audit dan analisis sistem informasi bagian produksi...

21
Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi Perusahaan Manufaktur Menggunakan Framework COBIT 4.1 Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Marvelous Marvin Rijoly (682010093) Agustinus Fritz Wijaya, S.kom., M.CS. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga September 2015

Upload: buikhanh

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi

Perusahaan Manufaktur Menggunakan Framework

COBIT 4.1

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Marvelous Marvin Rijoly (682010093)

Agustinus Fritz Wijaya, S.kom., M.CS.

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

September 2015

Page 2: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ
Page 3: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ
Page 4: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ
Page 5: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ
Page 6: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ
Page 7: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi Perusahaan

Manufaktur Menggunakan Framework COBIT 4.1

1) Marvelous Marvel Rijoly, 2) Agustinus Fritz Wijaya

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

Abstract

Audit and analysis of information systems is a way to examine and assess and

measure the extent to which the information system can answer the needs of the business

processes in the company. A manufacture company in running business processes in

manufacturing, required to be able to maximize all available resources in the company so

as to achieve the company's business objectives is to obtain the maximum profit. Audit

information systems is an activity to collect and assess evidence whether an information

system able to ensure the security of enterprise information assets, ensuring the company

to achieve its business objectives with efficiency and effectiveness of its resources. One

framework for auditing information systems that COBIT 4.1 framework that is focused on

the audit of the information technology governance. The method used in this study, which

in this study used quantitative descriptive approach. Results of audit management

information system enables the company to perform control of information technology in

the Production Department.

Keywords: Information System Audit, COBIT 4.1, Production, Manufacturing Company.

Abstrak

Audit dan analisis sistem informasi merupakan cara untuk melakukan pemeriksaan

dan menilai serta mengukur sejauh mana sistem informasi dapat menjawab kebutuhan

dalam proses bisnis di perusahaan. Sebuah perusahaan manufaktur dalam menjalankan

proses bisnis pada bidang manufaktur, dituntut untuk dapat memaksimalkan seluruh

sumber daya yang ada di perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan bisnis perusahaan

yaitu untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Audit sistem informasi merupakan

aktivitas untuk mengumpulkan dan menilai bukti apakah suatu sistem informasi dapat

menjamin keamanan aset informasi perusahaan, memastikan perusahaan untuk mencapai

tujuan bisnisnya dengan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang dimiliki. Salah satu

kerangka kerja untuk melakukan audit sistem informasi yaitu framework COBIT 4.1 yang

berfokus kepada proses audit terhadap tata kelola teknologi informasi. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini, dimana pada penelitian ini digunakan pendekatan

deskriptif kuantitatif. Hasil audit sistem informasi memungkinkan manajemen perusahaan

untuk melakukan pengendalian teknologi informasi di Bagian Produksi.

Kata Kunci: Audit Sistem Informasi, COBIT 4.1, Produksi, Perusahaan Manufaktur.

1) Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen

Satya Wacana, Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Page 8: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

1

1. Pendahuluan

Audit dan analisis sistem informasi merupakan cara untuk melakukan

pemeriksaan dan menilai serta mengukur sejauh mana sistem informasi dapat

menjawab kebutuhan dalam proses bisnis di perusahaan. Sebuah perusahaan

manufaktur dalam menjalankan proses bisnis pada bidang manufaktur, dituntut

untuk dapat memaksimalkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan

sehingga dapat mencapai tujuan bisnis perusahaan yaitu untuk memperoleh laba

semaksimal mungkin. Adapun proses bisnis utama yang dijalankan oleh

perusahaan yaitu produksi dengan sistem penjualan distribusi secara langsung.

Selama ini, sering terjadi keluhan dari pimpinan perusahaan mengenai lambannya

proses produksi yang menyebabkan berkurangnya pendapatan perusahaan

dikarenakan keterlambatan produksi yang mempengaruhi jumlah produk yang

dijual ke konsumen. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya audit dan analisis

terhadap penerapan sistem informasi di Bagian Produksi guna menilai sejauh

mana sistem informasi dapat menjawab kebutuhan perusahaan khususnya di

Bagian Produksi. Penerapan sistem informasi dalam mendukung proses bisnis di

organisasi memunculkan resiko tingginya biaya investasi, baik dari segi

pengadaan perangkat keras, pengembangan perangkat lunak, implementasi serta

pemeliharaan sistem. Hal ini dilakukan dengan harapan mampu mewujudkan

tercapainya rencana dan strategi bisnis perusahaan.

