rancang bangun perangkat lunak pendeteksi keseimbangan

12
Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan Tubuh Manusia Bugie Taufik Iskandar, Jurusan Sistem Komputer - Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424 Pembimbing I : Dr. -Ing. Farid Thalib Pembimbing II : Atit Pertiwi, Skom, MMSi [email protected] Abstrak Dalam rancang bangun perangkat lunak pendeteksi keseimbangan tubuh manusia, akan timbul suatu permasalahan, yaitu bagaimana memetakan pola pergerakan ayunan tubuh manusia, panjang ayunan tubuh manusia, luas ayunan tubuh manusia, nilai posisi rata-rata, keteraturan bentuk dan bagaimana mencari frekuensi. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah agar dapat membantu di bidang kedokteran dalam mendiagnosis penyakit yang diakibatkan terganggunya keseimbangan tubuh. Rancangan perangkat lunak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu rancangan basis data, rancangan masukan dan rancangan keluaran. Rancangan basis data digunakan sebagai basis data pasien yang berisikan informasi-informasi identitas pasien dan hasil periksanya. Rancangan masukan merupakan masukan data dari perangkat keras dan masukan data informasi pribadi pasien. Sedangkan rancangan keluaran terdiri dari penerapan rumus-rumus yang akan digunakan sebagai satuan untuk menggambarkan grafik keluaran. Dengan melakukan pengujian sistem pada beberapa pasien didapatkan bahwa program perangkat lunaknya dapat melakukan perhitungan sesuai dengan teori-teori keseimbangan tubuh manusia dan menggambarkannya ke dalam grafik keluaran. Dari hasil tersebut didapatkan pola pergerakan ayunan tubuh, nilai panjang ayunan tubuh, nilai luas ayunan tubuh, nilai keteraturan bentuk, nilai rata-rata posisi dan frekuensi. Dimana hasilnya dapat digunakan oleh seorang dokter untuk menentukan jenis gangguan keseimbangan tubuh Kata Kunci : Keseimbangan Tubuh Manusia, Basis Data, Masukan, Keluaran Pendahuluan Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam upaya meningkatkan pembangunan, banyak menggunakan peralatan industri yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan. Namun hal ini juga menimbulkan dampak negatif, diantaranya timbul bising pada lingkungan kerja yang dapat berdampak buruk terhadap para pekerja. Yaitu dengan menyebabkan seringnya dijumpai para pekerja industri mengalami gangguan pendengaran. Hasil penelitian yang dilakukan pada pabrik peleburan besi baja di Jakarta, mendapatkan 31,55% pekerja menderita tuli akibat bising dengan intensitas bising antara 85- 105 dB dengan masa kerja rata-rata 8,99 tahun. [16].

Upload: lamthuy

Post on 12-Jan-2017

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan Tubuh Manusia

Bugie Taufik Iskandar, Jurusan Sistem Komputer - Universitas Gunadarma

Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424

Pembimbing I : Dr. -Ing. Farid Thalib

Pembimbing II : Atit Pertiwi, Skom, MMSi

[email protected]

Abstrak Dalam rancang bangun perangkat lunak pendeteksi keseimbangan tubuh manusia,

akan timbul suatu permasalahan, yaitu bagaimana memetakan pola pergerakan ayunan tubuh manusia, panjang ayunan tubuh manusia, luas ayunan tubuh manusia, nilai posisi rata-rata, keteraturan bentuk dan bagaimana mencari frekuensi. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah agar dapat membantu di bidang kedokteran dalam mendiagnosis penyakit yang diakibatkan terganggunya keseimbangan tubuh.

Rancangan perangkat lunak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu rancangan basis data, rancangan masukan dan rancangan keluaran. Rancangan basis data digunakan sebagai basis data pasien yang berisikan informasi-informasi identitas pasien dan hasil periksanya. Rancangan masukan merupakan masukan data dari perangkat keras dan masukan data informasi pribadi pasien. Sedangkan rancangan keluaran terdiri dari penerapan rumus-rumus yang akan digunakan sebagai satuan untuk menggambarkan grafik keluaran.

