pustaka sirosis hepatis hematemesis melena

5
BAB II PEMBAHASAN A. HEMA TEMESIS MELENA EC SIROSIS HEP A TIS Pada pemeriksaan pasien didapatkan pasien mengeluhkan badannya mer asa lemas, muntah dar ah, dan BAB hit am sepert i pet is. Pas ien mengaku  pernah didiagnosis sirosis hepatis. Dari pemeriksaan didapatkan HbsAg (+) dan tanda- tanda anemia akibat dari perdar ahan. Kesimpulanny a adalah hemate mesi s melen a e sirosis hepatis . !era pi yang telah didapat kan yaitu "n#us P$ %& tpm, 'a ni ti di n Amp dd%, Dr ip Pa nt opra*ol % har i, i t K amp dd%, etolopramid Amp /dd%, Kalne tab 011mg /dd%, dan Antasida yr /dd %. irosis hati dide#inisikan sebagai suatu proses di#us yang ditandai oleh #i br osis dan per uba han ar sitekt ur nor ma l hat i me n2a di nodul ya ng seara struktural abnormal tanpa disertai susunan lobular hati yang normal. 3ambaran ini ter2adi akibat adanya nekrosis dari hepatosit kolapsnya 2aringan penyangga, sumbatan pembuluh darah dan regenerasi dan parenkim dari parenkim hati yang tersisa (!arigan, 114). ani#estasi klinis dari sirosis hepatis merupakan akibat dari dua tipe gangguan #isiologis, yaitu gagal sel hati dan hipertensi portal. 5ntuk diagnosis perdar ahan akut akibat gastropati hipertens i portal (3HP), dibut uhkan  pembuktian seara endoskopik adanya lesi yang berdarah akti#.Bila ditemukan 6arises esophagus atau lambung, endoskopi dapat diulang dalam 7aktu %-& 2am (oemard2o dan 3una7a n, 11& ). !er api sir osis hat i ter gant ung pada der a2at kom pli kasi kegagal an hat i dan hi pertensi portal. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang ukup baik memerlukan istirahat yang ukup, makanan yang adekuat dan seimbang. Protein diberikan dengan 2umlah %-%,0 gkg BB. 8emak antara /19-&1 9 2umlah kalori dan sisanya adalah karbohidrat. Bila timbul tanda-tanda ense#alopati 2umlah p rotein diturunkan (!arigan, 114). B. GANGGUAN FUNGSI LIVER 

Upload: arkan-adi-widiya

Post on 21-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

7/24/2019 Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

http://slidepdf.com/reader/full/pustaka-sirosis-hepatis-hematemesis-melena 1/5

BAB II

PEMBAHASAN

A. HEMATEMESIS MELENA EC SIROSIS HEPATIS

Pada pemeriksaan pasien didapatkan pasien mengeluhkan badannya

merasa lemas, muntah darah, dan BAB hitam seperti petis. Pasien mengaku

 pernah didiagnosis sirosis hepatis. Dari pemeriksaan didapatkan HbsAg (+) dan

tanda-tanda anemia akibat dari perdarahan. Kesimpulannya adalah hematemesis

melena e sirosis hepatis. !erapi yang telah didapatkan yaitu "n#us P$ %& tpm,'anitidin Amp dd%, Drip Pantopra*ol %hari, it K amp dd%,

etolopramid Amp /dd%, Kalne tab 011mg /dd%, dan Antasida yr /dd

%.

irosis hati dide#inisikan sebagai suatu proses di#us yang ditandai oleh

#ibrosis dan perubahan arsitektur normal hati men2adi nodul yang seara

struktural abnormal tanpa disertai susunan lobular hati yang normal. 3ambaran

ini ter2adi akibat adanya nekrosis dari hepatosit kolapsnya 2aringan penyangga,

sumbatan pembuluh darah dan regenerasi dan parenkim dari parenkim hati yang

tersisa (!arigan, 114). ani#estasi klinis dari sirosis hepatis merupakan akibat

dari dua tipe gangguan #isiologis, yaitu gagal sel hati dan hipertensi portal. 5ntuk 

