rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar asn
DESCRIPTION
Nilai-Nilai ASNA (Akuntabilitas)N (Nasionalisme)E (Etika Publik)K (Komitmen Mutu)A (Anti Korupsi)TRANSCRIPT
TAHAP RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI ASN
DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Oleh :
Nama : MINDI RAHAYU, A.Md.Kep.
Jabatan : PERAWAT PELAKSANA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN II ANGKATAN 257
TAHUN 2015
RINCIAN TUGAS PEGAWAI1
Nama Peserta Diklat : MINDI RAHAYU, A.Md.Kep.
Pendidikan dan Pelatihan : Prajabatan Gol.II Angkatan 257
Jabatan : Perawat Pelaksana
Unit Kerja : Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo
1. Profil Lembaga
1.1. Nama SKPD/ Unit Kerja/ Satker
SKPD Dinas Kesehatan, Unit Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Kota
Administrasi Jakarta Timur.
1.2. Visi dan Misi
1.2.1. Visi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo
Jakarta sehat untuk semua tahun 2017.
1.2.2. Misi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo
a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan.
b. Mengembangkan sistem manajemen Puskesmas.
c. Meningkatkan sarana Puskesmas.
d. Meningkatkan kemitraan yang harmois dengan sektor terkait.
e. Meningkatkan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan.
1 (Sumber Kegiatan : Tugas Pokok Pegawai, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP); Penugasan Khusus dari Atasan /Mentor; Inisiatif Sendiri yang mendapat persetujuan Atasan Langsung.)
1.3. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO
KOORDINATOR PELAYANAN
KEPALA PUSKESMAS KELURAHAN PEKAYON
1. MR2. LOKET3. RM4. BPG5. BPU6. APOTIK7. LAB. KLINIK8. POLI KB9. POLI IMS-VCT10. POLI DM11. POLI MTBS/ANAK12. KIA13. RB14. RANAP15. POLI MATA16. POLI GIZI17. POLI LANSIA18. POLI JIWA19. POLI PKPR20. POLI UGD21. PRODUKSI GIZI22. LAUNDY23. POLI TBC/MDR-HIV24. POLI HAJI
1. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK2. UPAYA KB3. UPAYA PENINGKATAN GIZI & PPSM4. UPAYA KESLING5. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR6. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR7. UPAYA PENGOBATAN TERMASUK PELAYANAN GAWAT
DARURAT KARENA BENCANA8. UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN/PROMKES9. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH10. UPAYA PERAWATAN OLAH RAGA11. UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT12. UPAYA KESEHATAN KERJA13. UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT14. UPAYA KESEHATAN JIWA15. UPAYA KESEHATAN MATA16. UPAYA LABORATORIUM SEDERHANA17. UPAYA PENCATATAN DAN PELAPORAN DALAM RANGKA
SISTEM INFORMASI KESEHATAN18. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT19. UPAYA PEMBINAAN PENGOBATAN TRADISIONAL20. UPAYA KESEHATAN REMAJA DAN NAPZA21.
KOORDINATOR PENUNJANG KA SUBBAG TATA USAHA
KEPALA PUSKESMAS KELURAHAN KALISARI
KEPALA PUSKESMAS KELURAHAN BARU
KEPALA PUSKESMAS KELURAHAN CIJANTUNG
KEPALA PUSKESMAS KELURAHAN GEDONG
SUB KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1.4. Tugas Organisasi
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan
pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 4 mengutarakan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan strata pertama, Puskesmas
mempunyai misi mendukung pencapaian target MDG’s 2015 yang diterjemahkan dalam
3 fungsi Puskesmas, yaitu sebagai pusat pelayanan masyarakat, penggerak
pembangunan dan pusat pemberdayaan. Puskesmas juga harus memberikan
pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya
kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
1.5. Tugas Unit
Balai pengobatan umum (BPU) merupakan salah satu dari jenis-jenis layanan di
Puskesmas yang merupakan tempat untuk melayani pemeriksaan umum oleh dokter,
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitas medik tanpa tinggal di
ruangan rawat inap pada sarana kesehatan Puskesmas (Sulaeman, Endang
Sutrisno:2011). Penyuluhan kepada pasien atau masyarakat juga dapat dilakukan di
BPU agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit, serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang ada di BPU harus dilakukan oleh dokter dan perawat yang kompeten.
1.6. Rincian Tugas dan Fungsi Pegawai
NO.TUGAS DAN FUNGSI
PEGAWAIKEGIATAN/SUB KEGIATAN
1. Melakukan persiapan
sebelum memulai
pelayanan kesehatan
di Balai Pengobatan
Umum (BPU) dan
atau Poli Anak.
1.1. Melakukan doa bersama sebelum memulai
pekerjaan
1.2. Menyiapkan ruang periksa pasien
1.3. Menyiapkan alat-alat medis yang diperlukan untuk
pemeriksaan
1.4. Menyiapkan dan melengkapi form-form
pemeriksanaan dan pendukung
1.5. Menghidupkan computer
1.6. Menghidupkan dan mengecek fungsi microphone
1.7. Menyiapkan bak stempel dan stempel dokter sesuai
dengan jadwal piket dokter
2. Memeriksa pasien
(memanggil pasien,
anamnesa,
pemeriksaan fisik
{TTV, TB, BB},
mendokumentasikan
hasil pemeriksaan).
2.1. Memanggil pasien ketika status rekam medis telah
siap
2.2. Melakukan anamnesa pada pasien
2.3. Melakukan pemeriksaan TTV, TB, dan BB
2.4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
3. Melakukan
pendidikan kesehatan
kepada individu.
