alb pada cpo

53

Click here to load reader

Upload: jhon-al-hammed

Post on 04-Aug-2015

417 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alb Pada Cpo

AB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGPT Tidar Kerinci Agung (PT TKA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Usaha perkebunan ini berlokasi di Jorong Batu Kangkung Kenagarian Batu Kangkung, Jorong Mangun Jaya, Jorong Koto Ubi, Jorong Sungai Betung Kenagarian Lubuk Besar Kecamatan Asam Jujuhan Kab. Dhamasraya. Jorong Talao dan jorong Sungai Talang Kenagarian Sungai Kunyit Kec. Sangir Kab. Solok Selatan dan desa Rantau Tipu Kec. Limbur Lubuk Mangkuang Kab. Bungo Prov. Jambi.Pembukaan areal perkebunan dan pembibitan dilakukan pada tanggal 1 Januari 1986 dan penanaman mulai dilakukan pada tahun 1987. Sedangkan pabrik pengolahan kelapa sawit mulai beroperasi pada tahun 1991 dan diresmikan pada 1992. Semua tanaman di areal lokasi perkebunan pada saat ini sudah berproduksi dan diolah langsung pada pabrik kelapa sawit yang langsung berlokasi di areal perkebunan.PT. TKA memiliki lahan 28.029 ha yang berstatus sebagai Hak Guna Usaha (HGU), yang sampai tahun 2003 telah ditanami seluas 16.084 ha, sisanya adalah berupa bangunan dan pemukiman (234 ha), fasilitas dan infrastruktur (1.324 HA), rawa sungai (1.115 ha) buffer zone TNHS (189 Ha), dan arel yang belum ditanam serta lahan konservasinya (9.058 ha). Belum di usahakan masih berupa hutan primer dan hutan sekunder. Untuk memudahkan pemantauan dalam pengelolaan kebun, maka lahan yang telah di usahakan dibagi menjadi 4.507 plot (petak) yang tergabung kedalam 466 klompok (field) dari 5 divisi.Kapasitas HGU yang layak ditanam diprediksi sebanyak 2.429.760 pohon atau setara 120 pohon/Ha yang terdiri dari 16.048 ha yang sudah ditanam dan 4.200 ha areal pengembangan. Target produksi tandan buah segar (TBS) rata – rata 17 ton/Ha. Penanaman dilakukan secara bertahap mulai dari 1987 sampai 1997.

1.2. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Proses Pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) Di PT. Tidar Kerinci Agung (TKA)” adalah untuk mengetahui bagaimana proses yang terjadi sampai di hasilkan CPO dan kernel, mengetahui cara analisa laboratorium untuk mengetahui kualitas minyak dan kernel yang di hasilkan dan mengetahui cara pengelolaan limbah kelapa sawit ( limbah cair, padat dan B3)

Page 2: Alb Pada Cpo

BAB IIPROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO) DI PT. TIDAR KERINCI AGUNG (TKA)

2.1. TINJAUAN PUSTAKA2.1.1. Minyak Kelapa SawitKelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) merupakan tanaman tropis golongan palmae yang termasuk tanaman tahunan (Naibaho, 1998). Ditambahkan pula oleh Ketaren (1986), kelapa sawit adalah tanaman berkeping satu yang termasuk family palmae. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22 – 32oC.Kelapa sawit adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati, yang dewasa ini tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar dan sebagai tanaman yang di budidayakan di daerah-daerah tropis Asia Tenggara, Amerika Latin dan Afrika. Menurut penelitian tanaman ini berasal dari Afrika yaitu kawasan Nigeria di Afrika Barat (Setyamidjaja, 1991).Menurut Hutomo dan Latif (1990), kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak yang tinggi di bandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya seperti kelapa, kedelai dan kacang tanah. Penggunaan minyak kelapa sawit tidak hanya untuk konsumsi (minyak makan) juga untuk industri kimia. Unutuk keperluan kimia dan industri yang diharapkan adalah sifat minyak dengan fraksi cair yang lebih cair dari fraksi padat, karena lebih mudah dalam pengolahan menjadi bahan jadi. Minyak kelapa sawit yang digunakan berasal dari daging buah (mesocarp) dan dari inti sawit atau kernel (endosperm) (Setyamidjaja, 1991). Selanjutnya Ketaren (1986) menambahkan bahwa buah adalah bahan untuk mendapatkan minyak dan inti sawit. Buah yang baik berasal dari tandan buah yang matang sempurna. Pengolahan tandan buah segar (TBS)dengan bahan baku menjadi minyak kasar (crud palm oil) yang bermutu baik adalah tujuan utama dari proses pengolahan. Pengolahannya dilakukan menurut tahap-tahap tertentu dan sesuai dengan syarat yang ditentukan sejak dari lapangan sampai proses akhir (Lubis,1992).Narbaho (1998), menyatakan bahwa hasil utama yang dapat di peroleh dari tandan buah sawit adalah minyak sawit yang terdapat pada daging buah (mesocarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan dan berhenti setelah 180 hari atau setelah minyak didalam buah sudah jenuh. Sedangkan Setyamidjaya (1991), menambahkan proses pembentukan minyak didalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu

Page 3: Alb Pada Cpo

pada waktu buah telah masak.Selanjutnya Satyawibawa dan widyastuti (1992), menyimpulkan bahwa panen harus dilaksanakan pada saat yang tepat sebab akan menentukan kualitas dan kuantitas buah kelapa sawit. Penentuan saat panen mempengaruhi Asam Lemak Bebas (ALB) yang dihasiulkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan akan mengandung ALB dengan persentase yang tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya jika panen dilakukan dalam keadaan buah belum matang maka kandungan ALB nya rendah, begitu juga dengan rendemennya.Adapun criteria panen adalah sudah ada 2 brondolan lepas dari tandannya atau jatuh ke piringan pohon untuk tiap kg tandan. Untuk tandan yang beratnya kurang dari 10 kg di pakai criteria 1 brondolan per kg (Lubis,1992).Menurut Satyawibawa dan widyastuti (1992) bahwa ada beberapa tingkat atau fraksi dari TBS yang dipanen seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tandan yang terlalu matang akan menimbulkan kerugian mutu dimana ALB tinggi, juga pada fraksi ini sudah banyak buah yang lepas hingga kemungkinan hilang sangat besar karena tercecer atau memar. Memar ini akan menimbulkan keluarnya minyak dari sel minyak, sehingga minyak akan banyak melekat pada tandan, kotoran, alat atau benda laiinya. Buah mentah atau fraksi 00 dan fraksi 0 akan merugikan, karena minyak yang terbentuk belum maksimal, tandan ini akan kurang sempurna sterilisasinya, sehingga pada penebahan tidak semua buah dapat dikeluarkan dari tandan dan inti sukar keluar dari cangkang (Lubis, 1992)Tandan yang sudah dipanen harus dihadapkan kearah pasar (jalan) panen dan brondolan dikumpul serta dimasukkan kedalam karung TBS yang tidak kotor dan berpasir (Lubis, 1992). Tujuan agar pengumpulan TBS di TPH lebih mudah dilakukan, dan kemungkinan TBS tertinggal di tempat pemanenan kecil. TBS memiliki beberapa criteria masa panen, antara lain : (1) bila ada satu bondolan yang lepas dari tandannya, (2) bila ada lima brondolan yang lepas dari tandannya, (4) bila ada 1-2 brondolan yang lepas dari tandananya per kg TBS.Laju pematangan buah sawit dipengaruhi oleh perubahan cuaca serta komposisi asam lemak plastisida, minyak sawit sangat berbeda jika di panen saat musim hujan kandungan ALB nya meningkat Karena terjadi reaksi hidrolisis pada buah kelapa sawit.ALB juga meningkat dengan bertambahnya dengan bertambahnya umur pohon sawit. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan, misalnya faktor keinggian, dimana TBS jatuhnya dari tempat yang lebih tinggi akan lebih parah kerusakan buahnya. Karena itu pada areal yang miring, cenderung panen mentah. Karena TBS yang bergulir menyebabkan banyak brondolan yang lepas. Selain itu pemanen sering melakukan pemanenan yang belum waktunya dengan beberapa alasan, yakni agar mencapai tonase dan mempermudah pengutipan TBS dan brondolan ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Table 1. Beberapa Tingkatan Fraksi TBSKematangan Jumlah brondolan (% dari buah luar) Fraksi KeteranganMentah Tidak ada 00 Sangat mentah1,0 – 12,5 % 0 MentahMatang 12,5 – 25,0 % 1 Kurang matang25,0 – 50,0 % 2 Matang I50,0 – 75,0 % 3 Matang IILewat matang 75,0 – 100 % 4 Lewat matang IBuah dalam ikut membrondol 5 Lewat matang II

Page 4: Alb Pada Cpo

Sumber : Pusat Penelitian Marihat (1992) cit Satyawibawa dan Widyastuti (1992)Selanjutnya Lubis (1992), mengatakan agar buah yang memar yang menyebabkan buah lunak seminimal mungkin, baik waktu memotong, membawa ke TPH maupun mengangkut ke truk serta menjaga buah agar tidak terlalu kotor, karena tanah atau debu. Janjangan kosong yang buahnya telah rontok agar di tinggal di TPH, pelunakan akan mempercepat peningkatan ALB di mana sebelum di potong sebesar 0,2 – 0,7 % dan ketika jatuh ke tanah akan meningkat 0,1 % setiap 24 jam. Dinding sel yang lunak karena pelunakkan akan segera menimbulkan proses enzimatis, autokatalisis atau hidrolisa yang akan meningkatkan ALB. Buah yang busuk menyebabkan rusaknya antiokasidan alami (tokoperol) yang dimiliki. Oksidasi akan menghasilkan peroksida yang selanjutnya terurai menjadi aldehid atau keton yang menimbulkan kerusakan tandan akan memberikan mutu minyak yang baik.Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik proses tersebut berlangsungcukup panjang dan memerlukan control yang cermat, di mulai dari pengangkutan TBS dari TPH kepabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil sampingnya. Pada dasarnya ada 2 macam hasil olahan utam pengolahan TBS di pabrik, yaitu minyak sawit merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang di hasilkan dari ekstraksi inti sawit.2.1.2. Proses Pengolahan Kelapa SawitProses ini dikaraktersasi dengan perebusan tandan buah segar ( TBS ) dengan uap dalam upaya menonaktifkan enzym alam dan membebaskan buah dari tandan serta memperlunak buah sehingga memudahkan penarikan minyak. Tahapan proses basah penarikan crude palm oil (CPO) adalah sebagai berikut :1) PenimbanganSetelah tandan buah segar ( TBS ) di bongkar dari truk pengangkut, lansung ditimbang untuk mengetahui jumlah produk. Setelah itu dimasukkan ke loading ramp ( lori ) untuk diangkut ke unit perebusan ( sterilizer ).2) PerebusanBuah kelapa sawit berupa tandan buah segar ( TBS ) bersama dengan lori dimasukkan kedalam unit perebusan ( sterlizer ). Sterilisasi dilakukan dengan cara mengalirkan uap air ( steam ) selama 90 menit pada suhu 130OC dan tekanan 2,5 atm. Tujuan perebusan adalah sebagai berikut :• Memudahkan pelepasan buah dari janjang, melunakan buah, mengurangi kadar air dalam buah.• Mematikan mikroorganisme dan enzim yang menguraikan minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserol, mengkoagulasikan albumen ( protein ) agar tidak terbawa cairan kempa tetapi tertinggal bersama ampas kempa-dari proses ini dihasilkan kondensat (limbah pengolahan kelapa sawit ).• Memperkecil kemungkinan pecahnya biji dan inti pada saat pengempaan.• Agar terjadi perubahan Fisik-Kimia awal daging buah, sehingga memudahkan ektraksi minyak.Pada tahap ini air limbah kondesat uap/sterilizer adalah 0,15-0,18 m3 Kg/ton TBS.3) Penebahan – Pelumatan ( Threshing ).Setelah perebusan ( sterilizer ), tandan buah segar kelapa sawit selanjutnya diangkut menggunakan hosting crane menuju unit penebah dengan unit otomatis. Penebahan dilakukan dengan cara menuang tandan buah segar sedikit demi sedikit secara teratur ke atas mesin penebah ( thresher ) untuk melepaskan buah dari kelopak.Secara teknis, mekanisme pelepasan buah sawit pada proses penebahan-pelumasan (threshing ) adalah sebagai berikut ;

Page 5: Alb Pada Cpo

• Buah dari pengisi otomatis masuk ke dalam drum yang berputar, dengan bantuan sudu-sudu yang ada dalam drum buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga buah lepas dari tandan.• Melalui kisi-kisi drum buah masuk ke conveyor, sedangkan janjang dengan kotoran dari unit penebahan dikeluarkan dari unit thresher lalu diangkat ke unit pengomposan dan ke incenerator atau di tebar ke lahan perkebunan.Pada tahap ini limbah tandan kosong yang dihasilkan 230-250 Kg/ton TBS.

