rancang kota yang baik

108
jurusan perencanaan wilayah dan kota universitas brawijaya r a n c a n g k o t a y a n g b a i k

Upload: agus-dwi-wicaksono

Post on 11-Aug-2015

45 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancang kota yang baik

jurusan perencanaan wilayah dan kotauniversitas brawijaya

r a n c a n g k o t ay a n g b a i k

Page 2: Rancang kota yang baik

22

Pengantar

Rancang Kota yg baik1. Dasar suatu kota adalah aktivitas yang beragam2. Bangunan (dan ruang yang dibentuknya) merupakan elemen

pertumbuhan kota3. Pertumbuhan (pembangunan) kota yang baru harus memahami

konteks yang ada (yang dibentuk konstruksi lama)4. Tujuan utama urban design adalah membentuk ruang terbuka

publik termasuk ruang jalan yang memiliki makna5. Jalan harus mengakomodasi beragam bentuk pergerakan dan

meningkatkan aktivitas pejalan kaki dan pergerakan6. Sistem transportasi harus rasional7. Urban places harus beragam untuk meningkatkan aktivitas yang

terkait (perumahan, pertokoan, fasilitas umum)8. Masyarakat harus berperan dalam membentuk urban setting

Page 3: Rancang kota yang baik

33Freiburg, Germany

Rancang Kota yang Baik

1. Kota harus Terbaca(Legibility of City)

2. Kota Berkelanjutan3. Kota mampu Artikulasi Kearifan Lokal

Page 4: Rancang kota yang baik

jurusan perencanaan wilayah dan kotauniversitas brawijaya

LEGIBILITY of CITY

Page 5: Rancang kota yang baik

55

Keterbacaan suatu Kota(Legibility of a City)

[suatu karakter, dimana bagian-bagian kota dapat dikenali dan diorganisiasimenjadi suatu pola yang jelas]

--------Keterbacaan yang jelas merupakan prasyarat suatu kota yang menarik

--------Strukturisasi dan Identifikasi lingkungan merupakan kemampuan penting

untuk semua pergerakan dalam menetapkan orientasi dan identifikasi--------

Banyak tanda yang dapat digunakan al: warna, bentuk, gerakan, suara, bau, gravity – dapat membentuk ‘sense of a place’

--------Citra merupakan produk sensasi saat ini dan juga memori pengalaman masa

lalu--------

Page 6: Rancang kota yang baik

66

“Jalan pulang ke rumah”

Page 7: Rancang kota yang baik

77

illegibility city – kota monoton

Page 8: Rancang kota yang baik

88

“Image of the city”

Apakah Image of the CityModel kota yang IntangibleBersifat personalDidesain utk keperluan praktis dan tidak persisSelalu berubah

Manfaat?Membantu navigasiPedoman utk interaksi sosialMencegah perasaan kehilanganMembuat desain kota yang nyaman

Page 9: Rancang kota yang baik

99

Image of the City

Mengapa penting

Mental map

Spatial behavior

BentukKota

Page 10: Rancang kota yang baik

1010

“Image of the city”

Beberapa nama lainImage of the City (Kevin Lynch)Mental maps (Peter Gould, Rodney White)Cognitive maps (Roger Downs and David Stea, RegGolledge)

Page 11: Rancang kota yang baik

1111

IMAGE of The CITYKevin Lynch, 1960Melakukan interview dg penduduk BOSTONAspeknya: Paths, Edges, Districts, Nodes, Landmarks

Page 12: Rancang kota yang baik

1212

PATHS1 DISTRICTS3EDGES2

NODES4

LANDMARKS5

CITRA KOTA (Kevin Lynch)

Page 13: Rancang kota yang baik

1313

Mental MapsDikenal juga sebagai cognitive maps, mind maps, cognitive moodels ataumental models

Merupakan:Suatu jenis proses mental yang tersusun dari suatu rangkaian transformasipsikologi, yang mana seorang individu mampu

memperoleh, mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengurai informasitentang lokasi relatif dan atribut darifenomena setiap hari atau metafora lingkungan spasial

Suatu metoda yang digunakan untuk mengkonstruksikan danmengakumulasi informasi dan pemahaman spasial

