rancang bangun alat penghancur limbah popok …/rancang... · pembalut dengan cara menghancurkannya...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RANCANG BANGUN ALAT PENGHANCUR LIMBAH POPOK DAN PEMBALUT
(KONSTRUKSI)
PROYEK AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya
Disusun Oleh :
FAISAL NUR HANAFI NIM I 8109017
PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IOOIEOA66I
IoIBIAI sBlaqes ssllsJo^rtrrsel{ {.rDIeI III sulodlc
rmE0r6sttcla?,l6tJ"I,rrIS "olua{ns rueH
gEurryurqurs6 lEurqunqtue6
"UuxlcrnS'e{penl gqv mpE qapradlueur {n$n pra{s n1es qEIEs rdeqss us{rluslpqqol
tr060r8 rffi
qelo msnsl(
fts"lrnursNox)INTyflrufld NYO XOdOd
HVSI,rtrT UNJN\TIICNf,d TYTY NNCNYS CNYf,IIYf,
Fpntuu8uagle.IuIA[ sqsqes so*rsrealurl
{FDIoI su{n{eg qsery {u:[eJ m stuodrg ryqg uu.6ord r.rrgy ryfortr
mqqeEua14l
l Euqunqtue6
N\ilrvsflcNfld uY{r{fl'I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
RANCANG BANGUN ALAT PENGHANCUR LIMBAH POPOK DAN PEMBALUT
(KONSTRUKSI)
PROYEK AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya
Disusun Oleh :
FAISAL NUR HANAFI NIM I 8109017
PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Akhir Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Dengan judul
RANCANG BANGUN ALAT PENGHANCUR LIMBAH POPOK DAN PEMBALUT
(KONSTRUKSI)
Disusun Oleh FAISAL NUR HANAFI
I 8109017
Telah disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.
Surakarta, Pembimbing I
Wahyu Purwo Raharjo, ST.MT 197202292000121001
Pembimbing II
Heru Sukanto, ST.MT
197207311997021001
Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Heru Sukanto, ST.MT 197207311997021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MOTTO
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”
" Setiap waktu dalam kehidupan anda dapat menjadi
permulaan dari sebuah perkara besar."
“Jalan Hidup Memang Panjang, Yakinlah untuk Merintisnya
perlahan”
“Hidup Biar Beradap, Bukan Untuk Biadap”
" Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki keberanian untuk
sukses. "
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Alhamdulillah puji syukur kupanjatkan kehadirat ALLAH SWT sang
pencipta semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta anugrah yang tak terhingga kepada kita semua.
“Bapak, Ibu Dan Adiku Tercinta
Terimakasih Atas Semua Doa, Motivasi Serta Materi Berlimpah
Yang Telah Engkau Berikan Untuk Mewujudkan Satu Citaku Ini”
“Mawarku”
Terimakasih Atas Semua Cinta dan Kasih Sayang Serta Motivasi
Yang Tak Henti-Hentinya Kau Berikan Hingga Terselesaikanya
Semua Perjuangan Ini... I LOVE YOU.
“Totok, Putut & Novianta”
Jalan Kita Masih Panjang Teman.. Terimakasih Telah Menjadi
Sebuah Team Yang Solid Selalu. Good Jobs Man!!. We Are The Best.
“Rekan-Rekan Mesin Produksi 2009”
Kita Semua Keluarga Broo.. Ini Awal Dari Sebuah Perjalanan Yang
Panjang. Thank’s Buat Semuanya.
The Last Thank’s to:
Bapak Wahyu Purwo Raharjo ST MT yang telah memberikan
bimbinganya selama Tugas Akhir ini.
Ketua Prodi DIII Teknik mesin dan segenap Dosen beserta staff
Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dalam penyusun proyek akhir dengan judul
Rancang Bangun Alat Penghancur Limbah Popok Dan Pembalut dapat
diselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada uswah
dan pemimpin kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan kepada
semua pengikut sunnah beliau hingga akhir zaman.
Proyek akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
ahli madya yang wajib disusun oleh setiap mahasiswa Program Studi Diploma III
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta setelah
selesei mengerjakan proyek akhirnya.
Berkat bantuan dari berbagai pihak, proyek akhir ini dapat terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Heru Sukanto, ST. MT. Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
sekaligus merangkap sebagai pembimbing II dalam proyek akhir ini.
2. Bapak Wahyu Purwo R, ST. MT. Selaku pembimbing I dalam proyek akhir
ini.
3. Bapak, ibu dan keluarga tercinta yang telah memberi motivasi, semangat
dan dorongan sehingga terseleseikanya proyek akhir sekaligus memperoleh
gelar ahli madya ini.
4. Rekan-rekan satu kelompok serta mahasiswa Teknik Mesin Produksi 2009
Atas segala bantuan, dukungan, saran, kritik dan petunjuk yang telah di
berikan kepada penulis, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Penulis
menyadari dalam penulisan proyek akhir ini banyak kekurangan dan kesalahan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini dimasa mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAKSI
FAISAL NUR HANAFI : PROYEK AKHIR – “RANCANG BANGUN ALAT PENGHANCUR LIMBAH POPOK DAN PEMBALUT (KONSTRUKSI)” : PROGRAM STUDI D III TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012. Pembalut dan popok merupakan limbah sekali pakai. Lembaga ekologi dan konservasi telah melakukan penilitian bahwa 15% dari sampah-sampah yang mencemari sungai adalah pembalut dan popok. Alat penghancur limbah pembalut dan popok ini dibuat untuk menanggulangi banyaknya limbah popok dan pembalut dengan cara menghancurkannya supaya bisa dimanfaatkan kembali sebagai pengisi sofa, boneka dll.
Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang dan membuat alat penghancur limbah pempalut dan popok dan menganalisa setiap bagian - bagian yang termasuk kedalam konstruksi yaitu meliputi kekuatan rangka, sambungan las, sambungan baut dan kekuatan bantalan.
Alat Penghancur Limbah Pembalut dan Popok ini digerakan dengan motor bensin 5,5 Hp dengan sistem transmisi puli dan sabuk. Pisau pemotong mengaplikasikan dari circle saw pemotong kayu. Material rangka menggunakan profil L ST 37 dengan dimensi 40x40x4 mm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………… ............................................... i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv KATA PENGANTAR …………....……………………….......................... v ABSTRAKSI................................................................................................. vi DAFTAR ISI ……………...…………...……………………………….......vii DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………….......................... 1 1.2 Perumusan Masalah ………………………………….................. 1 1.3 Metode Pembahasan ……………………………...…….............. 1 1.4 Tujuan dan Manfaat ……………………………...……….......... 2
BAB II DASAR TEORI 2.1 Kekuatan Rangka........................................................................... 3 2.2 Pengelasan...................................................................................... 5 2.3 Sambungan Baut............................................................................. 9 2.4 Bantalan.......................................................................................... 10 2.5 Mesin Bor....................................................................................... 11 2.6 Mesin Frais..................................................................................... 13 2.7 Sabuk.............................................................................................. 14
BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat........................................................ 16 3.2 Diagram alir Proses Perancangan Konstruksi................................ 17 3.3 Perancangan Konstruksi................................................................. 18
3.3.1 Perhitungan Beban Pada Poros Pisau Penghancur................. 20 3.3.2 Perencanaan Rangka Bagian Atas ......................................... 27 3.3.3 Perencanaan Rangka Bagian Bawah...................................... 30
3.4 Perencanaan Pengelasan................................................................. 39 3.5 Perencanaan Sambungan Baut....................................................... 41
3.5.1 Dudukan Motor Penggerak.................................................... 41 3.5.2 Baut Pada Dudukan Bantalan................................................ 42
3.6 Perencanaan Bantalan..................................................................... 43 BAB IV PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pembuatan Poros Pisau Potong.......................................... 44 4.1.1 Proses Pembubutan................................................................. 44 4.1.2 Proses milling ........................................................................ 45
4.2 Proses Pembuatan Ring Penyekat Antar Pisau.............................. 46 4.3 Proses Pembuatan Rangka............................................................ 48 4.4 Pembuatan Dudukan Motor Penggerak........................................ 49 4.5 Proses Pembuatan Garpu Penahan……………………................ 50 4.6 Proses Pembuatan Cover Rangka……………………….............. 51 4.7 Pembuatan Dudukan Poros Pisau Potong…………..................... 53 4.8 Proses Pembuatan Saluran Input………………………............... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4.9 Proses Pembuatan Saluran Output……….……………............... 55 4.10 Modifikasi Pisau Potong.........................……………................. 56 4.11 Proses Pembuatan Cover Pulley dan V-Belt…………................. 56 4.12 Proses Pengecatan……………………………………................ 57 4.13 Proses Pengeboran & Pengetapan Rangka Untuk Sekrup ........... 58 4.14 Proses Perakitan Mesin………………………………................ 58