Audit sistem informasi merupakan aktivitas untuk mengumpulkan dan

menilai bukti apakah suatu sistem informasi dapat menjamin keamanan aset

informasi perusahaan, memastikan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya

dengan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang dimiliki [1]. Salah satu

kerangka kerja yang dapat digunakan untuk melakukan audit sistem informasi

yaitu framework COBIT 4.1. Framework COBIT 4.1 adalah kerangka tata kelola

teknologi informasi yang dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI) guna

mendukung serangkaian perangkat yang memungkinkan manajemen untuk

menjembatani kesenjangan antara persyaratan pengendalian, hal-hal teknis dan

resiko bisnis. Framework COBIT 4.1 berfokus kepada proses audit terhadap tata

kelola teknologi informasi yang memungkinkan kebijakan pengembangan yang

jelas dan baik untuk seluruh organisasi pengendalian teknologi informasi.

Framework COBIT 4.1 menekankan peraturan, membantu organisasi untuk

meningkatkan nilai yang dicapai dari teknologi informasi, dan memungkinkan

pengaturan dan penyederhanaan pelaksanaan pada framework COBIT 4.1 [2].

Framework COBIT 4.1 adalah kerangka kerja yang digunakan untuk

melakukan audit dan analisis terhadap sistem informasi yang ada di Bagian

Produksi, apakah sudah berjalan dengan maksimal dan optimal. Audit sistem

informasi bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program kerja

yang sedang berjalan di perusahaan, dengan mengetahui kebutuhan ini,

pelaksanaan program kerja akan segera mempersiapkan kebutuhan tersebut.

Kebutuhan tersebut dapat berupa biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan

program kerja akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa lama waktu

yang tersedia untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian, maka akan diketahui

pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan, serta alat apa yang harus disediakan

untuk melaksanakan program kerja tersebut. Audit dan analisis sistem informasi

Page 9: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

2

dengan menggunakan framework COBIT 4.1 bertujuan untuk menjadi tolak ukur

apakah penerapan sistem informasi di Bagian Produksi telah diterapkan dengan

baik, sehingga perlu adanya audit dan analisis sistem informasi sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil keputusan dari perencanaan yang mengarah

kepada hasil dan dampak dari program kerja tersebut.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian ini

pernah dilakukan sebelumnya, antara lain oleh Yesi pada tahun 2014 dengan judul

“Evaluasi Kinerja Teknologi Informasi Bagian Produksi Perusahaan Manufaktur

Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ Ungaran)”. Pada

penelitian tersebut, dijelaskan bahwa evaluasi kinerja teknologi informasi

merupakan cara untuk mengukur sejauh mana teknologi informasi dapat

menjawab kebutuhan dalam proses bisnis di organisasi. Oleh karena itu, maka

diperlukan adanya evaluasi penerapan teknologi informasi di Bagian Produksi PT.

XYZ Ungaran. Evaluasi kinerja teknologi informasi dengan menggunakan

COBIT 4.1 bertujuan mengukur apakah penerapan teknologi informasi di Bagian

Produksi PT. XYZ Ungaran telah diterapkan dengan baik atau belum. Hasil

penelitian tingkat kematangan Tata kelola teknologi informasi menunjukan bahwa

perlu dilakukan pengendalian teknologi informasi dan harus ada dokumentasi

pada setiap proses teknologi informasi yang dilakukan di Bagian Produksi PT.

XYZ Ungaran [3].

Penelitian lainnya yang terkait dengan judul “Audit Sistem Informasi

Persediaan”. Pada penelitian tersebut dibahas mengenai audit sistem informasi

persediaan yang ada pada perusahaan industri manufaktur agar dapat mengetahui

apakah perusahaan telah mencapai tujuan mengamankan aset, menjaga integritas

data, meningkatkan efektivitas, dan menjaga efisiensi untuk selanjutnya dapat

diberikan saran dan rekomendasi untuk meminimalkan resiko yang terdapat saat

ini. Hasil yang dicapai berfokus pada gambaran mengenai pengendalian-

pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan dan kelemahan pengendalian

tersebut. Pengendalian manajemen perusahaan dan pengendalian aplikasi pada

sistem yang berjalan sudah cukup handal pada beberapa segi pengendalian [4].

