qanun kabupaten aceh tamiang(lima) tahun, terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 yang mengacu...

265
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013 QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013 - 2017

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG

NOMOR 16 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH (RPJM)

KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013 - 2017

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013-2017

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH TAMIANG,

Menimbang : a. bahwa rencana pembangunan jangka menengah

merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, penyusunannya

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang 2005-2020;

b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 15 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

rencana pembangunan jangka menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Qanun tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten

Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk keduakalinya dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2010-2014;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun

2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

14. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun Aceh (Lembaran Aceh Tahun

2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 38);

15. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Aceh; (Berita Daerah Aceh Tahun 2012 Nomor 121);

16. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 28);

17. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2012-2032 (Lembaran Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 Nomor 14);

18. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2005-2025 (Lembaran

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 Nomor 15 Tambahan Lembaran Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 36);

Dengan Persetujuan Bersama,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TAMIANG

dan

BUPATI ACEH TAMIANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : QANUN TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013-2017.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan:

1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Tamiang.

2. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah

kabupaten yang terdiri atas Bupati dan Perangkat Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Aceh Tamiang.

4. Wakil Bupati adalah wakil Bupati Aceh Tamiang.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang yang selanjutnya disebut DPRK Aceh Tamiang adalah unsur penyelenggara

Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

6. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya disingkat SKPK

adalah perangkat kabupaten di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang.

7. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada

akhir periode perencanaan.

8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi.

9. Strategi adalah langkah-langkah berisi program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

10. Kebijakan adalah arah dan tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk mencapai tujuan.

11. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses

terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.

12. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang yang selanjutnya disebut RPJP Kabupaten Aceh Tamiang adalah

dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang Kabupaten Aceh Tamiang untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 yang selanjutnya disebut RPJMK Aceh Tamiang

adalah dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017 yang merupakan penjabaran visi dan misi

Bupati/Wakil Bupati terpilih.

15. Rencana Strategis SKPK Tahun 2013-2017 yang selanjutnya disebut

Renstra SKPK adalah dokumen perencanaan SKPK untuk periode 5 (lima) tahun, terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 yang mengacu kepada RPJMK Aceh Tamiang.

16. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang selanjutnya disebut RKPD Kabupaten Aceh Tamiang adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut

dengan rencana pembangunan tahunan kabupaten.

17. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang

selanjutnya disebut RTRW Kabupaten Aceh Tamiang adalah rencana umum tata ruang yang mengatur struktur dan pola ruang pembangunan daerah.

18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Pasal 2

(1) RPJMK Aceh Tamiang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

program Bupati Aceh Tamiang hasil pemilihan Bupati/Wakil Bupati Tahun 2012.

(2) RPJMK Aceh Tamiang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat

arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program SKPK, lintas SKPK dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi

dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

(3) Penyusunan RPJMK Aceh Tamiang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berpedoman pada RPJP Kabupaten Aceh Tamiang dan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang serta mengacu pada RPJM Nasional dan RPJM Aceh.

Pasal 3

(1) Sistematika RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG

DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB X PENUTUP

(2) Sistematika RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum secara lengkap dalam Lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Qanun ini.

Pasal 4

RPJMK Aceh Tamiang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berfungsi sebagai :

a. pedoman bagi SKPK dalam menyusun Renstra SKPK; b. pedoman bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyusunan RKPD;

c. acuan bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan;

d. instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten.

Pasal 5

(1) Bupati melaksanakan RPJMK Aceh Tamiang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang.

(2) SKPK melaksanakan program dalam RPJMK Aceh Tamiang yang dituangkan dalam Renstra SKPK.

BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 6

(1) Bupati melalui Bappeda melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang.

(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertujuan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan sesuai rencana pembangunan yang dilakukan melalui

kegiatan pemantauan dan supervisi.

(3) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan c. evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah.

(4) Tata cara pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB IV

PENUTUP

Pasal 7

Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Aceh Tamiang.

LEMBARAN KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013 NOMOR 16

Ditetapkan di Karang Baru

pada tanggal, 2013 M

1434 H

BUPATI ACEH TAMIANG,

HAMDAN SATI

Diundangkan di Karang Baru

pada tanggal, 2013 M

1434 H

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN ACEH TAMIANG,

RAZUARDI

PENJELASAN ATAS

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013-2017

I. UMUM

Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

program Bupati/Wakil Bupati terpilih yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032 dengan memperhatikan RPJM Aceh serta RPJM Nasional.

RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 adalah dokumen perencanaan pembangunan jangka waktu 5 tahun yang memuat gambaran pengelolaan keuangan serta kerangka pendanaan, analisis

isu-isu strategis, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan dan penetapan indikator kinerja

daerah, yang disusun secara partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan mayarakat serta digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (Renstra SKPK), rencana pembangunan tahunan kabupaten (RKPK), penyusunan laporan keterangan

pertanggungjawaban Bupati dan tolak ukur kinerja Kepala Daerah

Selanjutnya untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran

pembangunan sesuai rencana pembangunan, dalam proses penyelenggaraan perencanaan perlu diikuti oleh adanya mekanisme pemantauan kinerja kebijakan, rencana program, dan pembiayaan

secara terpadu bagi penyempurnaan kebijakan perencanaan serta mekanisme koordinasi perencanaan horizontal dan vertikal yang lebih

difokuskan pada komunikasi dan dialog antara Bappeda dengan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan dan saling ketergantungan satu sama lain.

Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 sangat tergantung dari kesepakatan, kesepahaman

dan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten, DPRK Aceh Tamiang dan masyarakat serta para pemangku kepentingan pembangunan lainnya (stakeholders) di Kabupaten Aceh Tamiang.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan bersifat indikatif adalah bahwa

informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana ini, hanya merupakan indikasi yang

hendak dicapai dan tidak kaku.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas. Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pengendalian pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang dilakukan bertujuan untuk mewujudkan konsistensi

antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, konsistensi antara RPJM dengan

RPJPK dan RTRWK, konsistensi antara RKPK dengan RPJMK, serta kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Supervisi dilakukan melalui kegiatan aktifitas bimbingan,

pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan RPJMK Aceh Tamiang

Ayat (3)

Huruf a

Pengendalian kebijakan perencanaan

pembangunan daerah mencakup kebijakan perencanaan strategis SKPK dan RPJMK.

Pengendalian terhadap RPJMK mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah

kebijakan, kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator kinerja

daerah, dilakukan melalui pemantauan dan supervisi, mulai dari tahap penyusunan rancangan

awal sampai dengan RPJM ditetapkan dengan Qanun. Selanjutnya hasil pemantauan dan supervisi dimaksud, selanjutnya digunakan untuk

mengevaluasi dan memastikan bahwa perumusan kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah, berpedoman pada RPJP dan RTRWK,

mengacu pada RPJM provinsi dan memperhatikan RTRW kabupaten/kota lainnya.

Huruf b Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan

daerah, dilakukan melalui pemantauan dan

supervisi terhadap pelaksanaan RPJMK, agar dapat menjamin program pembangunan jangka menengah telah dipedomani dalam merumuskan

prioritas dan sasaran pembangunan tahunan kabupaten dan indikasi rencana program

prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah daerah telah dijabarkan kedalam rencana program dan kegiatan

prioritas pembangunan tahunan kabupaten. selanjutnya hasil pemantauan dan supervisi

dimaksud digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa program pembangunan dan indikasi rencana program prioritas yang disertai

kebutuhan pendanaan, pembangunan jangka menengah telah dilaksanakan melalui RKPK.

Huruf c

evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah dilakukan melalui penilaian hasil

pelaksanaan RPJMK yang digunakan untuk mengetahui realisasi antara rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan RPJMK

dengan capaian rencana program dan kegiatan prioritas daerah dalam RKPK dan realisasi antara

capaian rencana program dan prioritas yang direncanakan dalam RPJMK dengan prioritas dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah

provinsi. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah kabupaten dapat

dicapai untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang kabupaten.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 37

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

2017 merupakan penjabaran visi dan misi Bupati Kabupaten Aceh Tamiang terpilih yang

bersinergi dengan visi dan misi Provinsi Aceh dan visi dan misi Nasional serta hasil evaluasi

terhadap pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh

Tamiang Tahun 2007-2012 dengan tetap memperhatikan dinamika kondisi daerah. Program

prioritas pembangunan dikemas dalam bentuk urusan wajib dan urusan pilihan, serta

mendukung urusan nasional seperti : agama, hukum, fiskal, pertahanan dan keamanan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah sebuah dokumen perencanaan jangka

menengah yang sangat penting bagi proses perencanaan dan penganggaran di tatanan

pemerintahan daerah. Selain memandang sebagai suatu kewajiban, kami juga menyadari

arti penting RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 ini dalam mengarahkan

proses pembangunan daerah. Lebih jauh, RPJM ini menjadi landasan regulasi dalam

pelaksanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure

Framework). Penyusunan RPJM ini dimulai dengan penyusunan Rancangan Awal RPJM

yang dikoordinasi oleh Bappeda. Hasil rancangan awal ini terlebih dahulu dilakukan

diseminasi, kemudian dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) untuk mendapatkan masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan di

wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, yang merupakan bagian dari proses perencanaan

partisipatif. Rancangan Akhir RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 kemudian

dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang dalam proses

penyusunan Qanun .

RPJM merumuskan tantangan serta strategi kebijakan dan target yang akan diambil untuk

menjawab permasalahan dalam 5 tahun ke depan. Dengan demikian, RPJM merupakan

pedoman bagi seluruh komponen baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuan secara sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi.Undang-

Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, mengamanatkan reformasi

penganggaran dilakukan melalui penerapan Anggaran Berbasis Kinerja yang pada akhirnya

menghendaki struktur program pembangunan yang berbasiskan pada capaian hasil, yang

menghendaki adanya perumusan permasalahan, sasaran serta arah kebijakan

pembangunan yang sistematis dan terstruktur, yang dimaksudkan untuk memberikan

petunjuk penyusunan dokumen rencana tahunan, sehingga dapat dihasilkan suatu produk

dokumen yang tersusun dengan alur logika yang strategis, konsisten dan koheren.

Sesuai dengan Visi Kabupaten Aceh Tamiang, yaitu “Aceh Tamiang Sejahtera dan Madani

Melalui Peningkatan Prasarana dan Sarana Transportasi”, telah disusun 7 (tujuh) program

prioritas pembangunan sebagai berikut : 1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pemerintahan 2) Peningkatan Infrastruktur Untuk Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi;

3) Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta

Sanitasi; 4) Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian; 5)

Penanggulangan Kemiskinan; 6) Peningkatan Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko

Bencana; 7) Pelaksanaan Dinul Islam, Sosial dan Budaya.

Terima kasih yang tak terhingga diucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam penyusunan dokumen RPJM Tahun 2013-2017.

Karang Baru, Agustus 2013

Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang

Drs. T. HAYATUL KAMAL

i

DAFTAR ISI

Halaman SAMBUTAN BUPATI ACEH TAMIANG KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN x BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3. Hubungan Antar Dokumen I-5 1.4. Sistematika Penulisan I-6 1.5. Maksud dan Tujuan I-6 1.5.1. Maksud I-6 1.5.2. Tujuan I-7 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI II-1 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah II-1 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah II-11 2.1.3. Wilayah Rawan Bencana II-12 2.1.4. Demografi II-13 2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT II-15 2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II-15 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial II-19 2.2.3. Seni Budaya dan Olahraga II-30 2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM II-32 2.3.1. Pendidikan II-32 2.3.2. Kesehatan II-47 2.3.3. Lingkungan Hidup II-56 2.3.4. Sarana dan Prasarana Umum II-60 2.3.5. Rasio Tempat Ibadah II-63 2.3.6. Kependudukan dan Catatan Sipil II-63 2.3.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak II-64 2.3.8. Sosial II-68 2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH II-106 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah II-106 2.4.2. Kriminalitas II-107 2.4.3. Perizinan dan Pajak II-108 2.4.4. Sumber Daya Manusia II-110

ii

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN III-1 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU III-2 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) III-2 3.1.2. Neraca Daerah III-6 3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU III-12 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran III-14 3.2.2. Analisis Pembiayaan III-18 3.3. KERANGKA PENDANAAN III-20 3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Prioritas Utama III-25 3.3.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan III-28 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan IV-1 4.2. Infrastruktur IV-2 4.3. Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta Sanitasi IV-2 4.4. Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian IV-4 4.5. Penanggulangan Kemiskinan IV-6 4.6. Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko Bencana IV-6 4.7. Pelaksanaan Dinul Islam, Politik, serta Sosial dan Budaya IV-7 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1 5.1. Visi V-1 5.2. Misi V-2 5.3. Tujuan dan Sasaran V-7 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN VI-1 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII-1 7.1. Program Prioritas Pembangunan Daerah VII-1 BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VIII-1 8.1. Urusan Wajib VIII-1 8.2. Urusan Pilihan VIII-10 8.3. Program Penunjang Organisasi VIII-12 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG IX-1 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAEDAH PELAKSANAAN X-1 BAB XI PENUTUP XI-1

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJM Kabupaten I-6

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang II-2

Gambar 2.2 Peta Kondisi Kelerengan II-3

Gambar 2.3 Peta Ketinggian Wilayah II-3

Gambar 2.4 Kondisi Geologi II-5

Gambar 2.5 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) II-7

Gambar 3.1 Struktur Pendapatan APBK Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 III-3

Gambar 3.2 Struktur Belanja APBK Aceh Tamiang III-26

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang – Langsa II-7 Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 II-8 Tabel 2.3 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) Tahun 2002-2011 II-9 Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032 II-10 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2012 II-14 Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Aceh Tamiang II-15 Tabel 2.7 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Aceh Tamiang II-16 Tabel 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2012 II-18 Tabel 2.9 Statistik Kemiskinan Kabupaten Aceh Tamiang II-19 Tabel 2.10 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-19 Tabel 2.11 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang II-20 Tabel 2.12 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 II-21 Tabel 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-22 Tabel 2.14 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-23 Tabel 2.15 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-25

v

Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Tahun 2012 II-26 Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 2012 II-26 Tabel 2.18 Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 II-27 Tabel 2.19 Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2007-2012 II-28 Tabel 2.20 Angka Kematian Ibu Tahun 2007-2012 II-28 Tabel 2.21 Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2007-2011 II-29 Tabel 2.22 Angka Kesakitan Penyakit Menular Tertentu Tahun 2007-2012 II-29 Tabel 2.23 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-31 Tabel 2.24 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011 Menurut Kecamatan II-31 Tabel 2.25 Perkembangan Angka Kelulusan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-32 Tabel 2.26 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007-2012 II-33 Tabel 2.27 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 II-34 Tabel 2.28 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2007-2012 II-35 Tabel 2.29 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 II-35 Tabel 2.30 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-36 Tabel 2.31 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata

Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Kabuapten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012 II-37

vi

Tabel 2.32 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-37 Tabel 2.33 Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang II-38 Tabel 2.34 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-39 Tabel 2.35 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012 II-39

Tabel 2.36 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah

Tahun 2007- 2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-40 Tabel 2.37 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-40 Tabel 2.38 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012 II-41

Tabel 2.39 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2007-2012 II-41 Tabel 2.40 Ketersediaan Sekolah Tahun 2007-2012 II-42 Tabel 2.41 Fasilitas Pendidikan Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan II-43 Tabel 2.42 Perkembangan Angka Putus Sekolah Tahun 2007-2012 II-44 Tabel 2.43 Angka Putus Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan II-45 Tabel 2.44 Perkembangan Angka Kelulusan Tahun 2007-2012 II-46 Tabel 2.45 Perkembangan Angka Melanjutkan Tahun 2007-2012 II-49 Tabel 2.46 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Tahun 2007-2012 II-47 Tabel 2.47 Rasio Posyandu Terhadap Balita Tahun 2007-2011 II-48

vii

Tabel 2.48 Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-49

Tabel 2.49 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu, Rumah Sakit, Polindes/Poskesdes Tahun 2007-2011 II-50 Tabel 2.50 Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Tahun 2007-2012 II-51 Tabel 2.51 Rasio Tenaga Dokter Umum Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-51 Tabel 2.52 Rasio Tenaga Dokter Umum Menurut Kecamatan

Tahun 2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-52 Tabel 2.53 Rasio Tenaga Bidan Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2007-2012 II-53 Tabel 2.54 Rasio Tenaga Bidan Menurut Kecamatan

Tahun 2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-53

Tabel 2.55 Rasio Tenaga Dokter Umum Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-54

Tabel 2.56 Rasio Tenaga Kesehatan per Satuan Penduduk

Tahun 2008-2012 II-54 Tabel 2.57 Data Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang

Kepada Masyarakat Miskin Bidang Kesehatan II-55 Tabel 2.58 Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang

Sesuai SPM Bidang Kesehatan II-56 Tabel 2.59 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah

Tahun 2007-2011 II-56 Tabel 2.60 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah

Menurut Kecamatan Tahun 2010-2011 II-57 Tabel 2.61 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses

Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011 II-57

Tabel 2.62 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-58

viii

Tabel 2.63 Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal II-59

Tabel 2.64 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011 II-59 Tabel 2.65 Panjang Jaringan Jalan dan Jembatan

Berdasarkan Kondisi Tahun 2007-2011 II-60 Tabel 2.66 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-60 Tabel 2.67 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2007-2011 II-61 Tabel 2.68 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2011 II-61 Tabel 2.69 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi

Tahun 2007-2011 II-62 Tabel 2.70 Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi

Menurut Kecamatan Tahun 2008-2012 II-62 Tabel 2.71 Tabel Rasio Tempat Ibadah Tahun 2008-2012 II-63 Tabel 2.72 Jumlah Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) II-63 Tabel 2.73 Jumlah Cetak Akta Kelahiran Di Kabupaten Aceh Tamiang II-64 Tabel 2.74 Rasio KDRT Tahun 2007-2011 II-65 Tabel 2.75 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-65 Tabel 2.76 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-66 Tabel 2.77 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-67 Tabel 2.78 Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012 II-67 Tabel 2.79 Keluarga Sejahtera I Menurut Kecamatan

Tahun 2011-2012 II-68 Tabel 2.80 Jumlah Penduduk Bekerja Berbagai Lapangan Usaha Tahun 2011 II-69

ix

Tabel 2.81 Angka Partisipasi Angkatan Kerja II-69 Tabel 2.82 Persentase Sengketa Antara Pengusaha II-70 Tabel 2.83 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja II-70 Tabel 2.84 Pencari Kerja yang Ditempatkan II-70 Tabel 2.85 Tingkat Pengangguran Terbuka II-70 Tabel 2.86 Persentase Keselamatan dan Perlindungan Terhadap Pekerja II-71 Tabel 2.87 Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah II-71 Tabel 2.88 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-71 Tabel 2.89 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011 Menurut Kecamatan II-72 Tabel 2.90 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya II-72 Tabel 2.91 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya II-73 Tabel 2.92 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang

Dilestarikan Kabupaten Aceh Tamiang II-73 Tabel 2.93 Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2007-2011

Kabupaten Aceh Tamiang II-76 Tabel 2.94 Jumlah Lapangan Olahraga Tahun 2011 II-77 Tabel 2. 95 Orkesmas Aktif dan tidak Aktif II-78 Tabel 2.96 Jumlah LSM Aktif Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-78 Tabel 2.97 Kegiatan Pembinaan Ideologi dan Kebangsaan

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-79 Tabel 2.98 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-80

x

Tabel 2.99 Kegiatan Politik, Pemerintahan dan Keamanan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 II-82 Tabel 2.100 Daftar Partai Politik Yang Menerima Bantuan Keuangan Dari Tahun 2007-2012 II-84 Tabel 2.101 Jumlah PNS Struktural, Fungsional dan Guru Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-86 Tabel 2.102 Jumlah PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-86 Tabel 2.103 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan

Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-86 Tabel 2.104 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan

Struktural/Eselonering Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-87

Tabel 2.105 Jumlah Aparatur yang Mendapatkan Beasiswa

Pendidikan Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun 2007 – 2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-87

Tabel 2.106 Jumlah Aparatur yang Telah Mengikuti Diklat-Diklat

Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-88

Tabel 2.107 Ketersediaan Pangan Utama II-89 Tabel 2.108 Kelompok Binaan PKK Tahun 2007-2011 II-90 Tabel 2.109 Jumlah Perpustakaan Tahun 2007-2011

Kabupaten Aceh Tamiang II-91 Tabel 2.110 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-91 Tabel 2.111 Rekap Buku Keseluruhan Kondisi

Februari 2012 Kabupaten Aceh Tamiang II-92 Tabel 2.112 Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar II-93 Tabel 2.113 Produksi Padi Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2007-2011 II-94

xi

Tabel 2.114 Jumlah Perpustakaan Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-95

Tabel 2.115 Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan

Terhadap PDRB II-95 Tabel 2.116 Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija)

Terhadap PDRB II-96 Tabel 2.117 Kontribusi Sektor Palawija Terhadap

PDRB Tahun 2007-2011 II-97 Tabel 2.118 Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras)

Terhadap PDRB II-97 Tabel 2.119 Kontribusi Produksi Kelompok Petani Terhadap PDRB II-98 Tabel 2.120 Cakupan Bina Kelompok Petani Menurut Kecamatan

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-99 Tabel 2.121 Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan

Menurut Kecamatan Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-99 Tabel 2.122 Luas Hutan Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Kecamatan II-100 Tabel 2.123 Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-101

Tabel 2.124 Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-101

Tabel 2.125 Kontribusi Sektor Perkebunan Terhadap PDRB

Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Kabupaten Aceh Tamiang II-102 Tabel 2.126 Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-103 Tabel 2.127 Perkembangan Luas Perkebunan Karet Rakyat

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-103 Tabel 2.128 Perkembangan Luas Perkebunan Kakao Rakyat Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-103

xii

Tabel 2.129 Pertambangan Tanpa Ijin II-104 Tabel 2.130 Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB II-105

Tabel 2.131 Produksi Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007-2011 II-106

Tabel 2.132 Cakupan Bina Kelompok Nelayan yang Mendapat

Bantuan Kecamatan Tahun 2011 II-106 Tabel 2.133 Angka Konsumsi RT per Kapita

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-106 Tabel 2.134 Persentase Konsumsi RT non-Pangan

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-107 Tabel 2.135 Pengeluaran Konsumsi Makanan per Kapita Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-107 Tabel 2.136 Produktifitas per Sektor Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-108 Tabel 2.137 Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Tamiang II-108 Tabel 2.138 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Tamiang II-108 Tabel 2.139 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi

Daerah yang Mendukung Iklim Investasi Kabupaten Aceh Tamiang II-109

Tabel 2.140 Rasio Ketergantungan II-109 Tabel 2.141 Pengeluaran Konsumsi Makanan per Kapita

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang II-109 Tabel 2.142 Produktifitas per Sektor Tahun 2007-2011

Kabupaten Aceh Tamiang II-110 Tabel 2.143 Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Tamiang II-110 Tabel 2.144 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Tamiang II-111 Tabel 2.145 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi

Daerah yang Mendukung Iklim Investasi Kabupaten Aceh Tamiang II-111

Tabel 2.146 Rasio Ketergantungan II-114

xiii

Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2007-2011 Kabupaten Aceh Tamiang III-4 Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009-2011 III-9

Tabel 3.3 Rasio Likuiditas Tahun 2009-2011 III-11 Tabel 3.4 Rasio Solvabilitas Tahun 2009-2011 III-12 Tabel 3.5 Persentase Realisasi Pendapatan Asli Daerah III-14 Tabel 3.6 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja

Kabupaten Aceh Tamiang III-16 Tabel 3.7 Analisa Proporsi Belanja Pemenuhan Aparatur III-17 Tabel 3.8 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2007-2011 III-18 Tabel 3.9 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Aceh Tamiang III-19 Tabel 3.10 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

Kabupaten Aceh Tamiang III-20 Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan pada APBK Aceh Tamiang

Tahun 2013-2017 III-22 Tabel 3.12 Proyeksi Belanja pada APBK Aceh Tamiang

Tahun 2013-2017 III-24 Tabel 3.13 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009-2011 III-25 Tabel 3.14 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan

yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Aceh Tamiang III-27

Tabel 3.15 Proyeksi tentang Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan

Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Untuk Pendanaan Pembangunan Tahun 2013-2017 III-28

Tabel 3.16 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil

Kemampuan Keuangan Daerah III-28

xiv

Tabel 3.17 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah III-31 Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-8 Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017 VI-1 Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Prioritas Pembangunan

Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017 VII-4

BUPATI ACEH TAMIANG

SAMBUTAN

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, bahwa RPJM Kabupaten merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Bupati,

dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

dan mengacu pada Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2013 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2015-

2025 dan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032.

RPJMK merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk kurun waktu 5

tahun, yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

Kabupaten (RKPK) Tahunan, Renstra SKPK, KUA-PPAS yang bermuara penyusunan

RAPBK.

Akhirul kalam, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang telah bersama menyusun dokumen RPJMD Tahun

2013-2017, dan berharap RPJMK ini dapat menjadi acuan pelaksanaan pembangunan bagi

seluruh steakholders sesuai dengan peran dan kewenangan masing-masing dan seluruh

masyarakat dapat membantu dalam implementasi dan pengawasannya.

Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Karang Baru, Agustus 2013

Bupati Aceh Tamiang

H. HAMDAN SATI, ST

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), merupakan satu tahapan

rencana pembangunan yang harus disusun oleh semua tingkatan pemerintahan,

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebagaimana juga diamanatkan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional. Untuk menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Sesuai Pasal 76 Permendagri Nomor

54 Tahun 2010, Peraturan Daerah tentang RPJMD provinsi dan Peraturan Daerah

tentang RPJMD Kabupaten/Kota ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah

kepala daerah terpilih. Sehubungan dengan hal ini untuk Kabupaten Aceh Tamiang,

Bupati dan Wakil Bupati periode 2012-2017 dilantik pada tanggal 28 Desember

tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK) Aceh Tamiang

ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang, dimana RPJMK merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati terpilih yang memuat kebijakan

umum pembangunan daerah, kebijakan umum keuangan daerah, strategi dan

program Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), lintas SKPK, dan program

kewilayahan disertai dengan Rencana Kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka

pendanaan yang bersifat indikatif.

Dokumen ini disusun secara partisipatif dengan melibatkan berbagai

stakeholder seperti Pemerintah, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh

Tamiang, Pemerintah Kabupaten/Kota sekitar, DPRK, Akademisi, Tokoh Agama,

Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Perwakilan Perempuan, dan Lembaga Swadaya

Masyarakat.

BAB I Pendahuluan I-2

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dalam penyusunan RPJMK Aceh Tamiang beberapa peraturan perundang-

undangan yang menjadi landasan, yaitu sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten,

Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya

dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 17, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

kedua kalinya dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat

Dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

BAB I Pendahuluan I-3

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5059);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan

Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

BAB I Pendahuluan I-4

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4664);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua atas

peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 310);

BAB I Pendahuluan I-5

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

25. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Aceh; (Berita Daerah Tahun 2012 Nomor

121);

26. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Aceh Tamiang;

(Berita Daerah Tahun 2012 Nomor 121);

27. Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 1 Tahun 2012 tertanggal 7 Maret

2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

Anggaran 2012 (Berita Daerah Tahun 2012 Nomor 121);

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang. RPJMK Aceh

Tamiang menjadi dasar penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPK, yang

dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) dan menjadi acuan

dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPK, Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Untuk lebih jelasnya tahapan penyusunan RPJM Kabupaten dapat dilihat

pada Gambar 1.1 berikut ini :

BAB I Pendahuluan I-6

Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJM Kabupaten

1.4. Sistematika Penulisan

Dokumen RPJMK Aceh Tamiang pada BAB I menguraikan tentang Latar

Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar Dokumen, Sistematika

Penulisan, serta Maksud dan Tujuan. BAB II menguraikan tentang Aspek Geografi

dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, serta

Aspek Daya Saing Daerah. BAB III berisi tentang Kinerja Keuangan Masa Lalu,

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, dan Kerangka Pendanaan. BAB IV

menguraikan tentang Permasalahan Pembangunan dan Isu Strategis. BAB V berisi

tentang Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran. Selanjutnya BAB VI berisi tentang Strategi

dan Arah Kebijakan. BAB VII mengandung Kebijakan Umum dan Program

Pembangunan Kabupaten. BAB VIII menjelaskan Indikasi Rencana Program Prioritas

yang disertai Kebutuhan Pendanaan. BAB IX merupakan Penetapan Indikator Kinerja

Daerah. BAB X adalah Pedoman Transisi dan Kaedah Pelaksanaan, sedangkan BAB XI

adalah Penutup.

1.5. Maksud dan Tujuan

1.5.1. Maksud

Maksud penyusunan RPJMK Aceh Tamiang tahun 2013-2017 untuk

merumuskan perencanaan dan penganggaran secara terpadu melalui satu kesatuan

BAB I Pendahuluan I-7

proses yang terintegrasi, konsisten dan mengikat dalam pengambilan keputusan,

penetapan program dan kegiatan pembangunan daerah yang terpadu, serta fokus

dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

1.5.2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMK Aceh Tamiang tahun 2013-2017 adalah

menetapkan acuan penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat

Kabupaten, Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten, serta tolok ukur keberhasilan

kepala daerah selama lima tahun.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 1

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Sub bab Aspek Geografi dan Demografi membahas mengenai karakteristik

lokasi dan wilayah, potensial pengembangan wilayah, wilayah rawan bencana dan

demografi.

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Aceh Tamiang merupakan Kabupaten yang termasuk wilayah administrasi

Provinsi Aceh dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002 dengan luas

wilayah 1.957, 02 Km2, dan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan. Peta administrasi

Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana secara

administratif batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi:

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara,

Kabupaten Gayo Lues dan Selat Malaka;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Gayo

Lues;

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Langsa dan Selat Malaka dan Kabupaten

Aceh Timur; dan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 2

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tamiang

2.1.1.2. Topografi

Kabupaten Aceh Tamiang memiliki klasifikasi kelerengan 0-2%, 2-8%, 8-15%,

15-25%, 25-40%, dan >40%. Berdasarkan kelompok kelerengan tersebut, dominan

memiliki kelerengan 2-8% dengan luasan 81.850,65 Ha atau sebesar 37,17% dari

total luas wilayah kabupaten. Kondisi ketinggian Kabupaten Aceh Tamiang secara

keseluruhan berada kurang dari 2.000 diatas permukaan laut (dpl). Peta Kondisi

Kelerengan dan Ketinggian Wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada

Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 3

Gambar 2.2 Peta kondisi Kelerengan

Gambar 2.3 Peta Ketinggian Wilayah

2.1.1.3. Geologi

Kondisi fisik Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar merupakan daerah

dataran rendah dan hanya sebagian kecil yang merupakan daerah berbukit. Dataran

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 4

rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antara

kecamatan cukup beragam berkisar antara 20-700 meter dpl dengan kemiringan

antara 8-25%.

Jenis tanah umumnya terdiri dari tanah Ultisol atau Podsolik Merah Kuning

(PMK) dari batuan yang tanah dasarnya mengandung Granit, Alfisol (Renzina) dari

batuan kapur, Inceptisol atau tanah Latosol dari berbagai jenis bahan geologi yang

beragam dengan tingkat pelapukan sedang. Tanah Aluvial atau Entisol dari bahan

endapan resen atau baru, Tanah Regosol/Entisol dari bahan pasir yang relatif baru,

serta tanah Organosol (tanah gambut) dan dan Gley humus (Hidromorfik Kelabu)

atau Trapaquepts.

Secara geologi, stratigrafi daerah Aceh Tamiang merupakan bagian dari

stratigrafi regional Lembar Langsa. Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini

adalah Formasi Bahorok (Pub) yang berumur Paleozoik. Secara takselaras tertindih

oleh Formasi Batu gamping Kaloi (MPkl). Di atasnya takselaras terdapat Formasi

Batu gamping Tampur (Totl) berumur Oligosen Awal yang ditindih takselaras oleh

Formasi Bruksah (Tob).

Selanjutnya berturut-turut pada Miosen secara selaras di atasnya terdapat

Formasi Bampo (Tmb) dengan anggotanya (Tmbb), Formasi Keutapang (Tuk),

Formasi Seureula (Tps) dan Formasi Julu Rayeu (QTjr). Formasi Idi (Qpi) merupakan

endapan Kuarter tua (Plistosen) menindih takselaras di bawahnya dan terus

berkembang menjadi endapan Alluvial (Qa).

Batuan di Aceh Tamiang dapat dikelompokkan menjadi Aluvium, batuan

Malihan, batuan Sedimen dan Karbonat. Peta Geologi Kabupaten Aceh Tamiang

dapat dilihat pada Gambar 2.4.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 5

Gambar 2.4 Kondisi Geologi

Identifikasi sebaran bahan galian menurut jenis dan keterdapatannya di

dalam formasi dapat ditelusuri dari jenis batuan yang mengandung bahan tambang

atau mineral tertentu, sehingga bahan galian industri yang terdapat di wilayah

Kabupaten Aceh Tamiang dapat diidentifikasi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:

Bahan galian industri non logam (Batu gamping, Fosfat, Batu lempung dan

Batu lanau, Pasir-Kerikil, dan Batu Kali)

Bahan galian industri logam (Bijih besi)

Bahan galian industri energi (Minyak dan Gas bumi, serta Batubara)

Selain bahan galian industri tersebut di atas, masih terdapat potensi sumber

daya geologi lainnya yaitu:

Potensi sumber daya energi panas bumi

Potensi sumber daya tenaga air

Potensi sumber daya air tanah

Potensi sumber daya geowisata

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 6

2.1.1.4. Hidrologi

Kondisi hidrologi di Kabupaten Aceh Tamiang mulai di bagian hulu terjadi

gerakan air permukaan yang cukup deras, berkurang di bagian tengah dan makin

pelan di bagian hilir. Kondisi demikian menyebabkan bagian hilir (Kecamatan

Seruway, Bendahara, Banda Mulia, dan Manyak Payed) menjadi tempat

pengendapan sedimen yang berasal dari bagian hulu (Kecamatan Tamiang Hulu,

Bandar Pusaka, Tenggulun, dan Sekerak).

Sebelah Timur Laut Kabupaten Aceh Tamiang membentang pantai

sepanjang 54,94 km, dan merupakan tempat bermuaranya Sungai Tamiang. Sungai

Tamiang adalah sungai utama dari dua aliran Sungai Simpang Kiri dan Sungai

Simpang Kanan serta beberapa aliran sungai lainnya. Dimana sungai-sungai di

Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar berhulu di Gayo Lues.

Sungai yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang bila dikelola dengan baik dapat

menjadi sumber utama kehidupan masyarakat untuk menggerakkan sektor

ekonomi dan sosial budaya. Seperti halnya pengairan untuk persawahan dan

perkebunan. Dimana aliran dari sungai-sungai yang ada dapat difungsikan sebagai

irigasi semi teknis dan irigasi sederhana sehingga sebagian besar sawah di

kabupaten ini akan dapat ditanami 3 (tiga) kali setahun.

Berdasarkan Keppres 12 tahun 2012, Wilayah Sungai Tamiang - Langsa dapat

dilihat pada table 2.1, dan Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh

Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.5.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 7

Tabel 2.1

Wilayah Sungai Tamiang – Langsa

Kode WS Wilayah Sungai Daerah Aliran Sungai Kewenangan

Lintas Kabupaten/Kota

01.06.B Tamiang – Langsa DAS dalam wilayah Aceh Tamiang : Manyak Payed; Raja Muda; Putaurukut; Bunin; Simpang Kiri; Genting; Tamiang; Paya Udang; Kemiri; Matang Maku; Sailau; dan Masin.

Pemerintah Aceh

DAS di Wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa : Raya; Bayeuen; Tengku Armiya; Birimpontong; Langsa;

Sumber : Keppres 12 tahun 2012

Gambar 2.5

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 8

Selanjutnya untuk Cekungan Air Tanah (CAT) yang ada di wilayah Aceh

Tamiang diidentifikasikan hanya ada 1 (satu) CAT, ini berdasarkan acuan kepada

Atlas CAT Indonesia yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

tahun 2009, Yaitu seluas 66.589,18 Ha.

2.1.1.5. Klimatologi

A. Curah Hujan

Kabupaten Aceh Tamiang termasuk ke dalam Iklim Tropis dan berdasarkan

pada klasifikasi Iklim Schmidt – Ferguson termasuk tipe iklim sangat basah (A).

Pencatatan curah hujan 10 tahun berturut-turut, curah hujan bulanan tertinggi

sebesar 140,1 mm/bln dan curah hujan terendah 72,4 mm/bln dan curah hujan

tahunan tertinggi sebesar 1681,1 mm/thn dan terendah 868,21 mm/thn (Tabel2.2).

Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011

Bulan Tahun Rata-

rata 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jan 113,2 137,5 30,2 142,4 118,5 140,8 40 75,9 188,6 81,7 106,88

Feb 23 60,1 37,9 21,1 43,3 56,4 5 6,7 50,0 26,5 33

Mar 64,5 165,7 89,2 137,4 98,8 35,6 122,7 86,5 108,9 252,1 `116,14

Apr 104 86,5 168,9 41,8 51 42,5 61 95,7 146,9 19,9 81,82

Mei 36,2 120,8 225,1 55,7 132 99,2 18,7 146,6 80,9 101,8 101,7

Jun 86 28,7 1,6 43,7 78,9 64,1 3,1 86,7 204,6 50,9 64,83

Jul 21,1 127,5 128,1 66,1 64,2 187,2 150,4 41,9 65,4 84,7 93,66

Ags 12,7 131 15,5 23,3 37,1 94,7 113,8 196,2 103,2 175,7 90,32

Sep 55,1 164,5 142,6 86,5 83,5 53,8 16 50,8 124,6 71 84,84

Okt 134,4 120,1 114,3 171,3 84,6 206,3 73,6 74,6 83,6 244,6 130,74

Nop 116,4 85 79 364 44,9 138,9 402,1 428,1 294,5 237,1 219

Des 101,6 160 166,1 412,8 231,2 285,6 222,1 110,7 229,9 283,3 220,33

JLH 868,2 1387,4 1198,5 1566,1 1068 1405,1 1228,5 1400,4 1681,1 1629,3 1343,26

Rata2 72,4 115,6 99,9 130,51 89 117,1 102,4 116,7 140,1 135,78 111,949

Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikul Saleh Lhokseumawe (diolah 2001).

B. Arah dan Kecepatan Angin Hasil pencatatan Kantor Meteorologi dan Geogfisika Malikul Saleh bahwa di

Kabupaten Aceh Tamiang kecepatan angin berkisar antara 3 knots sampai dengan

7,7 knots. Kecepatan terendah pada Tahun 2011 dan tertinggi terjadi pada Tahun

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 9

2006. Arah angin didominasi berasal dari arah Timur Laut (TL), disusul dengan arah

Utara (U), Timur (T) dan Barat Laut (BL) seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) Tahun 2002-2011

Bulan

Tahun

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

A K A K A K A K A K A K A K A K A K A K

Jan T 5,0 T 5,2 TL 6,3 T 5,9 TL 4,6 TL 5,3 T 5,0 TL 6 TL 6 TL 5

Feb TL 3,9 U 5,2 TL 4,6 TL 4,7 TL 5,1 TL 5,0 TL 5,5 TL 5 TL 5 BD 4

Mar TL 3,7 U 4,7 TL 5 TL 4,9 TL 4,6 TL 5,3 TL 5,3 U 7 TL 5 BD 5

Apr U 3,3 U 3,9 TL 5 TL 4,3 BL 4,6 BL 4,9 U 4,9 U 6 U 7 BD 4

Mei TL 3,6 U 3,8 TL 4,6 TL 4,6 U 4,3 TL 5,2 TL 5,2 BL 5 TL 6 BD 5

Jun U 3,6 U 3,9 TL 4,6 TL 4,6 TL 7,7 TG 6,9 U 4,4 TL 6 TL 5 TL 4

Jul U 4,7 U 4,0 TL 4,1 TL 4,0 TL 7,3 TL 4,7 TL 5,2 TL 7 B 5 TL 3

Ags TL 4,5 TL 4,1 TL 4,5 TL 4,6 TL 5,0 N 4,3 TL 3,9 U 7 TL 4 BD 4

Sep TL 5,1 TL 3,6 TL 4,4 BL 4,2 BL 4,9 TL 4,6 TL 4,0 U 5 BD 5 BD 3

Okt U 4,3 TL 4,5 BL 5,3 U 4,1 U 4,4 BL 4,2 U 3,9 U 5 TG 4 TL 3

Nop TL 4,0 TL 4,1 TL 4,7 TL 4,2 TL 4,0 TL 4,2 BL 5,0 TL 6 BD 5 BD 3

Des TL 4,3 TL 5,3 TL 5,5 T 4,5 TL 5,4 T 5,0 TL 4,9 TL 7 TL 5 T 8

Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Malikul Saleh Lhokseumawe (diolah 2011).

2.1.1.6. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tamiang berupa hutan Mangrove,

perkebunan, perkebunan rakyat, permukiman, pertanian lahan kering, sawah,

semak/belukar, sungai, tambak, tanah terbuka/kosong. Berdasarkan

penggunaannya lahan tersebut didominasi oleh hutan seluas 70.588,60 Ha atau

31,86% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang.

Distribusi penggunaan lahan wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi peruntukan

ruang fungsi lindung dan peruntukan ruang fungsi budidaya, yang merupakan

penjabaran rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi serta dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan

daya dukung sumberdaya wilayah.

Pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang didasarkan pada

pertimbangan hasil analisis dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan serta

aspek-aspek kepentingan yang yang ada.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 10

Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032

No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

I KAWASAN LINDUNG 58.302,76 26,31

1. Hutan Lindung 46.620,11 21,04

2. KAWASAN Perlindungan Setempat 9.762,40 4,41

- RTH Permukiman Perkotaan 752,14 0,34

- Sempadan Pantai 505,04 0,23

- Sempadan Sungai 8.505,22 3,84

3. KAWASAN Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya 1.779,63 0,80

- Suaka Alam Perairan 981,70 0,44

- Taman Nasional Gunung Leuser 797,93 0,36

4. KAWASAN Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

140,62 0,06

- Kawasan Resapan Air 140,62 0,06

II KAWASAN BUDIDAYA 163.313,58 73,69

1. KAWASAN Peruntukan Hutan Produksi 38.484,78 17,37

- HPT 970,54 0,44

- Hutan Produksi 33.305,89 15,03

- Hutan Produksi Konversi 4208,35 1,90

2. KAWASAN Peruntukan Hutan Rakyat 424,93 0,19

3. KAWASAN Peruntukan Industri 596,77 0,26

- Industri Agro 187,46 0,08

- Industri Minapolitan 409.31 0,18

4. KAWASAN Peruntukan Lainnya 1.043,21 0,466

- Kawasan Hankam 28,64 0,01

- Kawasan Pendidikan 13,37 0,006

- Kawasan Perkantoran 86,72 0,04

- Kawasan Transmigrasi 914,48 0,41

5. KAWASAN Peruntukan Perikanan 1.821,90 0,82

6. KAWASAN Peruntukan Permukiman 9.785,85 4,41

- Permukiman Pedesaan 7.335,81 3,31

- Permukiman Perkotaan 2.450,04 1,10

7. KAWASAN Peruntukan Pertanian 111.156,10 50,156

- Holtikultura 116,17 0,05

- Kawasan Peternakan 13,20 0,006

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 11

No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

- Perkebunan 43.184,66 19,49

- Perkebunan Rakyat 10.441,33 4,71

- Pertanian Lahan Kering 50.618,50 22,84

- LPPB 886,71 0,40

- Sawah Irigasi 4.508,17 2,03

- Sawah Tadah Hujan 1.387,40 0,63

Jumlah 221.616,34 100,00

Sumber: Hasil Analisis dan Pola Ruang RTRW Kab. Aceh Tamiang Tahun 2012-2032

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032

ditetapkan sistem pusat kegiatan yang tersusun atas pusat-pusat kegiatan yang

berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana

wilayah :

(1) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan

yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa

kecamatan. Sebagimana disebutkan di atas penetapan PKL merupakan

kewenangan Provinsi, sehingga berdasarkan RTRW Aceh ditetapkan PKL di

Kabupaten Aceh Tamiang berupa PKL di Kota Kualasimpang-Kota Karang Baru.

Fungsi utama dari PKL Kota Kualasimpang-Karang Baru adalah sebagai pusat

perdagangan, jasa, pelayanan sosial, umum skala kabupaten dan pusat

pemerintahan di Karang Baru.

(2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kota

kecamatan yang mempunyai potensi untuk berfungsi sebagai pusat jasa,

pusat koleksi dan distribusi, dan simpul transportasi dengan skala pelayanan

desa-desa dalam satu kecamatan yang merupakan kota kecil/ibukota

kecamatan. PPK di Kabupaten Aceh Tamiang, meliputi :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 12

a. Sungai Liput di Kecamatan Kejuruan Muda;

b. Pulo Tiga di Kecamatan Tamiang Hulu;

c. Tualang Cut Manyak Payed;

d. Tangsi Lama di Kecamatan Seruway; dan

e. Alur Cucur di Kecamatan Rantau.

(3) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat

permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar

desa/kampung. Kawasan yang memiliki kriteria sebagai PPL adalah pusat

mukim yang berada di kawasan perdesaan. Atas dasar tersebut PPL

Kabupaten Aceh Tamiang sebagai berikut :

a. PPL Sekerak Kanan di Kecamatan Sekerak;

b. PPL Medang Ara di Kecamatan Karang Baru;

c. PPL Sungai Iyu di Kecamatan Bendahara;

d. PPL Telaga Meuku di Kecamatan Banda Mulia;

e. PPL Simpang Kiri di Kecamatan Tenggulun; dan

f. PPL Babo di Kecamatan Bandar Pusaka.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Berdasarkan catatan sejarah, Aceh tamiang pernah mengalami bencana

Banjir yang sangat besar tahun 2005. Bencana Banjir mengakibatkan lumpuhnya

perekonomian Selain bencana-bencana berskala besar pernah tercatat dalam

sejarah, Aceh Tamiang juga tidak lepas dari bencana yang terjadi hampir setiap

tahun dan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012-2032 , kawasan rawan

bencana yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yaitu :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 13

1. Kawasan rawan bencana banjir seluas 35.094 Ha meliputi : Kecamatan Banda

Mulia seluas 2.163 Ha, Kecamatan Bendahara seluas 5.007 Ha, Kecamatan

Karang Baru seluas 6.308 Ha, Kecamatan Tamiang Hulu seluas 1.483 Ha,

Kecamatan Kejuruan Muda seluas 3.747 Ha, Kecamatan Kota Kualasimpang

seluas 414 Ha, Kecamatan Tenggulun seluas 1.421 Ha, Kecamatan Manyak

Payed seluas 3.134 Ha, Kecamatan Rantau seluas 1.835 Ha, Kecamatan Sekerak

seluas 715 Ha, dan Kecamatan Seruway seluas 8.796 Ha.