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 60 5.2 Saran .............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... xii LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sudut Mata Bor.............................................................................. 12 Tabel 2.2 Harga Kecepatan Potong Mata Bor HSS....................................... 12 Tabel 2.3 Besarnya Pemakanan Berdasarkan Diameter Mata Bor................ 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumpuan Rol..............................................................................3 Gambar 2.2 Tumpuan Sendi.......................................................................... 3 Gambar 2.3 Tumpuan Jepit........................................................................... 4 Gambar 2.4 Tanda Untuk Gaya Normal........................................................ 4 Gambar 2.5 Tanda Untuk Gaya Geser.......................................................... 5 Gambar 2.6 Tanda Untuk Momen................................................................ 5 Gambar 2.7 Jenis Sambungan Las................................................................. 6 Gambar 2.8 Bentuk Alur / Kampuh Las.......................................................... 6 Gambar 2.9 Bentuk Pengelasan Rangka........................................................ 7 Gambar 2.10 Jenis Bantalan Gelinding......................................................... 11 Gambar 2.11 Pemakanan Mesin Frais.......................................................... 14 Gambar 3.1 Alat Penghancur Limbah Pembalut Dan Popok........................ 16 Gambar 3.2 Flow Chart Perencanaan Dan Perhitungan............................... 17 Gambar 3.3 Sketsa Rangka............................................................................ 18 Gambar 3.4 Analisa tegangan pada puli....................................................... 19 Gambar 3.5 Analisa uraian gaya pada puli.................................................... 20 Gambar 3.6 Uraian gaya vertikal................................................................... 21 Gambar 3.7 Titik potongan pada gaya vertikal.............................................. 22 Gambar 3.8 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri vertikal........................... 22 Gambar 3.9 Reaksi gaya dalam potongan y-y kiri vertikal........................... 23 Gambar 3.10 Reaksi gaya dalam potongan z-z kanan vertikal...................... 23 Gambar 3.11 Diagram NFD, SFD dan BMD gaya vertikal........................... 24 Gambar 3.12 Uraian gaya horizontal............................................................. 24 Gambar 3.13 Titik potongan pada gaya horizontal........................................ 25 Gambar 3.14 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri horisontal...................... 25 Gambar 3.15 Reaksi gaya dalam potongan y-y kiri horizontal..................... 26 Gambar 3.16 Reaksi gaya dalam potongan z-z kanan................................... 26 Gambar 3.17 Diagram NFD, SFD dan BMD gaya horizontal....................... 27 Gambar 3.18 gaya pada batang AEB............................................................. 28 Gambar 3.19 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri....................................... 28 Gambar 3.20 Reaksi gaya dalam potongan y-y kanan.................................. 29 Gambar 3.21 Diagram gaya batang AEB...................................................... 29 Gambar 3.22 konstruksi rangka..................................................................... 31 Gambar 3.23 Analisa tegangan puli................................................................ 31 Gambar 3.24 Analisa uraian gaya pada puli.................................................. 32 Gambar 3.25 Dimensi rangka pada dudukan motor...................................... 33 Gambar 3.26 gaya yang bekerja pada batang GH......................................... 34 Gambar 3.27 Titik potongan gaya batang GH............................................... 34 Gambar 3.28 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri....................................... 35 Gambar 3.29 Reaksi gaya dalam potongan y-y kanan................................... 35 Gambar 3.30 Diagram gaya batang GH......................................................... 36 Gambar 3.31 Gaya pada batang HLI............................................................. 36 Gambar 3.32 Titik potongan gaya batang HLI.............................................. 37 Gambar 3.33 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri....................................... 37 Gambar 3.34 Reaksi gaya dalam potongan y-y kanan................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Gambar 3.35 Diagram gaya batang HLI........................................................ 38 Gambar 3.36 Bentuk pengelasan................................................................... 40 Gambar 4.1 Gambar Poros Pisau Potong...................................................... 44 Gambar 4.2 Gambar Ring Penyekat antar Pisau Potong............................... 48 Gambar 4.3 Gambar Rangka Mesin.............................................................. 49 Gambar 4.4 Gambar Dudukan Motor Penggerak......................................... 50 Gambar 4.5 Gambar Garpu Penahan............................................................ 51 Gambar 4.6 Gambar Cover Rangka Atas..................................................... 52 Gambar 4.7 Gambar Cover Rangka Belakang.............................................. 52 Gambar 4.8 Gambar Cover Rangka Samping Kanan................................... 52 Gambar 4.9 Gambar Cover Rangka Samping Kiri....................................... 53 Gambar 4.10 Gambar Dudukan Poros Pisau Potong.................................... 53 Gambar 4.11 Gambar Corong Input............................................................. 54 Gambar 4.12 Gambar Saluran Output.......................................................... 55 Gambar 4.13 Gambar pisau.......................................................................... 56 Gambar 4.14 Gambar Cover Pulley dan V-Belt........................................... 57 Gambar 4.15 Gambar Rangka yang Dibor................................................... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Popok dan pembalut adalah jenis barang sekali pakai dan harus dibuang
setelah digunakan. Limbah jenis ini tidak higienis dan dapat mencemari
lingkungan karena menempel kotoran-kotoran yang banyak mengandung bakteri-
bakteri atau mikroorganisme sebagai sumber penyakit. Penanganan limbah jenis
ini tidak dilakukan dengan baik, biasanya hanya dicuci lalu dibuang ke tempat
sampah atau sungai-sungai dan bercampur dengan sampah-sampah lainya.
Lembaga ekologi dan konservasi telah melakukan penilitian bahwa 15%
dari sampah-sampah yang mencemari sungai adalah pembalut dan popok (sumber:
http://kampungtki.com/baca/27958 ). Maka dari itu popok dan pembalut harusnya
diberi tempat pembuangan tersendiri dan nantinya dibawa ketempat penampungan
sampah. Setelah sampai ketempat penampungan sampah, sampah jenis ini dipilah
untuk di lakukan proses kimia supaya bakteri-bakteri dan mikroorganisme yang
merugikan dapat di kurangi karena melihat dari sisi ekonominya limbah jenis ini
dapat di olah lagi menjadi pengisi boneka, bantal dan lain-lainnya supaya tidak
lagi mencemari lingkungan.
Pada proyek akhir ini akan dibuat sebuah Alat Penghancur Limbah Popok
dan Pembalut dengan tujuan untuk menanggulangi banyaknya limbah popok dan
pembalut dengan cara menghancurkannya supaya bisa dimanfaatkan kembali.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah merancang dan
membuat alat penghancur limbah popok dan pembalut.
1.3 BATASAN MASALAH
Perhitungan dilakukan pada konstruksi rangka, sambungan baut, kekuatan
las dan kekuatan bantalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK AKHIR
1. Tujuan Proyek Akhir
Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang dan membuat alat
penghancur limbah popok dan pembalut.
2. Manfaat Proyek Akhir
Proyek akhir ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Teoritis
Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai perancangan
alat serta menciptakan suatu unit rekayasa yang efektif dan efisien
dibandingkan alat sejenis yang telah ada.
b. Praktis
Menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah dengan
mengaplikasikannya dalam suatu bentuk karya nyata dalam sebuah
alat penghancur limbah popok dan pembalut dan melatih
ketrampilan dalam proses produksi yang meliputi bidang
perancangan, pengelasan dan permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kekuatan rangka
Suatu konstruksi atau suatu rangka bertugas mendukung beban atau gaya
yang bekerja pada sebuah sistem tersebut. Beban tersebut harus ditumpu dan
diletakan pada peletakan – peletakan tertentu agar dapat memenuhi tugasnya.
Beberapa peletakan antara lain:
a. Tumpuan rol
Adalah tumpuan yang dapat menahan gaya tekan yang arahnya tegak lurus
bidang tumpuanya. Tumpuan rol tidak dapat menahan gaya yang arahnya
sejajar dengan bidang tumpuan dan momen.
Gambar 2.1 tumpuan rol
b. Tumpuan sendi
Adalah tumpuan yang mampu menahan gaya yang arahnya sembarang pada
bidang tumpuan. Tumpuan sendi dapat menumpu gaya yang arahnya tegak
lurus maupun sejajar dengan bidang tumpuan.
Gambar 2.2 tumpuan sendi
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
c. Tumpuan jepit
Adalah tumpuan yang dapat meneruskan segala gaya dan momen.
