rancang bangun cyber extension budidaya dan … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi...

46
RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola L.) IMAM FEBRIAN ISMAIL DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: lamcong

Post on 10-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN

AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola L.)

IMAM FEBRIAN ISMAIL

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan
Page 3: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Cyber

Extension Budidaya dan Agribisnis Belimbing Dewa (Averrhoa Carambola L.)

adalah benar karya saya dengan arahan dari Prof Dr Ir Bambang Pramudya, MEng

dan Dr Ir Mohamad Solahudin, MSi dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Imam Febrian Ismail

NIM F14100099

Page 4: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

ABSTRAK

IMAM FEBRIAN ISMAIL. Rancang Bangun Cyber Extension Budidaya dan

Agribisnis Belimbing Dewa (Averrhoa carambola L.). Dibimbing oleh

BAMBANG PRAMUDYA dan MOHAMAD SOLAHUDDIN.

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan rancang bangun cyber extension

untuk komuditas belimbing. Metode ini meliputi identifikasi masalah, sumber

pengetahuan pencarian, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan dan

rancang bangun sistem cyber extension. Sistem ini dibangun dengan

menggunakan beberapa tahapan yang meliputi tahapan analisis, desain dan

implementasi. Hasil dari penelitian sistem cyber extension budidaya dan agribisnis

belimbing ini terdiri dari modul konsultasi seperti infomasi jenis varietas

belimbing, pengendalian hama dan penyakit, pengetahuan budidaya, analisis

usaha tani, kondisi iklim dan informasi harga belimbing. Prototipe sistem telah

diimplementasikan dengan menggunakan PHP dan MySQL, kinerja sistem telah

berjalan dengan baik. Pengujian kinerja sistem dilakukan pada petani belimbing di

Kota Depok.

Kata kunci: belimbing, cyber extension

ABSTRACT

IMAM FEBRIAN ISMAIL. Design of Cyber Extension for Cultivcation and

Agribusiness of Dewa Starfruit (Averrhoa carambola L.). Supervised by

BAMBANG PRAMUDYA and MOHAMAD SOLAHUDDIN.

The purpose of this study is to develop a cyber extension for starfruit

commodities. This method includes the identification of the problem, searching

source of knowledge, knowledge acquisition, knowledge representation and

design cyber system extension. The system was built using several stages which

includes the stages of analysis, design and implementation. The results of this

research by cyber extension system agribusiness for starfruit cultivation consist of,

consultation modules for information starfruit varieties, for controlling pest and

disease, cultivation knowlegdes, economical analysis for farming, climatic

conditions and starfruit information price. The prototype system has been

implemented using PHP and MySQL and running properly in web base. The

system performed test is located on starfruit farmers in Depok.

Key words: starfruit, cyber extension

Page 5: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN

AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola L.)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

IMAM FEBRIAN ISMAIL

Page 6: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan
Page 7: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan
Page 8: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian berjudul

“Rancang Bangun Cyber Extension Budidaya dan Agribisnis Belimbing Dewa

(Averrhoa carambola L.)” dilaksanakan sejak bulan Januari sampai Desember

2014. Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis

ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof Dr Ir Bambang Pramudya, MEng selaku dosen pembimbing utama

tugas akhir yang selalu memberi arahan dan masukan.

2. Dr Ir Mohamad Solahudin, MSi selaku dosen pembimbing kedua tugas

akhir yang juga selalu memberi arahan dan masukan.

3. Dr Liyantono STP, MAgr dan Supriyanto STP, MKom yang sudah banyak

memberikan masukan untuk penelitian ini dalam diskusi rutin Lab TBI.

4. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moril dan

spiritual demi kebaikan penulis.

5. Erlin, Dian, Rosma, Fachri, Aulya, dan Andre yang senantiasa menemani,

memberi dukungan dan menjadi tempat berbagi.

6. Amri, Bili dan Verari selaku teman satu bimbingan yang senantiasa

bekerjasama dan saling mendukung dan memberi semangat untuk

menyelesaikan penelitian ini.

7. Teman diskusi Lab TBI 47, Danang, Tio, Aidil, Fajardo, Made, Alvin, atas

saran, kritik dan arahan mengenai pembangunan basis data dan web.

8. Semua teman-teman TMB 47 yang selalu memberikan doa dan semangat

untuk penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan

kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidangnya.

Bogor, Mei 2015

Imam Febrian Ismail

Page 9: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODE 6

Tempat dan Waktu 6

Alat dan Bahan 6

Metode Penelitian 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

SIMPULAN DAN SARAN 34

DAFTAR PUSTAKA 34

Page 10: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

DAFTAR TABEL

1 Jenis varietas belimbing di Indonesia 16 2 Biaya investasi selama 3 tahun 23

3 Biaya pegeluaran alat 23

DAFTAR GAMBAR

1 Belimbing dewa 3 2 Tahapan pendekatan sistem (Eriyanto 1999) 4

3 Tahapan penelitian 7 4 Tahapan budidaya 11 5 Skema diagnosa dan pengendalian penyakit 12 6 Contoh daun belimbing yang terserang penyakit bercak daun 12 7 Diagram pohon keputusan pengendalian penyakit 13 8 Skema pengendalian hama 13 9 Contoh serangan hama 14 10 Proses pemetikan dan indeks kematangan belimbing 14 11 Proses pembersihan dan sortasi 15 12 Pengguna cyber extension 16 13 Desain basis data relasional sistem 17 14 Desain antarmuka sistem 17 15 Rancangan use case diagram pada sistem 18

16 Halaman utama sistem 19 17 Tampilan awal halaman analisis usaha tani 20 18 Tampilan setelah dimasukan data 21 19 Tampilan hasil analisis usaha tani 22 20 Dialog sistem teknologi budidaya 24

21 Tampilan halaman budidaya 24 22 Tampilan awal informasi varietas 25 23 Tampilan hasil informasi jenis 26 24 Halaman awal pengendalian hama 27 25 Halaman penjelasan pengendalian hama 27

26 Halaman awal diagnosa penyakit 28 27 Dialog sistem diagnosa penyakit 28 28 Halaman hasil sistem pengendalian penyakit 29

29 Penanganan pasca panen 29 30 Contoh tampilan halaman penanganan pasca panen 30 31 Prakiraan cuaca 30 32 Kontak petani pengepul 31

33 Kontak petani pengepul 31 34 Halaman utama forum 32 35 Halaman membuat topik baru 32 36 Halaman membalas topik 33

Page 11: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Belimbing dewa (Averrhoa carambola L) merupakan komoditas

agroindustri yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Depok. Kegiatan

pengembangan agroindustri belimbing dewa ini telah berjalan sejak tahun 2006 di

Kota Depok, kemudian pada tahun 2009 belimbing dewa dicanangkan menjadi

ikon resmi Kota Depok. Kegiatan pengembangan dilakukan dengan didirikannya

pusat pemasaran buah dan olahan belimbing dewa dan ditetapkannya Kelurahan

Pasir Putih, di Kecamatan Sawangan, Kota Depok sebagai kawasan Primatani

Agrowisata Belimbing. Namun, hingga saat ini belum ada pusat informasi yang

mudah untuk diakses oleh masyarakat umum serta pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap pengembangan agroindustri belimbing dewa tersebut.

Internet merupakan sarana teknologi terpopuler dan banyak digunakan oleh

masyarakat Indonesia untuk mengakses informasi secara cepat dan praktis. Salah

satu peran teknologi di bidang pertanian adalah media informasi yang diberikan

petani menjadi lebih bervariasi dan juga lebih menarik. Dengan adanya teknologi

informasi di bidang pertanian maka kegiatan penyuluhan pertanianpun menjadi

lebih beragam. Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan

pelaku pertanian serta kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi serta

pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan informasi, salah satu solusi

yang ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan

pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk penyuluhan

pertanian yang dikenal dengan sebutan cyber extension yang merupakan

penggunaan jaringan online, computer dan digital interactive multimedia untuk

memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna

sistem.

Penyuluhan adalah salah satu faktor penentu di bidang pertanian,

penyuluhan pertanian pada umumnya merupakan pendidikan non formal atau

proses penyampaian informasi tentang pertanian, yang didapatkan melalui

pendidikan formal atau pengalaman langsung kepada komunitas petani. Peranan

dan fungsi penyuluhan pertanian dewasa ini memerlukan berbagai penyesuaian

selaras dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam perkembangan teknologi.