2. Kawasan rawan bencana alam geologi berupa gerakan tanah seluas 220.840,89

Ha meliputi; kawasan rawan gerakan tanah tinggi terdapat di kecamatan

Bandar Pusaka, Kecamatan Sekerak, Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan

Tenggulun; kawasan rawan gerakan tanah sedang terdapat di Kecamatan

Bandar Pusaka, Kecamatan Tamiang Hulu dan kecamatan Tenggulun; Kawasan

rawan gerakan tanah rendah terdapat di Kecamatan Manyak Payed,

Kecamatan Bendahara, Kecamatan Banda Mulia , Kecamatan Seruway,

Kecamatan Rantau, Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Sekerak, Kota

Kualasimpang, Kecamatan Kejuruan Muda, Kecamatan Tamiang Hulu,

Kecamatan Tenggulun, dan Kecamatan Bandar Pusaka.

3. Kawasan rawan bencana abrasi tersebar pada bagian hilir kabupaten yang

berada di kawasan pesisir.

2.1.4. Demografi

2.1.4.1 Jumlah Penduduk

Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012 adalah sebanyak

286.226 jiwa, walaupun pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan.

Selama priode tahun 2007-2012, rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh

Tamiang sebesar 2.32 %. Kecamatan Kota Kualasimpang merupakan Kecamatan

dengan pertumbuhan penduduk tertinggi mencapai 5.14 %, dan Kecamatan

Tenggulun merupakan Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk terendah hanya

sebesar 0.39 %, sedangkan pertumbuhan penduduk kecamatan lainnya seperti

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 14

Kecamatan Manyak Payed sebesar 1.83 %, Kecamatan Bendahara sebesar 1.94 %,

Kecamatan Karang Baru sebesar 2.73 %, Kecamatan Seruway sebesar 1.87 %,

Kecamatan Kejuruan Muda 2.43 %, Kecamatan Tamiang Hulu 2.35 %, Kecamatan

Rantau sebesar 2.52 %, Kecamatan Banda Mulia sebesar 2.59 %, Kecamatan Bandar

Pusaka sebesar 2.82 %, dan Kecamatan Sekerak 1.26 %.

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2012

NO Kecamatan Jumlah Penduduk (Tahun)

2008 2009 2010 2011 2012

1 Manyak Payed 29.378 28.984 28.928 31.407 31.982

2 Bendahara 19.882 18.307 18.551 21.237 21.488

3 Banda Mulia 11.206 10.607 10.644 12.001 12.167

4 Seruway 24.225 23.553 23.627 26.517 26.963

5 Rantau 32.771 32.878 32.850 36.840 37.118

6 Karang Baru 35.878 35.978 36.226 39.808 40.599

7 Sekerak 6.287 5.769 6.029 6.506 6.608

8 Kota Kualasimpang 24.291 17.989 18.030 21.450 21.117

9 Kejuruan Muda 33.990 31.491 31.763 35.418 36.681

10 Tamiang Hulu 18.742 17.113 17.353 20.217 20.441

11 Tenggulun 16.885 16.184 16.315 18.480 17.780

12 Bandar Pusaka 12.453 11.476 11.598 13.195 13.282

JUMLAH 265.991 250.329 251.914 283.076 286.226

Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tamiang, September, 2012.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-15

2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB

Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir

menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Pada tahun 2008 perekonomian

Kabupaten Aceh Tamiang mengalami peningkatan dari 0,64 persen menjadi 1,51

persen. Selanjutnya pada tahun 2009 terus mengalami peningkatan sebesar 2,14

persen, tahun 2010 sebesar 3,19 persen dan tahun 2011 sebesar 4,74 persen.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas

mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah

dalam satu tahun. Sampai dengan tahun 2012 nilai PDRB Aceh Tamiang baik Atas

Dasar Harga Konstan 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2012, nilai PDRB ADHK mencapai Rp. 1.425.112,76 naik

sebesar 5,44 % bila dibandingkan dengan PDRB ADHK tahun 2011. Nilai PDRB ADHB

mencapai Rp. 2.714.814,00 naik sebesar 3,99 % bila dibandingkan dengan PDRB

ADHB tahun 2011.

Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012

Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

NO Sektor

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) %

1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Pertanian 494.251,37 40,37 497.132,70 39,75 502.869,70 38,97 525.672,60 38,89 558.244,99 39,17

2 Pertambangan & Penggalian

152.568,68 12,46 150.200,68 12,01 152.895,91 11,85 160.278,76 11,86 165.623,42 11,62

3 Industri Pengolahan

152.782,28 12,48 156.061,94 12,48 158.705,36 12,30 166.097,93 12,29 175.026,85 12,28

4 Listrik,Gas & Air bersih

3.970,02 0,32 4.050,58 0,32 4.166,89 0,32 4.345,89 0,32 4.574,48 0,32

5 Konstruksi 46.431,13 3,79 47.649,58 3,81 49.934,81 3,87 52.652,16 3,90 55.705,98 3,91

6 Perdagangan, Hotel &Restoran

184.164,79 15,04 191.222,83 15,29 201.471,77 15,61 205.552,76 15,21 210.511,57 14,77

7 Pengangkutan 46.431,13 3,79 47.649,58 3,81 49.934,81 3,87 52.652,16 3,90 55.707,22 3,91

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-16

NO Sektor

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) % (Rp.Jutaan) %

1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

& Komunikasi

8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan

19.408,67 1,59 20.125,94 1,61 20.859,20 1,62 21.914,01 1,62 23.333,58 1,64

9 Jasa-jasa 124.304,79 10,15 136.435,65 10,91 149.558,96 11,59 162.352,37 12,01 176.384,67 12,38

PDRB 1.224.312,86 100.00 1.250.529,48 100.00 1.290.397,41 100,00 1.351.518,64 100,00 1.425.112,76 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Tabel 2.7 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Aceh Tamiang

NO Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) Hb (%) Hk (%) Hb (%)

Hk (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pertanian 42,38 40,37 43,92 44,65 42,33 43,71 42,22 38,89 41,86 39,17

2 Pertambangan & Penggalian

15,72 12,46 9,83 13,49 10,59 11,85 10,69 11,86 10,60 11,62

3 Industri Pengolahan

9,12 12,48 9,21 14,02 8,63 12,30 8,51 12,29 8,46 12,28

4 Listrik,Gas & Air bersih

0,43 0,32 0,57 0,36 0,67 0,32 0,86 0,32 0,88 0,32

5 Konstruksi 5,59 3,79 7,01 4,28 7,94 3,87 8,06 3,90 8,15 3,91

6 Perdagangan, Hotel & Restoran

14,32 15,04 15,64 17,18 15,47 15,61 14,75 15,21 14,56 14,77

7 Pengangkutan & Komunikasi

3,68 3,79 4,41 4,28 4,78 3,87 4,86 3,90 4,95 3,91

8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan

1,77 1,59 1,93 1,81 1,92 1,62 2,01 1,62 2,17 1,64

9 Jasa-jasa 6,98 10,15 7,46 12,25 7,68 11,59 8,04 12,01 8,37 12,38

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Secara umum peranan sektor ekonomi menurut lapangan usaha dalam

pembentukan nilai tambah PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011 masih

didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 38,43

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-17

persen. Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Tahun

2011 salah satunya disebabkan daerah Kabupaten Aceh Tamiang merupakan

wilayah sentra perkebunan kelapa sawit dan karet. Kontribusi yang diberikan sektor

pertanian bila dibandingkan Tahun 2010 mengalami sedikit penurunan, dimana

pada tahun 2010 sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 38,17 persen

terhadap PDRB.

Sektor yang memberikan sumbangan terbesar kedua adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2011 sektor ini memberikan kontribusinya

dalam pembentukan PDRB sebesar 15,00 persen. Kontribusi ini sedikit menurun

dibandingkan kontribusi tahun 2010 yaitu sebesar 15,48 persen.

Sektor yang memberikan kontribusi terbesar ketiga pada tahun 2011 adalah sektor

pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 11,70 persen. Kontribusi sektor ini

tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 11,75

persen.

Selanjutnya, sektor industri pengolahan non-migas memberikan kontribusi

dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 12,12 persen pada

tahun 2011.Diikuti oleh sektor bangunan yang memberikan kontribusi terbesar

kelima dalam PDRB Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 5,13 persen atau mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,14 persen pada tahun

2010. Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 11,85 persen. Selanjutnya

sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memberikan kontribusi sebesar

1,60 persen dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih sebagai pemberi kontribusi

terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2011 yaitu

sebesar 0,32 persen.

2.2.1.2. Pendapatan Perkapita

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita atas harga berlaku

berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per-kepala atau satu orang penduduk.

Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui

pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu daerah. PDRB berdasarkan

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-18

harga konstan per kapita Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada Tabel 2.16

berikut :

Tabel 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2008-2012

NO Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Nilai PDRB (Rp. Jutaan )

1.224.312,86 1.250.529,48 1.290.397,41 1.351.518,64 1.425.112,76

2 Jumlah Penduduk (jiwa)

250.746 241.734 251.914 257,681 261.125

3 PDRB perkapita (Rp.Jutaan/jiwa)

4,88 5,17 5,12 5,24 5,45

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan.Penduduk miskin

(menurut BPS) adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan dibawah garis kemiskinan.Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran

kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita

per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan,

sandang, pendidikan dan kesehatan.

2.2.1.3. Persentase Penduduk Miskin Dibawah Garis Kemiskinan

Secara umum tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang terus

mengalami penurunan dari 17,98 persen menjadi 17,49 persen pada tahun 2011

dengan jumlah penduduk miskin sebesar 45.295 jiwa. Tingkat kemiskinan di

Kabupaten Aceh Tamiang berada di atas nasional sebesar 12,47% namun masih

berada di bawah tingkat kemiskinan Provinsi Aceh sebesar 17,49% seperti yang

tergambar pada grafik berikut ini.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-19

Tabel 2.9 Statistik Kemiskinan Kabupaten Aceh Tamiang

Uraian 2008 2009 2010 2011

Batas Garis Kemiskinan (Rp.) 240.753 274.295 298.509 322.629

Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 50.800 45.300 45.130 45.295

Tingkat Kemiskinan (%) 22,29 19,96 17,98 17,49

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

2.2.2.1. Pendidikan

A. Angka Partisipasi Sekolah

APS adalah jumlah murid kelompok usia sekolah (7-12 tahun, 13-15 tahun

dan 16-18 tahun) yang masih menempuh pendidikan per jumlah penduduk usia

sekolah. Hasil analisis perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) lingkup

Kabupaten Aceh Tamiang jenjang pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun),

dapat dilihat dalam Tabel 2.10 berikut :

Tabel 2.10 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

‘07/’08 ‘08/’09 ‘09/’10 ‘10/’11 ‘11/’12

1 SD/MI

1.1. jumlah murid usia 7-12 thn 30.505 30.447 30.288 30.886 30.307

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

33,608 33,358 34,117 34.289 33,828

1.3. APS usia 7-12 tahun 98,76 101,27 98,65 100,08 100,33

2 SMP

2.1. jumlah murid usia 13-15 thn 14.323 14.118 13.525 13.927 14.097

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

16,369 15,879 16,605 16,497 15,669

2.3. APS usia 13-15 tahun 87,50 88,91 81,45 84,42 89,97 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang (2011-2012)

Dari tabel 2.10 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7

sampai dengan 12 tahun di Kabupaten Aceh Tamiang sudah memenuhi standar

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-20

nasional (SPM) yaitu 95 %, mengalami peningkatan dari 98,76 % di tahun 2007

menjadi 100,33 % di tahun 2012. Demikian juga dengan APS 13 sampai dengan 15

tahun dari 87,50 % di tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 89,97 % di tahun

2012, dan APS 13 sampai dengan 15 tahun ini masih dibawah standar nasional yaitu

sebesar 90 %. Sedangkan Angka Partisipasi Sekolah menurut kecamatan pada tahun

2011 disajikan pada Tabel 2.11 berikut.

Tabel 2.11 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011-2012

Menurut Kecamatan

NO Kecamatan

SD/MI SMP/MTs

Jumlah

murid

Usia7-

12thn

Jumlah

penduduk

usia 7-

12th

APS

Jumlah

muridusia13-

15thn

Jumlah

penduduk

usia 13-

15th

APS

1 Manyak Payed 3.861 1,603 240,86 1.542 736 209,51

2 Bendahara 2.366 2,414 98,01 924 1.088 84,93

3 Banda Mulia 1.530 1,425 107,37 575 667 86,21

4 Seruway 3.072 4,222 72,76 1.490 1.961 75,98

5 Rantau 4.077 2,562 159,13 1.878 1.220 153,93

6 Karang Baru 4.781 840 569,17 2.318 389 595,89

7 Sekerak 718 2,348 30,58 148 1.035 14,30

8 Kota

Kualasimpang 3.418 3,265 104,69 1.251 1.524 82,09

9 Kejuruan Muda 3.537 4,647 76,11 1.739 2.162 80,43

10 Tamiang Hulu 2.419 2,293 105,49 999 1.073 93,10

11 Tenggulun 2.215 3,913 56,61 744 1.822 40,83

12 Bandar Pusaka 1.946 4,296 45,30 489 1.992 24,55

Jumlah Total 33.940 33,828 100,33 14.097 15.669 89,97

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Dari tabel 2.11 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7

sampai dengan 12 tahun, pada tahun 2011 tertinggi berada pada posisi kecamatan

Kota kualasimpang sebesar 142,70 % dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7 sampai

dengan 12 tahunterendah berada pada kecamatan Kejuruan muda sebesar 63,04 %,

sedangkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13 sampai dengan 15 tahuntertinggi

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-21

juga berada pada kecamatan Kota kualasimpang sebesar 119,35 % dan kecamatan

Bendahara pada urutan terendah Angka sebesar 32,95 %.

B. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Data BPS (2011) menunjukkan bahwa perkembangan angka rata-rata lama

sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang sampai tahun 2011 tidak terlalu signifikan.

Tahun 2007 angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 8,40

% dan meningkat menjadi 8,85 % pada tahun 2011.

Tabel 2.12 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2007-2011

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Angka Rata-rata Lama Sekolah ( tahun)

8,40 8,40 8,77 8,78 8,85

Sumber : BPS Provinsi Aceh, 2011

D. Angka Partisipasi Kasar Dan Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah siswa pada

tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga

18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di

tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang

berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.

APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah

(atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan

tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang

pendidikan tersebut. Hasil analisis Angka Partisipasi Kasar tahun 2007-2011

disajikan pada Tabel 2.13 berikut.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-22

Tabel 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Tahun 2007-2012

NO Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12

1 TK/RA

1.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan TK/RA

3.512 4.795 4.528 5.066 5.419

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 4-6 tahun

17.018 16.400 16.508 17.274 16.848

1.3. APK TK/RA 20,64 29,24 27,43 29,33 32,16

2 SD/MI

2.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikanSD/MI

36,738 36,603 36,510 36,901 36,289

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

33,608 33,358 34,117 34.289 33,828

2.3. APK SD/MI 109,31 109,73 107,01 107,62 107,28

3 SMP/MTs

3.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikanSMP/MTs

14,812 14,719 14,168 14,608 14,788

3.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

16,369 15,879 16,605 16,497 15,669

3.3. APK SMP/MTs 90,49 92,69 85,32 88,55 94,38

2 SMA/MA/SMK

2.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikanSMA/MA/SMK

10,746 10,889 11,089 11,226 11,687

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

16,437 15,456 16,675 15.629 13,935

2.3. APK SMA/MA/SMK 65,38 70,45 66,50 71,83 83,87 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Khusus untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terdiri dari Taman

Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK) serta

Raudhatul Atfhal (RA) yang dikelola oleh Kemenag. yang disebut juga dengan

pendidikan pra sekolah. PAUD dari pengelolaannya dibedakan menjadi lembaga

formal dan non formal. Lembaga formal mengelola TK/RA sedangkan TPA dan KB

dikelola oleh lembaga non formal. Jadi Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD hanya

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-23

memperhatikan jenjang TK/RA. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2007/2008

untuk tingkat TK/RA sebesar 20,64 % mengalami kenaikan setiap tahunnya menjadi

32,16 % pada tahun 2011/2012, artinya terjadi peningkatan kesadaran masyarakat

untuk memasukkan anak-anak mereka untuk mengikuti program pra pendidikan.

Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga

18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi

dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM)

adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya

dari jumlah penduduk di usia yang sama.

APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa

atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk

kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Hasil analisis angka

partisipasi murni, disajikan dalam Tabel 2.14 berikut :

Tabel 2.14 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)

Tahun 2007-2011

NO Jenjang

Pendidikan Tahun Ajaran

2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

1 SD/MI

1.1.

jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI

30,505 30,477 30,288 30,886 30,307

1.2.

jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

33,608 33,358 34,117 34.289 33,828

1.3. APM SD/MI 90,77 91,36 88,78 90,08 89,59

2 SMP/MTs

2.1.

jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang

10,754 10,725 10,384 10,989 10,676

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-24

NO Jenjang

Pendidikan Tahun Ajaran

2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs

2.2.

jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

16,369 15,879 16,605 16,497 15,669

2.3. APM SMP/MTs 65,70 67,54 62,54 66,61 68,13

3 SMA/MA/SMK

3.1.

jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK

7,082 7,786 7,744 7,363 7,993

3.2.

jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

16,437 15,456 16,675 15.629 13,935

3.3. APM SMA/MA/SMK

43,09 50,38 46,44 47,11 57,36

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI di Kabupaten Aceh Tamiang

mengalami penurunan dari dari 90,77 % di tahun 2007 menjadi 89,59 % di tahun

2012. Juga dengan APM SMP/MTs dari 65,70 % di tahun 2007 mengalami

penurunan menjadi 68,13 % di tahun 2011, meskipun demikian APM SMA/MA/SMK

mengalami peningkatan dari 43,09 % di tahun 2007 meningkat menjadi 57,36 % di

tahun 2012. Angka Partisipasi Murni menurut kecamatan pada tahun 2012 disajikan

pada Tabel 2.15 berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-25

Tabel 2.15 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan Tahun 2011

NO Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

usia 7-12

th bersekolah

di SD/M

I

penduduk usia 7-12 th

APM

usia 13-15

th bersekolah di SMP/MTs

penduduk usia

13-15 th

APM

usia 16-18

th bersekolah di SMA/MA/ SMK

pendu

duk usia 16-

18th

APM

1 Manyak Payed

3,421 1,603 213.41 1,224 736 166.3

0 845 631

133.91

2 Bendahara 2,210 2,414 91.55 629 1,088 57.81 530 934 56.75

3 Banda Mulia

1,362 1,425 95.58 462 667 69.27 123 610 20.16

4 Seruway 2,790 4,222 66.08 1,137 1,961 57.98 701 1,747 40.13

5 Rantau 3,501 2,562 136.65 1,081 1,220 88.61 894 1,096 81.57

6 Karang Baru

4,206 840 500.71 1,468 389 377.3

8 1,602 352

455.11

7 Sekerak 709 2,348 30.20 124 1,035 11.98 - 880 -

8 Kota Kualasimpang

2,923 3,265 89.53 1,166 1,524 76.51 254 1,352 18.79

9 Kejuruan Muda

3,309 4,647 71.21 1,352 2,162 62.53 1,768 1,940 91.13

10 Tamiang Hulu

2,159 2,293 94.16 906 1,073 84.44 786 978 80.37

11 Tenggulun 1,981 3,913 50.63 676 1,822 37.10 251 1,637 15.33

12 Bandar Pusaka

1,736 4,296 40.41 451 1,992 22.64 239 1,778 13.44

Jumlah 30,30

7 33,828 89.59 10,676 15,669 68.13 7,993 13,935 57.36

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

E. Angka Pendidikan Yang di Tamatkan

APT merupakan persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah

ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.

Menurut pendidikan akhir yang ditamatkan, dominan penduduk Kabupaten Aceh

Tamiang pada tahun 2012 adalah tamat Sekolah Dasar yaitu sebesar 28,19%, dan

hanya 2 (dua) orang yang berhasil sampai kepada jenjang pedidikan S-3. Lebih rinci

jumlah penduduk menurut pendidikan akhir yang ditamatkan pada tahun 2012

disajikan pada Tabel 2.16 berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-26

Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Tahun 2012

NO Pendidikan Akhir Jumlah

Penduduk (Orang)

%

1 2 3 4

1 Belum Sekolah 56.152 19,62

2 Tidak Tamat SD 41.974 14,66

3 TamatSD 80.687 28,19

4 SLTP 45.374 15,85

5 SLTA 51.283 17,92

6 D-II 2.290 0,08

7 D-III 2.776 0,97

8 S-1 5.549 1,94

9 S-2 139 0,05

10 S-3 2 0,00

JUMLAH 286.226 100,00 Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Tabel 2.17

Jumlah Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 2012

NO Ijazah Tertingi Jumlah Penduduk

(jiwa)

1 SD 80.687

2 SMP 45.374

3 SMA 51.283

4 Perguruan Tinggi 10.756

5 Jumlah 188.100

2.2.2.2. KesehatanHidup

Status kesehatan masyarakat Aceh Tamiang dapat digambarkan melalui

beberapa indicator utama yaitu Umur Harapan, Angka Kematian, Status Gizi, Angka

kesakitan, dan Kesehatan Lingkungan.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-27

A. Umur Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup masyarakat Aceh Tamiang tahun 2007 sebesar 68,09

tahun dan mengalami peningkatan padatahun 2011 sebesar 69,00 tahun. Namun

angka ini masih berada di bawah angka Nasional sebesar 72,00 Tahun pada Tahun

2011. Hal ini disebabkan masih tingginya masyarakat menderita penyakit menular

dan tidak menular, disamping itu juga faktor pelayanan kesehatan dan kualitas

lingkungan masih belum baik.

Tabel 2.18 Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2007-2011

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 Angka Harapan

Hidup 68,09 68,18 68,27 68,37 69,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Aceh, 2011.

B. Angka Kematian

Angka kematian dibutuhkan beberapa Indikator yaitu Angka Kematian Bayi

(AKB) Angka Kematian Balita (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Sedangkan peningkatan kesejahteraan sosial dalam bidang kesehatan

ditunjukkan denganAngka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun

2007 11/1000 Kelahiran Hidup (KH) dan terus mengalami peningkatan kematian

sampai dengan tahun 2012 AKB 16/1000 KH, walaupun angka ini sudah dibawah

AKB Nasional (Tabel 2.26). Target Aksi Pencapaian MDGs (Millennium Development

Goals) Bidang Kesehatan RPJMN Tahun 2010-2014 Kepres no.5/2010 yaitu

menurunnya Angka Kematian Bayi menjadi 24/1.000 kelahiran hidup.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-28

Tabel 2.19

Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Angka Kematian Bayi/1000 KH 11

11

14

13

13

16

2 Angka kelangsungan hidup bayi

989

989

986

987

987

984

Sumber : Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Tamiang

2. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007 sampai

dengan 2012 terdapat kenaikan dan penurunan capaian, namun angka capaian ini

belum mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) atau RPJMN Tahun

2010-2014 yaitu menurunnya Angka Kematian Ibu menjadi 118/100.000 kelahiran

hidup. Adapun penyebab langsung kematian ibu di Kabupaten Aceh Tamiang dari

tahun 2007-2012 masih berkisar antara pendarahan, penyakit hipertensi dalam

kehamilan/eklamsi, dan infeksi, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.20 Angka Kematian Ibu Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Angka Kematian Ibu/100.000 KH

212 286 128 325 226 208

C. Status Gizi

Jika ditinjau dari status gizi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang tahun

2007 sampai dengan Tahun 2012 sudah mencapai target MDGs yaitu sebesar 15 %.

Balita yang menderita gizi buruk berdasarkan indikator BB/ TB walaupun kasus gizi

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-29

buruk tetap mengalami fluktuasi dari tahun 2007 1,24 % dan pada tahun 2008

terjadi penurunan 0,20 % dan pada tahun 2009 terjadi kenaikan 0,91 % begitu juga

dengan tahun 2010 0,27 % terjadi penurunan kembali dan terjadi peningkatan lagi

pada tahun 2012 0,28 % ini memberikan gambaran bahwa perlunya kajian strategis

sehinga pada tahun 2017 angka gizi buruk 0 %.

Tabel 2.21 Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2007-2011

Sumber : Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Tamiang, 2012

D. Angka Kesakitan

Permasalahan kinerja upaya pembangunan kesehatan dapat juga terlihat

dari masih adanya beban penyakit menular tertentu yang terjadi di masyarakat dan

memerlukan perhatian serius antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.22 Angka Kesakitan Penyakit Menular Tertentu

Tahun 2007-2012

No Kondisi Penyakit Menular Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kasus TB (BTA +) per 100.000 pddk 58,74 83,46 89,88 108,37 122,93 109,01

2 Kasus Malaria (API) per 1.000 pddk 0,75 0,95 0,45 0,48 0,37 0,31

3 Kasus Diare per 1.000 penduduk - 53,84 57,87 51,61 58,45 50,04

4 Kasus Pneumonia per 100 Balita - 1,23 1,02 1,13 2 6,6

5 Prevalensi HIV/AIDS per 100.000 pddk 0,39 0,75 1,2 3,76 3,88 6,01

6 Kasus DBD per 100.000 pddk 13,74 63,63 25,61 93,15 67,52 20,96 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012

Dari Tabel diatas terlihat bahwa angka kesakitan penyakit menular tertentu

tahun 2007–2012 yang menjadi komitmen global melalui MDGs maupun Nasional

seperti TB dan HIV/AIDS menunjukkan kecendrungan peningkatan setiap tahunnya.

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Persentase Balita Gizi Buruk

1,24 0,20 0,91 0,27 0,28 -

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-30

Sedangkan malaria menunjukkan kecendrungan penurunan (API) < 1 atau

0,31/1000), namun demikian kecendrungan ini memerlukan kajian lebih lanjut

karena cakupan pemeriksaan darah penduduk masih berkisar 2 % - 3 %, sedangkan

standar minimal 10 %.

Angka kasus diare dan pneumonia dalam kurun waktu 2007-2012 tergolong

rendah jika dibandingkan dengan perkiraan angka nasional yang mencapai

243/1000 penduduk menderita diare, sedangkan perkiraan angka nasional untuk

pneumonia 10 % dari perkiraan jumlah balita. Hal ini mengindikasikan perlunya

upaya penjaringan yang lebih optimal.

Kasus DBD di Aceh Tamiang dalam kurun waktu 2007-2012 berfluktuasi

setiap tahunnya dengan kejadian tertinggi ditahun 2010 dan terendah pada tahun

2012. Begitu juga dengan penyakit-penyakit tidak menular masih belum terukur

beban masalahnya secara baik, namun hasil laporan kasus penyakit 10 besar yang

berasal dari layanan Puskesmas, menunjukkan bahwa kasus hipertensi dan diabetes

mellitus tergolong tinggi.

2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga

Gedung Kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Aceh Tamiang berjumlah 1

(satu) buah terletak di Komplek Stadion Karang Baru. Gedung ini diperoleh dari

dana Otonomi Khusus Tahun 2010. Namun gedung tersebut belum bisa

dimanfaatkan karena belum dilengkapi fasilitas yang memadai seperti instalasi air

minum (PDAM), listrik, dan membutuhkan pematangan lahan halaman gedung yang

masih tidak rata permukaannya dan belum memiliki akses jalan masuk.

Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2012 Kabupaten Aceh Tamiang

dapat dilihat pada tabel 2.23 dan 2.24 berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-31

Tabel 2.23 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2012

Kabupaten Aceh Tamiang

No Capaian Pembangunan Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

1 Jumlah Grup Kesenian per 10.000. Penduduk

17 18 35 35 35 37

2 Jumlah Gedung Kesenian - - - 1 1 1

3 Jumlah Klub Olah Raga per 10.000. Penduduk

- - - 21,11 21,07 -

4 Jumlah Gedung Olahraga -

-

-

-

-

-

Sumber : Disbudparpora, 2012

Tabel 2.24 Tabel Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011

Menurut Kecamatan

No Nama Kecamatan

Jumlah Grup Kesenian per

10.000. Penduduk

Jumlah Gedung

Kesenian

Jumlah Klub Olah Raga per

10.000. Penduduk

Jumlah Gedung Olah Raga per

10.000. Penduduk

1 Kec. Manyak Payed 2 - 23 -

2 Kec.Bendahara 4 - 3 -

3 Kec. Banda Mulia 2 - 4 -

4 Kec.Seruway 7 1 3 -

5 Kec. Rantau 2 - 22 -

6 Kec. Karang Baru 5 1 13 -

7 Kec. Sekerak 3 - 30 -

8 Kec. KotaKualasimpang 3 - 11 -

9 Kec. Kejuruan Muda 1 - 19 -

10 Kec. Tamiang Hulu 3 - 27 -

11 Kec. Tenggulun 2 - 17 -

12 Kec. Bandar Pusaka 2 - 28 -

Sumber : Disbudparpora, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-32

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1. Pendidikan

Penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan telah banyak

dilakukan perbaikan baik dalam peningkatan kualitas maupun dalam peningkatan

prasarana dan sarana. Pencapaian bidang pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang

salah satunya ditunjukan dengan tingkat kelulusan siswa yang semakin baik. Angka

kelulusan siswa tingkat SD di Kabupaten Aceh Tamiang tahun ajaran 2008 sebesar

98,38 % menurun pada tahun 2009 sebesar 94,37 %, dan meningkat lagi tahun

2010 sebesar 95,59 % dan terus meningkat tahun 2011 sebesar 99,84 dan pada

tahun 2012 mencapai 100 %. Persentase kelulusan siswa tingkat SMP meningkat

dari 3 8 , 3 % pada tahun 2008, menjadi 91,03 % pada tahun 2009 dan 98,13 persen

pada tahun 2012. Persentase kelulusan siswa yang meningkat cukup tajam adalah

angka kelulusan tingkat SMA, yaitu dari 31,02 % pada tahun 2008 menjadi sebesar

99,39 % pada tahun 2012.

Tabel 2.25

Perkembangan Angka Kelulusan Tahun 2007-2012

Tahun Ajaran NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12

1 SD/MI

1.1 Jumlah siswa lulus UN 5.250 4.981 5.023 5.570 5.807

1.2 Jumlah siswa ikut UN 5.312 5.278 5.255 5.579 5.807

1.3 Rasio 98,38 94,37 95,59 99,84 100,00

2 SMP/MTs

2.1 Jumlah siswa lulus UN 1.639 3.939 4.307 4.466 4.417

2.2 Jumlah siswa ikut UN 4.265 4.316 4.550 4.620 4.051

2.3 Rasio 38,43 91,03 94,66 96,67 98,13

3 SMA/MA/SMK

3.1 Jumlah siswa lulus UN 1.019 2.704 3.351 3.067 3.284

3.2 Jumlah siswa ikut UN 3.266 3.313 3.469 3.177 3.304

3.3 Rasio 31,2 81,62 96,6 96,54 99,39

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang 2012

Tabel 2.25 di atas menunjukkan Angka Kelulusan setiap jenjang pendidikan

mulai dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari tahun 2007-2008 mengalami

peningkatan setiap tahun sampai dengan tahun 2011-2012.

APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk

usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-33

terutama usia sekolah. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti

pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang

mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah

murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah.

Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk

usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta

peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak

berubah atau malah semakin rendah.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI masing-masing kecamatan di

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 cukup variatif, bahkan terdapat Angka

Pertisipasi Sekolah SD/MI dan SMP/MTs yang diatas 100 % pada beberapa

kecamatan ini terjadi karena murid yang bersekolah di kecamatan tersebut berasal

dari luar kecamatan. Sedangkan di Kecamatan Sekerak Angka Partisipasi Sekolah

pada posisi terendah menunjukkan bahwa tidak ada penduduk usia 7-12 tahun yang

bersekolah di kecamatan tersebut, atau di Kecamatan Sekerak masih kekurangan

sekolah setingkat SD/MI dan SMP/MTs. Hasil analisis rasio ketersediaan sekolah per

10.000 penduduk usia sekolah se-Kabupaten Aceh Tamiang, disajikan dalam tabel

2.26 sebagai berikut :

Tabel 2.26 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12

1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 178 178 179 179 179

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

33,608 33,358 34,117 34.289 33,828

1.3. Rasio 52,96 53,36 52,47 52,20 52,91

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 67 67 69 71 73

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

16,369 15,879 16,605 16,497 15,669

2.3. Rasio 40,93 42,19 41,55 43,04 46,59

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-34

Dari tabel 2.26 di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah pada

kabupaten Aceh Tamiang pada jenjang SD/MI sudah terpenuhi (52,91 sekolah per

10.000 penduduk) namun pada titik tertentu masih dibutuhkan sekolah untuk

melayani penduduk yang penyebaran tidak merata, hal itu dapat dilakukan dengan

membuka kelas jauh (filial). Ketersediaan sekolah pada jenjang SMP/MTs masih

belum mencukupi (46,59 sekolah per 10.000 penduduk), hal ini mengindikasikan

perlunya pembangunan sekolah baru untuk memenuhi kebutuhan penduduk di

Kabupaten Aceh Tamiang pada beberapa lokasi.

Tabel 2.27 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN

SD/MI SMP/MTs

Jumlah gedung sekolah

jumlah penduduk

usia 7-12 th Rasio

Jumlah gedung sekolah

jumlah penduduk

usia 13-15 th Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7)

1 Manyak Payed 20 1.603 124,77 7 736 95,11

2 Bendahara 17 2.414 70,42 5 1.088 45,96

3 Banda Mulia 9 1.425 63,16 3 667 44,98

4 Seruway 18 4.222 42,63 7 1.961 35,70

5 Rantau 17 2.562 66,35 7 122 573,77

6 Karang Baru 26 840 309,52 7 389 179,95

7 Sekerak 7 2.348 29,81 2 1.035 19,32

8 Kota Kualasimpang 11 3.265 33,69 6 1.524 39,37

9 Kejuruan Muda 17 4.647 36,58 11 2.162 50,88

10 Tamiang Hulu 12 2.293 52,33 7 1.073 65,24

11 Tenggulun 10 3.913 25,56 4 1.822 21,95

12 Bandar Pusaka 15 4.296 34,92 7 1.992 35,14

Jumlah Total 179 33.828 52,91 73 15.669 46,59

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang

Dari tabel 2.27 di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah jenjang

SD/MI di Kecamatan Kejuruan Muda dan Seruway masih perlu dibangun sekolah

atau mungkin dapat dilakukan dengan membuka kelas jauh (filial). Akan tetapi pada

jenjang SMP/MTs masih dibutuhkan pembangunan sekolah untuk memenuhi

kebutuhan penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang.

Hasil analisis rasio jumlah guru/murid se-Kabupaten Aceh Tamiang disajikan

dalam Tabel 2.28 berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-35

Tabel 2.28 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru - 2.170 2.267 2.406 2.425

1.2. Jumlah Murid 36.738 36.603 36.510 36.901 36.289

1.3. Rasio - 5,93 6,21 6,52 6,68

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru - 1.308 2.326 1.365 1.435

2.2. Jumlah Murid 14.812 14.719 14.618 14.608 14.788

2.3. Rasio - 8,89 15,91 9,34 9,70

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Dari tabel 2.28 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru yang ada baik pada

jenjang SD/MI dan SMP/MTs sudah mencukupi, tetapi pada beberapa bidang studi

masih terjadi kekurangan guru mata pelajaran, selain itu juga perlu dilakukan

distribusi atau penyebaran guru tidak merata pada semua sekolah hal ini dapat di

atasi dengan memperbaiki penyebaran guru kesekolah-sekolah.

Tabel 2.29

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN

SD/MI SMP/MTs

Jumlah Guru

Jumlah Murid

Rasio Jumlah Guru

Jumlah Murid

Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7)

1 Manyak Payed 295 4.077 7,24 182 1.723 10,56

2 Bendahara 222 2.699 8,23 88 918 9,59

3 Banda Mulia 122 1.616 7,55 62 644 9,63

4 Seruway 208 3.399 6,12 132 1.467 9,00

5 Rantau 255 4.188 6,09 153 1.695 9,03

6 Karang Baru 372 5.100 7,29 198 2.098 9,44

7 Sekerak 74 842 8,79 27 139 19,42

8 Kota Kualasimpang 204 3.486 5,85 158 1.682 9,39

9 Kejuruan Muda 241 3.999 6,03 175 1.599 10,94

10 Tamiang Hulu 154 2.570 5,99 119 1.202 9,90

11 Tenggulun 121 2.361 5,12 58 928 6,25

12 Bandar Pusaka 157 1.952 8,04 83 693 11,98

Jumlah Total 2.425 36.289 6,68 1.435 14.788 9,70

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel 2.29 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru pada jenjang SD/MI

dan SMP/MTs bervariasi pada setiap kecamatan, ada sebagian kecamatan yang

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-36

gurunya berlebih sehingga dikecamatan lainnya kekurangan guru, bahkan pada

kecamatan tertentu juga pemerataan guru belum sesuai dengan standar.

Tabel 2.30 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru - 2.170 2.267 2.406 2.425

1.2. Jumlah Kelas - 1.161 1.127 1.197 1.224

1.3. Jumlah Murid 36.738 36.603 36.510 36.901 36.289

1.4. Rasio 0,0511 0,0551 0,0545 0,0546

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru - 1.308 2.326 1.365 1.435

2.2. Jumlah Kelas - 493 535 568 543

2.3. Jumlah Murid 14.812 14.719 14.618 14.608 14.788

2.4. Rasio - 0,1803 0,2974 0,1645 0,1787

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel 2.30 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah guru pada jenjang SD/MI

pada setiap tahun terus meningkat dari 0,0511 % pada tahun 2008 menjadi 0,0546

% pada tahun 2012, sementara itu kenaikan jumlah siswa pertahun bervariasi, pada

tahun 2008 sebesar 36.603 siswa dan pada tahun 2012 sebesar 36.289 siswa yang

akhirnya rasio guru dan siswa sebesar 0,0546 %. Sedangkan pada jenjang SMP/MTs

setiap tahun guru terus meningkat dari 0,1803 % pada tahun 2008menjadi 0,1778

% pada tahun 2012, sementara itu kenaikan jumlah siswa pertahun berpariasi, pada

tahun 2008 sebesar 14.719 siswa dan pada tahun 2012 sebesar 14.788 siswa yang

akhirnya rasio guru dan siswa sebesar 0.1778 %.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-37

Tabel 2.31 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Dasar

Menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011-2012

NO KECAMATAN

SD/MI SMP/MTs

Jumlah Guru

Jumlah Kelas

Jumlah Murid

Rasio Jumlah Guru

Jumlah Kelas

Jumlah Murid

Rasio

1 Manyak Payed 295 128 4.077 0,5653 182 68 1.723 1,5534

2 Bendahara 222 111 2.699 0,7410 88 34 918 2,8194

3 Banda Mulia 122 57 1.616 1,3245 62 26 644 3,7028

4 Seruway 208 118 3.399 0,5186 132 60 1.467 1,4997

5 Rantau 255 122 4.188 0,4991 153 59 1.695 1,5299

6 Karang Baru 372 181 5.100 0,4030 198 73 2.098 1,2928

7 Sekerak 74 49 842 1,7936 27 7 139 27,7492

8 Kota Kualasimpang 204 96 3.486 0,6096 158 50 1.682 1,8787

9 Kejuruan Muda 241 116 3.999 0,5195 175 66 1.599 1,6582

10 Tamiang Hulu 154 78 2.570 0,7682 119 37 1.202 2,6757

11 Tenggulun 121 68 2.361 0,7537 58 24 928 2,6042

12 Bandar Pusaka 157 100 1.952 0,8043 83 39 693 3,0710

Jumlah Total 2.425 1.224 36.289 0,0546 1.435 543 14.788 0,1787

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel 2.31 di atas, pada jenjang SD/MI dapat dilihat bahwa jumlah guru

pada setiap kecamatan terjadi perbedaan yang signifikan hal ini dapat terlihat pada

daerah perkotaan dengan daerah pedalaman dengan total guru demikian juga pada

jumlah kelas yang akhir jumlahnya 1.224 termasuk jumlah murid 36.289 siswa

sedangkan rasio guru, kelas dan murid 0.0546. Sedangkan pada jenjang SMP/MTs

dapat dilihat bahwa jumlah guru pada setiap kecamatan terjadi perbedaan yang

signifikan hal ini dapat terlihat pada daerah perkotaan dengan daerah pedalaman

dengan total guru demikian juga pada jumlah kelas yang akhir jumlahnya 543

termasuk jumlah murid 14.788 siswasedangkan rasio guru, kelas dan murid 0.1787.

Tabel 2.32

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2007-2012 Jenjang Pendidikan Menengah

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 Usia 16 – 18 tahun

1.1. Jumlah muridusia 16-18tahun 8.455 8.476 8.548 8.218 8.472

1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

16,437 15,456 16,675 15.629 13,935

1.3. APS Usia 16 – 18 tahun 51,44 54,84 51,26 52,58 60,80

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-38

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel 2.32 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS)

16 sampai dengan 18 tahun di Kabupaten Aceh Tamiang terus mengalami

peningkatan dari 51,44 % di tahun 2007 menjadi 60,80 % di tahun 2012.

Tabel 2.33 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011-2012 Menurut Kecamatan

NO Kecamatan

Usia 16–18 tahun

Jumlah murid Usia 16-18 thn

Jumlah penduduk usia 16-18 th

APS

1 Manyak Payed 904 631 143,26

2 Bendahara 663 934 70,99

3 Banda Mulia 137 610 22,46

4 Seruway 749 1.747 42,87

5 Rantau 932 1.096 85,04

6 Karang Baru 1.657 352 470,74

7 Sekerak 6 880 0,68

8 Kota Kualasimpang 275 1.352 20,34

9 Kejuruan Muda 1.787 1.940 92,11

10 Tamiang Hulu 822 978 84,05

11 Tenggulun 269 1.637 16,43

12 Bandar Pusaka 271 1.778 15,24

Jumlah Total 8.472 13.935 60,80

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel 2.33 diatas, dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS)

16 sampai dengan 18 tahunpada tahun 2007 tertinggi berada pada possisi

kecamatan Karang Baru sebesar 470,74 % dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16

sampai dengan 18 tahunterendah berada pada kecamatan sekerak sebesar 0,68 %.

Hal ini terjadi karena banyak siswa dari luar kecamatan bersekolah di Karang Baru

sehingga APS lebih dari 100 %, sedangkan siswa jenjang SMA/MA/SMK yang tinggal

di Kecamatan Sekerak semuanya bersekolah di luar kecamatan.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-39

Tabel 2.34 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SMA/MA/SMK

1.1. Jumlah gedung sekolah 36 36 38 38 38

1.2. Jumlahpendudukkelompokusia16-18 tahun

16,437 15,456 16,675 15.629 13,935

1.3. Rasio 21,90 23,29 22,79 24,31 27,27

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel 2.34 di atas, dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah jenjang

SMA/MA/SMK di Kabupaten Aceh Tamiang belum mencukupi (27,27 sekolah per

10.000 penduduk) hal ini mengindikasikan perlunya pembangunan sekolah untuk

memenuhi kebutuhan penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang terutama di beberapa

kecamatan yang padat penduduk.

Tabel 2.35 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

menurut Kecamatan Tahun 2011-2012

NO KECAMATAN

SMA/MA/SMK

Jumlah gedung sekolah

Jumlah penduduk usia 16-18 th

Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Manyak Payed 3 631 47,54

2 Bendahara 3 934 32,12

3 Banda Mulia 1 610 16,39

4 Seruway 3 1,747 17,17

5 Rantau 4 1,096 36,50

6 Karang Baru 6 352 170,45

7 Sekerak - 880 0

8 Kota Kualasimpang 2 1,352 14,79

9 Kejuruan Muda 9 1,940 463,92

10 Tamiang Hulu 3 978 30,67

11 Tenggulun 1 1,637 6,11

12 Bandar Pusaka 3 1,778 16,87

Jumlah Total 38 13,935 27,27

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang

Ketersediaan sekolah jenjang SMA/MA/SMK di setiap kecamatan di

Kabupaten Aceh Tamiang belum mencukupi (27,27 sekolah per 10.000 penduduk)

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-40

terutama di kecamatan Rantau, Tenggulun, Sekerak, Banda Mulia), hal ini

mengindikasikan perlunya pembangunan sekolah untuk memenuhi kebutuhan

penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang terutama di beberapa kecamatan yang

padat penduduk.

Tabel 2.36 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SMA/MA/SMK

1.1. Jumlah Guru - 952 1.051 1.152 1.159

1.2. Jumlah Murid 10.746 10.889 11.089 11.226 11.687

1.3. Rasio - 8,74 9,48 10,26 9,92

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Tabel 2.36 di atas menunjukkan bahwa rasio guru pada jenjang

SMA/MA/SMK mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 8,74 % menjadi 9,92

% pada tahun 2011. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah guru SMA/MA/SMK

di Kabupaten Aceh Tamiang sudah berlebih, tetapi data guru yang digunakan

mencakup guru PNS, Guru Kontrak dan Guru Bakti. Kekurang guru SMA/MA/SMK

masih terjadi pada mata pelajaran tertentu, sehingga masih dibutuhkan

penerimaan CPNS.