Penelitian lainnya dengan judul “Audit Kinerja Sistem Informasi

Manajemen Pemeliharaan Unit Pembangkit Listrik Berbasis COBIT Domain”,

dalam penelitian ini dijelaskan mengenai sistem informasi manajemen

Perencanaan Pemeliharaan Unit Pembangkit merupakan salah satu tool

pendukung untuk memaksimalkan sistem dokumen manajemen perencanaan

pemeliharaan unit pembangkit dimana review-review pemeliharaan yang telah lalu

dapat dipergunakan sebagai kerangka acuan untuk perencanaan pemeliharaan

selanjutnya. Dalam rentang waktu beberapa tahun, tentu saja dimungkinkan

terjadi penyesuaian-penyesuaian seiring terus bertumbuh dan bertambahnya umur

dari unit pembangkit listrik dan arus perkembangan teknologi informasi maupun

perubahan kebijakan yang ada di PT. PJB sebagai konsekuensi yang harus

diterima. Dalam perubahan ini, pengukuran sistem informasi menggunakan acuan

framework COBIT 4.1, yaitu Monitor and Evaluate (ME) [5].

Page 10: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

3

Framework COBIT 4.1

COBIT atau Control Objective For Information and Related Technology

adalah suatu panduan standar praktik manajemen TI. Standar COBIT 4.1

dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA.

COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT governance. COBIT berupa

kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu organisasi bersamaan dengan

sumber daya lainnya untuk membentuk suatu standar yang umum berupa panduan

pada lingkungan yang lebih spesifik. Secara terstruktur, framework COBIT 4.1

terdiri dari seperangkat control objectives untuk bidang TI, dirancang untuk

memungkinkan tahapan bagi audit [6]. Framework COBIT 4.1 seperti pada

Gambar 1 terdiri dari 4 domain, yaitu:

a) Plan and Organise (PO) dalam domain ini yang menjadi pokok pembahasan

ada pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi

organisasi.

b) Acquire and Implement (AI) domain ini menitik beratkan pada proses

pemilihan, pengadaan dan penerapan TI yang digunakan.

c) Deliver and Support (DS) pada domain ini yang menjadi pokok pembahasan

adalah proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya.

d) Monitor and Evaluate (ME) domain ini membahas tentang proses pengawasan

pengelolaan TI pada organisasi.

Gambar 1. COBIT 4.1 Domain (Sumber: ISACA, 2007)

Dalam framework COBIT, penentuan stakeholder diatur dalam RACI chart,

dimana RACI adalah singkatan dari Responsible, Accountable, Consulted, dan

Informed . Secara sederhana RACI menerangkan siapa saja yang terlibat dalam

suatu tindakan dalam sebuah organisasi. RACI biasa digunakan dalam manajemen

resiko suatu organisasi untuk lebih meningkatkan kinerja organisai tersebut.

Gambar 2 menjelaskan peran dan fungsi di dalam RACI memiliki definisi yang

lebih spesifik yaitu [7].

Responsible: orang yang bertanggung jawab melakukan suatu kegiatan atau

melakukan pekerjaan.

Accountable: orang yang memiliki otoritas untuk memutuskan suatu

pekerjaan.

Consulted: orang yang diperlukan umpan balik atau sarannya dan

berkontribusi akan pekerjaan tersebut.

Informed: orang yang perlu mengetahui hasil dari suatu keputusan atau

tindakan.

Page 11: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

4

Gambar 2. RACI Chart (Sumber: ISACA, 2007)

Maturity Model

Maturity model pada gambar 3 merupakan pendekatan untuk

mengendalikan keseluruhan proses teknologi yang didasarkan pertumbuhan

organisasi yang dapat dinilai dari tingkat non-existent sampai ke optimised (0

sampai 5).