Cyber extension mampu meningkatkan aksesibilitas petani terhadap

informasi pasar dan teknologi pertanian. Manfaat cyber extension yang dirasakan

langsung oleh petani adalah dapat dimanfaatkan untuk sarana komunikasi, akses

informasi, dan promosi hasil usaha tani (Mulyandari et al. 2010a). Cyber

extension juga merupakan sistem yang mampu menjadi pendorong mekanisme

pengelolaan, penyebaran, pendokumentasian, pencarian kembali, sinergisasi

inovasi pertanian yang dibutuhkan para pelaku pembangunan pertanian sehingga

dapat mendukung pengembangan inovasi yang berkelanjutan (Mulyandari 2005).

Sedangkan sarana teknologi informasi yang biasa dan paling banyak digunakan

oleh petani untuk memanfaatkan cyber extension mendukung kegiatan usaha tani

adalah telepon genggam. Sementara komputer yang terkoneksi ke jaringan

internet merupakan sarana teknologi informasi yang masih belum banyak

dimanfaatkan oleh petani. Hal ini disebabkan di antaranya oleh sifat komputer

Page 12: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

2

yang terkoneksi ke jaringan internet yang masih dianggap sebagai sarana

teknologi informasi yang penggunaannya membutuhkan tingkat pengetahuan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan sarana teknologi informasi dan komunikasi

lainnya. Bahan alternatif solusi untuk petani adalah dengan penggunaan fitur SMS

(short message service) dari telepon seluler.

Pengembangan sistem kerja cyber extension merupakan salah satu

mekanisme pengembangan jaringan komunikasi inovasi pertanian yang

terprogram secara efektif. Cyber extension perlu diimplementasikan untuk

mempertemukan lembaga penelitian, pengembangan, dan pengkajian dengan

diseminator inovasi (penyuluh), pendidik, petani, dan kelompok stakeholders

lainnya yang masing-masing memiliki kebutuhan dengan jenis dan bentuk

informasi yang berbeda sehingga dapat berperan secara sinergis dan saling

melengkapi (Mulyandari et al. 2010b). Dengan demikian diharapkan dengan

operasionalnya cyber extension dapat mendukung program revitalisasi penyuluhan

khususnya dalam melaksanakan “pengembangan kerjasama dan jejaring kerja

penyuluhan pertanian dengan instansi terkait”.

Penelitian terdahulu yang terkait diantaranya adalah Rancang Bangun

Sistem Informasi Agroindustri Belimbing Dewa Pemerintahan Daerah Kota

Depok (Kautsar 2011). Sistem ini diperuntukan bagi masyarakat umum untuk

memberikan informasi terpadu terkait pengembangan agroindustri belimbing

dewa yang dibangun sebagai sistem infomasi berbasis web hanya dengan 5 paket

informasi. Kelima informasi itu adalah informasi budidaya, informasi pemasaran,

informasi industri, informasi rekayasa proses dan informasi ilmiah. Maka dari itu,

informasi yang dapat diterima petani masih kurang karena terbatasnya informasi

yang diberikan. Oleh karena itu, Rancang Bangun Cyber Extension Budidaya dan

Agribisnis Belimbing Dewa dilakukan dengan penambahan sistem informasi

seperti analisis usaha tani, jenis varietas belimbing, informasi cuaca, informasi

hama dan penyakit yang semua sistem tersebut berbasis web. Selain itu cyber

extension ini dirancang secara user-friendly agar pengguna sistem mudah

menggunakannya. Penelitian yang terkait lainnya adalah Sistem Konsultasi

Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum L.) (Supriyanto 2011), Analisis

Usaha tani dan Faktor-Faktor Produksi Belimbing Dewa Kota Depok (Ahmad

2011), Keanekaragaman Varietas Belimbing Manis (Averrhoa Carambola L.) di

Kebun Plasma Nuftah Tumbuhan dan Hewan Depok (Priadi 2011).

Berdasarkan tujuan pemenuhan kebutuhan tersebut maka sistem cyber

extension untuk budidaya dan agribisnis belimbing dewa perlu dibangun, dengan

memanfaatkan infrastruktur di dinas pertanian setempat untuk menjadi media

konsultasi, penyuluhan dan diseminasi ilmu pengetahuan teknologi untuk petani.

Perumusan Masalah

Pengembangan teknologi informasi di Kota Depok sangat dibutuhkan oleh

para petani untuk mempermudah akses informasi pertanian terbaru, komunikasi

dengan ahli di bidang budidaya belimbing dewa dan promosi hasil budidaya

belimbing dewa dalam bentuk aplikasi terpadu online. Aplikasi tersebut dikemas

dalam suatu sistem cyber extension.

Page 13: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yaitu melakukan rancang bangun cyber extension

untuk komoditas belimbing dewa, melakukan rancang bangun sistem input data

terkini yang dapat dijangkau secara luas oleh pengguna tanpa batasan ruang dan

waktu.

TINJAUAN PUSTAKA

Belimbing Dewa

Belimbing dewa merupakan salah satu varian dari belimbing manis

(Averrhoa carambola L.). Averrhoa carambola termasuk ke dalam keluarga

Oxalidacea (Gambar 1). Sebagain besar anggota keluarga Oxalidacea merupakan

tanaman herbal. Berdasarkan taksonomi tumbuhan tanaman belimbing manis

secara lengkap diklarifikasikan sebagai berikut (Sunarjono 2004):

1. Kerajaan : Plantae

2. Divisi : Magnoliophyta

3. Kelas : Magnoliopsida

4. Ordo : Oxalidales

5. Keluarga : Oxalidacea

6. Genus : Averrhoa

7. Spesies : A.carambola

Gambar 1 Belimbing dewa (Crop C 2013)

Di dalam The Columbia Encylclopedia dijelaskan bahwa Averrhoa

carambola adalah buah gemuk berwarna jingga yang memiliki banyak kandungan

asam oksalat yang menyebabkan rasa masam, getah pohon ini biasa digunakan

untuk menghilangkan pewarna pada pakaian atau bahan lain.

Pendekatan Sistem

Marimin (2004) menjelaskan bahwa pendekatan sistem adalah suatu

pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik

tolak analisis. Pada dasarnya pendekatan sistem adalah penerapan dari sistem

ilmiah dalam manajemen. Pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk

Page 14: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

4

pengertian yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

sistem dan memberikan dasar untuk memahami penyebab ganda dari suatu

masalah dalam kerangka sistem.

Pendekatan sistem diperlukan karena semakin lama semakin dirasakan

interdependensi dari berbagai bagian dalam mencapai tujuan sistem. Masalah-

masalah yang dihadapi pada saat ini tidak lagi sederhana dan dapat menggunakan

peralatan yang menyangkut satu disiplin saja, tetapi memerlukan peralatan yang

lebih komprehensif, yang dapat mengindentifikasi dan memahami berbagai aspek

dari suatu permasalahan dan dapat mengarahkan pemecahan secara menyeluruh

(Marimin 2005).

Pendekatan sistem dapat dilakukan dengan menggunakan komputer atau

tanpa menggunakan komputer. Akan tetapi, adanya komputer memudahkan

penggunaan model dan teknik simulasi dalam sistem. Penggunaan komputer

dalam pendekatan sistem terutama sangat diperlukan jika menghadapi masalah

yang cukup luas dan kompleks dimana banyak sekali peubah, data dan interaksi-

interaksi yang mempengaruhi (Gambar 2).

Gambar 2 Tahapan pendekatan sistem (Eriyanto 1999)

Page 15: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

5

McLeod (2007), menjelaskan bahwa para pengembang sistem perlu

melakukan beberapa tahapan dengan urutan tertentu jika proyek ingin berhasil

dengan baik. Tahap-tahapnya adalah:

1. Perencanaan

2. Analisis

3. Desain

4. Implementasi

5. Penggunaan

Menurut Marimin et al. (2006), pengembangan sistem dilakukan dengan

menggunakan metode Sytem Development Life Cycle (SDLC) atau dapat juga

dilakukan dengan pendekatan prototyping. SDLC merupakan sebuah metodologi

dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka

kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan

pengembangan sistem.

Cyber Extension dan Diseminasi Teknologi Pertanian

Cyber extension menurut Mulyandari (2010) adalah mekanisme pertukaran

informasi pertanian melalui area cyber, suatu ruang imajiner-maya dibalik

interkoneksi jaringan komputer melalui peralatan komunikasi. Cyber extension

merupakan penggunaan jaringan online, komputer, dan digital interactive

multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian. Model ini sangat

strategis karena mampu meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas

penyuluh, baik di lembaga penelitian maupun di universitas serta para manajer

penyuluhan.