Tabel 2.37

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN SMA/MA/SMK

JumlahGuru JumlahMurid Rasio

(1) (2) (6) (7) (8=6/7)

1 Manyak Payed 88 1.163 7,57

2 Bendahara 93 977 9,52

3 Banda Mulia 29 247 11,74

4 Seruway 82 1.007 8,14

5 Rantau 127 1.695 7,49

6 Karang Baru 305 2.440 12,50

7 Sekerak - - -

8 Kota Kualasimpang 44 342 12,87

9 Kejuruan Muda 237 2.286 10,37

10 Tamiang Hulu 75 916 8,19

11 Tenggulun 22 320 6,88

12 Bandar Pusaka 57 294 19,39

Jumlah Total 1.159 11.687 9,92

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-41

Rasio guru per murid per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.37 di atas,

pada kecamatan tertentu seperti Kota Kualasimpang, Karang Baru, Banda Mulia,

dan Bandar Pusaka memiliki kelebihan guru yang cukup signifikan, sedangkan

Rantau dan Manyak Payed memiliki rasio guru per murid yang rendah.

Tabel 2.38 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang Pendidikan Menengah

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SMA/MA/SMK

1.1. Jumlah Guru - 952 1.051 1.152 1.159

1.2. Jumlah Kelas 254 302 309 360

1.3. Jumlah Murid 10.746 10.889 11.089 11.226 11.687

1.4. Rasio 0,3442 0,3138 0,3321 0,2755

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Rasio guru per murid per kelas pada jenjang SMA/MA/SMK dapat dilihat

pada tabel 2.38 di atas, terjadi peningkatan yang signifikan, yaitu pada pada tahun

2008 jumlah 952 siswa dan pada tahun 2012 jumlah 1.159 siswa, demikian juga

kelas, pada tahun 2008 jumlah 254 kelas dan pada tahun 2012 jumlah 360 kelas

sedangkan murid pada tahun 2007 berjumlah 10.746 murid dan pada tahun 2012

berjumalah 11.687 murid. Sehingga rasio pada tahun 2008, pada posisi 0,3442

menjadi 0,2755 pada tahun 2012.

Tabel 2.39 Jumlah Guru/Murid per Kelas Rata-rata Jenjang

Pendidikan Menengah Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN

SMA/MA/SMK

Jumlah Guru

Jumlah Kelas

Jumlah Murid

Rasio

1 Manyak Payed 88 32 1.163 2,3646

2 Bendahara 93 23 977 4,1387

3 Banda Mulia 29 8 247 14,6761

4 Seruway 82 33 1.007 2,4676

5 Rantau 127 46 1.695 1,6288

6 Karang Baru 305 78 2.440 1,6026

7 Sekerak - - - -

8 Kota Kualasimpang 44 14 342 9,1896

9 Kejuruan Muda 237 83 2.286 1,2491

10 Tamiang Hulu 75 30 916 2,7293

11 Tenggulun 22 7 320 9,8214

12 Bandar Pusaka 57 6 294 32,3129

Jumlah Total 1.159 360 11.687 0,2755

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-42

Rasio guru per murid per kelas pada jenjang SMA/MA/SMK per kecamatan

dapat dilihat pada tabel 2.39 di atas, pada kecamatan tertentu, seperti kecamatan

Karang Baru, Rantau dan Kejuruan Muda sangat berlebihan sedangkan pada

Kecamatan Tenggulun dan Bandar Pusaka memiliki rasio guru per murid yang

rendah. Walaupun pada rasio murid memang tidak mengkawatirkan, jika dilihat

pada mata pelajaran sangat kekurangan sekali, terutama pada mata pelajaran

tertentu.

Tabel 2.40

Ketersediaan sekolah Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI

1.1. Jumlah sekolah kondisi baik 144 128 135 174 141

1.2. Jumlah sekolah seluruhnya 178 178 179 179 179

1.3. Rasio 80.90 71.91 75.42 97.21 78.77

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah sekolah kondisi baik 52 52 69 71 53

2.2. Jumlah sekolah seluruhnya 67 67 69 71 73

2.3. Rasio 77.61 77.61 100.00 100.00 72,60

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah sekolah kondisi baik 23 23 38 38 38

3.2. Jumlah sekolah seluruhnya 36 36 38 38 38

3.3. Rasio 63.89 63.89 100.00 100.00 100.00

3.3. Rasio 63.89 63.89 100.00 100.00 100.00

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-43

Tabel 2.41 Fasilitas Pendidikan Tahun 2011-2012

Menurut kecamatan

NO Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

Jumlah sekolah kondisi

baik

Jumlah sekolah

seluruhnya Rasio

Jumlah sekolah kondisi

baik

Jumlah sekolah seluruh

nya

Rasio

Jumlah sekolah kondisi

baik

Jumlah sekolah seluruh

nya

Rasio

1 Manyak Payed 17 20 85.00 6 7 85.71 3 3 100,00

2 Bendahara 16 17 94.12 4 5 80.00 3 3 100,00

3 Banda Mulia 7 9 77.78 2 3 66.67 1 1 100,00

4 Seruway 12 18 66.67 4 7 57.14 3 3 100,00

5 Rantau 11 17 64.71 6 7 85.71 4 4 100,00

6 Karang Baru 21 26 80.77 6 7 85.71 6 6 100,00

7 Sekerak 7 7 100.0

0 - 2 - - - -

8 Kota Kualasimpang 7 11 63.64 4 6 66.67 2 2 100,00

9 Kejuruan Muda 12 17 70.59 7 11 63.64 9 9 100,00

10 Tamiang Hulu 12 12 100.0

0 4 7 57.14 3 3 100,00

11 Tenggulun 6 10 60.00 4 4 100.0

0 1 1 100,00

12 Bandar Pusaka 13 15 86.67 6 7 85.71 3 3 100,00

Jumlah 141 179 78.77 53 73 72.60 38 38 100,00

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Pada Jenjang SMA/MA/SMK sudah 100 % kondisi baik. Hal Kondisi fasilitas

sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang belum 100 % baik, hal ini dapat di lihat pada

tabel 2.41 di atas, Jenjang SD/MI 78,77 % kondisi baik dan 21,23 % kondisi rusak,

sedang SMP/MTs 72,60 % kondisi baik dan ini mengindikasikan masih diperlukan

program rehabilitasi gedung perawatan secara berkala.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-44

Tabel 2.42 Perkembangan Angka Putus Sekolah Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12

1 SD/MI

1.1. Jumlah siswa putus sekolah - 57 17 46 44

1.2. Jumlah siswa seluruhnya 36.738 36.603 36.510 36.901 36.289

1.3. Rasio - 0,16 0,05 0,12 0,12

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah siswa putus sekolah - 46 158 39 59

2.2. Jumlah siswa seluruhnya 14.812 14.719 14.618 14.608 14.788

2.3. Rasio - 0,31 1,08 0,27 0,40

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah siswa putus sekolah - 31 101 117 81

3.2. Jumlah siswa seluruhnya 10.746 10.889 11.089 11.226 11.687

3.3. Rasio - 0,28 0,91 1,04 0,69

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Memperhatikan tabel di atas, perkembangan Angka Putus Sekolah pada

tahun 2008/2009 untuk jenjang SD/MI sebesar 0,16 % mengalami penurunan

menjadi 0,12 % pada tahun 2011/2012. Jenjang SMP/MTs sebesar 0,13 %

mengalami peningkatan menjadi 0,40 % pada tahun 2011/2012, sedangkan jenjang

SMA/MA/SMK 0,28 % mengalami peningkatan menjadi 0,69 % pada tahun

2011/2012 artinya pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK terjadi peningkatan

angka putus sekolah. Angka Putus Sekolah tahun 2011/2012 menurut kecamatan di

Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada Tabel 2.43 berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-45

Tabel 2.43 Angka Putus Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan

NO Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

Jumlah siswa putus

sekolah

Jumlah siswa

seluruhnya Rasio

Jumlah siswa putus

sekolah

Jumlah siswa

seluruhnya Rasio

Jumlah siswa putus

sekolah

Jumlah siswa

seluruhnya Rasio

1 Manyak Payed 4 4.077 0,10 7 1.723 0,41 34 1.163 2,92

2 Bendahara 12 2.699 0,44 1 918 0,11 - 977 -

3 Banda Mulia - 1.616 - - 644 - 5 247 2,02

4 Seruway 8 3.399 0,24 8 1.467 0,55 28 1.007 2,78

5 Rantau 1 4.188 0,02 6 1.695 0,35 - 1.695 -

6 Karang Baru 2 5.100 0,04 - 2.098 - - 2.440 -

7 Sekerak - 842 - - 139 - - - -

8 Kota Kualasimpang - 3.486 - 21 1.682 1,25 9 342 2,63

9 Kejuruan Muda 9 3.999 0,23 10 1.599 0,63 5 2.286 0,22

10 Tamiang Hulu 8 2.570 0,31 1 1.202 0,08 - 916 -

11 Tenggulun - 2.361 - 4 928 0,43 - 320 -

12 Bandar Pusaka - 1.952 - 1 693 0,14 - 294 -

Jumlah 44 36.289 0,12 59 14.788 0,40 81 11.687 0,69

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Memperhatikan tabel 2.43 di atas, Angka Putus Sekolahjenjang SD/MI

tertinggi (0,44 %) terdapat di kecamatan Bedahara, jenjang SMP/MTs Angka Putus

Sekolah tertinggi (1,25 %) terdapat di kecamatan Kota Kualasimpang, sedangkan

jenjang SMA/MA/SMK Angka Putus Sekolah tertinggi (2,92 %) terdapat di

kecamatan Manyak Payed.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-46

Tabel 2.44 Perkembangan Angka Kelulusan

Tahun 2007-2012

Tahun Ajaran NO JenjangPendidikan 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12

1 SD/MI

1.1. Jumlah siswa lulus UN 5.250 4.981 5.023 5.570 5.807

1.2. Jumlah siswa ikut UN 5.312 5.278 5.255 5.579 5.807

1.3. Rasio 98,38 94,37 95,59 99,84 100,00

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah siswa lulus UN 1.639 3.939 4.307 4.466 4.417

2.2. Jumlah siswa ikut UN 4.265 4.316 4.550 4.620 4.051

2.3. Rasio 38,43 91,03 94,66 96,67 98,13

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah siswa lulus UN 1.019 2.704 3.351 3.067 3.284

3.2. Jumlah siswa ikut UN 3.266 3.313 3.469 3.177 3.304

3.3. Rasio 31,2 81,62 96,6 96,54 99,39

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Tabel 2.44 di atas menunjukkan Angka Kelulusan setiap jenjang pendidikan

mulai dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari tahun 2007-2008 mengalami

peningkatan setiap tahun sampai dengan tahun 2011-2012.

Tabel 2.45 Perkembangan Angka Melanjutkan Pendidikan

Tahun 2007-2012

NO Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD/MI ke SMP/MTs

1.1. Jumlah siswa baru SMP/MTs 5.323 5.251 4.997 4.981 5.232

1.2. Jumlah siswa lulus SD/MI 5.250 4.981 5.023 5.570 5.807

1.3. Rasio 101,39 105,42 99,48 89,43 90,10

2 SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

2.1. Jumlah siswa baru SMA/MA/SMK 4.170 3.895 3.984 4.149 4.444

2.2. Jumlah siswa lulus SMP/MTs 1.639 3.939 4.307 4.466 4.417

2.3. Rasio 254,42 98,88 92,50 92,90 100,61

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Melihat Tabel 2.44 di atas menunjukkan Angka Melanjutkan jenjang SD/MI

ke SMP/MTs baru sudah mencapai 90,10 % pada tahun 2011/2012, artinya masih

ada 9,90 % siswa SD/MI yang tidak melanjutkan pedidikan di Aceh Tamiang atau

tidak bersekolah, sedangkan Angka Melanjutkan jenjang SMP/MTs ke

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-47

SMA/MA/SMK sudah melebihi 100 % (100,61 %) artinya ada siswa jenjang

SMA/MA/SMK yang berasal dari luar Kabupaten Aceh Tamiang.

Tabel 2.46 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV

Tahun 2007-2012

NO JenjangPendidikan Tahun Ajaran

07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 1 SD

1.1. Jumlah Guru Minimal S1/D-IV - 267 367 492 712

1.2. Jumlah Guru Seluruhnya - 2.170 2.267 2.406 2.425

1.3. Rasio - 12.30 16.19 20.45 29.36

2 SMP

2.1. Jumlah Guru Minimal S1/D-IV - 801 837 1020 940

2.2. Jumlah Guru Seluruhnya - 1.308 2.326 1.365 1.435

2.3. Rasio - 61.24 35.98 74.73 65.51

3 SMA/SMK

3.1. Jumlah Guru Minimal S1/D-IV - 733 774 779 764

3.2. Jumlah Guru Seluruhnya - 952 1.051 1.152 1.159

3.3. Rasio - 77.00 73.64 67.62 65.92

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012 Catatan : Data Guru termasuk PNS + Non PNS * Belum termasuk data Kemenag

Berdasarkan Tabel 2.45 di atas menunjukkan jumlah guru SD yang sudah

memenuhi kualifikasi pendidikan S1 baru 29,36 %, SMP 65,51 % dan SMA/SMK

65,92 %. Jadi kualifikasi guru SD yang memenuhi kualifikasi S1 masih sangat sedikit

(kurang dari 50 %) sedangkan jenjang SMP/SMA/SMK sudah melebih 50 %. Artinya

masih perlu program peningkatan kualifikasi dilaksanakan beberapa tahun ke

depan.

2.3.2. Kesehatan

2.3.2.1. Rasio Posyandu per Satuan Balita

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat

dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-48

petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas

agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan

idealnya satu Posyandu melayani 100 balita. Oleh karena itu perlu dihitung rasio

ketersediaan posyandu per balita. Kegunaannya untuk mengetahui berapa

selayaknya jumlah posyandu yang efektif tersedia sesuai dengan tingkat

penyebarannya serta sebagai dasar untuk merevitalisasi fungsi dan peranannya

dalam pembangunan daerah.

Tabel 2.47 Rasio Posyandu Terhadap Balita

Tahun 2007-2011

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah posyandu

269 272 286 286 288 -

2 Jumlah balita 26.412 27.058 27.709 32.789 25.253 -

3 Rasio 10,2 10,1 10,3 8,7 11,4 -

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Pada tabel 2.47 diatas dapat dilihat bahwa rasio Posyandu tarhadap Balita

pada tahuan 2007 sampai tahun 2011 sudah sesuai dengan standar pelayanan jika

ditinjau dari ketersediaan sarana posyandu terhadap balita.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-49

Tabel 2.48 Jumlah Posyandu dan Balita

Menurut Kecamatan Tahun 2011

NO Kecamatan Jumlah posyandu Jumlah balita

Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Kec. Manyak Payed 41 2.900 14,1

2 Kec.Bendahara 36 1.860 15,2

3 Kec. Banda Mulia 12 1.067 19,3

4 Kec.Seruway 28 2.368 11,8

5 Kec. Rantau 25 3.293 07,5

6 Kec. Karang Baru 40 3.631 11,0

7 Kec. Sekerak 15 604 24,8

8 Kec. Kota Kualasimpang

11 1.807 06,0

9 Kec. Kejuruan Muda 35 3.184 10,9

10 Kec. Tamiang Hulu 17 1.740 09,7

11 Kec. Tenggulun 13 1.635 07,9

12 Kec. Bandar Pusaka 15 1.163 12,8

Jumlah 288 25.253 11,4

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Pada tabel 2.48 di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2007-2011 untuk

masing-masing Kecamatan Rasio Posyandu terhadap 1.000 Balita secara rata-rata

sudah mencapai standar kebutuhan. Rasio Posyandu yang paling besar adalah

Kecamatan Sekerak yaitu 24,8. Hal ini disebabkan karena wilayah Kecamatan

Sekerak yang luas dan sebagian desanya masih tergolong desa sangat terpencil.

Rasio Posyandu yang paling rendah adalah Kecamatan Kota Kuala Simpang yaitu

06,0. Hal ini disebabkan karena letak Kecamatan Kota Kuala Simpang dipusat kota

dengan jumlah desa yang sedikit.

2.3.2.2 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah

Sakit, Polindes, Poskesdes

Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah Sakit,

Polindes dan Poskesdes dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-50

Tabel 2.49 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu, Rumah Sakit,

Polindes/PoskesdesTahun 2007-2011

No Sarana

Kesehatan

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Rasio per-

1.000 penduduk

Jumlah Rasio per-1.000

penduduk Jumlah

Rasio per-1.000

penduduk Jumlah

Rasio per-1.000 penduduk

Jumlah Rasio per-

1.000 penduduk

1 Posyandu 269 1.070 286 1.103 286 1.095 288 1.062 288 1.117

2 Puskesmas 10 0.039 14 0.054 14 0.053 14 0.051 14 0.054

3 Poliklinik 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 11 0.042

4 Puskesmas pembantu

30 0.119 31 0.119 32 0.122 32 0.118 32 0.124

5 Rumah sakit 2 0.007 2 0.007 2 0.007 2 0.073 2 0.007

6 Poskesdes/ polindes

161 0.640 179 0.690 150 0.572 165 0.608 170 0.659

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Pada Tabel 2.49 di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2007-2011 :

a. Rasiofasilitas pelayanan kesehatan yang sudah sesuai standar kebutuhan

adalah Posyandu dan Puskesmas Pembantu,

b. sedangkan untuk Puskesmas, Poliklinik, Rumah Sakit dan

Poskesdes/Polindes, rasionya masih rendah. Masih rendahnya rasio ini

karena pengukurannya dilakukan perbandingan terhadap jumlah penduduk.

Apabila di bandingkan dengan jumlah pasien yang berobat maka kebutuhan

tempat pelayanan sudah memadai.

2.3.2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

Rasio rumah sakit persatuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per

100.000 penduduk. Hasil perhitungan rasio rumah sakit per satuan penduduk

disajikan pada Tabel 2.50 berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-51

Tabel 2.50 Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk

Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Rumah Sakit Umum Daerah

1 1 1 1 1

2 Rumah Sakit Pertamina 1 1 1 1 1

3 Jumlah Seluruh Rumah Sakit

2 2 2 2 2

4 Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076

5 Rasio 0.77 0.75 0.80 0.79 0.71

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

2.3.2.4 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk

Indikator rasio Tenaga dokter umum per jumlah penduduk menunjukkan

tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter umum dibandingkan jumlah

penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan

terpadu, idealnya satu orang dokter umum melayani 4.167 penduduk.

Hasil perhitungan rasio dokter umum per satuan penduduk disajikan pada

tabel 2.51 berikut :

Tabel 2.51 Rasio Tenaga Dokter Umum Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Dokter Umum 52 67 58 57 58

2 Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076

5 Rasio 0.84 1,05 0.96 0.94 0.85

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Pada tabel 2.50 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008, rasio Tenaga Dokter

Umum terhadap 100.000 jumlah penduduk sudah sesuai standar kebututuhan,

sedangkan tahun 2007, 2009, 2010, dan 2011 masih sedikit di bawah standar yang

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-52

dibutuhkan, hal ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Aceh Tamiang dalam

kurun waktu 2007-2011 rasio Tenaga Dokter Umum terhadap penduduk sudah

cukup untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.3.2.5. Rasio Tenaga Kesehatan

Rasio tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat

pada tabel 52 berikut :

Tabel 2.52 Rasio Tenaga Dokter Umum Menurut Kecamatan Tahun 2011

Kabupaten Aceh Tamiang

NO Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Dokter Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1 Kec. Manyak Payed 31.407 3 0,39

2 Kec.Bendahara 21.237 4 0,78

3 Kec. Banda Mulia 12.001 3 1,04

4 Kec.Seruway 26.517 3 0,47

5 Kec. Rantau 36.840 2 0,22

6 Kec. Karang Baru 39.808 3 0,31

7 Kec. Sekerak 6.506 1 0,64

8 Kec. Kota Kualasimpang

21.450 3 0,58

9 Kec. Kejuruan Muda 35.418 3 0,35

10 Kec. Tamiang Hulu 20.217 3 0,61

11 Kec. Tenggulun 18.480 2 0,45

12 Kec. Bandar Pusaka 13.195 1 0,31

Jumlah 283.076 31 0,45

Tabel di atas menggambarkan rasio Tenaga Dokter Umum berdasarkan

Kecamatan, di atas dapat dilihat bahwa tahun 2011, tenaga dokter umum untuk

masing-masing Kecamatan rasio yang sudah sesuai standar kebutuhan hanya di

Kecamatan Banda Mulia, sedangkan di Kecamatan-Kecamatan lain rasionya masih

jauh dari standar yang dibutuhkan. Jika dibandingkan dengan Rasio Tenaga Dokter

Umum per Kabupaten maka rosio berdasarkan Kecamatan masih di bawah standar,

hal ini berarti terdapat distribusi yang tidak merata dari dokter umum.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-53

Tabel 2.53 RasioTenaga Bidan Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Bidan 356 360 386 412 401

2 Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076

5 Rasio 3,44 3,38 3,85 4,08 3,54

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Pada tabel 2.53 di atas dapat dilihat bahwa rasio tenaga bidan di Kabupaten

Aceh Tamiang dari tahun 2007-2011 sudah jauh di atas standar kebutuhan. Tenaga

bidan tersebut tersebar di desa-desa sebagai bidan di desa, Puskesmas dan Rumah

Sakit Umum.

Tabel 2.54 Rasio Tenaga BidanMenurut Kecamatan Tahun 2011

Kabupaten Aceh Tamiang

NO Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Bidan Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1 Kec. Manyak Payed 31.407 50 3,98

2 Kec.Bendahara 21.237 53 6,23

3 Kec. Banda Mulia 12.001 12 2,49

4 Kec.Seruway 26.517 43 4,05

5 Kec. Rantau 36.840 34 2,30

6 Kec. Karang Baru 39.808 47 2,95

7 Kec. Sekerak 6.506 25 9,60

8 Kec. Kota Kualasimpang

21.450 21 2,44

9 Kec. Kejuruan Muda 35.418 27 1,90

10 Kec. Tamiang Hulu 20.217 22 2,72

11 Kec. Tenggulun 18.480 14 1,89

12 Kec. Bandar Pusaka 13.195 12 2,27

Jumlah 283.076 360 3,18

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-54

Pada tabel 2.54 di atas dapat dilihat bahwa rasio tanaga bidan terhadap

100.000 penduduk di masing-masing Kecamatan dari tahun 2007-2011 sudah di

atas standar kebutuhan. Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk adalah

yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (di Puskesmas, Rumah

Sakit, dan Sarana Kesehatan Lainnya) per 100.000 penduduk.

Tabel 2.55 Rasio Tenaga Kesehatan Per Satuan Penduduk

Tahun 2008-2012

NO Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Tenaga Kesehatan

1095 1056 1031 813 -

2 Jumlah Penduduk 259,077 261,941 270,955 257,681 -

Rasio 422.65 403.14 380.51 315.51 -

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2012

Pada tabel 2.55 di atas dapat dilihat rasio Tenaga Kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan pada tahun 2007-2011, rasionya tidak jauh

berbeda setiap tahunnya. Rasio terendah pada tahun 2010 dan rasio tertinggi pada

tahun 2008.

Tabel 2.56 Rasio Tenaga Kesehatan Berdasarkan Pendidikan

Tahun 2007-2012

No Tenaga Kesehatan

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah

Rasio per-

100.000

penduduk

Jumlah

Rasio per-

100.000

penduduk

Jumlah

Rasio per-

100.000

penduduk

Jumlah

Rasio per-

100.000

penduduk

Jumlah

Rasio per-

100.000 pendud

uk

1 Tenaga medis

55 21.89 56 21.61 58 22.14 57 21.03 56 21.73

2 Tenaga paramedik

790 314.50 888 342.75 838 319.91 829 305.95 620 240.60

3 Tenaga farmasi

29 11.54 40 15.43 38 14.50 22 8.11 28 10.86

4 Tenaga gizi

15 5.97 15 5.78 16 6.10 20 7.38 15 5.82

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-55

5 Tenaga sanitasi

16 6.36 27 10.42 27 10.30 26 9.59 21 8.14

6 Tenaga kesehatan masyarakat

31 12.34 38 14.66 40 15.27 41 15.13 32 12.41

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2011

Pada tabel 2.56 di atas dapat dilihat rasio Tenaga Medis (Dokter Spesialis,

Dokter Umum dan Dokter Gigi) tahun 2007-2012, rasionya tidak jauh berbeda

setiap tahunnya, rasio yang paling tinggi pada tahun 2007. Rasio Tenaga Paramedis

(Perawat dan Bidan) tahun 2007-2011, rasionya juga tidak jauh berbeda setiap

tahunnya dan rasio terendah pada tahun 2011 yaitu 240,60.

Rasio Tenaga Farmasi, Tenaga Gizi, Tenaga Sanitasi dan Tenaga Kesehatan

Masyarakat tahun 2007-2011 juga rasionya tidak jauh berbeda setiap tahunnya.

Untuk Rasio Tenaga Farmasi rasio tertinggi pada tahun 2008, Tenaga Gizi rasio

tertinggi tahun 2010, Tenaga Sanitasi rasio tertinggi tahun 2008 dan untuk Tenaga

Kesehatan Masyarakat rasio tertinggi pada tahun 2009.

2.3.2.6 Kinerja Pelayanan RSUD

Salah satu indicator kinerja pelayanan RSUD dapat dilihat dari Data Kinerja

Pelayanan RSUD Aceh Tamiang Kepada Masyarakat Miskin Bidang Kesehatan,

berikut ini :

Tabel 2.57 Data Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang

Kepada Masyarakat Miskin Bidang Kesehatan

No Data Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Kunjungan Pasien Miskin ke RSUD

- 8.851 9.246 22.238 22.701

2 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten (Data BPS)

50.800 50.800 45.300 45.200 45.200

Sumber : RSUD Aceh Tamiang, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-56

Tabel 2.58 Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD Aceh Tamiang

Sesuai SPM Bidang Kesehatan

No Data SPM/Standar

Nasional Tahun (%)

2007 2008 2009 2010 2011

1

Jumlah Kunjungan Pasien Miskin ke RSUD

100 % pada tahun 2015

- 17,4 20,4 49,2 50,2

2

Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten (Data BPS)

100 % pada tahun 2015

100 100 100 100 100

Sumber : RSUD Aceh Tamiang, 2012

Data jumlah kunjungan pasien miskin ke Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2007 sulit ditemukan sehingga tidak bisa

dirangkum.

2.3.3. Lingkungan Hidup

2.3.3.1 Persentase Penanganan Sampah

Untuk bidang lingkungan hidup persentase penanganan sampah dapat

dilihat dari jumlah volume sampah dan produksi sampah, pada tabel 2.59.

Tabel 2.59 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah

Tahun 2007-2011

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah sampah yang ditangani (ton)

4.035,00 5.501,67 8.786,25 18.615,00 23.911,54

2 Jumlah volume produksi sampah (ton)

6.849,00 7.714,65 11.883,00 19.710,00 24.374,97

3 Persentase 58,91 % 71,31 % 73 % 96,44 % 97,22 %

Sumber : BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

Produksi sampah setiap tahunnya mengalami peningkatan, seperti terlihat

pada table 2.57 diatas Pada tahun 2007 produksi sampah di Kabupaten Aceh

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-57

Tamiang 58,91 % dan pada tahun 2011 menjadi 97,22 %. Produksi sampah dari

tahun 2010 sampai 2011 yang tertinggi terakumulasi di Kota Kualasimpang,

sedangkan yang terendah terakumulasi di Kecamatan Bandar Pusaka. Periode

tahun 2007 sampai 2009 belum ada data sampah per Kecamatan.

Tabel 2.60

Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut KecamatanTahun 2010-2011

NO Kecamatan

2010 2011

Jumlah sampah

yang ditangani

(ton)

Jumlah volume

produksi sampah

(ton)

Persentase

Jumlah sampah

yang ditangani

(ton)

Jumlah volume

produksi sampah

(ton)

Persentase

1 2 3 4 5 = 3/4

1 Manyak Payed 1.777.33 1.843.59 0,96 2.269.62 2.326.94 0,97

2 Bendahara 1.186.44 1.247.68 0,95 1.680.88 1.743.44 0,96

3 Banda Mulia - - - - - -

4 Seruway 1.474.14 1.520.56 0,97 1.964.79 2.014.50 0,97

5 Rantau 1.991.75 2.060.83 0,96 2.485.69 2.554.60 0,96

6 Karang Baru 2.081.05 2.250.50 0,92 3.052.32 3.222.46 0,94

7 Sekerak - - - - - -

8 Kota Kualasimpang 6.516.67 6.592.18 0,99 7.015.88 7.140.24 0,98

9 Kejuruan Muda 2.004.76 2.138.74 0,94 2.561.91 2.411.56 0,97

10 Tamiang Hulu 1.130.34 1.173.44 0,96 1.627.05 1.671.16 0,96

11 Tenggulun - - - - - -

12 Bandar Pusaka 754.90 788.12 0,95 1.253.40 1.290.07 0,97

Total 18.917.37 19.615.64 8,6 23,911.54 24,374.97 8,7

Sumber : BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2012.

2.3.3.2.Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum dan jumlah

penduduk tahun 2007-2011, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.61 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan

Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum

29.040 35.270 38.150 43.732 67.145

2. Jumlah penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 283.076

3. Persentase penduduk berakses air bersih

11.25 13.26 15.24 17.36 23.72

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-58

Tabel 2.62 Proporsi Jumlah Penduduk yang

Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2011

NO Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jumlah Penduduk

yang mendapatkan

akses air minum

Persentase Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1 Manyak Payed 31.407 9455 30.10 Cakupan untuk Wilayah Teknis : 38.19% Cakupan untuk Seluruh Kabupaten Aceh Tamiang :

23.72%

2 Bendahara 21.237 5139 24.20

3 Banda Mulia 12.001 - 0

4 Seruway 39.808 8465 21.26

5 Tamiang Hulu 20.217 - 0

6 Rantau 36.840 - 0

7 Karang Baru 26.517 17404 65.63

8 Sekerak 6.506 - 0

9 Kota Kualasimpang

21.450 16359

76.27

10 Kejuruan Muda 35.418 10323 29.15

11 Tenggulun 18.480 - 0

12 Bandar Pusaka 13.195 - 0

Jumlah 283076 67.145

2.3.3.3. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal

Data cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan analisis dampak

lingkungan (Amdal) di Kabupaten Aceh Tamiang, dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-59

Tabel 2.63 Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Perusahaan Wajib AMDAL yang telah diawasi

0 0 0 0 0

2 Jumlah Seluruh Perusahaan Wajib AMDAL

0 6 6 6 6

3 Persentase 0% 0% 0% 0% 0%

Sumber : Badan LIngkungan Hidup dan Kebersihan

Perusahaan yang diwajibkan AMDAL yaitu perusahaan yang berdampak

pada lingkungan sedangkan dari dokumen AMDAL termasuk dalam dokumen

UKL/UPL, ada juga diluar UKL/UPL yang disebut dengan SPPL. Selama periode 2007-

2008 belum pernah dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL.

2.3.3.4. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk

Pada tahun 2007-2008 belum tersedia data Tempat Pembuangan Sampah

(TPS), namun pada tahun 2010 rasio TPS 11,90 % dan meningkat pada tahun 2011

yaitu 22,60 %.

Tabel 2.64 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk

Tahun 2007-2011

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah TPS - - - - -

2. Jumlah Daya Tampung TPS (m3)

- - - 29,930 64

3. Jumlah Penduduk - - - 251.914 283.076

4. Rasio Daya Tampung TPS thd Jumlah penduduk

- - - 11,90 % 22,60 %

Sumber : Badan LIngkungan Hidup dan Kebersihan

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-60

2.3.4. Sarana Dan Prasarana Umum

2.3.4.1.Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Tabel 2.65 Panjang Jaringan Jalan dan Jembatan Berdasarkan Kondisi

Tahun 2007-2011

Tahun Jalan (m) Jembatan (m)

Baik Sedang Rusak Baik Sedang Rusak

2007 115.000 51.000 744.000 1.240 481 1.522

2008 175.000 51.000 683.990 1.659 430 1.239

2009 155.596 178.175 576.229 1.852 495 1.077

2010 150.596 168.175 564.919 1.998 398 1.083

2011 182.154 168.325 533.211 2.273 340 915

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Bina Marga

Tabel 2.66 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Menurut Kecamatan tahun 2011

NO Kecamatan Kondisi Baik Kondisi Rusak Ringan

Kondisi Rusak Berat

Jalan secara keseluruhan

1 Manyak Payed 21,079 19,479 61,703 102,261

2 Bendahara 15,609 14,424 45,692 75,726

3 Banda Mulia 7,612 7,034 22,282 36,928

4 Seruway 9,331 7,863 56,586 93,780

5 Rantau 14,418 13,324 42,206 69,948

6 Karang Baru 26,495 24,483 77,557 128,535

7 Sekerak 2,472 2,285 7,237 11,994

8 Kota Kualasimpang 1,999 1,848 5,853 9,700

9 Kejuruan Muda 18,358 16,964 53,738 89,060

10 Tamiang Hulu 14,195 13,117 41,551 68,863

11 Tenggulun 22,261 20,571 65,163 107,995

12 Bandar Pusaka 18,325 16,934 53,642 88,900

Jumlah 182,154 168,325 533,211 883,690

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Bina Marga

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-61

2.3.4.2 Rasio Jaringan Irigasi

Tabel 2.67 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2007-2011

NO JaringanIrigasi Panjang Jaringan

2007 2008 2009 2010 2011

1. Jaringan primer - - - - -

2. JaringanSekunder 3050 9815 4304 2204 4770

3. JaringanTersier - - - - -

4. Luaslahanbudidaya 4615 5208 5714 6004 6817

5. Rasio 0,7 1,8 0,8 0,4 0,7

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan

Tabel 2.68 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2011

NO Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan

Irigasi

Luas Lahan

budidaya Rasio

Primer Sekunder Tersier

(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)

1 Kec. Manyak Payed - 5068 - 5068 2113 2,4

2 Kec.Bendahara - 5207 - 5207 630 8,3

3 Kec. Banda Mulia - 1539 - 1539 245 6,3

4 Kec.Seruway - 775 - 775 184 4,2

5 Kec. Rantau - 2074 - 2074 1075 1,9

6 Kec. Karang Baru - 4720 - 4720 717 6,6

7 Kec. Sekerak - - - - - -

8 Kec. Kota Kualasimpang

- - - - - -

9 Kec. Kejuruan Muda - 800 - 800 300 2,7

10 Kec. Tamiang Hulu - 3100 - 3100 698 4,4

11 Kec. Tenggulun - 500 - 500 350 1,4

12 Kec. Bandar Pusaka - 360 - 360 505 0,7

Jumlah 24143 24143 6817 38,9

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-62

2.3.4.3.Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi

Tabel 2.69 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi

Tahun 2007-2011

NO PasokanIrigasi 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pasok Irigasi per Area 3461 3906 4286 4503 5113

2. Pasok Irigasi Relatif 6.01 5.90 6.16 6.04 6.41

3. Pasok Air Relatif 11.10 11.89 12.20 12.03 12.18

4. Indek Luas Areal 1.02 0.95 0.95 0.92 0.94

5. Rancangan Luas Areal 4520 5505 6031 6509 7280

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan

Tabel 2.70

Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang Sub Bidang Pengairan

NO Kecamatan Luas

Rancangan (Ha)

Luas Lahan Terairi

(Ha)

Kebutuhan Air

Tanaman (Ha)

Pasok Air

Irigasi (lt/ dtk)

Pasok Air

Irigasi Total (lt/ dtk)

Total Pasok

Air (lt/ dtk)

PIA (lt/

dtk/ha)

PIR (lt/

dtk/ha)

PAR (lt/

dtk/ha)

IA (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9=6/4 10=7/5 11=8/5 12=4/3

1 Kec. Manyak Payed 2900 2113 2542 1585 1586 2901 0.75 0.62 1.14 0.73

2 Kec.Bendahara 680 630 576 473 474 681 0.75 0.82 1.18 0.93

3 Kec. Banda Mulia 400 245 585 184 185 401 0.75 0.32 0.69 0.61

4 Kec.Seruway 351 184 108 138 139 352 0.75 1.29 3.25 0.52

5 Kec. Rantau 1537 1075 1383 806 807 1538 0.75 0.58 1.11 0.69

6 Kec. Karang Baru 1025 717 923 538 539 1026 0.75 0.58 1.11 0.70

7 Kec. Sekerak - - - - - - - - - -

8 Kec. Kota Kualasimpang

- - - - - - - - - -

9 Kec. Kejuruan Muda

523 300 471 225 226 524 0.75 0.48 1.11 0.57

10 Kec. Tamiang Hulu 764 698 538 523 524 765 0.75 0.97 1.42 0.91

11 Kec. Tenggulun 457 350 1080 262 262 457 0.75 0.24 0.42 0.76

12 Kec. Bandar Pusaka 593 505 534 379 380 594 0.75 0.71 1.11 0.85

Jumlah 9230 6817 8206 5113 5122 9239 7.50 6.61 12.54 7.27

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-63

2.3.5 Rasio Tempat Ibadah

Tabel 2.71 Tabel Rasio tempat ibadah Tahun 2008-2012

2.3.6. Kependudukan Dan Catatan Sipil

Tabel 2.72 Jumlah Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

NO NAMA KECAMATAN Tahun JUMLAH KET

2008 2009 2010 2011 2012

1 MANYAK PAYED 17.700 1.526 1.437 1.337 498 36.500

2 BENDAHARA 1.037 914 891 882 392 11.839

3 BANDA MULIA 7.200 565 470 454 298 14.209

4 SERUWAY 12.552 1.342 1.104 1.100 337 26.324

5 RANTAU 20.319 1.836 1.736 1.663 526 42.773

6 KARANG BARU 22.245 1.874 1.764 1.754 401 46.838

7 SEKERAK 3.909 283 274 243 348 7.557

8 KOTA kUALASIMPANG 15.062 1.234 1.031 997 459 31.768

9 KEJURUAN MUDA 18.512 1.634 1.591 1.434 404 38.503

10 TAMIANG HULU 10.215 943 911 897 393 21.281

11 TENGGULUN 8.310 897 779 713 386 17.555

12 BANDAR PUSAKA 7.308 632 512 497 387 14.370

JUMLAH 144.369 13.680 12.500 11.971 4.829 309.517

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pertanggal 31 Desember 2012

2.3.6.1. Jumlah Cetak Akta Kelahiran di Kabupaten Aceh Tamiang

NO Tahun Mesjid Gereja Pura Kelenteng Lain-lain

Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk

Rasio Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk

Rasio Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk

Rasio Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk

Rasio Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk

Rasio

1. 2008 268 264.814 - - 575 - - 5 - 3 597 - - - -

2. 2009 268 248.435 - - 649 - - - - 3 1.244 - - - -

3. 2010 283 250.208 - - 585 - - - - 3 1.121 - - - -

4. 2011 283 - - - - - - - - 3 - - - - -

5. 2012 - - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-64

Tabel 2.73

Jumlah Cetak Akta Kelahiran Di Kabupaten Aceh Tamiang

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pertanggal 31 Desember 2012

2.3.7. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak

2.3.7.1. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Persentase partisipasi perempuan di lembaga Swasta dan pemerintah

sejumlah 3.300 orang dimana bekerja dilembaga swasta sebesar 53,73% atau lebih

besar dari pada pekerja perempuan di pemerintahan 46, 27%.

NO NAMA KECAMATAN TAHUN

JUMLAH KET 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 MANYAK PAYED 974 983 1002 548 919 414 4.840

2 BENDAHARA 409 404 400 217 218 232 1.880

3 BANDA MULIA 319 325 332 194 291 147 1.608

4 SERUWAY 715 726 739 429 532 363 3.504

5 RANTAU 1035 1038 1051 603 788 481 4.996

6 KARANG BARU 1292 1304 1316 733 1058 590 6.293

7 SEKERAK 173 179 183 91 170 78 874

8 KOTA KUALASIMPANG 420 417 416 275 314 245 2.087

9 KEJURUAN MUDA 948 964 964 559 798 489 4.722

10 TAMIANG HULU 570 576 587 350 414 163 2.660

11 TENGGULUN 318 326 336 174 298 108 1.560

12 BANDAR PUSAKA 373 380 387 221 296 112 1.769

JUMLAH 7546 7622 7713 4394 6096 3422 36.793

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-65

2.3.7.2. Rasio KDRT

Tabel 2.74 Rasio KDRT Tahun 2007-2011

NO Kabupaten Jumlah KDRT Jumlah rumah

tangga Rasio KDRT

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Aceh Tamiang 38 63.364 0,05 %

Jumlah 38 63.364 0,05% Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.

Data KDRT menurut Kecamatan pada tabel Rasio KDRT (k.3) hanya

memenuhi tahun 2010 sampai 2012 yang bersumber dari data Pusat Pelayanan

Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Aceh Tamiang

sejumlah 38 (tiga puluh delapan) kasus secara keseluruhan sehingga diperoleh Rasio

KDRT Kabupaten sebesar 0,04%, sedangkan untuk tahun 2010 s.d Tahun 2012 tidak

tersedia data.

2.3.7.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tabel 2.75 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Menurut KecamatanTahun 2012

NO Kecamatan Jumlah Anak Jumlah Keluarga

Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga

2011 2012 2011 2012 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Manyak Payed 14.152 14.284 7.085 7.091 2,00 2,00

2 Bendahara 9.587 9706 4.859 4.937 1,97 2

3 Banda Mulia 5.152 5.547 2.755 2.779 1,87 2

4 Seruway 15.610 16199 6.464 9884 2,41 1,7

5 Rantau 17.624 17.629 9.326 9.335 1,89 1,9

6 Karang Baru 16.242 15.763 9.219 6.497 1,76 2,4

7 Sekerak 3.329 3.440 1.504 1.537 2,21 2,2

8 Kota Kualasimpang 10.089 11.529 5.209 5.222 1,94 2,2

9 Kejuruan Muda 17.212 16.963 8.406 8.424 2,05 2

10 Tamiang Hulu 10.391 10.594 5.416 5.421 1,92 2

11 Tenggulun 10.840 1.990 4.364 4.805 2,48 2,5

12 Bandar Pusaka 5.812 6.063 3.112 3.094 1,87 2

Jumlah 136.040 139.707 67.719 68.626 2,00 2,00

Sumber: KP2KS Aceh Tamiang, 2012.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-66

2.3.7.4.Rasio akseptor KB

Tabel 2.76 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2012

NO Kecamatan

Jumlah akseptor KB

Jumlah pasangan usia

subur

Rasio akseptor KB (%)

2011 2012 2011 2012 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Manyak Payed 2.569 3.306 4.050 3.966 63,43 83.35

2 Bendahara 2.757 2.890 3.287 3.393 83,88 85,17

3 Banda Mulia 1.525 1.754 2.024 2.024 75,35 86,66

4 Seruway 2.897 2.463 5.777 3.341 50,15 33,72

5 Rantau 5.373 5.537 5.995 6.004 89,62 92,22

6 Karang Baru 5.111 5.979 6.187 6.210 82,61 96,28

7 Sekerak 753 1.816 1.035 1.839 72,75 98,74

8 Kota Kualasimpang 2.178 3.045 2.950 3.196 73,83 95,27

9 Kejuruan Muda 4.757 5.835 5.815 5.845 81,81 99,82

10 Tamiang Hulu 3.319 4.075 4.076 4.606 81,43 84,78

11 Tenggulun 2.122 2.672 3.375 2.975 62,87 89,81

12 Bandar Pusaka 1.665 3.591 2.314 3.822 71,95 93,95

Jumlah 35.026 42.963 46.885 47.421 74,71 90,59 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.

2.3.7.5.Cakupan Peserta KB Aktif

Tabel 2.77 Rasio Akseptor KB Tahun 2007-2012

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah akseptor KB

27.937 28.146 41.546 30.842 35.026 42.963

2 Jumlah pasangan usia subur

42.737 39.685 49.121 42.170 46.885 47.421

3 Rasio akseptor KB 65,37 70,92 84,58 73,14 74,71 90,59 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-67

2.3.7.6.Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

Tabel 2.78 Keluarga Pra Sejahtera

Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012

NO Kecamatan Jumlah Keluarga

Pra Sejahtera Jumlah

Keluarga

Rasio Jumlah Keluarga Pra

Sejahtera

2011 2012 2011 2012 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Manyak Payed 2331 2254 7.085 7.091 32,89 31,78

2 Bendahara 2172 2159 4.859 4.937 44,70 43,73

3 Banda Mulia 877 844 2.755 2.779 31,83 23,17

4 Seruway 1484 1284 6.464 6.497 22,95 19,76

5 Rantau 1627 1629 9.326 9.335 17,44 17,45

6 Karang Baru 2061 1694 9.219 9.484 22,35 17,86

7 Sekerak 731 854 1.504 1.537 48,60 55,56

8 Kota Kualasimpang

1409 1303 5.209 5.222 27,04 24,95

9 Kejuruan Muda 2420 2496 8.406 8.424 28,78 29,62

10 Tamiang Hulu 2286 2289 5.416 5.421 42,20 42,22

11 Tenggulun 654 634 4.364 4.805 14,98 13,19

12 Bandar Pusaka 842 18 3.112 3.094 27,05 0,58

Jumlah 18.894 17.458 67.719 68.626 27,90 25,44 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-68

Tabel 2.79 Keluarga Keluarga Sejahtera I

Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012

NO Kecamatan Jumlah Keluarga

Sejahtera I Jumlah Keluarga

Rasio Jumlah Keluarga Sejahtera I

2011 2012 2011 2012 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5=3/4)

1 Manyak Payed 1957 1980 7.085 7.091 27,61 27,92

2 Bendahara 1326 1366 4.859 4.937 27,28 27,66

3 Banda Mulia 711 718 2.755 2.779 25,80 25,83

4 Seruway 2853 3215 6.464 6.497 44,13 49,48

5 Rantau 2233 2235 9.326 9.335 23,94 23,94

6 Karang Baru 1849 1722 9.219 9.484 20,05 18,15

7 Sekerak 465 482 1.504 1.537 30,91 31,35

8 Kota Kualasimpang

1486 1580 5.209 5.222 28,52 30,25

9 Kejuruan Muda 1867 2089 8.406 8.424 22,21 24,79

10 Tamiang Hulu 1883 1384 5.416 5.421 25,53 25,53

11 Tenggulun 1542 1556 4.364 4.805 35,33 32,38

12 Bandar Pusaka 1202 83 3.112 3.094 35,41 2,68

Jumlah 18.774 18.410 67.719 68.626 27,72 26,82 Sumber : KP2KS Aceh Tamiang, 2012.

