rancangan pkm

26
Kenapa hrs android? Krn Tunanetra Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya/kecacatannya tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih memunyai sisa penglihatan (Low Vision). Untuk melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri (normal), seorang tunanetra memanfaatkan indera-indera nonvisual atau sisa indera penglihatan. Umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan atau perabaan. Kedua indra tersebut dipakai untuk membaca, menulis, bepergian, menggunakan komputer, menata rumah, dan lain sebagainya. Selain itu tunanetra biasanya juga ditunjang oleh berbagai teknologi alat bantu seperti Guide Device for the Visually Handicapped, Book-reader for the Visually handicapped, Sistem Navigasi menggunakan Optical Beacon dan Pengembangan sistem transfer informasi visual 3 dimensi ke dalam informasi dimensional virtual sound. Penelitian dan pengembangan sistem rehabilitasi tunanetra serupa telah dilakukan di Indonesia menggunakan teknologi computer dan informasi, diantaranya Software Braille (JAWS), Dislay Braille, Embosser Braille, Graphic Printout, Keyboard Braille, Kertas Braille, OCR (Roman Alphabets-Braille Converter System), Text To Speech, Browser dan lain-lain. Beberapa teknologi di atas beberapa dapat membantu seorang tunanetra untuk membaca teks braille. Teks ini dapat berupa huruf braille yang terdapat pada kertas braille maupun display braille. Kertas braille telah banyak diaplikasikan untuk buku-buku ilmiah, novel, bahkan Al Quran. Biasanya buku braille dicetak setalah 3 tahun buku aslinya tercetak dan dengan harga 2 kali lipat bahkan lebih tinggi. Display braille adalah sistem pembacaan teks secara digital sehingga dapat dikonversikan dalam bentuk huruf-huruf timbul (display) secara bergantian. Harga alat ini terbilang mahal, karena untuk satu set display braille harganya berkisar antara $3000 - $5000 (Ogawa-machi, O., Hiki-gun., dan Saitama.,

Upload: feby-lailani

Post on 29-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pkm

TRANSCRIPT

Kenapa hrs android? Krn Tunanetra Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya/kecacatannya tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih memunyai sisa penglihatan (Low Vision). Untuk melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri (normal), seorang tunanetra memanfaatkan indera-indera nonvisual atau sisa indera penglihatan.Umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan atau perabaan. Kedua indra tersebut dipakai untuk membaca, menulis, bepergian, menggunakan komputer, menata rumah, dan lain sebagainya. Selain itu tunanetra biasanya juga ditunjang oleh berbagai teknologi alat bantu seperti Guide Device for the Visually Handicapped, Book-reader for the Visually handicapped, Sistem Navigasi menggunakan Optical Beacon dan Pengembangan sistem transfer informasi visual 3 dimensi ke dalam informasi dimensional virtual sound. Penelitian dan pengembangan sistem rehabilitasi tunanetra serupa telah dilakukan di Indonesia menggunakan teknologi computer dan informasi, diantaranya Software Braille (JAWS), Dislay Braille, Embosser Braille, Graphic Printout, Keyboard Braille, Kertas Braille, OCR (Roman Alphabets-Braille Converter System), Text To Speech, Browser dan lain-lain. Beberapa teknologi di atas beberapa dapat membantu seorang tunanetra untuk membaca teks braille. Teks ini dapat berupa huruf braille yang terdapat pada kertas braille maupun display braille. Kertas braille telah banyak diaplikasikan untuk buku-buku ilmiah, novel, bahkan Al Quran. Biasanya buku braille dicetak setalah 3 tahun buku aslinya tercetak dan dengan harga 2 kali lipat bahkan lebih tinggi. Display braille adalah sistem pembacaan teks secara digital sehingga dapat dikonversikan dalam bentuk huruf-huruf timbul (display) secara bergantian. Harga alat ini terbilang mahal, karena untuk satu set display braille harganya berkisar antara $3000 - $5000 (Ogawa-machi, O., Hiki-gun., dan Saitama., 2010). Selain kedua teknologi di atas, teknologi yang ada adalah mengonversikan teks ke dalam bentuk suara.

