qanun kabupaten aceh tamiang(lima) tahun, terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 yang mengacu...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG
NOMOR 16 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH (RPJM)
KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013 - 2017
QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013-2017
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
BUPATI ACEH TAMIANG,
Menimbang : a. bahwa rencana pembangunan jangka menengah
merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, penyusunannya
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang 2005-2020;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 15 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
rencana pembangunan jangka menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Qanun tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten
Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk keduakalinya dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010-2014;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun
2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
14. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun Aceh (Lembaran Aceh Tahun
2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 38);
15. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Aceh; (Berita Daerah Aceh Tahun 2012 Nomor 121);
16. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 28);
17. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2012-2032 (Lembaran Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 Nomor 14);
18. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2005-2025 (Lembaran
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 Nomor 15 Tambahan Lembaran Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 36);
Dengan Persetujuan Bersama,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TAMIANG
dan
BUPATI ACEH TAMIANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : QANUN TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013-2017.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Tamiang.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten yang terdiri atas Bupati dan Perangkat Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Aceh Tamiang.
4. Wakil Bupati adalah wakil Bupati Aceh Tamiang.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang yang selanjutnya disebut DPRK Aceh Tamiang adalah unsur penyelenggara
Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
6. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya disingkat SKPK
adalah perangkat kabupaten di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang.
7. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
9. Strategi adalah langkah-langkah berisi program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
10. Kebijakan adalah arah dan tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk mencapai tujuan.
11. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
12. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang yang selanjutnya disebut RPJP Kabupaten Aceh Tamiang adalah
dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang Kabupaten Aceh Tamiang untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 yang selanjutnya disebut RPJMK Aceh Tamiang
adalah dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017 yang merupakan penjabaran visi dan misi
Bupati/Wakil Bupati terpilih.
15. Rencana Strategis SKPK Tahun 2013-2017 yang selanjutnya disebut
Renstra SKPK adalah dokumen perencanaan SKPK untuk periode 5 (lima) tahun, terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 yang mengacu kepada RPJMK Aceh Tamiang.
16. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang selanjutnya disebut RKPD Kabupaten Aceh Tamiang adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut
dengan rencana pembangunan tahunan kabupaten.
17. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang
selanjutnya disebut RTRW Kabupaten Aceh Tamiang adalah rencana umum tata ruang yang mengatur struktur dan pola ruang pembangunan daerah.
18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
Pasal 2
(1) RPJMK Aceh Tamiang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Bupati Aceh Tamiang hasil pemilihan Bupati/Wakil Bupati Tahun 2012.
(2) RPJMK Aceh Tamiang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program SKPK, lintas SKPK dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
(3) Penyusunan RPJMK Aceh Tamiang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berpedoman pada RPJP Kabupaten Aceh Tamiang dan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang serta mengacu pada RPJM Nasional dan RPJM Aceh.
Pasal 3
(1) Sistematika RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X PENUTUP
(2) Sistematika RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum secara lengkap dalam Lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Qanun ini.
Pasal 4
RPJMK Aceh Tamiang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berfungsi sebagai :
a. pedoman bagi SKPK dalam menyusun Renstra SKPK; b. pedoman bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyusunan RKPD;
c. acuan bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan;
d. instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten.
Pasal 5
(1) Bupati melaksanakan RPJMK Aceh Tamiang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang.
(2) SKPK melaksanakan program dalam RPJMK Aceh Tamiang yang dituangkan dalam Renstra SKPK.
BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 6
(1) Bupati melalui Bappeda melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang.
(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan sesuai rencana pembangunan yang dilakukan melalui
kegiatan pemantauan dan supervisi.
(3) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan c. evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah.
(4) Tata cara pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 7
Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Aceh Tamiang.
LEMBARAN KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013 NOMOR 16
Ditetapkan di Karang Baru
pada tanggal, 2013 M
1434 H
BUPATI ACEH TAMIANG,
HAMDAN SATI
Diundangkan di Karang Baru
pada tanggal, 2013 M
1434 H
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN ACEH TAMIANG,
RAZUARDI
PENJELASAN ATAS
QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013-2017
I. UMUM
Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Bupati/Wakil Bupati terpilih yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032 dengan memperhatikan RPJM Aceh serta RPJM Nasional.
RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 adalah dokumen perencanaan pembangunan jangka waktu 5 tahun yang memuat gambaran pengelolaan keuangan serta kerangka pendanaan, analisis
isu-isu strategis, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan dan penetapan indikator kinerja
daerah, yang disusun secara partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan mayarakat serta digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (Renstra SKPK), rencana pembangunan tahunan kabupaten (RKPK), penyusunan laporan keterangan
pertanggungjawaban Bupati dan tolak ukur kinerja Kepala Daerah
Selanjutnya untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan sesuai rencana pembangunan, dalam proses penyelenggaraan perencanaan perlu diikuti oleh adanya mekanisme pemantauan kinerja kebijakan, rencana program, dan pembiayaan
secara terpadu bagi penyempurnaan kebijakan perencanaan serta mekanisme koordinasi perencanaan horizontal dan vertikal yang lebih
difokuskan pada komunikasi dan dialog antara Bappeda dengan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan dan saling ketergantungan satu sama lain.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 sangat tergantung dari kesepakatan, kesepahaman
dan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten, DPRK Aceh Tamiang dan masyarakat serta para pemangku kepentingan pembangunan lainnya (stakeholders) di Kabupaten Aceh Tamiang.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas.
Pasal 2 Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) Yang dimaksud dengan bersifat indikatif adalah bahwa
informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana ini, hanya merupakan indikasi yang
hendak dicapai dan tidak kaku.
Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas. Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5 Cukup jelas.
Pasal 6 Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pengendalian pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang dilakukan bertujuan untuk mewujudkan konsistensi
antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, konsistensi antara RPJM dengan
RPJPK dan RTRWK, konsistensi antara RKPK dengan RPJMK, serta kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Supervisi dilakukan melalui kegiatan aktifitas bimbingan,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang
Ayat (3)
Huruf a
Pengendalian kebijakan perencanaan
pembangunan daerah mencakup kebijakan perencanaan strategis SKPK dan RPJMK.
Pengendalian terhadap RPJMK mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator kinerja
daerah, dilakukan melalui pemantauan dan supervisi, mulai dari tahap penyusunan rancangan
awal sampai dengan RPJM ditetapkan dengan Qanun. Selanjutnya hasil pemantauan dan supervisi dimaksud, selanjutnya digunakan untuk
mengevaluasi dan memastikan bahwa perumusan kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah, berpedoman pada RPJP dan RTRWK,
mengacu pada RPJM provinsi dan memperhatikan RTRW kabupaten/kota lainnya.
Huruf b Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
daerah, dilakukan melalui pemantauan dan
supervisi terhadap pelaksanaan RPJMK, agar dapat menjamin program pembangunan jangka menengah telah dipedomani dalam merumuskan
prioritas dan sasaran pembangunan tahunan kabupaten dan indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah daerah telah dijabarkan kedalam rencana program dan kegiatan
prioritas pembangunan tahunan kabupaten. selanjutnya hasil pemantauan dan supervisi
dimaksud digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa program pembangunan dan indikasi rencana program prioritas yang disertai
kebutuhan pendanaan, pembangunan jangka menengah telah dilaksanakan melalui RKPK.
Huruf c
evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah dilakukan melalui penilaian hasil
pelaksanaan RPJMK yang digunakan untuk mengetahui realisasi antara rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan RPJMK
dengan capaian rencana program dan kegiatan prioritas daerah dalam RKPK dan realisasi antara
capaian rencana program dan prioritas yang direncanakan dalam RPJMK dengan prioritas dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah
provinsi. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah kabupaten dapat
dicapai untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang kabupaten.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
2017 merupakan penjabaran visi dan misi Bupati Kabupaten Aceh Tamiang terpilih yang
bersinergi dengan visi dan misi Provinsi Aceh dan visi dan misi Nasional serta hasil evaluasi
terhadap pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2007-2012 dengan tetap memperhatikan dinamika kondisi daerah. Program
prioritas pembangunan dikemas dalam bentuk urusan wajib dan urusan pilihan, serta
mendukung urusan nasional seperti : agama, hukum, fiskal, pertahanan dan keamanan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah sebuah dokumen perencanaan jangka
menengah yang sangat penting bagi proses perencanaan dan penganggaran di tatanan
pemerintahan daerah. Selain memandang sebagai suatu kewajiban, kami juga menyadari
arti penting RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 ini dalam mengarahkan
proses pembangunan daerah. Lebih jauh, RPJM ini menjadi landasan regulasi dalam
pelaksanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure
Framework). Penyusunan RPJM ini dimulai dengan penyusunan Rancangan Awal RPJM
yang dikoordinasi oleh Bappeda. Hasil rancangan awal ini terlebih dahulu dilakukan
diseminasi, kemudian dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) untuk mendapatkan masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan di
wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, yang merupakan bagian dari proses perencanaan
partisipatif. Rancangan Akhir RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 kemudian
dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang dalam proses
penyusunan Qanun .
RPJM merumuskan tantangan serta strategi kebijakan dan target yang akan diambil untuk
menjawab permasalahan dalam 5 tahun ke depan. Dengan demikian, RPJM merupakan
pedoman bagi seluruh komponen baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan secara sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi.Undang-
Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, mengamanatkan reformasi
penganggaran dilakukan melalui penerapan Anggaran Berbasis Kinerja yang pada akhirnya
menghendaki struktur program pembangunan yang berbasiskan pada capaian hasil, yang
menghendaki adanya perumusan permasalahan, sasaran serta arah kebijakan
pembangunan yang sistematis dan terstruktur, yang dimaksudkan untuk memberikan
petunjuk penyusunan dokumen rencana tahunan, sehingga dapat dihasilkan suatu produk
dokumen yang tersusun dengan alur logika yang strategis, konsisten dan koheren.
Sesuai dengan Visi Kabupaten Aceh Tamiang, yaitu “Aceh Tamiang Sejahtera dan Madani
Melalui Peningkatan Prasarana dan Sarana Transportasi”, telah disusun 7 (tujuh) program
prioritas pembangunan sebagai berikut : 1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Pemerintahan 2) Peningkatan Infrastruktur Untuk Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi;
3) Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta
Sanitasi; 4) Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian; 5)
Penanggulangan Kemiskinan; 6) Peningkatan Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko
Bencana; 7) Pelaksanaan Dinul Islam, Sosial dan Budaya.
Terima kasih yang tak terhingga diucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan dokumen RPJM Tahun 2013-2017.
Karang Baru, Agustus 2013
Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang
Drs. T. HAYATUL KAMAL
i
DAFTAR ISI
Halaman SAMBUTAN BUPATI ACEH TAMIANG KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN x BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3. Hubungan Antar Dokumen I-5 1.4. Sistematika Penulisan I-6 1.5. Maksud dan Tujuan I-6 1.5.1. Maksud I-6 1.5.2. Tujuan I-7 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI II-1 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah II-1 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah II-11 2.1.3. Wilayah Rawan Bencana II-12 2.1.4. Demografi II-13 2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT II-15 2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II-15 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial II-19 2.2.3. Seni Budaya dan Olahraga II-30 2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM II-32 2.3.1. Pendidikan II-32 2.3.2. Kesehatan II-47 2.3.3. Lingkungan Hidup II-56 2.3.4. Sarana dan Prasarana Umum II-60 2.3.5. Rasio Tempat Ibadah II-63 2.3.6. Kependudukan dan Catatan Sipil II-63 2.3.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak II-64 2.3.8. Sosial II-68 2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH II-106 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah II-106 2.4.2. Kriminalitas II-107 2.4.3. Perizinan dan Pajak II-108 2.4.4. Sumber Daya Manusia II-110
ii
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN III-1 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU III-2 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) III-2 3.1.2. Neraca Daerah III-6 3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU III-12 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran III-14 3.2.2. Analisis Pembiayaan III-18 3.3. KERANGKA PENDANAAN III-20 3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Prioritas Utama III-25 3.3.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan III-28 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan IV-1 4.2. Infrastruktur IV-2 4.3. Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta Sanitasi IV-2 4.4. Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian IV-4 4.5. Penanggulangan Kemiskinan IV-6 4.6. Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko Bencana IV-6 4.7. Pelaksanaan Dinul Islam, Politik, serta Sosial dan Budaya IV-7 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1 5.1. Visi V-1 5.2. Misi V-2 5.3. Tujuan dan Sasaran V-7 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN VI-1 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII-1 7.1. Program Prioritas Pembangunan Daerah VII-1 BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VIII-1 8.1. Urusan Wajib VIII-1 8.2. Urusan Pilihan VIII-10 8.3. Program Penunjang Organisasi VIII-12 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG IX-1 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAEDAH PELAKSANAAN X-1 BAB XI PENUTUP XI-1
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJM Kabupaten I-6
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang II-2
Gambar 2.2 Peta Kondisi Kelerengan II-3
Gambar 2.3 Peta Ketinggian Wilayah II-3
Gambar 2.4 Kondisi Geologi II-5
Gambar 2.5 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) II-7
Gambar 3.1 Struktur Pendapatan APBK Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 III-3
Gambar 3.2 Struktur Belanja APBK Aceh Tamiang III-26
iv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang – Langsa II-7 Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 II-8 Tabel 2.3 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) Tahun 2002-2011 II-9 Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032 II-10 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2012 II-14 Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Aceh Tamiang II-15 Tabel 2.7 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Aceh Tamiang II-16 Tabel 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2012 II-18 Tabel 2.9 Statistik Kemiskinan Kabupaten Aceh Tamiang II-19 Tabel 2.10 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-19 Tabel 2.11 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang II-20 Tabel 2.12 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 II-21 Tabel 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-22 Tabel 2.14 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-23 Tabel 2.15 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-25
v
Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Tahun 2012 II-26 Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 2012 II-26 Tabel 2.18 Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 II-27 Tabel 2.19 Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2007-2012 II-28 Tabel 2.20 Angka Kematian Ibu Tahun 2007-2012 II-28 Tabel 2.21 Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2007-2011 II-29 Tabel 2.22 Angka Kesakitan Penyakit Menular Tertentu Tahun 2007-2012 II-29 Tabel 2.23 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-31 Tabel 2.24 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011 Menurut Kecamatan II-31 Tabel 2.25 Perkembangan Angka Kelulusan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-32 Tabel 2.26 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007-2012 II-33 Tabel 2.27 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 II-34 Tabel 2.28 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2007-2012 II-35 Tabel 2.29 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 II-35 Tabel 2.30 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-36 Tabel 2.31 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata
Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Kabuapten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012 II-37
vi
Tabel 2.32 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-37 Tabel 2.33 Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang II-38 Tabel 2.34 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-39 Tabel 2.35 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012 II-39
Tabel 2.36 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Tahun 2007- 2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-40 Tabel 2.37 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-40 Tabel 2.38 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012 II-41
Tabel 2.39 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2007-2012 II-41 Tabel 2.40 Ketersediaan Sekolah Tahun 2007-2012 II-42 Tabel 2.41 Fasilitas Pendidikan Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan II-43 Tabel 2.42 Perkembangan Angka Putus Sekolah Tahun 2007-2012 II-44 Tabel 2.43 Angka Putus Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan II-45 Tabel 2.44 Perkembangan Angka Kelulusan Tahun 2007-2012 II-46 Tabel 2.45 Perkembangan Angka Melanjutkan Tahun 2007-2012 II-49 Tabel 2.46 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Tahun 2007-2012 II-47 Tabel 2.47 Rasio Posyandu Terhadap Balita Tahun 2007-2011 II-48
vii
Tabel 2.48 Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-49
Tabel 2.49 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu, Rumah Sakit, Polindes/Poskesdes Tahun 2007-2011 II-50 Tabel 2.50 Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Tahun 2007-2012 II-51 Tabel 2.51 Rasio Tenaga Dokter Umum Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-51 Tabel 2.52 Rasio Tenaga Dokter Umum Menurut Kecamatan
Tahun 2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-52 Tabel 2.53 Rasio Tenaga Bidan Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2007-2012 II-53 Tabel 2.54 Rasio Tenaga Bidan Menurut Kecamatan
Tahun 2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-53
Tabel 2.55 Rasio Tenaga Dokter Umum Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-54
Tabel 2.56 Rasio Tenaga Kesehatan per Satuan Penduduk
Tahun 2008-2012 II-54 Tabel 2.57 Data Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang
Kepada Masyarakat Miskin Bidang Kesehatan II-55 Tabel 2.58 Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang
Sesuai SPM Bidang Kesehatan II-56 Tabel 2.59 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
Tahun 2007-2011 II-56 Tabel 2.60 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
Menurut Kecamatan Tahun 2010-2011 II-57 Tabel 2.61 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses
Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011 II-57
Tabel 2.62 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-58
viii
Tabel 2.63 Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal II-59
Tabel 2.64 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011 II-59 Tabel 2.65 Panjang Jaringan Jalan dan Jembatan
Berdasarkan Kondisi Tahun 2007-2011 II-60 Tabel 2.66 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-60 Tabel 2.67 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2007-2011 II-61 Tabel 2.68 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-61 Tabel 2.69 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi
Tahun 2007-2011 II-62 Tabel 2.70 Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi
Menurut Kecamatan Tahun 2008-2012 II-62 Tabel 2.71 Tabel Rasio Tempat Ibadah Tahun 2008-2012 II-63 Tabel 2.72 Jumlah Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) II-63 Tabel 2.73 Jumlah Cetak Akta Kelahiran Di Kabupaten Aceh Tamiang II-64 Tabel 2.74 Rasio KDRT Tahun 2007-2011 II-65 Tabel 2.75 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-65 Tabel 2.76 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-66 Tabel 2.77 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-67 Tabel 2.78 Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 II-67 Tabel 2.79 Keluarga Sejahtera I Menurut Kecamatan
Tahun 2011-2012 II-68 Tabel 2.80 Jumlah Penduduk Bekerja Berbagai Lapangan Usaha Tahun 2011 II-69
ix
Tabel 2.81 Angka Partisipasi Angkatan Kerja II-69 Tabel 2.82 Persentase Sengketa Antara Pengusaha II-70 Tabel 2.83 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja II-70 Tabel 2.84 Pencari Kerja yang Ditempatkan II-70 Tabel 2.85 Tingkat Pengangguran Terbuka II-70 Tabel 2.86 Persentase Keselamatan dan Perlindungan Terhadap Pekerja II-71 Tabel 2.87 Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah II-71 Tabel 2.88 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-71 Tabel 2.89 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011 Menurut Kecamatan II-72 Tabel 2.90 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya II-72 Tabel 2.91 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya II-73 Tabel 2.92 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
Dilestarikan Kabupaten Aceh Tamiang II-73 Tabel 2.93 Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2007-2011
Kabupaten Aceh Tamiang II-76 Tabel 2.94 Jumlah Lapangan Olahraga Tahun 2011 II-77 Tabel 2. 95 Orkesmas Aktif dan tidak Aktif II-78 Tabel 2.96 Jumlah LSM Aktif Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-78 Tabel 2.97 Kegiatan Pembinaan Ideologi dan Kebangsaan
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-79 Tabel 2.98 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-80
x
Tabel 2.99 Kegiatan Politik, Pemerintahan dan Keamanan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-82 Tabel 2.100 Daftar Partai Politik Yang Menerima Bantuan Keuangan Dari Tahun 2007-2012 II-84 Tabel 2.101 Jumlah PNS Struktural, Fungsional dan Guru Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-86 Tabel 2.102 Jumlah PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-86 Tabel 2.103 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan
Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-86 Tabel 2.104 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan
Struktural/Eselonering Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-87
Tabel 2.105 Jumlah Aparatur yang Mendapatkan Beasiswa
Pendidikan Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun 2007 – 2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-87
Tabel 2.106 Jumlah Aparatur yang Telah Mengikuti Diklat-Diklat
Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-88
Tabel 2.107 Ketersediaan Pangan Utama II-89 Tabel 2.108 Kelompok Binaan PKK Tahun 2007-2011 II-90 Tabel 2.109 Jumlah Perpustakaan Tahun 2007-2011
Kabupaten Aceh Tamiang II-91 Tabel 2.110 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-91 Tabel 2.111 Rekap Buku Keseluruhan Kondisi
Februari 2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-92 Tabel 2.112 Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar II-93 Tabel 2.113 Produksi Padi Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2007-2011 II-94
xi
Tabel 2.114 Jumlah Perpustakaan Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-95
Tabel 2.115 Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan
Terhadap PDRB II-95 Tabel 2.116 Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija)
Terhadap PDRB II-96 Tabel 2.117 Kontribusi Sektor Palawija Terhadap
PDRB Tahun 2007-2011 II-97 Tabel 2.118 Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras)
Terhadap PDRB II-97 Tabel 2.119 Kontribusi Produksi Kelompok Petani Terhadap PDRB II-98 Tabel 2.120 Cakupan Bina Kelompok Petani Menurut Kecamatan
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-99 Tabel 2.121 Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan
Menurut Kecamatan Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-99 Tabel 2.122 Luas Hutan Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Kecamatan II-100 Tabel 2.123 Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-101
Tabel 2.124 Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-101
Tabel 2.125 Kontribusi Sektor Perkebunan Terhadap PDRB
Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Kabupaten Aceh Tamiang II-102 Tabel 2.126 Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-103 Tabel 2.127 Perkembangan Luas Perkebunan Karet Rakyat
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-103 Tabel 2.128 Perkembangan Luas Perkebunan Kakao Rakyat Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-103
xii
Tabel 2.129 Pertambangan Tanpa Ijin II-104 Tabel 2.130 Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB II-105
Tabel 2.131 Produksi Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 II-106
Tabel 2.132 Cakupan Bina Kelompok Nelayan yang Mendapat
Bantuan Kecamatan Tahun 2011 II-106 Tabel 2.133 Angka Konsumsi RT per Kapita
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-106 Tabel 2.134 Persentase Konsumsi RT non-Pangan
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-107 Tabel 2.135 Pengeluaran Konsumsi Makanan per Kapita Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-107 Tabel 2.136 Produktifitas per Sektor Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-108 Tabel 2.137 Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Tamiang II-108 Tabel 2.138 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Tamiang II-108 Tabel 2.139 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi
Daerah yang Mendukung Iklim Investasi Kabupaten Aceh Tamiang II-109
Tabel 2.140 Rasio Ketergantungan II-109 Tabel 2.141 Pengeluaran Konsumsi Makanan per Kapita
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-109 Tabel 2.142 Produktifitas per Sektor Tahun 2007-2011
Kabupaten Aceh Tamiang II-110 Tabel 2.143 Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Tamiang II-110 Tabel 2.144 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Tamiang II-111 Tabel 2.145 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi
Daerah yang Mendukung Iklim Investasi Kabupaten Aceh Tamiang II-111
Tabel 2.146 Rasio Ketergantungan II-114
xiii
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang III-4 Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009-2011 III-9
Tabel 3.3 Rasio Likuiditas Tahun 2009-2011 III-11 Tabel 3.4 Rasio Solvabilitas Tahun 2009-2011 III-12 Tabel 3.5 Persentase Realisasi Pendapatan Asli Daerah III-14 Tabel 3.6 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Aceh Tamiang III-16 Tabel 3.7 Analisa Proporsi Belanja Pemenuhan Aparatur III-17 Tabel 3.8 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2007-2011 III-18 Tabel 3.9 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Aceh Tamiang III-19 Tabel 3.10 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Aceh Tamiang III-20 Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan pada APBK Aceh Tamiang
Tahun 2013-2017 III-22 Tabel 3.12 Proyeksi Belanja pada APBK Aceh Tamiang
Tahun 2013-2017 III-24 Tabel 3.13 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009-2011 III-25 Tabel 3.14 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Aceh Tamiang III-27
Tabel 3.15 Proyeksi tentang Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Untuk Pendanaan Pembangunan Tahun 2013-2017 III-28
Tabel 3.16 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil
Kemampuan Keuangan Daerah III-28
xiv
Tabel 3.17 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah III-31 Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-8 Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017 VI-1 Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Prioritas Pembangunan
Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017 VII-4
BUPATI ACEH TAMIANG
SAMBUTAN
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa RPJM Kabupaten merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Bupati,
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
dan mengacu pada Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2015-
2025 dan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032.
RPJMK merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk kurun waktu 5
tahun, yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Kabupaten (RKPK) Tahunan, Renstra SKPK, KUA-PPAS yang bermuara penyusunan
RAPBK.
Akhirul kalam, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah bersama menyusun dokumen RPJMD Tahun
2013-2017, dan berharap RPJMK ini dapat menjadi acuan pelaksanaan pembangunan bagi
seluruh steakholders sesuai dengan peran dan kewenangan masing-masing dan seluruh
masyarakat dapat membantu dalam implementasi dan pengawasannya.
Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Karang Baru, Agustus 2013
Bupati Aceh Tamiang
H. HAMDAN SATI, ST
BAB I Pendahuluan I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), merupakan satu tahapan
rencana pembangunan yang harus disusun oleh semua tingkatan pemerintahan,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebagaimana juga diamanatkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Untuk menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Sesuai Pasal 76 Permendagri Nomor
54 Tahun 2010, Peraturan Daerah tentang RPJMD provinsi dan Peraturan Daerah
tentang RPJMD Kabupaten/Kota ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah
kepala daerah terpilih. Sehubungan dengan hal ini untuk Kabupaten Aceh Tamiang,
Bupati dan Wakil Bupati periode 2012-2017 dilantik pada tanggal 28 Desember
tahun 2012.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Aceh Tamiang
ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang, dimana RPJMK merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati terpilih yang memuat kebijakan
umum pembangunan daerah, kebijakan umum keuangan daerah, strategi dan
program Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), lintas SKPK, dan program
kewilayahan disertai dengan Rencana Kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
Dokumen ini disusun secara partisipatif dengan melibatkan berbagai
stakeholder seperti Pemerintah, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh
Tamiang, Pemerintah Kabupaten/Kota sekitar, DPRK, Akademisi, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Perwakilan Perempuan, dan Lembaga Swadaya
Masyarakat.
BAB I Pendahuluan I-2
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dalam penyusunan RPJMK Aceh Tamiang beberapa peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan, yaitu sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten,
Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya
dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 17, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
Dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
BAB I Pendahuluan I-3
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
BAB I Pendahuluan I-4
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
BAB I Pendahuluan I-5
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
25. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Aceh; (Berita Daerah Tahun 2012 Nomor
121);
26. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Aceh Tamiang;
(Berita Daerah Tahun 2012 Nomor 121);
27. Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 1 Tahun 2012 tertanggal 7 Maret
2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2012 (Berita Daerah Tahun 2012 Nomor 121);
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang. RPJMK Aceh
Tamiang menjadi dasar penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPK, yang
dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) dan menjadi acuan
dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPK, Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Untuk lebih jelasnya tahapan penyusunan RPJM Kabupaten dapat dilihat
pada Gambar 1.1 berikut ini :
BAB I Pendahuluan I-6
Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJM Kabupaten
1.4. Sistematika Penulisan
Dokumen RPJMK Aceh Tamiang pada BAB I menguraikan tentang Latar
Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar Dokumen, Sistematika
Penulisan, serta Maksud dan Tujuan. BAB II menguraikan tentang Aspek Geografi
dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, serta
Aspek Daya Saing Daerah. BAB III berisi tentang Kinerja Keuangan Masa Lalu,
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, dan Kerangka Pendanaan. BAB IV
menguraikan tentang Permasalahan Pembangunan dan Isu Strategis. BAB V berisi
tentang Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran. Selanjutnya BAB VI berisi tentang Strategi
dan Arah Kebijakan. BAB VII mengandung Kebijakan Umum dan Program
Pembangunan Kabupaten. BAB VIII menjelaskan Indikasi Rencana Program Prioritas
yang disertai Kebutuhan Pendanaan. BAB IX merupakan Penetapan Indikator Kinerja
Daerah. BAB X adalah Pedoman Transisi dan Kaedah Pelaksanaan, sedangkan BAB XI
adalah Penutup.
1.5. Maksud dan Tujuan
1.5.1. Maksud
Maksud penyusunan RPJMK Aceh Tamiang tahun 2013-2017 untuk
merumuskan perencanaan dan penganggaran secara terpadu melalui satu kesatuan
BAB I Pendahuluan I-7
proses yang terintegrasi, konsisten dan mengikat dalam pengambilan keputusan,
penetapan program dan kegiatan pembangunan daerah yang terpadu, serta fokus
dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
1.5.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMK Aceh Tamiang tahun 2013-2017 adalah
menetapkan acuan penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat
Kabupaten, Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten, serta tolok ukur keberhasilan
kepala daerah selama lima tahun.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 1
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Sub bab Aspek Geografi dan Demografi membahas mengenai karakteristik
lokasi dan wilayah, potensial pengembangan wilayah, wilayah rawan bencana dan
demografi.
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Aceh Tamiang merupakan Kabupaten yang termasuk wilayah administrasi
Provinsi Aceh dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002 dengan luas
wilayah 1.957, 02 Km2, dan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan. Peta administrasi
Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana secara
administratif batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi:
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara,
Kabupaten Gayo Lues dan Selat Malaka;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Gayo
Lues;
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Langsa dan Selat Malaka dan Kabupaten
Aceh Timur; dan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten
Langkat Provinsi Sumatera Utara.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 2
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang
2.1.1.2. Topografi
Kabupaten Aceh Tamiang memiliki klasifikasi kelerengan 0-2%, 2-8%, 8-15%,
15-25%, 25-40%, dan >40%. Berdasarkan kelompok kelerengan tersebut, dominan
memiliki kelerengan 2-8% dengan luasan 81.850,65 Ha atau sebesar 37,17% dari
total luas wilayah kabupaten. Kondisi ketinggian Kabupaten Aceh Tamiang secara
keseluruhan berada kurang dari 2.000 diatas permukaan laut (dpl). Peta Kondisi
Kelerengan dan Ketinggian Wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada
Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 3
Gambar 2.2 Peta kondisi Kelerengan
Gambar 2.3 Peta Ketinggian Wilayah
2.1.1.3. Geologi
Kondisi fisik Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar merupakan daerah
dataran rendah dan hanya sebagian kecil yang merupakan daerah berbukit. Dataran
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 4
rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antara
kecamatan cukup beragam berkisar antara 20-700 meter dpl dengan kemiringan
antara 8-25%.
Jenis tanah umumnya terdiri dari tanah Ultisol atau Podsolik Merah Kuning
(PMK) dari batuan yang tanah dasarnya mengandung Granit, Alfisol (Renzina) dari
batuan kapur, Inceptisol atau tanah Latosol dari berbagai jenis bahan geologi yang
beragam dengan tingkat pelapukan sedang. Tanah Aluvial atau Entisol dari bahan
endapan resen atau baru, Tanah Regosol/Entisol dari bahan pasir yang relatif baru,
serta tanah Organosol (tanah gambut) dan dan Gley humus (Hidromorfik Kelabu)
atau Trapaquepts.
Secara geologi, stratigrafi daerah Aceh Tamiang merupakan bagian dari
stratigrafi regional Lembar Langsa. Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini
adalah Formasi Bahorok (Pub) yang berumur Paleozoik. Secara takselaras tertindih
oleh Formasi Batu gamping Kaloi (MPkl). Di atasnya takselaras terdapat Formasi
Batu gamping Tampur (Totl) berumur Oligosen Awal yang ditindih takselaras oleh
Formasi Bruksah (Tob).
Selanjutnya berturut-turut pada Miosen secara selaras di atasnya terdapat
Formasi Bampo (Tmb) dengan anggotanya (Tmbb), Formasi Keutapang (Tuk),
Formasi Seureula (Tps) dan Formasi Julu Rayeu (QTjr). Formasi Idi (Qpi) merupakan
endapan Kuarter tua (Plistosen) menindih takselaras di bawahnya dan terus
berkembang menjadi endapan Alluvial (Qa).
Batuan di Aceh Tamiang dapat dikelompokkan menjadi Aluvium, batuan
Malihan, batuan Sedimen dan Karbonat. Peta Geologi Kabupaten Aceh Tamiang
dapat dilihat pada Gambar 2.4.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 5
Gambar 2.4 Kondisi Geologi
Identifikasi sebaran bahan galian menurut jenis dan keterdapatannya di
dalam formasi dapat ditelusuri dari jenis batuan yang mengandung bahan tambang
atau mineral tertentu, sehingga bahan galian industri yang terdapat di wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang dapat diidentifikasi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:
Bahan galian industri non logam (Batu gamping, Fosfat, Batu lempung dan
Batu lanau, Pasir-Kerikil, dan Batu Kali)
Bahan galian industri logam (Bijih besi)
Bahan galian industri energi (Minyak dan Gas bumi, serta Batubara)
Selain bahan galian industri tersebut di atas, masih terdapat potensi sumber
daya geologi lainnya yaitu:
Potensi sumber daya energi panas bumi
Potensi sumber daya tenaga air
Potensi sumber daya air tanah
Potensi sumber daya geowisata
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 6
2.1.1.4. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kabupaten Aceh Tamiang mulai di bagian hulu terjadi
gerakan air permukaan yang cukup deras, berkurang di bagian tengah dan makin
pelan di bagian hilir. Kondisi demikian menyebabkan bagian hilir (Kecamatan
Seruway, Bendahara, Banda Mulia, dan Manyak Payed) menjadi tempat
pengendapan sedimen yang berasal dari bagian hulu (Kecamatan Tamiang Hulu,
Bandar Pusaka, Tenggulun, dan Sekerak).
Sebelah Timur Laut Kabupaten Aceh Tamiang membentang pantai
sepanjang 54,94 km, dan merupakan tempat bermuaranya Sungai Tamiang. Sungai
Tamiang adalah sungai utama dari dua aliran Sungai Simpang Kiri dan Sungai
Simpang Kanan serta beberapa aliran sungai lainnya. Dimana sungai-sungai di
Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar berhulu di Gayo Lues.
Sungai yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang bila dikelola dengan baik dapat
menjadi sumber utama kehidupan masyarakat untuk menggerakkan sektor
ekonomi dan sosial budaya. Seperti halnya pengairan untuk persawahan dan
perkebunan. Dimana aliran dari sungai-sungai yang ada dapat difungsikan sebagai
irigasi semi teknis dan irigasi sederhana sehingga sebagian besar sawah di
kabupaten ini akan dapat ditanami 3 (tiga) kali setahun.
Berdasarkan Keppres 12 tahun 2012, Wilayah Sungai Tamiang - Langsa dapat
dilihat pada table 2.1, dan Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh
Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.5.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 7
Tabel 2.1
Wilayah Sungai Tamiang – Langsa
Kode WS Wilayah Sungai Daerah Aliran Sungai Kewenangan
Lintas Kabupaten/Kota
01.06.B Tamiang – Langsa DAS dalam wilayah Aceh Tamiang : Manyak Payed; Raja Muda; Putaurukut; Bunin; Simpang Kiri; Genting; Tamiang; Paya Udang; Kemiri; Matang Maku; Sailau; dan Masin.
Pemerintah Aceh
DAS di Wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa : Raya; Bayeuen; Tengku Armiya; Birimpontong; Langsa;
Sumber : Keppres 12 tahun 2012
Gambar 2.5
Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 8
Selanjutnya untuk Cekungan Air Tanah (CAT) yang ada di wilayah Aceh
Tamiang diidentifikasikan hanya ada 1 (satu) CAT, ini berdasarkan acuan kepada
Atlas CAT Indonesia yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
tahun 2009, Yaitu seluas 66.589,18 Ha.
2.1.1.5. Klimatologi
A. Curah Hujan
Kabupaten Aceh Tamiang termasuk ke dalam Iklim Tropis dan berdasarkan
pada klasifikasi Iklim Schmidt – Ferguson termasuk tipe iklim sangat basah (A).
Pencatatan curah hujan 10 tahun berturut-turut, curah hujan bulanan tertinggi
sebesar 140,1 mm/bln dan curah hujan terendah 72,4 mm/bln dan curah hujan
tahunan tertinggi sebesar 1681,1 mm/thn dan terendah 868,21 mm/thn (Tabel2.2).
Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011
Bulan Tahun Rata-
rata 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jan 113,2 137,5 30,2 142,4 118,5 140,8 40 75,9 188,6 81,7 106,88
Feb 23 60,1 37,9 21,1 43,3 56,4 5 6,7 50,0 26,5 33
Mar 64,5 165,7 89,2 137,4 98,8 35,6 122,7 86,5 108,9 252,1 `116,14
Apr 104 86,5 168,9 41,8 51 42,5 61 95,7 146,9 19,9 81,82
Mei 36,2 120,8 225,1 55,7 132 99,2 18,7 146,6 80,9 101,8 101,7
Jun 86 28,7 1,6 43,7 78,9 64,1 3,1 86,7 204,6 50,9 64,83
Jul 21,1 127,5 128,1 66,1 64,2 187,2 150,4 41,9 65,4 84,7 93,66
Ags 12,7 131 15,5 23,3 37,1 94,7 113,8 196,2 103,2 175,7 90,32
Sep 55,1 164,5 142,6 86,5 83,5 53,8 16 50,8 124,6 71 84,84
Okt 134,4 120,1 114,3 171,3 84,6 206,3 73,6 74,6 83,6 244,6 130,74
Nop 116,4 85 79 364 44,9 138,9 402,1 428,1 294,5 237,1 219
Des 101,6 160 166,1 412,8 231,2 285,6 222,1 110,7 229,9 283,3 220,33
JLH 868,2 1387,4 1198,5 1566,1 1068 1405,1 1228,5 1400,4 1681,1 1629,3 1343,26
Rata2 72,4 115,6 99,9 130,51 89 117,1 102,4 116,7 140,1 135,78 111,949
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikul Saleh Lhokseumawe (diolah 2001).
B. Arah dan Kecepatan Angin Hasil pencatatan Kantor Meteorologi dan Geogfisika Malikul Saleh bahwa di
Kabupaten Aceh Tamiang kecepatan angin berkisar antara 3 knots sampai dengan
7,7 knots. Kecepatan terendah pada Tahun 2011 dan tertinggi terjadi pada Tahun
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 9
2006. Arah angin didominasi berasal dari arah Timur Laut (TL), disusul dengan arah
Utara (U), Timur (T) dan Barat Laut (BL) seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) Tahun 2002-2011
Bulan
Tahun
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
A K A K A K A K A K A K A K A K A K A K
Jan T 5,0 T 5,2 TL 6,3 T 5,9 TL 4,6 TL 5,3 T 5,0 TL 6 TL 6 TL 5
Feb TL 3,9 U 5,2 TL 4,6 TL 4,7 TL 5,1 TL 5,0 TL 5,5 TL 5 TL 5 BD 4
Mar TL 3,7 U 4,7 TL 5 TL 4,9 TL 4,6 TL 5,3 TL 5,3 U 7 TL 5 BD 5
Apr U 3,3 U 3,9 TL 5 TL 4,3 BL 4,6 BL 4,9 U 4,9 U 6 U 7 BD 4
Mei TL 3,6 U 3,8 TL 4,6 TL 4,6 U 4,3 TL 5,2 TL 5,2 BL 5 TL 6 BD 5
Jun U 3,6 U 3,9 TL 4,6 TL 4,6 TL 7,7 TG 6,9 U 4,4 TL 6 TL 5 TL 4
Jul U 4,7 U 4,0 TL 4,1 TL 4,0 TL 7,3 TL 4,7 TL 5,2 TL 7 B 5 TL 3
Ags TL 4,5 TL 4,1 TL 4,5 TL 4,6 TL 5,0 N 4,3 TL 3,9 U 7 TL 4 BD 4
Sep TL 5,1 TL 3,6 TL 4,4 BL 4,2 BL 4,9 TL 4,6 TL 4,0 U 5 BD 5 BD 3
Okt U 4,3 TL 4,5 BL 5,3 U 4,1 U 4,4 BL 4,2 U 3,9 U 5 TG 4 TL 3
Nop TL 4,0 TL 4,1 TL 4,7 TL 4,2 TL 4,0 TL 4,2 BL 5,0 TL 6 BD 5 BD 3
Des TL 4,3 TL 5,3 TL 5,5 T 4,5 TL 5,4 T 5,0 TL 4,9 TL 7 TL 5 T 8
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikul Saleh Lhokseumawe (diolah 2011).
2.1.1.6. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tamiang berupa hutan Mangrove,
perkebunan, perkebunan rakyat, permukiman, pertanian lahan kering, sawah,
semak/belukar, sungai, tambak, tanah terbuka/kosong. Berdasarkan
penggunaannya lahan tersebut didominasi oleh hutan seluas 70.588,60 Ha atau
31,86% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang.
Distribusi penggunaan lahan wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi peruntukan
ruang fungsi lindung dan peruntukan ruang fungsi budidaya, yang merupakan
penjabaran rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi serta dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan
daya dukung sumberdaya wilayah.
Pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang didasarkan pada
pertimbangan hasil analisis dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan serta
aspek-aspek kepentingan yang yang ada.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 10
Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032
No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)
I KAWASAN LINDUNG 58.302,76 26,31
1. Hutan Lindung 46.620,11 21,04
2. KAWASAN Perlindungan Setempat 9.762,40 4,41
- RTH Permukiman Perkotaan 752,14 0,34
- Sempadan Pantai 505,04 0,23
- Sempadan Sungai 8.505,22 3,84
3. KAWASAN Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya 1.779,63 0,80
- Suaka Alam Perairan 981,70 0,44
- Taman Nasional Gunung Leuser 797,93 0,36
4. KAWASAN Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
140,62 0,06
- Kawasan Resapan Air 140,62 0,06
II KAWASAN BUDIDAYA 163.313,58 73,69
1. KAWASAN Peruntukan Hutan Produksi 38.484,78 17,37
- HPT 970,54 0,44
- Hutan Produksi 33.305,89 15,03
- Hutan Produksi Konversi 4208,35 1,90
2. KAWASAN Peruntukan Hutan Rakyat 424,93 0,19
3. KAWASAN Peruntukan Industri 596,77 0,26
- Industri Agro 187,46 0,08
- Industri Minapolitan 409.31 0,18
4. KAWASAN Peruntukan Lainnya 1.043,21 0,466
- Kawasan Hankam 28,64 0,01
- Kawasan Pendidikan 13,37 0,006
- Kawasan Perkantoran 86,72 0,04
- Kawasan Transmigrasi 914,48 0,41
5. KAWASAN Peruntukan Perikanan 1.821,90 0,82
6. KAWASAN Peruntukan Permukiman 9.785,85 4,41
- Permukiman Pedesaan 7.335,81 3,31
- Permukiman Perkotaan 2.450,04 1,10
7. KAWASAN Peruntukan Pertanian 111.156,10 50,156
- Holtikultura 116,17 0,05
- Kawasan Peternakan 13,20 0,006
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 11
No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)
- Perkebunan 43.184,66 19,49
- Perkebunan Rakyat 10.441,33 4,71
- Pertanian Lahan Kering 50.618,50 22,84
- LPPB 886,71 0,40
- Sawah Irigasi 4.508,17 2,03
- Sawah Tadah Hujan 1.387,40 0,63
Jumlah 221.616,34 100,00
Sumber: Hasil Analisis dan Pola Ruang RTRW Kab. Aceh Tamiang Tahun 2012-2032
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032
ditetapkan sistem pusat kegiatan yang tersusun atas pusat-pusat kegiatan yang
berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah :
(1) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa
kecamatan. Sebagimana disebutkan di atas penetapan PKL merupakan
kewenangan Provinsi, sehingga berdasarkan RTRW Aceh ditetapkan PKL di
Kabupaten Aceh Tamiang berupa PKL di Kota Kualasimpang-Kota Karang Baru.
Fungsi utama dari PKL Kota Kualasimpang-Karang Baru adalah sebagai pusat
perdagangan, jasa, pelayanan sosial, umum skala kabupaten dan pusat
pemerintahan di Karang Baru.
(2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kota
kecamatan yang mempunyai potensi untuk berfungsi sebagai pusat jasa,
pusat koleksi dan distribusi, dan simpul transportasi dengan skala pelayanan
desa-desa dalam satu kecamatan yang merupakan kota kecil/ibukota
kecamatan. PPK di Kabupaten Aceh Tamiang, meliputi :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 12
a. Sungai Liput di Kecamatan Kejuruan Muda;
b. Pulo Tiga di Kecamatan Tamiang Hulu;
c. Tualang Cut Manyak Payed;
d. Tangsi Lama di Kecamatan Seruway; dan
e. Alur Cucur di Kecamatan Rantau.
(3) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa/kampung. Kawasan yang memiliki kriteria sebagai PPL adalah pusat
mukim yang berada di kawasan perdesaan. Atas dasar tersebut PPL
Kabupaten Aceh Tamiang sebagai berikut :
a. PPL Sekerak Kanan di Kecamatan Sekerak;
b. PPL Medang Ara di Kecamatan Karang Baru;
c. PPL Sungai Iyu di Kecamatan Bendahara;
d. PPL Telaga Meuku di Kecamatan Banda Mulia;
e. PPL Simpang Kiri di Kecamatan Tenggulun; dan
f. PPL Babo di Kecamatan Bandar Pusaka.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Berdasarkan catatan sejarah, Aceh tamiang pernah mengalami bencana
Banjir yang sangat besar tahun 2005. Bencana Banjir mengakibatkan lumpuhnya
perekonomian Selain bencana-bencana berskala besar pernah tercatat dalam
sejarah, Aceh Tamiang juga tidak lepas dari bencana yang terjadi hampir setiap
tahun dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032 , kawasan rawan
bencana yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yaitu :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 13
1. Kawasan rawan bencana banjir seluas 35.094 Ha meliputi : Kecamatan Banda
Mulia seluas 2.163 Ha, Kecamatan Bendahara seluas 5.007 Ha, Kecamatan
Karang Baru seluas 6.308 Ha, Kecamatan Tamiang Hulu seluas 1.483 Ha,
Kecamatan Kejuruan Muda seluas 3.747 Ha, Kecamatan Kota Kualasimpang
seluas 414 Ha, Kecamatan Tenggulun seluas 1.421 Ha, Kecamatan Manyak
Payed seluas 3.134 Ha, Kecamatan Rantau seluas 1.835 Ha, Kecamatan Sekerak
seluas 715 Ha, dan Kecamatan Seruway seluas 8.796 Ha.