Dari hasil pendataan keluarga 2011 pra-KS 27,90 %, tahun 2012 pra-ks 25,40

% sehingga terjadi penurunan 2,46 %, sedangkan KS1 tahun 2011 27,71% dan tahun

2012 26,82 % hanya terjadi sedikit penurunan 0,9 %.

2.3.8. Sosial

2.3.8.1. Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi

Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2011 belum memiliki sarana sosial,

baik panti asuhan, panti jompo maupun panti rehabilitasi. Hal ini disebabkan belum

ada alokasi dana untuk membiayai pembangunan sarana dimaksud.Pada tahun

2011 PMKS yang memperoleh bantuan social hanya sebesar 1,04 % dari jumlah

PMKS yang ada. Hal ini disebabkan antara lain :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-69

- Hanya sebagian kecil PMKS yang mendapat bantuan sesuai program kegiatan

Dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi.

- Minimnya alokasi dana yang diperoleh baik yang bersumber dari APBK, APBA maupun APBN.

2.3.8.2. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dari 35.833 PMKS yang terdata tahun 2011, hanya tertangani 1.388 PMKS

dengan sumber biaya dari berbagai bantuan yang ada, yaitu 3,87 %. Penanganan

PMKS dilakukan baik pemberian langsung dana maupun melalui pelatihan PMKS

yang masih produktif.

2.3.9. Ketenagakerjaan

Jumlah penganggur yang terdaftar pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Aceh tamiang tahun 2011 adalah 132 orang. Dimana

jumlah tersebut tergolong angkatan kerja yang mencari pekerjaan.

Tabel 2.80 Jumlah Penduduk Bekerja

Berbagai Lapangan Usaha Tahun 2011

No Lapangan Usaha Jumlah (Jiwa) Keterangan

1 Pertanian 7.663

2 Industri Pengelolaan 1.465

3 Perdagangan, restoran, Hotel 1.205

4 Angkutan, Pergudangan, Komunikasi 35

5 Keuangan, Asuransi, usaha persewaan 72

6 Jasa Kemasyarakatan 72

7 Lain (pertambangan, listrik, air minum) 1.758

Tabel 2.81 Angka Partisipasi Angkatan Kerja

No Uraian 2011 Keterangan

1 Angkatan Kerja 15 tahun ke atas 176.954

2 Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke atas 204.813

3 Angka partisipasi angkatan kerja 86,39 %

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-70

Persentase sengketa antara pengusaha dan pekerja sebasar 42,37 %

disebabkan oleh kurang mengerti dan memahami peraturan dan perundangan

tentang hubungan pengusaha dan pekerja.

Tabel 2.82 Sengketa Antara Pengusaha dan Pekerja

No Uraian 2011 Keterangan

1 Jumlah sengketa pengusaha pekerja 10

2 Jumlah perusahaan 236

3 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun

42,37 %

Tabel 2.83 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

No Uraian 2011 Keterangan

1 Jumlah Penduduk Angkatan kerja 161.317

2 Jumlah Penduduk Usia Kerja 15-64 th 193.793

3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 83,24 %

Tabel 2.84 Pencari Kerja yang Ditempatkan

No Uraian 2011 Keterangan

1 Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan 46

2 Jumlah Pencari kerja yang Mendaftar 1.085

3 Pencari Kerja yang Ditempatkan 4,24 %

Tabel 2.85 Tingkat Pengangguran Terbuka

No Uraian 2011 Keterangan

1 Jumlah Penganggur Terbuka Usia Angkatan Kerja 21.357

2 Jumlah Penduduk Angkatan Kerja 176.954

3 Tingkat Pengangguran Terbuka 12,07 %

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-71

Persentase keselamatan dan perlindungan terhadap pekerja 16,95 %,

dimana masih banyak perusahaan yang belum menerapkan K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) bagi para pekerjanya. Untuk hal tersebut perlu mencanangkan

program dan kegiatan sosialisasi K3 kepada perusahaan yang ada.

Tabel 2.86 Keselamatan dan Perlindungan terhadap Pekerja

No Uraian 2011 Keterangan

1 Jumlah Perusahaan yang Menerapkan K3 tahun n 48

2 Jumlah Perusahaan di wilayah Kabupaten th 2012

236

3 Keselamatan dan Perlindungan 16,95 %

Tabel 2.87 Perselisihan Buruh dan Pengusaha terhadap

Kebijakan Pemerintah Daerah

No Uraian 2011 Keterangan

1 Jumlah Penyelesaian Perselisihan Buruh dan Pengusaha dengan kebijakan Pemda tahun n

7

2 Jumlah kejadian Perselisihan Buruh dan Pengusaha dengan kebijakan Pemda

8

3 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

87,5 %

2.3.10. Kebudayaan

Tabel 2.88 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011

Kabupaten Aceh Tamiang

No Capaian Pembangunan Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

1 Jumlah Grup Kesenian 34 64 64 64 64

2 Jumlah Gedung Kesenian - - - - -

3 Jumlah Klub Olah Raga 25 25 25 25 25

4 Jumlah Gedung Olah Raga - - - - -

Sumber : Disbudparpora, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-72

Tabel 2.89 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2007-2011

Menurut Kecamatan

No Nama Kecamatan

Jumlah Grup Kesenian per

10.000. Penduduk

Jumlah Gedung Kesenian per

10.000. Penduduk

1 Kec. Manyak Payed 2 -

2 Kec.Bendahara 4 -

3 Kec. Banda Mulia 2 -

4 Kec.Seruway 7 1

5 Kec. Rantau 2 -

6 Kec. Karang Baru 5 1

7 Kec. Sekerak 3 -

8 Kec. Kota Kualasimpang 3 -

9 Kec. Kejuruan Muda 1 -

10 Kec. Tamiang Hulu 3 -

11 Kec. Tenggulun 2 -

12 Kec. Bandar Pusaka 2 -

Grup kesenian dan klup olah raga yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang

sudah mulai ada dari tahun 2007 dan umumnya masih tetap berfungsi hingga tahun

2012 ini. Sedangkan grup kesenian dan klup olah raga per kecamatan datanya tidak

terangkum.

Tabel 2.90 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya

4 4 4 5 5

Penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kabupaten Aceh Tamiang,

biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu seperti saat peringatan ulang tahun

kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, pada ulang tahun Kabupaten Aceh

Tamiang, maupun pada perayaan-perayaan hari besar lainnya. Tetapi jenis dan

jumlah senibudaya yang difestivalkan datanya tidak terangkum.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-73

Tabel 2.91 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya

4 4 4 6 6

Penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kabupaten Aceh Tamiang,

biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu seperti saat peringatan ulang tahun

kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, pada ulang tahun Kabupaten Aceh

Tamiang, maupun pada perayaan-perayaan hari besar lainnya. Tetapi jenis dan

jumlah senibudaya yang difestivalkan datanya tidak terangkum.

Tabel 2.92 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

No Nama Situs Jenis Situs Masa Sejarah Lokasi

1 Komplek Makam Raja Pertama Sungai Iyu

Makam 1837 – 1871 M Kampung Bandar Baru Kec. Bendahara

2 Komplek Makam Teuku Ampon Raja Banta Ahmad

Makam 1890 – 1893 M Kampung Bandar Baru Kec. Bendahara

3 Situs Bekas Istana Sungai Iyu Bangunan Kampung Suka Mulia Kec. Bendahara

4 Bukit Kerang Bukit/Gundukan 1907 Kampung Mesjid Kec. Bendahara

5 Makam Tengku Tinggi Makam Areal Perkebunan PT. Parasawita kec. Bendahara

6 Makam Tengku Derahat Makam Kampung Pantai Balai Kec. Bendahara

7 Rumah Raja Seruway Rumah Kampung Pekan Seruway Kec. Seruway

8 Komplek Makam Tak Dikenal Makam Abad 7 M Kampung Lubuk Batil Kec. Bendahara

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-74

9 Makam Keluarga Sultan Al Natsir

Makam Areal Perkebunan Kampung Alur Manis Kec. Rantau

10 Komplek Makam Sultan Al Natsir

Makam Areal Perkebunan Kampung Alur Manis Kec. Rantau

11 Komplek Makam Jeurat Panjang

Makan Kebun Kp. Rantau Pauh Kecamatan Rantau

12 Rumah Raja Sulung Rumah 1936 M Kp. Benua Raja

13 Rumah Kediaman Raja Habsyah

Rumah Kp. Bukit Tempurung Kec. Kota Kualasimpang

14 Komplek Makam Raja Habsyah

Makam 1895 M Kp. Bukit Tempurung Kec. Kota Kualasimpang

15 Makam Raja Ma’an Makam 1887 - 1893 M Kp. Bukit Tempurung Kec. Kota Kualasimpang

16 Bangunan Bekas Stasiun Kereta Api

Bangunan Kp. Perdamaian Kota Kualasimpang

17 Pertokoan Lama Bangunan Pusat Kota Kualasimpang

18 Istana Karang Bangunan Jalan Haji Juanda

19 Komplek Makam Raja Silang Makam Kp. Tanjung Karang

20 Makam Pucok Suloh/ Makam Po Pala/ Makam Raja Kepala

Makam Kp. Tanjung Geulumpang Kec. Karang Baru

21 Komplek Makam Tak Dikenal Makam 7 M Kp. Mesjid Kec. Manyak Payed

22 Makam Pejuang TKR Makam 1947 Belakang SDN 2 Tualang Cut

23 Makam Putri Intan Makam Bukit Karanji Kp. Alue Lhok Kec. Manyak Payed

24 Komplek Makam Panglima Hitam

Makam Kp. Sungai Liput

25 Temuan Lapas Nisan Kuno Nisan

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-75

26 Komplek Makam Tan Po Garang

Makam Kp. Alur Seulawe

27 Makam Tengku Tanjung Genteng

Makam 1770-… Kp. Tanjung Genteng Kec. Kejuruan Muda

28 Situs Bukit Kerang/Bukit Remis

Bukit/Gundukan 1907 - 1998 Kp. Pangkalan Kec. Kejuruan Muda

29 Bukit Karang (Pantai Perlak) Bukit Kec. Sekerak

30 Makam Tengku Intan Makam Tualang Cut

31 Tengku Konce Makam Kp. Tangsi Lama Kec. Seruway

32 Kelenteng Gua Kp. Tangsi Lama Kec. Seruway

33 Makam Raja Bendahara Makam Kp. Tanjung Lipat Kec. Seruway

34 Panglima Jerat Panjang Makam Kp. Landuh Kec. Rantau

35 Kelenteng Cina Kp. Durian Kec. Rantau

36 Benteng Belanda Kp. Jambu Kec. Bandar Pustaka

Sumber : Disbudparpora, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-76

Tabel 2.93 Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2007-2011

NO Nama

Organisasi 2007 2008 2009 2010 2011

1. PSSI 1 1 1 1 1

2. PBVSI 1 1 1 1 1

3. IPSI 1 1 1 1 1

4. PASI 1 1 1 1 1

5. PERTINA 1 1 1 1 1

6. PERBAKIN 1 1 1 1 1

7. PERCASI 1 1 1 1 1

8. PTMSI 1 1 1 1 1

9. PBSI 1 1 1 1 1

10. IKASI 1 1 1 1 1

11. FORKI 1 1 1 1 1

12. PELTI 1 1 1 1 1

13. KODRAT 1 1 1 1 1

14. PDBI 1 1 1 1 1

15. PABBSI 1 1 1 1 1

16. FPTI 1 1 1 1 1

17. PGI 1 1 1 1 1

18. TI 1 1 1 1 1

19. PODSI 1 1 1 1 1

20. PSTI 1 1 1 1 1

21. ISSI 1 1 1 1 1

22. PERKEMI 1 1 1 1 1

23. POSSI 1 1 1 1 1

24. PERBASI 1 1 1 1 1

25. POBSI 1 1 1 1 1

Jumlah 25 25 25 25 25

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-77

Tabel 2.94 Jumlah Lapangan Olahraga Tahun 2011

No Kecamatan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Manyak Payed - - - 68 -

2 Bendahara - - - 50 -

3 Banda Mulia - - - 16 -

4 Seruway - - - 69 -

5 Rantau - - - 74 -

6 Karang Baru - - - 47 -

7 Sekerak - - - 20 -

8 Kota Kualasimpang - - - 3 -

9 Kejuruan Muda - - - 62 -

10 Tamiang Hulu - - - 46 -

11 Tenggulun - - - 28 -

12 Bandar Pusaka - - - 32 -

Sumber : Data Base Kampung dan Kemukiman Kabupaten Aceh Tamiang, 2011.

Lapangan olah raga yang terdata terdiri dari lapangan bola kaki, volley,

bulutangkis, tenis dan basket. Dan dari data yang ada hanyak jumlah lapangan olah

raga pada tahun 2010, dimana pada tahun-tahun selumnya belum ada pendataan

mengenai jumlah lapangan olah raga tersebut.

2.3.11. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

2.3.11.1. Kegiatan Pembinaan terhadap LSM Ormas dan OKP

Dalam aspek pelayanan umum yang menjadi tugas pokok dan fungsi Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membina

dan memberikan pelayanan teknis dan administratif sesuai peraturan perundang-

undangandenganmemberikan legalitas terhadap ORKEMAS dan LSM yang

mendaftarkan keberadaannya.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-78

Adapun jumlah ORKEMAS dan LSM yang terdaftar dari tahun 2007 – 2012

berjumlah 198, Jumlah ORKEMAS dan LSM yang terdaftar namun tidak aktif dari

tahun 2007-2012 berjumlah 55 dan ORKEMAS dan LSM yang terdaftar dan aktif

dari tahun 2007-2012 berjumlah 143.

Tabel 2.95 Orkesmas Aktif dan Tidak Aktif

NO ORKEMAS

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Akt

if

Tdk

akti

f

Terd

afta

r

Akt

if

Tdk

akti

f

Terd

afta

r

Akt

if

Tdk

akti

f

Terd

afta

r

Akt

if

Tdk

akti

f

Terd

afta

r

Akt

if

Tdk

akti

f

Terd

afta

r

Akt

if

Tdk

akti

f

Terd

afta

r

1 LSM 2 1 1 1 - 2

2 -

14

- 1

1 -

8 3

2 OKP - 2 - - 3 1 1 1 - 1 - 1 -

3 ORMAS 6 - 6 6 - 1

9 -

15

- 1

7 1

10

9

4 YAYASAN - - - - - 1 1 3 3 1 1 5 5

Tabel 2.96 Jumlah LSM aktif Tahun 2007-2011

Kabupaten Aceh Tamiang

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM, Ormas dan OKP

1 1 2 1 1 1

Jumlah 1 1 2 1 1 1

Sumber : Kesbangpol Aceh Tamiang, 2012

Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP di Kabupaten Aceh

Tamiang dirasakan masih kurang. Hal ini dikarenakan pemberdayaan dari Pemda

maupun Instansi terkait belum maksimal. Diharapkan sekali untuk pendataan ke

lapangan terhadap keberadaan Ormas, LSM dan OKP agar masing-masing pengurus

mengetahui tupoksi dari kegiatan organisasi itu sendiri minimal tiga bulan sekali.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-79

Sedangkan untuk kegiatan pembinaan diharapkan bisa dilakukan minimal dua kali

setahun.

Kegiatan pembinaan ini berkisar pada pendataan keberadaan LSM. Ormas

dan OKP, pemantapan pemberdayaan terhadap pengurus Ormas, LSM dan OKP.

Kegiatan lain berupa monitoring dan evaluasi keberadaan LSM, Ormas dan OK serta

sosialisasi peningkatan sumber daya bagi pengurusnya.

2.3.11.2. Kegiatan Pembinaan Politik Daerah

Terkait pelaksanaan kegiatan bidang pembinaan Ideologi dan Kebangsaan

yang telah dilaksanakan sesuai dengan masing-masing kegiatannya, Kegiatan

Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dari Tahun 2007-2012 sebanyak 4 Kali. Kegiatan

Pemantauan Keberadaan dan Kegiatan Warga Negara Asing / NGO dari Tahun 2007-

2012 sebanyak 6 Kali. Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan

dalam Kehidupan Beragama dalam Kabupaten Aceh Tamiang dari Tahun 2008-2012

sebanyak 2 Kali. Fasilitasi Sekretariat FKUBdari Tahun 2008-2012 sebanyak 5 Kali.

Dalam hal ini kedudukan FKUB baru terbentuk pada tahun 2008.Fasilitasi

Operasional Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM)

yang terealasasi pada tahun 2012. jumlah kegiatan tersebut telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.97 Kegiatan Pembinaan Ideologi dan Kebangsaan

Tahun 2007-2012

No Uraian Tahun

KET 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Sosialisasi Wawasan Kebangsaan

1 1 1 - - 1

2 Pemantauan Keberadaan dan Kegiatan Warga Negara Asing / NGO

1 1 1 1 1 1

3

Sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama dalam Kabupaten Aceh Tamiang

0 1 - - - 1 FKUB terbentuk tahun 2008

4 Fasilitasi Sekretariat FKUB 0 1 1 1 1 1 FKUB terbentuk tahun 2008

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-80

5

Fasilitasi Operasional Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM)

0 0 0 0 0 1 PAKEMterlealisasi tahun 2012

6 Fasilitasi Operasional Sekretariat FKUB tingkat Kabupaten

0 1 0 0 0 1

Jumlah

Sumber : Kesbangpol dan LinmasAceh Tamiang, 2013

Tabel 2.98 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah

Tahun 2007-2011

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Pembinaan Ideologi dan Kebangsaan

2 6 - - 2 2

Jumlah 2 6 - - 2 2

Sumber : Kesbangpol Aceh Tamiang, 2012

Kegiatan Pembinaan Politik Daerah yang dilakukan diantaranya sosialisasi

pemantapan wawasan kebangsaan dan ketahanan bangsa ditingkat Kabupaten

kepada aparatur pemerintahan desa, tokoh masyarakat, alim ulama, tokoh wanita

dan tokoh pemuda. Pendataan warga Negara asing dan NGO asing dalam wilayah

Kabupaten Aceh Tamiang, pelantikan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama

Kabupaten Aceh Tamiang periode 2008-2012, sosialisasi peningkatan dan

kerukunan dalam kehidupan umat beragama di 12 Kecamatan dalam Kabupaten

Aceh Tamiang serta pendataan aliran menyimpang atau sampalan dalam wilayah

Kabupaten Aceh Tamiang.

2.3.11.3. Kegiatan Pembinaan Politik Daerah

Sejak digulirkannya reformasi, proses demokratisasi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah membawa perubahan mendasar

dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan di berbagai daerah yang

menimbulkan konflik sosial dan politik sehingga berpotensi mengancam stabilitas

keamanan dan kenyamanan masyarakat.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-81

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibentuklah Forum Kewaspadaan Dini

Masyarakat (FKDM) di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kampung yang

difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

di Daerah disebutkan bahwa ;

1. Kewaspadaan Dini Masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi

masyarakat dalam menghadapi potensi dan antisipasi masyarakat dalam

menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang,

bencana alam, maupun bencana karena ulah manusia; dan

2. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat yang selanjutnya disingkat FKDM adalah

wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan

memelihara kewaspadaan dini masyarakat.

Keanggotaan FKDM terdiri atas wakil-wakil ormas-ormas, perguruan tinggi,

lembaga pendidikan lain, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh

pemuda dan elemen masyarakat lainnya.

Sekretariat FKDM bernaung di bawah Badan Kesbangpol dan linmas

Kabupaten Aceh Tamiang. Kegiatan FKDM dimulai sejak terbentuknya sekretariat

FKDM pada 2008 yang memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menjaring menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan

informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau

peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan

secara dini; dan

b. Memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi gubernur

mengenai kebijakan yang berkaitan dengan Kewaspadaan Dini Masyarakat.

Pengelolaan potensi kewilayahan menjadi kekuatan kewilayahan. Potensi

kewilayahan yang dibina meliputi unsur ruang (geografi), alat (demografi ) dan

kondisi (konsos), menjadi kekuatan untuk kepentingan pertahanan negara.

Pembinaan teritorial memegang peranan penting dalam rangka menciptakan ruang,

alat dan kondisi juang guna mendukung kelangsungan pembangunan dan menjaga

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-82

persatuan dan kesatuan serta tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.

Pembinaan teritorial meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan pembinaan dan menjalin rasa persatuan dan

kesatuan bangsa guna tetap terpeliharanya ketentraman, ketertiban dan

perlindungan masyarakat di wilayah teritorial;

2. Mengkoordinir para camat melakukan kegiatan pembinaan teritorial dalam

wilayah tugas masing-masing;

3. Melakukan koordinasi dengan instansi vertikal berkaitan dengan kegiatan

pembinaan teritorial.

Dalam menjaga kestabilan keamanan proses pengamanan Pemilu Legeslatif,

Presiden seta Pemilukada, peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam membantu

tugas pokok dari TNI dan POLRI sendiri, ini terlihat kerjasama yang baik dan Untuk

menjaga keamanan di daerah, tidak hanya mengandalkan aparat keamanan,

masyarakat memiliki peran yang sangat penting bagi keamanan.

Tabel 2.99 Kegiatan Politik, Pemerintahan dan Keamanan

Tahun 2007-2012

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Operasional Sekretariat FKDM

0 1 1 1 1 1

2 Pembinaan Teritorial 1 1 1 1 1 1

3 Operasional KOMINDA 1 1 1 1 1 1

4 Fasilitasi Rapat Kerja Bidang Polkam

1 1 1 1 1 1

5 Fasilitasi Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Tahapan-tahapan Pemilukada

1 - 1 - - 1

6 Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kecamatan dalam Pelaksanaan Pemilukada

1 1 1 1 1 1

7 Operasional Pengamanan Pelaksanaan Pemilukada

1 1 2

Jumlah

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-83

Sumber : Kesbangpol dan Linmas Aceh Tamiang, 2013

2.3.12. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, serta Kepegawaian dan Persandian.

Penyaluran bantuan keuangan kepada Partai Politik pemenang Pemilu

Tahun 2004 dan Pemilu Tahun 2009, bagi Partai Politik yang mendapatkan kursi di

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun penyaluran bantuan

keuangan kepada Partai Politik pemenang Pemilu Tahun 2004 mengacu pada

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2005 Tentang Bantuan Keuangan pada Partai

Politik dan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor. 4 Tahun 2006 Tentang

Bantuan Keuangan pada Partai Politik, sedangkan untuk bantuan keuangan kepada

partai politik nasional dan partai politik lokal pemenang Pemilu 2009 mengacu

pada Peraturan Pemerintah Nomor. 5 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

pada Partai Politik, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 24 Tahun 2009

Tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam APBD, Pengajuan,

Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan

Partai Politik dan Surat Keputusan Bupati Aceh Tamiang Nomor 1252 Tahun 2012

Tentang Penetapan Jumlah Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Nasional dan

Partai Politik Lokal hasil Pemilu 2009 Tingkat Kabupaten Aceh Tamiang.

Tata cara penyaluran bantuan keuangan kepada Partai Politik pemenang

Pemilu tahun 2004 berdasarkan jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat

Kabupaten Aceh Tamiang, sedangkan bantuan keuangan kepada Partai Politik

Nasional dan Partai Politik Lokal hasil Pemilu Tahun 2009 yang mendapat kursi di

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan jumlah perolehan

suara Partai.

Besarnya bantuan keuangan bagi Partai Politik pemenang Pemilu Tahun

2004 berdasarkan jumlah perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten

Aceh Tamiang sebesar Rp. 18.000.000,- per kursi / Tahun, sedangkan bantuan

keuangan kepada Partai Politik Pemenang Pemilu Tahun 2009 yang mendapatkan

kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan jumlah

perolehan suara, adapun bantuan per suara Rp.5.184/Tahun

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-84

Realisasi bantuan keuangan kepada partai politik pemenang pemilu

legislatif tahun 2004 dan partai politik pemenang pemilu tahun 2009 yang

memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang.

Tabel 2.100 Daftar Partai Politik Yang Menerima Bantuan Keuangan

Dari Tahun 2007-2012

NO Nama Partai Politik

Pemenang Pemilu 2004

Pemenang Pemilu 2009

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Partai Keadilan Persatuan Indonesia

- - 2.901 Suara

2.901 Suara

2.901 Suara

2.901 Suara

2 Partai Keadilan Sejahtera 1 Kursi 1 Kursi 6.548 Suara

6.548 Suara

6.548 Suara

6.548 Suara

3 Partai Amanat Nasional 5 Kursi 5 Kursi 6.968 Suara

6.968 Suara

6.968 Suara

6.968 Suara

4 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

1 kursi 1 kursi - - - -

5 Partai Demokrasi Kebangsaan 1 Kursi 1 Kursi - - - -

6 Partai Golongan Karya 6 Kursi 6 Kursi 5.050 Suara

5.050 Suara

5.050 Suara

5.050 Suara

7 Partai Persatuan Pembangunan

3 Kursi 3 Kursi 4.937 Suara

4.937 Suara

4.937 Suara

4.937 Suara

8 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia

- - 1.775 Suara

1.775 Suara

1.775 Suara

1.775 Suara

9 Partai Bulan Bintang 2 Kursi 2 Kursi - - - -

10 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

4 Kursi 4 Kursi 8.170 Suara

8.170 Suara

8.170 Suara

8.170 Suara

11 Partai Bintang Reformasi 3 Kursi 3 Kursi 2.043 Suara

2.043 Suara

2.043 Suara

2.043 Suara

12 Partai Demokrat 4 Kursi 4 Kursi 18.490 Suara

18.490 Suara

18.490 Suara

18.490 Suara

13 Partai Aceh - - 29.152 Suara

29.152 Suara

29.152 Suara

29.152 Suara

14 Partai Bersatu Aceh - - 3.257 Suara

3.257 Suara

3.257 Suara

3.257 Suara

Sumber : Kesbangpol dan LinmasAceh Tamiang, 2013

2.3.12.1. Sistim Informasi Manajemen Pemda

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam usahanya untuk meningkatkan

penyampaian informasi hasil kinerja aparatur pemerintah, sejak tanggal 7 Juli 2009

telah membuat sebuah domain/situs dengan alamat www.acehtamiangkab.go.id,

situs ini dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten

Aceh Tamiang, Domain ini memuat berbagai informasi tentang Kabupaten Aceh

Tamiang dan dapat diakses secara luas oleh masyarakat.Ada beberapa kendala yang

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-85

di hadapi dalam mengaktifkan domain ini diantaranya, tidak tersedianya

sumberdaya manusia (SDM) yang profesional untuk menggelola situs tersebut,

selain masalah keterbatasan anggaran dalam pengelolaannya.

Selain domain tersebut juga terdapat beberapa webside lainnya yang

memuat informasi tentang Kabupaten Aceh Tamiang diantaranya :

1. JDIH (jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum) Kabupaten Aceh Tamiang

dalam bentuk Web side dengan alamat “ www.jdih_acehtamiang.go.id”

yang mulai terbentuk sejak tahun 2012 berdasarkan Keputusan Bupati Aceh

Tamiang no.227 tahun 2012 tanggal 2 April 2012 tentang Penetapan

Website jaringan dokumentasi dan informasi hukum Kabupaten Aceh

Tamiang, sasaran dari pembentukan website ini sebagai sarana

penyebarluasan informasi daerah berupa Qanun,Peraturan Bupati,

Rancangan Qanun dan Peraturan Bupati serta berbagai peraturan

pemerintah lainnya yang telah dihasilkan, webside ini dikelola oleh Bagian

Hukum Sekretariat Daerah KabupatenAceh Tamiang.

2. Informasi data kependudukan yang dikelola oleh Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil dengan alamat ”www.dukcapil_acehtamiang.go.id” mulai

dibentuk sejak bualn September 2012. Mengingat usia pembentukannya

yang masih baru, informasi yang disampaikan masih belum sempurna.

2.3.12.2.Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

Pada dasarnya survey IKM dilaksanakan oleh masing-masing unit layanan

yang melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sampai dengan saat ini

pemda belum pernah maelaksanakan survey IKM, kegiatan ini akan dianggarkan

pada tahun 2013.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-86

2.3.12.3.Kepegawaian dan Persandian

Tabel 2.101 Jumlah PNS Struktural, Fungsional dan Guru

Tahun 2007-2012

No Aparatur (PNS) Jumlah Aparatur

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Tenaga Administrasi - 2.114 2.206 2.393 1.912 2.247

2 Tenaga Kesehatan - 496 573 669 760 745

3 Tenaga Guru - 1.570 1.824 2.072 2.604 2.342

Jumlah - 4.603 4.180 4.603 5.134 5.334

Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012

Tabel 2.102

Jumlah PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2007-2012

No Tingkat

Pendidikan Jumlah Aparatur

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD - 12 12 13 13 13

2 SMP - 25 25 29 71 71

3 SMA/SMK - 966 979 1.056 1.032 1.012

4 D I - - - - 84 84

5 D II - 381 481 489 907 907

6 D III - 464 551 652 479 508

7 S1 - 2.294 2.517 2.850 2.636 2.685

8 S2 - 38 38 45 54 54

Jumlah - 4.180 4.603 5.134 5.276 5.334

Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012

Tabel 2.103 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan

Tahun 2007-2012

No Golongan Jumlah Aparatur

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 I a - 12 12 13 13 13

2 I b - 5 5 5 10 4

3 I c - 23 23 27 37 32

4 I d - 9 9 9 17 13

5 II a - 870 883 960 814 586

6 II b - 197 297 299 528 517

7 II c - 356 443 544 319 484

8 II d - 116 116 116 256 215

9 III a - 627 864 1,195 781 857

10 III b - 394 394 401 606 661

11 III c - 303 303 309 426 395

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-87

12 III d - 424 421 424 394 363

13 IV a - 797 779 782 1.002 1.089

14 IV b - 43 43 41 53 89

15 IV c - 4 7 1 11 15

16 IV d - - - - - 1

Jumlah - 4.180 4,603 5,134 5.276 5.334

Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012

Tabel 2.104 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Struktural/Eselonering

Tahun 2007-2012

No Tingkat Pendidikan

Jumlah Aparatur

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 II a - 1 1 1 1 1

2 II b - 25 30 40 30 41

3 III a - 50 48 44 49 50

4 III b - 69 94 83 99 78

5 IV a - 199 192 150 337 343

6 IV b - 21 22 23 27 35

Jumlah - 367 387 441 543 548

Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012

Jumlah pejabat yang menduduki posisi jabatan eselon IV hingga II terdata

sejak tahun 2007-2012 naik per tahunnya, kenaikan jabatan yang paling signifikan

terjadi pada eselon IV yang terlihat hamper 100 % ditahun 2011.

Tabel 2.105 Jumlah Aparatur yang Mendapatkan Beasiswa Pendidikan

Tahun 2007-2012 Sumber Dana APBK Aceh Tamiang

No Tingkat Pendidikan Jumlah Aparatur

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Beasiswa Ijin Belajar S1 - - 40 50 20 40

2 Beasiswa Tugas Belajar S1/DIV - - 24 18 23 29

3 Beasiswa Ijin Belajar S2 - - 25 15 10 14

4 Beasiswa Tugas Belajar S2 - - 16 17 24 13

Jumlah - - 105 100 77 96

Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat sejauh mana komitmen Pemerintah Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam melakukan pengembangan sumber daya aparatur

Kabupaten Aceh Tamiang. Untuk tahun 2009 hingga tahun 2012 tercatat jumlah

aparatur yang telah mendapatkan bantuan beasiswa melalui dana APBK Aceh

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-88

Tamiang mencapai 378 orang. Dan bila dilihat dari table diatas terjadi penurunan

angka aparatur yang mendapat beasiswa, hal ini bukan dikarenakan minat aparatur

ataupun pemerintah daerah yang menurun dalam mengembangkan sumberdaya

aparaturnya, melainkan kondisi keuangan yang terbatas. Namun demikian

meskipun dihadapkan pada keterbatasan-keterbatasannya, Pemerintah Daerah

masih terus dan telah melakukan terobosan-terobosan baru dalam hal

pengembangan sumberdaya aparaturnya yang diupayakan baik melalui program

beasiswa dana Pemerintah Daerah, program beasiswa dana sharing maupun

program beasiswa dana pemerintah pusat.

Tabel 2.106 Jumlah Aparatur yang Telah Mengikuti Diklat-Diklat Tahun 2007-2012 Sumber Dana APBK Aceh Tamiang

No Tingkat Pendidikan Jumlah Aparatur

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Diklat Prajabatan Gol I dan II - 600 252 149 77 21

2 Diklat Prajabatan Gol III - - 71 148 175 166

3 Diklat PIM II - 5 4 - - 3

4 Diklat PIM III - 10 10 4 - 13

5 Diklat PIM IV - 40 - - - 40

Jumlah - 655 337 301 252 243

Sumber : BKKP Aceh Tamiang, 2012

2.3.13. Ketahanan Pangan

2.3.13.1. Regulasi Ketahanan Pangan

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BPPP) Kabupaten Aceh Tamiang

yang didalamnya terdapat Bidang Ketahanan Pangan, sampai saat ini belum ada

mengeluarkan peraturan tentang kebijakan ketahanan pangan baik dalam bentuk

Perda, Perkada, maupun peraturan lainnya. Namun sampai sampai saat ini Bidang

Ketahanan Pangan baru menyelesaikan draf Peraturan Bupati Aceh Tamiang

Tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis sumber daya

lokal.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-89

Tabel 2.107 Ketersediaan Pangan Utama

No Tahun Jumlah

Penduduk

Produksi Beras

Netto (Kg)

Ketersediaan Pangan Utama

(Gr/Thn)

Rasio Ketersediaan

Pangan Utama

Kebutuhan Beras

(Kg/Thn)

Surplus Beras

(Kg/Thn) Keterangan

1 2007 258.135 77.223.607 299.159,77 0,37 28.265.782,50 48.957.824,76 Surplus Tinggi

2 2008 265.991 83.127.659 312.520,57 0,35 29.126.014,50 54.001.644,62 Surplus Tinggi

3 2009 250.329 89.602.018 357.937,02 0,31 27.411.025,50 62.190.992,01 Surplus Tinggi

4 2010 251.914 97.757.413 388.058,67 0,28 27.584.583,00 70.172.829,77 Surplus Tinggi

5 2011 274.096 93.726.190 314.946,58 0,32 30.013.512,00 63.712.677,58 Surplus Tinggi

Berdasarkan perhitungan rasio ketersediaan pangan dalam Kabupaten Aceh

Tamiang dari tahun 2007 – 2011 menunjukkan angka lebih kecil dari 0,50 (range

indikator individu) atau rata-rata per tahun sebesar 0,32. Dan dapat disimpulkan

bahwa ketersediaan pangan utama dalam Kabupaten Aceh Tamiang terjadi surplus

tinggi, dimana rata-rata kebutuhan konsumsi beras per tahun adalah 28.480.148 kg

atau 32,26 % dari produksi yang ada. Sedangkan rata-rata surplus per tahun

mencapai 59.807.194 kg atau 67,74 % dari produksi yang ada.

2.3.14. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

2.3.14.1. Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK

Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) merupakan suatu

lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Badan

pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang yang dalam melaksanakan

kegiatannnya selalu berkoordinasi dan peran serta BPM dalam melaksanakan

pemberdayaan kepada masyarakat selalu seiring dengan berbagai kegiatan yang

ada pada PKK, adapun kelompok binaan PKK dari tahun 2007 sampai dengan 2011

dapat kami jelaskan dalam table sebagai berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-90

Tabel 2.108 Kelompok Binaan PKK Tahun 2007-2011

NO Kecamatan

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

Jumlah PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

Jumlah PKK

J Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

Jumlah PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

Jumlah PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16) (17=16/15)

1 Kec. Manyak Payed 36 4 0,11 36 5 0,14 36 4 0,11 36 4 0,11 36 4 0,11

2 Kec.Bendahara 33 4 0,12 33 4 0,12 33 1 0,03 33 4 0,12 33 3 0,09

3 Kec. Banda Mulia 10 4 0,40 10 5 0,50 10 3 0,30 10 4 0,40 10 3 0,30

4 Kec.Seruway 24 5 0,21 24 4 0,17 24 1 0,04 24 5 0,21 24 4 0,17

5 Kec. Rantau 16 5 0,31 16 4 0,25 16 3 0,19 16 5 0,31 16 4 0,25

6 Kec. Karang Baru 31 4 0,13 31 4 0,13 31 1 0,03 31 4 0,13 31 4 0,13

7 Kec. Sekerak 14 3 0,21 14 3 0,21 14 1 0,07 14 1 0,07 14 2 0,14

8 Kec. Kota Kualasimpang

5 3 0,60 5 4 0,80 5 1 0,20 5 2 0,40 5 3 0,60

9 Kec. Kejuruan Muda 15 5 0,33 15 4 0,27 15 2 0,13 15 1 0,07 15 3 0,20

10 Kec. Tamiang Hulu 10 3 0,30 10 2 0,20 10 2 0,20 10 4 0,40 10 3 0,30

11 Kec. Tenggulun 5 3 0,60 5 2 0,40 5 1 0,20 5 4 0,80 5 2 0,40

12 Kec. Bandar Pusaka 14 3 0,21 14 4 0,29 14 2 0,14 14 4 0,29 14 2 0,14

Jumlah 213 46 3,54 213 45 3,48 213 22 1,64 213 40 3,31 213 37 2,83

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) Kabupaten Aceh Tamiang

dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat membentuk kelompok-

kelompok binaan yang berada di setiap Kampung, adapun kelompok binaan

tersebut seperti BKB ( Bina Keluarga Balita ), GSI ( Gerakan Sayang Ibu ),

GAMMAWAR ( Gampong Mawadah Warahmah ) , P2WKSS dan Terpadu. Berikut

kami sampaikan dalam bentuk table berupa kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK

Kabupaten Aceh Tamiang secara lebih terinci dari tahun 2007 sampai dengan 2011 :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-91

2.3.15. Perpustakaan

2.3.15.1. Jumlah Perpustakaan

Tabel 2.109 Jumlah Perpustakaan Tahun 2007-2011

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)

1 1 1 1 1

1

2. Jumlah Perpustakaan Kampung

- - - - - 47

3. Jumlah Perpustakaan Sekolah/Pesantren

- - - - - 75

4. Jumlah Perpustakaan LP/Puskesmas

- - - - - 2

5. Jumlah Perpustakaan Mesjid

6

6. Total Perpustakaan (1+2+3+4+5)

1 1 1 1 1 131

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Aceh Tamiang, 2012.

Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 perpustakaan milik

pemda Kabupaten Aceh Tamiang berjumlah 1 unit, sedangkan perpustakaan binaan

kabupaten berjumlah 130 unit yang terdiri dari perpustakaan kampung berjumlah

47 unit, perpustakaan sekolah/pesantren berjumlah 75 unit, perpustakaan

LP/Puskesmas berjumlah 2 unit dan perpustakaan mesjid berjumlah 6 unit.

2.3.15.2. Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun

Tabel 2.110 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2007-2011

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)

- - 10.159 10.454 9.376

10.642

2. Jumlah pengunjung perpustakaan Kampung

- - - - -

21.313

3. Jumlah pengunjung Perpustakaan Sekolah/Pesantren

- - - - - -

4. Jumlah pengunjung Perpustakaan LP/Puskesmas

- - - - - -

5. Jumlah pengunjung Perpustakaan Mesjid

- - - - - -

6. Total pengunjung Perpustakaan (1+2+3+4+5)

- - 10.159 10.454 9.376

33.955

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Aceh Tamiang, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-92

Dari tabel diatas terlihat bahwasanya terjadi penurunan jumlah pengunjung

di perpustakaan daerah (di Kabupaten) pada tahun 2011, disebabkan oleh karena

Kantor Perpustakaan Kabupaten Aceh Tamiang pindah alamat (pindah gedung),

sehingga kemungkinan pengunjung masih beradaptasi dengan situasi ini. Sedangkan

pada tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah pengunjung di perpustakaan

KabupatenAceh Tamiang dikarenakan sudah adanya layanan internet (free wifi).

2.3.15.3. Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah

Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah (di Kabupaten)

berjumlah 5.977 judul buku yang terdiri dari 27.072 eksemplar, dengan jenis dan

judul buku bervariasi.

Tabel 2.111 Rekap Buku Keseluruahan Kondisi Februari 2012

Kabupaten Aceh Tamiang

Subjek Buku Jumlah Judul

Jumlah Eksemplar

Keterangan

000 Karya Umum 363 1.427

100 Filsafat/Psikologi 141 615

200 Agama 777 4.170

300 Ilmu-Ilmu Sosial 1.304 6.097

400 Bahasa 596 3.024

500 Ilmu-Ilmu Murni 227 878

600 Ilmu-Ilmu Terapan 1.436 6.411

700 Kesenian dan Olah Raga 121 576

800 Kesusasteraan 794 3.048

900 Sejarah dan Geografi 218 826

Jumlah 5.977 27.072

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Aceh Tamiang, 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-93

2.3.16. Pertanian

2.3.16.1. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar

Tabel 2.112 Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar

No Uraian 2011

1 Produksi Tanaman Padi/bahan pangan utama local lainnya (Ton)

159.018,8

2 Luas areal tanaman padi/ bahan pangan utama local lainnya (Ha)

28.547

3 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)

5,57

Dengan luas lahan sawah di Kabupaten Aceh Tamiang seluas 18.083 Ha di

tahun 2011, para petani telah menanam padi hampir 2x dalam setahun yakni

sebesar 28.547 Ha pada musim gadu dan musim rendengan (Oktober, Nopember

dan Desember). Biasanya petani seluruhnya menanam padi, namun pada musim

gadu (Maret, April dan Mei) hanya sebagian daerah yang memiliki sumber air saja

yang dapat menanam padi dari luas lahan sebesar + 17.000 yang merupakan lahan

tadah hujan, baru menghasilkan produktivitas sebesar 5,57 Ton/Ha ditahun 2011,

hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Sumber pengairan berupa irigasi teknis yang belum teralisasi hingga sekarang.

b. Sumber air dalam bentuk pompanisasi baik air permukaan (alur, parit dan

sungai) maupun air tanah (sumur pancang dan sumur bor) belum memadai,

jumlah baru mencapai angka 165 unit masing-masing 63 unit tahun 2010, 41

unit tahun 2011 dan 96 unit tahun 2012, hal ini hanya membantu mengairi +200

Ha sawah yang idealnya 1 unit mengairi 1 Ha, jadi dari luas lahan sawah tadah

hujan 17.000 ha ada + 17.000 unit sumur pancang.

c. Keberadaan embung dan waduk sangat dibutuhkan pada daerah-daerah yang

memiliki sumber air untuk waduk dan embung.

d. Masih ada kelompok petani dibeberapa kecamatan masih menggunakan benih

padi lokal yang produktivitasnya rendah yaitu dibawah 4 Ton/Ha. Penggunaan

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-94

benih unggul lokal oleh sebagian petani dianggap harganya mahal sehingga

produksi belum dapat ditingkatkan.

e. Kelangkaan dan tingginya harga pupuk masih pula mendominasi rendahnya

produksi padi petani, walaupun tersedia pupuk pada kios-kios saprodi namun

terkadang harganya tidak terjangkau oleh petani.

f. Pemakaian pupuk organik masih sedikit dan kurang terpenuhi dalam jumlah

besar.

Solusi untuk permasalahan diatas, yaitu :

a. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan

mengusulkan pembangunan irigasi teknis yang menyuplai kebutuhan air

terutama musim gadu.

b. Pembangunan embung atau waduk pada daerah yang memiliki sumber air.

c. Melanjutkan penyediaan sumur-sumur pancang untuk membantu penyediaan

air bagi sawah petani.

d. Penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat tani non kelompok.

e. Mempermudah birokrasi oleh Pemkab agar ketersediaan pupuk di kios-kios

saprodi selalu ada dan menambah kouta pupuk bersubsidi.

f. Pengembangan pola UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) di tingkat petani.

Tabel 2.113 Produksi Padi Tahun 2007-2011

No. Jenis

Komoditi Produksi (Ton)

2007 2008 2009 2010 2011

1. Padi 131.020 141.037 152.021,6 165.858,3 159.018,8

Dari tabel diatas terlihat bahwa terrjadi peningkatan produksi setiap

tahunnya, namun yang paling tinggi yaitu pada tahun 2010, hal ini dikarenakan tidak

terjadinya gagal panen atau puso seperti pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu

terjadi banjir dan puso(gagal panen) dan pada tahun 2011 kembali menurun karena

terjadi banjir akibat curah hujan yang tinggi dan juga serangan Organisme

pengganggu tanaman (OPT).

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-95

Tabel 2.114 Produksi Padi Menurut Kecamatan Tahun 2011

No. Kecamatan Produksi (Ton)

1 Manyak Payed 52.283,4

2 Bendahara 14.099,2

3 Banda Mulia 23.047,2

4 Seruway 11.970

5 Rantau 15.258,6

6 Karang baru 12.390

7 Sekerak 522,5

8 Kuala Simpang -

9 Kejuruan Muda 8.851

10 Tenggulun 15.510,8

11 Tamiang Hulu 3.789,5

12 Bandar Pusaka 1.296

Total Produksi (Ton) 159.018,8

Tabel.2.115 Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB

No Uraian 2012

1 Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor Perkebunan/Pertanian

1.136.371,07

2 Jumlah PDRB 2.714.814,00

3 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

41,86 %

Sumbangan sektor pertanian/perkebunan terhadap total PDRB Kabupaten

Aceh Tamiang pada tahun 2012 menginjak angka 41,86 %, ini berarti sumbangsih

sektor pertanian dalam arti luas telah membaik walaupun dari segi komoditas

belum mampu mendongkrak PAD Kabupaten Aceh Tamiang lebih baik lagi. Namun

diharapkan pada 5 (lima) tahun mendatang keadaan ini bisa lebih baik lagi.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-96

Tabel 2.116 Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija) terhadap PDRB

No Uraian 2012

1 Jumlah Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija)

253,638,16

2 Jumlah PDRB 1.425.112,76

3 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB

17,80 %

Kontribusi sektor pertanian dalam hal ini palawija terhadap PDRB masih

menduduki angka yang relative rendah yakni 17,80 %, hal ini terjadi karena :

a. Sub sektor palawija di Kabupaten Aceh Tamiang dalam pelaksanaannya

menggunakan lahan yang sama dengan lahan padi yaitu sawah, artinya pada

saat penanaman sering mengalami gagal panen akibat hujan yang berakibat

banjir khususnya untuk jagung dan kedelai.

b. Lahan kering berupa ladang yang diusahakan petani untuk palawija jumlahnya

sangat kecil dan sebagian ditanami tanaman keras.

c. Khusus kedelai di Kabupaten Aceh Tamiang hanya beberapa kecamatan saja

yang daerahnya cocok untuk ditanami yaitu Kecamatan Banda Mulia,

Bendahara, Seruway, Rantau dan sebahagian kecamatan Karang Baru.

d. Untuk jagung hampir semua kecamatan dapat tumbuh baik namun kadang-

kadang petani enggan menanam karena ketidakpastian pemasarannya sehingga

harga anjlok.

