rangkaian resistor
DESCRIPTION
Makalah Rangkaian ResistorTRANSCRIPT
“RANGKAIAN RESISTOR”
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari cara-cara merangkai resistor
2. Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan nilai
hambatan resistor yang dirangkai gabungan seri dan pararel.
3. Mempelajari watak rangkaian resistor
4. Mempelajari hubungan beda tegangan, kuat arus, dan resistansi
5. Mempelajari rangkaian pembagi tegangan
II. TEORI DASAR
Rangkaian Resistor
Rangkaian resistor merupakan komponen pasif yang dibuat untuk
mendapatkan hambatan tertentu. Agar menggunakan resistor dengan baik kita
perlu mengetahuui beberapa hal seperti bahan pembuatnya, nilai hambatan,
toleransi, penggunaan daya, deran dan perilakunya pada frekuensi tinggi. Resistor
yang paling banyak digunakan terbuat dari bahan yang dilapikan pada sebatang
kramik. Resistor semacam ini disebut resistor fil karleon.
Hukum Ohm menyatakan: “Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor
antara dua titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua
titik tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) di
antara mereka”
Dengan kata lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
hambatan (R) selalu berbanding lurus dengan beda potensial(V) yang diterapkan
kepadanya.
Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui
sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically“.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu
resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri
dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna
untuk mengetahui besar resistansinya mengukur besarnya dengan ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Elektronic Industries Association).
Rangkaian Resistor
Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total akan
semakin besar, artinya tegangan dapat terbagi-bagi dalam setiap rangkaian. Di
bawah ini salah satu contoh sederhana resistor yang dirangkai secara seri.
Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus :
Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi
pengganti semakin kecil, artinya tegangan dalam setiap rangkaian sama. Di
bawah ini salah satu contoh sederhana resistor yang dirangkai secara pararel.
Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :
Fungsi Resistor pada rangkaian yaitu :
- membatasi arus listrik yang mengalir
- untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi
Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment, dan
reference gulators untuk voltage regulator dan decoding Network .
- sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive
- untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang yang sangat besar
- untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang
baik, daya yangtinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound
resistor.
III. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Kode Nama Alat Jumlah
GSE 220 Baterai ukuran D 2
PEO 505 Pemegang baterai 2
PEO 502 Saklar SPST 1
KAL 99 Kabel Penghubung 9
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1
PEO 359 02 Resistor 100 Ω, 5W 1
PEO 351 07 Resistor 500 Ω, 5W 1
GME 240 Multimeter digital 2
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2
IV. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Pengantar dan Persiapan Percobaan
Anda diminta untuk menentukan hambatan gabungan resistor 500 Ω yang
diserikan dengan resistor 100 Ω dan 50 Ω yang dipararelkan. Skema
rangkaian seperti pada gambar 2.A. Dengan hukum Ohm, hambatan total
antara A dan C, atau RAC, adalah tegangan AC, VAC, dibagi dengan arus yang
melewatinya, I. VAC dapat diukur dengan voltmeter yang dipararelkan dengan
resistor antara A dan C (pada skema rangkaian voltmeter ditunjukan dengan
garis putus-putus). Arus yang melelui AC dapat diukur dengan ammeter
yang ditempatkan di mana pun antara baterai dan titik C (atau antara baterai
dan titik A). Untuk hasil yang tidak terlalu akurat, kita akan menggunakan
GGL baterai sebagai VAC, karena baterai tidak terlalu terbebani. GGL 2 buah
baterai yang diserikan 3V, hambatan beban lebih dari 500 Ω. Ini berarti arus
dari baterai cukup kecil. Ini adalah apa yang akan Anda lakukan untuk
menentukan hambatan resistor gabungan.
Gambar 2.A
a. Atur ammeter dengan batas ukur lebih dari 10 mA (0,010 A)
b. Susun rangkaian seperti pada Gambar 2.A. Periksa kembali rangkaia
tersebut
2. Langkah-langkah Percobaan
Penggunaan Hukum Ohm
a. Tutup saklar rangkaian dan baca arus / yang melalui rangkaian utama.
