rayuan timur dan para petualang kosmopolitan-libre
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
1/13
"
Rayuan Timur dan Para Petualang Kosmopolitan:
Wacana ÒOrientÓ dalam Konstruksi Ideologis Imperialisme Eropa Barat Awal
Abad ke-19
ÒOriginally, no one had more right than another to a particular part of the earth.Ó
(Immanuel Kant Ð Perpetual Peace: A Philosophical Sketch, 1795)
Pendahuluan
Suatu waktu pada November 1831, di lembah Touraine yang indah tempat favorit
raja-raja Prancis abad ke-14 dan ke-15 meluangkan waktu senggang mereka, si
petualang muda ini berdiri tertegun di depan Kastil Valesne. Hantu sungai Gangga
menghentikan langkahnya. Pemandangan danau Indre berubah menjadi aliran sungai
di India, dahan kayu yang mengambang menjadi sekumpulan buaya, dan dinding
kastil Sache mendadak seperti gedung-gedung yang berdiri elegan di benua Asia.
Tersadar dari lamunannya, ia bertekad berlayar menuju Jawa. Dari Bourdeaux, kota
pelabuhan Prancis, ia menumpang kapal menuju dunia Timur. ÒBanyak jalan menuju
Roma,Ó batinnya membenarkan keputusan cepatnya.
Ò... hasratku tak terbendung untuk sebuah petualangan. Hari demi hari, Teluk
Gangga dan pulau-pulau sekitarnya, negeri-negeri yang berjejer di sepanjangselat Sunda, dan puisi-puisi Asiatik, menjadi obsesi yang menghantui mimpiku.
Apakah obsesi adalah suatu hal baik atau buruk? Aku tak bisa menjawabnya
sekarang. Bagi beberapa orang, ia menjadi alasan terciptanya karya sastra agungatau sistem politik baru. Sementara yang lain berakhir menjadi penghuni rumahsakit jiwa.Ó
Paragraf di atas menjadi untaian kalimat mengesankan dari seorang penulis yang
menjadi pionir realisme modern di Eropa, Honore de Balzac (1799-1850), ketika
menyampaikan kepada pembacanya fantasi perjalanan penuh gairah di dunia Timur.
Kisah itu terdapat dalam karya Balzac berjudul Voyage de Paris ˆ Java (1832)1 yang
1 Tulisan ini menggunakan versi terjemahan karya Balzac dengan judul My Journey from Paris to
Java. Didier Millet Pte. Ltd, London. 2010.
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
2/13
#
terbit tidak lama setelah novelnya Les Chuans (Burung Hantu) dengan mengangkat
kisah tentang pemberontakan golongan aristokrat Prancis di Vendee melawan kaum
Republikan yang menjadikannya sebagai salah seorang penulis penting di Prancis saat
itu. Dengan teknik yang sama, Balzac menghidupkan bayangan romantis petualangan
di Jawa melalui Voyage. Sayup-sayup kita mendapatkan gaung lama semboyan ÒEx
Oriente LuxÓ (cahaya datang dari timur) filsuf pencerahan seperti Voltaire di Prancis
atau Goethe di Jerman tentang kehidupan dunia timur yang penuh makna. Timur Jauh
adalah tempat para begawan, orang-orang suci, dan peradaban manusia pada masa
kanak-kanaknya. Hegel pun membentuk filsafat sejarahnya dengan menempatkan
Cina sebagai tempat kelahiran Roh Absolut sebelum bergerak menuju Eropa sebagai
puncak peradaban manusia.
Tulisan ini adalah makalah yang disajikan guna melengkapi tugas akhir kuliah
Metodologi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat di Fakultas Ilmu Budaya. Sebagai penulis
dengan latar belakang studi sejarah, segala ilustrasi yang melengkapi uraian dalam
tulisan ini banyak berpijak pada kerangka peristiwa dalam pengalaman sejarah dunia
awal abad ke-19 ketika kekuatan militer Eropa Barat mulai mengembangkan
kekuasaan mereka di Timur Jauh melalui kolonisasi, terutama kolonisasi Belanda di
wilayah Nusantara.