Manfaat dalam Urban DesignMemvisualisasikan dan mendesain elemen-elemen kota sesuai persepsimasyarakat/ pengguna

Page 14: Rancang kota yang baik

1414

Mental Map

Page 15: Rancang kota yang baik

1515

Page 16: Rancang kota yang baik

1616

Page 17: Rancang kota yang baik

1717

Faktor Urban ExperienceMengapa terdapat perbedaan antar individu

Urban Experience

Urban Experience

UsiaUsia Akses thdTransportasiAkses thd

Transportasi Waktu LuangWaktu Luang Tkt Ketakutan/ Keberanian

Tkt Ketakutan/ Keberanian

PendapatanPendapatan

Mata Pencaharian

Mata Pencaharian

PendidikanPendidikan

PendapatanPendapatan

Mata Pencaharian

Mata Pencaharian

Suku/ RasSuku/ Ras

LokasiRumahLokasiRumah

JenisKelaminJenis

Kelamin

FisikBangunan

FisikBangunan

UsiaUsia

SikapSikap

KorbanKekerasan

KorbanKekerasan

Page 18: Rancang kota yang baik

jurusan perencanaan wilayah dan kotauniversitas brawijaya

URBAN DESIGN yang

BERKELANJUTAN

Page 19: Rancang kota yang baik

1919

Definisi Kota Berkelanjutan

Terdapat Beragam Definisi danKonsep Kota Berkelanjutan

Page 20: Rancang kota yang baik

2020

Neotraditional Development

Suatu strategi desain yang mendorong masy untuk lebih memilihberjalan kaki, naik sepeda atau naik angkutan umum dibandingkannaik mobil pribadi

KriteriaGuna lahan campuran antara perumahan, perdagangan, jasa danfaasilitas umum dalam area yang kompakKeseimbangan antara ruang privat dan publik untukmeningkatkan identitas dan nilai kawasanMembentuk masyarakat yang guyub, mendorong walkability danmeningkatkan kenyamananPenggunaan pola kota dan kawasan tradisional sebagai model masa depan

Page 21: Rancang kota yang baik

2121

Neotraditional Development

Desain Perumahan Neotradisional

Page 22: Rancang kota yang baik

2222

Neotraditional Development

Desain Perumahan Neotradisional

Page 23: Rancang kota yang baik

2323

Neotraditional Development

Desain Perumahan Neotradisional

Page 24: Rancang kota yang baik

2424

Neotraditional Development

Desain Perumahan Modern (Planned Unit Development)

Page 25: Rancang kota yang baik

2525

Neotraditional DevelopmentDesain Perumahan Modern (Planned Unit Development)

Page 26: Rancang kota yang baik

2626

TIPE PERMUKIMAN

Permukiman Tradisional Planned Unit Developments(PUD)

Hibrid (Campuran)

Sumber : Ewing dan Cervero dalam Mitra, Raktim (2007)

Neotraditional Development

Page 27: Rancang kota yang baik

2727

Neotraditional Development

Page 28: Rancang kota yang baik

2828

Neotraditional Development

Repair Sprawl

Page 29: Rancang kota yang baik

2929

NEW URBANISMGerakan Urban Design yang mempromosikan lingkunganwalkability disekitar perumahan dan tempat kerjaMerupakan perluasan konsep smart growth

Page 30: Rancang kota yang baik

3030

NEW URBANISMSkala REGIONAL

Membatasi area terbangundengan batas geografisHubungan terbatas antararuang kota dan hinterlandnyaPola ruang kota harus memilikibatas yang jelasPengembangan kearah dalamdibandingkan eksnpansimelewati pinggir kotaPenggunaan instrumen insentifdan desinsentif untukmenghindari kerusakankawasan non budidayaKerjasama antar pemda untukmenghindari kompetisi yang destruktif

Page 31: Rancang kota yang baik

3131

NEW URBANISMSkala KAWASAN

Kawasan harus kompak, pedestrian yang nyaman danguna lahan campuranKeragaman jenis perumahan shgmembentuk diversifikasiFasilitas umum, sosial danekonomi harus menyatu denganperumahanPenyediaan angkutan sebagaipilihan alternatif kend pribadi