4) PeremasanProses ini adalah meremas buah, sehingga daging buah lepas dari biji dan sekaligus menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak dalam waktu singkat ( 25-30 menit ), agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada proses pengempaan.Secara teknis, proses peremasan buah kelapa sawit yang dimaksud adalah :• Buah kelapa sawit dimasukkan kebejana pelumat ( digester ) yang dilengkapi dengan pisau-pisau.• Didalam bejana pelumat ( digester ), buah kelapa sawit diaduk pada kondisi panas dengan temperatur 80-90OC.• Putaran piasu menyebabkan terjadinya gesekan sesama buah. Diantara masa remasan dengan pengaduk dan dinding ketel, dikombinasi dengan pemanasan menyebabkan sel-sel mengandung minyak hancur. Sehingga, daging buah menjadi longgar terhadap biji dan akhirnya semua daging buah terlepas- namun serat-serat daging buah masih kelihatan utuh atau tidak teremas halus.• Minyak yang dibebaskan dari bejana atau digester harus segera dikeluarkan untuk mencegah terbentuknya emulsi yang akan menghambat ekstraksi minyak.

5) PengempaanPengempaan ( ekstraksi ) merupakan proses pengeluaran minyak dari buah kelapa sawit yang telah diremas. Proses ini dilakukan menggunakan alat kempa berupa hydraulic press ( kempa hidraulik ) atau screw press dengan tekanan 1.000 psi.Pada proses pengempaan, minyak akan diekstraksi sebanyak mungkin. Agar diperoleh minyak yang banyak, maka perbandingan biji dengan pericarp ( kulit buah ) dalam massa yang dikempa harus optimal. 6) Minyak hasil pengempaanMinyak hasil pengempaan, selanjutnya diolah di station klarifikasi untuk mendapatkan minyak kasar ( CPO ) yang bersih. Sedangkan cake ( limbah ) yang mengandung campuran serat dan biji dipisahkan pada proses selanjutnya.7) KlarifikasiMinyak yang berasal dari pengempaan masih banyak mengandung air dan kotoran, baik yang larut dalam minyak maupun mengendap. Klarifikasi merupakan proses pembersihan minyak dari bahan bukan minyak sawit, agar menghasilkan minyak ( CPO ) yang bersih dan stabil.Proses klarifikasi dilakukan pada suhu sekitar 90OC dengan beberapa tahapan sebagai berikut ;• Perlakuan fisik berupa pengenceran minyak dengan air panas untuk lebih memudahkan proses pemisahan minyak dari kotoran penyerta. Dari pengenceran butir-butir minyak akan mengapung di bagian atas.• Minyak yang telah diencerkan kemudian disaring menggunakan vibrating screen. Serat yang tidak lolos

Page 6: Alb Pada Cpo

saringan , di kirim kembali pada unit pengempaan, sedangkan minyak yang mengandung kotoran dibersihkan lebih lanjut pada unit decanter.• Pada unit decanter, bahan padat ( lumpur cair ) dipisahkan dari komponen minyak. Namun, karena minyak yang dihasilkan pada tahap ini masih banyak tercampur lumpur ( sludge ), selanjutnya dilakukan klarifikasi pada unit clarifier tank.• Air yang terpisah dibuang sebagai limbah cair, dan bahan padatan ( solid cake ) akan dibuang sebagai limbah padat.Minyak yang dihasilkan dari proses klarifikasi, masih membutuhkan pemurnian pada unit oil purifier. Kemudian dilakukan pengeringan minyak pada unit vacuum oil drier, sehingga diperoleh minyak sawit (CPO) dengan kadar air dan kotoran yang memenuhi persyaratan. Selanjutnya minyak (CPO) ditimbun ke dalam stroge tank sebelum diangkut ke daerah lain/pelabuhan Teluk Bayur menggunakan tangki.

8) Pemisahan Serat Inti Biji.Selain minyak sawit ( CPO ), pada proses pengempaan juga dihasilkan padatan berupa campuran serat dan biji sawit-disebut cake. Jika proses pengempaan berjalan baik, maka cake yang dihasilkan berkadar lemak rendah dan bersifat kering.Produk berupa cake dimasukkan kedalam alat yang disebut depericarper yang bekerja dengan system pneumatic, berfungsi memisahkan serat ( ampas ) dan biji sawit serta membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih menempel pada biji. Ampas kering-serat kering akan terhisap ke dalam unit siklon ampas ( fibre cyclone ), sedangkan biji dengan berat jenis lebih besar jatuh dan diangkat oleh conveyor agar masuk ke dalam drum pemolis. Serat yang telah kering dipakai untuk bahan bakar boiler, sedangkan biji dikeringkan dan dipecah ( crackers) serta dipisakan antara cakang dan kernel. Selanjutnya kernel disimpan dalam silo dan dibawa ketempat pengolahan kernel yang dilakukan pada unit kegiatan lainnya.Pada tahap ini sisa padat berupa fiber dan cakang yang dihasilkan adalah 145 dan 60 kg/ton TBS masing-masingnya.

2.1.3. Pengelolaan Limbah 1) Limbah Cair.Sumber limbah cair berasal dari proses produksi kelapa sawit adalah dari unit sterilisasi, unit klarifikasi dan buang hidrosiklon serta air dari pencucian lantai dan mesin serta air limbah dari boiler. Air limbah dari proses produksi sebelum dialirkan ke Sungai Batang Suir terlebih dahulu diolah pada Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang dilengkapi dengan 10 (sepuluh) kolam yang terdiri dari 1 buah mixing pond, 2 buah An Aerobik pond, 1 buah fakultatif, 2 buah aerobik pond dan 4 buah kolam sedimen dengan kapasitas volume IPAL 87.550 m3. Sedangkan limbah cair yang berasal dari boiler dilengkapi dengan kolam sedimen berjulah 6 pond dengan volume 13.820 m3 yang pada akhir aliran limbah cairnya masuk kepada bak sedimen IPAL. Limbah cair yang keluar dari IPAL telah dilengkapi dengan alat pengukur debit.Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi selama tahun 2008 yang berdasarkan kepada perhitungan produksi senyatanya yaitu 268.677 ton TBS diperkirakan dengan mengunakan rasio air

Page 7: Alb Pada Cpo

limbah 0,8 m3/tahun ton TBS adalah 268.677 ton TBS x 0,8 m3/tahun ton TBS = 214.942 m3/Tahun atau 716,472 m3/hari. Limbah cair yang keluar dari outlet IPAL terlebih dahulu dialirkan melalui areal perkebunan yang berjarak ± 3 km dari muaro Sungai Batang Suir.2) Limbah Padata. Limbah KebunLimbah perkebunan kelapa sawit berupa pelepah daun kelapa dan sarasah/ranting tanaman penganggu kelapa sawit dimanfaatkan untuk kompos di areal perkebunan kelapa sawit.b. Limbah Pabrik.Limbah padat yang berasal dari aktifitas pabrik pengolahan kelapa sawit adalah berupa sisa-sisa janjang buah kosong, serabut buah dan cangkang kernel. Limbah padat berupa janjang kosong dimanfaatkan kembali untuk pemupukan tanaman kelapa sawit. Limbah padat berupa serabut dan cangkang dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler3) Limbah B3Limbah B3 yang dihasilkan hanyalah berupa pelumas bekas yang berasal operasional genset, truk, alat berat excavator/bouldozer dan berbagai jenis kendaraan perusahaan. Dari berbagai aktifitas tersebut diperkirakan pelumas bekas yang dihasilkan 300 liter/bulan. Untuk menghindari terjadinya dampak pencemaran lingkungan atau dampak berbahaya lainnya, maka pelumas bekas tersebut dimasukkan ke dalam drum-drum yang telah disediakan dan disimpan pada suatu gudang tertentu yang terlindung dari cahaya matahari. Sebahagian pelumas bekas ini dimanfaatkan sebagai pelumas rantai mesin.

2.1.4. Analisa Laboratorium2.1.4.1 Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid/FFA)Asam lemak bebas dapat menetukan derajat ketinggian mutu kelepa sawit. Makin tinggi ALB, mutu minyak akan semakin rendah karena akan lebih mudah mengalami ketengikan. Oleh sebab itu persyaratan ALB dalam CPO haruslah seminimal mungkin, atau maksimal 5%. Asam lemak dalam CPO adalah asam palmitat (C15COOHCH3(CH2)4COOH), dengan BM 256. Karena itu perhitungan ALB CPO harus berdasarkan Asam PalmitatSemakin tinggi asam lemak bebas dalam CPO akan sangat mempengaruhi terhadap proses pemurnian CPO dan membutuhkan biaya produksi yang sangat besar. Hal ini karena dalam proses pemucatan CPO yang berkadar ALB tinggi membutuhkan biaya yang banyak.Pada proses pengolahan sawit untuk menghasilkan minyak mentah atau disebut dengan CPO (Crude Palm Oil), kadar asam lemak bebas menjadi salah satu factor utama penetu kualitas CPO yang dihasilkan. Semakin rendah kadar FFA dalam CPO maka kualitasnya semakin baik. Jika kadar FFA besar maka akan berpengaruh pada produksi minyak selanjutnya. Karena minyak jadi yang dihasilkan akan lebih cepat mengalami proses penguraian butir-butir minyak oleh asam lemak bebas sehingga mengakibatkan minyak tersebut cepat berubah rasa atau bau.Beberapa sampel minyak yangperlu dicek kadar FFA nya adalah :1. Oil after screw press2. Clarifier tank3. Vacuum dryer4. Storage tankUntuk standar mutu FFA yang baik di ekspor adalah < 5%. Rumus perhitungan yang digunakan adalah :

Page 8: Alb Pada Cpo

Kadar FFA = V NaOH x N NaOH x 25,6 W

Keterangan : 25,6 = BM asam palmitat dalam gramV = Volume NaOH (ml)N = Konsentrasi NaOH (Normalitas/N)W = Berat sampel (gram)Kadar asam lemak bebas yang tinggi di sebabkan oleh beberapa factor, yaitu :1. Proses pengolahan dari buah kelapa sawit yang busuk atau tidak bagus.2. Lamanya waktu pengolahan atau penimbuanan3. Lamanya waktu penyimpanan atau pemanasan dengan temperatur tinggi dan berulang-ulang4. Tingginya kadar kotoran dan kadar air.Prinsip kerja dalam penentuan kadar FFA yang terdapat dalam CPO :Sampel minyak dilarutkan dalam alcohol netral ± 50 ml, kemudian di panaskan sehingga ALB/FFA yang terkandung didalamnya larut, lalu larutan tersebut dititer dengan NaOH sampai titik akhir titrasi bewarna pink dengan bantuan indikator pp.

2.1.4.2. Kadar AirKadar air adalah bahan menguap yang terdapat dalam jumlah tertentu pada sustu contoh atau sebagai jumlah total dari zat menguap pada kondisi-kondosi tertentu.Kadar air dan minyak harus terus dipantau karena kadar air yang tingg pada minyak akan mempercepat terjadinya reaksi ketengikan. Kadar air dapat dihitung dengan mengurangkan berat sampel sebelum dipanaskan dengan berat sampel setelah di panaskan.Kadar air dalam CPO disebakan oleh :1. Pada saat steam yaitu proses penghancuran buah dengan mempergunakan uap air. Pada proses memungkinkan adanya air yang bercampur pada PCO.2. Pengaruh lingkungan seperti factor cuaca, suhu, dan lainnya.