Satu kerangka menarik dalam kuliah yang disajikan menyodorkan pembahasan
tentang analisis wacana melalui pemikiran Michel Foucault yang menekankan
implikasi politik atau hubungan kuasa di dalam konstruksi wacana. Dengan berpijak
pada salah satu karya Foucault, The Archeology of Knowledge (1969; re-printed 2002)
yang menyediakan kerangka metodologis terahdap karya-karya Foucault sebelumnya,
makalah ini akan menempatkan wacana sebagai sebuah Ôbentuk pernyataan yang
terorganisir dalam cara yang sistematikÕ dan dibaliknya mengandaikan sebuah pola
hubungan yang timpang antara mereka yang dikuasai dan menguasai. Melalui analisis
terhadap karya Balzac tentang kisah perjalanan imajinernya ke pulau Jawa, tulisan ini
mencoba membongkar kekuatan-kekuatan dibalik wacana tersebut dengan
menajamkan pandangan terhadap bagaimana pernyataan dibuat? Apa yang
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
3/13
$
disampaikan dan apa yang luput dari penyampaian wacana itu? Dan bagaimanakah
ruang untuk wacana-wacana baru dapat terbentuk?
Tentang Jawa Elok dan Sensualitas Dunia Timur
Dalam keseluruhan cerita, Voyage mengulang tradisi lama kisah-kisah perjalanan
yang populer di Eropa pada abad-abad sebelumnya. Meski pada abad ke-17 dan ke-18
perkembangan teknologi navigasi pelayaran membantu lahirnya gambaran yang lebih
realistik dan akurat tentang Timur Jauh di Eropa, romantisme dan fantasi tidak begitu
saja lenyap dalam benak mereka. Voltaire (1694 Ð 1778), filsuf, sastrawan, dan
sastrawan Prancis terkemuka, yang mengolok-olok takhyul dan fantasi para petualangabad-abad sebelumnya, termasuk Marco Polo, tentang orang-orang di pulau Jawa atau
Cina yang mempraktekan kanibalisme dalam Philosophies Dictionaries (Kamus
Filsafat, 1746), tetap saja tidak dapat melepaskan diri dari eksotisme yang
mengesankan tentang dunia Timur dalam beberapa karyanya. Begitu juga yang kita
temukan dalam Voyage.
Balzac sendiri tidak pernah berlayar ke Timur Jauh atau menjejakkan kaki dalam
kisah percintaan memabukkan di Jawa. Karyanya tentang kehidupan di pulau Jawa
seluruhnya merupakan imajinasi penulis yang bekerja di belakang meja yang
mengandalkan kisah-kisah para pegawai birokrasi kolonial yang pulang kampung ke
benua Eropa. Sebagian besar kehidupannya dihabiskan di Paris. Ia menulis dengan
gila-gilaan beragam kehidupan manusia sesuai ambisinya untuk memetakan karakter
manusia dengan utuh, mulai dari orang-orang miskin di pemukiman kumuh, aktivis
revolusioner, orang-orang kaya baru, kaum bangsawan dan pendukung royalis.
Seluruh kisah itu dikumpulkan menjadi satu buku dengan judul Les Comedie humaine
(Komedi Manusia). Kepiawaiannya menempatkan motivasi manusia yang nyata
sebagai unsur utama pembentuk cerita menempatkannya sebagai salah satu novelis
Prancis yang menjadi pionir realisme kesusastraan modern Eropa.
Dalam pandangan politik, Balzac adalah seorang konservatif. Ketika gelora revolusi
dan kontra revolusi melanda Prancis, ia memilih berada dalam kubu anti-revolusi
memperjuangkan kekuasaan monarki atau dikenal dengan istilah restorasi yang
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
4/13
%
menempatkan Raja Louis Philippe I (1773Ð1850) sebagai raja Prancis yang berkuasa
dari 1830 sampai 1848. Bagaimanapun, Òpara penulis besar selalu punya cara
pandang ke dalam realitas sosial yang melampaui prasangka-prasangka pribadi
mereka,Ó tulis Karl Marx, pengagum Balzac yang penuh semangat. Ia berulangkali
menyarankan kepada sahabat sejatinya, Friedrich Engels, untuk membaca karya-karya
Balzac.
