rancangan kebijakan nasional pembangunan perdesaan dalam rpjmn iii

Upload: rizkigaleni

Post on 09-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

---

TRANSCRIPT

  • 1Direktorat Perkotaan dan PerdesaanDeputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah

    Yogyakarta Selasa 20 Mei 2014

  • PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

    2

    1

  • Pembangunan Berbasis Masyarakat

    Paradigma pembanguan berbasis masyarakat memberikan tempat utama bagi prakarsa, keanekragaman lokal, dan kearifan lokal. Pembangunan Berbasis Masyarakat adalah bentuk pengembangan yang terjadi dalam masyarakat, menekankan partisipasi maksimal dari anggota masyarakat dalam desain dan implementasi, keberlangsungan program, memenuhi kebutuhan riil, dan bersifat mandiri. Pembangunan berbasis pada komunitas yang mengedepankan partisipasi masyarakat mutlak diperlukan karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memperbaiki akses mereka ke sumberdaya kunci. Dan, pada akhirnya mempercepat mobilitas sosial yang mengarah pada perbaikan struktur sosial. Konsep dasarnya adalah mengajak dan mendudukkan masyarakat sebagai subjek dan pelaku penentu kebijakan melalui pendekatan komprehensif dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan dan spiritual 3

  • 5 Prasyarat dalam Proses Pemberdayaan

    Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses pemberdayaan:1. Konsep pemberdayaan hendaknya dapat dipahami oleh pemimpin.2. Terdapat perubahan budaya (culture change), baik pada budaya organisasi dan perusahaan.3. Pemimpin harus memiliki kesadaran dalam dirinya,bahwa dalam implementasi dari konsep-konsep pemberdayaan, pada akhirnya akan terjadi perubahan peran (role change), yang berimbas pada berkurangnya peran mereka.4. Masyarakat harus siap mengubah dirinya dan menghilangkan hambatan mental yang ada dalam diri mereka.5. Proses pemberdayaan membutuhkan waktu dan energi dalam pendekatannya, karena bertujuan menangkap pikiran dan hati orang.

    4

    Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan empowering masyarakat dengan memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya. CBD berfokus pada masalah dari masyarakat itu sendiri. Keberdayaan memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan. Sebagian besar masyarakat berdaya adalah indifidunya memiliki kesehatan fisik, mental, terdidik, kuat dan berbudaya. Untuk mendorong masyarakat berdaya dengan cara menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Penguatan tersebut meliputi penyediaan berbagai masukan serta membuka akses pada berbagai peluang yang ada. Masyarakat menjadi pelaku utama pembanguan, dengan inti pemberdayaan adalah transformasi manejemen komunitas menuju kesejahteraan bersama. Pemberdayaan merupakan salah satu sarana untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan menuju kesejahteraan bersama.

  • Proses Pemberdayaan

    Proses pemberdayaan meliputi beberapa tahapan (Wilson, 1996):(1) Awakening (Penyadaran), suatu proses masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan ketrampilan yang dimiliki serta rencana dan harapan akan kondisi mereka yang lebih baik dan efektif.(2) Understanding (pemahaman), suatu proses orang mendapat pemahaman dan persepsi baru yang sudah mereka dapat mengenai diri mereka sendiri, pekerjaan, aspirasi dan keadaan umum. Proses pemahaman ini meliputi proses belajar untuk secara utuh menghargai pemberdayaan dan tentang apa yang dituntut dari mereka oleh komunitas(3) Harnessing (memanfaatkan), yaitu individu yang telah memperlihatkan ketrampilan dan sifat, harus memutuskan bagaimana mereka dapat menggunakannya bagi pemberdayaan.(4) Using (penggunaan/pembiasaan), suatu proses penggunaan keterampilan dan kemampuan pemberdayaan sebagai bagian dari kehidupan kerja setiap hari. 5

    PARTISIPASI MASYARAKAT PERDESAAN

    Tahap Mobilisasi Tahap Pengenalan Partisipasi

    Tahap Pemberdayaan Masyarakat

    Tahap Kesetaraan/ Kesejajaran

    Kata kunci:people-centered, participatory, empowering, and sustainable (Chambers, 1995)

  • Pendampingan

    Pendampingan oleh Fasilitator, memungkinkan warga masyarakat mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang ada pada diri mereka, maupun mengakses sumber-sumber kemasyarakatan yang berada disekitarnya. Pendamping juga biasanya membantu, membangun dan memperkuat jaringan dan hubungan antara komunitas setempat dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang lebih luas. Para pendamping masyarakat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai bagaimana bekerja dengan individu-individu dalam konteks masyarakat lokal, maupun bagaimana mempengaruhi posisi-posisi masyarakat dalam konteks lembaga-lembaga sosial yang lebih luas.