3.1. Mengkaji kondisi dan permasalahan yang terjadi
pada pasien
3.2. Menentukan materi edukasi yang tepat sesuai
dengan kondisi dan permasalahan pasien
3.3. Menyiapkan materi/bahan edukasi
3.4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
3.5. Mendokumentasikan hasil kegiatan
4. Melakukan
penyuluhan
kesehatan kepada
keluarga pasien Poli
Anak dengan kasus
4.1. Mengklasifikasikan pasien Poli Anak yang akan
diberikan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit
TB
4.2. Menginformasikan kepada keluarga khususnya
orang tua bahwa akan diberikan penyuluhan
baru TB dan Suspek
TB.
kesehatan
4.3. Menyiapkan materi/bahan penyuluhan
4.4. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga
4.5. Mendokumentasikan hasil kegiatan
4.6.
5. Melakukan tindakan
keperawatan dasar
kategori I, II, III, dan
IV.
5.1. Melakukan persiapan (alat dan bahan, pasien dan
keluarga, lingkungan)
5.2. Mengajukan Informed Consent kepada pasien atau
keluarga sebelum melakukan tindakan keperawatan
5.3. Melakukan tindakan keperawatan dasar (kategori I,
II, III, ataupun IV)
5.4. Mengevaluasi hasil kegiatan
5.5. Mendokumentasikan hasil kegiatan
6. Memfasilitasi pasien
TB dan Suspek TB
pada Anak dalam
pengambilan obat
minum
.
6.1. Memanggil pasien ketika status rekam medis telah
siap
6.2. Melakukan anamnesa pada pasien
6.3. Melakukan pengukuran TB, BB, Suhu, RR, Nadi, dan
Status Gizi pasien
6.4. Memfollow up kondisi pasien kepada dokter Spesialis
Anak dan mengarahkan untuk mengambil obat TB.
6.5. Mengingatkan keluarga pasien kapan kembali control
6.6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
7. Memfasilitasi pasien
dalam membuat
rujukan ke RS, baik
pasien BPJS maupun
Umum.
7.1. Memprioritaskan pembuatan rujukan berdasarkan
1)No. Urut Pendaftaran dan 2)Status Kedaruratannya
7.2. Berkolaborasi dengan tenaga medis untuk
memeriksa kondisi terkini pasien atau memeriksa
rujukan pasien sebelumnya
7.3. Membuat rujukan untuk pasien dengan sistem online
BPJS (bagi pasien BPJS) dan dengan form rujukan
manual (bagi pasien umum)
7.4. Memberikan informasi kepada pasien mengenai tata
cara memperpanjang rujukan selanjutnya
7.5. Mendokumentasikan keterangan rujukan pasien
pada kartu status rekam medik pasien
8. Mencatat/ menginput,
menyusun laporan,
dan rekapitulasi
jumlah kunjungan
pasien BPU/Poli
Anak/Poli MTBS di
sistem komputer (SIK
dan PCARE BPJS).
8.1. Mengklasifikasi data yang akan diinput
8.2. Menginput data pasien sesuai dengan format dalam
sistem SIK dan PCARE BPJS
8.3. Memastikan kembali semua kartu status rekam
medik pasien telah diinput ke dalam SIK dan PCARE
BPJS.
8.4. Mendokumentasikan hasil kegiatan
Jakarta, 20 Agustus 2015
MENTOR
(dr. Darnis, M.M.Kes.)
NIP. 196801122007011050
KETERKAITAN ANTARA NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN DENGAN KEGIATAN PEGAWAI
( PESERTA DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN II )
Nama Peserta : MINDI RAHAYU, A.Md.Kep.
No. Daftar Hadir/ Angkatan : 17/257
Jabatan : PERAWAT PELAKSANA
Instansi : PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO
Mata Diklat : NILAI-NILAI A.N.E.K.A.
NO KEGIATANTAHAPAN
KEGIATANOUTPUT/HASIL
KEGIATANNILAI-NILAI
DASAR
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI-NILAI
ORGANISASI1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan
persiapan
sebelum
memulai
pelayanan
kesehatan di
Balai
Pengobatan
Umum (BPU)
dan atau Poli
1.1. Melakukan doa
bersama
sebelum
memulai
pekerjaan
Output: Doa bersama
dilakukan sebelum
memulai pekerjaan.
Memberi saran untuk
melakukan doa
bersama dipimpin
oleh salah seorang
petugas secara
bergilir setiap hari.
Nasionalisme
(telah
mengamalkan
nilai Pancasila
yaitu sila kesatu)
Dengan berdoa
bersama sebelum
memulai
pekerjaan akan
meningkatkan
Anak. Dengan berdoa
sebelum memulai
pekerjaan membuktikan
bahwa petugas telah
mengamalkan nilai
Pancasila yaitu sila
kesatu. Berdoa
sebelum bekerja
biasanya dilakukan
secara perorangan,
namun dengan
melakukan doa
bersama akan
meningkatkan rasa
kebersamaan dan
toleransi diantara teman
kerja.
rasa
kebersamaan dan
toleransi antar
sesama teman
kerja. Melakukan
doa bersama
sebelum mulai
bekerja
menunjukkan
telah
diamalkannya
nilai Pancasila
yaitu sila kesatu.
1.2. Menyiapkan
ruang periksa
pasien
Output: Ruang periksa
pasien telah
disiapkan.
