puspa indah riani 210110060280
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu media massa yang sangat mudah diakses dan paling
berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat sebuah kotak ajaib yang tanpa kita
sadari mampu menyihir begitu banyak orang di berbagai penjuru dunia untuk
bersedia duduk manis dan menghabiskan waktunya untuk menatap berbagai
macam program acara yang ditayangkan. Tidak peduli tua ataupun muda, bahkan
anak-anak pun hampir menghabiskan sebagian masa pertumbuhan mereka untuk
menatap benda yang satu ini. Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya
tariknya dibanding dengan media massa lainnya. Unsur-unsur itu berupa kata,
musik, sound effect serta unsur visual berupa gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan yang mendalam kepada pemirsanya. Saat orang pertama kali
membuat televisi, mereka menyadari bahwasannya televisi itu hanyalah
merupakan suatu alat elektronik yang sama halnya dengan alat elektronik yang
lainnya. Akan tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka
impian khalayak untuk dapat “melihat sesuatu dari jarak jauh” telah menjadi
kenyataan. Dengan menonton televisi, audience dapat melihat gambaran yang
lebih jelas daripada media massa lainnya.
Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop.Karena
dengan menonton televisi, program acara dapat dinikmati di rumah dengan aman
dan nyaman.Meskipun ukuran televisi yang relatif kecil dibandingkan dengan
2
layar bioskop, namun pesawat televisi dapat menghidangkan berbagai tayangan
program acara yang menarik dari berbagai penjuru dunia (Effendy, 1993:177).
Gambar 1.1. Grafik Perkembangan Media Massa 2007-2008
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa keberadaan televisi masih lebih
unggul dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar,
majalah, tabloid, film bioskop dan internet. Meskipun penggunaan internet dari
tahun 2007 ke 2008 persentasenya bertambah naik, tetapi internet belum bisa
diakses oleh semua kalangan seperti layaknya televisi.
Saat ini di Indonesia terdapat 10 televisi nasional, yaitu RCTI, SCTV,
Indosiar, ANTV, TPI, TRANS TV, TRANS7, Global TV, TvOne, dan Metro TV.
Delapan diantaranya adalah televisi bergenreentertainment, sementara dua televisi
lainnya yaitu tvOne dan Metro TV merupakan televisi bergenre berita.Televisi
berita merupakan kategori televisi yang sedang berkembang saat ini. Tren televisi
berita dengan program tayangan yang hampir 90% berkisar seputar informasi
dalam dan luar negeri ini mulai mendapatkan tempat khusus bagi para pemirsa
3
televisi. Ketika sebuah peristiwa penting terjadi, televisi berita tidak hanya
mengulas sekilas ulasan peristiwa itu saja seperti stasiun televisi kebanyakan,
namun membahasnya sedetail mungkin guna memenuhi keingintahuan khalayak
penontonnya.Disinilah letak kelebihan sebuah stasiun televisi berita.Segala
peristiwa dan informasi disampaikan secara cepat, akurat dan berimbang dalam
beraneka macam program yang dimiliki oleh stasiun televisi tersebut. Cepat dalam
arti segera ke sumber berita, akurat berarti benar menyampaikan data dan
berimbang berarti memiliki coverbothside dan tidak berpihak .
Televisi bernuansa berita ini memang tidak akan meraih rating setinggi
televisi-televisi yang berkutat di dunia hiburan atau keluarga. Berikut ini adalah
data yang berasal dari lembaga riset AGB Nielsen pada tahun 2009 yang
menunjukkan bahwa posisi televisi berita jika dilihat dari perolehan share yang
diperoleh masing-masing stasiun televisi nasional di Indonesia:
Gambar1.2.Tv share 2009
4
Dari data dapat terlihat bahwa televisi berita belum menjadi pilihan utama
pemirsa. Buktinya, TVOne dan Metro TV sebagai televisi bergenre berita masih
menjadi juru kunci perolehan rating dan share televisi swasta nasional. Sementara
stasiun televisi RCTI dan SCTV yang sebagian besar acaranya merupakan
program hiburan berupa acara sinetron, musik, reality show masih menguasai
urutan pertama dan kedua yang mendapatkan perhatian khalayak paling banyak.
Hal ini disebabkan karena kebanyakan khalayak menonton televisi untuk mencari
hiburan dan selanjutnya mencari informasi.
Salah satu televisi berita adalah tvOne. TvOne merupakan salah satu
televisi berita yang ada di Indonesia yang selalu menampilkan tayangan yang
memberikan informasi dari dalam dan luar negeri dengan kemasan yang dapat
memberikan hiburan kepada khalayaknya. Menarik untuk meneliti strategi
programmingdi tvOne karena televisi ini masih bisa dikatakan pemain baru dalam
kategori televisi berita. Namun angka rating dan share yang diperoleh stasiun
televisi ini di usia keduanya membuktikan bahwa stasiun televisi ini perlu untuk
diperhitungkan keberadaannya dan tvOne berhasil mengalahkan kompetitornya
yang sudah lebih dahulu berkecimpung pada televisi bergenre berita pada tahun
2001.
TvOne mampu meraih angka 4 pada program breaking news dan 5,5 pada
program Telusur yang membahas mengenai eksekusi mati Amrozi cs. Bagi sebuah
program berita langsung, rating di atas satu saja sudah lumayan. Pasalnya,
kebanyakan program berita di televisi nasional paling banter mendapat rating nol
koma hingga satu.Jika menembus rating dua, itu sudah bagus. Namun, program
serupa di televisi berita TVOne sempat meraih share 4 hingga 5. Selain itu, stasiun
5
televisi ini sudah berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai tayangan berita yang dibacakan langsung oleh 5 presenter dari 4
kota yang berbeda dalam satu layar dengan bobot pemberitaan yang berimbang
antar semua biro. Meski angka itu masih jauh dibandingkan dengan rating televisi
sinetron dan hiburan lainnya, namun itu merupapenghargaan tersendiri bagi tvOne
yang masih terhitung pemain baru di industri ini.
Bagi televisi berita, rating yang tinggi akan sulit mereka raih karena
sebagian besar khalayak yang menonton televisi lebih menyukai acara-acara
seperti sinetron daripada berita. Ketika sinetron dapat meraih share 20, maka news
hanya mampu meraih share 2-3. TvOne mengklasifikasikan dirinya dalam bidang
news and sports.Target audiens tvOne adalah 15+ ABC1. TvOne ditujukan untuk
kalangan profesional muda Indonesia dengan usia 20 – 35 tahun yang ingin maju
dan berkembang serta cinta bangsanya, dinamis, progresif, sourceful, mover dan
shaker dalam lingkungan komunitasnya, selalu berpikir positif untuk
kemajuan.Sebagai pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah mempersiapkan
bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar
Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan
dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan
secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOneKabar ++ yang dikemas
sedemikian rupa sehingga penyampaian isu informasi tampil dengan lebih ringan
dan menarik. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar
Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam1.
1(www.tvone.co.id)
6
Dari 100% program yang ditayangkan oleh tvOne, 80% diantaranya
adalah program hardnews. Sementara sisanya merupakan program features
magazine yang lebih ringan. Salah satu program magazine tvOne adalah Kabar
++. Ketika sebuah program berita yang dikemas formal dan agak berat, program
Kabar ++ menawarkan sebuah program dengan kemasan berita bukan dengan
basa-basi dan melihat fenomena tidak dengan kacamata jurnalistik seperti
biasanya. Kabar ++ mengemas isu-isu terkini dengan lebih unik, menarik,
“nakal”, ringan dan kritis.
Program Kabar ++ sejenis liputan dengan gaya bertutur. Penyampaian isu
berat dan membosankan disampaikan dengan metode penyampaian yang ringan
dan menyindir. Intinya, ketika sebagian besar orang menonton televisi untuk
mendapatkan hiburan maka tvOne membaca peluang ini dengan menayangkan
program penyampaian informasi terkini dengan cara yang lebih menghibur.
Acara Kabar ++ dibawakan oleh seorang presenter dengan penampilan
yang santai dan mengambil daerah pinggiran kota dan perkampungan kumuh
sebagai latar syuting presenter. Sang pembawa acara, Arswendo Atmiwoloto,
tampil dengan gayanya yang unik dalam menyampaikan isu-isu terhangat dari
negeri ini.Diselingi oleh gurauan-gurauan, sindiran, serta kritikan pedas ala
Arswendo membuat acara ini menjadi lebih khas, ringan, lucu, dan
menarik.Kritikan dan sindiran khas Arswendo membuat acara ini lebih nakal.
Nakal dalam artian sindiran-sindiran yang tak terduga dari Arswendo dengan gaya
khasnya yang sering mengkritik pemerintahan dan politik negeri ini.
Kabar ++menjadi lebih menarik karena disertai musik yang menjadi
pengiring dari pembahasan isu yang sedang ditayangkan. Contoh ketika isu yang
7
diangkat adalah mengenai teroris dan presiden Indonesia mengadakan konferensi
pers bahwa target sasaran tembak adalah foto dirinya, maka musik yang
mengiringi pembahasan beritta ini adalah sebuah lagu dari band Vierra yang
berjudul “Dengarlah Curhatku”. Inilah yang menjadikan acara ini begitu
unik.Sindiran khas dari host, musik-musik yang pas mengiringi penyampain isu
menjadi paduan yang menarik, unik, lucu dan menghibur.Sehingga membuat
penyampaian sebuah berita berat dapat diterima dengan sangat mudah.
Program dengan tema baru ditambah sindiran nakal dari pembawa
acaranya membuat Kabar ++ pantas untuk mendapatkan perhatian dari khalayak.
Ketika begitu banyak peristiwa dan isu-isu rumit yang terjadi di negeri ini, maka
khalayak membutuhkan penyampaian pesan yang lebih ringan, tidak monoton dan
menghibur untuk menemani mereka setelah lelah melakukan aktivitas seharian.
Masih sedikitnya acara seperti ini membuat acara ini memberikan kesan tersendiri
di mata khalayak. Bagaimana strategi programming yang pas agar acara ini dapat
meraih target audience membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
karena acara dengan tema yang sangat berbeda haruslah memiliki strategi yang
ekstra untuk membuatnya menjadi sesuatu yang layak untuk diperhitungkan untuk
disaksikan oleh audience.
Kabar ++ ditayangkan di salah satu televisi swasta, yaitu TvOne. Program
ini tergolong program baru dibandingkan dengan program acara tvOne lainnya.
TvOne merupakan salah satu televisi yang hampir 90% program acaranya
merupakan in house production.Kabar ++ merupakan salah satu program in
house production tvOne. In house production merupakan program yang dibuat
8
sendiri oleh sebuah stasiun televisi, artinya bukan program acara yang dibeli dari
pihak lain seperti perusahaan film atau production house.
Program televisi merupakan produk yang dihasilkan oleh stasiun televisi
sebagai upaya menarik audience untuk menyaksikan acara yang
ditayangkan.Program-program yang ditayangkan adalah program yang memang
menarik perhatian khalayak dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Ketika sebuah
program mampu meraih begitu banyak audience maka kita harus mengetahui
bahwa proses untuk mendapatkan hasil itu tidaklah mudah. Sistem produksi
program acara televisi tidak dilakukan begitu saja tanpa adanya perencanaan yang
matang dan pelaksanaan evaluasi sesudahnya. Ada beberapa proses yang harus
dilewati sehingga tayangan hasil produksi bisa secara rutin dilakukan.
Untuk itulah orang-orang divisi program yang bertanggung jawab dalam
hal TV Programming. Mereka harus senantiasa berpikir dan bekerja keras, karena
divisi program inilah yang menjadi penentu bagi keberhasilan sebuah stasiun
televisi dalam memperebutkan perhatian khalayak. Dengan kata lain TV
Programming sangat menentukan keberhasilan suatu stasiun televisi. Divisi
Programming di sebuah perusahaan televisi juga sangat menentukan apakah
sebuah program acara dapat diteruskan penayangaannya atau diberhentikan.
Strategi programming yang tepat digunakan untuk memformulasikan
program-program yang dimiliki stasiun televisi agar dapat mendapatkan perhatian
target audiensnya pada saat ditayangkan. Oleh karena itu divisi programming
memiliki beberapa strategi yang harus diperhatikan agar strategi program sebuah
acara dapat berhasil, diantaranya adalah strategi perencanaan program (planning),
strategi pelaksanaan (execution), strategi penjadwalan (scheduling) dan strategi
9
evaluasi (evaluation). Keempat hal tersebut membutuhkan penanganan yang
sangat cermat dan teliti dengan memperhatikan berbagai aspek yang saling terkait
di dalamnya (Sherman, 1995:303-305).
Tujuan utama dari sebuah strategi programming acara televisi adalah
untuk membangun jadwal tayang yang sesuai dengan target audience, menyusun
jadwal yang sesuai dan seimbang antara program dan jeda iklan yang disesuaikan
dengan permintaan dari departemen lain, untuk memenuhi keinginan khalayak
dan untuk membangun citra di mata audience. Inilah mengapa sebuah strategi
programming televisi begitu penting, karena ibarat tubuh manusia maka
programming merupakan jantung yang memilik peran sangat penting.
Ketika strategi programming sebuah acara televisi berhasil maka program
acara televisi tersebut akan menarik dan menghasilkan begitu banyak perhatian
audiens dan pemirsa yang besar jumlahnya. Penonton yang berjumlah besar ini
akan menarik perhatian para pemasang iklan untuk membelanjakan uangnya di
stasiun televisi yang bersangkutan. Sehingga pembelanjaan uang dari pemasang
iklan tersebut dapat memberikan masukan bagi stasiun televisi yang bersangkutan.
Semakin besar pembelanjaan kue iklan oleh para pengiklan dan sponsor, semakin
besar pula keuntungan yang akan didapatkan oleh stasiun televisi tersebut.
Tetapi jualan utama dari sebuah stasiun televisi berita bukanlah rating
melainkan citra. Pada kenyataannya image memang bisa dijual mahal kepada
pengiklan disamping rating. Contoh kasus ketika mau mengiklankan Nokia, maka
tidak mungkin beriklan di tayangan dangdut. Pengiklan akan tayangkan di
program berita. Kalau mau mengiklankan Kijang Innova, apalagi Mercy atau
BMW, jelas tak mungkin akan ditayangkan di televisi sinetron. Tv berita
10
tempatnya. Bahkan shampo-shampo berkelas yang cukup mahal, tempatnya di
program berita.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk
mengetahui strategi programming yang dilakukan oleh tvOne dalam merancang
program-program in house production-nya, khususnya pada program acara
“Kabar ++”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana strategi programmingKabar ++ sebagai program magazine di
stasiun televisi PT. Lativi Media Karya (tvOne)?
1.3 Identifikasi Malasah
1. Bagaimana perencanaan (planning) program Kabar ++ sebagai program
magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne) ?
2. Bagaimana pelaksanaan (execution) program Kabar ++ sebagai program
magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne) ?
3. Bagaimana penjadwalan (scheduling) program Kabar ++ sebagai program
magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne) ?
4. Bagaimana evaluasi (evaluation) program Kabar ++ sebagai program
magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne) ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perencanaan (planning) program Kabar ++ sebagai
program magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne).
11
2. Untuk mengetahui pelaksanaan (execution) program Kabar ++ sebagai
program magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne).
3. Untuk mengetahui penjadwalan (scheduling) program Kabar ++ sebagai
program magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne).
4. Untuk mengetahui evaluasi (evaluation) program Kabar ++ sebagai
program magazine di stasiun televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne).
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu komunikasi
terutama bidang manajemen komunikasi dalam penerapan strategi komunikasi
dalam perencanaan suatu program acara di media massa, khususnya televisi.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT.
Lativi MediaKarya (tvOne) dalam menerapkan strategi komunikasi pada tahapan
perencanaan suatu program acara, khususnya in-house production.
1.6 Kerangka Pemikiran
Setiap stasiun televisi selalu berusaha menayangkan program-program
yang disukai oleh masyarakat atau sesuai dengan kebutuhan khalayaknya. Tidak
dapat dipungkiri bahwa khalayak merupakan target pasar dari sebuah stasiun
televisi. Oleh karena itu dibentuklah sebuah divisi programming yang bertugas
12
untuk menyusun strategi dengan membuat konsep program yang dapat diterima
dan disukai khalayak.
Program acara menurut J.B. Wahyudi (1994:22) adalah materi mata acara,
baik yang diperoleh melalui produksi sendiri (in house production), produksi kerja
sama, ataupun melalui pembelian dari production house. Setiap mata acara
(program) harus dibuatkan judul mata acara, kriteria atau batasan mata acara,
format atau bentuk penyajian dan durasi atau lama waktu siaran. Pemilihan materi
mata acara ini menjadi tugas dalam bagian perencanaan berdasarkan strategi
perencanaan program televisi yang diinginkan.
Dari sudut pemirsa, programming adalah proses penyediaan materi siaran
yang sesuai keinginan dan kebutuhan pemirsa yang dapat ditonton pada waktu
yang paling sesuai dengan mereka. Sedangkan bagi stasiun televisi, programming
adalah mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan
penyiarannya agardapat menarik sebanyak mungkin pemirsa dan bersaing dengan
seluruh kompetitor yang ada2.
Dalam bisnis pertelevisian, programming adalah bagian yang sangat
penting keberadaannya.Ibarat tubuh manusia, programming merupakan jantung
manusia.Programmingakan membawa pemirsa ke dalam televisi melalui
tayangan-tayangan yang menarik dan berkualitas. Jika sebuah program televisi
bermutu dan menarik maka akan menarik banyak khalayak untuk menontonnya.
Otomatis angka rating dan share program tersebut pun akan meningkat.
Peningkatan rating dan share akan mempengaruhi pengiklan untuk
membelanjakan uangnya pada program tersebut. Selanjutnya akan menghasilkan
2 Wardi Wahid, pada sebuah artikel berjudul sekilas tv programming bersumber pada
www.tvconsulto.com.
13
keuntungan besar bagi stasiun televisi yang bersangkutan. Pendapatan dan
keuntungan yang besar akan membuat stasiun televisi itu lebih produktif membuat
tayangan-tayangan televisi yang lebih kompetitif. Namun yang perlu diingat
adalah rating hanyalah perhitungan kuantitatif yang sama sekali tidak
mempertanyakan alasan audience untuk menonton acara tersebut. Jadi angka
rating tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas program.
Gambar 1.3.Keterkaitan antara televisi, programming, khalayak, dan pengiklan
Dalam bidang programming, kegiatan utama yang dilakukan terdiri dari:
1. Perencanaan program (Program Planning)
Memegang peranan penting dalam penempatan program acara dalam pola
acara televisi yang selanjutnya masuk ke jadwal acara. Dasar pembuatan
perencanaan program adalah Rating Analysis, Target Audience, Social
Aspect dan Commercial Aspect.
2. Tata laksana (Program Execution)
Terdiri dari produksi (production) dan operasional (operation)
program.Program production adalah tahap dimana suatu program dibuat
Pemasukan iklan strategi program
Rating/share menarik, bermutu, disukai
Stasiun televisi
pengiklan programming
pemirsa
14
untuk ditayangkan.Sementara operasional program acara seperti bagian
library, subtitling, dubbing, quality control dan on air presentation.
3. Penjadwalan Program (Program Scheduling)
Program scheduling bertugas untuk menentukan penempatan tayang suatu
program, pada hari apa dan jam berapa, hingga penempatan promo
program tersebut.
4. Evaluasi Program (Program Evaluation)
Kegiatan ini meliputi memutuskan program yang mana yang akan dibuat
jadwalnya, program mana yang terus ditayangkan, dan program mana
yang harus dihentikan penayangannya. Dalam evaluasi program dilihat
juga sejauh mana program-program yang selama ini telah ditayangkan di
sebuah stasiun televisi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Waktu
evaluasi biasanya tergantung kebijakan masing-masing perusahaan
televisi.
Divisi programming bertanggung jawab dalam setiap pemilihan konsep
dan tema sebuah program acara yang akan ditayangkan pada stasiun televisi
tersebut. Oleh karena itu, secara tidak langsung divisi programming menentukan
karakteristik dan ciri khas stasiun televisi tersebut.
1.6.1 Kerangka Konseptual
Strategi merupakan pola atau perencanaan yang dibuat dan berhubungan
dengan kebijakan dan tindakan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
mencapai tujuan akhir yang mempengaruhi seluruh bagian dari suatu organisasi.
(Mintzberg & Quinn, 1996 : 03)
15
Programming merupakan strategi penggunaan program yang sudah
tersusun yang dirancang untuk menarik audience yang telah ditentukan (Eatman,
Klein, dan Heid 1985: 421).
Strategi programming menurut Head (1987 : 5) adalah suatu tindakan
yang dilakukan dalam mencari dan memperkirakan rancangan program yang
didisain sedemikian rupa, agar dapat menarik perhatian khalayak yang telah
ditujukan pada pasar yang telah ditentukan dan menyusun suatu program pada
suatu penjadwalan, sehingga tercipta suatu sajian yang menarik.
1.7 Metode Penelitian
Deskriptif dalam penelitian kualitatif berusaha untuk menggambarkan
fenomena sosial seperti apa adanya dengan menjawab pertanyaan mengapa, apa,
dan bagaimana. Lebih mementingkan proses daripada hasil, karena hubungan
bagian-bagian yang diteliti akan lebih terlihat jelas untuk diamati dalam proses.
Adanya batas yang ditentukan melalui fokus penelitian. Desain penelitian yang
bersifat sementara, karena desain penelitian terus-menerus disesuaikan dengan
temuan realitas di lapangan (Moleong, 2000 : 5-7).
Jenis metode penelitan kualitatif yang digunakan adalah deskriptif.
Menurut Nasir (1993:63), penelitian dengan metode deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki.
Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa.Titik
beratnya terdapat pada observasi dan suasana ilmiah (natural setting).Peneliti
16
hanya bertindak sebagai pengamat yang membuat kategori prilaku, mengamati,
dan mencatat. (Rakhmat, 2000:25)
Metode deskriptif dipilih sebagai teknik penelitian dalam penelitian ini
untuk memaparkan strategi programming program acara "Kabar ++" di tvOne.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau
memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan
atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan ada waktu yang akan datang (Rakhmat, 2000:25).
1.7.1 Objek Penelitian dan Unit Analisis
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah divisi programming stasiun
televisi PT. Lativi MediaKarya (tvOne) yang beralamat di Jl. Rawa Terate II No.2
Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13260.
Sedangkan yang dikaji sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah
unsur-unsur utama dari strategi programming terhadap program acara Kabar ++.
Strategi programming yang dianalisis adalah: strategi perencanaan (masalah
penyeleksian program, analisis profil target audience, analisis situasi pasar dan
kompetitor dan masalah penyangan). Strategi pelaksanaan, mencakup masalah
quality control, on air presentation, subtitling, library dan dubbing. Strategi
penjadwalan yaitu masalah pemilihan jadwal tayang dan penempatan promo yang
sesuai bagi program tersebut. strategi evaluasi, meliputi kegiatan analisis rating
untuk dapat menjelaskan apakah progra, tersebut dapat tayang atau tidak,
17
mengapa ratingnya berubah-ubah, bagaimana hubungannya dengan program
kompetitor dan apakah program tersebut sudah dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau belum.
1.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Wawancara (Depth Reporting)
Wawancara (depth reporting) adalah percakapan dengan maksud
tertentu.Percakapan ini dilakukan oleh dua orang, yakni pewawancara dan
yang diwawancarai.Maksud dari melakukan wawancara adalah
mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian-kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dll.(Lincoln & Guba, 1985: 266,
Moleong, 2000:135). Kegiatan informasi bagi peneliti disini agar waktu
yang relatif singkat dapat menjangkau banyak informan, karena informan
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan
sejumlah kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya (Bogdan & Biklein,
1981, Moleong 2000:99)
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap responden
yang bisa memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian
seperti produser program acara Kabar ++ dan orang-orang yang
bertanggungjawab di divisi Programming.
2. Observasi
18
Teknik observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan dan merinci
gejala yang terjadi.Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman dan Cook
1976:253) mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan,
pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organism yang sesuai dengan tujuan-tujuan empiris
(Rakhmat, 2002:83).Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
kegiatan-kegiatan utama aktivitas programming yang dilakukan Divisi
Programming tvOne.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan sebagai pengkajian kepustakaan baik terhadap
konsep-konsep utama berkaitan dengan kegiatan programming televisi
secara luas.Bahan-bahan studi literatur berupa buku, jurnal, artikel, dan
catatan-catatan lainnya yang diakses melalui internet.