Gambar 2.3 tumpuan jepit
Dalam perhitungan kekuatan rangka akan diperhitungkan gaya luar dan
gaya dalam.
a. Gaya luar
Adalah gaya yang bekerja diluar konstruksi. Gaya luar dapat berupa gaya
vertikal, gaya horizontal, momen lentur dan momen puntir. Pada
persamaan statis tertentu untuk menghitung besarnya gaya yang bekerja
harus memenuhi syarat kesetimbangan :
= 0
= 0
= 0
b. Gaya dalam
Adalah gaya – gaya yang bekerja didalam konstruksi sebagai reaksi
terhadap gaya luar. Reaksi yang timbul antara lain sebagai berikut :
1. Gaya normal (N)
Gaya normal merupakan gaya yang melawan muatan dan bekerja tegak
lurus terhadap bidang gaya.
Gambar 2.4 Tanda untuk gaya normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Gaya Geser (S)
Gaya geser merupakan gaya yang melawan muatan dan bekerja sejajar
terhadap bidang gaya.
Gambar 2.5 Tanda untuk gaya geser
3. Momen lentur (M)
Momen lentur adalah gaya perlawanan dari beban sebagai penahan
lenturan yang terjadi pada balok / penahan terhadap kelengkungan.
Gambar 2.6 Tanda untuk momen
2.2 Pengelasan
Pengelasan adalah suatu sambungan yang permanen yang mana berasal
dari peleburan dari dua bagian yang digabungkan bersama, dengan atau tanpa
penggunaan penekanan dan pengisian material. Panas yang dibutuhkan untuk
meleburkan material berasal dari nyala api pada las asitelin atau las busur listrik
pada las listrik. Pada proses pengerjaan proyek akhir ini menggunakan Las listrik
untuk membuat rangka dan spot welding untuk membuat cover.
Jenis – jenis sambungan las yang dipakai pada pembuatan alat ini antara
lain seperti pada gambar 2.7 dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Gambar 2.7 jenis sambungan las
Keterangan:
a. Sambungan las sudut dalam
b. Sambungan las sudut luar
c. Sambungan las tumpang
d. Sambungan las T
Biasanya sebelum dilalukan pengelasan busur listrik benda kerja dibuat
kampuh atau alur las seperti pada gambar 2.8 dibawah ini.
Gambar 2.8 bentuk alur / kampuh las
Keterangan:
a. sambungan langsung / tanpa kampuh
b. sambungan V tunggal
c. sambungan U tunggal
d. sambungan V ganda
e. sambungan U ganda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Perhitungan dalam perencanaan las.
Panjang las minimum dalam proses pengelasan (l)
P = 1.414 s x l x ....................................................................(2.1)
dimana :
l = panjang pengelasan (mm)
P = beban yang bekerja (N)
s = Tebal plat (mm)
= tegangan geser ( )
Menghitung Tebal las dari bentuk pengelasan yang dipakai seperti pada
gambar 2.11 ini.
Gambar 2.9 bentuk pengelasan rangka
Dari gambar diatas maka dapat diuraikan pusat titik beratnya
x = ......................................................................(2.2)
y = .....................................................................(2.3)
maka,
r1 = BG = l – x ........................................................................(2.4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
r2 = ............................................................(2.5)
cos = ..............................................................................(2.6)
keterangan:
l = lebar plat (mm)
b = tebal plat (mm)
= jarak beban dengan pusat titik berat (mm)
= jarak beban dengan pusat titik berat (mm)
= sudut maksimum pengelasan
Menghitung momen inersianya (J )
J = t .............................................................(2.7)
Keterangan:
J = momen inersia (mm4)
t = tebal lasan (mm)
Menghitung gaya geser ( )
= ....................................................................................(2.8)
Dimana
A = t . l + t . b ........................................................................(2.9)
Dan
= ......................................................................(2.10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Keterangan :
= gaya geser normal / tegak lurus ke arah gravitasi ( N/mm2)
= gaya geser tegak lurus ke arah G / sesuai momen akibat dari
pembebananya ( N/mm2)
P = gaya yang membebani ( N )
A = throat area ( mm )
e = jarak gaya dengan pusat titik berat G ( mm )
r2 = radius las (mm)
Resultan untuk tegangan geser maksimal
= ...............................(2.11)
2.3 Sambungan Baut
Sambungan baut adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir
untuk mengikat dua atau lebih komponen permesinan. Sambungan baut
merupakan jenis dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar pasang).
Sambungan baut terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni Baut (Bolt), yakni yang
memiliki ulir di bagian luar dan Mur (Nut) , yakni yang memiliki ulir di bagian
dalam.
Ukuran dalam ulir biasanya disertakan dengan huruf (M) kemudian diikuti
dengan diamter dan kisaranya. Sebagai contoh M10 x 1,5 artinya ulir dengan
diameter luar 10 dan kisar jarak ulir = 1,5 mm.
Perhitungan dalam perencanaan sambungan ulir antara lain menentukan
besarnya diameter.
Menghitung diameter dari gaya gesernya.
F = x dc2
x ........................................................................(2.12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dimana :
dc = diameter baut (mm)
F = gaya yang bekerja (N)
= tegangan geser material ( N/mm2)
= safety factor
2.4 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara
semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan
pondasi pada gedung.
Bantalan yang dipakai adalah bantakan jenis gelinding. Pada bantalan ini
terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam
melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.
Adapun analisa terhadap bantalan dihitung dari beban ekuivalennya yaitu
gabungan beban radial (WR) dan beban aksial (WT). Besarnya beban ekivalen
yang diterima bantalan dapat dihitung dengan persamaan.
We = (XR . V . WR + YT . WT ) KS ...................……. (2.13)
Keterangan :
We = beban ekuivalen
XR = Faktor Beban radial
V = Faktor putaran = 1.0 untuk cincin dalam yang berputar
= 1.5 untuk cincin luar yang berputar
WR = Beban radial
WT = Beban aksial
YT = Faktor beban aksial
Ks = Faktor keamanan = 1.0 untuk beban yang merata
= 1.5 untuk beban kejut ringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
= 2.0 untuk beban kejut menengah
=2.5 untuk beban kejut berat
Gambar 2.10 Jenis bantalan gelinding
2.5 Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang
berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar
yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang
bertingkat, membesarkan lobang, Chamfer dan pekerjaan lainya.
a. Mata Pemotong Mata potong terdiri dari dua bagian, yaitu bibir pemotong dan sisi
pemotong. Bibir pemotong mata bor terdapat dua buah yang terletak antara
dua sisi pemotong yang saling berhadapan. Kedua sisi pemotongan ini diasah
hingga membentuk sudut yang bervariasi sesuai dengan bahan yang di bor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Tabel 2.1 sudut mata bor
Besar sudut Bahan
500-800 Kuningan, Perunggu
1180 Baja, Besi Tuang, Baja Lunak, Baja Tuang
1400 Baja Keras
Sumber: http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/27224/Mesin+Bor.pdf
b. Kecepatan pemotongan
Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung
berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa
kecepatan potong adalah panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu.
Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan
berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan
kecepatan potong logam.
Tabel 2.2 harga kecepatan potong mata bor HSS
Bahan Kecepatan potong (m/menit)
Alumunium Campuran 60 – 100
Kuningan Campuran 30 – 100
Perunggu Tegangan Tinggi 25 – 30
Besi Tuang Lunak 30 – 50
Besi Tuang Menengah 25 – 30
Besi Tuang Keras 10 – 20
Tembaga 20 – 30
Baja Karbon Rendah 30 – 50
Baja Karbon Sedang 20 – 30
Baja Karbon Tinggi 15 – 30
Baja Perkakas 10 – 30
Baja Campuran 15 – 25
Sumber: http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/27224/Mesin+Bor.pdf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Berikut perhitungan kecepatan untuk proses pengeboran
V = x d x n.......................................................... (2.14)
Dimana:
V = keliling bibir potong mata bor
d = Diameter mata bor
n = putaran mata bor per menit
c. Pemakanan pengeboran
Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam
lobang/benda kerja dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam
pengeboran dipilih berdasarkan jarak pergeseran mata bor dalam satu putaran,
sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan juga tergantung pada bahan yang
akan dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin yang ditentukan
berdasarkan diameter mata bor.