Cyber extension juga merupakan salah satu mekanisme komunikasi inovasi

pertanian yang dapat difungsikan untuk mempertemukan lembaga penelitian,

pengembangan, dan pengkajian dengan diseminator inovasi (penyuluh), pendidik,

petani dan kelompok stakeholder lainnya yang masing-masing memiliki

kebutuhan dengan jenis dan bentuk informasi yang berbeda sehingga dapat

berperan secara sinergis dan saling melengkapi (Mulyandari et al. 2010b).

Berdasarkan hasil penelitian Tjitroptranoto (2005) mengungkapkan bahwa

kegiatan diseminasi yang biasa dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan

keterampilan untuk menerapkan teknologi baru, misalnya melalui ceramah,

pameran dan percontohan, yang bisa dilakukan melalui alat bantu berupa film atau

video yang menggambarkan bagaimana menerapkan teknologi baru, sehingga

dalam mendiseminasikan teknologi pertanian diperlukan media komunikasi dalam

penyebarannya. Selain itu, kegiatan diseminasi ini serupa dengan kegiatan

penyuluhan pertanian yang selama ini dilakukan oleh penyuluh pertanian. Melalui

pendekatan ini, dapat diharapkan bahwa sikap terhadap teknologi baru yang

diperkenalkan akan tumbuh secara positif. Meskipun demikian perlu dipahami

bahwa tumbuhnya sikap tidak dapat terjadi dalam waktu cepat, waktu yang relatif

lama disertai dengan upaya pertumbuhan berulang-ulang akan menghasilkan sikap

yang positif terhadap teknologi yang diperkenalkan, yang kemudian akan diikuti

dengan kemantapan dalam adopsi teknologinya.

Lebih lanjut, Tjitroptranoto (2005) menyatakan bahwa diseminasi teknologi

pertanian yang baik akan menghasilkan umpan balik terhadap teknologi dan

penumbuhan kebutuhan lebih lanjut tentang teknologi pertanian. Selain untuk

Page 16: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

6

keperluan diseminasi, pendekatan tersebut di atas juga bermanfaat untuk

memperoleh umpan balik dan identifikasi masalah dan kebutuhan petani akan

teknologi pertanian.

Permasalahan yang umum terjadi dalam proses adopsi inovasi pertanian

menurut (Mulyandari et al. 2010a) adalah lambatnya adopsi teknologi oleh petani.

Hal tersebut disebabkan diantaranya oleh: (a) sulitnya informasi sampai ke petani

karena infrastrukturnya terbatas; (b) petani tidak memahami informasi yang

diterimanya; (c) petani sulit menerapkan inovasi karena keterbatasan sumberdaya

yang tersedia; (d) petani belum melihat manfaat dan dampak positif dari inovasi

yang diintroduksi; (e) sifat petani yang cenderung tidak mau ambil risiko dalam

menerapkan inovasi; dan (f) tidak mudah mengubah perilaku petani yang

berkaitan dengan kebiasaan dalam melaksanakan usaha taninya.

Sistem Kerja Cyber Extension

Mekanisme cyber agricultural extension sudah mulai diterapkan di banyak

negara dalam tahun-tahun ini sebagai suatu mekanisme penyaluran informasi yang

dapat diupayakan untuk mencukupi keterbatasan petani di pedesaan terhadap

informasi yang dibutuhkannya. Sebuah sistem cyber extension memfokuskan pada

keseluruhan pengembangan usaha tani termasuk produksi, manajemen, pemasaran,

dan kegiatan pembangunan pedesaan lainnya. Dengan demikian, konsep cyber

extension adalah model komunikasi dan penjelasan apa saja yang dapat berkaitan

dengan model ini, sebagai komunikasi cyber (cyber communication) telah

dirasakan kebutuhannya dapat menjelaskan kerangka kerja untuk kajian tentang

komunikasi internet. Model komunikasi cyber extension mengumpulkan atau

memusatkan informasi yang diterima oleh petani dari berbagai sumber yang

berbeda maupun yang sama dan disederhanakan dalam bahasa lokal disertai

dengan teks dan ilustrasi audio visual yang dapat disajikan atau diperlihatkan

kepada seluruh masyarakat desa khususnya petani semacam papan pengumuman

(bulletin board) pada kios atau pusat informasi pertanian. Keuntungan yang

potensial dari komunikasi cyber extension adalah ketersediaan yang secara terus

menerus, kekayaan, informasi (informasi nyaris tanpa batas), jangkauan wilayah

internasional secara instan, pendekatan yang berorientasi kepada penerima,

bersifat pribadi (individual), dan menghemat biaya, waktu, dan tenaga (Adekoya

2007).

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Depok, dengan melibatkan Dinas Pertanian

dan Perikanan Kota Depok dan kegiatan wawancara dengan petani belimbing

dewa di Kota Depok, selain itu penelitian dilaksakan di Laboratorium Teknik

Bioinformatika Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Lama penelitian

terhitung dari bulan Januari sampai Desember 2014.

Page 17: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

7

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni seperangkat komputer

personal, piranti lunak DBMS (DataBase Management System) yakni MySQL,

piranti lunak untuk analisis dan perhitungan yakni Ms. Excel 2010, piranti lunak

untuk pembangunan aplikasi berbasis web yaitu antara lain Dreamweaver,

XAMPP, bahasa pemrograman PHP dan Web Browser.

Bahan

Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini data-data sekunder

bersumber dari pustaka berupa buku, tulisan populer, jurnal ilmiah, literatur, dan

hasil studi lapangan pada petani penghasil belimbing dewa di Depok.

Metode Penelitian

Adapun metodologi untuk pengembangan sistem cyber extension adalah

dengan menggunakan tahapan pendekatan sistem menurut Eriyanto (1999) yang

dimodifikasi sebagaimana terlihat pada Gambar 3.

No

Yes

Gambar 3 Tahapan penelitian

Stop

Laporan

Diseminasi

Pengujian

Analisis Sistem

Perancangan Sistem

- Data Belimbing

- Proses

- Pengakses Informasi - User Interface

- Basis Data

- Program

Identifikasi masalah

Studi Pustaka

Studi Lapangan

Start

Wawancara

- Informasi Belimbing

- Penggunaan Program

- Basis Data

Page 18: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

8

Tahap identifikasi masalah meliputi tahap pemilihan masalah dan

identifikasi tujuan yang telah diungkapkan pada tujuan dan perumusan masalah.

Informasi didapat langsung dari petani belimbing di Kota Depok. Tahap studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data

sekunder yang berasal dari instansi-instansi yang terkait dengan pengembangan

agroindustri belimbing dewa di Kota Depok, selain itu juga dengan mempelajari data

dan informasi yang terdapat pada sumber rujukan dan literatur yang berhubungan

dengan komoditas belimbing dewa serta pengembangan sistem informasi.

Tahap studi lapang dilakukan dengan mengunjungi lokasi budidaya belimbing

dewa di Kota Depok untuk melakukan wawancara guna mengetahui kebutuhan sistem

serta arah pengembangan sistem yang dilakukan. Wawancara dilakukan kepada

pejabat terkait di lingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok khususnya

sub bidang tanaman pangan dan holtikurtura, pengurus PKPBDD, serta petani

belimbing dewa Kota Depok.

Tahap analisis sistem ini akan dilakukan analisa terhadap data-data apa saja

yang akan dibutuhkan guna menunjang penelitian ini dan kemudian akan dilakukan

analisa terhadap proses yang berjalan serta keluaran informasi yang dibutuhkan.

Tahap perancangan sistem pada tahap ini akan dirancang sebuah sistem dengan

menggunakan pemodelan visual web guna mendapatkan gambaran sistem yang baru

serta dilanjutkan dengan pembuatan database.

Tahap pengujian berguna untuk pengujian sistem yang telah dibuat agar

mendapatkan kesalahan-kesalahan pada sistem sehingga sistem tersebut dapat

diperbaiki guna terciptanya sistem yang maksimal.

Tahap diseminasi sistem ini dilakukan dalam rangka melakukan perkenalan

sistem, meminta masukan dari petani dan menyusun rencana tindak lanjut

pengembangan sistem. Pada kegiatan diseminasi dihadiri oleh petani belimbing

langsung yang melakukan budidaya belimbing dewa di Kota Depok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Masalah

Tuntutan kebutuhan dan memperoleh informasi pertanian dapat berpengaruh

positif terhadap keberdayaan petani. Artinya tuntutan kebutuhan informasi

berpengaruh terhadap upaya untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan

usaha tani, khususnya perbaikan dalam hal merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi dan mengatasi masalah agribisnis (Tamba 2007).

