pusat penelitian dan pengembangan perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... ·...

146
Laporan Tahunan 2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan i

Upload: others

Post on 16-May-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan i

Page 2: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi
Page 3: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan i

Laporan Tahunan

Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan

Tahun 2018

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

Page 4: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan ii

TIM PENYUSUN

LAPORAN TAHUNAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan TA 2018

PENANGGUNG JAWAB

Kepala Puslitbang Perkebunan

KETUA TIM PENYUSUN Rustan Massinai

ANGGOTA

Elna Karmawati

Deciyanto Soetopo

I Ketut Ardana

Jelfina Canstansye Alouw

Yusniarti

1. f. Dr. lna Karmawati (Ketua Kelti Analisis Kebijakan) REDAKSI PELAKSANA

Jumari

Wisnhu Novianto

Disain sampul dan tata letak

Agus Budiharto

Sumber Dana DIPA Puslitbang Perkebunan TA 2019

Diterbitkan oleh

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN Jalan Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111 – Indonesia Telp. (0251) 8313083. Faks. (0251) 8336194

e-mail: [email protected] website: http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id

ISBN : 978-979-8451-91-1

Page 5: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga Laporan Tahunan Puslitbang Perkebunan tahun anggaran 2018 dapat diselesaikan.

Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan anggaran yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah

ditetapkan oleh Puslitbang Perkebunan. Dalam laporan ini digambarkan tingkat kinerja Puslitbang Perkebunan selama

periode Renstra capaian 2015-2019 berdasarkan tingkat pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Melalui visi “Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi perkebunan untuk

mewujudkan pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani”, Puslitbang Perkebunan diharapkan dapat menghasilkan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang perkebunan yang dapat melahirkan produk

transformasi inovasi perkebunan Indonesia berdaya saing tinggi, dari berbasis sumber daya alam menjadi daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi perkebunan yang dihasilkan diharapkan dapat memecahkan

permasalahan tersedianya benih unggul, teknologi pendukung dan peningkatan daya saing. Untuk itu, Puslitbang Perkebunan telah melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan guna menjawab permasalahan tersebut.

Mengingat banyaknya jenis komoditas perkebunan dan kompleknya permasalahan yang ada, kami menyadari bahwa hasil penelitian pengembangan yang telah dicapai saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan semua pengguna.

Namun demikian, Puslitbang Perkebunan terus berupaya untuk mewujudkan visinya.

Laporan Tahunan ini menyajikan berbagai informasi penting tentang Kinerja

Puslitbang Perkebunan tahun 2018, berupa inovasi teknologi, kegiatan penelitian, pengembangan, diseminasi teknologi dan informasi perkebunan serta kegiatan

penunjang lainnya. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di waktu yang akan datang.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan.

Bogor, Februari 2019

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,

Dr. Fadjry Djufry

NIP.19690314 199403 1 001

Page 6: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi

RINGKASAN ...................................................................................... x

SUMMARY ....................................................................................... xiii

I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

II VARIETAS UNGGUL ..................................................................... 3

III TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI ....................................... 40

IV TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN ....................................................................

66

V PLASMA NUTFAH ...................................................................... 75

VI BENIH SUMBER ......................................................................... 85

VII REKOMENDASI KEBIJAKAN ....................................................... 91

VIII PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI INFORMASI PERKEBUNAN......

IX SUMBERDAYA PENELITIAN .........................................................

9.1. Sumberdaya Manusia .......................................................

9.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana....................................

9.3. Tata Kelola.......................................................................

9.4. Sumberdaya Keuangan ....................................................

95

114

114

116

117

118

X PENUTUP .................................................................................. 123

Page 7: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan v

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1. Produksi daging buah segar (kg) per pohon untuk tahun pertama 2018 ............................................................. 35

2. Penampilan karakter vegetatif bibit dari lima silangan kelapa Genjah x Dalam Bido ........................................ 36

3. Hasil pengamatan tiga kelapa hibrida Genjah x Dalam

Bido dan kontrolnya KHINA1 umur 1 tahun sesudah tanam di KP. Kayuwatu ................................................ 37

4. formula pupuk hayati cair dengan komposisi penelitian di laboratorium ........................................................... 56

5. Koleksi Sumber Daya Genetik Tanaman Perkebunan 2018

................................................................................... 75

6. Capaian benih sumber tanaman perkebunan 2018 ......... 85

7. Target dan Realisasi Produksi benih Perkebunan APBN-

P ................................................................................ 85

8. Target dan Realisasi Produksi benih Kopi, Karet dan Kakao tahun 2018 ....................................................... 88

9. Rekapitulasi KTI Nasional dan Internasional lingkup Puslitbang Perkebunan Tahun 2018 ............................. 96

10. Pengelompokkan Kerjasama ........................................ 111

11. Keragaan Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan Pada Tahun 2018 .......................... 114

12. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan

Berdasarkan Jabatannya Pada Tahun 2018 ................... 115

13. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

2018 .......................................................................... 116

14. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan Sasaran Output Utama TA 2018 ............... 121

15. Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Perkebunan, 2018 ...................................................... 122

Page 8: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman

1. Penampilan daun, mata tunas dan pertanaman VUB Tebu PSMLG

1 Agribun ......................................................................... 3

2. Penampilan mata tunas, batang, daun dan pertanaman VUB Tebu

PSMLG 2 Agribun ............................................................... 4

3. Penampilan pertanaman dan warna serat Varietas Kapas Bronesia

1 .................................................................................... 5

4. Penampilan pertanaman dan warna serat Varietas Kapas Bronesia

2 .................................................................................... 6

5. Penampilan pertanaman dan warna serat Varietas Kapas Bronesia

3 .................................................................................... 6

6. Penampilan pertanaman, daun, bakal buah dan bunga Jarak

Kepyar Varietas Asembagus 119 Agribun ................................ 7

7. Penampilan pertanaman, cabang batang, daun, bunga dan biji

buah Jarak Kepyar Varietas Asembagus 175 Agribun ................. 8

8. Tampilan buah dan populasi Kelapa Kelapa Dalam Kelambi

Ujungkubu ........................................................................ 8

9. Populasi dan tampilan warna buah Kelapa Odeska Lobu ............. 9

10. Tampilan buah dan tinggi pohon Kelapa Genjah Pandan Wangi

Sumut ............................................................................. 10

11. Tampilan buah dan tinggi pohon Kelapa Genjah Entog ............... 10

12. Bakal benih dan induk Kelapa Genjah Entog .............................. 11

13. Penampilan pucuk, urat dan batang tengah daun kopi Varietas

Korolla 1 .................................................................................. 11

14. Penampilan daun dan warna buah Kopi Varietas Korolla 1 .......... 12

15. Penampilan daun, keragaan dan buah Kopi Varietas Korolla 2 ..... 12

16. Penampilan daun, keragaan dan buah Kopi Varietas Korolla 3 ..... 13

17. Penampilan daun, buah dan keragaan Kopi Varietas Korolla 4 ..... 14

18. Penampilan batang, tandan, dan buah Aren Parasi ................... 15

19. Keragaan batang dan buah tanaman aren Smulen ST1 ............. 15 20. atas kiri ke kanan Karakter buah, ruas batang, permukaan daun

atas dan bawah, gambar bawah perbandingan panjang daun dan

malai ............................................................................... 16 21. Pertanaman Pala Bogor, karakteristik daun, buah muda, buah

masak, biji berfuli, biji dan fuli ............................................... 17

22. Populasi Pinang Emas dan penampilan buah pohon induk umur 15

tahun ............................................................................... 18 23. Penampilan varietas tembakau lokal Jinten Pakpie .................... 18

24. Penampilan Daun dan Bunga Varietas tembakau lokal Jinten

Pakpie Varietas tembakau lokal Jinten Pakpie ........................... 19 25. Penampilan Tanaman dan bunga tembakau lokal Jinten Pakpie

Varietas tembakau lokal Manilo ............................................. 19 26. Penampilan Daun dan Bunga Varietas tembakau lokal Jinten

Pakpie Varietas tembakau lokal Manilo .................................... 20

Page 9: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan vii

Gambar Uraian Halaman

27. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar A1,

B.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar A2 ................ 21 28. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar D1,

B.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar D2 dan

C.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar J ................... 22 29. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Temangi,

B.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Temangi dan

C.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Kenceh ...................

23

30. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Sigalih, B.Penampilan

Tanaman Tembakau varietas Citrasari dan C.Penampilan Tanaman

Tembakau varietas Kubangsari .............................................. 24 31. Penampilan Tanaman, Batang, Daun, Bunga, Buah dan Biji

Varietas GOZOLL Agribun ..................................................... 25 32. Pertanaman vanili, buah dan penjemuran polong vanili .............. 26 33. Penampilan rimpang hasil panen jahe merah (I,J dan N) ............ 27

34. Penampilan pertumbuhan dan produksi rimpang jahe putih kecil .. 27

35. Keragaan uji adaptasi klon unggul baru tanaman tebu di lapang .. 28 36. Kondisi pertanaman abaka di lokasi Magelang sebelum dan saat

panen .............................................................................. 29

37. Kondisi pertanaman rosela dan yute pada umur 60 Hst .............. 30 38. Keragaan pertanaman pengujian empat galur harapan

tembakaucerutu terhadap populasi per satuan luas .................... 31

39. Kegiatan persilangan antara tembakau cerutu x tembakau tahanterhadap P. nicotianae dan R. solanacearum, menghasilkan

benih generasi F1 ............................................................... 32

40. Klon jarak pagar yang unggul di semua lokasi pengujian ............ 33

41. Kelapa hibrida Genjah Kuning Bali x Dalam Mapanget S4 (Gb. Kiri), Genjah Raja x Dalam Mapanget S4 (Gb. Tengah) dan

pembandingnya KHINA1 (Gb. Kanan) ...................................... 38

42. Pendederan untuk perkecambahan dan pembibitan lima kelapa hibrida Genjah x Dalam Bido, yaitu GTT x DBO,

GMW x DBO, GHJ x DBO, GSK x DBO, dan GAK x DBO ....... 38 43. Benih Kelapa Hibrida Hasil Persilangan dan dan

pembandingKHINA-1 umur 10 bulan setelah tanam di

KP.Kayuwatu ..................................................................... 39 44. Tahapan produksi benih G0 .................................................. 41 45. Rata-rata luas bercak (cm2) pada buah kelapa umur 6-8 bulan

dari masing-masing kultivar kelapa ......................................... 42 46. Pengujian beberapa kultivar kelapa terhadap P. palmivora di

laboratorium ...................................................................... 43

47. Konsentrasi insektisida nabati Derris eliptica dan Larva Brontispa

longissima yang mati akibat insektisida nabati Derris eliptica ....... 44 48. Keragaan pelepasan CO2 dan N2O di pertanaman sawit TM-1 di

KP. Sitiung ........................................................................ 45

Page 10: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan viii

Gambar Uraian Halaman

49. Pola sebaran spatial dan temporal GRK N2O di beberapa umur tanaman kelapa sawit; (3a. Lokasi Kabupaten Gorontalo-1 (1 tahun), 3b. Lokasi Paguyaman-Gorontalo-2, sawit TM1, 3c. Lokasi

di Desa poigar Kab. Bolang Mongondow (TM-1), dan 3d. Lokasi di

Aceh Jaya (TM2) ................................................................ 45 50. Pola sebaran spatial dan temporal GRK CO2 di beberapa umur

tanaman kelapa sawit; (3a. Lokasi Kabupaten Gorontalo-1 (1 tahun), 3b. Lokasi Paguyaman-Gorontalo-2, sawit TM1, 3c. Lokasi di Desapoigar Kab. Bolang Mongondow (TM-1), dan 3d. Lokasi di

Aceh Jaya (TM2) ................................................................ 46 51. Unit pengolahan asap cair (kiri), asap cair dari debu sabut kelapa