Tabel 2.3 besarnya pemakanan berdasarkan diameter mata bor
Diameter Mata
Bor (mm)
Besarnya Pemakanan Dalam Satu
Kali Putaran (mm)
- 3 0.025 – 0.050 3 – 6 0.050 – 0.100
6 – 12 0.100 – 0.175
12 – 25 0.175 – 0.375
25 – dst 0.375 – 0.675
Sumber: http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/27224/Mesin+Bor.pdf
2.6 Mesin Frais
Prinsip kerja mesin frais ini adalah pahat berputar dan benda kerja
dijalankan melintang dan vertikal. Macam pekerjaan yang biasa dikerjakan
dengan mesin frais ini antara lain : meratakan permukaan (facing), membuat alur (
slot ), membuat roda gigi serta masih banyak lagi pekerjaan lainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 2.11 pemakanan mesin frais
Sumber: http://ml.scribd.com
Menentukan Kecepatan potong mesin frais :
V = ...................................................................................( 2.15)
Maka
n = ...............................................................................(2.16)
Dimana:
v = kecepatan (mm/min)
d = diamter pisau / end mill (mm)
n = putaran mesin (rpm)
2.7 Sabuk
Pada alat penghancur limbah popok dan pembalut ini menggunakan sabuk
untuk mentransmisikan daya dari motor ke poros pisau penghancur. Sabuk yang
dipakai adalah jenis v-belt tipe A dengan panjang 60 inchi (nomor sabuk A60).
Maka gaya-gaya yang bekerja pada sabuk dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut.
Sudut kontak ( )
sin = .................................................................................(2.17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
maka,
= ( 180 - 2 ) rad ................................................................(2.18)
Tarikan sisi kencang dan sisi kendor ( T1 dan T2 )
2.3 log ( ) = ........................................................(2.19)
Keterangan:
= sudut kontak untuk transmisi sabuk terbuka ( derajat )
r1 = diameter puli motor (mm)
r2 = diameter puli pisau penghancur (mm)
= sudut kontak (derajat)
= koefisien gesek untuk puli berbahan alumunium adalah 0,3
= sudut alur puli, untuk tipe A 2 = 32 , maka = 16
= Tarikan sisi kencang (kg)
= Tarikan sisi kendor (kg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR
3.1 Skema dan prinsip kerja alat
Gambar 3.1 Alat penghancur limbah pembalut dan popok.
Prinsip kerja dari Alat penghancur limbah pembalut dan popok ini adalah
menggunakan tenaga motor bakar 5.5 Hp. Daya dari motor ini ditransmisikan
dengan pulley dan sabuk. Putaran mesin direduksi dengan perbandingan pulley
1:2 dan dihubungkan oleh sabuk dengan diameter / panjang 60 inchi.
Material pembalut yang sudah dibersihkan dengan zat kimia dan sudah
dikeringkan dimasukkan melalui corong masukan yang kemudian diteruskan
untuk dihancurkan melaui pisau pemotong yang mana pada poros antara sela sela
pisau potongnya terdapat sisir penahan yang berfungsi sebagai penahan pembalut
agar dapat tersayat oleh pisau potong sehingga pembalut menjadi hancur.
Potongan pembalut yang sudah hancur turun kebawah keluar dari antara
sela-sela sisir penahan untuk diteruskan ke corong keluaran.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3.2 Diagram Alir Proses Perancangan konstruksi
Proses perancangan konstruksi alat penhancur limbah popok dan pembalut
ini seperti terlihat pada diagram dibawah:
Gambar. 3.2 Flow Chart Perencanaan dan Perhitungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3.3 Perencanaan konstruksi
Gambar 3.3 sketsa rangka
Direncanakan rangka untuk menyangga gaya-gaya yang bekerja dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Daya motor bakar = 5,5 HP
Putaran motor (N1) = 2600 rpm
Putaran pencacah (N2) = 1300 rpm
Diameter puli penggerak (D1) = 4 inchi = 101,6 mm
Diameter puli pencacah (D2) = 8 inchi = 203,2 mm
Jarak antar sumbu poros ( c ) = 540 mm
Bahan puli = alluminium
Jenis sabuk = v-belt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 3.4 Analisa tegangan pada puli
a. Perhitungan putaran pisau:
N1 . D1 = N2 . D2
2600 . 4 = N2 . 8
N2 = 1300 rpm
b. Panjang sabuk ( L ) :
þýü
îíì -
+++=xrr
xrrL2
2121
)(2)(p
þýü
îíì -
+++=540
)6,1018,50(540.2)6,1018,50(14,3
2
= 478,54 + 1080 + 4,6 = 1563,1 mm = 61 inchi
Jadi standar sabuk yang dipakai adalah sabuk jenis “ V “ tipe “A – 61 “
dengan panjang 1563 mm.
c. Kecepatan linear sabuk :
60
.. nDpV
p= =
602600.1,0.14,3
= 13,6 m / s
d. Sudut kontak :
Sin α = 1 2r rc-
5406,1018,50 -
= = 0,094 = 5,4 °
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
θ = ( 180 – 2. α ) . 180p
= ( 180 – 2 . 5,4 ) . 3,14180
= 2,95 rad
e. Tarikan sisi kencang dan sisi kendor ( T1 dan T2 ) sabuk:
2,31 . log 1
2
TT
= μ . θ
2,31 . log 1
2
TT
= 0,3 . 2,95
log 1
2
TT
= 31,288,0
T1 = 2,4 . T2
Maka,
P = ( T1 – T2 ) . V
3401 = (2,4 T2 - T2 ) . 13,6
1,4 T2 = 250
T2 = 178 N
Maka, T1 = 2,4 . T2
= 2,4 . 178
= 427 N
3.3.1 Perhitungan Beban Pada Poros Pisau Penghancur.
Gambar 3.5 Analisa uraian gaya pada puli
a. Perhitungan uraian gaya yang bekerja:
- Gaya berat dari pemotong :
Massa 1 buah pisau = 0,15kg Þ 10 buah pisau = 10 . 0,15kg = 1,5kg
Massa 1 buah ring = 0,5kg Þ 21 buah ring = 21 . 0,5kg = 10,5kg
Massa total = massa total pisau + massa total ring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
= 1,5kg + 10,5kg = 12kg
F2 = massa total . gaya gravitasi
= 12kg . 10m/s2 = 120 N
- Gaya vertikal:
T1V = T1 cos α
= 427 cos 47°
= 427 . 0,68 = 290 N
T2V = T1 cos α
= 178 cos 36°
= 178 . 0,8 = 142 N
Wpulley = m . g = 0,5 . 10 = 5 N
Ttotal = T1V – T2V + Wpulley
= 290 – 142 + 5 = 153 N ( F1 )
- Gaya horisontal:
Th1 = T1 sin α – T2 sin α
= 427 sin 47° – 178 sin 36°
= 427 . 0,68 – 178 . 0,58
= 186 N (F1)
Th2 adalah besarnya gaya potong pada pisau = 340 N (F2)
Uraian gaya vertikal:
Gambar 3.6 Uraian gaya vertikal
Kesetimbangan gaya luar:
∑ MB = 0
− F1.70 + F2 165 – RD . 330 = 0
− 153 . 70 + 120 . 165 – RD . 330 = 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
− 10710 + 19800 − RD . 330 = 0
9090 – RD . 330 = 0
RD = 330
9090= 27,5 N
∑ MD = 0
− F2. 165 + RB . 330 – F1 . 400 = 0
− 120 . 165 + RB . 330 – 153 . 400 = 0
− 19800 + RB . 330 – 61200 = 0
− 81000 + RB . 330 = 0
RB = 330
81000= 245,5 N
Gambar 3.7 Titik potongan pada gaya vertikal
Kesetimbangan gaya dalam:
a. potongan x-x kiri:
Gambar 3.8 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri vertikal
Nx = 0
Vx = -153
Mx = -153 . x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 A Na = 0 Va = -153 N Ma = 0
x = 70 B Nb = 0 Vb = -153 N Mb = -10710 Nmm
b. potongan y-y kiri:
Gambar 3.9 Reaksi gaya dalam potongan y-y kiri vertikal
Nx = 0
Vx = 92,4 N
Mx = -153 . (70+x) + 145,4 . x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 B Nb = 0 Vb = 92,5 N Mb = -10710 Nmm
x = 165 C Nc = 0 Vc = 92,5 N Mc = -11964 Nmm
c. potongan z-z kanan:
Gambar 3.10 Reaksi gaya dalam potongan z-z kanan vertikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Nx = 0
Vx = -27,5N
Mx = 27,5 . x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 D Nd = 0 Vd = -27,5 N Md = 0
x = 165 C Nc = 0 Vc = -27,5 N Mc = 4537,5Nmm
Diagram:
Gambar 3.11 Diagram NFD, SFD dan BMD gaya vertikal
Uraian gaya horizontal:
Gambar 3.12 Uraian gaya horizontal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kesetimbangan gaya luar:
∑ MB = 0
− F1.70 + F2 165 – RD . 330 = 0
− 186 . 70 + 340 . 165 – RD . 330 = 0
− 13020 + 56100 − RD . 330 = 0
43080 – RD . 330 = 0