Dengan melakukan pengujian sistem pada beberapa pasien didapatkan bahwa program perangkat lunaknya dapat melakukan perhitungan sesuai dengan teori-teori keseimbangan tubuh manusia dan menggambarkannya ke dalam grafik keluaran. Dari hasil tersebut didapatkan pola pergerakan ayunan tubuh, nilai panjang ayunan tubuh, nilai luas ayunan tubuh, nilai keteraturan bentuk, nilai rata-rata posisi dan frekuensi. Dimana hasilnya dapat digunakan oleh seorang dokter untuk menentukan jenis gangguan keseimbangan tubuh

Kata Kunci : Keseimbangan Tubuh Manusia, Basis Data, Masukan, Keluaran

Pendahuluan Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam upaya meningkatkan

pembangunan, banyak menggunakan peralatan industri yang dapat membantu dan

mempermudah pekerjaan. Namun hal ini juga menimbulkan dampak negatif, diantaranya

timbul bising pada lingkungan kerja yang dapat berdampak buruk terhadap para pekerja.

Yaitu dengan menyebabkan seringnya dijumpai para pekerja industri mengalami gangguan

pendengaran.

Hasil penelitian yang dilakukan pada pabrik peleburan besi baja di Jakarta,

mendapatkan 31,55% pekerja menderita tuli akibat bising dengan intensitas bising antara 85-

105 dB dengan masa kerja rata-rata 8,99 tahun. [16].

Page 2: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Gangguan pendengaran selain disebabkan oleh efek bising dapat juga disebabkan

oleh getaran. Bising dan getaran tersebut menimbulkan interaksi berbagai gelombang

dengan banyak frekuensi dan amplitudo yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran

dan gangguan keseimbangan tubuh manusia.

Gangguan keseimbangan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada saraf yang

mengendalikan keseimbangan tubuh itu sendiri dan akan berdampak lebih lanjut yang

mengakibatkan terbatasnya aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

menurunkan kualitas hidup seseorang. Gejala gangguan keseimbangan pada fase akut

dapat berupa ketidak mampuan untuk bangun dari posisi berbaring dan berusaha bertahan

pada posisi berbaring yang tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Ayunan tubuh dapat

berlebihan pada saat duduk atau berdiri dan akan terlihat lebih jelas jika berada di

lingkungan yang tidak stabil, misalnya di tempat gelap atau diatas busa.

Pada saat ini pun telah terdapat sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi

keseimbangan tubuh manusia. Namun alat tersebut mempunyai keterbatasan-keterbatasan,

yaitu harga yang masih relatif mahal dan sukar ditemukan di Indonesia. Dengan melihat

keterbatasan yang ada, perlu dikembangkan suatu alat alternatif dengan harga yang cukup

terjangkau.

Alat pendeteksi keseimbangan tubuh manusia tersebut terdiri dari sebuah platform

yang mempunyai tiga buah sensor. Ketiga sensor tersebut akan menghasilkan pola

pergerakan ayunan tubuh manusia. Alat pendeteksi keseimbangan tubuh manusia ini akan

menghasilkan informasi yang dapat membantu seorang dokter dalam menganalisa gejala

suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan seperti rasa tidak seimbang,

kepala terasa ringan, hampir pingsan dan vertigo.

Rancang bangun alat ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat

kerasnya menitik beratkan pada penggunaan tiga buah potensiometer dengan rancangan

mekanik yang khusus sebagai sensor beban yang diletakkan pada tiga buah titik yang

membentuk sebuah segitiga sama sisi, sedangkan perangkat lunaknya merupakan sebuah

program yang menerjemahkan keluaran dari sensor menjadi informasi-informasi yang

digunakan untuk mengukur keseimbangan tubuh manusia. Perangkat lunak ini dibuat

menggunakan Borland Delphi.