    6

  • Tantangan dan Potensi Pengembangan CBD

    7

    Tantangan dalam Masyarakat :1. Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapinya.2. Ketergantungan adalah budaya, dimana masyarakat sudah terbiasa berada dalam hirarki, birokrasi dan kontrol manajemen yang tegas sehingga membuat mereka terpola dalam berpikir dan berbuat dalam rutinitas

    Tantangan dalam Pemerintahan:1. Pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapat mengorbankan diri mereka sendiri.2. Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, karena inti dari pemberdayaan adalah berupa pelepasan sebagian kewenangan untuk diserahkan kepada masyarakat sendiri 3. Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya.

    1. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan yang membutuhkan waktu relatif lama dimana pada sisi yang lain kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.2. Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat.3. Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.

    Tantangan External

    Potensi : Dengan diberlakukannya UU 6/2014 tentang Desa, maka terdapat potensi lebih besar untuk desa dalam kesatuan kewenangan, perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan di desa berdasar asas Rekognisi dan Subsidiaritas

  • Keberhasilan Pemberdayaan Keberhasilan pemberdayaan bukan hanya secara administrasi sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, akan tetapi yang lebih substantif yaitu apakah kegiatan tersebut dapat bertahan lama setelah selesai proyek (kebanyakan selesai proyek selesai pula kegiatan). Kegiatan dapat bertahan lama apabila pembangunan tersebut sesuai dengan kebutuhan, bermanfaat dan tidak bertentangan dengan sistem nilai masyarakat. Tugas pemerintah/ lembaga adalah mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri dalam mewujudkan kemandirian. Pemberdayaan dikatakan sangat berhasil apabila kegiatan tersebut dapat berkembang dan dicontoh oleh masyarakat lainnya. 8

  • 92 KETERKAITAN CBD DALAM SKEMA/STRUKTUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN

  • Pembangunan Perdesaan

    Pembangunan Perdesaan

    Pembangunan Kawasan

    -Sarana Prasarana Ekonomi

    - Sarana Prasarana Pemerintahan Desa

    - Sarana Prasarana Sosial, Budaya, dll

    - Penataan Ruang Perdesaan

    - Penetapan Batas Desa

    - Modernisasi Pertanian,Peternakan, Perikanan Darat, dll

    - Kerjasama Antar Desa

    - Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi, dll

    Pembangunan Manusia

    - Modal Sosial dan Budaya- Kearifan Lokal

    (Teknologi, dll)- Pengembangan

    kewirausahaan, dll.- Dukungan

    kepemimpinan lokal

    - Keberdayaan masyarakat (memiliki choice dan voice) dalam proses pembangunan

    - Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan sarpras yang dibangun pemerintah

    Masyarakat desa sebagai subyek pembangunan

    - Perlu peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelembagaan Masyarakat Desa- Perlu menumbuhkan kembali semangat kerja sama dan kemandirian masyarakat perdesaan yang cukup kental di masa lalu.

    - Perlu dilakukan pendekatanberlandaskan pada inisiatif dan kebutuhan masyarakat pengguna, sehingga efektif dalam meggalang kerjasama antar anggota masyarakat perdesaan.

    Prasyarat Pokok:- Bersifat holistik- Berorientasi pada pemberdayaan masyarakat- Berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan- Berorientasi pada peningkatan daya saing global- Berorientasi pada partisipasi masyarakat

    Prasayarat Penunjang:- Harus terencana, sistematik dan berkelanjutan.- Harus dapat menciptakan sinergi antar wilayah-

    wilayah yang berdekatan.- Harus memperhatikan kelestarian lingkungan

  • 11

    3 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJP 2005-2025

  • PEMBANGUNAN PERDESAAN :

    1. Pengembangan agroindustri padat pkerja; 2. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan

    pemanfaatan sumber daya3. Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan

    produksi untuk menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi;

    4. Peningkatan akses informasi, pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;

    5. Pengembangan social capital dan human capital;6. Intervensi harga dan kebijakan perdagangan pro pertanian;7. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah

    perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis.