2. Kawasan rawan bencana alam geologi berupa gerakan tanah seluas 220.840,89
Ha meliputi; kawasan rawan gerakan tanah tinggi terdapat di kecamatan
Bandar Pusaka, Kecamatan Sekerak, Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan
Tenggulun; kawasan rawan gerakan tanah sedang terdapat di Kecamatan
Bandar Pusaka, Kecamatan Tamiang Hulu dan kecamatan Tenggulun; Kawasan
rawan gerakan tanah rendah terdapat di Kecamatan Manyak Payed,
Kecamatan Bendahara, Kecamatan Banda Mulia , Kecamatan Seruway,
Kecamatan Rantau, Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Sekerak, Kota
Kualasimpang, Kecamatan Kejuruan Muda, Kecamatan Tamiang Hulu,
Kecamatan Tenggulun, dan Kecamatan Bandar Pusaka.
3. Kawasan rawan bencana abrasi tersebar pada bagian hilir kabupaten yang
berada di kawasan pesisir.
2.1.4. Demografi
2.1.4.1 Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012 adalah sebanyak
286.226 jiwa, walaupun pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan.
Selama priode tahun 2007-2012, rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh
Tamiang sebesar 2.32 %. Kecamatan Kota Kualasimpang merupakan Kecamatan
dengan pertumbuhan penduduk tertinggi mencapai 5.14 %, dan Kecamatan
Tenggulun merupakan Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk terendah hanya
sebesar 0.39 %, sedangkan pertumbuhan penduduk kecamatan lainnya seperti
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 14
Kecamatan Manyak Payed sebesar 1.83 %, Kecamatan Bendahara sebesar 1.94 %,
Kecamatan Karang Baru sebesar 2.73 %, Kecamatan Seruway sebesar 1.87 %,
Kecamatan Kejuruan Muda 2.43 %, Kecamatan Tamiang Hulu 2.35 %, Kecamatan
Rantau sebesar 2.52 %, Kecamatan Banda Mulia sebesar 2.59 %, Kecamatan Bandar
Pusaka sebesar 2.82 %, dan Kecamatan Sekerak 1.26 %.
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2012
NO Kecamatan Jumlah Penduduk (Tahun)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Manyak Payed 29.378 28.984 28.928 31.407 31.982
2 Bendahara 19.882 18.307 18.551 21.237 21.488
3 Banda Mulia 11.206 10.607 10.644 12.001 12.167
4 Seruway 24.225 23.553 23.627 26.517 26.963
5 Rantau 32.771 32.878 32.850 36.840 37.118
6 Karang Baru 35.878 35.978 36.226 39.808 40.599
7 Sekerak 6.287 5.769 6.029 6.506 6.608
8 Kota Kualasimpang 24.291 17.989 18.030 21.450 21.117
9 Kejuruan Muda 33.990 31.491 31.763 35.418 36.681
10 Tamiang Hulu 18.742 17.113 17.353 20.217 20.441
11 Tenggulun 16.885 16.184 16.315 18.480 17.780
12 Bandar Pusaka 12.453 11.476 11.598 13.195 13.282
JUMLAH 265.991 250.329 251.914 283.076 286.226
Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tamiang, September, 2012.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-15
2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB
Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir
menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Pada tahun 2008 perekonomian
Kabupaten Aceh Tamiang mengalami peningkatan dari 0,64 persen menjadi 1,51
persen. Selanjutnya pada tahun 2009 terus mengalami peningkatan sebesar 2,14
persen, tahun 2010 sebesar 3,19 persen dan tahun 2011 sebesar 4,74 persen.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah
dalam satu tahun. Sampai dengan tahun 2012 nilai PDRB Aceh Tamiang baik Atas
Dasar Harga Konstan 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2012, nilai PDRB ADHK mencapai Rp. 1.425.112,76 naik
sebesar 5,44 % bila dibandingkan dengan PDRB ADHK tahun 2011. Nilai PDRB ADHB
mencapai Rp. 2.714.814,00 naik sebesar 3,99 % bila dibandingkan dengan PDRB
ADHB tahun 2011.
Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012
Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang
NO Sektor
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) %
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Pertanian 494.251,37 40,37 497.132,70 39,75 502.869,70 38,97 525.672,60 38,89 558.244,99 39,17
2 Pertambangan & Penggalian
152.568,68 12,46 150.200,68 12,01 152.895,91 11,85 160.278,76 11,86 165.623,42 11,62
3 Industri Pengolahan
152.782,28 12,48 156.061,94 12,48 158.705,36 12,30 166.097,93 12,29 175.026,85 12,28
4 Listrik,Gas & Air bersih
3.970,02 0,32 4.050,58 0,32 4.166,89 0,32 4.345,89 0,32 4.574,48 0,32
5 Konstruksi 46.431,13 3,79 47.649,58 3,81 49.934,81 3,87 52.652,16 3,90 55.705,98 3,91
6 Perdagangan, Hotel &Restoran
184.164,79 15,04 191.222,83 15,29 201.471,77 15,61 205.552,76 15,21 210.511,57 14,77
7 Pengangkutan 46.431,13 3,79 47.649,58 3,81 49.934,81 3,87 52.652,16 3,90 55.707,22 3,91
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-16
NO Sektor
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) %
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
& Komunikasi
8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan
19.408,67 1,59 20.125,94 1,61 20.859,20 1,62 21.914,01 1,62 23.333,58 1,64
9 Jasa-jasa 124.304,79 10,15 136.435,65 10,91 149.558,96 11,59 162.352,37 12,01 176.384,67 12,38
PDRB 1.224.312,86 100.00 1.250.529,48 100.00 1.290.397,41 100,00 1.351.518,64 100,00 1.425.112,76 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Tabel 2.7 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Aceh Tamiang
NO Sektor 2008 2009 2010 2011 2012
Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) Hb (%)
Hk (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pertanian 42,38 40,37 43,92 44,65 42,33 43,71 42,22 38,89 41,86 39,17
2 Pertambangan & Penggalian
15,72 12,46 9,83 13,49 10,59 11,85 10,69 11,86 10,60 11,62
3 Industri Pengolahan
9,12 12,48 9,21 14,02 8,63 12,30 8,51 12,29 8,46 12,28
4 Listrik,Gas & Air bersih
0,43 0,32 0,57 0,36 0,67 0,32 0,86 0,32 0,88 0,32
5 Konstruksi 5,59 3,79 7,01 4,28 7,94 3,87 8,06 3,90 8,15 3,91
6 Perdagangan, Hotel & Restoran
14,32 15,04 15,64 17,18 15,47 15,61 14,75 15,21 14,56 14,77
7 Pengangkutan & Komunikasi
3,68 3,79 4,41 4,28 4,78 3,87 4,86 3,90 4,95 3,91
8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan
1,77 1,59 1,93 1,81 1,92 1,62 2,01 1,62 2,17 1,64
9 Jasa-jasa 6,98 10,15 7,46 12,25 7,68 11,59 8,04 12,01 8,37 12,38
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Secara umum peranan sektor ekonomi menurut lapangan usaha dalam
pembentukan nilai tambah PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011 masih
didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 38,43
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-17
persen. Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Tahun
2011 salah satunya disebabkan daerah Kabupaten Aceh Tamiang merupakan
wilayah sentra perkebunan kelapa sawit dan karet. Kontribusi yang diberikan sektor
pertanian bila dibandingkan Tahun 2010 mengalami sedikit penurunan, dimana
pada tahun 2010 sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 38,17 persen
terhadap PDRB.
Sektor yang memberikan sumbangan terbesar kedua adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2011 sektor ini memberikan kontribusinya
dalam pembentukan PDRB sebesar 15,00 persen. Kontribusi ini sedikit menurun
dibandingkan kontribusi tahun 2010 yaitu sebesar 15,48 persen.
Sektor yang memberikan kontribusi terbesar ketiga pada tahun 2011 adalah sektor
pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 11,70 persen. Kontribusi sektor ini
tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 11,75
persen.
Selanjutnya, sektor industri pengolahan non-migas memberikan kontribusi
dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 12,12 persen pada
tahun 2011.Diikuti oleh sektor bangunan yang memberikan kontribusi terbesar
kelima dalam PDRB Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 5,13 persen atau mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,14 persen pada tahun
2010. Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 11,85 persen. Selanjutnya
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memberikan kontribusi sebesar
1,60 persen dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih sebagai pemberi kontribusi
terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2011 yaitu
sebesar 0,32 persen.
2.2.1.2. Pendapatan Perkapita
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita atas harga berlaku
berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per-kepala atau satu orang penduduk.
Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu daerah. PDRB berdasarkan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-18
harga konstan per kapita Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada Tabel 2.16
berikut :
Tabel 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2008-2012
NO Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Nilai PDRB (Rp. Jutaan )
1.224.312,86 1.250.529,48 1.290.397,41 1.351.518,64 1.425.112,76
2 Jumlah Penduduk (jiwa)
250.746 241.734 251.914 257,681 261.125
3 PDRB perkapita (Rp.Jutaan/jiwa)
4,88 5,17 5,12 5,24 5,45
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan.Penduduk miskin
(menurut BPS) adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan dibawah garis kemiskinan.Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran
kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita
per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan,
sandang, pendidikan dan kesehatan.
2.2.1.3. Persentase Penduduk Miskin Dibawah Garis Kemiskinan
Secara umum tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang terus
mengalami penurunan dari 17,98 persen menjadi 17,49 persen pada tahun 2011
dengan jumlah penduduk miskin sebesar 45.295 jiwa. Tingkat kemiskinan di
Kabupaten Aceh Tamiang berada di atas nasional sebesar 12,47% namun masih
berada di bawah tingkat kemiskinan Provinsi Aceh sebesar 17,49% seperti yang
tergambar pada grafik berikut ini.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-19
Tabel 2.9 Statistik Kemiskinan Kabupaten Aceh Tamiang
Uraian 2008 2009 2010 2011
Batas Garis Kemiskinan (Rp.) 240.753 274.295 298.509 322.629
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 50.800 45.300 45.130 45.295
Tingkat Kemiskinan (%) 22,29 19,96 17,98 17,49
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
2.2.2.1. Pendidikan
A. Angka Partisipasi Sekolah
APS adalah jumlah murid kelompok usia sekolah (7-12 tahun, 13-15 tahun
dan 16-18 tahun) yang masih menempuh pendidikan per jumlah penduduk usia
sekolah. Hasil analisis perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) lingkup
Kabupaten Aceh Tamiang jenjang pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun),
dapat dilihat dalam Tabel 2.10 berikut :
Tabel 2.10 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
‘07/’08 ‘08/’09 ‘09/’10 ‘10/’11 ‘11/’12
1 SD/MI
1.1. jumlah murid usia 7-12 thn 30.505 30.447 30.288 30.886 30.307
1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
33,608 33,358 34,117 34.289 33,828
1.3. APS usia 7-12 tahun 98,76 101,27 98,65 100,08 100,33
2 SMP
2.1. jumlah murid usia 13-15 thn 14.323 14.118 13.525 13.927 14.097
2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
16,369 15,879 16,605 16,497 15,669
2.3. APS usia 13-15 tahun 87,50 88,91 81,45 84,42 89,97 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang (2011-2012)
Dari tabel 2.10 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7
sampai dengan 12 tahun di Kabupaten Aceh Tamiang sudah memenuhi standar
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-20
nasional (SPM) yaitu 95 %, mengalami peningkatan dari 98,76 % di tahun 2007
menjadi 100,33 % di tahun 2012. Demikian juga dengan APS 13 sampai dengan 15
tahun dari 87,50 % di tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 89,97 % di tahun
2012, dan APS 13 sampai dengan 15 tahun ini masih dibawah standar nasional yaitu
sebesar 90 %. Sedangkan Angka Partisipasi Sekolah menurut kecamatan pada tahun
2011 disajikan pada Tabel 2.11 berikut.
Tabel 2.11 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011-2012
Menurut Kecamatan
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs
Jumlah
murid
Usia7-
12thn
Jumlah
penduduk
usia 7-
12th
APS
Jumlah
muridusia13-
15thn
Jumlah
penduduk
usia 13-
15th
APS
1 Manyak Payed 3.861 1,603 240,86 1.542 736 209,51
2 Bendahara 2.366 2,414 98,01 924 1.088 84,93
3 Banda Mulia 1.530 1,425 107,37 575 667 86,21
4 Seruway 3.072 4,222 72,76 1.490 1.961 75,98
5 Rantau 4.077 2,562 159,13 1.878 1.220 153,93
6 Karang Baru 4.781 840 569,17 2.318 389 595,89
7 Sekerak 718 2,348 30,58 148 1.035 14,30
8 Kota
Kualasimpang 3.418 3,265 104,69 1.251 1.524 82,09
9 Kejuruan Muda 3.537 4,647 76,11 1.739 2.162 80,43
10 Tamiang Hulu 2.419 2,293 105,49 999 1.073 93,10
11 Tenggulun 2.215 3,913 56,61 744 1.822 40,83
12 Bandar Pusaka 1.946 4,296 45,30 489 1.992 24,55
Jumlah Total 33.940 33,828 100,33 14.097 15.669 89,97
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Dari tabel 2.11 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7
sampai dengan 12 tahun, pada tahun 2011 tertinggi berada pada posisi kecamatan
Kota kualasimpang sebesar 142,70 % dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7 sampai
dengan 12 tahunterendah berada pada kecamatan Kejuruan muda sebesar 63,04 %,
sedangkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13 sampai dengan 15 tahuntertinggi
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-21
juga berada pada kecamatan Kota kualasimpang sebesar 119,35 % dan kecamatan
Bendahara pada urutan terendah Angka sebesar 32,95 %.
B. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Data BPS (2011) menunjukkan bahwa perkembangan angka rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang sampai tahun 2011 tidak terlalu signifikan.
Tahun 2007 angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 8,40
% dan meningkat menjadi 8,85 % pada tahun 2011.
Tabel 2.12 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2007-2011
Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Angka Rata-rata Lama Sekolah ( tahun)
8,40 8,40 8,77 8,78 8,85
Sumber : BPS Provinsi Aceh, 2011
D. Angka Partisipasi Kasar Dan Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah siswa pada
tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga
18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di
tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah
(atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan
tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tersebut. Hasil analisis Angka Partisipasi Kasar tahun 2007-2011
disajikan pada Tabel 2.13 berikut.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-22
Tabel 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Tahun 2007-2012
NO Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12
1 TK/RA
1.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan TK/RA
3.512 4.795 4.528 5.066 5.419
1.2. jumlah penduduk kelompok usia 4-6 tahun
17.018 16.400 16.508 17.274 16.848
1.3. APK TK/RA 20,64 29,24 27,43 29,33 32,16
2 SD/MI
2.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikanSD/MI
36,738 36,603 36,510 36,901 36,289
2.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
33,608 33,358 34,117 34.289 33,828
2.3. APK SD/MI 109,31 109,73 107,01 107,62 107,28
3 SMP/MTs
3.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikanSMP/MTs
14,812 14,719 14,168 14,608 14,788
3.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
16,369 15,879 16,605 16,497 15,669
3.3. APK SMP/MTs 90,49 92,69 85,32 88,55 94,38
2 SMA/MA/SMK
2.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikanSMA/MA/SMK
10,746 10,889 11,089 11,226 11,687
2.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
16,437 15,456 16,675 15.629 13,935
2.3. APK SMA/MA/SMK 65,38 70,45 66,50 71,83 83,87 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Khusus untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terdiri dari Taman
Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK) serta
Raudhatul Atfhal (RA) yang dikelola oleh Kemenag. yang disebut juga dengan
pendidikan pra sekolah. PAUD dari pengelolaannya dibedakan menjadi lembaga
formal dan non formal. Lembaga formal mengelola TK/RA sedangkan TPA dan KB
dikelola oleh lembaga non formal. Jadi Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD hanya
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-23
memperhatikan jenjang TK/RA. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2007/2008
untuk tingkat TK/RA sebesar 20,64 % mengalami kenaikan setiap tahunnya menjadi
32,16 % pada tahun 2011/2012, artinya terjadi peningkatan kesadaran masyarakat
untuk memasukkan anak-anak mereka untuk mengikuti program pra pendidikan.
Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga
18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi
dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM)
adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya
dari jumlah penduduk di usia yang sama.
APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa
atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Hasil analisis angka
partisipasi murni, disajikan dalam Tabel 2.14 berikut :
Tabel 2.14 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Tahun 2007-2011
NO Jenjang
Pendidikan Tahun Ajaran
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
1 SD/MI
1.1.
jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI
30,505 30,477 30,288 30,886 30,307
1.2.
jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
33,608 33,358 34,117 34.289 33,828
1.3. APM SD/MI 90,77 91,36 88,78 90,08 89,59
2 SMP/MTs
2.1.
jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang
10,754 10,725 10,384 10,989 10,676
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-24
NO Jenjang
Pendidikan Tahun Ajaran
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs
2.2.
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
16,369 15,879 16,605 16,497 15,669
2.3. APM SMP/MTs 65,70 67,54 62,54 66,61 68,13
3 SMA/MA/SMK
3.1.
jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK
7,082 7,786 7,744 7,363 7,993
3.2.
jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
16,437 15,456 16,675 15.629 13,935
3.3. APM SMA/MA/SMK
43,09 50,38 46,44 47,11 57,36
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI di Kabupaten Aceh Tamiang
mengalami penurunan dari dari 90,77 % di tahun 2007 menjadi 89,59 % di tahun
2012. Juga dengan APM SMP/MTs dari 65,70 % di tahun 2007 mengalami
penurunan menjadi 68,13 % di tahun 2011, meskipun demikian APM SMA/MA/SMK
mengalami peningkatan dari 43,09 % di tahun 2007 meningkat menjadi 57,36 % di
tahun 2012. Angka Partisipasi Murni menurut kecamatan pada tahun 2012 disajikan
pada Tabel 2.15 berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-25
Tabel 2.15 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan Tahun 2011
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
usia 7-12
th bersekolah
di SD/M
I
penduduk usia 7-12 th
APM
usia 13-15
th bersekolah di SMP/MTs
penduduk usia
13-15 th
APM
usia 16-18
th bersekolah di SMA/MA/ SMK
pendu
duk usia 16-
18th
APM
1 Manyak Payed
3,421 1,603 213.41 1,224 736 166.3
0 845 631
133.91
2 Bendahara 2,210 2,414 91.55 629 1,088 57.81 530 934 56.75
3 Banda Mulia
1,362 1,425 95.58 462 667 69.27 123 610 20.16
4 Seruway 2,790 4,222 66.08 1,137 1,961 57.98 701 1,747 40.13
5 Rantau 3,501 2,562 136.65 1,081 1,220 88.61 894 1,096 81.57
6 Karang Baru
4,206 840 500.71 1,468 389 377.3
8 1,602 352
455.11
7 Sekerak 709 2,348 30.20 124 1,035 11.98 - 880 -
8 Kota Kualasimpang
2,923 3,265 89.53 1,166 1,524 76.51 254 1,352 18.79
9 Kejuruan Muda
3,309 4,647 71.21 1,352 2,162 62.53 1,768 1,940 91.13
10 Tamiang Hulu
2,159 2,293 94.16 906 1,073 84.44 786 978 80.37
11 Tenggulun 1,981 3,913 50.63 676 1,822 37.10 251 1,637 15.33
12 Bandar Pusaka
1,736 4,296 40.41 451 1,992 22.64 239 1,778 13.44
Jumlah 30,30
7 33,828 89.59 10,676 15,669 68.13 7,993 13,935 57.36
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
E. Angka Pendidikan Yang di Tamatkan
APT merupakan persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah
ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.
Menurut pendidikan akhir yang ditamatkan, dominan penduduk Kabupaten Aceh
Tamiang pada tahun 2012 adalah tamat Sekolah Dasar yaitu sebesar 28,19%, dan
hanya 2 (dua) orang yang berhasil sampai kepada jenjang pedidikan S-3. Lebih rinci
jumlah penduduk menurut pendidikan akhir yang ditamatkan pada tahun 2012
disajikan pada Tabel 2.16 berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-26
Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Tahun 2012
NO Pendidikan Akhir Jumlah
Penduduk (Orang)
%
1 2 3 4
1 Belum Sekolah 56.152 19,62
2 Tidak Tamat SD 41.974 14,66
3 TamatSD 80.687 28,19
4 SLTP 45.374 15,85
5 SLTA 51.283 17,92
6 D-II 2.290 0,08
7 D-III 2.776 0,97
8 S-1 5.549 1,94
9 S-2 139 0,05
10 S-3 2 0,00
JUMLAH 286.226 100,00 Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Tabel 2.17
Jumlah Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 2012
NO Ijazah Tertingi Jumlah Penduduk
(jiwa)
1 SD 80.687
2 SMP 45.374
3 SMA 51.283
4 Perguruan Tinggi 10.756
5 Jumlah 188.100
2.2.2.2. KesehatanHidup
Status kesehatan masyarakat Aceh Tamiang dapat digambarkan melalui
beberapa indicator utama yaitu Umur Harapan, Angka Kematian, Status Gizi, Angka
kesakitan, dan Kesehatan Lingkungan.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-27
A. Umur Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup masyarakat Aceh Tamiang tahun 2007 sebesar 68,09
tahun dan mengalami peningkatan padatahun 2011 sebesar 69,00 tahun. Namun
angka ini masih berada di bawah angka Nasional sebesar 72,00 Tahun pada Tahun
2011. Hal ini disebabkan masih tingginya masyarakat menderita penyakit menular
dan tidak menular, disamping itu juga faktor pelayanan kesehatan dan kualitas
lingkungan masih belum baik.
Tabel 2.18 Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2007-2011
Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 Angka Harapan
Hidup 68,09 68,18 68,27 68,37 69,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Aceh, 2011.
B. Angka Kematian
Angka kematian dibutuhkan beberapa Indikator yaitu Angka Kematian Bayi
(AKB) Angka Kematian Balita (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Sedangkan peningkatan kesejahteraan sosial dalam bidang kesehatan
ditunjukkan denganAngka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun
2007 11/1000 Kelahiran Hidup (KH) dan terus mengalami peningkatan kematian
sampai dengan tahun 2012 AKB 16/1000 KH, walaupun angka ini sudah dibawah
AKB Nasional (Tabel 2.26). Target Aksi Pencapaian MDGs (Millennium Development
Goals) Bidang Kesehatan RPJMN Tahun 2010-2014 Kepres no.5/2010 yaitu
menurunnya Angka Kematian Bayi menjadi 24/1.000 kelahiran hidup.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-28
Tabel 2.19
Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2007-2012
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Angka Kematian Bayi/1000 KH 11
11
14
13
13
16
2 Angka kelangsungan hidup bayi
989
989
986
987
987
984
Sumber : Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Tamiang
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007 sampai
dengan 2012 terdapat kenaikan dan penurunan capaian, namun angka capaian ini
belum mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) atau RPJMN Tahun
2010-2014 yaitu menurunnya Angka Kematian Ibu menjadi 118/100.000 kelahiran
hidup. Adapun penyebab langsung kematian ibu di Kabupaten Aceh Tamiang dari
tahun 2007-2012 masih berkisar antara pendarahan, penyakit hipertensi dalam
kehamilan/eklamsi, dan infeksi, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.20 Angka Kematian Ibu Tahun 2007-2012
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Angka Kematian Ibu/100.000 KH
212 286 128 325 226 208
C. Status Gizi
Jika ditinjau dari status gizi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang tahun
2007 sampai dengan Tahun 2012 sudah mencapai target MDGs yaitu sebesar 15 %.
Balita yang menderita gizi buruk berdasarkan indikator BB/ TB walaupun kasus gizi
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-29
buruk tetap mengalami fluktuasi dari tahun 2007 1,24 % dan pada tahun 2008
terjadi penurunan 0,20 % dan pada tahun 2009 terjadi kenaikan 0,91 % begitu juga
dengan tahun 2010 0,27 % terjadi penurunan kembali dan terjadi peningkatan lagi
pada tahun 2012 0,28 % ini memberikan gambaran bahwa perlunya kajian strategis
sehinga pada tahun 2017 angka gizi buruk 0 %.
Tabel 2.21 Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2007-2011
Sumber : Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Tamiang, 2012
D. Angka Kesakitan
Permasalahan kinerja upaya pembangunan kesehatan dapat juga terlihat
dari masih adanya beban penyakit menular tertentu yang terjadi di masyarakat dan
memerlukan perhatian serius antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.22 Angka Kesakitan Penyakit Menular Tertentu
Tahun 2007-2012
No Kondisi Penyakit Menular Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Kasus TB (BTA +) per 100.000 pddk 58,74 83,46 89,88 108,37 122,93 109,01
2 Kasus Malaria (API) per 1.000 pddk 0,75 0,95 0,45 0,48 0,37 0,31
3 Kasus Diare per 1.000 penduduk - 53,84 57,87 51,61 58,45 50,04
4 Kasus Pneumonia per 100 Balita - 1,23 1,02 1,13 2 6,6
5 Prevalensi HIV/AIDS per 100.000 pddk 0,39 0,75 1,2 3,76 3,88 6,01
6 Kasus DBD per 100.000 pddk 13,74 63,63 25,61 93,15 67,52 20,96 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012
Dari Tabel diatas terlihat bahwa angka kesakitan penyakit menular tertentu
tahun 2007–2012 yang menjadi komitmen global melalui MDGs maupun Nasional
seperti TB dan HIV/AIDS menunjukkan kecendrungan peningkatan setiap tahunnya.
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Persentase Balita Gizi Buruk
1,24 0,20 0,91 0,27 0,28 -
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-30
Sedangkan malaria menunjukkan kecendrungan penurunan (API) < 1 atau
0,31/1000), namun demikian kecendrungan ini memerlukan kajian lebih lanjut
karena cakupan pemeriksaan darah penduduk masih berkisar 2 % - 3 %, sedangkan
standar minimal 10 %.
Angka kasus diare dan pneumonia dalam kurun waktu 2007-2012 tergolong
rendah jika dibandingkan dengan perkiraan angka nasional yang mencapai
243/1000 penduduk menderita diare, sedangkan perkiraan angka nasional untuk
pneumonia 10 % dari perkiraan jumlah balita. Hal ini mengindikasikan perlunya
upaya penjaringan yang lebih optimal.
Kasus DBD di Aceh Tamiang dalam kurun waktu 2007-2012 berfluktuasi
setiap tahunnya dengan kejadian tertinggi ditahun 2010 dan terendah pada tahun
2012. Begitu juga dengan penyakit-penyakit tidak menular masih belum terukur
beban masalahnya secara baik, namun hasil laporan kasus penyakit 10 besar yang
berasal dari layanan Puskesmas, menunjukkan bahwa kasus hipertensi dan diabetes
mellitus tergolong tinggi.
2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga
Gedung Kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Aceh Tamiang berjumlah 1
(satu) buah terletak di Komplek Stadion Karang Baru. Gedung ini diperoleh dari
dana Otonomi Khusus Tahun 2010. Namun gedung tersebut belum bisa
dimanfaatkan karena belum dilengkapi fasilitas yang memadai seperti instalasi air
minum (PDAM), listrik, dan membutuhkan pematangan lahan halaman gedung yang
masih tidak rata permukaannya dan belum memiliki akses jalan masuk.
Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang
dapat dilihat pada tabel 2.23 dan 2.24 berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-31
Tabel 2.23 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2012
Kabupaten Aceh Tamiang
No Capaian Pembangunan Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
1 Jumlah Grup Kesenian per 10.000. Penduduk
17 18 35 35 35 37
2 Jumlah Gedung Kesenian - - - 1 1 1
3 Jumlah Klub Olah Raga per 10.000. Penduduk
- - - 21,11 21,07 -
4 Jumlah Gedung Olahraga -
-
-
-
-
-
Sumber : Disbudparpora, 2012
Tabel 2.24 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011
Menurut Kecamatan
No Nama Kecamatan
Jumlah Grup Kesenian per
10.000. Penduduk
Jumlah Gedung
Kesenian
Jumlah Klub Olah Raga per
10.000. Penduduk
Jumlah Gedung Olah Raga per
10.000. Penduduk
1 Kec. Manyak Payed 2 - 23 -
2 Kec.Bendahara 4 - 3 -
3 Kec. Banda Mulia 2 - 4 -
4 Kec.Seruway 7 1 3 -
5 Kec. Rantau 2 - 22 -
6 Kec. Karang Baru 5 1 13 -
7 Kec. Sekerak 3 - 30 -
8 Kec. KotaKualasimpang 3 - 11 -
9 Kec. Kejuruan Muda 1 - 19 -
10 Kec. Tamiang Hulu 3 - 27 -
11 Kec. Tenggulun 2 - 17 -
12 Kec. Bandar Pusaka 2 - 28 -
Sumber : Disbudparpora, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-32
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1. Pendidikan
Penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan telah banyak
dilakukan perbaikan baik dalam peningkatan kualitas maupun dalam peningkatan
prasarana dan sarana. Pencapaian bidang pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang
salah satunya ditunjukan dengan tingkat kelulusan siswa yang semakin baik. Angka
kelulusan siswa tingkat SD di Kabupaten Aceh Tamiang tahun ajaran 2008 sebesar
98,38 % menurun pada tahun 2009 sebesar 94,37 %, dan meningkat lagi tahun
2010 sebesar 95,59 % dan terus meningkat tahun 2011 sebesar 99,84 dan pada
tahun 2012 mencapai 100 %. Persentase kelulusan siswa tingkat SMP meningkat
dari 3 8 , 3 % pada tahun 2008, menjadi 91,03 % pada tahun 2009 dan 98,13 persen
pada tahun 2012. Persentase kelulusan siswa yang meningkat cukup tajam adalah
angka kelulusan tingkat SMA, yaitu dari 31,02 % pada tahun 2008 menjadi sebesar
99,39 % pada tahun 2012.
Tabel 2.25
Perkembangan Angka Kelulusan Tahun 2007-2012
Tahun Ajaran NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12
1 SD/MI
1.1 Jumlah siswa lulus UN 5.250 4.981 5.023 5.570 5.807
1.2 Jumlah siswa ikut UN 5.312 5.278 5.255 5.579 5.807
1.3 Rasio 98,38 94,37 95,59 99,84 100,00
2 SMP/MTs
2.1 Jumlah siswa lulus UN 1.639 3.939 4.307 4.466 4.417
2.2 Jumlah siswa ikut UN 4.265 4.316 4.550 4.620 4.051
2.3 Rasio 38,43 91,03 94,66 96,67 98,13
3 SMA/MA/SMK
3.1 Jumlah siswa lulus UN 1.019 2.704 3.351 3.067 3.284
3.2 Jumlah siswa ikut UN 3.266 3.313 3.469 3.177 3.304
3.3 Rasio 31,2 81,62 96,6 96,54 99,39
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang 2012
Tabel 2.25 di atas menunjukkan Angka Kelulusan setiap jenjang pendidikan
mulai dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari tahun 2007-2008 mengalami
peningkatan setiap tahun sampai dengan tahun 2011-2012.
APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk
usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-33
terutama usia sekolah. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti
pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang
mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah
murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah.
Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk
usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta
peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak
berubah atau malah semakin rendah.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI masing-masing kecamatan di
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 cukup variatif, bahkan terdapat Angka
Pertisipasi Sekolah SD/MI dan SMP/MTs yang diatas 100 % pada beberapa
kecamatan ini terjadi karena murid yang bersekolah di kecamatan tersebut berasal
dari luar kecamatan. Sedangkan di Kecamatan Sekerak Angka Partisipasi Sekolah
pada posisi terendah menunjukkan bahwa tidak ada penduduk usia 7-12 tahun yang
bersekolah di kecamatan tersebut, atau di Kecamatan Sekerak masih kekurangan
sekolah setingkat SD/MI dan SMP/MTs. Hasil analisis rasio ketersediaan sekolah per
10.000 penduduk usia sekolah se-Kabupaten Aceh Tamiang, disajikan dalam tabel
2.26 sebagai berikut :
Tabel 2.26 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12
1 SD/MI
1.1. Jumlah gedung sekolah 178 178 179 179 179
1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
33,608 33,358 34,117 34.289 33,828
1.3. Rasio 52,96 53,36 52,47 52,20 52,91
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah gedung sekolah 67 67 69 71 73
2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
16,369 15,879 16,605 16,497 15,669
2.3. Rasio 40,93 42,19 41,55 43,04 46,59
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-34
Dari tabel 2.26 di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah pada
kabupaten Aceh Tamiang pada jenjang SD/MI sudah terpenuhi (52,91 sekolah per
10.000 penduduk) namun pada titik tertentu masih dibutuhkan sekolah untuk
melayani penduduk yang penyebaran tidak merata, hal itu dapat dilakukan dengan
membuka kelas jauh (filial). Ketersediaan sekolah pada jenjang SMP/MTs masih
belum mencukupi (46,59 sekolah per 10.000 penduduk), hal ini mengindikasikan
perlunya pembangunan sekolah baru untuk memenuhi kebutuhan penduduk di
Kabupaten Aceh Tamiang pada beberapa lokasi.
Tabel 2.27 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan
NO KECAMATAN
SD/MI SMP/MTs
Jumlah gedung sekolah
jumlah penduduk
usia 7-12 th Rasio
Jumlah gedung sekolah
jumlah penduduk
usia 13-15 th Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7)
1 Manyak Payed 20 1.603 124,77 7 736 95,11
2 Bendahara 17 2.414 70,42 5 1.088 45,96
3 Banda Mulia 9 1.425 63,16 3 667 44,98
4 Seruway 18 4.222 42,63 7 1.961 35,70
5 Rantau 17 2.562 66,35 7 122 573,77
6 Karang Baru 26 840 309,52 7 389 179,95
7 Sekerak 7 2.348 29,81 2 1.035 19,32
8 Kota Kualasimpang 11 3.265 33,69 6 1.524 39,37
9 Kejuruan Muda 17 4.647 36,58 11 2.162 50,88
10 Tamiang Hulu 12 2.293 52,33 7 1.073 65,24
11 Tenggulun 10 3.913 25,56 4 1.822 21,95
12 Bandar Pusaka 15 4.296 34,92 7 1.992 35,14
Jumlah Total 179 33.828 52,91 73 15.669 46,59
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang
Dari tabel 2.27 di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah jenjang
SD/MI di Kecamatan Kejuruan Muda dan Seruway masih perlu dibangun sekolah
atau mungkin dapat dilakukan dengan membuka kelas jauh (filial). Akan tetapi pada
jenjang SMP/MTs masih dibutuhkan pembangunan sekolah untuk memenuhi
kebutuhan penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang.
Hasil analisis rasio jumlah guru/murid se-Kabupaten Aceh Tamiang disajikan
dalam Tabel 2.28 berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-35
Tabel 2.28 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru - 2.170 2.267 2.406 2.425
1.2. Jumlah Murid 36.738 36.603 36.510 36.901 36.289
1.3. Rasio - 5,93 6,21 6,52 6,68
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru - 1.308 2.326 1.365 1.435
2.2. Jumlah Murid 14.812 14.719 14.618 14.608 14.788
2.3. Rasio - 8,89 15,91 9,34 9,70
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Dari tabel 2.28 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru yang ada baik pada
jenjang SD/MI dan SMP/MTs sudah mencukupi, tetapi pada beberapa bidang studi
masih terjadi kekurangan guru mata pelajaran, selain itu juga perlu dilakukan
distribusi atau penyebaran guru tidak merata pada semua sekolah hal ini dapat di
atasi dengan memperbaiki penyebaran guru kesekolah-sekolah.
Tabel 2.29
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan
NO KECAMATAN
SD/MI SMP/MTs
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7)
1 Manyak Payed 295 4.077 7,24 182 1.723 10,56
2 Bendahara 222 2.699 8,23 88 918 9,59
3 Banda Mulia 122 1.616 7,55 62 644 9,63
4 Seruway 208 3.399 6,12 132 1.467 9,00
5 Rantau 255 4.188 6,09 153 1.695 9,03
6 Karang Baru 372 5.100 7,29 198 2.098 9,44
7 Sekerak 74 842 8,79 27 139 19,42
8 Kota Kualasimpang 204 3.486 5,85 158 1.682 9,39
9 Kejuruan Muda 241 3.999 6,03 175 1.599 10,94
10 Tamiang Hulu 154 2.570 5,99 119 1.202 9,90
11 Tenggulun 121 2.361 5,12 58 928 6,25
12 Bandar Pusaka 157 1.952 8,04 83 693 11,98
Jumlah Total 2.425 36.289 6,68 1.435 14.788 9,70
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel 2.29 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru pada jenjang SD/MI
dan SMP/MTs bervariasi pada setiap kecamatan, ada sebagian kecamatan yang
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-36
gurunya berlebih sehingga dikecamatan lainnya kekurangan guru, bahkan pada
kecamatan tertentu juga pemerataan guru belum sesuai dengan standar.
Tabel 2.30 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru - 2.170 2.267 2.406 2.425
1.2. Jumlah Kelas - 1.161 1.127 1.197 1.224
1.3. Jumlah Murid 36.738 36.603 36.510 36.901 36.289
1.4. Rasio 0,0511 0,0551 0,0545 0,0546
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru - 1.308 2.326 1.365 1.435
2.2. Jumlah Kelas - 493 535 568 543
2.3. Jumlah Murid 14.812 14.719 14.618 14.608 14.788
2.4. Rasio - 0,1803 0,2974 0,1645 0,1787
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel 2.30 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru pada jenjang SD/MI
pada setiap tahun terus meningkat dari 0,0511 % pada tahun 2008 menjadi 0,0546
% pada tahun 2012, sementara itu kenaikan jumlah siswa pertahun bervariasi, pada
tahun 2008 sebesar 36.603 siswa dan pada tahun 2012 sebesar 36.289 siswa yang
akhirnya rasio guru dan siswa sebesar 0,0546 %. Sedangkan pada jenjang SMP/MTs
setiap tahun guru terus meningkat dari 0,1803 % pada tahun 2008menjadi 0,1778
% pada tahun 2012, sementara itu kenaikan jumlah siswa pertahun berpariasi, pada
tahun 2008 sebesar 14.719 siswa dan pada tahun 2012 sebesar 14.788 siswa yang
akhirnya rasio guru dan siswa sebesar 0.1778 %.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-37
Tabel 2.31 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Dasar
Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012
NO KECAMATAN
SD/MI SMP/MTs
Jumlah Guru
Jumlah Kelas
Jumlah Murid
Rasio Jumlah Guru
Jumlah Kelas
Jumlah Murid
Rasio
1 Manyak Payed 295 128 4.077 0,5653 182 68 1.723 1,5534
2 Bendahara 222 111 2.699 0,7410 88 34 918 2,8194
3 Banda Mulia 122 57 1.616 1,3245 62 26 644 3,7028
4 Seruway 208 118 3.399 0,5186 132 60 1.467 1,4997
5 Rantau 255 122 4.188 0,4991 153 59 1.695 1,5299
6 Karang Baru 372 181 5.100 0,4030 198 73 2.098 1,2928
7 Sekerak 74 49 842 1,7936 27 7 139 27,7492
8 Kota Kualasimpang 204 96 3.486 0,6096 158 50 1.682 1,8787
9 Kejuruan Muda 241 116 3.999 0,5195 175 66 1.599 1,6582
10 Tamiang Hulu 154 78 2.570 0,7682 119 37 1.202 2,6757
11 Tenggulun 121 68 2.361 0,7537 58 24 928 2,6042
12 Bandar Pusaka 157 100 1.952 0,8043 83 39 693 3,0710
Jumlah Total 2.425 1.224 36.289 0,0546 1.435 543 14.788 0,1787
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel 2.31 di atas, pada jenjang SD/MI dapat dilihat bahwa jumlah guru
pada setiap kecamatan terjadi perbedaan yang signifikan hal ini dapat terlihat pada
daerah perkotaan dengan daerah pedalaman dengan total guru demikian juga pada
jumlah kelas yang akhir jumlahnya 1.224 termasuk jumlah murid 36.289 siswa
sedangkan rasio guru, kelas dan murid 0.0546. Sedangkan pada jenjang SMP/MTs
dapat dilihat bahwa jumlah guru pada setiap kecamatan terjadi perbedaan yang
signifikan hal ini dapat terlihat pada daerah perkotaan dengan daerah pedalaman
dengan total guru demikian juga pada jumlah kelas yang akhir jumlahnya 543
termasuk jumlah murid 14.788 siswasedangkan rasio guru, kelas dan murid 0.1787.
Tabel 2.32
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2007-2012 Jenjang Pendidikan Menengah
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 Usia 16 – 18 tahun
1.1. Jumlah muridusia 16-18tahun 8.455 8.476 8.548 8.218 8.472
1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
16,437 15,456 16,675 15.629 13,935
1.3. APS Usia 16 – 18 tahun 51,44 54,84 51,26 52,58 60,80
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-38
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel 2.32 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS)
16 sampai dengan 18 tahun di Kabupaten Aceh Tamiang terus mengalami
peningkatan dari 51,44 % di tahun 2007 menjadi 60,80 % di tahun 2012.
Tabel 2.33 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan
NO Kecamatan
Usia 16–18 tahun
Jumlah murid Usia 16-18 thn
Jumlah penduduk usia 16-18 th
APS
1 Manyak Payed 904 631 143,26
2 Bendahara 663 934 70,99
3 Banda Mulia 137 610 22,46
4 Seruway 749 1.747 42,87
5 Rantau 932 1.096 85,04
6 Karang Baru 1.657 352 470,74
7 Sekerak 6 880 0,68
8 Kota Kualasimpang 275 1.352 20,34
9 Kejuruan Muda 1.787 1.940 92,11
10 Tamiang Hulu 822 978 84,05
11 Tenggulun 269 1.637 16,43
12 Bandar Pusaka 271 1.778 15,24
Jumlah Total 8.472 13.935 60,80
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel 2.33 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS)
16 sampai dengan 18 tahunpada tahun 2007 tertinggi berada pada possisi
kecamatan Karang Baru sebesar 470,74 % dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16
sampai dengan 18 tahunterendah berada pada kecamatan sekerak sebesar 0,68 %.
Hal ini terjadi karena banyak siswa dari luar kecamatan bersekolah di Karang Baru
sehingga APS lebih dari 100 %, sedangkan siswa jenjang SMA/MA/SMK yang tinggal
di Kecamatan Sekerak semuanya bersekolah di luar kecamatan.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-39
Tabel 2.34 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SMA/MA/SMK
1.1. Jumlah gedung sekolah 36 36 38 38 38
1.2. Jumlahpendudukkelompokusia16-18 tahun
16,437 15,456 16,675 15.629 13,935
1.3. Rasio 21,90 23,29 22,79 24,31 27,27
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel 2.34 di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah jenjang
SMA/MA/SMK di Kabupaten Aceh Tamiang belum mencukupi (27,27 sekolah per
10.000 penduduk) hal ini mengindikasikan perlunya pembangunan sekolah untuk
memenuhi kebutuhan penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang terutama di beberapa
kecamatan yang padat penduduk.
Tabel 2.35 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
menurut Kecamatan Tahun 2011-2012
NO KECAMATAN
SMA/MA/SMK
Jumlah gedung sekolah
Jumlah penduduk usia 16-18 th
Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Manyak Payed 3 631 47,54
2 Bendahara 3 934 32,12
3 Banda Mulia 1 610 16,39
4 Seruway 3 1,747 17,17
5 Rantau 4 1,096 36,50
6 Karang Baru 6 352 170,45
7 Sekerak - 880 0
8 Kota Kualasimpang 2 1,352 14,79
9 Kejuruan Muda 9 1,940 463,92
10 Tamiang Hulu 3 978 30,67
11 Tenggulun 1 1,637 6,11
12 Bandar Pusaka 3 1,778 16,87
Jumlah Total 38 13,935 27,27
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang
Ketersediaan sekolah jenjang SMA/MA/SMK di setiap kecamatan di
Kabupaten Aceh Tamiang belum mencukupi (27,27 sekolah per 10.000 penduduk)
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-40
terutama di kecamatan Rantau, Tenggulun, Sekerak, Banda Mulia), hal ini
mengindikasikan perlunya pembangunan sekolah untuk memenuhi kebutuhan
penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang terutama di beberapa kecamatan yang
padat penduduk.
Tabel 2.36 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SMA/MA/SMK
1.1. Jumlah Guru - 952 1.051 1.152 1.159
1.2. Jumlah Murid 10.746 10.889 11.089 11.226 11.687
1.3. Rasio - 8,74 9,48 10,26 9,92
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Tabel 2.36 di atas menunjukkan bahwa rasio guru pada jenjang
SMA/MA/SMK mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 8,74 % menjadi 9,92
% pada tahun 2011. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah guru SMA/MA/SMK
di Kabupaten Aceh Tamiang sudah berlebih, tetapi data guru yang digunakan
mencakup guru PNS, Guru Kontrak dan Guru Bakti. Kekurang guru SMA/MA/SMK
masih terjadi pada mata pelajaran tertentu, sehingga masih dibutuhkan
penerimaan CPNS.