Dalam rancang bangun alat pendeteksi keseimbangan tubuh manusia, akan timbul

suatu permasalahan, yaitu : Bagaimana memetakan pola pergerakan ayunan tubuh manusia

yang dihasilkan oleh tiga buah sensor tersebut ke komputer, bagaimana menghitung panjang

Page 3: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

ayunan tubuh manusia, menghitung luas ayunan tubuh manusia, menghitung nilai posisi

rata-rata dan menghitung keteraturan bentuk serta bagaimana mencari frekuensi.

Tujuan penelitian adalah membuat sebuah prototipe alat pendeteksi keseimbangan

tubuh manusia serta perangkat lunaknya yang dapat menghasilkan informasi yang dapat

digunakan untuk menghitung panjang ayunan tubuh manusia, luas ayunan tubuh manusia,

nilai posisi rata-rata, keteraturan bentuk dan frekuensi.

Manfaat penelitian ini, diharapkan dapat membantu para dokter spesialis penyakit

syaraf agar lebih cepat mendeteksi adanya kemungkinan gangguan keseimbangan pada

tubuh pasiennya. Sehingga di kemudian hari gangguan keseimbangan tersebut dapat di

tanggulangi lebih awal.

Gangguan Keseimbangan Tiga sistem yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan ialah sistem

vestibuler, visual dan somatosensorik / proprioseptif. Untuk mempertahankan keseimbangan,

maka sedikitnya dua dari tiga sistem tersebut harus berfungsi dengan baik. Bila seseorang

menderita vertigo, ini menunjukkan bahwa sistem vestibularnya terganggu. Rasa pening,

rasa tidak seimbang, rasa tidak stabil, yang tidak disertai oleh pusing berputar (vertigo) dapat

disebabkan oleh berbagai kelainan, misalnya terdapat gangguan visual, proprioseptif dan

juga oleh gangguan pada sistem vestibuler itu sendiri.

Bentuk gangguan yang sering dijumpai adalah sebagai berikut:

• Rasa tidak seimbang (disekuilibrium)

Keluhan ini dapat diakibatkan oleh berbagai kelainan, misalnya gangguan vestibular,

gangguan proprioseptif, penyakit susunan saraf pusat. Dan dapat juga diakibatkan

oleh gangguan fungsi serebelum. Labirin yang tidak berfungsi, intoksikasi obat dan

tumor di fossa posterior.

• Kepala terasa ringan

Keluhan ini dapat disebabkan oleh efek samping obat, seperti obat anti hipertensi,

obat penenang. Keluhan ini juga dapat diakibatkan oleh gangguan sistematik, seperti

demam, gangguan metabolik. Penderita dengan gangguan psikis tidak jarang

mengemukakan bahwa kepalanya terasa penuh, tidak segar dan terasa ringan.

• Hampir pingsan (sincope)

Keluhan ini sering dijumpai pada gangguan homeostatik, gangguan aliran darah,

penyakit jantung, anemia dan juga oleh obat-obatan. Gangguan irama jantung,

kelainan katup jantung dapat mengakibatkan keluhan ini.

Page 4: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

• Vertigo

Vertigo adalah perasaan berputar. Penderita merasa atau melihat lingkungannya

bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami

biasanya gerakan berputar. Namun, kadang-kadang dapat berbentuk linier, seperti

mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Sesuai kejadiannya vertigo ada

beberapa macam yaitu vertigo spontan dan vertigo posisi.

Konsep Pengukuran Keseimbangan Panjang ayunan tubuh akan memperlihatkan panjang garis gelombang dari ayunan

tubuh. Gambaran ayunan tubuh pasien terdiri dari himpunan titik dan garis. Titik pertama dan

titik kedua dihubungkan dengan garis pertama. Titik kedua dan titik ketiga dihubungkan

dengan faris kedua, begitu seterusnya hingga titik terakhir. Dasar untuk menghitung panjang

yaitu dengan teorema phytagoras. Teorema phytagoras menyatakan bahwa pada segitiga

siku, panjang hypotenusa dan dua sisi lainnya terhubung dengan rumus yang sederhana.