    12

    TAHAPAN DAN ARAH KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025 (UU NO. 17 TAHUN 2005)

    MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN MEWUJUDKAN BANGSA YANG

    BERDAYA SAING

    PEMBANGUNAN PERDESAAN :

    1. Peningkatan efisiensi, modernisasi, nilai tambah sektor primer (pertanian, kelautan dan pertambangan);

    2. Pengembangan jasa infrastruktur dan keuangan untuk pengembangan kegiatan perekonomian perdesaan;

    3. Perdagangan luar negeri yang lebih menguntungkan, mendukung, dan mengamankan untuk pengembangan perdesaan;

    4. Mengembangkan sektor keuangan untuk meningkatkan akses pendanan bagi keluarga miskin di perdesaan;

    5. Untuk pelayanan transportasi di daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaan dikembangkan sistem transportasi perintis yang berbasis masyarakat (community based) dan wilayah.

    RPJMN 4 (2020-2024)RPJMN 1 (2005-2009)Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

    RPJMN 2 (2010-2014)Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

    RPJMN 3 (2015-2019)Memantapkan pembangunansecara menyeluruh denganmenekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK

    Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

  • Skala Prioritas RPJMN 2015-2019 DALAM RPJPN 2005-2025

    BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH

    RPJMN(2015-2019)

    Memantapkan pem-bangunan secaramenyeluruh denganmenekankan pem-bangunankeunggulankompetitifperekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, sertakemampuan iptek

    Makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi denganmenitikberatkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi, dankemitraan, semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

    Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantapMelalui daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan; untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi,dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaanSDA; Diimbangi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dandidukung meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilakumasyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia.

    Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dgn rencana tata ruangMelalui berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga eletrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, serta terwujudnya konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya dan terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat

    Pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian

    13

  • REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN : ACUAN POKOK UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

    14

    4

  • 15

    Potret Pembangunan Desa Saat Ini

    UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa akan menjadi acuan pemerintah, khususnya Kementrian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan masyarakat, dalam pembangunan desa dan

    Terdapat 503 Kabupaten/Kota, 6.909 Kecamatan, dan 72.379 Desa yang perlu didukung untuk persiapan pelaksanaan UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa Tingkat urbanisasi Desa ke Kota yang sangat tinggidiperkirakan tahun 2025 persentase penduduk yang tinggal di kota akan mencapai 60%

    Sumber : BPS dan Kemendagri (diolah)

    Kota; 10,33

    Desa; 17,74

    Kota+Desa; 28,07

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Juta

    Jiw

    a

    Jumlah Penduduk Miskin Desa-Kota Tahun 1990-2013

    49,80 53,30 56,70 60,0063,40 66,60

    50,20 46,70 43,30 40,0036,60 33,40

    2010 2015 2020 2025 2030 2035

    Proyeksi Persentase Penduduk Perkotaan-Perdesaan (%)

    Perkotaan Perdesaan

    Desa ; 72379

    Kelurahan ; 7560

    0100020003000400050006000700080009000

    56000580006000062000640006600068000700007200074000

    2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Jum

    lah

    Grafik Perkembangan Jumlah Desa Tahun 2002-2013

    Kelurahan

    Desa

    Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

  • UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa: Pembangunan Lintas Kementerian/Lembaga

    melalui Pendekatan Kewilayahan

    UU No 6 tahun 2014 tentang Desa menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu Desa membangun dan Membangun Desa yang diintegrasikan dalam perencanaan Pembangunan Desa, untuk Desa yang Maju, Mandiri, Sejahtera. Tujuan Pembangunan Desa = meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

    Bab IX tentang Pembangunan desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Ps 79: bahwa peraturan desa tentang RPJM Desa dan RKP Desa adalah satu-satunya dokumen perencanaan di desa.

    Bab VIII tentang Keuangan Desa dan Aset Desa, Ps 72 dan Ps 74: adanya kewenangan pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa dan melaksanakan belanja pembangunan desa.