Prinsip penentuan kadar air (Moisture) :Sampel minyak yang mengandung air dimasukkan kedalam oven pada suhu ± 150oC, selama ± 1-2 jam sehingga kandungan air dalam minyak menguap, jadi minyak tersebut bebas dari air.Rumus: Kadar Air = (w+s) – w1 x100%SKeterangan : W = berat cawan kosong (gram)S = berat sampel (gram)W1 = berat cawan + sampel kering (gram)

2.1.4.3. Kadar KotoranKadar kotoran juga diperlukan untuk mengetahui derajat kemurnian minyak. Kotoran dalam CPO biasanya diakibatkan oleh keadaan tangki penimnbunan atau tangki pengangkut yang kotor.Kotoran dalam suatu minyak atau lemak terdiri Dario bahan mineral yang terdapat bersama kotoran organik.

Page 9: Alb Pada Cpo

Pelarut-pelarut yang biasa digunakan untuk penetapan ini adalah :1. Petrolium eter dengan titik didih 80oC hingga 1000C2. Petrolium eter dengan titik didih 40oC hingga 600C3. Karbon di sulfide yang baru di suling sebelum digunakan.Prinsip kerja dalam penentuan kadar kotoran ini adalah :Sampel minyak di larutkan dengan n-heksana lalu di hisap dengan pompa vaccum melalui kertas saring, dimana semua larutan akan turun dan hanya kotoran yang tertinggal dan ditimbang.Rumus: Kadar Kotoran = (wb-wa) x100%w keterangan : Wa = berat cawan kosong (g)Wb = berat cawan + sisa kotoran (g)W = berat sampel (g)

2.1.4.4. Penentuan Minyak Terbuang (Oil Losses)Pada proses pembuatan minyak CPO tidak semua minak bias di pungut, tetapi sebagian kecil akan ikut terbuang pada serabut Screw Press (SP), Sludge decanter (SD), cake dcanter (CD), condensate Sterilizer (CS), dan Final Effluent (EF). Sebelum ditentukan kadar oil lossesnya setiap sampel harus dibebaskan dulu dari kandungan airnya, supaya tidak mempengaruhi hasil destilasi. Kadar oil losses maksimal dari masing-masing sampel terhadap sampel wet bassis adalah:1. Screw Pres < 4,5 %2. Sludge Decanter < 1,8 %3. Cake Decanter < 1,2 %4. Condensat Sterilizer < 0,6 %5. Final Effluen < 0,8 %Rumus : (w1-w0) x 100%(w2-w)Ketrangan : W = berat cawan kosong (g)W2 = berat cawan + sampel kering (g)W0 = berat labu kosong (g)W1 = berat labu + minyak (g)2.1.4.5 Penetapan Nilai DOBI (Deterioration Of Bleachability Index)DOBI merupakan salah satu indikator mutu dari CPO. Semakin tinggi nilai DOBI pada CPO menunjukkan mutu CPO yang bersangkutan semakin baik. Salah satu cara menganalisis nilai DOBI pada CPO adalah dengan menggunakan Spektrofotometer Genesys 10 UV sudah memiliki feature analisis Absorbance Ratio, sehingga hasil analisis DOBI bisa langsung didapat tanpa perhitungan secara manual.

Nilai DOBI = Abst.at 269 nm / abs.at 446 nm.

Page 10: Alb Pada Cpo

2.2 BAHAN DAN METODA PELAKSANAAN PKL2.2.1. Waktu dan Tempat PenelitianPelaksanaan PKL ini dilakukan pada tanggal 8 Februari sampai dengan tangga 22 Februari 2010 di Pabrik Kelapa Sawi (PKS), di Laboratorium Pabrik Kelapa Sawit dan di kebun Kelapa Sawit PT. Tidar Kerinci Agung (PT.TKA).2.2.2. Metoda Pelaksanaan1. Metoda gravimetric untuk penetapan kadar air dan kadar kotoran.2. Metoda volumetric untuk penetapan kadar asam lemak bebas.3. Metoda Spektrofotometri untuk penetapan nilai DOBI.2.2.3. Prosedur Pelaksanaan2.2.3.1. Penetapan Kadar FFA (Asam Lemak Bebas)2.2.3.1.1. Bahan Dan Alat Bahan : Minyak CPO, alkohol, indikator Penolptalein (PP), NaOH 0,1 Alat :• Erlenmeyer 100 ml• Hot plate• Buret• Timbangan 2.2.3.1.2 Prosedur Kerja1. Ditimbang ± 3 gram sampel minyak dalam Erlenmeyer 100 ml2. Kemudian ditambahkan kedalamnya 40 ml alkohol netral dan tambahkan 1-3 tetes indikator PP.3. Dipanaskan di atas Hot Plate untuk menghomogenkan sampel4. Dititar larutan diatas dengan NaOH 0,1 N sampai didapatkan titik akhir titrasi warna merah muda.Kadar FFA = V NaOH x N NaOH x 25,6 W

Page 11: Alb Pada Cpo

Keterangan : 25,6 = BM asam palmitat dalam gramV = Volume NaOH (ml)N = Konsentrasi NaOH (Normalitas/N)W = Berat sampel (gram)

2.2.3.2. Penetapan Kadar Air2.2.3.2.1. Bahan Dan Alat Bahan : minyak pada Screw Press, Vaccum dryer, Storage Tank. Alat :• Cawan• Oven• Desikator• Timbangan 2.2.3.2.2. Prosedur Kerja1. Dikeringkan cawan dalam oven bersuhu ± 1050 C sampai kering2. Dinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya (w)3. Ditimbang sampel sebanyak ± 10 gram dalam wadah cawan tersebut, dan dicatat beratnya (s)4. Dimasukkan sampel beseta cawan tersebut kedalam oven selama ± 1-2 jam5. Didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dan di catat beratnya sebagai (w1)

Rumus Kadar Air = (w+s) – w1 x100%SKeterangan : W = berat cawan kosong (gram)S = berat sampel (gram)W1 = berat cawan + sampel kering (gram)

2.2.3.3. Penetapan Kadar Kotoran2.2.3.3.1. Bahan Dan Alat Bahan : Sampel Vaccum Dryer dan Storage tank, kapas, kertas saring What man Alat : • Goach Crucble• n-hexsana• Oven• Desikator• Erlenmeyer• Pompa Vaccum• Timbangan

Page 12: Alb Pada Cpo

Rumus kadar kotoran = (wb-wa x100%) w keterangan : Wa = berat cawan kosong (g)Wb = berat cawan + sisa kotoran (g)W = berat sampel (g)2.2.3.3.2 Prosedur kerja :1. Dibilas Goach Crucible beserta kertas saring What man dengan n-hexsana dan dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang dan dicatat beratnya sebagai (Wa).2. Ditimbang ± 10 gram sampel dalam Goach Crucible, di tambahkan n-hexana disaring larutan tersebut dengan bantuan pompa vaccum, diulangi beberapa kali hingga Goach Crucible bebas dari sampel3. Dikeringkan goach Crusible dalam oven hingga berat konstan, ditimbang berat Goach Crucible berisi kotoran dan di catat beratnya (wb).

Rumus kadar kotoran = (wb-wa) x100%w keterangan : Wa = berat cawan kosong (g)Wb = berat cawan + sisa kotoran (g)W = berat sampel (g)2.2.3.4 Penetapan Kadar Oil Losses2.2.3.4.1. Bahan Dan Alat Bahan : Sampel minyak Screw press, Sludege Decanter, Cake Decanter, Condensat Sterilizer, Fiber Cyclon, Final Effluen, dan Nut, kapas, n-hexsan Alat : • Labu ekstraksi• Oven• Desikator• Timbangan analitik• Thimbel• Soxhlet

2.2.3.4.2 Prosedur Kerja1. Keringkan labu ekstraksi dalam oven bersuhu 1050C sampai kering, dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dan dicatat beratnya sebagai (W1)2. Diambil sampel yang telah di keringkan dari air, dibungkus dengan kapas dan dimasukkan kedalam thimble.3. Dimasukkan thimble kedalam soxlet, diekstraksi selam 2-3 jam atau sampai sampel bebas dari minyak, setelah itu tarik n hexsan yang ada dalam labu dengan cara penyulingan.4. Dimasukkan labu ke dalam oven, didingikan dalam desikator dan ditimbang sampai bobot konstan (w2)

Rumus = (w1-w0) x 100%(w2-w)

Page 13: Alb Pada Cpo

Ketrangan : W = berat cawan kosong (g)W2 = berat cawan + sampel kering (g)W0 = berat labu kosong (g)W1 = berat labu + minyak (g)

2.2.3.5. Analisi DOBI (Deterioration Of Bleachability Index)2.2.3.5.1 Bahan Dan Alat Bahan : Sampel minyak Storage Tank (CPO), isooctane Alat :• Labu ukur• Spechtrofotometer• Kuvet2.2.3.5.2 Prosedur Kerja1. Ditimbang ± 0,15 gram sampel CPO2. Dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml dan dilarutkan dengan isooctane sampai tanda tera3. Di homogenkan4. Disiapkan Spectrofotometer untuk analisis5. Masukkan isooctane kedalam kuvet sampai tanda tera.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Sampel minyakDari pelaksanaan PKL yang telah di lakukan di peroleh hasil sebagai berikut :1. Penetapan kadar FFA (Free Fatty Acid)

Page 14: Alb Pada Cpo

Dari analisa yang telah kami lakukan pada beberapa sampel minyak yang diuji di laboratorium Tidar Kerinci Agung (TKA), dapat di peroleh data sebagai berikut :No Sampel Standar (%) Hasil (%)1. After Screw Press < 5 2,7472. Clariffier Tank < 4,5 2,9913. Vaccum Dryer < 4,5 2,8974. Storage Tank < 4,5 3,957Sumber : PT. Tidar Kerinci Agung (TKA)Pembahasan :Dari hasil analisa FFA yang kami lakukan, didapatkan kadar asam lemak bebas (FFA) masing – masing sampel tidak melebihi standar yang di tetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Ini berarti kadar FFA pada beberapa sampel yang diuji sudah memenuhi syarat standarisasi kandungan batas maksimal Asam Lemak Bebas (FFA). Menurut Ketaren (1986), asam lemak bebas terbentuk karena adanya proses oksidasi, hidrolisa enzim dalam pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan asam lemak bebas dengan kadar lebih besar dari 0,2% dari berat lemak akan mengakibatkan flavour yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh (Ketaren, 1986).Bila minyak disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama, akan mengalami perubahan bau dan cita rasa yang menurun. Konsekuensinya harga akan berubah. Cepat atau lambatnya minyak dan lemak menjadi tengik, tergantung komposisi dan cara penyimpanannya (Winarno, 1999).Kenaikan kadar asam lemak bebas ditentukan mulai dari saat TBS (Tandan Buah Segar) di panen sampai pengolahan di pabrik. Kenaikan asam lemak bebas ini disebabkan karena adanya reaksi hidrolisis minyak menjadi Gliserol dan Asam Lemak Beabas (FFA). Reaksi dapat di percepat dengan adanya faktor – faktor seperti panas, air, asam, logam dan katalis (enzim ). Semakin lama reakasi ini berlangsung maka akan semakin tinggi kandungan sam lemak bebas yang terbentuk.Dibawah ini adalah reaksi pembentukkan asam lemak bebas (FFA) selama pengolahan minyak :

Trigliserida Gliserol Asam Lemak Bebas

Faktor – factor yang menyebabkan peningkatan asam lemak bebas yang relative tinggi dalam minyak kelapa sawit antara lain :a. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktub. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buahc. Penumpukan buah yang terlalu lamad. Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrikTindakan pencegahan yang dapat kita lakukan adalah :1. Pemanenan pada waktu yang tepat dan harus di kaitkan dengan criteria matang panen, sehingga di hasilkan minyak dengan kualitas tinggi.2. Masukan TBS secara langsung kedalam lori, dengan cara ini lebih efisien dan efektif, sehingga asam lemak bebas selama pemetikan, pengumpulan, penimbunan dan pengangkutan buah dapat dikurangi.2. Penetapan Kadar Air (Moisture)Dari analisa yang telah kami lakukan pada beberapa sampel minyak yang diuji di laboratorium Tidar

Page 15: Alb Pada Cpo

Kerinci Agung (TKA), dapat di peroleh data sebagai berikut : No Sampel Standar (%) Hasil (%)1. Screw Press < 5 2,7472. Vaccum Dryer < 4,5 2,9913. Storage Tank < 4,5 2,897

Pembahasan :Dari hasil analisa dari masing – masing sampel yang diuji diperoleh kadar air yang tidak melebihi standar yang ditetapkan oleh PT. Tidar Kerinci Agung (TKA). Ini menandakan bahwa masing – masing sampel yang diuji bermutu baik, karena semakin rendah kadar air yang di peroleh maka daya tahan minyak yang di hasilkan akan semakin lama.Dari data di atas terlihat bahwa minyak yang di hasilkan pada mesin Screw Press masih banyak mengandung air, dengan adanya pengendapan didalam Clarifier Tank maka air akan terpisah dengan minyak, dimana minyak akan berada pada bagian atas sedangkan air akan berada pada bagian bawah. Dengan adanya pengendapan ini maka minyak akan mengalir ke Oil Tank, sehingga kadar air yang di hasilkan jauh menurun. Untuk pencegahan terjadinya hidrolisis pada minyak maka air dapat dikurangi kembali dengan alat Vaccum Dryer sehingga minyak yang di hasilkan berkadar air rendah sesuai dengan standar yang ditetapkan.3. Penetapan Kadar Kotoran (Dirt)No. Sampel Standar (%) Hasil (%)1. Vaccum Dryer < 0,05 0,0242. Storage Tank < 0,05 0,013

Pembahasan :Dari hasil analisa dari masing – masing sampel yang diuji diperoleh kadar kotoran yang tidak melebihi standar yang ditetapkan oleh PT. Tidar Kerinci Agung (TKA). Ini menandakan bahwa masing – masing sampel yang diuji bermutu baik, karena semakin rendah kadar kotoran yang di peroleh maka daya tahan minyak yang di hasilkan akan semakin lama.