Solusi yang bisa dilakukan adalah :

a. Perluasan areal lahan kering untuk pengembangan palawija khususnya jagung

dan kedelai.

b. Membuat regulasi peruntukkan bagi lahan kering khususnya palawija pada

daerah yang landai.

c. Membuka peluang pasar bagi pemasaran komoditi palawija pada saat petani

panen palawija dengan penentuan harga yang stabil.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-97

d. Memotivasi petani untuk mau mengembangkan dan memajukan komoditi

palawija sebagai unggulan kedua setelah padi.

Tabel 2.117 Kontribusi Sektor Palawija terhadap PDRB

Tahun 2007-2011

No. Jenis Komoditi 2007 2008 2009 2010 2011*

1 Tanaman Bahan Makanan

232.917,32 233.420,41 234.838,32 237.465,06

2 Peternakan 47.477,90 47.727,62 48.241,63 49.216,03

Tabel 2.118 Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) terhadap PDRB

No Uraian 2012

1 Jumlah kontribusi perkebunan (Tanaman Keras)

173.258,28

2 Jumlah PDRB 1.425.112,76

3 Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB

12,16 %

Kontribusi sektor ini masih kecil yaitu 12,16 % dari total kontribusi bidang

pertanian, hal ini dikarenakan nilai jual komoditi hortikultura (buah-buahan) masih

belum menjanjikan selain waktu panen yang relatif lama, memerlukan lahan yang

cukup luas untuk pengembangannya, menyebabkan petani kurang termotivasi

untuk menanam tanaman buah-buahan. Pasar dan konsumen buah-buahan masih

sangat minim.

Solusi yang dapat dilakukan, antara lain :

a. Mengembangkan program agrbisnis buah-buahan.

b. Pemkab membantu membuka peluang pasar sehingga petani memiliki garansi

setelah panen.

c. Perlu lahan yang luas baik milik petani maupun milik Pemerintah daerah.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-98

Tabel 2.119 Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap PDRB

No Uraian 2011

1 Jumlah produksi padi/bahan pangan utama local hasil kelompok petani (Ton) Tahun n

159.018,8

2 Jumlah produksi padi/bahan pangan utama di daerah (Ton) Tahun n

28.547

3 Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap bahan pangan utama

5,57 %

Kontribusi dari produksi kelompok petani berkisar pada angka 5,57%, hal ini

diambil dari hasil pengambilan ubinan di setiap kecamatan dari lahan milik

kelompok tani. Rekapitulasi hasil produksi seluruh kecamatan menjadi nilai

Kabupaten untuk produksi pertahunnya.

2.3.16.2. Cakupan Bina Kelompok Petani

Dari 607 kelompok tani yang terdata pada Badan Pelaksana Penyuluhan

Pertanian, pada tahun 2011 hanya terbantu + 143 kelompok tani dari berbagai

bantuan yang ada di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang

yang menghasilkan angka 0,24%. Hal ini sesuai dengan alokasi anggaran yang

didapat oleh Dinas Pertanian dan Peternakan dan tergantung juga pada program

dan kegiatan yang telah direncanakan.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-99

Tabel 2.120 Cakupan Bina Kelompok Petani

Menurut Kecamatan Tahun 2007-2011

No Kecamatan Jumlah Kelompok Tani

2007 2008 2009 2010 2011

1 Manyak Payed - - 82 86 90

2 Bendahara - - 50 53 61

3 Banda Mulia - - 26 31 32

4 Seruway - - 59 56 60

5 Rantau - - 61 61 61

6 Karang Baru - - 56 60 62

7 Sekerak - - 19 29 29

8 Kota Kualasimpang - - - - -

9 Kejuruan Muda - - 49 58 62

10 Tamiang Hulu - - 43 43 55

11 Tenggulun - - 17 31 50

12 Bandar Pusaka - - 48 43 45

Jumlah - - 510 551 607

Sumber : BPPP Aceh Tamiang, 2012

Tabel 2.121 Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan Menurut KecamatanTahun 2007-2011

Kabupaten Aceh Tamiang

No Kecamatan Jumlah Penyuluh Pertanian

2007 2008 2009 2010 2011

1 Manyak Payed - - 13 13 13

2 Bendahara - - 13 11 10

3 Banda Mulia - - 8 7 8

4 Seruway - - 10 10 10

5 Rantau - - 8 7 7

6 Karang Baru - - 14 15 14

7 Sekerak - - 9 8 9

8 Kota Kualasimpang - - - - -

9 Kejuruan Muda - - 10 10 10

10 Tamiang Hulu - - 9 8 8

11 Tenggulun - - 6 5 6

12 Bandar Pusaka - - 7 5 7

Jumlah - - 107 99 102

Sumber : BPPP Aceh Tamiang, 2012

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian terbentuk melalui Qanun

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 24

Desember 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang, dan mulai efektif berjalan pada bulan Maret 2009.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-100

Berdasarkan hal tersebut, maka data kelompok tani nelayan dan data penyuluh

pertanian lapangan di Kabupaten Aceh Tamiang yang tersedia di Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian hanya terangkum dari tahun 2009 sampai dengan tahun

2011.

Dari 607 kelompok tani nelayan yang ada sampai saat ini, berdasarkan kelas

kelompoknya terbagi atas Kelompok Pemula sebanyak 378 kelompok, Kelompok

Lanjut sebanyak 201 kelompok, Kelompok Madya sebanyak 28 kelompok dan untuk

Kelompok Utama sampai saat ini untuk Kabupaten Aceh Tamiang belum ada.

Sedangkan untuk Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang ada sampai saat ini, PPL

yang berstatus PNS sejumlah 26 orang, sedangkan sisanya yang 76 orang berstatus

kontrak daerah dan kontrak pusat (THL-TBPP).

2.3.17. Kahutanan

2.3.17.1.Rehabilitasi hutan dan lahan kritis

Tabel 2.122 Luas Hutan Kabupaten Aceh Tamiang

Menurut Kecamatan

No Kecamatan

Hutan Produksi

mangrove (Ha)

Hutan Lindung

Mangrove (Ha)

Hutan Produksi

Darat (Ha)

Hutan Lindung

Darat (Ha)

1 Manyak Payed 7.009,70 2.324,48 2.610,37 -

2 Bendahara 3.019,14 1.670,09 - -

3 Banda Mulia 2.093,63 244,58 - -

4 Seruway 3.787,97 2.527,46 - -

5 Rantau - - - -

6 Karang Baru - - - -

7 Sekerak - - 376,03 -

8 Kota Kualasimpang - - - -

9 Kejuruan Muda - - - -

10 Tamiang Hulu - - 13.054,98 14.799,58

11 Tenggulun - - - 24.149,86

12 Bandar Pusaka - - 5.898,18 1.739,97

Total 15.910,44 6.766,61 21.939,56 40.689,41

Sumber: Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

khususnya bidang kehutanan adalah mengurangi angka lahan kritis melalui

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-101

rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Luas hutan di KabupatenAceh Tamiang

berdasarkan Kepmenhutbun Nomor : 170/Kpts-II/2000 tentang Luas Kawasan

Hutan berdasarkan Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Propinsi

NAD seluas: ± 85.306,02 Ha terdiri dari Hutan Lindung seluas : ± 47.456,02 Ha dan

Hutan Produksi seluas : ± 37.850 Ha.

Tabel. 2.123

Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis

Tahun 2007-2011

No Kegiatan Tahun (Ha)

Total 2007 2008 2009 2010 2011

1 Reboisasi DAS 0,25 - - - - 0,25

2 Pengembangan Kawasan Hutan Rakyat

100 - - - - 100

3 Reboisasi Mangrove Percontohan

- - 75 100 - 175

4 Pembuatan Reboisasi Mangrove

- - - - 500 500

5 Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat

1.000 125 50 - 50 1.250

6 Pembuatan Tanaman Reboisasi

- - 100 - 100 200

7 Penanaman KBR - - - - 300 300

Keseluruhan 1.100,25 125 225 100 950 2.500,25

Sumber: Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.

Tabel 2.124

Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis

Tahun 2007-2011

No Tahun Luas Areal yang Telah Direhabilitasi (Ha)

Luas Areal yang Telah Direhabilitasi (%)

1 2007 1.100,25 1,7

2 2008 125 0,19

3 2009 225 0,3

4 2010 100 0,1

5 2011 950 1,4

Sumber: Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.

Tabel diatas menunjukkan bahwa areal yang direhabilitasi setiap tahun

mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena ketersediaan anggaran terbatas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-102

untuk penghijauan. Akan tetapi pada tahun 2011, sesuai program pemerintah untuk

menjaga kelestarian hutan yang sering disebut “Go Green” penyediaan dana untuk

program kehutanan dalam upaya mewujudkan Aceh Hijau bertambah, sehingga

banyak kegiatan dapat dilakukan khususnya rehabilitasi lahan.

2.3.17.2. Kerusakan Kawasan Hutan

Luas kerusakan kawasan hutan di Kabupaten Aceh Tamiang lima tahun

terakhir (2007-2011) sebesar 54 % dari luas hutan yang ada di Kabupaten Aceh

Tamiang. Hal ini disebabkan banyaknya penebangan liar dan perambahan hutan

menjadi perkebunan, besarnya minat masyarakat terhadap komoditi perkebunan

mengakibat banyak hutan yang digarap untuk dijadikan areal perkebunan.

Tabel 2.125 KontribusiSektor Perkebunan terhadap PDRB

atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) No Lapangan

Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

1 Tanaman

Perkebunan 150.942,75 151.252,75 151.805,36 152.216,45 163.748,63

Jumlah 150.942,75 151.252,75 151.805,36 152.216,45 163.748,63

Sumber : BPS Aceh Tamiang, 2012.

Komoditi perkebunan yang merupakan primadona (unggulan) di Kabupaten

Aceh Tamiang yaitu karet, kelapa sawit dan kakao. Sedangkan kelapa dalam, nilam,

pinang, kapuk/randu, kemiri, kopi, sagu dan aren merupakan komoditi perkebunan

non unggulan, akan tetapi tetap dikembangkan oleh petani kebun di Kabupaten

Aceh Tamiang.

Perkembangan luas perkebunan Kelapa Sawit, Karet dan Kakao rakyat di Kabupaten

Aceh Tamiang pada tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut.

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-103

Tabel 2.126 Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat

Tahun 2007-2011

No Tahun Luas (Ha) Jumlah (Ha)

Produksi (Kg)

Produktivitas (Kg/Ha/Thn)

KK

TBM TM TR

1 2007 3.087 11.882 1.726 16.695 116.444 9.800 5.280

2 2008 3.450 13.350 850 17.650 146.850 11.000 6.020

3 2009 4.152 13.891 1.568 19.611 166.695 12.000 8.966

4 2010 3.966 14.146 1.488 19.600 176.825 12.500 9.076

5 2011 3.990 14.165 1.453 19.614 177.062 12.500 9.076

Sumber : Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.

Tabel 2.127 Perkembangan Luas Perkebunan Karet Rakyat

Tahun 2007-2011 No Tahun Luas (Ha) Jumlah

(Ha) Produksi

(Kg) Produktivitas (Kg/Ha/Thn)

KK

TBM TM TR

1 2007 3.323 12.892 2.420 18.635 11.890 922 13.802

2 2008 3.420 13.610 1.750 18.780 13.365 982 14.093

3 2009 4.452,5 11.909 3.771,2 20.133 13.076 1.098 14.599

4 2010 4.636 12.616 3.262 20.514 11.114,7 881 14.617

5 2011 4.694 12.652 3.221 20.567 12.398,96 980 14.617

Sumber : Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.

Tabel 2.128 Perkembangan Luas Perkebunan Kakao Rakyat

Tahun 2007-2011

No Tahun Luas (Ha) Jumlah (Ha)

Produksi (Kg)

Produktivitas (Kg/Ha/Thn)

KK

TBM TM TR

1 2007 374 566 588 1.528 518 915 2.415

2 2008 830 749 449 2.028 671 980 3.083

3 2009 887 1.325 348 2.560 1.211 980 4.144

4 2010 972 1.280 352 2.604 1.152 900 4.189

5 2011 977 1.281 352 2.610 1.127 880 4.190

Sumber : Dishutbun Aceh Tamiang, 2012.

Ketiga tabel diatas menunjukkan perkembangan luas areal komoditi

unggulan rakyat (kelapa sawit, karet dan kakao). Bila diproyeksikan dari tahun 2007,

maka pada tahun 2011 jumlah petani kebun meningkat rata-rata berkisar antara 85

% - 90 %. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pangsa pasar bagi komoditi unggulan

tersebut sehingga masyarakat lebih tertarik untuk melakukan budidaya tanaman

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-104

unggulan, ini juga menunjukkan oleh luas areal semakin bertambah setiap tahunnya

dan rata-rata berkisar antara 30 % - 80 %.

Tabel 2.129 Pertambangan Tanpa Ijin

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1

Luas Penambangan Liar Yang Ditertibkan (M2)

410,120 183,950 385.144 98.570 137,911

2 Luas Area Penambangan Yang Liar (M2)

1,309,125 899,005 705.055 319.911 175,381

3 Pertambangan Tanpa Izin

31.32% 20.46% 54.62% 30.8% 78.5%

Tabel 2.130 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB

o Uraian Tahun

2010 2011 2012

1 Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor pertambangan tanpa migas (Juta)

152.895,91 160.278,76 165.623,42

2 Jumlah Total PDRB (Juta) 1.290.397,41 1.351.518,64 1.425.112,76

3 Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB

11,85 % 11,86 % 11,62 %

Tabel 2.131

Produksi Perikanan Tahun 2007-2011

No Urairan 2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Produksi Ikan (ton) - 8189.1 9733.1 3646 3421.48

2 Target Daerah (ton) - 9826.92 10756 5375.2 5045.2

3 Produksi Perikanan (%) - 83.33 90.49 67.83 67.82

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-105

Tabel 2.132 Cangkupan Bina Kelompok Nelayan yang Mendapat Bantuan Kecamatan

Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Kelompok yang

mendapat bantuan PEMDA (tahun)

Jumlah Kelompok Nelayan

Kelompok yang mendapat bantuan

(%) (1) (2) (3) (4) (5)

1 Manyak Payed 1 1 100.0

2 Bendahara 1 3 33.3

3 Banda Mulia 1 3 33.3

4 Seruway 1 3 33.3

Jumlah 4 10

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-106

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita

Data-data yang berkaitan dengan fokus kemampuan ekonomi daerah

sebagai aspek daya saing daerah dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 2.133

Angka Konsumsi RT per KapitaTahun 2007-2011

No Uraian 2007 (Rp) 2008 (Rp)

2009 (Rp)

2010 (Rp)

2011 (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Rata-rata Pengeluarankonsumsi RT Per Kapita

265.797 416.286 462.802 509.037 521.547

2. JumlahRumahTangga 63.683 61.254 58.920 59.467 60.828

Sumber : Badan Penyuluh Pertanian Tahun 2012

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita

Tabel 2.134 Persentase Konsumsi RT non-Pangan Tahun 2007-2011

No Uraian 2007 (Rp)

2008 (Rp)

2009 (Rp)

2010 (Rp)

2011 (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Rata-rata Pengeluaran RT Non Pangan (Rp)

98.584 167.222 180.770 200.916 211.587

2. Rata-rata Pengeluaran RT (Rp) 265.797 416.286 462.802 509.037 521.547

3. Rasio 37,09 40,17 39,06 39,47 40,57

Sumber : Badan Penyuluh Pertanian Tahun 2012

Tabel 2.135 Pengeluaran Konsumsi Makanan per Kapita Tahun 2007-2011

No Uraian 2007

(Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Rata-rata Pengeluaran RT Non Pangan (Rp)

98.584 167.222 180.770 200.916 211.587

2. Rata-rata Pengeluaran RT (Rp) 265.797 416.286 462.802 590.037 521.547

3. Rata-rata PengeluaranKonsumsiMakanan

167.213

249.064

282.032

308.121

309.960

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-107

2.4.1.3 Produktivitas Total Daerah

Tabel 2.136 Produktivitas per Sektor Tahun 2008-2012

Kabupaten Aceh Tamiang

1 Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1. PDRB Atas Harga Konstan 2000 1.224.312,86 100,00 1.250.529,48 100,00 1.290.397,41 100,00 1.351.518,64 100,00 1.425.112,76 100,00

1.1 Pertanian 494.251,37 40,37 497.132,70 39,75 502.869,70 38,97 525.672,60 38,89 558.244,99 39,17

1.2 Pertambangan dan Penggalian 152.568,68 12,46 150.200,68 12,01 152.895,91 11,85 160.278,76 11,86 165.623,42 11,62

1.3 Industri Pengolahan 152.782,28 12,48 156.061,94 12,48 158.705,36 12,30 166.097,93 12,29 175.026,85 12,28

1.4 Listrik, gas & Air Bersih 3.970,02 0.32 4.050,58 0.32 4.166,89 0.32 4.345,89 0.32 4,574,48 0.32

1.5 Konstruksi 46.431,13 3,79 47.649,58 3.81 49.934,81 3.87 52.652,16 3.90 55.705,98 3.91

1.6 Qanungangan, hotel & Restoran 184.164,79 15,04 191.222,83 15.29 201.471,77 15.61 205.552,76 15.21 210.511,57 14,77

1.7 Pengangkutan dan Komunikasi 46.431,13 3.79 47.649,58 3.81 49.934,81 3.87 52.652,16 3.90 55.707,22 3.91

1.8 Keuangan, Sewa & Jasa Pengangkutan 19.408,67 1.59 20.125,94 1.61 20.859,20 1.62 21.914,01 1.62 23.333,58 1.64

1.9 Jasa-jasa 124.304,79 10,15 136.435,65 10.91 149.558,96 11,59 162.352,37 12,01 176.384,67 12.38

2 Jumlah Angkatan Kerja 110,234 64.64 105,389 62.18 105,215 61.13 106,638 63.62 111,275 64.75

Sumber : PDRB Kabupaten Aceh Tamiang 2012

2.4.2. Kriminalitas

2.4.2.1. Kasus Kriminalitas

Tabel 2.137 Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Tamiang

No Jenis Kriminal 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah kasus Narkoba 13 50 72 84 71

2. Jumlah kasus Pembunuhan - 3 - - 1

3. Jumlah Kejahatan Seksual 10 - 2 4 3

4. Jumlah kasus Penganiayaan 110 128 94 79 76

5. Jumlah kasus Pencurian 171 222 266 275 301

6. Jumlah kasus Penipuan 33 45 56 55 40

7. Jumlah kasus Pemalsuan uang - 2 - - 1

8. Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun

- - - - -

9. Jumlah Penduduk 258.135 265.991 250.329 251.914 257.681

10. Angka Kriminalitas (8)/(9) 21,1517 20,7902 30,5598 34,1783 27,5923

Sumber : Aceh Tamiang Dalam Angka Tahun 2012

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-108

2.4.2.2 Jumlah Demo

Tabel 2.138 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Tamiang

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Bidang Politik 2 2 1 1 2

2 Ekonomi 10 - 1 5 2

3 Kasus pemogokan kerja 2 4 - 3 4

4 Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa

14 6 2 9 8

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Tahun 2012

2.4.3 Perizinan Dan Pajak

2.4.3.1. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah

Tabel 2.139 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah

Yang Mendukung Iklim Investasi Kabupaten Aceh Tamiang

No Jenis Pajak dan Retribusi Daerah Lama Proses Perizinan (hari)

1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 3

2 Izin Pemasangan atau penyelenggaraan reklame 3

3 Suarat Izin tempat Usaha 3

4 Izin Gangguan HO 3

5 Surat Izin Usaha Qanungangan (SIUP) 3

6 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3

7 Tanda Daftar Gudang (TDG) 3

8 Tanda Daftar Industri (TDI) 3

9 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 3

10 Izin Pemakaian Kekayaan Daerah 3

11 Izin Kilang Padi 3

12 Izin Usaha Rerstauran dan Rumah Makan / Cafe 3

13 Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum 3

14 Izin Pendirian Pusat Kebugaran 3

15 Izin Bidang Kesehatan 3

16 Izin Balai Pengobatan, Klinik dan Praktek Bersama 3

17 Izin Toko Obat Berizin dan Penjualan Jamu Tradisional 3

18 Izin Praktek Perawat, Bidan dan Fisioterapi 3

19 Izin Praktek Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialister

3

20 Izin Pengobatan Tradisional dan Akupuntur 3

21 Izin Praktek Tukang Gigi 3

22 Izin Kesehatan Lingkungan Pemukiman Industri 3

23 Izin Optik 3

24 Izin Hotel dan Losmen / Penginapan 3

25 Izin Penjualan dan Penyaluran Obat-obatan Hewan dan Saprodi pertanian

3

26 Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Non Formal 3

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-109

Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 2012

2.4.3.2. Jumlah Qanun yang Mendukung Iklim Usaha

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang selama periode 2007-2011

telah menetapkan 12 Qanun yang mendukung iklim usaha yaitu qanun yang terkait

perizinan. Dengan uraian jumlah qanun tiap tahunnya seperti berikut.

Uraian Qanun yang terkait perizinan : I. Tahun 2008

1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Retribusi

Perizinan dan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Hewan ;

2. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Izin dan

Tata Cara Penyelenggaraan Hiburan ;

3. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung ;

4. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C dalam Kabupaten Aceh

Tamiang.

II. Tahun 2009

1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Atas Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 4 Tahun 2005 tentang

Retribusi Izin Usaha Angkut Barang ;

2. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Perubahan

Atas Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 13 Tahun 2005 tentang

Retribusi Izin Usaha Perkebunan.

III. Tahun 2010

1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pajak Air

Tanah.

IV. Tahun 2011

1. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Izin

Gangguan ;

2. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Retribusi

Izin Usaha Perikanan ;

3. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Retribusi

Pengendalian Menara Telekomunikasi ;

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-110

4. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 26 Tahun 2011 tentang

Pengendalian Menara Telekomunikasi ;

5. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 28 Tahun 2011 tentang Retribusi

Izin Mendirikan Bangunan.

2.4.4. SumberDayaManusia

2.4.4.1. Ketenagakerjaan

Tingkat Ketergantungan

Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang

harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang

tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap

sebagai penduduk yang belum produktif, karena secara ekonomis masih tergantung

kepada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu , penduduk

berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa

pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap

sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah

penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu

akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis

penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) merupakan

salah satu indikator demografi yangpenting. Semakin tinggi persentase dependency

ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang

produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak

produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah

menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif

untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Rasio ketergantungan di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012 dapat

dilihat pada tabel berikut :

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II-111

Tabel 2.140 Rasio Ketergantungan

No Uraian Tahun 2012

1 PendudukUsia<15 thn 82.204

2 PendudukUsia>64 thn 11.046

3 PendudukUsia 15 – 64 thn 192.976

4 RasioKetergantungan Anak (%) 42,60

5 RasioKetergantungan Lansia (%) 5,72

6 RasioKetergantungan (%) 48,32

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2012.

Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) pada tahun 2012 secara

keseluruhan mencapai 48,32%, berarti bahwa setiap 100 orang produktif (usia 15 –

64 tahun) menanggung 48 orang belum/tidak produktif (usia <15 tahun + Usia >64

tahun). Rasio ketergantungan anak (Young Depedency Ratio) mencapai 42,60%,

dan rasio ketergantungan lansia (Old Depedency Ratio) mencapai 5,72%.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III-1

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah

menerbitkan paket peraturan perundang – undangan bidang pengelolaan keuangan

daerah sebagai landasan utama kebijakan pengelolaan keuangan daerah yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Hal ini juga ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundangan di

bidang keuangan daerah, beserta peraturan-peraturan penjabarannya yang

mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait implementasi

keuangan Kabupaten Aceh Tamiang yang telah dikeluarkan adalah Qanun Nomor 15

Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah serta Qanun

Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Lembaga Teknis

Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III-2

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam pengelolaan keuangan daerah,

menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) Online sejak

tahun 2010 sampai sekarang. Dan terhitung mulai tahun 2012 telah memperluas

jaringan sampai di 12 (dua belas) Kecamatan. Hal ini sesuai dengan prinsip efisiensi

dan akuntabilitas anggaran, sejak perencanaan hingga pelaksanaan anggaran dan

kegiatan.

3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK)

Pendapatan Kabupaten Aceh Tamiang selama tahun 2007-2011 mengalami

kenaikan rata-rata sebesar 8,44 persen. Peningkatan pendapatan Kabupaten Aceh

Tamiang periode 2007-2011 seiring dengan peningkatan pendapatan yang

diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain

pendapatan yang sah. Sedangkan dilihat dari struktur pendapatan APBK selama 5

tahun, kontribusi terbesar dalam pembentukan pendapatan APBK, bersumber dari

dana perimbangan. Kontribusi dana perimbangan dalam pendapatan pada APBK

Aceh Tamiang selama 5 tahun rata-rata sebesar 84,28 persen. Proporsi dana

perimbangan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 94,16 persen,

selanjutnya di tahun berikutnya mengalami penurunan, dan sampai tahun 2011

proporsi dana perimbangan sebesar 80,39 persen. Penurunan proporsi dana

perimbangan tersebut lebih disebabkan karena kenaikan dari sumber pendapatan

daerah lain-lain yang khususnya dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya. Struktur

Pendapatan APBK Aceh Tamiang selama 5 tahun terlihat pada Gambar 3.1 berikut

ini :

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III-3

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah.

Gambar 3.1 Struktur Pendapatan APBK Aceh Tamiang Tahun 2007-2011

Pendapatan Daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah proporsinya

pada tahun 2007 sebesar 4,09 persen, tahun 2008 turun menjadi sebesar 2,67

persen, tahun 2009 turun menjadi 2,43 persen, tahun 2010 naik menjadi 4,62

persen, tahun 2011 turun menjadi 2,80 persen. Selain berasal dari dana

perimbangan dan pendapatan asli daerah, Pendapatan Daerah juga didapat dari

Lain-lain Pendapatan yang Sah, yang mengalami perkembangan berfluktuasi. Dalam

5 tahun terakhir rata-rata kenaikan sebesar 12,40 persen per tahun.

Kondisi pendapatan berdasarkan data APBK dilihat dari realisasi selama 5

tahun terakhir kecenderungannya berfluktuasi, pada tahun 2007 hingga 2008

mengalami peningkatan, tahun 2009 mengalami penurunan dan tahun 2010 hingga

2011 mengalami peningkatan sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini :

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 4

Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

No. Uraian Tahun 2007

(Rp) Tahun 2008

(Rp) Tahun 2009

(Rp) Tahun 2010

(Rp) Tahun 2011

(Rp)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

1 PENDAPATAN 391.623.530.877 443.410.269.839 414.878.923.523 450.412.643.698 533.310.656.064 8,44

1.1. Pendapatan Asli Daerah 15.999.885.399 11.823.982.877 10.080.171.997 20.813.147.511 14.923.079.308 9,33

1.1.1. Pajak daerah 247.885.399 2.065.880.524 2.258.313.237 2.647.819.584 4.477.970.900 207,27

1.1.2. Retribusi daerah 3.516.151.966 3.720.302.131,47 3.883.138.240 4.709.004.901 4.955.305.565 9,17

1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

253.979.342 319.100.612 923.021.732,33 1.934.800.621 1.563.156.663 76,33

1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 11.982.405.586 5.718.699.609 3.015.698.787 11.521.522.405 2.269.626.556 25,55

1.1.5 Penerimaan Zakat - - - - 1.657.019.624

1.2. Dana Perimbangan 304.997.280.925 383.228.953.581 390,657,047,666 371.751.679.934 428.714.998.990 9,52

1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak

79.862.350.933 102.697.549.581 85.421.617.666 92.108.034.934 90.569.444.131 4,48

1.2.2. Dana alokasi umum 213.427.999.992 237.708.404.000 259.596.087.000 244.270.545.000 304.629.954.859 9,85

1.2.3. Dana alokasi khusus 11.706.930.000 42.823.000.000 45.639.343.000 35.373.100.000 33.515.600.000 61,16

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

70.626.364.553 48.357.333.380 14.141.712.859 57.847.816.253 89.672.577.766 65,45

1.3.1 Hibah 50.000.000 20.000.000 - - -

1.3.2 Dana darurat 55.000.000.000 123.529.048 - - -

1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **)

2.446.868.189 10.665.604.075 4.364.022.823 12.803.053.703 10.769.745.301 113,58

1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***)

- 1.315.711.800 2.464.676.000 44.783.938.400 78.863.745.280 626,82

1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

748.279.342 252.899.457,67 - - -

1.3.6 Dana Pendidikan dari Provinsi 12.381.217.022 15.999.589.000 - - -

1.3.7 Lain-lain - - 7.313.014.036 260.824.150 39.087.185 -90,72

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 5

Pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang tergantung dari APBK yang akan

disusun dan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan. Dari struktur anggaran, dimana

pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan pengelolaan pendapatan asli

daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka pendapatan asli daerah menjadi

tolok ukur kemandirian suatu daerah. Berdasarkan analisis data kontribusi PAD

Kabupaten Aceh Tamiang selama 5 tahun, hanya memberikan kontribusi rata-rata

3,32 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan daerah Kabupaten

Aceh Tamiang masih sangat bergantung dari transfer Pemerintah Pusat.

Penggalian sumber-sumber pendanaan dari daerah, pemanfaatan sumber-

sumber pendapatan daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan terhadap

pemerintahan pusat lambat laun dapat dikurangi. Untuk itu perlu adanya

terobosan-terobosan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Melalui

peningkatan sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain

berasal dari Pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Khusus PAD yang bersumber dari lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah karena berasal dari jasa giro dan sumbangan pihak ketiga maka tidak dapat

dijadikan sebagai potensi PAD yang dapat digali.

Tingginya pertumbuhan pajak daerah pada tahun 2011, dibandingkan tahun

2010 disebabkan komponen bagi hasil pajak untuk PBB dan BPHTB yang semula

merupakan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat menjadi Pendapatan Asli

Daerah. Peningkatan pajak daerah digali dari pajak pajak penerangan jalan umum,

pajak mineral bukan logam dan batuan serta pajak reklame papan/bill board.

Proyeksi pajak pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sekitar 8,57 persen, rata-

rata pertumbuhan pajak daerah tahun 2013 sampai dengan 2017 diperkirakan 8,57

persen.

Secara umum peningkatan pendapatan pada tahun 2013 sampai dengan

tahun 2017 diproyeksikan akan terjadi peningkatan rata-rata sebesar 8,57 persen

per tahun. Dalam menghitung proyeksi pendapatan asumsi yang digunakan antara

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 6

lain pertumbuhan ekonomi dalam periode 2013-2017 diasumsikan mengikuti

pertumbuhan ekonomi nasional.

3.1.2. Neraca Daerah

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas (Perusahaan,

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) yang meliputi aset, kewajiban dan

ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca Daerah akan memberikan

informasi penting kepada manajemen pemerintah daerah, pihak legislatif daerah

maupun para kreditur/pemberi pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas

lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau aset daerah dan kewajibannya

serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen utama Neraca Pemerintah Daerah

meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana. Pengertian dari masing-masing elemen

utama neraca sebagai berikut:

a. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi

pemerintah daerah maupun masyarakat sebagai akibat dari peristiwa masa lalu,

serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari (i) aset lancar, (ii)

investasi jangka panjang, (iii) aset tetap,dan(iv) aset lainnya. Pada tahun 2011 Aceh

Tamiang memiliki asset Rp. 860.704.734.884,07. Pertumbuhan aset selama 2009-

2011 tercatat 18,01 persen per tahun, dan yang terbesar nilainya adalah aset tetap.

Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang,

dan persediaan yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas dijual atau dipakai

habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar untuk Kabupaten Aceh Tamiang

pada tahun 2011 mencapai angka Rp. 29.910.054.541,46 yang mana angka ini

meningkat sebesar Rp. 5.998.826.900,85 dari tahun 2010. Rata-rata peningkatan

sebesar 68,73 persen per tahun. Peningkatan aset lancar dapat disebabkan oleh

meningkatnya kas di kas daerah sebesar Rp.6. 159.674.538,85 dan meningkatnya

persediaan sebesar Rp. 180.436.128,00 meskipun terjadi penurunan pada kas di

bendahara pengeluaran dan piutang daerah namun jumlahnya tidak signifikan.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 7

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud

untuk mendapatkan mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam

jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Untuk Kabupaten Aceh Tamiang,

investasi jangka panjang bertumbuh dengan rata-rata 8,13 persen per tahun. Pada

Tahun 2009 , Investasi jangka panjang baru sebesar Rp. 13.081.382.870,00 namun

pada Tahun 2011 mencapai Rp. 15.209.182.870,00. Investasi jangka panjang di

Kabupaten Aceh Tamiang berupa penyertaan modal Pemerintah Daerah.

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu

tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan

oleh masyarakat umum. Pada Tahun 2011, nilai aset tetap Kabupaten Aceh Tamiang

mencapai Rp. 800.859.001.168,36. Nilai aset yang tertinggi adalah aset tetap

berupa jalan, irigasi dan jaringan.

b. Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung

jawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi tentang

utang Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap

arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Jumlah Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.133.859.434,00. Kewajiban

jangka pendek, yang diharapkan harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan

setelah tanggal pelaporan mengalami perkembangan yang berfluktuasi dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 43,54 persen per tahun. Peningkatan utang jangka

pendek ini didorong adanya peningkatan utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Di

Kabupaten Aceh Tamiang kewajiban hanya terjadi dalam perhitungan kewajiban

jangka pendek.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 8

c. Ekuitas Dana

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana

Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar

adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana

investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan

aset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka

panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang

diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.

Nilai ekuitas dana Kabupaten Aceh Tamiang mencapai Rp. 854.570.875.450,07.

Jumlah Ekuitas dana yang terbesar adalah berupa ekuitas dana investasi.

Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah

Tahun 2009-2011

Uraian 2009 2010 2011 Pertumbuhan

dalam %

1 2 3 4 5

Aset

Aset Lancar

Kas di kas Daerah 6.783.068.092,70 17.208.756.244,61 23.368.430.783,46 94,75

Kas di Bendahara Pengeluaran 2.346.857.672,00 2.730.248.591,00 2.395.489.669,00 2,04

Kas di Bendahara Penerimaan 157.406.429,00 1.400.000,00 0 -99,56

Piutang daerah 9.935.000,00 105.178.635,00 100.053.791,00 476,90

Persediaan 1.962.033.108,00 3.865.644.170,00 4.046.080.298,00 50,85

Jumlah Aset lancar 11.259.300.301,70 23.911.227.640,61 29.910.054.541,46 68,73

Investasi jangka panjang

Investasi permanen

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

13.081.382.870,00 15.209.182.870,00 15.209.182.870,00 8,13

Jumlah Investasi Jangka Panjang

13.081.382.870,00 15.209.182.870,00 15.209.182.870,00 8,13

Aset Tetap

Tanah 83.190.318.877,00 68.985.235.403,00 73.215.897.411,00 -5,47

Peralatan dan Mesin 91.578.151.445,00 114.101.478.449,10 133.087.071.742,10 20,62

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 9

Uraian 2009 2010 2011 Pertumbuhan

dalam %

1 2 3 4 5

Gedung dan Bangunan 229.518.147.247,00 180.760.366.209,00 194.456.718.863,00 -6,83

Jalan, Irigasi dan Jaringan 140.793.620.351,00 333.028.619.521,00 379.682.440.581,00 75,27

Aset Tetap Lainnya 3.782.909.092,00 7.959.270.417,26 8.235.214.407,26 56,93

Konstruksi dalam Pengerjaan 26.668.727.809,00 12.566.854.414,00 12.181.658.164,00 -27,97

Jumlah Aset Tetap 575.531.874.821,00 717.401.824.413,36 800.859.001.168,36 18,14

Aset Lainnya

Piutang TP/TGR 17.863.626.635,25 14.806.996.304,25 14.726.496.304,25 -8,83

Jumlah Aset Lainnya 17.863.626.635,25 14.806.996.304,25 14.726.496.304,25 -8,83

JUMLAH ASET 617.736.184.627,95 771.329.231.228,22 860.704.734.884,07 18,23

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek

Utang Perhitungan Fihak Ketiga 3.630.646.762,00 7.422.054.515,00 6.133.859.434,00 43,54

Utang jangka Pendek Lainnya

- -

Jumlah Kewajiban jangka Pendek

3.630.646.762,00 7.422.054.515,00 6.133.859.434,00 43,54

JUMLAH KEWAJIBAN 3.630.646.762,00 7.422.054.515,00 6.133.859.434,00 43,54

Ekuitas Dana

Ekuitas Dana Lancar

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

5.499.279.002,70 12.516.950.320,61 19.630.061.018,46 92,22

Pendapatan yang ditangguhkan 157.406.429,00 1.400.000,00 - -99,56

Cadangan Untuk Piutang 9.935.000,00 105.178.635,00 100.053.791,00 476,90

Cadangan Untuk Persediaan 1.962.033.108,00 3.865.644.170,00 4.046.080.298,00 50,85

Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran utang jangka Pendek

- - -

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 7.628.653.539,70 16.489.173.125,61 23.776.195.107,46 80,17

Ekuitas Dana Investasi

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

13.081.382.870,00 15.209.182.870,00 15.209.182.870,00 8,13

Diinvestasikan dalam Aset Tetap

575.531.874.821,00 717.401.824.413,36 800.859.001.168,36 18,14

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

17.863.626.635,25 14.806.996.304,25 14.726.496.304,25 -8,83

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 606.476.884.326,25 747.418.003.587,61 830.794.680.342,61 17,20

JUMLAH EKUITAS DANA 614.105.537.865,95 763.907.176.713,22 854.570.875.450,07 18,13

JUMLAHKEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

617.736.184.627,95 771.329.231.228,22 860.704.734.884,07 18,23

Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 10

d. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah,

rasio likuiditas yang digunakan adalah Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Quick

(Quick Ratio). Rasio Lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka

pendek, sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan

kewajiban jangka pendek.

Tabel 3.3

Rasio Likuiditas Tahun 2009-2011

No. Rasio Likuiditas 2009 2010 2011

1 Rasio Lancar 3.10 3.22 4.88

2 Rasio Quick 2.56 2.70 4.22

Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

Rasio Lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang dalam melunasi utang jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan,

nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun

2009 sebesar 3,10 tahun 2010 sebesar 3,22 dan tahun 2011 sebesar 4,88. Nilai yang

diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah dapat mencairkan aset lancarnya

untuk membayar seluruh utang atau kewajiban jangka pendeknya. Perlu

diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin membesar dapat menunjukkan semakin

bertambahnya kemampuan pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika

ditelusuri penyebabnya adalah karena semakin bertambahnya jumlah aset lancar

akibat semakin bertambahnya kas, namun di sisi lain utang jangka pendek meskipun

sempat meningkat dari tahun 2009 ke 2010 akan tetapi kembali menurun tahun

2011 meskipun tidak terlalu signifikan.

Rasio Quick lebih akurat dibandingkan Rasio Lancar karena Rasio Quick telah

mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya rasio ini tidak

kurang dari 1 (satu). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Rasio Quick neraca

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 11

keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009 sebesar 2,56, tahun

2010 sebesar 2,70 dan tahun 2011 sebesar 4,22. Nilai dari perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang

setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya.

e. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah

daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca keuangan

daerah, rasio Solvabilitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan

rasio kewajiban terhadap ekuitas.

Tabel 3.4

Rasio Solvabilitas Tahun 2009-2011

No. Rasio Likuiditas 2009 2010 2011

1 Rasio Kewajiban terhadap aset

0.005857 0.009622 0.007127

2 Rasio Kewajiban terhadap ekuitas

0.475922 0.450117 0.257983

Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio kewajiban terhadap aset

tahun 2009 sebesar 0,005857, tahun 2010 sebesar 0,009622 dan tahun 2011

sebesar 0.007127. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban

terhadap aset. Meskipun tahun 2010 sempat membesar akan tetapi 2011 semakin

mengecil. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang selama tahun 2009-2011 cukup untuk

membayar jika Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melakukan pinjaman kredit

dan kemampuan membayar tersebut cenderung fluktuatif.

Rasio kewajiban terhadap equitas secara langsung membandingkan kewajiban

dibagi dengan equitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun

2009 sebesar 0,475922, tahun 2010 sebesar 0,450117 dan tahun 2011 sebesar

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 12

0,257983. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban

terhadap ekuitas karena menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk

membayar kewajibannya.

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran

Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK), yang pelaksanaannya dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai kepada

pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBK yang ditetapkan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. Pendapatan

a.1. Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat)

sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting dalam

pengelolaan keuangan daerah, yaitu : (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii)

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang

Sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai kontribusi yang tertinggi dalam

Pendapatan Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang pertumbuhan sebesar 207,27

persen per tahun, diikuti dengan Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang

Dipisahkan dengan pertumbuhan sebesar 76,33 persen per tahun, diikuti dengan

Lain-lain PAD yang Sah dengan pertumbuhan sebesar 25,55 persen per tahun dan

dari Retribusi Daerah dengan pertumbuhan sebesar 9,17 persen per tahun. Tabel

target PAD dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Tamiang

periode 2007-2011 sebagai berikut :

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 13

Tabel 3.5

Persentase Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Tahun Target PAD Realisasi PAD Persentase

Realisasi PAD

2007 23,650,000,000 15,999,885,399 52.19

2008 20,682,000,016 11,823,982,877 25.08

2009 20,135,390,115 10,080,171,998 0.25

2010 21,838,101,139 20,813,147,512 95.08

2011 28,624,412,135 14,923,079,308 8.19 Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Tamiang yang

tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 20.813.147.512,- atau sebesar 95,08

persen.

a.2. Dana Perimbangan

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan

bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang terdiri atas Dana

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana

Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari

Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Proporsi dana perimbangan

terhadap APBK relatif besar mencapai 84,14 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

Kabupaten Aceh Tamiang dalam pendanaan daerah masih bergantung pada

pemerintah pusat.

Untuk Dana Alokasi Khusus mempunyai rata-rata pertumbuhan yang cukup

besar yaitu sebesar 61,16 persen per tahun dan kemudian diikuti dengan Dana

Alokasi Umum dengan pertumbuhan sebesar 9,85 persen per tahun.

a.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam pendapatan daerah Kabupaten

Aceh Tamiang terdiri dari hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi

dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 14

keuangan dari provinsi atau pemerintah lainnya, dana pendidikan dari provinsi dan

lain-lain. Kontribusi dana Lain-lain Pendapatan yang Sah terhadap pendapatan

daerah Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 12,56 persen dengan realisasi terbesar

pada tahun 2011 yaitu sebesar31,95 persen. Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus memberikan kontribusi yang terbesar terhadap pendapatan daerah dari

lain-lain pendapatan yang sah dengan pertumbuhan sebesar 65,45 persen per

tahun.

Kebijakan pengelolaan keuangan yang dilakukan adalah dengan

memprioritaskan pemenuhan belanja yang bersifat wajib dan mengikat serta

berdasarkan skala prioritas yang memenuhi kriteria realistis, terukur, penting dan

mendesak sehingga anggaran yang terbatas tersebut dapat berdampak langsung

kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Kebijakan pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang

selama 2009-2011 menunjukkan proporsi rata-rata penggunaan anggaran belanja

tidak langsung terhadap jumlah anggaran belanja sebagian besar digunakan untuk

belanja pegawai dengan proporsi rata-rata 46 persen, sedangkan proporsi rata-rata

belanja langsung tersebar digunakan untuk belanja barang dan jasa sebesar 19

persen dan belanja modal sebesar 15 persen sedangkan untuk belanja pegawai

hanya10 persen.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 15

Tabel 3.6

Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Aceh Tamiang

No Uraian 2009 2010 2011 Proporsi

rata-rata Realisasi % Realisasi % Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7 8

A Belanja Tidak Langsung 226,400,375,602 50.09% 258,372,329,396 59.05% 294,959,198,310 56.26% 55%

1 Belanja Pegawai 178,456,031,283 39.48% 219,579,002,590 50.18% 249,500,681,482 47.59% 46%

2 Belanja Bunga -

- -

- - -

3 Belanja Subsidi -

- -

- - -

4 Belanja Hibah 27,752,067,819 6.14% 29,064,615,606 6.64% 31,656,464,488 6.04% 6%

5 Belanja Bantuan Sosial 6,678,399,500 1.48% 4,639,660,700 1.06%

7,954,977,440 1.52% 1%

6 Belanja Bagi Hasil -

- - - -

7 Belanja bantuan Keuangan 12,154,500,000 2.69% 4,098,100,000 0.94%

4,868,000,000 0.93% 2%

8 Belanja Tidak Terduga 1,359,377,000 0.30% 990,950,500 0.23% 979,074,900 0.19% 0%

B Belanja Langsung 225,574,390,324 49.91% 179,204,980,489 40.95% 229,346,224,942 43.74% 45%

1 Belanja Pegawai 45,296,347,482 10.02% 47,122,489,400 10.77% 54,105,705,600 10.32% 10%

2 Belanja Barang dan Jasa 102,316,091,595 22.64% 78,522,623,329 17.94% 93,802,097,828 17.89% 19%

3 Belanja Modal 77,961,951,247 17.25% 53,559,867,760 12.24% 81,438,421,514 15.53% 15%

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 16

Berdasarkan APBK Aceh Tamiang tahun anggaran 2009-2011 rata-rata rasio

persentase antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap

total pengeluaran yang meliputi belanja dan pengeluaran pembiayaan hanya

sebesar 45.19 persen seperti dirinci pada tabel berikut :

Tabel 3.7

Analisa Proporsi Belanja Pemenuhan Aparatur

No Uraian

Total belanja untuk pemenuhan

kebutuhan aparatur (Rp)

Total pengeluaran (Belanja +

Pembiayaan Pengeluaran)

(Rp)

Prosentase

(a) (b) (a) / (b) x 100%

1 Tahun Anggaran 2009 178.456.031.283,00 461.907.007.049,17 38,63

2 Tahun Anggaran 2010 219.579.002.590,00 443.394.972.381,00 49,52

3 Tahun Anggaran 2011 249.500.681.482,00 526.278.045.366,46 47,41

Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

Hal ini menunjukkan bahwa APBK Aceh Tamiang relatif baik dari sisi belanja,

karena proporsi penggunaan anggaran untuk belanja aparatur tidak mendominasi

terhadap total pengeluaran dalam APBK.

b. Belanja Daerah

b.1. Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

Berdasarkan Peraturan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga

Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Belanja Daerah terdiri dari :

1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait

dengan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri

dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d)

Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja

Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.