Menyiapkan ruang
periksa pasien yang
harus dilakukan yaitu,
Komitmen Mutu
(membuat daftar
checklist, efektif
dan efisien)
Dengan membuat
daftar checklist
(1) memilih ruang
periksa berdasarkan
jadwal {BPU di ruang
periksa 2/3 pada hari
Senin dan Rabu} dan
atau (Poli Anak di ruang
periksa 6 pada hari
Selasa, Kamis, dan
Jumat}; (2) menata letak
kursi petugas {dokter
dan perawat}, kursi
periksa pasien, dan
kursi menunggu pasien;
(3) memastikan gordyn
telah terpasang dengan
baik untuk tetap
menjaga privasi pasien;
(4) memastikan ATK
(bak stempel, tinta
stempel, streples
beserta isinya, paper
clip) telah disiapkan.
persiapan
pelayanan maka
akan
mempermudah
dalam
pengecekan
perlengkapan
yang harus
disiapkan
sebelum mulai
palayanan,
sehingga
pelayanan
kesehatan dapat
berjalan dengan
efektif dan
efisien.
Akuntabilitas
(daftar checklist
persiapan
pelayanan,
menghidupkan
sekaligus
1.3. Menyiapkan alat-
alat medis yang
Output: Alat-alat
medis siap digunakan.
diperlukan untuk
pemeriksaan Membuat daftar
checklist alat
kesehatan yang
diperlukan untuk
pelayanan kesehatan.
Mengecek alat-alat
medis yang diperlukan
untuk pemeriksaan
yaitu:
sphygmomanometer
digital & manual,
timbangan,
thermometer, stetoskop
dewasa, stetoskop
anak, tongspatel
disposibel, senter,
hammer, otoskop
dengan bantuan daftar
checklist alat-alat
medis.
menjalankan
sistem SIK dan
PCARE)
Menghidupkan
sistem sekaligus
menjalankan
sistem SIK dan
PCARE BPJS
merupakan salah
satu bentuk
tanggung jawab
petugas untuk
mempermudah
proses
penginputan data
pasien.
1.4. Menyiapkan dan
melengkapi
Output: Formulir
pemeriksaan dan
form-form
pemeriksanaan
dan pendukung
pendukung siap
digunakan.
Membuat daftar
checklist formulir
pemeriksaan yang
diperlukan untuk
pelayanan kesehatan.
Mengecek formulir-
formulir pendukung
yang diperlukan untuk
pemeriksaan yaitu: form
laboratorium, form
tindakan medis khusus,
form tindakan/konsul
antar poli, form rujukan
internal, resep, surat
keterangan istirahat,
surat keterangan
periksa, form
penjaringan pasien PAL
(TB 01, TB 05, TB 06),
form sistem skoring TB
Paru Anak, buku
rujukan internal antar
poli dengan bantuan
daftar checklist formulir
pemeriksaan.
1.5. Menghidupkan
komputer
Output: Komputer
menyala dengan
sistem SIK dan
PCARE telah
dijalankan.
Dengan
menghidupkan sistem
dan menjalankan
sistem SIK dan
PCARE sebelum
memulai pekerjaan,
dapat menghemat
waktu bekerja dalam
penginputan data
pasien.
1.6. Menghidupkan
dan mengecek
fungsi
Output: Microphone
menyala dan
berfungsi dengan
Etika Publik
(menelepon
ruang periksa 6
microphone baik.
Dengan menghidupkan
microphone sebelum
memulai pelayanan
maka petugas dapat
mempersiapkan
pelayanan dengan baik
dan tidak tergesa-gesa.
Untuk menghidupkan
microphone dapat
menelpon ke kamar 6
(ruang kendali
soundsystem) dengan
menggunakan bahasan
yang santun
menggunakan
komunikasi yang
baik)
Komitmen Mutu
(efektif dan
efisien)
Menghidupkan
microphone dapat
bekerja sama
dengan petugas
di ruang periksa
6, yaitu dengan
menelepon
ruang periksa 6
menggunakan
komunikasi
yang baik untuk
menghemat
waktu sehingga
persiapan
sebelum palayan
dapat berjalan
dengan efektif
dan efisien.
1.7. Menyiapkan bak
stempel dan
stempel dokter
sesuai dengan
jadwal piket
dokter
Output: Stempel
dokter sesuai jadwal
piket dokter siap
digunakan.
Menyiapkan stempel
dokter disesuaikan
dengan jadwal piket
dokter. Tanyakan
dengan santun kepada
dokter piket yang akan
melakukan pemeriksaan
di ruang periksa 2 atau
ruang periksa 3.
Etika Publik
(Menyakan
dengan santun)
Dengan
menanyakan
kepada dokter
piket akan
melakukan
pemeriksaan di
ruang periksa 2
atau 3
menggunakan
bahasa yang
santun, akan
memudahkan
persiapan
pelayanan
sehingga stempel
yang dibawa ke
ruang periksa
tepat dan sesuai
jadwal dokter.
2. Memeriksa
pasien
(memanggil
pasien,
anamnesa,
pemeriksaan
fisik {TTV, TB,
BB},
mendokument
asikan hasil
pemeriksaan).
2.1. Memanggil
pasien ketika
status rekam
medis telah siap
Output: Kartu status
pasien tersusun
berdasarkan nomor
urut pendaftaran.
Dengan memanggil
pasien sesuai nomor
urut, maka akan
mengurangi keluhan
pelanggan mengenai
pelayanan di
Puskesmas.
Etika Publik
(menggunakan
bahasa yang
santun)
Nasionalisme
(memanggil
berdasarkan
nomor urut
pendaftaran)
Memanggil
pasien
menggunakan
bahasa yang
santun namun
jelas
berdasarkan
nomor urut
pendaftaran
dengan tidak
membeda-
bedakan pasien,
sehingga tidak
akan ada
perbedaan dalam
memberikan dan
menerima
pelayanan.
2.2. Melakukan
anamnesa pada
pasien
Output: Pasien telah
dianamnesa sesuai
dengan keluhan.
Dalam melakukan
anamnesa pada pasien,
terlebih dahulu untuk
selalu bersikap 5S
(Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun)
dalam menghadapi
berbagai karakter
pasien.