Terkadang Marx meminta sahabatnya itu apakah gambaran realitas yang disampaikan
pengarang itu memiliki kedekatan dengan kenyataan hidup dalam sejarah. Dalam
salah satu suratnya, Marx menggunakan kisah Balzac, Le Chef-dÕoeuvre inconnu
(Mahakarya yang tak dikenal) yang terbit pada 1831, sebagai ironi pengalamannya
sendiri dalam menyelesaikan Das Kapital yang menghabiskan waktu selama hampir
dua puluh tahun. Bagi Engels, Balzac adalah Ò...maestro realisme yang lebih hebat
dibanding Zola...Ó tulisnya dalam salah satu surat untuk seorang penulis perempuan
Inggris, Margaret Harkness. ÒSaya bahkan memahami lebih banyak rincian kehidupan
ekonomi masyarakat Prancis dari novelnya dibanding gabungan karya sejarawan,
ekonom dan ahli statistik pada masa itu.Ó2
Kisah Voyage menunjukkan kepada kita jejak pengalaman dan wacana yang
berkembang dari para pelaut Eropa memasuki awal abad ke-15 dalam pelayaran-
pelayaran ke Òdunia baruÓ. Kisah-kisah perjalanan para petualang Eropa di dunia
Timur telah menjadi genre populer di Eropa. Surat-surat para pastor Jesuit di Timur
Jauh yang mengabarkan kemajuan pekerjaan mereka mendapat pembaca luas. Gereja
pun dengan sengaja menerbitkan kisah-kisah mereka bagi pembaca umum.
Bagaimanapun, kisah-kisah yang disampaikan seringkali memberi pembacanya
gambaran tumpang tindih antara fantasi dan Òkenyataan.Ó Pada pertengahan abad ke-
14, satu karya yang terbit dari pengarang yang menggunakan nama pena John
Mandeville (diyakini sebagai Jan de Langhe, seorang pastur Benediktan, dari
2 Friedrich Engels menulis komentarnya tentang Balzac ketika seorang penulis perempuan Inggris,
Margaret Harkness, yang biasa menerbitkan novel-novelnya dengan nama samaran John Law, meminta
tanggapan Engels terhadap novelnya City Girl , Engels memberinya tanggapan pedas: Òtidak terlalu
realistik.Ó Ia kemudian menyodorkan Balzac sebagai pembandingnya. Lihat, ÒEngels to Margaret
Harkness in LondonÓ, dalam Marx-Engels Correspondence 1888.
https://www.marxists.org/archive/marx/works/1888/letters/88_04_15.htm (akses Kamis, 18 Desember2014, 10.00 WIB).
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
5/13
&
Fleming), tentang raja yang Òlebih kaya dibanding raja manapun di duniaÓ yang
memiliki istana dengan Òdinding-dinding berlapis emas dan perak,Ó saat menulis
pengalaman perjalanannya di pulau Jawa. Kisah ini mengingatkan kita pada imajinasi
populer kota emas El Dorado yang mendorong para pelaut dan tentara Spanyol
berlayar menuju benua Amerika.
Imaji tentang emas atau kekayaan lain di dunia timur tidak kita temukan dalam
Voyage. Si petualang muda itu tidak sedang mencari emas atau pundi-pundi kekayaan
lain. Hanya kesenangan menikmati suatu dunia melebihi keseharian orang-orang
muda di Eropa dalam hidupnya yang membosankan. Wujud nyata kesenangan tampil
dalam citra seorang perempuan dunia Timur, sebuah kecantikan mewakili keindahan
bunda alam. ÒDi Paris kamu bisa melakukan apa saja: bermain, bercinta dan mabuk
sesuka hati mengusir hari-harimu yang membosankan. Namun, di Jawa, aroma
kematian menggantung di udara, berpendar dari senyum manis seorang perempuan
yang bergerak lemah gemulai dengan balutan kain di tubuh mereka. Jika kamu jatuh
cinta dan hanyut dalam rayuan ituÑkematian segera menghampirimu,Ó tulisnya.
ÒPerempuan Jawa umumnya tergila-gila kepada pria Eropa. Kulit mereka terang
berkilau tanpa noda sehalus perkamen terbaik yang pernah ada. Bibir mereka pucat
dengan cuping dan telinga terang. Hanya alis mata hitam dan mata coklat yang
kontras dengan segala warna pucat di wajah mereka...Ó
Balzac tidak berhenti pada sensualitas itu. Satu pengalaman lain yang menjadi hadiah
penting para petualang Eropa adalah mengawini seorang perempuan pribumi dalam
petualangan singkat mereka. ÒSetelah tiba, seorang pria Eropa dapat mengatur
perkawinan mempesona dengan seorang perempuan pribumi di luar apa yang
mungkin dapat dibayangkan di malam-malam dingin negeri asal mereka.Ó Si
petualang muda dalam kisah Balzac pun menikahi perempuan pribumi yang baru saja
ditinggal mati oleh suaminya seorang pria Inggris. ÒPerempuan Jawa tidak menangisi
pria yang mereka kuburÑmeski memujanya seperti dewa ketika mereka hidup dan
melupakan begitu saja setelah kematiannya,Ó tulis Balzac.