Rumusan masalahpernyataanTujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari gagasan ini adalah menghasilkan aplikasi braille Quran pada android sehingga membantu penyandang tuna netra untuk terus membaca Al Quran.Manfaat Penelitian1. Menjadi salah satu riset untuk mengembangkan media pembacaan Al Quran braille.2. Menjadi salah satu referensi bagi pengembangan media pembacaan Al Quran braille.3. Alat untuk menunjukkan titik-titik timbul pada ayat-ayat Al Quran braille bagi penyandang tunanetra secara visual dengan berbasis aplikasi pada android.Kendala cari bagaimana cara membaca braille quran, bahasanya.alif di braille kayak gimana trs braille quran udah dikembangin ga Perbandingan software, bukan bgmn hebat alatny tp tepat sasarannya.

APLIKASI METODE BRAILLE DALAM BACA TULIS AL-QURAN (Studi Kasus Pada Siswa Tuna Netra Di SMPLB/A Aisyiyah Ponorogo Tahun 2008/2009)Undergraduate Theses from Stainpress / 2010-06-02 23:15:12Oleh : AHMAD MUNAJIB, S.Pd.I.Dibuat : 2010-07-22, dengan 2 file

Keyword : Aplikasi, Metode Braille, al-Quran BrailleSubjek : Metode pembelajaranKepala Subjek : Pendidikan IslamNomor Panggil (DDC) : 371.3Url : http://www.stainponorogo.ac.idAl-Quran merupakan petunjuk jalan hidup bagi manusia yang mau memahaminya, Oleh karena itu menjadi suatu kewajiban tersendiri bagi umat manusia untuk mempelajari, memahami dan juga mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya pada orang-orang yang memiliki kekurangan secara fisik dalam penglihatan (tuna netra). Pada proses pembelajaran, internalisasi nilai-nilai Qurani tentu ada perbedaan pada metode yang tepat, langkah-langkah dan pendekatan yang harus diterapkan agar anak tuna netra bisa baca tulis.

SMPLB/A Aisyiyah Ponorogo sebagai lembaga pendidikan formal yang melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pembelajaran, termasuk menangani secara khusus pada anak-anak yang memiliki kecacatan penglihatan, telah berdiri dan menjalankan fungsi dan tugasnya kurang lebih selama 23 tahun. Dalam kurun waktu yang demikian lama tentu tersimpan banyak catatan dan pengalaman dalam hal pembelajaran baca tulis al-Quran. Inilah kiranya yang menjadi alasan mengapa lokasi ini dipilih sebagai subyek penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang metode Braille dalam baca tulis al-Quran, langkah-langkah aplikasi metode dalam baca tulis al-Quran beserta faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan siswa. Adapun tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik interview, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan tehnik untuk menganalisa data digunakan deduktif-induktif.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode Braille adalah satu metode yang utama dalam baca tulis al-Quran bagi tuna netra. dalam aplikasinya al-Quran Braille memiliki kesamaan dengan baca tulis untuk Braille Latin. Untuk membaca dimulai dari arah kiri ke kanan dan menulis dimulai dari kanan ke kiri (berlaku sistem penulisan negatif ). Meskipun demikian, keberhasilan dari penerapannya di lapangan belum bisa maksimal, karena adanya faktor penghambat yang utama, yaitu pada semangat, keinginan siswa tuna netra untuk mau belajar, karena yang terbangun dalam benak pikiran mereka al-Quran Braille tidak dipakai secara terus menerus pada setiap harinya.