(kanan) ............................................................................ 47

52. Keragaan tanaman tebu setelah diperlakukan dengan pupuk

hayati .............................................................................. 47 53. Pupuk Silika butiran (kiri) yang diaplikasikan pada tanaman

tebu(kanan) ...................................................................... 48 54. Pupuk vermikompos (kiri) dan aplikasinya di lapang (kanan) ....... 49 55. Pengujian daya hambat minyak cengkeh konsentrasi 100, 200,

300, 400, 500 ppm (a), asap cair batok kelapa (b) minyak temulawak 200, 300, 400, 500ppm (c) propil paraben (baris pertama), metil paraben (baris kedua), dan potasium sorbat (baris

ketiga) konsentrasi 100, 200, 300, 400, 500 ppm, terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus. Petri paling bawah adalah kontrol

pertumbuhan Aspergillus flavus ............................................. 50

56. Kolonisasi Aspergillus flavus pada permukaan biji pala batok yang diberi berbagai perlakuan formula coating berbentuk tepung mengandung minyak cengkeh (warna putih) dan tanpa perlakuan

(warna coklat tua) .............................................................. 51

57. Alat pengering tipe rumah, para-para dan lantai jemur .............. 52 58. Biji pala berbatok basah dan kering, dan pala kupas kering hasil

pengeringan menggunakan rak pengering tipe rumah ................ 53 59. Tanaman lada telah/sedang berbunga ketika aplikasi perlakuan

pupuk .............................................................................. 55

60. Aplikasi bakteri endofit ...................................................... 56 61. Persiapan dan pelaksanaan pengujian formula agens hayati untuk

mengendalikan penyakit BPB. (A). Media tanam lada, (B)

Penyemaian benih lada, (C) Formula Trichoderma yang

direaktivasi, (D) Formula cendawan endofit (E-15), (E) Stek lada

siap diinokulasi dan (D) Pengajiran untuk persiapan penanaman di

lapang .............................................................................. 57 62. Bibit lada yang hidup dan mati dari tiap perlakuan yang diujikan

pada umur 2 ~ 4 bulan. (A). Jamur endofit E-15 &Trichoderma, (B) Bakteri A &Trichoderma, (C) Jamur endofit E-15, bakteri A

&Trichoderma, (D) Trichoderma, (E) Kontrol, dan (F) Fungsida .... 58 63. Jumlah buku dari tiap perlakuan yang diujikan pada umur 2 ~ 4

bulan. (A). Jamur endofit E-15 &Trichoderma, (B) Bakteri A

&Trichoderma, (C) Jamur endofit E-15, bakteri A &Trichoderma,

(D) Trichoderma, (E) Kontrol, dan (F) Fungsida ........................ 59

Page 11: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan ix

Gambar Uraian Halaman

64. Variasi gejala virus pada bibit lada, A. tidak bergejala, B. belang

lemah, C. mosaik lemah, D. malformasi, menebal, mosaik parah .. 60 65. Hasil DIBA. a1 dan a2. Bufer, a3 dan a4. Kontrol negatif, a5 dan

a6. Kontrol positif. b1-b4. Sampel negatif, b5-b7 dan c1-c7.

Sampel positif .................................................................... 61 66. Visualisasi hasil PCR. M. Marker.1. Kontrol negatif, 2-4. Sampel

Petaling hasil radiasi, 5-7. Sampel Natar 1. 8-11. Sampel Petaling 1.A,B, dan C. Amplifikasi DNA secara PCRberturut – turut dengan primer PYMoV ORFI; ORFII; dan ORFIII. D. One step RT-PCR

dengan primer PYMoV ORFIII ............................................... 63 67. Carrier siap diinokulasikan cendawan B. bassiana (a), Alt formulasi

B. bassiana menggunakan system dried spraying (b) ................... 65

68. Proses ekstraksi pektin ............................................................... 66 69. Pektin hasil ekstraksi limbah pod kulit kakao ................................ 67 70. (A) Perbanyakan blastospora dalam fermentor dengan media PCB,

(B) Blastospora jamur patogen serangga dalam media cair, (C) Imago PBKo terinfeksi blastospora jamur patogen ........................ 68

71. Pestisida nabati berbahan dasar asap cair ............................. 69

72. Respons tanaman kakao terhadap pemberian mikroba (kiri) dan pupuk hayati berbahan pembawa molase (kanan) ........................ 70

73. Pengolahan popeda instan di Seafast Centre IPB-Bogor ............... 71

74. Penyadapan nira aren (a), proses penguapan kadar air pada larutan gula b) dan empat produk sirup nira aren (c) ................... 72

75. Yogurt skim kelapa yang diproses menggunakan kultur murni L. bulgaricus (a) dan Kultur murni untuk pembuatan yogurt skim kelapa (b) ................................................................................. 73

76. Asap cair daun tembakau dari tembakau Purwodadi (A), Yogyakarta (B), Boyolali (C), Temanggung (D), Blitar (E),

Probolinggo (F), Jember (G), Sumenep (H), Madiun (I), Ponorogo (J), dan Garut (K) ...................................................................... 74

77. Enam jenis minyak atsiri tembakau (A: T. Temanggung; B: T.

Boyolali; C: T. Yogyakarta; D: T.Purwodadi; E: T.Blitar; F: T. Probolinggo) ............................................................................. 74

78. Plasma Nutfah Tanaman Kelapa Sawit ........................................ 77

79. Plasma Nutfah Tanaman Kelapa ................................................. 77 80. Tampilan depan data passport plasma nutfah kakao .................... 80 81. Koleksi plasma nutfah kakao, karet, kopi, dan teh di Balittri ......... 81

82. Program software database TRO ................................................. 83 83. Database koleksi plasma nutafh Kebun Percobaan Lingkup Balittro 84

84. Beberapa contoh karakter tanaman off types (menyimpang) yang harus dibuang ........................................................................... 86

85. Proses seleksi dan pembongkaran/pemusnahan tanaman off tipes rami .......................................................................................... 87

86. Kondisi pertanaman kurang optimal karena keterbatasan anggaran pemeliharaan ............................................................................ 87

87. Kondisi tanaman kenaf umur sekitar 2 bulan ............................... 87

88. Kondisi varietas kenafindo 1 menjelang panen benih .................... 88

Page 12: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan x

Gambar Uraian Halaman

89. Pengendalian gulma dalam polybag secara manual dan benih kopi Arabika umur 5 bulan yang siap disertifikasi ................................ 89

90. Tempat penyemaian setek berakar dan panen setek berakar kopi

Robusta .................................................................................... 89 91. Transplanting benih karet ke Polybag dan benih karet batang

bawah yang siap diokulasi .......................................................... 90

92. Penanaman benih ke dalam polybag dan penyiraman benih kakao dalam polybag ........................................................................... 90

93. Acara Pembukaan Harteknas Pekanbaru Riau .............................. 97

94. Peserta dan pameran diseminasi produk Balittro .......................... 98 95. Launching Bogor Agro Science Technological Park Cimanggu ........ 99 96. Gelaran Sumatera Selatan Expo .................................................. 100

97. Kegiatan dan Pameran SPEKTA HORTI 2018 di Bandung .............. 102 98. Rangkaian acara launching benih di Balittri .................................. 104 99. Rangkaian acara Agroinovasi fair ................................................ 107

100. ...................................................................................................................... Rangkaiana kegiatan Peringatan Hari Perkebunan di Bandung ...... 109 101. ...................................................................................................................... Grafik Artikel Berita Web Site Puslitbang Perkebunan tahun 2018 .. 113 102. ...................................................................................................................... Grafik kontak pengunjung Puslitbang Perkebunan tahun 2018 ...... 113

103. ...................................................................................................................... Video Dokumentasi dan Pengelolaan Informasi Publik lingkup Puslitbang Perkebunan .............................................................. 114

104. ...................................................................................................................... Video Kegiatan Safari Panen Menteri Pertanian dan Kepala Badan

Litbang Pertanian di pulau Jawa ................................................. 115 105. ...................................................................................................................... Video Panen Melimpah Stok Beras Aman Produksi Video

Dirgahayu Negeriku Jayalah Pertanian Indonesia ................ 115

106. ...................................................................................................................... Peta kerja sama Puslitbang Perkebunan tahun 2018 .................... 117 107. ...................................................................................................................... Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis

Belanja TA 2018 ........................................................................ 123

108. ...................................................................................................................... Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker TA 2018 .......................................................................... 123

109. ...................................................................................................................... Alokasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Output Diluar Anggaran Dukungan Manajemen Litbang TA 2018 ... 124 110. ...................................................................................................................... Persentase Realisasi Anggaran Puslibang Perkebunan TA 2014-

2018 ......................................................................................... 124

111. ...................................................................................................................... Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker TA 2018 .......................................................................... 125

112. ...................................................................................................................... Realisasi Anggaran UK/UPT TA 2018 ........................................... 125

113. ...................................................................................................................... Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja TA 2018 ................ 126

Page 13: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xi

RINGKASAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai salah satu Unit kerja

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas dan fungsi

sebagai penghasil teknologi dan rekomendasi kebijakan khususnya dibidang

perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selalu mendukung

visi Kementerian Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

serta terus berupaya untuk menghasilkan teknologi perkebunan yang mudah

diterapkan, efektif, efisien dan berdaya saing. Kegiatan penelitian dan

pengembangan selama tahun 2018 telah menghasilkan banyak teknologi inovatif

yang terkait dengan upaya peningkatan biodiversitas dan jumlah bahan

tanaman, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan, teknologi pengolahan

hasil, benih sumber, dan sintesis kebijakan.

VARIETAS UNGGUL

Sampai dengan akhir Tahun Anggaran (TA) 2018 Puslitbang Perkebunan telah

berhasil melepas 34 varietas unggul baru tanaman perkebunan yang terdiri dari :

Tebu (2 varietas), Kapas (3 varietas), Jarak Kepyar (2 varietas), Lada (1

varietas), Pala (1 varietas), Tembakau (13 varietas), Kelapa (4 varietas), Aren (2

varietas), Pinang (1 varietas), Kopi (4 varietas) dan Indigofera Zollingeriana (1

varietas).

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERKEBUNAN

Hasil-hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas tanaman perkebunan

selama TA 2018 yang telah dihasilkan sebanyak 14 teknologi terdiri atas

komoditas Tebu (4 teknologi); Lada (4 teknologi); Pala (2 teknologi); Kelapa

Sawit (1 teknologi) dan Kelapa (3 teknologi). Teknologi-teknologi yang sudah

dihasilkan tersebut mencakup komponen-komponen teknologi pemupukan,

teknologi pemanfaatan mikroba, teknologi budidaya tanaman, teknologi

pengendalian hama dan penyakit, dan teknologi pengolahan.

TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN

Puslitbang Perkebunan Tahun Anggaran (TA) 2018 telah menghasilkan teknologi

diversifikasi dan peningkatan nilai tambah/produk olahan tanaman perkebunan

sebanyak 9 produk yaitu untuk komoditas Kakao (3 teknologi); Kelapa (1

teknologi); Sagu (1 teknologi); Aren (1 teknologi); Kopi (2 formula); dan

Page 14: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xii

Tembakau (1 formula). Teknologi yang dihasilkan adalah berupa formula pupuk,

formula pestisida/insektisida yang ramah lingkungan, Sirup dan youghurt.

PLASMA NUTFAH TANAMAN PERKEBUNAN

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, diperlukan materi genetik

tanaman perkebunan. Sampai dengan Tahun Anggaran (TA) 2018 Puslitbang

Perkebunan telah memiliki sebanyak 13.478 aksesi yang terdiri dari 370 aksesi

tanaman palma, 6.442 aksesi tanaman rempah dan obat, 648 aksesi tanaman

penyegar dan industri lainnya, serta 6.018 aksesi tanaman pemanis dan serat.