Tidak dapat disangkal, ada banyak fantasi dalam uraian Balzac tentang sosok
perempuan Jawa yang menjadi wakil dari peradaban dunia Timur yang ÒmurniÓ tanpa
keruwetan pikiran-pikiran Eropa. Bagaimanapun juga ada beberapa kenyataan dalam
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
6/13
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
7/13
(
orang Eropa dengan klaim kedaulatan mewakili pemerintahan negeri induk. Sistem
kekuasaan ini berbicara atas nama hukum dan negara dengan senapan dan meriam di
belakang mereka. Ini adalah sebuah era ketika kapitalisme tumbuh berkembang
dengan cara-cara primitif di Eropa dan juga koloni-koloni mereka di benua Asia dan
Afrika. Gambaran ini seluruhnya luput dalam Voyage. Balzac adalah pengarang abad
ke-19 yang tetap terkungkung dalam wacana dunia timur yang memberi banyak
penulis dan filsuf Eropa pada masa itu kesenangan estetis bayangan peradaban yang
perawan.
Gambaran lebih telanjang tentang dunia timur dan pengalaman sejarah orang-orang
Eropa di dalamnya justru tampil dalam kalimat puitik Marx di bagian akhir Das
Kapital . ÒPenemuan emas dan perak di Amerika, pemusnahan, perbudakan dan
penguburan hidup-hidup penduduk pribumi di tambang-tambang emas, penjarahan
dan awal penundukan Hindia Timur, peralihan benua Afrika menjadi hamparan
perburuan perdagangan budak-budak kulit hitam, adalah semburat merah fajar
produksi kapitalis,Ó tulisnya. ÒMomen-momen akumulasi primitif itu terjadi dalam
tempo dan kecepatan berbeda di masing-masing negara seperti Spanyol, Portugis,
Belanda, Prancis dan Inggris sesuai urutan kronologisnya. Di Inggris pada akhir abad
ke-17, sistem itu lahir melalui gabungan sistematis pembentukan koloni-koloni,
hutang nasional, pajak modern dan proteksionisme ekonomi dalam negeri.Ó
Begitu juga dengan yang terjadi dalam sejarah Jawa dan pulau-pulau sekitarnya sejak
kedatangan armada-armada pelaut Eropa ke Nusantara memasuki abad ke-15 dan ke-
16. Dengan mengesampingkan armada Portugis yang datang terlebih dahulu,
kronologi sederhananya bermula ketika armada Belanda yang dipimpin Cornellis de
Houtman menyinggahi beberapa pelabuhan di sekitar Nusantara dan membuat peta
topografi kawasan pada 1596. Di tempat ini, bukan ladang-ladang emas yang
membuat armada Spanyol berlayar sampai benua Amerika dan memperbudak orang-
orang Indian, tetapi lada, kayu manis, dan rempah-rempah yang memiliki harga tinggi
di pasaran Eropa. Dengan membangun pos-pos perdagangan di kepulauan rempah-
rampah, dan sekaligus memaksakan perdagangan monopoli komoditi itu, keuntungan
besar terbayang di depan mata.
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
8/13
)
Ketika menerima utusan VOC yang datang berkunjung ke istana kerajaan Mataram pada
1614 berkait dengan permohonan mereka membangun pos pertahanan dan perdagangan
di pantai Jepara, Sultan Agung yang merupakan raja terbesar dinasti Mataram pada abad
ke-17 menjawab, ÒBuatlah sebuah benteng atau bila dikehendaki sebuah rumah
sedemikian kuat sehingga dapat bertahan bila diserbu musuh, sampai saya dapat memberi
bantuan ... Saya tahu benar bahwa Tuan-Tuan datang untuk tidak menduduki tanah
Jawa.Ó Dalam perkembangan waktu, visi Sultan Agung memanfaatkan petualang Eropa
untuk meraih keunggulan senjata dan teknologi navigasi sebagai cara mengalahkan raja-
raja pesaingnya seperti dinasti Surabaya di Jawa Timur terbukti keliru. Belanda bukan
saja tidak pernah ingin meninggalkan pulau Jawa, tetapi semakin memperluas wilayah
dan pengaruh melalui beragam konsesi sebagai imbalan bantuan militer VOC dalam
persaingan para penguasa tradisional dengan raja-raja lainnya di kepulauan Nusantara.
