query rato

21
FUNGSI PENELUSURAN (QUERY) DAN OPERASI DATA ATRIBUT (TABLE) DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) MENGGUNAKAN ESRI-ARCGIS Rato F. Silamon A. PENGANTAR Sistem Informasi Geografis yang selanjutnya lazim dikenal dengan singkatan SIG merupakan salah satu ragam dari sistem informasi. Pemahaman akan sistem informasi ini berkembang seiring dengan bertambahnya waktu. Pada tahun 1983 Marble et. al, mendefinisakan SIG sebagai sebuah sistem penanganan data keruangan. Selanjutnya Burrough pada tahun 1986 mendefinisikan SIG sebagai alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data, dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. Sedangkan Aronoff pada tahun 1989 mendeskripsikan SIG sebagai sebuah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian. Dari beberapa deskripsi dan definisi oleh beberapa pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwasanya SIG merupakan ”Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”. Salah satu kelebihan SIG adalah kemampuannya yang bersifat multi-disiplin. Professional yang berkecimpung dari berbagai sektor seperti ekonomi, kependudukan, statistik, kelautan, pertambangan, kehutanan, dan sektor-sektor lainnya dapan memanfaatkan sistem informasi ini. Apabila kita mencoba mencari kesamaan dari berbagai latar belakang tersebut, maka berbagai disiplin tersebut mengerucut pada studi mengenai lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkup geografi dari area studi dan kegiatan yang terlibat di dalamnya. Sebagai contoh: (i) aplikasi SIG di bidang sumberdaya alam (inventarisasi, manajemen,dan kesesuaian lahan, analisis daerah rawan bencana alam, dan sebagainya); (ii) aplikasi SIG di bidang perencanaan (perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar pemukiman dan sebagainya); (iii) aplikasi SIG di bidang kependudukan ( penyusunan data pokok, penyediaan informasi kependudukan / sensus dan sosek (sosial ekonomi), sistem informasi untuk pemilihan umum, dan sebagainya); (iv) aplikasi SIG di bidang lingkungan berikut pemantauannya (pencemaran sungai, danau, laut; evaluasi pengendapan lumpur/sedimen baik di sekitar danau, sungai, atau pantai, pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya, dan sebagainya); (vi) aplikasi di bidang pertanahan (manajemen pertanahan, sistem informasi pertanahan, dan sejenisnya). Secara umum, semua bidang tersebut berhubungan dengan dua jenis data yang digunakan untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan. Jenis data ini sering disebut sebagi data-data posisi, koordinat, ruang, atau Data Spasial. Sedangkan yang kedua adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data ini sering disebut sebagai Data Atribut atau Data Non-Spasial.

Upload: petani-bandeng

Post on 27-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ARC GIS

TRANSCRIPT

FUNGSI PENELUSURAN (QUERY) DAN OPERASI DATA ATRIBUT (TABLE) DALAM SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS (SIG) MENGGUNAKAN ESRI-ARCGIS

Rato F. Silamon

A. PENGANTAR

Sistem Informasi Geografis yang selanjutnya lazim dikenal dengan singkatan SIG merupakan salah satu

ragam dari sistem informasi. Pemahaman akan sistem informasi ini berkembang seiring dengan

bertambahnya waktu. Pada tahun 1983 Marble et. al, mendefinisakan SIG sebagai sebuah sistem

penanganan data keruangan. Selanjutnya Burrough pada tahun 1986 mendefinisikan SIG sebagai alat

yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data, dan penayangan data

keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. Sedangkan Aronoff pada tahun 1989 mendeskripsikan SIG

sebagai sebuah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola,

memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian. Dari beberapa deskripsi dan definisi oleh

beberapa pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwasanya SIG merupakan ”Suatu komponen yang

terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja

bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis

geografis”.