Jika diketahui panjang dua sisi dari segitiga siku, maka dapat digunakan teorema pyhtagoras

unyuk menemukan panjang sisi yang ketiga.

Luas ayunan tubuh akan memperlihatkan daerah sekeliling dengan lingkar luar dari

gambaran ayunan tubuh. Dari gambaran ayunan tubuh pasien, terlihat bahwa gambaran

tersebut bertumpuk atau tumpang tindih. Sehingga untuk menghitung luas ayunan tubuh

diperlukan pencarian garis lingkar terluar dari gambaran ayunan tubuh terlebih dahulu,

hingga dihasilkan suatu gambar yang tidak bertumpuk lagi. Kemudian baru dihitung luas

ayunan tubuh pasien tersebut.

Nilai posisi rata-rata merupakan nilai rata-rata posisi sumbu X dan sumbu Y dari

grafik ayunan tubuh. Dari gambaran ayunan tubuh didapat himpunan titik, titik pertama, titik

kedua, titik ketiga sampai titik terakhir, atau dapat dinotasikan titik dengan A, sehingga

terdapat A1, A2, A3…An. Setiap titik mempunyai dua nilai yaitu Ax dan Ay. Untuk sumbu X

terdapat Ax1, Ax2, Ax3…Axn, demikian pula dengan sumbu Y akan terdapat Ay1, Ay2,

Ay3…Ayn. Hasil dari perhitungan nilai posisi rata-rata adalah sebuah titik yang juga

mempunyai dua buah nilai yaitu nilai sumbu X dan nilai sumbu Y. Untuk menghitung nilai

posisi rata-rata adalah dengan menjumlahkan semua titik sesuai dengan sumbunya,

kemudian hasilnya dibagi dengan banyaknya titik.

Keteraturan bentuk digunakan untuk menggambarkan keteraturan bentuk dari suatu

daerah atau bidang. Daerah atau bidang tersebut dapat berbentuk persegi panjang, segitiga,

lingkaran, dan sebagainya. Tidak semua daerah atau bidang mempunyai bentuk yang

teratur, daerah atau bidang dapat pula berbentuk suatu bentuk yang tidak beraturan seperti

Page 5: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

pulau, sungai dan sebagainya. Keteraturan bentuk mempunyai skala pengukuran dari 0

sampai 1. Jika skala keteraturan bentuk semakin mendekati nilai 1, hal ini berarti bentuk dari

bidang tersebut semakin teratur.

Frekuensi digunakan untuk menghitung banyaknya titik pada suatu posisi. Pada

grafik frekuensi, sumbu X akan menggambarkan banyaknya titik, sedangkan sumbu Y

menggambarkan banyaknya posisi yang sama pada titik tersebut.

Sistem Sensor Perangkat keras dari alat pendeteksi keseimbangan tubuh manusia ini berbasiskan

pada sebuah sistem mekanik yang dirancang khusus untuk menggerakkan tiga buah

potensiometer, yaitu jika terdapat beban yang bertumpu pada sistem mekaniknya maka

hambatan potensiometer akan menjadi lebih besar. sensor diletakkan pada tiga buah titik

yang membentuk segitiga sama sisi, Sensor-sensor ini akan menghasilkan nilai analog yang

akan di konfersikan menjadi nilai digital melalu ADC. Masing-masing sensor akan

menghasilkan data 8 bit yang akan digunakan sebagai masukkan ke dalam komputer melalui

Serial PPI.

Gambar 1 : Diagram Prototipe perangkat keras

Rancangan Sistem Secara Diagram Balok dan Diagram Alir

Sensor 1

Sensor 2

Sensor 3

ADC

Pengantarmukaan Paralel

Titik tengah

Komputer

Page 6: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Gambar 2 : Diagram balok rancangan sistem Perangkat Lunak.

Rancangan sistem terdiri dari 3 bagian utama, yaitu rancangan basis data,

rancangan masukkan dan rancangan keluaran. Rancangan basis data digunakan sebagai

basis data pasien yang berisikan informasi-informasi identitas pasien dan hasil periksanya.