Gambar 3. Maturity Model (Sumber : IT Governance Institute, 2007)

Level maturity model ada enam yaitu mulai dari nol sampai lima yang

dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Level Maturity Model

(Sumber : IT Governance Institute, 2007)

Level Kategori Keterangan

0 Non existent Suatu organisasi tidak menyadari akan perkembangan

TI yang ada dan tidak memahami bahwa TI dapat

membantu perusahaan dalam mencapai tujuan

bisnisnya.

1 Initial Organisasi telah memiliki solusi teknologi dalam suatu

organisasi tetapi belum ada standasasi atau struktur

yang jelas didalamnya.

2 Repeatable

but intuitive

Organisasi sudah mengembangkan proses-proses yang

ada, tetapi tidak ada pelatihan terhadap sistem secara

formal, atau komunikasi dari prosedur standard dan

kemampuan pelaksanaannya sistem bergantung pada

individu yang paham akan TI.

3 Defined Organisasi sudah mempunyai prosedur yang sesuai

standar dan terstruktur. Organiasi sudah melakukan

Page 12: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

5

pemeliharaan meskipun organisasi belum mengikuti

prosedur yang telah ditetapkan.

4 Managed and

measurable

Organisasi sudah memonitor dan mempunyai

kemampuan dalam pemenuhan solusi-solusi TI sudah

berjalan sesuai dengan prosedur. Solusi-solusi yang ada

dapat berjalan dengan baik dan dapat dikembangkan

sehingga berorientasi pada keefektifitasan dan

keefisiensian pekerjaan.

5 Optimized Organisasi mampu menjadikan TI sebagai strategis

bisnis sehingga perusahaan mempunyai keunggulan

kompetitif. Organisasi sudah mencapai level tertinggi

dalam penggunaan TI.

3. Metodologi Penelitian

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan metode atau cara yang digunakan dalam

melakukan penelitian ini, dimana pada penelitian ini digunakan pendekatan

deskriptif kuantitatif. Hasil dari perhitungan kuesioner kemudian dianalisis

dengan memaparkan secara deskriptif guna menghasilkan data dalam bentuk

numerik.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahapan untuk menghasilkan rekomendasi

hasil audit dan analisis terhadap sistem informasi yang digunakan di Bagian

Produksi. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan seperti pada Gambar 4 di

bawah ini.

MULAI

STUDI PENDAHULUAN &

PERENCANAAN AUDIT

PENGUMPULAN DATA

(IDENTIFIKASI TEMUAN-TEMUAN)

ANALISIS DATA

MAPPING BUSINESS

GOALS TO IT GOALS

MAPPING IT GOALS TO IT

PROCESS

PERHITUNGAN MATURITY

LEVEL

KUESIONER

WAWANCARA

OBSERVASI

PENYUSUNAN REKOMENDASI

PELAPORAN AUDIT

MENENTUKAN AUDITEE &

METODE AUDIT

SELESAI

Gambar 3. Tahapan Penelitian

Page 13: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

6

Gambar 4 menjelaskan bagaimana tahapan penelitian yang dilakukan dalam

penelitian ini, terdapat 5 (lima) tahapan utama dimana setiap tahapan berisi

kegiatan yang dilakukan dalam rangka audit dan analisis sistem informasi yang

terdapat pada Bagian Produksi. Secara lebih detail tahapan penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Studi Pendahuluan dan Perencanaan

Tahapan ini menjelaskan mengenai langkah awal sebelum melakukan

proses audit terhadap sistem informasi di Bagian Produksi, dimana dilakukan

terlebih dahulu proses identifikasi permasalahan yang terjadi di Bagian Produksi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan General Manager, diperoleh informasi

bahwa saat ini perusahaan memang telah memiliki beberapa sistem informasi

untuk beberapa bagian, antara lain: Bagian Produksi, Bagian Finance and

Accounting, dan Bagian Personal and General Affairs. Namun, beberapa sistem

informasi tersebut masih belum terintegrasi dikarenakan perbedaan platform dan

teknologi. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan khususnya pihak Holding Group

Company saat ini masih mengalami kesulitan dalam memperoleh laporan

operasional secara menyeluruh dari setiap bagian. Menurut Manager Quality

Control di Bagian Produksi, diperoleh informasi bahwa selama ini, Bagian

Produksi masih mengalami kesulitan dalam melakukan proses produksi

dikarenakan data yang diperoleh dari Distributor selaku Bagian Penjualan masih

diperoleh secara manual sehingga penentuan jumlah produksi harus menunggu

instruksi dari pimpinan perusahaan mengenai prosentase produksi setiap harinya.