Page 32: Rancang kota yang baik

3232

NEW URBANISMSkala BLOK

Desain bangunan yang menyatudengan lingkunganDesain bangunan dan lansekapmemiliki kearifan lokal (iklim, topografi,sejarah dan budayaPengembangan failitaskendaraan bermotormengakomodasi jalurpedestrian yang nyamanJalan harus aman dan menjadiruang interaksi sosial

Page 33: Rancang kota yang baik

3333

WalkabilityJalan yang memiliki jalur pedestrian yang nyaman

KonektivitasJaringan jalan terintegrasi

Guna Lahan Campuran dan KeragamanPerumahan-Perdagangan’Usia, pendapatan dan ras

Keragaman jenis perumahan

Desain bangunan dan lansekap yang baik

Prinsip New Urbanism

Page 34: Rancang kota yang baik

3434

P R I N S I PNEW URBANISM

Walkability: Jalan yang memiliki jalurpedestrian yang nyaman

KonektivitasJaringan jalan terintegrasi

Guna Lahan Campuran danKeragaman

Perumahan-Perdagangan’Usia, pendapatan dan ras

Keragaman jenis perumahanDesain bangunan dan lansekapyang baik

Page 35: Rancang kota yang baik

3535

Transit Oriented Development

Suatu area dengan guna lahan campuran perumahan dan komersial, yang didesai memiliki aksesibilitas tinggi ke angkutan umum.

Suatu kawasan TOD memiliki pusat berupa transit station atau transit stop (halte/ stasiun kereta api, metro, trem atau bis) yang dikelilingioleh area terbangun yang relatif padat dan menyebar keluar semakinrendah kepadatannya.

Area TOD umumnya berada dalam radius (400-800 m) dari transit stop

Page 36: Rancang kota yang baik

3636

Transit Oriented Development

Page 37: Rancang kota yang baik

3737

Transit Oriented Development

Page 38: Rancang kota yang baik

3838

Urban Containment

Tujuan menghambat ekspansi area terbangun suatu kota danmendorong perkembangan ke “inward”.

Mendorong kepadatan yang tinggi, tata guna lahan campuran, transportasi umum, utilitas yang lebih efisien

Metode : Urban Growth Boundaries, Urban Limit Line, Green Line

Page 39: Rancang kota yang baik

3939

Urban Containment

Page 40: Rancang kota yang baik

4040

Urban Containment

YorkYork Green Belt

West MidlandsWest Midlands Green Belt

Tyne and Wear, Durham and HexhamNorth East Green Belt

Stoke-on-TrentStoke-on-Trent Green Belt

South Yorkshire and West YorkshireSouth and West Yorkshire Green Belt

OxfordOxford Green Belt

Nottingham and DerbyNottingham and Derby Green Belt

Merseyside and Greater ManchesterNorth West Green Belt

Greater LondonMetropolitan Green Belt

Gloucester and CheltenhamGloucester and Cheltenham Green Belt

Dorset, Bournemouth and PooleSouth West Hampshire/South East Dorset Green Belt

CambridgeCambridge Green Belt

Burton upon Trent and SwadlincoteBurton upon Trent and Swadlincote Green Belt

Bristol and BathAvon Green Belt

Urban coreGreen belt

Page 41: Rancang kota yang baik

4141

Urban Containment

Page 42: Rancang kota yang baik

4242

Urban Containment

Gren belt di Ottawa

Page 43: Rancang kota yang baik

4343

Urban Containment

Page 44: Rancang kota yang baik

4444

Compact City

Definisi compact city menurut Burton (2000) dalam tulisannya menekankan pada dimensi ‘kepadatan yang tinggi’.

Pendekatan compact city adalah meningkatkan kawasan terbangun dan kepadatan penduduk permukiman, mengintensifkan aktifitas ekonomi, sosial dan budaya perkotaan, dan memanipulasi ukuran kota, bentuk dan struktur perkotaan serta sistem permukiman dalam rangka mencapai manfaat keberlanjutan lingkungan, sosial, dan global, yang diperoleh dari pemusatan fungsi-fungsi perkotaan (Jenks, 2000).

Ide kota kompak ini pada awalnya adalah sebuah respon dari pembangunan kota acak (urban sprawl development), seperti ditunjukkan perbedaannya pada tabel 1.