Pada saat ini petani membutuhkan akses terhadap berbagai infomasi

pertanian dalam rangka meningkatkan hasil produk lainnya. Infomasi

peningkatkan produksi dan mutu mencakup teknologi usaha tani. Teknologi usaha

tani yang berarti bagaimana cara melakukan pekerjaan usaha tani, didalamnya

termasuk cara-cara bagaimana petani menyebar benih, pupuk, pestisida,

memelihara tanaman hingga memanen hasil tanaman. Informasi-informasi

tersebut dibutuhkan dan harus dapat diakses oleh petani agar petani menjadi

berdaya (Tamba 2007).

Dalam penyampaian informasi pertanian, penyuluh pertanian memiliki

peranan yang sangat penting karena penyuluh pertanian sangat dekat dengan

petani. Petani dapat berkonsultasi langsung dengan penyuluh pertanian untuk

Page 19: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

9

mendapatkan informasi-informasi terkait kegiatan budidaya dan agribisnis

belimbing. Namun kenyataan di lapangan masih terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan kurang efektifnya kegiatan penyuluhan. Faktor internal yaitu faktor-

faktor yang terjadi karena kesalahan penyuluh pertanian seperti umur, pendidikan,

pengalaman bekerja sebagai penyuluh, keinovatifan, komunikasi yang kurang,

intensitas pemanfaatan multimedia penyuluhan, wawasan yang minim, intensitas

interaksi dengan sumber informasi hingga sikap profesionalisme penyuluh.

Sedangkan faktor eksternal adalah ketersediaan kelembagaan penyuluhan, sarana

komunikas yang terjangkau serta dukungan lembaga pelayanan penyuluh.

Analisis Kebutuhan Pengetahuan

Tujuan dari kegiatan analisis kebutuhan pengetahuan adalah untuk

mengiidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan oleh petani belimbing. Kegiatan

ini dilakukan dengan metode peninjauan dan pengamatan langsung. Pengamatan

dilakukan di kebun belimbing dewa yang ada di Kota Depok. Kegiatan agribisnis

merupakan kegiatan pertanian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil. Adapun

kegiatan agribisnis belimbing tidak lepas dari kegiatan-kegiatan berikut :

1. Analisis usaha tani

2. Informasi cuaca

3. Informasi varietas unggul

4. Pengendalian hama dan penyakit

5. Pemanfaatan teknologi budidaya

6. Penanganan pasca panen

7. Informasi harga pasar

Pelaksanaan kegiatan budidaya pertanian merupakan cara penting sebagai

usaha mengoptimalisasi hasil pertanian. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan

informasi agar pelaku agribisnis dalam hal ini petani dapat mengadopsi dan

meningkatkan produksi pertaniannya dengan baik.

Akuisisi Pengetahuan

Teknik yang digunakan dalam akuisisi pengetahuan adalah dengan

melakukan diskusi informal untuk mendiskusikan tentang kegiatan agribisnis.

Selain menggali pengetahuan dari petani pada tahapan ini juga dilakukan

observasi lapangan mengenai kegiatan pertanian belimbing dalam rangka

menggali permasalahan lapangan. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani

belimbing adalah serangan hama dan penyakit. Selanjutnya pengetahuan yang

diperoleh didokumentasikan untuk menjawab keluhan-keluhan petani di lapangan.

Tahap selanjutnya, pengetahuan ditransformasikan menjadi pengetahuan eksplisit

agar dapat digunakan dalam membagun sistem cyber extension. Pengetahuan-

pengetahuan yang besumber dari buku, laporan dan hasil penelitian terdahulu

selanjutnya ditransformasi menjadi pengetahuan yang dapat menunjang kegiatan

agribisnis di lapangan.

Page 20: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

10

Representasi Pengetahuan

Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan

untuk membentuk basis pengetahuan. Metode representasi pengetahuan yang

digunakan dalam cyber extension ini disesuaikan dengan masing-masing

pengetahuan yang diperoleh. Pengetahuan disusun menjadi rule-rule yang

digunakan dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah penjelasan mengenai

teknik representasi pengetahuan dari masing-masing sistem yang dibangun dalam

penelitian ini :

Teknik Analisis Usaha Tani

Analisis usaha tani merupakan tahapan perhitungan secara teliti terhadap

kebutuhan ekonomi pada kegiatan agribisnis belimbing dewa. Pada penelitian ini

analisis usaha tani tidak mengakomodir adanya inflasi dan efek kenaikan harga

barang yang menyebabkan biaya produksi meningkat. Analisis usaha tani pada

sistem ini dihitung dengan asumsi sebagai berikut :

1. Analisis usaha tani dihitung untuk satu musim tanam

2. Luas lahan yang dimiliki

3. Estimasi harga jual belimbing

4. Parameter lainnya sebagai penunjang basis perhitungan

Komponen biaya produksi yang diperhitungkan dalam analisis usaha tani

adalah biaya persiapan lahan, biaya pembibitan, biaya penanaman, biaya

pemeliharaan, biaya pengendalian hama penyakit, biaya pemanenan dan biaya-

biaya lain yang terkait. Selanjutnya dilakukan analisis pendapatan, keuntungan,

nilai benefit cost ratio (B/C ratio), dan titik impas.

Cara perhitungan keuntungan dalam usaha tani adalah dengan

mengurangkan total pendapatan dengan total biaya produksi yang telah ditambah

dengan bunga 12% selama setahun, untuk perhitungan nilai benefit cost ratio (B/C

ratio) adalah dengan pembagian total pendapatan dengan total biaya produksi

sedangkan untuk titik impas/break event point dibagi menjadi dua perhitungan

yaitu untuk menghitung BEP harga dan BEP produksi, untuk perhitungan BEP

harga nilai total biaya produksi dibagi dengan produktivitas dalam hal ini adalah

jumlah bibit yang ditanam, hal ini dilakukan untuk menentukan harga tiap per

kilogramnya untuk mendapatkan titik impas sedangkan menghitung BEP produksi

total biaya produksi dibagi dengan estimasi harga jual belimbing, hal ini

dilakukan untuk mendapatkan nilai produksi guna mencapai titik impas.

Pengetahuan Teknologi Budidaya

Representasi pengetahuan teknologi budidaya adalah dengan membuat

hierarki pohon. Tahapan-tahapan budidaya akan dikelompokan sesuai kategorinya,

kemudian pengguna akan memilih penjelasan untuk mendapatkan informasi.

Gambar 4 merupakan kegiatan budidaya belimbing yang meliputi kegiatan

penyiapan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pengendalian OPT, pembungkusan

buah, pemupukan hingga pemanenan.

Page 21: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

11

Gambar 4 Tahapan budidaya

Pada setiap tahapan diperlukan pemeliharaan yang spesifik sehingga perlu

dilakukan manajemen yang baik. Mulai dari perencanaan produksi sampai dengan

panen dan pasca panen, selain itu perlu diperhatikan pula adanya potensi serangan

hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman. Terdapat beberapa serangan

yang mungkin akan muncul pada setiap fase, sehingga perlu adanya

penanggulangan yang efektif dan efisien.

Diagnosa dan Pengendalian Penyakit

Diagnosa penyakit yang menyerang belimbing merupakan kegiatan dalam

budidaya pertanian yang membutuhkan pengetahuan yang baik. Berbagai gejala

yang menyerang dapat dikenali dengan ciri-ciri fisik tanaman. Ciri-ciri tersebut

dapat dilihat pada bagian akar, batang, daun dan buah. Penyebab penyakit dapat

berupa virus , bakteri dan jamur (Gambar 5). Pengendalian hama dan penyakit

dapat dilakukan baik secara mekanis dan kimia. Pemanfaatan bahan kimia tentu

akan meninggalkan residu pestisida yang digunakan pada saat pengendalian

penyakit. Sementara pengendalian secara mekanis tidak akan banyak membantu

saat serangan penyakit sudah meluas.

