rancangan turbin air cross flow

30
ENERGI TERBARUKAN Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Berkapasitas 3 318 kW di Desa Sipungguk, Kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau Menggunakan Turbin Air Jenis Cross Flow dengan Sudut Serang Sudu 14 o dan Sudut Buang Sudu 26.5 o Oleh : Jossy Kolata (1007121681) Jufrianto (1007113700) Fakhru Rozi Z (1007113665) Devri Naldy (1007113689) M. Amuh Muhidin (1007113751) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2013

Upload: jossy-kolata

Post on 26-Nov-2015

105 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Rancangan Turbin Air Cross Flow bangkinang

TRANSCRIPT

  • ENERGI TERBARUKAN

    Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Berkapasitas 3 318 kW di

    Desa Sipungguk, Kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar, Propinsi

    Riau Menggunakan Turbin Air Jenis Cross Flow dengan Sudut Serang Sudu 14o

    dan Sudut Buang Sudu 26.5o

    Oleh :

    Jossy Kolata (1007121681)

    Jufrianto (1007113700)

    Fakhru Rozi Z (1007113665)

    Devri Naldy (1007113689)

    M. Amuh Muhidin (1007113751)

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS RIAU

    2013

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dalam

    melakukan proses perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

    dengan kapasitas 2450 kW yang berlokasi di desa sipungguk dapat terselesaikan

    dengan baik meskipun masih perlu diadakan proses review dan tinjauan kembali

    mengenai proses perancangan agar hasil menjadi lebih baik.

    Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membimbing dan membantu serta memyumbangkan jasanya dalam proses

    Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Ucapan terima

    kasih penulis di haturkan kepada :

    1. Dr. Awaludin Martin, S.T., M.T, selaku dosen pembimbing perancangan turbin

    air jenis cross flow serta dosen pengampu mata kuliah energi terbarukan.

    2. Romi, S.T., M.T selaku dosen pengampu mata kuliah energi terbarukan.

    3. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan

    Syarif Kasim - Pekanbaru.

    4. Badan Wilayah Sungai (BWS) Propinsi Riau.

    5. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsultanal).

    6. Kelompok kerja perancangan mahasiswa Teknik Mesin S1.

    7. Seluruh masyarakat desa Sipungguk.

    Dalam proses perancangan lebih lanjut, penulis mengharapkan adanya kritik

    dan saran yang bertujuan untuk membangun perbaikan dalam perancangan dan

    dalam penulisan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat diterima dan

    bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Pekanbaru, 20 Oktober 2013

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sejalan dengan perkembangan sosial, budaya dan ekonomi serta informasi,

    maka listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat terpencil

    khususnya masyarakat perdesaan. Terbatasnya kemampuan PLN dalam

    menyediakan tenaga listrik kepada masyarakat Indonesia, berdasarkan data

    Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) pencapaian rasio

    elektrifikasi baru mencapai 64 % dan rasio desa berlistrik mencapai 88 % dari total

    sekitar 66.000 desa pada tahun 2008.

    Salah satu daerah di propinsi riau yang memerlukan tenaga listrik adalah

    desa Sipungguk yang berada di kecamatan Bangkinang Seberang, kabupaten

    Kampar. Listrik yang didistribusikan oleh PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara)

    telah masuk ke desa Sipungguk, akan tetapi dengan kapasitas listrik yang di suplai

    untuk propinsi Riau tidak mencukupi untuk keseluruhan daerah, maka sering

    terjadinya pemadaman listrik yang dilakukan oleh pihak PLN dan pemadaman

    inilah yang sering mengganggu pekerjaan masyarakat.

    Di sisi lain, desa Sipungguk dilalui salah satu anak sungai kampar yang

    melintas di sepanjang desa. Pada saat sekarang ini, sungai ini dipergunakan untuk

    mengaliri saluran irigasi persawahan. Aliran sungai ini juga berpotensi untuk

    dijadikan sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Penulis

    melihat potensi ini sebagai salah satu peluang yang baik agar desa Sipungguk dapat

    menjadi desa yang mandiri akan kebutuhan tenaga listrik.

    Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ini juga

    merupakan salah satu penerapan dari energi yang baru dan terbarukan dengan

    kapasitas daya yang dihasilkan adalah masih dalam jangkauan rendah sampai

    menengah. Sehingga sangat cocok untuk diterapkan di daerah-daerah pedesaan, dan

    diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.