Etika Publik
(selalu bersikap
5S (Senyum,
Sapa, Salam,
Sopan, Santun)
Komitmen Mutu
(pastikan kembali
bahwa nama
pasien yang
dipanggil adalah
benar)
Dengan selalu
bersikap 5S
(Senyum, Sapa,
Salam, Sopan,
Santun) dalam
melakukan
anamnesa,
membuat pasien
merasa tidak
semakin sakit
sehingga
kepuasan
pelanggan akan
tercapai. Dalam
melakukan
anamnesa tidak
lupa untuk
mengamalkan
nilai-nilai di
keparawatan
untuk selalu
memperkenalkan
diri terlebih
dahulu sebelum
berinteraksi
dengan pasien,
kemudian
pastikan
kembali bahwa
nama pasien
yang dipanggil
adalah benar.
2.3. Melakukan
pemeriksaan
TTV, TB, dan BB
Output: Telah
dilakukan
pemeriksaan fisik
pada pasien.
Melakukan pemeriksaan
terhadap pasien
dilakukan secara
komprehensif, siap
melayani pasien
dalam kondisi apapun,
dan selalu melayani
pasien tanpa
membeda-bedakan
status sosial pasien.
Komitmen Mutu
(siap melayani
pasien dalam
kondisi apapun)
Nasionalisme
(selalu melayani
pasien tanpa
membeda-
bedakan)
Etika Publik
(jujur dan
terbuka)
Melakukan
pemeriksaan
pada pasien
dilakukan secara
komprehensif,
siap melayani
pasien dalam
kondisi apapun,
dan selalu
melayani pasien
tanpa membeda-
bedakan status
sosial pasien.
Menyampaikan
hasil
pemeriksaan fisik
kepada pasien
secara jujur dan
terbuka.
2.4. Mendokumentasi
kan hasil
pemeriksaan
Output: Hasil
pemeriksaan fisik
ditulis pada kartu
status pasien.
Dengan
mendokumentasikan
hasil pemeriksaan akan
mengefektifkan setiap
pelayanan kesehatan.
Dokumentasi menjadi
Komitmen Mutu
(efektif dan
efisien)
Anti Korupsi
(mendokumentasi
kan sesuai
dengan hasil
pemeriksaan)
Akuntabilitas
bukti yang kuat bahwa
petugas telah
memberikan pelayanan
kepada pasien.
Mendokumentasikan
hasil pemeriksaan fisik
pasien di kartu status
rekam medik pasien
sesuai dengan hasil
pemeriksaan.
(Mendokumentasi
kan hasil
pemeriksaan di
kartu status
rekam medik
pasien)
Dengan
mendokumentasi
kan hasil
pemeriksaan
membuat
jalannya proses
pelayanan
kesehatan
menjadi efektif
dan efisien.
Mendokumentas
ikan hasil
pemeriksaan di
kartu status
rekam medik
pasien sesuai
dengan hasil
pemeriksaan
tanpa ada yang di
lebih-lebihkan
atau dikurang-
kurangi.
3. Melakukan
pendidikan
kesehatan
kepada
individu.
3.1. Mengkaji kondisi
dan
permasalahan
yang terjadi pada
pasien
Output: Permasalahan
pasien terkaji.
Dengan mengkaji
kondisi pasien, maka
sebagai petugas
kesehatan akan
mengetahui penyebab
dari permasalahan yang
terjadi pada pasien.
Etika Publik
(menjadi
pendengar yang
baik)
Mengkaji pasien
dengan menjadi
pendengar yang
baik saat pasien
mengemukakan
keluhan dan
permasalahan
yang dihadapinya
sehingga petugas
akan mengetahui
permasalahan
pasien.
3.2. Menentukan
materi edukasi
Output: Materi edukasi
pasien.
Nasionalisme
(memberikan
yang tepat
sesuai dengan
kondisi dan
permasalahan
pasien
Dalam menentukan
materi edukasi saya
akan melihat kondisi
dan permasalahan yang
terdapat pada pasien,
sehingga saya
memberikan edukasi
berdasarkan
kebutuhan pasien
bukan berdasarkan
keinginan saya.
edukasi
berdasarkan
kebutuhan pasien
bukan
berdasarkan
keinginan saya)
Dengan
mengetahui
permasalahan
pasien maka
materi edukasi
yang diberikan
akan tepat
sasaran,
sehingga
edukasi yang
diberikan
berdasarkan
kebutuhan
pasien bukan
berdasarkan
keinginan
petugas.
3.3. Menyiapkan
materi/bahan
edukasi
Output: Lembar balik/
leaflet.
Menyiapkan materi
edukasi berupa
lembar balik/leaflet
agar pasien lebih
memahami apa yang
telah dijelaskan
Akuntabilitas
(lembar balik/
leaflet)
Komitmen Mutu
(membuat lembar
balik/leaflet)
Dengan
membuat lembar
balik/ leaflet
sebagai materi
edukasi akan
memudahkan
proses
pendidikan
kesehatan agar
berjalan dengan
efektif dan
pasien dapat
lebih memahami
mengenai
edukasi yang
telah
disampaikan.
3.4. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada pasien
Output: Pendidikan
kesehatan telah
dilaksanakan.
Menyampaikan
informasi yang diberikan
dengan jelas
menggunakan bahasa
yang mudah dipahami
dan dimengerti oleh
pasien tanpa
menyampingkan nilai
5S. Mengatakan
dengan jujur setiap
informasi yang diberikan
tanpa ada yang
dikurang-kurangi/
ditutup-tutupi.