Page 45: Rancang kota yang baik

4545

Eco CityEco-city direncanakan memiliki tujuan dalam penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin (minimalisasi input energi, air dan makanan) serta memberikan dampak yang sekecil mungkin (output/ limbahpanas, polusi udara dan polusi air)

Kota harus mampu mendaur-ulang sumber-sumber daya tersebut.

Page 46: Rancang kota yang baik

4646

Eco City

Page 47: Rancang kota yang baik

4747

Eco CityEcotopia

Page 48: Rancang kota yang baik

4848

Eco City

Ecotopia

Page 49: Rancang kota yang baik

4949

Tipologi Kota Berkelanjutan

A. Neotraditional Development

B. Urban Containment

C. Compact City

D. Eco City

Page 50: Rancang kota yang baik

5050

NeotraditionalDevelopment

• Kota berorientasi pedestrian dan tingkat kepadatan yg lebih tinggi dibandandingkan lingkungan sekitarnya,

• Penggunaan lahan campuran (mix landuse) • Kesempatan pengemudi dan pejalan kaki memiliki alternatif rute

untuk mencapai tujuan• Istilah lain : New Urbanism, Transit Oriented Development,

Transit Village, Transit-friendly design• (Audirac 1994, Berman 1996)

Page 51: Rancang kota yang baik

5151

UrbanContainment

• Tujuan : Menghambat ekspansi area terbangun suatu kotadan mendorong perkembangan ke dalam (inward)

• Mendorong kepadatan yang tinggi, guna lahan campuran, transportasi umum, utilitas yang lebih efisien

• Metode : Urban Growth Boundaries, Urban Limit Line, Green Line

• (Rodriguez 2006, Woo 2007))

Page 52: Rancang kota yang baik

5252

CompactCity

• Bentuk kota yang kompak dengan rdiuas kotayang kecil, kepadatan tinggi serta guna lahamcampuran

• (Tsuei 1996, Burton 2000, Kaji 2004 , Holden 2005, Neuman 2005)

Page 53: Rancang kota yang baik

5353

Tipologi Kota BerkelanjutanEcoCity

• Didominasi ruang terbuka hijau, dengankeragaman ekologi dan kultural

• Cara : penerapan managemen lingkungan• Istilah lain : Environmental City, Green

City, Sustainable City, Sustainable Community

• (Kentworthy 2006)

Page 54: Rancang kota yang baik

5454

greening ecological design

neo traditio-nal devt. eco-cityurban

containmentcompact

city

passive solar design

7

6

transportasiberkelanjut-an5

kompaksitinggi4

guna lahancampuran3

keragamantinggi2

kepadatantinggi1

A B C Dtipologi kota berkelanjutan

kriteria

tinggi

tinggi

tinggi

tinggi

tinggi

tinggi

tinggi tinggi

tinggi

tinggi

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

kecil kecil

kecil

kecil

kecil

kecil

Page 55: Rancang kota yang baik

5555

Kepadatan(Kenworthy 2006)

Keragaman(Jacobs 2002)

TGL Campuran(Jabareen 2006)

Kompaksi(Acioly Jr & Claudio 2000)

TransportasiBerkelanjutan (Handy, 2005).

Pasive Solar Design(Moughtin dan Peter 2005)

Greening-Ecological Design (Beatly 2000)

Didasarkan pada konsep kelayakan ambang batas

variasi jenis perum, kepdtn bang, ukuran rumah tangga, usia, budaya & pendapatan

lhn campuran atau zonasi yg heterogen

Kepadatan bang & aktivitas

Kesimbangan antara kebutuhan akan aksesibilitas dan kualitas lingkunganPengaturan bentuk & desain bang, jln, materia, vegetasi dan permukaan air,

Integrasi antara alam dengan kota

• Mengurangi pemakaian SD• MEndorong Interaksi Sosial

• Keragaman sosial budaya• Kesetaraan

• Mengurangi jarak tempuh• Pengurangan kend pribadi

• Meminimalkan energi untuk transportasi, air, barang dan manusia

• Transportasi yang efisien dansetara

• Efisiensi energi

• Peningkatan kualitaslingkungan

Kriteria Kota Berkelanjutan

Page 56: Rancang kota yang baik

5656

KepadatanTinggiDidasarkan pada konsep kelayakan ambang batas yang bertujuan mengurangipemakaian Sumber Daya dan mendorongInteraksi Sosial (Kenworthy 2006)