1.9 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Denzin (2001) membedakan 4 macam triangulasi
yaitu sumber, metode, penyidik dan teori.
Triangulasi dengan sumber mencoba membandingkan dan mengecek
kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicari dengan jalan :
19
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum deangn
apa yang dikatakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan berbagai
pendapat orang seperti rakyat biasa serta orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
1.10 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kantor PT. Lativi MediaKarya (tvOne) yang
beralamat di Jl. Rawa Terate II No.2 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta
13260.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, mulai dari Juli 2010 sampai
dengan September 2010.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Televisi
Televisi sebagai media massa elektronik yang ditemukan sekitar abad ke-
18 memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh media massa yang lainnya.
Dalam penelitian ini televisi diartikan sebagai televisi siaran (television
broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang
dimiliki komunikasi massa yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya
terlembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan,
dan komunikatornya heterogen (Effendy, 2006 : 21).
Televisi berasal dari bahasa Yunani tele yang berarti jauh dan ”vision”
yang berarti penglihatan. Televisi merupakan media komunikasi jarak jauh
dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun
secara elektromagnetik tanpa kawat.
Televisi adalah sistem penyiaran dengan disertai bunyi (suara) melalui
kabel atau angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar)
dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi
berkas cahaya yang dapat didengar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:1162)
2.1.1 Televisi sebagai media komunikasi massa
Komunikasi massa berkembang dari proses fundamental komunikasi
manusia sebuah konteks komunikasi yang pada umumnya menggunakan media
21
massa, baik itu media cetak ataupun media elektronik, misalnya surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, dan lain-lain.
”Mass communication is the process whereby media organization produce
and transmit massages to large publics and the process by wichthese messages
are sought, used, and consumed by audience.”(Littlejohn, 1992:341)
Menurut Bittner dalam Rakhmat (2004 : 188), komunikasi massa ialah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
Sedangkan menurut Gebner, komunikasi massa merupakan produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu
serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Berdasarkan definisi tersebut, Rakhmat (2004 : 189) merangkum
pengertian komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau
khalayak sasaran). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan
(komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama
lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan feedback
(umpan balik) yang langsung tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri
massa antara lain : (1) jumlahnya besar, (2) antara individu tidak ada
hubungan/organisatoris dan (3) memiliki latar belakang sosial yang berbeda.
Menurut Effendy (2006 : 21) televisi merupakan salah satu dari
komunikasi massa, memiliki 5 karakteristik:
1. Berlangsung 1 (satu) arah
22
2. Komunikatornya melembaga
3. Pesan bersifat umum
4. Sasarannya menimbulkan keserempakan
5. Komunikannya heterogen
Dari semua definisi komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli
komunikasi, terlihat tidak ada perbedaan mendasar. Setiap definisi menekankan
kepada penggunaan media massa sebagai media pada proses komunikasi massa,
bahkan antara satu definisi dengan definisi yang lain dianggap saling melengkapi.
Hal ini yang menjadikan ciri komunikasi massa.
2.2 Strategi Komunikasi
2.2.1 Konsep Strategi
Konsep strategi berasal dari Yunani, strategia, yang berarti seni atau ilmu
menjadi seorang jenderal. Jenderal Yunani yang efektif perlu memimpin tentara,
menang perang dan mempertahankan wilayah, melindungi kota dari serbuan
musuh, emnghancurkan musuh, dan lain sebagainya. Setiap jenis tujuan
memerlukan pemanfaatan sumber daya yang berbeda.Demikian pula suatu strategi
angkatan perang dapat didefinisikan sebagai pola tindakan sebenarnya yang
diambil sebagai reaksi dari gerakan musuh (Siregar, 1996).
Orang Yunani mengetahui bahwa strategi lebih dari sekedar berperang
dalam pertempuran.Jenderal yang efektif harus menentukan jalur suplai yang
tepat, memutuskan kapan untuk berperang dan kapan tidak, dan mengelola
hubungan angkatan bersenjata dengan penduduk, politisi dan diplomat.Jenderal
yang efektif tidak hanya harus membuat rencana tapi juga bertindak.Sejak zaman
23
Yunani kuno, konsep strategi sudah mempunyai komponen perencanaan dan
pembuatan keputusan tindakan. Jika disatukan, kedua konsep ini membentuk
dasar untuk rencana strategi yang besar dan berpeluang memenangkan perang,
bukan pertempuran, seperti halnya ungkapan terkenal dalam dunia militer, “To
win the war, nor to win the battle” (Effendy, 2003 : 299).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi merupakan rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi juga dapat
diartikan sebagai rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan
untuk berinteraksi dengan lingkungan persainganguna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan. Strategi adalah rencana-rencana utama suatu perusahaan. Strategi
mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia
harus bersaing; melawan siapa; dan untuk maksud dan tujuan apa.
Effendy (2003 : 300) secara sederhana mengungkapkan bahwa strategi
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Startegi mencakup strategi umum dan strategi fungsional. Strategi umum
(grand strategies) sering dinamai strategi induk (master) atau bisnis (business),
memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategis. Mereka merupakan dasar bagi
tindakan terkoordinasi dan berkesinambungan yang diarahkan untuk mencapai
sasaran bisnis jangka panjang.Strategi fungsional adalah kegiatan-kegiatan jangka
pendek yang harus dilaksanakan oleh setiap bidang fungsional dalam suatu
perusahaan guna mengimplementasikan strategi umum.Strategi fungsional bisa
juga disebut sebagai strategi khusus.
24
2.2.2 Konsep Strategi Komunikasi
Di dalam ilmu komunikasi, strategi diartikan sebagai panduan dari
perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) dapat berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi
(Effendy, 2003 : 301).
Kegiatan yang berkaitan dengan strategi komunikasi adalah kegiatan
persiapan, kegiatan penggarapan atau pelaksana dan kegiatan penyimpulan atau
penutup serta penjelasan dari masing-masing kegiatan tersebut.Selanjutnya
masalah-masalah strategi sering dikaitkan dengan metode, teknik, dan
taktik.Semuanya itu berguna untuk mengembangkan strategi komunikasi.
Berhubungan dengan strategi komunikasi, teori yang dapat dijadikan
rujukan adalah teori perbedaan individu atau Individual Differences Theory. Teori
ini mengatakan bahwa media mempengaruhi setiap orang dengan cara berbeda
dengan orang lain, karena setiap orang berbeda dalam konstruksi psikologinya.
Aspek psikologi mereka secara parsial berhubungan dengan aspek-aspek lain
tentang siapa mereka secara demografis dan pengalaman masa lalu mereka dalam
kehidupan. Kemudian, perbedaan usia, ras, pendidikan, jenis kelamin, status
sosial, dan daftar yang hampir tak terhingga dari karakteristik-karakteristik
lainnya memainkan peranan dalam bagaimana orang berbeda dalam proses
berpikir dan kepercayaan tentang dunia dan respon terhadap media (Effendy,
2003: 275).
25
Menurut Melvin L. DeFleur dalam bukunya berjudul “Theories of Mass
Communication” (Effendy, 2003: 316), lebih spesifik lagi, pesan-pesan dari media
mempunyai sifat-sifat khusus yang berinteraksi melalui cara yang berbeda dengan
karakteristik-karakteristik kepribadian dari anggota khalayak yang bervariasi.
Dalam konteks strategi programming yang termasuk strategi komunikasi, bisa
dilihat bahwa perbedaan demografi seperti usia, jenis kelamin, latar belakang
pendidikan, status sosial akan sangat berpengaruh. Program acara untuk anak-
anak, remaja, dan dewasa sudah pasti akan berbeda. Untuk dewasa saja bisa
dibagi-bagi berdasarkan latar belakang pendidikan, status sosial, pekerjaan,
tempat tinggal dan gaya hidup atau lifestyle mereka.
Berhubungan dengan pengkategorian ini, ada teori penggolongan sosial
(Social Category Theory) yang juga dari Melvin DeFleur (Effendy, 2003 : 316).
Teori ini berasumsi bahwa individu yang masuk dalam kategori sosial tertentu
atau sama akan cenderung memiliki perilaku atau sikap yang kurang lebih sama
terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Pesan-pesan yang disampaikan media
massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk dalam kelompok
sosial tertentu. Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa
yang sifatnya khusus yang diperuntukkan bagi kalangan tertentu dengan
mengambil segmen pasar tertentu pula.
2.3 Program Acara
Program adalah suatu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan
rencana yang konkret (Hasibuan, 1995:104).Program merupakan usaha-usaha
26
untuk mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan menurut
bidangnya masing-masing.
Menurut JB. Wahyudi (1994:22) program acara adalah materi mata acara,
baik yang diperoleh melalui produksi sendiri (in house production), produksi
kerjasama, ataupun melalui pembelian dari prodiction house. Sedangkan pola
acara adalah susunan acara yang akan disiarkan baik setiap hari, sekali seminggu,
atau bulanan. Pola acara harian disebut rundown, berisi mata acara yang akan
disiarkan pada hari itu, pola acara mingguan berisi mata acara yang akan disiarkan
pada minggu itu dan pola acara bulanan berisi mata acara yang akan disiarkan
selama sebulan.
Setiap mata acara harus dibuatkan judul mata acara, kriteria atau batasan
mata acara, format acara dan durasi atau lama waktu siaran. Hal ini berkaitan
dengan anggaran operasional. Menurut Sherman (1995:112) paling tidak terdapat
dua belas kategori utama dari jenis program acara yang ditayangkan di stasiun
televisi, yaitu:
1. Newcast
2. Documentaries
3. Talk/interview programs
4. Quiz dan game shows
5. Sports
6. Movies
7. Situation comedies
8. Variety Shows
9. General Dramas
27
10. Action-adventure dramas
11. Music Videos
12. Animation
Disamping itu, UNESCO juga mengklarifikasikan program acara televisi
seluruh dunia ke dalam tujuh kategori (Ishadi, 1997:43), yaitu:
1. Informasi: berita, interview, sports
2. Periklanan: iklan komersil dan iklan layanan masyarakat
3. Pendidikan: formal maupun nonformal
4. Hiburan ringan: musik pop, komedi, drama, serial, kuis
5. Kesenian, kesastraan, ilmu pengetahuan
6. Siaran minoritas etnik: pendidikan bahasa, acara kesenian, dan budaya
7. Siaran untuk khalayak khusus: acara anak-anak, acara agama.
2.4 Strategi Programming
Strategi programming adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam
mencari dan memperkirakan rancangan program yang didesain sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian khalayak yang telah disasar pada pasar yang
telah ditentukan dan menyusun suatu program pada suatu program pada suatu
bentuk penjadwalan sehingga tercipta suatu sajian yang menarik.
Dalam bidang program, kegiatan utama yang dilakukannya terdiri dari
perencanaan program, pelaksanaan program, dan penjadwalan program, serta
evaluasi dan pengawasan/kontrol program.Kelima hal tersebut membutuhkan
penanganan yang sangat cermat dan teliti dengan memperhatikan berbagai aspek
yang saking terkait didalamnya (Sherman, 1995:303-305).
28
Penyusunan program tentu saja memperhatikan keinginan dan kebutuhan
khalayak yang menjadi target sasaran. Teori uses and gratifications dari elihu katz,
jay blumler, dan michael gurevitch (1974) berasumsi bahwa khalayak tidak
sepenuhnya pasif , melainkan secara aktif memilih untuk mengkonsumsi media
yang akan memuaskan mereka, walaupun pada dasarnya mereka hanya memilih
dari yang telah disajikan oleh media (Baldwin, Perry and M offitt, 2004:217-218).
Secara garis besar, asumsi-asumsi dasar dari teori uses and gratification adalah:
1. Khalayak mengambil peran aktif dalam berinteraksi dengan berbagai
media massa.
Anggota khalayak secara bebas memilih media dan program-
programmnya yang dapat memberikan kepuasan terbaik dalam kebutuhan
mereka (inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan
media terletak pada anggota khalayak).
2. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memenuhi
kepuasan khalayak. Kebutuhan yang dipenuhi media hanya bagian dari
rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.
3. Kebutuhan ini terpenuhi melalui penggunaan media sangat tergantung
pada perilaku khalayak yang bersangkutan. Orang cukup menyadari,
bagaimana media massa memuaskan kebutuhan dan ketertarikan serta
dapat "melisankannya".
Berdasarkan teori uses and gratifications diatas, maka program acara harus
disusun dengan memperhatikan selera khalayak sasaran yang dituju. Agar
khalayak, dalam hal ini penonton televisi, merasa terpuaskan dengan sebuah
stasiun televisi, maka harus disusun sebuah strategi yang benar-benar tepat.
29
Ada 4 strategi dalam memilih jam tayang sebuah program :
1. Counter Program
Menyajikan suatu program acara yang berbeda sasaran khalayaknya pada jam
yang sama ketika kompetitor menyajikan siaran sebuah program acara.
2. Head to head/power programming
Menampilkan program acara yang sama sasaran khalayaknya pada jam sama
ketika kompetitor menyajikan sebuah program acara.
3. Stripping and chekerboarding
Stripping merupakan proses penjadwalan sajian program acara sindikasi untuk
disiarkan pada periode waktu yang sama sepanjang minggu. Misalnya lima kali
dalam seminggu dari senin sampai jumat secara rutin setiap minggunya.
Chekerboarding merupakan penyajian program acara dimana dua atau lebih
program disiarkan pada periode waktu yang berbeda, misalnya program A
disiarkan setiap hari senin, rabu, dan jumat sedangkan program B disiarkan setiap
selasa dan kamis.
4. Stunting
Proses membuat penyajian program acara secara temporal (sewaktu-waktu)
dengan berbagai modifikasi sesuai dengan kebutuhan stasiun televisi.
Contohnya program untuk bulan ramadhan yang sifatnya temporal hanya di bulan
ramadhan.
Programming atau pemograman adalah menetapkan prosedur kegiatan
yang diperlukan dan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan demi
tercapainya tujuan yang diinginkan. Manajer memperkuat langkah-langkah
tindakan yang akan diambil berdasarkan prioritas pelaksanaannya.
30
Hal ini berkaitan dengan penjadwalan (scheduling) dan peramalan
(forecasting).Scheduling merupakan penentuan waktu dari kegiatan-kegiatan
melalui penyusunan jadwal, kapan harus dimulai dan berapa lama aktivitas
dikerjakan. Sedangkan forecasting merupakan kegiatan dimana perencanaan harus
dapat meramalkan, memperkirakan waktu yang akan datang dengan keadaan
pasar, perkembangan situasi konsumen, kemajuan teknik, kebijakan pemerintah
dan lain-lain. Ramalan-ramalan tersebut disusun secara sistematis,
berkesinambungan, dan berusaha mendahului kondisi-kondisi pada waktu yang
akan datang dalam pola acara.
Programming menurut Douglas A. Fergusen (1995:54), yaitu:
“Programming is an outcome or process. The process of selecting and scheduling
programs defines the work of a programmer. They job will be to choose the
programs that the audience wants or needs and then design schedule for viewers.
The primary goal in programming is to maximize the size of that audience.
Audience want to be entertained, and they want to be informed."
Ashadi siregar menyebutkan "dengan muculnya televisi swasta, dinamika
pemograman yang sesungguhnya barulah berlangsung, yaitu sebagai hasil
interaksi stasiun penyiaran - khalayak penonton - pemasang iklan.interaksi
segitiga inilah yang menjadi dasar seluruh pemograman". Sebuah stasiun
penyiaran haruslah memiliki bagian produksi, untuk menghasilkan program.
Untuk meraih pemasang iklan, sebuah stasiun televisi haruslah melakukan proses
promosi dan marketing. Dan untuk menyelaraskan program siaran dengan
kepentingan tiga komponen tersebut, divisi programmingakan menerapkan
strategi-strategi untuk meraih audiens.
31
Sydney W. Head menyebutkan: "programming generalship starts with
searching out and selecting programming materials appropiate to a particular
market and a predefined target audiense".
Secara umum programming dimulai dengan mencari dan menyeleksi
materi program yang sesuai dengan pasar dan target audiens yang telah
ditentukan. Setelah mendapatkan materi yang terpilih, programmwr menyusunnya
ke dalam susunan program yang didesain untuk menarik target
audiens.Kebijakanprogramming sebuah stasiun televisi pada dasarnya merupakan
persaingan untuk menarik perhhatian penonton.Setiap stasiun televisi baik
pemerintah maupun swasta berlomba menyajikan siaran sebaik mungkin agar
dapat menarik penonton sebanyak mungkin.
Setiap mata acara yang disajikan harus melalui proses perencanaan yang
matang, baik itu produksi sendiri (in house production) maupun dibeli dari rumah
produksi (production house). Perencanaan yang baik akan melancarkan proses
produksi dan penyiaran, serta memberikan mekanisme kontrol atau evaluasi
program karena hal ini berkaitan dengan tanggung jawab moral dan etika terhadap
masyarakat.
Perencanaan program merupakan unsur yang paling penting dalam dunia
penyiaran.Hal ini dikarenakan siaran memiliki dampak yang sangat luas kepada
masyarakat.
Adapun perencanaan program meliputi:
1. Perencanaan materi siaran, termasuk di dalamnya perencanaan produksi
dan pengadaan materi siaran yang dibeli dari rumah produksi (production
house), serta menyusunnya menjadi rangkaian mata acara, baik harian,
32
mingguan, bulanan, atau tahunan sesuai dengan misi, fungsi, dan tujuan
yang hendak dicapai.
2. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana.
Strategi programming siaran menjadi sesuatu hal yang memerlukan
penanganan serius dari pihak stasiun televisi swasta.Program siaran menjadi ujung
tombak suatu stasiun televisi karena pemirsa secara langsung melihat televisi dari
program yang ditayangkan sehari-hari.
Hidup mati televisi swasta bergantung pada iklan dan banyaknya
penonton. Salah satu cara agar televisi tidak ditinggalkan oleh pemirsa adalah para
pengelola televisi swasta harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi
kebutuhan dan tuntutan khalayak dengan menyiarkan acara-acara yang memang
digemari.
Ditengah persaingan banyaknya stasiun televisi dan semakin banyaknya
pemirsa potensial, akhirnya yang menajdi kunci pilihan bagi pemirsa adalah
kualitas program. Jenis program bisa saja sama antara satu stasiun televisi dengan
satsiun televisi lainnya, namun program yang paling bermutu dan menariklah
yang akan dipilih oleh penonton. Terdapat dua pandangan mengenai kualitas
sebuah program siaran. Pandangan pertama mendasarkan pada pengertian kualitas
di tangan kelompok masyarakat tertentu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi,
sementara yang lain mendasarkan pada pengertian kualitas pada aturan mayoritas
yang diekspresikan melalui rating penonton. Sementara itu, produser televisi
komersial Amerika mempunyai pandangan bahwa kualitas adalah program yang
paling banyak menarik perhatian penonton yang kemudian jumlah penonton
tersebut dapat dijual secara komersil (Wibowo, 1997:107).
33
Namun, sebaik apapun kualitas sebuah program televisi, jika tidak
diimbangi dengan pengaturan program yang baik maka tidak akan mampu
mencapai tujuan yang hendak dicapai. Program acara merupakan ujung tombak
sebuah stasiun televisi yang langsung bersebtuhan dengan audiens.Karena itulah
diperlukan pengaturan yang tepat.
Tuntutan untuk memuaskan pemirsa televisi pada akhirnya akan
mendorong televisi untuk menampilkan program-program yang sesuai dengan
selera masyarakat banyak karena yang ingin dicapai oleh televisi adalah jumlah
audiens yang banyak yang nantinya akan mempengaruhi jumlah pemasang iklan
dan pendapatan perusahaan.
Pemirsa televisi memiliki beragam kepentingan dan keinginan dalam
menonton siaran televisi, oleh karena itu pengelola televisi harus pandai-pandai
mengemas program siarannya semenarik mungkin. Para pengelola stasiun televisi
menentukan program mana yang akan ditayangkan dan mana yang akan dipindah
atau tidak dilanjutkan penayangannya berdasarkan rating. Secara tidak langsung,
rating menentukan keefektifan dari sebuah strategi pemrograman. Rating adalah
suatu ukuran yang menunjukkan bagian dari sejumlah individu atau rumah tangga
yang melihat atau mendengarkan suatu program pada suatu waktu tertentu, yang
biasanya dinyatakan dalam persentase (Kasali, 1993 : 148).
“ programming generalship starts with searching out and selecting
programming materials appropriate to a particular market and predefined target
audience. After negotiating to get the selected materials on the best possible term,
the programmer organized the items into a coherent program service designed to
appeal to the target audience. Finally the programmer assess results in terms of
34
rating reports, learning from mistakes, returning to the fray with new
insight”.(Eastman, Klein, and Head, 1985 : 5).
Dalam konteks ekonomi, industri media tidaklah lazim karena bergerak
pada apa yang disebut dengan pasar produk ganda (Picard, 1989 : 17). Industri
media menciptakan satu produk tetapi berpartisipasi dalam dua pasar; pasar
audiens dan pasar iklan. Karena itu pertumbuhan pasar media sebaiknya ditinjau
sebagai proses ganda yang tergantung pada pertumbuhan ekonomi, yaitu evolusi
audiens dan ekspansi industri periklanan.
2.5 Langkah-langkah programming
Televisi merupakan suatu media yang menyajikan tampilan secara audio
dan visual. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memahami persaingan yang
terjadi di dunia televisi dan mengerti cara mengelola program. Kegiatan
programming di divisi programming sebuah stasiun televisi terdiri dari empat
kegiatan utama, yaitu program perencanaan (Planning), program tata laksana
(execution), program penjadwalan (scheduling), dan program evaluasi
(evaluation).
2.5.1 Program Planning (Perencanaan)
Dalam pembuatan sebuah program acara dibutuhkan sebuah perencanaan
matang agar program yang ditayangkan dapat memenuhi tujuan yang
direncanakan.Program planning memegang peranan penting dalam penempatan
program acara.Dasar dari pembuatan sebuah perencanaan program acara adalah
35
rating analysis, target audience, social aspect, dan commercial aspect. Hal-hal
tersebut terkait dengan:
1. Data riset yang menunjukkan performa dan nilai sebuah program
2. Biaya program dan program design recommendation. Program design
adalah suatu rancangan program berbentuk proposal yang diajukan kepada
divisi programming untuk disetujui. Apabila tidak disetujui maka program
tersebut tidak akan dibuat atau mungkin diadakan revisi terhadap
rancangan program tersebut, hingga dapat disetujui oleh pihak
programming.
3. Kekuatan program: produksi lokal mengarah pada konsep kreatif serta
kualitas program dan produksi acara, sedangkan produksi luar menengah
kepada kualitatif data dan variable yang berubah-ubah untuk jenis film
lepas (movie).
4. Karakteristik khalayak sasaran stasiun televisi tersebut, baik dari segi
demografis maupun psikografis.
Perencanaan program juga terkait dengan kemampuan tehnik dan
administrasi yang harus mampu mendukung kelancaran proses produksi dan
siaran, karena output organisasi penyiaran adalah siaran program acara. Oleh
karena itu, proses perencanaan dilakukan oleh ketiga unsur utama manajemen
penyiaran, yaitu manajemen pengelola siaran, teknik dan administrasi (Wahyudi,
1994 : 72).
36
2.5.2 Program execution (tata laksana)
Tata laksana program terdiri dari produksi (production) dan operasional
(operation) program.Program production adalah tahap dimana suatu program
dibuat untuk ditayangkan.Adakalanya kualitas suatu program dapat dinilai pada
tahapan ini sehingga kadangkala program berbiaya rendah pun dapat menarik
minat penonton.Hal itu disebabkan oleh kuatnya konsep yang disajikan.Program
production ini terkait erat dengan divisi produksi sebuah stasiun televisi untuk
dapat membuat suatu program acara dalam kemasan menarik dari segi visual
audio artistic. Hal ini terkait juga dengan masalah materi, teknis, dan operasional
dari produksi program acara seperti bagian library, subtitling, dubbing, quality
control dan on air presentation. Master control room ditangani on air operation
yang menngoperasikan program acara hingga sampai kepada pemirsa (Sherman,
1995 : 304).