  • 1.2 Identifikasi Masalah

    Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT. PLN di daerah Riau merupakan

    salah satu akibat dari kurangnya pasokan listrik milik PT. PLN, akan tetapi hal ini

    bertentangan dengan kebutuhan masyarakat akan penggunaan listrik yang selalu

    meningkat. Daerah-daerah di propinsi Riau harus memiliki pembangkit sendiri

    untuk dapat terus memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pembangkit listrik tenaga

    mikro hidro merupakan salah satu alternatif energi terbarukan yang dapat

    membantu permasalahan listrik di propinsi Riau.

    Anak sungai Kampar yang melintasi desa Sipungguk memiliki aliran yang

    baik, sehingga sumber daya air dari anak sungai kampar ini dapat dimanfaatkan

    untuk sumber pembangkit tenaga listrik mikro hidro. Sumber tenaga listrik berasal

    dari sungai secara alami dan tersedia terus menerus sehingga mampu menciptakan

    pembangkit listrik yang murah dan ramah lingkungan.

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    (PLTMH) ini adalah mengkaji potensi tenaga air yang terdapat di desa Sipungguk,

    kecamatan Bangkinang kabupaten Kampar, kemudian memilih alat atau teknologi

    yang cocok untuk diterapkan sebagai pembangkit listrik sesuai dengan debit dan

    head serta keadaan topografi di wilayah tersebut.

    Tujuan dari perencanaan PLTMH ini adalah memberikan penanganan

    masalah pemenuhan kebutuhan listrik di daerah pedesaan. Kebutuhan yang dapat

    dipenuhi oleh listrik di pedesaan, khususnya di Desa Sipungguk antara lain :

    1. Penerangan,

    2. Sumber tenaga untuk alat-alat elektronik,

    3. Industri kecil dan rumah tangga,

    4. Industri perikanan, dan peternakan.

  • 1.4 Batasan Masalah

    Ruang lingkup pembatasan masalah dalam perancangan ini dibatasi pada

    masalah perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di desa

    Sipungguk, Bangkinang, yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

    1. Menggunakan peta topografi rupa muka bumi melalui data Bakorsultanal dan

    data untuk menentukan lokasi perencanaan PLTMH.

    2. Pembangkit listrik yang digunakan adalah turbin air jenis cross flow.

    3. Data curah hujan yang digunakan sebagai perhitungan adalah data 10 tahun

    terakhir dan membuat Flood Duration Curve (FDC).

    4. Debit air yang digunakan adalah debit anak sungai kampar yang terletak di desa

    sipungguk.

    5. Variasi sudut serang dimulai dari 14o hingga 30o.

    1.5 Lokasi Studi

    Dalam proses perancangan PLTMH direncanakan untuk pembangkit listrik

    di desa sipungguk, kecamatan Bangkinang Seberang, kabupaten Kampar yang

    mengambil sumber energi potensial aliran anak sungai.

    Gambar 1.1 Lokasi Studi di desa Sipungguk, kecamatan Bangkinang, kabupaten

    Kampar.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Elektrifikasi Pedesaan

    Elektrifikasi pedesaan merupakan sebuah proses penyediaan layanan listrik

    untuk daerah pedusunan/pedesaan. Pada umumnya daerah dengan tingkat populasi

    masyarakat yang sedikit dimana mata pencaharian mereka dominannya adalah

    pertanian, peternakan, dan perkebunan. Elektrifikasi Pedesaan ini akan sangat

    mensejahterakan masyarakat pedalaman/pedesaan, dimana akan meningkatkan

    kualitas hidup mereka dan juga akan meningkatkan tingkat keamanan,

    produktifitas, informasi, kesehatan, hiburan, dan pendidikan. seperti yang telah kita

    ketahui bahwa di negara Indonesia ini, masih banyak daerah-daerah terpencil yang

    belum pernah menikmati penerangan, ini karena kemampuan pembangkit-

    pembangkit listrik yang masih terbatas dan jauhnya jarak antara populasi dengan

    pembangkit listrik sehingga listrik tidak bisa sampai ke pedalaman/pedesaan.

    2.2 Desa Sipungguk, (Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar)

    2.2.1 Kondisi Desa

    Perancangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) ini dirancang

    berdasarkan sumber energi potensial air yang berada di desa Sipungguk. Sumber

    energi potensial air ini adalah energi dari anak sungai kampar yang memiliki beda

    ketinggian pada bagian hulu dan hilirnya. Desa Sipungguk merupakan salah satu

    desa yang ada di kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar. Mata

    Pencaharian masyarakat desa Sipungguk adalah dibagian pertanian, perikanan,

    peternakan, dan sebagian kecil berwirausaha lainnya.

