rdkk pupuk
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SISTEM PENYEDIAAN SISTEM PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN DAN PENDISTRIBUSIAN
PUPUK BERSUBSIDIPUPUK BERSUBSIDI
PENDAHULUAN
• Pemerintah memprioritaskan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional.
• Kebijakan subsidi pupuk diharapkan dapat mendukung tercapainya sasaran program peningkatan produksi komoditas pertanian.
• Efektivitas dan efesiensi penggunaan pupuk diarahkan pada pemanfaatan pupuk majemuk dan pengembangan penggunaan pupuk organik.
LANDASAN PENGATURANLANDASAN PENGATURAN PERATURAN PRESIDEN RI NO 77 TH 2005 TTG PENETAPAN PUPUK BERSUBSIDI SEBAGAI BARANG PERATURAN PRESIDEN RI NO 77 TH 2005 TTG PENETAPAN PUPUK BERSUBSIDI SEBAGAI BARANG
DLM PENGAWASANDLM PENGAWASAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI NO 21/M-DAG/PER/6/2008 TTG PENGADAAN DAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI NO 21/M-DAG/PER/6/2008 TTG PENGADAAN DAN
PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANPENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 50/PERMENTAN/ SR.130/11/2009 TENTANG KEBUTUHAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 50/PERMENTAN/ SR.130/11/2009 TENTANG KEBUTUHAN
DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2010ANGGARAN 2010
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 32/PERMENTAN/ SR.130/4/2010 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 32/PERMENTAN/ SR.130/4/2010 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 50/PERMENTAN/SR.130/11/2009 TENTANG KEBUTUHAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 50/PERMENTAN/SR.130/11/2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2010ANGGARAN 2010
PERATURAN GUBERNUR JATENG NO 76 TH 2009 TANGGAL 14 DESEMBER 2009 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JATENG NO 76 TH 2009 TANGGAL 14 DESEMBER 2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2010PERTANIAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2010
PENGERTIANPENGERTIAN PUPUK BERSUBSIDI ADALAH PUPUK YANG PENGADAAN DAN PUPUK BERSUBSIDI ADALAH PUPUK YANG PENGADAAN DAN
PENYALURANNYA MENDAPAT SUBSIDI DARI PEMERINTAH UNTUK PENYALURANNYA MENDAPAT SUBSIDI DARI PEMERINTAH UNTUK KEBUTUHAN PETANI YANG DILAKSANAKAN ATAS DASAR PROGRAM KEBUTUHAN PETANI YANG DILAKSANAKAN ATAS DASAR PROGRAM PEMERINTAH DI SEKTOR PERTANIAN.PEMERINTAH DI SEKTOR PERTANIAN.
JENIS PUPUK BERSUBSIDI YAITU PUPUK ANORGANIK (PUPUK UREA, JENIS PUPUK BERSUBSIDI YAITU PUPUK ANORGANIK (PUPUK UREA, SP-36, SUPERPHOS, ZA, NPK DAN PUPUK ORGANIK.SP-36, SUPERPHOS, ZA, NPK DAN PUPUK ORGANIK.
PUPUK BERSUBSIDI DITETAPKAN SEBAGAI BARANG DALAM PUPUK BERSUBSIDI DITETAPKAN SEBAGAI BARANG DALAM PENGAWASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PERATURAN PENGAWASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2005PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2005
LINGKUP PENGAWASAN MENCAKUP PENGADAAN DAN PENYALURAN, LINGKUP PENGAWASAN MENCAKUP PENGADAAN DAN PENYALURAN, TERMASUK JENIS, JUMLAH, MUTU, WILAYAH TANGGUNGJAWAB, TERMASUK JENIS, JUMLAH, MUTU, WILAYAH TANGGUNGJAWAB, HARGA ECERAN TERTINGGI DAN WAKTU PENGADAAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI DAN WAKTU PENGADAAN DAN PENYALURANPENYALURAN
PUPUK BERSUBSIDI SBG BARANG PUPUK BERSUBSIDI SBG BARANG DLM PENGAWASANDLM PENGAWASAN
PUPUK BERSUBSIDI BUKAN KOMPUPUK BERSUBSIDI BUKAN KOMODITI BEBASODITI BEBAS
SISTEM PENGADAAN DAN PENYALURANNYA DIATUR DAN SISTEM PENGADAAN DAN PENYALURANNYA DIATUR DAN DIAWASI OLEH PEMERINTAH.DIAWASI OLEH PEMERINTAH.
PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN DIBIDANG PENGADAAN PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN DIBIDANG PENGADAAN DAN PENYALURAN DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN DAN PENYALURAN DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN SANKSI PIDANA SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUDANG-SANKSI PIDANA SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUDANG-UNDANGAN.UNDANGAN.
PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN PENGECER WAJIB MELAPORKAN PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN PENGECER WAJIB MELAPORKAN REALISASI PENGADAAN DAN PENYALURAN SESUAI KETENTUAN REALISASI PENGADAAN DAN PENYALURAN SESUAI KETENTUAN YANG BERLAKU.YANG BERLAKU.
1.1. Permentan menentukan kebutuhan pupuk bersubsidi secara Permentan menentukan kebutuhan pupuk bersubsidi secara nasional yang dirinci per propinsi dan per bulannya.nasional yang dirinci per propinsi dan per bulannya.
2.2. SK Gubernur membagi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai SK Gubernur membagi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai ketentuan Permentan untuk setiap kabupaten dan dirinci ketentuan Permentan untuk setiap kabupaten dan dirinci kebutuhan setiap bulannya.kebutuhan setiap bulannya.
3.3. SK Bupati membagi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai SK Bupati membagi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai ketentuan SK Gubernur untuk setiap kecamatan dan dirinci ketentuan SK Gubernur untuk setiap kecamatan dan dirinci kebutuhan setiap bulannya.kebutuhan setiap bulannya.
PENETAPAN KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI
NASIONAL PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN
APABILA TERJADI KEKURANGAN KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI
DAPAT DIPENUHI MELALUI REALOKASI ANTAR WILAYAH
PROSEDURNYA ADALAH :PROSEDURNYA ADALAH :
Realokasi antar kecamatan dalam wilayah kabupaten/kota ditetapkan Realokasi antar kecamatan dalam wilayah kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi Kepala Dinas Pertanian oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi Kepala Dinas Pertanian setempat.setempat.
Realokasi antar kabupaten/kota dalam wilayah propinsi ditetapkan oleh Realokasi antar kabupaten/kota dalam wilayah propinsi ditetapkan oleh Gubernur atas rekomendasi Kepala Dinas Pertanian setempat.Gubernur atas rekomendasi Kepala Dinas Pertanian setempat.
Realokasi antar propinsi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman Realokasi antar propinsi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan atas usulan Gubernur.Pangan atas usulan Gubernur.
Pabrik PKC, PKG
LINI II / UPP
PENGECER
LINI III DISTRIBUTOR
GUDANG LINI III PRODUSEN
Pabrik PUPUK PETANI/
KEL. TANI
Penyaluran dengan Sistem
Tertutup mulai 1 Jan 2009
Alur distribusi ke daerah biasaAlur distribusi ke daerah yang sulit dijangkau atau pada saat operasi pasar
SISTEM SISTEM DISTRIBUSIDISTRIBUSI PUPUK PUPUK BERSUBSIDI POLA TERTUTUP BERSUBSIDI POLA TERTUTUP
DAN TRANSPARAN DAN TRANSPARAN DASAR YG DIGUNAKANDASAR YG DIGUNAKAN PERATURAN GUBERNUR JATENG PERATURAN GUBERNUR JATENG NO NO 76 TH 2009 76 TH 2009
TANGGAL 14 DESEMBER 2009 TENTANG TANGGAL 14 DESEMBER 2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2010PERTANIAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2010
AREAL PERTANAMANAREAL PERTANAMAN DI KAB. BREBES DI KAB. BREBES (REVITALISASI KELEMBAGAAN PETANI, SENSUS (REVITALISASI KELEMBAGAAN PETANI, SENSUS PERTANIAN DAN RDKK) PERTANIAN DAN RDKK)
POLA TANAM POLA TANAM DI KAB. BREBESDI KAB. BREBES
PENYUSUNAN RDKKPENYUSUNAN RDKK Tujuan penyusunan RDKK (Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani) adalah :
1. Merencanakan kebutuhan riil pupuk untuk usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat/kecil, tanaman hijauan makanan ternak sesuai azas 6 (enam) tepat waktu yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat harga.
2. Menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan peruntukannya.
3. Membina petani dalam usahatani secara berencana.
Sasaran penyusunan RDKK adalah :
1.Terpenuhinya kebutuhan riil petani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat/kecil, tanaman hijauan makanan ternak memperoleh pupuk bersubsidi sesuai azas 6 (enam) tepat
2.Tersalurkanya pupuk bersubsidi sesuai dengan peruntukannya, dan
3.Terbinanya petani dalam berusahatani secara berencana.
PELAKSANAAN PENYUSUNAN RDKKPELAKSANAAN PENYUSUNAN RDKK
Tahapan penyusunan RDKK pupuk bersubsidi adalah sebagai berikut :Tahapan penyusunan RDKK pupuk bersubsidi adalah sebagai berikut :a.a. Pertemuan pengurus kelompok tani yang terdiri dari kontak tani/ketua Pertemuan pengurus kelompok tani yang terdiri dari kontak tani/ketua
kelompok tani, kelompok tani, sekretaris, bendahara dan kepala-kepala kelompok tani, kelompok tani, sekretaris, bendahara dan kepala-kepala seksi.seksi.
b.b. Musyawarah anggota kelompoktani dipimpin olek kontaktani/ketua Musyawarah anggota kelompoktani dipimpin olek kontaktani/ketua kelompok tani untuk menyusun daftar kebutuhan riil yang akan digunakan kelompok tani untuk menyusun daftar kebutuhan riil yang akan digunakan dari tiap anggota eompoktani dan menetapkan jumlah, jenis, dan waktu dari tiap anggota eompoktani dan menetapkan jumlah, jenis, dan waktu pupuk tersebut dibutuhkan. Daftar yang disusun akan berfugnsi sebagai pupuk tersebut dibutuhkan. Daftar yang disusun akan berfugnsi sebagai pesan petani/ kelompok tani untuk membahas dan merumuskan RDKK pesan petani/ kelompok tani untuk membahas dan merumuskan RDKK dengan menampung hasil musyawarah aggota kelompok tani tentang recana dengan menampung hasil musyawarah aggota kelompok tani tentang recana kebutuhan kelompok tani.kebutuhan kelompok tani.
c.c. Pertemuan pengurus kelompok tani untuk membahas dan merumuskan Pertemuan pengurus kelompok tani untuk membahas dan merumuskan RDKK dengan menampung hasil musyawarah anggota kelompok tani RDKK dengan menampung hasil musyawarah anggota kelompok tani tentang rencana kebutuhan kelompok tani.tentang rencana kebutuhan kelompok tani.
d.d. Meneliti kelengkapan RDKK penandatanganan RDKK oleh kontaktani/ Meneliti kelengkapan RDKK penandatanganan RDKK oleh kontaktani/ ketua kelompoktani yang diketahui oleh kepala desa dan disetujui oleh ketua kelompoktani yang diketahui oleh kepala desa dan disetujui oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian (KCD) atau Mantri tani (Mantan). Kepala Cabang Dinas Pertanian (KCD) atau Mantri tani (Mantan).
1. TAHAP PENYUSUNAN RDKK
RDKK sebagai dasar rencana pelayanan pupuk bersubsidi dari pengecer resmi yang akan dibeli oleh petani/kelompok tani secara tunai.