2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dikaitkan secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja

Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, (c) Belanja Modal.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 17

Tabel 3.8

Realisasi Belanja Daerah Tahun 2007-2011

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Belanja Tidak Langsung

155,520,728,200 208,286,671,844 226,400,375,602.17

258,372,329,396.0 294,959,198,310.46

- Pegawai 126,685,455,645

154,960,357,471 178,456,031,283 219,579,002,590.0 249,500,681,482

- Barang dan Jasa

-

1,359,180,823 - - -

- Subsidi - - - - -

- Hibah 250,000,000

2,068,500,000 27,752,067,819.17 29,064,615,606 31,656,464,488

- Bantuan Sosial 6,869,844,000

40,707,087,550 6,678,399,500

4,639,660,700

7,954,977,440

- Bagi Hasil Kepada Provinsi /Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa

- - - - -

- Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa

19,504,874,805 8,499,605,000 12,154,500,000

4,098,100,000 4,868,000,000

- Belanja Tak Terduga

2,210,553,750 691,941,000 1,359,377,000 990,950,500 979,074,900.46

2. Belanja Langsung 262,721,811,709

313,124,013,836 225,574,390,324 179,204,980,489.0 229,346,224,942.0

- Pegawai 44,068,449,900

46,157,422,607 45,296,347,482

47,122,489,400

54,105,705,600

- Barang dan Jasa 112,153,885,983

129,456,502,246 102,316,091,595

78,522,623,329.0

93,802,097,828.0

- Modal 106,499,475,826

137,510,088,983 77,961,951,247 53,559,867,760 81,438,421,514

TOTAL BELANJA 418,242,539,909

521,410,685,680 451,974,765,926.17

437,577,309,885

524,305,423,252.46

Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

Dari tahun 2007 sampai dengan 2011 realisasi belanja menunjukkan

perkembangan yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2007 hingga 2008 total

belanja mengalami peningkatan, pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan

penurunan, kemudian pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Sementara itu, bila

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 18

dilihat dari komposisi belanja, selama tahun 2007 hingga 2011 realisasi belanja tidak

langsung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan realisasi belanja

langsung menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk

menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, ketika terjadi defisit

anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran

tahun lalu, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman

daerah, penerimaan piutang daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan terdiri

dari penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran pokok utang.

Gambaran pembiayaan riil daerah selama tahun 2009 sampai 2011 dapat dilihat

pada tabel berikut :

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 19

Tabel 3.9

Penutup Defisit Riil Anggaran

No Uraian 2009 2010 2011

1 2 3 4 5

1 Realisasi Pendapatan Daerah 414,878,932,523

450,412,643,698

533,310,656,064

dikurangi realisasi :

2 Belanja Daerah 451,974,765,926

437,577,309,885

524,305,423,252

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 9,932,241,123

5,817,662,496

1,972,622,114

A Defisit riil (47,028,074,526)

7,017,671,317

7,032,610,698

ditutup oleh realisasi penerimaan pembiayaan :

4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya

52,527,353,528

5,499,279,002

12,516,950,320

5 Pencairan dana cadangan -

-

6 Hasil Penjualaan kekayaan daerah yang dipisahkan

-

-

7 Penerimaan pinjaman daerah -

-

-

8 Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah

-

-

-

9 Penerimaan Piutang daerah -

-

80,500,000

B Total realisasi penerimaan pembiayaan daerah

52,527,353,528

5,499,279,002

12,597,450,320

A-B Sisa Lebih Pembiayaan anggaran tahun berkenaan

5,499,279,002

12,516,950,319

19,630,061,018

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran Kab. Aceh Tamiang, 2012

Pada tabel penutup defisit riil diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2009

realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan melampaui realisasi pendapatan

sehingga terjadi defisit riil sebesar Rp. 47.028.074.526,- sehingga diperlukan

anggaran penutup defisit pada tahun 2009. Untuk menutup defisit riil ini

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 20

menggunakan penerimaan pembiayaan berupa SILPA tahun 2008, sebesar

Rp.52.527.353.528,-.

Sedangkan pada tahun 2010 menunjukkan realisasi belanja daerah dan

pengeluaran pembiayaan masih dibawah realisasi pendapatan, yang berarti tidak

terjadi defisit riil, sehingga tidak diperlukan anggaran penutup defisit riil. Oleh

karena itu SILPA tahun sebelumnya (tahun 2009) tidak dialokasikan guna menutup

defisit melainkan akan ditambahkan dengan penerimaan pembiayaan berupa SILPA

tahun berkenaan (tahun 2009) untuk dijadikan bagian sisa lebih perhitungan

anggaran (SILPA) tahun sebelumnya pada tahun 2010. Hal yang sama juga berlaku

untuk tahun 2010. Untuk melihat komposisi defisit riil dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.10 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

No Uraian Proporsi dari total

defisit riil

2009 2010 2011

1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya -112% 78% 178%

2 Pencairan Dana Cadangan - - -

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - - -

4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - -

5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman daerah - - -

6 Penerimaan Piutang Daerah - - 1%

7 Sisa Lebih Pembiayaan anggaran tahun berkenaan -12% 178% 279%

Sumber : DPPKA Kab. Aceh Tamiang, 2012

3.3. KERANGKA PENDANAAN

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 21

keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program

pembangunan jangka menengah daerah selama5 (lima) tahun kedepan. Langkah

awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah

sebagaimana telah dihitung pada bagian diatas dan ke pos-pos mana sumber

penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah

total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan

pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran

masing- masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus

diperhatikan, antara lain:

1. Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program

atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan

dimana retribusi pajak tersebut dipungut.

2. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang

dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan

kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan

tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah.

3. Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum

pegawai dan operasional rutin pemerintah daerah.

4. Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan

dimana dana tersebut dialokasikan.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 22

Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan pada APBK Tahun 2013-2017

No. Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 PENDAPATAN 631,572,072,013 685,698,921,731 744,464,538,725 808,266,473,601 877,536,347,757

1.1. Pendapatan Asli Daerah 32,643,991,246

35,441,639,348 38,479,050,867

41,776,773,955

45,357,117,776

1.1.1. Pajak daerah

5,239,354,787

5,688,376,810

6,175,880,818

6,705,164,787

7,279,809,333

1.1.2. Retribusi daerah 19,333,092,725

20,989,973,152 22,788,851,179

24,741,896,251

26,862,320,759

1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

1,584,000,000

1,719,751,617

1,867,137,389

2,027,154,383

2,200,885,119

1.1.4. Penerimaan Zakat

1,500,000,000

1,628,552,668

1,768,122,527

1,919,653,772

2,084,171,514

1.1.5 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

4,987,543,734

5,414,985,102

5,879,058,954

6,382,904,762

6,929,931,051

1.2. Dana Perimbangan 551,831,664,085 599,124,619,038 650,470,664,334 706,217,157,022 766,741,223,269

1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 87,147,136,085

94,615,800,624 102,724,542,996 111,528,219,010 121,086,385,713

1.2.2. Dana alokasi umum 423,677,588,000 459,987,510,732 499,409,258,414 542,209,519,976 588,677,840,068

1.2.3. Dana alokasi khusus 41,006,940,000

44,521,307,682 48,336,862,924

52,479,418,036

56,976,997,488

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 47,096,416,682

51,132,663,345 55,514,823,524

60,272,542,624

65,438,006,712

1.3.1 Hibah 800,000,000 868,561,423 942,998,681

1,023,815,345

1,111,558,141

1.3.2 Dana darurat

-

-

-

-

-

1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 23

lainnya **) 8,373,840,682 9,091,493,720 9,870,650,899 10,716,583,235 11,635,013,476

1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) 37,922,576,000

41,172,608,202 44,701,173,944

48,532,144,044

52,691,435,095

1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

-

1.3.6 Dana Pendidikan dari Provinsi

-

1.3.7 Lain-lain -

-

-

-

-

Sumber : DPPKA Kabupaten Aceh Tamiang, hasil proyeksi 2013

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 24

Belanja daerah disusun dengan pendekatan kinerja yang ingin dicapai.

Belanja daerah diproyeksikan berdasarkan kebutuhan daerah untuk membiayai

antara lain :

1. Belanja pegawai yang meliputi gaji, tunjangan dan tambahan penghasilan

lainnya.

2. Belanja operasional kantor.

3. Belanja program kegiatan yang mendukung visi dan misi Bupati yang

berdampak luas pada kepentingan publik.

4. Belanja prioritas SKPK yakni untuk membiayai kegiatan sesuai tupoksi dan

urusan pemerintahan.

Pada setiap tahunnya belanja daerah akan dikelompokkan dalam urusan

wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib meliputi Pendidikan, Kesehatan,

Pekerjaan Umum, Perencanaan Pembangunan, Perhubungan, Lingkungan

Hidup, Kependudukan dan Catatan Sipil, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, Sosial, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian,

Ketahanan Pangan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perpustakaan.

Sedangkan urusan pilihan meliputi : Pertanian, Kehutanan, Energi dan

Sumber Daya Mineral, Kelautan dan Perikanan.

Arah kebijakan belanja daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menitik beratkan pada urusan wajib dan urusan pilihan yang sesuai

dengan prioritas pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang.

2. Menjalankan program yang bersifat pelayanan publik untuk isu-isu

dominan antara lain infrastruktur transportasi, pendidikan dan

kesehatan.

3. Melakukan efisiensi belanja, melalui penghematan belanja yang tidak

langsung dirasakan masyarakat.

4. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran dan target kinerja Satuan

Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang harus dicapai setiap tahun.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 25

5. Memberikan bantuan keuangan untuk penguatan pemerintahan desa.

6. Menetapkan jenis belanja dan pagu alokasi dari setiap SKPK.

Estimasi perkembangan belanja daerah tahun 2013 sampai dengan 2017

terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung terdiri

belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Sedangkan belanja

tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja

hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan

belanja tak terduga. Estimasi pertumbuhan belanja tidak langsung dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2017 memiliki pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 8,79

persen dengan nilai pertumbuhan ditiap tahunnya yang fluktuatif. Sedangkan

estimasi pertumbuhan belanja langsung dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017

memiliki pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 4,91 persen dengan nilai

pertumbuhan ditiap tahunnya yang fluktuatif. Pertumbuhan belanja Kabupaten

Aceh Tamiang secara keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2017 mengalami

pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 7,03 persen.

Tabel 3.12 Proyeksi Belanja pada APBK Tahun 2013-2017

No. Komposisi

Belanja 2013 2014 2015 2016 2017

1 Belanja Tidak Langsung

360,103,746,710

382,256,343,796

418,390,329,332

458,860,393,133

524,186,864,589

2 Belanja Langsung

313,131,628,271

308,442,577,935

331,074,209,393

354,406,080,468

358,349,483,168

Total Belanja 673,235,374,981 690,698,921,731 749,464,538,725 813,266,473,601 882,536,347,757

Sumber : DPPKA dan Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, hasil proyeksi.

3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Prioritas Utama

Komponen belanja dalam struktur APBK Aceh Tamiang terdiri dari belanja

langsung dan belanja tidak langsung. Ditinjau dari komposisi penggunaannya, pada

tahun 2009 komponen belanja langsung dan belanja tidak langsung berimbang

dengan proporsi belanja tidak langsung 50.09 persen dan belanja langsung 49.91

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 26

persen. Pada tahun 2010 belanja tidak langsung meningkat dibandingkan belanja

langsung, dengan proporsi belanja tidak langsung 59.05 persen dan belanja

langsung 40.95 persen. Pada tahun 2011 komposisi belanja tidak langsung dan

belanja langsung kembali membaik hampir menuju seimbang, dengan proporsi

belanja tidak langsung 56.26 persen dan belanja langsung 43.74 persen.

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah

Gambar 3.2

Struktur Belanja APBK Aceh Tamiang

Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah adalah

pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan

dibayar setiap tahun dan dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas

Pemerintah Daerah.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 27

Tabel 3.13 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Tahun 2009-2011

No Uraian

2009 2010 2011 Rata-rata

Pertumbuhan

(Rp) (Rp) (Rp) (%)

A Belanja Tidak Langsung

190,610,531,283

223,677,102,590

254,368,681,482 15.53%

1 Belanja Pegawai

178,456,031,283

219,579,002,590

249,500,681,482 18.34%

2 Bantuan keuangan kepada pemerintah desa

12,154,500,000

4,098,100,000

4,868,000,000 -23.75%

B Belanja Langsung

83,512,241,036

84,450,469,227

86,304,173,512 1.66%

1 Belanja Operasional Kantor

64,892,241,036

65,830,469,227

67,684,173,512 2.13%

2

Belanja honorarium perangkat mukim dan kampong

18,620,000,000

18,620,000,000

18,620,000,000 0.00%

C Pembiayaan Pengeluaran

9,932,241,123 3,689,862,496

1,972,622,114 -54.69%

1 Pembentukan Dana Cadangan - - -

2 Pembayaran pokok utang 9,932,241,123 3,689,862,496

1,972,622,114 -54.69%

3 Penyertaan Modal

TOTAL (A+B+C)

284,055,013,442

311,817,434,313

342,645,477,108 9.83%

Sumber : Dokumen LRA.

Pertumbuhan rata-rata belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat

serta prioritas utama tahun 2009 sampai dengan 2011 untuk Kabupaten Aceh

Tamiang sebesar 15.53 persen. Untuk belanja langsung yang wajib dan mengikat

serta prioritas utama tahun 2009 sampai dengan 2011 untuk Kabupaten Aceh

Tamiang rata-rata 1.66 persen. Pengeluaran pembiayaan daerah di Kabupaten Aceh

Tamiang hanya pembayaran pokok utang, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar

negatif 54.69 persen.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 28

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Proyeksi belanja yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten

Aceh Tamiang pada tahun 2013 sampai dengan 2017 diperkirakan kebutuhannya

terus mengalami peningkatan. Belanja wajib dan mengikat ini merupakan belanja

yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya, sedangkan belanja

prioritas utama merupakan belanja yang digunakan dalam rangka keberlangsungan

layanan dasar pemerintah daerah.

Belanja wajib dan mengikat serta prioritas utama yang harus dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2012 sebesar Rp. 378,115,703,312

diproyeksikan menjadi Rp. 572,768,472,670 pada tahun 2017, dengan asumsi

belanja langsung wajib dan mengikat serta prioritas utama tidak mengalami

pertumbuhan atau tetap selama 5 (lima) tahun ke depan.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 29

Tabel 3.14 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan

Mengikat serta Prioritas Utama

No Uraian Data Tahun Dasar

(2012*) (Rp)

Tingkat pertum buhan

(%)

Proyeksi

Tahun 2013 (Rp) Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 284,416,106,733 10.20% 324,881,356,710 357,143,843,796 393,277,829,332 433,747,893,133 479,074,364,590

1 Belanja Pegawai 284,416,106,733 10.20% 324,881,356,710 357,143,843,796 393,277,829,332 433,747,893,133 479,074,364,590

B Belanja Langsung 93,699,596,579 0.00% 93,694,108,080 93,694,108,080 93,694,108,080 93,694,108,080 93,694,108,080

1 Belanja Operasional Kantor

75,499,596,579 0.00% 75,494,108,080 75,494,108,080 75,494,108,080 75,494,108,080 75,494,108,080

2 Belanja honorarium perangkat mukim dan kampung

18,200,000,000 0.00% 18,200,000,000 18,200,000,000 18,200,000,000 18,200,000,000 18,200,000,000

C Pembiayaan Pengeluaran

- - - - - - -

1 Pembentukan Dana Cadangan

- - - - - - -

2 Pembayaran pokok utang

- - - - - - -

3 Penyertaan Modal - - - - - - -

TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

378,115,703,312 8.16% 418,575,464,790 450,837,951,876 486,971,937,412 527,442,001,213 572,768,472,670

Sumber : DPPKA dan Bappeda, hasil proyeksi.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 30

Tabel 3.15 Proyeksi tentang Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Untuk Pendanaan Pembangunan Tahun 2013-2017

No

Uraian

Proyeksi

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Pendapatan

631,572,072,013

685,698,921,731

744,464,538,725

808,266,473,601

877,536,347,757

2

Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) -

- -

-

3

Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran

41,663,302,968

5,000,000,000

5,000,000,000

5,000,000,000

5,000,000,000

Total penerimaan

673,235,374,981

690,698,921,731

749,464,538,725

813,266,473,601

882,536,347,757

Dikurangi:

4

Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

418,575,464,790 450,837,951,876 486,971,937,412 527,442,001,213 572,768,472,670

Kapasitas riil kemampuan keuangan

254,659,910,191

239,860,969,855

262,492,601,313

285,824,472,388

309,767,875,087

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 31

Berdasarkan data tersebut, diperoleh rencana penggunaan kapasitas riil

kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja

langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program

pembangunan jangka menengah daerah selama 5(lima) tahun kedepan, dengan

menggunakan tabel berikut:

Tabel 3.16 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

Uraian

Proyeksi (Rp)

No Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

I Kapasitas riil kemampuan keuangan

254,659,910,191

239,860,969,855

262,492,601,313

285,824,472,388

309,767,875,087

II

Rencana alokasi pengeluaran prioritas I dan II

214,237,520,191

214,748,469,855

237,380,101,313

260,711,972,388

264,655,375,087

III Rencana pengeluaran prioritas III

40,422,390,000

25,112,500,000

25,112,500,000

25,112,500,000 45,112,500,000

Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)*

5,200,000,000 0 0 0 0

Sumber : Dokumen Laporan Realisasi Anggaran, data diolah

Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian dialokasikan

ke berbagai program/kegiatan sesuai i urutan prioritas. Prioritas program/kegiatan

dipisahkan menjadi i prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I

mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III mendapatkan

alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.

Prioritas I

Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau

program unggulan (dedicated) Kepala daerah yang definitif harus dilaksanakan oleh

daerah pada tahun pertama rencana pembangunan, diantaranya program yang

berkaitan dengan prasarana dan sarana transportasi, pelayanan dasar bidang

pendidikan dan kesehatan.

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 32

Prioritas II

Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPK yang merupakan

penjabaran dari analisis per urusan. Program Prioritas II ini berhubungan dengan

program/kegiatan unggulan SKPK yang paling berdampak luas pada masing-masing

segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan

yang dihadapi, berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPK.

Termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.

Prioritas III

Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-

belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja

bantuan social organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada

provinsi/kabupaten/kota dan hingga pemerintahan kampung, serta belanja tidak

terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III ini, harus memperhatikan

(mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk

menunjukkan urutan prioritas yang benar. Dengan demikian, kapasitas riil keuangan

daerah dapat dialokasikan seperti pada tabel berikut :

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 33

Tabel 3.17 Kerangka Pendanaan

Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah

No. Jenis Dana

Alokasi

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1 Prioritas I 24.59 62,632,683,454 45.20 108,422,646,570 45.20 118,652,661,817 45.20 138,239,659,009 45.20 140,022,167,256

2 Prioritas II 59.53 151,604,836,737 44.33 106,325,823,285 45.23 118,727,439,496 46.59 142,472,313,380 40.23 124,633,207,831

3 Prioritas III 15.87 40,422,390,000 10.47 25,112,500,000 9.57 25,112,500,000 8.21 25,112,500,000 14.56 45,112,500,000

Total 100.00 254,659,910,191 100.00 239,860,969,855 100.00 262,492,601,313 100.00 305,824,472,388 100.00 309,767,875,087

Sumber : Bappeda dan DPPKA, hasil proyeksi (diluar dana otsus)

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan III - 34

Mulai tahun 2014, Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang akan bertambah

dengan masuknya dana otonomi khusus sebagai bagian dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Tamiang. Dana otonomi khusus hingga tahun 2013

merupakan bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), namun dengan

terbitnya Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Qanun Aceh Nomor 2

Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi

dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus, dana tersebut akan ditransfer ke kabupaten/kota.

Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor : 050/12841 tanggal 6 Maret 2013 tentang

Usulan Program/Kegiatan yang Didanai melalui TDBH Migas dan Otsus Tahun 2014 dan

Tabel Sinkronisasi Nasional, alokasi dana otonomi khusus Kabupaten Aceh Tamiang tahun

2014 adalah sebesar Rp.133.953.744.076,-. Dana tersebut dimasukkan ke dalam APBK

sebagai pendapatan pada Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Alokasi dana Otonomi

Khusus tahun 2015, 2016, 2017 diproyeksikan akan mengalami peningkatan 5 persen setiap

tahunnya seperti yang tergambar pada tabel berikut ini.

Tabel 3.18 Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2015-2017

Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun Proyeksi Dana Otsus

Keterangan (Rp.)

2014 133,953,744,076 Dana Otsus yang ditransfer ke Kab. Aceh Tamiang diproyeksikan meningkat 5% per tahun

2015 140,651,431,280

2016 147,684,002,844

2017 155,068,202,986

Total 577,357,381,186

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-1

BAB IV

ANALISIS ISU- ISU STRATEGIS

Perumusan isu-isu strategis dilakukan dari analisis berbagai fakta dan

informasi yang telah diidentifikasi serta hasil telaah terhadap Visi, Misi dan

Program Kepala Daerah terpilih. Sedangkan sumber lain isu strategis meliputi

masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset dan lembaga non-profit

berskala regional maupun nasional.

Berdasarkan gambaran kondisi daerah yang ada, permasalahan-permasalahan

yang menjadi isu strategis pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang diuraikan

sebagai berikut :

4.1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

Pelaksanaan reformasi birokrasi salah satunya ditandai dengan struktur

organisasi yang ideal, dimana perlu didukung oleh penempatan sumber daya

aparatur yang tepat, memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi sesuai

dengan tugas dan fungsinya, selanjutnya sistem penilaian dan pengukuran kinerja

dalam penerapan reward and punishment. Dalam rangka mendorong terwujudnya

reformasi birokrasi tersebut, diperlukan pengembangan dan penyempurnaan

fungsi perencanaan dan penganggaran pembangunan yang terintegrasi dengan

sistem pengawasan dan evaluasi secara berkala. Belum optimalnya pelaksanaan

reformasi birokrasi umumnya disebabkan : (1) Belum optimalnya fungsi organisasi;

(2) Belum optimalnya tata laksana dan penempatan sumber daya manusia

aparatur; dan (3) Belum optimalnya pelayanan publik. Selanjutnya beberapa

permasalahan yang perlu dibenahi dalam pelaksanaan program dan kegiatan

peningkatan iklim pasar yang kondusif yaitu harmonisasi dan simflikasi berbagai

peraturan yang berkaitan investasi;

Permasalahan penegakan supremasi hukum dalam pemantapan kestabilan

politik, keamanan dan ketertiban adalah : (1) Masih tumpang tindihnya regulasi; (2)

belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait; (3) Perbedaan pendekatan

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-2

dalam pelaksanaan peraturan; dan (4) Masih adanya kegiatan yang berkaitan

dengan penyakit masyarakat (PEKAT).

4.2. Infrastruktur

Belum optimalnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan,

dan pengairan yang terintegrasi dan sinergis antar sektor, serta masih adanya

jaringan akses wilayah yang belum memadai standar teknis. Akurasi data, pelaporan

dan program belum tepat sasaran sehingga tantangan kedepan adalah bagaimana

mengelola pembangunan fisik sesuai dengan arahan tata ruang dan masterplan

perencanaan daerah.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian program

pembangunan sektor infrastruktur transportasi antara lain : (1) Masih rendahnya

tingkat keselamatan pelayanan jasa transportasi; (2) Menurunnya kualitas dan

kapasitas sarana dan parasarana transpostasi; (3) Belum optimalnya dukungan

infrastruktur dalam peningkatan daya saing sektor riil; (4) Masih terbatasnya

aksesibilitas pelayanan transportasi diwilayah hulu; serta (5) Terdapat

permasalahan sosial dalam pembebasan lahan, sehingga pekerjaan fisik menjadi

tertunda.

Permasalahan terhadap penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat

adalah : (1) Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap

penguasaan dan legalitas lahan; (2) Terbatasnya akses masyarakat terhadap

pembiayaan perumahan; serta (3) Belum optimalnya sarana dan prasarana

pendukung pemukiman (sarana ibadah, jalan, drainase, tempat pembuangan

sampah dan sebagainya).

4.3. Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih

serta Sanitasi

Bidang Pendidikan

Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan yang belum tercapai

secara optimal masih menjadi tantangan dalam beberapa tahun kedepan, yang

diantaranya disebabkan : (1) Belum meratanya akses terhadap pendidikan disemua

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-3

jenjang; (2) Kemampuan kognitif, karakter, dan sotf-skill lulusan harus ditingkatkan;

(3) Belum optimalnya kualitas dan relevansi pendidikan menengah; (4) Perlunya

peningkatan kualitas, relevansi dan daya saing lulusan pendidikan tinggi vokasi

daerah; dan (5) Belum optimalnya kualitas pendidikan non formal.

Tantangan yang dihadapi dalam hal sumber daya manusia/ketenagaan, serta

sarana dan prasarana diantaranya : (1) Belum meratanya distribusi guru; (2)

Kualifikasi akademik dan profesionalisme guru yang perlu peningkatan; (3) Belum

tuntasnya rehabilitasi gedung sekolah dan ruang kelas yang rusak; (4) Belum

optimalnya penyediaan buku-buku mata pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan

berkualitas; (5) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pendidikan.

Untuk permasalahan di bidang perpustakaan dan arsip, yang dominan

adalah masih rendahnya minat baca masyarakat.

Bidang Kesehatan

Permasalahan yang harus dipecahkan dan diatasi dalam meningkatkan

status kesehatan masyarakat antara lain adalah : (1) Masih tingginya angka

kematian ibu dan anak, yang ditandai dengan masih rendahnya persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan, masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal,

masih rendahnya cakupan imunisasi lengkap pada bayi, masih rendahnya cakupan

neonatal, dan belum optimal upaya perbaikan status gizi masyarakat; (2) Masih

rendahnya kualitas kesehatan lingkungan, yang ditandai dengan rendahnya akses

penduduk terhadap sanitasi air minum dan sanitasi layak; (3) Masih rendahnya

akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan (4)

Masih terbatasnya sumber daya manusia kesehatan, yang ditandai dengan masih

rendahnya jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan.

Permasalahan yang dihadapi dalam rangka revitalisasi program keluarga

berncana (KB), antara lain (1) Rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB

bagi keluarga pasangan usia subur (PUS), terutama PUS miskin; (2) Masih rendahnya

pengetahuan PUS mengenai KB dan kesehatan reproduksi; (3) Adanya kekuatiran

terhadap efek samping dan komplikasi dari pemakaian alat dan obat kontrasepsi;

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-4

(4) Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia petugas

lini lapangan keluarga berencana.

Dalam rangka pengedalian penyakit, angka kesakitan dan kematian akibat

penyakit menular (HIV dan AIDS, malaria, diare, dan DBD) masih terjadi. Hal ini

disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan lingkungan, prilaku masyarakat

yang belum mengikuti pola prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan belum

optimalnya upaya penangulangan penyakit.

Air Bersih dan Sanitasi

Guna memenuhi kebutuhan air bersih yang terjamin bagi masyarakat PDAM

Tirta Tamiang terus berusaha meningkatan pelayanan sebagai diatur berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan Penyediaan

Sistim Air Bersih. Akses masyarakat terkait sumber air bersih yang dimiliki sebesar

75,89 %, baru 12,3 % masyarakat Aceh Tamiang memperoleh sumber air bersih

yang berasal dari perpipaan (PDAM). Kondisi sumur gali masyarakat di Kabupaten

Aceh Tamiang dibeberapa wilayah mempunyai tingkat resiko tinggi untuk

terkontaminasi resiko pencemaran dari air kotor hasil mandi-cuci-kakus (MCK),

karena kondisinya seadanya dengan desain kontruksi yang kurang baik.

4.4. Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian

Beberapa kendala Ketahanan pangan terutama terkait lahan, infrastruktur,

penelitian dan pengembangan, investasi dan pembiayaan, pangan dan gizi, serta

adanya perubahan iklim.

Tingginya tekanan terhadap lahan pertanian pangan menjadi salah satu

permasalahan utama dalam pembangunan ketahanan pangan. Alih fungsi dan

kompetisi penggunaan lahan pertanian pangan sangat membatasi pencapaian

produksi bahan pangan. Pemanfaatan lahan pertanian dan lahan terlantar juga

masih menghadapi beberapa kendala, diantaranya yaitu ketersediaan air irigasi.

Sarana dan prasarana pertanian dan pedesaan belum sepenuhnya mampu

melayani seluruh wilayah produsen pangan. Jaringan irigasi yang ada masih belum

berfungsi secara optimal sehingga memerlukan upaya peningkatan dan rehabilitasi

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-5

terutama didaerah sentra produksi pangan dan wilayah-wilayah irigasi. Sementara

itu, produksi perikanan budidaya mengalami kendala berupa adanya

keterbatasan akses ke input produksi (benih, bibit, dan modal) dan belum

memadainya sarana dan prasarana budidaya (tambak dan irigasi) sehingga

produksi perikanan budidaya belum meningkat secara optimal. Kondisi

Infrastruktur jalan yang masih terbatas meningkatkan biaya transaksi dan

menurunkan mutu produksi hasil pertanian dan perikanan. Selain itu cakupan

infrastruktur dan kualitas penyuluhan pertanian dan perikanan masih rendah.

Permasalahan dalam pengembangan diversifikasi pangan diantaranya

karena belum optimalnya percepatan penganekaragaman konsumsi masyarakat

untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan dan kualitas permintaan

masyarakat terhadap bahan pangan.

Penelitian dan pengembangan dalam bidang pertanian dan perikanan

masih harus dikembangkan. Selain itu masih lemahnya desiminasi teknologi dan

pemanfaatan teknologi tersebut kepada masyarakat secara luas menjadi kendala

bagi adopsi penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi.

Perubahan iklim mempengaruhi musim, cuaca, curah hujan, dan bencana.

Perubahan tersebut berdampak terhadap produksi bahan pangan. Dampak

perubahan iklim tersebut tidak hanya dirasakan pada kegiatan on-farm namun

juga dihadapi dalam kegiatan off-farm, seperti pengolahan pasca panen dan

pemasaran hasil pertanian dan perikanan.

Rendahnya tingkat penguasaan lahan merupakan kendala utama. Selain itu

peningkatan produktivitas dan kualitas hasil juga akan menentukan pendapatan

petani dan nelayan. Lebih lanjut, peran penyuluhan untuk mendesiminasikan

teknologi dalam mengangkat nilai tambah produk juga masih belum berjalan

optimal, disebabkan oleh kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian lapangan (PPL)

yang terbatas, serta sarana dan prasarana penyuluhan yang belum memadai.

Berbagai kedala tersebut selama ini mejadi permasalah dalam pencapaian target

kesejahteraan masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan.

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-6

4.5. Penanggulangan Kemiskinan

Penangulangan kemiskinan masih menghadapi sejumlah kendala yaitu : (1)

Belum dikembangkannya perencanaan dan penganggaran yang pro-poor serta

masih banyak kegiatan penangulangan kemiskinan yang belum terkoodinasikan

dengan baik; (2) Kendala dari implementasi koordinasi kebijakan kelembagaan

dan kemitraan yaitu belum terjalinnya kerjasama yang cukup antara pemerintah

daerah dan dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat

khususnya pada kecamatan-kecamatan potensial, sehingga perlu dikembangkan

kebijakan sinergitas antar pelaku.

Selanjutnya permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan program dan

kegiatan pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

yaitu kurangnya efektivitas pelaksanaan kegiatan yang disebabkan keterbatasan

kapasitas aparat pembina, dan kurang sinergi antar pemangku kepentingan

terutama mengingat keragaman sektor dan lokasi usaha koperasi dan UMKM.

Koperasi dan UMKM juga menghadapi masalah kurangnya kesempatan usaha,

keterbatasan akses kepada sumber daya produktif, dan rendahnya kualitas sumber

daya manusia. Hal ini menyebabkan perkembangan sektor ekonomi produktif

belum mampu mendorong peningkatan pendapatan yang berkelanjutan dan

pertumbuhan ekonomi daerah.

4.6. Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko Bencana

Upaya pengendalian kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan

mempertahankan pelestarian dan meningkatkan kulitas daya dukung lingkungan.

Masalah yang dihadapi adalah : (1) Kecenderungan meningkatnya pencemaran

lingkungan; (2) Meningkatnya luas wilayah yang tercemar; (3) Masih rendahnya

kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola; dan (4) Masih kurang

optimalnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Selain itu dibidang

kehutanan masih dihadapi permasalahan adanya pembukaan kawasan yang tidak

sah, masih tingginya laju deforestasi dan degradasi yang disebabkan oleh illegal

logging. Permasalahan dibidang kelautan dan perikanan antara lain, pemanfaatan

sumberdaya laut yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan ekosistem alam

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-7

yang rusaknya ekosistim pesisir dan laut (maggrove), yang dapat menyebabkan

menurunnya ketersediaan sumber plasma nutfah serta erosi pantai.

Permasalahan terkait pengurangan resiko bencana adalah masih belum

memadainya kinerja penanggulangan bencana, terutama Badan Penangulangan

Bencana Daerah dan masyarakat yang masih terbatas. Permasalahan yang dihadapi

antara lain : (1) Belum seluruhnya organisasi kelembagaan penanggulangan

bencana terpenuhi; (2) Keterbatasan alokasi pendanaan pemerintah kabupaten dan

pemerintah pusat serta ketergantungan pendanaan pemulihan kepada pemerintah.

Kesadaran terhadap resiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan

dalam mengahadapi bencana juga masih rendah.

Terkait dengan pengurangan resiko bencana, permasalahan yang dihadapi

antara lain : (1) Belum optimalnya penjabaran kebijakan pengurangan resiko

bencana kedalam kebijakan daerah; (2) Kurangnya sosialiasi pengurangan resiko

bencana kepada seluruh pemangku kepentingan; (3) Kurangnya informasi dan

keterbatasan media komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan informasi

pengurangan resiko bencana.

4.7. Pelaksanaan Dienul Islam, Politik, serta Sosial dan Budaya

Dienul Islam

Pelaksanaan nilai-nilai Dienul Islam di Kabupaten Aceh Tamiang belum

maksimal, disebabkan oleh berbagai permasalahan yang dihadapi, diantaranya : (1)

Masih kurangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Dienul Islam

dikalangan masyarakat; (2) Masih kurangnya materi dan jam pelajaran agama

dibandingkan dengan pelajaran umum di dunia pendidikan; (3) Pengaruh negatif

globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan dan bertentangan dengan tuntutan

Dienul Islam.

Politik

Pelaksanaan pembangunan dibidang politik di Kabupaten Aceh Tamiang

terkendala oleh berbagai permasalahan, diantaranya akibat : (1) Menurunnya jiwa

dan semangat Nasionalisme terhadap pemahaman 4 (empat) pilar kebangsaan,

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-8

yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI ; (2) Masih rendahnya

pendidikan politik masyarakat; dan (3) Belum optimalnya partisipasi masyarakat

sebagai fasilitator dan ekselator pembangunan.

Sosial dan Budaya

Masyarakat Aceh Tamiang terkenal dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan

dan keragamanan budaya yang tinggi, sebagai akibat dari beragamnya etnis dan

posisi geografis yang strategis, sehingga bangsa lain mudah mencapai Aceh

Tamiang. Namun saat ini permasalahan yang dihadapi antara lain : (1) Belum

optimalnya penguatan lembaga sosial di kemukiman; (2) Kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap pranata sosial dan adat istiadat yang sudah berlaku turun

temurun di Aceh Tamiang; (3) Pengaruh negatif globalisasi yang melunturkan

nilai-nilai sosial dan budaya di masyarakat.

Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Perlindungan Anak

Pemasalahan yang dihadapi terkait pengarusutamaan gender dan

perlindungan anak, antara lain sebagai berikut : (1) Masih terdapat kesenjangan

gender dalam hal akses, manfaat, dan partisifasi dalam pembangunan, serta

penguasaan terhadap sumber daya, terutama di bidang politik, jabatan-jabatan

publik dan ekonomi; (2) Rendahnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi

dampak perubahan iklim, krisisi ekonomi, bencana alam, dan konflik sosial, serta

terjadinya penyakit; (3) Belum optimalnya kelembagaan PUG dan pemberdayaan

perempuan; (4) Masih adanya tindak kekerasan terhadap anak; (5) Masih

rendahnya kapasitas kelembagaan perlindungan anak.

Pemuda dan Olahraga

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian terkait

pembangunan dan olahraga antara lain sebagai berikut : (1) Belum optimalnya

partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembagunan,

dikarenakan oleh terbatasnya peran pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol

sosial, dan agen perubahan; (2) Belum optimalnya peningkatan prestasi olahraga,

BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis IV-9

yang disebabkan antara lain oleh rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam

kegiatan olahraga, terbatasnya ruang terbuka olahraga, terbatasnya jumlah dan

kualitas SDM keolahragaan, belum optimalnya upaya pengkaderan atlit unggulan,

serta masih terbatas apresiasi dan penghargaan bagi olahragawan dan tenaga

keolahragaan yang berprestasi.

Pariwisata

Permasalahan yang dihadapi terkait pembagunan kepariwisataan, antara

lain sebagai berikut : (1) Belum optimalnya kesiapan tempat tujuan wisata yang

disebabkan karena belum meratanya pembangunan kepariwisataan antar daerah

dan kawasan, serta kurang memadaimya sarana dan prasarana menuju lokasi

pariwisata; (2) Belum optimalnya sosialisasi, pemasaran pariwisata dan promosi

daerah tujuan wisata dari pemerintah maupun pelaku pariwisata lainnya melalui

media elektronik, media cetak, maupun yang berbasis teknologi informasi; (3)

Belum optimalnya kemitraan antar pelaku pariwisata yang disebabkan terutama

oleh kurangnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi intra dan antar lembaga

dalam peningkatan daya saing sumber daya manusia(SDM) pariwisata.

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-1

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

2017 adalah :

“ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA

DAN SARANA TRANSPORTASI”

Visi pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Aceh Tamiang :

Adalah Kabupaten Aceh Tamiang dengan seluruh masyarakat yang tinggal dan

tercatat secara administrasi sebagai warga Kabupaten Aceh Tamiang.

2. Sejahtera :

Sejahtera adalah sebuah kondisi yang diharapkan setiap masyarakat mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya dalam aspek ekonomi, sosial dan spiritual

yang ditujukan untuk terwujudnya peningkatan kesejahterahan masyarakat

daerah, melalui penguatan sistem ekonomi yang berbasiskan kepada ekonomi

kerakyatan, dan potensi ekonomi daerah, serta didukung peningkatan

kuantitas dan kualitas infrastruktur transportasi dan prasarana dasar yang

berwawasan lingkungan.

Masyarakat Aceh Tamiang yang sejahtera merupakan masyarakat yang

makmur, berpenghasilan yang cukup, memiliki pendidikan, lapangan usaha

dan lapangan kerja yang layak, terbebas dari kemiskinan, memiliki rasa

kepedulian yang tinggi, memiliki kualitas kesehatan dan didukung oleh kondisi

lingkungan dan perumahan yang baik.

Masyarakat yang sejahtera juga ditandai dengan adanya peran serta secara

nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial dan

budaya. Kesejahteraan masyarakat tidak hanya dicerminkan oleh

perkembangan ekonomi semata, tetapi mencakup aspek yang lebih luas.

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-2

3. Madani :

Madani adalah sebuah kondisi yang diharapkan masyarakat Aceh Tamiang

memiliki peradaban sosial budaya yang tinggi, akhlak mulia, kreatif, memiliki

semangat, jiwa kewirausahaan, keterampilan, berdisiplin dan bertanggung

jawab serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan potensi daerah.

4. Prasarana dan Sarana :

Adalah seluruh infrastruktur dan pendukungnya untuk memenuhi

kesejahteraan masyarakat Aceh Tamiang.

5. Transportasi :

Adalah jaringan penghubung (darat, sungai, laut dan udara) antara satu

wilayah dengan wilayah lain yang berfungsi untuk memudahkan

pengangkutan orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.

5.2. Misi

Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh

Tamiang Tahun 2013-2017, dirumuskan 11 (sebelas) Misi sebagai berikut :

1. Memantapkan prasarana dan sarana jaringan transportasi wilayah.

Misi pertama merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk konektivitas

pengembangan wilayah/kawasan, guna percepatan dan perluasan

pembangunan ekonomi Aceh Tamiang. Selanjutnya guna meningkatkan

layanan dasar masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah dengan prinsip

pembangunan berkelanjutan. Dimana fokusnya adalah peningkatan dan

pengembangan infrastruktur wilayah meliputi jalan, jembatan dan fasilitas

publik lainnya, sebagai penunjang utama dalam penyelenggaraan proses

perekonomian dan sosial masyarakat.

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-3

2. Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi

masyarakat.

Misi kedua merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk pembangunan

Aceh Tamiang. Dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, dan

keseimbangan dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan

hidup, yang melibatkan peran serta masyarakat secara nyata. Fokusnya

adalah mengelola dan memanfaatkan ruang yang serasi antara kawasan

lindung dan budidaya; melakukan upaya perlindungan dan pemulihan

kawasan kritis untuk memperbaiki kualitas daya dukung lingkungan; dan

meningkatkan upaya pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan sebagai modal dasar pembangunan; serta mengubah paradigma

penanganan terhadap bencana yang cenderung masih bersifat tanggap

darurat menjadi kesiapsiagaan.

3. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi

daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju

masyarakat yang sejahtera.

Misi ketiga merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk peningkatan

struktur perekonomian masyarakat, dengan memanfaatkan potensi sumber

daya alam (SDA) berdaya saing tinggi dan kekayaan budaya lokal yang

potensial, berciri khas dan bermutu, dengan penguatan kapasitas

kelembagaan formal masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi

kampung dalam penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat

dengan fokus meningkatkan kualitas SDM kampung, kelembagaan ekonomi

kampung dan pemanfaatan SDA spesifik kampung serta mengembangkan

komoditas unggulan kampung.

4. Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk

memperkuat ketahanan pangan.

Misi keempat merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk

mengembangkan dan meningkatkan produksi padi sebagai pangan utama,

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-4

dan mengembangkan berbagai komoditi pangan lokal lainnya yang sesuai

dengan potensi daerah (tanaman pangan, daging dan ikan) sebagai alternatif

bahan makanan bergizi dan seimbang.

5. Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan

kelembagaan yang transparan.

Misi kelima merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk penyiapan regulasi

penataan pengelolaan usaha. Yang diarahkan pada penyelenggaraan

mekanisme pasar yang berlandaskan persaingan sehat, dan memperhatikan

nilai-nilai keadilan, serta kepentingan sosial, sehingga terjamin kesempatan

yang sama dalam berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat, dengan

tetap memperhatikan perkembangan perekonomian global.

6. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas,

profesional, humanis dan beretika.

Misi keenam merupakan pelaksanaan yang ditujukan mengedepankan

pembangunan sumber daya manusia yang humanis, beretika, berkualitas dan

berdaya saing; peningkatan kualitas dan aksesibilitas kesehatan dan

pendidikan bagi seluruh masyarakat Aceh Tamiang; meningkatkan

penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui

penelitian dan pengembangan secara profesional dan penerapan menuju

inovasi secara berkelanjutan.

7. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang amanah (Good Governance).

Misi ketujuh merupakan pelaksanaan yang difokuskan pada kejelasan fungsi

regulator dan operator melalui penataan organisasi dan Sumber Daya

Manusia (SDM), baik di tingkat kampung, Kecamatan, dan Kabupaten serta

kemudahan pengurusan perijinan, administrasi kependudukan, pelayanan

kesehatan dan pendidikan.

Pembangunan pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi

pada pelayanan publik merupakan upaya yang perlu didorong untuk

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-5

menunjang perwujudan daerah sebagai kabupaten berdaya saing di masa

depan. Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan pilar

utama dalam pencapaian visi pembangunan jangka menengah daerah,

dimana salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik adalah

melalui reformasi birokrasi. Secara umum reformasi birokrasi mencakup

penataan kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, tata laksana dan

manajemen, akuntabilitas kinerja aparatur, pengawasan,pelayanan publik,

budaya kerja produktif, efektif dan efisien, disamping juga melalui koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi. Reformasi birokrasi di Pemerintah Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang telah dimulai dengan penataan kelembagaan,

peningkatan koordinasi pengawasan dan pemahaman akuntabilitas aparatur,

pengaturan mekanisme, sistem dan prosedur ketata-laksanaan yang tidak

berbelit-belit, serta penciptaan pelayanan publik yang prima dan berkualitas,

disamping pengembangan sistem informasi yang terintegrasi antara

perencanaan, penganggaran, pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan

evaluasi serta pengawasan.

Dalam pelaksanaan pemerintahan, kelembagaan organisasi serta tata kelola

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang masih dirasa belum optimal, baik dalam

proses pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk

itu Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang dilaksanakan dalam rangka

mempercepat proses perizinan dan pelayanan, perencanaan dan

penganggaran, pengelolaan keuangan daerah, pemungutan pajak, proses

penyediaan barang dan jasa dan pelayanan administrasi kependudukan akan

dikembangkan sehingga dapat diakses secara online melalui sistem informasi.

8. Melibatkan pemuda dan perempuan dalam pembangunan

(pengarusutamaan gender).

Misi kedelapan merupakan pelaksanaan yang difokuskan pada gerakan

optimalisasi pembangunan Aceh Tamiang, yang mengedepankan

pemberdayaan pemuda dan perempuan sebagai generasi mendatang yang

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-6

proporsional berdasarkan peran, kedudukan dan tanggung jawab demi

terwujudnya rasa keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan.