RD = 330
43080= 130,5 N
∑ MD = 0
− F2. 165 + RB . 330 – F1 . 400 = 0
− 340 . 165 + RB . 330 – 186 . 400 = 0
− 56100 + RB . 330 – 74400 = 0
− 130500 + RB . 330 = 0
RB = 330
130500= 395,5 N
Gambar 3.13 Titik potongan pada gaya horizontal
Kesetimbangan gaya dalam:
a. potongan x-x kiri:
Gambar 3.14 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri horisontal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Nx = 0
Vx = -186
Mx = -186 . x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 A Na = 0 Va = -186 N Ma = 0
x = 70 B Nb = 0 Vb = -186 N Mb = -13020 Nmm
b. potongan y-y kiri:
Gambar 3.15 Reaksi gaya dalam potongan y-y kiri horizontal
Nx = 0
Vx = 208,5
Mx = 395,5 . x - 186 . (70 + x)
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 B Nb = 0 Vb = 208,5 N Mb = -13020 Nmm
x = 165 C Nc = 0 Vc = 208,5 N Mc = 21547,5 Nmm
c. potongan z-z kanan:
Gambar 3.16 Reaksi gaya dalam potongan z-z kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Nx = 0
Vx = -130,5
Mx = 130,5 . x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 D Nd = 0 Vd = -130,5 N Md = 0
x = 165 C Nc = 0 Vc = -130,5 N Mc = 21547,5 Nmm
Diagram:
Gambar 3.17 Diagram NFD, SFD dan BMD gaya horizontal
Maka untuk menghitung gaya yang membebani pada rangka dimulai dari :
- Beban di titik E = 395,5 N (di dapat dari RB)
- Beban di titik F = 130,5 N (di dapat dari RD)
3.3.2 Perencanaan rangka bagian atas
1. Analisa gaya pada batang AEB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 3.18 gaya pada batang AEB
Kesetimbangan gaya luar
A = 0
FE . 200 – RB . 450 = 0
395,5 . 200 - RB . 450 = 0
79100 - RB . 450 = 0
RB = 175,77 N
Y = 0
RA + RB - FE = 0
RA + 175,77 – 395,5 = 0
RA – 219,73 = 0
RA = 219,73 N
Kesetimbangan gaya dalam
a. Potongan x-x kiri
Gambar 3.19 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri
Nx = 0
Vx = 219,73 N
Mx = 219,73 . x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 A Na = 0 Va = 219,73 N Ma = 0
x = 200 E Ne = 0 Ve = 219,73 N Me = 43946 Nmm
b. Potongan y-y kanan
Gambar 3.20 Reaksi gaya dalam potongan y-y kanan
Nx = 0
Vx = - 175,77 N
Mx = 175,77 . x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 B Nb = 0 Vb = -175,77 N Mb = 0
x = 250 E Ne = 0 Ve = -175,77 N Me = 43946 Nmm
c. Diagram gaya:
Gambar 3.21 Diagram gaya batang AEB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Tegangan pada rangka
Rangka yang ingin dipakai berupa besi profil L St 37 dengan dimensi 40mm
x 40mm x 4mm
a. Momen inersia ( I )
I = =
=
= 22939,2 mm4
b. Jarak titik berat
y = = =
y = 8,52 mm
c. Beban maksimum ( Mmax) = 43946 Nmm
d. Tegangan tarik maksimum (fmax) = 370 N/mm2
e. Faktor keamanan (Sf) = 4
f. Tegangan tarik ijin (fci) = = = 92,5 N/mm2
g. Tegangan tarik pada rangka (fc) = =
= 16,32 N/mm2
Jadi karena fci > fc maka pemilihan rangka dengan bahan profil L St 37
dengan dimensi 40mm x 40mm x 4mm aman untuk menahan beban.
3.3.3 Perencanaan Rangka Bagian Bawah
Direncanakan rangka bagian bawah untuk menyangga gaya-gaya yang
bekerja dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Berat motor penggerak : 16 kg
- Diameter puli motor : 4 inchi = 101,6 mm
- Daya motor : 5,5 Hp / 4100 watt dengan Putaran mesin : 2600 rpm
- Jarak poros mesin ke poros pisau : 540 mm
- Koefisien gesek ( ) = 0,3 dan = 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
- Sudut kontak puli ( ) = 5,4 = 2,95 rad
- Kecepatan linear sabuk ( v )= 13,6 m/s ( , , dan v di dapat dari
perhitungan sabuk dan puli).
Gambar 3.22 konstruksi rangka
a. Perhitungan gaya yang bekerja pada motor.
1. Torsi pada motor
Tp = = = 15,066 N.m
Tp = 15066 N.mm
2. Tarikan sisi kencang dan sisi kendor ( T1 dan T2 )
Gambar 3.23 Analisa tegangan puli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2.3 log ( ) =
2.3 log ( ) =
2.3 log ( ) = 3,21
log ( ) =
log ( ) = 1,39
( ) = antilog 1,39
= 24,54
T1 = 24,54 T2
Tp = ( T1 – T2 ) . v
15066 = ( 24,54 T2 – T2 ) . 13,6
15066 = 23,54 T2 x 13,6
15066 = 320,144 T2
T2 = = 47,06 N
T1 = 24,54 x T2 = 24,54 x 47,06 = 1154,8 N
3. Gaya pada puli motor
Gambar 3.24 Analisa uraian gaya pada puli
Gaya vertikal:
T1V = T1 cos α = 1154,8 cos 47° = 1154,8 . 0,68 = 787,5 N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
T2V = T1 sin α = 47,06 sin 36° = 47,06 . 0,58 = 27,29 N
Wpulley = m . g = 0,5 . 10 = 5 N
Ftotal = T1V – T2V + Wpulley
= 787,5 – 27,29 + 5
= 765,21 N
Gaya horisontal:
Fh = T1 sin α – T2 cos α = 1154,8 sin 47° – 47,06 cos 36°
= 1154,8 . 0,68 – 47,06 . 0,8
= 785,26 – 37,6 = 747,66 N
4. Gaya pada motor
Fmotor = = = 75,3 N
Ftotal = Fmotor + Wmotor = 75,3 + 160
= 235,3 N
Gaya yang terbesar dari gaya pada motor yaitu sebesar 765,21 N
b. Reaksi gaya pada rangka bagian bawah
Gambar 3.25 Dimensi rangka pada dudukan motor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Analisa gaya batang GH
Gambar 3.26 gaya yang bekerja pada batang GH
Kesetimbangan gaya luar
G = 0
FM . 210 – RH . 450 = 0
762,21 . 210 – RH . 450 = 0
159854,1 – RH . 450 = 0
RH = 355,23 N
Y = 0
RG + RH - FM = 0
RG + 355,23 – 762,21 = 0
RG – 406,98 = 0
RG = 406,98 N
Gambar 3.27 Titik potongan gaya batang GH
Kesetimbangan gaya dalam
a. Potongan x-x kiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 3.28 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri
Nx = 0
Vx = 406,98 N
Mx = 406,98. x
Jarak Titik GayaNormal Gaya Geser Momen
x = 0 G Ng = 0 Vg = 406,98 N Mg = 0
x = 210 M Nm = 0 Vm = 406,98N Mm = 85465,8 Nmm
b. Potongan y-y kanan
Gambar 3.29 Reaksi gaya dalam potongan y-y kanan
Nx = 0
Vx = - 355,23 N
Mx = 355,23. x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 H Nh = 0 Vh = -355,23 N Mh = 0
x = 240 M Nm = 0 Vm = -355,23N Mm = 85255,2 Nmm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c. Diagram gaya
Gambar 3.30 Diagram gaya batang GH
2. Analisa batang HLI /GKJ
Gambar 3.31 Gaya pada batang HLI
FL = 406,98 kg (karena batang GH = batang KL)
Kesetimbangan gaya luar
H = 0
FL . 115 – RI . 350 = 0
406,98 . 115 – RI. 350 = 0
46802,7 – RI. 350 = 0
RI = 133,7 N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Y = 0
RH + RI - FL = 0
RH+ 133,7 – 406,98 = 0
RH – 273,28 = 0
RH = 273,28 N
Gambar 3.32 Titik potongan gaya batang HLI
Kesetimbangan gaya dalam
a. Potongan x-x kiri
Gambar 3.33 Reaksi gaya dalam potongan x-x kiri
Nx = 0
Vx = 273,28 N
Mx = 273,28. x
Jarak Titik GayaNormal Gaya Geser Momen
x = 0 H Nh = 0 Vh = 273,28 N Mh = 0
x = 115 L Nl = 0 Vl = 273,28 N Ml = 31427,2 Nmm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Potongan y-y kanan
Gambar 3.34 Reaksi gaya dalam potongan y-y kanan
Nx = 0
Vx = - 133,7 N
Mx = 133,7. x
Jarak Titik Gaya Normal Gaya Geser Momen
x = 0 I Ni = 0 Vi = -133,7 N Mi = 0
x = 235 L Nl = 0 Vl = -133,7 N Ml = 31419,5 Nmm
c. Diagram gaya
Gambar 3.35 Diagram gaya batang HLI
3. Tegangan pada rangka
Rangka yang ingin dipakai profil L st 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
- Dimensi rangka = 40 x 40 x 4 mm
- Momen inersia ( I ) = 22939,2 mm4
- Jarak titik berat ( y ) = 8,52 mm
- Beban maksimum ( Mmax) = 85465,8 Nmm
- Tegangan tarik maksimum (fmax) = 370 N/mm2
- Faktor keamanan (Sf) = 4
- Tegangan tarik ijin (fci) = = = 92,5 N/mm2
- Tegangan tarik pada rangka (fc) = =
= 31,74 N/mm2
Jadi karena fci > fc maka pemilihan material rangka dengan bahan
profil L St 37 dengan dimensi 40mm x 40mm x 4mm aman untuk
menahan beban.