4. Penetapan Kadar Oil Losess (Kadar Minyak Yang Terbuang)No. Sampel Standar (%) Hasil (%)1. Sludge Decanter < 1.8 2,4002. Cake Decanter < 2,5 4,0303. Condensat Sterilizer - 1,0104. Fiber Cyclon - 10,2285. Finall effluent < 0,8 1,582

Pembahasan :Dari hasil analisa dari masing – masing sampel yang diuji diperoleh kadar minyak buangan yang dihasilkan tidak melebihi standar yang ditetapkan oleh PT. Tidar Kerinci Agung (TKA). Ini menandakan bahwa masing – masing sampel yang diuji bermutu baik, karena semakin rendah kadar kotoran yang di peroleh maka daya tahan minyak yang di hasilkan akan semakin lama.

Page 16: Alb Pada Cpo

5. Penetapan Nilai DOBINo. Sampel Hasil (%)1. Storage Tank 2,24

Pembahasan :Dari analisa yang diuji pada CPO Storage tank di peroleh nilai DOBI pada CPO adalah 2,24. DOBI merupakan salah satu indikator mutu dari CPO. Semakin tinggi nilai DOBI pada CPO menunjukkan mutu CPO yang bersangkutan semakin baik.

3.2. Sampel KernelDari pelaksanaan PKL di peroleh hasil sebagai berikut :BagianSampel Nut Broken Nut Kernel Broken Kernel Shell KL(%) KT(%) EF(%)Dry Sell (DS) 0 2,1 2,8 41,8 3 11,520 - - Craket Mixture (CM) 81,6 41,1 413,2 96,1 42,1 - 15,265 - Ripple Mill (RPM) 17,8 19,1 223,,5 131,6 223,8 - - 94,008Wet shell (WS) 6,4 14,6 11,8 125,8 287,5 33,470 - - Wet Kernel (WK) 12,4 74,3 98,6 395,6 80,7 - 18,108 - Before Kernel Silo (BKS) 5,2 31,8 386,8 282,3 40,1 - 72,1 - Fiber ciklon (FC) 5,2 0 5,3 4,7 1,9+ 244,2 2,770 - - Ket : • KL : Kernel Losess (<2,0)• KT : Kotoran (<2,0)• EF : Effisisensi (>96,0)Pemabahasan :Kernel recovery meliputi aspek kegiatan pemecahan biji, pemisahan kernel dari cangkang, pengeringan serta penyimpanan kernel. Kebjakan yang ditetapkan :a. Melalui proses pemecahan biji diharapkan diperoleh effisiensi pemecahan yang tinggi dan broken kernel yang rendah.b. Pemisahan kernel dengan dengan cangkang diharapkan diperoleh kernel dengan kualitas sesuai standard dan kehilangan kernel minimal.c. Dengan pengeringan diharapkan kadar air kernel produksi sesuai standard sehingga lebih tahan disimpan.Adapun standard kualitas yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Kadar air kernel : max. 7.00 % terhadap sample Kadar kotoran (dirt) : max. 7.00 % terhadap sample Kernel pecah (broken kernel) : max. 15.00 % terhadap samplePengawasan titik kritis dalam kernel recovery antara lain :a. Effisiensi pemecahan Nut di Ripple Mill minimum : 95 %

Page 17: Alb Pada Cpo

b. Kehilangan minyak di Nut maximum : 0.7 %c. Kehilangan kernel terhadap sample cangkang basah max : 3.5 %d. Kehilangan kernel terhadap sample cangkang kering max : 2.5 %

BAB IVPENUTUP4.1. Kesimpulan1. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO akan dipengaruhi kualitasnya oleh 2 (dua) factor, yaitu “factor hulu” (jenis kelapa sawit, iklim/cuaca, kondisi TBS, tingkat kematangan TBS, jarak dan waktu panen TBS sampai diolah, dll) dan “faktor hilir” (proses pengolahan di pabrik).2. Untuk mengontrol mutu hasil pengolahan kelapa sawit (CPO dan kernel) diperlukan berbagai macam analisa, yaitu: a. FFA (asam lemak bebas), b. Kadar Air CPO, c. Kadar Kotoran (CPO dan kernel), d. Oil Losses, e. DOBI, f. Efisiensi kernel.3. Pengelolaan limbah sangat penting dalam standarisasi perusahaan dalam manajemen lingkungan hidup, yang termaktub dalam ISO 14000. Pengelolaan limbah dapat ditangani dengan pendayagunaan sumber-sumber limbah berupa limbah cair, limbah padat dan limbah B3.

4.2. Saran1. Analisa laboratorium yang valid memerlukan ketelitian analisa, dosis bahan kimia yang tepat, sensitivitas alat, prosedur standar, dan perlakuan yang memenuhi syarat uji analisa.2. Untuk memperlancar pengangkutan TBS, sebaiknya jalan diperbaiki karena semakin lama proses pengangkutan dapat menyebabkan kandungan Asam Lemak Bebas (FFA) meningkat yang mengakibatkan mutu CPO yang dihasilkan rendah.

Page 18: Alb Pada Cpo

Kamis, 26 April 2012

laporan praktek industri minyak kelapa sawit

BAB IPENDAHULUAN

    latar BelakangTujun pelaksanaan pendidikan nasional saat sekarang ini diarahkan kepada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM), yaitu manusia yang mempunyai wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.Untuk menigkatkan sumber daya manusia tersebut, perlu dilaksanakan suatu bentuk pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan supaya ada hubungan antara dunia pendidkan dengan dunia industri. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan saling membutuhkan, saling mendukung untuk mencapai tujuan pembangunan.Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang adalah salah satu lembaga pendidkan yang bertugas melaksanakan program-program pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenga kerja yang terampil, mepunyai wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut di dunia industri.Upaya yang dilakukan fakultas Teknik Universitas Negeri Padang untuk mencapai tujuan

Page 19: Alb Pada Cpo

tersebut adalah dengan mengrimkan mahasiswa yang telah memenuhi syarat akademis untuk melaksanakan pengalaman lapangan industri.Pengalaman lapangan industri (PLI) merupakan jembatan penghubung antara dunia industri dengan lembaga pendidkan. Pelaksanaan lapangan industri bagi mahasiswa sangat penting untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di dapat selama pendidikan di bangku perkuliahaan. Sehingga dapat diketahui perbandingan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang sesungguhnya dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam memberikan materi yang benar – benart bermanfaat dan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dunia industri / duni kerja.Selain itu pengalaman lapangan industri ini juga dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa mengenai perkembangan actual dunia industri. Pengalaman lapangan industri dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, menilai secara langsung kemampuan yang dimilki oleh mahasiswa, dengan tujuan mencari tenaga kerja yang sesuai dengan atau dibutukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.   

    Maksut Dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui aplikasi teknologi permesinan yang ada di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi.    Tujuan umum Menurut buku pedoman Praktek Lapangan Industri (PLI) FT UNP, tujuan umum PLI adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang teknologi / kejuruan melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di perusahaan / industri tempat dilaksanaknnya PLI tersebut. Selama pelaksanaan PLI, mahasiswa diharapkan dapat melatih diri dan mengumpulkan informasi untuk menulis laporan tentang kegiatan dengan menggunakan landasan teori yang ada.    Tujuan khususSetelah melaksanakan PLI, mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman industri yang mencakup perencanaan, pengolaan, dan pelaksanaan unit produksi serta pengujian kualitas produk. Selain itu, mampu melaksanakan pekerjaan dilapangan industri setingkat kemampuan yang terbaik dengan cara:    Berusaha untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu yang baru dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan    Berusaha untuk mencari informasi dan mengatasi masalah yang ditemui selama Praktek Lapangan Industri    Bekerja sesuai dengan ketepatan dan kecepatan standar industri    Dapat menginteraksikan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan pekerjaan di industri    Dapat membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan dimasa yang akan datang    Hadir dan bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan    Mengamati, membandingkan, menganalisa dan menerapkan hal-hal yang didapat dibangku kuliah dengan yang ada di dunia kerja.    Dapat mengetahui persoalan-persoalan yang timbul pada keadaan sebenarnya pada dunia industri    Memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang teknik pada umumnya dan teknik mesin pada khususnya    Sebagai pengalaman dan wawasan kerja untuk menghadapi dunia kerja di kemudian hari

Page 20: Alb Pada Cpo

    Manfaat Praktek Lapangan Industri    Bagi mahasiswa    Mendapatkan pengetahuan baru dibidang pengolahan kelpa sawit yaitu bagaimana proses terjadinya Crude Palm Oil (CPO)    Mengetahui bagaimana prinsip kerja dari pabrik kelapa sawit    Mendapatkan pengetahuan tentang perawatan (maintenance) dan perbaikan (repairing) pabrik.    Bagi FT UNP padang    Mendapatkan informasi baru tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi industri. Informasi dapat digunakan untuk masukan dalam pembuatan kurikulum pendidikan tinggi, khususnya dibidang kejuruan yang mengacu pada proses link and match    Menjalin kerjasama dengan pihak industri     Sebagai bahan evaluasi

    Bagi industri    Mendapatkan masukan dari mahasiswa praktek untuk pengembangan yang lebih baik    Dapat mengenalkan perusahaan dengan dunia pendidikan melalui mahasiswa yang melakukan PLI    Sebagai salah satu wujud pengabdian pada Negara dalam menunjang kemajuan dunia pendidikan Indonesia

    Pemilihan Bidang KajianAgar pelaksanaan program PLI sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu ditentukan bidang kajian yang akan dipelajari selama pelaksanaan PLI. Hal ini tidak mermaksud untuk mempersempit pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mahasiswa rentang industry akan tetapi mengingat keterbatasan waktu, serta didorong oleh keinginan untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan efisien, penulis membatasi kajian yang akan dipelajari dan dilaporkan. Mengingat industri tempat penulis melaksanakan PLI merupakan industri yang bergerak dibidang pengolaha minyak kelapa sawit, maka bidang yang dipelajari secara khusus adalah hal-hal  yang berkaitan dengan kelangsungan proses produksi, mulai dari proses pengolahan sampai dengan kegiatan yang pendukung lainnya yang ada di industri tersebut. 