    2.2.2 Data Curah Hujan Sungai Sipungguk

    Desa Sipungguk merupakan daerah tropis yang memiliki iklim sebanyak

    tiga musim yaitu musim hujan, musim kemarau, dan musim semi. Curah hujan desa

    Sipungguk sangat tergantung oleh musim yang terjadi. Data curah hujan desa

  • Sipungguk telah direkam selama 10 tahun terakhir oleh Badan Meteorologi,

    Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.

    Hasil data curah hujan yang telah di rekam oleh BMKG merupakan data curah

    hujan bulanan selama 12 bulan penuh.

    2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

    Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik

    yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber

    daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian

    tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari

    istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan

    energi listrik.

    Ada beberapa klasifikasi pembangkit listrik berdasarkan Power Output

    yang dapat di hasilkan seperti terlihat pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Klasifikasi Pembangkit Listrik

    Klasifikasi Power Output

    Besar

    Menengah

    Kecil

    Mini

    Mikro

    Piko

    > 100 MW

    10 100 MW

    1 10 MW

    100 kW 1 MW

    5 100 kW

    < 5 kW

    2.4 Turbin Air

    Turbin air berfungsi untuk mengubah energi potensial yang dimiliki air

    menjadi energi kinetik. Selanjutnya energi kinetik ini akan dirubah menjadi energi

    listrik melalui generator. Turbin air pada saat sekarang ini merupakan hasil

    pengembangan dari beberapa peneliti pada beberapa dekade hingga tercipta turbin

    air dengan efisiensi yang paling maksimal dan dengan desain turbin yang dapat

    disesuaikan dengan kebutuhan. Sejarah singkat mengenai turbin air adalah sebagai

    berikut.

  • Pada tahun 1700, Jn Andrej Segner telah mengembangkan turbin air reaksi,

    dimana turbin yang diciptakannya mempunyai sumbu horizontal yang merupakan

    awal mula turbin air modern. Pada tahun 1820, Jean-Victor Poncelet

    mengembangkan turbin aliran kedalam. Pada tahun 1826, Benoit Fourneyon

    mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini tingkat efisiensinya mencapai

    80% yang bisa mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu dimensi.

    Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah.

    Pada tahun 1844, Uriah A. Boyden mengembangkan turbin aliran keluar

    yang meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan

    turbin Francis. Pada tahun 1849, James B. Francis dapat meningkatkan efisiensi

    turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Turbin Francis dinamakan

    sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini

    masih banyak digunakan secara luas di dunia sampai sekarang.

    Sekitar tahun 1913, Victor Kaplan membuat turbin Kaplan, merupakan tipe

    mesin baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis, turbin ini dapat

    dikembangkan dengan kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.

    Pada tahun 1866, Samuel Knight seorang warga California, menemukan

    sebuah mesin dengan konsep yang berbeda jauh dari turbine yang lainnya. Turbin

    ini disebut turbin impulse atau turbin tangensial. Aliran air mendorong ceruk di

    sekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh keluar sudu dengan

    tanpa kecepatan.

    Pada tahun 1879, Lester Pelton, mengembangkan turbine samuael Knight,

    Lester pelton membuat desain ceruk ganda yang membuang air kesamping,

    menghilangkan beberapa energi yang hilang pada kincir Knight yang membuang

    sebagian air kembali melawan kincir.

    Pada tahun 1895, William Doble mengembangkan ceruk setengah silinder

    milik Lester Pelton menjadi ceruk berbentuk bulat memanjang, dan membuat

    sebuah potongan didalamnya yang dapat menyemburkan untuk membersihkan

    masukan ceruk. Turbin ini merupakan bentuk modern dari turbin Pelton yang saat

  • ini dapat memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah memprakarsai desain yang

    efektif, kemudian Doble mengambil alih perusahaan Pelton dan tidak mengganti

    namanya menjadi Doble karena nama Pelton sudah dikenal. Turgo dan turbin aliran

    silang merupakan desain turbin impulse selanjutnya.

    2.4.1 Jenis-Jenis Turbin

    Turbin air berfungsi untuk mengubah energi potensial air menjadi energi

    mekanis. Energi mekanis akan diubah lagi menjadi energi listrik dengan bantuan

    generator. Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibedakan menjadi dua

    kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls.

