rangkaian resistor

12
“RANGKAIAN RESISTOR” I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara-cara merangkai resistor 2. Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan nilai hambatan resistor yang dirangkai gabungan seri dan pararel. 3. Mempelajari watak rangkaian resistor 4. Mempelajari hubungan beda tegangan, kuat arus, dan resistansi 5. Mempelajari rangkaian pembagi tegangan II. TEORI DASAR Rangkaian Resistor Rangkaian resistor merupakan komponen pasif yang dibuat untuk mendapatkan hambatan tertentu. Agar menggunakan resistor dengan baik kita perlu mengetahuui beberapa hal seperti bahan pembuatnya, nilai hambatan, toleransi, penggunaan daya, deran dan perilakunya pada frekuensi tinggi. Resistor yang paling banyak digunakan terbuat dari bahan yang dilapikan pada sebatang kramik. Resistor semacam ini disebut resistor fil karleon.

Upload: epul-epunk

Post on 03-Jan-2016

109 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Rangkaian Resistor

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkaian Resistor

“RANGKAIAN RESISTOR”

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari cara-cara merangkai resistor

2. Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan nilai

hambatan resistor yang dirangkai gabungan seri dan pararel.

3. Mempelajari watak rangkaian resistor

4. Mempelajari hubungan beda tegangan, kuat arus, dan resistansi

5. Mempelajari rangkaian pembagi tegangan

II. TEORI DASAR

Rangkaian Resistor

Rangkaian resistor merupakan komponen pasif yang dibuat untuk

mendapatkan hambatan tertentu. Agar menggunakan resistor dengan baik kita

perlu mengetahuui beberapa hal seperti bahan pembuatnya, nilai hambatan,

toleransi, penggunaan daya, deran dan perilakunya pada frekuensi tinggi. Resistor

yang paling banyak digunakan terbuat dari bahan yang dilapikan pada sebatang

kramik. Resistor semacam ini disebut resistor fil karleon.

Hukum Ohm menyatakan: “Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor

antara dua titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua

titik tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) di

antara mereka”

Dengan kata lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah

hambatan (R) selalu berbanding lurus dengan beda potensial(V) yang diterapkan

kepadanya.

Page 2: Rangkaian Resistor

Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada

tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui

sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically“.

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat

resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu

resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).

Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri

dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna

untuk mengetahui besar resistansinya mengukur besarnya dengan ohmmeter.

Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA

(Elektronic Industries Association).

Rangkaian Resistor

Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total akan

semakin besar, artinya tegangan dapat terbagi-bagi dalam setiap rangkaian. Di

bawah ini salah satu contoh sederhana resistor yang dirangkai secara seri.

Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus :

Page 3: Rangkaian Resistor

Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi

pengganti semakin kecil, artinya tegangan dalam setiap rangkaian sama. Di

bawah ini salah satu contoh sederhana resistor yang dirangkai secara pararel.

Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :

Fungsi Resistor pada rangkaian yaitu :

- membatasi arus listrik yang mengalir

- untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi

Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment, dan

reference gulators untuk voltage regulator dan decoding Network .

- sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive

- untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang yang sangat besar

- untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang

baik, daya yangtinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound

resistor.

Page 4: Rangkaian Resistor

III. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

Kode Nama Alat Jumlah

GSE 220 Baterai ukuran D 2

PEO 505 Pemegang baterai 2

PEO 502 Saklar SPST 1

KAL 99 Kabel Penghubung 9

PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1

PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1

PEO 351 07 Resistor 500 Ω, 5W 1

GME 240 Multimeter digital 2

PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2

IV. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Pengantar dan Persiapan Percobaan

Anda diminta untuk menentukan hambatan gabungan resistor 500 Ω yang

diserikan dengan resistor 100 Ω dan 50 Ω yang dipararelkan. Skema

rangkaian seperti pada gambar 2.A. Dengan hukum Ohm, hambatan total

antara A dan C, atau RAC, adalah tegangan AC, VAC, dibagi dengan arus yang

melewatinya, I. VAC dapat diukur dengan voltmeter yang dipararelkan dengan

resistor antara A dan C (pada skema rangkaian voltmeter ditunjukan dengan

garis putus-putus). Arus yang melelui AC dapat diukur dengan ammeter

yang ditempatkan di mana pun antara baterai dan titik C (atau antara baterai

dan titik A). Untuk hasil yang tidak terlalu akurat, kita akan menggunakan

Page 5: Rangkaian Resistor

GGL baterai sebagai VAC, karena baterai tidak terlalu terbebani. GGL 2 buah

baterai yang diserikan 3V, hambatan beban lebih dari 500 Ω. Ini berarti arus

dari baterai cukup kecil. Ini adalah apa yang akan Anda lakukan untuk

menentukan hambatan resistor gabungan.