3.4 Perencanaan pengelasan
Dari data perhitungan rangka bagian atas
- 374,8 N dengan jarak 200 mm ke titik A dan 250 mm ke titik B.
- 134,2 N dengan jarak 250 mm ke titik C dan 200 mm ke titik D.
Dari data perhitungan rangka bagian bawah
- 762,21 N dengan jarak 210 ke titik G dan 240 ke titik H.
- 406,98 N dengan jarak 115 ke titik H dan 235 ke titik I.
Tegangan tarik rangka = 370 N/mm2.
Perhitungan berdasarkan tipe pengelasan seperti pada gambar 3.24 di bawah
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 3.36 Bentuk pengelasan
Dari data hasil perhitungan diatas diambil beban terberat untuk
dilakukan perhitungan yaitu pada titik M yaitu 762,21 N.
Data : b = 36 mm
l = 40 mm
e = 240 mm
P = 762,21 N
safety factor = 4
= = 92,5 kg/mm2
Menghitung tebal / lebar pengelasan :
Ø Mencari x dan y pada titik G
x = = = 10,52
y = = = 8,52
cos = = = 0,809
Ø Momen inersia
I = t = t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
= t = 22939,2 t mm4
Ø Throat area
A = t . l + t . b = t .( l + b ) = t . ( 40 + 36 ) = 76 t
Ø Gaya geser langsung
= = = N/mm2
= = = N/mm2
Ø Resultan dari gaya geser maksimum
=
92,5 =
92,5 =
92,5 = = = 1,02
Maka s = 0,707 x t
= 0,707 x 1,02 = 0,72 mm
Jadi tebal pengelasannya sebesar 0,72 mm.
3.5 Perencanaan Sambungan Baut
3.5.1 Dudukan motor penggerak
- Daya motor = 5,5 HP = 4100 w
- Putaran mesin maksimal = 2600 rpm
- Tegangan sisi kencang yang menyebabkan geseran Wse = 1154,8 N
- Safety factor = 2
- Material baut menggunakan St 42 dengan baut = 420 N/mm2 ,
baut = 250 N/mm2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Perhitungan Diameter :
Dihitung dari tegangan geser ijin materialnya.
W = .
1154,8 = .
1154,8 = 98,125
=
= = 3,43 à M4
Dari pabrikan motor penggerak, diameter lubang bautnya adalah M10.
3.5.2 Baut pada dudukan bantalan
- Beban (Wse) = 427 N (didapat dari tegangan sisi kencang yang
menyebabkan geseran)
- Material baut menggunakan St 42 dengan baut = 420 N/mm2 ,
baut = 250 N/mm2
- Safety factor = 2
Maka,
Diameter dihitung dari tegangan geser ijin materialnya.
W = .
427 = .
427 = 98,125
=
= = 2,1 à M 2,5
Dari pabrikan bantalan, diameter lubang bautnya adalah M14. Jadi baut
pada bantalan tersebut aman menyangga beban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3.6 Perencanaan Bantalan Direncanakan bantalan untuk poros pisau pemotong dengan data – data
sebagai berikut :
- Reaksi gaya di titik A = 399,5 N
- Reaksi gaya di titik B = 130,5 N
- Berat poros + pisau + ring = 12 kg = 120 N
(data dari perhitungan poros)
Jadi beban radial ( WR ) maksimum berada pada titik A sebesar 399,5 N.
Diameter poros ( d ) 20 mm, maka nomor bantalan yang digunakan adalah 204
dengan data – data sebagai berikut:
- Lebar bantalan : 14 mm
- Diameter luar bantalan ( D ) : 47 mm
- Kapasitas beban statis ( Co ) : 6550 N
- Kapasitas beban dinamis ( C ) : 10400 N
Beban radial ekuivalen ( We ) yaitu dengan menggunakan persamaan
Beban radial ekuivalen statis ( We )
- Faktor radial x dan y
WA / Co = 120/6550 = 0,018
Maka dari tabel didapat x = 1 dan y = 2
- Faktor keamanan ( Ks ) = 1,0
- Beban aksial ( WA ) = 170 N
- Faktor rotasi ( v ) = 1
Maka,
We = (x . v . WR + y . WA ) . Ks
= ( 1 . 1 . 399,5 + 2 . 120 ) . 1,0
= 639,5 N
Jadi bantalan dengan nomor 204 aman di pilih karena We < C ( 10400 N )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pembuatan Poros Pisau Potong
4.1.1. Proses Pembubutan
Porospisau potong terbuat dari baja karbonST58 denganf 28mm dan
panjangnya 420mm. Dalam pembubutan pahat yang digunakan adalah pahat
TCT (Tungston Carbide Tipped tools).
Gambar 4.1 Gambar Poros Pisau Potong
- Perhitungan pembuatan poros :
1) Dept of cut ( kedalaman pemotongan )
t1 = 225,2-28
2d-D= = 1,4mm (roughing)
t2 = 2
25-25,22
d-D= = 0,1mm (finishing)
2) Kecepatan potong ( V )
a). Proses roughing
Feed motion ( s ) = interpolasi dari tabel turning cutting speeds.
Jusz Herman &Eduard Scharcus. Westerman tables. 1996. Hal 95.
0.8 145
1.4 V
1.6 50
0,6 x (-95) = 0,8V – 145 x 0,8
-51 = 0,8V – 116
-0,8V = -116 + 51
-0,8V = -61
145-50145-V
0,8-1,60,8-1,4
=
95-145-V
0,80,6
=
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
V = 0,4-61-
= 76,25 m/min
n = d
V.1000p
= 3,14.28
76,25.1000= 966,17 rev/min
Maka putaran yang dipakai pada mesin bubut adalah 755 rpm.
b). Proses finishing
Feed motion ( s ) = dari tabel turning cutting speeds. Jusz Herman
&Eduard Scharcus. Westerman tables. 1996. Hal 95.
s = 0,1mm Þ V = 240m/min
n = d
V.1000p
= 3,14.25,2240.1000
= 3032,98 rev/min
Maka putaran yang dipakai pada mesin bubut adalah 2000 rpm.
3. Waktu pembubutan
Troughing = sn i L
= 755.1,4420.1
=1057420
= 0,4 menit
Tfinishing = sn i L
= 2000.0,1
420.1=
200420
= 2,1 menit
Ttotal = Troughing + Tfinishing = 0,4 + 2,1 = 2,5 menit
4.1.2. Proses Milling
Poros yang telah dikerjakan diproses pembubutan kemudian dikerjakan
lagi di mesin milling. Pengerjaan di mesin millingantara lain pembuatan slot
untuk pasak pulley dan pembuatan slot untuk counter baut pengencang pada
bearing. Untuk pembuatan slot untuk pasak pulley dibuat alur dengan lebar
5mm sepanjang 20mm dengan kedalaman alur 4mm. Sedangkan pembuatan
slot untuk counter baut pengencang pada bearingdibuat alur dengan lebar 5mm
sepanjang 10mm dengan kedalaman 3mm.
Poros ini mempunyai fungsi untuk penopang pisau potong dan ring
penyekat antar pisau potong.
- Perhitungan pembuatan slot pasak pada poros :
Proses pembuatan slot ini dengan pemakanan roughing sedalam
4,5mm sebanyak 1 kali pemakanan dan pemakanan finishing sedalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
0,5mm sebanyak 1 kali pemakanan. Pengerjaan milling untuk pengefraisan
secara vertikal dapat ditentukan menurut tabel “Suggested cutting speed
and feed”. (Jusz Herman &Eduard Scharcus. Westerman tables. 1996. Hal
110).Pada pembuatan slot, endmill yang digunakan adalah HSS.
a). Proses roughing
1) Kecepatan potong ( V )
n = a.b
V.1000=
4,5.51000 x 8
= 22,58000
= 355,6 rev/min
Maka putaran yang dipakai pada mesin milling adalah 310 rpm.