    Turbin Air

    Turbin Impuls

    Turbin Reaksi

    Turbin Turgo

    Turbin Cross

    Flow

    Turbin Prancis

    Turbin Kaplan

    Turbin Pelton

    Gambar 2.1 Jenis-Jenis Turbin Berdasarkan Prinsip Kerjanya

    2.4.2 Turbin Cross Flow

    Turbin Cross flow atau disebut juga turbin Banki adalah salah satu turbin air

    dari jenis turbin aksi (impulse turbine). Turbin ini ditemukan oleh seorang insinyur

    Australia yang bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903 kemudian turbin ini

    dikembangkan dan di patenkan di Jerman Barat oleh Prof. Donat Banki sehingga

    turbin ini diberi nama turbin Banki atau Turbin Michell-Ossberger (Haimerl 1960).

  • Pemakaian jenis turbin Banki lebih menguntungkan dibanding dengan

    pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikrohidro lainnya. Penggunaan turbin

    ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan penggerak mula

    sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini

    dapat dicapai karena ukuran turbin Banki lebih kecil dan lebih kompak dibanding

    kincir air. Diameter kincir air yakni roda jalan atau runnernya biasanya 2 meter ke

    atas, tetapi diameter turbin Banki dapat dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-

    bahan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah sebabnya bisa lebih murah.

    Untuk daya guna atau effisiensi rata-rata turbin Banki lebih tinggi dari pada

    daya guna kincir air. Hubungan antara effisiensi dengan pengurangan debit akibat

    pengaturan pembukaan katup yang dinyatakan dalam perbandingan debit terhadap

    debit maksimumnya. Untuk Turbin Banki dengan Q/Qmak = 1 menunjukan

    effisiensi yang cukup tinggi sekitar 80 %, disamping itu untuk perubahan debit

    sampai dengan Q/Qmax= 0,2 menunjukan harga efisiensi yang relatif tetap (Meier,

    Ueli,1981). Hasil pengujian laboratorium yang telah dilakukan oleh pabrik turbin

    Ossberger Jerman Barat yang menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis

    yang paling unggul sekalipun hanya mencapai 70 % sedang effisiensi turbin Banki

    mencapai 82 % (Haimerl 1960).

    Gambar 2.2 Turbin Cross Flow

    Setiap unit dari turbin ini dapat dibuat sampai kekuatan kurang lebih 750

    kW, dapat dipasang pada ketinggian jatuh antara 01 sampai 200 meter dengan debit

    air sampai 3.000 liter/detik. Cocok digunakan untuk PLTMH, penggerak instalasi

    pompa, mesin pertanian, workshop, bengkel dan lain sebagainya (Haimerl 1960).

  • 2.5 Karakterisitik Turbin air Cross-Flow

    2.5.1 Perbandingan karakteristik Turbin

    Perbandingan karakteristik jenis turbin dapat dlihat dari chart di bawah ini:

    Gambar 2.3 Pemilihan Turbin Berdasarkan Debit Rencana

    Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan

    adalah sebagai berikut ini :

    Tabel 2.2 Penggunaan Turbin Berdasarkan Head

    Jenis Turbin Range head (m)

    Kaplan dan Propeller

    Francis

    Pelton

    Michel-banki atau Crossflow

    Turgo

    2

  • 2.5.2 Parameter-Parameter Turbin Air Cross-Flow

    Parameter-parameter dalam perhitungan turbin air cross flow :

    1) Perhitungan Head net (Hn)

    Persamaan head net dapat dihitung dengan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    n g tlH H H (2.1)

    Dimana :

    Hn = Head net (m)

    Hg = Head gross, merupakan jarak vertikal antara permukaan air dari

    intake menuju turbin. (m)

    Htl = Head total losses, merupakan jumlah losses pada open channel,

    trash back, intake, penstock, dan gate or value. Biasanya 6% dari

    Head gross. (m)

    2) Perhitungan Debit (Q)

    Debit dapat diketahui dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    Q v A (2.2)

    Dimana :

    Q = Debit air (m3/s)

    v = Kecepatan air (m/s)

    A = Luas penampang (m2)

    3) Daya Turbin (Pt)

    Daya turbin dapat diketahui dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk.,

    1949) :

    t nP g H Q (2.3)

  • Dimana :

    Pt = Daya (kW)

    = Massa jenis air (kg/m3)

    Q = Debit (m3/s)

    g = Percepatan gravitasi (m/s2)

    Hn = Perbedaan ketinggian (m)

    = Efisiensi total yaitu efisiensi dari turbin, generator, gearbox dan

    transformer.