Kemajuan teknologi navigasi dan mesiu di benua Eropa sejak abad ke-14 dan ke-15
memberikan keunggulan militer menundukkan para sultan dan raja-raja di benua lain.
Ia juga menjadi kekuatan pendukung bagi ekspansi militer bangsa-bangsa Eropa ke
seluruh penjuru dunia. Penundukan wilayah menjadi bagian tak terhindarkan dari
semangat eksplorasi para petualang Eropa pada masa itu. Pelayaran Vasco da Gama
ke Asia dan Columbus ke benua Amerika mengisi catatan sejarah dunia tentangekspansi dan penundukan bangsa-bangsa Eropa di berbagai tempat di dunia.
Perkembangan ini memiliki landasan ideologis yang memberi alasan mengapa
penjelajahan orang-orang Eropa ke seluruh dunia berjalan seiring dengan penaklukan
terhadap wilayah-wilayah yang mereka temui: merkantilisme.
Secara sederhana, pandangan ini menegaskan bahwa suatu negeri akan menjadi
bangsa yang kuat di dunia bila mereka dapat mengakumulasi kekayaan nasional di
dalam negeri dan sekaligus menarik keuntungan besar dari perdagangan luar negeri
terhadap barang-barang yang mereka hasilkan. Sir Thomas Smith (1513-1577),
seorang professor universitas Cambridge dan diplomat, menyatakan dalam Discourse
of the Common Weal of this Realm of England bahwa ÒKita harus memperhatikan
dengan seksama bahwa jangan sampai kita membeli lebih banyak kepada orang asing
dibanding menjualnya. Kalau tidak kita akan menjadi semakin miskin dan pada saat
yang sama terus memperkaya orang lainÓ (Braudel, 2002: 204) Di bawah kekuasaan
Ratu Elizabeth (1558-1603), doktrin ini menjadi pandangan utama yang membawa
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
9/13
*
Inggris dalam periode keemasan dan sekaligus kemunculan mereka sebagai negara
besar di Eropa pada abad-abad selanjutnya meninggalkan saingan utama Spanyol dan
Prancis di Eropa daratan. Tidak ketinggalan pula adalah Portugal yang pada saat itu
memiliki kekuatan armada laut menjelajah dunia baru melalui perjalanan Vasco da
Gama ke Asia dan Christopher Columbus ke benua Amerika dan terus mengisi
sejarah ekspansi Eropa ke benua-benua lain di seluruh penjuru dunia sampai abad ke-
18 dan ke-19.
Refleksi atas kemajuan-kemajuan yang terjadi di benua Eropa sepanjang abad-abad
itu melahirkan pula rumusan-rumusan filosofisnya. Filsuf Jerman, Immanuel Kant
(1724-1804), menulis tentang kemungkinan pembentukan sejarah universal umat
manusia dalam tulisannya Idea of Universal History from a Cosmopolitan Point of
View (1784). Kant membayangkan bahwa segala perkembangan yang terjadi akan
membawa umat manusia dalam Òuniversal civic societyÓ melampaui batasan-batasan
sempit tempat kelahiran dan asal-usul setiap individu. Adalah melalui kesatuan ras
manusia maka segala potensi alamiah terbesar manusia akan tercapai. Impian Kant
tentang warga dunia harus berhadapan dengan kenyataan sejarah berkait dengan
gelombang penundukan dan peperangan di dunia baru dalam penjelajahan orang-
orang Eropa di muka bumi.
Sebelas tahun setelah konsepsi warga kosmopolitanismenya, Kant mengeluarkan
sketsa filosofis dengan judul Perpetual Peace: A Philosophical Sketch (1795).
Melengkapi pandangan awal tentang pandangan kosmopolitanismenya, Kant
menggarisbawahi bahwa setiap orang memiliki hak yang melekat untuk berpergian
dan mengunjungi negeri-negeri jauhÑdalam transaksi perdaganganÑtanpa perlakuan
buruk penduduk pribumi sebagai tuan rumah. Bagaimanapun si pendatang tetap
terikat batasan ÒpersetujuanÓ tuan rumah untuk menerima atau menolak tawaran
mereka. Dan meski mereka menolak tawaran itu, tuan rumah tetap memiliki
kewajiban menerima dengan baik si pendatang dalam perjalanan mereka dan
mengijinkannya tinggal sementara.