Dalam memproduksi acara televisi, sebuah stasiun televisi melibatkan
banyak pihak dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Wurtzel
(1989) membagi divisi produksi sebuah televisi menjadi dua yakni:
1. Staff produksi yang bertanggung jawab terhadap isi program dan
perkembangannya. Terdiri dari produser, asisten produser dan kreatif.
Bagian ini biasanya disebut below the line.
2. Crew produksi, yang bertanggungjawab terhadap operasionalisasi
peralatan. Terdiri dari sutradara lapangan, audio, cameramen, pengarah
teknik, asisten kru dan teknisi. Bagian ini disebut above the line.
Dalam sebuah stasiun televisi, kru produksi akan mengikuti aturan-aturan
penyiaran yang sudah baku untuk sebuah program, baik taping maupun live on
37
air. Meski materi siaran baru diterima sesaat sebelum mengudara. Kru produksi
akan bisa melaksanakan operasionalisasi siaran dengan mengikuti rundown yang
disediakan oleh staf produksi. Semua akan beroperasi dibawah komando sutradara
(director) sesuai job description masing-masing, yaitu mengoperasikan hardware
siaran. Seorang director juga berperan sebagai tim artistic yang mampu
mengilhami program yang dibuat dengan pandangan dan penglihatan personal
(O’Sullivan, 1994 : 196).
2.5.3 Program Scheduling (Penjadwalan)
Program scheduling bertugas untuk menentukan penempatan tayang suatu
program, pada hari apa dan jam berapa, hingga penempatan promo program
tersebut. Untuk meningkatkan rating, program-program unggulan tentu saja
ditempatkan pada jam dimana terdapat audiens terbanyak. Kegiatan scheduling ini
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: komposisi khalayak (audience
composition), waktu menonton televisi (television time periods), dan penjadwalan
program acara yang biasa digunakan di stasiun televisi (Sherman, 1995 : 340).
Proses penjadwalan (scheduling) membutuhkan pemahaman mendalam
mengenai komposisi khalayak yang menjadi target dari berbagai program acara
yang berbeda ditayangkan. Komposisi audience ini menyangkut faktor demografis
maupun psikografis yang dimiliki target audience dan bagaimana perubahan-
perubahan yang terjadi pada selera khalayak terhadap suatu program acara.
Periode menonton televisi merupakan pembagian waktu yang dilakukan
oleh programmer dengan membagi 20 atau 24 jam sehari tayangan stasiun televisi
mereka menjadi beberapa periode waktu standar tertentu untuk dapat
38
mengelompokkan program-program acara yang akan ditayangkan pada waktu-
waktu tersebut. Periode waktu tersebut terbagi menjadi tiga kategori waktu, yaitu
daytime, evenight dan late-night.
Pada periode waktu morning, jumlah khalayak yang menonton televisi
cenderung stabil antara 20% - 25% dari jumlah keseluruhan.Periode ini
didominasi oleh khalayak yang terdiri dari orang dewasa, yang tidak bekerja,
wanita, dan anak kecil. Jenis program yang mendominasi adalah talkshow, film,
dan program anak-anak. Pada periode waktu ketiga, yaitu afternoon, pengguna
televisi meningkat dari perbandingan 1 : 4 menjadi 1 : 3 per rumah tangga. Jenis
tayangan program acara yang mendominasi waktu ini adalah soap operas
(telenovela/sinetron), film, game show, dan program anak.
Periode waktu evening programming, terbagi menjadi tiga bagian yaitu
early fringe (4-6 pm), early news (6-7 pm), dan prime time access (7-8 pm). Early
fringe merupakan periode waktu ketika audiens mulai bermunculan untuk
menyaksikan tayangan sore. Sekitar 40% dari jumlah program televisi yang ada
mulai dinyalakan khalayak di saat akhir periode waktu ini.Program-program
popular seperti situasi komedi adalah yang paling banyak dipilih penonton pada
periode waktu ini. Pada periode early evening atau early news yang hanya
berdurasi 1 jam ini menjadi sangat penting karena menjelang jam 7 malam,
setengah dari jumlah televisi yang ada di rumah diakses oleh pemirsa. Periode
waktu ini menjadi waktu yang kritis bagi para stasiun televisi untuk dapat menarik
dan mempertahankan khalayak sebanyak mungkin.Tayangan yang paling banyak
mendominasi periode waktu ini adalah berita dan sinetron.
39
Prime time acces yang berdurasi 1 jam merupakan periode dimana 60%
dari jumlah program televisi yang ada ditonton oleh audiens. Jenis tayangan yang
mendominasi adalah film dan sinetron. Periode ini merupakan periode waktu yang
menghantarkan khalayak untuk tetap stay-tuned sampai ke jam tayang utama
(prime time). Prime time merupakan segmen waktu tayang terpenting dalam bisnis
siaran televisi, karena pada jam tayang ini jumlah khalayak yang menonton
televisi mencapai puncaknya dari berbagai kriteria audiens yang ada.
Periode waktu yang terakhir adalah late night programming yang terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu late fringe (11 – 11.30 pm), late night (11.30 pm –
2am) dan overnight (2am – 6am).Late fringe didominasi oleh tayangan berita.
Pada waktu ini jumlah khalayak terus menurun dibandingkan dengan jumlah
khalayak pada waktu prime time. Sedangkan pad awaktu late night program
televisi didominasi oleh tayangan movies, reality programs, dan berita. Pada
periode waktu terakhir, perbandingan televisi yang ditonton adalah 1 : 10 per
rumah tangga. Program siaran ulang berita malam, film-film lama, dan tayangan
home shopping menjadi program yang mendominasi pada periode waktu ini.
Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audiens yang
menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki
komposisi audiens yang berbeda. Mengetahui siapa audiens televisi pada waktu
tertentu sangat penting dalam menentukan program apa yang akan ditayangkan.
Hal ini tentunya akan berpengaruh pada para pemasang iklan. Berikut ini adalah
komposisi audiens yang terbentuk pada waktu-waktu tertentu setiap harinya dalm
bentuk tabel.
40
Bagian Hari Audiens
Pagi hari
(06.00 – 09.00)
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan
wanita dewasa yang bekerja di luar
rumah, pensiunan, pelajar dan
karyawan yang akan berangkat ke
kantor.
Jelang siang
(09.00 – 12.00)
Anak-anak pra sekolah, ibu rumah
tangga, pensiuan, dan karyawan yang
bertugas secara giliran (shift)
Siang hari
(12.00 – 16.00)
Karyawan yang makan siang di rumah,
pelajar yang pulang dari sekolah.
Sore hari (early fringe)
(16.00 – 18.00)
Karyawan yang pulang dari tempat
kerja, anak-anak dan remaja.
Jelang malam (prime time access)
(18.00 – 19.00)
Sebagian besar segmen audiens tersedia
pada waktu ini namun belum
seluruhnya.
Malam hari (prime time)
(20.00 – 23.00)
Seluruh audiens tersedia pada waktu
ini, utamanya antara pukul 20.00 –
21.00. namun setelah itu audiens mulai
berkurang terutama audien anak-anak,
para pensiunan, dan mereka yang harus
bangun pagi-pagi.
Jelang tengah malam (late fringe)
(23.00 – 02.00)
Umumnya audiens dewasa
41
Tengah malam (late night)
(23.30 – 02.00)
Orang dewasa, termasuk karyawan
yang bertugas secara giliran (shift)
Dini hari (overnight)
(02.00 – 06.00)
Karyawan yang bertugas secara giliran
(shift) di rumah sakit, pabrik,
keamanan, dll.
(Sumber: Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt; Electronic Media Management,
second edition, Focal Press, Boston-London, 1991)
2.5.4 Program Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi program ini merupakan kegiatan terakhir programming yang
penting untuk terus menarik dan mempertahankan jumlah pemirsa sebanyak
mungkin.Dalam evaluasi program juga dilihat sejauh mana program-program
yang ditampilkan mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Menentukan
program-program yang ditayangkan; program mana yang akan terus ditayangkan
dan diberhentikan penayangannya bila tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
merupakan kegiatan evaluasi program. Programmer menggunakan ukuran-
ukuran tertentu dalam mengevaluasi program acara misalnya rating program dan
masukan dari berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber atau pihak
(Sherman, 1995 : 305).
42
BAB III
METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk
mendekati problem atau mencari jawaban (Bogdan dan Taylor, 1975 : 84 dalam
Mulyana, 2003 : 145). Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu
pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian (Silverman, 1993 dalam
Mulyana, 2003 : 145).
Seperti yang telah diketahui, untuk melaksanakan kegiatan penelitian,
terdapat 2 (dua) pendekatan yang dapat dipilih, yakni pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif.Perbandingan karakteristik diantara keduanya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Aspek Kualitatif Kuantitatif
Masalah
Memakan waktu, prosedur
tidak baku, reliabilitas
keabsahan data
Mengontrol penelitian. validitas
Desain
Umum, fleksibel/luwes,
berkembang, sebagai acuan
untuk diikuti,
dinegosiasikan
Spesifik, jelas, terinci,
ditentukan secara mantap sejak
awal, menajdi pegangan langkah
demi langkah
Tujuan
Memperoleh pemahaman
mendalam –
menggambarkan realitas
yang kompleks
Menunjukkan hubungan antar
variabel, mentest teori,
menjelaskan, meramalkan, dan
atau mengontrol fenomena
melalui pengumpulan data
43
(fokus pada data numerik)
Metode
Deskriptif, studi kasus,
etnografis, studi kasus
Terstruktur, formal, ditentukan
lebih dulu, tidak luwes,
dijabarkan secara rinci terlebih
dahulu sebelum penelitian
dilakukan
Teknik penelitian
Observasi, participant
observation, wawancara
terbuka
Eksperimen, survey, observasi
berstruktur, wawancara
berstruktur
Instrument
penelitian
Peneliti sebagai instrumen
, buku catatan, tape
recorder
Tes, angket, wawancara,
observasi berstruktur,
wawancara berstruktur
Data
Berasal dari wawancara
dan catatan pengamatan,
deskriptif, naratif,
dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan
responden, videotape,
dokumen, dll
Data kasar terdiri dari bilangan,
kuantitatif, hasil pengukuran
berdasarkan variabel yang
dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen
Analisis
Terus-menerus sejak awal
sampai akhir penelitian,
induktif, mencari pola
(dengan contoh, kutipan
dan rangkuman dari
dokumen)
Pada taraf akhir setelah
pengumpulan data selesai,
deduktif, menggunakan statistik.
Hubungan
peneliti dengan
subjek
Empati, akrab, jangka
lama, proses pengumpulan
data tergantung situasi,
subjek dapat diberi
kesempatan berpartisipasi
dalam analisis data
Berjarak, sering tanpa kontak
langsung, jangka pendek
(Sumber: Moleong, 2004 : 31-37)
44
3.1.1. Metode Penelitian
Jenis metode penelitan kualitatif yang digunakan adalah deskriptif.
Menurut Nasir (1993:63), penelitian dengan metode deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki.
Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Titik
beratnya terdapat pada observasi dan suasana ilmiah (natural setting). Peneliti
hanya bertindak sebagai pengamat yang membuat kategori prilaku, mengamati,
dan mencatat. (Rakhmat, 2000:25).
Metode deskriptif dipilih sebagai teknik penelitian dalam penelitian ini
untuk memaparkan strategi programming program acara "Kabar ++" di tvOne.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau
memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan
atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan ada waktu yang akan datang (Rakhmat, 2000:25).
3.1.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Wawancara (Depth Reporting)
45
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan responden yang dapat
memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian seperti
produser program acara Kabar ++ (Herwin Krisbianto) dan orang-orang
yang bertanggungjawab di divisi Programming, yaitu M.Syaherman
(Manager Planning and Scheduling) dan Ashar Juandar (Planning
Supervisor).
2. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan
utama aktivitas programming yang dilakukan Divisi Programming tvOne.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan sebagai pengkajian kepustakaan baik terhadap
konsep-konsep utama berkaitan dengan kegiatan programming televisi
secara luas.Bahan-bahan studi literatur berupa buku, jurnal, artikel, dan
catatan-catatan lainnya yang diakses melalui internet.
3.1.3. Pemilihan Key Informan
Pada penelitian ini, yang menjadi narasumber atau key informan adalah:
1. Produser “Kabar ++” : Herwin Krisbianto.
2. Divisi Programming : Ashar Juandar dan M.Syaherman.
3.1.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Menurut
Bogdan dan Bikler (Moleong, 2005: 248), analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
46
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Analisis data kualitatif tidak berdasarkan perhitungan angka- angka
melainkan berupa kata- kata dan gambar. Keseluruhannya dikumpulkan untuk
meningkatkan pemahaman dan membantu mempresentasikan penemuan dan
penelitian.
Analisis data dilakukan oleh peneliti adalah untuk dapat menarik
kesimplan-kesimpulan. Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada
dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan tanda terhadap data
(making sense of), menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan
(transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada
temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah yang akhirnya pada
ksimpulan final.
Kunci pokok dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Punch
(dalam Pawito, 2007:101) adalah menjawab pertanyaan how did the researcher
get to these conclusion from these data?.
3.1.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan adalah melalui
triangulasi data. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Denzin (2001) membedakan 4 macam triangulasi
yaitu sumber, metode, penyidik dan teori.
47
Triangulasi dengan sumber mencoba membandingkan dan mengecek
kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicari dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum deangn apa
yang dikatakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan berbagai
pendapat orang seperti rakyat biasa serta orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Teknik triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Dalam hal
ini dokumen yang dipilih adalah strategi programming yang diungkapkan oleh
Barry L. Sherman dan Morrisan dimana strategi programming terdiri dari proses
perencanaan, pelaksanaan, penjadwalan dan evaluasi.
3.2. Objek Penelitian
3.2.1. Gambaran Umum Perusahaan
3.2.1.1. Latar Belakang Historis, Visi Dan Misi
TvOne pertama kali mengudara pada tanggal 14 Februari 2008 pada pukul
19.30 WIB dengan memperkenalkan dirinya sebagai stasiun televisi yang
menghadirkan program-program acara yang berorientasi pada news, sport dan
48
entertainment. TvOne merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia
yang mendapatkan kesempatan untuk diresmika di Istana Presiden Republik
Indonesia. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono.
Sebagai stasiun televisi swasta pendatang baru dalam dunia news, tvOne
telah mempersiapkan berbagai format penyajian berita baru yang belum pernah
ada sebelumnya.TvOne membuat gebrakan-gebrakan yang dinilai terlalu berani
untuk sebuah stasiun televisi swasta baru.Bertujuan untuk menjadi stasiun televisi
news yang terpercaya dengan “terdepan mengabarkan” tvOne ingin membuktikan
sebagai stasiun televisi berita yang berbeda dengan stasiun televisi swasta lainnya.
Disaat televisi swasta lain bersaing untuk menaikkan share dan rating melalui
tayangan-tayangan sinetron, tvOne lebih berani menjadi televisi baru yang hadir
tanpa program-program tersebut.
TvOne mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori newsone,
info one, sport one dan reality one, tvOne membuktikan keseriusan dalam
menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif
dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Sebagai pendatang baru dalam
dunia News, tvOne menayangkan bentuk pengemasan berita yang belum pernah
ada sebelumnya, seperti:
1. Apa Kabar Indonesia : sajian berita yang dikemas dengan memadukan
pola news inovatif dengan kreativitas pada pengemasan on air
presentation. Berita yang dihadirkan bukan hanya peristiwa, tetapi juga
gaya hidup dan human interest. Program ini dikemas dalam bentuk diskusi
ringan denga topik-topik terhangat bersama narasumber dan masyarakat,
49
disiarkan langsung pada pagi dan malam hari dan tidak mengambil tempat
di dalam studio.
2. Kabar Pagi : sajian berita yang merangkum semua peristiwa-peristiwa
baik politik, ekonomi, bencana yang terjadi sehari sebelumnya.
3. Kabar Siang : menyajikan berita-berita actual dan informasi ringan yang
disiarkan secara langsung dari studio tvOne di Jakarta, Medan, Surabaya
dan Makasar.
4. Kabar Petang : menyajikan berita-berita menyangkut masalah
pemerintahan, hokum, politik, dan ekonomi yang terjadi sejak siang
hingga program ini ditayangkan dengan menghadirkan secara langsung
berita dari biro pusat Jakarta dan biro daerah (Medan, Surabaya dan
Makasar). Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor
Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan LAngsung Oleh 5
Presenter dari 4 Kota yang Berbeda Dalam Satu Layar.”
5. Apa Kabar Indonesia Weekend : tayangan berita dan informasi yang
memadukan pola news konvensional dengan live presentation dan lebih
menitikberatkan pada berita-berita feature disertai dengan talkshow dan
entertainment seperti live musik.
Selain program-program berita, tvOne memproduksi pula program-
program current affairs yang eksklusif seperti Bang One Show, Mata Kamera,
Nuansa Seribu Pulau, Kabar ++, Backpacker, Tatap Muka, Riwajatmoe Doeloe
dan sebagainya.
Visi tvOne:
50
Mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan
bangsa.
Misi tvOne:
Menjadi stasiun televisi berita dan olahraga nomor satu.
Menayangkan program news dan sport secara progresif mendidik pemirsa
untuk berpikiran maju, positif dan cerdas.
Memilih program news dan sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian
kemasan.
3.2.1.2. Manajemen Tvone
PT. Lativi Mediakarya (TvOne) merupakan saham gabungan antara Bakrie
Group dan StarTV.TvOne memperoleh izin siaran dari pemerintah pada tanggal
14 Februari 2008.TvOne pertama kali mengudara dengan memperkenalkan
dirinya sebagai stasiun televisi swasta nasional yang hanya menghadirkan
program acara yang berorientasi pada news, sport dan entertainment.
Jajaran direksi tvOne terdiri dari:
Direktur Utama : Erick Thohir
Wakil Direktur Utama : Ardiansyah Bakrie
Direktur Pemberitaan dan Produksi : Sukarni Ilyas
Direktur Keuangan : Charlie Kasimhir
Direktur Programming dan Marketing : Otis Hahijary
3.2.1.3. Target Audience
51
tvOne membidik kalangan premium class (kelas menengah atas) atau
yang dikenal dalam istilah pemasaran sebagai kelompok A, B, C. Kelompok A
adalah target audience dengan pengeluaran Rp. 1.750.000 ke atas per bulan,
kelompok B adalah target audience dengan pengeluaran per bulan 1.250.000 –
Rp. 1.749.999 sedangkan kelompok C adalah target audience yang memiliki
pengeluaran Rp. 600.000 – Rp. 1.249.999
3.2.1.4. Program Content
TvOne mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori newsone,
info one, sport one dan reality one, tvOne membuktikan keseriusan dalam
menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif
dalam hal pemberitaan dan penyajian program.tvOne hadir dengan 70% berita dan
30% tayangan olahraga plus hiburan yang telah terseleksi. Keseriusan tvOne
dalam menerapkan strategi tersebut dibuktikan dengan menampilkan format-
format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Sebagai
pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah mempersiapkan bentuk berita baru
yang belum pernah ada sebelumnya, seperti Apa Kabar Indonesia yang telah
tayang perdana pada hari Senin 11 Februari 2008. Apa Kabar Indonesia adalah
program informasi dalam bentuk diskusi ringan topik-topik terhangat bersama
narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio
luar tvOne. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar Pagi,
Kabar Siang, Kabar Pasar, Kabar Petang, dan Kabar Malam. Kabar petang
menampilkan bentuk pemberitaan yang belum pernah ditampilkan stasiun televisi
lainnya, yaitu menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta
52
dan beberapa biro pusat daerah seperti Medan, Makasar dan Surabaya dengan
bobot pemberitaan yang berimbang antar semua biro. Kabar malam bekerjasama
dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap,
kredibel, dan dinamis.
tvOne memproduksi pula program-program Current Affairs yang eksklusif
seperti Telusur, Mata Kamera, Menyingkap Tabir, Bang One Show, Kabar ++
serta program documentary yang mengandung unsur petualangan dan edutainment
dengan judul program Bukan Jalan-Jalan Biasa, Nuansa Seribu Pulau, dan
Khatulistiwa. Sedangkan program lifestyle tersaji seperti Opini.
Berikut adalah beberapa uraian mengenai program-program yang
ditayangkan oleh tvOne:
1. Apa Kabar Indonesia : sajian berita yang dikemas dengan memadukan
pola news inovatif dengan kreativitas pada pengemasan on air
presentation. Berita yang dihadirkan bukan hanya peristiwa, tetapi juga
gaya hidup dan human interest. Program ini dikemas dalam bentuk diskusi
ringan denga topik-topik terhangat bersama narasumber dan masyarakat,
disiarkan langsung pada pagi dan malam hari dan tidak mengambil tempat
di dalam studio.
2. Kabar Pagi : sajian berita yang merangkum semua peristiwa-peristiwa
baik politik, ekonomi, bencana yang terjadi sehari sebelumnya.
3. Kabar Siang : menyajikan berita-berita actual dan informasi ringan yang
disiarkan secara langsung dari studio tvOne di Jakarta, Medan, Surabaya
dan Makasar.
53
4. Kabar Petang : menyajikan berita-berita menyangkut masalah
pemerintahan, hokum, politik, dan ekonomi yang terjadi sejak siang
hingga program ini ditayangkan dengan menghadirkan secara langsung
berita dari biro pusat Jakarta dan biro daerah (Medan, Surabaya dan
Makasar). Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor
Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan LAngsung Oleh 5
Presenter dari 4 Kota yang Berbeda Dalam Satu Layar.”
5. Kabar Malam : program ini menampilkan peristiwa teraktual hingga
malam hari, selain itu juga menampilkan kejadian selama hhari itu dan
tayangan khas dari dalam negeri dan mancanegara serta bekerjasama
dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang
lengkap, kredibel, dan dinamis.
6. Kabar Pasar : merupakan tayangan program berita ekonomi yang fokus
kepada skandal dalam dunia bisnis, informasi pembukaan pasar dan
prediksi perkembangan pasar oleh pakar pasar modal. Menampilkan pula
berita aktual ekonomi dari pasar uang, pasar emas dan sektor riil.
Tayangan sport tvOne meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang
disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional (Copa Indonesia),
sepak bola eropa (Liga Inggris dan Spanyol), Kompetisi Bola Basket Nasional
(IBL), program sport lainnya, seperti yang terangkum dibawah ini:
1. Kabar Arena : menyajikan kumpulan berita olahraga dalam dan luar
negeri teraktual dan terupdate, dikemas secara apik dan berbeda sehingga
tidak akan membosankan bagi pemirsa. Dengan tampilan grafis dan set
terbaru serta informasi dari presenter yang menarik sehingga menjadikan
54
sajian berita olahraga kabar arena menjadi barometer informasi dan
olahraga di Indonesia.
2. Liga Inggris dan Liga Spanyol : menyuguhkan dan memanjakan para
pecinta liga Inggris dan liga Spanyol di Indonesia dengan pertandingan-
pertandingan di Liga Premier Inggris dan Spanyol secara LIVE dan delay
hanya di tvOne, serta dikombinasikan dengan kegiatan nonton bareng di
kota-kota.
3. Tinju Dunia: merupakan program olahraga yang menampilkan tinju
bertaraf internasional yang menghadirkan juara-juara kelas dunia. Dipandu
oleh komentar tinju berpengalaman yang akan menambah bobot acara
tinju semakin enak ditonton.
tvOne juga menghadirkan program talkshow dengan berbagai
perbincangan yang menarik dengan bintang tamu:
1. Debat : merupakan program talkshow yang melibatkan dua narasumber
yang berseberangan dalam memandang sebuah isu atau masalah.
Talkshow ini dipandu dua orang host yang masing-masing berpihak pada
dua narasumber yang berbeda untuk membahas isu-isu aktual dan masih
menjadi kontroversi di masyarakat. Dalam waktu singkat, acara ini mampu
meraih perhatian pemirsa sekaligus menjadi program yang unggul dalam
kategori news talkshow.
2. Satu Jam Lebih Dekat : merupakan program talkshow berdurasi 60 menit
dan berbincang lebih dekat untuk mengenal narasumber. Narasumber
biasanya adalah ornag-orang terkenal, seperti artis, tokoh politik, tokoh-
55
tokoh negara ini. Orang terdekat narasumber pun diundang tanpa
sepengetahuan sang narasumber.