    4) Efisiensi Turbin (t)

    Efisiensi maksimum pada turbin dapat dihitung dengan persamaan

    (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    2 20,5 (1 )t C cos (2.4)

    Dimana :

    C = Koefisien nozel

    = Koefisien kekasaran blade (0.98)

    = Sudut serang (asusmsi 16o)

    Dari persamaan (2.4) di atas dapat dilihat bahwa semakin kecil sudut serang

    maka semakin tinggi efisiensi turbin.

    5) Kecepatan Putar Turbin (n)

    Hubungan kecepatan putar spesifik dan kecepatan putar turbin pada turbin

    cross-flow (Layman., 1998) :

    0.505 513.25 / nNs H (2.5)

    5/4 t

    n

    N PNs

    H (2.6)

  • Dari persamaan (2.5) dan (2.6) diatas dapat diketahui kecepatan putar turbin,

    yaitu :

    0.745513.25 n

    t

    HN

    P (2.7)

    Dimana :

    N = Kecepatan putar turbin (rpm)

    Ns = Kecepatan spesifik

    6) Diameter luar runner (Do)

    Saat efisiensi maksimum, kecepatan tangensial pada runner didapat dengan

    persamaan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    0.5 2 cost nv C g H (2.8)

    2 2 120

    o ot

    D N Dv w

    (2.9)

    Dari persamaan (2.8) dan (2.9) diatas dapat dihitung diameter luar runner

    yaitu :

    40 noH

    DN

    (2.10)

    Dimana :

    vt = Kecepatan tangensial (m/s)

    Do = Diameter luar runner (m)

  • 7) Jarak Blade (tb)

    Ketebalan dari jet entrance (te) dapat dihitung dengan persamaan

    (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    e ot K D (2.11)

    Jarak tangensial blade adalah (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    0 11/ sin( )

    sin

    eh

    tt K D

    (2.12)

    tb = 0.173 Do (2.13)

    Dimana :

    te = Ketebalan jet entrance (m)

    K = Konstanta (0.087)

    1 = Blade inlet angle (30o)

    tb = Jarak tangensial blade (m)

    8) Lebar radial rim (a)

    Merupakan perbedaan antara radius luar (ro) dan radius dalam (ri) pada

    runner turbin, dan sama dengan jarak tangensial blade yaitu (Mockmore, C.

    A. dkk., 1949) :

    a = 0.173 Do (2.14)

    9) Jumlah blade (n)

    Banyaknya jumlah blade dapat dihitung dengan persamaan (Mockmore, C.

    A. dkk., 1949) :

    n = Do / tb (2.15)

  • 10) Ketebalan water jet (tj)

    Dapat didefiniskan sebagai lebar nozel yang dihitung dengan persamaan

    (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    0.233

    2

    jjj

    n n

    QvA Q Q

    tL L C g H L L H

    (2.16)

    Dimana :

    tj = Ketebalan water jet (m)

    Aj = Area jet (m2)

    L = Panjang runner (m)

    vj = Kecepatan jet sebelum masuk (m/s)

    11) Panjang runner (L)

    Panjang runner dapat dihitung dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk.,

    1949) :

    0.81 o

    n

    QL D

    H (2.17)

    Subsitusi persamaan (2.10) ke (2.17) :

    L = Q N / 50 Hn (2.18)

    Subsitusi persamaan (2.18) ke (2.16) :

    11.7 nj

    Ht

    N (2.19)

    Kemudian subsitusi persamaan (2.10) ke (2.19) :

    tj = 0.29 Do (2.20)

  • 12) Jarak antara water jet dan the center of runner shaft (y1)

    Dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    y1 = 0.116 Do (2.21)

    Dimana :

    y1 = Jarak antara water jet dan shaft center (m)

    13) Jarak antara water jet and the inner periphery of runner (y2)

    Dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    y2 = 0.05 Do (2.22)

    Dimana :

    y2 = Jarak antara water jet and the inner periphery of runner (m)

    14) Diameter dalam runner (Di)

    Dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    Di = Do 2a (2.23)

    Dimana :

    Di = Diameter dalam runner (m)

    15) Radius blade curvature (rc)