Tidak dapat disangkal, keramahan universal melayani Òhak kosmopolitanÓ warga
dunia sesungguhnya bukan sesuatu yang sulit bagi para pelaut dan petualang Eropa.
Mereka mendapatkan itu dalam setiap perjalanannya. Masalah yang terjadi adalah
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
10/13
"+
sebaliknya. Howard Zinn, seorang sejarawan Amerika, memberikan gambaran
tentang keramahan pribumi ketika armada Columbus pertama kali menjejakkan kaki
di benua Amerika di kepulauan Bahama. Orang-orang Arawak (salah satu suku Indian
di benua itu) menyambut awak armada Columbus dengan membawa makanan, air,
dan beberapa cendera mata di tepi pantai. Ini menunjukkan sebuah praktek nyata
pengakuan penduduk pribumi terhadap Òhak kosmopolitanÓ warga dunia di luar
rumusan filosofis ala Kant. ÒMereka tidak menyandang senjata, dan sepertinya tidak
tahu bagaimana cara menggunakannya,Ó tulis Columbus dalam catatan hariannya.
Sebaliknya, setelah menerima sambutan itu, Columbus dan lima puluh awaknya
Ò...menundukkan semuanya dan membuat mereka melakukan apa yang kami mau.Ó
(Zinn, 1).
Tradisi ini terus berlanjut sepanjang petualangan orang-orang Eropa, yang disusul
kemudian Ameria. K isah armada Komodor Perry (1794-1858) yang membawa armada
laut Amerika Serikat menuju Timur Jauh ketika negeri itu tumbuh menjadi kekuatan
dunia yang patut diperhitungkan. Sesampai di perairan Jepang, Perry menuntut
penguasa Shogun Tokugawa untuk memberi hak bagi armada Amerika berlabuh di
perairan Jepang. Di pelabuhan Uraga, dekat kota Edo yang menjadi ibukota Jepang
saat itu, Perry memerintahkan armadanya membombardir gedung-gedung di sekitar
pelabuhan sampai penguasa Jepang menandantangani Konvensi Yamagata (1854)
yang memberi izin bagi kapal-kapal Amerika berlabuh dan mendapat suplai yang
diperlukan, perlindungan terhadap awak kapalnya apabila terjadi kecelakaan dan
perjanjian kerjasama Amerika Serikat Jepang. Gambaran ini seakan memperkeras
gaung pernyataan raja Prancis Louis Philippe bahwa yang terpenting adalah Òjika
ratusan juta peluru ditembakkan di Afrika, Eropa tidak mendengarnya.Ó (310).
Pernyataan Philippe bergulir seiring dengan petualangan Prancis ke seberang lautan
melalui penundukan Aljazair. Dongeng kekayaan oriental dan barang rampasan
menjadi sesuatu yang menarik bagi para orang-orang biasa untuk terjun menjadi
serdadu memenuhi ambisi Philippe menyaingi manuver-manuver Inggris di luar
benua Eropa.
Awalnya sebagian besar penduduk Prancis tidak terlalu perduli tentang apa yang
terjadi dalam petualangan itu. Namun, ketika tentara Prancis menggunakan taktik
kotor dengan menyalakan api di mulut-mulut gua membunuh sekitar lima ratus pria,
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
11/13
""
perempuan dan anak-anak Aljazair akibat sesak nafas, warga Prancis pun berang dan
kehilangan simpati terhadap pemerintahan mereka. Beberapa tahun kemudian, Raja
Phillippe digulingkan menyusul revolusi Komune Paris pada 1848. Namun revolusi
di benua Eropa dengan cita-cita keadilan dan keseteraan bagi umat manusia tidak
menghentikan laju petualangan mereka di seberang lautan. Orang-orang di Aljazair
harus menunggu sampai pertengahan abad ke-20 sebelum gerakan perlawanan anti-
kolonial mereka memaksa Prancis menarik mundur tentara dan aparat kolonial
mereka. ÒKekerasan adalah bidan bagi setiap masyarakat lama yang tengah
menyongsong kelahiran wujud baru masyarakat mereka. Kekerasan itu sendiri adalah
kekuatan ekonomi.Ó Begitulah Marx mengakhiri paragraf kalimatnya tentang
akumulasi primitif yang menjadi akhir era merkantilisme dan dimulainya babak baru
sejarah kapitalisme dunia dalam Das Kapital . Bayang-bayang ideal Òhak
kosmopolitanÓ warga dunia seperti dirumuskan Kant pada akhirnya tidak lebih
sekedar kata-kata indah yang tersimpan dalam keranjang filsafat.