diagnosis perdarahan akut akibat gastropati hipertensi portal (3HP), dibutuhkan

 pembuktian seara endoskopik adanya lesi yang berdarah akti#.Bila ditemukan

6arises esophagus atau lambung, endoskopi dapat diulang dalam 7aktu %-& 2am

(oemard2o dan 3una7an, 11&). !erapi sirosis hati tergantung pada dera2at

komplikasi kegagalan hati dan hipertensi portal. Pasien dalam keadaan

kompensasi hati yang ukup baik memerlukan istirahat yang ukup, makanan

yang adekuat dan seimbang. Protein diberikan dengan 2umlah %-%,0 gkg BB.

8emak antara /19-&1 9 2umlah kalori dan sisanya adalah karbohidrat. Bila

timbul tanda-tanda ense#alopati 2umlah protein diturunkan (!arigan, 114).

B. GANGGUAN FUNGSI LIVER 

Page 2: Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

7/24/2019 Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

http://slidepdf.com/reader/full/pustaka-sirosis-hepatis-hematemesis-melena 2/5

Pada pemeriksaan ditemukan edema pedis, trombositopeni: ;<.111,

hipoglobulinemia: %,4 dan hipoalbuminemia: ,<. =dema pedis ter2adi karena

adanya penurunan kadar albumin dalam darah sehingga akan menyebabkan airan

intra6askuler berpindah ke ekstra6askuler. Hipoalbuminemi pada pasien sirosis

hepar ter2adi karena albumin merupakan salah satu protein yang disintesis di

hepar. Dengan ter2adinya sirosis hepar maka produksi albumin akan ter2adi

 penurunan. 3lobulin merupakan salah satu protein yang berperan dalam proses

antibodi. 3lobulin pada sirosis hepar bisa meningkat dan menurun. 3lobulin pada

sirosis hepar meningkat pada saat masih ter2adi proses destruksi 2aringan hepar.

Apabila proses destruksi tiada kerusakan hepar semakin total maka akan ter2adi

 penurunan kadar globulin serum. =#ek dari penurunan 2umlah protein dan telah

ter2adinya perdarahan pada saluran erna dapat menyebabkan trombosit menurun.

!erapi pada penderita hipoalbuminemi dapat diberikan trans#usi

albumin hingga kadar albumin kembali normal. Kadar albumin yang kembali

normal dalam darah dapat menyeimbangkan kembali tekanan osmoti dalam

 pembuluh darah sehingga airan tidak keluar ke eksra6askuler dan edema dapat

diatas. Diet tinggi protein diberikan sebagai terapi pada pasien ini untuk 

mengatasi kekurangan protein akibat sirosis hepar.

Diet rendah garam " (11-&11 mg >atrium) diberikan pada pasien

edema, asites danatau hipertensi berat. Dalam pemasakan tidak ditambahkan

garam dapur. Bahan makanan tinggi natrium dihindarkan. Diet ini mengandung

/1 kalori, ;0 gr protein, 0/ gr lemak dan /<0 karbohidrat.

Diet rendah garam "" (<11-?11 mg >atrium) diberikan kepada pasien

dengan edema, asites danatau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan

sehari sama dengan diet rendah garam ". Dalam pemasakan dibolehkan

menggunakan 1.0 sendok teh garam dapur (% gr). Bahan makanan tinggi natrium

dihindarkan.

Diet rendah garam """ (%.111-%.11 mg >atrium) diberikan kepada

 pasien dengan edema danatau hipertensi ringan. pemberian makanan sehari sama

Page 3: Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

7/24/2019 Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

http://slidepdf.com/reader/full/pustaka-sirosis-hepatis-hematemesis-melena 3/5

dengan diet rendah garam ". Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan 1.0

sendok teh ( gr) garam dapur.