    Dengan persamaan (Mockmore, C. A. dkk., 1949) :

    rc = 0.163 Do (2.24)

  • 2.6 Generator

    Generator berfungsi sebagai alat pengubah energi mekanik menjadi energi

    listrik. Generator dipilih berdasarkan standarisasi yang sudah ditetapkan. Generator

    yang digunakan memiliki jumlah kutub 2 pasang dan putaran 1500 rpm. Pada

    perancangan ini daya dan putaran dari poros turbin dikopel langsung ke putaran

    generator, sehingga putaran turbin sama dengan putaran generator. Generator yang

    digunakan mempunyai faktor daya (cos ) sebesar 0,85 (literatur 10). Besarnya

    daya yang dihasilkan generator berdasarkan persamaan :

    G t gen trN P (2.25)

    Dimana :

    NG = Daya generator (kVA)

    Pt = Daya turbin (W)

    gen = Efisiensi generator

    tr = Efisiensi transmisi

    Daya generator dalam satuan kW adalah :

    GN k V A Cos (2.26)

    Dimana :

    Cos = Faktor daya

    2.7 Diameter Pipa Penstock

    1 Q A C (2.27)

    1 2vC C gh (2.28)

    Dimana :

    C1 = kecepatan absolut fluida pada sisi masuk / kecepatan fluida keluar

    dari nozel. (m/s)

    Cv = Koefisien kecepatan nozel.

    A = Luas penampang pipa penstock.

  • BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Metodologi Penelitian

    Mulai

    Studi Literatur

    Survei Lokasi

    PLTMH

    Pengukuran Debit Sungai,

    Kedalaman Sungai, Lebar Sungai

    Perancangan PLTMH

    Revisi

    Hasil berupa kapasitas turbin air,

    jumlah turbin, sudut serang, dan

    sudut buang

    Selesai

    Ya

    Tidak

  • Perancangan PLTMH Bangkinang

    Data Awal Hasil Survey

    Gambar 1 Peta Rupa Bumi Desa Sipungguk

    (Bakorsultanal)

    Gambar 2 Posisi Rencana dan Data GPS untuk Saluran Sungai Menuju Intake

    Data GPS (Hulu)

    Latitude = 0o 22 23.61 N

    Longitude = 100o 57 46.82 E

    Altitude = 62.5 m

    Position Accuracy = 30.33 m

    Altitude Accuracy = 47 m

  • Gambar 3 Posisi Rencana dan Data GPS untuk Lokasi Rumah Pembangkit

    Luas Anak Sungai

    Kampar

    9.8 meter

    2.3

    meter

    Gambar 4 Sketsa Anak Sungai Kampar

    Data-data tersebut ditujukan untuk digunakan sebagai data awal pembuatan

    diagram curah hujan (flow duration curve) berikut juga dilampirkan data curah

    hujan daerah bangkinang selama 10 tahun terakhir dan lokasi pembangkit dalam

    peta rupa muka bumi bangkinang sebagai acuan.

    Data GPS (Hilir)

    Latitude = 0o 22 01.06 N

    Longitude = 100o 58 05.55 E

    Altitude = 47.5 m

    Position Accuracy = 29.9 m

    Altitude Accuracy = 33.5 m

  • Mesin pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) masih dapat

    beroperasi pada debit minimum. Dimana debit minimum adalah 40% dari debit

    normal, sehingga debit normal adalah :

    3

    min= ( 100%)/40 3,381 m /snormalQ Q

    Berdasarkan kondisi monografi desa, daerah lingkungan tempat PLTMH

    memiliki 100 Kepala Keluarga dengan asumsi konsumsi daya sebesar 900

    Watt/KK. Di dusun tersebut juga terdapat industri perikanan dan industri

    pengembangbiakan bibit ikan. Dalam melakukan operasi di industri memerlukan

    daya masing-masing adalah 500 kW. Sehingga daya total yang dibutuhkan oleh

    masyarakat desa sipungguk adalah :

    100 900W 2 400kWDaya yang dibutuhkan

  • 90kW 800kW 890kW

    3.2 Pemilihan Jenis Turbin

    3.2.1 Net Head

    Diketahui head yang didapatkan adalah 15 meter, maka jenis turbin

    yang dapat digunakan adalah berdasarkan tabel berikut 1.1 ini :