3.2.1.5 Investasi
Ditengah ketatnya persaingan kondisi ekonomi global, Bakrie Group
dengan kesiapan dana sebesar 1,3 triliyun telah menyulap Lativi menjadi tvOne.
Bakrie Grup yang memang sudah lama mengincar Lativi, terutama sejak Lativi
terlibat kewajiban hutang kepada bank Mandiri senilai Rp. 418 miliar telah
dilunasi melalui Konsorsium Capital Managers Asia Pte Ltd (CMA) pada awal
tahun 2007. Komposisi kepemilikan saham tvOne antara lain:
- PT Visi Media Asia sebesar 49%
- PT Redal Semesta 31%
- Good Response Ltd 10%
- Promise Result Ltd
3.2.1.6. Sumber Daya Manusia Tvone
Saat ini tvOne diperkuat oleh kurang lebih 850 orang karyawan, termasuk
contributor dan biro daerah.Selain diperkuat oleh tenaga-tenaga fresh graduate,
tvOne juga didukung oleh tenaga-tenaga berpengalaman dari banyak stasiun
televisi terkemuka di Indonesia.Tidak hanya tenaga ahli yang berada di belakang
layar, tetapi juga presenter-presenter berita favorit pemirsa dari stasiun televisi
kompetitor yang saat ini dapat dijumpai oleh pemirsa tvOne pada program-
program berita tvOne setiap hari.
56
3.2.1.7. Teknologi Tvone
tvOne didukung dengan menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari
tahap pra-produksi hingga pasca produksi serta siaran. Walaupun sebagian
pemirsa masih belum dapat menikmati siaran tvOne dengan bersih dan jernih,
tvOne terus menambah dan memodifikasi pemancarnya agar seluruh pemirsa
dapat menikmati tayangan tvOne dengan audio visual yang lebih bersih dan
jernih.
Selain itu ribuan kabel-kabel serat optic telah dirancang khusus dan
ditanam di dalam gedung tvOne.Hal ini dilakukan guna mendukung sistem siaran
digital yang digunakan tvOne. Selain menghasilkan output yang lebih baik,
teknologi digital juga memungkinkan proses kerja lebih efisien. Semua materi
produksi mengalir dari satu server ke server komputer lain melalui jaringan kabel
optik yang telah terpasang di seluruh gedung. Untuk menunjang sleuruh sistem
kerja digital ini, tvOne menggunakan program Dalet News RoomSystem dan
merupakan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan program ini.Selain
itu untuk menghasilkan tampilan grafik dan virtual yang baik, tvOne
menggunakan Orad Grafic System yang merupakan provider studio virtual
terbesar di dunia.
3.2.1.8. Penghargaan Yang Diraih Tvone
Salah satu program tvOne yang berhasil meraih penghargaan adalah Kabar
Petang. Acara ini ditayangkan pada jam prime time dengan menyajikan berita-
berita menyangkut masalah pemerintahan, hokum, politik, dan ekonomi yang
terjadi sejak siang hingga program ditayangkan dengan kemasan yang berbeda,
57
yaitu menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung
berita dari biro pusat Jakarta dan beberapa biro daerah (Medan, Surabaya,
Makasar).
Bobot pemberitaan antar semua biro dinilai berimbang, sehingga
menjadikan program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia)
sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota
yang Berbeda Dalam Satu Layar.”
Selain itu, survey AC Nielsen menyimpulkan bahwa tvOne meraih
kepermisaan yang didominasi oleh kalangan menengah atas dan berpendidikan
tinggi.
3.2.2. Gambaran Umum Kabar ++
Kabar ++ merupakan sebuah program liputan dengan gay liputan bertutur,
dimana pembawa acara menyampaikan isu-isu yang dibahas dalam setiap episode
didukung visualisasi gambar kuat agar pesan yang hendak disampaikan dapat
dimengerti penonton televisi.
Program ini memiliki tujuan sebagai kontrol sosial di masyarakat. Acara
ini adalah sebuah program berformat majalah yang membahas isu-isu current,
memiliki unsur komedi atau black comedy, menertawakan yang susah dengan cara
yang cerdas dan kritis sehingga keadaan pahit yang ditertawakan tersebut dapat
membuat penontonnya berpikir lebih kritis dan menyadari keadaan serta ingin
melakukan perubahan menjadi lebih baik.
Penonton yang ingin diraih atau dijangkau oleh Kabar ++ adalah all
people. Namun karena penayangannya yang terlalu malam di hari Jumat membuat
58
program ini mendapatkan rating dan share yang tidak terlalu memuaskan.
Keberadaan rating yang semakin memburuk membuat program ini
dipindahtayangkan ke hari Sabtu pada sore hari dengan alasan audiens berjenis
kelamin wanita dapat dijangkau jika acara ini disiarkan sore hari dan audiens pria
yang sudah terjangkau tetap bisa dipertahankan karena pada hari Sabtu sebagian
besar penonton televisi sedang tidak bekerja.
3.2.2.1. Konsep Program Kabar ++
Sejak awal ditayangkan, Kabar ++ mengangkat tema berupa kejadian-
kejadian yang sedang hangat dibicarakan pada setiap minggunya. Misalnya saja
saat pertama kali tayang, Kabar ++ membahas kasus rapat anggota DPR yang
diwarnai kericuhan, kasus penjara mewah Artalita Suryani, persepakbolaan
Indonesia yang selalu dihiasi oleh aksi saling lempar dan bentrok baik dari sisi
pemain dan penonton sepakbola itu sendiri.
Namun ketika terjadi gejala stuknasi penonton dan angka rating yang tak
kunjung menanjak naik, maka dilakukan beberapa perubahan dari segi tema atau
topik yang dibahas. Analisa pada waktu itu adalah kemungkinan penonton jenuh
ketika acara televisi membahas hal yang sama berkepanjangan. Ketika isu itu
tersebut dibahas di Kabar petang, dibahas lagi di Apa Kabar Indonesia Malam,
lalu dibahas lagi di Jakarta Lawyers Club, maka penonton akan merasa bosan
melihat berita yang sama, hanya dibahas di acara yang berbeda. Oleh karena itu
maka tema yang dipilih pun berupa tema-tema yang lebih berdisifat umum dan
berupa setting agenda.Misalnya, pembahasan dalam satu episode mengenai
warung nasi atau yang biasa disebut warteg.Dalam episode itu dibahas juga
59
mengenai fenomena warteg yang memiliki paranormal untuk menyokong
keberadaannya di tengah persaingan pasar yang begitu besar.Lalu ada segmen
dimana ada detektif ala Kabar ++ yang mencari tau mengenai kebenaran
fenomena tersebut.
Konsep penyampaian informasi dengan lebih santai, ringan, dan kritis
merupakan kunci dari program Kabar ++ ini. Pemberitaan sesuatu yang dipikir
begitu berat ternyata bisa dibawa menjadi lebih santai dan ringan dengan
pemilihan kosa kata yang lebih cerdas dan pembawa acara yang nyentrik dan
kritis.
Konsep program:
- ringan, informatif, human interest, satir, musik, “black comedy”
- script / isi: “pengendapan” & inti sari dari masalah yang ada.
Menangkap tentang problematika bangsa dan persoalan hidup yang
dihadapi masyarakat. Kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan (politik,
hukum, ekonomi, sosial, budaya, dll)
- dibawakan seorang pembawa acara dengan gaya santai, kritis, “nyentrik”
namun elegan
- Satu episode berisi satu tema atau lebih yang menyajikan visualisasi,
informasi, dan musik sehingga diharapkan dalam satu episode pemirsa
memperoleh informasi secara utuh dan menghibur.
- Satu episode dibuat dalam 5 segmen, yang dikemas dalam 1 paket
tayangan visual disertai narasi, plus video klip. Dengan durasi total 60
menit dan 4 commercial break.
60
3.2.2.2. Host/Presenter
Presenter atau pembawa acara program Kabar ++ ini adalah Arswendo
Atmowiloto. Arswendo Atmowiloto (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26
November1948; umur 61 tahun) adalah penulis dan wartawan Indonesia yang
aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan KOMPAS. Mempunyai
nama asli Sarwendo. Nama itu diubahnya menjadi Arswendo karena
dianggapnya kurang komersial dan ngepop. Lalu di belakang namanya itu
ditambahkannyalah nama ayahnya, Atmowiloto, sehingga namanya menjadi apa
yang dikenal luas sekarang3.
Berpenampilan nyentrik, cerdas, kritis, dan menyindir dengan gaya khas
nya membuat Arswendo memiliki karakteristik yang sama dengan karakter
program Kabar ++. Arswendo yang kritis mampu membuat program black
comedy Kabar ++ menjadi lebih hidup dan informatif serta edukatif. Gelak
tawanya yang kerap ia keluarkan ketika sedang menyindir menjadi hiburan
tersendiri yang menjadikan program ini menjadi lebih berbeda dibandingkan
program acara lainnya.
3.2.2.3. Format Program Kabar ++
Format program Kabar ++ adalah outdoor, ringan, santai, dan satir.
Syuting dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan kamera yang mampu
mengambil gambar dari atas dengan cakupan gambar yang lebih luas serta kamera
biasa yang digunakan untuk syuting host atau presenter.
3 (http://id.wikipedia.org/wiki/Arswendo_Atmowiloto)
61
Setiap episode Kabar ++ berisi berisi satu tema atau lebih yang
menyajikan visualisasi, informasi, dan musik sehingga diharapkan dalam satu
episode pemirsa memperoleh informasi secara utuh dan menghibur.Satu episode
dibuat dalam 5 segmen, yang dikemas dalam 1 paket tayangan visual disertai
narasi, plus video klip,dengan durasi total 60 menit dan 4 commercial break.
Situasi produksi Kabar ++ adalah outdoor.Pemilihan daerah
perkampungan di dekat rel kereta api dan sungai awalnya hanya keperluan gambar
saja karena kamera yang digunakan adalah jimmy jip yang dapat menangkap
gambar dengan sudut yang lebih luas dan dari atas. Namun seiring berjalannya
waktu ternyata lokasi syuting sangat pas dengan bahasan yang sering diangkat
yaitu lebih mengarah kepad rakyat kecil.
Musik merupakan ciri khas yang tidak dapat dipisahkan dari program
Kabar ++. Selalu ada musik dan video klip yang mengiringi sindiran-sindiran
terhadap keadaan pahit. Musik yang dipilih bukanlah musik yang bersifat linear,
yaitu musik yang akan muncul di benak penonton ketika sesuatu hal sedang
dibahas. Lagu yang pilih bukan dilihat dari judulnya saja, tetapi yang liriknya
memiliki kesamaan kondisi dengan masalah yang sedang dibahas.
3.2.2.4. Proses Kegiatan Dalam Kabar ++
Kegiatan dalam Kabar ++ hampir sama dengan kegiatan dalam program-
program acara lainnya. Terdapat proses pra produksi, produksi dan post produksi.
Pada tahap pra produksi, produser beserta tim produksinya mengadakan rapat
untuk menentukan tema atau topik yang akan dibahas. Setelah itu produser juga
membuat anggaran budget yang akan digunakan untuk keperluan syuting.
62
Pada tahap produksi, reporter dan kameramen mendatangai lokasi syuting
dan mengambil gambar untuk keperluan visualisasi, melakukan wawancara
dengan narasumber yang sudah ditentukan dan membuat janji temu sebelumnya,
serta pengambilan gambar host.
Tahap pasca produksi dilakukan setelah tahap produksi dengan memilih
gambar yang hendak ditayangkan, menyambungkan gambar antara satu gambar
dengan gambar lainnya, memasukkan VO, serta musik dan video klip yang sudah
dipilih. Terakhir adalah proses editing untuk membuat rangkaian gambar menjadi
lebih menarik untuk disaksikan dan memiliki keselarasan antara satu gambar
dengan gambar lainnya serta musik yang mengiringinya.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses awal sebuah stasiun televisi dapat beroperasi dimulai dari bagian
programming. Stasiun televisi komersil yang jualannya adalah program
membutuhkan programming untuk dapat menganalisa program apa yang akan
laku di pasaran. Bagaimana menjadwalkannya secara tepat dan pas sehingga dapat
menjangkau seluruh target audiens. Ashadi siregar menyebutkan "dengan
muculnya televisi swasta, dinamika pemograman yang sesungguhnya barulah
berlangsung, yaitu sebagai hasil interaksi stasiun penyiaran - khalayak penonton -
pemasang iklan. Interaksi segitiga inilah yang menjadi dasar seluruh
pemograman". Sebuah stasiun penyiaran haruslah memiliki bagian produksi,
untuk menghasilkan program. Untuk meraih pemasang iklan, sebuah stasiun
televisi haruslah melakukan proses promosi dan marketing. Dan untuk
menyelaraskan program siaran dengan kepentingan tiga komponen tersebut, divisi
programming akan menerapkan strategi-strategi untuk meraih audiens.
Sebuah strategi programming televisi begitu penting, karena ibarat tubuh
manusia maka programming merupakan jantung yang memilik peran sangat
penting.Strategi programming yang dijalankan oleh stasiun televisi tvOne,
khususnya Kabar ++ terdiri dari kegiatan berupa perencanaan program
(planning), strategi pelaksanaan (execution), strategi penjadwalan (scheduling)
dan strategi evaluasi (evaluation).
Fokus strategi programming adalah rating dan share untuk menaikkan
peringkat atau urutan televisi. Semakin tinggi angka rating menandakan semakin
64
banyak penonton televisi yang menyaksikan program tersebut.Itu artinya, rating
menjadi salah satu alat ukur yang menandakan sebuah program yang dijual laku
atau tidak di pasaran. Rating sebuah program pun akan menentukan seberapa
banyak para pengiklan yang akan membelanjakan uangnya pada slot iklan
program tersebut.
Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui strategi programmingKabar ++
tvOne.Pengumpulan data di lapangan diperoleh melalui analisis berbagai
dokumen, observasi dan wawancara yang mendalam terhadap informan.
Informan yang diwawancara adalah orang-orang yang memiliki
kredibilitas di bidangnya. Seorang komunikator disebut kredibel apabila ia
memiliki dua komponen kredibilitas itu sendiri. Dua komponen kredibilitas yang
paling penting adalah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang
dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator yang dinilai paling tinggi
pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli tahu banyak, berpengalaman
atau terlatih. Tentu sebaliknya komunikator yang dinilai rendah pada keahlian
dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu banyak, dan bodoh. Kepercayaan
adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya
apakah komunikator dinilai jujur, tulus, bermoral, adil, sopan dan etis (Rakhmat,
1999 : 260).
Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang dianggap memiliki
kredibilitas yang sesuai seperti yang dikatakan oleh Rakhmat (1999 : 260). Selain
itu informan juga memiliki kewenangan dan kemampuan memberikan informasi
yang akurat mengenai strategi programmingKabar ++.Peneliti mewawancarai
65
dua orang yang kredibel, yaitu dua orang dari bagian programming dan satu orang
dari bagian produksi.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah manager
planning and scheduling divisi programming tvOne, planning supervisor divisi
programming tvOne dan produser program Kabar ++ tvOne. Manager planning
and scheduling divisi programming tvOne adalah Bapak Muhammad Syaherman
yang berkantor di kantor tvOne, Jl. Rawa Ternate II No.2 Kawasan Industri Pulo
Gadung Jakarta. Sementara planning supervisor divisi programming tvOne
bernama Ashar Juandar, lulusan Fakultas MIPA, jurusan statistik Universitas
Padjadjaran dan sudah 3 tahun 4 bulan bekerja di tvOne. Produser program Kabar
++ yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Herwin Krisbianto,
lulusan S1 komunikasi jurusan jurnalistik, Universitas Hasanuddin Makasar dan
telah bekerja di tvOne selama 2 tahun 8 bulan.
Kabar ++ merupakan salah satu program berformat majalah berita di
stasiun televisi tvOne.Program ini memberikan informasi dalam bentuk kemasan
yang berbeda dari program acara lainnya.Berita yang biasanya dikemas secara
kaku, formal dan terkesan berat menjadi berbeda jika disuguhkan oleh Kabar
++.Program ini menyajikan informasi dengan lebih ringan, menghibur, dan
dipadukan dengan musik dan video klip.
66
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Planning (Perencanaan Program)
Perencanaan program merupakan salah satu hal yang paling utama dalam
sebuah strategi pemrograman.Perencanaan menjadi sangat penting untuk menjadi
dasar pelaksanaan sebuah program agar dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan
mendapatkan sebanyak mungkin pemirsa (Morissan, 2005 : 129). Namun jumlah
pemirsa yang banyak itu bukanlah satu-satunya tujuan dari penayangan sebuah
program.
Proses perencanaan sebuah program dilakukan secara bergotong royong
tidak hanya oleh divisi programming saja, dimulai dari program analyst. Mereka
terdiri dari divisi programming dan orang-orang lainnya yang tergabung dalam
komite program. Program analyst memberikan ide dan garis-garis besar mengenai
program apa yang sebaiknya dibuat. Setelah itu, disampaikanlah kepada program
maker untuk merencanakan program bergenre seperti apakah yang akan dibuat,
konsep, tujuan dan format seperti apakah yang akan ditayangkan serta target
audiens manakah yang hendak dijangkau.
Bagan 4.1 Alur Perencanaan Program
Jadi proses perencanaan program sebuah program adalah melalui program
analyst yang menganalisis apakah sebuah program sudah tidak layak untuk
ditayangkan lagi dan diganti dengan program baru atau sebuah program akan tetap
Program analyst
Program Maker
Komite Program
67
ditayangkan dengan melakukan pengembangan program. Hal ini dilakukan oleh
divisi programming bagian perencanaan, disebut juga program analyst.Setelah itu,
pengajuan usul disampaikan kepada program maker. Program maker lah yang
menentukan jenis program apa yang akan dibuat, konsep dan format seperti
apakah yang akan mendominasi program baru nantinya. Hasil perencanaan
tersebut direalisasikan melalui dummy dan kemudian dipresentasikan di komite
program. Komite programlah yang nantinya memutuskan apakah program layak
untuk dibuat dan ditayangkan atau tidak.
Awal perencanaan program Kabar ++ adalah instruksi dari GM (General
Manager) CA, Manager dan Eksekutif Produser kepada produser untuk membuat
sebuah program baru berformat majalah yang menghibur, ringan dan unik.
Produser pun membuat coretan-coretan kasar yang berisikan tujuan, konsep dan
format program acara tersebut.
Produser dibantu oleh seorang asisten pada saat mengerjakan dummy
program Kabar ++.Dummy yang telah selesai dikerjakan kemudian
dipresentasikan dalam rapat komite. Rapat komite ini lah yang menentukan
sebuah program akan direalisasikan atau tidak. Kabar ++ pun diizinkan untuk
diproduksi dan menjadi salah satu program yang akan ditayangkan oleh tvOne.
Konsep dasar program Kabar ++ adalah informatif, ringan, musik, black
comedy, kritis dan menghibur. Informatif berarti program ini dapat menyuguhkan
informasi seperti isu-isu yang sedang terjadi di negeri ini kepada para
penontonnya.Kemasan program ini berbeda dengan program berita lainnya yang
cenderung berat dan kaku.Program ini lebih ringan karena penuh dengan canda,
sindiran-sindiran khas yang dilontarkan oleh pembawa acaranya.Program ini pun
68
mengkritisi keadaan atau situasi yang kerap melanda negeri ini.Salah satu yang
menjadi contohnya adalah topik mengenai sepakbola yang disuguhkan pada
episode pertama. Pada episode itu dibahas betapa hebatnya prestasi sepakbola
mancanegara yang mampu mengikuti ajang sepakbola paling bergengsi, Piala
Dunia. Ketika seluruh dunia menantikan ajang akbar tersebut, prestasi sepakbola
Indonesia pun kian terpuruk. Bagaimana bisa mengikuti sebuah ajang sepakbola
dunia jika di negara sendiri acap kali terjadi bentrok akibat pertandingan
sepakbola.Sehingga sepakbola Indonesia dinilai lebih banyak sepaknya daripada
bolanya.
Seperti yang diungkapkan produser program Kabar ++ mengenai konsep
dan ide cerita program Kabar ++ berikut ini:
“kemasan berita santai, ringan, ada unsur-unsur komedi. Tapi karena santainya
dibawa ke black komedi yang orang nonton pengennya pas ngeliat agak
nyadar sendiri. Ada unsur musik, pengennya satir sih, gambaran pahit tapi
yang dibawa santai dan senyum. Kritis, jadi larinya ke kritik sosial tapi ga
terlalu tajam-tajam juga.konsepnya sendiri sih ya pengennya satir, gambaran
pahit tapi dibawa senyum. Contentnya awalnya bahas isu-isu yang lagi hot tapi
makin kesini bahasannya jadi lebih ringan. Program ini lebih ringan dan
menghibur ya dibandingkan dengan program news lainnya. Program ini
komedi, black komedi, ngetawain yang susah tapi bikin yang nonton jadi mikir
juga, hostnya juga nyentrik, suka ketawa.”4
4.1.1.1. Tujuan Program
Berikut adalah tujuan program berdasarkan proposal Kabar ++ yang
dibuat oleh produser program tersebut:
- memberikan warna baru dalam sebuah kemasan majalah berita, ringan
menghibur namun informatif.
4 Wawancara Herwin Krisbianto, produser program kabar ++ (23 September 2010)
69
- menjadi kritik, dan cermin akan kondisi yang ada di masyarakat dan
bangsa.
- Di program ini, penonton bisa mendapatkan informasi, “syukur-syukur”
bisa mawas diri, sambil menikmati atau bahkan bernostalgia dengan lagu-
lagu pilihan.
- menjadi tontonan hiburan yang diterima dengan baik dalam ruang keluarga
(TVR/TVS).
4.1.1.1.1. Informatif
Kemasan berita atau informasi yang berbeda dibandingkan program lain
adalah keunggulan tersendiri bagi Kabar ++.Memberikan warna baru dalam
sebuah kemasan majalah berita, ringan menghibur namun informatif adalah salah
satu tujuan yang hendak digapai oleh program ini.Informasi dikemas dengan lebih
santai, menghibur, berisi unsur black comedy, dan disertai oleh kehadiran musik
dan video klip.Jadi seseorang penonton televisi dapat menyaksikan sebuah
program berita berformat majalah yang sangat informatif dalam suasana yang
lebih santai, tidak berat dan tidak kaku seperti program berita lainnya.
4.1.1.1.2. Edukatif
Terdapat dua pandangan mengenai kualitas sebuah program siaran.
Pandangan pertama berdasarkan pada pengertian kualitas di tangan kelompok
masyarakat tertentu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, sementara yang lain
mendasarkan pada pengertian kualitas aturan mayoritas yang diekspresikan
melalui rating penonton.
70
Kabar ++ berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi
penontonnya.Adapun tujuan edukatif yang dimiliki program ini adalah
memberikan sindiran terhadap keadaan pahit negeri ini.Secara tidak langsung,
acara ini melatih para penontonnya untuk lebih berpikir secara kritis. Seperti yang
diungkapkan oleh produser Kabar ++ tvOne, Herwin Krisbianto:
“kemasan berita santai, ringan, ada unsur-unsur komedi. Tapi karena
santainya dibawa ke black komedi yang orang nonton pengennya pas ngeliat
agak nyadar sendiri. Ada unsur musik, pengennya satir sih, gambaran pahit tapi
yang dibawa santai dan senyum. Kritis, jadi larinya ke kritik sosial tapi ga terlalu
tajam-tajam juga.”5
Seperti yang diungkapkan oleh Arswendo pada saat program ini pertama
kali tayang di episode pertamanya: “Di program ini, penonton bisa mendapatkan
informasi, “syukur-syukur” bisa mawas diri, sambil menikmati atau bahkan
bernostalgia dengan lagu-lagu pilihan.”
Program ini diharapkan mampu menjadi kritik, dan cermin akan kondisi
yang ada di masyarakat dan bangsa dan menjadi tontonan yang dapat diterima
dengan baik di dalam ruang keluarga. Program ini pun secara tidak langsung ingin
membantu menyadarkan masyarakat mengenai situasi yang terjadi di negeri ini
agar penonton menjadi lebih kritis dan berpikir jauh maju ke depan.