Catat arus tersebut. Ammeter akan menunjukan arus dalam mA. Jika
demikian, Anda perlu mengubah arus tersebut ke Ampere (A).
b. Gunakan rumus R = VI
untuk menghitung hambatan gabungan resistor
dengan GGL yang dipakai sekitar 3,0 V. Catat hasil tersebut.
c. Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan gabungan resistor
(tegangan antara titik A dan C). Catat hasilnya.
d. Hitung hambatan gabungan resistor. Catat hasilnya.
e. Bandingkan kedua nilai hambatan yang diperoleh, satu asumsi tegangan
AC sama dengan GGL dua buah baterai, dan yang lainnya menggunakan
nilai VAC yang terukur. Hitung persentase perbedaannya.
f. Matikan rangkaian. Hal ini perlu untuk membebaskan hambatan dari
tegangan.
g. Pilih batas ukur Ω pada multimeter. Pilih batas ukur suatu tahap lebih
besar dari 500 Ω. Hal ini karena kita tahu bahwa hambatan resistor
gabungan sedikit lebih besar dari 500 Ω.
h. Hubungkan probe-probe ohmmeter pada tiap ujung hambatan yang akan
diukur (gabungan beberapa resistor). Dalam kasus ini, hubungkan satu
probe ke titik A dan yang lainnya ke titik C pada gambar 2.2.
i. Bandingkan nilai hambatan RAC yang diperoleh dengan menggunakan
hukum Ohm dengan yabg diukur langsung menggunakan ohmmeter.
Berapa persen perbedaan antara kedua nilai tersebut?
V. DATA PRAKTIKUM
Menggunakan GGL baterai (3,0 V) sebagai tegangan resistor.
VAC (volt) I (ampere) RAC (ohm)
3.0 0,0056 535,71
Tegangan antara titik A dan C, VAC yang diukur menggunakan voltmeter.
VAC (volt) I (ampere) RAB (ohm)
2,73 0,0056 487,5
VI. PERHITUNGAN
Menggunakan GGL baterai (3,0 V) sebagai tegangan resistor.
R = VI
= 3,0 V
0,0056 A = 535,71 ohm
Tegangan antara titik A dan C, VAC yang diukur menggunakan voltmeter.
R = VI
= 2,73V
0,0056 A = 487,5 ohm
R1 R2460
470
480
490
500
510
520
530
540R
(Ω)
Grafik perbedaan hambatan
VII. PEMBAHASAN
Persentase perbedaan antara hambatan yang diukur langsung dengan
ohmmeter dan yang menggunakan metode voltmeter-ammeter adalah
535,71−487,5535,71
x 100 % = 8,99 %.
Jadi bila diadakan toleransi kesalahan percobaan sebesar 10 % maka
praktikum ini terbukti benar. Terjadinya perbedaan nilai hambatan dikarenakan
tegangan baterai yang tidak tetap (telah melakukan beberapa kali percobaan) dan
juga kesalahan manusia sendiri.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini kami dapat menentukan nilai resistor
yang dirangkai seri dan pararel serta dapat membuktikan kebenaran percobaan ini.
Beberapa resistor dapat dirangkai menjadi sebuah rangkaian resistor baik
itu rangkaian secara seri, parallel, ataupun dirangkai secara kombinasi antara seri
dan parallel
Apabila sebuah rangkain resistor dirangkai secara seri maka lebih besar
resistansinya daripada dirangkai secara parallel.
Resitansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang
lintang, tipe material, dan temperature. Untuk material yang mematuhi hokum
ohm resistansi tidak bergantung pada arus, yaitu perbandingan VI
tidak
bergantung pada I. Jadi hubungan antara beda tegangan, kuat arus dan resistansi
menurut hokum ohm adalah
I=( iR )V atau R=( v
i)
Pembagi tegangan merupakan rangkaian attenuator yang berfungsi untuk
meperkecil tegangan atau sinyal. Pembagi tegangan sering dijumpai pada
masukan alat-alat untuk mencegah terjadinya kelebihan arus yang mengalir.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta: Erlangga..
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung: ITB.
Sumarna. 2008. Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I. Yogyakarta: UNY.
Purnomo, Eko. (2010). Hukum Ohm dan Rangkaian Seri-Pararel.