quiz sterilisasi.docx
TRANSCRIPT
KUIS TEKNOLOGI BIOPROSES
Nama : Dina Mustika RiniKelas : THP-BNIM : 111710101002
1. Prinsip sterilisasi adalah menghilangkan mikrobia yang tidak dikehendaki
(kontaminan) dari komponen sistem bioproses, termasuk dari medium, udara
dan peralatan.
a. Akibat terjadinya kontaminasi:
Media harus mendukung untuk pertumbuhan mikroba produksi dan
kontaminan, sehingga produktivitas menurun
Kontaminan dapat mengacaukan fermentasi (sistem kontinyu)
Kontaminsai dapat mencemari produk fermentasi
Kontaminan dapat menghasilkan senyawa mengakibatkan ekstraksi
produk sulit dilakukan
Kontaminan dapat mendegradasi produk
Kontaminan yang berupa bakteriophage dapat menyebabkan lisis sel
mikroba produksi
b. Upaya untuk menghindari kontaminasi:
Penggunaan inokulum murni
Sterilisasi media
Sterilisasi bioreactor dan alat pendukung
Sterilisasi semua bahan yang ditambahkan selama fermentasi
Pemeliharaan kondisi aseptis selama fermentasi
2. Sterilisasi batch
Sterilisasi sistem batch dilakukan dengan pemanasan volume media dalam
fermentor berikut perlengkapannya pada suhu dan waktu tertentu. Dalam
prosesnya, perlengkapan dan alat lainnya harus dalam kondidi steril untuk
mencegah adanya kontaminan. Ada dua cara sistem sterilisasi batch, yaitu:
a. Langsung : dilakukan injeksi uap panas langsung ke dalam cairan
medium
b. Tidak langsung: Injeksi uap panas ke dalam mantel fermentor atau coil
dalam fermentor
Dalam sistem batch ini dalam pelaksanaannya perlu mengetahui:
Jumlah mikroba inisial dalam medium
Karakteristik kurva destruksi mikroba oleh panas
Profil kenaikan dan penurunan suhu dalam medium
Tingkat kontaminasi yang masih dapat ditoleransi setelah sterilisasi
Kelemahan sistembatch:
Perlu uap panas yang murni. Jika uap yang digunakan adalam campuran,
maka akan terjadi perubahan dalam medium.
Terjadi kenaikan volume medium
Prosesnya lama
Perlu energy yang banyak karena sistem batch ini diperlukan tenaga
manusia untuk berulang kali memasukkan dan mengeluarkan berbagai
bahan , berbeda dengan sistem kontinyu yang menggunakan conveyor belt.
Terjadi perubahan pH, warna, kadar vitamin.
3. Faktor keberhasilan sterilisasi medium:
a. Jumlah dan jenis mikroba dalam medium.
Semakin banyak mikroba dalam medium maka waktu sterilisasi semakin
lama. Sedangkan jenis mikroba tertentu dapat mempengaruhi titik didih
spesifik sehingga perlu diketahui sebelumnya jenis mikroba apa yang akan
dibunuh.
b. Sifat morfologi dan fisiologi mikroba
Mikroba dengan bentuk batang lebih cepat mendidih daripada yang
berbentuk bulat. Sehingga perlu disesuaikan waktu sterilisasi terhadap
bentuk mikrobanya.
c. Komposisi medium.
Komposisi medium yang kompleks terkadang membutuhkan waktu yang
lebih lama daripada media dengan komponen sederhana. Selain itu perlu
diperhatikan komposisinya, apakah medium tersebut mengandung nutrisi
yang peka panas atau tidak, karena perlakuan yang tidak sesuai akan
mendenaturasi nutrisi yang ada dalam medium.
d. pH
Mikroba tumbuh pada pH yang spesifik, agar lebih berhasil proses
sterilisasinya maka diperlukan modifikasi pH dimana mikroba tersebut
terhambat pertumbuhannya atau bahkan mati.
e. Ukuran partikel tersuspensi dalam medium
4. Soal hitung:
Diketahui: No = 6,5 × 1012
Nt = 10-3
T = 1210C
k = 2,54 per menit
V = 12,54
Ditanya: a. Vtotal
b. tsterilisasi ; jika Vpemanasan= 8,9 dan Vpendinginan= 11,0
c. ttotal ; jika T100-121 selama 25 menit dan T121-100 selama 18 menit
Jawaba. Vtotal = ln
N oN t
= ln6 ,5× 10
10 = 36,41
b. Vsterilisasi = Vtotal - Vpemanasan - Vpendinginan
= 36,41-8,9-11,0
= 16,51
tsterilisasi = Vk
=36,412,54
=6,5 menit
c. Vpemanasan = 12,54 ×25
21=14,93
Vpendinginan = 12,54 ×18
21=10,75
Vsterilisasi = Vtotal - Vpemanasan - Vpendinginan
= 36,41 – 14,93 – 10,75
= 10,73
tsterilisasi = Vk
=10,732,54
=4,22 menit
ttotal = tpemanasan + tsterilisasi + tpendinginan
= 25 + 4,22 + 18
= 47,22 menit
5. Aktivitas proses yang meningkatkan efisiensi pengunduhan
Penggunaan strain mikroba bersifat flokulan
Modifikasi kondisi fermentasi yang mampu menurunkan produk metabolit
kontaminan
Akurasi waktu pengunduhan
Kontrol pH dan suhu pasca pengunduhan
Penggunaan agen flokulan (immobile)
Penggunaan enzim perusak dinding sel
6. Cara pengunduhan produk intraseluler:
Pengunduhan dan pemurnian produk intraseluler dimulai dengan
dilakukannya disrupsi karena produk itraseluler ada di dalam sel maka produk
tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu dari sel mikroba dengan cara
disrupsi. Pelaksanaan disrupsi harus menjamin tidak terjadi kerusakan produk
seperti denaturasi protein ataupun hidrolisis, dll. Ada banyak metode disrupsi,
yaitu:
a. Fisik-mekanis:
Liquid shear
Prinsip kerjanya adalah homogenizer bertekanan tinggi mampu
menghancurkan sel mikroba secara efektif. Bila suspense dalam alat
diberi tekanan tinggi, lalu diturunkan secara mendadak maka akan
terjadi penghancuran sel.