Etika Publik
(menggunakan
bahasa yang
mudah dipahami
dan dimengerti
oleh pasien tanpa
menyampingkan
nilai 5S)
Anti Korupsi
(jujur, terbuka
dan tidak dilebih-
lebihkan atau
dikurang-kurangi)
Menyampaikan
informasi kepada
pasien dengan
senyum, salam,
sapa, sopan dan
santun agar
pasien mudah
mengerti dan
memahami
mengena
edukasi yang
diberikan.
Memberikan
informasi kepada
pasien sesuai
dengan keilmuan
secara jujur,
terbuka dan
tidak dilebih-
lebihkan atau
dikurang-
kurangi.
3.5. Mendokumentasi
kan hasil
kegiatan
Output: Daftar hadir
peserta pendidikan
kesehatan.
Membuat daftar hadir
pendidikan kesehatan.
Dengan membuat daftar
hadir pendidikan
kesehatan maka
Akuntabilitas
(daftar hadir
pendidikan
kesehatan)
Komitmen Mutu
(membuat daftar
hadir pendidikan
kesehatan)
seluruh kegiatan
pendidikan kesehatan
dapat
dipertanggungjawabkan
Dalam
melaksanakan
pendidikan
kesehatan, saya
berinovasi untuk
membuat daftar
hadir pendidikan
kesehatan yang
berfungsi sebagai
bukti telah
dilakukannya
pendidikan
kesehatan.
4. Melakukan
penyuluhan
kesehatan
kepada
keluarga
pasien Poli
Anak dengan
kasus baru TB
dan Suspek
TB.
4.1. Mengklasifikasik
an pasien Poli
Anak yang akan
diberikan
penyuluhan
kesehatan
mengenai
penyakit TB
Output: Keluarga
pasien baru Poli Anak
dengan TB
Paru/Suspek.
Dengan menentukan
pasien baru TB Anak
yang diberikan
penyuluhan akan
membuat pelaksanaan
penyuluhan menjadi
Etika Publik
(Melakukan
kontrak waktu
dan tempat)
Melakukan
kontrak waktu
dan tempat
kepada keluarga
pasien agar
keluarga pasien
lebih privasi dan efektif
karena pada keluarga
pasien lama TB Anak
sudah pernah diberikan
penyuluhan saat
anaknya baru
terdiagnosa TB.
dapat
meluangkan
waktu untuk
menerima materi.
4.2. Menginformasika
n kepada
keluarga
khususnya orang
tua bahwa akan
diberikan
penyuluhan
kesehatan
Output: Kontrak waktu
dan tempat kepada
keluarga pasien.
Melakukan kontrak
waktu dan tempat
kepada keluarga pasien
bahwa akan diberikan
penyuluhan mengenai
penyakit yang diderita
anaknya.
4.3. Menyiapkan
materi/bahan
penyuluhan
Output: Lembar balik/
leaflet.
Menyiapkan materi
edukasi berupa lembar
balik/leaflet mengenai
Akuntabilitas
(lembar balik/
leaflet)
Komitmen Mutu
(membuat lembar
penyakit TB. balik/leaflet)
Dengan
membuat lembar
balik/ leaflet
sebagai materi
edukasi akan
memudahkan
proses
pendidikan
kesehatan agar
berjalan dengan
efektif dan
pasien lebih
memahami apa
yang telah
dijelaskan
sehingga
keluarga dapat
meminimalisir
proses penularan
penyakit TB
kepada orang
lain.
4.4. Melakukan
penyuluhan
kesehatan
kepada keluarga
Output: Penyuluhan
kesehatan telah
dilaksanakan.
Memberikan
penyuluhan mulai dari
pengertian TB,
penyebab, cara
penularan serta cara
pencegahan, cara
mengatasinya, aturan
minum obat hingga
keluarga mampu
menentukan pengawas
minum obat.
Etika Publik
(menyampaikan
informasi dengan
ramah, senyum,
sapa, salam,
sopan, santun,
jelas)
Anti Korupsi
(mengatakan
dengan jujur,
tanpa ada yang
dikurang-kurangi/
ditutup-tutupi)
Menyampaikan
informasi dengan
ramah, senyum,
sapa, salam,
sopan, santun,
jelas
menggunakan
bahasa yang
mudah dipahami
dan dimengerti
oleh pasien.
Mengatakan
dengan jujur
setiap informasi
yang diberikan
tanpa ada yang
dikurang-
kurangi/ ditutup-
tutupi.
4.5. Mendokumentasi
kan hasil
kegiatan
Output: Daftar hadir
peserta pendidikan
kesehatan.
Dengan
mendokumentasikan
hasil kegiatan maka
seluruh kegiatan
penyuluhan kesehatan
dapat
dipertanggungjawabkan
Akuntabilitas
(daftar hadir
pendidikan
kesehatan)
Dengan
mendokumentasi
kan hasil kegiatan
maka seluruh
kegiatan
penyuluhan
kesehatan dapat
dipertanggungjaw
abkan, selain itu
daftar hadir juga
berfungsi
sebagai bukti
telah
dilakukannya
penyuluhan
kesehatan.
5. Melakukan
tindakan
keperawatan
dasar kategori
I, II, III, dan IV.
5.1. Melakukan
persiapan (alat
dan bahan,
pasien dan
keluarga,
lingkungan)
Output: Alat dan
bahan, pasien dan
keluarga, lingkungan
telah siap.