Gambar 2.A

a. Atur ammeter dengan batas ukur lebih dari 10 mA (0,010 A)

b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 2.A. Periksa kembali rangkaia

tersebut

2. Langkah-langkah Percobaan

Penggunaan Hukum Ohm

a. Tutup saklar rangkaian dan baca arus / yang melalui rangkaian utama.

Catat arus tersebut. Ammeter akan menunjukan arus dalam mA. Jika

demikian, Anda perlu mengubah arus tersebut ke Ampere (A).

b. Gunakan rumus R = VI

untuk menghitung hambatan gabungan resistor

dengan GGL yang dipakai sekitar 3,0 V. Catat hasil tersebut.

c. Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan gabungan resistor

(tegangan antara titik A dan C). Catat hasilnya.

d. Hitung hambatan gabungan resistor. Catat hasilnya.

e. Bandingkan kedua nilai hambatan yang diperoleh, satu asumsi tegangan

AC sama dengan GGL dua buah baterai, dan yang lainnya menggunakan

nilai VAC yang terukur. Hitung persentase perbedaannya.

f. Matikan rangkaian. Hal ini perlu untuk membebaskan hambatan dari

tegangan.

Page 6: Rangkaian Resistor

g. Pilih batas ukur Ω pada multimeter. Pilih batas ukur suatu tahap lebih

besar dari 500 Ω. Hal ini karena kita tahu bahwa hambatan resistor

gabungan sedikit lebih besar dari 500 Ω.

h. Hubungkan probe-probe ohmmeter pada tiap ujung hambatan yang akan

diukur (gabungan beberapa resistor). Dalam kasus ini, hubungkan satu

probe ke titik A dan yang lainnya ke titik C pada gambar 2.2.

i. Bandingkan nilai hambatan RAC yang diperoleh dengan menggunakan

hukum Ohm dengan yabg diukur langsung menggunakan ohmmeter.

Berapa persen perbedaan antara kedua nilai tersebut?

V. DATA PRAKTIKUM

Menggunakan GGL baterai (3,0 V) sebagai tegangan resistor.

VAC (volt) I (ampere) RAC (ohm)

3.0 0,0056 535,71

Tegangan antara titik A dan C, VAC yang diukur menggunakan voltmeter.

VAC (volt) I (ampere) RAB (ohm)

2,73 0,0056 487,5

VI. PERHITUNGAN

Menggunakan GGL baterai (3,0 V) sebagai tegangan resistor.

R = VI

= 3,0 V

0,0056 A = 535,71 ohm

Tegangan antara titik A dan C, VAC yang diukur menggunakan voltmeter.

R = VI

= 2,73V

0,0056 A = 487,5 ohm

Page 7: Rangkaian Resistor

R1 R2460

470

480

490

500

510

520

530

540R

(Ω)

Grafik perbedaan hambatan

VII. PEMBAHASAN

Persentase perbedaan antara hambatan yang diukur langsung dengan

ohmmeter dan yang menggunakan metode voltmeter-ammeter adalah

535,71−487,5535,71

x 100 % = 8,99 %.

Jadi bila diadakan toleransi kesalahan percobaan sebesar 10 % maka

praktikum ini terbukti benar. Terjadinya perbedaan nilai hambatan dikarenakan

tegangan baterai yang tidak tetap (telah melakukan beberapa kali percobaan) dan

juga kesalahan manusia sendiri.

Page 8: Rangkaian Resistor

VIII. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan ini kami dapat menentukan nilai resistor

yang dirangkai seri dan pararel serta dapat membuktikan kebenaran percobaan ini.

Beberapa resistor dapat dirangkai menjadi sebuah rangkaian resistor baik

itu rangkaian secara seri, parallel, ataupun dirangkai secara kombinasi antara seri

dan parallel

Apabila sebuah rangkain resistor dirangkai secara seri maka lebih besar

resistansinya daripada dirangkai secara parallel.

Resitansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang

lintang, tipe material, dan temperature. Untuk material yang mematuhi hokum

ohm resistansi tidak bergantung pada arus, yaitu perbandingan VI

tidak

bergantung pada I. Jadi hubungan antara beda tegangan, kuat arus dan resistansi

menurut hokum ohm adalah

I=( iR )V atau R=( v

i)

Pembagi tegangan merupakan rangkaian attenuator yang berfungsi untuk

meperkecil tegangan atau sinyal. Pembagi tegangan sering dijumpai pada

masukan alat-alat untuk mencegah terjadinya kelebihan arus yang mengalir.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta: Erlangga..

Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung: ITB.

Sumarna. 2008. Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I. Yogyakarta: UNY.

Purnomo, Eko. (2010). Hukum Ohm dan Rangkaian Seri-Pararel.