4.1.1.1.3. Hiburan
Fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi.Umumnya tujuan
utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan. Program
berita akan sulit bersaing dengan program hiburan, apalagi di waktu-waktu prime
time. ProgramKabar ++ juga memiliki fungsi hiburan. Hiburan pada program
5 Ibid
71
Kabar ++ ini berupa musik atau video klip yang selalu ada di setiap episodenya.
Selain itu penampilan host atau presenter yang cenderung ceria dan memberikan
sindiran-sindiran dengan gelak tawa nya memberikan nilai kekhasan tersendiri
dalam menghibur penontonnya.
“konsepnya sendiri sih ya pengennya satir, gambaran pahit tapi dibawa
senyum. Contentnya awalnya bahas isu-isu yang lagi hot tapi makin kesini
bahasannya jadi lebih ringan. Program ini lebih ringan dan menghibur ya
dibandingkan dengan program news lainnya. Program ini komedi, black komedi,
ngetawain yang susah tapi bikin yang nonton jadi mikir juga, hostnya juga
nyentrik, suka ketawa”.6
Sementara itu mas Ashar selaku planning supervisor mengatakan:
“…..Konsep program ini tetap ceria, menghibur, ringan dan kritis. Kita tetap
menayangkan program dengan konsep yang ringan, menarik, dan ceria”.7
Pada umumnya, televisi berusaha menjaring khalayak penonton dan
pengiklan sebanyak-banyaknya.Oleh karena itu setiap program umumnya
bertujuan informatif atau edukatif namun diusahakan tetap menghibur.Karena
fungsi menghiburlah yang biasanya dipilih sebagian besar orang untuk menonton
televisi.
4.1.1.2. Target Audience
Target audiens secara umum yang ingin dijangkau oleh Kabar ++ adalah
all people. Informasi yang dikemas dengan lebih unik, ringan, santai dan
menghibur diharapkan dapat diterima di seluruh lapisan masyarakat. Namun jam
tayang yang terlalu malam (late night) membuat program ini hanya mampu
merangkum penonton televisi Male, older +30. Keberadaan kompetitor yang
6 Ibid
7 Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010)
72
sudah terlebihi dahulu menguasai pasar pada jam tayang yang sama juga sangat
mempengaruhi Kabar ++.
4.1.2. Strategi Tata Laksana ( Execution Program)
Strategi tata laksana berupa produksi dan pembuatan program tidak
dilaksanakan oleh divisi programming tvOne.Tata laksana sepenuhnya diserahkan
kepada bagian produksi program yang bersangkutan. Proses awal terciptanya
program Kabar ++ seperti yang diuraikan oleh produser program tersebut berasal
dari GM CA yang memberikan instruksi kepada Herwin Krisbianto (produser
program Kabar ++) untuk membuat sebuah program berita yang dibawa santai,
black comedy dan ada unsur musiknya.
“sekitar bulan januari, kita buat rancangan program. Program berita yang
dibawa santai, black komedi tapi ada unsur musiknya. Selesai rancangan kita
kasih ke komite program, ternyata programnya diterima dan akhirnya kita buat
episode pertamanya.”8
Karakteristik program Kabar ++ yang diajukan produser program kepada
komite program adalah program berita yang ringan karena pengemasannya yang
menarik, lucu, dan santai. Seperti yang diungkapkan oleh produser program
Kabar ++ berikut ini:
“kemasan berita santai, ringan, ada unsur-unsur komedi. Tapi karena santainya
dibawa ke black komedi yang orang nonton pengennya pas ngeliat agak nyadar
sendiri. Ada unsur musik, pengennya satir sih, gambaran pahit tapi yang dibawa
santai dan senyum. Kritis, jadi larinya ke kritik sosial tapi ga terlalu tajam-tajam
juga.”9
8 Wawancara produser program Kabar ++, Herwin Krisbianto (23 September 2010)
9 Ibid
73
Tata laksana ini terdiri dari poses pra produksi, produksi dan post
produksi. Berikut adalah uraian mengenai proses tersebut.
4.1.2.1. Pra Produksi
4.1.2.1.1. Tim Produksi Program
Dalam proses pra produksi, kegiatan pertama yang dilakukan adalah
memilih tim produksi. Ketika proses corat-coret konsep untuk membuat dummy
atau pilot projectproduser dibantu oleh satu orang asisten produser. Pada saat itu,
tim inti program Kabar ++ hanya berjumlah dua orang.
Sementara itu untuk keperluan taping host, lightman, audioman, ME, dan
camera person merupakan request dari pihak produser kepada timsupporting atau
teknik produksi.
Setelah dummy selesai dan dipresentasikan kepada GM dan komite
program, maka diputuskan bahwa Kabar ++ mendapat slot tayang, tim produksi
pun bertambah dua orang yang bertugas sebagai reporter. Total anggota tim
produksi Kabar ++ pun bertambah dari dua menjadi empat orang. Seiring
berjalannya waktu, timKabar ++ sudah berjumlah lima orang, yaitu satu orang
bertugas sebagai produser, satu orang asisten produser yang merangkap sebagai
camera persons dan tiga orang reporter. Sedangkan camera person bukan
termasuk tim produksi Kabar ++ tetapi merupakan orang yang dikirim oleh
Departemen Supporting setelah produser merequest kepada koordinator
kameramen.
Dalam proses pra produksi Kabar ++, produser bertugas mengikuti rapat
redaksi untuk menentukan tema setiap episode di setiap minggu, membuat budget
74
mingguan dan bulanan, serta menentukan finalisasi editing. Asisten produser
bertugas membantu produser. Reporter bertugas mecari dan membuat janji
wawancara dengan narasumber, melakukan liputan gambar untuk keperluan
visualisasi dan kameramen membuat perencanaan liputan bersama produser dan
reporter guna mendapatkan gambar yang bagus serta menyiapkan alat-alat
keperluan syuting program Kabar ++.
4.1.2.1.2. Pemilihan Lokasi, Narasumber, Tema dan Pembawa Acara
(Host)
Lokasi syuting host program Kabar ++ dilakukan di luar ruangan atau
outdoor. Seperti yang dikatakan oleh mas Herwin, produser program Kabar ++
berikut ini
“sebenarnya awalnya cuma pengen dapet gambar bagus aja karena pake kamera
jimmy jeep. Karena dapet gambarnya lebar, saya butuh gambar yang viewnya
bagus, bisa dramatis, gambar-gambar yang ekstrim dan gak biasa.Udah gitu
karakternya lebih banyak ke perkampungan.Udah gitu makin kesini kita dapet
karakter lebih ke rakyat kecil makanya di perkampungan.Sebenernya ya awalnya
itu aja pengen dapet gambar bagus.”10
Program acara akan tampak menarik bila pembawa acara menguasai
materi acara sehingga tidak tampak kaku ketika membawakannya kepada
penonton televisi. Intinya, penyiar adalah seorang yang berperan sebagai pemandu
acara televisi, baik dalam paket acara tertentu maupun selingan acara (Kuswandi,
1996 : 138).
Arswendo Atmowiloto dipilih sebagai pembawa acara atau host program
Kabar ++. Hal ini dikarenakan sosok dan karakter Arswendo yang sangat cocok
10
Ibid
75
dengan karakter program ini.Arswendo yang begitu cerdas dan sangat kritis
memberikan sentuhan yang berbeda dalam menyampaikan bahasan tema setiap
episodenya. Dengan gaya menyindir disertai senyum kecut atau gelak tawa yang
begitu menggelitik membuat kritikan yang disampaikan tidak terasa begitu
menusuk dan tidak membuat sakit hati seseorang yang mendengar melainkan
membuat orang yang menontonnya menjadi lebih berpikir kritis.
“Host Arswendo itu pilihan sih. Waktu itu ada beberapa tawaran, saya pilih
Arswendo aja karena ini programmnya komikal, black komedi, ngetawain yang
susah. Arswendo kan karakternya cekakan, ngomongnya ceplas-ceplos tapi
cerdas juga, pemilihan katanya bagus. Yaudah pake host yang nyentrik, yang
cuek, trus ketawanya ngakak, bebas, cerdas dan kritis.”11
Narasumber yang dipilih adalah orang yang memiliki kredibilitas dan
mengetahui dengan pasti mengenai topik yang akan dibahas. Narasumber
memiliki informasi yang akurat tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan menyangkut topik yang diangkat.
Penentuan tema ditentukan melalui 'rapat' redaksi yang diadakan minimal
seminggu sekali. Pemilihanan tema dengan mempertimbangkan nilai berita dan
sisi human interest. Pembahasan tema juga mempertimbangkan sequences visual
dan story masing-masing segmentasi.
Tema yang diangkat dalam setiap episode Kabar ++ pada awalnya adalah
berita yang sedang hangat dibicarakan.Namun seiring berjalannya waktu tema
yang dibahas berubah menjadi hal-hal yang bersifat lebih umum dan terkadang
merupakan setting agenda. Seperti hasil wawancara peneliti dengan mas Herwin
selaku produser Kabar ++ :
11
Ibid
76
“awalnya kita update tentang berita-berita yang lagi hot. Kayak misalnya kasus
century, kita juga ikutan bahas tentang century, lagi rame kasus gayus, kita bahas
kasus gayus juga. Waktu lagi rame tentang banjir, kita bahas tentang banjir,
mulai dari banjir beneran, banjir interupsi di DPR, banjir perdagangan bebas
banjir fasilitas. Jadi dari satu yang lagi in, jadi dikembangin. Jadinya satu tema.
Tapi berikutnya karna ga smeuanya bisa kayak gitu seringnya loncat-loncat yang
penting di minggu itu lg heboh soal apa, itu yang diangkat dengan kemasan yang
berbeda. Sekarang sekitar 1-2 bulan yang lalu kita udah ga terlalu update. Yang
update-update itu udah mulai dilepasin karena kan lama-lama bosen, di kabar-
kabar udah bahas itu masa mau bahas itu lagi. Jadi kita ngambil ke tema yang
timeless. Ngambil warteg lah, pengemis lah.”12
Sedangkan menurut mas Ashar, planning suvervisor divisi
programmingtvOne :
“tidak ada perubahan secara mendasar. Konsep program ini tetap ceria,
menghibur, ringan dan kritis. Kita tetap menayangkan program dengan konsep
yang ringan, menarik, dan ceria. Tetapi makin kesini Kabar ++ tidak hanya
membahas tema berita yang lagi in pada tiap minggu tetapi lebih setting
agenda seperti episode kemaren kita membahas mengenai warteg yang
mengangkat fenomena dukun di dalam warteg .Tema juga sudah agak ringan,
tidak melulu soal politik, episode kemaren juga ada talent detektif ala Kabar
++. Ini penyesuaian yang dilakukan seiring berubahnya jam tayang dari
malam yang serius ke sore yang lebih santai.”13
Tema yang diangkat Kabar ++ pun mengalami perubahan seiring
berjalannya waktu. Tidak ada perubahan yang mendasar pada konsepnya, hanya
saja jika pada awal-awal penayangan Kabar ++ pokok bahasan setiap episode
adalah berita atau isu-isu terkini yang terjadi di negeri ini dimana politik memiliki
porsi yang paling dominan, maka pada saat ini topik yang diangkat dalam setiap
episode adalah hal-hal yang sifatnya lebih timeless tetapi masih ada berkaitan
dengan isu yang sedang menjadi topik pembicaraan meskipun kadarnya jauh
berkurang dibandingkan episode awal. Hal ini dikarenakan produser program
12
Ibid 13
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010)
77
berpikir bahwa ada keadaan bosan dan jenuh di mata penonton karena selalu
dijejalkan oleh berita-berita. Pada program kabar-kabar (Kabar Pagi, Kabar Pasar,
Kabar Petang, Kabar Terkini, dan lainnya), isu-isu terkini sudah ditayangkan dan
dibahas, maka jika isu tersebut kemudian ditayangkan lagi dengan porsi yang
sama dengan bahasan pada program Kabar-Kabar pada program current maka
ditakutkan penonton akan merasa jenuh dan bosan sehingga meninggalkan
program tersebut dan memilih program dari stasiun televisi lain untuk disaksikan.
4.1.2.2. Proses Produksi
4.1.2.2.1. Narasumber
Sebelum menuju ke lokasi liputan, tim yang akan meliput akan
menghubungi narasumber yang akan diwawancara. Hal ini bertujuan untuk
mengingatkan narasumber bahwa pada hari itu akan dilaksanakan wawancara dan
pengambilan gambar untuk program Kabar ++ dan juga mengingatkan lokasi
tempat berlangsungnya wawancara.
4.1.2.2.2. Wawancara
Setelah membuat janji waktu untuk melakukan wawancara, maka tim
produksi menuju ke lokasi yang telah disepakati sebagai tempat berlangsungnya
wawancara. Setelah tiba di lokasi, maka reporter akan melakukan pendekatan
interpersonal kepada narasumber agar wawancara dapat berlangsung baik dan
lancar. Sementara itu kameramen dan kru lainnya akan menyiapkan peralatan
untuk keperluan syuitng seperti kamera, mic, tripod dan lighting.
78
4.1.2.2.3. Liputan
Salah satu penunjang program dengan gaya bertutur adalah visualisasi.
Visualisasi adalah bentuk gambar yang didapatkan dari hasil liputan.Visualisasi
yang sangat baik akan sangat membantu dalam menyampaikan informasi kepada
penonton. Visualisasi mengenai tema yang diangkat pada awalnya hanya
mengambil stok gambar dari library news tvOne saja. Ketika itu bahasan setiap
episode mengenai hot isu yang sedang terjadi sehingga sangat mudah memperoleh
gambar dari program-program berita lain. Namun ketika bahasan Kabar ++
berubah menajdi tema yang lebih general, tim produksi melakukan liputan sendiri
untuk memperoleh stok gambar. Liputan ini menggunakan kamera yang dapat
mengambil gambar dari atas dan menghasilkan gambar dengan jangkauan yang
luas.Dalam liputan ini peran kameramen sangat menentukan keberhasilan gambar
yang dihasilkan. Sehingga penonton mampu menangkap pesan apa yang hendak
disampaikan.
Metode liputanKabar ++ adalah sebagai berikut:
Tim peliput terdiri dari 2 orang kru, yaitu 1 orang reporter dan 1 orang
camera person.
Liputan dilakukan dengan cara pengambilan gambar di berbagai lokasi
liputan, dan wawancara dengan masyarakat/narasumber.
Riset pustaka dan pengumpulan footage (berita terbaru).
Kesulitan pun terkadang muncul dalam proses visualisasi ini, seperti yang
diungkapkan produser Kabar ++, mas Herwin Krisbiato:
“awalnya sih kita cuma ngambil dari library. Kalau sekarang kebanyakan
kita liputan sendiri, soalnya tema yang diangkat kan bukan isu-isu terkini lagi. Ya
tinggal kerjasama yang baik aja sama cameramen, editor, reporter. Standar yang
kita tetapkan pun juga harus tinggi. Ya lumayan susah untuk visualnya karena ga
79
semua gambar bisa dimainin di editing. Kalau gambarnya garing ya susah
dimainin editing.”14
4.1.2.2.4. Taping Production
Taping production adalah proses pengambilan gambar presenter di lokasi
yang sudah ditentukan. Dalam taping production ini kamera yang digunakan
berbeda dengan kamera yang digunakan saat liputan untuk gambar visualisasi.Jika
pada pengemabilan gambar untuk visualisasi atau liputan digunakan kamera
jimmy jip maka saat taping ptoduction tim produksi hanya menggunakan kamera
biasa untuk pengambilan gambar presenter.
Taping host dilakukan sekali seminggu dibantu oleh tim produksi teknik
yang mengutus kameramen untuk membantu proses pengambilan gambar
ditemani oleh satu orang reporter dari tim produksi Kabar ++. Kameramen yang
dikirim oleh bagian tehnik berdasarkan request dari tim produksi program
(produser).
4.1.2.3. Post Production
4.1.2.3.1. Verbatim
Verbatim dalam proses produksi Kabar ++ adalah menuliskan hasil
wawancara secara lengkap dari narasumber disertai dengan time code setiap
memasuki pertanyaan baru. Hal ini bertujuan untuk memudahkan cameramen dan
editor menentukan gambar mana yang akan dipilih untuk tayang pada program
Kabar ++.
14
Wawancara produser program Kabar ++, Herwin Krisbianto (23 September 2010)
80
4.1.2.3.2. Injest Gambar
Setelah proses verbatim, hal yang dilakukan oleh tim produksi Kabar ++
adalah injest gambar atau memilih gambar dari hasil syuting. Proses ini juga
mengatur atau menyusun urutan gambar mana yang akan ditayangkan terlebih
dahulu pada program Kabar ++.
4.1.2.3.3. Musik
Lagu atau musik serta video klip menjadi kesulitan kreativitas tersendiri
yang dihadapi oleh produser program Kabar ++ pada awal pembuatan program
ini. Seperti yang diungkapkan produser pada saat peneliti melakukan wawancara
sebagai berikut:
“awalnya lagu sih. Lagu sama videoklip itu saya pikirin banget, tapi makin kesini
jadi sama-sama mikirinnya sama yang lain. Kebetulan editornya juga udah
taulah, jadi udah enak sekarang. “15
Program Kabar ++ berbeda dengan program liputan bertutur
lainnya.Program ini disokong oleh musik dan video klip yang mengiringi bahasan
atau tema yang diangkat.Pemilihan lagu yang dipilih berdasarkan liriknya.
Biasanya tim produksi Kabar ++ tidak memilih lagu-lagu yang linear. Lagu linear
ini maksudnya adalah bukan lagu yang akan muncul di otak seseorang ketika
membahas sesuatu. Misalnya ketika membahas mengenai anggota dewan,
biasanya orang akan teringat lagu-lagu iwan fals dan slank di benaknya. Namun
tim produksi program ini lebih memilih lagu lidah tidak bertulang yang sepintas
15
Ibid
81
kita akan berpikir tidak akan cocok tetapi ketika liriknya kita hayati maka ternyata
lagu itu sangat cocok dengan bahasan tema yang diangkat.
Berikut adalah hasil wawancara peneliti mengenai bagaimana cara
produser mengupdate musik dan video klip untuk tayang setiap episodenya tanpa
harus keluar dari tema yang sedang menjadi bahasan:
“mengupdate musik, nyocokin sama tema yang diangkat itu susah
gampang, tapi menyenangkan menurut saya. Pertama bikin program aja yang
saya lakukan setelah dapet tema saya nyari lagu, nyari lirik yang mirip-mirip
sama temanya. Lagu jadi faktor utama dalam program ini.saya maunya lagu yang
gak linear tapi liriknya nyambung. Misalnya pas lagi rame kasus penculikan
anak, saya masukin lagu BCL-aku tak ingin sendiri. Kalau diliat liriknya itu
nyambung kalo disesuaikan sama VO dan skrip padahal itu bukan lagu untuk
anak-anak.”16
4.1.2.3.3 Editing
Proses selanjutnya adalah editing. Editing adalah proses penyempurnaan
dari gambar yang diperoleh saat injest. Musik yang sudah dipilih, bcaksound dan
dubber pun dimasukkan pada proses ini. Editan berupa efek slow motion dan
lainnya pun ditambahkan pada proses ini. Hal ini bertujuan agar gambar semakin
terlihat bagus dan menarik. Setelah semuanya selesai dan di print maka program
ini siap untuk dibawa ke MCR (Master Control Room) agar ditangani oleh On Air
Presentation yang bertugas mengoperasikan program Kabar ++ kepada pemirsa.
Pada saat pelaksanaan proses editing, editor ditemani oleh produser.
Produserlah yang bertugas memberikan pengarahan kepada editor karena produser
lebih mengetahui dengan jelas konsep dan format program sementara editor
bertugas menjalankan instruksi yang diberikan oleh produser.
16
Ibid
82
4.1.3. Penjadwalan Program (Scheduling Program)
Kegiatan scheduling terdiri dari tiga komponen utama yaitu: komposisi
khalayak, waktu menonton televisi dan strategi penjadwalan program acara yang
biasa digunakan di stasiun televisi (Sherman, 1995:340).
Banyak hal yang mempengaruhi proses penjadwalan atau penetapan jam
tayang sebuah program. Metode pernjadwalan yang terjadi di tvOne dilakukan
dengan pertimbangan banner berdasarkan day part atau kelompok jam tayang
tertentu yang bisa terdiri dari beberapa program tertentu. Biasanya dipisahkan
program-program yang akan tayang di hari kerja dan hari libur. Rata-rata program
yang ditayangkan di hari kerja merupakan program stripping. Mengenai
penjadwalan atau penentuan jam tayang terhadap berbagai program acara tvOne
diungkapkan oleh Mas Ashar sebaga berikut:
“untuk menentukan pemilihan jam tayang ada beberapa hal dasar yang
biasanya kita perhatikan adalah target penonton yang kita sasar yang
disesuaikan dengan target penonton umum tvOne, tingkat persaingan untuk
perebutan penonton tersebut, dari target penonton yang sudah kita analisis,
kemudian kita sesuaikan dengan konsentrasi kontent program (atau strategi
penyesuaian kontent program dengan market penonton yang kita sasar), baru kita
sesuaikan dengan kemasan yang paling memungkinkan untuk menarik minat
penonton semaksimal mungkin dan khusus untuk program prime time kita
usahakan semaksimal mungkin untuk menayangkan program–program dengan
kemasan berita karena memang kita adalah televisi berita. Hanya saja, untuk
mempertimbangkan masa hidup program yang bertahan lama, faktor kemasan
yang menarik dan content yang memikat penting untuk diperhatikan.”17
Untuk program Kabar ++ ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
penjadwalannya, seperti yang dipaparkan oleh Ashar Juandar selaku planning
supervisor divisi programming berikut ini:
17
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor dovisi programming tvOne (23 September 2010)
83
“Memperhatikan target penonton kita siapa, dengan program yang seperti ini
kita bisa menyerap penonton dari program manalagi di stasiun televisi lain,
dan besar penonton yang ingin kita garap secara tv. Kan seharusnya ada yang
difungsikan secara tv dan secara program. Kalau tvOne male older (+30),
dengan adanya Kabar ++ di jumat dengan format yang berbeda tadinya ingin
melawan kick andy yang mampu menyerap viewer yang begitu banyak. Namun
ternyata formula ini tidak begitu mempan dan kita mencoba menjadwal ulang
dan mencoba menayangkannya di sore hari setiap sabtu, biasa kita
menyebutnya weekly.”18
Penjadwalan program Kabar ++ dilakukan untuk menempatkan waktu
tayang program tersebut, pada hari apa dan jam berapa hingga penempatan untuk
promo program tersebut. Untuk meningkatkan rating, maka program Kabar ++
diletakkan sesuai dengan target audience nya.
Kabar ++ pertama kali ditayangkan setiap Jumat pada pukul 23.00 atau
21.30 dengan harapan dapat merangkum target utama khalayak penontonnya,
yaitu ABC+, Male Older.
“program Kabar ++ ditempatkan di malam hari karena kita berpikir
bahwa tidak mungkin meletakkan acara ini pada prime time mengingat kita lebih
fokus untuk acara yang lebih aktual di letakkan pada prime time. Karena pada
waktu itu sedang banyak peristiwa aktual yang terjadi pada saat itu sehingga
tidak memungkinkan meletakkan program Kabar ++ di prime time. dan acara ini
acara lelaki banget. Makanya diletakkan di malam, setelah AKI malam, karena
AKI malam dedicated untuk program feature, magazine, documenter, unsur laki-
laki mengental disitu karena setelah Kabar ++ adalah kabar arena. Jadi secara
alur ga terlalu jumping.”19
Program Kabar ++ awalnya ingin melawan program Kick Andy – Metro
tv yang pada saat itu sangat bagus rating dan sharenya dan mampu meraih
penonton melebihi target audiensnya. Format acara pun dibuat jauh berbeda
dibandingkan program tersebut.Namun ternyata keberadaan Kabar ++ tidak
seberhasil yang dibayangkan.Hal ini secara tidak langsung menjadikan kompetitor
18
Ibid 19
Wawancara M.Syaherman, Manager planning and scheduling divisi programming tvOne (7 Oktober 2010)
84
program sebagai salah satu aspek yang menentukan keberhasilan performa sebuah
program.