2) Panjang pemakanan
L = l + 2d
+ 2 = 30 + 220
+ 2 = 42mm
3) Waktu pembuatan slot
Troughing =
sL.i =
2042.1 =
2042 = 2,1 menit
b). Proses finishing
1) Kecepatan potong ( V )
n = a.b
V.1000=
0,5.51000 x 8
= 2,5
8000= 3200 rev/min
Maka putaran yang dipakai pada mesin milling adalah 2150 rpm.
2) Panjang pemakanan
L = l + 2d
+ 2 = 30 + 220
+ 2 = 42mm
3) Waktu pembuatan slot
Tfinishing = =s
L.i=
1842.1
1842
= 2,3 menit
Maka Ttotal = Troughing + Tfinishing = 2,1 + 2,3 = 4,4 menit
4.2 Proses PembuatanRing Penyekat Antar Pisau
Bahan untuk membuat ring penyekat antar pisau potong terbuat dari dari
besi pejal ST58, dengan f 110mm dan lebar 10mm yang berjumlah 21 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Pada pembubutan pahat yang digunakan adalah TCT (Tungston Carbide
Tipped tools).
Proses pembuatannya :
a. Benda kerja dilubangi menggunakan centre drill.
b. Benda kerja dibor di mesin bubut dengan menggunakan mata borf 20mm.
c. Lubang yang telah dibor, dibubut dalam menggunakan pahat dalam hingga
f 25mm.
d. Kemudian ring penyekat dibubut pada diameter luarnya menjadif 105mm
dengan menggunakan bantuan mandrel.
Ring ini mempunyai fungsi sebagai penyekat antar pisau potong. Ring ini
disusun secara berselingan dengan pisau potong dalam proses penyusunannya.
- Perhitungan :
1) Dept of cut ( kedalaman pemotongan )
t1 = 2
d-D= =
2108,4-110
=2
1,60,8mm (roughing)
t2 = =2
d-D=
2106,8-108,4
=2
1,60,8mm (roughing)
t3 = 2
d-D= =
2105,2-106,8
=2
1,6 0,8mm (roughing)
t4 = 2
d-D= =
2105-105,2
=2
0,2 0,1mm (finishing)
2) Kecepatan potong ( V )
a). Proses roughing
Feed motion ( s ) = dari tabel turning cutting speeds. Jusz Herman
&Eduard Scharcus. Westerman tables. 1996. Hal 95.Pahat yang
digunakan adalah pahat TCT (Tungston Carbide Tipped tools).
s = 0.8 Þ V = 145m/min
n = d
V.1000p
= 3,14.110145.1000
= 419,8 rev/min
Maka putaran yang dipakai pada mesin adalah 300 rpm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b). Proses finishing
Feed motion ( s ) = dari tabelturning cutting speeds. Jusz Herman
&Eduard Scharcus. Westerman tables. 1996. Hal 95.Pahat yang
digunakan adalah pahat TCT (Tungston Carbide Tipped tools).
s = 0.1mm Þ V = 240m/min
n = d
V.1000p
= 3,14.105,5240.1000
= 726,55 rev/min
Maka putaran yang dipakai pada mesin bubut adalah 460 rpm.
3. Waktu pembubutan 1 buah ring
Troughing= n.sL.i
= 300.0,8
8.3= 0,1 menit
Tfinishing = n.sL.i
= 460.0,1
8.1= 0,2 menit
T1 ring = Troughing + Tfinishing = 0,1 + 0,2 = 0,3 menit
T21 ring= T1 ring .21 buah = 0,3 . 21 = 6,3 menit
Gambar 4.2 Gambar Ring Penyekat antar Pisau Potong
4.3 Proses Pembuatan Rangka
Rangka penopang dibuat dari besi siku dengan ukuran 4cm x 4cm x 4mm.
Cara pembuatannya:
a. Memotong besi siku dengan panjang 330mm sebanyak 6 buah.
b. Memotong besi siku dengan panjang 400mm sebanyak 4 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Memotong besi siku dengan panjang 450mm sebanyak 2 buah.
d. Memotong besi siku dengan panjang 100mm sebanyak 4 buah.
e. Memotong besi siku dengan panjang 600mm sebanyak 4 buah.
f. Menggabungkan besi siku tersebut sesuai dengan gambar kerja dengan
proses pengelasan menggunakan las lisrik pada setiap sambungannya.
Rangka ini berfungsi untuk menopang seluruh berat dari mesin.
Dimensi dari rangka ini dibuat sedemikian rupa, disesuaikan dengan
dimensi motor penggerak dan pisau potong.
Gambar 4.3 Gambar Rangka Mesin
4.4 Pembuatan Dudukan Motor Penggerak
Dudukan motor penggerakdibuat dari besi siku dengan ukuran 4cm x 4cm
x 4mm. Cara pembuatannya, dengan memotong besi siku dengan panjang
450mm sebanyak 2 buah. Besisiku tersebut dibor dan kemudian dibuat slot
menggunakan mesin milling. Fungsi dari pembuatan slot yaitu, agar motor
penggerak bisa digeser-geser saat mengatur kencang kendornya v-beltpada saat
di setting dengan pulley poros pisau potong. Besi siku tersebut kemudian dilas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dengan rangka dikedua ujungnya, penggabungannya dilakukan dengan
menggunakan las lisrik.
Pembuatan dudukan ini berfungsi untuk menopang berat dari motor
penggerak dan untuk mempermudah dalam penyettingan kencang kendornya v-
belt dengan cara menggeser baut motor penggerak sesuai dengan slot yang
telah dibuat.
Gambar 4.4 Gambar Dudukan Motor Penggerak
4.5 Proses Pembuatan Garpu Penahan
Garpu penahan ini dibuat dari plat besi dengan tebal 5mm dan lebar 5cm.
Cara pengerjaannya, memotong plat tersebut dengan ukuran panjang 30cm
sebanyak dua buah dengan menggunakan mesin potong. Kemudian kedua plat
disambung menggunakan las listrik, dengan di las bolak-balik. Menandai plat
yang akan dibuat garpu sesuai dengan susunan pisau potong. Membuatnya
dengan menggunakan gerinda potong, plat digerinda sesuai dengan tanda yang
telah dibuat. Kemudian plat tersebut dibengkokkan pada sisir-sisirnya
menggunakan palu besi. Kemudian plat dibor menggunakan mata borf 12mm
sebanyak tiga lubang untuk tempat baut. Setelah jadi garpu diberi perlakuan
panas, dengan cara dipanasi menggunakan brander las asetilen sampai garpu
tersebut membara. Kemudian garpu tersebut langsung didinginkan
menggunakan air. Garpu dipasang pada dudukan pisau potong dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menggunakan baut dan di setting supaya pisau potong tidak menggenai garpu
penahan tersebut.
Garpu penahan ini memiliki fungsi sebagai penahan pembalut yang
dimasukkan dari corong input, agar pada waktu proses pencacahan pembalut
tersebut tidak hanya lewat saja tetapi karena ada gaya potongnya maka
pembalut tersebut tercabik-cabik dan hancur.
Gambar 4.5 Gambar Garpu Penahan
4.6 Proses PembuatanCover Rangka
Cover ini dibuat dari plat besi dengan tebal 0,8mm. Cara pengerjaannya,
memotong plat dengan ukuran 29cm x 20cm sebanyak dua buah untuk cover
depan dan belakang dengan menggunakan cutting plate machine dan gunting
plat. Memotong plat dengan ukuran 36cm x 20cm sebanyak dua buah untuk
cover samping. Memotong plat dengan ukuran 40cm x 33cm sebanyak satu
buah untuk cover atas. Kemudian setiap plat di bending pada sisi-sisinya. Pada
cover samping dibor dengan mata bor f 22mm untuk tempat poros. Setiap
cover dibor dengan mata bor f 4mm pada ujung-ujungnya untuk tempat
sekrup, kemudian cover dipasangkan pada rangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Fungsi dari cover ini adalah agar debu dari proses penghancuran pembalut
tidak berterbangan kemana-mana. Cover ini juga menggambarkan penampilan
dari mesin ini sehingga dibuat semenarik mungkin.
Gambar 4.6 Gambar Cover Rangka Atas
Gambar 4.7 Gambar Cover Rangka Belakang
Gambar 4.8 Gambar Cover Rangka Samping Kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 4.9 Gambar Cover Rangka Samping Kiri
4.7 Pembuatan Dudukan Poros Pisau Potong
Dudukan poros pisau potong dibuat dari plat siku dengan ukuran 4cm x
4cm x 4mm. Cara pembuatannya dengan memotong plat siku dengan panjang
330mm sebanyak 2 buah dan memotong plat siku dengan panjang 400mm
sebanyak 2 buah. Pada kedua buah plat siku yang panjangnya 400mm dibor
untuk tempat baut pada bearing, setiap plat siku dibor sebanyak 2 buah lubang
sesuai dengan dudukan baut pada bearing house dengan menggunakan mata
bor f 10mm. Kemudian penggabungan antar plat dilakukan dengan proses
pengelasan menggunakan las lisrik.