    Metode PenulisanMetode yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah dengan melaksanakan pengamatan secara langsung dan  melakukan konsultasi dengan operator dan pembimbing kerja praktek serta ditambah dengan studi kepustakaan. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting. Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai analisa yang digunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua data yaitu, data primer dan sekunder.    Data primer merupakan informasi yan dikumpulkan praktek langsung dari sumbernya    Data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, diaman penulis bertindak sebahai pemakai data

    Waktu Pelaksanaan

Page 21: Alb Pada Cpo

Kerja praktek ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai dari tanggal 26 desember sampai 26 januari 2012 yang bertempat di Muko-Muko Bengkulu

BAB IITINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    Sejarah Singkat PerusahaanPT. Sapta Sentosa Jaya Abadi didirikan pada tanggal 26 Februari 2002 sesuai dengan Akta Notaris No. 33 oleh Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, SH, MH yang berkedudukan di Bengkulu. Akta pendirian perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor C-09683 HT.01.01.TH.2002 tanggal 4 Juni 2002. Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta No. 40 tanggal 21 Agustus 2002 oleh Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, SH, MH perihal perubahaan modal dasar perseroan. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Manusia dengan Surat Keputusan nomor C-11598 HT.01.04.TH.2003 tanggal 26 Mei 2003. Pada saat ini perusahaan berusaha dalam bidang industri pengolahan kelapa sawit serta melakukan usaha dibidang perdagangan meliputi pembelian dan penjualan hasil-hasil industri kelapa sawit.Perusahaan ini didirikan atas dasar perkembangan usaha perkebunan sawit dari PT. Herfinta F and P yang berlokasi di Labuhan Batu, Sumatera Utara.Pada saat itu masyarakat Muko-Muko yang merupakan wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, mencari investor untuk mendirikan pabrik kelapa sawit di daerah itu karena banyak buah masyarakat yang tidak dapat diolah oleh  pabrik perkebunan sawit yang ada pada saat itu (+/- tahun 2000).  Sehingga PT. Herfinta F and P  mendirikan perusahaan baru dengan nama PT.

Page 22: Alb Pada Cpo

Sapta Sentosa Jaya Abadi. Dengan mendirikan Pabrik Kelapa Sawit terlebih dahulu baru perkebunannya dikemudian.Pemerintah kabupaten Muko-Muko menjanjikan menyediakan atau mencarikan lahan untuk perkebunan, dan ternyata lahan yang diberikan banyak masalah yang timbul. Dan akhirnya perusahaan mendapatkan lahan di daerah Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dengan luas lahan +/- 5.000 hektar.          Ruang Lingkup Perusahaan    Bahan BakuBahan baku utama untuk bahan baku CPO (Crude Plam Oil) dan PK (Palm Kernel) adalah kelapa sawit itu sen diri berasal darimana kelapa sawit itu sendiri itu berasal dari perkebunan yang ada disekitar PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi serta dari perkebunan sawit milik rakyat di sekitar daerah tersebut. Kelapa sawit dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:     DeliduraMempunyai cangkang yang tebalnya 2-8 mm, presentase mesocarp terhadap buah ± 65 % dan memiliki inti yang besar, kadar minyak nya 17 % sampai dengan 18%.    FisiferaKetebalan cangkangnya sangat tipis bahkan hamper tidak ada, tetapi daging buahnya tebal, presentase mesocarp terhadap daging buah cukup tinggi sedang karnelnya berukuran kecil.    Tenera Jenis ini merupakan hasil silang antar delidura dan fisifera, sehingga mempunyai cangkang yang agak tipis ± 0,5-4 mm, presentase mesocarp terhadap buah ± 60-90 %, mempunyai lingkaran serabut dikelilingi, kadar minyak cukup tinggi: 22-24 %. Adapun jenis sawit yang ditanam di perkebunan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi adalah jenis sawit tenera.

    Visi Dan Misi Perusahaan     Visi Perusahaan    Sangat menghargai pemegang saham dan pelanggan     Menjadikan perusahaan suatu lingkungan yang luas dalm mengembagkan motivasi dan menghargai karyawan berdasarkan prestasi yang disumbangkan    Pemimpin dalam pembaharuan teknologi, penyelesaian masalah keamanan lingkungan    Menjadi nomor satu dalam bisnis dan manajemen    Mendayagunakan seluruh kemampuan perusahaan yang berguna bagi masyarakat sekitarnya.

    Misi Perusahaan    Memberikan pelayanan yang terbaik melebuhi harapan pelanggan    Percaya bahwa semua kecelakaan dapat dicegah dan terus menjaga tempat kerja bebas dari kecelakaan     Flexible dan inovatif dalam melakukan bisnis dan dikenal sebagai perusahaan ternama    Memberikan keputusan tepat waktu dan segera memberikan tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan

Page 23: Alb Pada Cpo

BAB IIIMAKANISME PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

    TIMBANGAN BUAH

Gambar 1. Timbangan buah sawit

Pengangkutan buah kelapa sawit dari kebun ke pabrik dilakukan dengan truk, sebelum buah dikumpulkan di Loading Ramp terlebih dahulu dilakukan penimbangan. Pada PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi terdapat dua unit timbangan pada saat masuk dan pada saat keluar yaitu pada kendaraan bermuatan dan kendaraan kosong.Tujuan dilakukan penimbangan adalah untuk mengetahui jumlah TBS (Tandan Buah Segar) yang diolah dalam satu hari kerja sehingga dri jumlah tersebut dapat diketahui jumlah TBS yang masuk PKS. Disamping itu penimbangan juga untuk mengetahui jumlah buah yang dihasilkan oleh perkebunan PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi untuk satu jangka waktu tertentu. Fungsi lain dari timbangan adalah menimbang hasil produksi dan hasil pengolahan seperti CPO, kernel dan cangkang.Untuk memperoleh hasil penimbangan yang tepat perlu dilakukan tera ulang satu kali setahun sesuai dengan petunjuk dari petugas jawatan dinas Metrologi. Perawatan timbangan setiap hari sebelum dilakukan dengan cara menjaga kebersihan timbangan setiap hari sebelum dilakukan penimbangan dan pembuangan air apabila ada genangan diwaktu hujan dalam parit untuk menghindari kerusakan alat atau penyimpangan timbangan.

    SORTASI BUAH

Gambar 2. Sortasi buah menggunakan counterSortasi buah adalah pepemilihan buah yang matang dan yang kurang matang untuk mempertahankan mutu CPO yang dihasilkan.Alat yang dipakai untuk mengetahui kematangan TBS yang masuk kedalam Loading Ramp adalah Counter.

    LOADING RAMP

Gambar 3. Loading Ramp

Page 24: Alb Pada Cpo

Loading ramp berfungsi sebagai pembagi buah untuk dituangkan kedalam lori pengangkut. Satu unit loading ramp mempunyai kapasitas ±60 ton TBS,loading ramp ini mempunyai 12 pintu untuk memasukkan TBS kedalam lori dimana pintu-pintu tersebut digerakkan dengan system hidrolik.Fungsi dari loading ramp adalah untuk :    Tempat penampungan buah sementara sebelum diproses    Tempat penyortiran TBS    Tempat membuang kotoran dan pasir yang terikut pada TBS melalui kisi-kisi

    STERILIZER

Gambar 4. Sterilizer (tempat perebusan)Lori yang telah diisi TBS pada loading ramp di dorong kedalam sterilizer untuk dilakukan proses perebusan, baik buruknya mutu dan jumlah olah suatu pabik kelapa sawit tergantung pada keberhasilan suatu rebusan. Oleh karena itu merebus TBS harus sesuai debgan standar prosedur operasi, perebusan ini dilakukan dengan system 3 puncak    Prosedur perebusan adalah :    Tutup kran pengeluaran uap dan buka kondensat yang letaknya sebalah bawah rebusan, biarkan selama 5 menit    Tutup kran kondensat dan selanjutnya kran pemasukan uap dibuka penuh untuk menaikkan tekanan di dalam rebusan sehingga mencapai 2,5kg/cm²    Waktu yang dibutuhkan rebusan untuk menaikkan tekanan ini kurang lebih 15 menit    Tutup kran pemasukan uap dan buka kran pengeluaran uap secara cepat, sehingga uap dapat dengan cepat meninggalkan rebusan, pembuangan uap ini dilakukan sampai tekanan didalam rebusan mencapai nol waktu yang dibutuhkan kurang lebih 2 menit    Setelah tekanan uap mencapai nol, kran pengeluaran uap ditutp kembali dank ran pemasukan uap dibuka. Biarkan uap masuk sampai tekanan uap didalam rebusan mencapai 2,5 kg/cm² dengan waktu 13 menit    Selanjutnya dilakukan pembuangan uap untuk kedua kalinya dengan car menutup kran pemasukan uap secara cepat, sehingga tekanan di dalam rebusan mencapai nol    Kemudian tutup kembali kran pengeluaran uap dan buka kran pemasukan uap biarkan uap masuk sampai tekanan perebusan mencapai 2,5 kg/cm² dengan waktu 13 menit. Setelah itu tekanan perebusan tercapai, tutup kran pemasukan dan tahan uap di dalam perebusan selama 35 menit    Buka kran kondensat selama 2 menit yang bertujuan untuk pembuangan air di dalam rebusan dan stelah 2 menit buka kran pengeluaran uap selama 3 menit. Biarkan kran tersebut hingga tekanan di dalam rebusan mencapai nol.    Setelah uap di dalam ketel rebusan benar-benar kosong baru, pintu rebusan di buka lama rebusan ± 90 menit untuk mencapai kematangan buah yang baik.

    Tujuan perebusan adalah untuk :    Mematikan enzim-enzim yang menjadi katalisator dalam reaksi minyak berupa asam lemak bebas    Mempermudah proses penjernihan minyak    Mempermudah lepasnya inti dari cangkang    Mempermudah buah lepas dari tandan pada saat penebahan

Page 25: Alb Pada Cpo

    Melunakkan daging buah untuk mempermudah penghancuran dalm digester    Mengkoagulasikan zat-zat putih telur yang terdapat pada buah tersebut supaya tidak terikut serta dengan minyak kasar pada saat proses pengempaan (pressing)    Menurunkan air dalam kadar buah    Menguraikan zat-zat lender dengan cara hidrolisa, zat ini bersifat mengelmusi sehingga mempersulit pemisahan air dengan minyak kasar pada klarifikasi

    TIPPLER DAN THRESHING DRUM

Gambar 5. tipplerLori-lori yang berisi tandan buah yang telah di rebus di tarik keluar dengan memakai capstand, satu-persatu lori dimasukkan ke dalam tippler yang berfungsi untuk menuangkan lori yang akan dimasukkan ke dalam threser yang dibawa dengan menggunakan alat bunche elevator.Proses threshing drum yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandanya dengan system bantingan dalam drum yang berputar dengan kecepatan 22 rpm. Buah yang terlepas jatuh melalui kisi-kisi, sedangkan tandan yang kosong keluar melalui ujung drum dan dibawa oleh conveyor pembuangan tandan. Buah yang keluar melalui kisi-kisi threser dan jatuh ke fruit conveyor dan fruit elevator (sebagai alat penghantar) ke stasiun selanjutnya (stasiun kempa/pressing) untuk proses lanjut.

    STASIUN PRESSING (SCEW PRESS)

Gambar 6. Screw PressPada stasiun ini akan terjadi proses pemisahan minyak sawit dari ampas. Untuk mengeluarkan minyak dari adonan sawit semaksimal mungkin digunakan alat screw press. Jumlah minyak yang dihasilkan tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan dan lamanya pemberian tekanan permenit.Bagian-bagian pada stasiun pressan ini adalah auto Feeder,rotary drum threser, cross bottomonveyor, fruit elevator, fruit distributor conveyor, digester, screw press, sand trap tank, vibrating, empty bunch conveyor, icenerator. Pada stasiun pengeressan memerlukan 2 orang pekerja tenaga salah satunya sebagai kepala stasiun yang diawasi oleh mandor. Prosedur pada stasiun pengepressan ini adalah sebagai berikut:    Auto feeder menjatuhkan buah ke rotary drum threser secara continiu dengan bantuan elektro motor yang dapat digerakkan secara otomatis. Tandan buah yang jatuh ke threser akan dipisahkan antara brondolan dengan tandannya. Pemisahan ini terjadi akibat dana gerakan berputar dari silinder threser sehingga ada buah akan terpanting secara berulang-ualang    Tandan sudah kosong akan dibawa ke Empty boch conveyor (EBC) melalui ujung threser menuju incinerator untuk dibakar. Sedangkan brondolan hasil perontokan thereser akan ditransfer ke fruit elevator dengan bantuan Cross Bottom Conveyor.    Kemudian buah di transfer lagi ke fruit distributor conveyor yang berfungsi sebagai penyalur dan mengatur pemasukan kedalam digester    Dalam digester terjadi proses pelumatan brondolan sampai menjadi adonan. Hal ini dikarenakan pada digester dilengkapi dengan pisau-pisau untuk menghancurkan daging buah dan mengaduknya sambil diberi panas dengan suhu 90ºC dengan memakai system injeksi dan jacket. Pada digester terdapat 3 pasang pisau pengaduk dan 1 pasang pisau lempar yang berguna untuk

Page 26: Alb Pada Cpo

membuang serabut ke Cut Pressan    Selanjutnya adonan di alirkan ke screw press. Pada screw press terjadi pemisahan minyak dengan ampas serta biji.    Kemudian minyak dialirkan ke Sand Trap Tank seterusnya di Crude Oil Tank sedangkan ampas biji di alirkan ke pabrik biji    Agar biji tidak pecah tekanan diberikan seoptimal mungkin.