Tabel 2.37
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah Menurut Kecamatan
NO KECAMATAN SMA/MA/SMK
JumlahGuru JumlahMurid Rasio
(1) (2) (6) (7) (8=6/7)
1 Manyak Payed 88 1.163 7,57
2 Bendahara 93 977 9,52
3 Banda Mulia 29 247 11,74
4 Seruway 82 1.007 8,14
5 Rantau 127 1.695 7,49
6 Karang Baru 305 2.440 12,50
7 Sekerak - - -
8 Kota Kualasimpang 44 342 12,87
9 Kejuruan Muda 237 2.286 10,37
10 Tamiang Hulu 75 916 8,19
11 Tenggulun 22 320 6,88
12 Bandar Pusaka 57 294 19,39
Jumlah Total 1.159 11.687 9,92
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-41
Rasio guru per murid per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.37 di atas,
pada kecamatan tertentu seperti Kota Kualasimpang, Karang Baru, Banda Mulia,
dan Bandar Pusaka memiliki kelebihan guru yang cukup signifikan, sedangkan
Rantau dan Manyak Payed memiliki rasio guru per murid yang rendah.
Tabel 2.38 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Menengah
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SMA/MA/SMK
1.1. Jumlah Guru - 952 1.051 1.152 1.159
1.2. Jumlah Kelas 254 302 309 360
1.3. Jumlah Murid 10.746 10.889 11.089 11.226 11.687
1.4. Rasio 0,3442 0,3138 0,3321 0,2755
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Rasio guru per murid per kelas pada jenjang SMA/MA/SMK dapat dilihat
pada tabel 2.38 di atas, terjadi peningkatan yang signifikan, yaitu pada pada tahun
2008 jumlah 952 siswa dan pada tahun 2012 jumlah 1.159 siswa, demikian juga
kelas, pada tahun 2008 jumlah 254 kelas dan pada tahun 2012 jumlah 360 kelas
sedangkan murid pada tahun 2007 berjumlah 10.746 murid dan pada tahun 2012
berjumalah 11.687 murid. Sehingga rasio pada tahun 2008, pada posisi 0,3442
menjadi 0,2755 pada tahun 2012.
Tabel 2.39 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang
Pendidikan Menengah Menurut Kecamatan
NO KECAMATAN
SMA/MA/SMK
Jumlah Guru
Jumlah Kelas
Jumlah Murid
Rasio
1 Manyak Payed 88 32 1.163 2,3646
2 Bendahara 93 23 977 4,1387
3 Banda Mulia 29 8 247 14,6761
4 Seruway 82 33 1.007 2,4676
5 Rantau 127 46 1.695 1,6288
6 Karang Baru 305 78 2.440 1,6026
7 Sekerak - - - -
8 Kota Kualasimpang 44 14 342 9,1896
9 Kejuruan Muda 237 83 2.286 1,2491
10 Tamiang Hulu 75 30 916 2,7293
11 Tenggulun 22 7 320 9,8214
12 Bandar Pusaka 57 6 294 32,3129
Jumlah Total 1.159 360 11.687 0,2755
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-42
Rasio guru per murid per kelas pada jenjang SMA/MA/SMK per kecamatan
dapat dilihat pada tabel 2.39 di atas, pada kecamatan tertentu, seperti kecamatan
Karang Baru, Rantau dan Kejuruan Muda sangat berlebihan sedangkan pada
Kecamatan Tenggulun dan Bandar Pusaka memiliki rasio guru per murid yang
rendah. Walaupun pada rasio murid memang tidak mengkawatirkan, jika dilihat
pada mata pelajaran sangat kekurangan sekali, terutama pada mata pelajaran
tertentu.
Tabel 2.40
Ketersediaan sekolah Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI
1.1. Jumlah sekolah kondisi baik 144 128 135 174 141
1.2. Jumlah sekolah seluruhnya 178 178 179 179 179
1.3. Rasio 80.90 71.91 75.42 97.21 78.77
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah sekolah kondisi baik 52 52 69 71 53
2.2. Jumlah sekolah seluruhnya 67 67 69 71 73
2.3. Rasio 77.61 77.61 100.00 100.00 72,60
3 SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah sekolah kondisi baik 23 23 38 38 38
3.2. Jumlah sekolah seluruhnya 36 36 38 38 38
3.3. Rasio 63.89 63.89 100.00 100.00 100.00
3.3. Rasio 63.89 63.89 100.00 100.00 100.00
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-43
Tabel 2.41 Fasilitas Pendidikan Tahun 2011-2012
Menurut kecamatan
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
Jumlah sekolah kondisi
baik
Jumlah sekolah
seluruhnya Rasio
Jumlah sekolah kondisi
baik
Jumlah sekolah seluruh
nya
Rasio
Jumlah sekolah kondisi
baik
Jumlah sekolah seluruh
nya
Rasio
1 Manyak Payed 17 20 85.00 6 7 85.71 3 3 100,00
2 Bendahara 16 17 94.12 4 5 80.00 3 3 100,00
3 Banda Mulia 7 9 77.78 2 3 66.67 1 1 100,00
4 Seruway 12 18 66.67 4 7 57.14 3 3 100,00
5 Rantau 11 17 64.71 6 7 85.71 4 4 100,00
6 Karang Baru 21 26 80.77 6 7 85.71 6 6 100,00
7 Sekerak 7 7 100.0
0 - 2 - - - -
8 Kota Kualasimpang 7 11 63.64 4 6 66.67 2 2 100,00
9 Kejuruan Muda 12 17 70.59 7 11 63.64 9 9 100,00
10 Tamiang Hulu 12 12 100.0
0 4 7 57.14 3 3 100,00
11 Tenggulun 6 10 60.00 4 4 100.0
0 1 1 100,00
12 Bandar Pusaka 13 15 86.67 6 7 85.71 3 3 100,00
Jumlah 141 179 78.77 53 73 72.60 38 38 100,00
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Pada Jenjang SMA/MA/SMK sudah 100 % kondisi baik. Hal Kondisi fasilitas
sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang belum 100 % baik, hal ini dapat di lihat pada
tabel 2.41 di atas, Jenjang SD/MI 78,77 % kondisi baik dan 21,23 % kondisi rusak,
sedang SMP/MTs 72,60 % kondisi baik dan ini mengindikasikan masih diperlukan
program rehabilitasi gedung perawatan secara berkala.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-44
Tabel 2.42 Perkembangan Angka Putus Sekolah Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12
1 SD/MI
1.1. Jumlah siswa putus sekolah - 57 17 46 44
1.2. Jumlah siswa seluruhnya 36.738 36.603 36.510 36.901 36.289
1.3. Rasio - 0,16 0,05 0,12 0,12
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah siswa putus sekolah - 46 158 39 59
2.2. Jumlah siswa seluruhnya 14.812 14.719 14.618 14.608 14.788
2.3. Rasio - 0,31 1,08 0,27 0,40
3 SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah siswa putus sekolah - 31 101 117 81
3.2. Jumlah siswa seluruhnya 10.746 10.889 11.089 11.226 11.687
3.3. Rasio - 0,28 0,91 1,04 0,69
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Memperhatikan tabel di atas, perkembangan Angka Putus Sekolah pada
tahun 2008/2009 untuk jenjang SD/MI sebesar 0,16 % mengalami penurunan
menjadi 0,12 % pada tahun 2011/2012. Jenjang SMP/MTs sebesar 0,13 %
mengalami peningkatan menjadi 0,40 % pada tahun 2011/2012, sedangkan jenjang
SMA/MA/SMK 0,28 % mengalami peningkatan menjadi 0,69 % pada tahun
2011/2012 artinya pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK terjadi peningkatan
angka putus sekolah. Angka Putus Sekolah tahun 2011/2012 menurut kecamatan di
Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada Tabel 2.43 berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-45
Tabel 2.43 Angka Putus Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
Jumlah siswa putus
sekolah
Jumlah siswa
seluruhnya Rasio
Jumlah siswa putus
sekolah
Jumlah siswa
seluruhnya Rasio
Jumlah siswa putus
sekolah
Jumlah siswa
seluruhnya Rasio
1 Manyak Payed 4 4.077 0,10 7 1.723 0,41 34 1.163 2,92
2 Bendahara 12 2.699 0,44 1 918 0,11 - 977 -
3 Banda Mulia - 1.616 - - 644 - 5 247 2,02
4 Seruway 8 3.399 0,24 8 1.467 0,55 28 1.007 2,78
5 Rantau 1 4.188 0,02 6 1.695 0,35 - 1.695 -
6 Karang Baru 2 5.100 0,04 - 2.098 - - 2.440 -
7 Sekerak - 842 - - 139 - - - -
8 Kota Kualasimpang - 3.486 - 21 1.682 1,25 9 342 2,63
9 Kejuruan Muda 9 3.999 0,23 10 1.599 0,63 5 2.286 0,22
10 Tamiang Hulu 8 2.570 0,31 1 1.202 0,08 - 916 -
11 Tenggulun - 2.361 - 4 928 0,43 - 320 -
12 Bandar Pusaka - 1.952 - 1 693 0,14 - 294 -
Jumlah 44 36.289 0,12 59 14.788 0,40 81 11.687 0,69
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Memperhatikan tabel 2.43 di atas, Angka Putus Sekolahjenjang SD/MI
tertinggi (0,44 %) terdapat di kecamatan Bedahara, jenjang SMP/MTs Angka Putus
Sekolah tertinggi (1,25 %) terdapat di kecamatan Kota Kualasimpang, sedangkan
jenjang SMA/MA/SMK Angka Putus Sekolah tertinggi (2,92 %) terdapat di
kecamatan Manyak Payed.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-46
Tabel 2.44 Perkembangan Angka Kelulusan
Tahun 2007-2012
Tahun Ajaran NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12
1 SD/MI
1.1. Jumlah siswa lulus UN 5.250 4.981 5.023 5.570 5.807
1.2. Jumlah siswa ikut UN 5.312 5.278 5.255 5.579 5.807
1.3. Rasio 98,38 94,37 95,59 99,84 100,00
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah siswa lulus UN 1.639 3.939 4.307 4.466 4.417
2.2. Jumlah siswa ikut UN 4.265 4.316 4.550 4.620 4.051
2.3. Rasio 38,43 91,03 94,66 96,67 98,13
3 SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah siswa lulus UN 1.019 2.704 3.351 3.067 3.284
3.2. Jumlah siswa ikut UN 3.266 3.313 3.469 3.177 3.304
3.3. Rasio 31,2 81,62 96,6 96,54 99,39
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Tabel 2.44 di atas menunjukkan Angka Kelulusan setiap jenjang pendidikan
mulai dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari tahun 2007-2008 mengalami
peningkatan setiap tahun sampai dengan tahun 2011-2012.
Tabel 2.45 Perkembangan Angka Melanjutkan Pendidikan
Tahun 2007-2012
NO Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI ke SMP/MTs
1.1. Jumlah siswa baru SMP/MTs 5.323 5.251 4.997 4.981 5.232
1.2. Jumlah siswa lulus SD/MI 5.250 4.981 5.023 5.570 5.807
1.3. Rasio 101,39 105,42 99,48 89,43 90,10
2 SMP/MTs ke SMA/MA/SMK
2.1. Jumlah siswa baru SMA/MA/SMK 4.170 3.895 3.984 4.149 4.444
2.2. Jumlah siswa lulus SMP/MTs 1.639 3.939 4.307 4.466 4.417
2.3. Rasio 254,42 98,88 92,50 92,90 100,61
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Melihat Tabel 2.44 di atas menunjukkan Angka Melanjutkan jenjang SD/MI
ke SMP/MTs baru sudah mencapai 90,10 % pada tahun 2011/2012, artinya masih
ada 9,90 % siswa SD/MI yang tidak melanjutkan pedidikan di Aceh Tamiang atau
tidak bersekolah, sedangkan Angka Melanjutkan jenjang SMP/MTs ke
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-47
SMA/MA/SMK sudah melebihi 100 % (100,61 %) artinya ada siswa jenjang
SMA/MA/SMK yang berasal dari luar Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.46 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV
Tahun 2007-2012
NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran
07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD
1.1. Jumlah Guru Minimal S1/D-IV - 267 367 492 712
1.2. Jumlah Guru Seluruhnya - 2.170 2.267 2.406 2.425
1.3. Rasio - 12.30 16.19 20.45 29.36
2 SMP
2.1. Jumlah Guru Minimal S1/D-IV - 801 837 1020 940
2.2. Jumlah Guru Seluruhnya - 1.308 2.326 1.365 1.435
2.3. Rasio - 61.24 35.98 74.73 65.51
3 SMA/SMK
3.1. Jumlah Guru Minimal S1/D-IV - 733 774 779 764
3.2. Jumlah Guru Seluruhnya - 952 1.051 1.152 1.159
3.3. Rasio - 77.00 73.64 67.62 65.92
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012 Catatan : Data Guru termasuk PNS + Non PNS * Belum termasuk data Kemenag
Berdasarkan Tabel 2.45 di atas menunjukkan jumlah guru SD yang sudah
memenuhi kualifikasi pendidikan S1 baru 29,36 %, SMP 65,51 % dan SMA/SMK
65,92 %. Jadi kualifikasi guru SD yang memenuhi kualifikasi S1 masih sangat sedikit
(kurang dari 50 %) sedangkan jenjang SMP/SMA/SMK sudah melebih 50 %. Artinya
masih perlu program peningkatan kualifikasi dilaksanakan beberapa tahun ke
depan.
2.3.2. Kesehatan
2.3.2.1. Rasio Posyandu per Satuan Balita
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-48
petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan
idealnya satu Posyandu melayani 100 balita. Oleh karena itu perlu dihitung rasio
ketersediaan posyandu per balita. Kegunaannya untuk mengetahui berapa
selayaknya jumlah posyandu yang efektif tersedia sesuai dengan tingkat
penyebarannya serta sebagai dasar untuk merevitalisasi fungsi dan peranannya
dalam pembangunan daerah.
Tabel 2.47 Rasio Posyandu Terhadap Balita
Tahun 2007-2011
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah posyandu
269 272 286 286 288 -
2 Jumlah balita 26.412 27.058 27.709 32.789 25.253 -
3 Rasio 10,2 10,1 10,3 8,7 11,4 -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Pada tabel 2.47 diatas dapat dilihat bahwa rasio Posyandu tarhadap Balita
pada tahuan 2007 sampai tahun 2011 sudah sesuai dengan standar pelayanan jika
ditinjau dari ketersediaan sarana posyandu terhadap balita.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-49
Tabel 2.48 Jumlah Posyandu dan Balita
Menurut Kecamatan Tahun 2011
NO Kecamatan Jumlah posyandu Jumlah balita
Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Kec. Manyak Payed 41 2.900 14,1
2 Kec.Bendahara 36 1.860 15,2
3 Kec. Banda Mulia 12 1.067 19,3
4 Kec.Seruway 28 2.368 11,8
5 Kec. Rantau 25 3.293 07,5
6 Kec. Karang Baru 40 3.631 11,0
7 Kec. Sekerak 15 604 24,8
8 Kec. Kota Kualasimpang
11 1.807 06,0
9 Kec. Kejuruan Muda 35 3.184 10,9
10 Kec. Tamiang Hulu 17 1.740 09,7
11 Kec. Tenggulun 13 1.635 07,9
12 Kec. Bandar Pusaka 15 1.163 12,8
Jumlah 288 25.253 11,4
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Pada tabel 2.48 di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2007-2011 untuk
masing-masing Kecamatan Rasio Posyandu terhadap 1.000 Balita secara rata-rata
sudah mencapai standar kebutuhan. Rasio Posyandu yang paling besar adalah
Kecamatan Sekerak yaitu 24,8. Hal ini disebabkan karena wilayah Kecamatan
Sekerak yang luas dan sebagian desanya masih tergolong desa sangat terpencil.
Rasio Posyandu yang paling rendah adalah Kecamatan Kota Kuala Simpang yaitu
06,0. Hal ini disebabkan karena letak Kecamatan Kota Kuala Simpang dipusat kota
dengan jumlah desa yang sedikit.
2.3.2.2 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah
Sakit, Polindes, Poskesdes
Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah Sakit,
Polindes dan Poskesdes dapat dilihat pada tabel berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-50
Tabel 2.49 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu, Rumah Sakit,
Polindes/PoskesdesTahun 2007-2011
No Sarana
Kesehatan
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Rasio per-
1.000 penduduk
Jumlah Rasio per-1.000
penduduk Jumlah
Rasio per-1.000
penduduk Jumlah
Rasio per-1.000 penduduk
Jumlah Rasio per-
1.000 penduduk
1 Posyandu 269 1.070 286 1.103 286 1.095 288 1.062 288 1.117
2 Puskesmas 10 0.039 14 0.054 14 0.053 14 0.051 14 0.054
3 Poliklinik 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 11 0.042
4 Puskesmas pembantu
30 0.119 31 0.119 32 0.122 32 0.118 32 0.124
5 Rumah sakit 2 0.007 2 0.007 2 0.007 2 0.073 2 0.007
6 Poskesdes/ polindes
161 0.640 179 0.690 150 0.572 165 0.608 170 0.659
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Pada Tabel 2.49 di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2007-2011 :
a. Rasiofasilitas pelayanan kesehatan yang sudah sesuai standar kebutuhan
adalah Posyandu dan Puskesmas Pembantu,
b. sedangkan untuk Puskesmas, Poliklinik, Rumah Sakit dan
Poskesdes/Polindes, rasionya masih rendah. Masih rendahnya rasio ini
karena pengukurannya dilakukan perbandingan terhadap jumlah penduduk.
Apabila di bandingkan dengan jumlah pasien yang berobat maka kebutuhan
tempat pelayanan sudah memadai.
2.3.2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
Rasio rumah sakit persatuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per
100.000 penduduk. Hasil perhitungan rasio rumah sakit per satuan penduduk
disajikan pada Tabel 2.50 berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-51
Tabel 2.50 Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
Tahun 2007-2012
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rumah Sakit Umum Daerah
1 1 1 1 1
2 Rumah Sakit Pertamina 1 1 1 1 1
3 Jumlah Seluruh Rumah Sakit
2 2 2 2 2
4 Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076
5 Rasio 0.77 0.75 0.80 0.79 0.71
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
2.3.2.4 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk
Indikator rasio Tenaga dokter umum per jumlah penduduk menunjukkan
tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter umum dibandingkan jumlah
penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan
terpadu, idealnya satu orang dokter umum melayani 4.167 penduduk.
Hasil perhitungan rasio dokter umum per satuan penduduk disajikan pada
tabel 2.51 berikut :
Tabel 2.51 Rasio Tenaga Dokter Umum Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2007-2012
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Dokter Umum 52 67 58 57 58
2 Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076
5 Rasio 0.84 1,05 0.96 0.94 0.85
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Pada tabel 2.50 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008, rasio Tenaga Dokter
Umum terhadap 100.000 jumlah penduduk sudah sesuai standar kebututuhan,
sedangkan tahun 2007, 2009, 2010, dan 2011 masih sedikit di bawah standar yang
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-52
dibutuhkan, hal ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Aceh Tamiang dalam
kurun waktu 2007-2011 rasio Tenaga Dokter Umum terhadap penduduk sudah
cukup untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.3.2.5. Rasio Tenaga Kesehatan
Rasio tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat
pada tabel 52 berikut :
Tabel 2.52 Rasio Tenaga Dokter Umum Menurut Kecamatan Tahun 2011
Kabupaten Aceh Tamiang
NO Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Dokter Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Kec. Manyak Payed 31.407 3 0,39
2 Kec.Bendahara 21.237 4 0,78
3 Kec. Banda Mulia 12.001 3 1,04
4 Kec.Seruway 26.517 3 0,47
5 Kec. Rantau 36.840 2 0,22
6 Kec. Karang Baru 39.808 3 0,31
7 Kec. Sekerak 6.506 1 0,64
8 Kec. Kota Kualasimpang
21.450 3 0,58
9 Kec. Kejuruan Muda 35.418 3 0,35
10 Kec. Tamiang Hulu 20.217 3 0,61
11 Kec. Tenggulun 18.480 2 0,45
12 Kec. Bandar Pusaka 13.195 1 0,31
Jumlah 283.076 31 0,45
Tabel di atas menggambarkan rasio Tenaga Dokter Umum berdasarkan
Kecamatan, di atas dapat dilihat bahwa tahun 2011, tenaga dokter umum untuk
masing-masing Kecamatan rasio yang sudah sesuai standar kebutuhan hanya di
Kecamatan Banda Mulia, sedangkan di Kecamatan-Kecamatan lain rasionya masih
jauh dari standar yang dibutuhkan. Jika dibandingkan dengan Rasio Tenaga Dokter
Umum per Kabupaten maka rosio berdasarkan Kecamatan masih di bawah standar,
hal ini berarti terdapat distribusi yang tidak merata dari dokter umum.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-53
Tabel 2.53 RasioTenaga Bidan Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2007-2012
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Bidan 356 360 386 412 401
2 Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076
5 Rasio 3,44 3,38 3,85 4,08 3,54
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Pada tabel 2.53 di atas dapat dilihat bahwa rasio tenaga bidan di Kabupaten
Aceh Tamiang dari tahun 2007-2011 sudah jauh di atas standar kebutuhan. Tenaga
bidan tersebut tersebar di desa-desa sebagai bidan di desa, Puskesmas dan Rumah
Sakit Umum.
Tabel 2.54 Rasio Tenaga BidanMenurut Kecamatan Tahun 2011
Kabupaten Aceh Tamiang
NO Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Bidan Rasio
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Kec. Manyak Payed 31.407 50 3,98
2 Kec.Bendahara 21.237 53 6,23
3 Kec. Banda Mulia 12.001 12 2,49
4 Kec.Seruway 26.517 43 4,05
5 Kec. Rantau 36.840 34 2,30
6 Kec. Karang Baru 39.808 47 2,95
7 Kec. Sekerak 6.506 25 9,60
8 Kec. Kota Kualasimpang
21.450 21 2,44
9 Kec. Kejuruan Muda 35.418 27 1,90
10 Kec. Tamiang Hulu 20.217 22 2,72
11 Kec. Tenggulun 18.480 14 1,89
12 Kec. Bandar Pusaka 13.195 12 2,27
Jumlah 283.076 360 3,18
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-54
Pada tabel 2.54 di atas dapat dilihat bahwa rasio tanaga bidan terhadap
100.000 penduduk di masing-masing Kecamatan dari tahun 2007-2011 sudah di
atas standar kebutuhan. Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk adalah
yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan Sarana Kesehatan Lainnya) per 100.000 penduduk.
Tabel 2.55 Rasio Tenaga Kesehatan Per Satuan Penduduk
Tahun 2008-2012
NO Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Tenaga Kesehatan
1095 1056 1031 813 -
2 Jumlah Penduduk 259,077 261,941 270,955 257,681 -
Rasio 422.65 403.14 380.51 315.51 -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012
Pada tabel 2.55 di atas dapat dilihat rasio Tenaga Kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan pada tahun 2007-2011, rasionya tidak jauh
berbeda setiap tahunnya. Rasio terendah pada tahun 2010 dan rasio tertinggi pada
tahun 2008.
Tabel 2.56 Rasio Tenaga Kesehatan Berdasarkan Pendidikan
Tahun 2007-2012
No Tenaga Kesehatan
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah
Rasio per-
100.000
penduduk
Jumlah
Rasio per-
100.000
penduduk
Jumlah
Rasio per-
100.000
penduduk
Jumlah
Rasio per-
100.000
penduduk
Jumlah
Rasio per-
100.000 pendud
uk
1 Tenaga medis
55 21.89 56 21.61 58 22.14 57 21.03 56 21.73
2 Tenaga paramedik
790 314.50 888 342.75 838 319.91 829 305.95 620 240.60
3 Tenaga farmasi
29 11.54 40 15.43 38 14.50 22 8.11 28 10.86
4 Tenaga gizi
15 5.97 15 5.78 16 6.10 20 7.38 15 5.82
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-55
5 Tenaga sanitasi
16 6.36 27 10.42 27 10.30 26 9.59 21 8.14
6 Tenaga kesehatan masyarakat
31 12.34 38 14.66 40 15.27 41 15.13 32 12.41
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2011
Pada tabel 2.56 di atas dapat dilihat rasio Tenaga Medis (Dokter Spesialis,
Dokter Umum dan Dokter Gigi) tahun 2007-2012, rasionya tidak jauh berbeda
setiap tahunnya, rasio yang paling tinggi pada tahun 2007. Rasio Tenaga Paramedis
(Perawat dan Bidan) tahun 2007-2011, rasionya juga tidak jauh berbeda setiap
tahunnya dan rasio terendah pada tahun 2011 yaitu 240,60.
Rasio Tenaga Farmasi, Tenaga Gizi, Tenaga Sanitasi dan Tenaga Kesehatan
Masyarakat tahun 2007-2011 juga rasionya tidak jauh berbeda setiap tahunnya.
Untuk Rasio Tenaga Farmasi rasio tertinggi pada tahun 2008, Tenaga Gizi rasio
tertinggi tahun 2010, Tenaga Sanitasi rasio tertinggi tahun 2008 dan untuk Tenaga
Kesehatan Masyarakat rasio tertinggi pada tahun 2009.
2.3.2.6 Kinerja Pelayanan RSUD
Salah satu indicator kinerja pelayanan RSUD dapat dilihat dari Data Kinerja
Pelayanan RSUD Aceh Tamiang Kepada Masyarakat Miskin Bidang Kesehatan,
berikut ini :
Tabel 2.57 Data Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang
Kepada Masyarakat Miskin Bidang Kesehatan
No Data Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Kunjungan Pasien Miskin ke RSUD
- 8.851 9.246 22.238 22.701
2 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten (Data BPS)
50.800 50.800 45.300 45.200 45.200
Sumber : RSUD Aceh Tamiang, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-56
Tabel 2.58 Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang
Sesuai SPM Bidang Kesehatan
No Data SPM/Standar
Nasional Tahun (%)
2007 2008 2009 2010 2011
1
Jumlah Kunjungan Pasien Miskin ke RSUD
100 % pada tahun 2015
- 17,4 20,4 49,2 50,2
2
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten (Data BPS)
100 % pada tahun 2015
100 100 100 100 100
Sumber : RSUD Aceh Tamiang, 2012
Data jumlah kunjungan pasien miskin ke Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2007 sulit ditemukan sehingga tidak bisa
dirangkum.
2.3.3. Lingkungan Hidup
2.3.3.1 Persentase Penanganan Sampah
Untuk bidang lingkungan hidup persentase penanganan sampah dapat
dilihat dari jumlah volume sampah dan produksi sampah, pada tabel 2.59.
Tabel 2.59 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
Tahun 2007-2011
NO Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah sampah yang ditangani (ton)
4.035,00 5.501,67 8.786,25 18.615,00 23.911,54
2 Jumlah volume produksi sampah (ton)
6.849,00 7.714,65 11.883,00 19.710,00 24.374,97
3 Persentase 58,91 % 71,31 % 73 % 96,44 % 97,22 %
Sumber : BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
Produksi sampah setiap tahunnya mengalami peningkatan, seperti terlihat
pada table 2.57 diatas Pada tahun 2007 produksi sampah di Kabupaten Aceh
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-57
Tamiang 58,91 % dan pada tahun 2011 menjadi 97,22 %. Produksi sampah dari
tahun 2010 sampai 2011 yang tertinggi terakumulasi di Kota Kualasimpang,
sedangkan yang terendah terakumulasi di Kecamatan Bandar Pusaka. Periode
tahun 2007 sampai 2009 belum ada data sampah per Kecamatan.
Tabel 2.60
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut KecamatanTahun 2010-2011
NO Kecamatan
2010 2011
Jumlah sampah
yang ditangani
(ton)
Jumlah volume
produksi sampah
(ton)
Persentase
Jumlah sampah
yang ditangani
(ton)
Jumlah volume
produksi sampah
(ton)
Persentase
1 2 3 4 5 = 3/4
1 Manyak Payed 1.777.33 1.843.59 0,96 2.269.62 2.326.94 0,97
2 Bendahara 1.186.44 1.247.68 0,95 1.680.88 1.743.44 0,96
3 Banda Mulia - - - - - -
4 Seruway 1.474.14 1.520.56 0,97 1.964.79 2.014.50 0,97
5 Rantau 1.991.75 2.060.83 0,96 2.485.69 2.554.60 0,96
6 Karang Baru 2.081.05 2.250.50 0,92 3.052.32 3.222.46 0,94
7 Sekerak - - - - - -
8 Kota Kualasimpang 6.516.67 6.592.18 0,99 7.015.88 7.140.24 0,98
9 Kejuruan Muda 2.004.76 2.138.74 0,94 2.561.91 2.411.56 0,97
10 Tamiang Hulu 1.130.34 1.173.44 0,96 1.627.05 1.671.16 0,96
11 Tenggulun - - - - - -
12 Bandar Pusaka 754.90 788.12 0,95 1.253.40 1.290.07 0,97
Total 18.917.37 19.615.64 8,6 23,911.54 24,374.97 8,7
Sumber : BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.
2.3.3.2.Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum dan jumlah
penduduk tahun 2007-2011, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.61 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan
Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum
29.040 35.270 38.150 43.732 67.145
2. Jumlah penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076
3. Persentase penduduk berakses air bersih
11.25 13.26 15.24 17.36 23.72
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-58
Tabel 2.62 Proporsi Jumlah Penduduk yang
Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2011
NO Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk
yang mendapatkan
akses air minum
Persentase Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Manyak Payed 31.407 9455 30.10 Cakupan untuk Wilayah Teknis : 38.19% Cakupan untuk Seluruh Kabupaten Aceh Tamiang :
23.72%
2 Bendahara 21.237 5139 24.20
3 Banda Mulia 12.001 - 0
4 Seruway 39.808 8465 21.26
5 Tamiang Hulu 20.217 - 0
6 Rantau 36.840 - 0
7 Karang Baru 26.517 17404 65.63
8 Sekerak 6.506 - 0
9 Kota Kualasimpang
21.450 16359
76.27
10 Kejuruan Muda 35.418 10323 29.15
11 Tenggulun 18.480 - 0
12 Bandar Pusaka 13.195 - 0
Jumlah 283076 67.145
2.3.3.3. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Data cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan analisis dampak
lingkungan (Amdal) di Kabupaten Aceh Tamiang, dapat dilihat pada tabel berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-59
Tabel 2.63 Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
No Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Perusahaan Wajib AMDAL yang telah diawasi
0 0 0 0 0
2 Jumlah Seluruh Perusahaan Wajib AMDAL
0 6 6 6 6
3 Persentase 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber : Badan LIngkungan Hidup dan Kebersihan
Perusahaan yang diwajibkan AMDAL yaitu perusahaan yang berdampak
pada lingkungan sedangkan dari dokumen AMDAL termasuk dalam dokumen
UKL/UPL, ada juga diluar UKL/UPL yang disebut dengan SPPL. Selama periode 2007-
2008 belum pernah dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL.
2.3.3.4. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk
Pada tahun 2007-2008 belum tersedia data Tempat Pembuangan Sampah
(TPS), namun pada tahun 2010 rasio TPS 11,90 % dan meningkat pada tahun 2011
yaitu 22,60 %.
Tabel 2.64 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Tahun 2007-2011
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah TPS - - - - -
2. Jumlah Daya Tampung TPS (m3)
- - - 29,930 64
3. Jumlah Penduduk - - - 251.914 283.076
4. Rasio Daya Tampung TPS thd Jumlah penduduk
- - - 11,90 % 22,60 %
Sumber : Badan LIngkungan Hidup dan Kebersihan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-60
2.3.4. Sarana Dan Prasarana Umum
2.3.4.1.Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
Tabel 2.65 Panjang Jaringan Jalan dan Jembatan Berdasarkan Kondisi
Tahun 2007-2011
Tahun Jalan (m) Jembatan (m)
Baik Sedang Rusak Baik Sedang Rusak
2007 115.000 51.000 744.000 1.240 481 1.522
2008 175.000 51.000 683.990 1.659 430 1.239
2009 155.596 178.175 576.229 1.852 495 1.077
2010 150.596 168.175 564.919 1.998 398 1.083
2011 182.154 168.325 533.211 2.273 340 915
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Bina Marga
Tabel 2.66 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Menurut Kecamatan tahun 2011
NO Kecamatan Kondisi Baik Kondisi Rusak Ringan
Kondisi Rusak Berat
Jalan secara keseluruhan
1 Manyak Payed 21,079 19,479 61,703 102,261
2 Bendahara 15,609 14,424 45,692 75,726
3 Banda Mulia 7,612 7,034 22,282 36,928
4 Seruway 9,331 7,863 56,586 93,780
5 Rantau 14,418 13,324 42,206 69,948
6 Karang Baru 26,495 24,483 77,557 128,535
7 Sekerak 2,472 2,285 7,237 11,994
8 Kota Kualasimpang 1,999 1,848 5,853 9,700
9 Kejuruan Muda 18,358 16,964 53,738 89,060
10 Tamiang Hulu 14,195 13,117 41,551 68,863
11 Tenggulun 22,261 20,571 65,163 107,995
12 Bandar Pusaka 18,325 16,934 53,642 88,900
Jumlah 182,154 168,325 533,211 883,690
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Bina Marga
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-61
2.3.4.2 Rasio Jaringan Irigasi
Tabel 2.67 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2007-2011
NO JaringanIrigasi Panjang Jaringan
2007 2008 2009 2010 2011
1. Jaringan primer - - - - -
2. JaringanSekunder 3050 9815 4304 2204 4770
3. JaringanTersier - - - - -
4. Luaslahanbudidaya 4615 5208 5714 6004 6817
5. Rasio 0,7 1,8 0,8 0,4 0,7
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan
Tabel 2.68 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2011
NO Kecamatan
Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan
Irigasi
Luas Lahan
budidaya Rasio
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)
1 Kec. Manyak Payed - 5068 - 5068 2113 2,4
2 Kec.Bendahara - 5207 - 5207 630 8,3
3 Kec. Banda Mulia - 1539 - 1539 245 6,3
4 Kec.Seruway - 775 - 775 184 4,2
5 Kec. Rantau - 2074 - 2074 1075 1,9
6 Kec. Karang Baru - 4720 - 4720 717 6,6
7 Kec. Sekerak - - - - - -
8 Kec. Kota Kualasimpang
- - - - - -
9 Kec. Kejuruan Muda - 800 - 800 300 2,7
10 Kec. Tamiang Hulu - 3100 - 3100 698 4,4
11 Kec. Tenggulun - 500 - 500 350 1,4
12 Kec. Bandar Pusaka - 360 - 360 505 0,7
Jumlah 24143 24143 6817 38,9
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-62
2.3.4.3.Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi
Tabel 2.69 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi
Tahun 2007-2011
NO PasokanIrigasi 2007 2008 2009 2010 2011
1. Pasok Irigasi per Area 3461 3906 4286 4503 5113
2. Pasok Irigasi Relatif 6.01 5.90 6.16 6.04 6.41
3. Pasok Air Relatif 11.10 11.89 12.20 12.03 12.18
4. Indek Luas Areal 1.02 0.95 0.95 0.92 0.94
5. Rancangan Luas Areal 4520 5505 6031 6509 7280
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan
Tabel 2.70
Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan
NO Kecamatan Luas
Rancangan (Ha)
Luas Lahan Terairi
(Ha)
Kebutuhan Air
Tanaman (Ha)
Pasok Air
Irigasi (lt/ dtk)
Pasok Air
Irigasi Total (lt/ dtk)
Total Pasok
Air (lt/ dtk)
PIA (lt/
dtk/ha)
PIR (lt/
dtk/ha)
PAR (lt/
dtk/ha)
IA (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9=6/4 10=7/5 11=8/5 12=4/3
1 Kec. Manyak Payed 2900 2113 2542 1585 1586 2901 0.75 0.62 1.14 0.73
2 Kec.Bendahara 680 630 576 473 474 681 0.75 0.82 1.18 0.93
3 Kec. Banda Mulia 400 245 585 184 185 401 0.75 0.32 0.69 0.61
4 Kec.Seruway 351 184 108 138 139 352 0.75 1.29 3.25 0.52
5 Kec. Rantau 1537 1075 1383 806 807 1538 0.75 0.58 1.11 0.69
6 Kec. Karang Baru 1025 717 923 538 539 1026 0.75 0.58 1.11 0.70
7 Kec. Sekerak - - - - - - - - - -
8 Kec. Kota Kualasimpang
- - - - - - - - - -
9 Kec. Kejuruan Muda
523 300 471 225 226 524 0.75 0.48 1.11 0.57
10 Kec. Tamiang Hulu 764 698 538 523 524 765 0.75 0.97 1.42 0.91
11 Kec. Tenggulun 457 350 1080 262 262 457 0.75 0.24 0.42 0.76
12 Kec. Bandar Pusaka 593 505 534 379 380 594 0.75 0.71 1.11 0.85
Jumlah 9230 6817 8206 5113 5122 9239 7.50 6.61 12.54 7.27
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-63
2.3.5 Rasio Tempat Ibadah
Tabel 2.71 Tabel Rasio tempat ibadah Tahun 2008-2012
2.3.6. Kependudukan Dan Catatan Sipil
Tabel 2.72 Jumlah Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
NO NAMA KECAMATAN Tahun JUMLAH KET
2008 2009 2010 2011 2012
1 MANYAK PAYED 17.700 1.526 1.437 1.337 498 36.500
2 BENDAHARA 1.037 914 891 882 392 11.839
3 BANDA MULIA 7.200 565 470 454 298 14.209
4 SERUWAY 12.552 1.342 1.104 1.100 337 26.324
5 RANTAU 20.319 1.836 1.736 1.663 526 42.773
6 KARANG BARU 22.245 1.874 1.764 1.754 401 46.838
7 SEKERAK 3.909 283 274 243 348 7.557
8 KOTA kUALASIMPANG 15.062 1.234 1.031 997 459 31.768
9 KEJURUAN MUDA 18.512 1.634 1.591 1.434 404 38.503
10 TAMIANG HULU 10.215 943 911 897 393 21.281
11 TENGGULUN 8.310 897 779 713 386 17.555
12 BANDAR PUSAKA 7.308 632 512 497 387 14.370
JUMLAH 144.369 13.680 12.500 11.971 4.829 309.517
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pertanggal 31 Desember 2012
2.3.6.1. Jumlah Cetak Akta Kelahiran di Kabupaten Aceh Tamiang
NO Tahun Mesjid Gereja Pura Kelenteng Lain-lain
Jumlah (unit)
Jumlah pemeluk
Rasio Jumlah (unit)
Jumlah pemeluk
Rasio Jumlah (unit)
Jumlah pemeluk
Rasio Jumlah (unit)
Jumlah pemeluk
Rasio Jumlah (unit)
Jumlah pemeluk
Rasio
1. 2008 268 264.814 - - 575 - - 5 - 3 597 - - - -
2. 2009 268 248.435 - - 649 - - - - 3 1.244 - - - -
3. 2010 283 250.208 - - 585 - - - - 3 1.121 - - - -
4. 2011 283 - - - - - - - - 3 - - - - -
5. 2012 - - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-64
Tabel 2.73
Jumlah Cetak Akta Kelahiran Di Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pertanggal 31 Desember 2012
2.3.7. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
2.3.7.1. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta
Persentase partisipasi perempuan di lembaga Swasta dan pemerintah
sejumlah 3.300 orang dimana bekerja dilembaga swasta sebesar 53,73% atau lebih
besar dari pada pekerja perempuan di pemerintahan 46, 27%.
NO NAMA KECAMATAN TAHUN
JUMLAH KET 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 MANYAK PAYED 974 983 1002 548 919 414 4.840
2 BENDAHARA 409 404 400 217 218 232 1.880
3 BANDA MULIA 319 325 332 194 291 147 1.608
4 SERUWAY 715 726 739 429 532 363 3.504
5 RANTAU 1035 1038 1051 603 788 481 4.996
6 KARANG BARU 1292 1304 1316 733 1058 590 6.293
7 SEKERAK 173 179 183 91 170 78 874
8 KOTA KUALASIMPANG 420 417 416 275 314 245 2.087
9 KEJURUAN MUDA 948 964 964 559 798 489 4.722
10 TAMIANG HULU 570 576 587 350 414 163 2.660
11 TENGGULUN 318 326 336 174 298 108 1.560
12 BANDAR PUSAKA 373 380 387 221 296 112 1.769
JUMLAH 7546 7622 7713 4394 6096 3422 36.793
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-65
2.3.7.2. Rasio KDRT
Tabel 2.74 Rasio KDRT Tahun 2007-2011
NO Kabupaten Jumlah KDRT Jumlah rumah
tangga Rasio KDRT
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Aceh Tamiang 38 63.364 0,05 %
Jumlah 38 63.364 0,05% Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.
Data KDRT menurut Kecamatan pada tabel Rasio KDRT (k.3) hanya
memenuhi tahun 2010 sampai 2012 yang bersumber dari data Pusat Pelayanan
Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Aceh Tamiang
sejumlah 38 (tiga puluh delapan) kasus secara keseluruhan sehingga diperoleh Rasio
KDRT Kabupaten sebesar 0,04%, sedangkan untuk tahun 2010 s.d Tahun 2012 tidak
tersedia data.
2.3.7.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tabel 2.75 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Menurut KecamatanTahun 2012
NO Kecamatan Jumlah Anak Jumlah Keluarga
Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga
2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Manyak Payed 14.152 14.284 7.085 7.091 2,00 2,00
2 Bendahara 9.587 9706 4.859 4.937 1,97 2
3 Banda Mulia 5.152 5.547 2.755 2.779 1,87 2
4 Seruway 15.610 16199 6.464 9884 2,41 1,7
5 Rantau 17.624 17.629 9.326 9.335 1,89 1,9
6 Karang Baru 16.242 15.763 9.219 6.497 1,76 2,4
7 Sekerak 3.329 3.440 1.504 1.537 2,21 2,2
8 Kota Kualasimpang 10.089 11.529 5.209 5.222 1,94 2,2
9 Kejuruan Muda 17.212 16.963 8.406 8.424 2,05 2
10 Tamiang Hulu 10.391 10.594 5.416 5.421 1,92 2
11 Tenggulun 10.840 1.990 4.364 4.805 2,48 2,5
12 Bandar Pusaka 5.812 6.063 3.112 3.094 1,87 2
Jumlah 136.040 139.707 67.719 68.626 2,00 2,00
Sumber: KP2KS Aceh Tamiang, 2012.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-66
2.3.7.4.Rasio akseptor KB
Tabel 2.76 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2012
NO Kecamatan
Jumlah akseptor KB
Jumlah pasangan usia
subur
Rasio akseptor KB (%)
2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Manyak Payed 2.569 3.306 4.050 3.966 63,43 83.35
2 Bendahara 2.757 2.890 3.287 3.393 83,88 85,17
3 Banda Mulia 1.525 1.754 2.024 2.024 75,35 86,66
4 Seruway 2.897 2.463 5.777 3.341 50,15 33,72
5 Rantau 5.373 5.537 5.995 6.004 89,62 92,22
6 Karang Baru 5.111 5.979 6.187 6.210 82,61 96,28
7 Sekerak 753 1.816 1.035 1.839 72,75 98,74
8 Kota Kualasimpang 2.178 3.045 2.950 3.196 73,83 95,27
9 Kejuruan Muda 4.757 5.835 5.815 5.845 81,81 99,82
10 Tamiang Hulu 3.319 4.075 4.076 4.606 81,43 84,78
11 Tenggulun 2.122 2.672 3.375 2.975 62,87 89,81
12 Bandar Pusaka 1.665 3.591 2.314 3.822 71,95 93,95
Jumlah 35.026 42.963 46.885 47.421 74,71 90,59 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.
2.3.7.5.Cakupan Peserta KB Aktif
Tabel 2.77 Rasio Akseptor KB Tahun 2007-2012
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah akseptor KB
27.937 28.146 41.546 30.842 35.026 42.963
2 Jumlah pasangan usia subur
42.737 39.685 49.121 42.170 46.885 47.421
3 Rasio akseptor KB 65,37 70,92 84,58 73,14 74,71 90,59 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-67
2.3.7.6.Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
Tabel 2.78 Keluarga Pra Sejahtera
Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012
NO Kecamatan Jumlah Keluarga
Pra Sejahtera Jumlah
Keluarga
Rasio Jumlah Keluarga Pra
Sejahtera
2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Manyak Payed 2331 2254 7.085 7.091 32,89 31,78
2 Bendahara 2172 2159 4.859 4.937 44,70 43,73
3 Banda Mulia 877 844 2.755 2.779 31,83 23,17
4 Seruway 1484 1284 6.464 6.497 22,95 19,76
5 Rantau 1627 1629 9.326 9.335 17,44 17,45
6 Karang Baru 2061 1694 9.219 9.484 22,35 17,86
7 Sekerak 731 854 1.504 1.537 48,60 55,56
8 Kota Kualasimpang
1409 1303 5.209 5.222 27,04 24,95
9 Kejuruan Muda 2420 2496 8.406 8.424 28,78 29,62
10 Tamiang Hulu 2286 2289 5.416 5.421 42,20 42,22
11 Tenggulun 654 634 4.364 4.805 14,98 13,19
12 Bandar Pusaka 842 18 3.112 3.094 27,05 0,58
Jumlah 18.894 17.458 67.719 68.626 27,90 25,44 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-68
Tabel 2.79 Keluarga Keluarga Sejahtera I
Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012
NO Kecamatan Jumlah Keluarga
Sejahtera I Jumlah Keluarga
Rasio Jumlah Keluarga Sejahtera I
2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5=3/4)
1 Manyak Payed 1957 1980 7.085 7.091 27,61 27,92
2 Bendahara 1326 1366 4.859 4.937 27,28 27,66
3 Banda Mulia 711 718 2.755 2.779 25,80 25,83
4 Seruway 2853 3215 6.464 6.497 44,13 49,48
5 Rantau 2233 2235 9.326 9.335 23,94 23,94
6 Karang Baru 1849 1722 9.219 9.484 20,05 18,15
7 Sekerak 465 482 1.504 1.537 30,91 31,35
8 Kota Kualasimpang
1486 1580 5.209 5.222 28,52 30,25
9 Kejuruan Muda 1867 2089 8.406 8.424 22,21 24,79
10 Tamiang Hulu 1883 1384 5.416 5.421 25,53 25,53
11 Tenggulun 1542 1556 4.364 4.805 35,33 32,38
12 Bandar Pusaka 1202 83 3.112 3.094 35,41 2,68
Jumlah 18.774 18.410 67.719 68.626 27,72 26,82 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.