“awalnya program Kabar ++ ditempatkan di malam hari setiap jumat
dengan alasan ingin melawan kick andy-nya metro tv. Namun ternyata angka
rating dan share yang didapatkan tidak memuaskan.”20
Berikut ini adalah tehnik-tehnik penjadwalan yang diterapkan oleh divisi
programming tvOne untuk mempertahankan keberlangsungan hidup sebuah
program:
Lead in : meletakkan program yang kuat (rating tinggi) sebelum program
yang lemah (rating rendah) dengan harapan dapat mengangkat program
yang lemah sehingga rating nya tidak terlalu terpuruk.
Head to head : menarik audiens yang sama dengan audiens program
televisi kompetitor dengan cara menayangkan program yang sama pula.
Counterprogramming : strategi merebut audiens program televisi
kompetitor dengan cara menayangkan program yang memiliki daya tarik
berbeda.
Block programming : mempertahankan audiens yang sudah ada untuk
tidak mengganti saluran dengan cara menayangkan program acara yang
sejenis selama waktu siaran tertentu.
Hammock : menyelipkan program yang lemah diantara program yang kuat
agar ratingnya dapat meningkat dikarenakan khalayak “tertahan” untuk
menyaksikan tvOne.
Stunting : merebut perhatian audiens dengan cara melakukan perubahan
jadwal program secara cepat
20
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010)
85
Checkerboard : penayangan program dengan pengaturan di hari-hari
tertentu. Misalnya program Kabar Haji yang hanya tayang di musim haji.
Untuk program Kabar ++ sendiri, tvOne menerapkan tehnik
counterprogramming yaitu merebut perhatian audiens dari stasiun televisi
kompetitor dengan cara menayangkan program yang memiliki daya tarik yang
berbeda dengan program kompetitor.
Namun ternyata strategi counterprogrammingyang diterapkan oleh divisi
programming untuk melawan program Kick Andy televisi kompetitor tidak
berhasil. Angka rating dan share yang didapatkan pun semakin menurun.
Pengaruh yang ditimbulkan dari semakin merosotnya angka rating dan share yang
diperoleh oleh program Kabar ++ selama enam bulan penayangannya di malam
hari, membuat programming memikirkan apa yang harus dilakukan untuk
menyelamatkan keberlangsungan program ini.Maka divisi programming tvOne
pun melakukan penjadwalan ulang untuk program ini menjadi weekend di sore
hari sehingga program ini dapat tetap bertahan dan terus tayang di layar kaca
tvOne.
Perpindahan jam tayang ini belum terlalu lama dilakukan. Ketika peneliti
melakukan wawancara, baru ada satu episode yang ditayangkan pada sore hari.
Adapun alasan yang menjadikan program Kabar ++ dipindahtayangkan menjadi
sore hari di akhir Minggu tidak hanya sebatas keunikan kemasan yang dimiliki
program ini tetapi juga keinginan stasiun televisi yang masih ingin menyerap
banyak audiens untuk menyaksikan program ini. Seperti yang diungkapkan mas
Ashar mengenai alasan lain selain faktor rating mengapa jam tayang Kabar ++
dipindahkan.
86
“kondisi jadwal sebuah program tidak bisa dipisahkan dari program itu
sendiri, kompetitor , dan program-program lain karena kalau kita berhasil
mengutak-atik maka kita bisa membuat sebuah program akan saling menunjang
program lainnya. nyaris 6 bulan di jam malam, ada gejala stucknasi di sisi
penonton. Ternyata program seperti Kabar ++ yang contentnya bisa apa saja
seperti current atau setting agenda dengan format yang lebih unik, agak
nyeleneh, dan ceria akan lebih cocok jika ditaro di sore dan bisa menyerap
penonton tidak hanya male tetapi juga ibu-ibu yang tidak begitu menyukai
hardnews. Intinya planning dan scheduling ini seperti seni scrabble, dengan
mengutak-atik bagaimana caranya sebuah program bisa eksis di televisi.”21
Ketika dipindahtayangkan menjadi sore hari di akhir pekan, maka
kompetitor program Kabar ++ pun berubah menjadi acara musik, infotainment,
dan acara reality show. Seperti yang diungkapkan oleh mas Ashar, planning
suvervisor divisi programming tvOne:
“saat tayang di malam hari, kompetitor utama kita adalah kick andy
metro tv. Namun saat pindah ke sore hari maka yang menjadi kompetitor Kabar
++ adalah program reality dan infotainment.”22
Dikarenakan program Kabar ++ memiliki kemasan yang unik dan
berbeda dari program lainnya maka bagian programming tvOne pun memutuskan
untuk tetap mempertahankan program ini. Seperti yang dipaparkan oleh mas
Ashar selaku planning supervisor divisi programming tvOne ketika peneliti
bertanya mengenai apakah program Kabar ++akan tetap dilanjutkan
penayangannya,
“masih, karena dari sisi kemasan dia masih unik dan berbeda dengan program-
program lain. Meski angka share di bawah 4 yang didapatkan Kabar ++ saat
tayang di malam hari itu sudah warning. Tetapi karena kemasan program yang
masih sangat berbeda, maka acara ini masih tetap dipertahankan dengan cara
memindahkan jam tayang. Setidaknya animo penonton lebih bagus ketika
program ini dipindahkan ke sore hari dibandingkan ketika dimainkan di
malam.”23
21
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010) 22
Ibid 23
ibid
87
Hal yang sama mengenai apakah program Kabar ++ akan tetap
dilanjutkan penayangannya atau tidak dipaparkan oleh Mas Herman selaku
Manager Planning and Scheduling divisi Programming tvOne.
“sampai sejauh ini masih akan tetap dipertahankan. Pertimbangannya
adalah kemasannya yang unik dan berbeda dari program televisi kebanyakan.”24
Periode menonton televisi merupakan pembagian waktu yang dilakukan
oleh seorang programmer dengan membagi 20 atau 24 jam sehari tayangan
stasiun televisi menjadi beberapa periode waktu standar tertentu untuk dapat
mengelompokkan program-program acara yang akan ditayangkan pada waktu-
waktu tersebut.Periode waktu tersebut terbagi menjadi tiga kategori waktu, yaitu
daytime, evenight dan late-night.
Pada periode waktu morning, jumlah khalayak yang menonton televisi
cenderung stabil antara 20% - 25% dari jumlah keseluruhan.Periode ini
didominasi oleh khalayak yang terdiri dari orang dewasa, yang tidak bekerja,
wanita, dan anak kecil. Jenis program yang mendominasi adalah talkshow, film,
dan program anak-anak. Pada periode waktu ketiga, yaitu afternoon, pengguna
televisi meningkat dari perbandingan 1 : 4 menjadi 1 : 3 per rumah tangga. Jenis
tayangan program acara yang mendominasi waktu ini adalah soap operas
(telenovela/sinetron), film, game show, dan program anak.
Periode waktu evening programming, terbagi menjadi tiga bagian yaitu
early fringe (4-6 pm), early news (6-7 pm), dan prime time access (7-8 pm). Early
fringe merupakan periode waktu ketika audiens mulai bermunculan untuk
menyaksikan tayangan sore. Sekitar 40% dari jumlah program televisi yang ada
24
Wawancara M.Syaherman, Manager planning and scheduling divisi programming tvOne (7 Oktober 2010)
88
mulai dinyalakan khalayak di saat akhir periode waktu ini.Program-program
popular seperti situasi komedi adalah yang paling banyak dipilih penonton pada
periode waktu ini. Pada periode early evening atau early news yang hanya
berdurasi 1 jam ini menjadi sangat penting karena menjelang jam 7 malam,
setengah dari jumlah televisi yang ada di rumah diakses oleh pemirsa. Periode
waktu ini menjadi waktu yang kritis bagi para stasiun televisi untuk dapat menarik
dan mempertahankan khalayak sebanyak mungkin.Tayangan yang paling banyak
mendominasi periode waktu ini adalah berita dan sinetron.
Prime time acces yang berdurasi 1 jam merupakan periode dimana 60%
dari jumlah program televisi yang ada ditonton oleh audiens. Jenis tayangan yang
mendominasi adalah film dan sinetron. Periode ini merupakan periode waktu yang
menghantarkan khalayak untuk tetap stay-tuned sampai ke jam tayang utama
(prime time). Prime time merupakan segmen waktu tayang terpenting dalam bisnis
siaran televisi, karena pada jam tayang ini jumlah khalayak yang menonton
televisi mencapai puncaknya dari berbagai kriteria audiens yang ada.
Periode waktu yang terakhir adalah late night programming yang terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu late fringe (11 – 11.30 pm), late night (11.30 pm –
2am) dan overnight (2am – 6am).Late fringe didominasi oleh tayangan berita.
Pada waktu ini jumlah khalayak terus menurun dibandingkan dengan jumlah
khalayak pada waktu prime time. Sedangkan pad awaktu late night program
televisi didominasi oleh tayangan movies, reality programs, dan berita. Pada
periode waktu terakhir, perbandingan televisi yang ditonton adalah 1 : 10 per
rumah tangga. Program siaran ulang berita malam, film-film lama, dan tayangan
home shopping menjadi program yang mendominasi pada periode waktu ini.
89
Berikut adalah pembagian sikluas aktivitas audiens mulai dari bangun
tidur hingga tidur kembali, maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen.
Setiap segmen memiliki ciri-ciri audiens yang berbeda. Secara umum,
programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian (Morissan, 2009 : 304) :
1. Prime time 19.30 – 23.00
2. Late fringe time 23.00 – 01.00
3. All other time 01.00 – 10.00
4. Day time 10.00 – 16.30
5. Fringe time 16.30 – 19.30
4.1.4. Evaluasi Program (evaluation)
Evaluasi program merupakan bentuk kegiatan terakhir programming. Pada
tahap ini, programmer harus mampu membaca situasi dan melihat performa
program.Hal ini bertujuan untuk terus menarik dan mempertahankan jumlah
pemirsa sebanyak mungkin.Dalam evaluasi program ini juga dilihat sejauh mana
program-program yang ditampilkan mampu mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menentukan program mana yang akan tetap ditayangkan, program mana yang
akan dipindahtayangkan dan program mana yang akan diberhentikan
penayangannya. Programmer menggunakan ukuran-ukuran tertentu dalam
mengevaluasi program acara, misalnya rating program dan masukan dari berbagai
data yang diperoleh dari berbagai sumber atau pihak (Sherman, 1995 : 305).
Proses kegiatan evaluasi dilakukan divisi programming dengan mengamati
naik dan turunnya audiens per segmen program setiap episodenya dan
pengamatan pada setiap episode setiap minggunya. Keberhasilan sebuah program
90
diukur berdasarkan tiga aspek yang paling diutamakan oleh para pengelola stasiun
televisi, yakni aspek kepermisaan (rating), citra stasiun televisi (image), dan aspek
finansial (pengiklan atau pengisi slot iklan).
Ketika ditanya mengenai bentuk kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh
divisi programming tvOne, Ashar Juandar memaparkan sebagai berikut:
“evaluasi itu kan bermacam-macam. Ada evaluasi secara performa program dan
ada evaluasi strateginya program ini mau diapakan.Tetap ditayangkan atau
diberhentikan penayangannya.Biasanya kita berpatokan pada rating dan
share.Dari angka-angka itu kita bisa melihat seberapa banyak orang yang
menonton program tersebut pada saat itu.Kita bisa liat dari tiap menit dan
segmen mana yang paling rendah. Mungkin bahasan pada segmen itu kurang
menarik, jadi kita bisa membuat formula baru untuk mengatasi hal tersebut.
Setiap program itu evaluasinya setiap minggu.Data dari AC Nielsen biasanya kita
dapatkan setiap hari Rabu. Dari data itu kita bisa mengetahui naik turunnya
performa sebuah program, yaitu rating dan audience share tadi. Yang kedua
adalah revenue slot iklan penuh atau tidak.”25
Pihak programming tvOne pun melakukan evaluasi terhadap program
Kabar ++. Evaluasi pun dilakukan karena setelah diliat penempatan jam tayang
memang tidak cocok karena semakin menurunnya rating dan share yang
didapatkan program Kabar ++. Seperti yang dikatakan oleh Ashar Juandar selaku
planning supervisor divisi programming tvOne:
“Standar paling simple yang kita lakukan adalah berdasarkan rating dan share.
Program kita anggap perform atau baik jika rata-rata share nya berada di atas
rata-rata share televisi. Namun ada berbagai macam pertimbangan apakah
program tetep akan dipertahankan sesuai jam tayang atau dipindahkan jam
tayang yang kita prediksikan akan lebih memudahkan program tsb untuk lebih
perform lagi dan memberikan konstribusi yang lebih pas. Misalnya untuk Kabar
++, kita pindahkan jam tayang dengan alasan bisa tidak di sore jika memang di
malam hari program ini tidak terlalu sukses, tanpa mengganti content
program.”26
25
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010) 26
Ibid
91
Ketika ditanya mengenai apakah rating dan share merupakan hasil akhir
penanda keberhasilan program, Muhammad Syaherman selaku Manager Planning
and Scheduling divisi programming mengatakan:
“konsekuensi logisnya begini, ketika rating dan share bagus akan memudahkan
untuk menjual program kepada agensi iklan. Karena selain rating, aspek finansial
juga menentukan keberhasilan program.”27
Rating adalah suatu ukuran yang menunjukkan bagian dari sejumlah
individu atau rumah tangga yang melihat tanda atau mendengarkan sebuah
program pada suatu waktu tertentu yang biasanya dinyatakan dalam persentase
(Kasali, 1993 : 148). Berdasarkan hasil riset yang dilakukan, program Kabar ++
ternyata tidak memperoleh rating dan share yang memuaskan. Selama 6 bulan
penayangannya di jam malam ternyata membuat rating program ini semakin
merosot. Hal ini seperti yang diungkapkan planning supervisor
divisiprogramming tvOne ketika ditanya mengenai rating dan share yang
diperoleh program Kabar ++.
“rating dan share yang diperoleh Kabar ++ pada waktu ditayangkan malam hari
tidak begitu menggembirakan. Biasanya hanya bermain di angka 0,3 dan 4.
Namun ketika pindah jam tayang angka tersebut mulai bermain di 4,5. Namun
penayangan Kabar ++ di sore hari baru satu episode sehingga kita belum bisa
menarik kesimpulan langsung apakah angka itu akan terus menggembirakan
atau tidak.”28
Rating dianggap sebagai parameter kuantitatif dimana persepsi yang ada
diantara stasiun televisi, khalayak, dan pengiklan memaksakan setidaknya
terdapat perhitungan pasti dari besar angka yang ditunjukkan oleh rating. Oleh
27
Wawancara M.Syaherman, Manager planning and scheduling divisi programming tvOne (7 Oktober 2010) 28
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010)
92
sebab itu, rating Kabar ++ pun menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi
oleh produser Kabar ++.
“lebih ke rating sih. Ratingnya kok ya segitu-gitu aja.Untuk ukuran saya
sih jelek, tapi untuk standar tvOne sih ya ada yang jelek juga. Kan kemaren ini
cuma main di 0,8-4 padahal kan target CA itu 6-7. Tapi kalau diperhatiin rating-
rating yang lain ya emang susah sih..."29
Divisi programming pun menganggap perlu melakukan sesuatu untuk
tetap mempertahankan program Kabar ++. Hal ini disebabkan karena Kabar ++
adalah program yang memiliki varian yang berbeda diantara program lainnya
yang disiarkan oleh tvOne, yang rata-rata adalah program berita.Variasi program
memberikan imageyang berbeda terhadap stasiun televisi, terutama televisi
bergenre berita. Sehingga program seperti Kabar ++ yang variannya berbeda
dibandingkan program tvOne lainnya tetap dipertahankan dengan menemukan
cara baru agar program tersebut dapat menjangkau audiens dalam jumlah banyak.
Maka programming pun melakukan perubahan jadwal penayangan Kabar ++
dengan memindahkan jadwal Kabar ++ yang awalnya tayang pada hari Jumat
pukul 22.30 WIB menjadi pukul 16.00 pada hari Sabtu.Pindahnya jam tayang
tidak serta merta membuat Kabar ++ langsung berada di posisi puncak.
Berdasarkan wawancara dengan Herwin Krisbianto, produser program Kabar ++,
rating Kabar ++ naik pada saat pertama kali tayang di sore hari.
“baru sekali tayang sih yang sore, angka nya sih naik tapi angka-angka
itu udah pernah dicapai juga pas tayang di malam. Jadi ya belum begitu kebaca
lah cuma kalau diliat dari tren kayaknya sih bakalan naik.”30
29
Wawancara produser program kabar ++, Herwin Krisbianto (23 September 2010) 30
Ibid
93
Manager planning and scheduling divisi programming pun berkomentar
mengenai rating yang diperoleh oleh Kabar ++ baik saat tayang dan malam dan
sore hari sebagai berikut:
“selama penayangannya di malam hari, rating dan share semakin lama
semakin menurun dan kalah eksis disbanding kick andy, begitu dipindahkan ke
sore hari di weekend rating dan share bergerak naik meskipun tidak langsung
naik drastis.”31
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan rating dan share program
Kabar ++ dilihat dari segi penonton program edisi tanggal 19-25 September
2010:
ABCDE AB ABC1 ABC
TVR TVS INDEX TVR TVS INDEX TVR TVS INDEX TVR TVS INDEX
All 5+ 0.4 3.0 100 0.4 3.5 111 0.3 2.3 83 0.3 2.6 85
All 15+ 0.4 3.3 107 0.5 3.9 129 0.4 2.7 98 0.4 3.1 100
Kids 5 - 14 0.3 2.0 73 0.1 1.3 32 0.1 0.7 24 0.1 0.8 26
Young 15- 34 0.3 2.4 78 0.1 1.2 36 0.2 1.3 48 0.2 1.9 61
Mature 35-49 0.5 5.0 140 0.9 6.8 234 0.6 4.8 154 0.5 5.4 147
Older 50+ 0.5 3.8 144 0.9 5.3 229 0.6 3.7 161 0.5 3.4 145
Male 15+ 0.4 4.1 119 0.2 2.1 55 0.2 1.9 61 0.3 3.3 92
Female 15+ 0.4 2.7 95 0.7 5.0 199 0.5 3.3 134 0.4 3.0 108
Blue Collar 0.4 4.4 120 0.1 0.6 16 0.2 1.9 62 0.2 2.3 53
White Collar 0.3 2.8 89 0.3 2.8 85 0.3 2.0 72 0.3 2.7 88
Student 0.3 2.3 82 0.1 1.3 35 0.2 1.5 52 0.1 0.9 30
Housewife 0.7 4.4 177 2.6 14.7 699 1.3 7.5 342 1.0 6.1 257
Others 0.2 1.4 46 0.1 0.9 34 0.1 1.0 33 0.2 1.4 48
Tabel 4.1 Rating &Share Kabar ++
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rating dan share yang diperoleh oleh
program Kabar ++ per tanggal 19 – 25 September 2010. Rating program Kabar
++ lebih tinggi dikalangan audiens berprofesi sebagai housewife kemudian diikuti
oleh audiens dewasa dengan rentang usia 35-49 tahun. Dari tabel di atas terbukti
31
Wawancara Manager planning and scheduling divisi programming tvOne (7 Oktober 2010)
94
bahwa ternyata setelah program dipindahtayangkan menjadi sore hari, banyak
audiens wanita (ibu rumah tangga) yang menyaksikan program ini. Salah satu
target yang diinginkan programmer saat program ini dipindahtayangkan adalah
ingin menjangkau ibu rumah tangga sebagai audiens karena program ini berformat
ringan dan mudah diterima serta menghibur.
Jika dilihat dari angka index yang diperoleh Kabar ++ yang sebagian
meraih angka diatas atau besar dari 100, maka dapat disimpulkan bahwa program
ini semakin cocok dan disukai target audiensnya. Meski rating yang diperoleh
tidak terlalu bagus, tetapi ternyata orang-orang yang menonton Kabar ++ adalah
audiens yang memang merupakan target khalayak program Kabar ++.
Berikut ini adalah rating dan share yang diraih Kabar ++ di beberapa kota
(edisi tanggal 19-25 September 2010), dengan target audiens 15+ ABC1:
Description TVR TVS INDEX
All Market 0.4 2.7 98
Jakarta 0.4 3.1 99
Bandung 0.3 1.5 110
Semarang 0.6 3.6 128
Surabaya 0.3 2.4 70
Medan 0.3 3.3 111
Makasar 0.2 1.4 48
Yogyakarta 0.0 0.4 37
Palembang 0.1 0.5 135
Denpasar 0.7 3.8 125
Banjarmasain 0.7 3.6 242
Tabel 4.2 Rating&Share Kabar ++ di beberapa kota
Dari tabel diatas diperoleh data bahwa berdasarkan riset AGB Nielsen,
jumlah penonton yang menonton program Kabar ++ pada waktu tertentu paling
besar adalah audiens yang berlokasi di kota Denpasar, Banjarmasin dan
95
Semarang. Sementara di Yogyakarta sama sekali tidak ada yang menyaksikan
program ini.
Meskipun Denpasar dan Banjarmasin meraih rating yang sama, namun
ternyata di Banjarmasin program Kabar ++ disaksikan oleh audiens yang
memang target khalayak program ini dan program ini begitu disukai oleh
khalayaknya. Hal ini terlihat dari angka index yang diraih Kabar ++ di
Banjarmasin jauh lebih tinggi daripada Bali.
Tingginya index ini seharusnya bisa dijadikan pedoman oleh para
pengiklan untuk memasang iklan yang lebih segmented sesuai audiens. Karena
jika index besar dari 100, maka itu berarti program disaksikan oleh audiens yang
merupakan target khalayak program tersebut. Dengan demikian, para pengiklan
dapat lebih mudah memasarkan produk yang sesuai dengan target khalayak
program ini karena audiensnya sudah jelas dan segmented. Jika index kecil dari
100, meski rating yang diperoleh oleh program tersebut tinggi tetapi program
tidak sesuai dengan khalayak sasaran.Artinya, program memang ditonton oleh
jumlah audiens yang besar, namun jumlah audiens yang besar itu ternyata
bukanlah sasaran khalayak program tersebut. Sehingga akan lebih baik jika
produk yang diklankan di program ini adalah produk yang sifatnya umum atau
general.
Ketika ditanya apakah rating dan share adalah penentu akhir keberhasilan
sebuah program, Ashar Juandar sebagai planning supervisor divisi programming
tvOne menjelaskan:
“sebenarnya tidak. ada faktor lain seperti apakah program tersebut merupakan
icon sebuah stasiun televisi. Selain itu, kehadirannya juga dipertimbangkan dari
sisi varian program. Kalau memang secara perform dia belum tentu
96
menggembirakan tetapi secara variasi program merupakan program yang
memiliki prospek ke depan kenapa tidak kita pertahankan.”32
Rating dan share pun diakui produser program Kabar ++, Herwin
Krisbianto sebagai tantangan yang harus dihadapi dalam memproduseri program
ini. Seperti yang diungkapkannya saat peneliti melakukan wawancara.
“lebih ke rating sih. Ratingnya kok ya segitu-gitu aja.Untuk ukuran saya sih jelek,
tapi untuk standar tvOne sih ya ada yang jelek juga. Kan kemaren ini cuma
main di 0,8-4 padahal kan target CA itu 6-7. Tapi kalau diperhatiin rating-
rating yang lain ya emang susah sih. Tantangan lainnya sih ya ngejaga
karakter program, gimana setiap episodenya karakter program tetap,
visualnya kaya, musiknya kaya, kemasannya tetap bagus. Ya tantangan lain ya
paling setiap minggu nyari ide apalagi-apalagi, sama kaya setiap produser
lah.”33
Ketika pindah jam tayang menjadi sore hari di akhir pekan, rating dan
share yang didapatkan Kabar ++ pun merangkak naik. Seperti yang diungkapkan
oleh Ashar Juandar selaku planning supervisor dan Muhammad Syaherman,
Manager planning and scheduling divisi programming tvOne berikut ini:
“kemarin pindah jam tayang cukup menggembirakan. Biasanya yang hanya
bermain di sekitar 3,4 ketika pindah pertama kali langsung berada di atas 4,5.