    STASIUN KLARIFIKASI (PEMURNIAN)

Gambar 7. Stasiun klarifikasiMinyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepressan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta air sebanyak 40-50%Agar didapat minyak sawit yang bermutu, maka dilakukan pengolahan lebih lanjut yaitu diproses di stasiun klarifikasi. Proses pengolahan dan tahap-tahap di stsiun klarifikasi sebagai berikut:Vibrating Screen, menyaringkotoran dan pasir terdapat pada Cruide Oil. Alat ini mempunyai saringan berupa ayakan yang berukuran 40-30 mesh. Kotoran yang tidak lolos saringan dikembalikan ke digester  melalui fruit elevator. Sedangkan minyak yang lolos saringan ditampung dalam Cruide Oil Tank (COT)Selanjutnya minyak di pompakan ke balance  tank dan dialirkan decanter untuk memisahkan minyak dengan bahan padat / lumpur yang terikat dalam minyak kemudian minyak di alirkan ke Continous settling tank (CST) untuk memisahkan kotoran dengan cara pengendapan berdasrkan BJ, sedangkan solid ditampung dalam gendengan dan seterusnya dibuang kelubang penimbunan. Pertama-tama pemanasan pendahuluan dengan cara membuka kran steam (uap) atau steam injeksi, kemudian buka kran pemasukan minyak ke CST. Temperatur yang digunakan untuk CST adalah 90 C - 95 C  Di CST terjadi pemisahan minyak dengan sludge (lumpur campur minyak), minyak berada dibagian atas dan mengalir ke Oil Tank sedangkan sludge yang berada di bagian bawah mengalir ke sludge tank. Kandungan minyak yang ada pada sludge tank adalah 10-20%Di dalam oil tank terjdi proses penguapan atau pengendapan, diman minyak dipanaskan dengan suhu 90-95º C, dengan tujuan untuk memisahkan minyak dan air yang masih terkandung dalam minyakhasil CTS tersebut. Dari oil tank minyak dilairkan ke oil furifier untuk memisahkan minyak, air dan kotoran ynag masih ada. Air dan kotoran dipisahkan disebelah baawah dan minyak dipompa ke vakum dryer (tangki pengering).Pada tangki pengering, air yang masih terdapat dalam minyak menguap sehingga kadar air minyak pada tangki pengering lebih kecil atau sama dengan 0,15%. Dari tangki pengering, minyak turun kepnimbangan hasl minyak , kemudian minyak di pompa ke tangki timbun (Storage Tank) yang merupakan tangki penyimpanan CPO.Pada studge tank minyak yang ada berkisar 10-15% dipisahkan kembali untuk diambil minyaknya dengan proses sentrifugal sludge separator. Untuk memisahkan minyak dari kotoran diberi pemanas dengan system injeksi pada temperature 90-95 C dan ditambahkan air panasEndapan lumpur yang masih ada pada tangki sludge oil melalui sludge separator dipisahkan

Page 27: Alb Pada Cpo

menjadi minyak dan lumpur. Minyak dipompakan ke CST untuk diproses kembali. Sedangkansludge dan kotoran dialirkan ke Fat-pit untuk diproses dan di olah kembaliminyaknya, kemudian air sludge dikirim ke Colling Tower dan mengalir ke kolam limbah.Bagian-bagian yang terdapat pada stasiun pengepressan ini adalah : Crude Oil Tank, Top Tank, Decanter, Continous Setting Tank, Oil Tank, Oil Furifier, Vacuum Dryer, Servo Balance, Oil Storage Tank, Sludge Tank, Sludge Recovery Tank, Coaling Tower, Ponding System. Pada stasiun pengepressan ini dikerjakan oleh 3 orang pekerja dengan salah satunya sebagai kepala stasiun yang di awasi oleh mandor.    STASIUN KERNELLER

Gambar 8. Membuat inti sawitPada stasiun pabrik biji ini pengolahan berfungsi untuk memproses Nut menjadi silo inti (kernel). Untuk menghasilka kernel yang bermutu, pabrik biji ini harus di jalankan dengan menggunakan mesin dan metoda yang tepat.Adapun proses pengolahan dipabrik biji adalah sebagai berikut :    Ampas dan biji (Cake) dari atasiun pressan keluar melalui Cake Breaker Coveyor (CBC) masuk ke defericarper.    Sewaktu di CBC biji dan ampas dipanaskan dan digemburkan, pengemburan dengan cara perputaran conveyor yang agak cepat dan dikeringkan dengan cara pemanasan dengan uap yang dialirkan dengan system jacket.    Pada Defericaper ampas yang sudah kering dan lebur dihisap oleh Fibre Cyclone dan masuk keruangan boiler sebagai bahan bakar    Sedangkan biji yang memilki masa yang lebih berat tidak ikut terhisap bersama ampas tadi, sehingga biji masuk ke Polishing Drum. Disini biji dibersihkan dari ampas dan serat-serat yang menempel pada biji. Pada alat ini dilengkapi dengan lubang ferproasi pada selindernya sehingga gaya sentrifugal biji keluar melalui celah atau lubang pada badan silinder dan sampah kasar keluar melalui ujung Polishing Drum.    Biji yang keluar dari celah di angkut Nut Elevator dan dimasukkan dalam silo. Disini biji diperam selama 8-10 jam, dipanaskan dengan suhu pada bagian atas 80ºC, bagian tengah 60ºC dan bagian bawah 40ºC.    Setelah diperam biji keluar dari silo melalui shaking Grate (alat pengatur turunya biji)dan masuk ke Cracker untuk dipecahkan, pemecahan terjadi berdasarkan gaya sentrifugal. Biji diputar dengan kecepatan900-1200 rpm (Rotary Per Minute), kemidian biji terlempar pada dinding Cracker dan akibat benturan tersebut biji akan pecah. Biji cangkang serta inti oleh Cracker Mixer Conveyor dan Elevator dibawa kedalam LTDS (Ligh Tenera Dush Sepration) dimana ketiga massa tersebut dihisap melalui blower penghisap.    Cangkang akan terhisap dan masuk ke Harper untuk selanjutnya menjadi tambahan bahan bakar ketel uap.    Inti akan turun dan masuk ke Hidrocyclone. Biji utuh dan biji setengah utuh serta biji lengkap yang masih terikut ke dalam inti dipisah melalui saring getar (Vibrating Greate). Biji utuh kembali ke Nut Elevator sedangkan Cangkang masuk ke Hydrocylone.    Cangkang dan kotoran yang terikut kedalam ini dipisahkan melalui alat Hydrocylone. Dengan gaya sentrifugal cangkang akan berada di bagian bawah dan selanjutnya dihembuskan melalui blower ke Happer untuk seterusnya di buang. Sedangkan inti berada di bagin atas dan melalui Conveyor dan Kernel Elevator akan dibawa ke Kernel Silo.    Campuran cangkang dan Kernel masuk ke dalam Drum I dan dipompakan melalui Cyclone I.

Page 28: Alb Pada Cpo

Sedangkan kernel menuju ke penampungan kernel.    Untuk mensterilkan kernel silo dilakukan remasan dengan cara memanaskan inti pada 3 tahap yaitu bagian atas 40ºC, bagian tengah 60ºC dan bagian bawah 80ºC    Pengeringan ini dilakukan dikernel silo dengan memakai Heater (pemanas). Pada stasiun pabrik biji memerlukan 2 orang pekerja / shift dengan kapasitas kerja 8 jam/shift yang diawasi oleh mandor dan asisten          STASIUN PENDUKUNG     Stasiun Water Treatmen                 Gambar 9. Stasiun water treatmerAir pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi sangat banyak dibutuhkan untuk instlasi yang ada di pabrik. Kebutuhan air tersebut antara lain untuk stasiun ketel uap, klarifikasi, sterilizer, pabrik biji dan semua stasiun yang ada pada pabrik tersebut.Adapun proses pengolahan air pada stasiun water treatmen dan demint plant adalah sebagai berikut:    Stasiun Water Treatmen    Air dari danau dan sumur bor dihisap oleh Row Water Pump dengan daya hisap 400 liter/menit    Kemudian air dialirkan ke tangki Klarifier. Di tangki ini dilakukan pengendapan lumpur dan kotoran lainnya    Seterusnya air dialirkan ke tangki endapan (settled Tank)    Dari tangki endapan air dialirkan ke sand Filter atau saringan pasir dan diteruskan ke tower    Pada tower air diberi tawas dan soda asam dengan dosis 50 kg/300 liter air. Disini fungsi pemberian tawas adalah untuk mengendapkan kotoran masih terikat dari Sand Filter sedangkan soda asam untuk mencuci lendir-lendir yang berada di dalam tower    Stasiun Demint Plant    Dari tower ke tangki kation, di dalam tangki ini ditambahkan HCL sebanyak 70 liter/200 liter air. Kegunaan dari HCL adalah untuk menurunkan PH air    Selanjutnya air dialirkan ke tangki anion. Di tangki ini ditambahkan caustic soda sebanyak 50kg/600 liter air, guna kaustik soda adalah untuk meningkatkan PH    Air dialirkan ke Daerator yang berguna untuk menghilangkan CO dan O    Dari Daerator air akan dihisap oleh Steam Pump dimana dalam Steam Pump ini air dicampur dengan BWT (Boiler Water Treatmen). Ada 3 jenis BWT yang diberikan yaitu BWT 2200, 2041 dan 2430    Air dan Steam Pump dialirkan ke stasiun boiler. Adapun jumlah pada stasiun ini adalah 3 orang /shift dengan kapasitas kerja 8 jam / shift dan diawasi oleh mandor      Stasiun Tenaga Stasiun tenaga adalah merupakan sumber tenaga yang digunakan untuk menggerkkan semua instalasi yang ada di pabrik. Stasiun tenaga terdiri dari dua unsure yaitu ketel uap (boiler)dan stasiun kamar mesin.    Ketel uapKetel uap adalah tempat untuk menghasilkan steam (uap) yang berguna untuk proses pengolahan di pabrik, di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi, pabriknya menggunakan bahan bakar dari serabut / ampas maka panasnya digunakan untuk memanaskan air sehingga dihasilkan uap panas yang disebut Steam.Prosedur kerja alat ini menghasilkan uap panas adalah sebagai berikut :