Dari hasil pendataan keluarga 2011 pra-KS 27,90 %, tahun 2012 pra-ks 25,40
% sehingga terjadi penurunan 2,46 %, sedangkan KS1 tahun 2011 27,71% dan tahun
2012 26,82 % hanya terjadi sedikit penurunan 0,9 %.
2.3.8. Sosial
2.3.8.1. Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2011 belum memiliki sarana sosial,
baik panti asuhan, panti jompo maupun panti rehabilitasi. Hal ini disebabkan belum
ada alokasi dana untuk membiayai pembangunan sarana dimaksud.Pada tahun
2011 PMKS yang memperoleh bantuan social hanya sebesar 1,04 % dari jumlah
PMKS yang ada. Hal ini disebabkan antara lain :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-69
- Hanya sebagian kecil PMKS yang mendapat bantuan sesuai program kegiatan
Dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi.
- Minimnya alokasi dana yang diperoleh baik yang bersumber dari APBK, APBA maupun APBN.
2.3.8.2. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Dari 35.833 PMKS yang terdata tahun 2011, hanya tertangani 1.388 PMKS
dengan sumber biaya dari berbagai bantuan yang ada, yaitu 3,87 %. Penanganan
PMKS dilakukan baik pemberian langsung dana maupun melalui pelatihan PMKS
yang masih produktif.
2.3.9. Ketenagakerjaan
Jumlah penganggur yang terdaftar pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Aceh tamiang tahun 2011 adalah 132 orang. Dimana
jumlah tersebut tergolong angkatan kerja yang mencari pekerjaan.
Tabel 2.80 Jumlah Penduduk Bekerja
Berbagai Lapangan Usaha Tahun 2011
No Lapangan Usaha Jumlah (Jiwa) Keterangan
1 Pertanian 7.663
2 Industri Pengelolaan 1.465
3 Perdagangan, restoran, Hotel 1.205
4 Angkutan, Pergudangan, Komunikasi 35
5 Keuangan, Asuransi, usaha persewaan 72
6 Jasa Kemasyarakatan 72
7 Lain (pertambangan, listrik, air minum) 1.758
Tabel 2.81 Angka Partisipasi Angkatan Kerja
No Uraian 2011 Keterangan
1 Angkatan Kerja 15 tahun ke atas 176.954
2 Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke atas 204.813
3 Angka partisipasi angkatan kerja 86,39 %
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-70
Persentase sengketa antara pengusaha dan pekerja sebasar 42,37 %
disebabkan oleh kurang mengerti dan memahami peraturan dan perundangan
tentang hubungan pengusaha dan pekerja.
Tabel 2.82 Sengketa Antara Pengusaha dan Pekerja
No Uraian 2011 Keterangan
1 Jumlah sengketa pengusaha pekerja 10
2 Jumlah perusahaan 236
3 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
42,37 %
Tabel 2.83 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
No Uraian 2011 Keterangan
1 Jumlah Penduduk Angkatan kerja 161.317
2 Jumlah Penduduk Usia Kerja 15-64 th 193.793
3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 83,24 %
Tabel 2.84 Pencari Kerja yang Ditempatkan
No Uraian 2011 Keterangan
1 Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan 46
2 Jumlah Pencari kerja yang Mendaftar 1.085
3 Pencari Kerja yang Ditempatkan 4,24 %
Tabel 2.85 Tingkat Pengangguran Terbuka
No Uraian 2011 Keterangan
1 Jumlah Penganggur Terbuka Usia Angkatan Kerja 21.357
2 Jumlah Penduduk Angkatan Kerja 176.954
3 Tingkat Pengangguran Terbuka 12,07 %
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-71
Persentase keselamatan dan perlindungan terhadap pekerja 16,95 %,
dimana masih banyak perusahaan yang belum menerapkan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) bagi para pekerjanya. Untuk hal tersebut perlu mencanangkan
program dan kegiatan sosialisasi K3 kepada perusahaan yang ada.
Tabel 2.86 Keselamatan dan Perlindungan terhadap Pekerja
No Uraian 2011 Keterangan
1 Jumlah Perusahaan yang Menerapkan K3 tahun n 48
2 Jumlah Perusahaan di wilayah Kabupaten th 2012
236
3 Keselamatan dan Perlindungan 16,95 %
Tabel 2.87 Perselisihan Buruh dan Pengusaha terhadap
Kebijakan Pemerintah Daerah
No Uraian 2011 Keterangan
1 Jumlah Penyelesaian Perselisihan Buruh dan Pengusaha dengan kebijakan Pemda tahun n
7
2 Jumlah kejadian Perselisihan Buruh dan Pengusaha dengan kebijakan Pemda
8
3 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
87,5 %
2.3.10. Kebudayaan
Tabel 2.88 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011
Kabupaten Aceh Tamiang
No Capaian Pembangunan Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
1 Jumlah Grup Kesenian 34 64 64 64 64
2 Jumlah Gedung Kesenian - - - - -
3 Jumlah Klub Olah Raga 25 25 25 25 25
4 Jumlah Gedung Olah Raga - - - - -
Sumber : Disbudparpora, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-72
Tabel 2.89 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011
Menurut Kecamatan
No Nama Kecamatan
Jumlah Grup Kesenian per
10.000. Penduduk
Jumlah Gedung Kesenian per
10.000. Penduduk
1 Kec. Manyak Payed 2 -
2 Kec.Bendahara 4 -
3 Kec. Banda Mulia 2 -
4 Kec.Seruway 7 1
5 Kec. Rantau 2 -
6 Kec. Karang Baru 5 1
7 Kec. Sekerak 3 -
8 Kec. Kota Kualasimpang 3 -
9 Kec. Kejuruan Muda 1 -
10 Kec. Tamiang Hulu 3 -
11 Kec. Tenggulun 2 -
12 Kec. Bandar Pusaka 2 -
Grup kesenian dan klup olah raga yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang
sudah mulai ada dari tahun 2007 dan umumnya masih tetap berfungsi hingga tahun
2012 ini. Sedangkan grup kesenian dan klup olah raga per kecamatan datanya tidak
terangkum.
Tabel 2.90 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya
4 4 4 5 5
Penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kabupaten Aceh Tamiang,
biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu seperti saat peringatan ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, pada ulang tahun Kabupaten Aceh
Tamiang, maupun pada perayaan-perayaan hari besar lainnya. Tetapi jenis dan
jumlah senibudaya yang difestivalkan datanya tidak terangkum.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-73
Tabel 2.91 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya
4 4 4 6 6
Penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kabupaten Aceh Tamiang,
biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu seperti saat peringatan ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, pada ulang tahun Kabupaten Aceh
Tamiang, maupun pada perayaan-perayaan hari besar lainnya. Tetapi jenis dan
jumlah senibudaya yang difestivalkan datanya tidak terangkum.
Tabel 2.92 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
No Nama Situs Jenis Situs Masa Sejarah Lokasi
1 Komplek Makam Raja Pertama Sungai Iyu
Makam 1837 – 1871 M Kampung Bandar Baru Kec. Bendahara
2 Komplek Makam Teuku Ampon Raja Banta Ahmad
Makam 1890 – 1893 M Kampung Bandar Baru Kec. Bendahara
3 Situs Bekas Istana Sungai Iyu Bangunan Kampung Suka Mulia Kec. Bendahara
4 Bukit Kerang Bukit/Gundukan 1907 Kampung Mesjid Kec. Bendahara
5 Makam Tengku Tinggi Makam Areal Perkebunan PT. Parasawita kec. Bendahara
6 Makam Tengku Derahat Makam Kampung Pantai Balai Kec. Bendahara
7 Rumah Raja Seruway Rumah Kampung Pekan Seruway Kec. Seruway
8 Komplek Makam Tak Dikenal Makam Abad 7 M Kampung Lubuk Batil Kec. Bendahara
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-74
9 Makam Keluarga Sultan Al Natsir
Makam Areal Perkebunan Kampung Alur Manis Kec. Rantau
10 Komplek Makam Sultan Al Natsir
Makam Areal Perkebunan Kampung Alur Manis Kec. Rantau
11 Komplek Makam Jeurat Panjang
Makan Kebun Kp. Rantau Pauh Kecamatan Rantau
12 Rumah Raja Sulung Rumah 1936 M Kp. Benua Raja
13 Rumah Kediaman Raja Habsyah
Rumah Kp. Bukit Tempurung Kec. Kota Kualasimpang
14 Komplek Makam Raja Habsyah
Makam 1895 M Kp. Bukit Tempurung Kec. Kota Kualasimpang
15 Makam Raja Ma’an Makam 1887 - 1893 M Kp. Bukit Tempurung Kec. Kota Kualasimpang
16 Bangunan Bekas Stasiun Kereta Api
Bangunan Kp. Perdamaian Kota Kualasimpang
17 Pertokoan Lama Bangunan Pusat Kota Kualasimpang
18 Istana Karang Bangunan Jalan Haji Juanda
19 Komplek Makam Raja Silang Makam Kp. Tanjung Karang
20 Makam Pucok Suloh/ Makam Po Pala/ Makam Raja Kepala
Makam Kp. Tanjung Geulumpang Kec. Karang Baru
21 Komplek Makam Tak Dikenal Makam 7 M Kp. Mesjid Kec. Manyak Payed
22 Makam Pejuang TKR Makam 1947 Belakang SDN 2 Tualang Cut
23 Makam Putri Intan Makam Bukit Karanji Kp. Alue Lhok Kec. Manyak Payed
24 Komplek Makam Panglima Hitam
Makam Kp. Sungai Liput
25 Temuan Lapas Nisan Kuno Nisan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-75
26 Komplek Makam Tan Po Garang
Makam Kp. Alur Seulawe
27 Makam Tengku Tanjung Genteng
Makam 1770-… Kp. Tanjung Genteng Kec. Kejuruan Muda
28 Situs Bukit Kerang/Bukit Remis
Bukit/Gundukan 1907 - 1998 Kp. Pangkalan Kec. Kejuruan Muda
29 Bukit Karang (Pantai Perlak) Bukit Kec. Sekerak
30 Makam Tengku Intan Makam Tualang Cut
31 Tengku Konce Makam Kp. Tangsi Lama Kec. Seruway
32 Kelenteng Gua Kp. Tangsi Lama Kec. Seruway
33 Makam Raja Bendahara Makam Kp. Tanjung Lipat Kec. Seruway
34 Panglima Jerat Panjang Makam Kp. Landuh Kec. Rantau
35 Kelenteng Cina Kp. Durian Kec. Rantau
36 Benteng Belanda Kp. Jambu Kec. Bandar Pustaka
Sumber : Disbudparpora, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-76
Tabel 2.93 Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2007-2011
NO Nama
Organisasi 2007 2008 2009 2010 2011
1. PSSI 1 1 1 1 1
2. PBVSI 1 1 1 1 1
3. IPSI 1 1 1 1 1
4. PASI 1 1 1 1 1
5. PERTINA 1 1 1 1 1
6. PERBAKIN 1 1 1 1 1
7. PERCASI 1 1 1 1 1
8. PTMSI 1 1 1 1 1
9. PBSI 1 1 1 1 1
10. IKASI 1 1 1 1 1
11. FORKI 1 1 1 1 1
12. PELTI 1 1 1 1 1
13. KODRAT 1 1 1 1 1
14. PDBI 1 1 1 1 1
15. PABBSI 1 1 1 1 1
16. FPTI 1 1 1 1 1
17. PGI 1 1 1 1 1
18. TI 1 1 1 1 1
19. PODSI 1 1 1 1 1
20. PSTI 1 1 1 1 1
21. ISSI 1 1 1 1 1
22. PERKEMI 1 1 1 1 1
23. POSSI 1 1 1 1 1
24. PERBASI 1 1 1 1 1
25. POBSI 1 1 1 1 1
Jumlah 25 25 25 25 25
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-77
Tabel 2.94 Jumlah Lapangan Olahraga Tahun 2011
No Kecamatan Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1 Manyak Payed - - - 68 -
2 Bendahara - - - 50 -
3 Banda Mulia - - - 16 -
4 Seruway - - - 69 -
5 Rantau - - - 74 -
6 Karang Baru - - - 47 -
7 Sekerak - - - 20 -
8 Kota Kualasimpang - - - 3 -
9 Kejuruan Muda - - - 62 -
10 Tamiang Hulu - - - 46 -
11 Tenggulun - - - 28 -
12 Bandar Pusaka - - - 32 -
Sumber : Data Base Kampung dan Kemukiman Kabupaten Aceh Tamiang, 2011.
Lapangan olah raga yang terdata terdiri dari lapangan bola kaki, volley,
bulutangkis, tenis dan basket. Dan dari data yang ada hanyak jumlah lapangan olah
raga pada tahun 2010, dimana pada tahun-tahun selumnya belum ada pendataan
mengenai jumlah lapangan olah raga tersebut.
2.3.11. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
2.3.11.1. Kegiatan Pembinaan terhadap LSM Ormas dan OKP
Dalam aspek pelayanan umum yang menjadi tugas pokok dan fungsi Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membina
dan memberikan pelayanan teknis dan administratif sesuai peraturan perundang-
undangandenganmemberikan legalitas terhadap ORKEMAS dan LSM yang
mendaftarkan keberadaannya.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-78
Adapun jumlah ORKEMAS dan LSM yang terdaftar dari tahun 2007 – 2012
berjumlah 198, Jumlah ORKEMAS dan LSM yang terdaftar namun tidak aktif dari
tahun 2007-2012 berjumlah 55 dan ORKEMAS dan LSM yang terdaftar dan aktif
dari tahun 2007-2012 berjumlah 143.
Tabel 2.95 Orkesmas Aktif dan Tidak Aktif
NO ORKEMAS
TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Akt
if
Tdk
akti
f
Terd
afta
r
Akt
if
Tdk
akti
f
Terd
afta
r
Akt
if
Tdk
akti
f
Terd
afta
r
Akt
if
Tdk
akti
f
Terd
afta
r
Akt
if
Tdk
akti
f
Terd
afta
r
Akt
if
Tdk
akti
f
Terd
afta
r
1 LSM 2 1 1 1 - 2
2 -
14
- 1
1 -
8 3
2 OKP - 2 - - 3 1 1 1 - 1 - 1 -
3 ORMAS 6 - 6 6 - 1
9 -
15
- 1
7 1
10
9
4 YAYASAN - - - - - 1 1 3 3 1 1 5 5
Tabel 2.96 Jumlah LSM aktif Tahun 2007-2011
Kabupaten Aceh Tamiang
No Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM, Ormas dan OKP
1 1 2 1 1 1
Jumlah 1 1 2 1 1 1
Sumber : Kesbangpol Aceh Tamiang, 2012
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP di Kabupaten Aceh
Tamiang dirasakan masih kurang. Hal ini dikarenakan pemberdayaan dari Pemda
maupun Instansi terkait belum maksimal. Diharapkan sekali untuk pendataan ke
lapangan terhadap keberadaan Ormas, LSM dan OKP agar masing-masing pengurus
mengetahui tupoksi dari kegiatan organisasi itu sendiri minimal tiga bulan sekali.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-79
Sedangkan untuk kegiatan pembinaan diharapkan bisa dilakukan minimal dua kali
setahun.
Kegiatan pembinaan ini berkisar pada pendataan keberadaan LSM. Ormas
dan OKP, pemantapan pemberdayaan terhadap pengurus Ormas, LSM dan OKP.
Kegiatan lain berupa monitoring dan evaluasi keberadaan LSM, Ormas dan OK serta
sosialisasi peningkatan sumber daya bagi pengurusnya.
2.3.11.2. Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Terkait pelaksanaan kegiatan bidang pembinaan Ideologi dan Kebangsaan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan masing-masing kegiatannya, Kegiatan
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dari Tahun 2007-2012 sebanyak 4 Kali. Kegiatan
Pemantauan Keberadaan dan Kegiatan Warga Negara Asing / NGO dari Tahun 2007-
2012 sebanyak 6 Kali. Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan
dalam Kehidupan Beragama dalam Kabupaten Aceh Tamiang dari Tahun 2008-2012
sebanyak 2 Kali. Fasilitasi Sekretariat FKUBdari Tahun 2008-2012 sebanyak 5 Kali.
Dalam hal ini kedudukan FKUB baru terbentuk pada tahun 2008.Fasilitasi
Operasional Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM)
yang terealasasi pada tahun 2012. jumlah kegiatan tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.97 Kegiatan Pembinaan Ideologi dan Kebangsaan
Tahun 2007-2012
No Uraian Tahun
KET 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Sosialisasi Wawasan Kebangsaan
1 1 1 - - 1
2 Pemantauan Keberadaan dan Kegiatan Warga Negara Asing / NGO
1 1 1 1 1 1
3
Sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama dalam Kabupaten Aceh Tamiang
0 1 - - - 1 FKUB terbentuk tahun 2008
4 Fasilitasi Sekretariat FKUB 0 1 1 1 1 1 FKUB terbentuk tahun 2008
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-80
5
Fasilitasi Operasional Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM)
0 0 0 0 0 1 PAKEMterlealisasi tahun 2012
6 Fasilitasi Operasional Sekretariat FKUB tingkat Kabupaten
0 1 0 0 0 1
Jumlah
Sumber : Kesbangpol dan LinmasAceh Tamiang, 2013
Tabel 2.98 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Tahun 2007-2011
No Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Pembinaan Ideologi dan Kebangsaan
2 6 - - 2 2
Jumlah 2 6 - - 2 2
Sumber : Kesbangpol Aceh Tamiang, 2012
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah yang dilakukan diantaranya sosialisasi
pemantapan wawasan kebangsaan dan ketahanan bangsa ditingkat Kabupaten
kepada aparatur pemerintahan desa, tokoh masyarakat, alim ulama, tokoh wanita
dan tokoh pemuda. Pendataan warga Negara asing dan NGO asing dalam wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang, pelantikan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama
Kabupaten Aceh Tamiang periode 2008-2012, sosialisasi peningkatan dan
kerukunan dalam kehidupan umat beragama di 12 Kecamatan dalam Kabupaten
Aceh Tamiang serta pendataan aliran menyimpang atau sampalan dalam wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang.
2.3.11.3. Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Sejak digulirkannya reformasi, proses demokratisasi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah membawa perubahan mendasar
dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan di berbagai daerah yang
menimbulkan konflik sosial dan politik sehingga berpotensi mengancam stabilitas
keamanan dan kenyamanan masyarakat.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-81
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibentuklah Forum Kewaspadaan Dini
Masyarakat (FKDM) di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kampung yang
difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)
di Daerah disebutkan bahwa ;
1. Kewaspadaan Dini Masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi
masyarakat dalam menghadapi potensi dan antisipasi masyarakat dalam
menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang,
bencana alam, maupun bencana karena ulah manusia; dan
2. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat yang selanjutnya disingkat FKDM adalah
wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan
memelihara kewaspadaan dini masyarakat.
Keanggotaan FKDM terdiri atas wakil-wakil ormas-ormas, perguruan tinggi,
lembaga pendidikan lain, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh
pemuda dan elemen masyarakat lainnya.
Sekretariat FKDM bernaung di bawah Badan Kesbangpol dan linmas
Kabupaten Aceh Tamiang. Kegiatan FKDM dimulai sejak terbentuknya sekretariat
FKDM pada 2008 yang memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menjaring menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan
informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau
peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan
secara dini; dan
b. Memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi gubernur
mengenai kebijakan yang berkaitan dengan Kewaspadaan Dini Masyarakat.
Pengelolaan potensi kewilayahan menjadi kekuatan kewilayahan. Potensi
kewilayahan yang dibina meliputi unsur ruang (geografi), alat (demografi ) dan
kondisi (konsos), menjadi kekuatan untuk kepentingan pertahanan negara.
Pembinaan teritorial memegang peranan penting dalam rangka menciptakan ruang,
alat dan kondisi juang guna mendukung kelangsungan pembangunan dan menjaga
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-82
persatuan dan kesatuan serta tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.
Pembinaan teritorial meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan pembinaan dan menjalin rasa persatuan dan
kesatuan bangsa guna tetap terpeliharanya ketentraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat di wilayah teritorial;
2. Mengkoordinir para camat melakukan kegiatan pembinaan teritorial dalam
wilayah tugas masing-masing;
3. Melakukan koordinasi dengan instansi vertikal berkaitan dengan kegiatan
pembinaan teritorial.
Dalam menjaga kestabilan keamanan proses pengamanan Pemilu Legeslatif,
Presiden seta Pemilukada, peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam membantu
tugas pokok dari TNI dan POLRI sendiri, ini terlihat kerjasama yang baik dan Untuk
menjaga keamanan di daerah, tidak hanya mengandalkan aparat keamanan,
masyarakat memiliki peran yang sangat penting bagi keamanan.
Tabel 2.99 Kegiatan Politik, Pemerintahan dan Keamanan
Tahun 2007-2012
No Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Operasional Sekretariat FKDM
0 1 1 1 1 1
2 Pembinaan Teritorial 1 1 1 1 1 1
3 Operasional KOMINDA 1 1 1 1 1 1
4 Fasilitasi Rapat Kerja Bidang Polkam
1 1 1 1 1 1
5 Fasilitasi Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Tahapan-tahapan Pemilukada
1 - 1 - - 1
6 Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kecamatan dalam Pelaksanaan Pemilukada
1 1 1 1 1 1
7 Operasional Pengamanan Pelaksanaan Pemilukada
1 1 2
Jumlah
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-83
Sumber : Kesbangpol dan Linmas Aceh Tamiang, 2013
2.3.12. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, serta Kepegawaian dan Persandian.
Penyaluran bantuan keuangan kepada Partai Politik pemenang Pemilu
Tahun 2004 dan Pemilu Tahun 2009, bagi Partai Politik yang mendapatkan kursi di
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun penyaluran bantuan
keuangan kepada Partai Politik pemenang Pemilu Tahun 2004 mengacu pada
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2005 Tentang Bantuan Keuangan pada Partai
Politik dan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor. 4 Tahun 2006 Tentang
Bantuan Keuangan pada Partai Politik, sedangkan untuk bantuan keuangan kepada
partai politik nasional dan partai politik lokal pemenang Pemilu 2009 mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor. 5 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan
pada Partai Politik, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 24 Tahun 2009
Tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam APBD, Pengajuan,
Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan
Partai Politik dan Surat Keputusan Bupati Aceh Tamiang Nomor 1252 Tahun 2012
Tentang Penetapan Jumlah Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Nasional dan
Partai Politik Lokal hasil Pemilu 2009 Tingkat Kabupaten Aceh Tamiang.
Tata cara penyaluran bantuan keuangan kepada Partai Politik pemenang
Pemilu tahun 2004 berdasarkan jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten Aceh Tamiang, sedangkan bantuan keuangan kepada Partai Politik
Nasional dan Partai Politik Lokal hasil Pemilu Tahun 2009 yang mendapat kursi di
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan jumlah perolehan
suara Partai.
Besarnya bantuan keuangan bagi Partai Politik pemenang Pemilu Tahun
2004 berdasarkan jumlah perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
Aceh Tamiang sebesar Rp. 18.000.000,- per kursi / Tahun, sedangkan bantuan
keuangan kepada Partai Politik Pemenang Pemilu Tahun 2009 yang mendapatkan
kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan jumlah
perolehan suara, adapun bantuan per suara Rp.5.184/Tahun
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-84
Realisasi bantuan keuangan kepada partai politik pemenang pemilu
legislatif tahun 2004 dan partai politik pemenang pemilu tahun 2009 yang
memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.100 Daftar Partai Politik Yang Menerima Bantuan Keuangan
Dari Tahun 2007-2012
NO Nama Partai Politik
Pemenang Pemilu 2004
Pemenang Pemilu 2009
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Partai Keadilan Persatuan Indonesia
- - 2.901 Suara
2.901 Suara
2.901 Suara
2.901 Suara
2 Partai Keadilan Sejahtera 1 Kursi 1 Kursi 6.548 Suara
6.548 Suara
6.548 Suara
6.548 Suara
3 Partai Amanat Nasional 5 Kursi 5 Kursi 6.968 Suara
6.968 Suara
6.968 Suara
6.968 Suara
4 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
1 kursi 1 kursi - - - -
5 Partai Demokrasi Kebangsaan 1 Kursi 1 Kursi - - - -
6 Partai Golongan Karya 6 Kursi 6 Kursi 5.050 Suara
5.050 Suara
5.050 Suara
5.050 Suara
7 Partai Persatuan Pembangunan
3 Kursi 3 Kursi 4.937 Suara
4.937 Suara
4.937 Suara
4.937 Suara
8 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
- - 1.775 Suara
1.775 Suara
1.775 Suara
1.775 Suara
9 Partai Bulan Bintang 2 Kursi 2 Kursi - - - -
10 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
4 Kursi 4 Kursi 8.170 Suara
8.170 Suara
8.170 Suara
8.170 Suara
11 Partai Bintang Reformasi 3 Kursi 3 Kursi 2.043 Suara
2.043 Suara
2.043 Suara
2.043 Suara
12 Partai Demokrat 4 Kursi 4 Kursi 18.490 Suara
18.490 Suara
18.490 Suara
18.490 Suara
13 Partai Aceh - - 29.152 Suara
29.152 Suara
29.152 Suara
29.152 Suara
14 Partai Bersatu Aceh - - 3.257 Suara
3.257 Suara
3.257 Suara
3.257 Suara
Sumber : Kesbangpol dan LinmasAceh Tamiang, 2013
2.3.12.1. Sistim Informasi Manajemen Pemda
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam usahanya untuk meningkatkan
penyampaian informasi hasil kinerja aparatur pemerintah, sejak tanggal 7 Juli 2009
telah membuat sebuah domain/situs dengan alamat www.acehtamiangkab.go.id,
situs ini dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten
Aceh Tamiang, Domain ini memuat berbagai informasi tentang Kabupaten Aceh
Tamiang dan dapat diakses secara luas oleh masyarakat.Ada beberapa kendala yang
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-85
di hadapi dalam mengaktifkan domain ini diantaranya, tidak tersedianya
sumberdaya manusia (SDM) yang profesional untuk menggelola situs tersebut,
selain masalah keterbatasan anggaran dalam pengelolaannya.
Selain domain tersebut juga terdapat beberapa webside lainnya yang
memuat informasi tentang Kabupaten Aceh Tamiang diantaranya :
1. JDIH (jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum) Kabupaten Aceh Tamiang
dalam bentuk Web side dengan alamat “ www.jdih_acehtamiang.go.id”
yang mulai terbentuk sejak tahun 2012 berdasarkan Keputusan Bupati Aceh
Tamiang no.227 tahun 2012 tanggal 2 April 2012 tentang Penetapan
Website jaringan dokumentasi dan informasi hukum Kabupaten Aceh
Tamiang, sasaran dari pembentukan website ini sebagai sarana
penyebarluasan informasi daerah berupa Qanun,Peraturan Bupati,
Rancangan Qanun dan Peraturan Bupati serta berbagai peraturan
pemerintah lainnya yang telah dihasilkan, webside ini dikelola oleh Bagian
Hukum Sekretariat Daerah KabupatenAceh Tamiang.
2. Informasi data kependudukan yang dikelola oleh Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil dengan alamat ”www.dukcapil_acehtamiang.go.id” mulai
dibentuk sejak bualn September 2012. Mengingat usia pembentukannya
yang masih baru, informasi yang disampaikan masih belum sempurna.
2.3.12.2.Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Pada dasarnya survey IKM dilaksanakan oleh masing-masing unit layanan
yang melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sampai dengan saat ini
pemda belum pernah maelaksanakan survey IKM, kegiatan ini akan dianggarkan
pada tahun 2013.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-86
2.3.12.3.Kepegawaian dan Persandian
Tabel 2.101 Jumlah PNS Struktural, Fungsional dan Guru
Tahun 2007-2012
No Aparatur (PNS) Jumlah Aparatur
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Tenaga Administrasi - 2.114 2.206 2.393 1.912 2.247
2 Tenaga Kesehatan - 496 573 669 760 745
3 Tenaga Guru - 1.570 1.824 2.072 2.604 2.342
Jumlah - 4.603 4.180 4.603 5.134 5.334
Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012
Tabel 2.102
Jumlah PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2007-2012
No Tingkat
Pendidikan Jumlah Aparatur
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 SD - 12 12 13 13 13
2 SMP - 25 25 29 71 71
3 SMA/SMK - 966 979 1.056 1.032 1.012
4 D I - - - - 84 84
5 D II - 381 481 489 907 907
6 D III - 464 551 652 479 508
7 S1 - 2.294 2.517 2.850 2.636 2.685
8 S2 - 38 38 45 54 54
Jumlah - 4.180 4.603 5.134 5.276 5.334
Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012
Tabel 2.103 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan
Tahun 2007-2012
No Golongan Jumlah Aparatur
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 I a - 12 12 13 13 13
2 I b - 5 5 5 10 4
3 I c - 23 23 27 37 32
4 I d - 9 9 9 17 13
5 II a - 870 883 960 814 586
6 II b - 197 297 299 528 517
7 II c - 356 443 544 319 484
8 II d - 116 116 116 256 215
9 III a - 627 864 1,195 781 857
10 III b - 394 394 401 606 661
11 III c - 303 303 309 426 395
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-87
12 III d - 424 421 424 394 363
13 IV a - 797 779 782 1.002 1.089
14 IV b - 43 43 41 53 89
15 IV c - 4 7 1 11 15
16 IV d - - - - - 1
Jumlah - 4.180 4,603 5,134 5.276 5.334
Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012
Tabel 2.104 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Struktural/Eselonering
Tahun 2007-2012
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Aparatur
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 II a - 1 1 1 1 1
2 II b - 25 30 40 30 41
3 III a - 50 48 44 49 50
4 III b - 69 94 83 99 78
5 IV a - 199 192 150 337 343
6 IV b - 21 22 23 27 35
Jumlah - 367 387 441 543 548
Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012
Jumlah pejabat yang menduduki posisi jabatan eselon IV hingga II terdata
sejak tahun 2007-2012 naik per tahunnya, kenaikan jabatan yang paling signifikan
terjadi pada eselon IV yang terlihat hamper 100 % ditahun 2011.
Tabel 2.105 Jumlah Aparatur yang Mendapatkan Beasiswa Pendidikan
Tahun 2007-2012 Sumber Dana APBK Aceh Tamiang
No Tingkat Pendidikan Jumlah Aparatur
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Beasiswa Ijin Belajar S1 - - 40 50 20 40
2 Beasiswa Tugas Belajar S1/DIV - - 24 18 23 29
3 Beasiswa Ijin Belajar S2 - - 25 15 10 14
4 Beasiswa Tugas Belajar S2 - - 16 17 24 13
Jumlah - - 105 100 77 96
Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat sejauh mana komitmen Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang dalam melakukan pengembangan sumber daya aparatur
Kabupaten Aceh Tamiang. Untuk tahun 2009 hingga tahun 2012 tercatat jumlah
aparatur yang telah mendapatkan bantuan beasiswa melalui dana APBK Aceh
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-88
Tamiang mencapai 378 orang. Dan bila dilihat dari table diatas terjadi penurunan
angka aparatur yang mendapat beasiswa, hal ini bukan dikarenakan minat aparatur
ataupun pemerintah daerah yang menurun dalam mengembangkan sumberdaya
aparaturnya, melainkan kondisi keuangan yang terbatas. Namun demikian
meskipun dihadapkan pada keterbatasan-keterbatasannya, Pemerintah Daerah
masih terus dan telah melakukan terobosan-terobosan baru dalam hal
pengembangan sumberdaya aparaturnya yang diupayakan baik melalui program
beasiswa dana Pemerintah Daerah, program beasiswa dana sharing maupun
program beasiswa dana pemerintah pusat.
Tabel 2.106 Jumlah Aparatur yang Telah Mengikuti Diklat-Diklat Tahun 2007-2012 Sumber Dana APBK Aceh Tamiang
No Tingkat Pendidikan Jumlah Aparatur
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Diklat Prajabatan Gol I dan II - 600 252 149 77 21
2 Diklat Prajabatan Gol III - - 71 148 175 166
3 Diklat PIM II - 5 4 - - 3
4 Diklat PIM III - 10 10 4 - 13
5 Diklat PIM IV - 40 - - - 40
Jumlah - 655 337 301 252 243
Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012
2.3.13. Ketahanan Pangan
2.3.13.1. Regulasi Ketahanan Pangan
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BPPP) Kabupaten Aceh Tamiang
yang didalamnya terdapat Bidang Ketahanan Pangan, sampai saat ini belum ada
mengeluarkan peraturan tentang kebijakan ketahanan pangan baik dalam bentuk
Perda, Perkada, maupun peraturan lainnya. Namun sampai sampai saat ini Bidang
Ketahanan Pangan baru menyelesaikan draf Peraturan Bupati Aceh Tamiang
Tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis sumber daya
lokal.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-89
Tabel 2.107 Ketersediaan Pangan Utama
No Tahun Jumlah
Penduduk
Produksi Beras
Netto (Kg)
Ketersediaan Pangan Utama
(Gr/Thn)
Rasio Ketersediaan
Pangan Utama
Kebutuhan Beras
(Kg/Thn)
Surplus Beras
(Kg/Thn) Keterangan
1 2007 258.135 77.223.607 299.159,77 0,37 28.265.782,50 48.957.824,76 Surplus Tinggi
2 2008 265.991 83.127.659 312.520,57 0,35 29.126.014,50 54.001.644,62 Surplus Tinggi
3 2009 250.329 89.602.018 357.937,02 0,31 27.411.025,50 62.190.992,01 Surplus Tinggi
4 2010 251.914 97.757.413 388.058,67 0,28 27.584.583,00 70.172.829,77 Surplus Tinggi
5 2011 274.096 93.726.190 314.946,58 0,32 30.013.512,00 63.712.677,58 Surplus Tinggi
Berdasarkan perhitungan rasio ketersediaan pangan dalam Kabupaten Aceh
Tamiang dari tahun 2007 – 2011 menunjukkan angka lebih kecil dari 0,50 (range
indikator individu) atau rata-rata per tahun sebesar 0,32. Dan dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan pangan utama dalam Kabupaten Aceh Tamiang terjadi surplus
tinggi, dimana rata-rata kebutuhan konsumsi beras per tahun adalah 28.480.148 kg
atau 32,26 % dari produksi yang ada. Sedangkan rata-rata surplus per tahun
mencapai 59.807.194 kg atau 67,74 % dari produksi yang ada.
2.3.14. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2.3.14.1. Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) merupakan suatu
lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Badan
pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang yang dalam melaksanakan
kegiatannnya selalu berkoordinasi dan peran serta BPM dalam melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat selalu seiring dengan berbagai kegiatan yang
ada pada PKK, adapun kelompok binaan PKK dari tahun 2007 sampai dengan 2011
dapat kami jelaskan dalam table sebagai berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-90
Tabel 2.108 Kelompok Binaan PKK Tahun 2007-2011
NO Kecamatan
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
Jumlah PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
Jumlah PKK
J Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
Jumlah PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
Jumlah PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16) (17=16/15)
1 Kec. Manyak Payed 36 4 0,11 36 5 0,14 36 4 0,11 36 4 0,11 36 4 0,11
2 Kec.Bendahara 33 4 0,12 33 4 0,12 33 1 0,03 33 4 0,12 33 3 0,09
3 Kec. Banda Mulia 10 4 0,40 10 5 0,50 10 3 0,30 10 4 0,40 10 3 0,30
4 Kec.Seruway 24 5 0,21 24 4 0,17 24 1 0,04 24 5 0,21 24 4 0,17
5 Kec. Rantau 16 5 0,31 16 4 0,25 16 3 0,19 16 5 0,31 16 4 0,25
6 Kec. Karang Baru 31 4 0,13 31 4 0,13 31 1 0,03 31 4 0,13 31 4 0,13
7 Kec. Sekerak 14 3 0,21 14 3 0,21 14 1 0,07 14 1 0,07 14 2 0,14
8 Kec. Kota Kualasimpang
5 3 0,60 5 4 0,80 5 1 0,20 5 2 0,40 5 3 0,60
9 Kec. Kejuruan Muda 15 5 0,33 15 4 0,27 15 2 0,13 15 1 0,07 15 3 0,20
10 Kec. Tamiang Hulu 10 3 0,30 10 2 0,20 10 2 0,20 10 4 0,40 10 3 0,30
11 Kec. Tenggulun 5 3 0,60 5 2 0,40 5 1 0,20 5 4 0,80 5 2 0,40
12 Kec. Bandar Pusaka 14 3 0,21 14 4 0,29 14 2 0,14 14 4 0,29 14 2 0,14
Jumlah 213 46 3,54 213 45 3,48 213 22 1,64 213 40 3,31 213 37 2,83
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) Kabupaten Aceh Tamiang
dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat membentuk kelompok-
kelompok binaan yang berada di setiap Kampung, adapun kelompok binaan
tersebut seperti BKB ( Bina Keluarga Balita ), GSI ( Gerakan Sayang Ibu ),
GAMMAWAR ( Gampong Mawadah Warahmah ) , P2WKSS dan Terpadu. Berikut
kami sampaikan dalam bentuk table berupa kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK
Kabupaten Aceh Tamiang secara lebih terinci dari tahun 2007 sampai dengan 2011 :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-91
2.3.15. Perpustakaan
2.3.15.1. Jumlah Perpustakaan
Tabel 2.109 Jumlah Perpustakaan Tahun 2007-2011
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)
1 1 1 1 1
1
2. Jumlah Perpustakaan Kampung
- - - - - 47
3. Jumlah Perpustakaan Sekolah/Pesantren
- - - - - 75
4. Jumlah Perpustakaan LP/Puskesmas
- - - - - 2
5. Jumlah Perpustakaan Mesjid
6
6. Total Perpustakaan (1+2+3+4+5)
1 1 1 1 1 131
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Aceh Tamiang, 2012.
Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 perpustakaan milik
pemda Kabupaten Aceh Tamiang berjumlah 1 unit, sedangkan perpustakaan binaan
kabupaten berjumlah 130 unit yang terdiri dari perpustakaan kampung berjumlah
47 unit, perpustakaan sekolah/pesantren berjumlah 75 unit, perpustakaan
LP/Puskesmas berjumlah 2 unit dan perpustakaan mesjid berjumlah 6 unit.
2.3.15.2. Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun
Tabel 2.110 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2007-2011
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)
- - 10.159 10.454 9.376
10.642
2. Jumlah pengunjung perpustakaan Kampung
- - - - -
21.313
3. Jumlah pengunjung Perpustakaan Sekolah/Pesantren
- - - - - -
4. Jumlah pengunjung Perpustakaan LP/Puskesmas
- - - - - -
5. Jumlah pengunjung Perpustakaan Mesjid
- - - - - -
6. Total pengunjung Perpustakaan (1+2+3+4+5)
- - 10.159 10.454 9.376
33.955
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Aceh Tamiang, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-92
Dari tabel diatas terlihat bahwasanya terjadi penurunan jumlah pengunjung
di perpustakaan daerah (di Kabupaten) pada tahun 2011, disebabkan oleh karena
Kantor Perpustakaan Kabupaten Aceh Tamiang pindah alamat (pindah gedung),
sehingga kemungkinan pengunjung masih beradaptasi dengan situasi ini. Sedangkan
pada tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah pengunjung di perpustakaan
KabupatenAceh Tamiang dikarenakan sudah adanya layanan internet (free wifi).
2.3.15.3. Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah (di Kabupaten)
berjumlah 5.977 judul buku yang terdiri dari 27.072 eksemplar, dengan jenis dan
judul buku bervariasi.
Tabel 2.111 Rekap Buku Keseluruahan Kondisi Februari 2012
Kabupaten Aceh Tamiang
Subjek Buku Jumlah Judul
Jumlah Eksemplar
Keterangan
000 Karya Umum 363 1.427
100 Filsafat/Psikologi 141 615
200 Agama 777 4.170
300 Ilmu-Ilmu Sosial 1.304 6.097
400 Bahasa 596 3.024
500 Ilmu-Ilmu Murni 227 878
600 Ilmu-Ilmu Terapan 1.436 6.411
700 Kesenian dan Olah Raga 121 576
800 Kesusasteraan 794 3.048
900 Sejarah dan Geografi 218 826
Jumlah 5.977 27.072
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Aceh Tamiang, 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-93
2.3.16. Pertanian
2.3.16.1. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar
Tabel 2.112 Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar
No Uraian 2011
1 Produksi Tanaman Padi/bahan pangan utama local lainnya (Ton)
159.018,8
2 Luas areal tanaman padi/ bahan pangan utama local lainnya (Ha)
28.547
3 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)
5,57
Dengan luas lahan sawah di Kabupaten Aceh Tamiang seluas 18.083 Ha di
tahun 2011, para petani telah menanam padi hampir 2x dalam setahun yakni
sebesar 28.547 Ha pada musim gadu dan musim rendengan (Oktober, Nopember
dan Desember). Biasanya petani seluruhnya menanam padi, namun pada musim
gadu (Maret, April dan Mei) hanya sebagian daerah yang memiliki sumber air saja
yang dapat menanam padi dari luas lahan sebesar + 17.000 yang merupakan lahan
tadah hujan, baru menghasilkan produktivitas sebesar 5,57 Ton/Ha ditahun 2011,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Sumber pengairan berupa irigasi teknis yang belum teralisasi hingga sekarang.
b. Sumber air dalam bentuk pompanisasi baik air permukaan (alur, parit dan
sungai) maupun air tanah (sumur pancang dan sumur bor) belum memadai,
jumlah baru mencapai angka 165 unit masing-masing 63 unit tahun 2010, 41
unit tahun 2011 dan 96 unit tahun 2012, hal ini hanya membantu mengairi +200
Ha sawah yang idealnya 1 unit mengairi 1 Ha, jadi dari luas lahan sawah tadah
hujan 17.000 ha ada + 17.000 unit sumur pancang.
c. Keberadaan embung dan waduk sangat dibutuhkan pada daerah-daerah yang
memiliki sumber air untuk waduk dan embung.
d. Masih ada kelompok petani dibeberapa kecamatan masih menggunakan benih
padi lokal yang produktivitasnya rendah yaitu dibawah 4 Ton/Ha. Penggunaan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-94
benih unggul lokal oleh sebagian petani dianggap harganya mahal sehingga
produksi belum dapat ditingkatkan.
e. Kelangkaan dan tingginya harga pupuk masih pula mendominasi rendahnya
produksi padi petani, walaupun tersedia pupuk pada kios-kios saprodi namun
terkadang harganya tidak terjangkau oleh petani.
f. Pemakaian pupuk organik masih sedikit dan kurang terpenuhi dalam jumlah
besar.
Solusi untuk permasalahan diatas, yaitu :
a. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan
mengusulkan pembangunan irigasi teknis yang menyuplai kebutuhan air
terutama musim gadu.
b. Pembangunan embung atau waduk pada daerah yang memiliki sumber air.
c. Melanjutkan penyediaan sumur-sumur pancang untuk membantu penyediaan
air bagi sawah petani.
d. Penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat tani non kelompok.
e. Mempermudah birokrasi oleh Pemkab agar ketersediaan pupuk di kios-kios
saprodi selalu ada dan menambah kouta pupuk bersubsidi.
f. Pengembangan pola UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) di tingkat petani.
Tabel 2.113 Produksi Padi Tahun 2007-2011
No. Jenis
Komoditi Produksi (Ton)
2007 2008 2009 2010 2011
1. Padi 131.020 141.037 152.021,6 165.858,3 159.018,8
Dari tabel diatas terlihat bahwa terrjadi peningkatan produksi setiap
tahunnya, namun yang paling tinggi yaitu pada tahun 2010, hal ini dikarenakan tidak
terjadinya gagal panen atau puso seperti pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu
terjadi banjir dan puso(gagal panen) dan pada tahun 2011 kembali menurun karena
terjadi banjir akibat curah hujan yang tinggi dan juga serangan Organisme
pengganggu tanaman (OPT).