Rancangan masukan merupakan kumpulan data yang terbagi atas masukan data dari alat

dan masukan data pasien. Sedangkan rancangan keluaran terdiri dari penerapan rumus-

rumus yang akan digunakan sebagai satuan untuk menggambarkan grafik keluaran.

Masing-masing balok pada gambar diagram balok diatas memilki beberapa

prosedur-prosedur pemrograman yang berbeda. Namun inti dari pemrograman perangkat

lunaknya secara adalah :

1. Pengolahan basis data, baik itu untuk masukannya maupun menampilkan query dari

data pasien keseluruhan untuk digunakan dalam pemeriksaan.

2. Masukan data mentah dari sensor dengan menggunakan komponen yang sudah

disediakan oleh pengantarmukaan serial.

3. Pengolahan data dengan menerjemahkan algoritma-algoritma perhitungan yang

teleh dijelaskan pada bab sebelumnya menjadi baris-baris pemrograman yang dapat

dimengerti oleh bahasa pemrograman.

4. Menampilkan hasil perhitungan, baik itu dalam bentuk grafik ataupun angka.

5. Menampilkan query laporan yang dibutuhkan oleh dokter.

Basis Data

Masukan

Keluaran

Data Pasien

Data Alat

Pengantarmukaan Paralel

Alat pendeteksi Keseimbangan

Page 7: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Gambar 3 : Diagram Alir rancangan sistem perangkat lunak

Program dimulai dengan memasukkan nomor identitas pasien. Jika tidak di temukan

data pasien dengan nomor identitas yang telah dimasukkan berarti pasien tersebut belum

terdaftar atau terjadi kesalahan pada saat memasukkan no identitas pasien. Pasien yang

merupakan pasien baru maka dia harus mengisi data pasien baru. Saat memulai

permeriksaan keseimbangan dilakukan proses perhitungan yaitu :

• Perhitungan panjang ayunan tubuh

• Perhitungan luas ayunan tubuh

• Perhitungan nilai posisi rata-rata

• Perhitungan keteraturan bentuk

• Perhitungan frekuensi

Mulai

Masukkan nomor identitas

Cari nomor identitas

Ada ? T

Buat identitas baru

Data sudah

benar ?

T

Y

Data disimpan

Tampilkan data pasien

Y

Periksa keseimbangan

Tampilkan data pasien

Mulai pemeriksaan

Data sensor dari perangkat keras

Perhitungan panjang ayunan tubuh

Masukkan identitas baru

Perhitungan luas ayunan tubuh

Perhitungan nilai posisi rata-rata

Perhitungan keteraturan

bentuk

Perhitungan nilai posisi rata-rata

Tampilkan hasil

periksa

Simpan data

Cetak data

Selesai

Kembali ke menu utama ?

T

Y

Page 8: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Setelah selesai melakukan semua perhitungan, program akan menampilkan hasil

periksanya beserta grafik keluarannya. data tersebut dapat disimpan pada basis data hasil

periksa dan dapat pula dicetak.

Pengujian Alat pendeteksi keseimbangan merupakan alat yang bertujuan menilai kuantitatif

kemampuan seseorang dalam memelihara keseimbangan tubuh. Dengan cara menilai dari

ayunan tubuh yang disebabkan oleh kepeningan, ketidakseimbangan atau gangguan

keseimbangan. Tubuh penderita yang mengalami gangguan keseimbangan akan

sempoyongan, maka gerakan ayunan penderita tersebut yang akan digambarkan pada

komputer.

