokohan antara John dan

Jack pun diperankan cukup baik

karena terlihat hubungan konyol

dan jenaka khas ayah dan anak.

Secara keseluruhan, A Good Day

To Die Hard mampu menghadirkan

aksi yang tidak kalah dengan film

sejenis lainnya. Saksikan dan rasakan

adrenalin anda terpacu sepanjang

laga.

MEMACU ADRENALIN LEWAT DIE HARD

19R e s e n s ig e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

K O m i kg e r b ata m a 6 1 / / 0 3 - 2 0 1 3

Page 20: Gerbatama ini UI! edisi 61 : Belum Ada 'IYA' untuk Statuta

Kios

“penggusuran”

yang hingga

kini masih

digunakan

FOTO :

HANA MAULIDA

Aktivitas di

Stasiun tetap

berlangsung

meskipun ada

penggusuran

FOTO :

RAHMA NISSA

OPINI FOTO

20