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-1BAB IPENDAHULUANPada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah daripenelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan,manfaat, batasan masalah dan asumsi dari penelitian yang di lakukan sertasistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.1.1.Latar BelakangDifabel adalah istilah yang digunakan sebagai pengganti istilahpenyandang cacat yang terkesan negatif dan diskriminatif. Difabel sendiri berasaldari katadifferent ability, yang berarti manusia yang memiliki kemampuan yangberbeda. Istilah difabel didasarkan pada realita bahwa setiap manusia diciptakanberbeda. Sehinga yang ada sebenarnya hanyalah sebuah perbedaan bukankecacatan (Adinda.T, 2010).Definisi di atas tak jauh berbeda dengan definisi dalamDeclaration on theRights of Disabled Persons(1975) yang menegaskan difabel adalahany personunable to ensure by himself or herself, wholly or partly, the necessities of anormal individual and/or social life, as a result of deficiency, either congenital ornot, in his or her physical or mental capabilitie(Adinda.T, 2010).Definisi difabeldiatas membagi tiga kategori kecacatan yaitu difabilitas fisik, yang mencakupmereka yang menggunakan kursi roda, semi-ambulant, dan mereka yang memilikihambatan manipulatoris yaitu kesulitan gerak otot; difabilitas sensoris (alat indra)yang meliputi orang tunanetra dan tunarungu; dan difabilitas intelektual(tunagrahita).Penelitian ini terkait tentang kecacatan sensoris (alat indra) khususnyatunanetra. Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisiseseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya.Berdasarkan tingkat gangguannya/kecacatannya tunanetra dibagi dua yaitu butatotal (total blind) dan yang masih memunyai sisa penglihatan (Low Vision). Untukmelakukan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri (normal), seorangtunanetra memanfaatkan indera-indera nonvisual atau sisa indera penglihatan.Umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan atau perabaan. Kedua indraperpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-2tersebut dipakai untuk membaca, menulis, bepergian, menggunakan komputer,menata rumah, dan lain sebagainya.Selain itu tunanetra biasanya juga ditunjang oleh berbagai teknologi alatbantu sepertiGuide Device for the Visually Handicapped,Book-reader for theVisually handicapped, Sistem Navigasi menggunakanOptical BeacondanPengembangan sistem transfer informasi visual 3 dimensi ke dalam informasidimensional virtual sound. Penelitian dan pengembangan sistem rehabilitasitunanetra serupa telah dilakukan di Indonesia menggunakan teknologi komputerdan informasi, diantaranyaSoftware Braille(JAWS),Dislay Braille,EmbosserBraille,Graphic Printout, Keyboard Braille, Kertas Braille, OCR (RomanAlphabets-Braille Converter System), Text To Speech, Browserdan lain-lain.Beberapa teknologi di atas beberapa dapat membantu seorang tunanetrauntuk membaca teks braille. Teks ini dapat berupa huruf braille yang terdapatpada kertas braille maupundisplaybraille. Kertas braille telah banyakdiaplikasikan untuk buku-buku ilmiah, novel, bahkan Al Quran. Biasanya bukubraille dicetak setalah 3 tahun buku aslinya tercetak dan dengan harga 2 kali lipatbahkan lebih tinggi.Displaybraille adalah sistem pembacaan teks secara digitalsehingga dapat dikonversikan dalam bentuk huruf-huruf timbul (display) secarabergantian. Harga alat ini terbilang mahal, karena untuk satu setdisplaybrailleharganya berkisar antara $3000 - $5000 (Ogawa-machi, O., Hiki-gun., danSaitama.,2010). Selain kedua teknologi di atas, teknologi yang ada adalahmengonversikan teks ke dalam bentuk suara.Data Departemen Sosial menunjukkan bahwa jumlah tunanetra diIndonesia adalah 1,5% dari total penduduk Indonesia atau 3 juta orang. Jika 80%dari mereka adalah muslim, maka terdapat sekitar 2,4 juta tunanetra muslim(Kompasiana, 2010). Informasi