Setelah memperoleh informasi mengenai berbagai permasalahan yang

dialami oleh Bagian Produksi, maka langkah selanjutnya adalah membuat

perencanaan audit untuk menentukan objek audit (auditee) dan metode yang

digunakan dalam proses audit sistem informasi. Metode audit yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu dengan pendekatan Audit Around The Computer.

Dalam pendekatan audit ini, auditor menguji kehandalan sebuah informasi yang

dihasilkan oleh sistem informasi kemudian dibandingkan dengan output yang

dihasilkan. Apabila ternyata hasilnya valid dan akurat, diasumsikan bahwa

pengendalian sistem informasi telah efektif dan telah beroperasi dengan baik.

Hasil sistem informasi yang diperoleh didapatkan dari hasil observasi dan

wawancara dengan auditee yang telah ditentukan yaitu Bagian Produksi.

b) Pengumpulan Data

Dalam tahapan pengumpulan data, dilakukan kegiatan perolehan data dari

auditee dengan menggunakan beberapa alat pengumpulan data, antara lain:

kuesioner, wawancara, dan observasi. Pengumpulan data dengan kuesioner yaitu

untuk memperoleh data tingkat kematangan sistem informasi yang digunakan di

Bagian Produksi. Kuesioner yang digunakan mengacu standar framework COBIT

4.1. Wawancara dan observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai profil

perusahaan, profil bagian, kondisi sistem informasi yang diterapkan saat ini, dan

berbagai temuan-temuan permasalahan yang muncul dengan kondisi sistem

informasi yang diterapkan saat ini.

c) Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, maka tahapan selanjutnya adalah

analisis data. Tahapan ini menjelaskan bagaimana proses penentuan control

Page 14: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

7

objective yang digunakan guna menilai tingkat kematangan sistem informasi yang

terdapat di Bagian Produksi. Proses pertama dari analisis data ini yaitu

memetakan tujuan bisnis dengan tujuan teknologi informasi perusahaan

berdasarkan perspektif balanced scorecard sesuai standar framework COBIT 4.1

untuk memperoleh keselarasan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi.

Setelah itu yaitu memetakan tujuan teknologi informasi dengan proses-proses

teknologi informasi yang terjadi di perusahaan. Setelah itu yaitu mengukur tingkat

kematangan dengan menggunakan Capability Maturity Model.

d) Penyusunan Rekomendasi

Tahapan rekomendasi berisi berbagai rekomendasi perbaikan guna

mengatasi temuan-temuan yang menjadi permasalahan terkait penerapan sistem

informasi di Bagian Produksi. Rekomendasi perbaikan merupakan saran bagi

pihak manajemen perusahaan guna meningkatkan kinerja operasional perusahaan

khususnya yang berkaitan dengan proses produksi.

e) Pelaporan

Tahapan pelaporan merupakan tahapan akhir dalam proses audit dan analisis

sistem informasi dimana dalam tahapan ini, auditor harus melaporkan hasil

kegiatan auditnya beserta rekomendasi perbaikan dan saran tindak lanjut guna

memperbaiki kinerja manajemen perusahaan. Dalam tahapan ini, manajemen

perusahaan dan auditor berdiskusi mengenai langkah-langkah konkrit perbaikan

ke depan khususnya di Bagian Produksi.

Pemetaan Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada

pembagian peran dan tanggung jawab yang ada di dalam RACI Chart COBIT 4.1.

Adapun tabel RACI dalam penelitian ini seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Pembagian Responden Berdasarkan RACI Chart COBIT 4.1

4. Hasil dan Pembahasan

Pemetaan Tujuan Bisnis, Tujuan Teknologi Informasi dan Proses Teknologi

Informasi

Tahapan pertama dalam proses audit dan analisis sistem informasi di Bagian

Produksi yaitu melakukan pemetaan tujuan bisnis perusahaan dengan tujuan

teknologi informasi perusahaan. Berdasarkan tujuan bisnis tersebut, maka dapat

dipetakan ke dalam Tabel Balanced Scorecard COBIT 4.1 seperti pada Tabel 2 di

bawah ini.