Perancangan Usaha

Pemilihan

Lokasi

Analisis

Kebutuhan

Pemasaran

Panen dan Pasca Panen

Mulai

Selesai

Persiapan Lahan

Kegiatan Budidaya

Penanaman Pengendalian

OPT Pemupukan

Page 22: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

12

Terserang

Gambar 5 Skema diagnosa dan pengendalian penyakit

Jenis penyakit yang sering menyerang tanaman belimbing adalah penyakit

bercak daun. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora averrhoae yang

dapat menimbulkan bercak-bercak klorofil pada daun. Bercak-bercak klorofil

berbentuk bulat dan kecil. Gejala yang timbul adalah ada bercak-bercak bulat dan

kecil-kecil pada anak daun putih keabuan, daun menguning dan daun rontok dan

hal ini dapat mengganggu pertumbuhan buah belimbing itu sendiri terlihat pada

Gambar 6.

Gambar 6 Contoh daun belimbing yang terserang penyakit bercak daun

Pada saat pengguna konsultasi dengan sistem, maka sistem akan

memberikan jawaban berdasarkan pengetahuan yang disimpan. Teknik

representasi pengetahuan yang digunakan adalah dengan menggunakan diagram

pohon. Diagram pohon ini menjadi dasar untuk menetukan basis aturan pada

sistem yang dibangun (Gambar 7).

Tananaman

Belimbing

Daun Batang

Akar

Buah dan

bunga

Penyakit

Mekasnis

Kimiawi

Pengendalian Bakteri

Virus

Cendawan

Penyebab

Bagian Tanaman

Page 23: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

13

Gambar 7 Diagram pohon keputusan pengendalian penyakit

Identifikasi dan Penanggulangan Hama

Langkah identifikasi hama adalah cara yang efektif untuk mengenal

berbagai macam jenis hama yang dapat merusak tanaman. Selanjutnya pelaku

agribisnis akan mengenal hama yang menyerang dan akan menentukan strategi

penanggulangan. Penanggulangan dapat dilakukan secara hayati, kimiawi dan

mekanik atau fisik (Gambar 8).

Jenis

Gambar 8 Skema pengendalian hama

Permukaan daun tertutup

warna hitam dan daun rontok

Bercak daun oleh cendawan

Cercospora Averrhoae Bercak daun oleh

cendawan Capnodium Sp

Gejala penyakit

tanaman belimbing

Gejala terjadi pada

bagian daun

Bercak membulat dan kecil-kecil pada

anak daun, menguning dan daun rontok

Tanaman

Belimbing Hama

Aphis

Jamur

Manual

Kimiawi

Codot

Ulat

Pengendalian Memilih

Pestisida

Page 24: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

14

Terdapat berbagai jenis hama yang dapat menyerang tanaman belimbing

diantaranya ulat daun, lalat buah, Aphis Sp, codot dan jamur upas (Gambar 9).

Pengguna sistem diberikan pengetahuan berupa gambar yang berisi ciri-ciri

penyakit yang menyerang dan gejala serta akibat yang ditimbulkan oleh hama,

Setelah itu pengguna akan mendapatkan penjelasan mengenai penanggulangan

untuk pengendalian hama yang mengganggu tanaman.

Gambar 9 Contoh serangan hama kutu daun (Crop C 2013)

Pengetahuan Penanganan Panen dan Pasca Panen

Pemetikan adalah proses yang dilakukan paling pertama saat proses panen

belimbing. Belimbing yang sudah memasuki umur panen sektar 60-90 hari dapat

dipetik tanpa menggunakan pisau ataupun gunting. Pemetikan hanya dilakukan

dengan cara diputar. Biasanya klasifikasi umur buah yang termasuk kedalam 60

hari itu untuk pemasaran di supermarket, kemudian untuk untuk yang 90 hari

biasa dijual kepada para penjual buah tradisional atau penjual jus. Cara

memetiknya, buah dipetik satu persatu dengan memotong tangkainya dengan

pisau tajam atau gunting pangkas yang bersih. Banyaknya jumlah belimbing yang

dipetik per hari sesuai dengan kondisi kebutuhan pasar, baik pasar tradisional,

pasar modern bahkan pesanan perseorangan.

Gambar 10 Indeks kematangan belimbing (Dinas Pertanian Depok 2010)

Setelah proses pemetikan, belimbing yang sudah dipetik diletakan di dalam

kotak atau biasa disebut dengan tray. Kemudian belimbing yang masih dibungkus

kertas atau plastik yang digunakan saat masih berada di pohonnya, dibuka dan

dibersihkan menggunakan kain lap hingga kotoran-kotoran yang berada di

permukaan belimbing tersebut hilang. Buah belimbing yang sudah dibersihkan,

dikelompokan menjadi beberapa kelompok pemutuan. Dalam sortasi belimbing di

Page 25: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

15

Kota Depok masih menggunakan cara manual dalam pengelompokan. Pemutuan

atau grading terbagi menjadi grade A, grade B, dan yang terakhir adalah grade C

(Gambar 10). Dalam proses pembagian kelompok-kelompok pemutuan tersebut

hanya indikator berat saja yang menggunakan alat, untuk warna dan ukuran masih

menggunakan cara manual dengan menggunakan indera penglihatan dari para

petani belimbing tersebut dengan mengikuti indikator warna belimbing (Gambar

11). Menurut Dinas Pertanian Kota Depok yang mengacu pada standart oprasional

belimbing dewa organik dibagi dalam beberapa indikator pengukuran berat, grade

A memiliki syarat harus memiliki berat > 250 g, kemudian grade B memiliki

syarat harus memiliki berat 150 g < Grade B < 250 g, dan untuk grade C

memiliki syarat harus memiliki berat <150 g.

Gambar 11 Proses pembersihan dan sortasi

Informasi Harga Pasar

Informasi harga pasar diperoleh dari data di lapangan yang bersumber dari

Dinas Pertanian Kota Depok. Informasi ini akan bersifat dinamis dan dapat

diperbarui secara berkala oleh pengelolah web. Informasi harga pasar ini berisi

harga jual tingkat pasar dan harga tingkat petani. Harga tingkat pasar adalah harga

belimbing yang sudah dilakukan wrapping, untuk satu kemasan belimbing yang

sudah dalam bentuk wrapping biasanya dihargai Rp 10 000. Sedangkan harga

tingkat petani adalah harga belimbing yang belum di wrapping dan biasanya harga

belimbing yang belum di wrapping dihargai Rp 6 000. Wrapping adalah

pengemasan belimbing. Informasi harga ini diambil dari rata-rata tiap bulannya.

Informasi Cuaca

Informasi prakiran cuaca yang ditampilkan dalam sistem ini didapatkan

secara online, hal ini dilakukan untuk menjamin informasi tentang cuaca harian

yang valid dan sesuai dengan prakiraan cuaca BMKG (Badan Meterologi,

Klimatologi dan Geofisika).

Informasi Varietas Belimbing

Tanaman belimbing merupakan tanaman hasil kebun yang telah

dibudidayakan oleh masyarakat lokal di Indonesia. Belimbing manis memiliki

banyak varietasnya (Tabel 1). Menurut data dari Direktorat Budidaya buah-

buahan Dirjen Hortikultura Deptan menjelaskan ada 8 varietas unggul maupun

non unggul yaitu Bangkok, Demak, Malaya, Penang, Rawasari, Sembiring, Filipin

Page 26: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

16

dan yang sangat diminati oleh masyarakat yakni belimbing Dewa. Setiap varietas

memiliki perbedaan bentuk buah, daun dan bunga.

Tabel 1 Jenis varietas belimbing di Indonesia

No Nama Varietas Asal Tanaman Keterangan

1 Bangkok Thailand Unggul

2 Demak Jawa Tengah Bukan Unggul

3 Dewa Depok Unggul

4 Malaya Malaysia Unggul

5 Penang Malaysia Bukan Unggul

6 Rawasari Rawasari Bukan Unggul

7 Sembiring Sumatra Utara Bukan Unggul

8 Filipin Filipina Bukan Unggul

Analisis dan Desain Sistem

Pengguna sistem cyber extension budidaya dan agribisnis belimbing dewa

ini adalah semua orang yang mebutuhkan informasi seputar cara pembudidayaan

dan agribisnis belimbing dewa. Pengguna utama dari sistem yang dibangun

diantaranya adalah lembaga penelitian, petani, pemerintah kota, masyarakat,

penyuluh pertanian, admin, knowledge engineer, dan pakar. Pakar dan praktisi

pertanian yang akan menambahkan pengetahuan informasi harus melalui admin

terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar pengetahuan yang dimasukkan ke dalam

sistem adalah pengetahuan valid (Gambar 12).