tersebut dapat diasumsikan sebanyak 2,4 jutapenduduk Indonesia membutuhkan Al Quran dalam bentuk huruf braille. Hinggakini data yang dihimpun Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI)menyebutkan, rasio tunanetra dengan Al Quran braille adalah 1:40, alias satu AlQuran untuk 40 Muslim. Padahal idealnya 1:1, yakni satu orang tunanetramemunyai satu set Al Quran braille. Dari data ini dapat disimpulkan bahwakebutuhan akan Al Quran dalam bentuk huruf braille di Indonesia masih sangatperpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-3tinggi. Sementara jumlah Al Quran braille yang tersedia sangat minim, dengankata lain masih sangat perlu untuk melakukan berbagai upaya untuk memenuhikebutuhan Al Quran Brailledi Indonesia.Saat ini sudah ada Al Quran braille dalam bentuk cetak dengan mediakertas braille. Satu set Al Quran huruf braille tebalnya 1.500 halaman yang dibagidalam 30 buku masing-masing satujuz. Buku ini berukuran 25 X 30,5 cm. Karenabanyaknya satu set Al Quran harus dimuat dalam dua kardus besar masing-masingberisi 15juzdengan berat lebih dari 50 kg. Jika Al Quran biasa seharga 20 30ribu, maka Al Quran braille harganya berkisar antara 1,5 juta 1,6 juta rupiah.Tentunya hal ini akan menjadi kendala bagi tunanetra untuk memiliki, membawaserta merawatnya. Selain itu harga yang cukup mahal, dimensi yang cukup besardan tekstur kertas beragam, Al Quran ini tidak sembarangan dapat dipindahataupun disimpan. Misalkan pada saat penempatan dalam rak buku, maka AlQuran tersebut tiduk boleh diletakkan secara tertidur, tidak boleh ditumpuk dalammembawanya, tidak boleh ditekuk dan lain-lain.Melihat kondisi seperti fakta-fakta di atas, maka pengembangan media AlQuranbraille portablemenjadi sangat diperlukan. Namun demikian media AlQuran braille memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan media alfabetbraille. Mengubah bentuk (transformasi) dari Al Quran yang menggunakan hurufhijaiyah menjadi braille memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggidibandingkan huruf alfabet. Sebagai contoh pada huruf hijaiyah memiliki tandabaca yang pelafalannya berbeda-beda misalnyatanwin dzomah,tanwin fathahdantanwin kasra. Akibatnya sejumlah penelitian yang ada terfokus pada transferalfabet ke braille. Sebagai contohMy Learning Module(MLM)for The Blindmengonfersi alphabet ke dalam braille (Wijaya. R, 2009).Oleh karena itu penelitian ini bermaksud merancang alat yang dapatmendisplaytitik-titik huruf hijaiyah seperti halnya dalam Al Quran braille. Mediayang digunakan adalahLight Emiting Diode(LED) sebagai pengantibraille cellyang sangat mahal harganya, apalagi dibutuhkan kurang lebih 30braille cell.Perubahan media daribraille cellmenjadi led untukdisplayini menyebabkanmedia tersebut belum dapat digunakan oleh tunanetra, melainkan dapat digunakansecaravisualoleh orang normal. Namun demikian diharapkan penelitian iniperpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-4menjadi salah satu acuan pembuatan Al Quran braille dengan mediabraille cellyang dapat dibaca oleh tunanetra. Selain itu penelitian awal ini memfokuskanpada transfer Al Quran braille kertas ke dalam digital.DisplayLED akandirangkai dengan mikrokontoller sebagai pusat data maupun pengendali untuksetiap huruf-huruf yang terdisplayoleh LED. Kendali yang digunakanmenggunakankeypadsebagai navigasi menu serta memilih surat dan ayat berapayang akan dibaca.1.2.Perumusan MasalahPerumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana merancang prototipeportable displaybraille ayat Al Quran menggunakan mikrokontroler dan LED.1.3.Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menghasilkanrancangan alat prototipeportable displaybraille ayat Al Quran menggunakanmikrokontroler dan LED.1.4.Manfaat PenelitianManfaat perancangan prototipeportable displaybraille ayat Al Quranmenggunakan mikrokontroler dan LED, sebagai berikut:1.Menjadi salah satu riset untuk mengembangkan media pembacaan AlQuran braille.2.Menjadi salah satu referensi bagi pengembangan media pembacaan AlQuran braille.3.Alat untuk menunjukkan titik-titik timbul pada ayat-ayat Al Quran braillebagi non tunanetra secara visual dengan media LED.1.5.Batasan MasalahBatasan masalah dalam membahas perancangan prototipeportable displaybraille ayat Al Quran menggunakan mikrokontroler dan LED, sebagai berikut:1.Rangkaian terpadu yang digunakan untuk modul kendali adalahMikrokontroler ATMega32 yang deprogram menggunakan komputer.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah daripenelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan,manfaat, batasan masalah dan asumsi dari penelitian yang di lakukan sertasistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.1.1.Latar BelakangDifabel adalah istilah yang digunakan sebagai pengganti istilahpenyandang cacat yang terkesan negatif dan diskriminatif. Difabel sendiri berasaldari katadifferent ability, yang berarti manusia yang memiliki kemampuan yangberbeda. Istilah difabel didasarkan pada realita bahwa setiap manusia diciptakanberbeda. Sehinga yang ada sebenarnya hanyalah sebuah perbedaan bukankecacatan (Adinda.T, 2010).Definisi di atas tak jauh berbeda dengan definisi dalamDeclaration on theRights of Disabled Persons(1975) yang menegaskan difabel adalahany personunable to ensure by himself or herself, wholly or partly, the necessities of anormal individual and/or social life, as a result of deficiency, either congenital ornot, in his or her physical or mental capabilitie(Adinda.T, 2010).Definisi difabeldiatas membagi tiga kategori kecacatan yaitu difabilitas fisik, yang mencakupmereka yang menggunakan kursi roda, semi-ambulant, dan mereka yang memilikihambatan manipulatoris yaitu kesulitan gerak otot; difabilitas sensoris (alat indra)yang meliputi orang tunanetra dan tunarungu; dan difabilitas intelektual(tunagrahita).Penelitian ini terkait tentang kecacatan sensoris (alat indra) khususnyatunanetra. Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisiseseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya.Berdasarkan tingkat gangguannya/kecacatannya tunanetra dibagi dua yaitu butatotal (total blind) dan yang masih memunyai sisa penglihatan (Low Vision). Untukmelakukan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri (normal), seorangtunanetra memanfaatkan indera-indera nonvisual atau sisa indera penglihatan.Umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan atau perabaan. Kedua indraperpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-2tersebut dipakai untuk membaca, menulis, bepergian, menggunakan komputer,menata rumah, dan lain sebagainya.Selain itu tunanetra biasanya juga ditunjang oleh berbagai teknologi alatbantu sepertiGuide Device for the Visually Handicapped,Book-reader for theVisually handicapped, Sistem Navigasi menggunakanOptical BeacondanPengembangan sistem transfer informasi visual 3 dimensi ke dalam informasidimensional virtual sound. Penelitian dan pengembangan sistem rehabilitasitunanetra serupa telah dilakukan di Indonesia menggunakan teknologi komputerdan informasi, diantaranyaSoftware Braille(JAWS),Dislay Braille,EmbosserBraille,Graphic Printout, Keyboard Braille, Kertas Braille, OCR (RomanAlphabets-Braille Converter System), Text To Speech, Browserdan lain-lain.Beberapa teknologi di atas beberapa dapat membantu seorang tunanetrauntuk membaca teks braille. Teks ini dapat berupa huruf braille yang terdapatpada kertas braille maupundisplaybraille. Kertas braille telah banyakdiaplikasikan untuk buku-buku ilmiah, novel, bahkan Al Quran. Biasanya bukubraille dicetak setalah 3 tahun buku aslinya tercetak dan dengan harga 2 kali lipatbahkan lebih tinggi.Displaybraille adalah sistem pembacaan teks secara digitalsehingga dapat dikonversikan dalam bentuk huruf-huruf timbul (display) secarabergantian. Harga alat ini terbilang mahal, karena untuk satu