rancang bangung kendaraan udara tanpa awak tipe...
TRANSCRIPT
1
Rancang Bangung Kendaraan Udara Tanpa Awak Tipe
Quadrotor Irfan Mauludin Tri Arief Sardjono Djoko Purwanto Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya-60111, email : [email protected]
Abstrak – Penelitian pada miniatur robot terbang
otomatis telah intensif dilakukan di berbagai
negara. Perkembangan kendaraan udara tanpa
awak (unmanned aerial vehicles -UAVs) cukup
pesat baik untuk kepentingan militer maupun sipil.
Tugas akhir ini membahas tentang pemodelan dan
kontrol pada UAVs tipe quadrotor. Dalam hal ini
diperkenalkan rancang bangun quadrotor
menggunakan open loop kontrol.
kata kunci : quadrotor, UAVs
I. PENDAHULUAN
Benda terbang selalu memberikan daya tarik yang
besar bagi manusia inilah yang mendorong semua
jenis penelitian dan pengembangan.
Proyek ini dimulai pada tahun 2010, waktu di mana
komunitas robot menunjukkan minat yang menarik
pada pengembangan UAVs. Tantangan ilmiah
dalam mendesain UAVs dan kontrol dalam
lingkungan yang sebenarnya dan kurangnya solusi
yang ada, sangat memotivasi semua orang.Di sisi
lain, aplikasi yang luas baik dari aplikasi di bidang
militer atau pasar sipil mendorong terciptanya
UAVs. Dari berbagai tipe UAVs akhirnya
diputuskan yang bertipe quadrotor. Tantangannya
tidak hanya dari gerak dinamika tetapi juga dari
pengolahan data sensor dan kontrol yang tepat.
Mengintegrasikan sensor, aktuator dan kontrol ke
dalam terbang vertikal ke dalam sistem dengan
operasi yang layak bukan masalah yang sederhana.
II. TEORI PENUNJANG
2.1 Sensor IMU Pada tugas akhir ini sensor IMU yang
digunakan adalah tipe 6DOF combo yang
diproduksi oleh Sparkfun Electronics. Sensor IMU
6DOF dari sparkfun ini memiliki tingkat
sensitivitas dan selektifitas yang baik pada suhu
tertentu, filterasi sinyal dengan high pass filter.
Sehingga dengan menggunakan IMU 6DOF
didapatkan hasil akurat untuk mendeteksi posisi
benda.
Sensor ini terdiri dari 2 jenis sensor yaitu
sensor gyrometer dan accelerometer. Sensor
gyrometer menggunakan LPR530AL (pitch dan
roll), LY530ALH (yaw) sedangkan sensor
accelerometer menggunakan ADXL335 triple-axis.
Sehingga dihasilkan 6 derajat kebebasan pengukuran
dari sensor ini. Semua outputnya analog dan untuk
gyro terdapat 1x dan 4x penguatan. Tegangan yang
digunakan adalah 3.3V. Ciri sensor ini :
a. 2.7-3.6VDC power supply.
b. Low power consumption.
c. Pitch, yaw, and roll gyro outputs 1x
and 4x amplified (0.83 and 3.33
mV/°/s sensitivity, respectively).
d. ±300°/s range.
e. x-, y-, and z-axis accelerometer
outputs.
f. 300mV/g sensitivity.
g. ±3g range.
Gambar 1. Sensor IMU 6DOF.
2.2 Brushless Motor
Sebelum lebih jauh membicarakan mengenai
"brushless-motor", akan dijelaskan terlebih dahulu
bagaimana sebenarnya electrik-motor bisa
berputar/bekerja? Untuk itu diberikan contoh
mengenai prinisip dari motor listrik sederhana yang
menggunakan dua kutub (two pole) dan dialiri arus
searah (DC).
Gambar 2. Diagram motor brushless
2
Pada motor ini terdapat enam bagian penting
yang bisa kita ingat : Rotor, Commutator, Brushes,
Axle (sumbu), Field Magnet (medan magnet) dan
DC power supply (arus DC). Motor
menggunakan magnet untuk menghasilkan gerakan
(putaran). Mungkin jika kita ingat dulu pernah
bermain dengan magnet maka masih ingat hal
mendasar dari sifat magnet itu sendiri : kutub yang
sama akan saling tolak menolak dan yang
berlainan akan tarik-menarik. Jadi jika kita punya
dua buah magnet dan menandai satu sisi magnet
tersebut dengan "north" (utara) dan yang lainnya
dengan "south" (selatan), maka bagian sisi "noth"
akan coba menarik "south", sebaliknya sisi "north"
magnet yang pertama akan melawan/menolak sisi
"north" magnet kedua dan seterusnya. Di dalam
sebuah elektrik motor kondisi saling "tarik-
menarik" dan "tolak-menolak" ini akan
menghasilkan gerakan berputar atau sering disebut
sebagai rotational motion. Pada gambar ini kita
dapat melihat dua buah magnet pada motor. Rotor
adalah sebuah elektro magnet (magnet yang
dihasilkan dari arus listrik) sedangkan sebagai
medan magnet digunakan magnet yang permanen.