Gambar 12 Pengguna cyber extension

Basis

data

Internet

Server

Pemerintah

Petani

Masyarakat

Admin

Page 27: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

17

Desain Basis Data

Desain basis data relasional menggambarkan secara konseptual relasi obyek-

obyek data yang akan diimplementasikan untuk menyimpan informasi-informasi

yang terdapat di dalam sistem. Gambar 13 menunjukkan desain dari basis data

relasional yang dikembangkan pada sistem.

Gambar 13 Desain basis data relasional sistem

Desain Antar Muka

Desain antarmuka sistem yang terlihat pada Gambar 14 ini merupakan

halaman utama yang akan tampil saat diakses oleh pengguna sistem. Antarmuka

dibuat sesederhana mungkin agar dapat diakses dengan mudah oleh pengguna

sistem terutama oleh petani. Secara konseptual antarmuka utama terdiri dari

header, menu utama, halaman utama, menu kanan dan footer.

Gambar 14 Desain antarmuka sistem

Page 28: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

18

Rancangan Fungsional Sistem

Diagram use case pada Gambar 15 ini menggunakan hubungan antara

pengguna dengan sistem cyber extension. Pengguna dapat mengakses sesuai

dengan level akses yang disediakan di dalam sistem. Pengguna umum dapat

mengakses menu-menu di dalam sistem sementara administrator dapat melakukan

perubahan konten apabila diperlukan.

Gambar 15 Rancangan use case diagram pada sistem

Informasi Jenis

Varietas

Teknologi

Budidya

Pasca Panen

Pengendalian

Hama

Pengendalian

Penyakit

Analisis

Usaha tani

Informasi Harga

Pasar

Informasi Cuaca

Login

1. Update Berita

2. Halaman admin

3. Update Pengetahuan

Petani

UMasyarakat

Admin

Page 29: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

19

Implementasi Sistem

Sistem cyber extension budidaya dan agribisnis belimbing dewa ini

diimplemetasikan dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan basis data

(database) MySQL. PHP dan MySQL dipilih karena ketangguhannya mendukung

pemograman yang berbasis object oriented. PHP digunakan untuk membangun

interface dari sistem ini. Sementara MySQL digunakan sebagai penyimpan basis

data dan basis pengetahuan. Instalasi sitem dilakukan dengan mengkonfigurasikan

sistem ke dalam server, sehingga dapat diakses secara online.

Gambar 16 Halaman utama sistem

Menu-menu utama sistem terdiri dari : informasi varietas belimbing,

pengendalian hama, pengendalian penyakit, teknologi budidaya belimbing, pasca

panen, analisis usaha tani, prakiraan cuaca. Menu-menu tersebut akan dijelaskan

secara detail sebagai berikut :

Halaman Analisis Usaha Tani

Pada halaman ini, pegguna harus memasukkan beberapa nilai perhitungan

biaya pemasukan dan biaya pengeluaran guna mendapatkan hasil analisis, untuk

biaya pemasukan pengguna harus memasukan nilai luas lahan dan estimasi harga

jual belimbing yang nantinya akan menjadi parameter perhitungan analisis dan

untuk biaya pengeluaran pengguna sistem memasukan beberapa harga barang

yang digunakan untuk usaha tani mulai dari bibit hingga peralatan pertanian yang

akan digunakan yang terlihat pada Gambar 17.

Page 30: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

20

Gambar 17 Tampilan awal halaman analisis usaha tani

Page 31: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

21

Gambar 18 Tampilan setelah dimasukan data

Setelah pengguna mengisikan parameter seperti pada Gambar 18, data

dibutuhkan untuk basis perhitungan, maka pengguna sistem dapat melihat hasil

analisis. Analisis usaha tani yang berupa total pendapatan, B/C ratio, dan Break

event point (BEP). Total pendapatan merupakan hasil perhitungan produktivitas

(ton/ha) dikali luasan lahan (ha), sementara B/C ratio adalah perbandingan antara

pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Artinya jika B/C ratio > 1 maka

kegiatan bisnis menguntungkan, sebaliknya jika B/C ratio < 1 maka bisnis rugi

atau tidak menguntungkan.

BEP terdiri dari 2 jenis yaitu BEP harga dan BEP produksi. BEP harga

adalah harga minimal yang harus didapatkan oleh petani belimbing untuk

mendapatkan titik impas (balik modal). Sementara BEP produksi merupakan

gambaran basis produksi minimal yang didapatkan untuk mencapai titik impas.

Parameter tersebut menjadi dasar analisis layak atau tidaknya suatu usaha.

Page 32: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

22

Gambar 19 Tampilan hasil analisis usaha tani

Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 19 yang dilakukan oleh sistem maka

didapatkan total pendapatan adalah sebesar Rp 200 000 000 dengan keuntungan

Rp 121 720 000. B/C rasio dari hasil perhitungan adalah 2.55 yang artinya dengan

modal Rp 78 280 000 usaha agribisnis akan memperoleh hasil penjualan 2.55 kali

lipat nilai modal yang dikeluarkan. BEP Harga adalah sebesar Rp. 1 957 / kg dan

BEP Produksi 15 656 kg yang artinya jika dengan modal usaha Rp 78 280 000

dan harga cabai Rp 1 957 dan produksi 15 656 kg secara perhitungan usaha anda

telah mencapai titik impas.

Perhitungan pada sistem ini adalah perhitungan saat tanaman belimbing

sudah menjadi pohon yang siap berbuah, untuk mendapatkan perhitungan

pengeluaran yang rinci maka perhitungan pengeluaran usaha belimbing harus

dihitung saat tanaman belimbing dari bibit sampai pohon siap berbuah. Jangka

waktu tanaman belimbing dari bibit hingga pohon adalah 2.5-3 tahun dan dalam

jangka waktu tersebut pengeluaran belimbing akan terlihat pada halaman hasil

analisis usaha tani. Perhitungan pengeluaran biaya selama 3 tahun tersebut

mengikuti parameter yang telah dimasukkan dan terlihat pada Tabel 2 dan 3.

Page 33: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

23

Tabel 2 Biaya investasi selama 3 tahun

Sarana Produksi Harga (Rp) Jumlah

Bibit

Dosis Jumlah

Pemakaian

Jumlah (Rp)

Bibit 35 000 400 0 0 14 000 000

Pupuk NPK

(kg/pohon)

2 500 400 1.21 18 21 780 000

Pupuk Kandang

(kg/pohon)

1 000 400 25 9 90 000 000

Pestisida

(liter/pohon

170 000 400 0.005 144 48 960 000

Tenaga Kerja

(upah)

1 500 000 0 4 36 216 000 000

Sewa Lahan 3 000 000 0 0 36 108 000 000

Jumlah Pengeluaran 498 740 000

Tabel 3 Biaya pegeluaran alat

Alat

Harga Jumlah

Barang

Umur Teknis

(tahun)

Jumlah Penyusustan

Cangkul 70 000 4 4 280 000 23 333

Parang 75 000 3 3 225 000 25 000

Garu 50 000 2 4 100 000 8 333

Gunting

Stek

50 000 4 3 200 000 22 222

Golok 50 000 3 4 150 000 12 500

Sprayer 400 000 2 5 800 000 53 333

Keranjang 20 000 10 1 200 000 66 667

Tangga 200 000 4 5 800 000 53 333

Jumlah Pengeluaran 2 755 000 264 722

Total Pengeluaran Rp 501 759 722

Pengeluaran usaha tani dikelompokan menjadi 2 biaya yaitu biaya tunai dan

biaya diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani selama

kegiatan usaha tani berlangsung dari pengolahan hingga dijual kepada tengkulak

atau dijual sendiri, sedangkan biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan

oleh petani dalam bentuk nilai tunai.

Halaman Teknologi Budidaya Sesuai SOP

Dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis belimbing di Kota

Depok, maka dalam operasionalisasinya pemerintah Kota Depok juga serius

melaksanakan pengembangan program belimbing dewa. Belimbing dewa

diharapkan juga dapat menjadi salah satu komoditas buah unggulan Kota Depok,

bahkan telah dikukuhkan sebagai salah satu maskot Kota Depok. Saat ini sudah

cukup banyak petani belimbing di Depok yang ingin memproduksi belimbing

organik, sejalan dengan hal tersebut maka untuk memberikan informasi

disusunlah Standar Operasional Prosedur (SOP) Belimbing Dewa Organik –

Depok Organik (PONIK).

Page 34: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

24

Pada halaman ini pengguna sistem dapat menemukan informasi seputar cara

berbudidaya belimbing sesuai SOP dengan cara memilih permasalahan yang akan

ditanyakan (Gambar 20), kemudian sistem akan memberikan jawaban sesuai

dengan pemilihan pertanyaan yang digunakan oleh pengguna sistem.