BENIH SUMBER TANAMAN PERKEBUNAN

Produksi benih sumber tanaman perkebunan dicapai melalui kegiatan

pengelolaan UPBS, dengan output berupa benih sumber : (1) Kelapa dalam (250

ton); Tebu G0 (25.000 plantlet); (3) Tebu G1 (214.800 budset); Tebu G2

(8.087.000 budset/budchip); (4) Kapas (5.875 Kg); (5) Stevia (501 polybag); (6)

Rami (150.000 rizome) dan (8) Kenaf (184,3 Kg). Disamping itu dari anggaran

Puslibang Perkebunan diproduksi : (1) tanaman rempah dan obat meliputi lada

(110.000 stek/polybag); pala (15.000 pohon); kayu manis (40.000 pohon); (2)

tanaman industri dan penyegar berupa kakao (65.000 polybag); Kopi Arabika

(110.000 pohon); (3) tanaman pemanis dan serat berupa tebu (500.000 plantlet

G0 dan G1, 5.000.000 mata G2); (4) tanaman kelapa (10.000 benih/pohon

kelapa dalam unggul yang dihasilkan Balit Palma.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kinerja rekomendasi kebijakan dicapai melalui kegiatan analisa kebijakan.

Selama TA 2018 telah terealisasi sebanyak 4 (empat) rekomendasi kebijakan

yaitu: (1) Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia; (2) Penguatan

Kelembagaan Petani untuk Keberlanjutan Perlindungan IG (Indikasi Geografis)

Komoditas Perkebunan; (3) Penerapan Precision Farming Untuk Meningkatkan

Efisiensi Produksi Gula Nasional; (4) Kelembagaan Mendukung Sistem

Perbenihan Komoditas Perkebunan.

PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI INFORMASI PERKEBUNAN

Adopsi teknologi oleh pengguna/petani telah dirintis percepatan penyampaian

inovasi hasil penelitian melalui diseminasi dan publikasi hasil penelitian serta

kerjasama penelitian dengan mitra kerja swasta, pemerintah, dan perguruan

tinggi.

Page 15: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xiii

SUMBERDAYA KEUANGAN

Pagu anggaran UK/UPT lingkup Puslitbang Perkebunan Tahun 2018 sebesar Rp.

148.794.443.000,-. Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja pegawai, belanja

barang dan belanja modal per 31 Desember 2018 berturut-turut mencapai

96,39%; 97,93%; dan 97,85. Realisasi untuk semua jenis belanja mencapai

angka diatas 97% menunjukkan bahwa penyerapan anggaran telah melebihi

target yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.

Realisasi PNBP di Puslitbang Perkebunan (102,79%), Balittro (118,42%), Balittri,

107,25%, Balitpalma 100,55%, dan Balittas (210,88%).Realisasi PNBP di lingkup

Puslitbang Perkebunan TA. 2018 dapat tercapai melebihi target yang telah

ditentukan yaitu Rp. 3.884.796.282 (121,67%) dari target 3.192.899.000,-.

Page 16: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xiv

SUMMARY

Indonesian Center for Estate crops Research and Development (ICERD) as one

of the centers of the Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development (IAARD) has the task and functions as a provider of technology

and policy recommendations, especially in estate crops. ICERD always support

the vision of Ministry of Agriculture and the Indonesian Agency for Agricultural

Research and Development, as well as continually strive to produce a

competitive, effective and efficient estate crops technology that easy to be

applied. There were quite a lot of innovative technologies research resulted

during 2018 related to the improvement of biodiversity, plant materials, quality

and productivity of estate crops, processing quality, seed sources, and policy

synthesis.

HIGH YIELDING VARIETIES

Up to the end of 2018, ICERD released 34 new high yielding varieties of estate

crops, namely Sugar cane (2 variety); Cotton (3 varieties); Castor (2 varieties);

Pepper (1 Variety); Nutmeg (1 variety); Coconut (4 varieties); Sugar palm (2

varieties); Betel nut (1 variety); Tobacco (13 varieties); Coffe (4 varieties) and

Zialinga indigofera 1( variety).

PRODUCTIVITY IMPROVEMENT TECHNOLOGY OF ESTATE CROPS

As much as 14 improvement technologies had been produced by ICERD i.e Sugar

cane (4 technologies); Pepper (4 technologies); Nutmeg (2 technologies); Palm

Oil (1 teknology); and Coconut (3 technologies). Those resulted technologies

mentioned above includes technologies components of fertilization, microbial

utilization, cultivation tech, pests and diseases control, and processing

technology.

DIVERSIFICATION TECHNOLOGY AND ADDED VALUE ENHANCEMENT/

PROCCESSING PRODUCT

In 2018 there were 9 formula of diversification technology and processing

product resulted by ICERD comprising Cocoa (3 technologies); Coconut (1

technology); Sago (1 technology); Sugar palm (1 technology); Coffe (2

technologies) and Tobacco (1 formula). The resulting technologies are fertilizers

formula, environmentally friendly pesticide formula, tricoderm formula, palm

sugar syrup and yogurt.

Page 17: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xv

ESTATE CROPS GERMPLASM

To support plant breeding activities, the genetic material of estate crops is

neccessary. Up to 2018, the ICERD had collected as many as 13, 478 accessions

consisting of 370 accessions palm trees, 6,442 accessions spices and medicinal

plants, 648 plant accessions beverages and industrial crops, as well as the 6,018

accession sweeteners and fiber crops.

SEED SOURCE OF ESTATE CROPS

The production of estate crops seed source is achieved through UPBS

management activities by the output of: (1) Kelapa Dalam (250 tons); Sugar

cane G0 (25,000 plantlets); (3) Sugar cane G1 (214,800 budsets); Sugar cane

G2 (8,087,000 budsets / budchips); (4) Cotton (5,875 kg); (5) Stevia (501

polybags); (6) Flax (150,000 rhizome) and (8) Kenaf (184.3 Kg). Besides that,

from the budget of Puslibang Perkebunan, it is produced: (1) spices and

medicinal plants including pepper (110,000 cuttings / polybags); nutmeg (15,000

trees); cinnamon (40,000 trees); (2) industrial plants and refiners in the form of

cocoa (65,000 polybags); Arabica Coffee (110,000 trees); (3) sweetener and

fiber plants in the form of sugar cane (500,000 G0 and G1 plantlets, 5,000,000

G2 budchips); (4) coconut plants (10,000 seeds) in Balit Palma.

POLICY RECOMMENDATION

The performance of policy recommendation was achieved by policy analisys

activity. There were four policy recommendations resulted in 2018 i.e. : (1)

Restore the glory of indonesian spices Policies; (2) Strengthening farmer

institutions for the sustainability of the protection of geographical indications of

plantation commodities; (3) The application of precision farming to improve the

efficiency of national sugar production; (4) Institutional support for plantation

estate commodity seeding systems.

DEVELOPMENT AND DISSEMINATION OF ESTATE INFORMATION

For technology adoption by the user/farmer, the acceleration of delivery of

innovation had been initiated through dissemination results and the publication

of results, and research collaboration with private partners, government, and

universities.

Page 18: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xvi

FINANCIAL RESOURCES

The budget of ICERD including its research institution, at the beginning of the

budget year amounting to Rp. 148.794.443.000, Based on the type of

expenditure, the realization of personnel expenditure, goods expenditure and

capital expenditure per December 31, 2018 respectively reached 96.39%;

97.93%; and 97.85%. Realization for all types of shopping reaches above 97%

indicates that the budget absorption is surpassing the set targets, and

implementation of the activities running smoothly. Realization of non-tax

revenues in Puslitbang Perkebunan (102.79%); Balittro (118.42%), Balittri,

107.25%, Balit Palma 100,55, and Balittas (210.88%) exceeded the target.

Realization of non-tax revenues in Puslitbang Perkebunan 2018 can be achieved

beyond the predetermined target of Rp 3,884,796. 282 (121.67%) of the target

of Rp. 3,192,899,000.

Page 19: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 1

I. PENDAHULUAN

Komoditas perkebunan memiliki kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi

dengan perannya sebagai penyumbang devisa negara, penyedia lapangan kerja,

peningkatan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional. Agar

kontribusi tersebut dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan,

pembangunan usaha perkebunan harus selalu didukung oleh IPTEK melalui

pengembangan teknologi dan inovasi untuk menghadapi permasalahan dan

tantangan pertanian kedepan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai salah satu Unit kerja

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas dan fungsi

sebagai penghasil teknologi dan kebijakan khususnya dibidang perkebunan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selalu mendukung visi

Kementerian Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta

terus berupaya untuk menghasilkan inovasi teknologi perkebunan yang mudah

diterapkan, efektif, efisien dan berdaya saing.

Mengacu pada sasaran strategis Renstra Puslitbang Perkebunan 2015-2019 dan

sebagai basis dalam proses perencanaan kegiatan, kegiatan penelitian dan

pengembangan selama tahun 2018 telah menghasilkan banyak inovasi teknologi

yang terkait dengan upaya peningkatan produktivitas dan mutu hasil tanaman

perkebunan serta hasil sintesis kebijakan.

Puslitbang perkebunan tahun 2015-2019 fokus pada upaya mendukung dua

program strategis Kementerian Pertanian yaitu : (1) pencapaian swasembada

gula, (2) nilai tambah, (3) daya saing, dan (4) menghadapi kampanye negatif

yang berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan. Kegiatan yang sudah

dilakukan meliputi, perakitan varietas unggul baru tebu dan komoditas

perkebunan lainnya, penyediaan benih sumber tebu hasil kultur jaringan dan

benih sumber tanaman perkebunan lainnya, penelitian peningkatan produktvitas

tebu, peningkatan produktivitas dan diversifikasi komoditas perkebunan

lainnya melalui perakitan teknologi budidaya pendukung serta Good Agricultural

Practice (GAP) untuk memenuhi standar kualitas produk olahan komoditas

perkebunan. Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, Puslitbang

perkebunan juga berupaya mengembangkan berbagai komoditas dan teknologi

bioenergi.

Page 20: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2

Pada Tahun anggaran 2018 telah dihasilkan 1,5 juta benih G2 untuk

mendukung upaya pencapaian swasembada gula. Upaya peningkatan

produktvitas tebu dan komoditas perkebunan lainnya, melalui perakitan

varietas unggul telah dihasilkan 34 VUB, yang terdiri atas 2 varietas tebu, 3

varietas kapas, 2 varietas jarak kepyar, 1 varietas lada, 1 varietas pala, 13

varietas tembakau, Kelapa 4 varietas kelapa, Aren 2 varietas aren, 1 varietas

pinang, 4 varietas kopi dan Indigofera Zollingeriana 1 varietas Indigofera

Zollingeriana. Selain itu, juga dihasilkan 17 teknologi peningkatan produksi

komoditas tebu, kakao, kopi, lada, jambu mete, cengkeh dan kelapa. Kegiatan

litbang untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas

perkebunan telah menghasilkan 9 produk olahan dan teknologi proses, yaitu

pemanfaatan limbah kulit kakao, pemanfaatan asap cair, blastospora sebagai

bioinsektisida, pestisida nabati, formula pupuk hayati dan produk popeda

instant, sirup NIRA aren, pengolahan yogurt serta formulasi produk untuk

mendukung peningkatan produksi tanaman pemanis, serat, tembakau, dan

minyak industri.

Inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian agar dapat segera menyentuh

masyarakat maka diseminasi teknologi merupakan suatu keharusan dengan

memanfaatkan berbagai saluran dan media yang tepat dan efektif. Umpan balik

diseminasi teknologi dari masyarakat berperan penting sebagai acuan dalam

perencanaan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan teknologi yang

sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

Dalam upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja, Balitbangtan

merestrukturisasi program penelitian dan pengembangan pertanian, yakni

program strategis Kementerian Pertanian, penelitian dasar (basic research), yaitu

penelitian untuk menciptakan teknologi unggul dan inovasi, dan penelitian

adaptif (adaptive research) untuk pematangan teknologi yang siap dilepas.