Jika arus DC mengalir, maka rotor akan berputar
180 derajat karena perbedaan kutub antara "electro-
magnet" dan "permanent-magnet". Untuk
membuat agar "rotor" tetap berputar maka kutub di
elektro-magnet perlu diubah, hal ini akan dilakukan
oleh "brushes". Bagian "brushes" ini menempel
pada dua buah elektroda yang berputar pada "rotor"
dan mengubah polaritas magnet pada elektro
magnet pada saat berputar. Permanen magnet pada
dasarnya tetap pada posisinya dan tidak berubah,
oleh karena itu disebut sebagai "Stator",
sedangkan elektro-magnet berputar, maka disebut
"Rotor".
Gambar 3. Cara kerja motor brushless
Memang "brushed" motor pada prinsipnya
sangat sederhana dan mudah untuk
dibuat/diproduksi, tapi mempunyai beberapa
kelemahan :
"Brushes" lama kelamaan akan menjadi
rusak.
Karena "brushes" memutus dan
menghubungkan koneksi, maka akan
menimbulkan "storing/electrical noise".
Brushes membatasi kecepatan maximum
dari motor.
Karena posisi "electromagnet" ada di
tengah2 (rotor), maka pendinginan motor
menjadi lebih sulit.
Penggunaa "brushes" juga berarti
membatasi jumlah kutub magnet yang dapat
diinstalasi.
Dengan majunya teknologi dan harga barang-
barang elektronik yang turun, terutama transistor,
maka menjadi mungkin untuk "memindahkan
putaran motor keluar" dan menghilangkan
penggunaan "brushes" dan kita menyebutnya dengan
"brushless motor". Motor jenis ini mempunyai
permanen magnet pada bagian "rotor" sedangkan
elektro-magnet pada bagian "stator"-nya. Setelah itu,
dengan menggunakan sebuah rangkaian sederhana
(simpel computer system), maka kita dapat merubah
arus di eletro-magnet ketika bagian "rotor"-nya
berputar.
Gambar 4. Komponen motor brushless
Gambar 5. Susunan magnet permanen
Untuk lebih memperjelas, dapat dilihat dari
sebuah "brushless motor" berikut ini yang dibongkar
bagian dalamnya. Gambar kanan memperlihatkan
bagian "rotor" yang dilengkapi dengan 14 kutub
susunan magnet yang berbentuk persegi panjang.
Kalau diperhatikan lebih teliti terlihat bahwa
3
potongan2 magnet tersebut dilem menggunakan
semacam "epoxy" berwarna abu2 tua.
Gambar 6. Susunan lilitan tampak samping
Gambar 7. Susunan lilitan tampak atas
Sekarang kita dapat melihat bagian "stator"-
nya. "Stator" ini mempunyai model 12 "gigi" (dapat
dihitung pada jumlah paket gulungannya) diatas
semacam "coating" (lapisan) warna hijau dimana
gulungan ini dipasang.
"Brushless Motor" mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan dengan tipe motor yang biasa
(brushed) :
Karena bukan "bruss" tetapi rangkaian
komputer kecil yang mengontrol
perpindahan arus, maka arus tersebut akan
bisa lebih akurat (presisi). Komputer juga
dapat mengatur kecepatan motor lebih
baik sehingga membuat "brushless motor"
lebih efisien.
Tidak adanya storing/electrical noise.
Tidak menggunakan "brushes" yang dapat
rusak setelah lamanya pemakaian.
Dengan posisi "electromagnets" di bagian
"stator", maka pendinginan motor menjadi
lebih mudah..
Jumlah "electromagnets" di stator dapat
sebanyak mungkin untuk mendapatkan
kontrol yang lebih akurat..
Satu kerugian dari "brushless motor" adalah
harganya yang relatif masih agak tinggi
dibandingkan dengan "brush motor", namun ini
bisa terbayarkan nantinya karena "brushless motor"
mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi dan lebih
tahan lama.
III. PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dibahas tentang perancangan
alat secara keseluruhan sesuai dengan blok diagram
sistem pada gambar 3.1 meliputi perancangan
hardware,dan software. Dijelaskan pula lebih terinci
tiap-tiap bagian atau modul-modul penyusun alat
ini.Yang terdiri dari Minimum Sistem
Mikrokontroler ATMEGA32, IMU 6 DOF dan ESC.
Gambar 8. Kontrol close loop
Bateray berfungsi untuk mencatu arus dan
tegangan ke semua instrument baik rangkaian IMU 6
DOF, ESC,dan minimum sistem. Sebuah Bateray
yang berfungsi dengan baik akan menyebabkan kerja
dari alat menjadi baik pula, Bateray ini
menghasilkan keluaran tegangan 12.6 volt DC
dengan arus max 2200mA x 45C= 99A.
Gambar 9. Quadrotor
3.1 Kalman Filter
Pemilihan kalman filter sebagai filter data
sensor gyro dan accelerometer dikarenakan memiliki
time delay yang pendek sehingga sangat berguna
untuk perhitungan data yang real time.
4
Algoritma kalman filter seperti tabel
dibawah ini:
3.2 LQR Kontroller
LQR (Linier Quadratic Regulator) adalah
salah satu jenis kontoller yang menggunakan
matrik sebagai perhitungannya. Kelebihan dari
kontrol ini bisa dipakai untuk MIMO (multi input
multi output). Berikut algoritma dari LQR:
3.3 Sistem Pemodelan
Sistem pemodelan dari quadrotor sebagai
berikut [11]:
IV. PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS
Pengujian sensor accelerometer dan
gyroscope dilakukan dengan pergerakan sudut
dari quadrotor. Berikut beberapa data yang diuji:
Gambar 10. Pengujian sensor dengan pergerakan
terpisah
Gambar 11. Pengujian sensor dengan pergerakan
terus-menerus
5
V. KESIMPULAN
Kalman filter sangat diperlukan dalam
pengambilan data accelerometer dan gyro
meter.Pengetesan gerak mekanik perlu dilakukan
untuk mencari gerak aeromeodeling dari quadrotor.
DAFTAR REFERENSI
[1]<URL: http://www.nano2.nl/info/2610.pdf>
[2] …, 2003, ATMEGA 16 ,
<URL:http://www.atmel.com/ >, p 1
[3] H.Barnett Richard, Cox Sarah,O’Cull Larry,
2006, Embedded C Programming And The Atmel
AVR, Cengage Learning.
[4]Winoto Ardi, 2008, Mikrokontroller AVR AT
Mega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya dengan
Bahasa C pada WinAVR, Informatika, Bandung.
[5] …,2009,dimmer
shcematics<URL:http://www.zonque.org>
[6]..., 2008, Datasheet_LCD,
<URL:http://www.digi-ware.com>
[7] …,2009,PID
controller,<URL:http://en.wikipedia.org>
[8] Ogata, Katsuhiko,1991, Teknik Kontrol
Automatik – terjemahan: Ir. Edi Laksono,
Erlangga, Jakarta.
[9] Robust Low Altitude Behavior Control of a
Quadrotor Rotorcraft Through Sliding Modes:
Mehmet ¨Onder Efe1.
[10] Quadrotor Helicopter Trajectory Tracking
Control : Gabriel M. Ho_mann.
[11] Full Control of a Quadrotor: Samir
bouabdallah and Roland Siegwart
Autonomous Systems Lab Swiss Federal
Institute of Technology, ETHZ Z¨urich,
Switzerland
BIOGRAFI
Irfan Mauludin Nurdiansyah
adalah anak yang dilahirkan
di Malang, 10 November
1986. Pertama kali
bersekolah di TA. Panglima
Sudirman dilanjutkan ke SD
Sumbersekar III lalu
melanjutkan di SLTPN 1 Batu. Penulis
menempuh jenjang pendidikan selanjutnya di SMAN
1 Batu. Pada tahun 2004 penulis diterima di jurusan
Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya dan mengambil konsentrasi Bidang Studi
Elektronika pada Jurusan Teknik Elektro ITS
Surabaya sebagai pilihan terbaik. Selain akitf sebagai
asisten praktikum, penulis juga aktif di Tim Robot
ITS dari tahun 2005-2010.
e-mail : [email protected]
.