Page 57: Rancang kota yang baik

5757

KepadatanTinggi

Page 58: Rancang kota yang baik

5858

“Radiant City” (le Corbusier)

DESAIN Radiant CityBangunan dengankepadatan tinggiOpen space yg luas danplasaZona fungsionalmemisahkan penggunaanlahan yg berbeda

Page 59: Rancang kota yang baik

5959

Gerakan “Radiant City” Kepadatan Tinggi

Page 60: Rancang kota yang baik

6060

Urban Block Perimeter

Page 61: Rancang kota yang baik

6161

KeragamanTinggiVariasi jenis perumahan, kepadatan, bangunan, ukuran, rumah tangga, usia, budaya & pendapatan untuk meningkatkankesetaraan dan keragaman sosial budaya(Jacobs, 2002)

Page 62: Rancang kota yang baik

6262

Keragaman Tinggi

Kota New York : Keragaman Tinggi?

Page 63: Rancang kota yang baik

6363

Keragaman Tinggi

Kota SINGAPORE : Keragaman Tinggi?

Page 64: Rancang kota yang baik

6464

Keragaman Tinggi

Kota DUBAI : Keragaman Tinggi?

Page 65: Rancang kota yang baik

6565

Keragaman Tinggi

Kota WLLWMSTAD, BELANDA : Keragaman Tinggi

Page 66: Rancang kota yang baik

6666

Kota BURANO, ITALY : Keragaman Tinggi

Keragaman Tinggi

Page 67: Rancang kota yang baik

6767

Keragaman Tinggi

Kota WROCLAW, POLAND : Keragaman Tinggi

Page 68: Rancang kota yang baik

6868

Keragaman Tinggi

Kota Santa Marta, Rio de Janeiro : Keragaman Tinggi

Page 69: Rancang kota yang baik

6969

KeragamanPengg. LahanLahan atau Zonasi yang campuran / heterogen untuk mengurangi jarak tempuhserta mengurangi penggunaan kendaraanpribadi (Jabareen 2006)

Page 70: Rancang kota yang baik

7070

KeragamanPenggunaan Lahan

Perum Perum

Perdag

Fasos

Fasum

RTHPerum

Perdag

Fasos

Fasum

RTH

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

Page 71: Rancang kota yang baik

7171

KeragamanPenggunaan Lahan

Konsep

Bekerja

Berhuni

Rekreasi

Jarak yang membutuhkankend bermotor

Bekerja

Berhuni

Rekreasi

Jarak yang dapat dicapaidengan berjalan kaki dan

naik sepeda

Page 72: Rancang kota yang baik

7272

KEMARIN HARI INI HARI ESOK

PERDAGANGAN & JASA

INDUSTRI

PENDIDIKAn & FAS UMUM

PERUMAHAN

REKREASI

KeragamanPenggunaan Lahan

Page 73: Rancang kota yang baik

7373

Keragaman Penggunaan Lahan

Page 74: Rancang kota yang baik

7474

KompakasiTinggiKepadatan bangunan dan aktivitas yang tinggi disertai radius area terbangunan yang kecil untuk meminimalkan energitransportasi, air, barang dan manusia (Acioly Jr & Claudio 2000)

Page 75: Rancang kota yang baik

7575

Excessive SprawlJarak rata-rata ke pusat pelayanan > 6.001 mE

Rural SprawlJarak rata-rata ke pusat pelayanan =3..001 – 6.000 m D

Suburban SprawlJarak rata-rata ke pusat pelayanan =1.501 – 3.000 m C

Berorientasi Kendaraan tdkbermotor (Bicycle Smart Growth)

Jarak rata-rata ke pusat pelayanan =751 – 1.500 m B

Berorientasi Berjalan Kaki(Walking Smart Growth)