    16

  • Rekognisi Kegotongroyongan Demokrasi Kesetaraan

    Subsidiaritas Kekeluargaan Kemandirian Pemberdayaan

    Keberagaman Musyawarah Partisipasi Keberlanjutan

    Kebersamaan

    17

    Asas Pengaturan Desa

    Implikasi terhadap prinsip Rekognisi (pengakuan terhadap hak asal usul) dan Subsidiaritas (penetapan kewenangan berskala lokal):Kesatuan kewenanganperencanaanpenganggaranpelaksanaan pembangunan desa

    UU Desa merekognisi KEDUDUKAN, KEWENANGAN DESA, serta adanya desa dan desa adat. Implikasinya, Kebijakan Pembangunan hingga ke level desa harus dapat mengakui dan

    menyelaraskan dengan keragaman desa-desa

    Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kot/Desa, dapat melakukan PENATAAN DESA (pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status dan penetapan desa). Penetapan Desa dengan Raperda Bupati/Walikota (bersama DPRD) diajukan ke Gubernur ditolak/disetujui Perda diundangkan setelah mendapat nomor registrasi dari Gubernur dan Kode Desa dari Menteri. Implikasi nya adalah data jumlah Desa secara resmi harus tersediadisetiap provinsi dan pemerintah Perlu dibangun database desa/pemerintahan desa

  • Perencanaan Pembangunan Desa

    Pemdes wajib menyelenggarakan Musrenbang Desa Musrenbang Desa menetapkan Prioritas, Program, Kegiatan, dan Kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai dari APBDesa, Swadaya, APBD Kab/Kota Hal tersebut dirumuskan berdasarkan Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia; pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif; pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk

    kemajuan ekonomi; dan peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa

    18

  • Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kab/kota dengan mengikutsertakan masyarakat Desa.. Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi RPJM Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan RKP Desa untuk jangka waktu 1 thn. Dalam menyusun perencanaan Pembangunan Desa Pemerintah Desa wajib

    menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa. Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa

    dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke desa diinformasikan kepada

    Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa

    Perencanaan Pembangunan Desa

    19

    Hasil Musrenbangdesdipakaisebagai salah satubahan penyusunan RKPD Kab/Kotaperlu aturan pelaksanaan .Implikasisemua program dan kegiatan sektoral oleh SKPD dan K/L harus bersinergi dan terintegrasi dengan RPJM Desa dan RKP Desa

  • Desa dan Kawasan Perdesaan

    Kawasan Perdesaan : Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

    Pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam satu kabupaten/kota. Pemberdayaan Masyarakat Desa : upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan

    masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.Implikasi : Program-program pembangunan di desa memperhatikan penataan ruang perdesaan danmembangun keterkaitan fungsi-fungsi pemerintahan, permukiman, sosial dan ekonomi. Program-program pembangunan di desa mengembangkan keselarasan antardesa. Arah pemberdayaan masyarakat untuk terciptanya kemandirian dan

    kesejahteraan, dilaksanakan melalui pendampingan/fasilitasi dan pengembangankapasitas

    Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalahkesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asalusul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI

  • PEMBANGUNAN DESA

    Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuksebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa Tujuan pembangunan desameningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui

    penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

    Pembanguan Desa mengedepankan: kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. Pembangunan Desa meliputi : tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

    21

    RPJM Desa dan RKP Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa Setiap program masuk desa harus bersinergi dengan RKPDes dan RPJMDes

    RPJMDes dan RKPDes merupakan pedoman dalam penyusunan APBDes

  • Pembiayaan Pembangunan Desa

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan swadaya masyarakat Desa. Alokasi anggaran untuk Desa dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara Merata dan Berkeadilan. Bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah kab/kota paling sedikit 10% dari pajak dan retribusi daerah. Alokasi dana desa paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima kab/kota dalam APBD setelah dikurangi DAK.

    22

    Implikasi : Diperlukan konsolidasi anggaran pembangunan untuk desa di tingkat nasional. Pembangunan desa harus dilakukan melalui skema penganggaran yang berkesinambungan; Kementerian Keuangan harus dapat merancang skema penyaluran dan pengawasan

    anggaran hingga ke desa. Penyaluran anggaran ke desa dilakukan oleh pemerintah kab/kota dengan mekanisme tertentu sesuai dengan beban dan kapasitas desa (perlu pengaturan yang jelas) Penggunaan anggaran pembangunan di Desa harus akuntabel dan transparan. Perlu penyiapan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa.

  • Sistem Informasi Pembangunan Desa danPembangunan Kawasan Perdesaan

    Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan kawasan perdesaan. Sistem informasi Desa meliputi data Desa, data Pembangunan Desa, kawasan perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan kawasan perdesaan.