9. Menegakkan supremasi hukum untuk memantapkan kestabilan politik,

keamanan dan ketertiban.

Misi kesembilan pada hakikatnya merupakan pelaksanaan pembangunan yang

difokuskan pada kapasitas dan profesionalitas stakholder dalam

penyelesaian persoalan daerah melalui :

- Stabilitas politik, keamanan dan ketertiban masyarakat;

- Proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efektif dan efisien

serta sinergis terhadap kebijakan bidang politik, hukum dan keamanan;

- Pemantapan budaya demokrasi dalam masyarakat;

- Memperkuat partisipasi masyarakat dan organisasi masyarakat sipil;

10. Meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga serta

melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

Misi kesepuluh merupakan pelaksanaan yang ditujukan untuk

mengoptimalkan partisipasi (peningkatan kesadaran) masyarakat dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga, pelestarian budaya daerah,

pengembangan sarana kebudayaan untuk meningkatkan identitas budaya

Tamiang. Seperti penyelenggaraan even budaya, revitalisasi kawasan budaya,

serta pengembangan kreativitas seni dan budaya masyarakat. Karakter

budaya Tamiang juga diperkuat melalui penerapan dalam arsitektur

bangunan, karakter kota, pemukiman, pengembangan kawasan budaya.

11. Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Dienul Islam.

Misi kesebelas merupakan upaya membangun masyarakat Aceh Tamiang

berlandaskan Dienul Islam, beretika dan berkarakter, dalam tatanan

pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat, serta memelihara kerukunan

antar umat beragama.

BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-7

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan

pemerintahan daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung

pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan daerah selama 5 (lima)

tahun mendatang. Tujuan dan sasaran disusun dalam kerangka yang jelas di setiap

misi, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah. Bahwa

tujuan pembangunan Aceh Tamiang untuk 5 (lima) tahun ke depan pada dasarnya

adalah untuk mencapai standar kehidupan masyarakat Tamiang yang lebih baik.

Untuk mencapai standar kehidupan yang lebih baik sebagaimana maksud

diatas, maka tujuan dan sasaran pembangunan sesuai masing-masing misi

dijabarkan akan dijabarkan dalam BAB VI.

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-1

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang penting

dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun serta

memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran.

Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2012-2017, maka Pemerintah Daerah akan melaksanakannya melalui 11

(sebelas) misi yang telah disusun dan strategi-strategi pembangunan daerah dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang.

Tabel 6.1

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017

Misi 1: Memantapkan prasarana dan sarana jaringan transportasi wilayah.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Mewujudkan jaringan transportasi yang terpadu, tertib, aman dan nyaman

Meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang sesuai dengan standar pelayanan yang dipersyaratkan

Peningkatan kualitas perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi

Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas antar pusat kegiatan

Meningkatkan pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi

Meningkatkan Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan kebinamargaan.

Meningkatnya pelayanan angkutan jalan, angkutan sungai, angkutan penyebrangan dan angkutan laut

Peningkatan pelayanan angkutan sesuai kebutuhan, karakteristik dan potensi wilayah

Meningkatkan pelayanan, prasarana dan fasilitas perhubungan

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-2

Misi 2: Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, partisipatif dan berkelanjutan

Meningkatnya kualitas penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang berwawasan lingkungan, partisipatif dan berkelanjutan

Optimalisasi penataan ruang Mengimplementasikan Pemanfaatan Ruang yang optimal sesuai dengan hierarki (RTRWK, dan rencana rinci tata ruang)

Meningkatkan partisipasi stakeholders dalam pengendalian pemanfaatan ruang

Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Meningkatkan penataan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau dan taman kota

Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar permukiman

Pengembangan dan peningkatan infrastruktur permukiman yang berkualitas

Meningkatkan pembangunan perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Meningkatkan Pemberdayaan komunitas perumahan

Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana permukiman

Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

Meningkatkan pembangunan infrastruktur perkotaan dan desa

Meningkatkan penyediaan air baku, dan pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Berkurangnya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana

Penerapan prinsip-prinsip ekologis yang berkelanjutan dalam pelaksanaan pembangunan

Meningkatkan upaya pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan

Meningkatkan fungsi kawasan penyangga, konservasi dan lindung

Meningkatkan sistem pengawasan terhadap pembajakan sumber daya alam

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-3

Misi 2: Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Peningkatan kualitas pencegahan dan penanggulangan bencana

Menyelenggarakan pembangunan berbasis mitigasi bencana

Mengoptimalkan pengendalian dan penanggulangan bencana

Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

Misi 3: Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat dan penanggulangan kemiskinan

Menurunnya tingkat kemiskinan, dan pengangguran serta meningkatnya pendapatan masyarakat

Perluasan lapangan usaha, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja

Meningkatkan pembinaan UPPKS.

Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang masalah sosial

Meningkatkan pelayanan sosial dan rehabilitasi kesejahteraan social

Pengembangan usaha ekonomi produktif dengan sistem Padat Karya dan Wirausaha

Meningkatkatan jumlah wirausaha produktif baik kelompok maupun mandiri

Meningkatan kesempatan kerja dan lapangan usaha melalui sistem padat karya

Penyediaan bantuan fisik dan nonfisik kepada masyarakat penyandang masalah sosial

Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka penyaluran bantuan kepada masyarakat kurang mampu dan penyandang cacat

Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

Meningkatkan Program Pengembangan wilayah Strategis dan cepat tumbuh (PNPM)

Meningkatnya aktifitas ekonomi daerah berbasis potensi lokal

Peningkatan potensi produk lokal unggulan pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata

Menumbuh kembangkan produk lokal yang handal (One Village One Product)

Mengembangkan kawasan sentra industri

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-4

Misi 3: Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan nilai tambah produk lokal unggulan

Membina dan memberdayakan IKM, koperasi dan UKM serta peningkatan SDM.

Menetapkan kawasan wisata sesuai struktur dan pola ruang

Penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan usaha masyarakat

Meningkatkan pengembangan tempat usaha perdagangan

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana pendukung usaha secara berkelanjutan

Misi 4: Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Memperkuat ketahanan pangan daerah

Meningkatnya kemampuan masyarakat dan stakeholder dalam usaha mewujudkan ketersediaan pangan yang berkelanjutan

Pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan pangan lestari untuk kelompok wanita

Meningkatkan optimalisasi dan reklamasi lahan sebagai kawasan pangan lestari

Peningkatan kemampuan sumber daya Manusia dalam rangka ketahanan pangan

Meningkatkan kemampuan SDM dalam rangka penanganan rawan pangan

Peningkatan sarana dan prasarana Lumbung Pangan masyarakat dan pemerintah

Meningkatkan sarana dan prasarana lumbung pangan masyarakat dan pemerintah

Peningkatan produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan

Menumbuhkembangkan produk lokal yang handal

Menumbuhkembangkan agribisnis pertanian, peternakan dan Perikanan

Menyusun Regulasi dibidang pertanian, peternakan dan Perikanan

Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi terapan tentang

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-5

Misi 4: Mengembangkan, meningkatkan dan mendiversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

pertanian, peternakan dan Perikanan

Pemanfaatan Sungai Tamiang sebagai kawasan industri ketahanan pangan

Meningkatkan produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan,dan perikanan

Pembangunan dan pemeliharaan pengairan yang melayani daerah sentra produksi pertanian

Pembangunan dan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui perbaikan jaringan irigasi tingkat usaha tani

Berkembangnya diversifikasi pangan

Menggali potensi sumber pangan lokal

Mengembangkan tanaman utama lokal lainnya.

Peningkatan pengetahuan dan motivasi dalam menggunakan bahan pangan lokal bagi kelompok wanita

Meningkatkan pengetahuan dan memotivasi penggunaan bahan pangan lokal.

Meningkatnya nilai jual produk pertanian, peternakan dan Perikanan serta Hutan

Optimalisasi kebijakan revitalisasi pertanian, peternakan dan Perikanan serta Hutan

Meningkatkan jalan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Meningkatkan pemasaran produksi hasil pertanian, peternakan dan Perikanan

Meningkatkan teknologi, sarana dan prasarana pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan

Misi 5: Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan kelembagaan yang transparan.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan dan mengembangkan iklim pasar yang kondusif

Meningkatnya usaha perlindungan kelembagaan ekonomi, ketenagakerjaan dan konsumen melalui reformasi kelembagaan ekonomi

Menciptakan kondusifitas iklim usaha dan investasi melalui kebijakan dan kepastian hukum

Mengintensifkan, pembinaan kewirausahaan dan pengembangan usaha perdagangan yang kondusif

Menyederhanakan prosedur perizinan dan mengembangangkan jasa perdagangan pasar domestik

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-6

Misi 5: Menciptakan iklim pasar yang kondusif melalui penetapan regulasi dan kelembagaan yang transparan.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Peningkatan usaha terhadap perlindungan Konsumen

Meningkatkatnya perluasan jaringan usaha

Menciptakan Kerjasama antar lembaga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat

Pengembangan kemitraan antar lembaga

Menumbuhkembangkan potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di masyarakat.

Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan

Mensosialisasikan peraturan perizinan dan non perizinan

Melaksanakan sosialisasi pelayanan perizinan dan non perizinan

Perbaikan sistem pelayanan perizinan dan non perizinan secara tranparansi

Melaksanakan pendataan perizinan dan non perizinan terhadap semua kegiatan usaha.

Misi 6: Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas kesehatan

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Peningkatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat

Meningkatkan kualitas SDM tenaga kesehatan

Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan

Meningkatkan penerapan Manajemen Inovasi Pelayanan

Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat

Meningkatkan upaya keselamatan ibu melahirkan dan anak

Meningkatkan kesehatan anak balita

Memperbaiki gizi masyarakat

Peningkatan kesehatan lingkungan

Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan

Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Pemenuhan kebutuhan logistik dan operasional pelayanan kesehatan Rujukan

Menyediakan kebutuhan logistik dan operasional pelayanan kesehatan rujukan serta kebutuhan tenaga medis dan paara medis

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-7

Misi 6: Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Peningkatan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS

Menjamin terkendalinya pertambahan penduduk

Peningkatan kualitas kesehatan reproduksi remaja

Meningkatkan pelayanan PKPR (Program Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas

Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan

Meningkatnya angka melek huruf menjadi 99,70 % dan angka lama sekolah menjadi 9,20 tahun

Peningkatan aksessibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya daerah pemukiman baru, terisolir, dan padat penduduk

Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan akses pendidikan

Memfasilitasi PKBM

Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya lembaga pendidikan perguruan tinggi vokasi

Meningkatnya mutu pendidikan formal maupun non formal

Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan

Meningkatkan profesionalisme aparatur, mutu tenaga pendidik dan kependidikan

Meningkatkan peran serta masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaraan pendidikan

Peningkatan pendidikan bagi siswa kurang mampu

Menjamin ketersediaan bantuan beasiswa kepada fakir/miskin

Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan

Meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan

Optimalisasi pelayanan pendidikan non formal

Mengembangkan pusat pembelajaran dan pelatihan bagi masyarakat

Meningkatnya budaya gemar membaca

Peningkatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan dan arsip

Menumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan dan arsip

Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan kampung

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penatalaksanaan kelembagaan kampung

Peningkatan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kelembagaan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga

Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan kampung dalam pelaksanaan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-8

Misi 7: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang amanah (Good Governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien

Meningkatnya efisiensi dan efektivitas kelembagaan dan ketatalaksanaan, akuntabilitas kinerja pemerintah, dan kemandirian keuangan daerah

Penguatan kelembagaan, tata laksana dan akuntabiitas kinerja aparatur dan pengawasan

Meningkatkan koordinasi pelayanan dan pembinaan perangkat kabupaten

Meningkatkan tatanan kerja yang teratur dan tidak tumpang tindih

Meningkatnya sinergitas interaksi antar sektor/lembaga pemerintahan daerah

Mensinergikan interaksi konstruktif antar sektor/lembaga pemerintahan daerah

Meningkatkan sinergisitas perencanaan, penyusunan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan

Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah

Meningkatnya kualitas manajemen pengembangan SDM aparatur dan lembaga

Pembinaan kapasitas dan karir pegawai, serta meningkatkan kinerja lembaga

Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah

Meningkatkan SDM aparatur kampung dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kampong

Meningkatkan pembinaan dan pengembangan aparatur

Meningkatkan sistem rekrutmen pegawai yang berbasis kompetensi

Meningkatkan kinerja dan disiplin aparatur

Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur dan kelembagaan

Melakukan kunjungan ke daerah yang telah berhasil dalam mengembangkan kapasitas aparatur perencana sesuai dengan bidang tugasnya

Meningkatnya kualitas pelayanan

Pengimplementasian pelayanan prima

Menyediakan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan

Penyusunan SPM dan SOP

Penerapan program aplikasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)

Penerapan Standar Pelayanan Publik untuk seluruh unit penyelenggara pelayanan publik

Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-9

Misi 7: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang amanah (Good Governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Mengefektifkan penyusunan, pengendalian administrasi, evaluasi dan pelaporan pembangunan

Peningkatan Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Eleketronik (LPSE)

Meningkatkan Operasional layanan pengadaan secara elektronik (LPSE)

Meningkatnya peralatan dan perlengkapan LPSE

Penerapan manajemen pengaduan yang efektif pada unit penyelenggaran pelayanan publik

Pembentukan dan Penyelenggaraan Pos Pengaduan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Penyediaan Unit dan pengelolaan Pengaduan di masyarakat.

Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Melakukan penataan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Menciptakan sistem pelayanan yang cepat, tepat dan murah berbasis e-gov

Meningkatkan ketersediaan regulasi dibidang pelayanan secara elektronik

Meningkatkan kualitas dan keandalan data daerah

Meningkatnya kualitas pengelolaan data dan informasi yang dapat diakses

Peningkatan kapasitas pengelolaan data dan informasi

Meningkatkan akurasi data dan informasi pembangunan daerah

Mendirikan pusat data dan informasi yang dapat diakses oleh semua kalangan

Meningkatkan prasarana dan sarana bidang telematika

Memfasilitasi penyelenggaraan e-goverment

Misi 8: Melibatkan pemuda dan perempuan dalam pembangunan (pengarusutamaan gender).

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan

Meningkatnya produktifitas pemuda

Peningkatan kegiatan kepemudaan

Meningkatkan jiwa nasionalisme dan kewirausahaan pemuda

Meningkatnya kualitas hidup anak dan kemandirian perempuan

Peningkatan partisipasi perempuan dan anak dalam pembangunan

Meningkatkan kapasitas perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan khusus

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-10

Memberikan akses bagi perempuan untuk berorganisasi dan bermasyarakat

Meningkatnya kompetensi tenaga kerja pemuda dan perempuan sesuai standar kompetensi kerja nasional

Pembinaan dan pelatihan tenaga kerja pemuda dan perempuan

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja pemuda dan perempuan

Misi 9: Menegakkan supremasi hukum untuk memantapkan kestabilan politik, keamanan dan ketertiban.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan penegakan supremasi hukum memantapkan kestabilan politik, keamanan dan ketertiban

Meningkatnya kualitas produk hukum kabupaten

Penetapan Qanun dan Peraturan Bupati sebagai turunan dari peraturan perundang-undangan

Menetapkan Qanun dan Peraturan Bupati

Menurunnya angka pelanggaran hukum di masyarakat

Perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

Melakukan pendampingan dan penyelesaian kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak

Peningkatan sadar hukum melalui pembinaan, pengawasan dan penertiban

Penegakkan Undang-undang LLAJ dan Undang-undang pelayaran

Meningkatkan Pemahaman StakeHolder Terhadap Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup

Melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan

Mengimplementasikan supremasi hukum bagi aparatur dan masyarakat (tomas, toga, todat,pemuda dan wanita)

Memfasilitasi kegiatan - kegiatan yang berkaitan dengan penyakit masyarakat ( PEKAT )

Pelaksanaan koordinasi lintas sektor dalam peningkatan pembinaan ideologi bangsa

Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sosial politik

Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap 4 pilar kebangsaan

Meningkatnya Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan

Penyuluhan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

Meningkatkan perlindungan pengusaha dan pekerja di perusahaan

Pemerataan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

Meningkatkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan VI-11

Misi 10: Meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, olah raga serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, olahraga, serta pelestarian budaya daerah

Lestarinya kegiatan sosial kemasyarakatan, olah raga, budaya daerah dan gotong royong sesuai kearifan lokal

Peningkatan perlindungan sosial masyarakat

Melaksanakan pembangunan Tugu Pahlawan dan Pemberian cindera mata bagi para Veteran

Pengembangan budaya dalam pembangunan Aceh Tamiang

Memfasilitasi kegiatan - kegiatan yang berkaitan dengan nilai - nilai sosial budaya bangsa

Pengembangan pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab

Melaksanakan kegiatan upacara dan festival seni budaya lokal pada setiap tahunnya pada hari-hari besar nasional.

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan gotong royong.

Pengembangan dan pelestarian nilai-nilai sosial budaya dan gotong royong.

Misi 11: Meningkatkan pemahaman dan pengamalan Dienul Islam

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(1) (2) (3) (4)

Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius

Meningkatnya kerukunan antar umat beragama

Menjamin kerukunan antar umat beragama

Memfasilitasi kegiatan forum kerukunan umat beragama (FKUB)

Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan ukhuwah islamiyah

Pengembangan, pelaksanaan, dan pembinaan syariat islam

Meningkatkan peran perangkat agama dan lembaga agama dalam penegakan syariat islam

Mengoptimalkan kegiata-kegiatan keagamaan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang perlu dijabarkan

kedalam kebijakan umum dan program prioritas, disertai kebutuhan pendanaan

yang merupakan program unggulan Kabupaten Aceh Tamiang. Penetapan arah

kebijakan umum pembangunan ini bertujuan untuk memudahkan penetapan

program prioritas, berdasarkan bidang pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang

untuk 5 (lima) tahun kedepan. Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan arah

kebijakan pembangunan yang dipilih dengan target indikator kinerja beserta

program unggulan menurut urusan. Dengan demikian, kebijakan umum dan

program unggulan yang disampaikan dalam RPJMK ini hanya yang bersifat prioritas,

sementara untuk kebijakan umum dan program yang terkait penyelenggaraan

Standar Pelayanan Minimum (SPM) maupun operasional pemerintahan dituangkan

dalam Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK).

7.1. Program Prioritas Pembangunan Daerah

Program unggulan sebagai prioritas pembangunan merupakan penjabaran

strategis dari Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang. Berdasarkan

analisis strategi dan arah kebijakan pembangunan pada BAB VI maka Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang menyusun 7 (Tujuh) prioritas pembangunan sebagai

berikut : (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan; (2) Peningkatan

Infrastruktur Untuk Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi; (3) Peningkatan

Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta Sanitasi;

(4) Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian; (5)

Penanggulangan Kemiskinan; (6) Peningkatan Lingkungan Hidup dan Pengurangan

Resiko Bencana; (7) Pelaksanaan Dienul Islam, Sosial dan Budaya. Selanjutnya

operasional dan program prioritas Pemerintah Aceh Tamiang yang disertai dengan

target capaian program dan pendanaannya untuk 5 (lima) tahun dituangkan dalam

BAB VIII. Selanjutnya, penjelasan kebijakan umum dan program unggulan

berdasarkan prioritas pembangunan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-4

Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Prioritas Pembangunan

Kabupaten Aceh Tamiang, 2013-2017

No

Prioritas Pembangunan dan

Kebijakan Umum

Program Permbangunan

Daerah

Indikator Kinerja

(Outcome) Bidang Urusan SKPK

I REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA PEMERINTAH

1. Penguatan pengawasan keuangan dan pembinaan adminitrasi anggaran secara transparan dan akutabel

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah

Menurunnya penyelewengan keuangan daerah dan mencegah KKN

Wajib Inspektorat

Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawas

Peningkatan kapasitas kompetensi aparatur pengawas

Wajib Inspektorat

Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah

Wajib DPPKA

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-5

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan penyediaan sarana dan prasarana aparatur

Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah

Wajib DPPKA

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kampung

Tertibnya administrasi keuangan kampong

KECAMATAN

2. Penataan tatalaksana yang efesien dan berbasis teknologi

Program peningkatan ketatalaksanaan

Meningkatnya kualitas pelayanan public

Wajib Setdakab

Program peñataan administrasi kependudukan

Meningkatnya validitas data dan informasi kependudukan secara eletronik

Wajib Capil

3. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelengaraan pemerintah

Program penataan peraturan dan perundang-undangan

Meningkatnya ketersediaan peraturan perundang-undangan

Wajib Setdakab

Program pembinaan dan pengembangan aparatur

Meningkatnya disiplin aparatur

Wajib BKPP

Program pendidikan Meningkatnya Wajib BKPP

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-6

Kedinasan kapasitas aparatur

Program peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Meningkatnya kualitas perencana

Wajib Bappeda

Program peningkatan pelayanan publik

Meningkatnya pelayanan publik bidang perizinan

Wajib P2TSP

Program pembinaan dan pengembangan dan kesejahteraan aparatur

Meningkatnya disiplin aparatur

Wajib BKPP

Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS

Meningkatnya pemerataan aparatur berdasarkan kompetensi

Wajib BKPP

Program koordinasi pelestarian dan kapasitas kegiatan PNS

Meningkatnya disiplin aparatur

Wajib SATPOL PP

Program peningkatan kapasitas aparatur

Meningkatnya kapasitas aparatur

Wajib KECAMATAN

Program peningkatan disiplin aparatur

Meningkatnya disiplin aparatur Kecamatan

KECAMATAN

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-7

Program pendataan dan fasilitasi pelaksanaan pemerintahan mukim dan kampung

Persentase pelaksanaan kegiatan pemerintah mukim dan kampong

KECAMATAN

4 Penguatan birokrasi pemerintahan dan penegakan supremasi hukum

Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia

Meningkatnya kapasitas kampong

Wajib BKPP

Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kampung

Meningkatnya kapasitas aparatur kampung

Wajib BPM

Program peningkatan Imam mukim dan kelembagaannya

Meningkatnya pelayanan mukim

Wajib BPM

Program peningkatan kualitas kelembagaan

Meningkatnya kinerja SKPK

Wajib Setdakab

Program peningkatan kelembagaan dan aparatur

Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur

Wajib

Setdakab

Program peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Wajib

Sekwan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-8

5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pendapatan PAD

Program optimalisasi penataan pendapatan PAD

Meningkatnya PAD Wajib DPPKA

Program revitalisasi sumber pendapatan

Meningkatnya PAD Wajib DPPKA

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-9

No

Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum

Program Permbangunan Daerah

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang Urusan

SKPK

II PENINGKATAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENDORONG LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI

1. Tersedianya prasarana dan sarana transportasi yang sesuai dengan standar pelayanan yang dipersyaratkan. Peningkatan pelayanan, prasarana dan fasilitas perhubungan peningkatan potensi produk lokal unggulan pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata.

Program pembangunan sistem informasi/data base jalan, jembatan dan sungai

Tersedianya sistem informasi/data base jalan, jembatan dan sungai

Wajib

Pekerjaan Umum

Program pembangunan Jalan dan jembatan

Meningkatnya pembangunan jalan dan jembatan

Wajib

Pekerjaan Umum

Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan

Tersedianya pembangunan jalan dan jembatan

Wajib

Pekerjaan Umum

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Terlaksananya rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan

Wajib

Pekerjaan Umum

Program pembangunan prasarana dan sarana LLAJ (darat)

Tersedianya peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Wajib

Perhubungan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-10

Program rehabilitas dan pemeliharaan prasarana dan sarana LLAJ

Wajib

Perhubungan

Program peningkatan aksesibilitas pelayanan angkutan LLAJ

Wajib

Perhubungan

Program pembangunan prasarana dan sarana perhubungan laut dan sungai

Wajib

Perhubungan

Program optimalisasi pelayanan dermaga

Peningkatan kenyamanan dan kelancaran berlalu lintas

Wajib

Perhubungan

Program pengembangan telematika

Peningkatan keandalan prasarna dan sarana LLAJ

Wajib

Perhubungan

Program peningkatan prasarana dan sarana bidang telematika

Meningkatnya ketersediaan pelayanan angkutan LLAJ

Wajib

Perhubungan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-11

Peningkatan kenyamanan dan keselamatan lalu lintas angkutan laut dan sungai

Wajib

Perhubungan

Peningkatan pelayanan angkutan laut dan sungai

Wajib

Perhubungan

Peningkatan pelayanan akses jaringan bagi masyarakat yang lebih baik

Wajib

Perhubungan

Peningkatan sarana dan prasarana pertanian

Tersedianya turap dan drainase TPA Wajib

Pertanian

Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan

Meningkatnya produksi pertanian/ perkebunan

Wajib

Pertanian

Tersedianya jalan usaha tani

Wajib Pertanian

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-12

Program penelitian dan inventarisasi sumber daya alam

Tersedianya jalan usaha produksi

Wajib

Perkebunan

Program peningkatan jalan dan jembatan

Terbangunnya jalan produksi Wajib

PU

Program pembagunan Jalan dan Jembatan

Terbangunnya jalan produksi perikanan

Wajib Perikanan

Terbangunnya jembatan produksi perikanan ( plat Beton)

Wajib

Perikanan

Tersedianya data jalan dan jembatan produksi perikanan

Wajib

Perikanan

Tersedianya Detail Enginering Design (DED) Infrastruktur Kelautan dan Perikanan

Wajib

Perikanan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-13

No

Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum

Program Permbangunan Daerah

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang Urusan

SKPK

III PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH SERTA SANITASI

1. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan khususnya daerah pemukiman baru, terisolir, dan padat penduduk

Program pendidikan luar sekolah

Peningkatan angka melek huruf menjadi 99,70 dan angka lama sekolah menjadi 9,20.

Wajib

Pendidikan

Pendidikan dasar dan menegah

Pemerataan dan perluasan akses pada semua jenjang pendidikan

Wajib

Pendidikan

2. Peningkatan jumlah pelatihan tenaga kesehatan

Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Meningkatnya jumlah kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan

Wajib

Kesehatan

3. Peningkatan sarana dan pasarana kesehatan

Peningkatan jumlah Sarana meliputi : 1. Puskesmas rawat jalan menjadi rawat inap

Wajib

Kesehatan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-14

4. Peningkatan upaya kesehatan ibu dan anak

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Meningkatnya persentase penanganan komplikasi kebidanan

Wajib

Kesehatan

Program peningkatkan kesehatan anak Balita

Meningkatnya persentasi penanganan komplikasi Neonatal

Wajib

Kesehatan

5. Penigkatan perencanaan kesehatan dan pendidikan

Program perencanaan sosial budaya

Tersedianya master plan pendidikan

Wajib Bappeda

Tersedianya master plan pendidikan

Wajib Bappeda

6. Peningkatan pengawasan kualitas lingkungan fisik

Program pengembangan lingkungan sehat

Meningkatnya persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan

Wajib

Kesehatan

Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Meningkatnya persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih yang berkualitas

Wajib

Kesehatan

Bertambahnya desa yang melaksanakan STBM

Wajib Kesehatan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-15

Meningkatnya persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat

Wajib

Kesehatan

7. Peningkatan upaya pengendalian dampak pencemaran dan kerusakan

Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

Terlaksananya pemantauan kualitas lingkungan

Wajib

BLHK

8. Peningkatan perencanaan sanitasi lingkungan

Program percepatan sanitasi pembangunan

Tersedianya dokumen PPSP

Wajib Bappeda

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-16

No

Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum

Program Permbangunan Daerah

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang Urusan

SKPK

IV KETAHANAN PANGAN DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH KOMODITI PERTANIAN

1. Peningkatan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya (pengairan)

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

Terlaksananya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

Wajib

PU

2. Tersedianya pangan yang berkelanjutan

Program peningkatan ketahanan pangan pertanian / perkebunan

Meningkatnya pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan Pangan lestari

Wajib

Bappeluh

Program peningkatan kemampuan SDM ketahanan pangan

Meningkatnya SDM aparatur ketahanan pangan

Wajib

Bappeluh

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-17

Program peningkatan ketahanan pangan

Meningkatnya sarana dan prasarana lumbung pangan masyarakat dan pemerintah

Wajib

Bappeluh

Program percepatan penganekaragaman dan konsumsi pangan (P2KP )

Terlaksananya kegiatan peningkatan menu dan lomba cipta menu 3B (12 Kecamatan) setiap tahun

Wajib

Bappeluh

3. Peningkatan produksi pertanian dan peternakan

Program peningkatan ketahanan pangan

Berkembangnya produk lokal yang unggul

Wajib

Distanak

4. Peningkatan produksi tanaman semusim sejalan dengan pemanfaatan kawasan hutan

Program diversifikasi ketahanan pangan

Terciptanya luas areal agroforestry

Wajib

Dishutbun

5. Peningkatan produksi dan produktivitas perikanan budidaya

Program pengembangan budidaya perikanan

Terwujudnya revitalisasi tambak terlantar (Idle) rakyat

Wajib

DKP

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-18

6. Peningkatan produksi dan produktivitas perikanan tangkap

Program pengembangan perikanan tangkap

Tersedianya armada perikanan tangkap kapal/perahu bermotor

Wajib

DKP

7. Penigkatan produksi dan produktivitas produk olahan perikanan

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat

Meningkatnya diversifikasi produk olahan hasil perikanan.

Wajib

DKP

8. Peningkatan dokumen perencanaan

Program sosial budaya Tersedianya dokumen pangan dan gizi

Wajib Bappeda

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-19

No

Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum

Program Permbangunan Daerah

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang Urusan SKPK

V PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1. Peningkatan dokumen perencanaan

Program perencanaan pembangunan ekonomi

Tersedianya dokumen kemiskinan Wajib

Bappeda

2. Penyediaan sarana dan prasarana perumahan layak huni untuk masyarakat miskin

Program pengembangan perumahan

Terbangunnya rumah layak huni untuk masyarakat Wajib

Pekerjaan Umum

3. Pengembangan komoditas unggulan daerah yang sesuai dengan agro ekosistem wilayah

Program pengembangan komunitas unggulan daerah

Meningkatnya penghasilan masyarakat Pilihan

Pertanian

4. Pengembangan kawasan industri wisata melalui pemanfaatan SDA dan ekonomi kreatif

Program pengembangan pemasaran wisata

Meningkatnya promosi wisata Wajib

Disbudparpora

Program pengembangan destinasi parawisata

Meningkatnya destinasi parawisata Wajib

Disbudparpora

Program pengembangan kemitraan

Meningkatnya kemitraan parawisata Wajib

Disbudparpora

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-20

Program pengembangan ekonomi lokal masyarakat

Meningkatnya pendapatan masyarakat miskin

Pilihan

Koperindag

5. Pembinaan dan penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menegah ( UMKM )

Program pembinaan badan usaha masyarakat

Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM

Pilhan

Koperindag

Program pengembangan dan pembinaan UKM

Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM

Pilhan

Koperindag

6. Peningkatan akses kesempatan kerja dan perlindungan

Program peningkatan kesempatan k erja

Meningkatnya pelayanan fasilitasi penempatan dengan perluasan kesempatan kerja

Wajib

Disosnakertran

Program perlindungan dan pengembangan lembaga Ketenagakerjaan

Meningkatnya perlindungan tenaga kerja

Wajib

Disosnakertran

Program Peningkatan kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

Meningkatnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja dengan kewirausahaan

Wajib

Disosnakertran

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-21

7. Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan

Program penataan penguasaan, pemilikan pengunaan dan pemanfaatan tanah

Meningkatnya ketersediaan tanah untuk public Wajib

Setdakab

Program pengembangan wilayah perbatasan

Meningkatnya integrasi pembangunan wilayah perbatasan

Wajib

Bappeda

Program pengawasan konsesi izin

Meningkatnya kepatuhan konsesi zin Wajib

Dishutbun

8. Perluasan area pertanian serta optimalisasi pengunaan lahan terlantar

Program pengembangan wilayah transmigrasi

Terwujudnya pengembangan wilayah transmigrasi

Disosnakertran

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-22

No

Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum

Program Permbangunan Daerah

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang Urusan

SKPK

VI PENINGKATAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA

1. Penanganan kondisi pra bencana, bencana, ( Tangap Darurat ) dan pasca bencana (Rehabilitasi Rekonstruksi)

Program pencegahan dini dan penangulangan korban bencana alam

Meningkatnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana

Wajib

BPBD

Program penguatan kelembagaan dan regulasi kebencanaan

Meningkatnya kualitas kelembagaan dan tersedianya regulasi kebencanaan

Wajib

BPBD

Program rehabilitasi dan rekontruksi bencana

Meningkatnya penanganan pasca bencana

Wajib

BPBD

Program kedaruratan dan logistik bencana

Meningkatnya penanganan pasca bencana

Wajib

BPBD

2. Peningkatan infrastruktur pembangunan daerah dengan memperhatikan aspek lingkungan dan dampak resiko bencana

Program pengendalian banjir Meningkatnya kualitas darah aliran sungai

Wajib

PU

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-23

3. Peningkatan, perlindungan, pemulihan kawasan kritis, pemeliharaan dan pemanfaatan SDA dan lingkungan secara terintegrasi

Program p engendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Menurunnya tingkat pencemaran Wajib

BLHK

Program perlindungan dan konservasi SDA

Meningkatnya perlindungan konservasi SDA

Wajib

BLHK

Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA

Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan SDA

Wajib

BLHK

Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan lingkungan hidup

Meningkatnya informasi lingkungan hidup

Wajib

BLHK

Program rehabilitasi ruang terbuka hijau (RTH)

Meninkatnya luasan RTH Wajib

BLHK

Program rehab hutan dan lahan

Meningkatnya kualitas Lingkungan Wajib

BLHK

Program konservasi Sumber daya hutan

Meningkatnya kelestarian sumber daya hutan

Wajib Dishutbun

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-24

No

Prioritas Pembangunan dan Kebijakan Umum

Program Permbangunan Daerah

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang Urusan

SKPK

VII PELAKSANAAN DIENUL ISLAM , SOSIAL DAN BUDAYA

1. Peningkatan kualitas dan efektifitas penyebaran nilai-nilai Dienul Islam dalam kehidupan bermasyarakat

Program penyediaan Da’i perbatasan perdesaan dan perkotaan

Meningkatnya kualitas dan kuantitas Da’i Wajib

Syariat Islam

Program pembinaan dakwah dan Syiar Islam

Meningkatnya pemahaman wawasan Dienul Islam

Wajib

Syariat Islam

Program peningkatan pemahaman keagamaan bagi masyarakat

Meningkatnya pemahaman wawasan Dienul Islam

Wajib

Syariat Islam

Program peningkatan sarana dan prasarana keagamaan

Meningkatnya sarana dan prasarana keagamaan

Wajib Syariat Islam

Program perencanaan sosial budaya

Tersedianya Master Plan Dienul Islam Wajib

Bappeda

2. Peningkatan kapasitas pelaksana nilai-nlai Dienul Islam dan peran serta Ulama dalam penyelengaraan pemerintah

Program penilaian pemahaman wawasan Islam

Meningkatnya pemahaman wawasan Islam

Wajib

Syariat Islam

Program pembinaan dan koordinasi wilayatul hisbah (WH)

Meningkatnya kapasitas WH Wajib

Satpol PP

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-25

Program peningkatan sumber daya ulama

Meningkatnya peran ulama Wajib

MPU

Program peningkatan silaturahmi dan koordinasi antara umara dan ulama

Meningkatnya hasil pembangunan yang sesuai dengan Dienul Islam

Wajib

MPU

Program peningkatan kualitas kelembagaan Agama, pelayan kehidupan Beragama dan Peran Ulama

Meningkatnya pelayanan Agama dan lembaga keagamaan Wajib

Setdakab

3. Peningkatan Pemberdayaan Pemuda Dan Olah Raga

Program pengembangan keserasian kebijakan pemuda

Tersedianya regulasi kepemudaan Wajib

Disparpora

Program peningkatan peran serta kepemudaan

Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan

Wajib

Disparpora

Program peningkatan upaya pertumbuhan kewiraswastaan dan kecakapan hidup pemuda

Meningkatnya peran kewiraswastaan pemuda Wajib

Disparpora

Program pengembangan manajemen pemuda

Meningkatnya mutu olah raga Wajib

Disparpora

Program pembinaan dan permasyarakatan pemuda

Meningkatnya mutu olah raga Wajib

Disparpora

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-26

Program peningkatan sarana dan prasaranan Olah Raga

Meningkatnya mutu olah raga Wajib

Disparpora

4. Peningkatan Kualitas Anak dan Kapasitas Perempuan

Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Meningkatnya keberpihakan perempuan dan anak

Wajib

P2KS

Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak

Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan anak

Wajib

P2KS

Program peningkatan kualitas hidup perempuan

Meningkatnya kualitas hidup dan efektifitas perlindungan bagi perempuan

Wajib

P2KS

Program peningkatan Peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

Meningkatnya kemandirian ekonomi perempuan dan peran serta gender dalam pembangunan

Wajib

P2KS

5. Peningkatan pengetahuan dan wawasan sejarah dan nilai-nilai budaya Aceh Tamiang dalam kehidupan masyarakat

Program pengembangan sarana dan prasarana kebudayaan.

Tersedianya alat kesenian tradisional Wajib

Disbudparpora

Program pengembangan nilai budaya

Meningkatnya pemahaman nilai-nilai budaya masyarakat

Wajib

Disbudparpora

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-27

Program pengelolaan kekayaan budaya

Terpeliharanya benda budaya Wajib

Disbudparpora

Program pengelolaan keragaman budaya

Terpeliharanya keragaman budaya Wajib

Disbudparpora

Program pengembangan kerjasama pengelolaan Kekayaan budaya

Terwujudnya kemitraan budaya Wajib

Disbudparpora

6. Pelaksanaan nilai-nilai Dienul Islam di dalam penyelengaraan pemerintah

Program penigkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an

Meningkatnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an

Wajib

Syariat Islam

Program peningkatan zakat, harta wakaf, harta agama dan perwalian

Meningkatnya professional pengelolaan zakat, harta wakaf, harta Agama dan perwalian

Wajib

Baitul Mal

Program peningkatan ZIS dan pembinaan kelembagaan

Meningkatnya pendapatan ZIS Wajib

Baitul Mal

Program pembinaan lembaga sosial keagamaan

Meningkatnya pembinaan lembaga sosial keagamaan

Wajib

Syariat Islam

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-28

Program peningkatan pemahaman keagamaan bagi aparatur

Meningkatnya pemahaman keagamaan bagi aparatur

Wajib

Syariat Islam

7. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyandang masalah sosial

Program peningkatan kesejahteraan rakyat

Meningkatnya kualitas kesejahteraan rakyat Wajib

Setdakab

Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah sosial,

Menurunkan angka kemiskinan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial

Wajib

Dinsosnaketran

Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial

Meningkatnya pelayanan sosial masyarakat

Wajib

Dinsosnaketran

Program pembinaan anak terlantar

Menurunnya jumlah anak terlantar Wajib

Dinsosnaketran

Program pembinaan anak penyandang cacat dan trauma

Meningkatnya pelayanan untuk penyandang cacat dan trauma

Wajib

Dinsosnaketran

Program pembinaan panti asuhan dan jompo

Meningkatnya pelayan panti asuhan Wajib

Dinsosnaketran

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembagunan Daerah VII-29

Program pembinaan penyakit masyarakat (Pekat)

Meningkatnya pembinaan sosial masyarakat

Wajib

Kesbangpol

Program pembinaan sosial masyarakat

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Wajib

Setdakab

8. Peningkatan kapasitas kelembagaan kampung dan mukim

Program peningkatan pemberdayaan masyarakat kampung

Meningkatnya kapasitas lembaga kampung

Wajib

BPM

Program pengembangan ekonomi kampung

Meningkatnya Kapasitas lembaga Kampung

Wajib

BPM

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kampung

Meningkatnya Kesejahteraan masyarakat kampung melalui BUMG

Wajib

BPM

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-1

BAB VIII

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang

Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam

rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimum (SPM) maupun operasional

pemerintahan menurut urusan pemerintahan sebagai berikut :

8.1. URUSAN WAJIB

1. URUSAN PENDIDIKAN

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pendidikan antara lain :

1) Program Pendidikan Anak Usia Dini

2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

3) Program Pendidikan Menengah

4) Program Pendidikan Non Formal

5) Program Pendidikan Luar Biasa

6) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

8) Program Sosialisasi dan Informasi Pembangunan Daerah

2. URUSAN KESEHATAN Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Kesehatan antara lain :

1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

2) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

3) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

4) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan anak

5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

6) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

7) Program Pengadaan, Peningkatan dan perbaikan Sarana dan Prasarana/Puskesmas dan Jajarannya.

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-2

8) Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita

9) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

10) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

11) Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jamkesmas/Jamkesda/Sistem Jaminan Sosial Nasional

3. URUSAN PEKERJAAN UMUM

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pekerjaan Umum antara lain :

1) Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan, Jembatan dan sungai

2) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

4) Program Perencanaan dan Pembangunan infrastruktur Mitigasi Bencana

5) Program Pembangunan Turap/Talud/Brojong

6) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Talud/Bronjong

7) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong

8) Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku

9) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

10) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

11) Program Pengembangan Perumahan

12) Program Lingkungan Sehat Perumahan

13) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

14) Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)

15) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh (PNPM)

16) Program Pengendalian Banjir

17) Program Perencanaan Tata Ruang

18) Program Pemanfaatan Ruang

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-3

19) Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Pelayanan

20) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

4. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Perencanaan Pembangunan

antara lain :

1) Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Aparatur

2) Program Pengembangan Data/Informasi

3) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

4) Program Perencanaan Pembangunan Daerah

5) Program Kerjasama Pembangunan

6) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

7) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

8) Program Perencanaan Sosial dan Budaya

9) Program Perencanaan Tata Ruang

10) Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar

11) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam

5. URUSAN PERHUBUNGAN

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Perhubungan antara lain :

1) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Dermaga dan Fasilitas

Angkutan Air

3) Program Pembangunan dan Peningkatan Fasilitas Angkutan Air

4) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

5) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kenderaan Bermotor

6) Program Prasarana dan Sarana Bidang Telematika

7) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-4

6. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Lingkungan Hidup antara lain:

1) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan

2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan

Lingkungan Hidup

4) Program Perlindungan dan Konservasi SDA

5) Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir

6) Program Peningkatan Pengendalian Polusi

7) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

8) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

7. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Kependudukan dan Catatan

Sipil antara lain :

1) Program Peningkatan Sarana dan Fasilitas Pencatatan Sipil

2) Program Penataan Administrasi Kependudukan

8. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak antara lain :

1) Program Keluarga Berencana

2) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam

Pembangunan

3) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

9. URUSAN SOSIAL

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Sosial antara lain :

1) Program Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut

Tanggap Cepat Darurat

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-5

2) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

3) Program Pembinaan Panti Asuhan

4) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

5) Program Pelayanan Sosial dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

6) Program Pembinaan Anak Terlantar

7) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial

8) Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

9) Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi

10) Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

11) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja

12) Progam Pembinaan dan Penguatan wawasan Kebangsaan

10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah antara lain :

1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

2) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial

3) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

4) Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

5) Program Pengembangan dan Pembinaan Koperasi dan UKM

6) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM

7) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan

8) Program Pendataan dan Pembinaan Industri Menengah dan Industri

Kecil Menengah

9) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-6

10) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

Usaha Kecil Menengah

11) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

12) Program Pendataan, Pemantauan dan Pengembangan Usaha

Perdagangan dan Perlindungan Konsumen

13) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

14) Program Pengembangan Pendukung Usaha Bagi UMKM

15) Program penciptaan iklim UKM yang kondusif

10. URUSAN KEBUDAYAAN

Program yang akan dilakukan untuk urusan Kebudayaan antara lain :

1) Program Peningkatan Gedung Kesenian

2) Program Peningkatan Gedung Museum

3) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Daerah Objek Wisata

12. URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Program yang akan dilakukan urusan Pemuda dan Olahraga antara lain :

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

13. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

Program yang akan dilakukan untuk urusan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri antara lain :

1) Program Pendidikan Politik Masyarakat.

2) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

3) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan

4) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)

5) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

6) Program Operasional Satuan Polisi Pamong Praja

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-7

7) Program Pemeliharaan Kantrantibnas dan Pencegahan Tindakan

Kriminal

8) Program Pengembangan dan Penegakan Syariat Islam

9) Program Tempat Penitipan Ternak

10) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

14. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI

KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

Program yang akan dilakukan untuk urusan Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian antara lain :

1) Program Pencegahan dan Mitigasi

2) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

3) Program Kesiapsiagaan

4) Program Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Desa

5) Program Data dan Informasi Bencana

6) Program Kedaruratan

7) Program Penyediaan Sarana Peralatan dan Perlengkapan

Penanggulangan Bencana

8) Program Penanganan dan Evakuasi Korban Bencana

9) Program Penyediaan Kebutuhan Dasar dan Pelayanan Bagi Korban

Bencana

10) Program Pembangunan Sarana Kedaruratan dan Logistik

11) Program Pemeliharaan sarana dan prasarana Kedaruratan dan Logistik

12) Program Kajian Penilaian Pemulihan Fisik Serta Aspek Kemanusiaan

13) Program Koordinasi Penanggulangan Bencana

14) Peningkatan Administrasi Pembangunan

15) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah

16) Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-8

17) Penyelenggaraan Bantuan Hukum

18) Program Penataan Daerah Otonomi Baru

19) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

20) Program Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilu

21) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

22) Program Peningkatan Organisasi dan Ketatalaksanaan

23) Program Peningkatan Pelayanan Publik

24) Program Penataan Organisasi dan Kepegawaian

25) Program Penataan Organisasi dan Kelembagaan

26) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan Penggunaan dan

Pemenfaatan Tanah

27) Program Penataan dan Penertiban Bangunan Liar

28) Program Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Asongan, dan

Pedagang Pasar

29) Program Pendidikan Kedinasan

30) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Keagamaan Dan Baitul

Asyi

31) Program Pembangunan Sarana Keagamaan

32) Program Pemeliharaan Masjid

33) Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan Al-

Qur'an

34) Program Pelaksanaan Syariat Islam

35) Program Pengembangan dan Penegakan Syariat Islam

36) Program Peningkatan Kehidupan Beragama Dan Toleransi Umat

Beragama

37) Program Pengembangan Dakwah dan Syiar Islam

38) Program Pembinaan Nilai-Nilai Dienul Islam

39) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Peradilan Syariah

40) Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

41) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-9

42) Program Peningkatan System Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDH.

43) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan

Prosedur

44) Program Pengembangan Partisipasi Masyarakat

45) Program Pendataan dan Fasilitasi Pelaksanaan Pemerintahan Mukim

dan Kampung

46) Program Sosialisasi dan Informasi Pembangunan Daerah

47) Program Pengembangan Data/Informasi

48) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah

49) Program Peningkatan Pelaksanaan Anggaran Daerah

15. URUSAN KETAHANAN PANGAN

Program yang akan dilakukan untuk urusan Ketahanan Pangan antara lain :

1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/ Perkebunan

2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan

3) Program Percepatan Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan

(P2KP)

4) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Tanaman Pangan

6) Program Pemberdayaan Penyuluh Peternakan

7) Program Pemberdayaan Penyuluh Perkebunan

8) Program Pemberdayaan Penyuluh Kelautan dan Perikanan

9) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

10) Program Sosialisasi dan Informasi Pembangunan Daerah

11) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

12) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-10

13) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

14) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Kelautan dan Perikanan

16. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Program yang akan dilakukan untuk urusan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa antara lain :

1) Program Pengembangan Wilayah

2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

4) Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Teknologi Tepat Guna.

5) Program Pengembangan Data/Informasi

6) Program Layanan Penanganan Pengaduaan Masyarakat

7) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemerintahan

Kampung .

17. URUSAN PERPUSTAKAAN

Program yang akan dilakukan untuk urusan Perpustakaan antara lain :

1) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

8.2. URUSAN PILIHAN

1. URUSAN PERTANIAN

Program untuk urusan Pertanian antara lain :

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian

2) Program Pengembangan Data dan informasi

3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

5) Program Peningkatan Ketahanan Pangan

6) Program Pengembangan Agribisnis

7) Program Peningkatan Pemasaran Produksi Hasil Peternakan

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-11

8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

9) Program Peningkatan Penerapatan Teknologi Peternakan

10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

11) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

2. URUSAN KEHUTANAN

Program untuk urusan Kehutanan antara lain :

1) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

5) Program Kelembagaan dan Evaluasi DAS

6) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

7) Program Ketahanan Pangan

8) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian

9) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

3. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Program untuk urusan Energi dan Sumber Daya Mineral antara lain :

1) Program Penelitian dan Inventarisasi Sumber Daya Alam

2) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

3) Program Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan

4) Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrika

5) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

4. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Program untuk urusan Kelautan dan Perikanan antara lain :

BAB VIII Program Pembangunan Daerah VIII-12

1) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan

2) Program Pengembangan Data dan Informasi

3) Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan

Pengendalian Sumberdaya Kelautan

4) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam

Pendayagunaan Sumberdaya Laut

5) Program Pengembangan Perikanan Tangkap

6) Program Pengembangan Perikanan Budidaya

7) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan

8) Program Pengembangan Budidaya Perikanan

9) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan

Adapun program pembangunan daerah, indikator kinerja dan target kinerja

secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran II.

8.3. PROGRAM PENUNJANG ORGANISASI

Program Penunjang Organisasi antara lain :

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Aceh Tamiang IX-1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati/Wakil Bupati

terpilih pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi

pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau

indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang

diinginkan pada akhir periode RPJMK dapat dicapai. Indikator kinerja daerah pada

RPJMK Tahun 2013-2017 dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu

atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian

indikator kinerja daerah berkenaan. Penetapan indikator kinerja daerah terhadap

capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2013-2017 terlampir pada Lampiran II.

BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan VIII - 1

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1 Pedoman Transisi

Penyusunan RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, untuk

menghindari kekosongan peralihan periode kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Aceh Tamiang hasil pemilihan Bupati/Wakil Bupati Tahun 2018 - 2023

maka Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menyusun RKPD Tahun berjalan.

Selanjutnya, Bupati terpilih Tahun 2018-2023 tetap mempunyai ruang gerak

untuk menyempurnakan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun berjalan yang telah

disusun untuk pelaksanaan Pembangunan Daerah yang lebih baik.

10.2 Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2013-2017 merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati

hasil Pemilihan yang dilaksanakan secara langsung pada tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2013-2017 yang telah ditetapkan oleh peraturan daerah hendaknya menjadi

pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang untuk menyusun Rencana Strategi (RENSTRA) SKPK dan

merupakan pedoman bagi SKPK dalam menyusun Rencana Kerja SKPK.

Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran, serta program dan

kegiatan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten

Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, kaidah pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh

Tamiang (RPJMK) Tahun 2013-2017 diarahkan dan dikendalikan langsung oleh

BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan VIII - 2

Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Aceh Tamiang dengan Pelaksana Harian

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang;

2. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan Daerah Kabupaten Aceh

Tamiang dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Kepala

Bappeda) Kabupaten Aceh Tamiang;

3. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang ada di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang agar melaksanakan program dalam RPJM

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017;

4. Setiap SKPK baik yang berbentuk Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan berkewajiban

untuk menyusun Rencana Strategis SKPK (Renstra SKPK) yang memuat Visi, Misi,

Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan Pembangunan sesuai dengan

tugas fungsi SKPK yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Kabupaten Aceh

Tamiang Tahun 2013-2017;

5. Setiap SKPK agar mengacu pada RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

2017 sebagai dasar penyusunan dokumen rencana, dan melaksanakan program

dalam RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 dengan sebaik-baiknya;

6. Penjabaran lebih lanjut RPJM Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017 untuk

setiap tahunnya harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) Kabupaten Aceh Tamiang;

7. Penyusunan RKP Kabupaten Aceh Tamiang harus dilakukan melalui proses

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan

secara berjenjang, yaitu mulai dari Musrenbang Kampung/Kelurahan,

Musrenbang Kecamatan, Forum SKPK dan Musrenbang Kabupaten;

8. RKP Kabupaten Aceh Tamiang harus menjadi acuan bagi setiap SKPK dalam

menyusun Rencana Kerja SKPK (Renja-SKPK) yang disusun dengan pendekatan

berbasis kinerja;

9. Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKP Kabupaten Aceh

Tamiang merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Kabupaten (RAPBK) tahun anggaran berikutnya terutama sebagai rujukan

dalam penyusunan Kebijakan Umum APBK, serta penyusunan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara;

BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan VIII - 3

10. Renja SKPK yang disusun dengan pendekatan berbasis kinerja harus menjadi

pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPK (RKA-SKPK);

11. Dalam pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017 setiap SKPK

perlu memperkuat peran pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan

RPJM Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017 ini, dan melakukan sosialisasi baik

kepada aparat yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang,

Instansi terkait maupun masyarakat luas;

12. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh

Tamiang 2013-2017, dipandang perlu untuk melakukan pengendalian dan

evaluasi terhadap pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Tamiang 2013-2017

sebagai berikut :

a. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-

masing pimpinan SKPK;

b. Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang menghimpun dan menganalisis

hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dimasing-masing

pimpinan SKPK sesuai dengan tugas dan kewenangannya;

c. Kepala SKPK melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana

pembangunan SKPK periode sebelumnya;

d. Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang menyusun evaluasi rencana

pembangunan berdasarkan hasil evaluasi Satuan Kerja Pemerintah

Kabupaten (SKPK) sebagaimana dimaksud pada huruf (c);

e. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf (d) menjadi bahan

penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.

13. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang diluar kendali Kabupaten Aceh

Tamiang yang diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan RPJM Kabupaten

Aceh Tamiang, berbagai strategi, arah kebijakan dan program yang telah

ditetapkan dapat ditinjau kembali. Hasilnya harus dikonsultasikan kepada DPR

Kabupaten Aceh Tamiang untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam

proses pelaksanaannya.

BAB XI Penutup XI-1

BAB XI

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Tamiang

Tahun 2013–2017 merupakan penjabaran dari visi dan misi dari bupati dan wakil

bupati terpilih, yang merupakan pedoman bagi pemerintah Kabupaten, DPRK, dan

masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan jangka menengah daerah

selama 5 (lima) tahun ke depan. RPJMK juga menjadi arah dan pedoman dalam

penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK), setiap tahunnya

selama periode tersebut.

Untuk mewujudkan visi Bupati 2017: “ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN

MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI”

maka perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan daerah yang berakhlak

mulia, kapabel, berkualitas dan demokratis (2) Good Governance dan Clean

Government (3) konsistensi kebijakan pemerintah daerah (4) keberpihakan kepada

rakyat (5) partisipasi aktif dari masyarakat, media massa, dan pihak swasta, serta (6)

mekanisme kontrol dan pengawasan serta akuntabilitas publik yang baik.

Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari semua pemangku kepentingan di

Kabupaten Aceh Tamiang diharapkan pembaharuan menuju kemandirian

pemerintah dan masyarakat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh bupati terpilih

dapat terwujud.

BUPATI ACEH TAMIANG

HAMDAN SATI

LAMPIRAN I

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG

NOMOR 16 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013 - 2017

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

URUSAN WAJIB

DINAS PENDIDIKAN 6,14 16.857.938.522 6,36 19.361.974.040 7,12 24.575.899.865 7,67 29.272.145.862 7,53 30.068.683.098 7,05 120.136.641.387

UPT DINAS PENDIDIKAN 2,22 6.082.155.000 2,00 6.082.155.000 1,76 6.082.155.000 1,59 6.082.155.000 1,52 6.082.155.000 1,78 30.410.775.000

PENDIDIKAN DASAR 1,19 3.262.659.500 1,07 3.262.659.500 0,95 3.262.659.500 0,86 3.262.659.500 0,82 3.262.659.500 0,96 16.313.297.500

PENDIDIKAN MENENGAH 1,51 4.156.592.600 1,36 4.156.592.600 1,20 4.156.592.600 1,09 4.156.592.600 1,04 4.156.592.600 1,22 20.782.963.000

SKB 0,09 248.142.600 0,08 248.142.600 0,05 187.280.000 0,05 187.280.000 0,05 187.280.000 0,06 1.058.125.200

DINAS KESEHATAN 5,32 14.602.972.920 5,00 15.223.637.980 4,73 16.313.915.479 4,50 17.178.714.355 4,68 18.696.740.670 4,81 82.015.981.404

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) 7,16 19.661.035.120 6,51 19.835.834.080 6,41 22.105.813.040 6,62 25.267.315.648 6,65 26.576.428.778 6,65 113.446.426.666

DINAS PEKERJAAN UMUM 16,52 45.361.624.760 26,95 82.074.953.950 25,07 86.525.000.000 23,43 89.375.000.000 21,87 87.385.000.000 22,91 390.721.578.710

BADAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH 1,89 5.199.911.500 1,71 5.199.911.500 1,56 5.384.411.500 1,71 6.514.279.450 1,79 7.157.101.695 1,73 29.455.615.645

DINAS PERHUBUNGAN 0,93 2.548.116.200 1,03 3.135.540.500 1,95 6.742.000.000 2,18 8.335.000.000 2,47 9.865.000.000 1,80 30.625.656.700

BLHK 3,31 9.094.276.002 2,98 9.069.093.260 3,36 11.585.993.260 4,15 15.843.933.260 3,12 12.452.617.260 3,40 58.045.913.042

DINAS PENDUDUKAN dan CATATAN

SIPIL 0,41 1.133.841.000 0,80 2.446.627.000 0,71 2.460.000.000 0,35 1.320.000.000 0,29 1.175.000.000 0,50 8.535.468.000

KP2KS 0,58 1.580.663.300 0,20 598.594.300 0,43 1.486.000.000 0,32 1.210.000.000 0,24 965.000.000 0,34 5.840.257.600

DINSOS 0,68 1.874.266.100 0,61 1.846.330.000 0,79 2.718.312.933 1,04 3.953.732.933 1,31 5.244.937.933 0,92 15.637.579.899

DISPERINDAGKOP 0,98 2.694.105.175 0,88 2.694.105.175 0,89 3.081.793.100 1,42 5.423.513.900 2,01 8.020.632.400 1,29 21.914.149.750

DISBUDPARPORA 1,39 3.813.525.300 0,60 1.831.015.000 0,98 3.391.062.000 1,09 4.153.710.000 0,99 3.951.200.000 1,01 17.140.512.300

KESBANG 0,87 2.398.030.000 1,12 3.398.030.000 0,71 2.456.050.000 0,69 2.632.050.000 0,76 3.018.050.000 0,82 13.902.210.000

SATPOL PP 1,20 3.294.605.000 1,08 3.287.205.000 1,09 3.774.509.125 1,15 4.374.683.669 1,19 4.749.620.403 1,14 19.480.623.196

SEKRETARIAT DPR 4,93 13.538.134.800 4,12 12.537.892.500 4,47 15.417.694.272 4,74 18.071.603.904 5,52 22.056.311.752 4,79 81.621.637.228

SEKRETARIAT DAERAH 6,89 18.917.731.770 5,42 16.506.145.420 4,87 16.801.345.420 4,53 17.285.745.420 4,98 19.881.591.776 5,24 89.392.559.806

DPPKA 3,31 9.093.684.000 2,99 9.093.684.000 2,78 9.597.750.000 2,52 9.597.750.000 2,40 9.597.750.000 2,76 46.980.618.000

BKPP 2,14 5.879.068.800 1,87 5.707.780.000 1,64 5.643.000.000 1,24 4.725.000.000 1,19 4.745.000.000 1,57 26.699.848.800

INSPEKTORAT 0,47 1.297.540.000 0,53 1.612.540.000 0,49 1.705.128.050 0,52 1.972.952.211 0,56 2.224.062.999 0,52 8.812.223.260

KP2TSP 0,29 783.875.000 0,26 783.875.000 0,54 1.850.000.000 0,62 2.370.000.000 0,58 2.325.000.000 0,48 8.112.750.000

KECAMATAN MANYAK PAYED 1,25 3.432.830.000 1,13 3.432.830.000 1,14 3.917.334.370 1,02 3.906.537.817 0,99 3.937.161.598 1,09 18.626.693.785

KECAMATAN BENDAHARA 1,34 3.689.367.000 1,08 3.298.405.726 1,06 3.663.790.726 1,03 3.936.790.726 1,03 4.119.790.726 1,10 18.708.144.904

KECAMATAN SERUWAY 0,96 2.645.256.000 0,87 2.645.256.000 0,87 3.007.153.000 0,78 2.960.938.300 0,76 3.018.402.130 0,84 14.277.005.430

KECAMATAN RANTAU 0,68 1.878.024.000 0,62 1.896.424.000 0,60 2.065.170.000 0,54 2.058.170.000 0,56 2.224.244.000 0,59 10.122.032.000

KECAMATAN KARANG BARU 1,13 3.114.297.000 1,02 3.114.297.000 1,13 3.915.950.750 0,95 3.631.950.750 0,91 3.638.950.750 1,02 17.415.446.250

KECAMATAN KOTA KUALASIMPANG 0,36 977.219.000 0,32 977.219.000 0,42 1.458.500.000 0,38 1.458.500.000 0,39 1.556.500.000 0,38 6.427.938.000

KECAMATAN KEJURUAN MUDA 0,73 1.997.010.000 0,65 1.990.950.000 0,69 2.385.607.829 0,67 2.574.222.614 0,73 2.908.199.375 0,70 11.855.989.818

KECAMATAN TAMIANG HULU 0,45 1.246.333.500 0,41 1.246.333.500 0,51 1.755.980.475 0,47 1.798.148.523 0,45 1.797.233.375 0,46 7.844.029.373

KECAMTAN BANDAR PUSAKA 0,58 1.603.209.000 0,52 1.598.765.000 0,65 2.229.259.700 0,52 1.975.521.170 0,52 2.093.933.787 0,56 9.500.688.657

KECAMATAN SEKERAK 0,55 1.513.921.700 0,48 1.451.161.700 0,49 1.677.500.000 0,45 1.722.500.000 0,44 1.757.500.000 0,48 8.122.583.400

KECAMATAN TENGGULUN 0,35 956.867.000 0,31 956.867.000 0,41 1.413.390.000 0,03 121.000.000 0,34 1.376.290.000 0,28 4.824.414.000

LAMPIRAN I PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Kode

(akun)

Bidang Urusan Pemerintahan dan

Program Prioritas pembangunan

Kondisi

Kinerja Awal

RPJMK

(Tahun 0)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun-2013 Tahun-2014 Tahun-2015 Tahun-2016 Tahun-2017 Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode RPJMK

1

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Kode

(akun)

Bidang Urusan Pemerintahan dan

Program Prioritas pembangunan

Kondisi

Kinerja Awal

RPJMK

(Tahun 0)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun-2013 Tahun-2014 Tahun-2015 Tahun-2016 Tahun-2017 Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode RPJMK

1

KECAMATAN BANDA MULIA 0,51 1.387.799.500 0,45 1.382.547.500 0,55 1.886.503.475 0,49 1.861.963.823 0,44 1.770.770.205 0,49 8.289.584.503

SEKRETARIAT BAITUL MAL 0,28 763.169.000 0,25 763.169.000 0,27 915.300.000 0,20 772.955.900 0,20 781.955.900 0,23 3.996.549.800

SEKRETARIAT MPU 0,64 1.765.172.500 0,58 1.765.172.500 0,47 1.627.221.800 0,43 1.627.221.800 0,41 1.627.221.800 0,49 8.412.010.400

BPBD 0,99 2.704.254.780 0,87 2.663.405.000 1,21 4.175.000.000 2,13 8.145.000.000 2,26 9.035.000.000 1,57 26.722.659.780

BAPPEL 1,17 3.222.525.100 1,06 3.222.525.100 1,41 4.853.310.000 1,21 4.601.535.000 1,10 4.383.210.000 1,19 20.283.105.200

BPM 1,17 3.218.954.910 1,06 3.218.954.910 1,26 4.355.529.500 1,24 4.718.129.500 1,92 7.664.279.530 1,36 23.175.848.350

KANTOR PERPUSTAKAAN & ARSIP 0,24 650.350.000 0,21 650.350.000 0,20 693.750.000 0,11 429.030.000 0,19 739.850.000 0,19 3.163.330.000

DINAS SYARIAT ISLAM 1,34 3.672.600.000 0,92 2.807.751.300 1,53 5.290.100.000 2,21 8.445.650.000 1,94 7.747.100.000 1,64 27.963.201.300

DISTANAK 10,70 29.362.217.470 8,18 24.911.931.080 5,68 19.616.240.711 4,91 18.749.027.021 4,97 19.837.306.721 6,60 112.476.723.003

DISHUTBUN 1,68 4.598.885.508 1,51 4.598.885.500 1,78 6.137.402.280 1,80 6.865.733.254 1,93 7.706.384.864 1,75 29.907.291.406

DISTAMBEN 0,56 1.537.632.450 0,50 1.537.632.000 1,30 4.501.780.260 1,65 6.309.636.000 1,22 4.877.215.306 1,10 18.763.896.016

DKP 1,90 5.208.934.916 1,45 4.423.230.000 1,81 6.260.000.000 2,70 10.295.000.000 2,78 11.090.000.000 2,19 37.277.164.916

274.521.325.303 304.548.381.221 345.106.140.020 381.530.979.910 399.532.915.930 ###############

BUPATI ACEH TAMIANG,

Prioritas I 16.857.938.522 19.361.974.040 24.575.899.865 29.272.145.862

6.082.155.000 6.082.155.000 6.082.155.000 6.082.155.000

3.262.659.500 3.262.659.500 3.262.659.500 3.262.659.500

4.156.592.600 4.156.592.600 4.156.592.600 4.156.592.600 4.156.592.600

248.142.600 248.142.600 187.280.000 187.280.000 187.280.000

14.602.972.920 15.223.637.980 16.313.915.479 17.178.714.355 18.696.740.670

19.661.035.120 19.835.834.080 22.105.813.040 25.267.315.648 26.576.428.778

45.361.624.760 82.074.953.950 86.525.000.000 89.375.000.000 87.385.000.000

110.233.121.022 - 150.245.949.750 - 163.209.315.484 - 174.781.862.965 - 137.002.042.048

40,1547

Prioritas II

HAMDAN SATI

LAMPIRAN II

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 16 TAHUN 2013

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013 - 2017

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013

2013 2014 2015 2016 2017

I

A

1

Pertumbuhan PDRB Dasar Harga Konstan Migas % 4,61 5,57 6,04 6,53 7 7

Pertumbuhan PDRB Tanpa Migas % 4,74 5,76 6,24 6,72 7 7

Laju inflasi Aceh Tamiang % - - 1 - - -

PDRB per kapita Tanpa Migas Juta 10231392,4 10777748,75 11353280,54 11959545,72 12598185,46 13270928,56

PDRB per kapita dengan Migas Juta 9491431,53 10221322,61 11007342,32 11853806,95 12765364,7 13747021,25

1 PENDIDIKAN

Angka Partisifasi Kasar (APK)

- SD/MI/Paket A % 107,28 101,79 105 105 105 105

- SMP/MTS/Paket B % 94,38 84,1 87,1 90,1 93,1 96,1

- SMA/MA/SMK/Paket C % 83,87 70,18 74,18 78,18 82,14 86,18

Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 98,13 98,502 98,874 99,246 99,618 99,99

Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % 99,39 99,51 99,63 99,75 99,87 99,99Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke

SMP/MTs % 90,10 92,08 94,06 96,04 98,02 100Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke

SMA/SMK/MA % 100,61 100 100 100 100 100

Angka Pendidikan yang ditamatkan

D1/D2/D3 % 1,05 1,94 2,5 3 3,5 4

D4/S1 % 1,94 1,94 1,97 2,01 2,04 2,08

S2 % 0,00 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07

S3 org 3 4 5 6 7 8

Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0,12 0,09 0,06 0,03 0 0

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0,40 0,3 0,2 0,1 0 0

Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0,69 0,52 0,35 0,18 0,01 0

2 KESEHATAN

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 85,92 91 93 95 95 95

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani % 89,86 78 80 80 80 80

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga

Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan % 90,45 94 95 95 95 95

Cakupan Pelayanan Nifas % 87,68 89,4 90 90 90 90

Cakupan Neonatus dg komplikasi yg ditangani % 47,11 55 65 80 80 80

Cakupan Kunjungan Bayi % 90,73 93 94 95 95 95

Cakupan Persentase Desa/Kelurahan UCI % 76,06 80 85 100 100 100

Cakupan Pelayanan Anak Balita % 31,82 65 75 90 90 90Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6 –

24 bulan keluarga miskin % 3,45 50 70 80 90 100

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan % 100 100 100 100 100 100Cakupan Penjaringan Kesehatan siswa SD dan

setingkat % 16,29 100 100 100 100 100

Cakupan Peserta KB Aktif % 90,76 65 68 70 70 70Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit, meliputi :

a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 Th /100.000 pddk 0,005 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2b. Persentase cakupan penemuan Penderita

Pneumonia Balita % 7,27 32 50 68 80 90

c. Persentase Penemuan pasien baru TB BTA+ % 74,64 80 85 90 90 90

d. Kasus DBD ditemukan dan ditangani % 100 100 100 100 100 100

e. Persentase penemuan penderita Diare % 1 70 80 90 90 90f. Penurunan kasus malaria ( API ) per 1.000

pddk /1.000 pddk 1 <1 <1 <1 <1 <1

g. Penemuan HIV/AIDS yang ditangani % 100 100 100 100 100 100Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien

Masyarakat Miskin % 74,81 80 90 100 100 100

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

Fokus Kesejahteraan dan Pemeretaan Ekonomi

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan, Kepegawaian dan Persandian

NO SATUAN

ASPEK KESEJATERAAN MASYARAKAT

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH TAMIANG

LAMPIRAN II

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien

Masyarakat Miskin % 55 68 75 82 90 95

Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang

harus di berikan Sarkes ( RS ) di Kab / Kota % 100 100 100 100 100 100PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN

PENANGGULANGAN KLBCakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang

dilakukan PE < 24 Jam % 100 100 100 100 100 100

PROMOSI KESEHATAN, PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

a. Cakupan Desa Siaga Aktif % 21,36 33 45 55 60 75

b. Cakupan pengawasan kualitas air minum

masyarakat yang memenuhi syarat kesehatan % 64,4 67 75 80 90 100c. Cakupan pemenuhan pengawasan kualitas

sanitasi dasar masyarakat yang memenuhi

syarat % 45 50 52 60 68 75

Rasio dokter umum per satuan penduduk /100.000 pddk 19 20 30 40 40 40

Rasio dokter spesialis per satuan penduduk /100.000 pddk 8 10 12 15 18 20

Rasio dokter gigi per satuan penduduk /100.000 pddk 4 5 6 7 8 9

Rasio Posyandu Terhadap 100 Balita /100 Balita 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10

Rasio Puskesmas Terhadap Penduduk /100.000 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36 5,36

Rasio Pustu Terhadap 1000 penduduk

/1000

Penduduk 0,12 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13

Rasio Rumah sakit Terhadap 100.000 Penduduk /100.000 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77

Rasio Poskesdes/ Polindes terhadap kampung /kampung 0,88 1,37 1,38 1,38 1,38 1,38

II

1 PEKERJAAN UMUMTersedianya air baku untuk memenuhi

kebutuhan pokok minimal sehari-hari % 100 100 100 100 100 100Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat

pada sistem irigasi yang sudah ada

1.    Jaringana.   Aksesibilitas : Tersedianya jalan yang meng-

hubungkan pusat-pusat kegi-atan dalam

wilayah kabupa-ten/kota % 40,27 44 48 52 56 60b.   Mobilitas : Tersedianya jalan yang

memudahkan masyarakat per-individu

melakukan perjalanan % 58,31 66,648 74,986 83,324 91,662 100

2.    Ruas

a.   Kondisi Jalan

Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan

dapat berjalan dengan selamat dan nyaman % 21,84 29,472 37,104 44,736 52,368 60Tersedianya akses air minum yang aman melalui

sistem penyediaan air minum dengan jaringan

perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal

60 liter/orang/hari % 19,54 30 69 74 79 84

1.    Air Limbah permukimana.   Tersedianya sistem air limbah setempat yang

memadai % 57,07 57,656 58,242 58,828 59,414 60

b. Tersedianya sistem air limbah skala

komunitas / kawasan / kota % 0 - - 1,67 3,34 5

2.   Drainase

Tersedianya sistem jaringan drainase skala

kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi

genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan

tidak lebih dari 2 kali setahun. % 23,56 28,848 34,136 39,424 44,712 50

Berkurangnya luasan permukiman kumuh di

kawasan perkotaan % 0,23 2,16 4,12 6,08 8,04 10

1.   Izin Mendirikan Bangunan ( IMB)Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan

IMB % KP2TSP 100 100 100 100 1002.   Harga Standar Bangunan Gedung Negara (

HSBGN)

ASPEK PELAYANAN UMUM

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan

Negara di Kabupaten % 0 0 100 100 100 100

1.   Izin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK) Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari

kerja setelah persyaratan lengkap. % P2TSP 100 100 100 100 100

2.   Sistem Informasi Jasa KonstruksiTersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi

setiap tahun. % LPSE 100 100 100 100 100

1.    Informasi Penataan Ruang

Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata

Ruang (RTR) wilayah beserta rencana rincinya

melalui peta analog dan peta digital % 25 25 43,75 62,5 81,25 100

2. Pelibatan Peran Masyarakat dalam Proses

Penyusunan RTR

Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat

melalui forum konsultasi publik yang memenuhi

syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR

dan program pemanfaatan ruang, yang

dilakukan minimal 2(dua) kali setiap disusunnya

RTR dan program pemanfaatan ruang % 0 0 25 50 75 100

3. Izin Pemanfaatan Ruang

Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin

pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan

Daerah tentang RTR wilayah beserta rencana

rincinya % 0 0 25 50 75 1004. Pelayanan Pengaduan Pelanggaran tata

Ruang

Terlaksananya tindakan awal terhadap

pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di

bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima)

hari kerja % 0 0 25 50 75 1005. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Publik

Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20 % dari

luas wilayah kota/kawasan perkotaan. % 30,7 30,7 33,025 35,35 37,675 40

2 PERUMAHAN

Cakupan ketersediaan rumah layak huni % 61,3 65,04 68,78 72,52 76,26 80Cakupan layanan rumah layak huni yang

terjangkau % 34,43 37,54 40,66 43,77 46,89 50Cakupan lingkungan Yang sehat dan aman yang

didukung dengan PSU % 26,87 37,5 48,12 58,75 69,37 80

3 PERENCANAAN PEMBANGUNANTersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang

telah ditetapkan dengan Qanun % 100 100 100 100 100 100

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD

yang telah ditetapkan dengan Qanun / Perbub % 100 100 100 100 100 100Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang

telah ditetapkan dengan Perbub % 100 100 100 100 100 100

Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD % 80 82,5 87,5 92,5 97,5 100

4 PERHUBUNGAN

Tersedianya angkutan umum yang melayani

wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk

jaringan jalan Kabupaten % 10.00% 10.00 15.00 20.00 35.00 50.00

Tersedianya angkutan umum yang melayani

jaringan trayek yang menghubungkan daerah

tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang

telah berkembang pada wilayah yang telah

tersedia jaringan jalan Kabupaten % 10.00 10.00 15.00 20.00 35.00 50.00

Tersedianya halte pada setiap Kabupaten yang

telah dilayani angkutan umum dalam trayek Unit 5 5 10 15 20 30Tersedianya terminal angkutan penumpang

pada setiap Kabupaten yang telah dilayani

angkutan umum dalam trayek % 40.25 40.25 50.00 65.70 70.50 80.25

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu,

marka dan guardrill) dan Penerangan Jalan

Umum (PJU) pada jalan Kabupaten % 10.00 10.00 25.00 50.00 70.00 100.00Tersedianya unit pengujian kenderaan bermotor

bagi Kabupaten yang memiliki populasi

kenderaan wajib uji minimal 4000 (empat ribu)

kenderaan wajib uji /2000 20 20.00 25.80 35.00 45.00 50.25Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM)

dibidang terminal % 0 25. 50.75 80.95 100

7 LINGKUNGAN HIDUP

Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan

yang mentaati persyaratan administrasi dan

teknis pencegahan pencemaran air. % 37,5 37,5 50 70 85 100Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan

sumber tidak bergerak yang memenuhi

persyaratan administrasi dan teknis pencegahan

pencemaran udara % 54,5 54,5 75 85 90 100

Prosentase luasan lahan dan/atau tanah untuk

produksi biomassa yang telah ditetapkan dan

diinformasikan status kerusakannya. % 0 0 20 50 75 100Prosentase jumlah pengaduan masyarakat

akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup yang ditindak

lanjuti % 66,7 66,7 70 80 90 100

8 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPILCakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) % 55.42 85 95 100 100 100

Cakupan penerbitan akta kelahiran % 12,71 20 30 40 50 70

Persentase Cakupan Penerbitan KK % 89.97 90 95 100 100 100

Cakupan Penerbitan Akta Kematian % 6.02 10 15 20 35 50

9

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAKCakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan penanganan

pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit

pelayanan terpadu % 66 80 90 100 100 100Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan layanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di

Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan

PPT/PKT di Rumah Sakit % 0 80 90 100 100 100

Cakupan layanan rehabilitas sosial yang

diberikan oleh petugas rehabilitas sosial terlatih

bagi perempuan dan anak korban kekerasan di

dalam unit pelayanan terpadu. % 0 60 70 75 75 75

Cakupan layanan bimbingan rohani yang

diberikan oleh petugas bimbingan rohani

terlatih bagi perempuan dan anak korban

kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu % 50 60 70 75 75 75Cakupan penegakan hukum dari tingkat

penyidikan sampai dengan putusan pengadilan % 70 75 80 80 80 80Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan

hukum % 40 45 50 55 60 60

Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan

dan anak korban kekerasan % 0 30 40 50 50 50Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi

perempuan dan anak korban kekerasan % 0 60 80 100 100 100

Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah % 74,2 74,3 74,5 74,7 74,8 75,1

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan % 68 70 72 73 74 75

10

KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA

BERENCANACakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi

peserta KB aktif % 87 87 65 80 90 100Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi

(unmeet need) % 8 8 5 5 5 4Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-

KB % 69 69 80 80 90 100Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) yang ber-KB % 93 93 87 95 98 100

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1

PKB/PLKB untuk setiap 2 kampung % 27 27 100 100 100 100Ratio petugas pembantu Pembina KB Desa

(PPKBD) setiap kampung 1 PPKBD % 100 100 100 100 100 100Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi

untuk memenuhi permintaan masyarakat 30 %

pertahun % 10 10 30 60 60 90Cakupan penyediaan informasi data mikro

keluarga disetiap kampung % 100 100 100 100 100 100

Partisipasi perempuan di lembaga swasta

(pekerja upahan non pertanian) % 27,3 30,6 34,2 35,6 37,6 38,4Rasio KDRT/persentase kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak yang mendapat

pendampingan % 0,1 0,12 0,14 0,15 0,16 0,17

Penyelesaian pengaduan perlindungan

perempuan dan anak dari tindakan kekerasan kasus 25 35 40 45 47 50

Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,6 2,4 2,2 2 2 2 2

Cakupan peserta KB aktif % 47 55 60 65 70 75

Keluarga Pra Sejahtera % 25,44 24,44 23,52 22,25 21,55 20,47

Keluarga Sejahtera I % 26,82 25,82 24,4 23,34 22,21 21,56

11 SOSIAL

Persentase (%) panti sosial skala

kabupaten/kota yang menyediakan sarana

prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. % 0 0 2 2 2 2Persentase (%) korban bencana skala

kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial

selama masa tanggap darurat. % 308 100 100 100 100 100Persentase (%) korban bencana skala

kabupaten/kota yang dievakuasi dengan

menggunakan sarana prasarana tanggap

darurat lengkap. % 0 100 100 100 100 100Persentase (%) penyandang cacat fisik dan

mental, serta lanjut usia tidak potensial yang

telah menerima jaminan sosial. % 70 100 100 100 100 100Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo

dan Panti Rehabilitsai Jumlah 0 1 2 3 3 3Penganan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Kegiatan 0 2 3 4 5 5

PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial Orang 0 20 30 40 40 40

12 KETENAGAKERJAANBesaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis kompetensi orang 100 100 100 100 100 100

Besaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasisi masyarakat 0rang 0 0 50 50 50 50Besaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan kewirausahaan orang 0 0 20 20 20 20Besaran Kasus yang diselesaikan dengan

Perjanjian Bersama (PB) Kasus 100 40 80 80 80 80Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta

program Jamsostek orang 56,53 62,17 71 82 93 100

Besaran Pemeriksaan Perusahaan perusahaan 70 60 60 60 60 60

Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan perusahaan 3,26 18 18 20 20 20

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 100 100 100 100 100 100

Pencari Kerja yang ditempatkan % 20 30 40 40 50 50

13 KOPERASI DAN UKM

Koperasi Aktif % 50 60 70 80 90 90

Pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil Mandiri % 70 75 80 85 85 85

14 KESENIAN / BUDAYA

Jumlah Grup kesenian sanggar 37 39 41 43 45 47

Jumlah Gedung buah 1 1 1 1 1 1

15 PEMUDA DAN OLAHRAGA

Jumlah Klub olahraga Klub 21 25 27 31 33 35

Jumlah gedung Olahraga Unit 1 1 1 1 1 1

16 KESBANG DAN POLITIK

Kegiatan Pembinaan Politik Daerah % 35 35 40 50 70 90Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan

OKP % 0,4 40 45 50 60 75

17 KETAHANAN PANGAN

Regulasi Ketahanan Pangan regulasi 2 1 1 1 1 1

Ketersediaan Pangan Utama ton 188416 111181 140249 143626 146632 -

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Pola Konsumsi Pangan Harapan Skor/pph 91 91,5 92 92,5 93 95

Daerah Rawan Pangan Klp/Kampung 2 12 12 12 12 12

Kelembagaan Pangan Masyarakat

Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat GAPOKTAN - 1 1 2 2 2

Lumbung Pangan Masyarakat Klp/Kampung 3 2 3 3 3 3

Kampung Mandiri Pangan Kampung 3 1 2 2 2 2

Jumlah tenaga PenyuluhTenaga penyuluh Pertanian, Perkebunan &

Peternakan + THL - BHL Org 105 105 113 121 129 139

Tenaga Penyuluh Kehutanan Org 1 1 3 3 3 5

Tenaga Penyuluh Perikanan Org 3 3 5 5 7 7

18

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

DESA/KAMPUNG

Mobil Keliling Jumlah 0 0 0 1 1 1

PKK Aktif PKK 226 226 226 226 226 226

Posyandu Posyandu 289 289 289 289 289 289Kelompok Usaha Ekonomi Kampung Simpan

Pinjam (UEK-SP) Kelompok 456 1039 1051 1073 1085 1097Kelompok Pemberdayaan Ekonomi Pemuda

Kampung (PEPK) Kelompok 8 8 8 8 8 8Penyediaan Alokasi Dana Kampung (ADK)/

Alokasi Dana Pemakmu Kampung (ADPK) Kampung 213 213 213 213 213 213Pengembangan dan pemanfaatan Teknologi

Tepat Guna (TTG) Posyantekdes 1 1 1 1 1 1

19 Kearsipan/Perpustakaan

Penerapan Pengelolaan Arsip secara baku Berkas % 0 0 0 50 65Peningkatan Kegiatan SDM Pengelolaan

Kearsipan Orang 0 0 2 2 0 0Peningkatan Kegiatan SDM Pengelolaan

Pustakawan Orang 0 0 2 2 0 0Peningkatan Kegiatan SDM Aparatur

(Kontribusi) Orang 0 0 2 2 2 2Koleksi Buku Yang Tersedia di Perpustakaan

Daerah Explr 9400 9,4 11,5 13,6 15,7 17,8Jumlah pengunjung perpustakaan pemerintah

daerah Unit 10,642 11,706 12,846 14,136 15,574 `17.136

Jumlah perpustakaan Kampung Unit 52 60 65 70 75

Jumlah pengunjung perpustakaan kampung Orang 21,313 23,444 25,788 28,366 31,202 34,322Jumlah pengunjung perpustakaan kampung rata-

rata perbulan Orang 150 200 250 300 350

Rencana pembangunan depo arsip Unit - - 1 - - -

20 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAPelaksanaan diseminasi dan pendistribusian

informasi nasional melalui:

Mobil Internet Kecamatan Unit - 4 6 8 10 12

media massa seperti majalah, radio, dan televisi; kali/tahun - - 4 6 12 24

media baru seperti website (media online); kali/tahun - - 12 24 24 48

media tradisional seperti pertunjukan rakyat. kali/tahun - - 1 2 4 6media interpersonal seperti sarasehan,

ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau kali/tahun - - 1 2 4 6

media luar ruang seperti media bulletin, leaflet,

booklet, bosur, spanduk, dan baliho. kali/tahun - - 1 2 4 6Cakupan pengembangan dan pemberdayaan

Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat

Kecamatan % - - 20 40 50 100

Website milik Pemerintah Daerah ada

Pameran / Expo kali/tahun 0 0 1 1 2 2

21 KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering II % 97 100 100 100 100 100

Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering III % 95 100 100 100 100 100

Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering IV % 85 90 95 100 100 100Keberadaan Jabatan Fungsional dalam Struktur

Organisasi SKPK

Rasio PNS Kabupaten % 70 10 5 5 5 5Pejabat yang telah memenuhi persyaratan

Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tk. II orang 20 5 3 3 2 0Pejabat yang telah memenuhi persyaratan

Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tk. III orang 59 40 40 40 0 0Pejabat yang telah memenuhi persyaratan

Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tk. IV orang 190 40 40 40 40 40

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Pejabat yang telah memenuhi persyaratan

Kepangkatan % 100 100 100 100 100 100Pejabat yang telah memenuhi persyaratan

Kepangkatan % 87 5 5 5 5 5

22 DINUL ISLAM

Cakupan Implementasi Qanun Syariat Islam % 100 100 100 100 100 100

Rasio Personel WH terhap Jumlah penduduk

(personil WH Per 10.000 Penduduk Jumlah 0 0 34 34 34 34

Kebijakan bidang penanganan pelanggar Syariat % 100 100 100 100 100 100

Rasio Personel Dai kecamatan terhadap Jumlah

penduduk (personil Dai Per 10.000 Penduduk Jumlah 50 50 50 70 70 70

22 PENANGULANGAN BENCANA

Mengurangi Risiko Bencana Kecamatan 0 0 1 1 2 2Meningkatkan Kesiagaan menghadapi bahaya

kebakaran Kecamatan 0 0 3 3 3 3Tersedianya Sarana Pendukung Peringatan Dini

Bencana Kabupaten % 0 0 25 50 75 100Terlaksananya Ketangguhan Masyarakat Dalam

Menghadapi Bencana Desa 0 0 2 2 3 3Terbentuknya Tim Reaksi Cepat (TRC)

Penanggulangan Bencana Kabupaten % 0 0 1 1 1 1

Tersedianya Aparatur Yang Handal Orang 0 0 20 20 20 20Tersedianya Data dan Informasi Bencana

mengunakan teknologi informasi Tahun 0 0 1 1 1 1

Tersedianya Sarana Peralatan dan Perlengkapan

Penanggulangan Bencana % 30 40 45 60 80 100Terlaksananya Penangangan dan Evakuasi di

Wilayah Korban Bencana % 0 0 100 100 100 100Tersedianya Kebutuhan Dasar di Wilayah

Korban Bencana % 0 0 100 100 100 100

Tersedianya Sarana Penanggulangan Bencana % 0 0 100 100 100 100Terpeliharanya Sarana dan Prasarana

Kedaruratan dan Logistik % 0 0 100 100 100 100

Tersedianya Data penduduk dan wilayah, sarana

kesehatan, sanitasi, ekonomi, sosial agama,

perumahan, dan sarana jalan jembatan untuk

kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi % 0 0 25 25 25 25Tercapainya Sosialisasi dan Identifikasi Data

Kerugian dan Kerusakan Bencana % 0 1a. Cakupan pelayanan bencana kebakaran di

kabupaten % 14 14 60 80 90 100

b. Tingkat waktu tanggap (response time rate) % 73 73 74 75 78 80

c. Persentase aparatur pemadam kebakaran

yang memenuhi standar kualifikasi % 15 15 60 85 95 100d. Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas

3000 – 5000 liter pada WMK % 28 28 55 90 95 100

Fokus Layanan Urusan Pilihan

23 PERTANIAN

Padi Ton 188416,30 197837,12 217620,83 239382,91 263321,20 289653,32

Jagung Ton 10699,40 11234,37 11796,09 12385,89 13005,19 13655,45

Kedele Ton 37768 39656,4 41639,22 43721,181 45907,24005 48202,60205Produktivitas padi atau bahan pangan utama

lokal lainnya per hektar

Padi Ku/Ha 6,98 6,99 7,00 7,25 7,5 8

Jagung Ku/Ha 3,5 3,75 4,01 4,29 4,59 4,91

Kedele Ku/Ha 2,8 3,11 3,45 3,83 4,25 4,72

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Persen 41,25 42,32 47,86 47,08 50,12 52,12Kontribusi sub sektor pertanian pangan

terhadap PDRB persen 20,21 20,4 21,52 22,92 25,69 26,56Kontribusi subsektor perkebunan terhadap

PDRB persen 14,57 15,49 16,4 17,94 18,13 19,04Kontribusi sub sektor peternakan terhadap

PDRB persen 4,62 4,74 4,94 5,02 5,18 5,38

Ketersediaan energi dan protein perkapita kkal/gr 71,16/12,99 72,10/13,61 74,15/14,70 77,18/15,71 80,16/16,73 83,18/17,85

Penguatan cadangan pangan ton - 15 25 25 25 30Ketersediaan informasi pasokan, harga dan

akses pangan di daerah

2013 2014 2015 2016 2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

NO SATUAN

KONDISI

KINERJA PADA

AWAL

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Ur

usa

n

Stabilitas harga dan pasokan pangan Rp/kg 8,275 9000 9.250 9500 9750 10000

Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) Skor/PPH 91 91,5 92 92,5 93 95

Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Komoditi - - 3 6 8 10

Penanganan daerah rawan pangan Kelompok tani 3 2 2 2 2 2

24 PETERNAKAN

Produksi Daging per tahun

Sapi kg 503.759 554.135 609.548 670.503 737.553 811.309

Kerbau kg 188 206 227 250 275 302

Kambing kg 31.513 34.664 38.130 41.943 46.137 50.751

Domba kg 1.243 1.367 1.503 1.654 1.819 2.001

Ayam Buras kg 52.583 57.841 63.625 69.987 76.986 84.685

Ayam Ras Petelur kg 531.086 584.194 642.614 706.875 777.562 855.319

Itik kg 22.121 24.333 26.767 29.443 32.388 35.626

Ayam Ras Petelur kg 3.598.266 3.958.093 4.353.902 4.789.292 5.268.221 5.795.043

Itik kg 4.480.528 4.928.581 5.421.439 5.963.583 6.559.941 7.215.935

Sapi Potong ekor 54.370 59.807 65.787 72.366 79.603 87.563

Kerbau ekor 470 517 568 625 688 756

Kambing ekor 18.708 20.578 22.636 24.900 27.390 30.129

Domba ekor 7.634 8.397 9.237 10.160 11.176 12.294

Ayam Buras ekor 129.313 142.244 156.468 172.115 189.327 208.259

Ayam Ras Pedaging ekor 514.866 566.352 622.987 685.286 753.815 829.196

Itik ekor 34.704 38.174 41.991 46.191 50.810 55.891

25 PERKEBUNANKontribusi subsektor perkebunan terhadap

PDRB % 14 0 1 1 1 1

Luas Kebun Karet Rakyat % 0 0 0 1 1 1

Produksi karet rakyat

Kg/Ha/Thn

Karet Kering 880 898 916 934 953 972

Luas Kebun Kelapa Sawit % 0 0 0 0 1 1

Produksi Kelapa sawit Kg/Ha/Thn TBS 12.450 12.699 12.953 13.212 13.476 13.745

Pembangunan kebun kelapa sawit % 0 0 0 0 0 0

26 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALKontribusi Sektor Pertambangan Terhadap

PDRB % 0,0002 0,0003 0,0003 0,0004 0,0004 0,0004

Rasio ketersediaan daya listrik % 0,8929 0,92 0,94 0,95 0,96 0,97

27 PERINDUTRIAN

Kontribusi Sektor Industri Terhadp PDRB % 1,2 5,00 4,80 4,90 5,10 5,00

Cakupan bina Industri kecil menengah % 10 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

BUPATI ACEH TAMIANG,

HAMDAN SATI

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013