2. TAHAP PENGIRIMAN RDKK
Proses pengiriman RDKK dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. RDKK disusun sebagai instrumen pesanan pupuk.
b. RDKK disusun rangkap 3 (tiga) dan setelah ditandatangani, untuk lembar pertama segera dikirimkan kepengecer resmi sebagai pesanan pupuk, lembar kedua dikirim kemantri tani/KCD/ PPL dan lebar ketiga merupakan arsip di kelompok tani.
c. Pengecer resmi menyusun rekapitulasi RDKK berdasarkan RDKK yang diterima dari kelompok tani yang menjadi binaannya untuk diajukan kedistributor pupuk yang ditunjuk oleh produsen pupuk.
d. Penilaian atas rekapitulasi RDKK disesuaikan dengan rencana/sasaran areal tanam setempat oleh mantra tani/KCD/PPL dan diketahui oleh kepala desa.
e. Mantri tani/KCD/PPL menyusun rekapitulasi RDKK dari kelompok tani dan disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota sebagai dasar Dinas Pertanian Kabupaten/ kota untuk melakukan penyesuaian dengan kuota/ alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi yang ditetapkan dalam keputusan bupati/ Walikota.
f. Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota menyusun rekapitulasi RDKK dari Mantri tani/KCD/ PPL untuk dilaporkan dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Propinsi dalam melakukan Kontrolbersubsidi sesuai kebutuhan wilayah setempat mengacu kepada rencana kebutuhan yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur/ Permentan.
3. TAHAP PENYALURAN3. TAHAP PENYALURAN
Pengecer resmi mengatur jadual pertemuan dengan Pengecer resmi mengatur jadual pertemuan dengan ketua kelompoktanidan petani untuk menyalurkan ketua kelompoktanidan petani untuk menyalurkan pupuk bersubsidi.pupuk bersubsidi.
Pengecer resmi melakukan konfirmasi ulang terhadap Pengecer resmi melakukan konfirmasi ulang terhadap data yang tercantum dalam RDKK guna mengantisipasi data yang tercantum dalam RDKK guna mengantisipasi adanya perubahan usulan petani dan penyalah gunaan adanya perubahan usulan petani dan penyalah gunaan peruntukan pupuk bersubsidi.peruntukan pupuk bersubsidi.
Petani/ kelompok tani menerima pupuk dari pengecer Petani/ kelompok tani menerima pupuk dari pengecer resmi dalam bentuk pupuk sesuai dengan kesepakatan resmi dalam bentuk pupuk sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan bersama sebelumnya.yang telah diputuskan bersama sebelumnya.
Penyaluran pupuk bersubsidi dapat dilakukan oleh pengecer resmi dan kelompoktani/koperasi tani sepanjang terdaftar ditunjukkan sebagi pengecer resmi dengan tahapan sebagai berikut :
PENGISIAN DAN PENGAJUAN RDKKPENGISIAN DAN PENGAJUAN RDKKPengisian dan pengajuan RDKK untuk pupuk bersubsidi oleh petani dilakukan melalui kelompok tani tanman pangan, patani hortikultura, petani perkebunan rakyat/kecil, dan petani tanaman hijau makanan ternak
Adapun cara pengisian formulir RDKK sebagai berikut :
1.1. Musim TanamMusim Tanam2.2. Propinsi/ Kabupaten/ Kecamatan/ DesaPropinsi/ Kabupaten/ Kecamatan/ Desa3.3. Nama Kelompok TaniNama Kelompok Tani4.4. Komoditi: untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat/ Komoditi: untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat/
kecil, tanaman makanan hijauan makanan ternakkecil, tanaman makanan hijauan makanan ternak5.5. Nama distributor / pengecer resmi : tulis denaga jelasNama distributor / pengecer resmi : tulis denaga jelas6.6. Nama petani : tulis petani yang akan membutuhkan/ membeli Nama petani : tulis petani yang akan membutuhkan/ membeli
pupuk bersubsidi sesuai kondisi usaha taninya.pupuk bersubsidi sesuai kondisi usaha taninya.7.7. Luas tanaman : tulis luas areal tanaman membutuhkan pupuk Luas tanaman : tulis luas areal tanaman membutuhkan pupuk
bersubsidi.bersubsidi.8.8. Jumlah kebutuhan pupuk : tulis jumlah pupuk yang dibutuhkan Jumlah kebutuhan pupuk : tulis jumlah pupuk yang dibutuhkan
sesuai komoditi dan luas areal tanam usahatani, dan rekomendasi sesuai komoditi dan luas areal tanam usahatani, dan rekomendasi dosis pemupukan untuk wilayah setempat.dosis pemupukan untuk wilayah setempat.