Dengan melakukan
persiapan sebelum
memulai tindakan akan
menunjukkan
profesionalisme dalam
melakukan suatu
pekerjaan. Melakukan
melakukan persiapan
sebelum melakukan
tindakan keperawatan,
terdiri dari persiapan
alat dan bahan, pasien
Etika Publik
(memperkenalkan
diri kepada
pasien dan
keluarga,
memberikan
penjelasan)
Melakukan
persiapan pasien
mulai dari
mempersiapkan
alat dan bahan,
memperkenalka
n diri kepada
pasien dan
keluarga,
dan keluarga,
lingkungan.
mengkonfirmasi
ulang nama
pasien,
memberikan
penjelasan
terlebih dahulu
apa yang akan
dilakukan dan
menjaga agar
lingkungan tetap
terjaga privasinya
saat melakukan
tindakan
keperawatan.
5.2. Mengajukan
Informed
Consent kepada
pasien atau
keluarga
sebelum
melakukan
tindakan
keperawatan
Output: Informed
Consent.
Memberikan Informed
Consent kepada pasien
dan keluarga atas
persetujuan
dilakukannya tindakan
keperawatan.
Akuntabilitas
(memberikan
Informed
Consent)
Dengan
memberikan
Informed Consent
kepada
pasien/keluarga
merupakan
bentuk tanggung
jawab petugas
untuk melakukan
atau tidaknya
suatu tindakan
keperawatan.
5.3. Melakukan
tindakan
keperawatan
dasar (kategori I,
II, III, ataupun IV)
Output: Tindakan
keperawatan
berdasarkan SOP.
Memberikan perawatan
kepada pasien secara
komprehensif sesuai
dengan SOP tanpa
memilih-milih dan
membedakan status
sosial pasien.
Nasionalisme
(tanpa memilih-
milih dan
membedakan
status sosial
pasien)
Memberikan
perawatan
kepada pasien
secara
komprehensif
tanpa memilih-
milih dan
membedakan
status sosial
pasien.
Melakukan
tindakan
keperawatan
berdasarkan
SOP, sehingga
petugas akan
selalu menjaga
keselamatan dan
kenyamanan baik
untuk pasien
ataupun petugas.
5.4. Mengevaluasi
hasil kegiatan
Output: Tindakan
keperawatan telah
dilakukan.
Menginformasikan
kepada pasien hasil
pemeriksaan atau hasil
tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
dengan jujur tanpa ada
yang ditutup-tutupi,
sekaligus menanyakan
kembali kepada pasien
Anti Korupsi
(jujur tanpa ada
yang ditutup-
tutupi)
Dengan
menginformasika
n hasil
pemeriksaan/
tindakan
keperawatan
secara jujur
tanpa ada yang
mengenai bagaimana
perasaannya setelah
dilakukan tindakan
keperawatan.
ditutup-tutupi
maka pasien
akan mengetahui
bagaimana
kondisinya saat
ini.
5.5. Mendokumentasi
kan hasil
kegiatan
Output: Hasil tindakan
keperawatan telah
didokumentasikan
pasa kartu status
rekam medik pasien.
Mendokumentasikan
hasil kegiatan pada
kartu status rekam
medik pasien sesuai
dengan apa yang telah
dikerjakan.
Akuntabilitas
(Mendokumentasi
kan hasil kegiatan
pada kartu status
rekam,
konsistensi)
Dengan
mendokumentas
ikan tindakan
keperawatan
pada kartu
status rekam
medik pasien
sesuai dengan
apa yang telah
dikerjakan
menunjukkan
konsistensi
petugas bahwa
apa yang ditulis
sesuai dengan
apa yang
dikerjakan.
6. Memfasilitasi
pasien TB dan
Suspek TB
pada Anak
dalam
pengambilan
obat minum
.
6.1. Memanggil
pasien ketika
status rekam
medis telah siap
Output: Kartu status
pasien tersusun
berdasarkan nomor
urut pendaftaran.
Dengan memanggil
pasien sesuai nomor
urut, maka akan
mengurangi keluhan
pelanggan mengenai
pelayanan di
Puskesmas.
Etika Publik
(menggunakan
bahasa yang
santun)
Nasionalisme
(memanggil
berdasarkan
nomor urut
pendaftaran)
Memanggil
pasien
menggunakan
bahasa yang
santun namun
jelas
berdasarkan
nomor urut
pendaftaran
dengan tidak
membeda-
bedakan pasien,
sehingga tidak
akan ada
perbedaan dalam
memberikan dan
menerima
pelayanan.
6.2. Melakukan
anamnesa pada
pasien
Output: Pasien telah
dianamnesa sesuai
dengan keluhan.
Dalam melakukan
anamnesa pada pasien,
terlebih dahulu untuk
selalu bersikap 5S
(Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun)
dalam menghadapi
berbagai karakter
pasien terutama yang
Etika Publik
(selalu bersikap
5S (Senyum,
Sapa, Salam,
Sopan, Santun)
Komitmen Mutu
(pastikan kembali
bahwa nama
pasien yang
dipanggil adalah
benar)
diperiksa adalah pasien
anak.
Dengan selalu
bersikap 5S
(Senyum, Sapa,
Salam, Sopan,
Santun) dalam
melakukan
anamnesa maka
pasien tidak
merasa takut
karena yang
ditangani adalah
pasien anak.
Dalam melakukan
anamnesa tidak
lupa untuk
mengamalkan
nilai-nilai di
keparawatan
untuk selalu
memperkenalkan
diri terlebih
dahulu sebelum
berinteraksi
dengan pasien,
kemudian
pastikan
kembali bahwa
nama pasien
yang dipanggil
adalah benar.
6.3. Melakukan
pengukuran TB,
BB, Suhu, RR,
Nadi, dan Status
Gizi pasien
Output: Telah
dilakukan
pemeriksaan fisik
pada pasien.
Melakukan pemeriksaan
terhadap pasien
dilakukan secara
komprehensif, siap
melayani pasien
dalam kondisi apapun,
dan selalu melayani
pasien tanpa
membeda-bedakan
status sosial pasien.