    Tabel 1.1 Net Head Pada Beberapa Jenis Turbin Air

    Jenis turbin Range head (m) Keterangan

    Kaplan dan propeller 2 < H < 40 Good

    Francis 10 < H < 350 Good

    Pelton 50 < H < 1300 Not good

    Michel-banki atau

    crossflow 3 < H < 250 Good

    Turgo 50 < H < 250 Not good

    3.2.2 Debit Rencana

    Jenis turbin terpilih adalah :

    A. Francis

    15 m

    3,381 m3/s

  • B. Cross flow

    Pada kedua model pemilihan jenis turbin maka yang terpilih adalah turbin

    air jenis cross flow. Turbin air jenis cross flow dipilih karena cross flow merupakan

    jenis turbin yang paling cocok untuk diterapkan pada turbin kapasitas rendah. Pada

    pembangkit listrik skala mikro, turbin cross flow sangat baik digunakan.

    3.3 Perhitungan Turbin Cross Flow

    3.3.1 Perhitungan Head net (Hn)

    n g tlH H H

    Dimana :

    Hg = 15 meter

    Htl = 6% * Hg = 0,06 * 15 meter = 0,9 meter

    Maka head net adalah :

    n g tlH H H

    15 0,9 14,1 nH m m m

    3.3.2 Daya Turbin (Pt)

    t nP g H Q

    Dimana :

    = 1000 kg/m3

    Q = 3,381 m3/s

    g = 9,81 m/s2

    Hn = 14,1 m

    gen trans turbx x

    = 0,80 x 0,95 x 0,895 = 0,6802

    3 2 31000 / 9,81 / 14,1 3,381 / 0,6802tP kg m x m s x m x m s x

  • = 318104,5 Watt = 318,1046 KW

    3.3.3 Efisiensi turbin (t)

    2 1 1 2 1 1 1 1 2 / 1 cos / /e C u V cos cos u V

    1 2

    1 1tan 2 tan

    2 2

    1 0.5 (1 )t C cos

    Dimana :