Jarak rata-rata ke pusat pelayanan = 0 – 750 m A

Karakter KawasanKriteriaTingkat

Kompaksi

Page 76: Rancang kota yang baik

7676

R W

KELURAHAN

KECAMATAN

KOTA/ KOTA SATELITTAMAN KOTA

SMA,D1,D2,D3

TAMAN METROPOLITAN

UNIVERSITAS

SMPTAMAN

TAMAN KECAMATAN

TK

RUMAH

SD

TAMAN KELURAHAN

KIOS

Pertokoan

PASAR LOKAL

PASAR GROSIR/

SUPERMARKET

PASAR INDUK

Kriteria JarakPencapaian

Walkable Development

Page 77: Rancang kota yang baik

7777

TransportasiBerkelanjutanLahan atau Zonasi yang campuran / heterogen untuk mengurangi jarak tempuhserta mengurangi penggunaan kendaraanpribadi (Jabareen 2006)

Page 78: Rancang kota yang baik

7878

TransportasiBerkelanjutan

Penggunaan Angkutan Umum

Walkability

Page 79: Rancang kota yang baik

7979

Prinsip WalkabilityJalan Kendaraan Bermotoryang Sempit1

Page 80: Rancang kota yang baik

8080

Prinsip Walkability

Vegetasi Jalan2

Page 81: Rancang kota yang baik

8181

Prinsip Walkability

Volume Lalu Lintas3

Page 82: Rancang kota yang baik

8282

Prinsip Walkability

Sidewalks4

Page 83: Rancang kota yang baik

8383

KONFIGURASI POHON KONFIGURASI SELL

HUBUNGAN-T(simpang tiga)

HUBUNGAN-X(simpang empat)

A A

A A

B

B B

B

Prinsip Walkability Jalan Terkoneksi5

Page 84: Rancang kota yang baik

8484

Prinsip Walkability Jalan Terkoneksi5

Page 85: Rancang kota yang baik

8585

Prinsip Walkability

On Street Parking6

Page 86: Rancang kota yang baik

8686

Prinsip Walkability

Lower Traffic Speed7

Page 87: Rancang kota yang baik

8787

Prinsip Walkability

Mixed Land Use8

Page 88: Rancang kota yang baik

8888

Prinsip Walkability

Orientasi Bangunan ke Jalan9

Page 89: Rancang kota yang baik

8989

Passive Solar DesignPengaturan bentuk dan desain bangunan, jalan, material, vegetasi dan permukaan air untuk mencapai efisiensi energi (mengurangibiaya energi dan pemeliharaan, (Moughtin dan Peter 2005)

Page 90: Rancang kota yang baik

9090

Page 91: Rancang kota yang baik

9191

Pasive Solar Design

Pengaturan Bangunan terhadap Aliran Angin

Kurang Baik Baik

Page 92: Rancang kota yang baik

9292

Greening Ecological DesignIntegrasi antara alam dengan bangunan, kawasan dankota untuk peningkatan kualitas lingkungan (Beatly2000)

Page 93: Rancang kota yang baik

9393

Greening Eco Design

PEARTURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 02/PRT/M/2015

Tentang

BANGUNAN GEDUNG HIJAU

Page 94: Rancang kota yang baik

jurusan perencanaan wilayah dan kotauniversitas brawijaya

Contoh yang Baik

Page 95: Rancang kota yang baik

9595Pasau, Germany

Page 96: Rancang kota yang baik

9696Offendurg, Germany

Page 97: Rancang kota yang baik

9797Orchard Road, Singapore

Page 98: Rancang kota yang baik

9898Chinatown, Singapore

Page 99: Rancang kota yang baik

9999

Kampong Glam Singapore

Page 100: Rancang kota yang baik

100100Kotagede Jogjakarta

Page 101: Rancang kota yang baik

101101Kotagede Jogjakarta

Page 102: Rancang kota yang baik

102102Kotagede Jogjakarta

kepadatan tinggi

keragaman tinggi

guna lahan campuran

kompaksi tinggi

konektivitas tinggi

passive sollar design

greening ecological design

kawasan yang “legible”

kearifan lokal

Page 103: Rancang kota yang baik

103103

Page 104: Rancang kota yang baik

104104Kampung Laweyan, Solo

Page 105: Rancang kota yang baik

105105Kampung Arab, Surabaya

Page 106: Rancang kota yang baik

106106Kampung Surabaya

Page 107: Rancang kota yang baik

107107Kampung Kemasan, Gresik

Page 108: Rancang kota yang baik

108108Sosrowijayan Jogjakarta