Cara pengujian perangkat lunak pendeteksi keseimbangan tubuh manusia ini adalah

penderita diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar diatas alat. Kemudian dilakukan

perekaman pada keempat kondisi, masing-masing selama 60 detik, yaitu :

• Berdiri tenang dengan mata terbuka memandang titik tertentu

• Berdiri tenang dengan mata tertutup

• Berdiri tenang diatas alas yang tidak stabil dengan mata terbuka memandang titik

tertentu

• Berdiri tenang diatas alas yang tidak stabil dengan mata tertutup

Setelah selesai dilakukan pengukuran maka akan dihasilkan beberapa informasi

yang dapat digunakan oleh seorang dokter. Adapun informasi yang dihasilkan dari alat

pendeteksi keseimbangan tubuh manusia adalah sebagai berikut :

• Pergerakan ayunan tubuh terhadap sumbu X dan sumbu Y

• Panjang ayunan tubuh

• Luas ayunan tubuh

• Nilai posisi rata-rata

• Keteraturan Bentuk (Compactness)

• Frekuensi Pergerakan ayunan tubuh terhadap sumbu X dan sumbu Y akan di tangkap oleh

sensor beban, hasilnya akan di konversikan menjadi grafik yang akan digambarkan oleh

komputer sesuai dengan programnya.

Page 9: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Gambar 4 : Grafik awal

Titik merah pada grafik merupakan rekaman posisi pasien pada saat sensor

mengambil data. Sedangkan garis yang berwarna hitam merupakan perjalanan perubahan

dari titik pertama menuju titik kedua, ketiga dan seterusnya sampai titik ke enam puluh.

Setelah program membuat grafik awal dan selesai melakukan semua perhitungan, maka

grafik luas pun telah selesai dibuat.

Gambar 5 : Grafik Luas

Page 10: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Garis yang berwarna hijau muda merupakan garis pinggir atau tepi dari bangun

yang terbentuk. Sedangkan titik-titik yang berwarna hijau tua merupakan sudut-sudut dari

bangun tersebut. tampak bahwa masih terdapat garis hitam, yang merupakan garis panjang

dari grafik awal sebelumnya.

Gambar 6 : Frekuensi

Untuk melakukan pengujian kinerja sistem, dilakukan pengujian terhadap 10 orang

pasien secara berturut-turut. Hal ini dilakukan untuk menguji kemampuan dari perangkat

lunak itu sendiri, baik itu untuk pengolahan basis data, pengolahan masukan dan proses

perhitungan keluaran. Berikut ini adalah tabel hasil pengujian terhadap 10 orang dari

penggunaan alat pendeteksi keseimbangan tubuh manusia :

Tabel 1. hasil pengujian terhadap 10 orang pasien

No No id pasien Nama pasien Panjang Luas Compactness Rata-rata 1. 116.1209.10001 Umar W. 1512.4042 1271 0.0506 2.7;1.11 2. 116.1209.10002 Bugie T. 1532.6282 1272.5 0.0407 -1.1;-0.07 3. 116.1209.10003 Andri S. 1627.2906 1650 0.0377 0.4;-1.6 4. 116.1209.10004 Adi P. 1660.4095 1193 0.0439 0.05;-2.4 5. 116.1209.10005 Ahmad A. W. 1735.0487 1648 0.0416 -2.2;-0.02 6. 116.1209.10006 Riko Rasota 1503.7468 1240.5 0.0308 -2.9;-5 7. 116.1209.10007 Wisnu Indarto 1600.2998 1415 0.0267 -0.2;-1.2 8. 116.1209.10008 Willy M. 1453.2046 870.5 0.0251 2.73;-0.4 9. 116.1209.10009 Markus 1604.3712 1623 0.0435 -0.1;1.81 10. 116.1209.10010 Ary 1749.0277 2091.5 0.0422 -5.5;-5.8

Page 11: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian yang hanya bersifat mengukur nilai-nilai

keseimbangan tanpa dapat diketahui apakah pasien tersebut menderita gangguan

keseimbangan atau tidak, karena untuk mengetahui apakah seseorang menderita gangguan

keseimbangan harus dengan bantuan seorang dokter.

Kesimpulan Alat pendeteksi keseimbangan tubuh manusia ini merupakan alat monitoring hasil

pemeriksaan pasien yang mengalami gangguan keseimbangan. Pasien yang menderita

gangguan keseimbangan akan diperiksa dengan menggunakan alat ini. Dari hasil

pemeriksaan akan dihasilkan beberapa informasi dan gambar grafik hasil pemeriksaan

tersebut. Untuk mengetahui kemajuan seorang pasien, dapat juga menggunakan alat ini.