Setidaknya penonton bisa lebih menerima program tersebut diletakkan pada
sore hari dibanding malam hari.”34
“…..begitu dipindahkan ke sore hari di weekend rating dan share bergerak naik
meskipun tidak langsung naik drastis.”35
Sistem penjualan program tvOne adalah mendahulukan menjual program
utama atau program andalan.Program andalan disini speerti Kabar Petang, Apa
Kabar Indonesia Pagi dan Apa Kabar Indonesia Malam. Sementara program-
32
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010) 33
Wawancara Herwin Krisbianto, produser program kabar ++ (23 September 2010) 34
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010) 35
Wawancara M.Syaherman, Manager planning and scheduling divisi programming tvOne (7 Oktober 2010)
97
program mingguan, terutama program-program yang belum terbranding dengan
baik ditambah dengan perolehan rating atau share yang belum memadai, akan
dijadikan sebagai program bonus untuk penjualan paket marketing dari program
utama. Hal ini ditujukan untuk menarik pengiklan agar memasang dan mengisi
slot iklan.
Lalu bagaimanakah perolehan iklan program Kabar ++ sendiri? apakah
sudah sesuai dengan yang diharapkan? Dan siapa saja yang bisa memasang
iklannya pada program ini? Mas Ashar Junandar, planning supervisor divisi
programmingKabar ++ memaparkan:
“sejauh ini, pihak kita belum terlalu memaksimalkan segmentasi
pengiklan dengan segmentasi penonton
yang kita sasar secara ketat sekali, dengan kata lain pengiklan manapun
berkemungkinan besar untuk tayang pada
programKabar ++.”36
Karena pemilihan tvOne sebagai televisi berita, itu sebabnya tvOne lebih
mendahulukan menjual program-program berita yang benar-benar telah
terbranding dengan baik dan meperoleh rating yang memuaskan, seperti Kabar
Petang, AKI Pagi dan AKI malam. Dan hanya menjadikan program-program
mingguan sebagai bonus bagi pengiklan, sehingga samapai saat ini tvOne belum
terlalu menyesuaikan target audiens dengan target produk yang akan mucul pada
slot iklan program yang sedang tayang.
Ketika ditanya apakah program Kabar ++ sudah dapat dikatakan berhasil
sejauh ini atau belum, Herwin Krisbianto selaku pembuat program dan produser
program Kabar ++ menyatakan:
36
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010)
98
“ya kalau masalah viewer sih belum bisa dibilang berhasil karena ratingnya
segitu-gitu aja. Tapi kalau masalah hasil ada beberapa episode yang saya
merasa puas. Karena saya pentingnya selain rating itu karya, kalau penonton
suka berarti ratingnya bagus. Yang penting sih saya puas.”37
Melihat hasil rating dan share, image televisi, dan pengiklan yang diraih
oleh program Kabar ++, divisi programming tvOne sepakat tetap
mempertahankan penayangan program Kabar ++ ini. Setelah evaluasi dilakukan
dan ternyata penempatan jam tayang kurang sesuai dengan target audiens maka
program ini pun dipindahtayangkan ke jam yang lebih santai. Berikut adalah
alasan mengapa program Kabar ++ tetap dipertahankan penayangannya:
“sampai sejauh ini masih akan tetap dipertahankan. Pertimbangannya adalah
kemasannya yang unik dan berbeda dari program televisi
kebanyakan.”(M.Syaherman, Manager Planning and Schedulingdivisi
programming tvOne).38
“masih, karena dari sisi kemasan dia masih unik dan berbeda dengan program-
program lain. Meski angka share di bawah 4 yang didapatkan Kabar ++ saat
tayang di malam hari itu sudah warning. Tetapi karena kemasan program yang
masih sangat berbeda, maka acara ini masih tetap dipertahankan dengan cara
memindahkan jam tayang. Setidaknya animo penonton lebih bagus ketika
program ini dipindahkan ke sore hari dibandingkan ketika dimainkan di
malam.”
(Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne).39
“Sampai sekarang sih masih akan dipertahanin dengan menambah beberapa hal
yang baru biar ga bosen seperti ditambah talkshow.”
(Herwin Krisbianto, produser program Kabar ++ tvOne).40
37
Wawancara Herwin Krisbianto, produser program kabar ++ (23 September 2010) 38
Wawancara M.Syaherman, Manager planning and scheduling divisi programming tvOne (7 Oktober 2010) 39
Wawancara Ashar Juandar, planning supervisor divisi programming tvOne (23 September 2010) 40
Wawancara Herwin Krisbianto, produser program kabar ++ (23 September 2010)
99
4.2. Pembahasan
4.2.1. Perencanaan Program (Planning)
Perencanaan program Kabar ++ sepenuhnya bukanlah berawal dari divisi
programming tvOne. Bagian planning pada divisi programming tvOne tidak
secara langsung membuat rancangan sebuah program, melainkan hanya memberi
garis-garis besar mengenai gambaran program yang sebaiknya diproduksi oleh
program makers dan juga berfungsi untuk merencanakan pengembangan program
agar dapat meraih banyak penonton televisi.
Adapun alur sebuah perencanaan program pada divisi programming tvOne
adalah sebagai berikut:
Bagan 4.2 Alur Perencanaan Program
Perencanaan program Kabar ++ berawal dari instruksi GM Curent Affair
yang meminta Herwin Krisbianto (yang kini menjadi produser program Kabar
++) untuk membuat sebuah program CA berformat majalah yang memiliki
konsep unik dan berbeda dibandingkan program acara lainnya. Maka produser
pun dibantu oleh asistennya membuat konsep sebuah program berita yang
dikemas dengan kemasan yang santai, ringan, dan menghibur dengan ditambah
unsur-unsur lain seperti musik dan video klip.
Pada proses perencanaan pembuatan program baru dirumuskan pula tujuan
yang ingin dicapai jika program sudah ditayangkan. Rata-rata program televisi
Program analyst Program Maker Komite Program
Program baru
diterima
Program baru
ditolak
100
tayang di layar kaca bertujuan untuk mengisi slot yang ada karena sebuah layar
televisi tidak boleh blank karena hitungan yang dipakai adalah detik. Namun
tujuan disini adalah tujuan yang lebih khusus yang ingin diraih oleh masing-
masing program televisi. Adapun tujuan dari program Kabar ++ yang ingin
dicapai adalah agar para audiens mendapatkan hiburan dari penyampaian berita-
berita yang informatif dan dapat menjadi kritik sosial. Audiens yang ditargetkan
pada saat merencanakan pembuatan program ini adalah Male, 30+ danall people
sebagai target audiens umumnya.
Setelah selesai perumusan konsep, format, tujuan, target audiens dan
contoh realisasi program Kabar ++, produser pun mempresentasikannya ketika
rapat komite program. Kabar ++ pun memiliki pengemasan yang unik dan
menarik sehingga membedakannya dengan program lain.Komite program pun
memutuskan untuk menerima konsep program baru tersebut sehingga program
tersebut diizinkan untuk diproduksi.
Konsep yang ditawarkan oleh program Kabar ++ adalah black comedy,
satir, gambaran pahit yang dibawa senyum, ringran dan santai. Isu yang dibahas
pun adalah berita-berita terkini yang terjadi selama sepekan terakhir. Contohnya
adalah ketika berita heboh mengenai anggota dewan yang ribut mengenai
pembangunan gedung baru, studi banding ke luar negeri, dan rumah dinas mereka.
Kabar ++ pun membahas mengenai rumah-rumah warga miskin yang seperti
kandang kambing, segmen dua membahas lanjutan rumah miskin berupa rumah di
kolong jembatan dan rumah gerobak, segmen ketiga membahas mengenai satu
rumah berisikan 20 orang di Purwakarta, kemudian dibahas pula mengenai derita
anak-anak miskin yang harus ditinggal sendirian oleh orangtuanya dan segmen
101
terakhir membahas rumah dinas dan gedung miring DPR. Acara ini
memperlihatkan realitas yang terjadi, mengkritisi fenomena yang berbanding
terbalik sehingga membuat orang yang menyaksikannya menjadi lebih berpikir
dan kritis.
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka
pendek dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk
mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.Pada stasiun televisi,
perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang
akan diproduksi, program apa yang akan dibeli (akuisisi) dan penjadwalan
program untuk menarik sebanyak mungkin audiens yang tersedia pada waktu
tertentu. Stasiun televisi komersial di Indonesia menayangkan ribuan jam program
setiap tahunnya. Program-program itu sebagian diproduksi sendiri dan sebagian
lagi diperoleh dari sumber-sumber lain. Pada umumnya program yang dibuat
memiliki dua elemen di dalamnya, yaitu hiburan dan informasi.Pengelola program
pada stasiun televisi harus mampu mengarahkan programnya kepada segmen
audiens tertentu yang tersedia pada waktu siaran tertentu.
Perencanaan program pada dasarnya bertujuan untuk memproduksi atau
membeli program untuk ditawarkan kepada audiens. Setiap program acara
memiliki nilai khas sendiri yang membedakannya dengan program acara lain dari
televisi lain pula. Nilai atau ciri khas inilah yang akan membuat penonton televisi
tertarik dan selalu menantikan program tersebut agar tidak ketinggalan informasi
dari setiap episodenya. Tayangan televisi memiliki kelebihan yang membuatnya
berbeda dibandingkan dengan media massa lainnya. Kelebihan tersebut adalah
dapat didengar dan dilihat sekaligus, atau audiovisual.
102
Pada tahap perencanaan, seorang programmer harus mengerti apa tujuan
dari program yang akan dibuat. Tujuan utama televisi komersial pada umumnya
adalah untuk menarik audiens sebanyak-banyaknya agar pemasang iklan pun
semakin banyak yang membelanjakan uangnya pada stasiun televisi
tersebut.Meskipun selera penonton televisi adalah sesuatu yang sulit diterka, tetapi
satu hal yang pasti tidak ada program yang pernah sukses dengan mengabaikan
tujuannya.Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana
jangka pendek dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk
mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.Selain itu, konsep, format,
serta tujuan dibuatnya sebuah program dibahas dalam proses perencanaan
program. Hal ini akan berguna sebagai pedoman dalam merealisasikan program
yang direncanakan dan tata laksana program tersebut di kemudian hari.
Salah satu hal yang perlu dibahas dalam perencanaan sebuah program
adalah kemasan.Kemasan disini dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang perlu
dilakukan untuk menarik perhatian audiens melalui performa sebuah program,
sepertinya konsep yang unik, pembawa acara yang mampu menciptakan
kedekatan dengan penonton televisi, dan sebagainya.Pengemasan program yang
menarik ini dapat menarik minat penonton televisi.Apalagi untuk program sejenis
program berita seperti Kabar ++, pengemasan berita berat menjadi lebih ringan
dan menghibur menjadi sangat penting karena penonton televisi pada umumnya
lebih tertarik pada program hiburan.Pada kenyataannya program berita tidak dapat
bersaing dengan program hiburan di waktu tayang utama kecuali sedang terjadi
suatu peristiwa besar yang perkembangannya ingin diketahui masyarakat.
103
Programming mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan
program yang akan disiarkan. Hal yang harus dipertimbangkan tersebut adalah
persaingan dan ketersediaan audiens.Seperti yang diungkapkan oleh Ashar
Juandar, bagian programming tvOne bahwa bagian programming haruslah
memperhatikan audiensnya siapa, kompetitor siapa, dengan format program yang
ditawarkan dapat menyerap audiens dari program dan stasiun televisi manalagi.
Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor
dalam merencanakan program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal
yang harus dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk
memproduksi dan melakukan scheduling, yaitu: persaingan dan ketersediaan
audien. Hal yang harus diketahui oleh programming adalah kekuatan dan
kelemahan program dari stasiun televisi kompetitor.
4.2.2. Tata Laksana Program (Execution)
Tata laksana (execution) program Kabar ++dilakukan oleh tim produksi,
bukan oleh divisi programming. Tata laksana program dilakukan seperti prosedur
pembuatan program televisi kebanyakan, yaitu proses pra produksi, produksi, dan
post produksi. Format program Kabar ++ dibawakan secara santai, kritis, dan
menghibur oleh seorang presenter yang menyajikan liputan dengan gaya liputan
bertutur. Biasanya presenter menggunakan kostum santai.Pada awalnya satu
episode berisi satu tema, seperti ketika membahas mengenai banjir maka tema
pada episode itu adalah banjir sungguhan yang menggenangi rumah penduduk,
banjir interupsi para anggota dewan, banjir fasilitas yang dinikmati oleh
pemerintah.Namun seiring berjalannya waktu tema yg diangkat dalam setiap
104
episode terdiri dari 1 sampai 2 tema.Setiap tema berisikan visualisasi dan
informasi dari berbagai narasumber sehingga diharapkan dalam pemirsa dapat
memperoleh informasi secara utuh dan menyeluruh.
Arswendo Atmowiloto dipercaya sebagai pembawa acara program Kabar
++ ini. Pemilihan Arswendo Atmowiloto sebagai presenter disebabkan sosok
Arswendo yang dianggap memiliki karakteristik yang mirip dengan program
Kabar ++. Kabar ++ yang ingin menjadi program yang penuh kritik, mengkritisi
problematika bangsa dan permasalahan hidup yang dihadapi masyarakat.
Arswendo yang memang dikenal sering mengkritik keadaan bangsa ini diharapkan
mampu memberikan kesadaran kepada penonton yang menyaksikan program
Kabar ++ lewat kritikan nakal ala dirinya.
Musik dan video klip ini menjadi ciri yang paling khas dari program
Kabar ++. Selalu ada musik yang mengiringi pokok bahasan setiap segmen
Kabar ++.Musik yang dipilih pun terkadang sangat unik dan bukan linear.Contoh
musik linear adalah ketika seseorang berbicara mengenai koruptor maka dibenak
mereka lagu Slank dan Iwan Fals lah yang terlintas.Pemilihan musik lebih
difokuskan pada kemiripan lirik yang ada. Contoh ketika salah satu segmen di
episode pertama membahas mengenai fasilitas mewah di penjara, lagu yang
mengiringi adalah Welcome to my paradise- StevenAnd Coconut. Lirik lagu
welcome to my paradise ternyata sangat pas dengan kondisi ketika seorang
narapidana memiliki kamar sel yang lengkap dengan peralatan karaoke, AC,
televisi, ruang kerja, dan sebagainya. Fasilitas itu ibarat seperti surga dunia bagi
para narapidana yang sedang menjalani masa hukuman dan seharusnya jauh dari
segala bentuk fasilitas mewah.
105
4.2.3. Penjadwalan Program (Scheduling)
Salah satu langkah paling penting dalam programming adalah menetapkan
target audiens agar program ditayangkan pada waktu yang tepat sasaran.Misalnya
saja, tidak mungkin tayangan kartun yang target penontonnya adalah anak-anak
ditayangkan di saat anak-anak masih bersekolah. Atau tayangan olahraga seperti
sepakbola ditayangkan ketika kebanyakan pria sedang bekerja karena jika hal
tersebut dilakukan maka penonton yang akan mampu dijangkau hanya sebagian
kecil saja. Berbeda dengan ketika acara kartun ditayangkan di waktu liburan
sekolah atau setelah anak-anak pulang sekolah dan acara seperti olahraga
sepakbola ditayangkan pada malam hari yang tentunya akan mampu merangkum
jumlah penonton yang begitu besar.
Kabar ++ pertama kali tayang pada akhir bulan Februari 2010.Episode
pertama menayangkan beberapa kasus yang sedang terjadi di negeri ini.Pada
segmen pertama dibahas mengenai interupsi dalam rapat anggota dewan dan aksi
meneriaki pemimpin rapat. Segmen berikutnya membahas kasus penjara mewah
Artalita Suryani yang pada saat itu sedang booming. Segmen ketiga membahas
mengenai dunia persebakbolaan Indonesia yang lebih banyak sepak nya daripada
bolanya.Keadaan persepakbolaan Indonesia yang bertolak belakang dengan
prestasi sepakbola dari negara-negara yang mengikuti ajang piala dunia.Segmen
keempat menyindir sikap presiden yang cenderung sering mengeluh mengenai
situasi yang terjadi.Presiden yang terlihat begitu lemah menjadi sasaran empuk
sindiran Arswendo.
Program Kabar ++ ditayangkan pada malam hari menjelang late
fringe.Alasannya karena program Kabar ++ dianggap sebagai program yang lebih
106
lelaki sehingga dipilih malam hari setelah program andalan Apa Kabar Indonesia
Malam dan setelah Kabar ++ adalah berita olahraga Kabar Arena. Urutan
tayangan program tersebut membuat program tidak akan terlalu loncat
menjangkau target audiens karena program-program tersebut memilih laki-laki
sebagai sasaran khalayaknya.
Strategi penjadwalan program Kabar ++ saat ditayangkan pada malam
hari adalah counterprogramming dengan program Kick Andy, Metro tv, yaitu
menampilkan program acara yang sama sasaran khalayaknya dengan kick Andy
dan disiarkan pada jam tayang yang sama. Namun setelah ditelaah lebih lanjut
ternyata program seperti Kabar ++ yang penyajiannya begitu ringan dan
menghibur tidak hanya dapat dilahap oleh penonton berjenis kelamin laki-laki,
tetapi ibu-ibu pun bisa menyaksikannya dan dengan mudah menyerap pesan yang
disampaikan. Oleh karena itu ketika angka rating semakin menurun maka pihak
programming segera melakukan penjadwalan ulang dengan memindahkan jam
tayangnya di hari Sabtu pada sore hari. Dengan pemikiran bahwa di hari Sabtu
kebanyakan orang libur bekerja dan menghabiskan waktu di rumah dan pada sore
hari biasanya ibu-ibu menghabiskan wkatu dengan menonton televisi.
Setelah nyaris selama 7 bulan penayangannya di jam malam, hasil yang
diperoleh jika mengikuti standar rata-rata industri televisi, program Kabar ++
belum terlalu berhasil mendapatkan perhatian dari khalayaknya, terbukti dari
angka rating dan sharenya yang hanya bermain di angka 3. Divisi programming
pun segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan keberlangsungan tayangan
program Kabar ++. Setelah ditelaah ternyata program seperti Kabar ++ yang
mengulas berita dengan format yang ringan ternyata dapat diterima oleh siapa saja
107
yang menyaksikannya (target audiens televisi, ABC 15+). Oleh karena itu divisi
programming pun melakukan penjadwalan ulang terhadap program Kabar ++ ini.
Program Kabar ++ pun pindah tayang menjadi sore hari di akhir pekan.
Programming menjadwalkan program Kabar ++ untuk tayang pada waktu
tersebut atas dasar di akhir pekan adalah waktu berkumpulnya keluarga, dimana
ayah ibu dan anak berkumpul dan sore hari adalah waktu dimana semuanya
sedang melakukan kegiatan santai di dalam rumah sehingga program berita yang
dikemas ringan ini dapat disaksikan oleh seluruh anggota keluarga.
Penjadwalan sebuah program ibarat sebuah seni bermain scrabble.
Programming harus mampu mengutak-atik jam tayang untuk menemukan formula
yang pas agar sebuah program televisi dapat tayang sesuai dengan target yang
diharapkan.Bagaimana caranya seorang programmer menempatkan sebuah
program agar dapat tayang, disaksikan oleh penonton televisi dan menjadi
program favorit yang selalu dinantikan oleh penontonnya.Bagian program harus
menganalisis dan memilah setiap waktu siaran televisi guna mendapatkan
berbagai macam audiens yang diinginkan karena setiap waktu siar memiliki
karakter audiens yang berbeda-beda.
Pola acara yang disusun oleh program Kabar ++ menghasilkan lembar
program per waktu tayang untuk harian, mingguan, satu bulanan, atau tri wulan.
Penempatan program harus sesuai dengan target audience dan tetap
mempertahankan nilai komersial sehingga terbentuk audience behavior
(kebiasaan menonton khalayak).
Penentuan jam tayang sebuah program dilakukan atas dasar prilaku
audiens, seperti kebiasaan audiens menonton televisi. Setiap audiens memiliki
108
kebiasaan yang berbeda dalam menonton acara televisi. Ketika program yang
akan ditayangkan memiliki target audiens adalah anak-anak, maka programmer
tidak mungkin menempatkan program ana-anak pada jam malam. Setiap jam
siaran memiliki tipe audiens yang berbeda. Melalui penjadwalan yang tepat,
programmer tidak hanya merancang strategi untuk mendapatkan audiens dalam
jumlah banyak, menarik audiens dari stasiun televisi lain, tetapi programmer juga
harus memiki cara untuk menciptakan kebiasaan pada diri masing-masing audiens
untuk selalu rutin menonton program televisi yang ditayangkan. Mempertahankan
audiens dan memiliki audiens yang memiliki kebiasaan rutin menyaksikan
program televisi yang sama setiap waktu siar semakin lama akan semakin sulit
dikarenakan adanya fenomena zapping, dimana dengan sebuah remote control
audiens dapat memindahkan saluran televisi kapanpun mereka mau. Ini akan
menjadi tantangan tersendiri bagi programmer untuk selalu menciptakan
kebiasaan audiens agar selalu menonton program yang sama dengan cara
bekerjasama dengan bagian promo.
Dalam melakukan penjadwalan sebuah program, tidak jarang programmer
akanmeleset menentukan jadwal sebuah program. Ada yang disebut trial eror oleh
mereka ketika ternyata situasi dan kondisi yang ada tidak sesuai dengan hasil
prediksi mereka. Sehingga perlu dilakukan penjadwalan ulang untuk menentukan
jam tayang baru agar tayang pada jam dan berhasil menjangkau target audiens.
Untuk mengetahui apakah program-program yang ada telah sesuai
penempatan jam tayangnya dan telah mengenai target audiens atau belum, seorang
programmer haruslah mengetahui situasi pasar dan target pasar yang ada.
Menurut Shearman (1995 : 345), “suatu komunikasi yang efektif antara stasiun
109
televisi dengan para pemasok program merupakan urat nadi dari programming
stasiun tv tersebut dan menentukan kehandalan seorang programmer.”
Perubahan kebiasaan menonton audiens terhadap suatu program dapat
mempengaruhi performa sebuah program. Perbedaan kebiasaan menonton ini
dikarenakan perbedaan usia, status sosial, pekerjaan, dan sebagainya. Anak-anak
biasanya hanya menonton program-program tertentu sesuai pilihan orangtuanya,
orang-orang yang bekerja menonton program-program yang disiarkan ketika
mereka sedang senggang atau tidak sedang bekerja. Setelah beranjak dewasa,
konsumsi media semakin beragam dan selanjutnya pada saat memasuki usia lanjut
kita kembali pada media yang lebih domestik seperti televisi dan buku. Begitu
juga dengan perbedaan kelas sosial.Semakin tinggi kelas sosial dengan
penghasilan yang tinggi cenderung menyisihkan tempat media karena konsumsi
terhadap hal-hal yang bersifat non-media jauh lebih tinggi.Hal ini berarti kelas
sosial menengah mempunyai kecenderungan paling banyak mengkonsumsi
televisi. (McQuail, 1996 : 217).
Pengelola sebuah stasiun televisi harus mengetahui siapa saja audiens
yang menonton televisi pada waktu tertentu. Misalnya saja, acara di pagi hari pada
hari libur banyak ditonton oleh anak-anak, maka jika sebuah stasiun televisi ingin
menyajikan program khusus anak-anak, jam tayang saat itulah yang paling tepat.
Mengetahui siapa audiens pada waktu tertentu akan sangat berpengaruh
terhadap program yang ditayangkan. Ketika program menjadi sebuah produk yang
dijual maka penonton televisi adalah pengambil keputusan untuk menyaksikan
program tersebut. Jika program yang disajikan sesuai dengan kebutuhan mereka
maka program tersebut kemungkinan besar akan disaksikan. Jika penayangan
110
program sudah tepat sesuai target audiensnya, program tersebut akanmeraih rating
share yang tinggi maka akan berpengaruh kepada para pemasang iklan. Semakin
besar rating sebuah program maka akan semakin banyak uang yang akan
dibelanjakan pemasang iklan pada program tersebut dan akan mendatangkan
profit yang besar bagi perusahaan.
4.2.4. Evaluasi Program (Evaluation)
Melalui perencanaan program, ditentukan perencanaan sebuah program,
konsep dan format program tersebut, serta tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi
disini berarti adalah proses mengamati perkembangan tayangan sebuah program.
Apakah program berhasil meraih jumlah audiens seperti yang diharapkan,
tanggapan masyarakat mengenai program acara, nilai rupiah yang berhasil
didapatkan perusahaan melalui program tersebut.