Gambar 20 Dialog sistem teknologi budidaya

Setelah pengguna memilih permasalahan maka sistem akan memberikan

rekomendasi terhadap permasalahan yang diajukan dalam hal ini informasi

mengenai budidaya belimbing dewa sesuai dengan SOP (Gambar 21). Hasil yang

dikeluarkan sistem diharapkan menjadi acuan petani dalam kegiatan budidaya.

Gambar 21 Tampilan halaman budidaya

Halaman Informasi Varietas Belimbing

Pada halaman ini pengguna sistem akan mendapatkan informasi mengenai

jenis varietas belimbing yang ada di Indonesia. Informasi yang didapat mulai dari

asal tanaman, ciri fisik tanaman dan informasi perbandingan antara jenis satu

dengan yang lainnya (Gambar 22).

Page 35: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

25

Gambar 22 Tampilan awal informasi varietas

Setelah pengguna memilih halaman ini, pengguna sistem akan melihat 8

jenis varietas belimbing yang ada di Indonesia (Gambar 23). Pengguna dapat

memilih salah satu varietas untuk mendapatkan informasi mengenai belimbing

tersebut. Setelah pengguna memilih gambar belimbing maka sistem akan

memberikan hasil seputar informasi mengenai jenis varietas belimbing tersebut.

Page 36: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

26

Gambar 23 Tampilan hasil informasi jenis

Halaman Pengendalian Hama

Halaman ini diimplementasikan dengan memberikan pilihan kepada

pengguna, hama apa yang menyerang di lahan dengan melihat ciri-ciri serangan

hama yang menyerang tanaman. Ciri-ciri fisik itu yang menjadi dasar diagnosa,

jenis hama apa yang menyerang tanaman tersebut (Gambar 24).

Untuk memudahkan pengguna sistem dalam melakukan konsultasi,

pengguna diberikan ilustrasi gambar hama yang kemungkinan menyerang. Untuk

melakukan konsultasi, pengguna sistem harus membuka halaman pengendalian

hama. Selanjutnya pengguna memilih gambar hama yang sekiranya menyerang

tanaman belimbing. Setelah itu sistem akan memberikan penjelasan mengenai

ciri-ciri serangan dan teknik penanggulangan hama tersebut.

Page 37: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

27

Gambar 24 Halaman awal pengendalian hama

Setelah memilih hama, pengguna sistem akan mendapatkan penjelasan

tentang hama tersebut dan cara penanggulangnya. Rekomendasi yang dihasilkan

sistem bersifat umum (Gambar 25). Pengguna harus memilih jenis pestisida yang

digunakan dalam pengendalian hama. Pengguna diberikan kebebasan memilih

apakah akan menggunakan teknik kimiawi, biologi atau mekanis untuk

pengendalian hama tersebut.

Gambar 25 Halaman penjelasan pengendalian hama

Page 38: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

28

Halaman Pengendalian Penyakit

Pada halaman pengendalian penyakit diimplementasikan dengan

memberikan pilihan kepada pengguna sistem. Gejala-gejala ditanyakan secara

bertahap mengikuti alur diagnosa. Proses ini dimulai dengan memilih serangan

yang terlihat di bagian tanaman dalam hal ini bagian akar, daun, batang dan buah.

Selanjutnya pengguna sistem akan ditanyakan lebih lanjut untuk mendapatkan

hasil yang diharapkan.

Gambar 26 Halaman awal diagnosa penyakit

Gambar 27 Dialog sistem diagnosa penyakit

Page 39: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

29

Gambar 26 dan 27 merupakan proses repserentasi pengetahuan yang

disimpan pada basis pengetahuan pengendalian penyakit. Diagram pohon yang

menjadi basis pengetahuan dalam mengarahkan pengguna sistem ke jawaban yang

diinginkan. Pada Gambar 7 diagram pohon menggambarkan ciri-ciri penyakit

yang sedang dihadapi oleh petani.

Setelah pengguna sistem menyelesaikan pertanyaan dengan sitem maka

pengguna sitem akan mendapatkan hasil diagnosa dan rekomendasi pengendalian

penyakit yang sedang dialami oleh tanaman belimbing (Gambar 28).

Gambar 28 Halaman hasil sistem pengendalian penyakit

Halaman Pasca Panen

Pada halaman ini diimplementasikan dalam bentuk informasi mengenai

teknik-teknik atau metode dalam penanganan pasca panen buah belimbing.

Pengguna sistem akan memilih kategori pengetahuan yang dibutuhkan dalam

penanganan pasca panen belimbing (Gambar 29).

Gambar 29 Penanganan pasca panen

Pemilihan kategori pasca panen ini berisikan informasi terkait mengenai

pasca panen. Rekomendasi penanganan pasca panen dijelaskan secara jelas dan

mudah dimengerti oleh pengguna sistem yang terlihat pada Gambar 30.

Page 40: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

30

Gambar 30 Contoh tampilan halaman penanganan pasca panen

Halaman Cuaca Harian

Halaman ini merupakan informasi cuaca harian yang disediakan bagi

pengguna untuk mengetahui prakiraan cuaca harian untuk suatu lokasi. Prakiran

cuaca yang ditampilkan dalam sistem ini didapatkan secara online, hal ini

dilakukan untuk menjamin informasi tentang cuaca harian valid dan sesuai dengan

prakiraan cuaca BMKG (Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika).

Pengguna cukup mengisi nama daerah pengguna di kolom search setelah itu akan

terlihat hasil prakiraan cuaca daerah tersebut (Gambar 31).

Gambar 31 Prakiraan cuaca

Informasi Harga Pasar

Halaman informasi harga pasar merupakan informasi seputar harga

belimbing dewa tingkat petani dan harga tingkat pasar. Pada halaman ini

Page 41: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

31

pengguna akan melihat perbedaan harga belimbing yang terjadi setiap bulannya

(Gambar 32). Data yang ditampilkan merupakan data pada tahun 2014 terhitung

dari bulan Januari sampai Desember dan data tersebut bersumber dari Dinas

Pertanian Kota Depok.

Gambar 32 Kontak petani pengepul

Kontak

Halaman kontak ini adalah informasi seputar kontak petani pengepul yang

ada di setiap kecamatan. Kegiatan pengepulan hasil panen belimbing dewa ini

dilakukan oleh setiap kelompok tani di Kota Depok (Gambar 33). Hasil panen

belimbing tersebut dikumpulkan di ketua kelompok tani masing-masing di setiap

kecamatan yang nantinya hasil tersebut akan dipasarkan, namun ada juga petani

yang menjual langsung hasil panennya. Halaman ini berfungsi untuk memberikan

informasi seputar petani pengepul kepada pengguna cyber yang bertujuan pembeli

dapat menghubungi langsung petani untuk membeli belimbing secara langsung.

Gambar 33 Kontak petani pengepul

Page 42: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

32

Forum

Pada halaman forum ini dibuat bertujuan untuk membangun interaksi antara

pengguna cyber satu dengan yang lainnya yang berguna untuk mempermudah

pengguna cyber mendapatkan informasi lebih jelas yang didapat langsung dari

pengguna cyber lainnya. Pengguna cyber dapat melakukan diskusi dengan terlebih

dahulu membuat topik sesuai dengan keinginan pengguna. Setelah topik dibuat

pengguna cyber lainnya dapat langsung mengomentari atau menjawab pertanyaan

yang ada di forum yang terlihat pada Gambar 34 dan 35.

Gambar 34 Halaman utama forum

Gambar 35 Halaman membuat topik baru

Setelah pengguna membuat topik baru dalam forum maka pengguna cyber

lainnya dapat melihat topik tersebut di halaman depan forum dan pengguna cyber

lainnya dapat memberikan komentar seputar pertanyaan yang telah ada di

halaman depan forum yang terlihat pada Gambar 36.