    23

    Implikasi : Basis data desa harus disiapkan sebagai basis perencanaanpembangunan desa. Basis data harus mengenali potensi keragaman desa dan tahapanpembangunan desa termasuk desa-desa di kawasan tertinggal dankawasan perbatasan atau desa-desa yang masih harus memenuhispm-nya dan desa-desa yang sudah mandiri dan siap membangundaya saingnya.

  • Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa

    Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa. Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa kepada masyarakat Desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan Desa.

    24

    Implikasi : Diperlukan penguatan kapasitas masyarakat desa dalam pengawasan untuk dan olehmasyarakat desa.

  • 1. Penguatan stakeholder:a. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desab. Masyarakat desa dan Kelembagaan Masyarakat Desac. Kader dan fasilitator/pendamping2. Peran Pemerintah termasuk K/L untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam isu-isu pokok 5 tahun ke depan:a. Pengentasan kemiskinanb. Pemenuhan standar pelayanan minimumc. Membangun ketahanan desa, kemandirian pangan, dan energid. Membangun daya saing sebagaimana arah pembangunan jangka panjang dan mempersiapkan daerah dalam perdagangan bebas, dan Asean Economic Community.

    25

    Konsekuensi Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Kuangan Keuangan Desa

    UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa

  • Lembaga Kemasyarakatan Desa (ps 94 UU no.6/2014)

    Lembaga kemasyarakatan Desa merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa. Tugas: melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan lembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa

    26

  • RANCANGAN RPJMN 2015-2019 PEMBANGUNAN PERDESAAN

    27

    5

  • Isu-isu Strategis Pembangunan Desa

    1. Kemiskinan, pengangguran, dan kerentanan ekonomi masyarakat desaa) Masih tingginya angka kemiskinan di perdesaan b) Berkurangnya lahan usaha untuk kemandirian pangan2. Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimuma) Rendahnya pelayanan pendidikan dasar-menengah di perdesaanb) Rendahnya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat perdesaanc) Rendahnya pelayanan sanitasi dan air bersih di perdesaan. 3. Masih rendahnya keberdayaan masyarakat perdesaanMasih rendahnya keberdayaan masyarakat perdesaan dalam partisipasi ekonomi, partisipasi publik, partisipasi politik4. Belum optimalnya tata kelola desa dan peran kelembagaan desa dalam perencanaan dan pembangunan desaa) Belum tersusunnya peraturan pendukung untuk pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, sehingga pelaksanaan UU ini belum bisaterlaksana dengan optimalb) Belum siapnya kapasitas pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, dan lembaga-lembaga kemasyarakatanc) Belum memadainya data desa riil yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan dan pembangunan desa sebagai amanatpelaksanaan UU No 6/ 2014 Tentang Desa5. Belum optimalnya penataan ruang kawasan perdesaan serta kerentanan sumber daya alam dan lingkungan hidupa) Tingginya kerusakan lingkungan akibat kegiatan pencemaran, pembakaran, dan sampah lautb) Masih tingginya perambahan dan alih fungsi kawasan pertanian menjadi kawasan non-pertanianc) Kerentanan perdesaan terhadap bencana dan perubahan iklim 6. Keterbatasan ketersediaan infrastruktur dalam membuka keterisolasian daerah perdesaa dan mendorong keterkaitan Desa-Kota.a) Masih belum optimalnya pelayanan sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi termasuk ketersediaan jalan poros desa, jalanproduksi, moda transportasi, serta jembatan penghubung antardesa dan antara desa dengan pusat pertumbuhan terdekat .b) Ketersediaan dan pelayanan prasarana energi khususnya dalam hal pemenuhan elektrifikasi perdesaan masih belum optimalc) Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran dalam menunjang kegiatan agribisnis dan industrialisasi di perdesaan

    28

  • Desa Mandiri

    Memiliki ketahanansosial-ekonomi danmekanisme untukbertahan bagi diri sendiridan masyarakat di desasekitarnya.

    Mandiri dalam segalahal: pangan, energi, air, listrik, dst

    Desa BerketahananSecara ekonomi memilikiketahanan dan mekanismeketahanan yang dibangununtuk bertahan dari krisisekonomi, sosial danlingkungan hidup bagisegenap warga desanya.