RACI Fungsi atau Peran Responden

Responsible Memastikan aktivitas tertentu berhasil

dilaksanakan. General Manager

Accountable Berkewenangan untuk menyetujui atau

menerima pelaksaan aktivitas. Quality Control Manager

Consulted

Pemberi pendapat atau yang

pendapatnya dibutuhkan dalam sebuah

aktivitas.

Quality Control Manager

Informed Menjaga kemajuan informasi atas

aktivitas yang dilakukan. Quality Control Manager

Page 15: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

8

Tabel 2. Pemetaan Tujuan Bisnis Perusahaan Berdasarkan Perspektif Balanced Scorecard

Berdasarkan hasil wawancara dengan General Manager, diketahui bahwa

perusahaan selama ini menerapkan sistem guna mendukung proses bisnis yang

ada di setiap bagian, sehingga tujuan teknologi informasi bagi perusahaan

berfokus kepada dukungan teknis terhadap kebutuhan sumber daya teknologi.

Oleh karena itu, maka tahapan selanjutnya dalam analisis ini yaitu melakukan

pemetaan terhadap tujuan teknologi informasi perusahaan seperti pada Tabel 3

berikut ini.

Tabel 3. Pemetaan Tujuan Teknologi Informasi Perusahaan Berdasarkan IT BSC

Selanjutnya adalah melakukan pemetaan antara tujuan bisnis dan tujuan

teknologi informasi perusahaan guna mengetahui proses teknologi informasi yang

terjadi di Bagian Produksi yang mendukung proses bisnis di bagian tersebut.

Adapun hasil pemetaan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Page 16: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

9

Tabel 4. Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi Perusahaan

Berdasarkan Tabel 4, maka proses teknologi informasi yang terjadi di

perusahaan dapat dilihat dari hubungan antara tujuan bisnis dan tujuan teknologi

informasi, maka pemetaan proses teknologi informasi yang terjadi seperti pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Antara Tujuan Teknologi Informasi dan Proses Teknologi Informasi

Berdasarkan Tabel 5, maka proses teknologi informasi yang terjadi di

Bagian Produksi dapat dianalisis menggunakan subdomain yang terdapat pada

framework COBIT 4.1 yang terdiri dari: PO1, PO2, PO3, PO4, PO5, PO6, PO8,

PO10, AI1, AI2, AI4, AI5, AI6, AI7, DS1, DS2, DS3, DS6, DS10, ME1, dan

Page 17: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

10

ME4. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh hasil tingkat kematangan

untuk setiap subdomain yang digunakan seperti pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Tingkat Kematangan Proses Teknologi Informasi Bagian Produksi

Proses TI Tingkat Kematangan

PO1 2,15

PO2 2,05

PO3 2,10

PO4 1,85

PO5 2,00

PO6 1,55

PO8 2,00

PO10 1,95

Rata-Rata PO 1,95

AI1 2,00

AI2 2,10

AI4 2,05

AI5 2,00

AI6 2,10

AI7 1,95

Rata-Rata AI 1,74

DS1 2,50

DS2 2,35

DS3 2,70

DS6 2,20

DS10 2,45

Rata-Rata DS 2,44

ME1 2,05

ME4 2,05

Rata-Rata ME 2,05

Page 18: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

11

Analisis Temuan dan Rekomendasi

Setelah memperoleh hasil tingkat kematangan proses teknologi informasi di

Bagian Produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan konfirmasi terhadap hasil

kuesioner dengan mempertimbangkan kondisi riil terkait penerapan sistem

informasi di bagian tersebut. Selain melakukan penyebaran kueioner, teknik

pengumpulan data lainnya yaitu dengan melakukan wawancara dan observasi

yang menghasilkan beberapa permasalahan sebagai temuan audit. Permasalahan

tersebut antara lain: sistem informasi di perusahaan khususnya di Bagian Produksi