Perangkat lunak ini dirancang memiliki sebuah basis data pasien dan digunakan untuk

mengukur pergerakan ayunan tubuh, panjang ayunan tubuh, luas ayunan tubuh, nilai posisi

rata-rata, compactness dan frekuensi.

Alat keseimbangan tubuh manusia ini masih berupa prototipe, sehingga masih dapat

dikembangkan lagi menjadi alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi keseimbangan

tubuh manusia. Alat keseimbangan tubuh manusia ini juga masih memiliki keterbatasan-

keterbatasan, yaitu alat ini tidak dapat mendeteksi atau menentukan suatu penyakit pasien

atau penderita gangguan keseimbangan. Namun bila penggunaan alat ini ingin diperluas

untuk kepentingan kedokteran (medis) perlu diadakan pengujian klinik minimal selama 6

bulan sampai 1 tahun.

Daftar Pustaka [1] Ana Kurniawati, ST., “Sistem Pendeteksi Keseimbangan Tubuh Manusia”, Tesis,

Universitas Gunadarma, Jakarta, 2002.

[2] Anonim, “Manual Serial PPI”, PDF, de KITS.

[3] Anonim, “Panduan Praktikum Teknik Kendali”, Lab. Elektronika dan Komputer,

Universitas Gunadarma, Jakarta, 2004.

[4] Anonim, “Panduan Praktikum PASKOM”, Lab. Elektronika dan Komputer, Universitas

Gunadarma, Jakarta, 2003.

[5] Anonim, “Phytagorean Theorem”,

http://www.emsi.pni.gov:2080/docs/mathexpl/phytag.html, Januari 2005.

[6] Anonim, “Trapezoidal Rule”,

http://www.math.udel.edu/-schleini/m242/lesson2.html, Januari 2005.

[7] Hendarmin H dan Hadjar E, “Noise and Noise Polutions in Jakarta”, Konas PERHATI

II, Jakarta, 1971.

Page 12: Rancang Bangun Perangkat Lunak Pendeteksi Keseimbangan

[8] Hendarmin H, “Noise Induced Hearing Loss”, Konas PERHATI II, Jakarta, 1997.

[9] Hengky A. M., “ Pemrograman Database menggunakan Delphi 7.0 dengan Metode

ADO”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.

[10] Lumbantobing S.M., “Vertigo Tujuh Keliling”, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.

[11] Lusianawaty, “Gangguan Pendengaran Akibat Bising pada Tenaga Kerja di

Perusahaan Plywood PT. X, Jawa Barat”, Tesis, Jakarta, 1998.

[12] MADCOMS, “Pemrograman Borland Delphi 7”, jilid 1, Penerbit ANDI, Yogyakarta,

2002.

[13] Martiem, “Diktat Faal I Sensibilitas Telinga Keseimbangan”, Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti, Jakarta.

[14] Soepardi E.A. dan Iskandar N., “Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok”,

Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1997.

[15] Stallings, William, “ Komunikasi Data dan Komputer”, Salemba Teknika, Jakarta, 2002

[16] Sundari H., “Hubungan Pemajanan Bising dengan Ambang Pendengaran Tenaga

Kerja di Bagian Peleburan dan Pengontrolan Besi Baja PT. B. D. Jakarta”, Jakarta,

1994.

[17] Swan M. and Ridgway J, “Tools-Math ‘Creating Measures’ Compactness Task”,

http://www.wcer.wisc.edu/nise/c11/flag/tools/math/measures/compactnessB.htm, Juni

2005.

[18] Timoshenko, S.P., et al, “Theory of Elasticity”, 3rd Edition, McGraw-Hill Inc., Singapore,

1970.

[19] Winther R, “Numerical Integration-Trapezoidal Rule ”,

http://www.krellinst.org/UCES/archive/modules/potential/trap/, Juni 2005.