Penutup
Rayuan Timur telah mengundang para Òpetualang kosmopolitanÓ berlayar ke negeri-
negeri jauh, bahkan negeri-negeri yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan ada
dalam imajinasi peta dunia orang-orang Eropa. Rayuan itu pula yang mengundang
pastor-pastor Jesuit, para petualang sejati dan ilmuwan yang haus dengan penemuan-
penemuan baru di dunia. Balzac telah mengabadikan semangat itu melalui beragam
fantasi dan imajinasi yang mungkin memenuhi selera pembacanya tentang dunia baru
di Timur Jauh.
Namun, di balik imajinasi yang memabukkan, ada pula geliat sejarah penuh darah.ÒPengkhianatan, penyuapan, pembantaian massal dan kekejian,Ó adalah bagian dari
cerita perjalanan para petualang kosmopolitan itu di negeri-negeri jauh, tulis Marx.
Sambil mengutip The History of Java karya Thomas Stamford Raffles, Gubernur
Jenderal sekaligus sejarawan Inggris tentang Jawa, Marx melanjutkan, Òkemanapun
mereka melangkah, penghancuran dan kemerosotan jumlah penduduk selalu
mengikuti. Di Banyuwangi, salah satu propinsi Jawa, pada 1750 jumlah penduduknya
mencapai 80.000 jiwa. Pada 1811, jumlahnya tinggal 18.000. Ini benar-benar
perdagangan yang menggiurkan!Ó
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
12/13
"#
Dari beragam wacana yang lahir tentang dunia Timur yang eksotis, di balik konstruksi
Òrayuan timurÓ yang membangkitkan hasrat dalam tulisan para sastrawan dan penyair
Eropa, pada akhirnya kita mendapatkan genangan darah bersimbah di mana-mana
seiring perjalanan kekuatan imperial Eropa Barat menuju dunia Timur. Kisah Voyage
dalam uraian Balzac menjadi contoh bagaimana wacana tentang dunia timur yang
sensual mendapatkan pembaca yang luas di benua Eropa. Bagaimanapun, dalam
konstruksi wacana tersebut, kita tidak mendapatkan genangan darah penundukan
kolonial yang dikalahkan oleh kisah-kisah bermuatan eksotis yang membangkitkan
gairah seksual sensualitas Timur dalam benak para petualang kosmopolitan.
-
8/19/2019 Rayuan Timur Dan Para Petualang Kosmopolitan-libre
13/13
"$
Bibliografi
Balk , G.L., F. Van Dijk & J.J. Kortlang. The Archives of the Dutch East IndiaCompany (VOC) and the Local Institutions in Batavia (Jakarta). Leiden,
2007.
Balzac, Honore de. My Journey from Paris to Java. Didier Millet Pte. Ltd, London.
2010.
Braudel, Fernand. The Wheels of Commerce. Civilization and Capitalism 15th Ð 18th
Century. Vol. 2. Pheonix Press, London. 2002.
Engels, Friedrich. ÒEngels to Margaret Harkness in LondonÓ dalam Selected
Correspondence. 1888. Transkrip bahasa Inggris dalam laman internetwww.marxist.org/archive/marx/works/1888/letters/88_04_15.htm
Foucault, Michel. The Archeology of Knowledge. Routledge, London. 2002.
Kant, Imannuel. Idea of Universal History from a Cosmopolitan Point of View (1784).
____, Imannuel. Perpetual Peace: A Philosophical Sketch (1795).
Marx, Karl. Capital: A Critique of Political Economy. Volume One. The Process of
Production of Capital. 1867. Transkip bahasa Inggris dalam
http://www.marxist.org/archive/marx/works/1867-
Niemeijer, Hendrik E. Batavia: Masyarakat Kolonial Abad ke-XVIII. Komunitas
Bambu, Depok. 2012.
Parthesius, Robert. The Development of the Dutch East India Company (VOC) shipping network in Asia 1595-1660. Amsterdam University Press, 2010.
Zinn, Howard. A PeopleÕs History of the United States, 1492 Ð Present . Harper &
Row, United States. 2009.