C. GANGGUAN ELEKTROLIT

Hiperkalemia:

%. Klasi#ikasia. 'ingan 0-< m=@8

 b. edang <-; m=@8

. Berat ; m=@8

. =tiologia. Pengambilan darah 6ena yang buruk lisis sel darah ion K keluar sel

 b. =kskresi tidak memadai:

i. 33A dan 33K ii. "nsu#isiensi adrenal

iii. Hipoaldosteronisme

i6. Penyakit Addison

6. Diuretik hemat kalium (spironolakton)

. Berpindahnya ion K dari "C ke =C

i. Asidosis metabolik (pada gagal gin2al)

ii. Kerusakan 2aringan (luka bakar luas, edera remuk berat, perdarahan

internal)

d. Asupan yang berlebihan:

i. Pemberian epat larutan in#us " yang mengandung ion K 

ii. Pemberian epat trans#usi darah yang disimpan

iii. akan pengganti garam pada pasien gagal gin2al

/. 3ambaran Klinisa. >euromaskuler:

i. kelemahan otot paralisis #lasid pd tungkai ba7ah lalu ke badan dan

lengan,

ii. Parestesia 7a2ah, lidah, kaki, dan tangan

 b. aluran erna: ual, diare, kolik usus. 3in2al: Eliguria anuria

&. Penatalaksanaan

Page 4: Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

7/24/2019 Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

http://slidepdf.com/reader/full/pustaka-sirosis-hepatis-hematemesis-melena 4/5

a. Pada ion K sangat tinggi (;-?m=@8) atau ada perubahan =K3 sangat

menolok menun2ukan adanya anaman henti 2antung ion K harus

dirunkan dalam 7aktu 0 menit

 b. %1 ml kalsium glukonat %19 " seara perlahan, dengan pemantauan

=K3

. 011 ml glukose %19 dengan insulin dalam 7aktu /1 menit

D. ANEMIA

Pada pemeriksaan #isik didapatkan bah7a kon2ungti6a palpebra tamapk 

 puat dan Hb:?.0 menun2ukan bah7a pasien mengalami anemia. Dilihat dari

C, CHC, dan CH nya anemia yang dialami pasien termasuk anemianormokrom normositik. Anemia 2enis ini biasanya terdapat pada pasien dengan

ke2adian hemolisis dan perdarahan. 8uka yang tak kun2ung sembuh menyebabkan

 perdarahan yang berlangsung terus menerus sehingga dapat menyebabkan anemia

 pada pasien. !erapi yang diberikan untuk pasien adalah trans#use Paked 'ed

Cells (P'C) sebanyak kol# perhari. Pemberian trans#use darah ditargetkan

hingga diatas %1 untuk angka Hemoglobinya. Klasi#ikasi Dera2at Anemia

enurut FHE:

%. 'ingan sekali Hb %1,11 gr9 -%/,11 gr9. 'ingan Hb ?,11 gr9 -4,41 gr9/. edang Hb <,11 gr9 -;,41 gr9

&. Berat Hb G <,11 gr 

Klasi#ikasi anemia menurut mor#ologinya yaitu (ehta dan Ho##brand, 11?):

%. Anemia normositik normokrom.

Dimana ukuran dan bertuk sel darah merah normal serta

mengandung hemoglobin dalam 2umlah yang normal. (C dan CHC

normal atau normal rendah) tetapi indi6idu menderita anemia. Penyebab

anemai 2enis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik 

Page 5: Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

7/24/2019 Pustaka Sirosis hepatis hematemesis melena

http://slidepdf.com/reader/full/pustaka-sirosis-hepatis-hematemesis-melena 5/5

termasuk in#eksi, gangguan endokrin, gangguan gin2al, kegagalan sumsum

tulang, dan penyakit-penyakit in#iltrat metastatik pada susum tulang.

. Anemia makrositik normokrom

akrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari

normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (C

meningkat CHC normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau

terhentinya sintesis asam nukleat B% danatau asam #olat. "ni dapat 2uga

ter2adi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan

mengganggu metabolisme sel.

/. ikrositik hipokrom.

ikrositik berarti keil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin

dalam 2umlah yang kurang dari normal (C kurang CHC kurang). Hal

ini umumnya menggambarkan insu#isiensi sintesis heme (besi), seperti pada

anemia de#isiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik,

atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin

abnormal kongenital)