puu sumpah pemuda

3
Relevansi Nilai Sumpah Pemuda dengan Pembentukan Perancangan Perundang-Undangan Sumpah pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Karena didalam sumpah pemuda berisikan persatuan untuk menjunjung kemerdekaan Negara republic Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia. Keputusan “Sumpah Pemuda” itu sendiri adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari yakni pada tanggal 27 s/d 28 oktober 1928 di Batavia (Jakarta) keputusan ini menegaskan cita- cita akan “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”. Keputusan ini juga menjadi azas setiap dilakukannya perkumpulan kebangsaan Indonesia. Ada empat pendekatan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural 1. Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa. Pembangunan yang tepat, harus memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat istiadat yang berlaku. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya leluhurnya. Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern, tetapi juga menyejahterakan masyarakat

Upload: nike-yurach

Post on 15-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

misi

TRANSCRIPT

Page 1: PUU Sumpah Pemuda

Relevansi Nilai Sumpah Pemuda dengan Pembentukan

Perancangan Perundang-Undangan

Sumpah pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Karena didalam sumpah pemuda berisikan persatuan untuk menjunjung kemerdekaan Negara republic Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia. Keputusan “Sumpah Pemuda” itu sendiri adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari yakni pada tanggal 27 s/d 28 oktober 1928 di Batavia (Jakarta) keputusan ini menegaskan cita-cita akan “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”. Keputusan ini juga menjadi azas setiap dilakukannya perkumpulan kebangsaan Indonesia. Ada empat pendekatan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural

1. Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang  budaya dan

kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda

di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa. Pembangunan yang tepat, harus

memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat istiadat

yang berlaku. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan

budaya leluhurnya. Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern,

tetapi juga menyejahterakan masyarakat

 2. Pendekatan edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang dilakukan generasi

muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan. Kebanyakan aksi tersebut terjadi saat

remaja berada di luar sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada pendidikan di

antara kedua lembaga ini. Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga baik. Namun ketika di

antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat hal negatif. Ini yang sangat disayangkan.

Orangtua harus mencarikan wadah yang tepat  bagi anaknya untuk memaknai empat pilar

kebangsaan semisal lewat kegiatan di Pramuka.

 3. Pendekatan hukum adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun harus ditindak

dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan. Norma hukum harus

ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga menimbulkan efek jera  bagi pelaku kriminal

sekaligus menjadi pelajaran bagi orang lain.

Page 2: PUU Sumpah Pemuda

 4. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan struktural. Keempat pilar ini perlu terus

diingatkan oleh pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga,

kepala desa, camat, lurah sampai bupati/wali kota hingga gubernur.

Berikut ini adalah bunyi dari sumpah pemuda sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding

museum sumpah pemuda

Pertama:

“Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air

Indonesia.”

Kedoea:

“Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.”

Ketiga:

“Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”

Relevansi sumpah pemuda dengan perancangan peraturan perundang-undangan apabila

kita cermati setiap isi dari sumpah pemuda memang saling berkaitan dengan perancangan

peraturan perundang-undangan. dari isi sumpah pemuda, yang pertama bila dihubungkan dengan

perancangan peraturan perundang-undangan  menjelaskan bahwa dalam merancang undang-

undang tidak ada perbedaan yang harus diperdebatkan mengenai perbedaan ras maupun suku,

karena semua mengikatkan diri sebagai sedarah yakni sebagai saudara walaupun kita dari

berbagai kebudayaan yang berbeda.