Program penelitian dan pengembangan mendukung Agenda Riset Nasional

(ARN) merupakan bentuk kemitraan dan kerja sama dengan berbagai lembaga

penelitian nasional (Kemenristek Dikti, LAPAN, LIPI, PT dll) dan internasional.

Pembenahan organisasi dan peningkatan kemampuan sumber daya penelitian

dan tenaga penunjang terus diupayakan untuk meningkatkan produktivitas

kinerja.

Page 21: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 3

II. VARIETAS UNGGUL

Varietas unggul merupakan hasil penelitian yang mempunyai daya ungkit

peningkatan produktivitas tanaman atau mempunyai sifat keunggulan

dibandingkan varietas yang terdahulu. Selama TA 2018, Puslitbang Perkebunan

telah melepas 34 varietas unggul baru tanaman perkebunan yang terdiri dari :

Tebu (2 varietas), Kapas (3 varietas), Jarak Kepyar (2 varietas), Lada (1

varietas), Pala (1 varietas), Tembakau (13 varietas), Kelapa (4 varietas), Aren (2

varietas), Pinang (1 varietas), Kopi (4 varietas) dan Indigofera Zollingeriana (1

varietas). Varietas unggul yang telah dilepas beserta keunggulannya adalah

sebagai berikut:

TEBU

1. Tebu Varietas PSMLG 1 Agribun

Varietas unggul baru tebu PSMLG 1 Agribun adalah hasil persilangan PS 951 X

IRK 67-1 (Introduksi dari Jepang). VUB PSMLG 1 Agribun ini mempunyai warna

batang kuning-kemerahan, tinggi tanaman mencapai 310 cm, dengan

keunggulan sifat pelepah daun mudah lepas, masuk tipe kemasakan awal –

tengah, daya kepras baik, kadar sabut 14,8%, dengan potensi produksi tebu 94 -

140 ton/ha, rendemen 7,5 – 10,6%, dan produksi hablur gula 8,0 – 10,6 ton/ha.

Keunggulan VUB PSMLG 1 Agribun ini adalah moderat tahan terhadap Penggerek

Pucuk (top borer), Penggerek Batang (stem borer), Pokahboeng, dab Mosaic,

serta tahan terhadap karat daun, noda cincin, luka api dan RSD. VUB PSMLG 1

Agribun ini sesuai pada lahan kering tegalan jenis tanah inceptisol dengan tipe

iklim C3.

VUB Tebu PSMLG 1 AGRIBUN

Gambar 1. Penampilan daun, mata tunas dan pertanaman VUB Tebu PSMLG 1 Agribun

Page 22: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 4

2. Tebu Varietas PSMLG 2 Agribun

Varietas unggul baru tebu PSMLG 2 Agribun adalah hasil persilangan VMC 87 -

599 polycross. VUB PSMLG 2 Agribun ini mempunyai karakter warna batang

kuning-kecoklatan, warna daun hijau kehijauan, tinggi tanaman mencapai 325

cm, dengan keunggulan sifat pelepah daun mudah lepas, masuk tipe kemasakan

awal – tengah, daya kepras baik, kadar sabut 14,5%, dengan potensi produksi

tebu 97 - 127 ton/ha, rendemen 7,2 – 10,9%, dan produksi hablur gula 8,9 –

11,8 ton/ha. Keunggulan VUB PSMLG 2 Agribun ini adalah moderat tahan

terhadap Penggerek Pucuk (top borer), Penggerek Batang (stem borer), tahan

terhadap Pokahboeng, rentan Mosaic dan Mosaic bergaris, serta tahan terhadap

karat daun, noda merah noda kuning, rentan terhadap luka apidan RSD. VUB

PSMLG 2 Agribun ini sesuai pada lahan kering tegalan jenis tanah inceptisol

dengan tipe iklim C3.

VUB Tebu PSMLG 2 Agribun

Gambar 2. Penampilan mata tunas, batang, daun dan pertanaman VUB Tebu PSMLG

2 Agribun

Page 23: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 5

Kapas

1. Kapas Varietas Bronesia 1

Varietas unggul baru kapas Bronesia 1 adalah hasil persilangan tunggal Kanesia

7 x RLBL dan dilanjutkan dengan pedigree. VUB ini mempunyai keunggulan

percabangan kompak, warna serat cokelat muda (Munsell : 7.5 YR 7/6, RHS :

Greyed Orange Group 165C), potensi produksi : 1.359,7 – 2.534,6 kg kapas

berbiji/ha tanpa pengendalian hama; kandungan serat 33,6%, mutu kehalusan

serat 5,7 mikroner, kekuatan serat 22,4 g/tex, panjang serat 23,9 mm,

keseragaman serat 84,7%, mulur serat 6,9%. Varietas Bronesia 1 moderat

toleran terhadap kekeringan, agak rentan terhadap hama A. biguttula dengan

kerapatan bulu daun 197,3 bulu/cm2 (sedikit). Mutu serat memenuhi syarat yang

diinginkan industri tekstil.

Gambar 3. Penampilan pertanaman dan warna serat Varietas Kapas Bronesia 1

2. Kapas Varietas Bronesia 2

Varietas unggul baru kapas Bronesia 2 adalah hasil persilangan tunggal Kanesia

8 x RLBL dan dilanjutkan dengan pedigree. VUB ini mempunyai keunggulan

percabangan menyebar, warna serat cokelat muda terang (Munsell : 6,0 YR 7/6

RHS : Greyed Orange Group 165D), potensi produksi : 1.287,0 – 2.492,5 kg

kapas berbiji/ha tanpa pengendalian hama; kandungan serat 34,5 %, mutu

kehalusan serat 4,0 mikroner, kekuatan serat 23,7 g/tex, panjang serat 25,7 mm,

keseragaman serat 84,9%, mulur serat 5,9%. Varietas Bronesia 2 moderat

toleran terhadap kekeringan, agak rentan terhadap hama A. biguttula dengan

Page 24: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 6

kerapatan bulu daun 197 bulu/cm2 (sedikit). Mutu serat memenuhi syarat yang

diinginkan industri tekstil.

Gambar 4. Penampilan pertanaman dan warna serat Varietas Kapas Bronesia 2

3. Kapas Varietas Bronesia 3

Varietas unggul baru kapas Bronesia 3 adalah hasil persilangan tunggal Kanesia

8 x 73814 dan dilanjutkan dengan pedigree. VUB ini mempunyai keunggulan

percabangan menyebar, warna serat cokelat tua (Munsel : 5,0 YR 6/10, RHS :

Greyed Orange Group 164A), potensi produksi : 1.231,3 – 2.288,3 kg kapas

berbiji/ha tanpa pengendalian hama; kandungan serat 33,1%, mutu kehalusan

serat 4,1 mikroner, kekuatan serat 21,2 g/tex, panjang serat 23,2 mm,

keseragaman serat 83,6%, mulur serat 8,8%. Varietas Bronesia 3 rentan

terhadap kekeringan, agak tahan terhadap hama A. biguttula dengan kerapatan

bulu daun 333,3 bulu/cm2 (sedang). Mutu serat memenuhi syarat yang

diinginkan industri tekstil.

Gambar 5. Penampilan pertanaman dan warna serat Varietas Kapas Bronesia 3

Page 25: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 7

Jarak Kepyar

1. Jarak Kepyar Varietas Asembagus 119 Agribun

Varietas unggul baru (VUB) Jarak Kepyar Asembagus 119 Agribun memiliki rata-

rata produktivitas 2.494,5 kg/ha meningkat 30,16% dibandingkan dengan

varietas Asb.81, dapat beradaptasi luas dan kadar minyak 47,89%. VUB Jarak

Kepyar Asembagus 119 Agribun ini memiliki toleransi moderat terhadap cekaman

kekeringan dan agak tahan terhadap serangan hama S. litura.

Gambar 6. Penampilan pertanaman, daun, bakal buah dan bunga Jarak Kepyar

Varietas Asembagus 119 Agribun

2. Jarak Kepyar Varietas Asembagus 175 Agribun

Varietas unggul baru (VUB) Jarak Kepyar Asembagus 175 Agribun memiliki rata-

rata produktivitas 2.362,1kg/ha, meningkat 23,25% dibandingkan dengan

varietas Asb.81, dapat beradaptasi luas, memiliki kadar minyak 46,62%. VUB

Jarak Kepyar Asembagus 175 Agribun ini memiliki toleransi moderat terhadap

cekaman kekeringan dan agak tahan terhadap serangan hama S. litura.

Page 26: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 8

Gambar 7. Penampilan pertanaman, cabang batang, daun, bunga dan biji buah Jarak

Kepyar Varietas Asembagus 175 Agribun

Kelapa

1. Kelapa Dalam Varietas Ujungkubu

Varietas Kelapa dalam baru dengan batang pendek, jarak antar bekas daun rapat,

cepat berbuah (4 tahun mulai berbunga), Kadar minyak dan asam laurat tinggi

dan spesifik lahan pasang surut, cocok sebagai bahan baku industri kelapa parut

kering, santan, tepung kelapa dan VCO. Daerah sebaran di propinsi Sumatera

Utara.

Gambar 8. Tampilan buah dan populasi Kelapa Kelapa Dalam Kelambi Ujungkubu

Page 27: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 9

2. Kelapa Dalam Varietas Odeska Lobu

Varietas Kelapa dalam baru dengan produksi tinggi, kadar minyak dan protein

tinggi, buah besar dan daging buah tebal cocok sebagai sumber benih untuk

pengembangan kelapa di lahan kering iklim basah dan sebagai bahan baku

industri kelapa parut kering, santan, tepung kelapa dan VCO. Sebaran di Provinsi

Sulawesi Utara

Gambar 9. Populasi dan tampilan warna buah Kelapa Odeska Lobu

3. Kelapa Genjah Pandan Wangi

Varietas Kelapa Genjah dengan ciri - ciri batang kecil tanpa bol, daun yang kaku,

ukuran buah besar dan warna buah hujau muda dengan keunggulan aroma dan

rasa pandan pada air dan daging buah, kadar kemanisan air buah juga bervariasi

antara 6- 8 Brix, umur tanaman Genjah, pertambahan tinggi batang lambat dan

produksi buah tinggi dengan daerah sebaran Desa Pantai Cermin Kanan,

Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.