setdisplaybrailleharganya berkisar antara $3000 - $5000 (Ogawa-machi, O., Hiki-gun., danSaitama.,2010). Selain kedua teknologi di atas, teknologi yang ada adalahmengonversikan teks ke dalam bentuk suara.Data Departemen Sosial menunjukkan bahwa jumlah tunanetra diIndonesia adalah 1,5% dari total penduduk Indonesia atau 3 juta orang. Jika 80%dari mereka adalah muslim, maka terdapat sekitar 2,4 juta tunanetra muslim(Kompasiana, 2010). Informasi tersebut dapat diasumsikan sebanyak 2,4 jutapenduduk Indonesia membutuhkan Al Quran dalam bentuk huruf braille. Hinggakini data yang dihimpun Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI)menyebutkan, rasio tunanetra dengan Al Quran braille adalah 1:40, alias satu AlQuran untuk 40 Muslim. Padahal idealnya 1:1, yakni satu orang tunanetramemunyai satu set Al Quran braille. Dari data ini dapat disimpulkan bahwakebutuhan akan Al Quran dalam bentuk huruf braille di Indonesia masih sangatperpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-3tinggi. Sementara jumlah Al Quran braille yang tersedia sangat minim, dengankata lain masih sangat perlu untuk melakukan berbagai upaya untuk memenuhikebutuhan Al Quran Brailledi Indonesia.Saat ini sudah ada Al Quran braille dalam bentuk cetak dengan mediakertas braille. Satu set Al Quran huruf braille tebalnya 1.500 halaman yang dibagidalam 30 buku masing-masing satujuz. Buku ini berukuran 25 X 30,5 cm. Karenabanyaknya satu set Al Quran harus dimuat dalam dua kardus besar masing-masingberisi 15juzdengan berat lebih dari 50 kg. Jika Al Quran biasa seharga 20 30ribu, maka Al Quran braille harganya berkisar antara 1,5 juta 1,6 juta rupiah.Tentunya hal ini akan menjadi kendala bagi tunanetra untuk memiliki, membawaserta merawatnya. Selain itu harga yang cukup mahal, dimensi yang cukup besardan tekstur kertas beragam, Al Quran ini tidak sembarangan dapat dipindahataupun disimpan. Misalkan pada saat penempatan dalam rak buku, maka AlQuran tersebut tiduk boleh diletakkan secara tertidur, tidak boleh ditumpuk dalammembawanya, tidak boleh ditekuk dan lain-lain.Melihat kondisi seperti fakta-fakta di atas, maka pengembangan media AlQuranbraille portablemenjadi sangat diperlukan. Namun demikian media AlQuran braille memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan media alfabetbraille. Mengubah bentuk (transformasi) dari Al Quran yang menggunakan hurufhijaiyah menjadi braille memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggidibandingkan huruf alfabet. Sebagai contoh pada huruf hijaiyah memiliki tandabaca yang pelafalannya berbeda-beda misalnyatanwin dzomah,tanwin fathahdantanwin kasra. Akibatnya sejumlah penelitian yang ada terfokus pada transferalfabet ke braille. Sebagai contohMy Learning Module(MLM)for The Blindmengonfersi alphabet ke dalam braille (Wijaya. R, 2009).Oleh karena itu penelitian ini bermaksud merancang alat yang dapatmendisplaytitik-titik huruf hijaiyah seperti halnya dalam Al Quran braille. Mediayang digunakan adalahLight Emiting Diode(LED) sebagai pengantibraille cellyang sangat mahal harganya, apalagi dibutuhkan kurang lebih 30braille cell.Perubahan media daribraille cellmenjadi led untukdisplayini menyebabkanmedia tersebut belum dapat digunakan oleh tunanetra, melainkan dapat digunakansecaravisualoleh orang normal. Namun demikian diharapkan penelitian iniperpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto userI-52.Panjang teks dan karakter pada tiap baris di alat ini disesuaikan denganpanjang teks dan karakter yang ada pada Al Quran braille.3.Baris dan panjang karakter diambil satu baris dalam Al Quran danditampilkan dalam baris rangkaian LED.4.Al Quran braille yang dipakai acuan adalah Al Quran Braille terbitanYayasan Kesejahteraan Tunanetra Indonesia (YAKETUNIS) Jogjakartatahun 1976.5.Cuplikan Al Quran braille yang ditampilkan hanya berupa surat pendekdiantaranya surat An Nas, Al Falaq, Al Kautsar, Al Ikhlas dan Al Asr.