Salah satu kelebihan SIG adalah kemampuannya yang bersifat multi-disiplin. Professional yang

berkecimpung dari berbagai sektor seperti ekonomi, kependudukan, statistik, kelautan, pertambangan,

kehutanan, dan sektor-sektor lainnya dapan memanfaatkan sistem informasi ini. Apabila kita mencoba

mencari kesamaan dari berbagai latar belakang tersebut, maka berbagai disiplin tersebut mengerucut

pada studi mengenai lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkup geografi dari area

studi dan kegiatan yang terlibat di dalamnya. Sebagai contoh: (i) aplikasi SIG di bidang sumberdaya alam

(inventarisasi, manajemen,dan kesesuaian lahan, analisis daerah rawan bencana alam, dan sebagainya);

(ii) aplikasi SIG di bidang perencanaan (perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan tata ruang

wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar pemukiman dan

sebagainya); (iii) aplikasi SIG di bidang kependudukan ( penyusunan data pokok, penyediaan informasi

kependudukan / sensus dan sosek (sosial ekonomi), sistem informasi untuk pemilihan umum, dan

sebagainya); (iv) aplikasi SIG di bidang lingkungan berikut pemantauannya (pencemaran sungai, danau,

laut; evaluasi pengendapan lumpur/sedimen baik di sekitar danau, sungai, atau pantai, pemodelan

pencemaran udara, limbah berbahaya, dan sebagainya); (vi) aplikasi di bidang pertanahan (manajemen

pertanahan, sistem informasi pertanahan, dan sejenisnya). Secara umum, semua bidang tersebut

berhubungan dengan dua jenis data yang digunakan untuk merepresentasikan atau memodelkan

fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang

merepresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan. Jenis data ini sering

disebut sebagi data-data posisi, koordinat, ruang, atau Data Spasial. Sedangkan yang kedua adalah jenis

data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif

ini mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis

data ini sering disebut sebagai Data Atribut atau Data Non-Spasial.

Kemampuan SIG juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Kemampuan analisis

spasial menggunakan SIG dapat diklasifikasikan bermacam-macam. Klasifikasi di bawah ini mengacu

pada Aronoff (1989):

1. Pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi

Fungsi ini merupakan fungsi yang meng-eksplore data tanpa membuat perubahan yang mendasar,

dan biasanya dilakukan sebelum analisis data. Fungsi pengukuran mencakup pengukuran jarak

suatu obyek, luas area baik itu 2 dimensi atau 3 dimensi. Query spasial dalam mengidentifikasikan

obyek secara selektif, definisi pengguna, maupun melalui kondisi logika. Fungsi klasifikasi adalah

mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut) menjadi data spasial yang baru dengan

menggunakan kriteria tertentu.

2. Fungsi Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.

Sebagai contoh, bila untuk menghasilkan wilayah-wilayah yang sesuai untuk peruntukan tertentu.

3. Fungsi Neighborhood

Salah satu fungsi yang terdapat dalam dalam kelompok fungsi tetangga adalah Buffering. Fungsi ini

menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau area dengan jarak tertentu dari data

spasial yang menjadi masukannya. Data spasial titik akan menghasilkan data spasial baru yang

berupa lingkaran-lingkaran yang mengelilingi titik-titik pusatnya. Untuk data spasial garis akan

menghasilkan data spasial baru yang berupa poligon-poligon yang melingkupi garis-garis. Demikian

pula untuk data spasial poligon berupa poligon-poligon yang lebih besar dan konsenris.

4. Fungsi Network

Fungsi network merujuk data spasial titik-titik (points) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan

yang tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang-bidang transportasi, hidrologi

dan utility (misalnya, aplikasi jaringan kabel listrik, komunikasi, pipa minyak dan gas, air minum,

saluran pembuangan). Sebagai contoh dengan fungsi analisis spasial network, untuk menghitung

jarak terderkat antara dua titik yang dilalui oleh banyak jalur dan terminal.

5. Fungsi 3D Analyst

Fungsi 3 Dimensi terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam

ruang 3 dimensi. Fungsi analisis spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi. Sebagai contoh,

untuk menampilkan data spasial ketinggian, dan kedalaman.

Teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) telah banyak digunakan manfaatnya untuk meningkatkan

komunikasi dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan (decision-making), pengelolaan aset-aset dan

sumberdaya secara efektif, meningkatkan alur kerja secara efisien, serta digunakan dalam perbaikan

akses suatu informasi. SIG yangvkomprehensif mencakup berbagai penggunaan, antara lain untuk

kompilasi dataset geografis, pembuatan alur kerja dan kontrol kualitas ‘authoring’ peta dan model-

model analitik, serta untuk mendokumentasikan Metode-metode kerja. SIG yang komprehensif akan

menyediakan sarana atau media yang lengkap untuk pengelolaan, visualisasi, serta sebagai sarana

mengkomunikasikan suatu fenomena yang dikaji.

Terdapat banyak tools atau alat yang dapat digunakan dalam system informasi ini baik yang bersifat

open sources atau “gratisan” seperti Grass dan Quantum GIS maupun yang berbayar seperti ArcView

dan ArcGis yang dikeluarkan oleh pengembang terkenal ESRI. Tiap-tiap tools tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangannya sendiri. Makalah materi pelatihan ini mencoba menjabarkan secara singkat dan

lugas bagaimana menjalankan salah satu fungsi analisis spasial dalam SIG yaitu fungsi penelususran

(Query) serta menjalankan operasi pada data-data atribut (Table) menggunakan ESRI-ARCGIS 10.

B. SEKILAS TENTANG ESRI-ARCGIS DESKTOP

ArcGIS menyediakan kerangka yang scalable dapat disesuaikan menurut keperluan, yang mampu

diimplementasikan untuk single users maupun multiusers dalam aplikasi desktop, server, dan internet

(Web). ArcGIS merupakan kumpulan produk produk perangkat lunak SIG yang dapat digunakan untuk

membangun suatu aplikasi SIG yang lengkap. ArcGIS Desktop yang merupakan integrasi dari sederetan

aplikasi SIG yang merupakan platform dasar yang dapat digunakan untuk mengelola suatu proyek dan

alur kerja SIG yang komplek serta dapat digunakan untuk membangun data, peta, model, serta aplikasi.

ArcGIS Desktop mencakup: ArcCatalog, ArcMap, ArcToolbox, ArcGlobe, dan ModelBuilder.

ArcCatalog digunakan untuk mengorganisasikan dan mengelola semua informasi geografis seperti peta,

data dengan beragam format, geodatabase, toolboxes untuk geoprosesing, metadata, serta services SIG.

ArcMap merupakan aplikasi utama dalam ArcGIS yang dapat digunakan untuk mapping dan editing,

serta untuk query dan analisa yang berdasarkan pada peta. ArcToolboxes merupakan koleksi dari tools

geoprocesing, ArcGlobe mempunyai kemampuan untuk penayangan informasi geografis dalam bentuk

kenampakan 3D yang dinamis, dan ModelBuilder yang merupakan bahasa pemograman secara visual

yang digunakan untuk membangun suatu alur kerja dan skrip dari suatu rangkaian geoprosesing.

Dengan menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut, pengguna dapat menjalankan berbagai macam proses

SIG dari yang paling sederhana hingga tingkat lanjut.

C. BEKERJA DENGAN DATA ATRIBUT

Seperti yang telah disebutkan di atas, pelatihan ini akan memperkenalkanAnda dengan kemampuan

analisa geografi GIS, termasuk di dalamnya analisa atribut, analisa spasial, atau integrasi atribut dan

analisa spasial. Dalam latihan ini kita akan mulai menjelajahi dan menganalisa data atribut. Tiap layer

dalam TOC mewakili data spasial yang ditampilkan dalam wilayah Map Display. Dalam Arcmap kita

dapat pula mem browse seluruh atribut yang berasosiasi dengan tiap layer.

C.1. Membuka Tabel Atribut

Dengan ArcMap kita mampu melakukan browsing seluruh data atribut untuk tiap layer. Browsing dapat

dilakukan pada seluruh data atribut untuk tiap layer. Browsing dilakukan dengan cara meng Klik kanan

pada layer TOC lalu pilih menu Open Tabel Atribut. Maka selanjutnya sebuah jendela data

tabular/atribut dari feature tersebut akan terbuka.

C.2. Mengatur Ulang Kolom

Ketika Anda membuka sebuah tabel, Anda dapat mengatur ulang tampilannya. Contohnya, Anda dapat

memperbesar atau memperkecil lebar tabel yang ditampilkan, memindahkan kolom, menyembunyikan

kolom, mengatur urutan tabel berdasarkan satu atau beberapa field yang terpilih, atau melakukan

freezing pada sebuah field agar Anda dapat selalu melihat field tersebut saat Anda melakukan scrolling.

a) Latihan mengatur ulang lebar kolom dalam Tabel Attribute of kecamatan. Langkah langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Arahkan posisi penunjuk mouse di tepi kolom yang akan diatur ulang ukurannya.

2. Klik dan tarik tepi kolom untuk mengatur ulang lebarnya.

b) Latihan mengatur ulang posisi kolom dalam Tabel Attribute of kecamatan.. Langkah langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Arahkan posisi penunjuk mouse di tepi kolom yang akan dipindahkan.

2. Klik dan tarik kolom untuk mengubah posisinya

c) Latihan melakukan freezing sebuah kolom dalam Tabel Attribute of kecamatan. Langkah langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Arahkan posisi penunjuk mouse pada kolom yang akan di freeze.

2. Klik kanan mouse dan pilihl Freeze/Unfreeze Column.

d) Latihan mengatur urutan tabel berdasarkan kolom tertentu dalam Tabel Attribute of kecamatan

dengan metode menurun (descending) dan menaik (ascending). Langkah langkahnya adalah sebagai

berikut:

1. Arahkan posisi penunjuk mouse pada kolom tertentu.

2. Klik kanan mouse dan pilih menu Short Descending.

3. Arahkan posisi penunjuk mouse pada kolom tertentu.

4. Klik kanan mouse dan pilih menu Short Ascending.

C.3. Pemilihan Record

Terdapat beragam cara untuk memilih obyek dalam ArcMap. Salah satu cara yang dapat digunakan

adalah memilih obyek melalui tabel atribut. Dari sebuah tabel, Anda dapat secara interaktif memilih

sebuah record dengan cara memilih record tersebut atau memilih beberapa record yang memenuhi

kriteria tertentu. Pemilihan record dapat Anda lakukan secara manual.

a) Pilih 10 record pertama pada Tabel Attribute of kecamatan secara manual. Langkah langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Buka Tabel Attribute of kecamatan.

2. Tekan Ctrl dan klik record pertama pada kolom paling kiri, tahan dan tarik penunjuk mouse

menuju record ke 10.

b) Menukar record yang terpilih dalam tabel Attribute of kecamatan (record yang sebelumnya terpilih

menjadi tidak terpilih dan record yang sebelumnya tidak terpilih menjadi terpilih). Langkah

langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Klik kanan mouse pada tombol layer kecamatan.

2. Pilih menu Selection lalu pilih Switch Selection .

c) Memilih seluruh record pada tabel Attribute of kecamatan. Langkah langkahnya adalah sebagai

berikut:

1. Klik kanan mouse pada tombol pada layer kecamatan

2. Pilih menu Selection lalu pilih Select All .

d) Tidak Memilih satu record pun pada tabel Attribute of kecamatan. Langkah langkahnya adalah

sebagai berikut:

1. Klik kanan mouse pada tombol pada layer kecamatan.

2. Pilih menu Selection lalu pilih Clear Selected Features.

C.4. Mematikan dan Mengaktifkan Kolom

Terkadang kita berhubungan dengan data spasial yang memiliki puluhan bahkan ratusan FIELD. ArcGIS

menyediakan fasilitas untuk menyembunyikan (tidak menampilkan) field- field yang belum diperlukan,

dengan cara sebagai berikut:

1. Buka properti dari layer Kota, dengan cara Double-Click di atas nama layer (atau Klik Kanan di atas

nama layer > Properties

2. Pilih tab FIELDS

3. Lepaskan TICK atau tanda rumput pada kolom yang ingin disembunyikan, lalu klik OK

4. Perhatikan effeknya di Table dari layer tersebut. Field-field tersebut tidak akan ditampilkan

kembali di table meskipun sebenarnya data di dalam field masih ada di database.

5. Centang kembali field yang disembunyikan untuk memunculkan kembali kolom pada jendela tabel

6. Mematikan satu field dapat dilakukan juga dengan cara KLIK kanan di atas field yangakan

dimatikan, kemudian pilih TURN FIELD OFF

C.5. Menambahkan Kolom

Untuk menambah field baru dapat dilakukan di dalam table dengan contoh cara

1. Buka table dari layer Kecamatan

2. Klik OPTIONS > Add Field. Sebagai contoh kita akan menambahkan field LONGITUDE

3. Isikan nama field dengan LONGITUDE, Type DOUBLE, Precision 15, dan Scale 10 seperti gambar di

bawah.

4. Klik OK

5. Sebuah FIELD akan muncul di table dengan nama LONGITUDE dan nilai 0 (nol) pada semua baris.

Precision: Jumlah karakter (angka) termasuk tanda koma (titik) Scale: Jumlah angka setelah tanda koma (titik)

Catatan: Sangat perlu diperhatikan tipe dari field yang akan dibuat sbb:

C.6. Menghapus Kolom

Menghilangkan field dapat dilakukan untuk membuang atribut yang tidak digunakan dalam data atribut.

Perlu diperhatikan bahwa jika kita melakukan REMOVE FIELD, maka field yang bersangkutan akan

dibuang dari data. Ini tidak sama dengan melakukan ON/OFF. Kita coba mempraktekan REMOVE FIELD

dengan contoh sebagai berikut:

1. Set table layer Kecamatan dalam keadaan terbuka sebagai hasil dari tahap sebelumnya

2. Klik kanan di atas salah satu field/kolom yang ingin di hapus

3. Pilih DELETE FIELD

4. Jika ada peringatan bahwa proses ini tidak bisa di UNDO, pilih YES, mala Field tersebut akan hilang

dari table

C.7. Memberikan Masukan Data

Sebagaimana telah dilakukan pada tahap sebelumnya, kita sudah membuat satu field dengan nama

LONGITUDE. Sekarang kita akan menghitung isi dari setiap baris di dalam field tersebut.

1. Set table layer Kecamatan dalam keadaan terbuka dengan satu field kosong bernama LONGITUDE

seperti dilakukan pada tahap sebelumnya

2. Klik kanan di atas nama field LONGITUDE > CALCULATE GEOMETRY

3. Tentukan Property : X Coordinate of Point

4. Pilih sistem koordinat yang akan diberikan

5. Pilih unit dalam Decimal Degrees. Klik OK

6. Field LONGITUDE sudah berisi nilai X Coordinate

Tugas:

Lakukan langkah yang sama untuk membuat field bernama LATITUDE dan berisi nilai Y Coordinate

C.8. Calculate Field

a. Numeric

Pengelolaan data spasial sangat memerlukan modifikasi attribut yang menyertainya melalui CALCULATE.

Kita akan mencoba melakukan CALCULATE sebagai berikut.

1. Buka table dari layer Kecamatan

2. Terdapat field POP_Kec dan field SQKM_Kec yang isinya masing- masing menunjukan jumlah

penduduk dan luas (km2). Selanjutnya kita akan mencoba menghitung kerapatan populasi per km2

3. Buat field baru dengan Nama POP_SQM, type LONG INTEGER, Precision 9

4. Setelah field baru (kosong) dibuat, Klik kanan di atas field POP_SQM, kemudian pilih FIELD

CALCULATOR

5. Isi kotak formula dengan POP_SQM = POP_KEC/SQM _KEC. Lalu klik OK

6. Field POP_SQM akan berisi jumlah penduduk rata-rata per KM2.

7. Silakan coba-coba berbagai operasi matematika *, /, +, - atau fungsi seperti abs(), atn(), dsb.

Tips: Double klik pada field yang akan dilibatkan dalam formula untuk mengetikan secara otomatis field

tersebut Operasi matematika dapat ditemui di bagian tengah kiri. Klik dengan mouse untuk

menambahkan operasi salah satu matematika

b. Text

Contoh CALCULATE tipe string akan diberikan yang sangat sederhana sebagai berikut

1. Buat field baru dengan nama SUKU_DOM, yang akan diisi dengan nama suku. Pilih type TEXT

dengan panjang 50.

2. Klik di atas field SUKU_DOM > FIELD CALCULATOR

3. Isi seperti berikut: “SASAK”., Lalu klik OK

4. Jika ada pesan berikut

Berarti jumlah karakter yang kita masukan saat membuat field ORIGIN kurang banyak sehingga yang

terpotong akan diberi tanda asterix (*). Di sini lah pentingnya merencanakan berapa jumlah karakter

dalam tipe field TEXT. Klik saja OK.

Beberapa perhitungan tipe TEXT di dalam FIELD CALCULATOR

[Field Name]&[Field Name]

Menggabungkan beberapa field ke dalam satu field

Contoh: [NamaKota]&[Jml_Penduduk]

[Field Name]&" "&[Field Name]

Menambahkan spasi di antara dua field yang digabungkan

[NamaKota]&" "&[Jml_Penduduk]

LCase ([Field Name])

Membuat semua karakter di dalam field menjadi huruf kecil

Left ([Field Name],3)

Mengambil tiga karakter pertama dari field

Right ([Field Name],4)

Mengambil empat karakter pertama dari field

Mid ([Field Name],4,3)

Mengambil karanter di tengah, dimulai dari string keempat dengan jumlah tiga karakter

Ltrim ([Field Name])

Menghapus spasi dari string di bagian kiri

Rtrim ([Field Name])

Menghapus spasi dari string di bagian kanan

Now()

Menambahkan jam dan tanggal hari ini di field

c. Text dan Numeric

ArcMap dapat melakukan perhitungan menggunakan tipe field numeric dan text sekaligus. Coba lakukan

contoh berikut.

1. Lakukan FIELD CALCULATE pada field ORIGIN

2. Isi dengan [KEC_NAME]&"/"&[POP_SQM]

3. Hasilnya adalah nama Kecamatan digabungkan dengan kerapatan penduduk

Catatan:

Saat melakukan CALCULATE perlu diperhatikan apakah kita sedang memilih satu atau beberapa fitur

atau tidak. Jika kita sedang memilih, kemungkinan besar kita hanya akan menghitung fitur terpilih saja.

Matikan CALCULATE SELECTED RECORD ONLY untuk melakukan perhitungan apada seluruh fitur (yang

terpilih atau tidak).

C.9. Menghitung Keliling dan Luas

Sebelum melakukan perhitungan luas, dan keliling, kita perlu mengubah sistem koordinat dari

GEOGRAFIS menjadi PROJECTED.

1. Double KLIK di data frame INDONESIA

2. Pilih tab COORDINATE SYSTEM

3. Pilih Predifined > Projected > UTM > WGS 1984 > Shouthern > UTM Zone 50 S – Ini hanya salah

satu contoh Klik OK

4. Sekarang sistem koordinat sudah dalam PROJECTED

a. Luas

Menghitung luas dapat dilakukan sbb:

1. Buka table dari layer Kecamatan

2. Buat field baru dengan nama KM2. Silakan di set untuk perhitungan luas.

3. Klik kanan di atas field KM2 > CALCULATE GEOMETRI

4. Isi seperti gambar di bawah ini

5. Klik OK

6. Luas (dalam KM2) sudah dihitung

b. Keliling

Perhigungan luas serupa dengan perhitungan luas namun dengan pengatura seperti contoh gambar di

bawah ini:

C.10. Data Statistik

Data statistics sangat perlu untuk mengetahui kesimpulan cepat dari field yang ada misalnya jumlah,

rata-rata, dsb. Coba lakukan contoh langkah sebagai berikut.