Page 28: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 10

Gambar 10. Tampilan buah dan tinggi pohon Kelapa Genjah Pandan Wangi Sumut

4. Kelapa Genjah Entog

Varietas Kelapa Genjah dengan ciri – ciri batang kecil tanpa bol, daun yang kaku,

ukuran buah besar dan warna buah hijau muda dengan keunggulan berbunga

cepat, pertambahan tinggi batang lambat, ukuran buah yang besar, kandungan

gizi daging buah yang relatif tinggi dan kadar kemanisan air buah 6 brix dengan

kegunaan buah muda untuk konsumsi kelapa muda, buah tua untuk produksi

santan dan benih untuk perbanyakan tanaman. Penyebaran tanaman Kecamatan

Alian, Kebumen, Ambal dan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dan Jawa

Timur

Gambar 11. Tampilan buah dan tinggi pohon Kelapa Genjah Entog

Page 29: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 11

Gambar 12. Bakal benih dan induk Kelapa Genjah Entog

Kopi

1. Kopi Varietas Korolla 1

Varietas unggul baru kopi Korolla 1 memiliki warna buah muda kuning setelah

tua/masak memiliki warna buah merah dan memiliki potensi produksi 2,09 kg

biji/phn/thn setara 2,87 ton biji/ha/thn dengan populasi 1.400 tanaman. Varietas

ini agak tahan penyakit karat daun dan PBKo, dapat beradaptasi cukup luas 240

– 1100 dpl. Nilai citarasa dari varietas kopi Korolla 1 mencapai 81,67 sehingga

dapat dikategorikan memiliki mutu “Excellent”

Gambar 13. Penampilan pucuk, urat dan batang tengah daun kopi Varietas Korolla 1

Page 30: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 12

Gambar 14. Penampilan daun dan warna buah Kopi Varietas Korolla 1

2. Kopi Varietas Korolla 2

Varietas unggul baru kopi Korolla 2 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi

produksi rata-rata 2,37 kg biji/phn/thn setara 3,34 ton biji/ha/thn dengan

populasi 1.400 tanaman, agak tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat

beradaptasi cukup luas 240 -1100 m dpl. Nilai citarasa dari varietas kopi Korolla

2 mencapai 82.33 sehingga dapat dikategorikan memiliki mutu “Excellent”

Gambar 15. Penampilan daun, keragaan dan buah Kopi Varietas Korolla 2

Page 31: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 13

3. Kopi Varietas Korolla 3

Varietas unggul baru kopi Korolla 3 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi

produksi rata-rata 1,69 kg biji/phn/thn setara 2,36 ton biji/ha/thn dengan

populasi 1400 tanaman, agak tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat

beradaptasi cukup luas 240 – 1100 m dpl. Nilai citarasa dari varietas kopi Korolla

3 mencapai 78.58 sehingga dapat dikategorikan memiliki mutu “Very good”.

Gambar 16. Penampilan daun, keragaan dan buah Kopi Varietas Korolla 3

4. Kopi Varietas Korolla 4

Varietas unggul baru kopi Korolla 4 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi

produksi rata-rata 1,39 kg biji/phn/thn setara 1,89 ton biji/ha/thn dengan

populasi 1400 tanaman, agak tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat

beradaptasi cukup luas 240 – 1100 m dpl. Nilai citarasa dari varietas kopi Korolla

4 mencapai 80,83 sehingga dapat dikategorikan memiliki mutu “Excellent”.

Page 32: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 14

Gambar 17. Penampilan daun, buah dan keragaan Kopi Varietas Korolla 4

Aren

1. Aren Varietas Parasi

Varietas ini dirilis pada Bulan Oktober 2018 dengan SK. Pelepasan dari Kementan

Nomor. 910/Kpts/KB.310/2012/2018 tanggal 31 Desember 2018 dengan

keunggulan batang pendek, lebih cepat berbuah dari rata-rata Aren Dalam (6 – 8

tahun). Kegunaan sebagai sumber benih tanaman dengan batang pendek dan

cepat berproduksi, sebagai bahan baku pembuatan gula dan alkohol teknis

dengan peta sebaran di Propinsi Banten.

Page 33: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 15

Gambar 18. Penampilan batang, tandan, dan buah Aren Parasi

2. Aren Varietas Smulen ST-1

Aren Smulen ST-1 sebagai varietas unggul asal Kabupaten Rejang Lebong

Provinsi Bengkulu memiliki ciri sebagai berikut : Batang ukuran sedang, kurun

tanaman relatif pendek, cepat berproduksi umur tanaman semi genjah dengan

produksi nira >15,4 liter/hari dengan lamanya waktu penyadapan > 2,5

bulan/mayang.

Gambar 19. Keragaan batang dan buah tanaman aren Smulen ST1

Lada

1. Lada Varietas Bangka

Sesuai dikembangan di lokasi dengan jenis tanah Podsolik merah-kuning,

berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi, Asal varietas lokal Bangka

dengan silsilah seleksi populasi, warna daun hijau muda YGG 145A, tangkai daun

beralur dengan bentuk lonjong, pangkal/kaki daun membulat dengan ujung daun

meruncing sedangkan tepi daunnya rata, melengkung ke bawah. Rata-rata

produksi buah 8,34 ± 46,43 kg/pohon, rata-rata produksi lada putih 2,01 ± 0,11

kg/pohon dengan estimasi produksi lada putih (ton/ha) 6,03 (jarak tanam 1,8 x

Page 34: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 16

1,8 m; populasi 3000 tanaman/ha; tajar mati tinggi 3 m) sedangkan untuk kadar

minyak atsiri sebanyak 2,10% dan kadar piperin 3,15%.

Gambar 20. atas kiri ke kanan Karakter buah, ruas batang, permukaan daun atas

dan bawah, gambar bawah perbandingan panjang daun dan malai.

Pala

1. Pala Varietas Bogor

Asal varietas adalah seleksi populasi nama asal pala Bogor dengan usulan nama

Nurpakuan Agribun, dengan ketahanan terhadap penyakit agak tahan. Bentuk

buah bulat, bulat oval warna kulit buah tua hijau kekuningan (YGG 152 D) warna

daging buah putih dengan panjang 50,80+ 5,27 mm, diameter buah 44,58+4,25

mm tebal daging 10,56+ 1,82 mm, rasa pedas dengan aroma tajam. Fuli warna

segar merah dengan bobot 1,13+0,3 gram basah/butir. Mutu minyak atsiri yang

dihasilkan Biji Muda 13.83 + 1.61%, biji sedang 7.58 + 1.18%, fuli 14.08 +

1.93% dan fuli tua 11.15 + 1.03%

Page 35: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 17

Gambar 21. Pertanaman Pala Bogor, karakteristik daun, buah muda, buah masak, biji berfuli, biji dan fuli

Pinang

1. Pinang Emas

Varietas ini mempunyai karakteristik batang pendek, jarak antar nodus/bekas

daun sangat rapat (14 bekas daun per 1.5 meter batang), cepat berbunga (4-5

tahun) dan produksi tinggi mencapai 5 ton biji kering/ha/tahun. Kegunaan :

sebagai sumber benih untuk pinang tipe genjah (cepat berbunga) dan berbatang

pendek, sebagai tetua untuk merakit tanaman pinang hibrida dengan peta

sebaran tanaman di Kota Kotamobagu, Propinsi Sulawesi Utara

Page 36: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 18

Gambar 22. Populasi Pinang Emas dan penampilan buah pohon induk umur 15 tahun

Tembakau

1. Varietas tembakau lokal Jinten Pakpie

Varietas ini mempunyai keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering

1,49-2,06 ton/ha, indeks mutu 70,08-78,17, indeks tanaman 105,26-147,20,

kadar nikotin 3,49-4,47% serta moderat tahan baik terhadap penyakit lanas (P.

nicotianae) maupun terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB

tembakau lokal Jinten Pakpie ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan tegal di

Kabupaten Jombang, Lamongan dan Mojokerto.

Gambar 23. Penampilan varietas tembakau lokal Jinten Pakpie

Page 37: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 19

Gambar 24. Penampilan Daun dan Bunga Varietas tembakau lokal Jinten Pakpie

Varietas tembakau lokal Jinten Pakpie

2. Varietas tembakau lokal Manilo

Varietas ini mempunyai keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering

1,43-2,04 ton/ha, indeks mutu 70,21-78,67, indeks tanaman 97,55-139,05,

kadar nikotin 3,79-4,62%,moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae)

dan tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau

lokal Manilo ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan tegal di Kabupaten

Jombang.

Gambar 25. Penampilan Tanaman dan bunga tembakau lokal Jinten Pakpie Varietas

tembakau lokal Manilo

Page 38: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 20

Gambar 26. Penampilan Daun dan Bunga Varietas tembakau lokal Jinten Pakpie Varietas tembakau lokal Manilo

3. Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar A1

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 23-27 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 1-1,5 ton/ha, indeks

mutu 212,91, indeks tanaman 97,55-139,05, kadar nikotin 5,2%, moderat tahan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R.

solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar A1 ini sangat sesuai untuk lahan

sawah dan tegal di Kabupaten Garut.

4. Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar A2

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 23-27 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 1-1,55 ton/ha, indeks

mutu 143, indeks tanaman 212,3, kadar nikotin 5,35%, tahan terhadap penyakit

lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB

tembakau lokal Tegar A2 ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan tegal di

Kabupaten Garut.

Page 39: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 21

A B

Gambar 27. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar A1, B.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar A2

5. Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar D1

Varietas baru yang mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,8-1,4 ton/ha, indeks

mutu 144,8, indeks tanaman 212,65, kadar nikotin 4,89%, moderat tahan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan rentan terhadap penyakit layu

bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar D1 ini sangat sesuai untuk

lahan sawah dan tegal di Kabupaten Garut.

6. Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar D2

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 22-23 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,8 - 1,45 ton/ha, indeks

mutu 138,9, indeks tanaman 209,51, kadar nikotin 5,5%, tahan terhadap

penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB

tembakau lokal Tegar D2 ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan tegal di

Kabupaten Garut.

7. Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar J

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 21-23 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,8 - 1,4 ton/ha, indeks

mutu 135,42, indeks tanaman 233,68, kadar nikotin 5,13%, tahan terhadap

penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB

Page 40: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 22

tembakau lokal Tegar J ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan tegal di

Kabupaten Garut.

A B C

Gambar 28. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Tegar D1, B. Penampilan

Tanaman Tembakau varietas Tegar D2 dan C. Penampilan Tanaman

Tembakau varietas Tegar J

8. Varietas unggul baru tembakau lokal Temangi

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 20-26 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,93 - 1,2 ton/ha, indeks

mutu 235,35, indeks tanaman 212,85, kadar nikotin 3,9%, rentan terhadap

penyakit lanas (P. nicotianae) dan moderat tahan terhadap penyakit layu bakteri

(R. solanacearum). VUB tembakau lokal Temangi ini sangat sesuai untuk lahan

sawah dan tegal di Kabupaten Sumedang.

9. Varietas unggul baru tembakau lokal Hanjuang

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 19-26 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,65 – 1,1 ton/ha,

indeks mutu 215,54, indeks tanaman 128,16, kadar nikotin 3,5%, rentan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan moderat tahan terhadap penyakit

layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Hanjuang ini sangat sesuai

untuk lahan sawah dan tegal di Kabupaten Sumedang.

Page 41: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 23

10. Varietas unggul baru tembakau lokal Kenceh

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,62 – 1,2 ton/ha,

indeks mutu 248,8, indeks tanaman 166,92, kadar nikotin 4,7%, moderat tahan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R.

solanacearum). VUB tembakau lokal Kenceh ini sangat sesuai untuk lahan

sawah dan tegal di Kabupaten Sumedang.

A B C

Gambar 29. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Temangi, B.Penampilan Tanaman Tembakau varietas Temangi dan C.Penampilan Tanaman

Tembakau varietas Kenceh

11. Varietas unggul baru tembakau lokal Sigalih

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,4 – 0,8 ton/ha, indeks

mutu 176,02, indeks tanaman 117,8, kadar nikotin 1,72%, moderat tahan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R.

solanacearum). VUB tembakau lokal Sigalih ini sangat sesuai untuk lahan sawah

dan tegal di Kabupaten Majalengka.

12. Varietas unggul baru tembakau lokal Citrasari

Varietas baru ini yang mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,43 – 0,8 ton/ha,

indeks mutu 172,65, indeks tanaman 71,6, kadar nikotin 2,55%, moderat tahan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R.

Page 42: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 24

solanacearum). VUB tembakau lokal Citrasari ini sangat sesuai untuk lahan

sawah dan tegal di Kabupaten Majalengka.

13. Varietas unggul baru tembakau lokal Kubangsari

Varietas baru ini mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan

keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,43 – 0,8 ton/ha,

indeks mutu 172,65, indeks tanaman 71,6, kadar nikotin 2,55%, moderat tahan

terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R.

solanacearum). VUB tembakau lokal Kubangsari ini sangat sesuai untuk lahan

sawah dan tegal di Kabupaten Majalengka.