Solid shear
Prinsip kerjanya adalah ekstruksi sel mikroba beku (-250C) bertekanan.
Penghancuran sel terjadi sebagai akibat dari kombinasi liquid shear
dan adanya Kristal es.
Abrassive agitation
Prinsip kerjanya adalah penghancuran mekanis dengan disintegrator.
Suhu disintegrator dapat mencapai 350C, tapi untuk jenis enzim
tertentu masih tak berbeda dengan teknik yang lain.
Freeze-thawing
Pembekuan dan pencairan pasta sel mengakibatkan cairan sel
membeku lalu mencair lagi dapat menghancurkan sel. Proses ini
berjalan lambat dan hanya terbatas pada substansi seluler saja, dan
biasanya dikombinasi dengan cara lain.
b. Khemis:
Deterjen
Prinsipnya adalah merusak lipoprotein sel membrane mikroba dan
membebaskan komponen intraseluler. Namaun metode ini mengakibatkan
beberapa protein rusak sehingga perlu pemisahan terlebih dulu.
Osmotik shock
Prinsipnya adalah perubahan mendadak konsentrasi garam dapat
menghancurkan sel tipe tertentu. Misalnya ekstraksi lusiferase dari
Photobacterium fischeri.
Perlakuan alkali
Beberapa senyawa alkali mampu digunakan untuk menghidrolisis dinding
sel. Contohnya isolasi enzim asparaginase.
Perlakuan enzimatis
Lisosim dan ekstrak enzim leukosit dari Streptomyces, Penicillium,
Trichoderma, bias menghidrolisis sel.
Setelah proses disrupsi dilakukan separasi sistem kesetimbangan. Ada dua
cara separasi ini, yatu:
a. Ekstraksi liquid-liquid
Prinsip ekstraksi adalah memisahkan komponen dari campurannya dengan
pelarutnya. Syarat ideal agar bias dihasilkan produk sebanyak-banyaknya
dalam volume pelarut sekecil-kecilnya. Pemilihan solvent dipengaruhi oleh
koefisien distribusi partisi (K).
b. Distilasi
Prinsip kerjanya adalah pemisahan menurut perbedaan titik didih. Tahapan
distilasi terdiri dari:
Evaporasi campuran
Pemisahan vapor-liquid dalam kolom (senyawa TD rendah terpisah
dengan senyawa TD tinggi)
Kondensasi uap untuk mendapatkan distilat
Selanjutnya setelah dilakukan separasi maka dilakukan pemurnian. Teknik
yang banyak digunakan adalah teknik kromatografi yang dikelompokkan
menjadi:
a. Kromatografi edsorpsi
Prinsipnya adalah pengikatan solute pada fase solid oleh gaya Van der
Walls
b. Ion-exchange
Prinsipnya adalah terjadinya perubahan ion yang reversible antara fase cair
dengan fase padat yang tidak diikuti dengan perubahan radikal dalam struktur
padat
c. Filtrasi gel
Pemisahan bahan berdasarkan perbedaan besar atau ukuran molekul dengan
prinsip difusi pada pori-pori.
d. Afinitas
Prinsipnya adalah pemurnian berdasarkan fungsi dan struktur khemis suatu
senyawa biologis.
7. Pengunduhan dan pemurnian dengan cara filtrasi:
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan
yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan
tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang
digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam
mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan adalah dalam
penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter chamberland, dan
filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan
benda yang akan disaring.
Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui
suatu bahan penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan
cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring tertentu juga
mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Saringan
yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu, sehabis
penyaringan medium masih harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan
dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas seperti
serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.
8. Separasi sistem kesetimbangan:
a. Ekstraksi liquid-liquid
Prinsip ekstraksi adalah memisahkan komponen dari campurannya dengan
pelarutnya. Syarat ideal agar bias dihasilkan produk sebanyak-banyaknya
dalam volume pelarut sekecil-kecilnya. Pemilihan solvent dipengaruhi oleh
koefisien distribusi partisi (K).
b. Distilasi
Prinsip kerjanya adalah pemisahan menurut perbedaan titik didih. Tahapan
distilasi terdiri dari:
Evaporasi campuran
Pemisahan vapor-liquid dalam kolom (senyawa TD rendah terpisah
dengan senyawa TD tinggi)
Kondensasi uap untuk mendapatkan distilat