Pembuatan dudukan ini berfungsi sebagai penopang dari poros, pisau
potong, dan bearing.
Gambar 4.10 Gambar Dudukan Poros Pisau Potong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4.8 Proses Pembuatan Saluran Input
Saluraninput dibuat dari plat dengan tebal 0,8mm. Cara pengerjaannya,
plat dipotong menggunakan gunting plat dan dibagi menjadi empat bagian.
Setelah digunting plat di bendingdibagian tepi-tepinya. Kemudian antar plat
digabungkan menggunakan spot welding hingga membentuk sebuah corong.
Saluran ini dibor dengan mata bor f 4mm pada tiga tempat untuk tempat
sekrup, kemudian corong dipasang pada rangka.
Saluran ini berfungsi untuk input masuknya pembalut ke pisau potong.
Sistem kerjanya yaitu menggunakan gaya gravitasiuntuk menggumpankan
pembalut ke pisau potong.
Gambar 4.11 Gambar Corong Input
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4.9 Proses Pembuatan Saluran Output
Prosotan ini dibuat dari plat dengan tebal 0,8mm. Cara pengerjaannya, plat
dipotong menggunakan gunting plat dan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu dua
buah segitiga dan satu buah persegi panjang. Setelah digunting plat kemudian
di bendingdibagian tepi-tepinya. Untuk menggabungkan antar plat digunakan
spot weldingdan las listrik pada bagian yang sulit dilas spot. Saluran output ini
kemudian dibor dengan mata bor f 4mm pada lima tempat untuk tempat baut,
saluran output dipasang pada cover rangka bawah dengan cara dibaut.
Fungsi dari saluran ini adalah sebagai bak penampungan sementara dan
sebagai output keluarnya pembalut setelah dicabik-cabik pisau potong. Sistem
kerjanya yaitu menggunakan gaya gravitasiuntuk mengeluarkan pembalut yang
telah dicabik-cabik oleh pisau potong.
Gambar 4.12 Gambar Saluran Output
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4.10 Modifikasi Pisau Potong
Pisau potong ini mengadopsi dari pisau potong serkel yang diameter
porosnya diperbesar menjadi f 25mm.
Gambar 4.13 Gambar Pisau Potong
4.11 Proses Pembuatan Cover Pulley dan V-Belt
Cover ini dibuat dari plat besi dengan tebal 3mm, lebar profil 2cm sebagai
rangka dan plat dengan tebal 0,8mm sebagai cover. Cara pengerjaannya,
memotong plat besi sesuai dengan jarak dan diameter pulley, yaitu sepanjang
120cm sebanyak satu buah. Plat tersebut kemudian dibengkokkan sesuai
dengan dimensi pulley dan diberi toleransi ukuran 2cm. Rangka tersebut
digunakan untuk membuat jaring-jaring pada plat yang akan digunakan sebagai
cover. Setelah ditandai plat cover dipotong sesuai dengan tanda yang telah
dibuat tadi menggunakan gunting potong. Proses penggabungan antara rangka
dengan cover dilakukan dengan proses pengelasan. Setelah itu membuat
dudukan baut agar bisa dipasang pada rangka. Dudukan ini dibuat dari plat besi
kemudian di las dengan rangka coversebanyak dua buah. Dudukan ini dibor
dengan mata bor f 8mm, kemudian dipasang dengan rangka mesin dengan
menggunakan baut.
Cover ini berfungsi sebagai safetyagar tidak membahayakan bagi operator
mesin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4.14 Gambar Cover Pulley dan V-Belt
4.12 Proses Pengecatan
Proses ini diawali dari pengamplasan dengan menggunakan amplas kasar
pada seluruh bagian yang akan dilapisi dengan cat, guna menghilangkan korosi
pada permukaannya. Setelah pengamplasan kemudian proses selanjutnya
adalah proses pendempulan, proses ini berguna untuk menutup bagian-bagian
yang berlubang atau tidak rata seperti pada las an. Setelah kering kemudian
dempulan diamplas menggunakan amplas halus. Kemudian benda dicuci
menggunakan air yang mengalir supaya bersih. Setelah bersih dan kering
benda di poxy untuk memperoleh warna dasar dan agar tidak mudah terkorosi
dengan udara sekitar. Setelah kering benda di amplas kembali menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
amplas halus supaya benar-benar halus sehingga pada waktu pengecatan juga
akan didapatkan hasil yang memuaskan. Setelah di amplas benda di cuci
kembali menggunakan air dan dijemur sampai kering. Setelah kering benda
kemudian di cat, warna cat untuk cover berwarna putih dan warna cat untuk
rangka berwarna biru.
Pengecatan ini berfungsi sebagai pelindung mesin dari korosi udara luar
sehingga tidak mudah berkarat. Pengecatan ini juga untuk penampilan dari
mesin ini sendiri, sehingga dibuat semenarik mungkin.
4.13 Proses Pengeboran dan Pengetapan Rangka untuk Tempat Sekrup
Untuk mengencangkan cover dengan rangka maka pada rangka di bor.
Proses pengeboran rangka ini menggunakan mata bor f 3.5mm. Pengeboran
rangka disesuaikan dengan lubang pada cover yang telah dibuat. Setelah itu
lubang pada rangka di tap menggunakan tap M4 untuk tempat sekrup.
Gambar 4.15 Gambar Rangka yang Dibor
4.14 Proses Perakitan Mesin
Langkah dari proses perakitan mesin adalah sebagai berikut :
a. Memasang baut M25 pada poros pisau potong.
b. Menyusun ring penyekat dan pisau potong pada poros secara
bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c. Memasang baut M25 sebagai pengencang ring penyekat dan pisau
potong pada poros.
d. Memasang kedua buah bearing pada poros.
e. Memasang kedua buah bearing beserta poros pisau potong pada
dudukan poros pisau potong dengan cara dibaut.
f. Mengencangkan baut counter pada kedua buah bearing.
g. Memasang garpu penahan pada dudukan pisau potong dan
menyettingnya agar pisau potong tidak mengenai garpu penahan
tersebut dengan cara dibaut.
h. Memasang saluranoutput dengan cara dibaut pada coverrangka
bawah.
i. Memasang saluraninput dengan cara dibaut pada rangka.
j. Memasang pulley pada poros pisau potong, memasang pasak, dan
mengencangkan baut counter pada pulley poros pisau potong.
k. Memasang motor penggerak pada dudukan motor penggerak dengan
menggunakan baut.
l. Memasang pulley pada motor penggerak, memasang pasak, dan,
mengencangkan baut counter pada pulley motor penggerak.
m. Memasang cover rangka samping dan belakang dengan cara di
sekrup pada rangka.
n. Memasang cover bearing dengan cara dibaut dengan cover samping.
o. Memasang cover tutup atas rangka dengan cara di sekrup pada
rangka.
p. Memasang cover rangka depan bersamaan dengan coversaluran
output dengan cara di sekrup pada rangka.
q. Memasang v-belt pada pulley poros pisau potong.
r. Menggeser motor penggerak pada sisi kendor.
s. Memasang v-belt pada pulley motor penggerak.
t. Menggatur kekencangan dari v-belt dengan cara menggeser motor
penggerak.
u. Mengencangkan baut pada dudukan motor penggerak.
v. Memasang cover v-belt dan pulley pada rangka dengan cara dibaut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembuatan alat penghancur limbah popok dan pembalut, maka
proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Alat ini telah di buat untuk menghancurkan limbah popok dan pembalut yang
telah dibersihkan dan dalam kondisi kering.
b) Material kontruksi yang digunakan pada alat ini adalah profil “L” ST.37
dengan dimensi 40× 40× 4 mm
c) Untuk system pemotongan menggunakan circular saw dengan diameter 6
inch mengaplikasikan dari pemotongan kayu.
d) Sumber penggerak utama yang digunakan pada alat ini adalah motor bensin
5,5 Hp.
5.2 Saran
Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek akhir maka :
a) Peralatan permesinan yang seharusnya lebih lengkap serta jumlah yang cukup
untuk mempermudah dalam pengerjaan alat.
b) Kerjasama kelompok dan rasa tanggung jawab setiap individu sangat
diperlukan dalam proses pengerjaan proyek akhir ini, agar proyek akhir ini
dapat diselesaikan tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal.