quality control sebagai upaya menjaga kualitas batubara.pdf

146
PROYEK AKHIR Pekerjaan : TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT.KARBINDO ABESYAPRADHY Studi Kasus : Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program D-3 Teknik Pertambangan Oleh : MASDIAN DARMA PUTRA BP. 2008/00695 Konsentrasi : Tambang Umum Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADANG 2012

Upload: masdian-darma-putra

Post on 05-Feb-2016

299 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

PROYEK AKHIR

Pekerjaan :

TAMBANG TERBUKA BATUBARA

PT.KARBINDO ABESYAPRADHY

Studi Kasus :

Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara

Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program D-3 Teknik Pertambangan

Oleh :

MASDIAN DARMA PUTRA

BP. 2008/00695

Konsentrasi : Tambang Umum

Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG

2012

Page 2: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK AKHIR

Pekerjaan:

TAMBANG TERBUKA BATUBARA

PT. KARBINDO ABESYAPRADHI

Studi Kasus:

Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara

Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi

Oleh:

Nama : Masdian Darma Putra

Bp/Nim : 2008/00695

Konsentrasi : Tambang Umum

Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Tamrin Kasim, MT

NIP : 19530810 198602 1 001

Diketahui Oleh:

Ketua Jurusan

Teknik Pertambangan

Drs. Bambang Heriyadi,MT.

NIP : 19641114 198903 1 002

Ketua Program Studi

D3 Teknik Pertambangan

Drs. Raimon Kopa, MT.

NIP : 19580313 198303 1 006

Page 3: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

PROYEK AKHIR

Dinyatakan Lulus Oleh Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi

D3 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

Pekerjaan:

TAMBANG TERBUKA BATUBARA

PT. KARBINDO ABESYAPRADHI

Studi Kasus:

Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara

Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi

Oleh:

Nama : Masdian Darma Putra

Bp/Nim : 2008/00695

Konsentrasi : Tambang Umum

Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan

Padang, Januari 2012

Tim Penguji:

Nama

1. Drs. Tamrin Kasim, MT.

2. Drs. Syamsul Bahri, MT.

3. Ansosry, ST, MT.

TandaTangan

1. ………………………

2. ………………………

3. ………………………

Page 4: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

iv

Certified Management System

DIN EN ISO 9001:2000

Cert.No. 01.100 086042

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang

25171

Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax

.7055644

E-mail : [email protected]

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Masdian Darma Putra

NIM/TM : 00695/2008

Program Studi : D3 T.Pertambangan

Jurusan : T.Pertambangan

Fakultas : FT UNP

Dengan ini menyatakan, bahwa Skripsi/Tugas Akhir/Proyek Akhir saya dengan

judul “Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada

Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi” Adalah benar merupakan

hasil karya saya dan bukan merupakan plagiat maka saya bersedia diproses dan

menerima sanksi akademis maupun hukum sesuai dengan hukum dan ketentuan

yang berlaku, baik di institusi UNP maupun dimasyarakat dan negara.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung

jawab sebagai anggota masyarakat ilmiah.

Diketahui Oleh, Saya yang menyatakan,

Ketua Jurusan T.Pertambangan

Drs. Bambang Heriyadi,MT Masdian Darma Putra

Nip : 19641114 198903 1 002 2008/00695

Page 5: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

v

BIODATA

I. DATA DIRI :

Nama Lengkap : Masdian Darma Putra

No. Buku Pokok : 2008 / 00695

Tempat / Tanggal lahir : Sawah Liat/ 14 juli 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Nama Bapak : Masrul Syair

Nama Ibu : Ratna Perdamayani

Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga) Orang

Alamat tetap : Jl. Sawahliat,Kenagarian Kapuh Utara,

Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir

Selatan, Provinsi Sumatera Barat

II. DATA PENDIDIKAN:

Sekolah Dasar : SD Negeri 23 Sawah Liat Tarusan

Sekolah Lanjutan Pertama : MTsN Koto XI Tarusan

Sekolah Lanjutan Atas : SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan

Perguruan Tingi : Universitas Negeri Padang

III. Proyek Akhir:

Tempat Kerja Praktek : PT. Karbindo Abesyapradhi

Tanggal Kerja Praktek : 03 Agustus s/d 17 September 2011

Topik Studi kasus : Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas

Batubara Pada Penambangan Batubara PT.

Karbindo Abesyapradhi

Tanggal Sidang Proyek akhir : 9 Januari 2012

Padang, Januari 2012

( Masdian Darma Putra )

BP. 2008/00695

Page 6: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

vi

RINGKASAN

PT. Karbindo Abesyapradhi (PT. KA) adalah salah satu pelaku usaha

kegiatan penambangan batubara di Provinsi Sumatera Barat. Penambangan di

PT. Karbindo Abesyapradhi ini dilakukan dengan sistem penambangan

terbuka dengan metoda open pit yang masing-masing pit dibagi atas lima

bagian (lima pit area). Diantaranya pit A, pit B, pit C, pit D, dan pit E. Di

setiap pit memiliki kualitas batubara yang bervariasi. Batubara pada masing-

masing pit terdiri atas tiga tipe, yaitu roof, middle, dan floor. Roof dan middle

adalah batubara high calory. Sedangkan floor adalah batubara low calory,

batubara high calory disini adalah batubara yang memiliki nilai kalori ≥

6.000 kcal/kg, selain itu terdapat batubara low calory yang nilai kalori <

6000 kcal/kg.

Quality Control merupakan serangkaian kegiatan dalam pengendalian

mutu batubara, karena dalam prosesnya terjadi penurunan kualitas batubara

yaitu pada saat batubara ditambang (coal getting), kemudian penumpukan

batubara dari Pit ke ROM area, hingga pada tahap pengolahan batubara

menjadi product murni (processing).

Pada pengujian kualitas batubara dari channel sampling, ROM area,

dan product area yang dijadikan perbandingan yaitu:

1. Pada channel sampling (TM = 12,10 %, IM = 5,38 %, ASH = 6,09 %, VM

= 40,11 %, FC = 48,42 %, TS = 1,98 %, dan Kalori 6,795 Kkal/Kg).

2. ROM area (TM = 10,88 %, IM = 5,27 %, ASH = 12,63 %, VM = 38,63 %,

FC = 43,48 %, TS = 1,95 %, dan Kalori 6,349 Kkal/Kg).

3. Product area (TM = 10,85 %, IM = 5,27 %, ASH = 11,54 %, VM = 38,69

%, FC = 43,50 %, TS = 1,95 %, dan Kalori 6.335 Kkal/Kg).

Sehingga diketahui bahwa terjadi penurunan kualitas batubara antara

channel sampling dan ROM area serta pada product area. Untuk itu

dilakukanlah pengontrolan kualitas batubara karena ketika batubara akan

ditambang diperlukan penambangan secara selektif, untuk menghindari agar

pengotor (parting) tidak terbawa sekecil mungkin. Kemudian ketika

penumpukan batubara di ROM area batubara yang high calory dan low calory

penumpukannya harus dijauhkan agar tidak tercampur kualitas yang satu

dengan yang lainnya. Pada tahap processing drainase harus dirancang dengan

baik agar air tidak masuk kedalam stockpile product, dan yang terpenting

adalah kebersihan alat harus tetap dijaga agar batubara tidak tercampur

dengan pengotor-pengotor yang terbawa oleh alat pada saat bekerja di

stockpile product maupun pada ROM area.

Page 7: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Akhir dengan judul: ”Quality

Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada Penambangan Batubara

PT. Karbindo Abesyapradhi”.

Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kuliah

pada Program Studi Diploma-3 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas

Negeri Padang (UNP).

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Tamrin Kasim, MT selaku Dosen Pembimbing Proyek Akhir yang telah

banyak membantu dan memberikan masukan kepada penulis sehingga laporan Proyek

Akhir ini dapat diselesaikan.

2. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah memberikan

dukungan secara moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek

Akhir ini.

3. Bapak Drs. Bambang Heriyadi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Drs. Raimon Kopa, MT selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

5. Bapak Drs. Raimon Kopa, MT selaku dosen Pembimbing Akademis yang telah

banyak memberi masukan kepada penulis.

6. Bapak Drs. Syamsul Bahri, MT dan Bapak Ansosry, ST, MT selaku Dosen Penguji.

7. Bapak Drs. Ganefri, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

8. Bapak Drs. Nelvi Erizon, M.Si selaku Ketua Hubungan Unit Industri Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang.

9. Seluruh dosen pengajar Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.

10. Bapak Ir. Emo Carmo, BA selaku Kepala Teknik Tambang PT. Karbindo

Abesyapradhi.

11. Bapak Ir. Sediatma PT. Karbindo Mine Plan Supervisor Abesyapradhi sebagai

Pembimbing Lapangan yang telah banyak memberi nasehat kepada penulis.

12. Bapak Elias Butuk selaku Supervisor Survey PT. Karbindo Abesyapradhi yang selalu

membantu dalam pelaksanaan Praktek Lapangan.

Page 8: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

viii

13. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Karbindo Abesyapradhi.

14. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Padang (khususnya angkatan 2008).

15. Kepada seluruh orang-orang terdekat saya yang sudah membantu saya dalam

menyelesaikan Proyek akhir ini .

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Proyek Akhir ini jauh dari

kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang dapat

membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Laporan Proyek Akhir

ini bermanfaat terutama untuk penulis sendiri, perusahaan dan bagi pembaca yang

memerlukan.

Padang, Januari 2012

Penulis

Page 9: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .... ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN PROYEK AKHIR ..................... iii

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

BOIDATA ................................................................................................................ viii

RINGKASAN .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .......................................................... 1

B. TUJUAN DAN MANFAAT................................................. 2

C. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................. 3

BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. DESKRIPSI PERUSAHAAN .............................................. 5

1. Sejarah PT. Karbindo Abesyapradhi ............................... 5

2. Perkembangan PT. Karbindo Abesyapradhi .................... 9

3. Visi dan Misi PT. Karbindo Abesyapradhi ...................... 10

4. Kebijakan PT. Karbindo Abesyapradhi ........................... 11

B. DESKRIPSI PROYEK ......................................................... 16

1. Ruang Lingkup Kerja ...................................................... 16

2. Peralatan Penambangan ................................................... 17

3. Sistem Penambangan ....................................................... 18

Page 10: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

x

4. Tenaga Kerja dan Jam kerja ............................................ 19

5. Keadaan Umum Daerah Kuasa Penambangan ................ 20

C. PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN/PROYEK ........ 30

1. Pelaksanaan Kegiatan Proyek .......................................... 30

2. Kegiatan Penambangan ................................................... 33

D. PELAKSANAAN KEGIATAN LAPANGAN .................... 39

1. Survey Topografi dan Pemetaan ...................................... 40

2. Persiapan Penambangan .................................................. 44

3. Kegiatan Penambangan ................................................... 70

4. Pemasaran ........................................................................ 75

5. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan ........... 77

E. TEMUAN MENARIK .......................................................... 84

BABIII STUDI KASUS

A. PERUMUSAN MASALAH ................................................. 86

B. BATASAN MASALAH ....................................................... 87

C. LANDASAN TEORI ............................................................ 87

1. Proses Terbentuknya Batubara ........................................ 87

2. Quality Control ................................................................ 88

3. Profil Batubara Di PT.Karbindo Abesyapradhi ............... 89

4. Tahapan yang da pada Quality Control ..................... 90

D. METODOLOGI PEMBAHASAN MASALAH ................... 98

1. Sumber Data .................................................................... 98

E. ANALISIS DATA DAN PEMECAHAN MASALAH ........ 99

1. Analisis Data .................................................................... 99

2. Pemecahan Masalah ......................................................... 104

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................... 118

B. SARAN ................................................................................. 120

DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................... 121

LAMPIRAN

Page 11: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Karbindo Abesyapradhi .. 21

Gambar 2. Statigrafi PT. Karbindo Abesyapradhi .............................................. 25

Gambar 3. Bentuk Arah Penggalian Open Pit, Open Cast/Open Cut ................. 32

Gambar 4. Daerah Penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi .......................... 36

Gambar 5. Theodolite Sokkia SET 3C................................................................ 41

Gambar 6. Kegiatan Survey ................................................................................ 43

Gambar 7. Alat Bor Tamrock CHA 660 ............................................................. 46

Gambar 8. Alat Bor Pantera 1500 ...................................................................... 47

Gambar 9. Gudang Bahan Peledak PT. Karbindo Abesyapradhi ....................... 52

Gambar 10. Leading Wire ..................................................................................... 53

Gambar 11. Blasting Ohm Meter (BOM) dan Blasting Machine (BM) ............... 54

Gambar 12. Kendaraan Transportasi Crew Blasting............................................. 55

Gambar 13. Detonator Listrik ............................................................................... 57

Gambar 14. Sumbu Ledak (Detonating Cord) ...................................................... 58

Gambar 15. Dayagel Produksi PT. Dahana ......................................................... 59

Gambar 16. Delay Detonator ................................................................................ 60

Gambar 17. Plastic Linear .................................................................................... 61

Gambar 18. Pengadukan ANFO ........................................................................... 62

Gambar 19. Pengisian Bahan Peledak .................................................................. 63

Gambar 20. Pengisian Stemming dan Cutting ....................................................... 64

Gambar 21. Pemuatan Overburden ....................................................................... 69

Gambar 22. Euclid sebagai Alat Agkut Overburden ............................................ 70

Gambar 23. Single Bench yang Membentang dari Pit A

Page 12: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

xii

sampai Pit E di PT. Karbindo Abesyapradhi .................................... 71

Gambar 24. Waste dump overburden ................................................................... 72

Gambar 25. Proses Pemuatan Batubara ................................................................ 74

Gambar 26. Penumpukan Batubara di ROM Area ............................................... 75

Gambar 27. Kegiatan Pemeliharaan Jalan ............................................................ 79

Gambar 28. Bulldozer CAT D9R Sedang Merapikan Fron Kerja ........................ 80

Gambar 29. Penyiraman Jalan .............................................................................. 81

Gambar 30. Tower Lamp sebagai Penerang pada Shift Malam ............................ 82

Gambar 31. Maintenance Truck............................................................................ 83

Gambar 32. Rumah Genset ................................................................................... 83

Gambar 33. Workshop .......................................................................................... 84

Gambar 34. Gambaran Umum Profil Batubara Di kawasan

PT.Karbindo Abesyapradhi ............................................................... 89

Gambar 35. Pengambilan Sampel pada Channel/Pit Sampling ............................ 106

Gambar 36. Proses Pengambilan Batubara Per Lapisan ...................................... 107

Gambar 37. Coal Cleaner yang Bekerja di Pit ..................................................... 108

Gambar 38. Pemberian Identitas pada dump truck Batubara ................................ 109

Gambar 39. Penumpukan dan Pemberian Identitas Batubara di ROM Area ........ 110

Gambar 40. Pengambilan Sampel Batubara di ROM Area ................................... 111

Gambar 41. Rancangan Drainase pada ROM area dan Stockpile Product ........... 112

Gambar 42. Crushing Plant dan Beberapa Petugas Coal Picker .......................... 116

Page 13: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kompilasi Penggunaan Lahan Bagi Usaha Tambang

Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi .............................................. 10

Tabel 2. Kompilasi Jenis dan Jumlah Penyerahan Alat Proteksi Diri ............. 13

Tabel 3. Kompilasi Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja

PT. Karbindo Abesyapradhi Tahun 2009 .......................................... 19

Tabel 4. Data Curah Hujan Tahunan Lokasi Tambang

PT. Karbindo Abesyapradhi .............................................................. 22

Tabel 5. Hasil Analisis Proksimat ................................................................... 28

Tabel 6. Sifat Fisik Lapisan Tanah Penutup Batubara (Overburden) ............. 29

Tabel 7. Data Hasil Analisis Channel Sampling pada Middle D .................... 97

Tabel 8. Data Hasil Analisis Sample Rom Area pada Middle D

Per 500 ton Setelah dirata-ratakan .................................................... 100

Tabel 9. Data Hasil Analisis Sample Product Area Pada

Middle D Per 1000 ton Setelah dirata-ratakan .................................. 101

Tabel 10. Data Hasil Perbandingan Analisis Batubara Middle D Mulai

dari Pit(Channel Sampling), Rom Area, dan Product Area……. 101

Page 14: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir Kegiatan Quality Control

Lampiran 2. Diagram Alir Kegiatan Pengolahan Batubara PT. Karbindo

Abesyapradhi

Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Karbindo Abesyapradhi

Lampiran 4. Peta Kemajuan Penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi

Lampiran 5. Data Uji Analisis Kualitas Batubara Channel Sampling Middle D

Lampiran 6. Data Uji Analisis Kualitas Batubara ROM Area Middle D Per

500 ton

Lampiran 7. Data Uji Analisis Kualitas Batubara Product Area Middle D Per

1000 ton

Lampiran 8. Log Profile Seam Of Coal PT. Karbindo Abesyapradhi Pit D

Lampiran 9. Surat Keterangan PLI

Lampiran 10. Catatan Bimbingan Proyek Akhir

Lampiran 11. Jadwal Kegiatan Lapangan

Lampiran 12. Lembaran Penilaian Supervisor Industri

Page 15: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini dunia industri tumbuh dan berkembang dengan

cepat yang menyebabkan kebutuhan terhadap energi semakin meningkat.

Tingginya harga minyak mentah di pasar internasional mengakibatkan

kalangan pengusaha berusaha untuk mencari sumber energi alternatif sebagai

pengganti minyak. Batubara adalah salah satu sumber energi alternatif yang

dilirik oleh kalangan pengusaha. Disamping melihat dari segi keuntungan

biaya, ketersediaan batubara di berbagai negara juga relatif besar, khususnya

di Indonesia yang memiliki batubara bernilai kalori tinggi dengan biaya

produksi untuk mengeluarkannya masih rendah dari negara lain.

PT. Karbindo Abesyapradhi adalah salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang pertambangan khususnya batubara yang Kuasa

Pertambangannya terletak di daerah Sungai Tambang Kabupaten Sijunjung

Sumatera Barat. Dengan dibantu oleh PT. Pasura Bina Tambang sebagai

kontraktor penambangan, batubara yang ada di daerah tersebut diambil

dengan menggunakan metoda open pit mining.

Proses pengambilan batubara harus dilakukan selektif mungkin agar

kualitas batubara tetap terjaga. Untuk itu PT. Karbindo Abesyapradhi sangat

menjaga sekali pengendalian mutu dari batubara tersebut. Quality Control

Page 16: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

2

sangat diperlukan agar kualitas batubara yang dihasilkan dari proses

penambangan dapat mencapai target mutu yang dikehendaki oleh pembeli.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Tujuan Proyek

Tujuan dilakukannya penambangan oleh PT. Karbindo

Abesyapradhi adalah:

1) Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam dengan

memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan kerja.

2) Membuka lapangan pekejaan bagi masyarakat sekitar tambang agar

dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

3) Memenuhi kebutuhan batubara untuk pasar dunia baik ekspor

maupun domestik.

b. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian (Praktek Lapangan Industri) di

PT. Karbindo Abesyapradhi adalah untuk mengetahui faktor

terjadinya penurunan kualitas batubara yang pengontrolannya

dimulai dari channel sampling, pengambilan batubara (coal getting),

pengangkutan dan penumpukan batubara ke ROM area, sampai pada

proses pengolahan (processing).

Page 17: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

3

2. Manfaat

a. Manfaat Proyek

Adapun manfaat yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan

yang dilakukan oleh PT. Karbindo Abesyapradhi adalah:

1) Menambah devisa negara dari sektor penerimaan pajak dan bea

cukai.

2) Menambah pendapatan daerah Kabupaten Sijunjung dan Propinsi

Sumatera Barat melalui pemasukan pajak yang dibebankan kepada

perusahaan.

3) Dengan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang

akan berdampak terhadap perbaikan ekonomi masyarakat di sekitar

tambang.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah perusahaan mendapatkan

masukan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan agar

kualitas batubara tetap terjaga sehingga dapat bersaing di pasar

internasional.

C. Sistematika Penulisan

Laporan proyek akhir ini dalam penulisannya terdiri dari 4 bab dan

disertai beberapa lampiran dengan masing-masing bab akan membahas hal-hal

sebagai berikut:

Page 18: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

4

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, serta

sistematika penulisan proyek akhir.

BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai deskripsi perusahaan, proses

pelaksanaan proyek, pelaksanaan kegiatan di lapangan, dan temuan-temuan

menarik yang ada di lapangan.

BAB III STUDI KASUS

Pada bab ini menjelaskan tentang perumusan masalah, batasan

masalah, landasan teori dan metodologi pemecahan, data dan pengolahannya,

serta analisis atau pemecahan masalah.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat penulis

berikan dari permasalahan yang dibahas dalam laporan ini.

Page 19: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

5

BAB II

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah PT. Karbindo Abesyapradhi

Sumber daya alam berupa batubara di Sumatera Barat pertama kali

ditemukan oleh Ir. W. H De Greeve pada tahun 1868 yakni di sepanjang Sungai

Batang Ombilin. Usaha eksploitasi di Sungai Durian telah dilaksanakan

Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1880, tetapi kemudian terhenti dan

dimulai kembali pada tahun 1892 seiring dengan dibukanya pelabuhan Emma

Hoven, sekarang Teluk Bayur di Padang. Pada saat ini areal tambang tersebut

dikelola oleh PT. Bukit Asam (Persero) Unit Penambangan Ombilin (UPO).

Sejak tahun 1973 akibat terjadinya krisis energi, batubara sebagai salah

satu sumber energi alternatif pengganti minyak bumi terus meningkat terutama

pada sektor-sektor industri seperti industri kertas, industri semen, pembangkit

tenaga listrik. Karena pemanfaatan batubara sebagai sumber energi sangat

besar, mendorong PT. Karbindo Abesyapradhi untuk melakukan penelitian dan

telah berhasil mendapatkan deposit batubara di Jorong Sungai Tambang, Nagari

Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung,

Propinsi Sumatera Barat.

Untuk penelitian pertama dilakukan oleh tim peneliti dari PT. Karbindo

Abesyapradhi pada tahun 1990 berupa penelitian lebih lanjut dari eksplorasi pada

tahun 1989. Tim tersebut melakukan kegiatan eksplorasi intensif dan

Page 20: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

6

menghasilkan satu kesimpulan bahwa batubara di daerah Sungai Tambang layak

untuk ditambang dilihat dari segi teknis dan ekonomisnya.

PT. Karbindo Abesyapradhi telah melakukan penambangan pada areal

Tiang Satu Sungai Tambang sejak tahun 1990, saat itu proses pekerjaan ditangani

langsung oleh PT. Karbindo Abesyapradhi. Pada tahun 2002 kegiatan

penambangan terhenti, hingga tahun 2004 baru beroperasi kembali bersama

perusahaan kontraktor PT. Abdi Sarana Nusa (ASN). Pada pertengahan tahun

2006 kegiatan penambangan kembali terhenti, hingga akhirnya pada bulan Maret

2007 kembali beroperasi dengan perusahaan kontraktor PT. Pasura Bina

Tambang. PT. Pasura Bina Tambang adalah anak perusahaan dari Srikandi

Group. Srikandi Group sendiri merupakan perusahaan otomotif merk Mitsubishi,

yang berkantor pusat di Jakarta.

Sebelum mengikat kontrak kerja dengan PT. Karbindo Abesyapradhi, PT.

Pasura Bina Tambang telah melakukan kegiatan penambangan batubara di

Bontang Kalimantan Timur. Setelah kegiatan penambangan di Bontang terhenti,

maka PT. Pasura Bina Tambang melakukan take over terhadap saham PT.

Karbindo Abesyapradhi. Pada bulan Juni tahun 2007 yang lalu telah didatangkan

sejumlah alat berat dari Bontang. Alat-alat berat tersebut adalah dump truck,

excavator dengan berbagai type, bulldozer, dan alat-alat pendukung lainnya.

Sistem penerimaan karyawan yang diterapkan PT. Karbindo

Abesyapradhi saat ini adalah sistem kontrak kerja per enam bulan. Jika selama

enam bulan dianggap layak maka pada masa kontrak kerja kedua akan

ditingkatkan menjadi kontrak kerja tahunan hingga menjadi karyawan tetap PT.

Karbindo Abesyapradhi.

Page 21: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

7

Perizinan usaha penambangan batubara PT. Karbindo Abesyapradhi,

terutama menyangkut kegiatan eksplorasi, antara lain:

a. Keputusan Direktur Jendral Pertambangan Umum Nomor

1260.K/2014/DDJP/1993, tentang Pemberian Kuasa Pertambangan

Eksploitasi (DU.354/SUMBAR).

b. Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung Nomor 540.11/10/KPTS-BPT-2004,

tentang Penciutan Wilayah Kuasa Pertambangan Batubara Tahap Eksploitasi

PT. Karbindo Abesyapradhi (KW-97 PC 0063).

c. Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum Nomor

1261.K/2015/DDJP/1993, tentang Pemberian Kuasa Pertambangan

Pengangkutan dan Kuasa Pertambangan Penjualan.

d. Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung Nomor 540.11/15/KPTS-BPT-2003,

tentang Pemberian Perpanjangan Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan

Kuasa Pertambangan Penjualan (DU 354-SUMBAR).

e. Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor 3771/0115/Sj.R/

1992, tentang persetujuan ANDAL Penambangan Batubara di Desa Sungai

Tambang, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat.

f. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 2317/0115/Sj.T/ 1993,

tentang Persetujuan RKL dan RPL Pertambangan batubara di Desa Sungai

Tambangan, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.

g. Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung No.SI/188.45/495/Kpts-BPT-2006

tentang Izin pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Pemakaian Bahan

Peledak di Wilayah Pertambangan Umum.

Page 22: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

8

h. Surat izin Kepolisian Republik Indonesia No. Pol. SI/2640/VIII/2006 tentang

Pemilikan, Penguasaan dan Penyimpanan Bahan Peledak (berlaku hingga 29

Agustus 2011).

Kuasa Pertambangan (KP) saat ini ± 357,73 Ha. Dengan beroperasinya

penambangan batubara yang dieksploitasi oleh PT. Karbindo Abesyapradhi,

perusahaan ini berharap akan mendatangkan devisa bagi negara dan sumber

pendapatan bagi pemerintah daerah selain itu juga membuka lahan pekerjaan

khususnya bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

yang bermukim di sekitar area pertambangan

2. Perkembangan PT. Karbindo Abesyapradhi

PT. Karbindo Abesyapradhi mempunyai luas KP ± 357,73 Ha ini dibagi

menjadi lima bagian (lima Pit area) yaitu Pit A, Pit B, Pit C, Pit D dan Pit E,

dimana Pit A terdiri dari Pit A1 sampai dengan A6, Pit B terdiri dari Pit B1

sampai dengan B4, Pit C terdiri dari Pit C1 sampai dengan C6, Pit D terdiri dari

Pit D1 sampai dengan D6, dan Pit E terdiri dari Pit E1 sampai dengan E3,

sedangkan jarak antar Pit maupun jarak pada masing-masing Pit adalah per 100

m. Titik penggalian terendah di PT. Karbindo Abesyapradhi ini adalah ±96,0 m

DPL (Pit D1). Penggalian dilakukan dengan cara sistem jenjang (benching

system), dimana penurunan bench atau jalan kerja dilakukan secara bertahap

searah strike dan dip batubara yakni 300 sampai dengan 45

0 ke arah Utara.

Aktifitas penambangan menghasilkan limbah (waste) berupa material

penutup lapisan batubara (overburden). Material tersebut (waste) ditimbunkan

pada areal pembuangan (waste dump overburden) A Extra, A Utara, B Utara, D

Selatan serta dilanjutkan di areal pit E (waste dump E3 Barat).

Page 23: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

9

Kompilasi penggunaan lahan bagi usaha tambang batubara PT. Karbindo

Abesyapradhi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kompilasi Penggunaan Lahan Bagi Usaha Tambang Batubara PT.

Karbindo Abesyapradhi

NO PENGGUNAAN LAHAN KUMULATIF

(Ha)

1. Luas KP Eksploitasi (setelah penciutan) 357,73

2. Luas Lahan yang Dibuka / Dimanfaatkan 254,1378

a. Areal Tambang 71,4347

b. Areal Penimbunan Material Buangan 129,3914

c. Areal Reklamasi (Penghijauan) 38,5956

d. Areal Tergenang Air (Setling Pond &

Sediment Pond)

5,4081

e. Emplasemen 3,958

f. Jalan Tambang

9,7337

g. Jalan Non-Tambang 3,2

h. Areal Penimbunan Hasil Produksi (ROM)

5,919

i. Areal Pemanfaatan Lain

16,8413

3. Luas Lahan yang Tidak / Belum Dimanfaatkan 91,0195

Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi

Page 24: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

10

3. Visi dan Misi PT. Karbindo Abesyapradhi

Visi dari PT. Karbindo Abesyapradhi adalah “Usaha Tambang yang

Berwawasan Lingkungan”, sedangkan misi dari PT. Karbindo Abesyapradhi

ini sebagai berikut:

a. Manajemen bertanggung jawab penuh untuk selalu terpeliharanya

lingkungan, baik di area kerja maupun di sekitarnya.

b. Manajemen mengusahakan perlindungan dan pelestarian lingkungan secara

terpadu dalam setiap aktivitas penambangan.

c. Manajemen menerima setiap laporan atau upaya perlindungan dan

pelestarian lingkungan, untuk dapat ditindaklanjuti.

d. Seluruh karyawan/karyawati turut bertanggung jawab dalam mengusahakan

perlindungan lingkungan kerja.

4. Kebijakan PT. Karbindo Abesyapradhi

a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kebijakan PT. Karbindo Abesyapradhi mengenai Kesehatan dan

Keselamatan Kerja yaitu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk

mencapai tingkat keselamatan yang tinggi yang dibuktikan melalui

komitmen, perilaku yang aman dan disiplin kerja.

Kegiatan-kegiatan dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

pertambangan PT. Karbindo Abesyapradhi adalah sebagai berikut:

1) Pelayanan kesehatan karyawan pada balai pengobatan.

2) Pelaksanaan pengenalan keselamatan (safety induction), pembekalan

secara umum, dilakukan sebelum tenaga kerja memulai pekerjaan di

dalam areal tambang.

Page 25: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

11

3) Pelaksanaan safety talk, dengan tindakan mencegah kecelakaan tambang,

kondisi membahayakan, pengadaan tanggul pengaman (safety berm) dan

pemakaian Alat Proteksi Diri (APD).

4) Inventarisasi keberadaan dan kondisi kelayakan Alat Pemadam Api

Ringan (APAR), baik pada unit bangunan maupun peralatan dan

kendaraan.

5) Inventarisasi kebutuhan, keberadaan dan efektivitas penempatan rambu-

rambu lalu lintas di areal tambang.

6) Pengawasan pelaksanaan peledakan (blasting).

7) Inventarisasi dan investigasi lokasi kerja tidak aman di areal tambang.

8) Penyediaan Alat Proteksi Diri (APD) bagi tenaga kerja, kompilasi jenis

APD yang telah diberikan kepada tenaga kerja selama periode Triwulan

IV Semester II Tahun Kerja 2007 tersaji pada Tabel 2 berikut ini.

Page 26: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

12

Tabel 2. Kompilasi Jenis dan Jumlah Penyerahan Alat Proteksi

Diri

NO

JENIS ALAT

PROTEKSI DIRI

(APD)

SATUAN PENYERAHAN

1. Sepatu Boot Kulit Pasang 30

2. Sepatu Boot Karet Pasang 3

3. Helm Buah 14

4. Kaca Mata Pasang 3

5. Sarung Tangan Katun Pasang 148

6. Mantel Hujan Buah 3

7. Masker Buah 17

8. Sarung Tangan Las Pasang 7

9. Ear Plug Pasang 16

Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi

b. Sosial Masyarakat

1) Pengadaan bantuan untuk kegiatan sosial masyarakat yang bersifat tidak

tetap seperti sumbangan dana, material berupa batu dan lain sebagainya.

2) Memberikan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat setempat.

c. Pengelolaan Lingkungan

Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Karbindo

Abesyapradhi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu

PT. Karbindo Abesyapradhi sudah menyusun suatu kebijakan tentang

pengelolaan lingkungan hidup untuk mengurangi

Page 27: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

13

dampak-dampak negatif terhadap lingkungan akibat penambangan. Dengan

mengidentifikasi sedini mungkin persoalan lingkungan dan potensi

konsekuensinya, serta memastikan bahwa semua pekerja, subkontraktor-

subkontraktor yang dibutuhkan dapat memenuhi tanggung jawab mereka

terhadap lingkungan.

Beberapa peraturan-peraturan yang dibuat PT.Karbindo Abesyapradhi

terhadap perlindungan dan pelestarian lingkungan:

1) Tidak diperkenankan memasuki areal hutan suksesi (hutan pengganti),

kecuali untuk keperluan penelitian yang disetujui secara tertulis oleh

Kepala Teknik Tambang.

2) Dilarang meracuni ikan pada kolam biologi, areal tergenang lainnya

dilingkungan kerja PT. Karbindo Abesyapradhi dan di sepanjang

perairan Sungai Tambangan.

3) Seluruh kayu yang keluar melalui ruas jalan tambang PT. Karbindo

Abesyapradhi harus dilengkapi dengan surat Rekomendasi Wali Nagari.

4) Seluruh material timbunan yang keluar dari tambang PT. Karbindo

Abesyapradhi harus dilengkapi rekomendasi Wali Nagari.

5) Seluruh karyawan turut bertanggung jawab dalam mengusahakan

perlindungan lingkungan di tempat kerja. Jika terjadi pelanggaran atau

kelalaian akan dikenakan sanksi.

Sesuai kemajuan tambang, kegiatan pengelolaan lingkungan juga telah

dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan antara lain:

Page 28: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

14

1) Penyimpanan tanah pucuk (top soil storage) pada bagian areal buangan

(waste dump overburden) yang final atau di lokasi lain yang

memungkinkan.

2) Air kerja, air pemompaan pit area dikelola pada kolam pengendapan

(settling pond) sebelum dialirkan menuju Sungai Tambangan.

3) Penataan drainase, agar aliran permukaan diarahkan menuju parit-parit

alam atau anak Sungai Tambangan untuk mencegah penirisan atau air

limpasan ke dalam areal kerja (pit area).

4) Sehubungan dengan tata cara pengolahan batubara di area ROM coal

yang diterapkan PT. Karbindo Abesyapradhi adalah pencampuran

(blending) roof, middle, floor antar pit area secara kering (dry process),

maka tidak ada tailing.

5) Mengumpulkan limbah padat, seperti filter oli, potongan besi, ban bekas

dan lain sebagainya pada lokasi yang ditentukan.

6) Penyiraman jalan masuk dan jalan kerja secara berkala menggunakan

truk tangki air (water tank).

7) Pembuatan tanggul pengaman (safety berm) pada lokasi yang diperlukan.

8) Pemeliharaan mine infrastructure seperti kantor, mess, karyawan,

workshop, jalan masuk tambang dan sarana prasarana lainnya.

B. Deskripsi Proyek

Sistem penambangan pada PT. Karbindo Abesyapradhi adalah tambang

terbuka dengan metode open pit (open pit mining), dengan tata cara penambangan

searah jurus lapisan dan kedudukan batubara (strip mining). Sebagai acuan Striping

Ratio (SR) adalah 10 : 1.

Page 29: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

15

Pekerjaan penambangan batubara saat ini dikerjakan oleh PT. Pasura Bina

Tambang sebagai kontraktor dalam melakukan penambangan dan kegiatan lainnya

dalam wilayah penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui endapan batubara pada daerah

penambangan Pit Tiang Satu terdiri dari satu lapisan (seam) saja. Tebal lapisan

batubara antara 1 m sampai 25 m, sedangkan lapisan batubara pada pit E terdapat

sisipan lanau atau lempung yang keras (parting) dimana untuk memisahkan parting

dan batubara perlu dilakukan peledakan. Jumlah cadangan terukur sebanyak

7.775.890,03 ton dan cadangan terduga 4.405.631 ton yang terbagi dalam lima

daerah penambangan yaitu Pit A, B, C, D, E.

1. Ruang Lingkup Kerja

Pekerjaan penambangan batubara di PT. Karbindo Abesyapradhi ini

dilakukan oleh perusahaan kontraktor PT. Pasura Bina Tambang. Adapun ruang

lingkup pekerjaan penambangan atau jenis pekerjaan yang dilakukan di PT.

Karbindo Abesyapradhi antara lain:

a. Survey dan pemetaan.

b. Pembersihan lahan (land clearing).

c. Pengupasan lapisan top soil dan sub top soil.

d. Mengangkut top soil ke tempat penyimpanan.

e. Peledakan (blasting) sebagai salah satu bentuk persiapan penambangan.

f. Pengupasan lapisan penutup (overburden) .

g. Pengangkutan lapisan penutup ke waste dump overburden area.

h. Penambangan batubara.

i. Pengambilan batubara (coal getting).

Page 30: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

16

j. Pengangkutan batubara dari pit ke ROM area.

k. Processing pada crushing plant. Untuk kegiatan pencampuran (blending)

batubara dilakukan saat memasukkan batubara pada hopper.

l. Transporting batubara bersih ke stock pile pelabuhan Teluk Bayur.

m. Penanganan air dari daerah penambangan

n. Penimbunan areal bekas penambangan

o. Pembibitan pepohonan untuk kegiatan reklamasi seperti Jati, Karet, Mahoni,

dsb.

p. Melaksanakan kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan.

2. Peralatan Penambangan

Peralatan yang beroperasi dalam melaksanakan penambangan di PT.

Karbindo Abesyapradhi terdiri dari:

a. Bulldozer, berfungsi:

1) Membersihkan dan meratakan permukaan kerja tambang.

2) Mengupas permukaan tanah tipis di lapisan batubara.

3) Membantu pekerjaan mendorong (dozing) material ke tempat lain.

b. Excavator, berfungsi:

1) Melakukan penggalian batubara.

2) Memindahkan tumpukan tanah di lokasi penggalian.

3) Membantu mengupas lapisan tanah penutup di permukaan lapisan

batubara.

c. Motor grader, berfungsi meratakan jalan dan lantai kerja tambang.

d. Tower lamp, berfungsi untuk menerangi front kerja pada malam hari.

Masing-masing tower lamp memiliki mesin diesel sendiri, sehingga kita

Page 31: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

17

tidak perlu membentangkan kabel dari genset untuk sember energi tower

lamp tersebut.

e. Dump truck Mitsubishi 220 PS, dengan kapasitas untuk ± 25 ton batubara.

f. Rigid truck merk Euclid dan Terex, dengan kapasitas bak 22 BCM untuk

pengangkutan material overburden.

g. Mobil tangki air (water tank) merk Mitsubishi.

h. Kendaraan untuk mengisi bahan bakar ke semua unit alat berat.

i. Kendaraan angkutan bahan peledak (fuel truck) merk Mitsubishi.

3. Sistem Penambangan

Sistem penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dengan

metode open pit (open pit mining) dengan cara penambangan searah jurus lapisan

dan kedudukan batubara (strip mining). Penggalian tanah penutup menggunakan

sistem jenjang (benching system), dimana penurunan bench atau jalan kerja

dilakukan secara bertahap dari arah Selatan ke Utara sesuai dengan arah

kemiringan perlapisan batubara.

Untuk memberaikan overburden yang tebal dan kompak perlu dilakukan

peledakan untuk memudahkan pengambilannya. Selanjutnya batubara yang telah

tersingkap diambil secara selektif (selective mining) yaitu dengan cara

memisahkan batubara dari pengotornya (parting) secara langsung di lapangan.

Batubara yang diambil langsung dimuat menggunakan excavator ke dalam dump

truck lalu ditumpuk pada Run Of Mine (ROM) untuk diproses, sedangkan

overburden ditumpuk pada waste dump.

Page 32: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

18

4. Tenaga kerja dan jam kerja

Sesuai kemajuan kegiatan, tenaga kerja yang telah terlibat di lokasi kerja

meliputi staff, non-staff, pekerja kantor dan pekerja lapangan. Kompilasi jumlah

dan proporsi tenaga kerja yang dimaksud, tersaji pada Tabel 3 berikut ini

Tabel 3. Kompilasi Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja PT. Karbindo

Abesyapradhi Tahun 2011

No Perusahaan

Kualifikasi Tenaga Kerja (orang) Jumlah

Staff Non-

staff

Pekerja Pekerja (orang)

Lapangan Kantor

1. PT. Karbindo

Abesyapradhi

21 -- 20 3 44

2. PT. Pasura Bina

Tambang

25 -- 147 -- 172

JUMLAH 46 -- 167 3 216

Sumber : PT. Karbindo Abesyapradhi

Untuk jam kerja dibagi atas dua shift dengan pembagian sebagai berikut :

- Shift pagi : Mulai jam 07.00-18.00, istirahat (12.00-13.00)

- Shift malam : Mulai jam 18.00-06.00, istirahat (24.00-01.00)

Pembagian ini berlaku untuk semua petugas kecuali petugas kantor yang

hanya bekerja pada shift pagi.

5. Keadaan Umum Daerah Kuasa Penambangan

a. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara geografis daerah usaha pertambang PT. Karbindo

Abesyapradhi terletak pada koordinat (1010 20

’ 30” - 101

0 22’ 40

”) BT dan

(00 49

’ 30

” - 0

0 52’ 14

”) LS.

Page 33: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

19

Sedangkan secara administratif lokasi kegiatan terletak di Jorong

Sungai Tambang dan areal tambang keseluruhan meliputi bagian Jorong

Sungai Tambang sendiri, Kunangan dan Parik Rantang pada Kecamatan

Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Propinsi Sumatera Barat.

Akses yang tersedia ke lokasi usaha tambang batubara PT.

Karbindo Abesyapradhi sebagian besar adalah Jalan lintas Sumatera

(Sumatera High Way) dengan jarak 165 km dari ibu kota Provinsi

Sumatera Barat (Padang) ke arah Provinsi Jambi dan lokasi kegiatan

penambangan batubara 4 km dari Kiliran Jao, untuk lebih jelasnya hal ini

dapat dilihat pada gambar 1.

Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi

Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT.Karbindo

Abesyapradhi

Page 34: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

20

b. Iklim dan Cuaca

Keadaan iklim di lokasi penambangan termasuk iklim tropis dengan

suhu udara panas pada siang hari dan cukup dingin pada malam hari, dengan

kisaran suhu 24 oC sampai dengan 30 ºC. Berdasarkan data curah hujan

antara tahun 1997 sampai dengan tahun 2006, curah hujan rata-rata tertinggi

terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 1382,1 mm (pada tabel 4 ).

Sedangkan curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu

sebesar 650,2 mm (pada Tabel 4).

Tabel 4. Data Curah Hujan Tahun 1997-2006 Lokasi Tambang

PT. Karbindo Abesyapradhi

Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi

Page 35: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

21

Suhu udara harian berkisar 20,44 – 20,85 oC pagi hari, 30,78 – 31,06

oC pada siang hari dan 25,58 – 25,70

oC pada sore hari. Kelembaban relatif

udara harian rata-rata berkisar 92,17 – 93,75 % pagi hari, 73,52 – 74,00 %

siang hari dan 79,91 – 80,64 % pada sore harinya (Pengamatan Departemen

Lingkungan PT. Karbindo Abesyapradhi pada periode Triwulan IV Tahun

2007).

Dari pengamatan selama 10 tahun diketahui bahwa rata-rata musim

penghujan umumnya terjadi bulan Januari – Mei dan Nopember –

Desember. Sedangkan musim kemarau terjadi bulan Juni – Oktober.

c. Keadaan Geologi dan Stratigrafi

1) Geologi

Daerah kuasa pertambangan PT. Karbindo Abesyapradhi

merupakan kawasan perbukitan rendah sampai terjal dengan bagian

Timur merupakan dataran alluvial dan kawasan perbukitan, di sebelah

Barat merupakan hulu-hulu sungai yang mengalir ke arah Timur.

Daerah penambangan terletak pada Lereng Timur dari daerah

Bukit Barisan yang merupakan batas antara kelompok batuan pra tersier

dan batuan intrusive yang merupakan inti dari bukit barisan dengan

kelompok batuan sedimen tengah dengan cekungan yang tersusun oleh

sedimen-sedimen daratan dan laut dangkal dan terbentuk pada miosen

awal. Pada kondisi lingkungan inilah yang memungkinkan terbentuknya

cebakan batubara.

Page 36: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

22

Rekonstruksi tektonik dan sedimentasinya dimulai setelah

“orogenesa” Zaman Kapur mengalami proses erosi yang berjalan

sepanjang Pulau Sumatera dan diikuti dengan proses sedimentasi serta

aktifitas vulkanisme yang akan merubah geomorfologi Pulau Sumatera

sehingga membentuk batuan-batuan vulkanik, pegunungan, cekungan

antara gunung (Intra Montana Basin) dan patahan bongkah (block

faulting).

2) Stratigrafi

Berdasarkan data litologi daerah setempat diketahui bahwa

daerah penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi terdiri dari empat

satuan batuan yaitu satuan alluvium (pasir, kerikil, kerakal), satuan batu

lanau (breksi, batubara, batu lanau), satuan batu gamping (batu gamping,

batu pasir, dolomit) serta satuan batuan pra tersier (batu gamping, batu

sabak, sekis)

Untuk daerah penambangan, litologi yang tersingkap dari tua ke

muda adalah kelompok batuan pra tersier yang terdiri dari lava, rijang,

metal dan gamping yang telah mengalami deformasi yang cukup kuat.

Tidak selaras di atasnya adalah breksi vulkanik dengan komponen

penyusun andesit di atasnya adalah batu pasir glaukonitan, kadang-

kadang lempungan dengan ketebalan 1 meter sampai dengan 2 meter.

Batubara (variasi batubara, batubara serpihan, serpih batubara dan serpih)

yang mempunyai ketebalan 5 meter sampai cdengan 17 meter, batu lanau

berlapis dengan ketebalan 5 cm sampai dengan 25 cm, sangat

keras/kompak dengan tebal lebih dari 200 meter dengan beberapa sisipan

batu pasir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Page 37: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

23

`

Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi

Gambar 2. Stratigrafi PT. Karbindo Abesyapradhi

d. Struktur Geologi Regional

Berdasarkan penyelidikan lapangan tim ekplorasi PT. Karbindo

Abesyapradhi dapat diperkirakan bahwa proses terjadinya batubara di daerah

penelitian ini adalah secara insitu, yaitu pembentukan batubara yang berasal

dari tumbuhan setempat yang mati kemudian terakumulasi di suatu tempat.

Page 38: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

24

Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan tim ekplorasi yaitu

dengan dijumpainya rawa-rawa gambut di sekitar lokasi dan ditemukan

akar-akar dalam lumpur serta batang kayu tegak di bawah lapisan batubara.

Struktur utama daerah ini adalah struktur lipatan berupa sinklin yang

memanjang dari arah timur ke arah Barat Laut dan sesar mendatar yang

berarah utara selatan. Selain itu terdapat juga sesar geser pada bagian Barat

Laut dan sebuah sesar normal pada bagian barat daya.

Struktur dominan yang terlihat pada permukaan lereng adalah

bidang perlapisan (Bedding Plane) yang mempunyai orientasi seragam

(perlapisannya relatif sama). Struktur lipatan ini terdapat pada overburden

yang terdiri dari batu lanau dengan kerapatan struktur perlapisan berkisar

antara 10 cm sampai dengan 115 cm di bagian timur (Pit D) dan antara 30

cm sampai dengan 100 cm di bagian timur (Pit C) dengan permukaan

diskontinuitas atau bidang struktur umumnya tidak terbuka, kering dan

pelapukan rendah. Struktur geologi yang ada pada daerah penambangan

adalah sesar turun dan sesar mendatar, sesar tersebut memotong lapisan

batubara.

e. Cadangan dan Kualitas Batubara

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui endapan batubara

pada daerah penambangan Pit tiang satu terdiri dari satu lapisan (seam) saja.

Tebal lapisan batubara antara 1 meter sampai dengan 25 meter, endapan ini

terdiri dari variasi batubara serpihan dan serpihan batubara. Jumlah

cadangan terukur sebanyak 7.775.890,03 ton dan cadangan terduga

4.405.631,91 ton terbagi dalam lima daerah penambangan yaitu Pit A, Pit B,

Page 39: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

25

Pit C, Pit D dan Pit E. Perhitugan cadangan dapat dilakukan dengan data-

data dari luas areal, ketebalan batubara, singkapan batubara dan data

pemboran, sehingga dapat diketahui tiga dimensi cebakan batubara.

Cadangan terukur yang perhitungannya berdasarkan pada jalur

singkapan yang telah ditemukan, lebar berdasarkan proyeksi panjang lapisan

sedimen penutup batubara dimulai dari jalur singkapan batubara searah

kemiringan yang berhasil ditemukan dan dilakukan pengukuran dengan

anggapan lapisan normal dan untuk tebal ditentukan dari data parit uji dan

sumur uji.

PT. Karbindo Abesyapradhi memiliki variasi kualitas batubara.

Kualitas batubara dibedakan menurut tempat pengambilannya masing-

masing. Batubara pada masing-masing Pit terdiri atas tiga tipe, yaitu roof,

middle dan floor. Roof dan middle adalah batubara high calory sedangkan

floor adalah batubara low calory. Batubara high calory disini adalah

batubara yang memiliki nilai kalori ≥6000 Kcal/kg, sedangkan batubara low

calory adalah batubara yang memiliki nilai kalori <6.000 Kcal/kg. Selain itu

ada suatu tempat penyimpanan batubara low calory yang dinamakan dengan

Pulau Hitam yang memiliki nilai kalori <4.500 Kcal/kg. Untuk uji kualitas

batubara PT. Karbindo Abesyapradhi dilakukan oleh PT. Sucofindo.

Data-data analisis proksimat dari laboratorium PT. Sucofindo dapat dilihat

pada Tabel 5 berikut.

Page 40: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

26

Tabel 5. Hasil Analisis Proksimat

No Analisis Nilai

1 Total Moisture (AR) 6,41 - 15,43 %

2 Inherent Moisture (ADB) 5,55 - 11 %

3 Volatile Matter (ADB) 32,47 - 46,83 %

4 Fixed Carbon (ADB) 45,04 - 52,48 %

5 Total Sulphur (ADB) 1,21 - 3,30 %

6 Ash Content (ADB) 1,87 - 15,25 %

7 Gross Calorific Value (ADB) 5.418 – 7.069 kcal/kg

Sumber : PT. Sucofindo

f. Sifat Fisik dan Jenis Lapisan Penutup Batubara

Sifat-sifat fisik dari lapisan penutup batubara diantaranya adalah

bobot isi, berat jenis, kadar air, derajat kejenuhan, porositas dan void ratio.

Untuk mengetahui besarnya masing-masing sifat fisik overburden tersebut

dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini

Page 41: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

27

Tabel 6. Sifat Fisik Lapisan Tanah Penutup Batubara

(Overburden)

Parameter Besaran

Bobot isi insitu

Bobot isi lepas

Berat jenis

Kadar air

Derajat kejenuhan

Porositas

Void ratio

2,42 ton/m3

1,84 ton/m3

2,76

3,85 %

45,63 %

20,43 %

0,29

Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi

Berdasarkan data litologi daerah setempat diketahui bahwa daerah

penambangan terdiri dari tiga satuan batuan, yaitu satuan alluvium (pasir,

kerikil, kerakal), satuan batuan lanau (breksi, batubara, batu lanau) dan

satuan batuan tersier (batu gamping, batu sabak, filit dan sekis).

Lapisan penutup dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lapisan

top soil dan lapisan overburden. Lapisan top soil merupakan lapisan tanah

humus yang berada paling atas dan harus dialokasikan tersendiri, karena

nantinya akan bermanfaat pada pelaksanaan reklamasi lahan bekas

penambangan. Warna dari top soil ini biasanya coklat kemerahan dengan

ketebalan ± 50 cm.

Page 42: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

28

Lapisan overburden terdiri atas batuan pra-tersier dan lava, rijang,

meta, dan gamping yang telah mengalami deformasi. Disamping itu,

overburden juga tersusun atas breksi vulkanik dengan komponen penyusun

utamanya adalah batuan andesit, lanau yang sangat keras/kompak dengan

sisipan batu pasir. Diatasnya ada endapan alluvial yang terdiri dari lempung,

lumpur, pasir dan kerikil.

C. Proses Pelaksanaan Pekerjan/Proyek

1. Pelaksanaan Kegiatan Proyek

a. Eksplorasi

Penelitian umum yang dilakukan pada tahun 1975 oleh tim dari

Direktorat Geologi Bandung di bawah koordinasi PH. Silitonga dan Kastowo

yang penelitian geologi umum (regional) yang hasilnya diwujudkan dalam

peta Geologi Lembar Solok Selatan dengan skala 1 : 250.000.

Penelitian diteruskan pada tahun 1989 oleh PT. Karbindo

Abesyapradhi dan pada tahun 1990 PT. Karbindo Abesyapradhi melakukan

kegiatan eksplorasi secara intensif pada daerah penelitian untuk memastikan

apakah batubara di daerah Sungai Tambang ini layak untuk ditambang

(mineable).

b. Perencanaan Tambang

Tujuan perencanaan tambang agar dapat dipakai sebagai kerangka

acuan, dengan demikian tambang dapat berjalan secara efektif dan efisien

termasuk memperhatikan K3LH dan juga dapat memenuhi aspirasi stake

holders pertambangan.

Page 43: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

29

Perencanaan tambang merupakan titik awal yang harus dilakukan

sebelum kegiatan penambangan dilakukan. Dasar-dasar dari perencanaan

tambang pada umumnya antara lain desain tambang, metode penambangan,

peralatan yang digunakan, akses jalan tambang dan fasilitas yang diperlukan.

Dasar-dasar dari perencanaan tambang pada umumnya antara lain

mengenai rancangan tambang, metode penambangan, peralatanm pembuatan

akses jalan, pengelolaan tambang dan fasilitas yang diperlukan

Perencanaan tambang terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Sebelum kegiatan tambang dimulai.

2) Ketika tambang sedang berjalan dan selama umur tambang itu sendiri.

Menurut Arif (2000: 4-8) secara umum metode tambang terbuka dapat

dikelompokan menjadi empat metode diantaranya:

1) Open pit, open cast/open cut

Metode ini biasanya diterapkan untuk menambang endapan-

endapan bijih (ore). Operasi penambangan konvensional, yaitu: pemecahan

batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti dengan penggalian,

pemuatan, dan pengangkutan. Perbedaan antara open pit, open cast/open

cut dicirikan oleh arah penggalian/arah penambangan. Arah penggalian

pada open pit dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar menuju

kearah bawah dimana endapan bijih itu berada, sedangkan arah penggalian

pada open cast/open cut apabila dilakukan pada suatu lereng bukit. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.

Page 44: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

30

Open pit Open cast/open cut

Gambar 3. Bentuk Arah Penggalian Open Pit, Open Cast/Open

Cut

2) Kuari (Quarry)

Kuari adalah suatu metode tambang terbuka yang ditetapkan untuk

menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri.

Secara garis besar kuari dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a) Side hill type, diterapkan untuk menambang endapan mineral industri

yang terletak di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit.

b) Pill type, diterapkan untuk menambang endapan mineral industri yang

terletak pada suatu daerah yang relatif datar.

3) Strip mine

Strip mine adalah sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk

menambang endapan-endapan sedimenter yang letaknya kurang lebih

mendatar, misalnya tambang batubara, tambang garam, dan lain-lain.

Page 45: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

31

4) Alluvial mine

Alluvial mine adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk

menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir

besi, dan lain-lain.

2. Kegiatan Penambangan

a. Survey dan Pemetaan

Survey dan pemetaan merupakan suatu kegiatan mengambil data

koordinat dan elevasi pada suatu area, hasil dari pemetaan ini digunakan

untuk menentukan perencanaan tambang ke depan dan sebagai gambaran

kondisi area penambangan. Survey dan pemetaan ini sangat mempengaruhi

dalam kegiatan penambangan. Karena dengan survey dapat ditentukan

daerah mana yang akan di tambang.

Fungsi kegiatan survey selain untuk perencanaan tambang juga

berperan penting untuk mengetahui perubahan dan kemajuan penambangan

seperti mengetahui jumlah penggalian overburden dan sisa cadangan.

b. Land Clearing, Pengupasan Top Soil dan Pengangkutan

Land clearing bertujuan untuk membersihkan lahan penambangan

dari tumbuhan untuk memudahkan proses pengupasan Top Soil, semak-

semak dan pohon yang berdiameter kecil didorong dengan bulldozer agar

ukuran yang kecil tidak lengket dan tertinggal di tanah yang lembek. Untuk

pohon yang berdiameter besar ditebang dengan gergaji mesin.

Page 46: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

32

Kemudian dilanjutkan dengan pengupasan top soil dan sub top soil:

1) Top soil

Merupakan lapisan tanah yang paling atas yang mengandung

bahan-bahan organik, berwarna cokelat kehitaman dengan ketebalan

sekitar 0,5 meter. Lapisan ini mengandung sebagian besar unsur hara

tanah. Top soil ini dikupas dengan menggunakan excavator PC 200 dan

bulldozer D375 dan diangkut ke tempat penumpukan sementara dengan

menggunakan dump truck.

2) Sub top soil

Merupakan lapisan tanah dibawah top soil yang mengandung

sedikit bahan organik, berupa lempung berwarna kuning, sub top soil

juga dikupas dengan menggunakan excavator PC 200 dan diangkut

dengan euclid dan terex.

c. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden) dan Pengangkutan

Tanah penutup (overburden) pada lahan penambangan

PT. Karbindo Abesyapradhi berupa batu pasiran (sand stone), batu lanau

(silt stone) dan tanah clay yang keras. Metode untuk penggalian overburden

adalah dengan menggali overburden secara bertahap dan membuat jenjang

(bench) secara terus menerus sehingga lapisan tanah penutup batubara

terbebas.

Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) dilakukan

dengan menggunakan peledakan, karena lapisan tanah penutup yang cukup

tebal dan keras, peledakan yang digunakan untuk pengupasan tanah penutup

ini yaitu dengan pemakaian cordtex.

Page 47: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

33

d. Pembersihan Lapisan Atas Batubara (cleaning)

Cleaning dimaksudkan untuk membersihkan lapisan batubara dari

lapisan pengotor yang terdiri atas tanah yang tercampur batubara dan lapisan

black shale ± 5 cm sampai dengan 20 cm. Pembersihan ini langsung

dilakukan dengan menggunakan excavator.

e. Penambangan Batubara

Sistem tambang terbuka (open pit mining), dilakukan dengan tata

cara penambangan searah jurus lapisan dan kedudukan batubara (strip

mining) sesuai dengan aspek geologis pembentukan endapan batubara.

Lapisan batubara pada PT. Karbindo Abesyapradhi memiliki

ketebalan 1 m sampai dengan 25 m dan terdapat sisipan tanah lempung

(clay), black shale sehingga penambangan dilakukan secara selectif mining

yaitu pengambilan batubara bersih dan memisahkan black shale serta sisipan

clay (parting).

Penambangan dilakukan dengan acuan perbandingan lapisan

overburden dengan lapisan batubara yang akan digali 10 : 1. Daerah

penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi dapat dilihat pada gambar 4 di

bawah ini.

Page 48: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

34

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 4. Daerah Penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi

f. Processing

Proses pengolahan batubara di PT. Karbindo Abesyapradhi hanya

terdapat crushing plant sedangkan pencucian tidak dilakukan karena dengan

menggunakan penambangan selectif mining telah menghasilkan batubara

yang bersih. Batubara pada PT. Karbindo Abesyapradhi memiliki tingkat

HGI (Hardgrove Grindability Index) yang tinggi dengan nilai antara 45-50,

sehingga batubaranya mudah hancur dan berukuran halus, jika dilakukan

pencucian maka batubara akan banyak yang terbuang (looses).

g. Pemasaran

Pemasaran produk batubara PT. Karbindo Abesyapradhi dilakukan

dengan menerapkan sistim FOB (Free On Board) atau penjualan dengan

harga setelah di atas kapal. Pemasaran batubara PT. Karbindo

Abesyapradhi diekspor ke India. Batubara terlebih dahulu dikirim ke

stockpile PT. Karbindo Abesyapradhi di Teluk Bayur, Padang dengan jenis

Page 49: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

35

dump truck yang menggunakan jasa pengangkutan dari luar dengan sistem

kontrak yang diberikan lewat tender.

h. Reklamasi

Areal penambangan yang telah diambil batubaranya ditimbun

kembali untuk dilakukan reklamasi/penanaman pohon. Pembibitan dan

penanaman ini ditangani oleh Safety Health Environment (SHE) yaitu badan

yang mengawasi masalah keselamatan dan lingkungan hidup PT. Karbindo

Abesyapradhi.

i. Hidrologi (Kualitas Air Permukaan)

Dari pemantauan Departemen Lingkungan PT. Karbindo

Abesyapradhi (Safety Health Environment Departement) periode Triwulan

IV tahun 2007 diketahui kualitas air kerja pit area dan Kolam Biologi serta

badan perairan Sungai Tambangan, baik yang berada di areal kerja maupun

pemukiman adalah sebagai berikut:

1) Parameter kualitas air kerja (air pit area dan Kolam Biologi) yang

berfluktuasi cukup besar selama Triwulan IV adalah zat padat tersuspensi

(berkisar 123-153 mg/L) dan DO (demand oxygen atau kebutuhan

oksigen) yang berkisar 0,82 – 0,95 mg/L. Namun, secara keseluruhan

kualitas air kerja memenuhi Klasifikasi Mutu Air Kelas 2 sebagaimana

termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.

2) Parameter kualitas air Sungai Tambangan di sump dan areal kerja

(Sta.04) dan juga di bagian hilir (Sta.17) yang berfluktuasi cukup besar

selama Triwulan IV adalah zat padat tersuspensi (berkisar 133 mg/L) dan

parameter DO (0,43 – 0,64 mg/L). Tetapi secara keseluruhan kualitas ait

Page 50: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

36

Sungai Tambangan memenuhi Klasifikasi Mutu Air Kelas 2 dari

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.

Sementara itu dari pemantauan secara visual, kualitas air kerja (pit

A, pit B – D) serta badan perairan Sungai Tambangan dapat dikemukakan

tidak ada introduksi air kerja atau limbah kegiatan secara langsung ke

lingkungan perairan Sungai Tambangan, karena air kerja (air pit area dan

hasil pemompaan) dan aliran permukaan lainnya dari areal kerja (seperti

workshop, ROM area dan Stock yard) yang terlebih dahulu dialirkan menuju

setting pond. Perlakuan yang diterapkan bagi settling pond adalah

pengerukan jika daya tampung tidak lagi efektif. Sumber daya air tersebut di

bagian hilir layak dimanfaatkan untuk aktivitas mandi, cuci dan kakus

(MCK) masyarakat.

j. Pengontrolan Terhadap Limbah Hidrokarbon (oli, minyak solar dan

aki bekas)

Limbah cair ini termasuk limbah bahan beracun dan berbahaya

(Limbah B3). Untuk menangani masalah in PT. Karbindo Abesyapradhi

menggunakan perangkap oli pada unit workshop, yang merupakan

penampung limbah atau ceceran minyak solar dan oli bekas yang dilengkapi

perangkap. Limbah tersebut dikumpulkan dengan menggunakan drum,

kemudian diserahkan kepada pihak yang memiliki izin pengumpulan limbah

B3.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 85

tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun, serta

memperhatikan pula keputusan kepala BAPEDAL No. Kep-

265/BAPEDAL/08/1996, tentang cara dan persyaratan penyimpanan dan

Page 51: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

37

pengumpulan minyak bekas, maka implementasi yang diterapkan oleh PT.

Karbindo Abesyapradhi secara konsekuen adalah membangun sarana

penyimpanan sementara untuk oli bekas dengan luas mencapai 2.400 m2.

D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

Kegiatan Praktek Lapangan Industri di PT. Karbindo Abesyapradhi, mulai

tanggal 5 Agustus sampai dengan 17 September 2011 selama ± 40 hari, dengan

jadwal harian jam 08.00-17.00 WIB kecuali hari Jum’at

Kegiatan yang penulis lakukan selama praktek lapangan industri yaitu

mengamati secara langsung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan

penambangan di PT. Karbindo Abesyapradhi. Kemudian mencari semua data dan

informasi yang diperlukan, baik itu dengan cara melakukan sendiri dilapangan

maupun diskusi langsung dengan Kepala Teknik Tambang, pembimbing lapangan,

pegawai kantor, pegawai lapangan dan pihak-pihak atau orang yang lebih

mengetahui.

Kegiatan yang telah diamati sebagai berikut:

1. Survey Topografi dan Pemetaan

a. Persiapan Kegiatan Survey

Kegiatan survey topografi dilakukan oleh kru survey sebanyak lima

orang atau paling sedikit tiga orang. Peralatan yang digunakan pada

pengukuran adalah sebagai berikut:

1) Theodolit merk Sokkia seri SET 3C

2) Prisma

3) Yalon

Page 52: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

38

4) Unting-unting

5) Statif atau kaki segitiga

6) Meteran

7) Palu

8) Alat penyimpan data berupa memory card

9) Peralatan safety bagi kru survey

Alat ukur Theodolit merk Sokkia seri SET 3C produk buatan

Jepang yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

ukuran : 181x177x371 mm

massa : 7,5 kg

jarak pandang maksimum : 2200 m

suhu pengoperasian : - 200C sampai 50

0C

kesalahan pembacaan sudut : 1’30” setiap 1000 m

kecepatan pembacaan : 5 detik

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.

Sumber : Dokumentasi penulis

Gambar 5. Theodolite Sokkia SET 3C

Page 53: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

39

Semua peralatan tersebut disimpan pada almari khusus di ruangan

kerja yang menangani masalah survey dan pemetaan. Sebagai alat

transportasi crew memakai kendaraan Mitsubishi L200 untuk menuju

lokasi-lokasi yang akan dilakukan pengukuran.

b. Pengukuran

Pengukuran dilakukan biasanya setiap hari. Tujuan dari

pengukuran adalah untuk mendapatkan data tentang jarak, beda tinggi

(elevasi), dan sudut (azimut). Data-data ini nantinya berguna untuk

menentukan hasil dari penambangan seperti jumlah cadangan yang

telah tertambang dan volume lapisan penutup yang telah terangkut,

untuk menentukan letak kontur dan untuk mengetahui kondisi terkini

dari daerah penambangan.

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran adalah mencari

titik tetap, yang nantinya berguna untuk menentukan beda tinggi titik-

titik yang telah diukur. Titik tetap ini telah ada sebelumnya, yang

merupakan perpanjangan pengukuran dari Desa Kamang dan titik ini

harus dimiliki minimal dua titik. Selain itu, penentuan titik ini juga

bisa menggunakan alat GPS (Global Position System) yang secara

otomatis dapat menentukan elevasi suatu titik tanpa perlu melakukan

pengambilan titik dengan pengukuran dari daerah yang telah

mempunyai titik tetap.

Selanjutnya alat ukur ditempatkan pada salah satu titik tetap lalu

dilakukan penyetelan untuk menstabilkan posisi alat ukur serta

Page 54: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

40

pemasangan memory card, sedangkan crew lainnya akan berdiri pada

titik tetap satunya lagi dengan memegang prisma. Ketika keduanya

saling membidik, salah satu dari crew akan memberi aba-aba bahwa

titik tersebut telah dapat diukur. Dengan menekan tombol

pengoperasian pada theodolit maka secara otomatis koordinat dan

ketinggian titik yang dibidik dapat diketahui. Kemudian memory card

dapat menyimpan data-data tersebut dengan pemberian nama atau

kode pada setiap titik-titik yang telah diukur terlebih dahulu.

Hal yang sama juga dilakukan untuk pengukuran titik berikutnya.

Titik-titik yang akan diukur tersebut adalah daerah yang mengalami

perubahan ketinggian akibat kegiatan penambangan seperti pit kerja

dan lokasi pembuangan material penutup. Berikut gambar kru survey

sedang melakukan pengukuran seperti pada gambar 6 berikut ini.

Sumber:Dokumentasi penulis

Gambar 6. Kegiatan Survey

Page 55: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

41

c. Pengolahan data

Setelah pengukuran usai dilakukan di lapangan maka data-data

yang berupa koordinat-koordinat titik diolah di kantor satu untuk

dibuatkan model pemetaannya. Caranya adalah dengan memasukan

memory card ke dalam wincome. Wincome adalah alat bantu

memindahkan data (transporder) ke dalam komputer. Data yang

dimasukkan melalui wincome ini masih dalam format SDR. Dengan

program tambahan pada komputer yaitu aplikasi surpac vision maka

data dalam format SDR ini dapat diubah ke dalam format TSP.

Selanjutnya, melalui aplikasi surpac vision seorang ahli survey

akan melakukan pengolahan data yang nantinya akan menghasilkan

peta kontur kemajuan tambang. Dengan peta kontur ini kita dapat

dengan mudah menentukan jarak ke lokasi tertentu, koordinat lokasi

tertentu, jumlah cadangan yang telah tertambang pada hari itu, volume

lapisan penutup yang telah terangkut, pertambahan tinggi lokasi

pembuangan material penutup dan beberapa data lainnya tentang

kemajuan tambang.

2. Persiapan Penambangan

Sebelum kegiatan penambangan batubara dilaksanakan, terlebih dahulu

dilakukan pengupasan tanah penutup (overburden), lapisan penutup yang bersifat

massive tidak memungkinkan atau sangat tidak efisien jika dikerjakan oleh alat

gali excavator. Maka dari itu perlu dilaksanakan kegiatan pemboran (drilling)

dan peledakan (blasting).

Page 56: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

42

a. Kegiatan Pemboran (Drilling)

Pola pemboran untuk peledakan di PT. Karbindo Abesyapradhi

adalah pola zig zag persegi panjang (staggered pattern), dilakukan dengan

membuat lubang bor secara miring, dengan kemiringan berkisar antara 60o

sampai dengan 70o. Alasannya adalah pemboran secara miring dianggap

lebih menguntungkan dibandingkan pemboran secara vertikal dan alasan ini

juga didukung oleh bentuk perlapisan dari lapisan penutup.

1) Jadwal Pemboran

Pekerjaan pemboran dikerjakan oleh petugas pada waktu-waktu

berikut:

a) Pada pagi hari menjelang tengah hari, dimana kegiatan peledakan

pertama akan dilaksanakan pada jam istirahat siang.

b) Setelah jam istirahat siang menjelang sore hari, di mana kegiatan

peledakan akan dilaksanakan pada waktu pergantian shift siang

dengan shift malam.

Sedangkan pada shif malam tidak dilaksanakan kegiatan pemboran

dan peledakan, mengingat bahaya yang akan ditimbulkan. Jadi malam

hari terfokus pada pengangkutan material penutup yang telah diledakkan

pada siang hari.

2) Alat Bor yang Digunakan

Kondisi batuan dan kondisi lapangan kerja menjadi pertimbangan

utama dalam pemilihan alat bor. Faktor yang juga tidak boleh dilupakan

adalah kemampuan kerja alat dalam mencapai target produksi. Jenis alat

Page 57: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

43

bor yang digunakan olen PT. Karbindo Abesyapradhi pada Tiang Satu

adalah:

a) Satu unit Tamrock CHA 660

Mempunyai panjang batang bor 3 meter dan penyambungan

dapat dilakukan dengan batang bor masing-masing sepanjang 3 meter.

Diameter lubang bor yang dihasilkan adalah 3,5 inchi, seperti gambar

7 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 7. Alat Bor Tamrock CHA 660

b) Dua Unit Pantera 1500

Memiliki mesin Caterpillar C-10 dengan panjang batang bor 6

meter dan penyambungan dapat dilakukan dengan batang bor masing-

masing 3 meter, sedangkan diameter lubang yang dihasilkan adalah

5,5 inchi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti gambar 8 berikut

ini.

Page 58: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

44

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 8. Alat Bor Pantera 1500

Kedua alat bor ini memiliki system rotary percuassive drill, air

flushing (tekanan udara kompresor). Dimana cutting pemboran di

angkat keatas permukaan oleh udara yang bertekanan. Kedua alat bor

ini dapat dioperasikan untuk pemboran secara horizontal, vertikan

maupun miring.

Mesin bor Pantera 1500 adalah tipe terbaru sehingga lebih

canggih dibandingkan mesin bor Tamrock CHA 660, Pantera 1500

memiliki sistem operasional digital dan memiliki handle yang multi

fungsi sehingga memudahkan operator dalam pengoperasiannya dan

kerja menjadi lebih cepat. Dibandingkan Tamrock CHA 660 yang

sistem pengendaliannya lebih banyak manual maka waktu yang

diperlukan untuk proses pemboran juga akan lama. Keunggulan lain

dari mesin bor Pantera 1500 yaitu memiliki unit pengisap cutting

yang bekerja dengan baik, sehingga tidak ada debu-debu pemboran

yang berterbangan di udara bebas. Cutting pemboran diisap oleh unit

pengisap cutting yang terdapat di samping batang bor. Cutting kasar

Page 59: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

45

dikeluarkan oleh alat yang terdapat di samping rig. Sedangkan cutting

yang halus yang berpotensi menimbulkan banyak debu beterbangan,

dikeluarkan oleh alat yang terdapat di bagian belakang unit mesih bor.

3) Pelaksanaan Pemboran

Sebelum melaksanakan pemboran terlebih dahulu dilakukan

pembersihan atau penempatan lokasi pemboran agar alat yang beroperasi

dapat bekerja dengan maksimal.

a) Urutan pekerjaan pengeboran untuk peledakan di PT. Karbindo

Abesyapradhi adalah sebagai berikut:

Foreman Drilling & Balsting menentukan lokasi yang akan dibor.

Foreman Drilling & Balsting memberikan arahan kepada operator

mesin bor mengenai bagian-bagian yang harus dibor, berapa jarak

spasi, burden serta kedalaman lubang bor (bore hole).

Buldozer membuatkan jalan yang akan ditempuh oleh mesin bor

untuk menuju lokasi pemboran.

Pengeboran mulai dilakukan sesuai dengan arahan dari Foreman

Drilling & Balsting.

Sementara kegiatan pengeboran hampir mencapai jumlah

maksimal lubang bor yang telah ditetapkan, maka petugas

peledakan mulai mendatangi lokasi untuk melakukan pengisian

bahan peledak ke dalam lubang bor tersebut.

b) Kendala-kendala yang sering ditemui oleh operator mesin bor dalam

melakukan pekerjaannya adalah sebagai berikut:

Batang bor terjepit apabila menembus formasi batuan yang lunak

dan pecah. Keadaan seperti ini seringkali disebabkan oleh kegiatan

Page 60: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

46

pembongkaran batuan hasil peledakan yang dilakukan sebelumnya

tidak maksimal.

Batang bor juga terjepit apabila menembus formasi batuan yang

mengandung sedikit air (lembab). Tetapi apabila kandungan air

formasi batuan tersebut banyak, maka pemboran akan tetap

berjalan normal seperti biasa.

Mesin bor sering tidak beroperasi akibat terlambat mendapat

instruksi dari Foreman. Hal ini sering disebabkan oleh tidak

adanya lokasi yang akan dibor.

c) Siklus dalam melaksanakan pemboran adalah:

Menempatkan dan menyiapkan posisi alat bor pada kondisi rata-

rata air untuk membor suatu titik.

Melakukan pemboran yang diawali dengan menghidupkan

kompresor agar cutting terangkat ke atas.

Menyambung batang bor apabila kegiatan pemboran melebihi

kedalaman 6 meter.

Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan maka dilakukan

pengangkatan batang bor dan batang bor kedua disimpan pada

tempat penyimpanan batang bor yaitu spindle yang terdapat pada

rig.

Mengangkat kaki alat bor (jack) sebelum bergerak ke lubang

berikutnya.

Dalam kegiatan pemboran sering kali burden, spacing dan kedalaman

lubang bor tidak sesuai antara rencana dengan yang dihasilkan secara

nyata karena operator hanya memperkirakan secara kasat mata.

Page 61: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

47

b. Kegiatan Peledakan Lapisan Penutup (Overburden)

1) Prosedur Kegiatan Peledakan

Prosedur kegiatan peledakan secara garis besar adalah sebagai

berikut:

a) Pengambilan bahan peledak di gudang bahan peledak.

b) Pengadukan Ammunium Nitrat (AN) dengan Fuel Oil (FO) di Coxan

ANFO mixer.

c) Pengikatan dayagel dengan sumbu ledak, dan dimasukan kedalam

plastic linear untuk lebung berair.

d) Pengisian bahan peledak kedalam lubang ledak.

e) Pemadatan stemming.

f) Merangkai dan menyambung sumbu ledak pada masing-masing

lubang ledak.

g) Pemasangan detonator.

h) Pengamanan lokasi peledakan.

i) Peledakan.

j) Pengecekan hasil peledakan.

2) Gudang bahan peledak

Bahan-bahan peledak yang digunakan disimpan di tempat yang

aman, yang bebas dari api dan tempatnya tersendiri. Orang yang masuk

ketempat tersebut harus bebas dari hal-hal yang bisa membuat bahan

peledak meledak dan dijaga ketat oleh security selama 24 jam.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi

Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tanggal 22 Mei 1995 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, Bab II tentang Bahan

Page 62: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

48

Peledak dan Peledakan, PT. Karbindo Abesyapradhi telah

mengimplementasikan dengan baik.

a) Gudang bahan peledak telah dilengkapi dengan:

(1) Tanda “dilarang merokok” dan tanda “dilarang masuk bagi yang

tidak berkepentingan”.

(2) Hanya satu jalan masuk.

(3) Alat pemadam api yang diletakkan di tempat yang mudah

dijangkau di luar bangunan gudang.

b) Sekitar gudang bahan peledak dilengkapi dengan lampu penerangan,

dijaga selama 24 jam, dan memiliki rumah jaga untuk pengawasan.

c) Sekeliling lokasi gudang dipasang pagar pengaman dan pintu yang

dapat dikunci.

d) Untuk masuk hanya diperbolehkan menggunakan lampu senter

kedap gas.

e) Dilarang memakai sepatu beralaskan besi.

f) Gudang berbentuk kontainer.

g) Memiliki ventilasi pada bagian atas dan bawah.

Gudang bahan peledak PT. Karbindo Abesyapradhi dapat kita

lihat seperti gambar 9 di bawah ini.

Page 63: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

49

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 9.Gudang Bahan Peledak PT. Karbindo Abesyapradhi

3) Peralatan Peledakan

Peralatan peledakan adalah alat-alat yang dapat digunakan

berulang-ulang dalam proses peledakan atau lebih dari satu kali proses

peledakan. Adapun peralatan peledakan antara lain:

a) Kabel Utama (leading wire)

Kabel utama berfungsi untuk menghubungkan kedua ujung

detonator pada rangkaian peledakan ke blasting machine (BM) agar

para juru ledak dapat mencari posisi yang cukup aman saat

meledakan, dengan panjangnya minimal ± 300 meter. Seperti gambar

10 berikut ini.

Page 64: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

50

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 10. Leading Wire

b) Stick/tongkat

Merupakan tongkat kayu yang berguna untuk mendorong handak

kedalam lubang ledak dengan panjang ± 6 meter, mengetahui keadaan

lubang berair atau tidak berair, mengetahui kedalaman lubang dan

untuk memadatkan stemming.

c) Blasting Machine (BM)

Suatu alat yang bekerja dengan menggunakan sumber tenaga dari

batrei untuk memberikan tenaga yang menghasilkan arus listrik yang

bervoltase besar untuk diteruskan ke firring circuit.

d) Blasting Ohm Machine (BOM)

Adalah Alat ukur tahanan kawat listrik untuk keperluan

peledakan dibuat khusus untuk pekerjaan peledakan dan tidak

disarankan digunakan untuk keperluan lain. Gambar Blasting Ohm

Meter (BOM) dan Blasting Machine (BM) dapat kita lihat seperti

gambar 11 berikut ini.

Page 65: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

51

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 11. Blasting Ohm Meter (BOM) dan Blasting

Machine (BM)

e) Pisau

Berfungsi sebagai pemutus atau pemotong saat membuat

rangkaian peledakan. Standarnya bukanlah menggunakan pisau

melainkan tang (cramper) sebagai alat pemutus dan menjepit

sambungan sumbu api dengan detonator biasa.

f) Kendaraan transportasi

Kendaraan transportasi adalah kendaraan mobilisasi yang

dikhususkan untuk pengangkutan bahan peledak dari gudang bahan

peledak menuju lokasi peledakan dan untuk keperluan transportasi

para crew blasting, seperti pengambilan bahan peledak ke gudang dan

pengembalian sisa bahan peledak. Kendaraan transportasi yang

dimaksud adalah Mitsubishi Cold Diesel 100Ps. Seperti gambar 12

berikut ini.

Page 66: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

52

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 12. Kendaraan Transportasi Crew Blasting

g) Serine

Serine merupakan alat untuk memberi peringatan pada semua

orang yang berada di lokasi peledakan dan sekitar lokasi peledakan,

bahwa kegiatan peledakan akan segera dilaksanakan, dan sebagai

perintah untuk meninggalkan atau mengosongkan lokasi peledakan.

h) Handy Talky (HT)

HT berfungsi untuk menginformasikan pada semua orang bahwa

kegiatan peledakan akan segera dimulai, serta untuk memberikan aba-

aba saat peledakan.

4) Perlengkapan peledakan

Perlengkapan peledakkan adalah semua fasilitas peledakan yang

hanya dapat digunakan satu kali, dengan kata lain fasilitas ini rusak

setelah dipakai.

Perlengkapan peledakkan PT. Karbindo Abesyapradhi antara lain:

Page 67: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

53

a) Detonator (blasting capsule)

Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi

dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang

memberikan efek kejut terhadap bahan peleda peka detonator atau

primer.

Detenator listrik dikelompokkan pada detonator langsung

(instantaneous detonator) dan detonator tunda (delay detonator).

Jenis detonator yang dipakai di PT. Karbindo Abesyapradhi adalah

jenis detonator listrik langsung, yaitu detonator listrik yang tidak

memakai waktu tunda. Setiap kali peledakan dibutuhkan dua

detonator listrik, satu untuk peledakan dan yang lainnya sebagai

cadangan jika terjadi gagal ledak (misfire). Gambar detonator listrik

dapat dilihat seperti gambar 13 di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 13. Detonator Listrik

Page 68: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

54

Untuk alasan keamanan detonator ditempatkan secara terpisah

dengan bahan peledak lain saat membawanya ke luar dari gudang

menuju lokasi peledakan. detonator dimasukan ke dalam tas dan

dipegang oleh security.

b) Sumbu ledak (detonating cord)

Sumbu ledak adalah sumbu yang pada bagian intinya terdapat

bahan peledak Penta Erythritol Tetra Nitrate (PETN) dibalut lapisan

plastik dan dibungkus dengan kombinasi tekstil, kawat, dan lapisan

plastik. PETN itu sendiri adalah salah satu jenis bahan peledak kuat

dengan kecepatan rambat sekitar 6.000 m/s sampai dengan 7.000

m/s, komposisi PETN pada sumbu ledak bevariasi dari 3,6 gr/m

sampai dengan 70 gr/m. Di lapangan sumbu ledak dikenal dengan

istilah detonating cord, detonating fuse, atau cordtex.

Sumbu ledak yang dipakai di PT. Karbindo Abesyapradhi adalah

sumbu ledak yang diproduksi oleh PT. Dahana dengan komposisi

PETN 10 gr/m. Dikemas dalam bentuk gulungan, satu gulungan 250

meter. Dalam kotak kemasan berisi 4 gulungan atau 1.000 meter.

Berikut gambar sumbu ledak (detonating cord) seperti gambar

14 berikut ini.

Page 69: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

55

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 14. Sumbu Ledak (Detonating Cord)

c) Boster

Watergel adalah campuran oksidator, bahan bakar, dan pemeka

(sensitizer) di dalam media air yang dikentalkan memakai gums,

semacam perekat, sehingga campuran tersebut berbentuk jeli atau

pasta dan peka tehadap detonator.

Boster yang dipakai dalam kegiatan peledakan oleh PT.

Karbindo Abesyapradhi adalah yang diproduksi oleh PT. Dahana

dengan nama produk dayagel. Dikemas di dalam kotak dengan

massa ± 20 kg. Setiap kotak berisi 110 biji. Massa satu biji ± 182

gram. Seperti gambar 15 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 15. Dayagel Produksi PT. Dahana

Page 70: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

56

d) Delay Detonator

Delay Detonator adalah detonator yang dapat menunda sumber

energi beberapa saat, yaitu antara puluhan milisekon sampai sekon

atau detik, untuk meledakkan isian primer dan sekunder. Seperti

gambar 16 di berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 16. Delay Detonator

Delay detonator yang dipakai PT. Karbindo Abesyapradhi

diproduksi oleh PT. Dahana dengan waktu tunda 17 ms, 25 ms, dan

65 ms. Delay detonator disambungkan pada sumbu ledak yang akan

menghubungkan antar baris lubang ledak dipermukaan (turnkline

delay) dari rangkaian peledakan.

e) ANFO

ANFO adalah singkatan dari Ammonium Nitrat (AN) sebagai zat

pengoksida dan Fuel Oil (FO) sebagai bahan bakar. Bahan bakar

yang biasa dipakai adalah solar karena solar memiliki sifat

Page 71: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

57

sensitivitas dan tingkat homogenitas yang jika dicampurkan dengan

AN lebih mudah dicapai.

Ammonium Nitrat (ANFO) yang dipakai PT. Karbindo

Abesyapradhi untuk kegiatan peledakan adalah produksi dari PT.

Dahana yang dikemas ke dalam karung, setiap karung bermassa 25

kg.

f) Plastic linear

Plastic linear berfungsi untuk proteksi bahan peledak ANFO

ketika dimasukan ke dalam lubang ledak yang berair. Plastic linear

ini dikemas dalam bentuk gulungan, dalam penggunaannya dipotong

menyesuaikan kedalaman dari lubang ledak. Untuk lebih jelasnya

seperti gambar 17 di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 17. Plastic Linear

Page 72: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

58

5) Pengadukan Bahan Peledak

Tempat pengadukan AN dengan FO terletak di bagian luar

gudang bahan peledak tepatnya disamping kanan belakang. Pengadukan

menggunakan molen atau Coxan ANFO mixer dengan proses sebagai

berikut.

a) Ammonium Nitrat (AN) yang telah diambil dari gudang bahan peledak

dibawa ke ketempat Coxan ANFO mixer.

b) Setelah mesin dihidupkan AN dengan massa 25 kg ini dimasukkan ke

dalam molen satu per satu. Satu orang pekerja sebagai operator molen

dan yang lain bekerja membuka ikatan karung dan memasukkan AN

ke dalam molen. Seiring dengan itu, ketika molen berputar secara

teratur maka pekerja lainnya menambahkan solar ke dalam putaran

molen tersebut dengan takaran yang telah ditentukan.

c) Takaran AN dan FO adalah 95,5 % AN : 4,5 % FO. Takaran ini

didasarkan dari perbandingan massa keduanya. Dengan kata lain,

setiap karung AN (25 kg) membutuhkan 1,5 kg solar atau setara denga

1,875 liter solar (density 0,8 gr/cc).

d) Setelah diaduk rata, ANFO dimasukkan ke dalam karung.

e) Dengan kendaraan pengangkut ANFO serta bahan peledak lainnya

dibawa ke lokasi peledakan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 18 berikut ini.

Page 73: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

59

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 18. Pengadukan ANFO

6) Pengisian Bahan Peledak

Sistem peledakan adalah kombinasi antara sumbu api (cordiex)

dengan listrik, dalam rangkaian menggunakan delay 17 ms, 25 ms, 65 ms

untuk mengurangi getaran, sedangkan pola pemboran adalah pola zig zag

persegi panjang.

Cara pengisian bahan peledak:

a) Sebelum bahah peledak dimasukkan terlebih dahulu lubang ledak

diperiksa apakah berair atu tidak. Jika lubang ledak berair maka

diunakan plastic linear (kondom) yang telah disiapkan, yang

didalamnya sudah dimasukkan dayagel dalam keadaan terikat

bersama sumbu ledak. Untuk keadaan lubang ledak yang tidak berair

langsung masukkan dayagel yang telah terikat ke dalam lubang ledak

tanpa plastic linear.

b) Tuangkan ANFO sesuai dengan Powder Colom yang telah

direncanakan ke dalam lubang ledak. Untuk kondisi berair ANFO

Page 74: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

60

dimasukkan kedalam plastic linear. Pengisian bahan peledak seperti

gambar 19 di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 19. Pengisian Bahan Peledak

c) Dilanjutkan dengan pengisian cutting untuk stemming, sebaiknya

stemming diisi dengan ukuran butiran yang halus, kemudian

dipadatkan dengan tongkat atau stick. Seperti gambar 20 di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 20. Pengisian Stemming dan Cutting

7) Metoda dan Rangkaian Peledakan

Page 75: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

61

Metoda peledakan yang diterapkan di lapangan oleh PT.

Karbindo Abesyapradhi adalah metoda kombinasi antara sumbu ledak

dengan listrik. Rangkaian menggunakan delay detonator 17 ms, 25 ms

dan 65 ms untuk mengurangi getaran.

Pembuatan rangkaian dimulai dari ujung-ujung sumbu ledak

yang diikatkan ke sumbu ledak utama yang berada di permukaan

sehingga membentuk satu garis lurus, pengikatan dilakukan dengan

simpul biasa sebanyak dua kali secara rapi dan kuat. Kemudian

dihubungkan kembali dengan barisan lubang ledak lainnya.

Untuk mengurangi dampak getaran (ground vibration)

digunakan delay detonator yang dipasangkan antar baris lubang ledak.

Untuk barisan lubang ledak yang berada dekat dengan bidang

bebas (free face), diikatkan detonator listrik pada salah satu ujung sumbu

ledak, lalu ujung kawat detonator disambungkan pada ujung kawat utama

(load wire). Sambungan dua kawat ini harus diletakkan di tempat yang

kering sebab jika di tempatkan pada lokasi basah rangkaian bisa tidak

meledak.

8) Pengecekan Tahanan

Sebelum dua ujung kawat lead wire dipasangkan pada dua kutub

blasting machine terlebih dahulu harus dicek tahanan lead wire. Tujuan

pengecekan tahanan ini adalah untuk memastikan rangkaian terpasang

dengan baik. Sedangkan untuk peledakan metoda listrik, dengan

mengetahui tahanan kita dapat menemukan voltage blasting machine

setelah arus dihitung.

Page 76: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

62

Prosedur pengukuran tahanan ini dengan menggunakan Blasting

Ohm Machine (BOM) adalah:

a) Kedua ujung kawat utama dihubungkan pada sepasang terminal yang

tersedia pada BOM, kemudian dikencangkan.

b) BOM dikontakkan, dengan menekan tombol, hingga jarak

menunjukan angka tertentu, yaitu nilai tahanan. Apabila pada

pengukuran tahanan legwire jarum jam tidak bergerak berarti

detonator rusak dan sebaiknya detonator tersebut tidak dipakai, sebab

ada kemungkinan kawat pijar dalam fushead terputus.

c) Bila jarum bergerak, catat angkanya sebagai data hasil pengukuran

tahanan.

9) Pengamanan Lokasi Peledakan Sebelum Peledakan Dimulai

Sebelum melakukan blasting, pengawas peledakan harus

menginformasikan melalui sirine, HT, dan Mikropon kepada semua

orang yang berada dilokasi ataupun disekitar lokasi bahwa kegiatan

peledakan akan dilaksanakan. Termasuk memberitahu kepada seluruh

operator alat berat yang sedang beroperasi agar menghentikan

pekerjaannya dan secepatnya meninggalkan lokasi peledakan sampai

jarak 300 m.

10) Kegiatan Peledakan Dimulai

Page 77: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

63

Setelah lokasi benar-benar aman, dengan menggunakan blasting

machine kegiatan peledakan sudah bisa dimulai. Prosedur penggunaan

blasting machine adalah sebagai berikut:

a) Hubungkan dua kawat (leading wire) dari rangkaian peledakan ke

masing-masing kutub listrik yang ada pada blasting machine.

b) Ikat kuat pada masing-masing kutub dengan memutar sekrupnya.

c) Isi kapasitor dengan memutar tombol indikator kearah yang telah di

instruksikan pada blasting machine dan tunggu beberap detik.

d) Untuk meledakan putar kembali tombol indikator ke arah yang

berlawanan.

11) Selesai Peledakan

Setelah peledakan selesai, maka juru ledak dan satpam harus

melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap hasil ledakan untuk

memastikan bahwa keadaan aman dari kemungkinan adanya misfire. Jika

terjadi misfire dilakukan peledakan ulang, sampai dipastikan tidak ada

lagi misfire. Setelah dipastikan aman, seluruh alat diperbolehkan

beroperasi kembali.

Ada dua cara penanganan misfire, yaitu:

a) Diledakan saat itu juga, dengan memperbaiki rangkaian dan

menggunakan delay detonator cadangan yang biasanya sudah

dilebihkan pengambilannya pada setiap kegiatan peledakan untuk

mengatasi terjadinya misfire.

b) Lubang yang mengalami misfire tersebut diberi tanda untuk keamanan

bagi karyawan yang akan bekerja dilokasi tersebut, kemudian lubang

Page 78: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

64

akan dirangkaikan kembali dengan rangkaian peledakan yang baru

saat melakukan kegiatan peledakan berikutnya. Ini disebabkan karena

lubang ledak telah tertimbun oleh hancuran material penutup dan

menunggu material tersebut untuk dimuat. Lubang yang mengalami

gagal ledak ini mendapat perlakuan khusus, yaitu diletakkan pada

rangkaian terakhir. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi jika terjadi

premature blasting.

c. Pemuatan dan Pengangkutan Overburden

Setelah pekerjaan peledakan (blasting) selesai, maka kegiatan

pembongkaran overburden bisa dilakukan. Adapun urutan proses pekerjaan

pembongkaran overburden tersebut adalah sebagai berikut:

1) Batuan yang telah diledakkan sebelumnya dibongkar dengan ripper yang

ada pada bagian belakang buldozer.

2) Blade buldozer mengumpulkan batuan-batuan tadi sambil

mempersiapkan jalan yang akan ditempuh oleh excavator dan dump truk

atau euclid untuk mengambil material tersebut.

3) Setelah jalan selesai dibuatkan oleh buldozer, maka excavator dapat

mulai bekerja mengambil batuan dan memasukkannya ke- dalam bak

dump truck dan euclid. Euclid adalah jenis dump truck berukuran besar,

dengan kapasitas bak 22 BCM. Oleh sebab itu pengisian bak euclid

dilakukan oleh excavator dengan kapasitas bucket yang lebih besar pula.

Seperti, Komatsu PC 1200 (3,1 m3). Sedangkan jenis dump truck lain

yang digunakan adalah Mitsubishi 220 PS, dengan kapasitas bak 6 BCM.

Pengisian bak dump truck ini menggunakan excavator Kobellco (1,7 m3).

Page 79: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

65

4) Dump truck dan euclid mengangkut batuan tadi ke tempat pembuangan

(waste dump). Di mana, demi menunjang kinerja masing-masing jenis

alat angkut, maka lokasi waste dump untuk dump truck berbeda dengan

waste dump untuk euclid. Dan pekerjaan ini dilakukan secara terus-

menerus hingga pergantian shift berikutnya.

5) Selama dump truck melewati jalan tambang, debu-debu sangat banyak

berterbangan. Maka Foreman memerintahkan mobil water tank untuk

menyirami jalan tersebut. Dan penyiraman ini dilakukan secara berkala

tergantung kondisi di lapangan.

6) Di samping banyaknya debu yang berterbangan, material-material yang

terbawa oleh bak dump truck maupun euclid berupa batu dan air

seringkali berjatuhan di jalan tambang. Hal ini tentu saja sangat

berbahaya, berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan mengganggu

kinerja dump truck maupun euclid. Oleh sebab itu motor grader bekerja

membersihkan jalan dari jatuhan batu-batuan tesebut.

Berikut gambaran pemuatan overburden oleh euclid seperti gambar

21 dan 22 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 21. Pemuatan Overburden

Page 80: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

66

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 22. Euclid sebagai Alat Angkut Overburden

3. Kegiatan Penambangan

a. Stabilitas Lereng

Secara umum untuk lereng ditambang PT. Karbindo Abesyapradhi

hanya terdiri dari satu jenjang (singel bench) terutama pada Pit

penambangan, yaitu Pit A sampai dengan Pit B.

1) Pit Area

Rata-rata sudut bench baik single bench maupun multi bench

pada Pit area bagian utara berkisar antara 55o sampai dengan 65

o,

tinggi bench berkisar dari 10 meter sampai 50 meter, lebar jalan

kerja berkisar antara 20 meter sampai dengan 40 meter. Faktor

lereng masih stabil pada sudut yang demikian karena memotong

kemiringan lapisan batuan original.

Page 81: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

67

Sudut lereng baik single bench atau multi bench Pit area

bagian selatan berkisar antara 30o sampai dengan 45

o (overall 30

o),

lebar bench 15 meter, tinggi bench dari 10 meter sampai dengan

20 meter, lebar jalan kerja 40 meter. Sudut lereng juga tetap stabil,

karena merupakan floor dari lapisan batubara. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 23 di berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 23. Single Bench yang Membentang dari Pit A sampai

Pit E di PT. Karbindo Abesyapradhi

2) Waste Dump Overburden Area

Secara rata-rata, sudut bench yang diterapkan pada waste dump

overburden berkisar antara 450 sampai dengan 70

o (overall 60

o),

tinggi bench berkisar dari 10 meter sampai dengan 12 meter dan

lebar jalan kerja atau lebar berm berkisar antara 10 meter sampai

dengan 20 meter.

Tinggi letak waste dump overburden B Utara dan D Utara masing-

masing berkisar antara 152 meter sampai dengan 178 meter dan antara

186 meter sampai dengan 208 meter dari muka laut. Untuk waste dump

Page 82: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

68

overburden B, C, D dan E selatan masih berkisar antara 160 meter

sampai dengan 225 meter. Gambar waste dump overburden dapat dilihat

pada gambar 24 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 24. Waste dump overburden

b. Penambangan batubara

Penambangan batubara di PT. Karbindo Abesyapardhi dilakukan

secara selektif (selectif mining), pemisahan secara langsung dilapangan (pit

area) sesuai posisi lapisan yaitu roof, middle, dah floor. Biasanya, batu bara

yang termasuk Low Calory Value (LCV) berada dibawah floor.

1) Pengambilan batubara (coal getting)

Proses penggalian batubara terbagi dalam dua tahapan, yaitu:

a) Cleaning batubara, yaitu proses pemisahan batuan-batuan pengotor

yang menempel pada permukaan lapisan batubara. Ini dilakukan

langsung oleh excavator atau menugaskan (coal picker) pada lokasi

Page 83: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

69

pengambilan batubara di dalam areal tambang untuk melakukan

hand sorting, agar faktor kehilangan (looses) batubara dapat

diperkecil dan material lain penyerta batubara dapat dipisahkan.

b) Pengambilan batubara (coal getting) dilakukan dengan menggunakan

Hidraulic Excavator Kobellco SK200.

c) Pemuatan dan pengangkutan batubara

Di PT. Karbindo abesyapradhi, proses pemuatan batubara dilakukan

dengan menggunakan Hidraulic Excavator Kobellco SK200,

sedangkan alat angkut yang digunakan mengangkut untuk batubara

adalah dump truck Mitsubishi HD 220 PS dengan kapasitas pengisian

bak munjung adalah 25 MT. batubara tersebut diangkut dan

ditumpukan di Run Of Mine (ROM) yang berada dekat dengan

crushing plant. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti gambar 25

di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 25. Proses Pemuatan Batubara

2) Penumpukan Batubara di ROM area

Sebelum diproses batubara yang telah diangkut dari tambang

akan ditumpukan sementara pada ROM area yang luasnya 5,9190 ha.

Page 84: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

70

Penumpukan batubara ini berdasarkan atas lapisan batubara yang diambil

saat penambangan yaitu roof, middle, dan floor yang ditumpuk per 500

ton, ini bertujuan untuk memudahkan dalam identifikasi kualitas batubara

yang dilakukan oleh PT. Sucofindo, sebagai acuan dalam melakukan

pemeriksaan kualitas batubara (channel sampling). Setiap batubara yang

datang dari tambang akan diambil sampel oleh salah satu karyawan PT.

Sucofindo untuk di uji proksimat di laboratorium.

Penumpukan batubata di ROM area seperti gambar 26 di bawah

ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 26. Penumpukan Batubara di ROM Area

3) Pengolahan Batubara

Berikut urutan proses pengolahan batubara:

a) Batubara dari lokasi penambangan dipisahkan sesuai dengan

kualitasnya.

b) Batubara yang telah dipisahkan tadi dibawa oleh dump truck ke

hopper. Dimana penempatannya disesuaikan dengan kualitas masing-

masing jenis batubara.

Page 85: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

71

c) Batubara di analisis oleh karyawan bagian quality control.

d) Batubara dimasukkan ke crusher sesuai dengan spesifikasi pasar,

dengan blending (pencampuran) maupun tanpa blending.

e) Final produc dihasilkan dan siap dipasarkan kepada konsumen.

Tempat pengolahan batubara di PT. Karbindo Abesyapradhi

disebut dengan Crushing Plant Production (CPP). Double roll yang ada

pada crushing plant mereduksi bongkahan batubara menjadi lebih kecil

yaitu ukuran 50 mm.

4. Pemasaran

a. Sistem dan Tata Cara Pengangkutan

Pengangkutan produk batubara dilakukan menggunakan truck (baik

dump truck biasa maupun tronton), dengan sistem dana tata cara sebagai

berikut:

1) Pemuatan batubara menggunakan wheel loader atau excavator di

stockpile.

2) Pemasangan terpal pada truk (oleh pekerja) serta penyegelan yang

dilakukan oleh PT. Sucofindo. Penyegelan ini bertujuan untuk

menghindari kecurangan atau penggelapan batubara saat pengiriman.

3) Pemberangkatan truk

b. Tujuan Pengangkutan

Tujuan pengangkutan produk batubara adalah pelabuhan Teluk

Bayur Padang dengan jarak tempuh ± 190 km dari lokasi tambang. Batubara

tersebut ditimbun pada lokasi penimbunan produk batubara (stockpile) juga

berada di areal pelabuhan Teluk Bayur Padang, yang menempati lahan seluas

1,027 ha.

Page 86: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

72

c. Sistem Penjualan

Penjualan produk batubara PT. Karbindo Abesyapradhi dilakukan

dengan menerapkan sistem FOB (Free On Board) atau penjualan dengan

harga setelah di atas kapal.

d. Jenis dan Jumlah Produk

Produk yang akan dijual oleh PT. Karbindo Abesyapradhi adalah

batubara dengan spesifikasi sebagai berikut:

Nilai kalori : 6300 – 6500 Kcal/kg

Total Sulfur : 2,00 – 3,30 %

Total Moisture : 14 – 17 %

Sizing : 1 mm – 50 mm

e. Tujuan Pemasaran

Sesuai dengan pasar, tujuan penjualan produk batubara PT.

Karbindo Abesyapradhi adalah luar negeri (ekspor) India, Pakistan, dan

Thailand.

5. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan

a. Pembuatan Drainase dan Penanganan Genangan Air

Disepanjang front kerja penambangan ditemukan genangan-

genangan air. Bahkan genangan air tersebut telah mencapai kedalaman ± 25

meter. Hal ini disebabkan oleh kapasitas pompa yang digunakan belum

memadai. Untuk mengatasi hal tersebut, maka PT. Karbindo Abesyapradhi

melakukan penambahan pompa dengan sistem sewa (rental). Pihak penyedia

pompa langsung mengantarkan pompa ke lokasi kerja dan melakukan

Page 87: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

73

perawatan terhadap pompa tersebut. Sehingga tugas karyawan PT. Karbindo

Abesyapradhi hanyalah melakukan penjagaan dan mengontrol kondisi pompa

pada saat-saat diperlukan. Apabila ditemui masalah dengan pompa tersebut,

maka pihak penyedia jasa langsung datang ke lapangan untuk melakukan

perbaikan. Dari hasil laporan triwulan PT. Karbindo Abesyapradhi, dengan

melakukan sistem rental ini, PT. Karbind Abesyapradhi bisa melakukan

penghematan biaya investasi. Disamping melakukan penambahan pompa,

perusahaan juga telah mendatangkan tenaga ahli untuk mencari solusi

penanganan masalah genangan air tersebut.

Langkah awal yang dilakukan untuk mengurangi dampak genangan

air pada pit kerja terhadap kelangsungan pekerjaan adalah dengan

mengarahkan atau mengkonsentrasikan aliran air pada daerah yang lebih

rendah dengan kata lain membuat kolam-kolam mini kemudian dialirkan ke

kolam yang lebih besar. Air yang tergenang pada kolam besar ini, baik itu

yang berasal dari kolam-kolam mini, air tanah maupun yang berasal dari air

hujan terlebih dahulu dialirkan ke settling pond melalui saluran pipa yang

dihubungkan denga pompa air, kemudian baru dialirkan menuju parit-parit

alam atau anak Sungai Tambangan.

b. Pembuatan Tanggul Pengaman (safety berm)

Pembuatan tanggul pengaman ini dilakukan hampir setiap hari.

Karena kegiatan penambangan yang lancar akan mengakibatkan perubahan

posisi jalan ataupun areal yang akan ditambang. Tanggul pengaman ini

berfungsi untuk mengurangi kecelakaan tambang pada saat alat-alat

penambangan beroperasi. Ketinggian dari pada tanggul pengaman ini

berkisar 1,3 meter.

Page 88: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

74

c. Pengikisan Lumpur dan Perataan Jalan Tambang

Kegiatan penambangan akan terhenti akibat hujan yang turun dan

membuat jalan-jalan pada areal penambangan yang hanya lapisan tanah akan

becek dan berlumpur serta licin yang akhirnya bisa menyebabkan

kecelakaan. Jalan pada areal penambangan juga akan bergelombang dan

rusak akibat dari berat kendaraan dan alat-alat penambangan yang lalu lalang

pada saat beroperasi.

Kegiatan pemeliharaan jalan dapat dilihat pada gambar 27 berikut

ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 27. Kegiatan Pemeliharaan Jalan

d. Preparasi Front Kerja

Preparasi ini dikerjakan dengan Bulldozer CAT D9R, peranan

Bulldozer sebagai berikut:

1) Merapikan Front kerja.

2) Membuat jalan untuk alat loading (excavator).

3) Membuat jalan untuk hauling (dump truck atau Terex TR60).

Page 89: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

75

4) Membantu excavator dalam mengumpulkan material untuk dimuat ke

dalam bak dump truck.

5) Membajak material yang akan digali oleh excavator dengan

menggunakan ripper yang ada pada bagian belakan bulldozer.

Bulldozer CAT D9R sedang merapikan fron kerja terlihat pada

gambar 28 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 28. Bulldozer CAT D9R Sedang Merapikan Fron

Kerja

e. Penyiraman Debu Jalan dan Debu pada Lokasi Kerja

Lokasi penambangan yang hanya berlapis tanah dan kalau hari panas

akan menghasilkan debu dan pertikel-partikel berbahaya dan dapat

mengakibatkan berkurangnya jarak pandang operator alat-alat berat dan

penyakit pada orang-orang yang bekerja pada lokasi terbuka.

Page 90: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

76

Dalam hal ini truck yang berisi air memiliki peranan penting dengan

meyirami lokasi atau areal penambangan dan pada jalan-jalan tambang agar

debu jalan tidak mengganggu aktifitas pekerja.

Kegiatan penyiraman jalan terlihat seperti gambar 29 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 29.Penyiraman Jalan

f. Penyiapan Alat Penerang untuk Perkerja pada Shift Malam

Pada malam hari kegiatan penambangan tetap berjalan, keadaan

yang gelap pada malam hari tidak cukup hanya diterangi oleh lampu alat

yang beroperasi, tetapi juga diperlukan lampu tambang (tower lamp) yang

dihidupkan dengan menggunakan mesin diesel sebagai generator listriknya.

Seperti gambar 30 di bawah ini.

Page 91: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

77

` Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 30. Tower Lamp sebagai Penerang pada Shift Malam

g. Kegiatan Perbaikan Alat Keliling

Selain workshop atau bengkel utama yang berada pada lokasi

penambangan, adapula bengkel keliling yang berupa truck yang disebut

dengan maintenance truck. Bengkel keliling ini berguna untuk memperbaiki

kerusakan-kerusakan kecil yang dialami oleh alat-alat berat yang beroperasi

juga sebagai pengisian bahan bakar. Maintenance truck seperti gambar 31 di

bawah ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 31. Maintenance Truck

Page 92: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

78

h. Rumah Genset

Rumah genset sebagai memasok alau kebutuhan listrik di komplek

perusahaan dan untuk workshop, kantor, serta rumah timbangan jika lisltrik

dari PLN terputus. Genset menghasilkan voltase 380 – 400 V. Rumah genset

seperti gambar 32 berikut ini.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 32. Rumah Genset

i. Bengkel (Workshop)

Workshop merupakan tempat perawatan dan perbaikan terhadap

mesin-mesin dan peralatan tambang. Di PT. Karbindo Abesyapradhi terdapat

dua workshop, workshop satu untuk perbaikan dan perawatan alat-alat berat

seperti excavator, motor grader, truck dan lain-lain. Sedangkan workshop

dua di fungsikan khusus untuk perbaikan dan perawatan dump truck, Terek

TR60 dan Euclid. Seperti gambar 33 di bawah ini.

Page 93: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

79

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 33. Workshop

E. Temuan Menarik

Dari hasil pengamatan di lapangan, penulis menemukan temuan menarik

sebagai berikut:

1. Seringnya pada unit-unit alat berat yang sudah direncanakan beroperasi tidak

terlaksana dengan baik.

2. Seringnya terjadi antrian dump truck pada saat pemuatan dan pengangkutan

tanah penutup.

3. Adakalanya dalam peledakan tidak memiliki bidang bebas berupa jenjang-

jenjang. Ini dapat menyebabkan energi peledakan melemah kerena teredam oleh

batuan sampingnya.

4. Penggunaan alat safety di lapangan kurang teraplikasi dengan baik, ini dibuktikan

khususnya pada crew blasting tidak menggunakan, masker, sarung tangan, tidak

adanya rumah tempat berlindung juru ledak (shelter), dan alat tutup telinga

(Earplug).

Page 94: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

80

5. Dalam kegiatan penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi banyak terlihat

batubara Pulau Hitam yang terbuang sia-sia dan dibiarkan begitu saja di ROM

area sehingga tercampur dengan pengotor.

6. Kurang terencananya sistem drainase yang baik pada ROM area maupun

stockpile product sehingga air banyak tergenang pada area tersebut, ini berakibat

kadar air pada batubara menjadi meningkat dan kualitas batubara menjadi kurang

baik.

7. Tidak berjalannya selektif mining dengan baik karena banyaknya pengotor

(parting) disetiap perlapisan batubara sehingga batubara yang terambil

bercampur dengan parting-parting tersebut ini menyebabkan kualitas batubara

menjadi menurun.

Dari beberapa temuan menarik yang penulis amati di lapangan, maka

penulis tertarik untuk membahas masalah pengontrolan kualitas batubara (coal

quality control) dengan judul ” Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas

Batubara Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi”.

Page 95: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

81

BAB III

STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah

Penambangan batubara di PT. Karbindo Abesyapradhi dilakukan

dengan tambang terbuka dengan metode open pit, penambangan dibagi

menjadi lima pit, pit A, pit B, pit C, pit D, pit E. setiap pit memiliki kualitas

batubara yang bervariasi. Batubara pada masing-masing pit terdiri atas tiga

tipe, yaitu roof, middle, dan floor. Roof dan middle adalah batubara high

calory. Sedangkan floor adalah batubara low calory, batubara high calory

disini adalah batubara yang memiliki nilai kalori ≥ 6.000 kcal/kg, selain itu

terdapat batubara low calory yang nilai kalori < 6.000 kcal/kg.

Dalam setiap penambangan batubara, banyak hal-hal yang dapat

menurunkan kualitas batubara, diantaranya pada saat penambangan batubara

tersebut maka perlu adanya pengendalian mutu dari batubara itu sendiri

(Quality Control).

Quality Control merupakan serangkaian kegiatan pengendalian mutu

atau penjagaan kualitas batubara mulai dari pit area (channel sampling),

pengambilan batubara (coal getting) di pit, penumpukan batubara dari Pit ke

ROM area, hingga tahap pengolahan batubara menjadi product murni

(processing).

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas batubara

diantaranya pada saat penambangan batubara (coal getting) tercampurnya

Page 96: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

82

batubara dengan batuan pengotor (parting), yang disebabkan karena tidak

optimalnya selective mining.

Untuk itu dalam melakukan berbagai pengontrolan tersebut banyak hal

yang harus diperhatikan agar mutu dari batubara tersebut tetap terjaga, baik

dari banyak zat pengotor yang tercampur dengan batubara sampai proses dari

pengankutan dan penumpukan batubara itu sendiri.

Berkaitan dengan hal diatas, maka penulis dalam hal ini melakukan

penelitian tentang “Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas

Batubara Pada Penambangan Batubara di PT.Karbindo Abesyapradhi”.

B. Batasan Masalah

Dalam bab studi kasus ini permasalahan yang akan dibahas adalah

sebagai berikut :

1. Masalah perubahan kualitas batubara dari pit (channel sampling) ke ROM

area, sampai pada tahap pengolahan menjadi product murni (processing)

2. Langkah-langkah penanggulangan perubahan kualitas agar kualitas

batubara tersebut terjaga.

C. Landasan Teori

1. Proses Terbentuknya Batubara

Kualitas batubara yang bervariasi tidak terlepas dari terbentuknya

batubara itu sendiri, ada 2 (dua) teori mengenai proses terbentuknya

batubara seperti dibawah ini :

Page 97: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

83

a. Teori Insitu

Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara,

terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada.

Dengan demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati, belum

mengalami proses transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan

mengalami coalification. Lapisan sedimen ini merupakan pengotor

batubara (impurietis) yang menyebabkan kualitas batubara bervariasi

satu sama lain per perlapisannya.

b. Teori Drift

Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara

terjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula

hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati di

angkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh

batuan sedimen yang yang mengalami proses coalification. Proses ini

yang menyebabkan batubara terdiri dari beberapa lapisan sehingga

membuat batubara menjadi berbeda kualitasnya antara perlapisan

batubara itu sendiri.

2. Quality Control

Quality Control merupakan serangkaian kegiatan untuk menjaga

kualitas batubara serta pengendalian mutu dari batubara tersebut kegiatan

ini dimulai dari pengambilan sample batubara di pit (channel sampling),

penambangan batubara (coal getting), pengangkutan dan penumpukan

Page 98: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

84

batubara di ROM area, hingga tahap pengolahan batubara menjadi product

murni (processing).

3. Profil Batubara Di PT. Karbindo Abesyapradhi

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 34. Gambaran Umum Profil Batubara Di kawasan

PT.Karbindo Abesyapradhi

Dari keterangan gambar diatas bahwa PT. Karbindo Abesyapradhi

memiliki variasi kualitas batubara. Kualitas batubara dibedakan menurut

tempat pengambilannya masing-masing. Batubara pada masing-masing

Pit terdiri atas tiga tipe, yaitu roof, middle dan floor. Roof dan middle

adalah batubara high calory sedangkan floor adalah batubara low calory.

Batubara high calory disini adalah batubara yang memiliki nilai kalori

Page 99: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

85

≥6000 Kcal/kg, sedangkan batubara low calory adalah batubara yang

memiliki nilai kalori <6.000 Kcal/kg. Dan setiap perlapisannya dibatasi

oleh parting, yaitu batuan pengotor batubara yang kebalannya juga

bervariasi antara perlapisannya, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh

gambar diatas. Pada pit D ini bahwa N 31° E 310° setelah diukur dengan

kompas geologi dilapangan.

4. Tahapan yang ada pada Quality Control

a. Pada Pit Area

1. Pengambilan Sample Pada Pit Area (Channel Sampling)

Pengambilan sample (channel sampling) dilakukan untuk

mengetahui kualitas dari batubara yang sesungguhnya di pit,

sebelum dilakukan pengambilan batubara secara keseluruhan.

Sehingga didapat data analisis tentang kualitas batubara tersebut.

2. Pengambilan Batubara (Coal Getting)

Pengambilan batubara merupakan serangkaian kegiatan

untuk mengambil batubara yang ada di pit, Pada pengambilan

batubara banyak hal yang mempengaruhi kualitas batubara tersebut

dimana banyaknya zat pengotor terbawa pada pengambilan

batubara di pit area dengan excavator seperti batu-batu (parting),

batuan yang mirip dengan batubara (black sil), tanah (clay), kayu

dan lain-lain. ini dapat mengakibatkan kadar abu semakin tinggi

sehingga kalori dari batubara tersebut akan berkurang. Untuk

Page 100: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

86

pengambilan batubara dari pit area haruslah mempunyai trik

tertentu (selektif mining) sehingga parting tidak terbawa sekecil

mungkin. Pada saat ini PT. Karbindo Abesyapradhi pengambilan

batubara dimulai dari lapisan yang paling atas (roof).

3. Pengangkutan Batubara

Pengangkutan batubara dilakukan untuk membawa batubara

dari pit ke ROM area tempat penumpukan batubara, disini

penumpukan batubara harus dengan lokasi dan kualitas yang sama

sehingga tidak tercampur dengan kualitas yang lain.

b. Pada ROM Area

1) Penumpukan Batubara

Pada PT. Karbindo Abesyapradhi penumpukan batubara di

ROM area dilakukan per 500 ton untuk lokasi dengan kualitas

yang sama, missal batubara middle D1 ditumpuk per 500 ton, ini

dilakukan untuk mempermudah pengambilan sample nantinya di

ROM area.

2) Pengambilan Sample

Pada PT. Karbindo Abesyapradhi pengambilan sample di

ROM area dilakukan per 500 ton untuk batubara dengan kualitas

yang sama, nanti diketahui hasil analisis kualitas batubara tersebut

setelah berada di ROM.

Page 101: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

87

3) Pengendalian Mutu Batubara di ROM area

Saat ini banyak hal yang yang dapat menyebabkan turunnya

kualitas batubara khususnya di ROM area. Seperti, adanya

genangan air sehingga disekitar tumpukan batubara banyak

lumpur-lumpur yang nantinya dapat menempel pada batubara.

Kemudian adanya debu-debu karena aktivitas kerja disekitar

ROM, ini dapat nantinya megurangi kualitas dari batubara

tersebut.

c. Pada Pengolahan Menjadi Product Murni (Processing)

1) Pengolahan Batubara

Pengolahan batubara pada PT. Karbindo Abesyapradhi

memakai satu unit alat pengolahan crushing plant, dimana pada

prosesnya crushing plant ini dapat mereduksi bongkahan batubara

menjadi ukuran 50 mm.

Jika diperlukan proses pengolahan juga dilakukan

pencampuran batubara (coal blending) antara dua kualitas yang

berbeda yaitu batubara yang high calory dengan batubara yang

low calory, dengan tujuan agar batubara yang memiliki calory

rendah nantinya dapat dipasarkan dengan tetap menjaga kualitas

hasil blending sesuai dengan permintaan pasar.

Page 102: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

88

2) Pengambilan Sample

Pengambilan sample pada product area dilakukan per 100

ton, ini bertujuan agar dapat mengetahui kualitas batubara setelah

diproses dan parameter yang dianalisis sama dengan analisis pada

pengambilan sample ROM area.

3) Penumpukan Batubara

Pada product area, tempat penumpukan batubara yang telah

di crushing dinamakan stockpile product, disini nantinya juga

akan dilakukan pengontrolan batubara, seperti adanya genangan

air disekitar product, debu, dan lain-lain.

4. Parameter analisis Secara Umum (Proximate Analysis) yang Terdapat

pada Batubara

Dalam menjaga kualitas batubara ada beberapa parameter

proximate yang terdapat dalam batubara yang harus diketahui (Indra Lubis

: 2008) adalah :

a. Kandungan Air (Moisture)

Terdapat dua bentuk kandungan air ( Moisture) yaitu :

1) Kandungan Air Total (Total Moisture)

Total Moisture adalah kandungan air secara total yang

terdapat dalam batubara, yang merupakan penggabungan dari nilai

free moisture, residual moisture dan inanalisis sample, kandungan

air total sangat dipengaruhi ukuran butir dan iklim daerah sekitar,

Page 103: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

89

yang dinyatakan dalam % komersial. Total Moisture sering

dijadikan parameter penentu berat akhir atau bahkan sebagai

batasan rejection.

2) Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)

Merupakan kandungan air yang ada pada batubara bersama

saat terbentuknya batubara tersebut, yang terikat secara kimia dalam

batubara, kandungan air bawaan berhubungan erat dengan nilai

kalori, umumnya bila kandungan air bawaab berkurang maka nilai

kalori akan bagus demikian juga sebaliknya, yang dinyatakan dalam

%.

b. Kandungan Abu (Ash Content)

Merupakan sisa-sisa zat anorganik yang terkandung dalam

batubara setelah dibakar, kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari

pengotor bawaan dalam proses pembentukan batubara maupun proses

penambangan.

Abu dalam batubara merupakan material yang tidak ikut

terbakar pada saat pembakaran batubara, kandungan abu berpengaruh

pada nilai kalori dimana semakin besar kandungan abu membuat nilai

kalori semakin rendah.

Pada dasarnya abu ini dapat dihasilkan dari pengotor bawaan

maupun pengotor sebagai hasil penambangan oleh karena itu komposisi

abu dapat diketahui dengan baik untuk kemungkinan pemanfaatannya

Page 104: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

90

sebagai bahan bangunan atau keramik dan penanggulangannya terhadap

masalah lingkungan.

c. Kandungan Sulfhur (Total Sulphur)

Di dalam batubara, sulphur bisa berupa material carbonaceous

merupakan bagian dari material, seperti sulfat pada saat pembakaran

batubara kandungan sulphur yang berupa sulphur oksida akan berubah

menjadi fase gas, dimana sebagian besar akan membentuk belerang

dioksida (SO2) dan sebagian kecil 1 % sampai 2 % akan membentuk

belerang trioksida (SO3).

Gas CO2 yang terbentuk ini merupakan polutan yang serius

pada pembakaran di ketel, bagian ujung belakang ketel tersebut gas-gas

hasil pembakaran akan didinginkan, dalam keadaan seperti ini belerang

kemungkinan akan bereaksi dengan uap air akan membentuk asam

sulfat dan mengembun. Asam Sulfat yang sudah mengembun ini akan

mengakibatkan polusi udara dan akan memberikan kontribusi atas

terjadinya hujan asam.

Nilai sulphur digunakan untuk mengetahui kandungan total

belerang yang terdapat pada batubara dengan membakar sampel

batubara pada suhu yang tinggi, yang dinyatakan dalam %. Sulphur

merupakan zat pencemar, maka adanya sulphur yang tinggi sangat tidak

dikehendaki.

Page 105: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

91

d. Zat Terbang (Volatile Matter)

Merupakan zat aktif yang terdapat pada batubara yang

menghasilkan energy atau panas apabila batubara tersebut dibakar, Zat

terbang tersebut terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti

Hidrogen (H), Karbon Monoksida (CO), dan Methan (CH4) zat terbang

juga dapat berfungsi sebagai ukuran dalam menentukan peringkat

batubara.

Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan

zat terbang tinggi (> 24%) maka batubara akan mudah terbakar, zat

tersebut terdiri dari gs-gas yang mudah terbakar seperti Hidrogen (H),

Karbon Monoksida (CO) dan Methan (CH4) yang dinyatakan dalam %.

e. Karbon Tertambat ( Fixed Carbon)

Merupakan karbon yang tertinggal sesudah zat belerang dan

kandungan airnya hilang. Dengan pengeluaran zat terbang dan

kandungan air maka karbon tertambat secara otomatis akan naik,

sehingga semakin tinggi kandungan karbon maka kelas batubaranya

akan naik.

Karbon tertambat adalah karbon yang terdapat pada batubara

yang berupa zat padat, jumlah karbon tertambat ditentukan oleh

kandungan air bawaan, abu, dan zat terbang. Karbon merupakan sisa

padat hasil pemanasan batubara setelah saluran zat terbang habis keluar.

Page 106: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

92

Karbon teroksidasi sempurna menjadi gas CO2 yang merupakan karbon

tertinggal sesudah zat belerang dan kandungan airnya hilang.

f. Nilai Kalori (calorific value)

Nilai kalori dari batubara merupakan jumlah panas dari

komponen yang terbakar seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi

dengan panas reaksi eksotermis yang terjadi dari pembakaran

komponen pengotor, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran

batubara tersebut dinyatakan dalam Kcal/kg.

D. Metodologi Pembahasan Masalah

1. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan dan analisis

yang dilakukan dilapangan.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain seperti :

literature dan data dari perusahaan

Data-data tersebut meliputi:

1) Data hasil analisis sample middle D dari channel sampling, ROM

area, hingga product yang dijadikan untuk perbandingan kualitas

2) Deskripsi perusahaan

3) Sejarah Perusahaan

4) Lokasi dan Topografi

Page 107: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

93

5) Iklim dan Cuaca

6) Keadaan Geologi dan Stratigrafi

7) Kualitas batubara

E. Analisis Data Dan Pemecahan Masalah

1. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis yang dilakukan oleh

PT. Sucofindo disini penulis menyajikan untuk dijadikan perbandingan

kualitas batubara mulai dari hasil analisis channel sampling (Table 7),

analisis ROM area (Table 8), dan analisis pada product area (Table 9).

Tabel 7. Data Hasil Analisis Channel Sampling pada Middle D

Sumber

Parameter Kualitas

TM

%

IM

%

ASH

%

VM

%

FC

%

TS

%

GCV

(Kcal/kg)

AR ADB

Middle

Pit D 12,10 5,38 6,09 40,11 48,42 1,98 6.795

Sumber : PT. Sucofindo

Page 108: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

94

Tabel 8. Data Hasil Analisis Sample Rom Area pada Middle D Per

500 ton setelah dirata-ratakan

Sumber NO

Parameter Kualitas

TM

(%)

IM

(%)

ASH

(%)

VM

(%)

FC

(%)

TS

(%)

GCV

(Kcal/kg)

AR ADB

Middle

D

1

11.15

5.66

6.17

39.63

48.54

2.08 6,845

2

10.43

5.19

15.73

37.33

41.75

2.15 6,098

3

11.06

5.17

12.87

39.36

42.60

1.87 6,359

4

11.03

5.38

11.78

38.27

44.57

1.83 6,418

5

10.26

5.09

14.07

38.04

42.80

2.17 6,248

6

10.43

5.28

13.31

37.74

43.67

1.81 6,309

7

11.05

5.32

12.29

37.71

44.68

1.86 6,373

8

10.93

5.06

12.95

40.75

41.24

1.97 6,350

9

11.08

5.21

12.99

38.17

43.63

1.84 6,331

10

10.92

5.14

18.26

35.88

40.72

1.83 5,879

11

10.97

5.47

10.62

40.11

43.80

1.92 6,528

Page 109: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

95

12

10.97

5.18

11.46

40.48

42.88

1.80 6,439

13

10.90

5.24

11.30

38.96

44.50

2.17 6,453

14

11.13

5.40

10.14

40.09

44.37

1.93 6,573

15

10.89

5.24

14.33

39.16

41.27

2.24 6,240

16

11.19

5.20

13.10

39.27

42.43

2.63 6,278

17

11.25

5.86

6.93

40.15

47.06

1.92 6,735

18

10.03

4.91

17.97

36.23

40.89

1.53 5,944

19

10.98

5.24

11.05

38.91

44.80

1.78 6,474

20

10.91

5.08

15.19

36.42

43.31

1.76 6,124

Rata-

rata

10.88

5.27

12.63

38.63

43.48

1.95 6,349.90

Sumber : PT. Sucofindo

Page 110: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

96

Tabel 9. Data Hasil Analisis Sample Product Area Pada Middle D

Per 1000 ton Setelah dirata-ratakan

Sumber NO

Parameter Kualitas

TM

(%)

IM

(%)

ASH

(%)

VM

(%)

FC

(%)

TS

(%)

GCV

(Kcal/kg)

AR ADB

Middle

D

1

10.98

5.19

13.78

38.45

42.58

1.74

6,308

2

10.92

5.17

12.68

38.18

43.97

2.09

6,356

3

11.06

5.46

9.66

39.03

45.85

2.20

6,565

4

10.90

5.20

10.19

38.99

45.62

1.83

6,273

5

10.88

5.23

12.49

39.02

43.26

1.86

6,391

6

10.48

5.17

13.75

38.45

42.63

2.28

6,269

7

11.05

5.63

11.20

38.71

44.46

1.89

6,430

8

10.85

5.10

13.30

38.61

42.99

1.90

6,270

9

11.09

5.24

8.91

38.51

37.34

1.86

6,255

10

10.28

5.30

9.41

38.95

46.34

1.83

6,238

Rata-

rata

10.85

5.27

11.54

38.69

43.50

1.95 6,335.50

Sumber : PT. Sucofindo

Page 111: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

97

Tabel 10. Data Hasil Perbandingan Analisis Batubara Middle D

Mulai dari Pit (Channel Sampling), Rom Area, dan

Product Area

Berdasarkan hasil data perbandingan di atas dapat diketahui bahwa

terjadi penurunan kualitas batubara antara pit (channel sampling) dan

ROM area serta pada product area. Dimana kandungan air, dan kadar abu

meningkat sehingga kalori dari batubara tersebut menurun, ini disebabkan

karena tahapan quality control yang tidak terjaga dengan baik mulai dari

pit area, ROM area, hingga pada product area.

Terjadinya perbedaan kualitas batubara dari channel sampling

dengan kualitas di ROM maupun hasil product disebabkan oleh:

1. Selectif mining tidak berjalan dengan baik yang berakibat tercampurnya

material pengotor (parting) dengan batubara yang diambil di pit.

Sumber

Parameter Kualitas

TM

%

IM

%

ASH

%

VM

%

FC

%

TS

%

GCV

(Kcal/kg)

AR ADB

Channel

Sampling 12,10 5,38 6,09 40,11 48,42 1,98 6,795

ROM area 10.88 5.27 12.63 38.63 43.48 1.95 6,349.90

Product

area 10.85 5.27 11.54 38.69 43.50 1.95 6,335.50

Page 112: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

98

2. Tidak adanya petugas coal cleaner yang berada di pit untuk

memisahkan batubara dengan material pengotor.

3. Sering tidak terpasangnya tanda identitas kualitas di dump truck pada

saat pengangkutan batubara, hal ini menyebabkan kesalahan pada saat

penumpukan batubara di ROM area sehingga batubara tercampur

dengan kualitas yang lain.

4. Pengambilan batubara yang dilaksanakan pada malam hari mempunyai

resiko yang cukup besar terhadap kualitas batubara yang didapat

(kemungkinan parting terambil cukup besar).

5. Banyaknya genangan air di sekitar ROM dan product mengakibatkan

kadar air menjadi tinggi, dan lumpur-lumpur melekat pada batubara

sehingga kadar abu pun naik maka berakibat pada menurunnya kualitas

pada batubara (kalori berkurang).

6. Papan pemberian tanda identitas kualitas batubara di ROM yang tidak

memenuhi standar (asal-asalan) tulisannya kurang jelas dan sering

hilang tertimbun oleh batubara sehingga berakibat pada kesalahan

dalam penumpukan batubara.

7. Terlalu berdekatannya jarak penumpukan batubara yang high calory

dan low calory yang berakibat pada tercampurnya batubara tersebut.

8. Keberadaan hand picking di ROM yang tidak optimal pekerjaannya

untuk memisahkan batubara dengan material non batubara.

Page 113: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

99

9. Banyaknya debu-debu yang terbawa oleh alat angkut maupun alat muat

yang bekerja di ROM, sehingga debu-debu tersebut menempel dengan

batubara.

10. Tidak terjaganya kebersihan alat yang bekerja di product area sehingga

material pengotor yang terbawa oleh alat berat bercampur dengan

batubara.

11. Tidak adanya keberadaan hand picking pada saat batubara masuk

kedalam hopper cruser sehingga material seperti batu, tanah, dan kayu

ikut masuk kedalam pengolahan.

12. Tidak optimalnya keberadaan petugas coal picker yang duduk di belt

conveyor untuk memisahkan batu-batu yang ikut terbawa dalam proses

pengolahan.

2. Pemecahan Masalah

Kegiatan tahapan-tahapan pengontrolan kualitas batubara (Coal

Quality Control) dan langkah-langkah penanggulangannya adalah sebagai

berikut:

a. Pengontrolan pada Pit Area

1) Pengambilan channel sampling

Sebelum batubara diambil, terlebih dahulu dilakukan

pit/channel sampling oleh petugas PT. Sucofindo sebanyak 3 - 4

orang yang kemudian di dampingi oleh Coal Quality Control

Supervisor PT. Karbindo Abesyapradhi. Dimana channel sampling

ini adalah pengambilan contoh yang diperlukan untuk menentukan

Page 114: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

100

mutu yang terdapat dalam perlapisan batubara yang dapat mewakili

dari keseluruhan lapisan, sehingga didapatkan hasil analisis berupa

cuplikan mutu dari perlapisan batubara.

a) Peralatan yang digunakan

Palu geologi Karung contoh, yang dilapisi

plastik (inner bag)

Linggis Alat tulis lapangan

Meteran Work sheet

Sekop leader Matras

b) Langkah-langkah channel sampling

(1) Bersihkan terlebih dahulu lokasi yang akan di ambil sampling

(2) Amati pola jurus lapisan secara umum dan keseluruhannya

(3) Amati pola jurus perlapisan yang tersingkap dilapangan (strike)

(4) amati pola kemiringan perlapisan yang tersingkap dilapangan

(dip)

(5) Amati pola struktur perlipatan/patahan perlapisan

(6) Ukur dan catat ketebalan lapisan batubara yang tersingkap

dilapangan

(7) Kemudian tentukan titik section tempat pengambilan contoh dan

berikan tanda garis yang memotong tebal perlapisan dengan

salah satu alat kerja.

(8) Bentangkan matras dibawah section yang akan di sampling

(pola vertical). Agar matras dapat menampung jumlah rata-rata

Page 115: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

101

contoh yang akan dipotong dari perlapisan, maka bentangan

matras harus berada dekat lapisan yang akan di ambil

(9) Kemudian ambil seluruh partikel batubara pada tiap perlapisan

dengan mengacu kepada kedalaman dan lebar dari profil

channel sampling. Dengan estimasi ukuran section kedalaman

10 cm x lebar 20 cm.

(10) Lalu siapkan karung yang telah dilapisi plastik (inner bag)

dibagian dalamnya

(11) Berikan label pada karung contoh untuk beri informasi sebagai

berikut:

Nama perusahaan

Nama lokasi

Kode contoh

Tanggal pengambilan contoh

(12) Masukkan seluruh partikel yang terkumpul di atas matras

kedalam karung yang telah disiapkan seperti diatas

(13) Ikat dengan rapat mulut karung lalu beri segel dan identifikasi

pada rekaman segel sesuai dengan catatan nomor segel yang

tersedia, kemudian catat kedalam work sheet.

(14) Lengkapi work shett dan log deskripsi lau bawa ke lab untuk di

analisis

Persyaratan utama dari pengambilan channel sampling adalah

harus tegak lurus dengan arah (strike) yang diambil dari pit.

Page 116: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

102

Dari hasil channel sampling didapatkan bahwa ada 3 kualitas

batubara pada PT. Karbindo Abesyapradhi sesuai dengan letak

perlapisannya yaitu:

Roof letaknya dibagian atas perlapisan batubara

Middle letaknya dibagian tengah perlapisan batubara

Floor letaknya dibagian bawah perlapisan batubara

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 35. Pengambilan Sampel Pada Channel/Pit

Sampling

2) Proses Pengambilan Batubara (coal getting)

a) Hindari pengambilan batubara pada malam hari

b) Pengambilan batubara dimulai pada lapisan paling atas yaitu roof

c) Foreman di lapangan memberikan arahan kepada operator

excavator tentang lapisan batubara yang akan diambil agar tidak

tercampur dengan parting-parting di setiap lapisan batubara.

d) Perlunya operator yang mengerti tentang kualitas perlapisan

batubara dan penambangan secara selectif mining agar

pengambilan batubara tidak tercampur dengan batuan lain

Page 117: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

103

(parting) yang terdapat pada setiap lapisan batubara karena sangat

mempengaruhi terhadap kualitas batubara. Pada PT. Karbindo

Abesyapradhi tiap perlapisannya selalu terdapat parting maka

untuk itu penambangan selektif yang dianjurkan adalah ketika

batubara setebal 50 cm, yang akan diambil adalah setebal 40 cm

saja sedangkan untuk ketebalan batubara 10 cm selanjutnya

diambil bersamaan dengan parting.

Gambar 36. Proses Pengambilan Batubara Per Lapisan

e) Perlunya beberapa petugas coal cleaner di lapangan untuk

memisahkan zat-zat yang dapat tercampur dengan batubara di

lapangan. Seperti batu-batu, kayu, tanah, dll.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 37. Coal Cleaner yang Bekerja di Pit

Page 118: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

104

3) Tahap Pengangkutan

Tahap pengangkutan batubara dari pit menuju ke ROM area

sangat penting agar tidak terjadi kesalahan pada penumpukan

batubara nantinya, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Batubara yang akan diangkut dimuat oleh excavator ke atas dump

truck dengan masing-masing tipe/kualitas agar batubara tidak

tercampur dengan kualitas lain, misal: middle khusus middle saja.

b) Foreman dilapangan memberikan arahan kepada sopir dump truck

tentang jenis batubara yang diangkut.

c) Kemudian foreman melakukan komunikasi dengan petugas di

ROM area bahwa batubara yang diangkut sekarang adalah

kualitas tertentu dan nantinya bisa diarahkan dimana akan

ditumpuk.

d) Lalu petugas lapangan memberi tanda identitas dikaca mobil

tentang jenis batubara yang akan dibawa, Kemudian sopir dump

truck membawa batubara tersebut ke ROM area.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 38. Pemberian Identitas pada dump truck Batubara

Page 119: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

105

e) Kemudian petugas di ROM area mengarahkan dimana batubara

akan ditumpahkan.

b. Pengontrolan dan Penumpukan Pada ROM Area

1) Penumpukan Batubara

Batubara yang diangkut dari pit ditumpuk di ROM area,

dimana untuk menjaga kualitas perlu dilakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Foreman di ROM area menerima informasi melalui komunikasi

dari foreman di pit tentang jenis batubara yang akan di angkut

kedalam dump truck.

b) Foreman di ROM area sudah dilapangan bersama petugas PT.

Sucofindo untuk pengambilan sample.

c) Kemudian foreman di ROM area mengarahkan sopir dump truck

untuk menumpahkan batubara pada tempat yang telah di

tentukan.

d) Lalu petugas PT. Sucofindo mengambil sample batubara dari tiap

tumpahan dump truck yang membawa batubara ke ROM area.

e) Batubara yang berasal dari pit di tumpuk dengan kualitas yang

sama, dimana penumpukan dilakukan per 500 ton dan diberi

identitas berupa papan dengan nama lokasi dan jenisnya. Ini

dilakukan agar batubara tidak bercampur dengan kualitas yang

lain.

Page 120: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

106

f) Pembuatan papan untuk pemberian tanda kualitas batubara

(labeling) harus sesuai standar, misalnya dengan ukuran panjang

dan lebar 30 cm x 20 cm dan mencantumkan jenis, tonase,

tanggal, dll.

g) Kemudian jauhkan jarak antara penumpukan batubara yang high

calory dengan low calory.

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 39. Penumpukan dan Pemberian Identitas Batubara

Di ROM Area

2) Pengambilan Sampel

a) Peralatan dan perlengkapan pengambilan sampel di ROM area

adalah:

Sekop leader

Karung yang telah dilapisi plastik (inner bag)

Alat tulis

b) Cara pengambilan sampel

Sampel di ambil menggunakan sekop leader ± 6 kg

Page 121: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

107

Karung diberi identitas agar tipe yang diambil tidak

bertukar dengan yang lain

Sampel dibawa ke laboratorum setelah batubara tertumpuk

500 ton

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 40. Pengambilan Sampel Batubara di ROM

Area

Pada ROM area di PT. Karbindo Abesyapradhi material yang

sudah lama tertumpuk kira-kira 3 bulan maka akan di cek kembali

sampelnya di laboratorium untuk mengetahui kualitas terbaru dari

batubara tersebut.

3) Pengontrolan Pada ROM area

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pengontrolan

pada ROM area adalah sebagai berikut:

a) Jangan membiarkan adanya genangan air dilokasi ROM area,

karena dapat meningkatkan kadar air (free moisture).

Page 122: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

108

b) Dimana drainase harus dirancang dengan sempurna agar air tidak

masuk kedalam lokasi ROM area sehingga dapat mencegah

luapan air hujan yang sering menggenangi lokasi tersebut. Untuk

itu dibuat parit di sekeliling daerah ROM area agar air mengalir

kesatu arah dan langsung menuju kolam pengendapan.

Gambar 41. Rancangan Drainase pada ROM area

dan

Stockpile Product

c) Debu-debu yang berada pada ROM area maupun yang terbawa

oleh alat angkut harus ditanggulangi dengan melakukan

penyiraman lokasi tersebut secara teratur.

d) Operator yang bekerja di ROM area harus menjaga kebersihan

alat, agar batubara tidak tercampur dengan material-material

pengotor lainnya.

e) Perlunya hand picking untuk memisahkan material-material non

batubara seperti tanah, batu, kayu, dan lain-lain yang tertumpuk di

ROM area sebelum dilakukan pengolahan (processing).

c. Pengontrolan pada Pengolahan Batubara (processing)

Page 123: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

109

1) Tahap Pengolahan

Pada pengolahan batubara dalam menjaga kualitasnya, PT.

Karbindo Abesyapradhi memiliki satu unit alat pengolahan yaitu

crushing plant yang digunakan untuk mereduksi ukuran batubara

menjadi kecil (± 55 mm).

Langkah kerja crushing plant pada PT. Karbindo

Abesyapradhi sebagai berikut:

a) Batubara pada ROM area diangkut oleh loader dan dimuat ke

dalam hopper

b) Akibat pengaruh gravitasi, batubara yang ditampung di dalam

hopper turun secara berlahan-lahan ke bawah dan akan

tertampung pada pengumpan (vibrating grizzly feeder).

c) Vibrating grizzly feeder bekerja maju mundur dan dengan getaran

yang dihasilkan meyebabkan batubara terdorong ke dalam ayakan

atau screen yang bertingkat.

d) Batubara yang berukuran ≤50 mm akan lolos pada ayakan ini dan

langsung jatuh pada belt conveyor, sedangkan batubara yang

bersifat bongkahan atau ukurannya >50 mm akan menggelinding

menuju ruang putaran double roll, pada double roll inilah

batubara dihancurkan dan ukurannya tereduksi menjadi ≤ 50 mm.

e) Batubara hasil peremukan double roll ini akan jatuh pada belt

conveyor yang ada di bawahnya, selanjutnya belt conveyor akan

membawa final product ini ke stockpile.

Page 124: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

110

Jika diperlukan dalam pengolahan batubara juga dilakukan

coal blending, yang harus diperhatikan di lapangan diantaranya

adalah:

a) Mengetahui kualitas yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan

pasar.

b) Mengetahui spesifikasi kualitas batubara pada tiap pit.

c) Mengontrol tonase batubara yang akan diblending dari tiap tipe

dan pit.

d) Menjaga kebersihan pada alat-alat berat yang bekerja pada pit

penambangan, ROM area dan pada stockpile product.

e) Melakukan pemeriksaan hasil coal blending yang telah di

crushing dengan hasil analisis labor.

2) Pengontrolan pada Pengolahan Batubara (processing)

Pada tahap processing batubara banyak proses yang dilalui

sehingga diperlukan cara-cara khusus agar batubara tetap terjaga

kualitasnya.

a) Batubara diangkut oleh loader dan dimasukkan kedalam hopper

cruser diperlukan keberadaan hand picking agar pada saat

pengolahan material-material seperti tanah, batu, kayu, dan lain-

lain tidak terbawa masuk kedalam hopper.

b) Untuk menanggulangi batuan-batuan pengotor yang ikut terbawa

pada saat proses pengolahan, dilakukan pemisahan secara manual

Page 125: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

111

oleh coal picker yang duduk di dekat belt conveyor yang sedang

berjalan.

c) Kebersihan track dan bucket excavator yang digunakan pada

stockpile product harus diperhatikan sebelum beroperasi.

d) Sistem drainase pada lokasi stockpile product harus dirancang

sebaik mungkin untuk menghindari masuknya air kedalam

tumpukan batubara

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 42. Crushing Plant dan Beberapa Petugas Coal Picker

Penumpukan pada stockpile product, jika terdapat beberapa

kualitas batubara maka dilakukan penumpukan pada masing-masing

kualitas dan diberikan tanda (labeling) sehingga mengetahui jenis

dari batubara tersebut.

Page 126: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

112

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari kegiatan Praktek Lapangan Industri yang telah dilaksanakan pada

PT. Karbindo Abesyapradhi (PT. KA) Sungai Tambang Sijunjung, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. KA adalah perusahaan pemegang KP batubara dengan area

konsensinya terletak pada daerah Sungai Tambang, Sijunjung. Sejak tahun

1990 PT. KA melakukan pengembangan usaha penambangan dengan

metode tambang terbuka dan sempat terhenti pada tahun 2002, dan

beroperasi kembali pada tahun 2004 oleh perusahaan kontraktor PT. Abdi

Sarana Nusa (ASN) dan terhenti lagi pada pertengahan tahun 2006,

kemudian akhirnya pada tahun 2007 beroperasi kembali yang

penambangannya dikerjakan oleh kontraktor PT. Pasura Bina Tambang.

2. Dari analisis data yang diperoleh tentang kualitas batubara pada Pit

Middle D, maka diperoleh perbandingan sebagai berikut:

a. Pit/channel sampling (TM = 12,10 %, IM = 5,38 %, ASH = 6,09%,

VM = 40,11 %, FC = 48,42 %, TS = 1,98 %, dan Kalori 6.795

Kkal/Kg).

b. ROM area (TM = 10,88 %, IM = 5,27 %, ASH = 12,63 %, VM =

38,63 %, FC = 43,50 %, TS = 1,95 %, dan Kalori 6.349 Kkal/Kg).

Page 127: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

113

c. Product area (TM = 10,85 %, IM = 5,27 %, ASH = 11,54 %, VM =

38,69 %, FC = 43,50 %, TS = 1,95 %, dan Kalori 6.335 Kkal/Kg).

3. Berdasarkan hasil data perbandingan di atas dapat diketahui bahwa terjadi

penurunan kualitas batubara antara channel sampling dan ROM area serta

pada product area.

4. Langkah-langkah yang sangat penting pada pelaksanaan Quality Control

adalah:

a. Pada pit area dilakukan penambangan secara selektif karena pada PT.

Karbindo Abesyapradhi terdapat tiga perlapisan batubara, yaitu roof,

middle, dan floor dimana disetiap perlapisannya itu banyak pengotor

(parting), sehingga dengan penambangan yang selektif parting yang

terambil dapat di minimalisir sekecil mungkin.

b. Pada ROM area air sangat mempengaruhi terhadap kualitas batubara

sehingga sistem drainase harus dirancang dengan sempurna agar air

tidak masuk kedalam lokasi ROM area kemudian untuk mencegah

luapan air hujan yang sering menggenangi lokasi tersebut.

c. Pada stockpile product kebersihan alat yang bekerja harus diperhatikan

agar batubara tidak tercampur dengan pengotor yang terbawa oleh alat

berat seperti tanah, batu, dan kayu-kayu yang terdapat di lokasi

penumpukan batubara.

Page 128: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

114

Saran

Setelah melakukan Praktek Lapangan Industri di PT. Karbindo

Abesyapradhi (PT. KA) Sungai Tambang, Sijunjung penulis menyarankan:

1. Adanya sistem drainase pada stockpile dan ROM sangat penting, karena

air memiliki pengaruh besar sebagai pembawa tanah, bahan pengotor

batubara yang akan dapat menurunkan kualitas batubara. Untuk itu

diperlukan sistem drainase yang bagus agar kualitas batubara tetap terjaga.

2. Perlunya penambangan secara selektif agar didapatkan mutu dan kualitas

batubara yang lebih baik, untuk itu diperlukan operator yang mengerti

tentang setiap perlapisan batubara.

3. Optimalkan petugas coal cleaner, hand picking, dan coal picker di

lapangan untuk memisahkan batubara dengan material non batubara.

4. Lakukan penyiraman lokasi ROM area dan stockpile product secara teratur

untuk menanggulangi debu-debu yang terbawa oleh aktivitas alat berat di

sekitar ROM area dan stockpile product .

Page 129: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

115

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Data-data Laporan dan Arsip Perusahaan PT. Karbindo Abesyapradhi,

Sungai Tambang : PT. Karbindo Abesyapradhi.

Arsip, Dokumen PT. SUCOFINDO.

Irwandi Arif. Buku Ajar TA-427 Tambang Terbuka. Bandung : ITB. 2000.

Raimon Kopa. Pelaksanaan Proyek Akhir. Padang : Universitas Negeri Padang.

2006.

Muchjidin. Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara. Bandung : ITB. 2006.

Facri Rusma. Batubara. Padang : Universitas Negeri Padang. 2004.

Dios Perkasa. Menghitung Nilai Ekonomis Pemanfaatan Parting Jenis Batu Pasir

Di PT.Karbindo Abesyapradhi Sebagai Salah Satu Upaya

Konservasi Bahan Galian.2011

Page 130: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf
Page 131: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

1

Diagram Alir Kegiatan Quality Control

Quality Control

Pit Area

Channel Sampling

Coal Getting

Coal Cleaner

Pengangkutan Batubara

Pemberian Identitas

ROM Area

Penumpukan Batubara

Pengambilan Sampel

Labelling

Hand Picking

Product Area

Hopper

Crusing Plant

Pengambilan Sample

Coal Picker

Stockpile Product Labelling

Page 132: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

2

Diagram Alir Kegiatan Pengolahan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi

ROM

ROM Hopper

Belt Feeder

Single Deck

Screen

Produk

+ 50 mm

Double Roll

Produk

- 50 mm

Produk

- 50 mm

Belt Conveyor 1

Belt Conveyor 2

Belt Conveyor 3

Belt Conveyor 4

Stockpile Product

Coal Picker

Coal Picker

Page 133: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

3

Page 134: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

4

Page 135: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

5

LOG PROFILE SEAM OF COAL

PT. KARBINDO ABESYAPRADHI Pit/Block : D Drawn By : Elyas Butuk

Code of Porfile/Block - Roof Elevation : 93,06

Roof Coordinate : N 9.905.813,27 Floor Elevation : 93,90

: E 762.024,55 Date : 07 September 2011

Floor Coordinate : N 9.905.790,08 Page : 1 of 4

: E 762.014,83

Depth (m) Litology Vertical position of coal

Thicknes Strike/Dip Description

Coal Parting

0

0.45 0.45 Batubara Keras ( Lapisan atas / Roof )

0.50 Parting / Pengotor

1 0.95

0.55 Batubara Keras ( Lapisan atas / Roof )

1.50

2

0.70 Parting / Pengotor

2.20

3

2.36 Batubara Keras ( Lapisan Tengah / Midle )

4

4.56

5

1.00

Page 136: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

6

5.56

5.81 0.25

6

0.53

6.34

6.49 0.15

7

LOG PROFILE SEAM OF COAL

PT. KARBINDO ABESYAPRADHI Pit/Block : D Drawn By : Elyas Butuk

Code of Porfile/Block - Roof Elevation : 93,06

Roof Coordinate : N 9.905.813,27 Floor Elevation : 93,90

: E 762.024,55 Date : 07 September 2011

Floor Coordinate : N 9.905.790,08 Page : 2 of 4

: E 762.014,83

Depth (m) Litology Vertical position of coal

Thicknes Strike/Dip Description

Coal Parting

1.24

7.73

8

0.34

8.07

0.50

8.57

9 0.68

9.25

9.44 0.19

10

2.23

11

Page 137: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

7

11.67

12 0.50

12.17

13

2.40

14

14.57

0.32

15 14.89

LOG PROFILE SEAM OF COAL

PT. KARBINDO ABESYAPRADHI Pit/Block : D Drawn By : Elyas Butuk

Code of Porfile/Block - Roof Elevation : 93,06

Roof Coordinate : N 9.905.813,27 Floor Elevation : 93,90

: E 762.024,55 Date : 07 September 2011

Floor Coordinate : N 9.905.790,08 Page : 3 of 4

: E 762.014,83

Depth (m) Litology Vertical position of coal

Thicknes Strike/Dip Description

Coal Parting

15

16

2.44

17

17.33

Page 138: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

8

17.53 0.20

18

0.74

18.27

18.54 0.27

0.33

19 18.87

0.75

19.62

20

2.30

21

21.92

22

0.48

22.40

0.30

22.70

23 23.00 0.30

Page 139: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

9

LOG PROFILE SEAM OF COAL

PT. KARBINDO ABESYAPRADHI

Pit/Block : D Drawn By : Elyas Butuk

Code of Porfile/Block - Roof Elevation : 93,06

Roof Coordinate : N 9.905.813,27 Floor Elevation : 93,90

: E 762.024,55 Date : 07 September 2011

Floor Coordinate : N 9.905.790,08 Page : 4 of 4

: E 762.014,83

Depth (m) Litology Vertical position of coal

Thicknes Strike/Dip Description

Coal Parting

23

23.00

0.70

23.70

24

25

26

27

28

29

Page 140: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

10

Page 141: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

11

Certified Management System

DIN EN ISO 9001:2000

Cert.No. 01.100 086042

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171

Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax

.7055644

E-mail : [email protected]

KARTU BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama : Masdian Darma Putra

BP/NIM : 2008 / 00695

Tempat PLI : PT. Karbindo Abesyapradhi

Jadwal PLI : 3 Agustus s/d 17 September 2011

Dosen Pembimbing : Drs. Tamrin Kasim, MT.

No Hari / Tanggal Rekomendasi / Catatan Paraf

1.

2.

3.

4.

5.

11 Agustus 2011

5 Oktober 2011

20 Desember 2011

24 Desember 2011

4 Januari 2012

Acc judul yang akan diambil di

lapangan.

Penyerahan hasil laporan Proyek akhir,

Setelah melakukan Praktek Lapanagan

Industri.

Perbaikan Tata tulis dan melengkapi

data-data yang masih kurang dalam

laporan Proyek Akhir.

Mempelajari pembacaan peta, data-data

yang diberikan oleh perusahaan dan

memahami materi.

ACC untuk ujian pada tanggal 9

Januari 2012

-

-

-

-

-

Padang, 4 Januari 2012

Dosen Pembimbing

Drs.Tamrin Kasim, MT.

NIP. 19530810 198602 1 001

Page 142: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

12

Page 143: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

13

Page 144: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

14

Page 145: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

15

Page 146: Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara.pdf

16