Divisi programming tvOne melakukan evaluasi program dengan cara
melihat performa program melalui rating dan share yang didapatkan. Berdasarkan
angka rating dan share yang didapat sebuah program dapat terlihat seberapa eksis
program tersebut di mata penonton televisi. Semakin tinggi angka rating yang
didapat sebuah program menandakan bahwa banyak orang yang menyaksikan
program tersebut.
Proses evaluasi terhadap program Kabar ++, programmer melihat naik
turunnya audiens dari setiap segmen program dan episode setiap minggunya.
Ketika diketahui pada segmen berapa penonton menurun, maka dicarilah apa
penyebabnya. Mungkin seperti pembahasan pada segmen itu yang kurang menarik
atau hal lainnya.
111
Untuk aspek kepermisaan, Kabar ++ bukanlah program andalan seperti
program-program tvOne lainnya, AKI Pagi, AKI Malam, dan Kabar
Petang.Kabar ++ belum terbranding dengan baik sehingga program ini belum
terlalu eksis di mata para penonton televisi.Bahkan program ini hanya mampu
menempati peringkat diatas 15 dari sekitar 30an jumlah program CA
tvOne.Program ini hanya mendapatkan rating yang minim ketika tayang di malam
hari karena program kompetitornya adalah sebuah program yang sudah jauh
memiliki nama dan eksis bahkan berhasil menarik penonton diatas target yang
diinginkan. Secara tidak langsung, keberhasilan program dalam menarik audiens
juga dipengaruhi oleh penempatan dan penjadwalan program kompetitor di
stasiun televisi lain.
Program Kabar ++ yang pada mulanya ditayangkan setiap Jumat jam 10
malam kalah saing dengan program kompetitornya, yaitu Kick Andy yang
ditayangkan Metro tv. Kick Andy telah lebih dulu mengudara dengan tampilan
talkshow yang tidak terlalu kaku, bintang tamu yang unik mulai dari orang-orang
penting negeri ini sampai kepada orang-ornag yang mungkin dilupakan oleh
negeri ini, pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan host kepada bintang tamu
adalah pertanyaan yang tidak penuh basa-basi menjadi kekuatan tersendiri untuk
program ini. Kick Andy mampu menarik jumlah audiens yang begitu besar pada
saat program ini ditayangkan, bahkan audiens itu tidak hanya yang termasuk
target mereka, tetapi sudah lebih meluas dari target sasaran mereka.
Kondisi Kick Andy yang sudah lebih eksis ini menjadi tantangan yang
harus dilumpuhkan oleh program Kabar ++ tvOne. Hal ini dikarenakan program
Kabar ++ dan program Kick Andy memiliki target audiens yang relatif sama.
112
Rating dan share kemudian menjadi patokan pengukur sebagai berhasil atau
tidaknya strategi pemrograman sebuah program televisi.Rating dan share menjadi
ukuran untuk menentukan keberhasilan sebuah program. Share program Kabar
++ hanya bermain di angka 3 dan 4, sementara target share CA tvOne sekitar 7.
Karena keberadaan program Kabar ++ yang semakin hari semakin
merosot perolehan angka rating dan share maka programming segera melakukan
evaluasi dan mengambil tindakan untuk mennyiasati agar program yang
pengemasannya unik seperti Kabar ++ dapat tetap bertahan tayang di layar kaca
tvOne. Programming pun segera melakukan penjadwalan ulang agar program
Kabar ++ dapat terus tayang. Program Kabar ++ yang awalnya tayang di malam
hari setiap hari Jumat kemudian dipindahkan menjadi hari Sabtu di sore hari
dengan harapan mampu menjangkau penonton dari semua lapisan, baik pria
ataupun wanita.Hasilnya, program ini mulai menunjukkan peningkatan dengan
perolehan rating dan share yang mulai menanjak naik.
Hal lain yang menjadi standar penentu keberhasilan sebuah program
adalah pengiklan atau lebih tepatnya jumlah pengiklan yang membelanjakan
uangnya pada sebuah program di stasiun televisi. Jika ditanya apakah pengiklan
yang mengisi slot Kabar ++ sudah memenuhi target atau belum, maka
pertanyaannya adalah apakah target produk yang mengiklan di Kabar ++ adalah
produk-produk yang sesuai dengan target penonton Kabar ++. Bisa saja penonton
tetap Kabar ++ adalah Male 40+ ABC1.Bukan berarti produk seperti sim card
provider telepon genggam tidak dapat beriklan disana.Seperti yang dipaparkan
planning supervisor divisi programming tvOne bahwa pada penerapannya tvOne
belum memaksimalkan segmentasi pengiklan dengan segmentasi penonton yang
113
disasar. Pengiklan produk apapun memiliki kemungkinan untuk beriklan di
program Kabar ++. Padahal jika dilihat dari index yang diperoleh, tvOne bisa
menjual program ini kepada pengiklan yang memasarkan produknya sesuai
dengan audiens program Kabar ++.
Secara umum, rating adalah penilaian atau evaluasi terhadap
sesuatu.Rating bisa dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program
tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi
total. Pengertian yang lebih mudah, rating adalah jumlah orang yang menonton
suatu program televisi terhadap populasi televisi yang di persentasekan. Yang
dimaksud dengan populasi TV di sini adalah semua orang yang berusia lima tahun
ke atas yang mempunyai akses terhadap televisi di rumah tangganya masing-
masing.
Ketika sebuah program tidak mendapatkan angka rating dan share yang
dijadikan alat ukur keberhasilan sebuah program yang dipercaya oleh para
pengiklan, penonton, dan pengelola televisi, maka program tersebut tidak lantas
diberhentikan penayangannya. Hal ini dikarenakan bahwa pada kenyataannya
rating bukanlah penentu sejati keberhasilan sebuah program sebab rating hanyalah
sebuah ukuran kuantitatif yang sama sekali tidak mengukur atau meminta alasan
kepada penonton mengapa mereka menyaksikan sebuah program acara.
Namun karena pada umumnya para pengelola stasiun televisi menentukan
program mana yang akan ditayangkan dan mana yang akan dipindahtayangkan
atau diberhentikan penayangannya berdasarkan rating, maka secara tidak
langsung, rating menentukan keefektifan dari sebuah strategi pemrograman.
Rating dijadikan acuan apakah program dipertahankan, dipindahkan jadwal
114
penayangannya, atau diberhentikan penayangannya karena berdasarkan ratinglah
sebuah stasiun televisi mendapatkan pengiklan melalui program-programnya.
Keberlangsungan hidup sebuah stasiun televisi komersial sangat ditentukan oleh
profit yang didapatkannya dan sumber terbesar adalah para pemasang iklan. Maka
jika sebuah program benar-benar diberhentikan penayangannya bukan tidak
mungkin karena program tersebut memberikan kerugian dan tidak menghasilkan
apa-apa untuk stasiun televisi tersebut. Tetapi beberapa program yang angka
ratingnya tidak memuaskan namun memiliki program content yang menarik serta
kemasan program yang unik, maka akan dilakukan strategi ulang seperti
melakukan penjadwalan ulang terhadap program tersebut.
Data kepemirsaan TV yang mengukur persentase pemirsa televisi
mempunyai kekuatan yang sangat besar. Jika pemirsa suatu program banyak,
maka rating program televisiakan naik, pengiklan yang akan mengiklankan
produknya juga akan tertarik memasang iklan di program tersebut. Sehingga
mempengaruhi pendapatan finansial stasiun televisi tersebut. Oleh karena itu, data
kepemirsaan televisi atau rating televisi berpengaruh terhadap penayangan suatu
program. Bisa diistilahkan bahwa rating program adalah ”Tuhan” bagi para
pengelola stasiun televisi. Suka atau tidak suka, ternyata rating memiliki pengaruh
yang besar terhadap stasiun televisi karena secara tidak langsung akan
mempengaruhi keadaan finansial sebuah industri televisi. Karena sebuah stasiun
televisi membutuhkan finansial serta profit untuk membiayai keberlangsungan
hidup perusahaannya seperti membayar gaji para pegawainya, mengeluarkan uang
untuk membayar pemancar dan uang untuk memproduksi program.Dan finansial
pun menjadi aspek kedua pengukur keberhasilan sebuah program. Finansial ini
115
berarti adalah pengiklan atau pengisi slot iklan selama program tayang.Tidak
ketinggalan, image juga menjadi penentu keberhasilan sebuah program.Image
disini berarti citra stasiun televisi di mata penonton.
Berikut ini adalah alur serta pembagian tugas dalam strategi pemrograman
sebuah program acara:
Bagan 4.3 Hasil Penelitian
Perencanaan sebuah program tidak lepas dari peran serta divisi
programming, program maker dan komite program. Ketiga elemen ini tidak dapat
dipisahkan ketika merencanakan pembuatan atau memproduksi sebuah program
baru. Divisi programming melakukan analisis terhadap program yang sudah ada
dan tayang namun tidak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan yang kurang
memuaskan dan sudah tidak diminati lagi oleh audiens. Programming pun
memberikan garis-garis besar gambaran program yang sebaiknya diproduksi oleh
program makers. Planning dalam divisi programming tvOne secara tidak
langsung membuat atau memproduksi sebuah program. Planning disini juga
bertugas untuk mengembangkan penonton televisi melalui perencanaan
Perencanaan
-divisi programming memberikan gambaran mengenai program seperti apakah yang sebaiknya di produksi (berdasarkan analisis performa program yang ada dan kebutuhan audiens) - program makers membuat rancangan sebuah program - dummyprogram bari dipresentasikan di rapat komite program. - komite program memutuskan apakah program tersebut boleh ditayangkan atau tidak - jika ya, maka segera diproduksi oleh tim produksi.
Tata Laksana
-pembentukan tim produksi
- tim produksi siap memproduksi program melalui tahap pra produksi – produksi – post produksi. - pra produksi: memilih lokasi syuting, host, dan tema - produksi: melakukan wawancara dengan narasumber, liputan, taping production. - post produksi: verbatim, injest gambar, musik dan video klip, editing.
Penjadwalan
- menentukan jam tayang program berdasarkan habits penonton, prilaku audiens dan televisi kompetitor. - jam tayang ditentukan berdasarkan slot yang tersedia dan karakter target audiens.
Evaluasi
- evaluasi dilakukan berdasarkan perolehan rating dan share, image dan pengiklan. -jika program mendapat rating tidak sesuai yg diharapkan tetapi program memiliki kemasan yang unik dan berbeda dengan program acara lain maka dilakukan strategi ulang. - strategi tersebut dapat berupa pergantian presenter, penjadwalan ulang, memberikan sentuhan baru pada format acara.
116
pengembangan program, misalnya dengan mengatur jadwal tayang yang sesuai
dan mengarahkan pengembangan sebuah program acara.
Tata laksana sebuah program televisi sepenuhnya ditangani oleh tim
produksi program tersebut.pada tahap tata laksana tim produksi melakukan proses
pra produksi, produksi dan post produksi. Tim produksi menentukan orang-orang
yang akan dijadikan sebagai narasumber setiap episode, melakukan liputan guna
mendapatkan gambar-gambar yang bagus dan penuh makna, taping production,
dan proses editing.
Divisi programming melakukan penjadwalan program baru yang sudah
disetujui oleh komite program dan dibuatkan episode perdananya oleh tim
produksi program yang bersangkutan. Dalam menentukan penjadwalan, bukan
tidak mungkin divisi programmingakan melakukan kesalahan dalam penempatan
program atau yang mereka sebut trial eror. Peristiwa seperti itu bisa terjadi karena
divisi programming pada awalnya melakukan prediksi sehingga bukan tidak
mungkin prediksi yang dilakukan oleh divisi programmingakanmeleset.
Hal pertama yang harus dipikirkan oleh programmer dalam melakukan
penjadwalan sebuah program adalah kekuatan dan kelemahan stasiun televisi
kompetitor.Ketika programming merencanakan untuk menayangkan sebuah
program baru pada hari Jumat, pukul 22.30 WIB maka programming harus
mengetahui program apa yang ditayangkan oleh kompetitor pada jam tayang yang
sama. Apakah kompetitor menayangkan program yang sejenis atau tidak.jika
terdapat program yang berjenis sama, maka programming harus
mempertimbangkan apakah program tersebut mampu menarik perhatian audiens
untuk beralih dan meninggalkan program kompetitor yang sudah terlebih dahulu
117
eksis. Jika format program berbeda, maka programming pun harus bisa
menciptakan sebuah formula berupa konsep dan format program yang mampu
menarik perhatian audiens untuk pindah dan menyaksikan program baru yang
ditayangkan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan audiens. Programmer
harus mempertimbangkan jumlah penonton yang dapat ditarik untuk menyaksikan
program yang akan dibuat. Audiens yang ada pada setiap waktu siaran menjadi
faktor yang sangat menentukan dan harus dipertimbangkan oleh seorang
programmer dalam menentukan program dan penjadwalannya. Terdapat dua
pilihan penonton yang bisa dijangkau oleh sebuah program, dan hal inilah yang
harus direncanakan oleh programmer sebelum melakukan penjadwalan program
nantinya, yaitu menarik audiens dari program televisi kompetitor atau
menayangkan program yang berbeda dengan program kompetitor.
Setelah program tayang, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan oleh
divisi programming dalam melakukan strategi pemrograman adalah tahap
evaluasi. Programmer mengevaluasi program berdasarkan angka rating dan share
yang diperoleh oleh program tersebut. Selain itu, image stasiun televisi yang
timbul akibat program tersebut pun menjadi bahan evaluasi bagi divisi
programming.dan hal terakhir yang dievaluasi adalah pengiklan atau pemasang
iklan pada program tersebut.
Berdasarkan angka rating dan share dapat diketahui seberapa banyak orang
yang menonton program tersebut pada saat program ditayangkan. Semakin tinggi
angka rating maka semakin banyak pula audiens yang menyaksikan program
tersebut.Angka rating dan share pun menjadi alasan logis bagi pemasang iklan
118
untuk membelanjakan uangnya pada program tersebut. Jadi, semakin tinggi rating
dan share yang diperoleh oleh sebuah program, maka semakin banyak orang yang
menonton acara tersebut dan akan semakin banyak pula pemasang iklan yang
tertarik untuk membelanjakan uangnya dengan memasang iklan pada program
tersebut. Dan semakin banyak pemasang iklan yang memasang iklannya pada
stasiun televisi tersebut maka akan semakin besar pula nilai rupiah yang akan
diperoleh oleh perusahaan televisi tersebut.
Rating pun menjadi pedoman untuk menilai performa sebuah program.
Ketika rating yang diperoleh program acara baik, maka otomatis program tersebut
akan tetap dipertahankan apalagi jika program tersebut ternyata membuat citra
stasiun televisi menjadi semakin baik di mata penonton televisi. Namun apa yang
terjadi ketika rating yang diperoleh sebuah program acara tidak menunjukkan
angka yang memuaskan dan hanya mendapatkan angka yang seadanya saja?
Apakah lantas program ini diberhentikan penayangannya?
Rating bukanlah satu-satunya penentu yang memutuskan apakah sebuah
program akan terus ditayangkan, dipindahtayangkan penjadwalannya atau
diberhentikan penayangannya begitu saja. Program yang memiliki konsep unik
dan berbeda dengan program lainnya atau memiliki variasi program patut untuk
dipertahankan dan tidak lantas diberhentikan penayangannya. Pada tahap evaluasi,
programmer akan berusaha menemukan formula yang baru agar program yang
ratingnya buruk atau biasa saja tetap dapat diterima khalayak dan dapat terus
bertahan tayang di layar kaca serta rating yang menjadi ukuran dan patokan bagi
para pengelola program, pengiklan, dan khalayak dapat semakin beranjak naik
dan meningkat. Formula itu bisa saja berupa mengganti presenter program karena
119
secara tidak langsung pembawa acara juga berpengaruh dalam memikat perhatian
audiens untuk menyaksikan program yang dibawakannya, mengubah beberapa
konsep seperti program yang tadinya berat dan sulit diterima masyarakat dibuat
menjadi lebih santai dan ringan, atau melakukan penjadwalan ulang.
Ada sesuatu hal yang menarik, ketika kita berbicara mengenai rating. Kita
harus memperhatikan dari sudut pandang manakah kita membicarakannya. Jika
membicarakan rating dari sisi pengiklan maka kita membicarakan rating sebagai
sebuah indikator kuantitatif. Namun hal tersebut tidak serta merta kemudian
menjadi keputusan akhir untuk menentukan keberlangsungan sebuah
program.Rating kemudian harus dipahami secara berbeda ketika kita berbicara
mengenai keterlibatan program terhadap audiens serta dampak yang
ditimbulkannya. Apakah sebuah program dengan rating yang relatif tinggi harus
diteruskan penayangannya tanpa melihat apakah dampak keterlibatan program
tersebut terhadap audiens, bernilai positif atau justru memberikan nilai negatif.
Lalu apakah sebuah program yang ratingnya kurang bagus tetapi memiliki
keterlibatan serta dampak yang baik dengan masyarakat harus diberhentikan
penayangannya?
Ketika pengelola televisi jauh lebih mengutamakan rating dibandingkan
kewajibannya untuk memberikan nilai positif kepada khalayak, maka ia harus
menyadari dan memahami arti rating dari sudut pandang yang berbeda. Apakah
sebuah program dengan rating yang sangat tinggi harus dipertahankan sementara
program tersebut ternyata tidak memiliki dampak yang cukup baik? Meskipun
alasan sebagian orang menonton televisi adalah ingin mencari hiburan, tetapi
televisi tidak hanya dapat dipandang sekedar sebagai media hiburan saja. Di sisi
120
lain televisi juga muncul sebagai sebuah dampak. Lalu tidak kemudian seluruhnya
diserahkan kepada audiens karena televisi melalui programnya memiliki
kewajiban untuk memberikan nilai yang positif kepada publik. Meskipun sebagian
besar orang mengutamakan hiburan dalam menonton televisi, bukan berarti
televisi lalu menayangkan program yang hanya menghibur tanpa mengandung
nilai yang sarat akan makna dan mendidik.
Contoh kasus adalah program smackdown yang pernah ditayangkan
stasiun televisi Lativi beberapa tahun yang lalu. Program ini mendapatkan rating
yang bagus karena banyaknya anak-anak yang menonton acara tersebut. Tetapi
adakah nilai positif yang terkandung di dalamnya? Kalaupun ada, ternyata
program ini dinilai tidak mendidik dan mengajarkan kekerasan kepada anak-anak.
Terbukti dari banyaknya kasus perkelahian anak-anak sekolah dasar akibat
menonton program tersebut di malam harinya.
Lalu apakah sebuah program dengan nilai edukatif yang tinggi dan rating
yang kurang memuaskan lantas diberhentikan penayangannya begitu saja?
Jawaban pertanyaan ini akan terasa sangat berbeda ketika kita mengajukannya
kepada seseorang yang memiliki nilai kepedulian terhadap penonton dan
programmer stasiun televisi yang “mungkin” kepeduliannya berbeda dengan
paham kebanyakan industri televisi komersil.
121
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Tahap perencanaan program Kabar ++ berasal dari program makers yang
terdiri dari orang-orang divisi programming, produksi dan yang tergabung
didalam komite program. Programming dalam proses perencanaan
program memberikan gambaran program apa yang sebaiknya diproduksi
(program analyst) kepada program makers. Setelah program dibuat oelh
program makers, program diajukan kepada komite program. Mereka lah
yang memutuskan apakah program tersebut akan diproduksi atau tidak.
Program Kabar ++ memiliki maksud dan tujuan menyuguhkan program
majalah berita dengan kemasan baru yang memiliki format menghibur,
ringan, satir, dan dipadukan dengan musik dengan materi mengangkat isu-
isu terkini seputar problematika bangsa dan permasalahan hidup yang
dialami oleh masyarakat. Yang menjadi khalayak sasaran utama program
Kabar ++ adalah pria dan wanita dewasa dengan segmen A, B, C+ dan
menjadikan all people sebagai khalayak sasaran secara umum.
2. Tahap tata laksana (execution) program Kabar ++ dilaksanakan oleh tim
produksi yang telah ditunjuk oleh GM. Tim produksi Kabar ++ pada
dasarnya mengikuti aturan atau pola yang telah ditetapkan, yaitu pra
produksi, produksi dan post produksi. Pada tahap pra produksi, ditentukan
lokasi syuting dan narasumber berdasarkan tema yang akan dibahas yang
sudah diputuskan oleh rapat redaksi. Pada tahap produksi, tim melakukan
122
wawancara narasumber, liputan sesuai tema yang diangkat dengan
menggunakan kamera jimmy jip yang dapat mengambil gambar dari atas,
dan taping production. Pada tahap post produksi dilakukan pemilihan
gambar, musik dan proses editing.
3. Pada tahap penjadwalan, programming menempatkan Kabar ++ pada hari
Jumat setiap pukul 22.30 WIB (prime time menuju late fringe) dan ingin
melawan program kompetitornya yang sudah terlebih dahulu berhasil
merangkum audiens yang banyak, yaitu Kick Andy – Metro tv. Namun
karena performa program ini dianggap kurang memuaskan ketika tayang
pada malam hari (early fringe), program ini pun dipindahtayangkan
menjadi setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB dengan harapan dapat
merangkum seluruh segmen audiens.
4. Pada tahap evaluasi, divisi programming melakukan evaluasi terhadap
program dengan mengamati setiap segemen dan episode. Keberhasilan
program diukur melalui 2 aspek, yaitu kepermisaan (rating) dan finansial
(pengiklan). Rata-rata stasiun televisi cenderung berjalan sebagai industri
yang selalu profit oriented. Bergerak berdasarkan ekonomi/nilai rasional
yakni untung atau rugi, dan bukan nilai sosial (social value) yakni baik
dan buruk.
5.2. Saran
1. Programming sebaiknya melakukan kerjasama dengan bagian Promo On
Air. Hal ini dikarenakan program seperti Kabar ++ membutuhkan
promosi yang begitu sering untuk meremind pemirsa televisi untuk
123
menyaksikan program tersebut sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
Karena layaknya sebuah produk, program televisi pun membutuhkan
sebuah iklan, namun harus dipikirkan bagaimana cara mempromosikannya
agar produk itu terlihat menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu.
Sebagus apapun program acara tanpa adanya sebuah promo, penonton tak
akan tahu mengenai keberadaan program tersebut.
2. TvOne adalah sebuah stasiun televisi dengan genre berita, oleh karena itu
stasiun televisi ini lebih memperhatikan program-program beritanya
dibandingkan dengan program lainnya. Alangkah baiknya jika stasiun
televisi, khusnya programming memberikan porsi perhatian kepada
program-program seperti program current sedikit lebih besar agar terjadi
keseimbangan diantara semua program.
3. Dengan adanya data yang menunjukkan besarnya angka index di beberapa
audiens menunjukkan bahwa sesungguhnya program Kabar ++dapat
dijual kepada pengiklan produk yang lebih sesuai dengan target audiens.
Misal, jika angka index besar dari 100 ditunjukkan pada penonton
housewife maka program ini dapat dijual kepada pengiklan seperti produk
alat mandi, sabun cuci, atau bumbu masakan. Jadi tvOne tidak hanya
menjadikan program seperti ini sebagai bonus penjualan program berita
kepada pengiklan, tetapi dapat menjualnya lagi secara terpisah tanpa harus
bergantung kepada penjualan program andalan.
124
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati komala.2004. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Baldwin, John. R, Perry, Stephen D, and Marry Ann Moffitt. 2004.
Communication Theories For Everyday Life. Boston- USA: Pearson
Education. Inc.
Effendi, Onong Uchajana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung :
PT. Citra Aditya Bakti
. 2003. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Head, Sydney W, Eastman, Susan Tyler, Klein Lewis. 1984. Broadcast/Cable
Programming: Strategies And Practice - 2nd Edition. Belmont, California:
Wadsworth Publishing Company
J. B. Wahyudi. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Kasali, Rhenald. 2001. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting,
Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
M.A., Morissan. 2009. Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio Dan Televisi.
Tangerang: Ramdina Prakarsa
Moleong Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt. 1991. Electronic Media
Management, Second Edition. Boston-London: Focal Press
125
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sherman, Barry L. 1995. Telecommunication Management: Broadcasting/Cable
And The News Technologies., Singapore: Mcgraw-Hill.Inc.
Wibowo, Fred. 1997. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
. . 2007. Teknik Produksi Program Televisi.Yogyakarta : Pinus
Book Publisher