Komitmen Mutu
(siap melayani
pasien dalam
kondisi apapun)
Nasionalisme
(selalu melayani
pasien tanpa
membeda-
bedakan)
Etika Publik
(jujur dan
terbuka)
Melakukan
pemeriksaan
pada pasien
dilakukan secara
komprehensif,
siap melayani
pasien dalam
kondisi apapun,
dan selalu
melayani pasien
tanpa membeda-
bedakan status
sosial pasien.
Menyampaikan
hasil
pemeriksaan fisik
kepada pasien
secara jujur dan
terbuka.
6.4. Memfollow up
kondisi pasien
kepada dokter
Spesialis Anak
dan
mengarahkan
untuk mengambil
obat TB.
Output: Pasien anak
ditangani oleh dokter
spesialis anak.
Berkolaborasi dengan
dr. Spesialis Anak untuk
pemantauan
perkembangan status
Akuntabilitas
(Mengarahkan
dan memastikan
pasien
mengambil obat)
Komitmen Mutu
(efektif dan
pasien dan pemberian
dosis obat TB.
Sehingga penanganan
pasien akan terjamin.
Mengarahkan dan
memastikan pasien
mengambil obat di
apotek untuk terapi
selama satu bulan.
efisien)
Dengan
mengarahkan
dan memastikan
pasien
mengambil obat
selama terapi
satu bulan
kedepan
menunjukkan
tanggung jawab
petugas agar
proses
pengobatan
efektif dan
efisien
6.5. Mengingatkan
keluarga pasien
kapan kembali
kontrol
Output: Buku catatan
nomor telepon
keluarga (orang tua)
pasien.
Membuat buku catatan
nomor telepon
Akuntabilitas
(buku catatan
nomor telepon
keluarga/orang
tua pasien)
Etika Publik
keluarga (orang tua)
pasien.
Dengan membuat buku
catatan nomor telepon,
akan memudahkan
petugas untuk
mengingatkan keluarga
pasien untuk membawa
anaknya kontrol.
(menggunakan
bahasa yang
santun, jelas dan
mudah
dimengerti)
Dengan membuat
buku catatan
nomor telepon,
akan
memudahkan
petugas untuk
mengingatkan
keluarga pasien
untuk membawa
anaknya kontrol.
Dengan
memanfaatkan
teknologi
informasi,
membantu
mengingatkan
keluarga pasien
untuk kontrol
kembali dengan
menelpon atau
pesan singkat
(SMS)
menggunakan
bahasa yang
santun, jelas
dan mudah
dimengerti
dua/tiga hari
sebelum jadwal
kontrol tiba.
6.6. Mendokumentasi
kan hasil
pemeriksaan
Output: Hasil
pemeriksaan ditulis
pada kartu status
pasien.
Dengan
mendokumentasikan
hasil pemeriksaan akan
mengefektifkan setiap
pelayanan kesehatan.
Dokumentasi menjadi
bukti yang kuat bahwa
Komitmen Mutu
(efektif dan
efisien)
Anti Korupsi
(mendokumentasi
kan sesuai
dengan hasil
pemeriksaan)
Akuntabilitas
(Mendokumentasi
petugas telah
memberikan pelayanan
kepada pasien.
Mendokumentasikan
hasil pemeriksaan fisik
pasien di kartu status
rekam medik pasien
sesuai dengan hasil
pemeriksaan.
kan hasil
pemeriksaan di
kartu status
rekam medik
pasien)
Dengan
mendokumentasi
kan hasil
pemeriksaan
membuat
jalannya proses
pelayanan
kesehatan
menjadi efektif
dan efisien.
Mendokumentas
ikan hasil
pemeriksaan di
kartu status
rekam medik
pasien sesuai
dengan hasil
pemeriksaan
tanpa ada yang di
lebih-lebihkan
atau dikurang-
kurangi.
7. Memfasilitasi
pasien dalam
membuat
rujukan ke RS,
baik pasien
BPJS maupun
Umum.
7.1. Memprioritaskan
pembuatan
rujukan
berdasarkan
1)No. Urut
Pendaftaran dan
2)Status
Kedaruratannya
Output: Rujukan
dibuat berdasarkan
nomor urut dan atau
status kedaruratan.
Dengan membuatkan
rujukan berdasarkan
nomor urut pendaftaran
ataupun status
kedaruratan maka akan
memberikan keadilan
bagi pasien.
Nasionalisme
(keadilan)
Dengan
membuatkan
rujukan
berdasarkan
nomor urut
pendaftaran
ataupun status
kedaruratan
maka akan
memberikan
keadilan bagi
pasien, dan bagi
pasien gawat
agar dapat
tertangani
dengan cepat dan
tepat sehingga
nyawa dapat
diselamatkan.
7.2. Berkolaborasi
dengan tenaga
medis untuk
memeriksa
kondisi terkini
pasien atau
memeriksa
rujukan pasien
sebelumnya
Output: Keterangan
dokter bahwa pasien
dirujuk ke Rumah
Sakit.
Memeriksa dengan teliti
masa berlaku surat
rujukan lama dan
berkolaborasi dengan
dokter dalam merujuk
pasien mencegah
terjadinya kesalahan
penetapan diagnosa
penyakit pasien.
Komitmen Mutu
(teliti, efektif dan
efisien)
Akuntabilitas
(rujukan BPJS
dan atau Umum
telah dibuat)
Dengan membuat
rujukan secara
teliti akan
mencegah
terjadinya
kesalahan
sehingga proses
pembuatan
rujukan dapat
berjalan dengan
efektif dan
efisien.
7.3. Membuat
rujukan untuk
pasien dengan
sistem online
BPJS (bagi
pasien BPJS)
dan dengan form
rujukan manual
Output: Rujukan BPJS
dan atau Umum telah
dibuat.
Dalam membuat surat
rujukan lakukan secara
teliti dalam penginputan
data pasien pada sistem
(bagi pasien
umum)
rujukan online BPJS
maupun dalam
penulisan pada rujukan
umum, sehingga
pekerjaan dapat
berjalan secara efektif
dan efisien.
7.4. Memberikan
informasi kepada
pasien mengenai
tata cara
memperpanjang
rujukan
selanjutnya
Output: Rujukan
diberikan dan
dijelaskan kepada
pasien.
Memberikan informasi
kepada pasien
menggunakan
komunikasi efektif
dengan bahasa yang
jelas, terarah dan
mudah dimengerti oleh
pasien.
Etika Publik
(komunikasi
efektif dengan
bahasa yang
jelas, terarah dan
mudah
dimengerti)
Dengan
memberikan
informasi kepada
pasien
menggunakan
komunikasi
efektif saat
menyerahkan
rujukan, akan
7.5. Mendokumentasi
kan keterangan
rujukan pasien
pada kartu status
Output: Hasil
pembuatan rujukan
didokumentasikan
pada kartu status
rekam medik
pasien
pasien.
Mendokumentasikan
keterangan telah
diberikan rujukan pada
kartu status rekam
medik pasien berupa
tanggal diberikan
rujukan, diagnosa saat
dirujuk, Poli tujuan, RS
tujuan, dokter yang
memberi rujukan, dan
nomor rujukan online
PCARE BPJS.
memudahkan
pasien mengenai
apa saja yang
harus dilakukan
saat berobat
menggunakan
rujukan tersebut
dan bagaimana
cara
memperpanjang
rujukan
selanjutnya.
Setelah itu tulis
hasil pembuatan
rujukan pada
kartu status
pasien.
8. Mencatat/
menginput,
menyusun
laporan, dan
rekapitulasi
jumlah
kunjungan
8.1. Mengklasifikasi
data yang akan
diinput
Output: Jenis bayar
pasien Gratis dan
Umum pada karcis
kuning.
Sebelum melakukan
input data pasien pada
Komitmen Mutu
(efektif dan
efisien)
Anti Korupsi
(Melakukan
penginputan data
pasien
BPU/Poli
Anak/Poli
MTBS di
sistem
komputer (SIK
dan PCARE
BPJS).
sistem pastikan terlebih
dahulu apakah pasien
tersebut merupakan
pasien umum atau
pasien BPJS/ASKES
(gratis). Karena untuk
pasien umum data
pasien hanya diinput
dalam sistem SIK saja
sedangkan untuk pasien
BPJS penginputan
dilakukan ke dalam
sistem SIK dan PCARE
BPJS.
sesuai dengan
hasil
pemeriksaan,
tanpa
mengurangi
ataupun
menambahkan)
Etika Publik
(tanyakan
kembali pada
dokter yang
memeriksa)
Melakukan
penginputan
data sesuai
dengan hasil
pemeriksaan
perawat dan
dokter, mulai dari
TTV, anamnesa,
diagnosa
penyakit hingga
8.2. Menginput data
pasien sesuai
dengan format
dalam sistem
SIK dan PCARE
BPJS
Output: Data pasien
diinput sesuai format
sistem.
Dengan mengiput
sesuai format system,
akan memudahkan
petugas dalam
melakukan penginputan
data, sehingga
membuat proses
pengingputan berjalan
dengan efektif dan
efisien. Melakukan
penginputan data
sesuai dengan hasil
pemeriksaan perawat
dan dokter, mulai dari
TTV, anamnesa,
diagnosa penyakit
hingga tindak lanjut
pengobatan, tanpa
mengurangi ataupun
menambahkan hasil
pemeriksaan yang
telah dilakukan.
tindak lanjut
pengobatan,
tanpa
mengurangi
ataupun
menambahkan
hasil
pemeriksaan
yang telah
dilakukan. Jika
dalam peninputan
terjadi
kejanggalan,
tanyakan
kembali pada
dokter yang
memeriksa.
8.3. Memastikan
kembali semua
kartu status
rekam medik
pasien telah
diinput ke dalam
SIK dan PCARE
Output: Data pasien
telah diinput semua
pada sistem
komputer.
Dengan memastikan
kembali apakah data
Akuntabilitas
(data pasien telah
diinput pada
sistem)
BPJS. pasien telah diinput
pada sistem komputer
mencegah terjadinya
ketertinggalan status
belum diinput.
8.4. Mendokumentasi
kan hasil
kegiatan
Output: Tanda “S” “P”
“SP” pada karcis
kuning.
Dengan menuliskan
tanda “S” “P” “SP” pada
karcis kuning di status
pasien, dapat
mencegah terjadinya
ketertinggalan
penginputan data
pasien ke dalam sistem
SIK dan atau PCARE
BPJS.
Akuntabilitas
(Tanda “S” “P”
“SP” pada karcis
kuning)
Mendokumentasi
kan kegiatan
yang telah
dilakukan,
memberi tanda
“S” untuk kartu
status pasien
yang telah di
input ke sistem
SIK, “P” untuk
kartu status
pasien yang
telah diinput ke
sistem PCARE
BPJS, dan “SP”
untuk kartu status
yang telah
diinput ke
sistem SIK dan
PCARE BPJS
pada karcis
kuning di status
rekam medik
pasien.
Jakarta, 20 Agustus 2015
PESERTA DIKLAT
( MINDI RAHAYU, A.Md.Kep.)
NIP. 199112112014032001
MENTOR
( dr. DARNIS, M.M.Kes)
NIP. 196801122007011050
COACH
( Ir. HELENA RAS ULINA S., M.M.)
NIP. 196008181986032006