A B C

Gambar 30. A. Penampilan Tanaman Tembakau varietas Sigalih, B.Penampilan Tanaman

Tembakau varietas Citrasari dan C.Penampilan Tanaman Tembakau

varietas Kubangsari

Tanaman Perkebunan lainnya

1. Indigofera zollingeriana

Berasal dari Desa Sungai Putih, Kec. Galang, Sumatera Utara, silsilah dari hasil

seleksi pohon induk umur 9 tahun dengan nama asal Indigofera zollingeriana.

Bentuk daun majemuk menyirip dengan jumlah anak daun gasal

(imparipinnatus). Batang tegak (erectus) dengan warna batang muda Coklat

keabu-abuan (Greeyed green group 198 B, warna batang tua Coklat keabu-

abuan (Greeyed green group 198 B. Bunga berbentuk Majemuk tak berbatas,

tandan (racemus), berwarna Merah muda (Red purple group 58 A) dengan

bentuk buah beruang satu (unilocularis, polong (legumen)), biji berbentuk bulat

gepeng, kecil dengan terna bobot daun (g/ tnm) 1.490 ± 224 dan bobot ranting

Page 43: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 25

(g/ tnm) 1.183 ± 324. Mutu protein kasar (%) 26,06 ± 0,22 dengan serat NDF

(Neutral Detergent Fibre) (%): 35,06 ± 0,22, serat ADF (Acid Detergent Fibre)

(%): 25,30 ± 0,31 dan hemiselulosa (%) 10,19 ± 0,34.

Gambar 31. Penampilan Tanaman, Batang, Daun, Bunga, Buah dan Biji Varietas GOZOLL Agribun

Disamping varietas unggul yang telah dihasilkan tersebut diatas disampaikan

beberapa kegiatan proses penciptaan varietas unggul tanaman perkebunan yang

berpotensi dilepas sebagai varietas unggul baru di tahun anggaran 2019

1. Uji Adaptasi Klon Harapan Vanili Tahan Penyakit Busuk Batang Vanili (BBV)

Kendala utama dalam budidaya vanili di Indonesia adalah serangan penyakit

busuk batang (BBV) yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp.

vanillae,sehingga dapat menurunkan produksi 30-80%. Salah satu upaya dalam

mengatasi hal ini adalah dengan merakit varietas unggul baru yang tahan

penyakit busuk batang melalui pendekatan: persilangan dengan vanili liar, seleksi

in vitro terhadap kalus dengan ekstrak kasar toksin F. oxysporum f. sp. vanillae

dan juga irradiasi sinar gamma. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan

Page 44: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 26

karakter morfologi, produksi dan mutu tahun pertama. Tahapan yang dilakukan

yaitu uji adaptasi klon harapan vanili tahan tahan penyakit BBV di agroekologi

yang berbeda yaitu: (1) Kebun Percobaan (KP). Natar-Lampung (50 m dpl), (2)

KP. Sukamulya-Sukabumi (350 m dpl), dan (3) KP. Universitas Wiyana Mukti-

Sumedang (700 m dpl). Pengujian di masing-masing lokasi menggunakan

rancangan acak kelompok, dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang

diuji yaitu: 6 aksesi vanili toleran penyakit BBV (1 mutan, 1 hibrida, 4 somaklon

dan 2 kontrol (varietas k2 dan k4). Setiap petak percobaan terdiri atas 30

tanaman. Hasil penelitian sampai bulan Desember 2018 yaitu: Pembungaan,

pembuahan dan produksi tandan segar vanili yang ditanam di tiga agroekologi

yang berbeda menunjukkan hasil bervariasi. Berdasarkan lokasi tanam,

pertanaman vanili di KP. Natar-Lampung memperlihatkan pembungaan,

pembuahan dan hasil panen tandan segar terbanyak dibanding dengan dua

lokasi lainnya dengan rata-rata produksi 1,48 kg/pohon. Terdapat interaksi

antara faktor genetik dengan faktor lingkungan terhadap produksi vanili. Klon 6

memperlihatkan produksi tandan buah dan produksi buah basah tertinggi, baik di

lokasi KP. Natar-Lampung, maupun di dua lokasi lainnya (Sumedang dan

Sukamulya. Mutu polong vanili hasil analisa diperoleh kadar vanillin 2,81-3,35%,

kadar abu 2,84 – 4,01 dan kadar 20,37-26,33. Nilai mutu tersebut sudah

memenuhi standar SNI.

Gambar 32. Pertanaman vanili, buah dan penjemuran polong vanili.

Page 45: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 27

2. Persiapan pelepasan varietas jahe toleran bercak daun

Draft Dokumen memuat silsilah asal varietas, lokasi pengujian dan waktu

pengujian dilakukan, hasil analisa yang dilakukan, kandidat varietas yang

diajukan untuk dilepas dan diskripsi varietas yang akan dilepas. Kandidat varietas

jahe merah toleran bercak daun berdasarkan hasil analisis gabungan adalah JM-

N dengan karakteristik tanaman yaitu pertumbuhan tegak,kompak, warna daun

hijau agak gelap, tanaman toleran terhadap penyakit bercak daun, produksi

rimpang pada kondisi optimum 1,4 kg/rumpun. Kandidat jahe putih kecil

berdasarkan penampilan morfologi, produksi dan tingkat serangan bercak daun

di lapangan maka kandidat varietas yang dipilih adalah JPK D. Selanjutnya untuk

perbanyakan benih penjenis dilakukan di Wado, Sumedang. Nomor harapan jahe

putih kecil (D) dan satu nomor harapan jahe merah (N) yang menunjukkan hasil

rimpang tinggi dengan tingkat serangan bercak daun yang rendah (toleran

bercak daun) telah ditanam di desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten

Sumedang akhir tahun 2017. Hasil panen benih yang telah dilakukan di tahun

2018 dan ditanam kembali di KP. Cibinong Bogor dengan luas masing masing

500 m. Hasil panen rimpang benih lebih rendah dari prediksi karena pada tahun

berjalan masih banyak hujan sepanjang tahun sehingga pengisian rimpang

terganggu.

Gambar 33. Penampilan rimpang hasil panen jahe merah (I,J dan N)

Gambar 34. Penampilan pertumbuhan dan produksi rimpang jahe putih kecil

Page 46: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 28

3. Uji adaptasi klon-klon tebu unggul baru

Pada kegiatan Uji daya hasil pertumbuhan klon-klon tebu umumnya normal dan

cukup bagus, terutama mulai menunjukkan perbedaan bentuk daun, tinggi

tanaman, dan jumlah anakan. Tinggi tanaman berbeda antar klon dan pada

umur 4 bulan mencapai kisaran 86–142 cm. Klon Uthong 5 menunjukkan

tanaman tidak tinggi tetapi daunnya banyak dan bentuknya melebar, sedangkan

klon CW 6535 menunjukkan tanaman yang paling tinggi diantara klon-klon yang

diuji dengan bentuk daun yang menyempit dan helai daun tegak keatas. Jumlah

anakan yang terbentuk sampai dengan umur 4 bulan, berkisar antara 6–14 per

rumpun tanaman sehingga banyak nya rumpun akan berbanding lurus dengan

jumlah populasi per juring. Jumlah anakan tertinggi dicapai oleh klon MLG 19

dan terendah oleh klon CW 6243. Tinggi tanaman dan jumlah anakan serta

jumlah tanaman per juring akan berubah dengan bertambahnya umur tanaman

tebu sampai dengan umur 9 bulan karena mulai umur 9 bulan, energi banyak

digunakan untuk pembentukan gula. Keragaan tanaman selengkapnya disajikan

pada Gambar 35.

Gambar 35. Keragaan uji adaptasi klon unggul baru tanaman tebu di lapang

4. Abaka

Abaka memiliki prospek yang cukup baik sebagai basis agrisbinis, karena serat

abaka dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai industri, seperti: tali,

kertas berharga, geotekstil, karpet, kantung teh, dan lain-lain. Sampai saat ini

Indonesia belum memiliki varietas unggul abaka yang dilepas oleh Menteri

Pertanian, meskipun komoditi ini sudah lama dikembangkan dan diusahakan.

Klon-klon yang ditanam petani/pengusaha masih berupa klon seadanya sehingga

baik pertumbuhan maupun produktivitasnya masih sangat rendah. Oleh karena

Page 47: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 29

itu, upaya peningkatan produktivitas abaka di Indonesia melalui perakitan

varietas sangat diperlukan.

Hasil uji multilokasi klon-klon harapan abaka telah diperoleh 3 klon yang memiliki

hasil batang tergolong tinggi yaitu: klon UB-5 (20 kg/rumpun), Sangihe 2 (14,76

kg/rumpun), dan UB-8 (14,04 kg/rumpun). Klon-klon ini akan diusulkan

pelepasannya pada tahun 2019.

Gambar 36. Kondisi pertanaman abaka di lokasi Magelang sebelum dan saat panen

5. Kenaf

Di Indonesia, saat ini serat kenaf terutama digunakan sebagai bahan baku fiber

board untuk industri otomotif. Kebutuhan serat kenaf nasional berkisar 4000-

6000 ton per tahun, yang dipenuhi dari produksi dalam negeri sebesar 3000-

4000 ton,sisanya dipenuhi dari impor sebesar 1500-3000 ton per tahun.

Rendahnya produksi serat nasional disebabkan oleh karena pengusahaan

tanaman kenaf hanya sekali setahun yaitu dilakukan pada hari panjang saja. Hal

ini karena sampai saat ini varietas kenaf yang ada masih peka terhadap

fotoperiode sehingga produktivitas tertinggi hanya bisa diperoleh apabila

diusahakan pada hari panjang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi

serat kenaf nasional perlu perakitan varietas unggul kenaf yang insensitif

terhadap fotoperiode.

Upaya perakitan varietas kenaf insensitif fotoperiode diawali dengan melakukan

hibridisasi antara tetua kenaf yang insensitif terhadap fotoperiode dan varietas

kenaf produksi tinggi. Dari kegiatan hibridisasi ini dihasilkan 30 kombinasi

persilangan yang masing-masing persilangan menghasilkan benih sebanyak 6-14

gram atau kira-kira 240-520 butir.

Page 48: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 30

Benih dari tanaman generasi F1 hasil persilangan telah ditanam pada tanggal 23

November 2018 di KP Karangploso. Dari hasil pengamatan tinggi tanaman

diperoleh 3 populasi F1 dengan tinggi tanaman ideal, yaitu berturut-turut 189,9

cm; 177,9 cm; dan 184,0 cm yang masing-masing dicapai pada populasi P4 ×

P7; P1 × P7; dan P4 × P6. Ketiga populasi ini juga memiliki diameter yang

terbaik, yaitu P4 × P7 memiliki diameter batang 18,85 mm; P1 × P7 dan P4 × P6

masing-masing sebesar 18,17 mm dan 20,48 mm. Ketiga populasi tersebut akan

diseleksi pada musim tanam berikutnya.

6. Rosela dan Yute

Serat rosela dan yute memiliki sifat yang mirip dengan serat kenaf. Guna

memenuhi kekurangan serat kenaf untuk bahan baku otomotif, serat kenaf dapat

disubstitusi dengan serat rosela dan yute. Permasalahannya adalah sampai saat

ini belum ada varietas unggul rosela dan yute yang dilepas oleh Menteri

Pertanian RI. Untuk itu pada tahun 2018 dilakukan uji daya hasil pendahuluan

beberapa galur elit rosela dan yute yang sudah ada di Balittas.