    Desa TertinggalRentan terhadapguncangan sosial-ekonomi danlingkungan

    Desa Unggul BerkelanjutanMampu menjadi penggerak

    ekonomi bagi daerah/kawasansekitarnya

    Jika memiliki fungsi perkotaandapat menjadi kawasan perkotaanbaru

    Perdesaan Berkelanjutan

    PerkotaanBaru

    Tahapan Perkembangan DesaPEMBANGUNAN PERDESAAN dalam RPJMN 2015-2019

    Pengembangan Desa Secara Sosial, Ekonomi Dan Ekologi

  • REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN PERDESAAN

    Kegiatan pembangunan perdesaan di dalam kerangka wilayah bukan sektoral

    Pembangunan Desa berdasarkan Basis data Desayang sama di seluruh tringkat Pemerintahan sesuaidengan keragaman dan tahapan pengembangandesa.

    Pengembangan kapasitas seluruh kompponen desasecara terintegrasi termasuk pemerintahan desauntuk perencanaan, pembangunan, danpengelolaan desa secara mandiri.

    Pembangunan ekologis, dan sosial kultural secara setara sehingga dapat tercipta sustainable development

    30

    Pembangunan perdesaan dalam rangkamemenuhi pelayanan dasarmasyarakat dan wilayahperdesaan.

    Pembangunan perdesaan dalam upayamembangun desa mandiri menujudaya saing, membangunketerkaitan desa dan kota.

    Daerah Transmigrasi, Daerah Tertinggal, Daerah

    Perbatasan, Daerah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Terluar dan dalam

    klaster MP3KI

    Desa-Desa disekitar pusat ibukota Kecamatan/Kabupaten/Kota dan

    dalam klaster koridor pertumbuhanMP3EI

  • KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (1)

    1. Menekan tingkat kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaana) Mendorong masyarakat desa untuk mengembangkan perekonomian berbasis potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, maupun potensi sosial-budaya melalui pendampingan berkelanjutan. b) Membangun mekanisme subsidi bagi kegiatan produktif c) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur perdesaan dan perbaikan sistem tata kelola, melalui penyediaan infrastruktur pasar desa dan mengembangkan sistem informasi dan tata kelola pasar desa2. Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum di perdesaan. a) Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan jumlah tenaga pendidik b) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dan jumlah tenaga medis c) Meningkatkan ketersediaan permukiman, sanitasi serta air bersih di perdesaan.3. Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat PerdesaanMeningkatkan fasilitasi keberdayaan masyarakat perdesaan dan perlindungan masyarakat adat, termasuk meningkatnya taraf pendidikan, dan status kesehatan

    31

  • KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (2)

    4. Mewujudkan tata kelola perdesaan yang optimala) Mempersiapkan peraturan pendukung yang lebih operasional untuk pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.b) Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan melalui pelatihan-pelatihan maupun bimbingan teknis.c) Mengumpulkan dan mengkompilasikan data desa yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan dan pembangunan desa.5. Meningkatkan optimalisasi tata ruang perdesaan pengelolaan sumber daya alam dan

    lingkungan hidupa) Pengendalian penataan ruang melalui fasilitasi dalam penyusunan RDTR, monitoring dan law ennforcement terhadap lahan pertanian berkelanjutanb) Mengembangkan mekanisme insentif kepada daerah (petani) yang berhasil menekan konversi lahan pertanian.c) Menciptakan mekanisme kelembagaan land bank system.d) Memfasilitasi peningkatan kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam peningkatankemandirian pangan serta pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkunganhidup yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana.

    6. Mendorong keterkaitan desa-kota

    32

  • Kerangka Regulasi dan Kelembagaan PerdesaanKERANGKA REGULASI KERANGKA KELEMBAGAAN

    Penyusunan Peraturan Pemerintah dan Peraturan lainnya untuk pelaksanaan Undang-Undang tentang Desa

    Penguatan lembaga di tingkat pusat, provinsi, dan kab/kota yang terkait dengan pelaksanaan UU Desa.

    Penguatan lembaga pemerintahan desa dan lembaga lain tingkat desa untuk pengelolaan good rural governance.

    Peningkatan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa

    Peningkatan kemampuan kelembagaan BUMDes

    Regulasi mengenai Standar Pelayanan Perdesaan (SPD) yang mampu menunjukkan kinerja pelayanan kepadamasyarakat perdesaan yang sesuai dengan kondisi geografis (kontur) perdesaan

    Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam penyediaan layanan publik kepada masyarakat perdesaanPeningkatan kapasitas Pemerintah Desa dalam penyedian pelayanan publik skala lokal/desa

    Regulasi mengenai Pedoman Fasilitasi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota kepada pemerintahan desa

    Penyiapan desa-desa di Indonesia menuju desa berkelanjutan termasuk penyiapan pedoman bagi fasiitasi untuk mempercepat kemandirian desa.