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-95
Tabel 2.114 Produksi Padi Menurut Kecamatan Tahun 2011
No. Kecamatan Produksi (Ton)
1 Manyak Payed 52.283,4
2 Bendahara 14.099,2
3 Banda Mulia 23.047,2
4 Seruway 11.970
5 Rantau 15.258,6
6 Karang baru 12.390
7 Sekerak 522,5
8 Kuala Simpang -
9 Kejuruan Muda 8.851
10 Tenggulun 15.510,8
11 Tamiang Hulu 3.789,5
12 Bandar Pusaka 1.296
Total Produksi (Ton) 159.018,8
Tabel.2.115 Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB
No Uraian 2012
1 Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor Perkebunan/Pertanian
1.136.371,07
2 Jumlah PDRB 2.714.814,00
3 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
41,86 %
Sumbangan sektor pertanian/perkebunan terhadap total PDRB Kabupaten
Aceh Tamiang pada tahun 2012 menginjak angka 41,86 %, ini berarti sumbangsih
sektor pertanian dalam arti luas telah membaik walaupun dari segi komoditas
belum mampu mendongkrak PAD Kabupaten Aceh Tamiang lebih baik lagi. Namun
diharapkan pada 5 (lima) tahun mendatang keadaan ini bisa lebih baik lagi.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-96
Tabel 2.116 Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija) terhadap PDRB
No Uraian 2012
1 Jumlah Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija)
253,638,16
2 Jumlah PDRB 1.425.112,76
3 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB
17,80 %
Kontribusi sektor pertanian dalam hal ini palawija terhadap PDRB masih
menduduki angka yang relative rendah yakni 17,80 %, hal ini terjadi karena :
a. Sub sektor palawija di Kabupaten Aceh Tamiang dalam pelaksanaannya
menggunakan lahan yang sama dengan lahan padi yaitu sawah, artinya pada
saat penanaman sering mengalami gagal panen akibat hujan yang berakibat
banjir khususnya untuk jagung dan kedelai.
b. Lahan kering berupa ladang yang diusahakan petani untuk palawija jumlahnya
sangat kecil dan sebagian ditanami tanaman keras.
c. Khusus kedelai di Kabupaten Aceh Tamiang hanya beberapa kecamatan saja
yang daerahnya cocok untuk ditanami yaitu Kecamatan Banda Mulia,
Bendahara, Seruway, Rantau dan sebahagian kecamatan Karang Baru.
d. Untuk jagung hampir semua kecamatan dapat tumbuh baik namun kadang-
kadang petani enggan menanam karena ketidakpastian pemasarannya sehingga
harga anjlok.
Solusi yang bisa dilakukan adalah :
a. Perluasan areal lahan kering untuk pengembangan palawija khususnya jagung
dan kedelai.
b. Membuat regulasi peruntukkan bagi lahan kering khususnya palawija pada
daerah yang landai.
c. Membuka peluang pasar bagi pemasaran komoditi palawija pada saat petani
panen palawija dengan penentuan harga yang stabil.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-97
d. Memotivasi petani untuk mau mengembangkan dan memajukan komoditi
palawija sebagai unggulan kedua setelah padi.
Tabel 2.117 Kontribusi Sektor Palawija terhadap PDRB
Tahun 2007-2011
No. Jenis Komoditi 2007 2008 2009 2010 2011*
1 Tanaman Bahan Makanan
232.917,32 233.420,41 234.838,32 237.465,06
2 Peternakan 47.477,90 47.727,62 48.241,63 49.216,03
Tabel 2.118 Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) terhadap PDRB
No Uraian 2012
1 Jumlah kontribusi perkebunan (Tanaman Keras)
173.258,28
2 Jumlah PDRB 1.425.112,76
3 Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
12,16 %
Kontribusi sektor ini masih kecil yaitu 12,16 % dari total kontribusi bidang
pertanian, hal ini dikarenakan nilai jual komoditi hortikultura (buah-buahan) masih
belum menjanjikan selain waktu panen yang relatif lama, memerlukan lahan yang
cukup luas untuk pengembangannya, menyebabkan petani kurang termotivasi
untuk menanam tanaman buah-buahan. Pasar dan konsumen buah-buahan masih
sangat minim.
Solusi yang dapat dilakukan, antara lain :
a. Mengembangkan program agrbisnis buah-buahan.
b. Pemkab membantu membuka peluang pasar sehingga petani memiliki garansi
setelah panen.
c. Perlu lahan yang luas baik milik petani maupun milik Pemerintah daerah.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-98
Tabel 2.119 Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap PDRB
No Uraian 2011
1 Jumlah produksi padi/bahan pangan utama local hasil kelompok petani (Ton) Tahun n
159.018,8
2 Jumlah produksi padi/bahan pangan utama di daerah (Ton) Tahun n
28.547
3 Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap bahan pangan utama
5,57 %
Kontribusi dari produksi kelompok petani berkisar pada angka 5,57%, hal ini
diambil dari hasil pengambilan ubinan di setiap kecamatan dari lahan milik
kelompok tani. Rekapitulasi hasil produksi seluruh kecamatan menjadi nilai
Kabupaten untuk produksi pertahunnya.
2.3.16.2. Cakupan Bina Kelompok Petani
Dari 607 kelompok tani yang terdata pada Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, pada tahun 2011 hanya terbantu + 143 kelompok tani dari berbagai
bantuan yang ada di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang
yang menghasilkan angka 0,24%. Hal ini sesuai dengan alokasi anggaran yang
didapat oleh Dinas Pertanian dan Peternakan dan tergantung juga pada program
dan kegiatan yang telah direncanakan.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-99
Tabel 2.120 Cakupan Bina Kelompok Petani
Menurut Kecamatan Tahun 2007-2011
No Kecamatan Jumlah Kelompok Tani
2007 2008 2009 2010 2011
1 Manyak Payed - - 82 86 90
2 Bendahara - - 50 53 61
3 Banda Mulia - - 26 31 32
4 Seruway - - 59 56 60
5 Rantau - - 61 61 61
6 Karang Baru - - 56 60 62
7 Sekerak - - 19 29 29
8 Kota Kualasimpang - - - - -
9 Kejuruan Muda - - 49 58 62
10 Tamiang Hulu - - 43 43 55
11 Tenggulun - - 17 31 50
12 Bandar Pusaka - - 48 43 45
Jumlah - - 510 551 607
Sumber : BPPP Aceh Tamiang, 2012
Tabel 2.121 Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan Menurut KecamatanTahun 2007-2011
Kabupaten Aceh Tamiang
No Kecamatan Jumlah Penyuluh Pertanian
2007 2008 2009 2010 2011
1 Manyak Payed - - 13 13 13
2 Bendahara - - 13 11 10
3 Banda Mulia - - 8 7 8
4 Seruway - - 10 10 10
5 Rantau - - 8 7 7
6 Karang Baru - - 14 15 14
7 Sekerak - - 9 8 9
8 Kota Kualasimpang - - - - -
9 Kejuruan Muda - - 10 10 10
10 Tamiang Hulu - - 9 8 8
11 Tenggulun - - 6 5 6
12 Bandar Pusaka - - 7 5 7
Jumlah - - 107 99 102
Sumber : BPPP Aceh Tamiang, 2012
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian terbentuk melalui Qanun
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 24
Desember 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang, dan mulai efektif berjalan pada bulan Maret 2009.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-100
Berdasarkan hal tersebut, maka data kelompok tani nelayan dan data penyuluh
pertanian lapangan di Kabupaten Aceh Tamiang yang tersedia di Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian hanya terangkum dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2011.
Dari 607 kelompok tani nelayan yang ada sampai saat ini, berdasarkan kelas
kelompoknya terbagi atas Kelompok Pemula sebanyak 378 kelompok, Kelompok
Lanjut sebanyak 201 kelompok, Kelompok Madya sebanyak 28 kelompok dan untuk
Kelompok Utama sampai saat ini untuk Kabupaten Aceh Tamiang belum ada.
Sedangkan untuk Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang ada sampai saat ini, PPL
yang berstatus PNS sejumlah 26 orang, sedangkan sisanya yang 76 orang berstatus
kontrak daerah dan kontrak pusat (THL-TBPP).
2.3.17. Kahutanan
2.3.17.1.Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Tabel 2.122 Luas Hutan Kabupaten Aceh Tamiang
Menurut Kecamatan
No Kecamatan
Hutan Produksi
mangrove (Ha)
Hutan Lindung
Mangrove (Ha)
Hutan Produksi
Darat (Ha)
Hutan Lindung
Darat (Ha)
1 Manyak Payed 7.009,70 2.324,48 2.610,37 -
2 Bendahara 3.019,14 1.670,09 - -
3 Banda Mulia 2.093,63 244,58 - -
4 Seruway 3.787,97 2.527,46 - -
5 Rantau - - - -
6 Karang Baru - - - -
7 Sekerak - - 376,03 -
8 Kota Kualasimpang - - - -
9 Kejuruan Muda - - - -
10 Tamiang Hulu - - 13.054,98 14.799,58
11 Tenggulun - - - 24.149,86
12 Bandar Pusaka - - 5.898,18 1.739,97
Total 15.910,44 6.766,61 21.939,56 40.689,41
Sumber: Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan
khususnya bidang kehutanan adalah mengurangi angka lahan kritis melalui
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-101
rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Luas hutan di KabupatenAceh Tamiang
berdasarkan Kepmenhutbun Nomor : 170/Kpts-II/2000 tentang Luas Kawasan
Hutan berdasarkan Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Propinsi
NAD seluas: ± 85.306,02 Ha terdiri dari Hutan Lindung seluas : ± 47.456,02 Ha dan
Hutan Produksi seluas : ± 37.850 Ha.
Tabel. 2.123
Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Tahun 2007-2011
No Kegiatan Tahun (Ha)
Total 2007 2008 2009 2010 2011
1 Reboisasi DAS 0,25 - - - - 0,25
2 Pengembangan Kawasan Hutan Rakyat
100 - - - - 100
3 Reboisasi Mangrove Percontohan
- - 75 100 - 175
4 Pembuatan Reboisasi Mangrove
- - - - 500 500
5 Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat
1.000 125 50 - 50 1.250
6 Pembuatan Tanaman Reboisasi
- - 100 - 100 200
7 Penanaman KBR - - - - 300 300
Keseluruhan 1.100,25 125 225 100 950 2.500,25
Sumber: Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.
Tabel 2.124
Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Tahun 2007-2011
No Tahun Luas Areal yang Telah Direhabilitasi (Ha)
Luas Areal yang Telah Direhabilitasi (%)
1 2007 1.100,25 1,7
2 2008 125 0,19
3 2009 225 0,3
4 2010 100 0,1
5 2011 950 1,4
Sumber: Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.
Tabel diatas menunjukkan bahwa areal yang direhabilitasi setiap tahun
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena ketersediaan anggaran terbatas
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-102
untuk penghijauan. Akan tetapi pada tahun 2011, sesuai program pemerintah untuk
menjaga kelestarian hutan yang sering disebut “Go Green” penyediaan dana untuk
program kehutanan dalam upaya mewujudkan Aceh Hijau bertambah, sehingga
banyak kegiatan dapat dilakukan khususnya rehabilitasi lahan.
2.3.17.2. Kerusakan Kawasan Hutan
Luas kerusakan kawasan hutan di Kabupaten Aceh Tamiang lima tahun
terakhir (2007-2011) sebesar 54 % dari luas hutan yang ada di Kabupaten Aceh
Tamiang. Hal ini disebabkan banyaknya penebangan liar dan perambahan hutan
menjadi perkebunan, besarnya minat masyarakat terhadap komoditi perkebunan
mengakibat banyak hutan yang digarap untuk dijadikan areal perkebunan.
Tabel 2.125 KontribusiSektor Perkebunan terhadap PDRB
atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) No Lapangan
Usaha 2007 2008 2009 2010 2011
1 Tanaman
Perkebunan 150.942,75 151.252,75 151.805,36 152.216,45 163.748,63
Jumlah 150.942,75 151.252,75 151.805,36 152.216,45 163.748,63
Sumber : BPS Aceh Tamiang, 2012.
Komoditi perkebunan yang merupakan primadona (unggulan) di Kabupaten
Aceh Tamiang yaitu karet, kelapa sawit dan kakao. Sedangkan kelapa dalam, nilam,
pinang, kapuk/randu, kemiri, kopi, sagu dan aren merupakan komoditi perkebunan
non unggulan, akan tetapi tetap dikembangkan oleh petani kebun di Kabupaten
Aceh Tamiang.
Perkembangan luas perkebunan Kelapa Sawit, Karet dan Kakao rakyat di Kabupaten
Aceh Tamiang pada tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-103
Tabel 2.126 Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat
Tahun 2007-2011
No Tahun Luas (Ha) Jumlah (Ha)
Produksi (Kg)
Produktivitas (Kg/Ha/Thn)
KK
TBM TM TR
1 2007 3.087 11.882 1.726 16.695 116.444 9.800 5.280
2 2008 3.450 13.350 850 17.650 146.850 11.000 6.020
3 2009 4.152 13.891 1.568 19.611 166.695 12.000 8.966
4 2010 3.966 14.146 1.488 19.600 176.825 12.500 9.076
5 2011 3.990 14.165 1.453 19.614 177.062 12.500 9.076
Sumber : Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.
Tabel 2.127 Perkembangan Luas Perkebunan Karet Rakyat
Tahun 2007-2011 No Tahun Luas (Ha) Jumlah
(Ha) Produksi
(Kg) Produktivitas (Kg/Ha/Thn)
KK
TBM TM TR
1 2007 3.323 12.892 2.420 18.635 11.890 922 13.802
2 2008 3.420 13.610 1.750 18.780 13.365 982 14.093
3 2009 4.452,5 11.909 3.771,2 20.133 13.076 1.098 14.599
4 2010 4.636 12.616 3.262 20.514 11.114,7 881 14.617
5 2011 4.694 12.652 3.221 20.567 12.398,96 980 14.617
Sumber : Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.
Tabel 2.128 Perkembangan Luas Perkebunan Kakao Rakyat
Tahun 2007-2011
No Tahun Luas (Ha) Jumlah (Ha)
Produksi (Kg)
Produktivitas (Kg/Ha/Thn)
KK
TBM TM TR
1 2007 374 566 588 1.528 518 915 2.415
2 2008 830 749 449 2.028 671 980 3.083
3 2009 887 1.325 348 2.560 1.211 980 4.144
4 2010 972 1.280 352 2.604 1.152 900 4.189
5 2011 977 1.281 352 2.610 1.127 880 4.190
Sumber : Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.
Ketiga tabel diatas menunjukkan perkembangan luas areal komoditi
unggulan rakyat (kelapa sawit, karet dan kakao). Bila diproyeksikan dari tahun 2007,
maka pada tahun 2011 jumlah petani kebun meningkat rata-rata berkisar antara 85
% - 90 %. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pangsa pasar bagi komoditi unggulan
tersebut sehingga masyarakat lebih tertarik untuk melakukan budidaya tanaman
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-104
unggulan, ini juga menunjukkan oleh luas areal semakin bertambah setiap tahunnya
dan rata-rata berkisar antara 30 % - 80 %.
Tabel 2.129 Pertambangan Tanpa Ijin
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1
Luas Penambangan Liar Yang Ditertibkan (M2)
410,120 183,950 385.144 98.570 137,911
2 Luas Area Penambangan Yang Liar (M2)
1,309,125 899,005 705.055 319.911 175,381
3 Pertambangan Tanpa Izin
31.32% 20.46% 54.62% 30.8% 78.5%
Tabel 2.130 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB
o Uraian Tahun
2010 2011 2012
1 Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor pertambangan tanpa migas (Juta)
152.895,91 160.278,76 165.623,42
2 Jumlah Total PDRB (Juta) 1.290.397,41 1.351.518,64 1.425.112,76
3 Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
11,85 % 11,86 % 11,62 %
Tabel 2.131
Produksi Perikanan Tahun 2007-2011
No Urairan 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Produksi Ikan (ton) - 8189.1 9733.1 3646 3421.48
2 Target Daerah (ton) - 9826.92 10756 5375.2 5045.2
3 Produksi Perikanan (%) - 83.33 90.49 67.83 67.82
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-105
Tabel 2.132 Cangkupan Bina Kelompok Nelayan yang Mendapat Bantuan Kecamatan
Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Kelompok yang
mendapat bantuan PEMDA (tahun)
Jumlah Kelompok Nelayan
Kelompok yang mendapat bantuan
(%) (1) (2) (3) (4) (5)
1 Manyak Payed 1 1 100.0
2 Bendahara 1 3 33.3
3 Banda Mulia 1 3 33.3
4 Seruway 1 3 33.3
Jumlah 4 10
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-106
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Data-data yang berkaitan dengan fokus kemampuan ekonomi daerah
sebagai aspek daya saing daerah dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel 2.133
Angka Konsumsi RT per KapitaTahun 2007-2011
No Uraian 2007 (Rp) 2008 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2011 (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rata-rata Pengeluarankonsumsi RT Per Kapita
265.797 416.286 462.802 509.037 521.547
2. JumlahRumahTangga 63.683 61.254 58.920 59.467 60.828
Sumber : Badan Penyuluh Pertanian Tahun 2012
2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
Tabel 2.134 Persentase Konsumsi RT non-Pangan Tahun 2007-2011
No Uraian 2007 (Rp)
2008 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2011 (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rata-rata Pengeluaran RT Non Pangan (Rp)
98.584 167.222 180.770 200.916 211.587
2. Rata-rata Pengeluaran RT (Rp) 265.797 416.286 462.802 509.037 521.547
3. Rasio 37,09 40,17 39,06 39,47 40,57
Sumber : Badan Penyuluh Pertanian Tahun 2012
Tabel 2.135 Pengeluaran Konsumsi Makanan per Kapita Tahun 2007-2011
No Uraian 2007
(Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rata-rata Pengeluaran RT Non Pangan (Rp)
98.584 167.222 180.770 200.916 211.587
2. Rata-rata Pengeluaran RT (Rp) 265.797 416.286 462.802 590.037 521.547
3. Rata-rata PengeluaranKonsumsiMakanan
167.213
249.064
282.032
308.121
309.960
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-107
2.4.1.3 Produktivitas Total Daerah
Tabel 2.136 Produktivitas per Sektor Tahun 2008-2012
Kabupaten Aceh Tamiang
1 Sektor 2008 2009 2010 2011 2012
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1. PDRB Atas Harga Konstan 2000 1.224.312,86 100,00 1.250.529,48 100,00 1.290.397,41 100,00 1.351.518,64 100,00 1.425.112,76 100,00
1.1 Pertanian 494.251,37 40,37 497.132,70 39,75 502.869,70 38,97 525.672,60 38,89 558.244,99 39,17
1.2 Pertambangan dan Penggalian 152.568,68 12,46 150.200,68 12,01 152.895,91 11,85 160.278,76 11,86 165.623,42 11,62
1.3 Industri Pengolahan 152.782,28 12,48 156.061,94 12,48 158.705,36 12,30 166.097,93 12,29 175.026,85 12,28
1.4 Listrik, gas & Air Bersih 3.970,02 0.32 4.050,58 0.32 4.166,89 0.32 4.345,89 0.32 4,574,48 0.32
1.5 Konstruksi 46.431,13 3,79 47.649,58 3.81 49.934,81 3.87 52.652,16 3.90 55.705,98 3.91
1.6 Qanungangan, hotel & Restoran 184.164,79 15,04 191.222,83 15.29 201.471,77 15.61 205.552,76 15.21 210.511,57 14,77
1.7 Pengangkutan dan Komunikasi 46.431,13 3.79 47.649,58 3.81 49.934,81 3.87 52.652,16 3.90 55.707,22 3.91
1.8 Keuangan, Sewa & Jasa Pengangkutan 19.408,67 1.59 20.125,94 1.61 20.859,20 1.62 21.914,01 1.62 23.333,58 1.64
1.9 Jasa-jasa 124.304,79 10,15 136.435,65 10.91 149.558,96 11,59 162.352,37 12,01 176.384,67 12.38
2 Jumlah Angkatan Kerja 110,234 64.64 105,389 62.18 105,215 61.13 106,638 63.62 111,275 64.75
Sumber : PDRB Kabupaten Aceh Tamiang 2012
2.4.2. Kriminalitas
2.4.2.1. Kasus Kriminalitas
Tabel 2.137 Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Tamiang
No Jenis Kriminal 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah kasus Narkoba 13 50 72 84 71
2. Jumlah kasus Pembunuhan - 3 - - 1
3. Jumlah Kejahatan Seksual 10 - 2 4 3
4. Jumlah kasus Penganiayaan 110 128 94 79 76
5. Jumlah kasus Pencurian 171 222 266 275 301
6. Jumlah kasus Penipuan 33 45 56 55 40
7. Jumlah kasus Pemalsuan uang - 2 - - 1
8. Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun
- - - - -
9. Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 257.681
10. Angka Kriminalitas (8)/(9) 21,1517 20,7902 30,5598 34,1783 27,5923
Sumber : Aceh Tamiang Dalam Angka Tahun 2012
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-108
2.4.2.2 Jumlah Demo
Tabel 2.138 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Tamiang
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Bidang Politik 2 2 1 1 2
2 Ekonomi 10 - 1 5 2
3 Kasus pemogokan kerja 2 4 - 3 4
4 Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa
14 6 2 9 8
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Tahun 2012
2.4.3 Perizinan Dan Pajak
2.4.3.1. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah
Tabel 2.139 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah
Yang Mendukung Iklim Investasi Kabupaten Aceh Tamiang
No Jenis Pajak dan Retribusi Daerah Lama Proses Perizinan (hari)
1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 3
2 Izin Pemasangan atau penyelenggaraan reklame 3
3 Suarat Izin tempat Usaha 3
4 Izin Gangguan HO 3
5 Surat Izin Usaha Qanungangan (SIUP) 3
6 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3
7 Tanda Daftar Gudang (TDG) 3
8 Tanda Daftar Industri (TDI) 3
9 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 3
10 Izin Pemakaian Kekayaan Daerah 3
11 Izin Kilang Padi 3
12 Izin Usaha Rerstauran dan Rumah Makan / Cafe 3
13 Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum 3
14 Izin Pendirian Pusat Kebugaran 3
15 Izin Bidang Kesehatan 3
16 Izin Balai Pengobatan, Klinik dan Praktek Bersama 3
17 Izin Toko Obat Berizin dan Penjualan Jamu Tradisional 3
18 Izin Praktek Perawat, Bidan dan Fisioterapi 3
19 Izin Praktek Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialister
3
20 Izin Pengobatan Tradisional dan Akupuntur 3
21 Izin Praktek Tukang Gigi 3
22 Izin Kesehatan Lingkungan Pemukiman Industri 3
23 Izin Optik 3
24 Izin Hotel dan Losmen / Penginapan 3
25 Izin Penjualan dan Penyaluran Obat-obatan Hewan dan Saprodi pertanian
3
26 Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Non Formal 3
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-109
Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 2012
2.4.3.2. Jumlah Qanun yang Mendukung Iklim Usaha
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang selama periode 2007-2011
telah menetapkan 12 Qanun yang mendukung iklim usaha yaitu qanun yang terkait
perizinan. Dengan uraian jumlah qanun tiap tahunnya seperti berikut.
Uraian Qanun yang terkait perizinan : I. Tahun 2008
1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Retribusi
Perizinan dan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Hewan ;
2. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Izin dan
Tata Cara Penyelenggaraan Hiburan ;
3. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung ;
4. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C dalam Kabupaten Aceh
Tamiang.
II. Tahun 2009
1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Atas Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 4 Tahun 2005 tentang
Retribusi Izin Usaha Angkut Barang ;
2. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 13 Tahun 2005 tentang
Retribusi Izin Usaha Perkebunan.
III. Tahun 2010
1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pajak Air
Tanah.
IV. Tahun 2011
1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Izin
Gangguan ;
2. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Usaha Perikanan ;
3. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pengendalian Menara Telekomunikasi ;
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-110
4. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 26 Tahun 2011 tentang
Pengendalian Menara Telekomunikasi ;
5. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 28 Tahun 2011 tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan.
2.4.4. SumberDayaManusia
2.4.4.1. Ketenagakerjaan
Tingkat Ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang
harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang
tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap
sebagai penduduk yang belum produktif, karena secara ekonomis masih tergantung
kepada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu , penduduk
berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa
pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap
sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah
penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu
akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis
penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) merupakan
salah satu indikator demografi yangpenting. Semakin tinggi persentase dependency
ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012 dapat
dilihat pada tabel berikut :
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-111
Tabel 2.140 Rasio Ketergantungan
No Uraian Tahun 2012
1 PendudukUsia<15 thn 82.204
2 PendudukUsia>64 thn 11.046
3 PendudukUsia 15 – 64 thn 192.976
4 RasioKetergantungan Anak (%) 42,60
5 RasioKetergantungan Lansia (%) 5,72
6 RasioKetergantungan (%) 48,32
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2012.
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) pada tahun 2012 secara
keseluruhan mencapai 48,32%, berarti bahwa setiap 100 orang produktif (usia 15 –
64 tahun) menanggung 48 orang belum/tidak produktif (usia <15 tahun + Usia >64
tahun). Rasio ketergantungan anak (Young Depedency Ratio) mencapai 42,60%,
dan rasio ketergantungan lansia (Old Depedency Ratio) mencapai 5,72%.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III-1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah
menerbitkan paket peraturan perundang – undangan bidang pengelolaan keuangan
daerah sebagai landasan utama kebijakan pengelolaan keuangan daerah yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Hal ini juga ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundangan di
bidang keuangan daerah, beserta peraturan-peraturan penjabarannya yang
mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait implementasi
keuangan Kabupaten Aceh Tamiang yang telah dikeluarkan adalah Qanun Nomor 15
Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah serta Qanun
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Lembaga Teknis
Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III-2
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam pengelolaan keuangan daerah,
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) Online sejak
tahun 2010 sampai sekarang. Dan terhitung mulai tahun 2012 telah memperluas
jaringan sampai di 12 (dua belas) Kecamatan. Hal ini sesuai dengan prinsip efisiensi
dan akuntabilitas anggaran, sejak perencanaan hingga pelaksanaan anggaran dan
kegiatan.
3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK)
Pendapatan Kabupaten Aceh Tamiang selama tahun 2007-2011 mengalami
kenaikan rata-rata sebesar 8,44 persen. Peningkatan pendapatan Kabupaten Aceh
Tamiang periode 2007-2011 seiring dengan peningkatan pendapatan yang
diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah. Sedangkan dilihat dari struktur pendapatan APBK selama 5
tahun, kontribusi terbesar dalam pembentukan pendapatan APBK, bersumber dari
dana perimbangan. Kontribusi dana perimbangan dalam pendapatan pada APBK
Aceh Tamiang selama 5 tahun rata-rata sebesar 84,28 persen. Proporsi dana
perimbangan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 94,16 persen,
selanjutnya di tahun berikutnya mengalami penurunan, dan sampai tahun 2011
proporsi dana perimbangan sebesar 80,39 persen. Penurunan proporsi dana
perimbangan tersebut lebih disebabkan karena kenaikan dari sumber pendapatan
daerah lain-lain yang khususnya dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya. Struktur
Pendapatan APBK Aceh Tamiang selama 5 tahun terlihat pada Gambar 3.1 berikut
ini :
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III-3
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah.
Gambar 3.1 Struktur Pendapatan APBK Aceh Tamiang Tahun 2007-2011
Pendapatan Daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah proporsinya
pada tahun 2007 sebesar 4,09 persen, tahun 2008 turun menjadi sebesar 2,67
persen, tahun 2009 turun menjadi 2,43 persen, tahun 2010 naik menjadi 4,62
persen, tahun 2011 turun menjadi 2,80 persen. Selain berasal dari dana
perimbangan dan pendapatan asli daerah, Pendapatan Daerah juga didapat dari
Lain-lain Pendapatan yang Sah, yang mengalami perkembangan berfluktuasi. Dalam
5 tahun terakhir rata-rata kenaikan sebesar 12,40 persen per tahun.
Kondisi pendapatan berdasarkan data APBK dilihat dari realisasi selama 5
tahun terakhir kecenderungannya berfluktuasi, pada tahun 2007 hingga 2008
mengalami peningkatan, tahun 2009 mengalami penurunan dan tahun 2010 hingga
2011 mengalami peningkatan sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini :
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 4
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
No. Uraian Tahun 2007
(Rp) Tahun 2008
(Rp) Tahun 2009
(Rp) Tahun 2010
(Rp) Tahun 2011
(Rp)
Rata-rata Pertumbuhan
(%)
1 PENDAPATAN 391.623.530.877 443.410.269.839 414.878.923.523 450.412.643.698 533.310.656.064 8,44
1.1. Pendapatan Asli Daerah 15.999.885.399 11.823.982.877 10.080.171.997 20.813.147.511 14.923.079.308 9,33
1.1.1. Pajak daerah 247.885.399 2.065.880.524 2.258.313.237 2.647.819.584 4.477.970.900 207,27
1.1.2. Retribusi daerah 3.516.151.966 3.720.302.131,47 3.883.138.240 4.709.004.901 4.955.305.565 9,17
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan
253.979.342 319.100.612 923.021.732,33 1.934.800.621 1.563.156.663 76,33
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 11.982.405.586 5.718.699.609 3.015.698.787 11.521.522.405 2.269.626.556 25,55
1.1.5 Penerimaan Zakat - - - - 1.657.019.624
1.2. Dana Perimbangan 304.997.280.925 383.228.953.581 390,657,047,666 371.751.679.934 428.714.998.990 9,52
1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak
79.862.350.933 102.697.549.581 85.421.617.666 92.108.034.934 90.569.444.131 4,48
1.2.2. Dana alokasi umum 213.427.999.992 237.708.404.000 259.596.087.000 244.270.545.000 304.629.954.859 9,85
1.2.3. Dana alokasi khusus 11.706.930.000 42.823.000.000 45.639.343.000 35.373.100.000 33.515.600.000 61,16
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
70.626.364.553 48.357.333.380 14.141.712.859 57.847.816.253 89.672.577.766 65,45
1.3.1 Hibah 50.000.000 20.000.000 - - -
1.3.2 Dana darurat 55.000.000.000 123.529.048 - - -
1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **)
2.446.868.189 10.665.604.075 4.364.022.823 12.803.053.703 10.769.745.301 113,58
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***)
- 1.315.711.800 2.464.676.000 44.783.938.400 78.863.745.280 626,82
1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
748.279.342 252.899.457,67 - - -
1.3.6 Dana Pendidikan dari Provinsi 12.381.217.022 15.999.589.000 - - -
1.3.7 Lain-lain - - 7.313.014.036 260.824.150 39.087.185 -90,72
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 5
Pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang tergantung dari APBK yang akan
disusun dan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan. Dari struktur anggaran, dimana
pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan pengelolaan pendapatan asli
daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka pendapatan asli daerah menjadi
tolok ukur kemandirian suatu daerah. Berdasarkan analisis data kontribusi PAD
Kabupaten Aceh Tamiang selama 5 tahun, hanya memberikan kontribusi rata-rata
3,32 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan daerah Kabupaten
Aceh Tamiang masih sangat bergantung dari transfer Pemerintah Pusat.
Penggalian sumber-sumber pendanaan dari daerah, pemanfaatan sumber-
sumber pendapatan daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan terhadap
pemerintahan pusat lambat laun dapat dikurangi. Untuk itu perlu adanya
terobosan-terobosan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Melalui
peningkatan sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain
berasal dari Pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Khusus PAD yang bersumber dari lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah karena berasal dari jasa giro dan sumbangan pihak ketiga maka tidak dapat
dijadikan sebagai potensi PAD yang dapat digali.
Tingginya pertumbuhan pajak daerah pada tahun 2011, dibandingkan tahun
2010 disebabkan komponen bagi hasil pajak untuk PBB dan BPHTB yang semula
merupakan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat menjadi Pendapatan Asli
Daerah. Peningkatan pajak daerah digali dari pajak pajak penerangan jalan umum,
pajak mineral bukan logam dan batuan serta pajak reklame papan/bill board.
Proyeksi pajak pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sekitar 8,57 persen, rata-
rata pertumbuhan pajak daerah tahun 2013 sampai dengan 2017 diperkirakan 8,57
persen.
Secara umum peningkatan pendapatan pada tahun 2013 sampai dengan
tahun 2017 diproyeksikan akan terjadi peningkatan rata-rata sebesar 8,57 persen
per tahun. Dalam menghitung proyeksi pendapatan asumsi yang digunakan antara
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 6
lain pertumbuhan ekonomi dalam periode 2013-2017 diasumsikan mengikuti
pertumbuhan ekonomi nasional.
3.1.2. Neraca Daerah
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas (Perusahaan,
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) yang meliputi aset, kewajiban dan
ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca Daerah akan memberikan
informasi penting kepada manajemen pemerintah daerah, pihak legislatif daerah
maupun para kreditur/pemberi pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas
lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau aset daerah dan kewajibannya
serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen utama Neraca Pemerintah Daerah
meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana. Pengertian dari masing-masing elemen
utama neraca sebagai berikut:
a. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi
pemerintah daerah maupun masyarakat sebagai akibat dari peristiwa masa lalu,
serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari (i) aset lancar, (ii)
investasi jangka panjang, (iii) aset tetap,dan(iv) aset lainnya. Pada tahun 2011 Aceh
Tamiang memiliki asset Rp. 860.704.734.884,07. Pertumbuhan aset selama 2009-
2011 tercatat 18,01 persen per tahun, dan yang terbesar nilainya adalah aset tetap.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang,
dan persediaan yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas dijual atau dipakai
habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar untuk Kabupaten Aceh Tamiang
pada tahun 2011 mencapai angka Rp. 29.910.054.541,46 yang mana angka ini
meningkat sebesar Rp. 5.998.826.900,85 dari tahun 2010. Rata-rata peningkatan
sebesar 68,73 persen per tahun. Peningkatan aset lancar dapat disebabkan oleh
meningkatnya kas di kas daerah sebesar Rp.6. 159.674.538,85 dan meningkatnya
persediaan sebesar Rp. 180.436.128,00 meskipun terjadi penurunan pada kas di
bendahara pengeluaran dan piutang daerah namun jumlahnya tidak signifikan.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 7
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud
untuk mendapatkan mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam
jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Untuk Kabupaten Aceh Tamiang,
investasi jangka panjang bertumbuh dengan rata-rata 8,13 persen per tahun. Pada
Tahun 2009 , Investasi jangka panjang baru sebesar Rp. 13.081.382.870,00 namun
pada Tahun 2011 mencapai Rp. 15.209.182.870,00. Investasi jangka panjang di
Kabupaten Aceh Tamiang berupa penyertaan modal Pemerintah Daerah.
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum. Pada Tahun 2011, nilai aset tetap Kabupaten Aceh Tamiang
mencapai Rp. 800.859.001.168,36. Nilai aset yang tertinggi adalah aset tetap
berupa jalan, irigasi dan jaringan.
b. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung
jawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi tentang
utang Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap
arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Jumlah Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Aceh Tamiang pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.133.859.434,00. Kewajiban
jangka pendek, yang diharapkan harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah tanggal pelaporan mengalami perkembangan yang berfluktuasi dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 43,54 persen per tahun. Peningkatan utang jangka
pendek ini didorong adanya peningkatan utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Di
Kabupaten Aceh Tamiang kewajiban hanya terjadi dalam perhitungan kewajiban
jangka pendek.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 8
c. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana
Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar
adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana
investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan
aset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka
panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang
diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
Nilai ekuitas dana Kabupaten Aceh Tamiang mencapai Rp. 854.570.875.450,07.
Jumlah Ekuitas dana yang terbesar adalah berupa ekuitas dana investasi.
Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Tahun 2009-2011
Uraian 2009 2010 2011 Pertumbuhan
dalam %
1 2 3 4 5
Aset
Aset Lancar
Kas di kas Daerah 6.783.068.092,70 17.208.756.244,61 23.368.430.783,46 94,75
Kas di Bendahara Pengeluaran 2.346.857.672,00 2.730.248.591,00 2.395.489.669,00 2,04
Kas di Bendahara Penerimaan 157.406.429,00 1.400.000,00 0 -99,56
Piutang daerah 9.935.000,00 105.178.635,00 100.053.791,00 476,90
Persediaan 1.962.033.108,00 3.865.644.170,00 4.046.080.298,00 50,85
Jumlah Aset lancar 11.259.300.301,70 23.911.227.640,61 29.910.054.541,46 68,73
Investasi jangka panjang
Investasi permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
13.081.382.870,00 15.209.182.870,00 15.209.182.870,00 8,13
Jumlah Investasi Jangka Panjang
13.081.382.870,00 15.209.182.870,00 15.209.182.870,00 8,13
Aset Tetap
Tanah 83.190.318.877,00 68.985.235.403,00 73.215.897.411,00 -5,47
Peralatan dan Mesin 91.578.151.445,00 114.101.478.449,10 133.087.071.742,10 20,62
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 9
Uraian 2009 2010 2011 Pertumbuhan
dalam %
1 2 3 4 5
Gedung dan Bangunan 229.518.147.247,00 180.760.366.209,00 194.456.718.863,00 -6,83
Jalan, Irigasi dan Jaringan 140.793.620.351,00 333.028.619.521,00 379.682.440.581,00 75,27
Aset Tetap Lainnya 3.782.909.092,00 7.959.270.417,26 8.235.214.407,26 56,93
Konstruksi dalam Pengerjaan 26.668.727.809,00 12.566.854.414,00 12.181.658.164,00 -27,97
Jumlah Aset Tetap 575.531.874.821,00 717.401.824.413,36 800.859.001.168,36 18,14
Aset Lainnya
Piutang TP/TGR 17.863.626.635,25 14.806.996.304,25 14.726.496.304,25 -8,83
Jumlah Aset Lainnya 17.863.626.635,25 14.806.996.304,25 14.726.496.304,25 -8,83
JUMLAH ASET 617.736.184.627,95 771.329.231.228,22 860.704.734.884,07 18,23
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 3.630.646.762,00 7.422.054.515,00 6.133.859.434,00 43,54
Utang jangka Pendek Lainnya
- -
Jumlah Kewajiban jangka Pendek
3.630.646.762,00 7.422.054.515,00 6.133.859.434,00 43,54
JUMLAH KEWAJIBAN 3.630.646.762,00 7.422.054.515,00 6.133.859.434,00 43,54
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
5.499.279.002,70 12.516.950.320,61 19.630.061.018,46 92,22
Pendapatan yang ditangguhkan 157.406.429,00 1.400.000,00 - -99,56
Cadangan Untuk Piutang 9.935.000,00 105.178.635,00 100.053.791,00 476,90
Cadangan Untuk Persediaan 1.962.033.108,00 3.865.644.170,00 4.046.080.298,00 50,85
Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka Pendek
- - -
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 7.628.653.539,70 16.489.173.125,61 23.776.195.107,46 80,17
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
13.081.382.870,00 15.209.182.870,00 15.209.182.870,00 8,13
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
575.531.874.821,00 717.401.824.413,36 800.859.001.168,36 18,14
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
17.863.626.635,25 14.806.996.304,25 14.726.496.304,25 -8,83
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 606.476.884.326,25 747.418.003.587,61 830.794.680.342,61 17,20
JUMLAH EKUITAS DANA 614.105.537.865,95 763.907.176.713,22 854.570.875.450,07 18,13
JUMLAHKEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
617.736.184.627,95 771.329.231.228,22 860.704.734.884,07 18,23
Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 10
d. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah,
rasio likuiditas yang digunakan adalah Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Quick
(Quick Ratio). Rasio Lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka
pendek, sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan
kewajiban jangka pendek.
Tabel 3.3
Rasio Likuiditas Tahun 2009-2011
No. Rasio Likuiditas 2009 2010 2011
1 Rasio Lancar 3.10 3.22 4.88
2 Rasio Quick 2.56 2.70 4.22
Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
Rasio Lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah Kabupaten
Aceh Tamiang dalam melunasi utang jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan,
nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun
2009 sebesar 3,10 tahun 2010 sebesar 3,22 dan tahun 2011 sebesar 4,88. Nilai yang
diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah dapat mencairkan aset lancarnya
untuk membayar seluruh utang atau kewajiban jangka pendeknya. Perlu
diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin membesar dapat menunjukkan semakin
bertambahnya kemampuan pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika
ditelusuri penyebabnya adalah karena semakin bertambahnya jumlah aset lancar
akibat semakin bertambahnya kas, namun di sisi lain utang jangka pendek meskipun
sempat meningkat dari tahun 2009 ke 2010 akan tetapi kembali menurun tahun
2011 meskipun tidak terlalu signifikan.
Rasio Quick lebih akurat dibandingkan Rasio Lancar karena Rasio Quick telah
mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya rasio ini tidak
kurang dari 1 (satu). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Rasio Quick neraca
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 11
keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009 sebesar 2,56, tahun
2010 sebesar 2,70 dan tahun 2011 sebesar 4,22. Nilai dari perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang
setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya.
e. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah
daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca keuangan
daerah, rasio Solvabilitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan
rasio kewajiban terhadap ekuitas.
Tabel 3.4
Rasio Solvabilitas Tahun 2009-2011
No. Rasio Likuiditas 2009 2010 2011
1 Rasio Kewajiban terhadap aset
0.005857 0.009622 0.007127
2 Rasio Kewajiban terhadap ekuitas
0.475922 0.450117 0.257983
Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio kewajiban terhadap aset
tahun 2009 sebesar 0,005857, tahun 2010 sebesar 0,009622 dan tahun 2011
sebesar 0.007127. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban
terhadap aset. Meskipun tahun 2010 sempat membesar akan tetapi 2011 semakin
mengecil. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang selama tahun 2009-2011 cukup untuk
membayar jika Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melakukan pinjaman kredit
dan kemampuan membayar tersebut cenderung fluktuatif.
Rasio kewajiban terhadap equitas secara langsung membandingkan kewajiban
dibagi dengan equitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun
2009 sebesar 0,475922, tahun 2010 sebesar 0,450117 dan tahun 2011 sebesar
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 12
0,257983. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban
terhadap ekuitas karena menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk
membayar kewajibannya.
3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK), yang pelaksanaannya dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai kepada
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBK yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Pendapatan
a.1. Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat)
sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting dalam
pengelolaan keuangan daerah, yaitu : (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii)
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang
Sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai kontribusi yang tertinggi dalam
Pendapatan Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang pertumbuhan sebesar 207,27
persen per tahun, diikuti dengan Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang
Dipisahkan dengan pertumbuhan sebesar 76,33 persen per tahun, diikuti dengan
Lain-lain PAD yang Sah dengan pertumbuhan sebesar 25,55 persen per tahun dan
dari Retribusi Daerah dengan pertumbuhan sebesar 9,17 persen per tahun. Tabel
target PAD dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Tamiang
periode 2007-2011 sebagai berikut :
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 13
Tabel 3.5
Persentase Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun Target PAD Realisasi PAD Persentase
Realisasi PAD
2007 23,650,000,000 15,999,885,399 52.19
2008 20,682,000,016 11,823,982,877 25.08
2009 20,135,390,115 10,080,171,998 0.25
2010 21,838,101,139 20,813,147,512 95.08
2011 28,624,412,135 14,923,079,308 8.19 Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Tamiang yang
tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 20.813.147.512,- atau sebesar 95,08
persen.
a.2. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan
bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang terdiri atas Dana
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari
Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Proporsi dana perimbangan
terhadap APBK relatif besar mencapai 84,14 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Aceh Tamiang dalam pendanaan daerah masih bergantung pada
pemerintah pusat.
Untuk Dana Alokasi Khusus mempunyai rata-rata pertumbuhan yang cukup
besar yaitu sebesar 61,16 persen per tahun dan kemudian diikuti dengan Dana
Alokasi Umum dengan pertumbuhan sebesar 9,85 persen per tahun.
a.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam pendapatan daerah Kabupaten
Aceh Tamiang terdiri dari hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi
dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 14
keuangan dari provinsi atau pemerintah lainnya, dana pendidikan dari provinsi dan
lain-lain. Kontribusi dana Lain-lain Pendapatan yang Sah terhadap pendapatan
daerah Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 12,56 persen dengan realisasi terbesar
pada tahun 2011 yaitu sebesar31,95 persen. Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus memberikan kontribusi yang terbesar terhadap pendapatan daerah dari
lain-lain pendapatan yang sah dengan pertumbuhan sebesar 65,45 persen per
tahun.
Kebijakan pengelolaan keuangan yang dilakukan adalah dengan
memprioritaskan pemenuhan belanja yang bersifat wajib dan mengikat serta
berdasarkan skala prioritas yang memenuhi kriteria realistis, terukur, penting dan
mendesak sehingga anggaran yang terbatas tersebut dapat berdampak langsung
kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Kebijakan pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang
selama 2009-2011 menunjukkan proporsi rata-rata penggunaan anggaran belanja
tidak langsung terhadap jumlah anggaran belanja sebagian besar digunakan untuk
belanja pegawai dengan proporsi rata-rata 46 persen, sedangkan proporsi rata-rata
belanja langsung tersebar digunakan untuk belanja barang dan jasa sebesar 19
persen dan belanja modal sebesar 15 persen sedangkan untuk belanja pegawai
hanya10 persen.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 15
Tabel 3.6
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Aceh Tamiang
No Uraian 2009 2010 2011 Proporsi
rata-rata Realisasi % Realisasi % Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8
A Belanja Tidak Langsung 226,400,375,602 50.09% 258,372,329,396 59.05% 294,959,198,310 56.26% 55%
1 Belanja Pegawai 178,456,031,283 39.48% 219,579,002,590 50.18% 249,500,681,482 47.59% 46%
2 Belanja Bunga -
- -
- - -
3 Belanja Subsidi -
- -
- - -
4 Belanja Hibah 27,752,067,819 6.14% 29,064,615,606 6.64% 31,656,464,488 6.04% 6%
5 Belanja Bantuan Sosial 6,678,399,500 1.48% 4,639,660,700 1.06%
7,954,977,440 1.52% 1%
6 Belanja Bagi Hasil -
- - - -
7 Belanja bantuan Keuangan 12,154,500,000 2.69% 4,098,100,000 0.94%
4,868,000,000 0.93% 2%
8 Belanja Tidak Terduga 1,359,377,000 0.30% 990,950,500 0.23% 979,074,900 0.19% 0%
B Belanja Langsung 225,574,390,324 49.91% 179,204,980,489 40.95% 229,346,224,942 43.74% 45%
1 Belanja Pegawai 45,296,347,482 10.02% 47,122,489,400 10.77% 54,105,705,600 10.32% 10%
2 Belanja Barang dan Jasa 102,316,091,595 22.64% 78,522,623,329 17.94% 93,802,097,828 17.89% 19%
3 Belanja Modal 77,961,951,247 17.25% 53,559,867,760 12.24% 81,438,421,514 15.53% 15%
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 16
Berdasarkan APBK Aceh Tamiang tahun anggaran 2009-2011 rata-rata rasio
persentase antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap
total pengeluaran yang meliputi belanja dan pengeluaran pembiayaan hanya
sebesar 45.19 persen seperti dirinci pada tabel berikut :
Tabel 3.7
Analisa Proporsi Belanja Pemenuhan Aparatur
No Uraian
Total belanja untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur (Rp)
Total pengeluaran (Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran)
(Rp)
Prosentase
(a) (b) (a) / (b) x 100%
1 Tahun Anggaran 2009 178.456.031.283,00 461.907.007.049,17 38,63
2 Tahun Anggaran 2010 219.579.002.590,00 443.394.972.381,00 49,52
3 Tahun Anggaran 2011 249.500.681.482,00 526.278.045.366,46 47,41
Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
Hal ini menunjukkan bahwa APBK Aceh Tamiang relatif baik dari sisi belanja,
karena proporsi penggunaan anggaran untuk belanja aparatur tidak mendominasi
terhadap total pengeluaran dalam APBK.
b. Belanja Daerah
b.1. Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
Berdasarkan Peraturan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga
Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Belanja Daerah terdiri dari :
1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
dengan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri
dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d)
Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja
Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dikaitkan secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja
Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, (c) Belanja Modal.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 17
Tabel 3.8
Realisasi Belanja Daerah Tahun 2007-2011
Uraian Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1. Belanja Tidak Langsung
155,520,728,200 208,286,671,844 226,400,375,602.17
258,372,329,396.0 294,959,198,310.46
- Pegawai 126,685,455,645
154,960,357,471 178,456,031,283 219,579,002,590.0 249,500,681,482
- Barang dan Jasa
-
1,359,180,823 - - -
- Subsidi - - - - -
- Hibah 250,000,000
2,068,500,000 27,752,067,819.17 29,064,615,606 31,656,464,488
- Bantuan Sosial 6,869,844,000
40,707,087,550 6,678,399,500
4,639,660,700
7,954,977,440
- Bagi Hasil Kepada Provinsi /Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa
- - - - -
- Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa
19,504,874,805 8,499,605,000 12,154,500,000
4,098,100,000 4,868,000,000
- Belanja Tak Terduga
2,210,553,750 691,941,000 1,359,377,000 990,950,500 979,074,900.46
2. Belanja Langsung 262,721,811,709
313,124,013,836 225,574,390,324 179,204,980,489.0 229,346,224,942.0
- Pegawai 44,068,449,900
46,157,422,607 45,296,347,482
47,122,489,400
54,105,705,600
- Barang dan Jasa 112,153,885,983
129,456,502,246 102,316,091,595
78,522,623,329.0
93,802,097,828.0
- Modal 106,499,475,826
137,510,088,983 77,961,951,247 53,559,867,760 81,438,421,514
TOTAL BELANJA 418,242,539,909
521,410,685,680 451,974,765,926.17
437,577,309,885
524,305,423,252.46
Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
Dari tahun 2007 sampai dengan 2011 realisasi belanja menunjukkan
perkembangan yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2007 hingga 2008 total
belanja mengalami peningkatan, pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan
penurunan, kemudian pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Sementara itu, bila
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 18
dilihat dari komposisi belanja, selama tahun 2007 hingga 2011 realisasi belanja tidak
langsung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan realisasi belanja
langsung menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi.
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk
menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, ketika terjadi defisit
anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran
tahun lalu, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
daerah, penerimaan piutang daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan terdiri
dari penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran pokok utang.
Gambaran pembiayaan riil daerah selama tahun 2009 sampai 2011 dapat dilihat
pada tabel berikut :
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 19
Tabel 3.9
Penutup Defisit Riil Anggaran
No Uraian 2009 2010 2011
1 2 3 4 5
1 Realisasi Pendapatan Daerah 414,878,932,523
450,412,643,698
533,310,656,064
dikurangi realisasi :
2 Belanja Daerah 451,974,765,926
437,577,309,885
524,305,423,252
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 9,932,241,123
5,817,662,496
1,972,622,114
A Defisit riil (47,028,074,526)
7,017,671,317
7,032,610,698
ditutup oleh realisasi penerimaan pembiayaan :
4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya
52,527,353,528
5,499,279,002
12,516,950,320
5 Pencairan dana cadangan -
-
6 Hasil Penjualaan kekayaan daerah yang dipisahkan
-
-
7 Penerimaan pinjaman daerah -
-
-
8 Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah
-
-
-
9 Penerimaan Piutang daerah -
-
80,500,000
B Total realisasi penerimaan pembiayaan daerah
52,527,353,528
5,499,279,002
12,597,450,320
A-B Sisa Lebih Pembiayaan anggaran tahun berkenaan
5,499,279,002
12,516,950,319
19,630,061,018
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran Kab. Aceh Tamiang, 2012
Pada tabel penutup defisit riil diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2009
realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan melampaui realisasi pendapatan
sehingga terjadi defisit riil sebesar Rp. 47.028.074.526,- sehingga diperlukan
anggaran penutup defisit pada tahun 2009. Untuk menutup defisit riil ini
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 20
menggunakan penerimaan pembiayaan berupa SILPA tahun 2008, sebesar
Rp.52.527.353.528,-.
Sedangkan pada tahun 2010 menunjukkan realisasi belanja daerah dan
pengeluaran pembiayaan masih dibawah realisasi pendapatan, yang berarti tidak
terjadi defisit riil, sehingga tidak diperlukan anggaran penutup defisit riil. Oleh
karena itu SILPA tahun sebelumnya (tahun 2009) tidak dialokasikan guna menutup
defisit melainkan akan ditambahkan dengan penerimaan pembiayaan berupa SILPA
tahun berkenaan (tahun 2009) untuk dijadikan bagian sisa lebih perhitungan
anggaran (SILPA) tahun sebelumnya pada tahun 2010. Hal yang sama juga berlaku
untuk tahun 2010. Untuk melihat komposisi defisit riil dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.10 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
No Uraian Proporsi dari total
defisit riil
2009 2010 2011
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya -112% 78% 178%
2 Pencairan Dana Cadangan - - -
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - - -
4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman daerah - - -
6 Penerimaan Piutang Daerah - - 1%
7 Sisa Lebih Pembiayaan anggaran tahun berkenaan -12% 178% 279%
Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012
3.3. KERANGKA PENDANAAN
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 21
keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama5 (lima) tahun kedepan. Langkah
awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah
sebagaimana telah dihitung pada bagian diatas dan ke pos-pos mana sumber
penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah
total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran
masing- masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program
atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan
dimana retribusi pajak tersebut dipungut.
2. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan
kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan
tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah.
3. Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum
pegawai dan operasional rutin pemerintah daerah.
4. Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan
dimana dana tersebut dialokasikan.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 22
Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan pada APBK Tahun 2013-2017
No. Uraian
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 PENDAPATAN 631,572,072,013 685,698,921,731 744,464,538,725 808,266,473,601 877,536,347,757
1.1. Pendapatan Asli Daerah 32,643,991,246
35,441,639,348 38,479,050,867
41,776,773,955
45,357,117,776
1.1.1. Pajak daerah
5,239,354,787
5,688,376,810
6,175,880,818
6,705,164,787
7,279,809,333
1.1.2. Retribusi daerah 19,333,092,725
20,989,973,152 22,788,851,179
24,741,896,251
26,862,320,759
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan
1,584,000,000
1,719,751,617
1,867,137,389
2,027,154,383
2,200,885,119
1.1.4. Penerimaan Zakat
1,500,000,000
1,628,552,668
1,768,122,527
1,919,653,772
2,084,171,514
1.1.5 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4,987,543,734
5,414,985,102
5,879,058,954
6,382,904,762
6,929,931,051
1.2. Dana Perimbangan 551,831,664,085 599,124,619,038 650,470,664,334 706,217,157,022 766,741,223,269
1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 87,147,136,085
94,615,800,624 102,724,542,996 111,528,219,010 121,086,385,713
1.2.2. Dana alokasi umum 423,677,588,000 459,987,510,732 499,409,258,414 542,209,519,976 588,677,840,068
1.2.3. Dana alokasi khusus 41,006,940,000
44,521,307,682 48,336,862,924
52,479,418,036
56,976,997,488
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 47,096,416,682
51,132,663,345 55,514,823,524
60,272,542,624
65,438,006,712
1.3.1 Hibah 800,000,000 868,561,423 942,998,681
1,023,815,345
1,111,558,141
1.3.2 Dana darurat
-
-
-
-
-
1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 23
lainnya **) 8,373,840,682 9,091,493,720 9,870,650,899 10,716,583,235 11,635,013,476
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) 37,922,576,000
41,172,608,202 44,701,173,944
48,532,144,044
52,691,435,095
1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
-
1.3.6 Dana Pendidikan dari Provinsi
-
1.3.7 Lain-lain -
-
-
-
-
Sumber : DPPKA Kabupaten Aceh Tamiang, hasil proyeksi 2013
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 24
Belanja daerah disusun dengan pendekatan kinerja yang ingin dicapai.
Belanja daerah diproyeksikan berdasarkan kebutuhan daerah untuk membiayai
antara lain :
1. Belanja pegawai yang meliputi gaji, tunjangan dan tambahan penghasilan
lainnya.
2. Belanja operasional kantor.
3. Belanja program kegiatan yang mendukung visi dan misi Bupati yang
berdampak luas pada kepentingan publik.
4. Belanja prioritas SKPK yakni untuk membiayai kegiatan sesuai tupoksi dan
urusan pemerintahan.
Pada setiap tahunnya belanja daerah akan dikelompokkan dalam urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib meliputi Pendidikan, Kesehatan,
Pekerjaan Umum, Perencanaan Pembangunan, Perhubungan, Lingkungan
Hidup, Kependudukan dan Catatan Sipil, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Sosial, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian,
Ketahanan Pangan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perpustakaan.
Sedangkan urusan pilihan meliputi : Pertanian, Kehutanan, Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kelautan dan Perikanan.
Arah kebijakan belanja daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menitik beratkan pada urusan wajib dan urusan pilihan yang sesuai
dengan prioritas pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang.
2. Menjalankan program yang bersifat pelayanan publik untuk isu-isu
dominan antara lain infrastruktur transportasi, pendidikan dan
kesehatan.
3. Melakukan efisiensi belanja, melalui penghematan belanja yang tidak
langsung dirasakan masyarakat.
4. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran dan target kinerja Satuan
Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang harus dicapai setiap tahun.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 25
5. Memberikan bantuan keuangan untuk penguatan pemerintahan desa.
6. Menetapkan jenis belanja dan pagu alokasi dari setiap SKPK.
Estimasi perkembangan belanja daerah tahun 2013 sampai dengan 2017
terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung terdiri
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Sedangkan belanja
tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja
hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan
belanja tak terduga. Estimasi pertumbuhan belanja tidak langsung dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2017 memiliki pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 8,79
persen dengan nilai pertumbuhan ditiap tahunnya yang fluktuatif. Sedangkan
estimasi pertumbuhan belanja langsung dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
memiliki pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 4,91 persen dengan nilai
pertumbuhan ditiap tahunnya yang fluktuatif. Pertumbuhan belanja Kabupaten
Aceh Tamiang secara keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2017 mengalami
pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 7,03 persen.
Tabel 3.12 Proyeksi Belanja pada APBK Tahun 2013-2017
No. Komposisi
Belanja 2013 2014 2015 2016 2017
1 Belanja Tidak Langsung
360,103,746,710
382,256,343,796
418,390,329,332
458,860,393,133
524,186,864,589
2 Belanja Langsung
313,131,628,271
308,442,577,935
331,074,209,393
354,406,080,468
358,349,483,168
Total Belanja 673,235,374,981 690,698,921,731 749,464,538,725 813,266,473,601 882,536,347,757
Sumber : DPPKA dan Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, hasil proyeksi.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Prioritas Utama
Komponen belanja dalam struktur APBK Aceh Tamiang terdiri dari belanja
langsung dan belanja tidak langsung. Ditinjau dari komposisi penggunaannya, pada
tahun 2009 komponen belanja langsung dan belanja tidak langsung berimbang
dengan proporsi belanja tidak langsung 50.09 persen dan belanja langsung 49.91
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 26
persen. Pada tahun 2010 belanja tidak langsung meningkat dibandingkan belanja
langsung, dengan proporsi belanja tidak langsung 59.05 persen dan belanja
langsung 40.95 persen. Pada tahun 2011 komposisi belanja tidak langsung dan
belanja langsung kembali membaik hampir menuju seimbang, dengan proporsi
belanja tidak langsung 56.26 persen dan belanja langsung 43.74 persen.
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah
Gambar 3.2
Struktur Belanja APBK Aceh Tamiang
Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah adalah
pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan
dibayar setiap tahun dan dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas
Pemerintah Daerah.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 27
Tabel 3.13 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Tahun 2009-2011
No Uraian
2009 2010 2011 Rata-rata
Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
A Belanja Tidak Langsung
190,610,531,283
223,677,102,590
254,368,681,482 15.53%
1 Belanja Pegawai
178,456,031,283
219,579,002,590
249,500,681,482 18.34%
2 Bantuan keuangan kepada pemerintah desa
12,154,500,000
4,098,100,000
4,868,000,000 -23.75%
B Belanja Langsung
83,512,241,036
84,450,469,227
86,304,173,512 1.66%
1 Belanja Operasional Kantor
64,892,241,036
65,830,469,227
67,684,173,512 2.13%
2
Belanja honorarium perangkat mukim dan kampong
18,620,000,000
18,620,000,000
18,620,000,000 0.00%
C Pembiayaan Pengeluaran
9,932,241,123 3,689,862,496
1,972,622,114 -54.69%
1 Pembentukan Dana Cadangan - - -
2 Pembayaran pokok utang 9,932,241,123 3,689,862,496
1,972,622,114 -54.69%
3 Penyertaan Modal
TOTAL (A+B+C)
284,055,013,442
311,817,434,313
342,645,477,108 9.83%
Sumber : Dokumen LRA.
Pertumbuhan rata-rata belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat
serta prioritas utama tahun 2009 sampai dengan 2011 untuk Kabupaten Aceh
Tamiang sebesar 15.53 persen. Untuk belanja langsung yang wajib dan mengikat
serta prioritas utama tahun 2009 sampai dengan 2011 untuk Kabupaten Aceh
Tamiang rata-rata 1.66 persen. Pengeluaran pembiayaan daerah di Kabupaten Aceh
Tamiang hanya pembayaran pokok utang, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar
negatif 54.69 persen.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 28
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Proyeksi belanja yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten
Aceh Tamiang pada tahun 2013 sampai dengan 2017 diperkirakan kebutuhannya
terus mengalami peningkatan. Belanja wajib dan mengikat ini merupakan belanja
yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya, sedangkan belanja
prioritas utama merupakan belanja yang digunakan dalam rangka keberlangsungan
layanan dasar pemerintah daerah.
Belanja wajib dan mengikat serta prioritas utama yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2012 sebesar Rp. 378,115,703,312
diproyeksikan menjadi Rp. 572,768,472,670 pada tahun 2017, dengan asumsi
belanja langsung wajib dan mengikat serta prioritas utama tidak mengalami
pertumbuhan atau tetap selama 5 (lima) tahun ke depan.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 29
Tabel 3.14 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama
No Uraian Data Tahun Dasar
(2012*) (Rp)
Tingkat pertum buhan
(%)
Proyeksi
Tahun 2013 (Rp) Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp)
A Belanja Tidak Langsung 284,416,106,733 10.20% 324,881,356,710 357,143,843,796 393,277,829,332 433,747,893,133 479,074,364,590
1 Belanja Pegawai 284,416,106,733 10.20% 324,881,356,710 357,143,843,796 393,277,829,332 433,747,893,133 479,074,364,590
B Belanja Langsung 93,699,596,579 0.00% 93,694,108,080 93,694,108,080 93,694,108,080 93,694,108,080 93,694,108,080
1 Belanja Operasional Kantor
75,499,596,579 0.00% 75,494,108,080 75,494,108,080 75,494,108,080 75,494,108,080 75,494,108,080
2 Belanja honorarium perangkat mukim dan kampung
18,200,000,000 0.00% 18,200,000,000 18,200,000,000 18,200,000,000 18,200,000,000 18,200,000,000
C Pembiayaan Pengeluaran
- - - - - - -
1 Pembentukan Dana Cadangan
- - - - - - -
2 Pembayaran pokok utang
- - - - - - -
3 Penyertaan Modal - - - - - - -
TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
378,115,703,312 8.16% 418,575,464,790 450,837,951,876 486,971,937,412 527,442,001,213 572,768,472,670
Sumber : DPPKA dan Bappeda, hasil proyeksi.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 30
Tabel 3.15 Proyeksi tentang Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Untuk Pendanaan Pembangunan Tahun 2013-2017
No
Uraian
Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Pendapatan
631,572,072,013
685,698,921,731
744,464,538,725
808,266,473,601
877,536,347,757
2
Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) -
- -
-
3
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran
41,663,302,968
5,000,000,000
5,000,000,000
5,000,000,000
5,000,000,000
Total penerimaan
673,235,374,981
690,698,921,731
749,464,538,725
813,266,473,601
882,536,347,757
Dikurangi:
4
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
418,575,464,790 450,837,951,876 486,971,937,412 527,442,001,213 572,768,472,670
Kapasitas riil kemampuan keuangan
254,659,910,191
239,860,969,855
262,492,601,313
285,824,472,388
309,767,875,087
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 31
Berdasarkan data tersebut, diperoleh rencana penggunaan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja
langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5(lima) tahun kedepan, dengan
menggunakan tabel berikut:
Tabel 3.16 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Uraian
Proyeksi (Rp)
No Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
I Kapasitas riil kemampuan keuangan
254,659,910,191
239,860,969,855
262,492,601,313
285,824,472,388
309,767,875,087
II
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I dan II
214,237,520,191
214,748,469,855
237,380,101,313
260,711,972,388
264,655,375,087
III Rencana pengeluaran prioritas III
40,422,390,000
25,112,500,000
25,112,500,000
25,112,500,000 45,112,500,000
Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)*
5,200,000,000 0 0 0 0
Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah
Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian dialokasikan
ke berbagai program/kegiatan sesuai i urutan prioritas. Prioritas program/kegiatan
dipisahkan menjadi i prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I
mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III mendapatkan
alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
Prioritas I
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau
program unggulan (dedicated) Kepala daerah yang definitif harus dilaksanakan oleh
daerah pada tahun pertama rencana pembangunan, diantaranya program yang
berkaitan dengan prasarana dan sarana transportasi, pelayanan dasar bidang
pendidikan dan kesehatan.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 32
Prioritas II
Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPK yang merupakan
penjabaran dari analisis per urusan. Program Prioritas II ini berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPK yang paling berdampak luas pada masing-masing
segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan
yang dihadapi, berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPK.
Termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.
Prioritas III
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-
belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja
bantuan social organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada
provinsi/kabupaten/kota dan hingga pemerintahan kampung, serta belanja tidak
terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III ini, harus memperhatikan
(mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk
menunjukkan urutan prioritas yang benar. Dengan demikian, kapasitas riil keuangan
daerah dapat dialokasikan seperti pada tabel berikut :
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 33
Tabel 3.17 Kerangka Pendanaan
Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
No. Jenis Dana
Alokasi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1 Prioritas I 24.59 62,632,683,454 45.20 108,422,646,570 45.20 118,652,661,817 45.20 138,239,659,009 45.20 140,022,167,256
2 Prioritas II 59.53 151,604,836,737 44.33 106,325,823,285 45.23 118,727,439,496 46.59 142,472,313,380 40.23 124,633,207,831
3 Prioritas III 15.87 40,422,390,000 10.47 25,112,500,000 9.57 25,112,500,000 8.21 25,112,500,000 14.56 45,112,500,000
Total 100.00 254,659,910,191 100.00 239,860,969,855 100.00 262,492,601,313 100.00 305,824,472,388 100.00 309,767,875,087
Sumber : Bappeda dan DPPKA, hasil proyeksi (diluar dana otsus)
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 34
Mulai tahun 2014, Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang akan bertambah
dengan masuknya dana otonomi khusus sebagai bagian dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Tamiang. Dana otonomi khusus hingga tahun 2013
merupakan bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), namun dengan
terbitnya Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Qanun Aceh Nomor 2
Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus, dana tersebut akan ditransfer ke kabupaten/kota.
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor : 050/12841 tanggal 6 Maret 2013 tentang
Usulan Program/Kegiatan yang Didanai melalui TDBH Migas dan Otsus Tahun 2014 dan
Tabel Sinkronisasi Nasional, alokasi dana otonomi khusus Kabupaten Aceh Tamiang tahun
2014 adalah sebesar Rp.133.953.744.076,-. Dana tersebut dimasukkan ke dalam APBK
sebagai pendapatan pada Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Alokasi dana Otonomi
Khusus tahun 2015, 2016, 2017 diproyeksikan akan mengalami peningkatan 5 persen setiap
tahunnya seperti yang tergambar pada tabel berikut ini.
Tabel 3.18 Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2015-2017
Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun Proyeksi Dana Otsus
Keterangan (Rp.)
2014 133,953,744,076 Dana Otsus yang ditransfer ke Kab. Aceh Tamiang diproyeksikan meningkat 5% per tahun
2015 140,651,431,280
2016 147,684,002,844
2017 155,068,202,986
Total 577,357,381,186
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-1
BAB IV
ANALISIS ISU- ISU STRATEGIS
Perumusan isu-isu strategis dilakukan dari analisis berbagai fakta dan
informasi yang telah diidentifikasi serta hasil telaah terhadap Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah terpilih. Sedangkan sumber lain isu strategis meliputi
masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset dan lembaga non-profit
berskala regional maupun nasional.
Berdasarkan gambaran kondisi daerah yang ada, permasalahan-permasalahan
yang menjadi isu strategis pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang diuraikan
sebagai berikut :
4.1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
Pelaksanaan reformasi birokrasi salah satunya ditandai dengan struktur
organisasi yang ideal, dimana perlu didukung oleh penempatan sumber daya
aparatur yang tepat, memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi sesuai
dengan tugas dan fungsinya, selanjutnya sistem penilaian dan pengukuran kinerja
dalam penerapan reward and punishment. Dalam rangka mendorong terwujudnya
reformasi birokrasi tersebut, diperlukan pengembangan dan penyempurnaan
fungsi perencanaan dan penganggaran pembangunan yang terintegrasi dengan
sistem pengawasan dan evaluasi secara berkala. Belum optimalnya pelaksanaan
reformasi birokrasi umumnya disebabkan : (1) Belum optimalnya fungsi organisasi;
(2) Belum optimalnya tata laksana dan penempatan sumber daya manusia
aparatur; dan (3) Belum optimalnya pelayanan publik. Selanjutnya beberapa
permasalahan yang perlu dibenahi dalam pelaksanaan program dan kegiatan
peningkatan iklim pasar yang kondusif yaitu harmonisasi dan simflikasi berbagai
peraturan yang berkaitan investasi;
Permasalahan penegakan supremasi hukum dalam pemantapan kestabilan
politik, keamanan dan ketertiban adalah : (1) Masih tumpang tindihnya regulasi; (2)
belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait; (3) Perbedaan pendekatan
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-2
dalam pelaksanaan peraturan; dan (4) Masih adanya kegiatan yang berkaitan
dengan penyakit masyarakat (PEKAT).
4.2. Infrastruktur
Belum optimalnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan,
dan pengairan yang terintegrasi dan sinergis antar sektor, serta masih adanya
jaringan akses wilayah yang belum memadai standar teknis. Akurasi data, pelaporan
dan program belum tepat sasaran sehingga tantangan kedepan adalah bagaimana
mengelola pembangunan fisik sesuai dengan arahan tata ruang dan masterplan
perencanaan daerah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian program
pembangunan sektor infrastruktur transportasi antara lain : (1) Masih rendahnya
tingkat keselamatan pelayanan jasa transportasi; (2) Menurunnya kualitas dan
kapasitas sarana dan parasarana transpostasi; (3) Belum optimalnya dukungan
infrastruktur dalam peningkatan daya saing sektor riil; (4) Masih terbatasnya
aksesibilitas pelayanan transportasi diwilayah hulu; serta (5) Terdapat
permasalahan sosial dalam pembebasan lahan, sehingga pekerjaan fisik menjadi
tertunda.
Permasalahan terhadap penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat
adalah : (1) Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap
penguasaan dan legalitas lahan; (2) Terbatasnya akses masyarakat terhadap
pembiayaan perumahan; serta (3) Belum optimalnya sarana dan prasarana
pendukung pemukiman (sarana ibadah, jalan, drainase, tempat pembuangan
sampah dan sebagainya).
4.3. Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
serta Sanitasi
Bidang Pendidikan
Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan yang belum tercapai
secara optimal masih menjadi tantangan dalam beberapa tahun kedepan, yang
diantaranya disebabkan : (1) Belum meratanya akses terhadap pendidikan disemua
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-3
jenjang; (2) Kemampuan kognitif, karakter, dan sotf-skill lulusan harus ditingkatkan;
(3) Belum optimalnya kualitas dan relevansi pendidikan menengah; (4) Perlunya
peningkatan kualitas, relevansi dan daya saing lulusan pendidikan tinggi vokasi
daerah; dan (5) Belum optimalnya kualitas pendidikan non formal.
Tantangan yang dihadapi dalam hal sumber daya manusia/ketenagaan, serta
sarana dan prasarana diantaranya : (1) Belum meratanya distribusi guru; (2)
Kualifikasi akademik dan profesionalisme guru yang perlu peningkatan; (3) Belum
tuntasnya rehabilitasi gedung sekolah dan ruang kelas yang rusak; (4) Belum
optimalnya penyediaan buku-buku mata pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan
berkualitas; (5) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan.
Untuk permasalahan di bidang perpustakaan dan arsip, yang dominan
adalah masih rendahnya minat baca masyarakat.
Bidang Kesehatan
Permasalahan yang harus dipecahkan dan diatasi dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat antara lain adalah : (1) Masih tingginya angka
kematian ibu dan anak, yang ditandai dengan masih rendahnya persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan, masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal,
masih rendahnya cakupan imunisasi lengkap pada bayi, masih rendahnya cakupan
neonatal, dan belum optimal upaya perbaikan status gizi masyarakat; (2) Masih
rendahnya kualitas kesehatan lingkungan, yang ditandai dengan rendahnya akses
penduduk terhadap sanitasi air minum dan sanitasi layak; (3) Masih rendahnya
akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan (4)
Masih terbatasnya sumber daya manusia kesehatan, yang ditandai dengan masih
rendahnya jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka revitalisasi program keluarga
berncana (KB), antara lain (1) Rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB
bagi keluarga pasangan usia subur (PUS), terutama PUS miskin; (2) Masih rendahnya
pengetahuan PUS mengenai KB dan kesehatan reproduksi; (3) Adanya kekuatiran
terhadap efek samping dan komplikasi dari pemakaian alat dan obat kontrasepsi;
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-4
(4) Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia petugas
lini lapangan keluarga berencana.
Dalam rangka pengedalian penyakit, angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular (HIV dan AIDS, malaria, diare, dan DBD) masih terjadi. Hal ini
disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan lingkungan, prilaku masyarakat
yang belum mengikuti pola prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan belum
optimalnya upaya penangulangan penyakit.
Air Bersih dan Sanitasi
Guna memenuhi kebutuhan air bersih yang terjamin bagi masyarakat PDAM
Tirta Tamiang terus berusaha meningkatan pelayanan sebagai diatur berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan Penyediaan
Sistim Air Bersih. Akses masyarakat terkait sumber air bersih yang dimiliki sebesar
75,89 %, baru 12,3 % masyarakat Aceh Tamiang memperoleh sumber air bersih
yang berasal dari perpipaan (PDAM). Kondisi sumur gali masyarakat di Kabupaten
Aceh Tamiang dibeberapa wilayah mempunyai tingkat resiko tinggi untuk
terkontaminasi resiko pencemaran dari air kotor hasil mandi-cuci-kakus (MCK),
karena kondisinya seadanya dengan desain kontruksi yang kurang baik.
4.4. Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian
Beberapa kendala Ketahanan pangan terutama terkait lahan, infrastruktur,
penelitian dan pengembangan, investasi dan pembiayaan, pangan dan gizi, serta
adanya perubahan iklim.
Tingginya tekanan terhadap lahan pertanian pangan menjadi salah satu
permasalahan utama dalam pembangunan ketahanan pangan. Alih fungsi dan
kompetisi penggunaan lahan pertanian pangan sangat membatasi pencapaian
produksi bahan pangan. Pemanfaatan lahan pertanian dan lahan terlantar juga
masih menghadapi beberapa kendala, diantaranya yaitu ketersediaan air irigasi.
Sarana dan prasarana pertanian dan pedesaan belum sepenuhnya mampu
melayani seluruh wilayah produsen pangan. Jaringan irigasi yang ada masih belum
berfungsi secara optimal sehingga memerlukan upaya peningkatan dan rehabilitasi
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-5
terutama didaerah sentra produksi pangan dan wilayah-wilayah irigasi. Sementara
itu, produksi perikanan budidaya mengalami kendala berupa adanya
keterbatasan akses ke input produksi (benih, bibit, dan modal) dan belum
memadainya sarana dan prasarana budidaya (tambak dan irigasi) sehingga
produksi perikanan budidaya belum meningkat secara optimal. Kondisi
Infrastruktur jalan yang masih terbatas meningkatkan biaya transaksi dan
menurunkan mutu produksi hasil pertanian dan perikanan. Selain itu cakupan
infrastruktur dan kualitas penyuluhan pertanian dan perikanan masih rendah.
Permasalahan dalam pengembangan diversifikasi pangan diantaranya
karena belum optimalnya percepatan penganekaragaman konsumsi masyarakat
untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan dan kualitas permintaan
masyarakat terhadap bahan pangan.
Penelitian dan pengembangan dalam bidang pertanian dan perikanan
masih harus dikembangkan. Selain itu masih lemahnya desiminasi teknologi dan
pemanfaatan teknologi tersebut kepada masyarakat secara luas menjadi kendala
bagi adopsi penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi.
Perubahan iklim mempengaruhi musim, cuaca, curah hujan, dan bencana.
Perubahan tersebut berdampak terhadap produksi bahan pangan. Dampak
perubahan iklim tersebut tidak hanya dirasakan pada kegiatan on-farm namun
juga dihadapi dalam kegiatan off-farm, seperti pengolahan pasca panen dan
pemasaran hasil pertanian dan perikanan.
Rendahnya tingkat penguasaan lahan merupakan kendala utama. Selain itu
peningkatan produktivitas dan kualitas hasil juga akan menentukan pendapatan
petani dan nelayan. Lebih lanjut, peran penyuluhan untuk mendesiminasikan
teknologi dalam mengangkat nilai tambah produk juga masih belum berjalan
optimal, disebabkan oleh kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian lapangan (PPL)
yang terbatas, serta sarana dan prasarana penyuluhan yang belum memadai.
Berbagai kedala tersebut selama ini mejadi permasalah dalam pencapaian target
kesejahteraan masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan.
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-6
4.5. Penanggulangan Kemiskinan
Penangulangan kemiskinan masih menghadapi sejumlah kendala yaitu : (1)
Belum dikembangkannya perencanaan dan penganggaran yang pro-poor serta
masih banyak kegiatan penangulangan kemiskinan yang belum terkoodinasikan
dengan baik; (2) Kendala dari implementasi koordinasi kebijakan kelembagaan
dan kemitraan yaitu belum terjalinnya kerjasama yang cukup antara pemerintah
daerah dan dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat
khususnya pada kecamatan-kecamatan potensial, sehingga perlu dikembangkan
kebijakan sinergitas antar pelaku.
Selanjutnya permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yaitu kurangnya efektivitas pelaksanaan kegiatan yang disebabkan keterbatasan
kapasitas aparat pembina, dan kurang sinergi antar pemangku kepentingan
terutama mengingat keragaman sektor dan lokasi usaha koperasi dan UMKM.
Koperasi dan UMKM juga menghadapi masalah kurangnya kesempatan usaha,
keterbatasan akses kepada sumber daya produktif, dan rendahnya kualitas sumber
daya manusia. Hal ini menyebabkan perkembangan sektor ekonomi produktif
belum mampu mendorong peningkatan pendapatan yang berkelanjutan dan
pertumbuhan ekonomi daerah.
4.6. Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko Bencana
Upaya pengendalian kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan
mempertahankan pelestarian dan meningkatkan kulitas daya dukung lingkungan.
Masalah yang dihadapi adalah : (1) Kecenderungan meningkatnya pencemaran
lingkungan; (2) Meningkatnya luas wilayah yang tercemar; (3) Masih rendahnya
kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola; dan (4) Masih kurang
optimalnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Selain itu dibidang
kehutanan masih dihadapi permasalahan adanya pembukaan kawasan yang tidak
sah, masih tingginya laju deforestasi dan degradasi yang disebabkan oleh illegal
logging. Permasalahan dibidang kelautan dan perikanan antara lain, pemanfaatan
sumberdaya laut yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan ekosistem alam
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-7
yang rusaknya ekosistim pesisir dan laut (maggrove), yang dapat menyebabkan
menurunnya ketersediaan sumber plasma nutfah serta erosi pantai.
Permasalahan terkait pengurangan resiko bencana adalah masih belum
memadainya kinerja penanggulangan bencana, terutama Badan Penangulangan
Bencana Daerah dan masyarakat yang masih terbatas. Permasalahan yang dihadapi
antara lain : (1) Belum seluruhnya organisasi kelembagaan penanggulangan
bencana terpenuhi; (2) Keterbatasan alokasi pendanaan pemerintah kabupaten dan
pemerintah pusat serta ketergantungan pendanaan pemulihan kepada pemerintah.
Kesadaran terhadap resiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan
dalam mengahadapi bencana juga masih rendah.
Terkait dengan pengurangan resiko bencana, permasalahan yang dihadapi
antara lain : (1) Belum optimalnya penjabaran kebijakan pengurangan resiko
bencana kedalam kebijakan daerah; (2) Kurangnya sosialiasi pengurangan resiko
bencana kepada seluruh pemangku kepentingan; (3) Kurangnya informasi dan
keterbatasan media komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan informasi
pengurangan resiko bencana.
4.7. Pelaksanaan Dienul Islam, Politik, serta Sosial dan Budaya
Dienul Islam
Pelaksanaan nilai-nilai Dienul Islam di Kabupaten Aceh Tamiang belum
maksimal, disebabkan oleh berbagai permasalahan yang dihadapi, diantaranya : (1)
Masih kurangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Dienul Islam
dikalangan masyarakat; (2) Masih kurangnya materi dan jam pelajaran agama
dibandingkan dengan pelajaran umum di dunia pendidikan; (3) Pengaruh negatif
globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan dan bertentangan dengan tuntutan
Dienul Islam.
Politik
Pelaksanaan pembangunan dibidang politik di Kabupaten Aceh Tamiang
terkendala oleh berbagai permasalahan, diantaranya akibat : (1) Menurunnya jiwa
dan semangat Nasionalisme terhadap pemahaman 4 (empat) pilar kebangsaan,
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-8
yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI ; (2) Masih rendahnya
pendidikan politik masyarakat; dan (3) Belum optimalnya partisipasi masyarakat
sebagai fasilitator dan ekselator pembangunan.
Sosial dan Budaya
Masyarakat Aceh Tamiang terkenal dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan
dan keragamanan budaya yang tinggi, sebagai akibat dari beragamnya etnis dan
posisi geografis yang strategis, sehingga bangsa lain mudah mencapai Aceh
Tamiang. Namun saat ini permasalahan yang dihadapi antara lain : (1) Belum
optimalnya penguatan lembaga sosial di kemukiman; (2) Kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap pranata sosial dan adat istiadat yang sudah berlaku turun
temurun di Aceh Tamiang; (3) Pengaruh negatif globalisasi yang melunturkan
nilai-nilai sosial dan budaya di masyarakat.
Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Perlindungan Anak
Pemasalahan yang dihadapi terkait pengarusutamaan gender dan
perlindungan anak, antara lain sebagai berikut : (1) Masih terdapat kesenjangan
gender dalam hal akses, manfaat, dan partisifasi dalam pembangunan, serta
penguasaan terhadap sumber daya, terutama di bidang politik, jabatan-jabatan
publik dan ekonomi; (2) Rendahnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi
dampak perubahan iklim, krisisi ekonomi, bencana alam, dan konflik sosial, serta
terjadinya penyakit; (3) Belum optimalnya kelembagaan PUG dan pemberdayaan
perempuan; (4) Masih adanya tindak kekerasan terhadap anak; (5) Masih
rendahnya kapasitas kelembagaan perlindungan anak.
Pemuda dan Olahraga
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian terkait
pembangunan dan olahraga antara lain sebagai berikut : (1) Belum optimalnya
partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembagunan,
dikarenakan oleh terbatasnya peran pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol
sosial, dan agen perubahan; (2) Belum optimalnya peningkatan prestasi olahraga,
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-9
yang disebabkan antara lain oleh rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan olahraga, terbatasnya ruang terbuka olahraga, terbatasnya jumlah dan
kualitas SDM keolahragaan, belum optimalnya upaya pengkaderan atlit unggulan,
serta masih terbatas apresiasi dan penghargaan bagi olahragawan dan tenaga
keolahragaan yang berprestasi.
Pariwisata
Permasalahan yang dihadapi terkait pembagunan kepariwisataan, antara
lain sebagai berikut : (1) Belum optimalnya kesiapan tempat tujuan wisata yang
disebabkan karena belum meratanya pembangunan kepariwisataan antar daerah
dan kawasan, serta kurang memadaimya sarana dan prasarana menuju lokasi
pariwisata; (2) Belum optimalnya sosialisasi, pemasaran pariwisata dan promosi
daerah tujuan wisata dari pemerintah maupun pelaku pariwisata lainnya melalui
media elektronik, media cetak, maupun yang berbasis teknologi informasi; (3)
Belum optimalnya kemitraan antar pelaku pariwisata yang disebabkan terutama
oleh kurangnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi intra dan antar lembaga
dalam peningkatan daya saing sumber daya manusia(SDM) pariwisata.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-1
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
2017 adalah :
“ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA
DAN SARANA TRANSPORTASI”
Visi pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Aceh Tamiang :
Adalah Kabupaten Aceh Tamiang dengan seluruh masyarakat yang tinggal dan
tercatat secara administrasi sebagai warga Kabupaten Aceh Tamiang.
2. Sejahtera :
Sejahtera adalah sebuah kondisi yang diharapkan setiap masyarakat mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam aspek ekonomi, sosial dan spiritual
yang ditujukan untuk terwujudnya peningkatan kesejahterahan masyarakat
daerah, melalui penguatan sistem ekonomi yang berbasiskan kepada ekonomi
kerakyatan, dan potensi ekonomi daerah, serta didukung peningkatan
kuantitas dan kualitas infrastruktur transportasi dan prasarana dasar yang
berwawasan lingkungan.
Masyarakat Aceh Tamiang yang sejahtera merupakan masyarakat yang
makmur, berpenghasilan yang cukup, memiliki pendidikan, lapangan usaha
dan lapangan kerja yang layak, terbebas dari kemiskinan, memiliki rasa
kepedulian yang tinggi, memiliki kualitas kesehatan dan didukung oleh kondisi
lingkungan dan perumahan yang baik.
Masyarakat yang sejahtera juga ditandai dengan adanya peran serta secara
nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial dan
budaya. Kesejahteraan masyarakat tidak hanya dicerminkan oleh
perkembangan ekonomi semata, tetapi mencakup aspek yang lebih luas.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-2
3. Madani :
Madani adalah sebuah kondisi yang diharapkan masyarakat Aceh Tamiang
memiliki peradaban sosial budaya yang tinggi, akhlak mulia, kreatif, memiliki
semangat, jiwa kewirausahaan, keterampilan, berdisiplin dan bertanggung
jawab serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan potensi daerah.
4. Prasarana dan Sarana :
Adalah seluruh infrastruktur dan pendukungnya untuk memenuhi
kesejahteraan masyarakat Aceh Tamiang.
5. Transportasi :
Adalah jaringan penghubung (darat, sungai, laut dan udara) antara satu
wilayah dengan wilayah lain yang berfungsi untuk memudahkan
pengangkutan orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.
5.2. Misi
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2013-2017, dirumuskan 11 (sebelas) Misi sebagai berikut :
1. Memantapkan prasarana dan sarana jaringan transportasi wilayah.
Misi pertama merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk konektivitas
pengembangan wilayah/kawasan, guna percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Aceh Tamiang. Selanjutnya guna meningkatkan
layanan dasar masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Dimana fokusnya adalah peningkatan dan
pengembangan infrastruktur wilayah meliputi jalan, jembatan dan fasilitas
publik lainnya, sebagai penunjang utama dalam penyelenggaraan proses
perekonomian dan sosial masyarakat.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-3
2. Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi
masyarakat.
Misi kedua merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk pembangunan
Aceh Tamiang. Dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, dan
keseimbangan dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan
hidup, yang melibatkan peran serta masyarakat secara nyata. Fokusnya
adalah mengelola dan memanfaatkan ruang yang serasi antara kawasan
lindung dan budidaya; melakukan upaya perlindungan dan pemulihan
kawasan kritis untuk memperbaiki kualitas daya dukung lingkungan; dan
meningkatkan upaya pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan sebagai modal dasar pembangunan; serta mengubah paradigma
penanganan terhadap bencana yang cenderung masih bersifat tanggap
darurat menjadi kesiapsiagaan.
3. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi
daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju
masyarakat yang sejahtera.
Misi ketiga merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk peningkatan
struktur perekonomian masyarakat, dengan memanfaatkan potensi sumber
daya alam (SDA) berdaya saing tinggi dan kekayaan budaya lokal yang
potensial, berciri khas dan bermutu, dengan penguatan kapasitas
kelembagaan formal masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
kampung dalam penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat
dengan fokus meningkatkan kualitas SDM kampung, kelembagaan ekonomi
kampung dan pemanfaatan SDA spesifik kampung serta mengembangkan
komoditas unggulan kampung.
4. Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk
memperkuat ketahanan pangan.
Misi keempat merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk
mengembangkan dan meningkatkan produksi padi sebagai pangan utama,
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-4
dan mengembangkan berbagai komoditi pangan lokal lainnya yang sesuai
dengan potensi daerah (tanaman pangan, daging dan ikan) sebagai alternatif
bahan makanan bergizi dan seimbang.
5. Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan
kelembagaan yang transparan.
Misi kelima merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk penyiapan regulasi
penataan pengelolaan usaha. Yang diarahkan pada penyelenggaraan
mekanisme pasar yang berlandaskan persaingan sehat, dan memperhatikan
nilai-nilai keadilan, serta kepentingan sosial, sehingga terjamin kesempatan
yang sama dalam berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat, dengan
tetap memperhatikan perkembangan perekonomian global.
6. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas,
profesional, humanis dan beretika.
Misi keenam merupakan pelaksanaan yang ditujukan mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia yang humanis, beretika, berkualitas dan
berdaya saing; peningkatan kualitas dan aksesibilitas kesehatan dan
pendidikan bagi seluruh masyarakat Aceh Tamiang; meningkatkan
penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
penelitian dan pengembangan secara profesional dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan.
7. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang amanah (Good Governance).
Misi ketujuh merupakan pelaksanaan yang difokuskan pada kejelasan fungsi
regulator dan operator melalui penataan organisasi dan Sumber Daya
Manusia (SDM), baik di tingkat kampung, Kecamatan, dan Kabupaten serta
kemudahan pengurusan perijinan, administrasi kependudukan, pelayanan
kesehatan dan pendidikan.
Pembangunan pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi
pada pelayanan publik merupakan upaya yang perlu didorong untuk
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-5
menunjang perwujudan daerah sebagai kabupaten berdaya saing di masa
depan. Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan pilar
utama dalam pencapaian visi pembangunan jangka menengah daerah,
dimana salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik adalah
melalui reformasi birokrasi. Secara umum reformasi birokrasi mencakup
penataan kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, tata laksana dan
manajemen, akuntabilitas kinerja aparatur, pengawasan,pelayanan publik,
budaya kerja produktif, efektif dan efisien, disamping juga melalui koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi. Reformasi birokrasi di Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang telah dimulai dengan penataan kelembagaan,
peningkatan koordinasi pengawasan dan pemahaman akuntabilitas aparatur,
pengaturan mekanisme, sistem dan prosedur ketata-laksanaan yang tidak
berbelit-belit, serta penciptaan pelayanan publik yang prima dan berkualitas,
disamping pengembangan sistem informasi yang terintegrasi antara
perencanaan, penganggaran, pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan
evaluasi serta pengawasan.
Dalam pelaksanaan pemerintahan, kelembagaan organisasi serta tata kelola
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang masih dirasa belum optimal, baik dalam
proses pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk
itu Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang dilaksanakan dalam rangka
mempercepat proses perizinan dan pelayanan, perencanaan dan
penganggaran, pengelolaan keuangan daerah, pemungutan pajak, proses
penyediaan barang dan jasa dan pelayanan administrasi kependudukan akan
dikembangkan sehingga dapat diakses secara online melalui sistem informasi.
8. Melibatkan pemuda dan perempuan dalam pembangunan
(pengarusutamaan gender).
Misi kedelapan merupakan pelaksanaan yang difokuskan pada gerakan
optimalisasi pembangunan Aceh Tamiang, yang mengedepankan
pemberdayaan pemuda dan perempuan sebagai generasi mendatang yang
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-6
proporsional berdasarkan peran, kedudukan dan tanggung jawab demi
terwujudnya rasa keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
9. Menegakkan supremasi hukum untuk memantapkan kestabilan politik,
keamanan dan ketertiban.
Misi kesembilan pada hakikatnya merupakan pelaksanaan pembangunan yang
difokuskan pada kapasitas dan profesionalitas stakholder dalam
penyelesaian persoalan daerah melalui :
- Stabilitas politik, keamanan dan ketertiban masyarakat;
- Proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efektif dan efisien
serta sinergis terhadap kebijakan bidang politik, hukum dan keamanan;
- Pemantapan budaya demokrasi dalam masyarakat;
- Memperkuat partisipasi masyarakat dan organisasi masyarakat sipil;
10. Meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga serta
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
Misi kesepuluh merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk
mengoptimalkan partisipasi (peningkatan kesadaran) masyarakat dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga, pelestarian budaya daerah,
pengembangan sarana kebudayaan untuk meningkatkan identitas budaya
Tamiang. Seperti penyelenggaraan even budaya, revitalisasi kawasan budaya,
serta pengembangan kreativitas seni dan budaya masyarakat. Karakter
budaya Tamiang juga diperkuat melalui penerapan dalam arsitektur
bangunan, karakter kota, pemukiman, pengembangan kawasan budaya.
11. Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Dienul Islam.
Misi kesebelas merupakan upaya membangun masyarakat Aceh Tamiang
berlandaskan Dienul Islam, beretika dan berkarakter, dalam tatanan
pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat, serta memelihara kerukunan
antar umat beragama.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-7
5.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan
pemerintahan daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung
pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan daerah selama 5 (lima)
tahun mendatang. Tujuan dan sasaran disusun dalam kerangka yang jelas di setiap
misi, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah. Bahwa
tujuan pembangunan Aceh Tamiang untuk 5 (lima) tahun ke depan pada dasarnya
adalah untuk mencapai standar kehidupan masyarakat Tamiang yang lebih baik.
Untuk mencapai standar kehidupan yang lebih baik sebagaimana maksud
diatas, maka tujuan dan sasaran pembangunan sesuai masing-masing misi
dijabarkan akan dijabarkan dalam BAB VI.
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-1
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang penting
dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun serta
memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2012-2017, maka Pemerintah Daerah akan melaksanakannya melalui 11
(sebelas) misi yang telah disusun dan strategi-strategi pembangunan daerah dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Tabel 6.1
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017
Misi 1: Memantapkan prasarana dan sarana jaringan transportasi wilayah.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Mewujudkan jaringan transportasi yang terpadu, tertib, aman dan nyaman
Meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang sesuai dengan standar pelayanan yang dipersyaratkan
Peningkatan kualitas perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi
Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas antar pusat kegiatan
Meningkatkan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi
Meningkatkan Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan kebinamargaan.
Meningkatnya pelayanan angkutan jalan, angkutan sungai, angkutan penyebrangan dan angkutan laut
Peningkatan pelayanan angkutan sesuai kebutuhan, karakteristik dan potensi wilayah
Meningkatkan pelayanan, prasarana dan fasilitas perhubungan
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-2
Misi 2: Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, partisipatif dan berkelanjutan
Meningkatnya kualitas penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang berwawasan lingkungan, partisipatif dan berkelanjutan
Optimalisasi penataan ruang Mengimplementasikan Pemanfaatan Ruang yang optimal sesuai dengan hierarki (RTRWK, dan rencana rinci tata ruang)
Meningkatkan partisipasi stakeholders dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Meningkatkan penataan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau dan taman kota
Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar permukiman
Pengembangan dan peningkatan infrastruktur permukiman yang berkualitas
Meningkatkan pembangunan perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Meningkatkan Pemberdayaan komunitas perumahan
Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana permukiman
Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
Meningkatkan pembangunan infrastruktur perkotaan dan desa
Meningkatkan penyediaan air baku, dan pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Berkurangnya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana
Penerapan prinsip-prinsip ekologis yang berkelanjutan dalam pelaksanaan pembangunan
Meningkatkan upaya pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan
Meningkatkan fungsi kawasan penyangga, konservasi dan lindung
Meningkatkan sistem pengawasan terhadap pembajakan sumber daya alam
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-3
Misi 2: Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Peningkatan kualitas pencegahan dan penanggulangan bencana
Menyelenggarakan pembangunan berbasis mitigasi bencana
Mengoptimalkan pengendalian dan penanggulangan bencana
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
Misi 3: Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat dan penanggulangan kemiskinan
Menurunnya tingkat kemiskinan, dan pengangguran serta meningkatnya pendapatan masyarakat
Perluasan lapangan usaha, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja
Meningkatkan pembinaan UPPKS.
Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang masalah sosial
Meningkatkan pelayanan sosial dan rehabilitasi kesejahteraan social
Pengembangan usaha ekonomi produktif dengan sistem Padat Karya dan Wirausaha
Meningkatkatan jumlah wirausaha produktif baik kelompok maupun mandiri
Meningkatan kesempatan kerja dan lapangan usaha melalui sistem padat karya
Penyediaan bantuan fisik dan nonfisik kepada masyarakat penyandang masalah sosial
Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka penyaluran bantuan kepada masyarakat kurang mampu dan penyandang cacat
Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
Meningkatkan Program Pengembangan wilayah Strategis dan cepat tumbuh (PNPM)
Meningkatnya aktifitas ekonomi daerah berbasis potensi lokal
Peningkatan potensi produk lokal unggulan pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata
Menumbuh kembangkan produk lokal yang handal (One Village One Product)
Mengembangkan kawasan sentra industri
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-4
Misi 3: Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan nilai tambah produk lokal unggulan
Membina dan memberdayakan IKM, koperasi dan UKM serta peningkatan SDM.
Menetapkan kawasan wisata sesuai struktur dan pola ruang
Penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan usaha masyarakat
Meningkatkan pengembangan tempat usaha perdagangan
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana pendukung usaha secara berkelanjutan
Misi 4: Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Memperkuat ketahanan pangan daerah
Meningkatnya kemampuan masyarakat dan stakeholder dalam usaha mewujudkan ketersediaan pangan yang berkelanjutan
Pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan pangan lestari untuk kelompok wanita
Meningkatkan optimalisasi dan reklamasi lahan sebagai kawasan pangan lestari
Peningkatan kemampuan sumber daya Manusia dalam rangka ketahanan pangan
Meningkatkan kemampuan SDM dalam rangka penanganan rawan pangan
Peningkatan sarana dan prasarana Lumbung Pangan masyarakat dan pemerintah
Meningkatkan sarana dan prasarana lumbung pangan masyarakat dan pemerintah
Peningkatan produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan
Menumbuhkembangkan produk lokal yang handal
Menumbuhkembangkan agribisnis pertanian, peternakan dan Perikanan
Menyusun Regulasi dibidang pertanian, peternakan dan Perikanan
Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi terapan tentang
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-5
Misi 4: Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
pertanian, peternakan dan Perikanan
Pemanfaatan Sungai Tamiang sebagai kawasan industri ketahanan pangan
Meningkatkan produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan,dan perikanan
Pembangunan dan pemeliharaan pengairan yang melayani daerah sentra produksi pertanian
Pembangunan dan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui perbaikan jaringan irigasi tingkat usaha tani
Berkembangnya diversifikasi pangan
Menggali potensi sumber pangan lokal
Mengembangkan tanaman utama lokal lainnya.
Peningkatan pengetahuan dan motivasi dalam menggunakan bahan pangan lokal bagi kelompok wanita
Meningkatkan pengetahuan dan memotivasi penggunaan bahan pangan lokal.
Meningkatnya nilai jual produk pertanian, peternakan dan Perikanan serta Hutan
Optimalisasi kebijakan revitalisasi pertanian, peternakan dan Perikanan serta Hutan
Meningkatkan jalan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Meningkatkan pemasaran produksi hasil pertanian, peternakan dan Perikanan
Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan
Misi 5: Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan kelembagaan yang transparan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan dan mengembangkan iklim pasar yang kondusif
Meningkatnya usaha perlindungan kelembagaan ekonomi, ketenagakerjaan dan konsumen melalui reformasi kelembagaan ekonomi
Menciptakan kondusifitas iklim usaha dan investasi melalui kebijakan dan kepastian hukum
Mengintensifkan, pembinaan kewirausahaan dan pengembangan usaha perdagangan yang kondusif
Menyederhanakan prosedur perizinan dan mengembangangkan jasa perdagangan pasar domestik
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-6
Misi 5: Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan kelembagaan yang transparan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Peningkatan usaha terhadap perlindungan Konsumen
Meningkatkatnya perluasan jaringan usaha
Menciptakan Kerjasama antar lembaga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
Pengembangan kemitraan antar lembaga
Menumbuhkembangkan potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di masyarakat.
Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan
Mensosialisasikan peraturan perizinan dan non perizinan
Melaksanakan sosialisasi pelayanan perizinan dan non perizinan
Perbaikan sistem pelayanan perizinan dan non perizinan secara tranparansi
Melaksanakan pendataan perizinan dan non perizinan terhadap semua kegiatan usaha.
Misi 6: Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas kesehatan
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Peningkatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat
Meningkatkan kualitas SDM tenaga kesehatan
Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan
Meningkatkan penerapan Manajemen Inovasi Pelayanan
Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
Meningkatkan upaya keselamatan ibu melahirkan dan anak
Meningkatkan kesehatan anak balita
Memperbaiki gizi masyarakat
Peningkatan kesehatan lingkungan
Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan
Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Pemenuhan kebutuhan logistik dan operasional pelayanan kesehatan Rujukan
Menyediakan kebutuhan logistik dan operasional pelayanan kesehatan rujukan serta kebutuhan tenaga medis dan paara medis
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-7
Misi 6: Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Peningkatan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
Menjamin terkendalinya pertambahan penduduk
Peningkatan kualitas kesehatan reproduksi remaja
Meningkatkan pelayanan PKPR (Program Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas
Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan
Meningkatnya angka melek huruf menjadi 99,70 % dan angka lama sekolah menjadi 9,20 tahun
Peningkatan aksessibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya daerah pemukiman baru, terisolir, dan padat penduduk
Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan akses pendidikan
Memfasilitasi PKBM
Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya lembaga pendidikan perguruan tinggi vokasi
Meningkatnya mutu pendidikan formal maupun non formal
Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan
Meningkatkan profesionalisme aparatur, mutu tenaga pendidik dan kependidikan
Meningkatkan peran serta masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaraan pendidikan
Peningkatan pendidikan bagi siswa kurang mampu
Menjamin ketersediaan bantuan beasiswa kepada fakir/miskin
Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan
Meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan
Optimalisasi pelayanan pendidikan non formal
Mengembangkan pusat pembelajaran dan pelatihan bagi masyarakat
Meningkatnya budaya gemar membaca
Peningkatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan dan arsip
Menumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan dan arsip
Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan kampung
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penatalaksanaan kelembagaan kampung
Peningkatan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kelembagaan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga
Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan kampung dalam pelaksanaan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-8
Misi 7: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang amanah (Good Governance)
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas kelembagaan dan ketatalaksanaan, akuntabilitas kinerja pemerintah, dan kemandirian keuangan daerah
Penguatan kelembagaan, tata laksana dan akuntabiitas kinerja aparatur dan pengawasan
Meningkatkan koordinasi pelayanan dan pembinaan perangkat kabupaten
Meningkatkan tatanan kerja yang teratur dan tidak tumpang tindih
Meningkatnya sinergitas interaksi antar sektor/lembaga pemerintahan daerah
Mensinergikan interaksi konstruktif antar sektor/lembaga pemerintahan daerah
Meningkatkan sinergisitas perencanaan, penyusunan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan
Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah
Meningkatnya kualitas manajemen pengembangan SDM aparatur dan lembaga
Pembinaan kapasitas dan karir pegawai, serta meningkatkan kinerja lembaga
Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah
Meningkatkan SDM aparatur kampung dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kampong
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan aparatur
Meningkatkan sistem rekrutmen pegawai yang berbasis kompetensi
Meningkatkan kinerja dan disiplin aparatur
Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur dan kelembagaan
Melakukan kunjungan ke daerah yang telah berhasil dalam mengembangkan kapasitas aparatur perencana sesuai dengan bidang tugasnya
Meningkatnya kualitas pelayanan
Pengimplementasian pelayanan prima
Menyediakan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan
Penyusunan SPM dan SOP
Penerapan program aplikasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
Penerapan Standar Pelayanan Publik untuk seluruh unit penyelenggara pelayanan publik
Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-9
Misi 7: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang amanah (Good Governance)
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Mengefektifkan penyusunan, pengendalian administrasi, evaluasi dan pelaporan pembangunan
Peningkatan Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Eleketronik (LPSE)
Meningkatkan Operasional layanan pengadaan secara elektronik (LPSE)
Meningkatnya peralatan dan perlengkapan LPSE
Penerapan manajemen pengaduan yang efektif pada unit penyelenggaran pelayanan publik
Pembentukan dan Penyelenggaraan Pos Pengaduan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Penyediaan Unit dan pengelolaan Pengaduan di masyarakat.
Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
Melakukan penataan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
Menciptakan sistem pelayanan yang cepat, tepat dan murah berbasis e-gov
Meningkatkan ketersediaan regulasi dibidang pelayanan secara elektronik
Meningkatkan kualitas dan keandalan data daerah
Meningkatnya kualitas pengelolaan data dan informasi yang dapat diakses
Peningkatan kapasitas pengelolaan data dan informasi
Meningkatkan akurasi data dan informasi pembangunan daerah
Mendirikan pusat data dan informasi yang dapat diakses oleh semua kalangan
Meningkatkan prasarana dan sarana bidang telematika
Memfasilitasi penyelenggaraan e-goverment
Misi 8: Melibatkan pemuda dan perempuan dalam pembangunan (pengarusutamaan gender).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan
Meningkatnya produktifitas pemuda
Peningkatan kegiatan kepemudaan
Meningkatkan jiwa nasionalisme dan kewirausahaan pemuda
Meningkatnya kualitas hidup anak dan kemandirian perempuan
Peningkatan partisipasi perempuan dan anak dalam pembangunan
Meningkatkan kapasitas perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan khusus
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-10
Memberikan akses bagi perempuan untuk berorganisasi dan bermasyarakat
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja pemuda dan perempuan sesuai standar kompetensi kerja nasional
Pembinaan dan pelatihan tenaga kerja pemuda dan perempuan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja pemuda dan perempuan
Misi 9: Menegakkan supremasi hukum untuk memantapkan kestabilan politik, keamanan dan ketertiban.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan penegakan supremasi hukum memantapkan kestabilan politik, keamanan dan ketertiban
Meningkatnya kualitas produk hukum kabupaten
Penetapan Qanun dan Peraturan Bupati sebagai turunan dari peraturan perundang-undangan
Menetapkan Qanun dan Peraturan Bupati
Menurunnya angka pelanggaran hukum di masyarakat
Perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Melakukan pendampingan dan penyelesaian kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
Peningkatan sadar hukum melalui pembinaan, pengawasan dan penertiban
Penegakkan Undang-undang LLAJ dan Undang-undang pelayaran
Meningkatkan Pemahaman StakeHolder Terhadap Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup
Melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan
Mengimplementasikan supremasi hukum bagi aparatur dan masyarakat (tomas, toga, todat,pemuda dan wanita)
Memfasilitasi kegiatan - kegiatan yang berkaitan dengan penyakit masyarakat ( PEKAT )
Pelaksanaan koordinasi lintas sektor dalam peningkatan pembinaan ideologi bangsa
Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sosial politik
Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap 4 pilar kebangsaan
Meningkatnya Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan
Penyuluhan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
Meningkatkan perlindungan pengusaha dan pekerja di perusahaan
Pemerataan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Meningkatkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-11
Misi 10: Meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, olah raga serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga, serta pelestarian budaya daerah
Lestarinya kegiatan sosial kemasyarakatan, olah raga, budaya daerah dan gotong royong sesuai kearifan lokal
Peningkatan perlindungan sosial masyarakat
Melaksanakan pembangunan Tugu Pahlawan dan Pemberian cindera mata bagi para Veteran
Pengembangan budaya dalam pembangunan Aceh Tamiang
Memfasilitasi kegiatan - kegiatan yang berkaitan dengan nilai - nilai sosial budaya bangsa
Pengembangan pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab
Melaksanakan kegiatan upacara dan festival seni budaya lokal pada setiap tahunnya pada hari-hari besar nasional.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan gotong royong.
Pengembangan dan pelestarian nilai-nilai sosial budaya dan gotong royong.
Misi 11: Meningkatkan pemahaman dan pengamalan Dienul Islam
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4)
Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius
Meningkatnya kerukunan antar umat beragama
Menjamin kerukunan antar umat beragama
Memfasilitasi kegiatan forum kerukunan umat beragama (FKUB)
Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan ukhuwah islamiyah
Pengembangan, pelaksanaan, dan pembinaan syariat islam
Meningkatkan peran perangkat agama dan lembaga agama dalam penegakan syariat islam
Mengoptimalkan kegiata-kegiatan keagamaan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-1
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang perlu dijabarkan
kedalam kebijakan umum dan program prioritas, disertai kebutuhan pendanaan
yang merupakan program unggulan Kabupaten Aceh Tamiang. Penetapan arah
kebijakan umum pembangunan ini bertujuan untuk memudahkan penetapan
program prioritas, berdasarkan bidang pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang
untuk 5 (lima) tahun kedepan. Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan arah
kebijakan pembangunan yang dipilih dengan target indikator kinerja beserta
program unggulan menurut urusan. Dengan demikian, kebijakan umum dan
program unggulan yang disampaikan dalam RPJMK ini hanya yang bersifat prioritas,
sementara untuk kebijakan umum dan program yang terkait penyelenggaraan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) maupun operasional pemerintahan dituangkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK).
7.1. Program Prioritas Pembangunan Daerah
Program unggulan sebagai prioritas pembangunan merupakan penjabaran
strategis dari Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang. Berdasarkan
analisis strategi dan arah kebijakan pembangunan pada BAB VI maka Pemerintah
Kabupaten Aceh Tamiang menyusun 7 (Tujuh) prioritas pembangunan sebagai
berikut : (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan; (2) Peningkatan
Infrastruktur Untuk Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi; (3) Peningkatan
Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta Sanitasi;
(4) Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian; (5)
Penanggulangan Kemiskinan; (6) Peningkatan Lingkungan Hidup dan Pengurangan
Resiko Bencana; (7) Pelaksanaan Dienul Islam, Sosial dan Budaya. Selanjutnya
operasional dan program prioritas Pemerintah Aceh Tamiang yang disertai dengan
target capaian program dan pendanaannya untuk 5 (lima) tahun dituangkan dalam
BAB VIII. Selanjutnya, penjelasan kebijakan umum dan program unggulan
berdasarkan prioritas pembangunan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-4
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Prioritas Pembangunan
Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017
No
Prioritas Pembangunan dan
Kebijakan Umum
Program Permbangunan
Daerah
Indikator Kinerja
(Outcome) Bidang Urusan SKPK
I REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA PEMERINTAH
1. Penguatan pengawasan keuangan dan pembinaan adminitrasi anggaran secara transparan dan akutabel
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah
Menurunnya penyelewengan keuangan daerah dan mencegah KKN
Wajib Inspektorat
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawas
Peningkatan kapasitas kompetensi aparatur pengawas
Wajib Inspektorat
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah
Wajib DPPKA
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-5
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan penyediaan sarana dan prasarana aparatur
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah
Wajib DPPKA
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kampung
Tertibnya administrasi keuangan kampong
KECAMATAN
2. Penataan tatalaksana yang efesien dan berbasis teknologi
Program peningkatan ketatalaksanaan
Meningkatnya kualitas pelayanan public
Wajib Setdakab
Program peñataan administrasi kependudukan
Meningkatnya validitas data dan informasi kependudukan secara eletronik
Wajib Capil
3. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelengaraan pemerintah
Program penataan peraturan dan perundang-undangan
Meningkatnya ketersediaan peraturan perundang-undangan
Wajib Setdakab
Program pembinaan dan pengembangan aparatur
Meningkatnya disiplin aparatur
Wajib BKPP
Program pendidikan Meningkatnya Wajib BKPP
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-6
Kedinasan kapasitas aparatur
Program peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Meningkatnya kualitas perencana
Wajib Bappeda
Program peningkatan pelayanan publik
Meningkatnya pelayanan publik bidang perizinan
Wajib P2TSP
Program pembinaan dan pengembangan dan kesejahteraan aparatur
Meningkatnya disiplin aparatur
Wajib BKPP
Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS
Meningkatnya pemerataan aparatur berdasarkan kompetensi
Wajib BKPP
Program koordinasi pelestarian dan kapasitas kegiatan PNS
Meningkatnya disiplin aparatur
Wajib SATPOL PP
Program peningkatan kapasitas aparatur
Meningkatnya kapasitas aparatur
Wajib KECAMATAN
Program peningkatan disiplin aparatur
Meningkatnya disiplin aparatur Kecamatan
KECAMATAN
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-7
Program pendataan dan fasilitasi pelaksanaan pemerintahan mukim dan kampung
Persentase pelaksanaan kegiatan pemerintah mukim dan kampong
KECAMATAN
4 Penguatan birokrasi pemerintahan dan penegakan supremasi hukum
Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Meningkatnya kapasitas kampong
Wajib BKPP
Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kampung
Meningkatnya kapasitas aparatur kampung
Wajib BPM
Program peningkatan Imam mukim dan kelembagaannya
Meningkatnya pelayanan mukim
Wajib BPM
Program peningkatan kualitas kelembagaan
Meningkatnya kinerja SKPK
Wajib Setdakab
Program peningkatan kelembagaan dan aparatur
Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur
Wajib
Setdakab
Program peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Wajib
Sekwan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-8
5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pendapatan PAD
Program optimalisasi penataan pendapatan PAD
Meningkatnya PAD Wajib DPPKA
Program revitalisasi sumber pendapatan
Meningkatnya PAD Wajib DPPKA
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-9
No
Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum
Program Permbangunan Daerah
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang Urusan
SKPK
II PENINGKATAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENDORONG LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Tersedianya prasarana dan sarana transportasi yang sesuai dengan standar pelayanan yang dipersyaratkan. Peningkatan pelayanan, prasarana dan fasilitas perhubungan peningkatan potensi produk lokal unggulan pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata.
Program pembangunan sistem informasi/data base jalan, jembatan dan sungai
Tersedianya sistem informasi/data base jalan, jembatan dan sungai
Wajib
Pekerjaan Umum
Program pembangunan Jalan dan jembatan
Meningkatnya pembangunan jalan dan jembatan
Wajib
Pekerjaan Umum
Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan
Tersedianya pembangunan jalan dan jembatan
Wajib
Pekerjaan Umum
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
Terlaksananya rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan
Wajib
Pekerjaan Umum
Program pembangunan prasarana dan sarana LLAJ (darat)
Tersedianya peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
Wajib
Perhubungan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-10
Program rehabilitas dan pemeliharaan prasarana dan sarana LLAJ
Wajib
Perhubungan
Program peningkatan aksesibilitas pelayanan angkutan LLAJ
Wajib
Perhubungan
Program pembangunan prasarana dan sarana perhubungan laut dan sungai
Wajib
Perhubungan
Program optimalisasi pelayanan dermaga
Peningkatan kenyamanan dan kelancaran berlalu lintas
Wajib
Perhubungan
Program pengembangan telematika
Peningkatan keandalan prasarna dan sarana LLAJ
Wajib
Perhubungan
Program peningkatan prasarana dan sarana bidang telematika
Meningkatnya ketersediaan pelayanan angkutan LLAJ
Wajib
Perhubungan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-11
Peningkatan kenyamanan dan keselamatan lalu lintas angkutan laut dan sungai
Wajib
Perhubungan
Peningkatan pelayanan angkutan laut dan sungai
Wajib
Perhubungan
Peningkatan pelayanan akses jaringan bagi masyarakat yang lebih baik
Wajib
Perhubungan
Peningkatan sarana dan prasarana pertanian
Tersedianya turap dan drainase TPA Wajib
Pertanian
Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
Meningkatnya produksi pertanian/ perkebunan
Wajib
Pertanian
Tersedianya jalan usaha tani
Wajib Pertanian
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-12
Program penelitian dan inventarisasi sumber daya alam
Tersedianya jalan usaha produksi
Wajib
Perkebunan
Program peningkatan jalan dan jembatan
Terbangunnya jalan produksi Wajib
PU
Program pembagunan Jalan dan Jembatan
Terbangunnya jalan produksi perikanan
Wajib Perikanan
Terbangunnya jembatan produksi perikanan ( plat Beton)
Wajib
Perikanan
Tersedianya data jalan dan jembatan produksi perikanan
Wajib
Perikanan
Tersedianya Detail Enginering Design (DED) Infrastruktur Kelautan dan Perikanan
Wajib
Perikanan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-13
No
Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum
Program Permbangunan Daerah
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang Urusan
SKPK
III PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH SERTA SANITASI
1. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan khususnya daerah pemukiman baru, terisolir, dan padat penduduk
Program pendidikan luar sekolah
Peningkatan angka melek huruf menjadi 99,70 dan angka lama sekolah menjadi 9,20.
Wajib
Pendidikan
Pendidikan dasar dan menegah
Pemerataan dan perluasan akses pada semua jenjang pendidikan
Wajib
Pendidikan
2. Peningkatan jumlah pelatihan tenaga kesehatan
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Meningkatnya jumlah kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan
Wajib
Kesehatan
3. Peningkatan sarana dan pasarana kesehatan
Peningkatan jumlah Sarana meliputi : 1. Puskesmas rawat jalan menjadi rawat inap
Wajib
Kesehatan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-14
4. Peningkatan upaya kesehatan ibu dan anak
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Meningkatnya persentase penanganan komplikasi kebidanan
Wajib
Kesehatan
Program peningkatkan kesehatan anak Balita
Meningkatnya persentasi penanganan komplikasi Neonatal
Wajib
Kesehatan
5. Penigkatan perencanaan kesehatan dan pendidikan
Program perencanaan sosial budaya
Tersedianya master plan pendidikan
Wajib Bappeda
Tersedianya master plan pendidikan
Wajib Bappeda
6. Peningkatan pengawasan kualitas lingkungan fisik
Program pengembangan lingkungan sehat
Meningkatnya persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan
Wajib
Kesehatan
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Meningkatnya persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih yang berkualitas
Wajib
Kesehatan
Bertambahnya desa yang melaksanakan STBM
Wajib Kesehatan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-15
Meningkatnya persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat
Wajib
Kesehatan
7. Peningkatan upaya pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan
Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
Terlaksananya pemantauan kualitas lingkungan
Wajib
BLHK
8. Peningkatan perencanaan sanitasi lingkungan
Program percepatan sanitasi pembangunan
Tersedianya dokumen PPSP
Wajib Bappeda
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-16
No
Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum
Program Permbangunan Daerah
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang Urusan
SKPK
IV KETAHANAN PANGAN DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH KOMODITI PERTANIAN
1. Peningkatan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya (pengairan)
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Terlaksananya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Wajib
PU
2. Tersedianya pangan yang berkelanjutan
Program peningkatan ketahanan pangan pertanian / perkebunan
Meningkatnya pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan Pangan lestari
Wajib
Bappeluh
Program peningkatan kemampuan SDM ketahanan pangan
Meningkatnya SDM aparatur ketahanan pangan
Wajib
Bappeluh
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-17
Program peningkatan ketahanan pangan
Meningkatnya sarana dan prasarana lumbung pangan masyarakat dan pemerintah
Wajib
Bappeluh
Program percepatan penganekaragaman dan konsumsi pangan (P2KP )
Terlaksananya kegiatan peningkatan menu dan lomba cipta menu 3B (12 Kecamatan) setiap tahun
Wajib
Bappeluh
3. Peningkatan produksi pertanian dan peternakan
Program peningkatan ketahanan pangan
Berkembangnya produk lokal yang unggul
Wajib
Distanak
4. Peningkatan produksi tanaman semusim sejalan dengan pemanfaatan kawasan hutan
Program diversifikasi ketahanan pangan
Terciptanya luas areal agroforestry
Wajib
Dishutbun
5. Peningkatan produksi dan produktivitas perikanan budidaya
Program pengembangan budidaya perikanan
Terwujudnya revitalisasi tambak terlantar (Idle) rakyat
Wajib
DKP
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-18
6. Peningkatan produksi dan produktivitas perikanan tangkap
Program pengembangan perikanan tangkap
Tersedianya armada perikanan tangkap kapal/perahu bermotor
Wajib
DKP
7. Penigkatan produksi dan produktivitas produk olahan perikanan
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat
Meningkatnya diversifikasi produk olahan hasil perikanan.
Wajib
DKP
8. Peningkatan dokumen perencanaan
Program sosial budaya Tersedianya dokumen pangan dan gizi
Wajib Bappeda
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-19
No
Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum
Program Permbangunan Daerah
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang Urusan SKPK
V PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Peningkatan dokumen perencanaan
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Tersedianya dokumen kemiskinan Wajib
Bappeda
2. Penyediaan sarana dan prasarana perumahan layak huni untuk masyarakat miskin
Program pengembangan perumahan
Terbangunnya rumah layak huni untuk masyarakat Wajib
Pekerjaan Umum
3. Pengembangan komoditas unggulan daerah yang sesuai dengan agro ekosistem wilayah
Program pengembangan komunitas unggulan daerah
Meningkatnya penghasilan masyarakat Pilihan
Pertanian
4. Pengembangan kawasan industri wisata melalui pemanfaatan SDA dan ekonomi kreatif
Program pengembangan pemasaran wisata
Meningkatnya promosi wisata Wajib
Disbudparpora
Program pengembangan destinasi parawisata
Meningkatnya destinasi parawisata Wajib
Disbudparpora
Program pengembangan kemitraan
Meningkatnya kemitraan parawisata Wajib
Disbudparpora
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-20
Program pengembangan ekonomi lokal masyarakat
Meningkatnya pendapatan masyarakat miskin
Pilihan
Koperindag
5. Pembinaan dan penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menegah ( UMKM )
Program pembinaan badan usaha masyarakat
Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM
Pilhan
Koperindag
Program pengembangan dan pembinaan UKM
Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM
Pilhan
Koperindag
6. Peningkatan akses kesempatan kerja dan perlindungan
Program peningkatan kesempatan k erja
Meningkatnya pelayanan fasilitasi penempatan dengan perluasan kesempatan kerja
Wajib
Disosnakertran
Program perlindungan dan pengembangan lembaga Ketenagakerjaan
Meningkatnya perlindungan tenaga kerja
Wajib
Disosnakertran
Program Peningkatan kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Meningkatnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja dengan kewirausahaan
Wajib
Disosnakertran
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-21
7. Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan
Program penataan penguasaan, pemilikan pengunaan dan pemanfaatan tanah
Meningkatnya ketersediaan tanah untuk public Wajib
Setdakab
Program pengembangan wilayah perbatasan
Meningkatnya integrasi pembangunan wilayah perbatasan
Wajib
Bappeda
Program pengawasan konsesi izin
Meningkatnya kepatuhan konsesi zin Wajib
Dishutbun
8. Perluasan area pertanian serta optimalisasi pengunaan lahan terlantar
Program pengembangan wilayah transmigrasi
Terwujudnya pengembangan wilayah transmigrasi
Disosnakertran
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-22
No
Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum
Program Permbangunan Daerah
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang Urusan
SKPK
VI PENINGKATAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA
1. Penanganan kondisi pra bencana, bencana, ( Tangap Darurat ) dan pasca bencana (Rehabilitasi Rekonstruksi)
Program pencegahan dini dan penangulangan korban bencana alam
Meningkatnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana
Wajib
BPBD
Program penguatan kelembagaan dan regulasi kebencanaan
Meningkatnya kualitas kelembagaan dan tersedianya regulasi kebencanaan
Wajib
BPBD
Program rehabilitasi dan rekontruksi bencana
Meningkatnya penanganan pasca bencana
Wajib
BPBD
Program kedaruratan dan logistik bencana
Meningkatnya penanganan pasca bencana
Wajib
BPBD
2. Peningkatan infrastruktur pembangunan daerah dengan memperhatikan aspek lingkungan dan dampak resiko bencana
Program pengendalian banjir Meningkatnya kualitas darah aliran sungai
Wajib
PU
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-23
3. Peningkatan, perlindungan, pemulihan kawasan kritis, pemeliharaan dan pemanfaatan SDA dan lingkungan secara terintegrasi
Program p engendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Menurunnya tingkat pencemaran Wajib
BLHK
Program perlindungan dan konservasi SDA
Meningkatnya perlindungan konservasi SDA
Wajib
BLHK
Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan SDA
Wajib
BLHK
Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan lingkungan hidup
Meningkatnya informasi lingkungan hidup
Wajib
BLHK
Program rehabilitasi ruang terbuka hijau (RTH)
Meninkatnya luasan RTH Wajib
BLHK
Program rehab hutan dan lahan
Meningkatnya kualitas Lingkungan Wajib
BLHK
Program konservasi Sumber daya hutan
Meningkatnya kelestarian sumber daya hutan
Wajib Dishutbun
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-24
No
Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum
Program Permbangunan Daerah
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang Urusan
SKPK
VII PELAKSANAAN DIENUL ISLAM , SOSIAL DAN BUDAYA
1. Peningkatan kualitas dan efektifitas penyebaran nilai-nilai Dienul Islam dalam kehidupan bermasyarakat
Program penyediaan Da’i perbatasan perdesaan dan perkotaan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas Da’i Wajib
Syariat Islam
Program pembinaan dakwah dan Syiar Islam
Meningkatnya pemahaman wawasan Dienul Islam
Wajib
Syariat Islam
Program peningkatan pemahaman keagamaan bagi masyarakat
Meningkatnya pemahaman wawasan Dienul Islam
Wajib
Syariat Islam
Program peningkatan sarana dan prasarana keagamaan
Meningkatnya sarana dan prasarana keagamaan
Wajib Syariat Islam
Program perencanaan sosial budaya
Tersedianya Master Plan Dienul Islam Wajib
Bappeda
2. Peningkatan kapasitas pelaksana nilai-nlai Dienul Islam dan peran serta Ulama dalam penyelengaraan pemerintah
Program penilaian pemahaman wawasan Islam
Meningkatnya pemahaman wawasan Islam
Wajib
Syariat Islam
Program pembinaan dan koordinasi wilayatul hisbah (WH)
Meningkatnya kapasitas WH Wajib
Satpol PP
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-25
Program peningkatan sumber daya ulama
Meningkatnya peran ulama Wajib
MPU
Program peningkatan silaturahmi dan koordinasi antara umara dan ulama
Meningkatnya hasil pembangunan yang sesuai dengan Dienul Islam
Wajib
MPU
Program peningkatan kualitas kelembagaan Agama, pelayan kehidupan Beragama dan Peran Ulama
Meningkatnya pelayanan Agama dan lembaga keagamaan Wajib
Setdakab
3. Peningkatan Pemberdayaan Pemuda Dan Olah Raga
Program pengembangan keserasian kebijakan pemuda
Tersedianya regulasi kepemudaan Wajib
Disparpora
Program peningkatan peran serta kepemudaan
Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
Wajib
Disparpora
Program peningkatan upaya pertumbuhan kewiraswastaan dan kecakapan hidup pemuda
Meningkatnya peran kewiraswastaan pemuda Wajib
Disparpora
Program pengembangan manajemen pemuda
Meningkatnya mutu olah raga Wajib
Disparpora
Program pembinaan dan permasyarakatan pemuda
Meningkatnya mutu olah raga Wajib
Disparpora
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-26
Program peningkatan sarana dan prasaranan Olah Raga
Meningkatnya mutu olah raga Wajib
Disparpora
4. Peningkatan Kualitas Anak dan Kapasitas Perempuan
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan
Meningkatnya keberpihakan perempuan dan anak
Wajib
P2KS
Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak
Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan anak
Wajib
P2KS
Program peningkatan kualitas hidup perempuan
Meningkatnya kualitas hidup dan efektifitas perlindungan bagi perempuan
Wajib
P2KS
Program peningkatan Peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
Meningkatnya kemandirian ekonomi perempuan dan peran serta gender dalam pembangunan
Wajib
P2KS
5. Peningkatan pengetahuan dan wawasan sejarah dan nilai-nilai budaya Aceh Tamiang dalam kehidupan masyarakat
Program pengembangan sarana dan prasarana kebudayaan.
Tersedianya alat kesenian tradisional Wajib
Disbudparpora
Program pengembangan nilai budaya
Meningkatnya pemahaman nilai-nilai budaya masyarakat
Wajib
Disbudparpora
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-27
Program pengelolaan kekayaan budaya
Terpeliharanya benda budaya Wajib
Disbudparpora
Program pengelolaan keragaman budaya
Terpeliharanya keragaman budaya Wajib
Disbudparpora
Program pengembangan kerjasama pengelolaan Kekayaan budaya
Terwujudnya kemitraan budaya Wajib
Disbudparpora
6. Pelaksanaan nilai-nilai Dienul Islam di dalam penyelengaraan pemerintah
Program penigkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an
Meningkatnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an
Wajib
Syariat Islam
Program peningkatan zakat, harta wakaf, harta agama dan perwalian
Meningkatnya professional pengelolaan zakat, harta wakaf, harta Agama dan perwalian
Wajib
Baitul Mal
Program peningkatan ZIS dan pembinaan kelembagaan
Meningkatnya pendapatan ZIS Wajib
Baitul Mal
Program pembinaan lembaga sosial keagamaan
Meningkatnya pembinaan lembaga sosial keagamaan
Wajib
Syariat Islam
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-28
Program peningkatan pemahaman keagamaan bagi aparatur
Meningkatnya pemahaman keagamaan bagi aparatur
Wajib
Syariat Islam
7. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyandang masalah sosial
Program peningkatan kesejahteraan rakyat
Meningkatnya kualitas kesejahteraan rakyat Wajib
Setdakab
Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah sosial,
Menurunkan angka kemiskinan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
Wajib
Dinsosnaketran
Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
Meningkatnya pelayanan sosial masyarakat
Wajib
Dinsosnaketran
Program pembinaan anak terlantar
Menurunnya jumlah anak terlantar Wajib
Dinsosnaketran
Program pembinaan anak penyandang cacat dan trauma
Meningkatnya pelayanan untuk penyandang cacat dan trauma
Wajib
Dinsosnaketran
Program pembinaan panti asuhan dan jompo
Meningkatnya pelayan panti asuhan Wajib
Dinsosnaketran
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-29
Program pembinaan penyakit masyarakat (Pekat)
Meningkatnya pembinaan sosial masyarakat
Wajib
Kesbangpol
Program pembinaan sosial masyarakat
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Wajib
Setdakab
8. Peningkatan kapasitas kelembagaan kampung dan mukim
Program peningkatan pemberdayaan masyarakat kampung
Meningkatnya kapasitas lembaga kampung
Wajib
BPM
Program pengembangan ekonomi kampung
Meningkatnya Kapasitas lembaga Kampung
Wajib
BPM
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kampung
Meningkatnya Kesejahteraan masyarakat kampung melalui BUMG
Wajib
BPM
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-1
BAB VIII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang
Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam
rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimum (SPM) maupun operasional
pemerintahan menurut urusan pemerintahan sebagai berikut :
8.1. URUSAN WAJIB
1. URUSAN PENDIDIKAN
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pendidikan antara lain :
1) Program Pendidikan Anak Usia Dini
2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
3) Program Pendidikan Menengah
4) Program Pendidikan Non Formal
5) Program Pendidikan Luar Biasa
6) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
8) Program Sosialisasi dan Informasi Pembangunan Daerah
2. URUSAN KESEHATAN Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Kesehatan antara lain :
1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
2) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
4) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan anak
5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
6) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
7) Program Pengadaan, Peningkatan dan perbaikan Sarana dan Prasarana/Puskesmas dan Jajarannya.
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-2
8) Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita
9) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
10) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
11) Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jamkesmas/Jamkesda/Sistem Jaminan Sosial Nasional
3. URUSAN PEKERJAAN UMUM
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pekerjaan Umum antara lain :
1) Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan, Jembatan dan sungai
2) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
4) Program Perencanaan dan Pembangunan infrastruktur Mitigasi Bencana
5) Program Pembangunan Turap/Talud/Brojong
6) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Talud/Bronjong
7) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
8) Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
9) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
10) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
11) Program Pengembangan Perumahan
12) Program Lingkungan Sehat Perumahan
13) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
14) Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)
15) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh (PNPM)
16) Program Pengendalian Banjir
17) Program Perencanaan Tata Ruang
18) Program Pemanfaatan Ruang
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-3
19) Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Pelayanan
20) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
4. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Perencanaan Pembangunan
antara lain :
1) Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
2) Program Pengembangan Data/Informasi
3) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
4) Program Perencanaan Pembangunan Daerah
5) Program Kerjasama Pembangunan
6) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
7) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
8) Program Perencanaan Sosial dan Budaya
9) Program Perencanaan Tata Ruang
10) Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar
11) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam
5. URUSAN PERHUBUNGAN
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Perhubungan antara lain :
1) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Dermaga dan Fasilitas
Angkutan Air
3) Program Pembangunan dan Peningkatan Fasilitas Angkutan Air
4) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
5) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kenderaan Bermotor
6) Program Prasarana dan Sarana Bidang Telematika
7) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-4
6. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Lingkungan Hidup antara lain:
1) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan
Lingkungan Hidup
4) Program Perlindungan dan Konservasi SDA
5) Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir
6) Program Peningkatan Pengendalian Polusi
7) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
8) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
7. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Kependudukan dan Catatan
Sipil antara lain :
1) Program Peningkatan Sarana dan Fasilitas Pencatatan Sipil
2) Program Penataan Administrasi Kependudukan
8. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak antara lain :
1) Program Keluarga Berencana
2) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
3) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
9. URUSAN SOSIAL
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Sosial antara lain :
1) Program Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut
Tanggap Cepat Darurat
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-5
2) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
3) Program Pembinaan Panti Asuhan
4) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
5) Program Pelayanan Sosial dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
6) Program Pembinaan Anak Terlantar
7) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial
8) Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
9) Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi
10) Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
11) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
12) Progam Pembinaan dan Penguatan wawasan Kebangsaan
10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah antara lain :
1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
2) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
3) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
4) Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
5) Program Pengembangan dan Pembinaan Koperasi dan UKM
6) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM
7) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
8) Program Pendataan dan Pembinaan Industri Menengah dan Industri
Kecil Menengah
9) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-6
10) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah
11) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
12) Program Pendataan, Pemantauan dan Pengembangan Usaha
Perdagangan dan Perlindungan Konsumen
13) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
14) Program Pengembangan Pendukung Usaha Bagi UMKM
15) Program penciptaan iklim UKM yang kondusif
10. URUSAN KEBUDAYAAN
Program yang akan dilakukan untuk urusan Kebudayaan antara lain :
1) Program Peningkatan Gedung Kesenian
2) Program Peningkatan Gedung Museum
3) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Daerah Objek Wisata
12. URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Program yang akan dilakukan urusan Pemuda dan Olahraga antara lain :
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
13. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
Program yang akan dilakukan untuk urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri antara lain :
1) Program Pendidikan Politik Masyarakat.
2) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
3) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan
4) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
5) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
6) Program Operasional Satuan Polisi Pamong Praja
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-7
7) Program Pemeliharaan Kantrantibnas dan Pencegahan Tindakan
Kriminal
8) Program Pengembangan dan Penegakan Syariat Islam
9) Program Tempat Penitipan Ternak
10) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
14. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Program yang akan dilakukan untuk urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian antara lain :
1) Program Pencegahan dan Mitigasi
2) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
3) Program Kesiapsiagaan
4) Program Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Desa
5) Program Data dan Informasi Bencana
6) Program Kedaruratan
7) Program Penyediaan Sarana Peralatan dan Perlengkapan
Penanggulangan Bencana
8) Program Penanganan dan Evakuasi Korban Bencana
9) Program Penyediaan Kebutuhan Dasar dan Pelayanan Bagi Korban
Bencana
10) Program Pembangunan Sarana Kedaruratan dan Logistik
11) Program Pemeliharaan sarana dan prasarana Kedaruratan dan Logistik
12) Program Kajian Penilaian Pemulihan Fisik Serta Aspek Kemanusiaan
13) Program Koordinasi Penanggulangan Bencana
14) Peningkatan Administrasi Pembangunan
15) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
16) Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-8
17) Penyelenggaraan Bantuan Hukum
18) Program Penataan Daerah Otonomi Baru
19) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
20) Program Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilu
21) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
22) Program Peningkatan Organisasi dan Ketatalaksanaan
23) Program Peningkatan Pelayanan Publik
24) Program Penataan Organisasi dan Kepegawaian
25) Program Penataan Organisasi dan Kelembagaan
26) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan Penggunaan dan
Pemenfaatan Tanah
27) Program Penataan dan Penertiban Bangunan Liar
28) Program Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Asongan, dan
Pedagang Pasar
29) Program Pendidikan Kedinasan
30) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Keagamaan Dan Baitul
Asyi
31) Program Pembangunan Sarana Keagamaan
32) Program Pemeliharaan Masjid
33) Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan Al-
Qur'an
34) Program Pelaksanaan Syariat Islam
35) Program Pengembangan dan Penegakan Syariat Islam
36) Program Peningkatan Kehidupan Beragama Dan Toleransi Umat
Beragama
37) Program Pengembangan Dakwah dan Syiar Islam
38) Program Pembinaan Nilai-Nilai Dienul Islam
39) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Peradilan Syariah
40) Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
41) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-9
42) Program Peningkatan System Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH.
43) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur
44) Program Pengembangan Partisipasi Masyarakat
45) Program Pendataan dan Fasilitasi Pelaksanaan Pemerintahan Mukim
dan Kampung
46) Program Sosialisasi dan Informasi Pembangunan Daerah
47) Program Pengembangan Data/Informasi
48) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
49) Program Peningkatan Pelaksanaan Anggaran Daerah
15. URUSAN KETAHANAN PANGAN
Program yang akan dilakukan untuk urusan Ketahanan Pangan antara lain :
1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/ Perkebunan
2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan
3) Program Percepatan Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan
(P2KP)
4) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Tanaman Pangan
6) Program Pemberdayaan Penyuluh Peternakan
7) Program Pemberdayaan Penyuluh Perkebunan
8) Program Pemberdayaan Penyuluh Kelautan dan Perikanan
9) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
10) Program Sosialisasi dan Informasi Pembangunan Daerah
11) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
12) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-10
13) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
14) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Kelautan dan Perikanan
16. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
Program yang akan dilakukan untuk urusan Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa antara lain :
1) Program Pengembangan Wilayah
2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
4) Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Teknologi Tepat Guna.
5) Program Pengembangan Data/Informasi
6) Program Layanan Penanganan Pengaduaan Masyarakat
7) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemerintahan
Kampung .
17. URUSAN PERPUSTAKAAN
Program yang akan dilakukan untuk urusan Perpustakaan antara lain :
1) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
8.2. URUSAN PILIHAN
1. URUSAN PERTANIAN
Program untuk urusan Pertanian antara lain :
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
2) Program Pengembangan Data dan informasi
3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
5) Program Peningkatan Ketahanan Pangan
6) Program Pengembangan Agribisnis
7) Program Peningkatan Pemasaran Produksi Hasil Peternakan
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-11
8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
9) Program Peningkatan Penerapatan Teknologi Peternakan
10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
11) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
2. URUSAN KEHUTANAN
Program untuk urusan Kehutanan antara lain :
1) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
5) Program Kelembagaan dan Evaluasi DAS
6) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
7) Program Ketahanan Pangan
8) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
9) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
3. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Program untuk urusan Energi dan Sumber Daya Mineral antara lain :
1) Program Penelitian dan Inventarisasi Sumber Daya Alam
2) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
3) Program Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan
4) Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrika
5) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
4. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Program untuk urusan Kelautan dan Perikanan antara lain :
BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-12
1) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan
2) Program Pengembangan Data dan Informasi
3) Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan
Pengendalian Sumberdaya Kelautan
4) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam
Pendayagunaan Sumberdaya Laut
5) Program Pengembangan Perikanan Tangkap
6) Program Pengembangan Perikanan Budidaya
7) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
8) Program Pengembangan Budidaya Perikanan
9) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
Adapun program pembangunan daerah, indikator kinerja dan target kinerja
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran II.
8.3. PROGRAM PENUNJANG ORGANISASI
Program Penunjang Organisasi antara lain :
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Aceh Tamiang IX-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati/Wakil Bupati
terpilih pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMK dapat dicapai. Indikator kinerja daerah pada
RPJMK Tahun 2013-2017 dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu
atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian
indikator kinerja daerah berkenaan. Penetapan indikator kinerja daerah terhadap
capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2013-2017 terlampir pada Lampiran II.
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan VIII - 1
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1 Pedoman Transisi
Penyusunan RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, untuk
menghindari kekosongan peralihan periode kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati
Kabupaten Aceh Tamiang hasil pemilihan Bupati/Wakil Bupati Tahun 2018 - 2023
maka Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menyusun RKPD Tahun berjalan.
Selanjutnya, Bupati terpilih Tahun 2018-2023 tetap mempunyai ruang gerak
untuk menyempurnakan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun berjalan yang telah
disusun untuk pelaksanaan Pembangunan Daerah yang lebih baik.
10.2 Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2013-2017 merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati
hasil Pemilihan yang dilaksanakan secara langsung pada tahun 2012.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2013-2017 yang telah ditetapkan oleh peraturan daerah hendaknya menjadi
pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Aceh Tamiang untuk menyusun Rencana Strategi (RENSTRA) SKPK dan
merupakan pedoman bagi SKPK dalam menyusun Rencana Kerja SKPK.
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran, serta program dan
kegiatan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, kaidah pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh
Tamiang (RPJMK) Tahun 2013-2017 diarahkan dan dikendalikan langsung oleh
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan VIII - 2
Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Aceh Tamiang dengan Pelaksana Harian
Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang;
2. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan Daerah Kabupaten Aceh
Tamiang dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Kepala
Bappeda) Kabupaten Aceh Tamiang;
3. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang ada di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang agar melaksanakan program dalam RPJM
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017;
4. Setiap SKPK baik yang berbentuk Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan berkewajiban
untuk menyusun Rencana Strategis SKPK (Renstra SKPK) yang memuat Visi, Misi,
Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan Pembangunan sesuai dengan
tugas fungsi SKPK yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Kabupaten Aceh
Tamiang Tahun 2013-2017;
5. Setiap SKPK agar mengacu pada RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
2017 sebagai dasar penyusunan dokumen rencana, dan melaksanakan program
dalam RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 dengan sebaik-baiknya;
6. Penjabaran lebih lanjut RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 untuk
setiap tahunnya harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) Kabupaten Aceh Tamiang;
7. Penyusunan RKP Kabupaten Aceh Tamiang harus dilakukan melalui proses
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan
secara berjenjang, yaitu mulai dari Musrenbang Kampung/Kelurahan,
Musrenbang Kecamatan, Forum SKPK dan Musrenbang Kabupaten;
8. RKP Kabupaten Aceh Tamiang harus menjadi acuan bagi setiap SKPK dalam
menyusun Rencana Kerja SKPK (Renja-SKPK) yang disusun dengan pendekatan
berbasis kinerja;
9. Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKP Kabupaten Aceh
Tamiang merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kabupaten (RAPBK) tahun anggaran berikutnya terutama sebagai rujukan
dalam penyusunan Kebijakan Umum APBK, serta penyusunan Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara;
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan VIII - 3
10. Renja SKPK yang disusun dengan pendekatan berbasis kinerja harus menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPK (RKA-SKPK);
11. Dalam pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017 setiap SKPK
perlu memperkuat peran pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan
RPJM Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017 ini, dan melakukan sosialisasi baik
kepada aparat yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang,
Instansi terkait maupun masyarakat luas;
12. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh
Tamiang 2013-2017, dipandang perlu untuk melakukan pengendalian dan
evaluasi terhadap pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017
sebagai berikut :
a. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-
masing pimpinan SKPK;
b. Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang menghimpun dan menganalisis
hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dimasing-masing
pimpinan SKPK sesuai dengan tugas dan kewenangannya;
c. Kepala SKPK melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan SKPK periode sebelumnya;
d. Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang menyusun evaluasi rencana
pembangunan berdasarkan hasil evaluasi Satuan Kerja Pemerintah
Kabupaten (SKPK) sebagaimana dimaksud pada huruf (c);
e. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf (d) menjadi bahan
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.
13. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang diluar kendali Kabupaten Aceh
Tamiang yang diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan RPJM Kabupaten
Aceh Tamiang, berbagai strategi, arah kebijakan dan program yang telah
ditetapkan dapat ditinjau kembali. Hasilnya harus dikonsultasikan kepada DPR
Kabupaten Aceh Tamiang untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam
proses pelaksanaannya.
BAB XI Penutup XI-1
BAB XI
PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun 2013–2017 merupakan penjabaran dari visi dan misi dari bupati dan wakil
bupati terpilih, yang merupakan pedoman bagi pemerintah Kabupaten, DPRK, dan
masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan jangka menengah daerah
selama 5 (lima) tahun ke depan. RPJMK juga menjadi arah dan pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK), setiap tahunnya
selama periode tersebut.
Untuk mewujudkan visi Bupati 2017: “ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN
MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI”
maka perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan daerah yang berakhlak
mulia, kapabel, berkualitas dan demokratis (2) Good Governance dan Clean
Government (3) konsistensi kebijakan pemerintah daerah (4) keberpihakan kepada
rakyat (5) partisipasi aktif dari masyarakat, media massa, dan pihak swasta, serta (6)
mekanisme kontrol dan pengawasan serta akuntabilitas publik yang baik.
Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari semua pemangku kepentingan di
Kabupaten Aceh Tamiang diharapkan pembaharuan menuju kemandirian
pemerintah dan masyarakat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh bupati terpilih
dapat terwujud.
BUPATI ACEH TAMIANG
HAMDAN SATI
LAMPIRAN I
QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG
NOMOR 16 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013 - 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
DINAS PENDIDIKAN 6,14 16.857.938.522 6,36 19.361.974.040 7,12 24.575.899.865 7,67 29.272.145.862 7,53 30.068.683.098 7,05 120.136.641.387
UPT DINAS PENDIDIKAN 2,22 6.082.155.000 2,00 6.082.155.000 1,76 6.082.155.000 1,59 6.082.155.000 1,52 6.082.155.000 1,78 30.410.775.000
PENDIDIKAN DASAR 1,19 3.262.659.500 1,07 3.262.659.500 0,95 3.262.659.500 0,86 3.262.659.500 0,82 3.262.659.500 0,96 16.313.297.500
PENDIDIKAN MENENGAH 1,51 4.156.592.600 1,36 4.156.592.600 1,20 4.156.592.600 1,09 4.156.592.600 1,04 4.156.592.600 1,22 20.782.963.000
SKB 0,09 248.142.600 0,08 248.142.600 0,05 187.280.000 0,05 187.280.000 0,05 187.280.000 0,06 1.058.125.200
DINAS KESEHATAN 5,32 14.602.972.920 5,00 15.223.637.980 4,73 16.313.915.479 4,50 17.178.714.355 4,68 18.696.740.670 4,81 82.015.981.404
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) 7,16 19.661.035.120 6,51 19.835.834.080 6,41 22.105.813.040 6,62 25.267.315.648 6,65 26.576.428.778 6,65 113.446.426.666
DINAS PEKERJAAN UMUM 16,52 45.361.624.760 26,95 82.074.953.950 25,07 86.525.000.000 23,43 89.375.000.000 21,87 87.385.000.000 22,91 390.721.578.710
BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH 1,89 5.199.911.500 1,71 5.199.911.500 1,56 5.384.411.500 1,71 6.514.279.450 1,79 7.157.101.695 1,73 29.455.615.645
DINAS PERHUBUNGAN 0,93 2.548.116.200 1,03 3.135.540.500 1,95 6.742.000.000 2,18 8.335.000.000 2,47 9.865.000.000 1,80 30.625.656.700
BLHK 3,31 9.094.276.002 2,98 9.069.093.260 3,36 11.585.993.260 4,15 15.843.933.260 3,12 12.452.617.260 3,40 58.045.913.042
DINAS PENDUDUKAN dan CATATAN
SIPIL 0,41 1.133.841.000 0,80 2.446.627.000 0,71 2.460.000.000 0,35 1.320.000.000 0,29 1.175.000.000 0,50 8.535.468.000
KP2KS 0,58 1.580.663.300 0,20 598.594.300 0,43 1.486.000.000 0,32 1.210.000.000 0,24 965.000.000 0,34 5.840.257.600
DINSOS 0,68 1.874.266.100 0,61 1.846.330.000 0,79 2.718.312.933 1,04 3.953.732.933 1,31 5.244.937.933 0,92 15.637.579.899
DISPERINDAGKOP 0,98 2.694.105.175 0,88 2.694.105.175 0,89 3.081.793.100 1,42 5.423.513.900 2,01 8.020.632.400 1,29 21.914.149.750
DISBUDPARPORA 1,39 3.813.525.300 0,60 1.831.015.000 0,98 3.391.062.000 1,09 4.153.710.000 0,99 3.951.200.000 1,01 17.140.512.300
KESBANG 0,87 2.398.030.000 1,12 3.398.030.000 0,71 2.456.050.000 0,69 2.632.050.000 0,76 3.018.050.000 0,82 13.902.210.000
SATPOL PP 1,20 3.294.605.000 1,08 3.287.205.000 1,09 3.774.509.125 1,15 4.374.683.669 1,19 4.749.620.403 1,14 19.480.623.196
SEKRETARIAT DPR 4,93 13.538.134.800 4,12 12.537.892.500 4,47 15.417.694.272 4,74 18.071.603.904 5,52 22.056.311.752 4,79 81.621.637.228
SEKRETARIAT DAERAH 6,89 18.917.731.770 5,42 16.506.145.420 4,87 16.801.345.420 4,53 17.285.745.420 4,98 19.881.591.776 5,24 89.392.559.806
DPPKA 3,31 9.093.684.000 2,99 9.093.684.000 2,78 9.597.750.000 2,52 9.597.750.000 2,40 9.597.750.000 2,76 46.980.618.000
BKPP 2,14 5.879.068.800 1,87 5.707.780.000 1,64 5.643.000.000 1,24 4.725.000.000 1,19 4.745.000.000 1,57 26.699.848.800
INSPEKTORAT 0,47 1.297.540.000 0,53 1.612.540.000 0,49 1.705.128.050 0,52 1.972.952.211 0,56 2.224.062.999 0,52 8.812.223.260
KP2TSP 0,29 783.875.000 0,26 783.875.000 0,54 1.850.000.000 0,62 2.370.000.000 0,58 2.325.000.000 0,48 8.112.750.000
KECAMATAN MANYAK PAYED 1,25 3.432.830.000 1,13 3.432.830.000 1,14 3.917.334.370 1,02 3.906.537.817 0,99 3.937.161.598 1,09 18.626.693.785
KECAMATAN BENDAHARA 1,34 3.689.367.000 1,08 3.298.405.726 1,06 3.663.790.726 1,03 3.936.790.726 1,03 4.119.790.726 1,10 18.708.144.904
KECAMATAN SERUWAY 0,96 2.645.256.000 0,87 2.645.256.000 0,87 3.007.153.000 0,78 2.960.938.300 0,76 3.018.402.130 0,84 14.277.005.430
KECAMATAN RANTAU 0,68 1.878.024.000 0,62 1.896.424.000 0,60 2.065.170.000 0,54 2.058.170.000 0,56 2.224.244.000 0,59 10.122.032.000
KECAMATAN KARANG BARU 1,13 3.114.297.000 1,02 3.114.297.000 1,13 3.915.950.750 0,95 3.631.950.750 0,91 3.638.950.750 1,02 17.415.446.250
KECAMATAN KOTA KUALASIMPANG 0,36 977.219.000 0,32 977.219.000 0,42 1.458.500.000 0,38 1.458.500.000 0,39 1.556.500.000 0,38 6.427.938.000
KECAMATAN KEJURUAN MUDA 0,73 1.997.010.000 0,65 1.990.950.000 0,69 2.385.607.829 0,67 2.574.222.614 0,73 2.908.199.375 0,70 11.855.989.818
KECAMATAN TAMIANG HULU 0,45 1.246.333.500 0,41 1.246.333.500 0,51 1.755.980.475 0,47 1.798.148.523 0,45 1.797.233.375 0,46 7.844.029.373
KECAMTAN BANDAR PUSAKA 0,58 1.603.209.000 0,52 1.598.765.000 0,65 2.229.259.700 0,52 1.975.521.170 0,52 2.093.933.787 0,56 9.500.688.657
KECAMATAN SEKERAK 0,55 1.513.921.700 0,48 1.451.161.700 0,49 1.677.500.000 0,45 1.722.500.000 0,44 1.757.500.000 0,48 8.122.583.400
KECAMATAN TENGGULUN 0,35 956.867.000 0,31 956.867.000 0,41 1.413.390.000 0,03 121.000.000 0,34 1.376.290.000 0,28 4.824.414.000
LAMPIRAN I PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Kode
(akun)
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas pembangunan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMK
(Tahun 0)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun-2013 Tahun-2014 Tahun-2015 Tahun-2016 Tahun-2017 Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMK
1
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kode
(akun)
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas pembangunan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMK
(Tahun 0)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun-2013 Tahun-2014 Tahun-2015 Tahun-2016 Tahun-2017 Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMK
1
KECAMATAN BANDA MULIA 0,51 1.387.799.500 0,45 1.382.547.500 0,55 1.886.503.475 0,49 1.861.963.823 0,44 1.770.770.205 0,49 8.289.584.503
SEKRETARIAT BAITUL MAL 0,28 763.169.000 0,25 763.169.000 0,27 915.300.000 0,20 772.955.900 0,20 781.955.900 0,23 3.996.549.800
SEKRETARIAT MPU 0,64 1.765.172.500 0,58 1.765.172.500 0,47 1.627.221.800 0,43 1.627.221.800 0,41 1.627.221.800 0,49 8.412.010.400
BPBD 0,99 2.704.254.780 0,87 2.663.405.000 1,21 4.175.000.000 2,13 8.145.000.000 2,26 9.035.000.000 1,57 26.722.659.780
BAPPEL 1,17 3.222.525.100 1,06 3.222.525.100 1,41 4.853.310.000 1,21 4.601.535.000 1,10 4.383.210.000 1,19 20.283.105.200
BPM 1,17 3.218.954.910 1,06 3.218.954.910 1,26 4.355.529.500 1,24 4.718.129.500 1,92 7.664.279.530 1,36 23.175.848.350
KANTOR PERPUSTAKAAN & ARSIP 0,24 650.350.000 0,21 650.350.000 0,20 693.750.000 0,11 429.030.000 0,19 739.850.000 0,19 3.163.330.000
DINAS SYARIAT ISLAM 1,34 3.672.600.000 0,92 2.807.751.300 1,53 5.290.100.000 2,21 8.445.650.000 1,94 7.747.100.000 1,64 27.963.201.300
DISTANAK 10,70 29.362.217.470 8,18 24.911.931.080 5,68 19.616.240.711 4,91 18.749.027.021 4,97 19.837.306.721 6,60 112.476.723.003
DISHUTBUN 1,68 4.598.885.508 1,51 4.598.885.500 1,78 6.137.402.280 1,80 6.865.733.254 1,93 7.706.384.864 1,75 29.907.291.406
DISTAMBEN 0,56 1.537.632.450 0,50 1.537.632.000 1,30 4.501.780.260 1,65 6.309.636.000 1,22 4.877.215.306 1,10 18.763.896.016
DKP 1,90 5.208.934.916 1,45 4.423.230.000 1,81 6.260.000.000 2,70 10.295.000.000 2,78 11.090.000.000 2,19 37.277.164.916
274.521.325.303 304.548.381.221 345.106.140.020 381.530.979.910 399.532.915.930 ###############
BUPATI ACEH TAMIANG,
Prioritas I 16.857.938.522 19.361.974.040 24.575.899.865 29.272.145.862
6.082.155.000 6.082.155.000 6.082.155.000 6.082.155.000
3.262.659.500 3.262.659.500 3.262.659.500 3.262.659.500
4.156.592.600 4.156.592.600 4.156.592.600 4.156.592.600 4.156.592.600
248.142.600 248.142.600 187.280.000 187.280.000 187.280.000
14.602.972.920 15.223.637.980 16.313.915.479 17.178.714.355 18.696.740.670
19.661.035.120 19.835.834.080 22.105.813.040 25.267.315.648 26.576.428.778
45.361.624.760 82.074.953.950 86.525.000.000 89.375.000.000 87.385.000.000
110.233.121.022 - 150.245.949.750 - 163.209.315.484 - 174.781.862.965 - 137.002.042.048
40,1547
Prioritas II
HAMDAN SATI
LAMPIRAN II
QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013 - 2017
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
2013 2014 2015 2016 2017
I
A
1
Pertumbuhan PDRB Dasar Harga Konstan Migas % 4,61 5,57 6,04 6,53 7 7
Pertumbuhan PDRB Tanpa Migas % 4,74 5,76 6,24 6,72 7 7
Laju inflasi Aceh Tamiang % - - 1 - - -
PDRB per kapita Tanpa Migas Juta 10231392,4 10777748,75 11353280,54 11959545,72 12598185,46 13270928,56
PDRB per kapita dengan Migas Juta 9491431,53 10221322,61 11007342,32 11853806,95 12765364,7 13747021,25
1 PENDIDIKAN
Angka Partisifasi Kasar (APK)
- SD/MI/Paket A % 107,28 101,79 105 105 105 105
- SMP/MTS/Paket B % 94,38 84,1 87,1 90,1 93,1 96,1
- SMA/MA/SMK/Paket C % 83,87 70,18 74,18 78,18 82,14 86,18
Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 98,13 98,502 98,874 99,246 99,618 99,99
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % 99,39 99,51 99,63 99,75 99,87 99,99Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
SMP/MTs % 90,10 92,08 94,06 96,04 98,02 100Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA % 100,61 100 100 100 100 100
Angka Pendidikan yang ditamatkan
D1/D2/D3 % 1,05 1,94 2,5 3 3,5 4
D4/S1 % 1,94 1,94 1,97 2,01 2,04 2,08
S2 % 0,00 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07
S3 org 3 4 5 6 7 8
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0,12 0,09 0,06 0,03 0 0
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0,40 0,3 0,2 0,1 0 0
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0,69 0,52 0,35 0,18 0,01 0
2 KESEHATAN
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 85,92 91 93 95 95 95
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani % 89,86 78 80 80 80 80
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan % 90,45 94 95 95 95 95
Cakupan Pelayanan Nifas % 87,68 89,4 90 90 90 90
Cakupan Neonatus dg komplikasi yg ditangani % 47,11 55 65 80 80 80
Cakupan Kunjungan Bayi % 90,73 93 94 95 95 95
Cakupan Persentase Desa/Kelurahan UCI % 76,06 80 85 100 100 100
Cakupan Pelayanan Anak Balita % 31,82 65 75 90 90 90Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6 –
24 bulan keluarga miskin % 3,45 50 70 80 90 100
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan % 100 100 100 100 100 100Cakupan Penjaringan Kesehatan siswa SD dan
setingkat % 16,29 100 100 100 100 100
Cakupan Peserta KB Aktif % 90,76 65 68 70 70 70Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit, meliputi :
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 Th /100.000 pddk 0,005 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2b. Persentase cakupan penemuan Penderita
Pneumonia Balita % 7,27 32 50 68 80 90
c. Persentase Penemuan pasien baru TB BTA+ % 74,64 80 85 90 90 90
d. Kasus DBD ditemukan dan ditangani % 100 100 100 100 100 100
e. Persentase penemuan penderita Diare % 1 70 80 90 90 90f. Penurunan kasus malaria ( API ) per 1.000
pddk /1.000 pddk 1 <1 <1 <1 <1 <1
g. Penemuan HIV/AIDS yang ditangani % 100 100 100 100 100 100Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
Masyarakat Miskin % 74,81 80 90 100 100 100
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
Fokus Kesejahteraan dan Pemeretaan Ekonomi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan, Kepegawaian dan Persandian
NO SATUAN
ASPEK KESEJATERAAN MASYARAKAT
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG
LAMPIRAN II
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin % 55 68 75 82 90 95
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang
harus di berikan Sarkes ( RS ) di Kab / Kota % 100 100 100 100 100 100PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLBCakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan PE < 24 Jam % 100 100 100 100 100 100
PROMOSI KESEHATAN, PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Cakupan Desa Siaga Aktif % 21,36 33 45 55 60 75
b. Cakupan pengawasan kualitas air minum
masyarakat yang memenuhi syarat kesehatan % 64,4 67 75 80 90 100c. Cakupan pemenuhan pengawasan kualitas
sanitasi dasar masyarakat yang memenuhi
syarat % 45 50 52 60 68 75
Rasio dokter umum per satuan penduduk /100.000 pddk 19 20 30 40 40 40
Rasio dokter spesialis per satuan penduduk /100.000 pddk 8 10 12 15 18 20
Rasio dokter gigi per satuan penduduk /100.000 pddk 4 5 6 7 8 9
Rasio Posyandu Terhadap 100 Balita /100 Balita 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10
Rasio Puskesmas Terhadap Penduduk /100.000 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36
Rasio Pustu Terhadap 1000 penduduk
/1000
Penduduk 0,12 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
Rasio Rumah sakit Terhadap 100.000 Penduduk /100.000 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77
Rasio Poskesdes/ Polindes terhadap kampung /kampung 0,88 1,37 1,38 1,38 1,38 1,38
II
1 PEKERJAAN UMUMTersedianya air baku untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari % 100 100 100 100 100 100Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat
pada sistem irigasi yang sudah ada
1. Jaringana. Aksesibilitas : Tersedianya jalan yang meng-
hubungkan pusat-pusat kegi-atan dalam
wilayah kabupa-ten/kota % 40,27 44 48 52 56 60b. Mobilitas : Tersedianya jalan yang
memudahkan masyarakat per-individu
melakukan perjalanan % 58,31 66,648 74,986 83,324 91,662 100
2. Ruas
a. Kondisi Jalan
Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan
dapat berjalan dengan selamat dan nyaman % 21,84 29,472 37,104 44,736 52,368 60Tersedianya akses air minum yang aman melalui
sistem penyediaan air minum dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal
60 liter/orang/hari % 19,54 30 69 74 79 84
1. Air Limbah permukimana. Tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai % 57,07 57,656 58,242 58,828 59,414 60
b. Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas / kawasan / kota % 0 - - 1,67 3,34 5
2. Drainase
Tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan
tidak lebih dari 2 kali setahun. % 23,56 28,848 34,136 39,424 44,712 50
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan % 0,23 2,16 4,12 6,08 8,04 10
1. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB)Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan
IMB % KP2TSP 100 100 100 100 1002. Harga Standar Bangunan Gedung Negara (
HSBGN)
ASPEK PELAYANAN UMUM
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan
Negara di Kabupaten % 0 0 100 100 100 100
1. Izin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK) Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari
kerja setelah persyaratan lengkap. % P2TSP 100 100 100 100 100
2. Sistem Informasi Jasa KonstruksiTersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi
setiap tahun. % LPSE 100 100 100 100 100
1. Informasi Penataan Ruang
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata
Ruang (RTR) wilayah beserta rencana rincinya
melalui peta analog dan peta digital % 25 25 43,75 62,5 81,25 100
2. Pelibatan Peran Masyarakat dalam Proses
Penyusunan RTR
Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat
melalui forum konsultasi publik yang memenuhi
syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR
dan program pemanfaatan ruang, yang
dilakukan minimal 2(dua) kali setiap disusunnya
RTR dan program pemanfaatan ruang % 0 0 25 50 75 100
3. Izin Pemanfaatan Ruang
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin
pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan
Daerah tentang RTR wilayah beserta rencana
rincinya % 0 0 25 50 75 1004. Pelayanan Pengaduan Pelanggaran tata
Ruang
Terlaksananya tindakan awal terhadap
pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di
bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima)
hari kerja % 0 0 25 50 75 1005. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Publik
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20 % dari
luas wilayah kota/kawasan perkotaan. % 30,7 30,7 33,025 35,35 37,675 40
2 PERUMAHAN
Cakupan ketersediaan rumah layak huni % 61,3 65,04 68,78 72,52 76,26 80Cakupan layanan rumah layak huni yang
terjangkau % 34,43 37,54 40,66 43,77 46,89 50Cakupan lingkungan Yang sehat dan aman yang
didukung dengan PSU % 26,87 37,5 48,12 58,75 69,37 80
3 PERENCANAAN PEMBANGUNANTersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang
telah ditetapkan dengan Qanun % 100 100 100 100 100 100
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD
yang telah ditetapkan dengan Qanun / Perbub % 100 100 100 100 100 100Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang
telah ditetapkan dengan Perbub % 100 100 100 100 100 100
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD % 80 82,5 87,5 92,5 97,5 100
4 PERHUBUNGAN
Tersedianya angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk
jaringan jalan Kabupaten % 10.00% 10.00 15.00 20.00 35.00 50.00
Tersedianya angkutan umum yang melayani
jaringan trayek yang menghubungkan daerah
tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang
telah berkembang pada wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan Kabupaten % 10.00 10.00 15.00 20.00 35.00 50.00
Tersedianya halte pada setiap Kabupaten yang
telah dilayani angkutan umum dalam trayek Unit 5 5 10 15 20 30Tersedianya terminal angkutan penumpang
pada setiap Kabupaten yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek % 40.25 40.25 50.00 65.70 70.50 80.25
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu,
marka dan guardrill) dan Penerangan Jalan
Umum (PJU) pada jalan Kabupaten % 10.00 10.00 25.00 50.00 70.00 100.00Tersedianya unit pengujian kenderaan bermotor
bagi Kabupaten yang memiliki populasi
kenderaan wajib uji minimal 4000 (empat ribu)
kenderaan wajib uji /2000 20 20.00 25.80 35.00 45.00 50.25Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM)
dibidang terminal % 0 25. 50.75 80.95 100
7 LINGKUNGAN HIDUP
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan
yang mentaati persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air. % 37,5 37,5 50 70 85 100Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan
sumber tidak bergerak yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran udara % 54,5 54,5 75 85 90 100
Prosentase luasan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomassa yang telah ditetapkan dan
diinformasikan status kerusakannya. % 0 0 20 50 75 100Prosentase jumlah pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang ditindak
lanjuti % 66,7 66,7 70 80 90 100
8 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPILCakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) % 55.42 85 95 100 100 100
Cakupan penerbitan akta kelahiran % 12,71 20 30 40 50 70
Persentase Cakupan Penerbitan KK % 89.97 90 95 100 100 100
Cakupan Penerbitan Akta Kematian % 6.02 10 15 20 35 50
9
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAKCakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit
pelayanan terpadu % 66 80 90 100 100 100Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di
Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit % 0 80 90 100 100 100
Cakupan layanan rehabilitas sosial yang
diberikan oleh petugas rehabilitas sosial terlatih
bagi perempuan dan anak korban kekerasan di
dalam unit pelayanan terpadu. % 0 60 70 75 75 75
Cakupan layanan bimbingan rohani yang
diberikan oleh petugas bimbingan rohani
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu % 50 60 70 75 75 75Cakupan penegakan hukum dari tingkat
penyidikan sampai dengan putusan pengadilan % 70 75 80 80 80 80Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan
hukum % 40 45 50 55 60 60
Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan
dan anak korban kekerasan % 0 30 40 50 50 50Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak korban kekerasan % 0 60 80 100 100 100
Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah % 74,2 74,3 74,5 74,7 74,8 75,1
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan % 68 70 72 73 74 75
10
KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA
BERENCANACakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi
peserta KB aktif % 87 87 65 80 90 100Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi
(unmeet need) % 8 8 5 5 5 4Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-
KB % 69 69 80 80 90 100Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) yang ber-KB % 93 93 87 95 98 100
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1
PKB/PLKB untuk setiap 2 kampung % 27 27 100 100 100 100Ratio petugas pembantu Pembina KB Desa
(PPKBD) setiap kampung 1 PPKBD % 100 100 100 100 100 100Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi
untuk memenuhi permintaan masyarakat 30 %
pertahun % 10 10 30 60 60 90Cakupan penyediaan informasi data mikro
keluarga disetiap kampung % 100 100 100 100 100 100
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
(pekerja upahan non pertanian) % 27,3 30,6 34,2 35,6 37,6 38,4Rasio KDRT/persentase kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak yang mendapat
pendampingan % 0,1 0,12 0,14 0,15 0,16 0,17
Penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindakan kekerasan kasus 25 35 40 45 47 50
Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,6 2,4 2,2 2 2 2 2
Cakupan peserta KB aktif % 47 55 60 65 70 75
Keluarga Pra Sejahtera % 25,44 24,44 23,52 22,25 21,55 20,47
Keluarga Sejahtera I % 26,82 25,82 24,4 23,34 22,21 21,56
11 SOSIAL
Persentase (%) panti sosial skala
kabupaten/kota yang menyediakan sarana
prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. % 0 0 2 2 2 2Persentase (%) korban bencana skala
kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat. % 308 100 100 100 100 100Persentase (%) korban bencana skala
kabupaten/kota yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana prasarana tanggap
darurat lengkap. % 0 100 100 100 100 100Persentase (%) penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial yang
telah menerima jaminan sosial. % 70 100 100 100 100 100Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo
dan Panti Rehabilitsai Jumlah 0 1 2 3 3 3Penganan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Kegiatan 0 2 3 4 5 5
PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial Orang 0 20 30 40 40 40
12 KETENAGAKERJAANBesaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi orang 100 100 100 100 100 100
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasisi masyarakat 0rang 0 0 50 50 50 50Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan kewirausahaan orang 0 0 20 20 20 20Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama (PB) Kasus 100 40 80 80 80 80Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
program Jamsostek orang 56,53 62,17 71 82 93 100
Besaran Pemeriksaan Perusahaan perusahaan 70 60 60 60 60 60
Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan perusahaan 3,26 18 18 20 20 20
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 100 100 100 100 100 100
Pencari Kerja yang ditempatkan % 20 30 40 40 50 50
13 KOPERASI DAN UKM
Koperasi Aktif % 50 60 70 80 90 90
Pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil Mandiri % 70 75 80 85 85 85
14 KESENIAN / BUDAYA
Jumlah Grup kesenian sanggar 37 39 41 43 45 47
Jumlah Gedung buah 1 1 1 1 1 1
15 PEMUDA DAN OLAHRAGA
Jumlah Klub olahraga Klub 21 25 27 31 33 35
Jumlah gedung Olahraga Unit 1 1 1 1 1 1
16 KESBANG DAN POLITIK
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah % 35 35 40 50 70 90Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan
OKP % 0,4 40 45 50 60 75
17 KETAHANAN PANGAN
Regulasi Ketahanan Pangan regulasi 2 1 1 1 1 1
Ketersediaan Pangan Utama ton 188416 111181 140249 143626 146632 -
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Pola Konsumsi Pangan Harapan Skor/pph 91 91,5 92 92,5 93 95
Daerah Rawan Pangan Klp/Kampung 2 12 12 12 12 12
Kelembagaan Pangan Masyarakat
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat GAPOKTAN - 1 1 2 2 2
Lumbung Pangan Masyarakat Klp/Kampung 3 2 3 3 3 3
Kampung Mandiri Pangan Kampung 3 1 2 2 2 2
Jumlah tenaga PenyuluhTenaga penyuluh Pertanian, Perkebunan &
Peternakan + THL - BHL Org 105 105 113 121 129 139
Tenaga Penyuluh Kehutanan Org 1 1 3 3 3 5
Tenaga Penyuluh Perikanan Org 3 3 5 5 7 7
18
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
DESA/KAMPUNG
Mobil Keliling Jumlah 0 0 0 1 1 1
PKK Aktif PKK 226 226 226 226 226 226
Posyandu Posyandu 289 289 289 289 289 289Kelompok Usaha Ekonomi Kampung Simpan
Pinjam (UEK-SP) Kelompok 456 1039 1051 1073 1085 1097Kelompok Pemberdayaan Ekonomi Pemuda
Kampung (PEPK) Kelompok 8 8 8 8 8 8Penyediaan Alokasi Dana Kampung (ADK)/
Alokasi Dana Pemakmu Kampung (ADPK) Kampung 213 213 213 213 213 213Pengembangan dan pemanfaatan Teknologi
Tepat Guna (TTG) Posyantekdes 1 1 1 1 1 1
19 Kearsipan/Perpustakaan
Penerapan Pengelolaan Arsip secara baku Berkas % 0 0 0 50 65Peningkatan Kegiatan SDM Pengelolaan
Kearsipan Orang 0 0 2 2 0 0Peningkatan Kegiatan SDM Pengelolaan
Pustakawan Orang 0 0 2 2 0 0Peningkatan Kegiatan SDM Aparatur
(Kontribusi) Orang 0 0 2 2 2 2Koleksi Buku Yang Tersedia di Perpustakaan
Daerah Explr 9400 9,4 11,5 13,6 15,7 17,8Jumlah pengunjung perpustakaan pemerintah
daerah Unit 10,642 11,706 12,846 14,136 15,574 `17.136
Jumlah perpustakaan Kampung Unit 52 60 65 70 75
Jumlah pengunjung perpustakaan kampung Orang 21,313 23,444 25,788 28,366 31,202 34,322Jumlah pengunjung perpustakaan kampung rata-
rata perbulan Orang 150 200 250 300 350
Rencana pembangunan depo arsip Unit - - 1 - - -
20 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAPelaksanaan diseminasi dan pendistribusian
informasi nasional melalui:
Mobil Internet Kecamatan Unit - 4 6 8 10 12
media massa seperti majalah, radio, dan televisi; kali/tahun - - 4 6 12 24
media baru seperti website (media online); kali/tahun - - 12 24 24 48
media tradisional seperti pertunjukan rakyat. kali/tahun - - 1 2 4 6media interpersonal seperti sarasehan,
ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau kali/tahun - - 1 2 4 6
media luar ruang seperti media bulletin, leaflet,
booklet, bosur, spanduk, dan baliho. kali/tahun - - 1 2 4 6Cakupan pengembangan dan pemberdayaan
Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat
Kecamatan % - - 20 40 50 100
Website milik Pemerintah Daerah ada
Pameran / Expo kali/tahun 0 0 1 1 2 2
21 KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering II % 97 100 100 100 100 100
Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering III % 95 100 100 100 100 100
Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering IV % 85 90 95 100 100 100Keberadaan Jabatan Fungsional dalam Struktur
Organisasi SKPK
Rasio PNS Kabupaten % 70 10 5 5 5 5Pejabat yang telah memenuhi persyaratan
Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tk. II orang 20 5 3 3 2 0Pejabat yang telah memenuhi persyaratan
Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tk. III orang 59 40 40 40 0 0Pejabat yang telah memenuhi persyaratan
Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tk. IV orang 190 40 40 40 40 40
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Pejabat yang telah memenuhi persyaratan
Kepangkatan % 100 100 100 100 100 100Pejabat yang telah memenuhi persyaratan
Kepangkatan % 87 5 5 5 5 5
22 DINUL ISLAM
Cakupan Implementasi Qanun Syariat Islam % 100 100 100 100 100 100
Rasio Personel WH terhap Jumlah penduduk
(personil WH Per 10.000 Penduduk Jumlah 0 0 34 34 34 34
Kebijakan bidang penanganan pelanggar Syariat % 100 100 100 100 100 100
Rasio Personel Dai kecamatan terhadap Jumlah
penduduk (personil Dai Per 10.000 Penduduk Jumlah 50 50 50 70 70 70
22 PENANGULANGAN BENCANA
Mengurangi Risiko Bencana Kecamatan 0 0 1 1 2 2Meningkatkan Kesiagaan menghadapi bahaya
kebakaran Kecamatan 0 0 3 3 3 3Tersedianya Sarana Pendukung Peringatan Dini
Bencana Kabupaten % 0 0 25 50 75 100Terlaksananya Ketangguhan Masyarakat Dalam
Menghadapi Bencana Desa 0 0 2 2 3 3Terbentuknya Tim Reaksi Cepat (TRC)
Penanggulangan Bencana Kabupaten % 0 0 1 1 1 1
Tersedianya Aparatur Yang Handal Orang 0 0 20 20 20 20Tersedianya Data dan Informasi Bencana
mengunakan teknologi informasi Tahun 0 0 1 1 1 1
Tersedianya Sarana Peralatan dan Perlengkapan
Penanggulangan Bencana % 30 40 45 60 80 100Terlaksananya Penangangan dan Evakuasi di
Wilayah Korban Bencana % 0 0 100 100 100 100Tersedianya Kebutuhan Dasar di Wilayah
Korban Bencana % 0 0 100 100 100 100
Tersedianya Sarana Penanggulangan Bencana % 0 0 100 100 100 100Terpeliharanya Sarana dan Prasarana
Kedaruratan dan Logistik % 0 0 100 100 100 100
Tersedianya Data penduduk dan wilayah, sarana
kesehatan, sanitasi, ekonomi, sosial agama,
perumahan, dan sarana jalan jembatan untuk
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi % 0 0 25 25 25 25Tercapainya Sosialisasi dan Identifikasi Data
Kerugian dan Kerusakan Bencana % 0 1a. Cakupan pelayanan bencana kebakaran di
kabupaten % 14 14 60 80 90 100
b. Tingkat waktu tanggap (response time rate) % 73 73 74 75 78 80
c. Persentase aparatur pemadam kebakaran
yang memenuhi standar kualifikasi % 15 15 60 85 95 100d. Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas
3000 – 5000 liter pada WMK % 28 28 55 90 95 100
Fokus Layanan Urusan Pilihan
23 PERTANIAN
Padi Ton 188416,30 197837,12 217620,83 239382,91 263321,20 289653,32
Jagung Ton 10699,40 11234,37 11796,09 12385,89 13005,19 13655,45
Kedele Ton 37768 39656,4 41639,22 43721,181 45907,24005 48202,60205Produktivitas padi atau bahan pangan utama
lokal lainnya per hektar
Padi Ku/Ha 6,98 6,99 7,00 7,25 7,5 8
Jagung Ku/Ha 3,5 3,75 4,01 4,29 4,59 4,91
Kedele Ku/Ha 2,8 3,11 3,45 3,83 4,25 4,72
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Persen 41,25 42,32 47,86 47,08 50,12 52,12Kontribusi sub sektor pertanian pangan
terhadap PDRB persen 20,21 20,4 21,52 22,92 25,69 26,56Kontribusi subsektor perkebunan terhadap
PDRB persen 14,57 15,49 16,4 17,94 18,13 19,04Kontribusi sub sektor peternakan terhadap
PDRB persen 4,62 4,74 4,94 5,02 5,18 5,38
Ketersediaan energi dan protein perkapita kkal/gr 71,16/12,99 72,10/13,61 74,15/14,70 77,18/15,71 80,16/16,73 83,18/17,85
Penguatan cadangan pangan ton - 15 25 25 25 30Ketersediaan informasi pasokan, harga dan
akses pangan di daerah
2013 2014 2015 2016 2017
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
NO SATUAN
KONDISI
KINERJA PADA
AWAL
INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Ur
usa
n
Stabilitas harga dan pasokan pangan Rp/kg 8,275 9000 9.250 9500 9750 10000
Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) Skor/PPH 91 91,5 92 92,5 93 95
Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Komoditi - - 3 6 8 10
Penanganan daerah rawan pangan Kelompok tani 3 2 2 2 2 2
24 PETERNAKAN
Produksi Daging per tahun
Sapi kg 503.759 554.135 609.548 670.503 737.553 811.309
Kerbau kg 188 206 227 250 275 302
Kambing kg 31.513 34.664 38.130 41.943 46.137 50.751
Domba kg 1.243 1.367 1.503 1.654 1.819 2.001
Ayam Buras kg 52.583 57.841 63.625 69.987 76.986 84.685
Ayam Ras Petelur kg 531.086 584.194 642.614 706.875 777.562 855.319
Itik kg 22.121 24.333 26.767 29.443 32.388 35.626
Ayam Ras Petelur kg 3.598.266 3.958.093 4.353.902 4.789.292 5.268.221 5.795.043
Itik kg 4.480.528 4.928.581 5.421.439 5.963.583 6.559.941 7.215.935
Sapi Potong ekor 54.370 59.807 65.787 72.366 79.603 87.563
Kerbau ekor 470 517 568 625 688 756
Kambing ekor 18.708 20.578 22.636 24.900 27.390 30.129
Domba ekor 7.634 8.397 9.237 10.160 11.176 12.294
Ayam Buras ekor 129.313 142.244 156.468 172.115 189.327 208.259
Ayam Ras Pedaging ekor 514.866 566.352 622.987 685.286 753.815 829.196
Itik ekor 34.704 38.174 41.991 46.191 50.810 55.891
25 PERKEBUNANKontribusi subsektor perkebunan terhadap
PDRB % 14 0 1 1 1 1
Luas Kebun Karet Rakyat % 0 0 0 1 1 1
Produksi karet rakyat
Kg/Ha/Thn
Karet Kering 880 898 916 934 953 972
Luas Kebun Kelapa Sawit % 0 0 0 0 1 1
Produksi Kelapa sawit Kg/Ha/Thn TBS 12.450 12.699 12.953 13.212 13.476 13.745
Pembangunan kebun kelapa sawit % 0 0 0 0 0 0
26 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALKontribusi Sektor Pertambangan Terhadap
PDRB % 0,0002 0,0003 0,0003 0,0004 0,0004 0,0004
Rasio ketersediaan daya listrik % 0,8929 0,92 0,94 0,95 0,96 0,97
27 PERINDUTRIAN
Kontribusi Sektor Industri Terhadp PDRB % 1,2 5,00 4,80 4,90 5,10 5,00
Cakupan bina Industri kecil menengah % 10 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
BUPATI ACEH TAMIANG,
HAMDAN SATI