1. Buka tabel dari layer Kecamatan

2. Klik kanan di atas field KM2

3. Pilih

4. Akan muncul display berikut

5. Terdapat informasi jumlah record, nilai minimum, nilai max, jumlah KM2, rata- rata, dan standar

deviasi

C.11. Join Table

Ketika Anda membutuhkan informasi yang tidak terdapat pada tabel yang tengah Anda buka, Anda

dapat menghubungkan tabel yang tengah Anda buka dan tabel tambahan yang berisi informasi yang

Anda butuhkan. Dalam ArcMap, Anda dapat melakukan hubungan tersebut dengan cara

menghubungkan (joining) atau merelasikan (relating). Menghubungkan data atribut tambahan untuk

subdistrict_stat ke dalam layer subdistrict pada map. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Klik kanan mouse pada tombol layer Kabupaten, pilih Joins and Relates, lalu klik Join.

2. Klik nama field pada layer yang akan menjadi dasar penggabungan.

3. Klik menu dropdown untuk memilih tabel yang akan digabungkan pada layer. Jika tabel tabel yang

dimaksud belum terdapat pada peta, klik tombol browse untuk mencari lokasinya dalam disk

Anda.

4. Klik menu dropdown pada pilihan Choose the field in the table to base the join on lalu klik nama

field dalam tabel yang akan digabungkan.

5. Buka tabel atribut untuk melihat hasil penggabungan.

Catatan:

- Untuk melakukan Join (atau relate), kita prlu field KUNCI, dalam contoh adalah field ID

- Join digunakan untuk hubungan one-to-one atau many-to-one

- Relates digunakan untuk hubungan one-to-many atau many-to-many

D. FUNGSI PENELUSURAN DATA (QUERY)

Pada tampilan ArcMap selain melihat peta, untuk kepentingan tertentu dibutuhkan informasi mengenai

data-data apa saja yang tercakup dalam peta tersebut. Untuk mengetahui secara spesifik suatu

informasi, anda dapat melakukan Query misalnya untuk mengetahui lokasi dan informasi (atribut) dari

suatu Feature., Beberapa hal yang berhubungan dengan Query sebuah feature yang dapat di gunakan

untuk menjawab beberapa keingintahuan anda, antara lain :

1. Dimana ?

2. Dimana lokasi yang terdekat ?

3. Informasi apa yang terkandung di dalamnya ?

4. Apa yang BERSINGGUNGAN dengan feature tersebut ?

Untuk kepentingan tersebut, ArcMap menyediakan beberapa tools untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan tersebut di atas, misalnya:

, untuk mengidentifikasi dan mendapatkan informasi mengenai feature

, untuk melakukan query feature pada ArcMap melalui attribute-nya

, untuk melakukan pemilihan feature-feature secara interaktif

Selain tool-tool diatas, ArcMap juga menyediakan PULL-DOWN menu untuk query spasial seperti tertera

berikut ini:

D.1. Identifikasi Sebuah Feature

D.2. Mencari Feature Tertentu

D.3. PENELUSURAN SECARA INTERAKTIF

D.4. QUERY SPASIAL

BAHAN BACAAN

1. Aronoff, S. Geographic Information System: A Management Perspective. WDL Publication, Ottawa,

Canada.

2. De By, R (ed). 2000. Principles of Geographic Information Systems. ITC Educational Tekxbook

Series. International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences, Enschede – The Netherlands.

3. Hartoyo et, al. 2010. Modul Pelatihan SIG Tingkat Dasar. Tropenbos International Indonesia

Programme. Jakarta.

4. Raharjo, Beni. 2011. Tutorial ArcGIS Bagi Pemula. GISTutorial.NET.

5. Prahasta, E. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika Bandung.