Page 29: Alb Pada Cpo

    Periksa alat-alat dan penguji pompa dan pengisi air    Periksa kondisi air dalam boiler dengan cara melihat pedomannya, kondisi air minimal setengah dari kapasitas air dalam boiler.    Persiapkan bahan bakar serta masukkan bahan bakar tersebut ke dalam ruang bakar (furnace)    Bersamaan ini dilakukan pembakaran awal untuk pipa sebelum boiler dioperasikan secara optimal    Hidupkan semua alat-alat yang terdapat dalm boiler yaitu Draft Controoolll, insert   draft   fan, forced draft fan, dan second fan.    Selanjutnya suplai bahan bakar yang berasal dari fibre convery diperbanyak agar pipa-pipa yang terdapat dalam boiler menjadi cepat panas dan dapat menhgasilkan uap    Jika terdapat terbentukuap (steam) dari pipa maka uap tersebut akan disalurkan ke upper drum    Bila tekanan pada upper drum telah mencapai 15 kg/cm² uap sudah dapat dialirkam kekamar mesin melalui pipa indukTenaga kerja di ketel uap ini terdiri dari 5 orang/shift diman kapasita kerjanya adalah 8 jam/shift dan salah satu tenaga kerja merupakan kepala kerja yang di awasi oleh mandor.     Kamar mesinKamar mesin adalah tempat yang merubah uap panas (tenaga kinetik) menjadi tenaga putar dan dirubah menjadi tenaga listrik. Tenaga listrik dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di pabrik ataupun perumahan para karyawan perusahaan.Alat yang digunakan untuk menghasilkan listrik adalah turbin uap, ginset, BPV (Back Preassure Valve) dan panel board. Untuk menggerakkan dynamo diguanakan mesin diesel yammar dan commins dengan bebam 200kw alternated. Disamping itu juga berfungsi sebagai pembantu turbin jika steam yang digunakn kurang dengan system parallel. Setelah elektro motor hidup di boiler dan pembakaran terjadi, uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin dengan kekuatan 18-20 kg/cm² yang kemudian dibagi dalam BPV, lalu dialirkan ke stasiun yang memerlukannya seperti stasiun sterilizer, pressan, klarifikasi dari pabrik biji.Stasiun kamar mesin terbagi menjadi beberapa peralatan secara global yaitu :    Turbin uap

Gambar 10. Turbin uapBerfungsi sebagai penyangga beban dan pembangkit tenaga yang berkapasitas maksima 1200 kw. Turbin uap digerkkan oleh boiler dan diperlukan untuk menggerakkan turbin. Tekanan uap yang baik untuk memperoleh kerja turbin secara efektif adalah dengan tekanan uap antara 16-20kg/cm². jika tekanan steam jatuh pada titik yang randah(kuarang dari 10 kg/cm² maka tidak didapatkan pengoperasian turbin secara efektif. Hal ini dikarenakan adany beban turbin harus dihentikan. Untuk mendapatkan tekanan yang normal pada ketel uap maka diperlukan bahan bakar (sampah) yang cukup agar turbin dapat bekerja secara optimal.     Genset              Gambar 11. gensetGenset berfungsi sebgai tenaga pada saat turbin belum dapat diopersikan, dan sebagai tenaga penyangga beban pada saat pengolahan dan untu penerangan disaat pabrik berhenti beroperasi. Kapasitas beban maksimal 480 kw alternator. Biasanya hanya dibebani 400-430 kw saja, hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi mesin tersebut dalam keadaan aus (80%).    BPV (Back Pressure Valve)Berfungsi sebagai saran penampung uap bekas dari turbin, kemudian dari BPV di distribusikan

Page 30: Alb Pada Cpo

kemasing-masing stasiun yang membutuhkan, terutama pada sterilizer untuk perebusan TBS.    Panel board

Gambar 12. Panel boardBerfungsi sebagai alat pengontrol yang dapat memonitor semua pengguna listrik di pabrik baik pada saat mengolah atau tidak. Pada panel board ini dilengkapi dengan berbagai peralatan pengamanan yang harus dimonitor secara terus menerus. Perlengkapan alat pada panel board ini adalah:    Kapasitas bank berfungsi sebagai alat antisipator segala kejadian dan sebagai penyeimbang beben yang ada    Automatic sweet berfungsi untuk mengatasi emergency yang terjadi diluar ruangan.

    Analisa Laboratorium

Gambar 13. Tempat analisa laboratoriumAnalisa laboratorium bertujuan untuk mengetahui kehilangan minyak sewaktu pengolahan serta mengetahui kualitas minyak yang dihasilkan. Untuk mengetahui kehilangan minyak selama pengolahan maka dilakukan analisa pengolahan minyak (Oil Losses), sedangkan untuk mengetahui kualitas minyak maka dilakukan analisa mutu. Analisa tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu analisa minyak sawit (CPO)dan analisa inti sawit. Untuk analisa minyak sawit (CPO) ditentukan kadar asam lemak bebas (ALB), analisa inti sawit, kadar air, kadar kotoran pada CPO dan kernel inti.    Analisa Kehilangan MinyakDilakukan pada air rebusan, tandan kosong, ampas kempa biji, solid decenter dan sludge akhir. Alat bahan yang dibutukan dalam analisa ini adalah cawan pemanas, oven, kapas, kompor listrik, timbangan listrik, sochlet exstaction, exstraction timble serta bahan yang akan di analisa. Prosedur kerja dalam analisa ini adalah:Ambil contoh bahan yang akan dianalisa dan timbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan kedalam cawan yang telah ditimbang beratnya kemudian dipanaskan di dalam oven pada suhu 100-150ºC sampai kuning selama 5-6 jam atau dengan ketentuan lain sampai kering kemudian di dinginkan.Untuk mengetahui kadar air ditimbang beratnya yaitu contoh yang sudah kering, sehingga diketahui berat keringya. Setelah diketahui berat keringnya maka dilakukan distrksi dengan cara timbang timbe tersebut pada sochlet. Lakukan ekstaksi pada kompor listrik sampai larutan shellsol pda flash selama 5 jam sampai warna pelarut tmble kering dengan suhu 100ºC, kemudian disulu=ing sisa larutan atau gelas labu hingga habis. Gelas labu itu di ovenkan pada suhu 103-105ºC sampai pelarut benar-benar habis dianginkan dalam eksikator dan ditimbang beratnya maka dihitung losses dengan rumuspersentase oil losses=(flash+minyak-flashkosong)/(berat contoh)×100%

    Penentuan kadar ALBProsedur kerja untuk penentuankadar ALB adalah sebagai berikut :    Contoh minyak dipanaskan diatas titik cait supaya homogeny    Timbang gelas elemeyer an contoh minyak yang telah homogeny sebayak 3 gr    Tambahakan alcohol netral 15 ml dan N – heksane 10 ml pada minyak panas dan tambahkan 2

Page 31: Alb Pada Cpo

tetes indicator PP (Penol Phetalin)    Titrasi dengan laritan Sodium hidroksida 0,1 N    Titrasi diakhiri jika terbentuk warna jingga teteap lebih kurang 30 detik    Cara perhitungannya adalah :kadar ALB=(ml KOH×NKOH×256 (BMasampalmitat))/(berat contoh)×100%

    Penentuan Kadar AirDalam menentukan kadar air disini khusus untuk penentuan kadar air CPO. Adapun prosedur kerja untuk penentuan kadar air adalah sebagai berikut:    Contoh yang akan ditimbang di aduk, jika perlu dipanaskan diatas titik cairnya supaya homogen    Contoh ditimbang sebanyak 10 gram kedalam petridish yang sudah ditentukan berat kosongnya (A)    Contoh yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam oven pada suhu 105ºC selama 3 jam, kemudian contoh didinginkan dalam desikator selama 15 menit    Contoh ditimbang secara teliti sampai diketahui titik berat susutnya tidak lebih dari 0,05%setiap 30 menit (B)    Pengamatan dilakukan dengan duplo/ triplo    Perhitungan dengan menggunakan rumus :kadar air=(A-B)/B×100%Keteragan : A = berat contoh            B = berat contoh setelah di oven

    Penentuan Kadar KotoranProsedur kerja penentuan kadar kotoran adalah sebagai berikut :    Contoh yang akan ditimbang diaduk dan dipanaskan dia atas titik cairnya supaya homogeny    Contoh ditimbang sebanyak 20 gram dalam beaker glass yang telah ditentukan berat kosongnya (A)    Didalam contoh ditambah 100 ml pelarut dan diaduk sampai laurt    Contoh disaring dengan keras saring yang telah dicuci denagn pelarut dan ditentuka beratnya setelah dikeringkan dalam oven dengan suhu 100-105ºC selama 1 jam    Beaker glass dan kertas saring dicuci sampai filtratnya agar terpisah dari minyak / lemak    Contoh didinginkan di dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang sampai didapatkan berat yang konstan (B)Perhitungan:kadar kotoran=A-B    Penanganan LimbahTujuan penangan limbah dipabrik adalah untuk mengutip sisa-sisa minyak yang terbawa oleh limbah dan menghindari pencemaran lingkungan oleh pabrik. Adapun proses penangan limbah sebagai berikut:    Air hasil limbah dikumpulkan dalam satu bak yang disebut fat pit.limbah dari fat pit dialirkan kedalam bak parit panjang. Disini minyak dikutip lalu dipompakan ke crude oil tank, sedangkan lumpur dinaikkan ke colling tower yang berfungsi sebagai pendingin.    Dari colling tower lumpur di alirkan ke colling pond melalui saluran parit panjang. Disini minyak dikutip lagi lalu dipompakan lagi ke bak RO untuk diproses kembali, sedangkan limbah dilairkan ke mixing pond. Pada mixing pond dikembangkan bakteri anaerobic yang berguna

Page 32: Alb Pada Cpo

untuk menguraikan sisa-sisa minyak dan lemak    Kemudian limbah dialairkan ke PAP (Primary Anaerobik Pond) 1, 2, 3 dan 4    Dari PAP 3 dan 4 sebagian limbah dialirkan algi kedalam mixing pond untuk menetralisir PH dan sebagian lagi di alirkan ke SAP (Secondary Anaerobik Pond) 1 dan 2    Dari SAP limbah dipompakan ke FD (fakultatif pond) 1, 2 an 3 untuk mendapatkan zat yang melayang dan padat    Dari FP 3 limbah disalurkan keanaerobik pond terus kefinal pond dan berkhir di sungaiSebelum sampai di FP limbah terlebih dahulu masuk ke anaerobic untuk membunuh bekteri dengan jalan bersinggungan dengan udara. PH air limbah yang telah diproses dan mengalir ke sungai bebas.

    STASIUN BOILER

Gambar 14. boiler    Penjelasan Boiler vessel (ketel uap) adalah suatu pesawat uap yang dapat menghasilkan uap atau suatu pesawat yang dapat merubah fase cair menjadi fase gas dengan pemnasan tinggi.Sedangkan ketel uap adalah ketel uap yang lengkap dengan komponen-komponennya. Untuk kebutuhan uap yang menjadi salah satu syarat dalam pengolahan kelapa sawit dan sebagai pembangkit tenaga listrik, maka dibutuhkan ketel uap sebagai pembangkit uap di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi sebagai berikut :SpesifikasiKetel uap kapasitas 20 ton uap/jamKapasitas : 20 ton uap/jam-23 kg /cm²KonstruksiPada jenis ketel uap ini terdapat dua bejana atau drum yang terbuat dari baja khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain melalui pia-pia. Pesawat ini juga dilengkapi dengan alat control dan pengaman.