Page 43: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

33

Gambar 36 Halaman membalas topik

Diseminasi Sistem Cyber Extension

Diseminasi sitem cyber extension dilaksanakan oleh petani belimbing di

Depok. Diseminasi ini dilakukan agar adanya masukan dari petani dan menyusun

tindak lanjut perkembangan sistem sekaligus memperkenalkan sistem cyber

extension ini kepada petani. Dalam melakukan proses ini maka dilakukanlah

kegiatan-kegiatan lapang sebagai berikut :

Pengenalan Internet

Kegiatan ini dilakukan di kebun belimbing Bapak Nanang sebagai ketua

kelompok tani se-Depok dan sebagai tempat penampungan terakhir hasil produksi

yang dalam hal ini Bapak Nanang sebagai ketua kelompok tani untuk daerah

Sawangan. Hampir sebagian ketua kelompok tani dan petani di kota Depok sudah

mengenal internet, namun mereka belum dapat mengoperasikannya. Sebagian

kelompok tani sudah menggunakan komputer untuk pembuatan laporan. Kegiatan

berkumpul antar kelompok tani dilakukan sebulan sekali yang dibawahi oleh

penyuluh dari dinas Depok. Pertemuan petani dan penyuluh adalah diskusi

mengenai permasalahan di lapangan yang dihadapi oleh petani. Selain itu petani

akan dikenalkan bagaimana cara mencari solusi permasalahan yang dihadapi

melalui internet.

Petani dapat menggunakan internet sebagai salah satu saran dalam mencari

permasalahan yang dihadapi di lapangan selain itu petani juga dapat memperoleh

pengetahuan dan informasi seputar belimbing dan tanaman holtikultura lainnya.

Kendala yang dihadapi oleh petani adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana

seperti komputer dan sambungan internet. Petani juga tidak banyak yang memiliki

waktu luang untuk mengoperasikan internet. Dalam penggunaan teknologi lainnya

seperti handphone masih banyak petani yang belum memiliki alat komunikasi

tersebut yang menyebabkan sistem sms gateway tidak dapat berjalan.

Page 44: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

34

Diskusi

Kegiatan ini adalah memperkenalkan sistem cyber extension kepada

kelompok tani dan pegawai Dinas Pertanian Depok. Pengenalan meliputi

penjelasan mengenai sistem yang ada di dalam cyber extension. Sistem yang

tersedia seperti infomasi budidaya belimbing, pengendalian hama dan penyakit,

dan pengetahuan terkait. Kegiatan ini dibantu oleh pegawai Dinas Pertanian dan

tim penyuluh untuk pengenalan dan pengoperasian sistem ini dilakukan di Dinas

Pertanian Kota Depok dan di kebun belimbing di 11 kecamatan Kota Depok,

namun untuk pengenalan sistem ini hanya diberikan kepada ketua kelompok tani

sebab pertemuan antar petani dan penyuluh hanya diwakilkan oleh ketua

kelompok tani setiap kecamatan.

Petani dan penyuluh sangat tertarik dengan sistem ini namun permasalahn

yang banyak ditanyakan petani adalah penanganan hama dan penyakit terutama

hama codot yang sangat meresahkan karena sudah banyak merugikan petani.

Petani sudah melakukan penanggulang seperti pemberian umpan beracun namun

masih belum dapat ditangani dan masih banyak codot yang memakan buah

belimbing yang menyebabkan kerugian bagi petani.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perancangan sistem cyber extension budidaya dan agribisnis belimbing dewa

ini sudah berjalan dengan baik. Tahapan akuisisi pengetahuan dilakukan dengan

studi literatur, kunjungan lapangan, dan diskusi. Pengembangan basis

pengetahuan budidaya dan agribisnis belimbing dewa sudah berjalan baik dan

pengetahuan yang dimasukkan ke dalam sistem adalah pengetahuan yang terpilih

dan mudah dipahami oleh pengguna sistem. Cyber extension untuk belimbing

dewa sudah dibangun dan dapat diakses secara online oleh pengguna sistem yang

terkoneksi dengan internet dan telah dilakukan diseminasi kepada petani di Kota

Depok dan telah mendapatkan masukan untuk memperbaiki sistem yang ada.

Saran

Pengembangan pada sistem cyber extension ini sebaiknya ditambahkan

beberapa sistem yang bermanfaat untuk petani, contohnya sepeti sistem jual beli

online hasil pertanian yang dapat dikelola langsung oleh petani. Penelitian

selanjutnya disarankan lebih melihat masalah-masalah yang terjadi di lapang dan

mengetahui keluhan para petani guna menciptakan kesinambungan antara petani

dengan pemerintah kota.

DAFTAR PUSTAKA

Adekoya AE. 2007. Cyber extension comunicaton : A Strategic made for

agricultural and rural transformation in Nigeria. Internasional journal of food,

agriculture and environment. 5(2007): 366-368.

Page 45: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

35

Ahmad. 2011. Analisis usaha tani dan faktor-faktor produksi belimbing dewa

Kota Depok [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Creative Crop. 2013. Phyloxerid aphid. [internet]. Tersedia pada:

http://www.gettyimages.com/detail/photo/oak-leaf-phyloxerid-aphid-females-

eggs-and-high-res-stock-photography/129835786. [4 April 2015].

Creative Crop. 2013. Starfruits of different sizes. [internet]. Tersedia pada:

http://www.gettyimages.com/detail/photo/starfruits-royalty-

freeimage/184298630. [4 April 2015].

Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen.

Bogor (ID) : IPB Press.

Kautsar. 2011. Rancang bangun sistem informasi agroindustri belimbing dewa

Depok [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

Jakarta (ID): Grasido.

Marimin. 2005. Teori Dan Aplikasi Sistem Pakar Dalam Teknologi Manajerial.

Bogor (ID) : IPB Press.

Marimin, Tanjung H, dan Prabowo H. 2006. Sistem Informasi Sumberdaya

Manusia. Jakarta (ID): Grasido.

McLeod R. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta (ID): Grasido.

Mulyandari RSH. 2005. Teknik implementasi pengembangan sumber informasi

pertanian nasional dan lokal P4MI. Informatika Pertanian. 14(2005): 802-817.

Mulyandari RSH, Sumardjo, Lubis DP, Panjaitan NK. 2010a. Implementasi cyber

extension dalam komunikasi inovasi pertanian. Informatika Pertanian. 19(2):

17-43.

Mulyandari RSH, Sumardjo, Lubis DP, Panjaitan NK. 2010b. Analisis sistem

kerja cyber extension mendukung peningkatan keberdayaan petani sayuran.

Jurnal Komunikasi Pembangunan. 8(2): 1-16.

Mulyandari RSH. 2010. Cyber extension sebagai media komunikasi dalam

pemberdayaan petani sayuran [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Priadi. 2011. Keanekaragaman varietas belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

di kebun plasma nuftah tumbuhan dan hewan depok. Depok (ID): Pusat

Penelitian Bioteknologi (LIPI).

[SOP] Standar Operasional Prosedur. 2010. Belimbing Dewa Organik. Depok

(ID): Dinas Pertanian Kota Depok.

Sunarjono HS. 2004. Berkebun Belimbing Manis. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Supriyanto. 2011. Sistem konsultasi online agribisnis cabai (Capsiucum annum

L.) [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Tjitropranoto P. 2005. Pemahaman diri, potensi/kesiapan diri, dan pengenalan

inovasi. Jurnal penyuluhan [Internet]. [8 Sept 2014]. 1 (01) : 1-6. Tersedia

pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2013.

Tamba. 2007. Kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani :

Pengembangan model dalam pemberdayaan petani, kasus di Propinsi Jawa

Barat [disertasi]. Bogor(ID): Sekolah Pascasarjana IPB.

Page 46: RANCANG BANGUN CYBER EXTENSION BUDIDAYA DAN … · multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian dan komunikasi antar pengguna sistem. ... Berdasarkan tujuan pemenuhan

36

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Februari 1992, anak kedua dari

dua bersaudara dari keluarga Bapak Abdul Muis Ismail dan Ibu Laila S. Ali.

Pendidikan SD ditempuh penulis di SD 03 Pagi Pekayon pada tahun 1998 sampai

tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan menengah pada tahun 2004 di SMP

Negeri 184 Jakarta dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 pula penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 98 Jakarta dan menyelesaikannya pada

tahun 2010.

Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Sarjana Program Studi

Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama mengikuti

perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus divisi Olahraga dan Seni di Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun 2013

penulis melaksanakan Praktek Lapang selama empat puluh (40) hari di Dinas

Pertanian dan Perikana Kota Depok dengan judul Praktek Lapang “Sistem

Informasi Manajemen Produksi Belimbing Dewa di Dinas Pertanian Kota Depok”

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik, penulis

melakukan kegiatan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Cyber Extension

Budidaya dan Agribisnis Belimbing Dewa (Averrhoa Carambola L.)”, di bawah

bimbingan Prof Dr Ir Bambang Pramudya, MEng dan Dr Ir Mohamad Solahudin,

MSi.