    C = 0,98

    = 0.98

    1 = Berada pada rentang 14o hingga 30o

    Sudut Serang Sudut Buang

    1 cos 1 1 Cos 1 2 Cos 2 C Efisieinsi turbin

    14 0,970296 26,5 0,89491 26,503 0,89491 0,98 0,98 0,89514952

    15 0,965926 28,19 0,88141 28,187 0,88141 0,98 0,98 0,887104745

    16 0,961262 30 0,86603 30 0,86603 0,98 0,98 0,878558369

    17 0,956305 31,44 0,85315 31,444 0,85315 0,98 0,98 0,869520804

    18 0,951057 33,02 0,83851 33,017 0,83851 0,98 0,98 0,860003061

    19 0,945519 34,55 0,8236 34,553 0,8236 0,98 0,98 0,850016736

    20 0,939693 36,05 0,80848 36,052 0,80848 0,98 0,98 0,839573996

    21 0,93358 37,51 0,7932 37,514 0,7932 0,98 0,98 0,828687564

    22 0,927184 38,94 0,7778 38,94 0,7778 0,98 0,98 0,817370702

    23 0,920505 40,33 0,76233 40,33 0,76233 0,98 0,98 0,8056372

    24 0,913545 41,68 0,74683 41,684 0,74683 0,98 0,98 0,793501352

    25 0,906308 43 0,73132 43,003 0,73132 0,98 0,98 0,780977944

    26 0,898794 44,29 0,71583 44,288 0,71583 0,98 0,98 0,768082234

    27 0,891007 45,54 0,7004 45,541 0,7004 0,98 0,98 0,754829933

  • 28 0,882948 46,76 0,68505 46,76 0,68505 0,98 0,98 0,741237188

    29 0,87462 47,95 0,66979 47,949 0,66979 0,98 0,98 0,727320558

    30 0,866025 49,11 0,65465 49,107 0,65465 0,98 0,98 0,713097

    3.3.4 Kecepatan putar turbin (N)

    =513.25

    0.745

    N = 513,25 x (14,1 m)0,745 / (318,1046 KW)0,5

    = 207 rpm

    =

    5/4

    Ns = 207 rpm x (318,1046 KW)0,5 / (14,1 m)5/4

    = 135 rpm

    3.3.5 Diameter luar runner (Do)

    = 40

    Do = 40 x (14,1 m)0,5 / 207 rpm

    = 0,73 m

    3.3.6 Jarak blade (tb)

    tb = 0,173 Do

    tb = 0,173 x 0,73 m = 0,13 m

    3.3.7 Lebar radial rim (a)

    a = 0.173 Do

    a = 0,173 x 0,73 m = 0,13 m

    3.3.8 Jumlah blade (n)

    n = Do / tb

  • n = 3,14 x 0,73 m / 0,13 m = 18 buah

    3.3.9 Ketebalan water jet (tj)

    tj = 0,29 Do

    tj = 0,29 x 0,73 m = 0,21 m

    3.3.10 Panjang runner (L)

    L = Q N / 50 Hn

    L = 3,381 m3/s x 207 rpm / 50 * 14,1 m = 0,99 m = 1 m

    3.3.11 Jarak antara water jet dan the center of runner shaft (y1)

    y1 = 0.116 Do

    y1 = 0,116 x 0,73 m = 0,084 m

    3.3.12 Jarak antara water jet and the inner periphery of runner (y2)

    y2 = 0.05 Do

    y2 = 0,05 x 0,73 m = 0,036 m

    3.3.13 Diameter dalam runner (Di)

    Di = Do 2a

    Di = 0,73 m (2 x 0,13 m) = 0,47 m

    3.3.14 Radius blade curvature (rc)

    rc = 0.163 Do

  • rc = 0,163 x 0,73 m = 0,118 m

    3.3.15 Radius blade curvature (rc)

    rc = 0.163 Do

    rc = 0,163 x 0,73 m = 0,118 m

    3.4 Analisis Hasil Data yang Didapatkan

    Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari parameter-parameter yang

    dibutuhkan pada perancangan turbin melalui data survey dan data bakorsultanal.

    Maka didapatkan turbin yang akan digunakan adalah jenis cross flow dengan

    kapasitas 318 kW. Karena kebutuhan masyarakat diatas kapasitas turbin yaitu

    sebesar 890 kW, maka di bangun jumlah turbin lebih dari satu buah. Dengan hasil

    pembagian antara kebutuhan dan kapasitas maka didapatkan jumlah turbin yang

    dibutuhkan adalah sebanyak 3 buah.

    Dimensi turbin juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, setelah melalui

    perhitungan didapatkan dimensi turbin dengan efisiensi maksimum yang

    didapatkan sebesar 89,5% yaitu :

    1. Sudu serang = 14o

    2. Sudu buang = 26,5o

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari perhitungan yang dilakukan dalam perancangan ini dapat ditampilkan

    sebagai berikut :

    5.1.1 Turbin

    1) Jumlah : 3 buah

    2) Jenis turbin : turbin Cross Flow

    3) Daya turbin : 318 KW

    4) Putaran turbin : 207 rpm

    5) Putaran spesifik : 135 rpm

    6) Tinggi jatuh air : 14,1 m

    7) Debit aliran : 3,381 m3/s

    8) Posisi poros : horizontal

    9) Jenis rumah : turbin tertutup

    10) Efisiensi turbin : 89,5%

    11) Sudut serang : 14o

    12) Sudut buang : 26,5o

    5.1.2 Generator

    1) Daya generator : 242 KW

    2) Putaran generator : 207 rpm

    5.1.3 Pipa penstock

    1) Panjang : 1,392 km

    2) Diameter : 50 cm

  • 5.1.4 Runner

    1) Diameter dalam roda runner : 0,48 m

    2) Diameter luar roda runner : 0,73 m

    3) Jumlah sudu : 18 buah

    4) Tebal water jet : 0,21 m

    5) Jarak antar sudu : 0,125 m

    6) Lebar radial : 0,125 m

    7) Jarak antar water jet dan tengah poros runner : 0,084 m

    8) Jarak antar water jet, inner periphery runner : 0,036 m

    9) Panjang runner : 1 m

    10) Radius blade curvature : 0,118 m

    Daya keluaran turbin ini sangat dipengaruhi oleh berbagai kerugian seperti

    kerugian pada generator, transmisi dan turbin itu sendiri, atau dapat dikatakan

    efisiensinya. Efisiensi turbin ini terutama dipengaruhi oleh sudut serang saat

    perancangan blade, semakin kecil sudut serang turbin maka efisiensi turbin akan

    semakin meningkat dan sebaliknya.

    5.2 Saran

    Dari hasil perancangan, penulis dapat memberi saran agar pada pembuatan

    turbin sudut serang turbin harus diperhatikan dengan baik, agar efisiensi yang

    didapat lebih tinggi.