belum diintegrasikan dengan beberapa bagian yang berhubungan dengan proses

produksi. Hasil perhitungan tingkat kematangan proses teknologi informasi yang

ada di perusahaan khususnya yang terkait dengan proses produksi menunjukkan

nilai yang masih rendah, hal ini dikarenakan setiap sistem informasi yang ada di

perusahaan khususnya di Bagian Produksi, dibangun berdasarkan kebutuhan dan

bukan merupakan hasil perencanaan strategis perusahaan. Sehingga, berdasarkan

hasil pada Tabel 6, maka kondisi perusahaan yaitu domain PO berada pada level

1,95, AI berada pada level 1,74, DS berada pada level 2,44, dan ME berada pada

level 2,05. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui proses observasi,

wawancara, dan penyebaran kuesioner, maka ditemukan beberapa temuan, antara

lain: telah tersedia kegiatan tata kelola teknologi informasi dalam tahap

pengembangan sistem informasi, yang meliputi perencanaan teknologi informasi,

pelaksanaan, dan pengawasan namun tidak formal sehingga masih sering terjadi

ketidakkonsistenan pelaksanaan sistem informasi. Selain itu, pihak manajemen

perusahaan telah mengetahui standar untuk pengelolaan teknologi informasi,

tetapi proses tersebut belum diaplikasikan secara menyeluruh dalam Bagian

Produksi. Prosedur di Bagian Produksi telah dikembangkan dalam proses-proses

untuk menangani suatu pekerjaan dan diikuti oleh setiap karyawan yang terlibat di

dalamnya. Tanggung jawab pelaksanaan standar diserahkan pada setiap karyawan.

Kepercayaan terhadap pengetahuan individu sangat tinggi sehingga kesalahan

sangat memungkinkan terjadi di Bagian Produksi.

Page 19: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

12

5. Kesimpulan

Setelah melakukan audit dan analisis sistem informasi di Bagian Produksi

berdasarkan capability maturity model, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pada Bagian Produksi telah ada perencanaan produksi dengan baik dan

didokumentasikan secara formal melalui form-form perencanaan produksi namun

pelaksanaan produksi masih mengandalkan karyawan yang mampu

mengoperasionalkan mesin tanpa adanya dukungan suatu sistem informasi yang

terintegrasi dengan bagian lain khususnya dari Distributor yang menjadi Bagian

Penjualan di perusahaan. Selain itu, perusahaan juga telah menerapkan Standard

Operating Procedures (SOP) untuk aktivitas produksi namun belum seluruh

karyawan mematuhinya sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada seluruh

karyawan. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat kematangan (maturity level)

yang bernilai rata-rata 2 atau repeatable. Berdasarkan hasil temuan tersebut

peneliti memberikan rekomendasi kepada perusahaan agar melakukan

perencanaan dan pengawasan terhadap kegiatan produksi dengan memanfaatkan

suatu Sistem Informasi Produksi yang meliputi penjadwalan produksi, proses

produksi, sampai evaluasi hasil produksi. Rekomendasi lain yaitu perusahaan

perlu melakukan sosialisasi terhadap seluruh karyawan di Bagian Produksi untuk

melaksanakan SOP produksi dengan baik. Selain itu, departemen produksi harus

menetapkan SOP yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan sehingga proses

yang terjadi dapat menjadi lebih efektif dan efisien dari sisi sumber daya yang

digunakan.

Page 20: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

13

6. Daftar Pustaka

[1]. Herawati, Evy, 2013, Skripsi: Audit Sistem Informasi Aplikasi Persediaan

Pada PT. SS, Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

[2]. IT Governance Institute, 2007, COBIT 4.1 Framework.

[3]. Yesi, dkk, 2014, Evaluasi Kinerja Teknologi Informasi Bagian Produksi

Perusahaan Manufaktur Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus:

PT. XYZ Ungaran), Jakarta: Seminar Nasional Teknik Industri (SNTI)

USAKTI 2014.

[4]. Hendarti, dkk., 2007, Audit Sistem Informasi Persediaan, Yogyakarta:

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2007.

[5]. Budiono, Gatot, 2010, Audit Kinerja Sistem Informasi Manajemen

Pemeliharaan Unit Pembangkit Listrik Berbasis COBIT Domain, Jurnal

EECCIS Vol. IV, No. 1.

[6]. Weber, 1999, Information Systems Control and Audit, The University of

Queensland, Prentice Hall.

[7]. Haughey, D., 2011, RACI Matrix, Project Smart.

Page 21: Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11523/2/T1_682010093_Full... · Menggunakan Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. XYZ

14

7. Lampiran