9.9. Tanggal penggunaan : disesuaikan dengan jadual tanam/ Tanggal penggunaan : disesuaikan dengan jadual tanam/ penggunaan pupuk.penggunaan pupuk.
SETELAH RDKK DIISI, TANDATANGANI SETELAH RDKK DIISI, TANDATANGANI OLEH KETUA GAPOKTAN/ KETUA OLEH KETUA GAPOKTAN/ KETUA
KELOMPOK TANI YANG DISETUJUI KELOMPOK TANI YANG DISETUJUI OLEH KEPALA CABANG DINAS OLEH KEPALA CABANG DINAS
PERTANIAN (KCD) ATAU MANTRI TANI PERTANIAN (KCD) ATAU MANTRI TANI (MANTAN) DAN DIKETAHUI OLEH (MANTAN) DAN DIKETAHUI OLEH
KEPALA DESA/ LURAH UNTUK KEPALA DESA/ LURAH UNTUK DIPROSES LEBIH LANJUT SESUAI DIPROSES LEBIH LANJUT SESUAI
DENGAN PROSEDUR. DENGAN PROSEDUR.
Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana ditetapkan sebagai berikut :
• Pupuk Urea = Rp. 1.600; per kg;• Pupuk SP-36 = Rp. 2.000; per kg;• Pupuk ZA = Rp. 1.400; per kg;• Pupuk NPK Phonska (15 : 15 : 15) = Rp. 2.300; per kg;• Pupuk NPK Pelangi (20 : 10 : 10) = Rp. 2.300; per kg;• Pupuk NPK Kujang (30 : 6 : 8) = Rp. 2.300; per kg;• Pupuk Organik = Rp. 700; per kg.
ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI KABUPATEN BREBES
TAHUN ANGGARAN 2010
UNTUK SEKTOR PERKEBUNAN
No KecamatanJenis Pupuk (ton)
UREA ZA SP-36 NPK PONSKA NPK KUJANG ORGANIK
1 SALEM 71,00 - 24,00 - - -
2 BANTARKAWUNG 60,00 4,00 19,00 9,00 - -
3 BUMIAYU 62,00 6,00 18,00 12,00 - -
4 PAGUYANGAN 126,00 - 35,00 - - -
5 SIRAMPOG 69,00 - 19,00 - - -
6 TONJONG 28,00 1,00 4,00 3,00 - -
7 SONGGOM 71,00 51,00 31,00 108,00 - -
8 JATIBARANG 45,00 23,00 15,00 50,00 - -
9 LARANGAN 72,00 52,00 32,00 110,00 - -
10 KETANGGUNGAN 88,00 69,00 42,00 146,00 - -
11 BANJARHARJO 45,00 24,00 15,00 51,00 - -
12 LOSARI 97,00 39,00 48,00 82,00 - -
13 KERSANA 91,00 72,00 44,00 153,00 - -
14 TANJUNG 60,00 39,00 24,00 83,00 - -
15 BULAKAMBA 53,00 32,00 20,00 67,00 - -
16 WANASARI 32,00 10,00 7,00 20,00 - -
17 BREBES 30,00 8,00 6,00 17,00 - -
JUMLAH 1.100,00 430,00 403,00 911,00 - -
TERIMA KASIHTERIMA KASIH