    Bagian-Bagian Utama Ketel Uap    Ruang bakarBerfungsi sebagai tmpat pembakaran bahan bakar yang terdiri dari ruangan yang dibatasi oleh kisi-kisi berupa lanatai berlubang dari besi tulang. Pada ruang pertama bahan bakar di kelilingi header menghubungkan drum atas dan bawah.    Drum atas dan drum bawahDrum atas berfungsi sebagai pembentuk uap yang dilengkapi sekat-sekat penahan butiran air dalam uap. Sedangkan drum atas berfungsi sebagai tempat pemanas air ketel dan pengumpul endapan. Untuk memudahkan blow down antara drum atas dan drum bawah, maka header di hubungkan.    HeaderHeader adalah alat/pipa yang pengumpul dan pembagi air ke pipa-pipa pemanas (water wall) yang berfungsi untuk memudahkan blow down.    Ruang abu (dust fit)

Page 33: Alb Pada Cpo

Berfungsi sebagai saluran udara tekan dari forced draft fan (FDF) masuk kedalam raung bakar melalui celah-celah roster. Alat ini terletak dibawah ruang bakar.    Penangkap abu dust collector)Berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan abu/jelaga sisa-sisa pembakaran bahan bakar agar tidak keluar melalui asap dari cerobong. Alat ini berada pada bagian belakang boiler antara ruang bakar dan FDF.    Blower tekan (force draft fan)Berfungsi untuk memasukkan udara pri,mer dari bagian bawah roster dan udara sekunder dari dinding belakang langsung keruang bakar agar pembakaran sempurna dapat terjadi    Cerobong asap (chiming)Berfungsi untuk pengeluaran asap boiler ke udara bebas. Keluarnya gas aspa ini terjadi karena akibat tarikan alam dan dorongan IDF, tinggi cerobong ± 20 cm.    Alat-Alat Pengaman Boiler    Katup pengawas (savety valve)Berfungsi untuk membuang uap jika tekanan melebihi kerja yang ditentukan. Pada tiap ketel uap dilengkapi dua buah katup pengaman dan berfungsi yang sama.    Gelas penduga (sight glass)Berfungsi untuk melihat tinggi permukaan air pada drum atas (upper drum).    Kran spuit air (blow down)Untuk membuang/mengeluarkan air dari dalam drum atas, bawah dan header dengan tujuan membuang endapan yang terjadi.    Alat ukur tekanan (manometer)Manometer adalah alat ukur tekanan uap dalam ketel yang dipasang satu buah untuk mengukur tekanan uap panas lanjut dan stu lagi untuk mengukut tekanan uap basah. Untuk menguji pada setiap manometer dipasang kran cabang tiga yang digunakan untuk memasang manometer penera.    Kran induk uap (main valve)Berfungsi untuk membuka menutup aliaran air pengisi ketel. Kran ini terdiri dari dua buah yaitu satu buah kran ulir dan stu lagi kran satu arah.Selain peralatan utama dan peralatan pengaman dalam konstruksi ketel uap masih dilengkapi alat-alat bantu lain :    Feeder (stocker)Berfungsi untuk mengatur bahan bakar kedalam dapur ketel.    DumperBerfungsi untuk mengatur gas buangan pada ujung ketel uap, alat ini dipasang pada lorong buang sebelum IDF.    Alat penghembus debu (nechanical soot blower)Berfungsi untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada pipa bagian luar dengan cara penghembusan.    Panel-panel listrikBerfungsi sebagai pusat pengendali dan pengawasan peralatan utama, pembantu maupun peralatan pengaman yang terdapat dalam ketel.    Cara Kerja BoilerSesuai dengan fungsinya yaitu mengubah fase cai rmenjadi fase gas maka cara kerja ketel uap (boiler) dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :    Pemanasan atau pengapian

Page 34: Alb Pada Cpo

Energy panas boiler didapat dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran berlangsung pada ruang bakarn(combustion cumber). Bahan bakar dipasok oleh fuel feeder keruang bakar melalui pemasokan. Bersama masuknya bahan bakar dihembuskan udara menggunakan Carrire Air Fan dengan tujuan agar bahan bakar tidak tertumpuk pada satu tempat. Agar pembakaran  daoat sempurna dalam hal ini di aliri udara sari primery air fan malalui kisi-kisi atau roster. Untuk meratakan bahan bakar, dialairkan udara sekunder dari secondary air fan melalui nozel-nozel yang terpasang pada dinding yang bakar akan tersebar keseluruh ruang bakar.Aliran udara primer atau sekunder dapat di atur dengan tingkat pengatur (balancing damper) yang ditempatkan sebelum nozel, pembakaran sudah herus berakhir aliran gas panas II. Gas panas yang melintasi pass II akan menyerahkan panasnya pada pipa pembangkit uap yang berada di akhirlintasan gas panas. Gas panas hasil pembakaran akan di buang melalui saluran pembuangan. Karena gas-gasbuangan tersebut debu, maka sebelum dibuang melalui cerong terlebih dahulu di masukkan ke Dust Collector untuk dipisahkan debunya dari gas asap agar tidak mencemari udara bebas.    Pembentukan uapUap yang terjadi karena pemanasan tinggi pada air. Bila kalor (panas) yang dikenakan pada air, maka suhu akan naik. Kenaikan suhu tersebut dapat dideteksi secaa sedehana, misalnya dengan car menyentuh kan terasa panas, yang disebut dengan sesibel heat. Bila penambahan kalor diteruskan suhu akan  naik terus hingga titik didih. Pada tekanan 1 Atm, biasnya air akan mendidih pada suhu 100ºC. bila air pada suhu tertentu dipanasi hingga suhu didh dan penambahan kalor terus dilakukan, hal ini tidak akan meningkatkan suhu tapi akan mengakibatkan air berubah menjadi uap (kalor laten) dan uap panas lanjut.Dari daeator air dipompakan melalui filter. Air akan masuk kedalam ruang drum atau melalui nozel yang terpasang sepanjang drum, kemudian di distribusikan kesluruh pipa air yang merupakan system sirkulasi. Panas dari pembakaran akan dihisap secar radiasi konveksi oleh air pada rister. Karena pemanasn inilah akan terbentuk gelembung-gelembung uap. Camuran air dan uap dalm riser mempunyai masa jenis (density) lebih kecil dibandingkan air yang ada dalam drum dan down corner, sehingga campuran air dan uap akan anaik kedalam drum atas, uap jenuh akan tebentuk dan dikumpulkan pada ruang uap oleh deflector pada drum atas. Air yang berada pada drum atas, turun melalui down corner dan drum bawah menggantikan air atau pengisi rister, demikian seterusnya sirkulasi air pembentukkan uap terjadi.    Uap panas lanjut (super heater steam)Uap yang dihasilkan boiler masih berupa uap basah (jenuh). Uap mnghasilkan uap panas lanjut sebagai keperluan tertentu (penggerak turbin dan lain-lain). Maka uap jenuh masih perlu dipanaskan lagi.Pembentuk uap panas lanjut dilakukan pada alat Super Heater, uap jenuh yang dihasilkan dari boiler dialirkan ke dalam pipa-pipa super heater yang ditumbuk pada collector yang di tempatkan pada pass III (aliran gas panas akhir). Temperature gas panas bervariasi antara 235ºC pada beban rendah dan 280ºC pada beban puncak. Karena pemanasan inilah partikel-partikel air yang terkandung dalm uap jenuh akan menguap. Partikel air yang tidak menguap akan dibuang melalui pipa condenstate yang terpasang pada collector. Dengan demikian uap yang keluar dari super heater sudah berupa uap pana lanjut (Super Heater Steam).     Cara Mengoperasikan BoilerDalam mengoperasikan boiler ini diperlukan langkah-langkah seperti berikut :    Persiapan    Pastikan tidak ada benda asing dalam boiler yang dapat mengganggu

Page 35: Alb Pada Cpo

    Tutup rapat pintu masuk dan lobang orang (Man Hole)    Periksa semua katup, damper dan lainnya    Periksa persediaan air umpen dansuhu air umpan    Pastikan alat pengaman boiler dalam keadaan siap operasi    Menghidupkan boiler    Start dingin (cold start up)    Periksa pada level air melalui gelas penduga, atau posisi air pada L3, dengan cara menambahkan / mengurangi air di dalam drum    Tutup roster dengan sempurna    Isi bahan bakar untuk pemanasan boiler    Buka drains valve super heater    Buka air rekief/valve pembuangan udara    Buka kran air pada dust collector    Jaga agar tekanan boiler konstan 0,5 kg/cm²    Pada start dingin dilakukan sebagai start awal (boiler dalam keadaan dingin)    Start panas (haet start up)    Periksa air secara visual pada gelas penduga    Buka kran super heater , dumper ditutup 100%    Bila IDF sudah mencapai putaran normal, buka dumper 90%    Berturut-turut hidupkan carier air fan, primary air fan, kemudian secondary fan    Hidupkan rotary fuel feeder dan fuel distribusing conveyor    Setelah tekanan mencapai 3-4 kg/cm², buka kran out let super heater    Bila tekanan boiler telah mencapai 10 kg/cm², buka kran out let super heater    Menghentikan boilerLangkah-langkah dalam menghentikan boiler adalah sebagai berikut :    Matikan boiler secondary air fan (SDF)    Matika primary air fan (PAF)    Setelah tekanan ketel turun segera matikan IDF    Hentikan supply bahna bakar    Setelah tekanan di boiler = 0 kg.cm², buka kran udara    Pengawasan selama operasi    Level air harus selalu dikontrol agar pembentukan uap dapat optimum    Hindarkan udara dingin masuk kedalam ruang pembakaran melalui pintu apur    Pemasukan bahan bakar harus tertur     Panas air umpan dijaga minimal 80ºC    Pemakaian bahan kimia (internal treatment) secara reus menerus selama ketel dengan dosis yang telah ditentukan    Lakukan peniupan abu (soot blower)setiap tiga jam sekali      Lakukan blow down sesuai dengan analisa TDS

Page 36: Alb Pada Cpo

BAB 1VSTUDI KHUSUS

BAB VPENUTUP

    KesimpulanDari hasil pengamatan dan hasil analisa yang dilakukan selama pembuatan laporan dapat disimpulkan :    Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa swait pada dasarnya bersifat fisis dan mekanis, yaitu memisahkan berondolan (buah) dari tandannya, mengutip minyak-minyak dari daging buah dan penjerhihan/pemurnian minyak, mengutip inti sawit dari cangkangnya. Merupakan suatu kebutuhan utama, seperti : ketersediaan air, fasilitas penelitian, lbaoratorium (keutamaan kialitas lossis), serta pasokan bahan baku berupa TBS (Tandan Buah Segar), sangat

Page 37: Alb Pada Cpo

menunjang sirkulasi produksi suatu pabrik.

    SaranDalam beberap proses pengolahan perlu sekali adanya buku tentang petunjuk pengopersian, kapasitasnya, program perawatnnya serta langkah yang utama dilakukan saat terjadi. Berdasarkan pengamatan secara langsung pada tiap stasiun  maka memberikan berupa saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan hasil produksiyang maksimal dan juga berguna untuk mahasiswa yang praktek disana antara lain yaitu :    Untuk meningktkan randemen minyak banyak factor yang harus diperhatikan antara lain, dari mutu bahan baku, proses pengolahan serta sumber daya manusianya.    Bahan dapat ditingkatkan dan pengetahuan yang lebih dari karyawan terhadap mesin yang dioperasikannya dapt dijalankan lebih efektif    Mengadakan pelatihan dan peningktan mutu keterampilan karyawan agar efektif    Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka perlu adanya perbaikan atau penggantian pada mesin karena menurut pengamatan penulis sekarang sudah banyak mesin-mesin dipabrik ini yang sudah tidak berfungsi lagidengan maksimal karena kemungkinan umur mesin-mesin yang sudah tua.    Kebersihan harus selalu di jaga sebab apabila tempat produksi kotor maka produk yang dihasilkan juga tidak akan baik, yang akan dapat mengakibatkan harga minyaknya juga akan turun dan kualitas yang dihasilkan juga rendah.    Utamakan keselamtan tenaga kerja (operator) sesuai dengan undang-undang keselamatan.    Dari pengamatan yang dilakukan perawatan dan pengecekan harud dilakukan setiap hari agar mesin selalu dalam keadaan baik    Perawatan harus dilakukan tim khusus dan berpengalaman dalam bidang mesin agar perawatan sesuai dengan kehendaki    Setiap ada kerusakan hendaknya harus diatasi secepat mungkin dengan rasa penuh tanggung jawab dalam perbaikan haruslah bersifat hati-hati, tidak gegabah serta tergesa-gesa agar perbaikan berjalan dengan lancer dan optimal    Penulis menyarankan adanya kekompakan, kemahiran dalam bidangmasing-masing pekerjaan, dan bertindak sesuai dengan prosedur yang diberikan perusahaan kepada keryawan tersebut.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous, 1992, Sejarah Pabrik Kelapa Sawit PTMS.PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi, Muko-Muko, BengkuluGeankoplis,C. j, 1983, Transport Processes And United Operation,And Edition,Allyn And Bacon,Massa Chusettis.Hallburton.1997. White Heat Service Manual.Halliburton Energy ServiceKartimin,1984, Garis – Garis Besar Mesin Kelapa Sawit, Lembaga Edisi 1, UI press, Jakarta.Niabaho,1996, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan

Page 38: Alb Pada Cpo

Rante R,S.E, 1997, Pengolahan Kelapa Sawit Dan Limbah Pabrik Kelapa Sawit, Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit,Derektiorat Jendral Perkebunan, JakartaS.P Sidadolog.1995. Buku Pedoman Kerja Staf Tekhnik / Teknologi PT. Perkebunan II Tanjung MorawaUniversal Steel. 1993. Continuous Double Screw Press. Medan IndonesiaUnp .2009. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir / Skripsi Universitas Negeri Padang . Padang. UNP