    Regulasi mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber dayasetempat

    Peningkatan peran pemerintah, swasta dan masyarakat untuk pengembangan ekonomi lokal

    Regulasi mengenai fasilitasi untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan dalam kesetaraan jendersecara sosial ekonomi dan politik

    Peningkatan peran fasilitasi dan pendampingan Pemerintah Daerah kepada pemerintah desa dan Desa untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam kesetraan jender secara sosial ekonomi dan politik

    Regulasi mengenai optimalisasi tata ruang perdesaan yangmemperhitungkan kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim

    Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam implementasi pengaturan tata ruang perdesaan yang memperhitungkan ekologi ruang perdesaan yang memperhitungkan kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim

  • Kerangka Regulasi dan Kelembagaan PerdesaanKERANGKA REGULASI KERANGKA KELEMBAGAAN

    Sistem transportasi Barang dan Orang yangmenghubungkan desa dengan pasar dan pusat kegiatan yang yang terintegrasi dan meningkatkan efisiensipergerakan orang dan barang dan sistem logistik yang menjamin kelancaran arus barang dan hasil pertanian ke pusat-pusat pemasaran

    Untuk meningkatkan pelayanan transportasi di daerah perdesaan dikembangkan sistem transportasi perintis yang berbasis masyarakat (community based) dan wilayah

    Regulasi mengenai Upaya Peningkatan KetahananPangan perdesaan yang berbasis masyarakat, mitigasi bencana, pengelolaan dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap pola tanam

    Peningkatan peran Pemerintah Daerah, pemerintah desa dan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan berbasis masyarakat, mitigasi dan dampak perubahan iklim

    Kebijakan Insentif bagi daerah/petani yang mempertahankan lahan pertaniannya

    Kajian kelembagaan tentang land bank untuk penyelamatan lahan pertanian

    Pedoman tentang pengembangan infrastruktur dan energi perdesaan

    Pengembangan pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listriktenaga surya, dan sumber energi terbarukan lainnya darisumberdaya lokal (non PLN), yang menyediakan energi untukmemenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi, menujukemandirian energi di perdesaan.

    Sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, dantelekomunikasi yang membuka keterisolasian daerah

    a. Pengembangan Ekonomi kreatif perdesaan yang khasberbasiskan sumberdaya alam dan sosial-budaya lokal

    b. Kelembagaan jaminan sosial bagi warga miskin di perdesaan

    c. Mekanisme subsidi bagi kegiatan produktif

    Pengembangan lembaga ekonomi kreatif perdesaan Pengembangan Data jaminan sosial bagi warga miskin di

    perdesaan Pengembangan Data mekanisme subsidi bagi kegiatan produktif

  • RANCANGAN KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJMN IIIPEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKATPembangunan Berbasis Masyarakat5 Prasyarat dalam Proses PemberdayaanProses PemberdayaanPendampinganTantangan dan Potensi Pengembangan CBDKeberhasilan PemberdayaanKeterkaitan CBD dalam skema/struktur perencanaan pembangunan perdesaanPembangunan PerdesaanARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJP 2005-2025Slide Number 12Slide Number 13REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN : ACUAN POKOK UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPotret Pembangunan Desa Saat IniUU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa: Pembangunan Lintas Kementerian/Lembagamelalui Pendekatan KewilayahanAsas Pengaturan DesaPerencanaan Pembangunan Desa Perencanaan Pembangunan DesaDesa dan Kawasan PerdesaanPEMBANGUNAN DESA Pembiayaan Pembangunan DesaSistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan PerdesaanPemantauan dan Pengawasan Pembangunan DesaKonsekuensi Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Kuangan Keuangan DesaUU No.6 Tahun 2014 Tentang DesaLembaga Kemasyarakatan Desa (ps 94 UU no.6/2014)Rancangan rpjmn 2015-2019 pembangunan perdesaanIsu-isu Strategis Pembangunan DesaTahapan Perkembangan DesaPEMBANGUNAN PERDESAAN dalam RPJMN 2015-2019 REVITALISASI PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN PERDESAANKEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (1)KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERDESAAN (2)Slide Number 33Slide Number 34Slide Number 35