Dari kegiatan uji daya hasil pendahuluan galur-galur yute telah diperoleh 4 galur

rosela yang mampu menghasilkan serat yang tergolong tinggi, yaitu PI 256038

menghasilkan serat sebesar 2604,0 kg; PI 468410 sebesar 2322,1 kg; NS 2

sebesar 2329,4; dan CPI 115357 sebesar 2299,2 kg per hektar; dan 7 galur yute,

yaitu Cc 22, Roxa, Cc 12, Halmahera, Lisa, Cc 5, dan Cc 15 dengan hasil serat

berturut-turut sebesar 1712,3 kg; 1602,5 kg; 1534,4 kg; 1476,0 kg; 1462,5 kg;

1366,6 kg; dan 1348,2 kg per ha.

Gambar 37. Kondisi pertanaman rosela dan yute pada umur 60 Hst

7. Tembakau

Tembakau cerutu adalah tembakau krosok sebagai bahan baku cerutu kualitas

ekspor. Tembakau cerutu yang dibudidayakan di kabupaten Jember dikenal

Page 49: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 31

dengan tembakau Besuki Na Oogst (Bes NO). Delapan galur tembakau potensial

hasil seleksi diuji di dua lokasi, yaitu di Jambearum dan Tanjungrejo selama tiga

musim (2015–2017). Hasil uji multilokasi pada tiga musim tanam diperoleh 4

galur harapan terbaik, yaitu T2, T4, T6 dan T9, masing-masing lebih tinggi dari

varietas pembanding (H-382). Keempat galur tersebut akan diusulkan untuk

dilepas sebagai varietas unggul baru pada tahun 2019. Varietas-varietas unggul

baru membutuhkan teknologi pendukung untuk pengembangannya dan salah

satu teknologi budidaya yang mendukung pengembangan tembakau cerutu

adalah jumlah populasi persatuan luas.Pada tahun 2018, empat galur harapan

(T2, T4, T6, T9) tembakau cerutu diuji menggunakan empat perlakuan populasi,

yaitu: (1) 20.000 tanaman/ha (jarak tanam 100 cm x 50 cm); (2) 22.000

tanaman/ha (jarak tanam 100 cm x 45 cm); (3) 25.000 tanaman/ha (jarak

tanam 100 cm x 40 cm); dan (4) 28.000 tanaman/ha (jarak tanam 100 cm x 35

cm). Perlakuan populasi per-satuan luas tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas dan mutu dari empat galur harapan tembakau Bes NO. Dari empat

galur harapan yang diuji, galur harapan T6 menghasilkan mutu omblad tertinggi

(41,9%). Berdasarkan indeks mutu dan indeks tanaman, galur harapan T2

menghasilkan indeks mutu dan indeks tanaman terbaik dibandingkan dengan

pembanding dan tiga galur harapan lainnya.

Gambar 38. Keragaan pertanaman pengujian empat galur harapan tembakau cerutu

terhadap populasi per satuan luas

Untuk mendukung perakitan varietas unggul tembakau Bes NO yang tahan

terhadap patogen utama, pada tahun 2018 dilakukan pembentukan populasi

dasar melalui program hibridisasi. Tembakau Bes NO diperbaiki adalah H-382

Page 50: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 32

dan DS (tetua betina), sedangkan tetua jantan adalah donor ketahanan terhadap

Phytophtora nicotianae dan Ralstonia solanacearum. Persilangan dilaksanakan di

KP. Karangploso, Malang, menghasilkan benih generasi F1 yang selanjutnya

diselfing untuk mendapatkan benih generasi F2 (Gambar 39).

Gambar 39. Kegiatan persilangan antara tembakau cerutu x tembakau tahan terhadap P. nicotianae dan R. solanacearum, menghasilkan benih generasi F1.

8. Minyak Industri

Pengembangan jarak pagar di lahan-lahan yang beriklim kering, perlu didukung

dengan ketersediaan varietas unggul. Salah satu metode untuk memperoleh

varietas dengan keunggulan tersebut adalah hibridisasi atau persilangan antara

tetua dengan produksi tinggi dan kadar minyak tinggi serta berumur genjah.

Perakitan varietas dilakukan dengan seleksi genotipe-genotipe berpotensi hasil

tinggi, untuk memperoleh varietas jarak pagar unggul yang produktivitasnya >4

ton/ha/th pada tahun ke tiga dan memiliki kadar minyak >40% serta berumur

genjah. Disamping memperoleh varietas unggul juga untuk memperoleh

teknologi budi daya yang sesuai dan kemungkinan pemanfaatan minyak untuk

biofarmaka.

8. Uji multilokasi jarak pagar

Kegiatan Uji multilokasi klon unggul jarak pagar yang dilakukan di KP Asembagus,

KP Pasirian, dan KP Kalipare menguji 10 klon, diperoleh lima klon jarak pagar yang

memiliki potensi produksi tinggi, yaitu HS49xSP65/32; HS49 x SP10/20; IP3A x

SP65/11; IP3P x SP65/18; dan IP3P x 1 x 17/100. Empat dari lima klon tersebut

unggul di lingkungan tertentu (spesifik), sedangkan satu klon (HS49xSP65/32)

Page 51: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 33

unggul di semua lokasi. Namun karena baru tahun pertama, produktivitas belum

mencapai 4 ton/ha/tahun (pada tahun ke tiga).

Gambar 40. Klon jarak pagar yang unggul di semua lokasi pengujian

9. Perakitan Varietas Kelapa Pendek, Cepat Berbuah, Produksi Buah dan Nira Tinggi

Program penelitian kelapa diarahkan pada usaha memperbaiki produksi dan

meningkatkan produktivitas kelapa yang berkesinambungan, serta meningkatkan

pendapatan petani kelapa melalui efisiensi pemanfaatan lahan diantara kelapa

dan pemanfaatan produk-produk kelapa. Perbaikan dan peningkatan produksi

kelapa diterapkan melalui strategi penggunaan varietas kelapa unggul.

Tanaman kelapa digolongkan atas dua tipe, yaitu kelapa Dalam dan kelapa

Genjah. Kelapa tipe Dalam pada umumnya menyerbuk silang sehingga memiliki

genotipe lebih heterozygote, dan berbatang tinggi, sebaliknya kelapa tipe Genjah

pada umumnya menyerbuk sendiri, dengan demikian memiliki genotipe lebih

homozygote, dan berbatang pendek. Ukuran buah kelapa Dalam lebih besar dan

daging buah sangat cocok untuk dibuat kopra, sedangkan kelapa Genjah

berukuran buah lebih kecil, dan daging buahnya kurang sesuai untuk bahan baku

kopra. Saat ini dibutuhkan varietas kelapa yang super unggul cepat berbuah,

produksi buah banyak, hasil kopra dan minyak tinggi, produksi nira untuk gula

kelapa tinggi, dan terutama memiliki batang pendek sehingga lebih mudah

dipanen buahnya, dan lebih mudah dipanjat untuk disadap niranya.

Metode perbaikan tanaman kelapa tergantung dari tipe kelapa yang akan

diperbaiki, termasuk sistim penyerbukannya. Perakitan kelapa hibrida dilakukan

melalui hibridisasi antar dua varietas kelapa yang berbeda tipe dan berbeda

varietas. Jika kedua tetua kelapa tersebut sangat berbeda genotipenya, maka

akan terjadi daya gabung yang tinggi atau efek heterosis akan tinggi pada

Page 52: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 34

keturunan dari persilangan tersebut. Pada tanaman kelapa teknik ini merupakan

salah satu metode pemuliaan yang sudah sering digunakan untuk merakit kelapa

hibrida.Perakitan kelapa hibrida yang telah dilakukan di Balai Penelitian Tanaman

Palma sejak awal tahun 1980 an adalah persilangan antara kelapa tipe Genjah x

tipe Dalam, dan beberapa kelapa hibrida Dalam x Dalam. Dari berbagai

pengujian kelapa hibrida tesebut telah dilepas varietas kelapa hibrida sejak tahun

1984 sampai tahun 2009 adalah empat hibrida Dalam x Dalam, yaitu KB-1, 2, 3

dan 4 dan lima kelapa hibrida Genjah x Dalam, yaitu KHINA-1 (GKN x DTA),

KHINA-2 (GKN x DBI), KHINA-3 (GKN x DPU), KHINA-4 (GKB x DMT), dan

KHINA-5 (GKN x DTE).

Efek heterosis terlihat pada produksi kopra ketiganya, dan nisbah kopra terhadap

berat buah utuh, buah tanpa sabut dan buah tanpa air adalah sama. Tetapi

semua jenis kelapa hibrida ini walaupun lebih awal mulai berproduksi dan

produksi kopra tinggi, tapi pertumbuhan batangnya cukup cepat menjadi tinggi.

Kelapa hibrida KHINA-1, 2 dan 3 yang ditanam tahun 1975, atau saat ini telah

berumur 40 tahun ternyata memiliki tinggi batang sekitar 20 m, dan hampir

sama tinggi dengan tetuanya kelapa Dalam Tenga, Bali dan Palu. Artinya untuk

mendapatkan varietas kelapa hibrida yang berbatang pendek dan lambat

menjadi tinggi, selain tetua betina kelapa Genjah yang pendek, harus pula

diseleksi tetua jantan kelapa Dalam yang memiliki batang pendek.Hasil eksplorasi

dan observasi sejak tahun 2015 sampai awal tahun 2016 ditemukan kelapa Bido

yang mulai berbuah umur 3 tahun, produksi buah banyak, ukuran buah besar,

berat daging buah segar 550 gr/butir, memiliki batang sangat pendek, dan

pertambahan tinggi batang lebih lambat dibandingkan kelapa Dalam lokal

lainnya. Kelapa Bido merupakan materi plasma nutfah kelapa yang sangat

penting, dan dapat digunakan untuk memperluas keragaman genetik varietas

kelapa melalui hibridisasi dengan varietas kelapa unggul lainnya.

a. Perakitan kelapa hibrida Genjah x DMT-S4 mulai berbuah umur 4 tahun dan produksi kopra >5 ton/ha/tahun

Hasil pengamatan data komponen buah dari ketiga kelapa hibrida

memperlihatkan bahwa berat buah utuh (BBU) terbesar diperoleh pada kelapa

hibrida KHINA-1 sebesar 1.764 gr, diikuti GRA x DMT-S4 sebesar 1.518 gr dan

terendah pada GKB x DMT-S4 sebesar 1.304 gr. Untuk bentuk buah terlihat dari

ukuran lingkar polar (LP) dan lingkar ekuatorial (LE) hampir sama ketiganya

untuk masing-masing ukuran, yaitu digolongkan bentuk buah egg-shaped atau

Page 53: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 35

bulat telur. Berat buah tanpa sabut (BBTS) atau berat biji sejalan dengan berat

buah utuh, yaitu KHINA-1 seberat 1.359 gr dan diikuti GRA x DMT-S4 sebesar

1.175 gr dan terendah pada GKB x DMT-S4 sebesar 991 gr. Untuk lingkar polar

(LP) biji dan lingkar ekuatorial (LE) biji ketiganya seimbang ukurannya, sehingga

dapat digolongkan almost round atau hampir bulat. Tebal daging (TD) buah

ketiga kelapa hibrida hampir sama ,yakni sekitar 1,09-1,20 cm. Komponen paling

utama pada buah kelapa adalah berat daging (BD) buah. Hasil pengamatan

untuk panen buah pertama diperoleh berat daging buah tertinggi pada kelapa

hibrida KHINA-1 sebesar 523 gr/butir, diikuti GRA x DMT-S4 dan GKB x DMT-S4,

masing-masing seberat 463 gr/butir dan 451 gr/butir. Ketiga kelapa hibrida ini

memiliki berat daging buah di atas 400 gr/butir, sudah tergolong salah satu

kriteria kelapa yang baik.

Produksi daging buah segar dan estimasi hasil kopra dalam satu tahun pertama

sepanjang tahun 2018 disajikan pada Tabel 1. Pada tabel tersebut dapat dilihat

rata-rata jumlah buah/pohon dari setiap ulangan kelapa hibrida yang terdiri atas

16 pohon per ulangan dan rata-rata untuk keempat ulangan. Hasil analisis

jumlah buah yang akan diproduksi untuk tahun pertama ternyata diperoleh

jumlah buah tertinggi pada kelapa hibrida GKB x DMT-S4 sebanyak 28,13 kg

kopra/pohon, diikuti GRA x DMT-S4 sebanyak 19,00 kg kopra/pohon, dan

terendah pada KHINA-1, yaitu 12,51 kg kopra/pohon. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan sementara bahwa walaupun berdasarkan ukuran buah kelapa hibrida

KHINA-1 lebih besar daripada kelapa hibrida GKB x DMTS4 dan GRA x DMTS4,

tetapi dari jumlah buah yang diproduksi ternyata kedua kelapa hibrida baru ini

lebih banyak dibandingkan kontrolnya KHINA-1.

Tabel 1. Produksi daging buah segar (kg) per pohon untuk tahun pertama 2018

Hibrida Ulangan Jumlah Rata2

I II III IV

Tahun 2018

GKB x DMT-S4 23.17 29.51 36.70 23.13 112.51 28.13

GRA x DMT-S4 12.64 18.48 18.64 26.22 75.98 19.00

KHINA-1 6.26 13.33 16.27 14.18 50.04 12.51

Berdasarkan hasil pengamatan berat daging buah segar kelapa hibrida GKB x

DMTS4, GRA x DMTS4, dan KHINA-1 diperoleh berturut-turut 28,13 ton, 19,00

ton, dan 12,1 ton kopra/pohon, maka dapat diestimasi produksi kopra ketiga

kelapa hibrida. Dengan jarak tanam dalam percobaan ini 8,5 m x 8,5 m segi

Page 54: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 36

empat, maka dalam satu hektar akan terdapat sebanyak 138 tanaman.

Berdasarkan hasil analisis berat kopra di laboratorium Pemuliaan, Balit Palma,

maka diperoleh produksi masing-masing kelapa hibrida berturut-turut untuk GKB

x DMTS4, GRA x DMTS4, dan KHINA-1 adalah 2,26 ton, 1,45 ton dan 0,88 ton

kopra/ha/panen tahun pertama.

b. Perakitan kelapa pendek mulai berbuah umur 3,5 tahun dan produksi kopra

>4,5 ton/ha/tahun

Pada Tabel 2 disajikan data perkembangan vegetatif dari lima kelapa hibrida

Genjah disilangkan dengan Dalam Bido yang umur 6 bulan sesudah pendederan

pada bulan Juni 2018.

Tabel 2. Penampilan karakter vegetatif bibit dari lima silangan kelapa Genjah x Dalam Bido

PERSILANGAN

Lingkar batang (cm)

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

(helai)

GTT x BIDO X 10,70 85,08 4,65

SD 1,32 17,95 0,67

KK (%) 12,34 21,10 14,41

GMW x BIDO X 11,61 111,53 4,75

SD 1,00 12,42 0,55

KK (%) 8,61 11,14 11,58

GHJ x BIDO X 10,93 86,73 4,30

SD 1,39 26,92 0,86

KK (%) 12,72 31,04 20,00

GSK x BIDO X 10,42 89,65 4,70

SD 0,83 16,38 0,47

KK(%) 7,96 18,27 19,07

GAK x BIDO X 9,04 73,62 3,70

SD 1,21 23,63 0,98

KK(%) 13,38 32,10 26,49

Pada tabel 2 diatas dapat dilihat pertumbuhan dan perkembangan karakter

vegetatif 5 kelapa hibrida Genjah x Dalam Bido. Pada karakter lingkar batang

dapat dilihat bahwa kelapa hibrid GMW x Dalam Bido memiliki pertumbuhan

lingkar batang semu terbesar, yaitu 11,61 cm dibandingkan empat kelapa hibrida

lainnya yang berkisar 9,04 cm sampai 10,93 cm. Selanjutnya diperoleh data juga

Page 55: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 37

bahwa untuk karakter tinggi tanaman dan jumlah daun ternyata kelapa hibrida

GMW x Dalam Bido yang paling tinggi dan banyak jumlah daunnya, yakni 111,53

cm dan 4,75 helai pada umur 6 bulan sesudah dideder. Tinggi tanaman kelapa

hibrida GSK x Dalam Bido diperoleh 89,65 cm, diikuti GHJ x Dalam Bido 86,73

cm, dan GTT x Dalam Bido 85,08 cm. Sedangkan yang paling rendah adalah GAK

x Dalam Bido, yakni 73,62 cm. Demikian pula untu pertambahan jumlah daun

ternyata ketiga kelapa hibrida yang di atas memiliki jumlah daun antara 4,30

helai sampai 4,70 helai.

Keragaman dalam hibrida yang sama melalui analisis Koefisien Keragaman (KK)

diperoleh cukup seragam semua karakter, kecuali hibrida GTT x Dalam Bido pada

karakter tinggi tanaman sebesar 21,10%, dan kelapa hibrida GAK x Dalam Bido

untuk karakter tinggi tanaman dan jumlah daun, yaitu 32,10% dan 26,49%.

Hasil ini memperlihatkan bahwa kedua tetua kelapa hibrida, yaitu kelapa Genjah

dan kelapa Dalam secara gentik sudah cukup seragam. Perbedaan diduga dari

daya gabung umum, terutama saat diperoleh data produksi.

Tabel 3. Hasil pengamatan tiga kelapa hibrida Genjah x Dalam Bido dan

kontrolnya KHINA1 umur 1 tahun sesudah tanam di KP. Kayuwatu

PERSILANGAN

Lingkar batang (cm)

Tinggi Tanaman

(cm)

Jumlah Daun (helai)

Pertambahan jumlah daun

(helai)

GRA x BIDO X 17,60 150,00 5,95 2,85

SD 1,88 25,92 0,76 0,49

KK 10,68 17,28 12,77 17,19

GKB x BIDO X 16,55 127,00 5,55 2,45

SD 3,52 27,97 1,10 0,69

KK 21,27 22,02 19,81 28,16

GKN x BIDO X 16,80 132,65 5,85 2,95

SD 2,61 28,36 0,74 0,39

KK 15,54 21,38 12,65 13,22

KHINA 1 X 16,91 143,18 4,72 2,36

(Kontrol) SD 2,17 21,32 0,90 0,50

KK 12,83 14,89 19,07 21,19

Berdasarkan hasil analisis keragaman diperoleh hasil bahwa dengan batas

Koefisien Keragaman sebesar 20%, maka terlihat keragaman di atas 20% yang

artinya masih cukup besar variasinya diperoleh pada kelapa hibrida GKB x Dalam

Page 56: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 38

Bido pada karakter lingkar batang semu, tinggi tanaman dan pertambahan

jumlah daun selama 6 bulan, kecuali jumlah daun. Kelapa hibrida GKN x Dalam

Bido beragam pada karakter tinggi tanaman, yaitu dengan nilai KK sebesar

21,38%, dan KHINA-1 beragam pada karakter pertambahan jumlah daun

dengan nilai KK sebesar 21,19%. Kelapa hibrida yang paling seragam adalah

GRA x Dalam Bido, dimana semua karakter vegetatif memiliki nilai KK < 20%.

Gambar 41. Kelapa hibrida Genjah Kuning Bali x Dalam Mapanget S4 (Gb. Kiri),

Genjah Raja x Dalam Mapanget S4 (Gb. Tengah) dan pembandingnya KHINA1 (Gb. Kanan)

Gambar 42. Pendederan untuk perkecambahan dan pembibitan lima kelapa hibrida Genjah x Dalam Bido, yaitu GTT x DBO, GMW x DBO, GHJ x DBO, GSK x DBO, dan GAK x DBO

Page 57: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 39

Benih kelapa hibrida GTT

x DBO Benih kelapa hibrida GMW

x DBO Benih kelapa hibrida GHJ

x DBO

Benih kelapa hibrida GSK x DBO

Benih kelapa hibrida GAK x DBO

Kelapa hibrida muda silangandan pembanding

KHINA-1

Gambar 43. Benih Kelapa Hibrida Hasil Persilangan dan dan pembanding KHINA-1 umur 10 bulan setelah tanam di KP.Kayuwatu

Page 58: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 40

III. TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI

Menghadapi permasalahan di bidang pertanian berupa penurunan produktivitas

tanaman, serta serangan hama dan penyakit memerlukan teknologi budidaya

yang tepat yang dapat meningkatkan produktivitas. Teknologi budidaya

perkebunan mencakup perbenihan, pemupukan dan pengendalian hama dan

penyakit tanaman. Teknologi budidaya tanaman perkebunan yang dihasilkan

selama TA 2018 adalah sebagai berikut:

1. Teknologi produksi benih tebu G0 dengan kultur jaringan

Teknologi produksi benih tebu G0 dengan kultur jaringan ini telah dituangkan

dan menjadi Instruksi Kerja Produksi Benih Sumber Tebu nomor

IK.BALITTAS.UB.2.01.02 (Prosedur kerja 12 hal.). Intruksi kerja ini bertujuan

agar pelaksanaan perbanyakan benih dapat dilakukan secara efektif, sehingga

memenuhi persyaratan standart ISO 9001 : 2015 dan diperoleh benih tebu

dengan mutu benih sesuai SNI dan keinginan pelanggan serta jumlah benih

sesuai target yang ditetapkan.

TAHAPAN PRODUKSI BENIH TEBU G0

Persiapan eksplan

a b c

a. daun pucuk yang masih menggulung, b. pengupasan daun pucuk untuk memperoleh bagian terdalam, c. pemotongan eksplan

Tahapan In Vitro

a b Penanaman eksplan untuk induksi kalus :

a. Eksplan yang baru ditanam pada media MS, b. eksplan telah membentuk kalus

Page 59: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 41

a b

Induksi : a. Induksi pertunasan, b. induksi perakaran (masing-masing selama 30 hari)

Tahapan Aklimatisasi

a b

a. Aklimatisasi tahap I, b. Aklimatisasi tahap II

Hasil Produksi Benih Tebu G0 tahun 2018

14 varietas tebu hasil aklimatisasi II / G0 sebanyak 25.000 tanaman

Gambar 44.Tahapan produksi benih G0

2. Ketahanan Kelapa Genjah Kopyor terhadap penyakit gugur buah

Pengujian pada 19 kultivar kelapa terdiri dari 8 kelapa Genjah, 3 kelapa Genjah

Kopyor, 4 kelapa Dalam dan 4 kelapa hibrida. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Genjah Kuning Kopyor (GKK) paling peka dibandingkan dengan Genjah

Hijau Kopyor (GHK) dan Genjah Coklat Kopyor (GCK). Rata-rata luas bercak 7

hari setelah inokulasi P. palmivora pada buah yang diuji berturut-turut GKK =

58,29 cm2, GHK= 40,31 cm2, dan GCK= 26 cm2. Kelapa GKK juga lebih peka

dibandingkan dengan Genjah Kunig Nias (GKN) = 43,83 cm2 dan tujuh kelapa

Genjah lainnya yang diuji dengan luas bercak bervariasi antara 19,72 - 36,03

cm2. Selain itu kelapa GKK lebih peka dibandingkan dengan 4 kultivar kelapa

Dalam dengan luas bercak bervariasi antarai 0,25 – 11,75 cm2 dan 4 kelapa

Page 60: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 42

hibrida dengan luas bercak bervariasi antarai 12,81 – 27,44 cm2. Di antara

kelapa Genjah, terlihat kelapa Genjah Hijau Jombang (GHJ) yang paling tahan

terhadap cendawan Phytophthora palmivora, dengan luas bercak 7,78 cm2. Dari

4 kultivar kelapa Dalam yang diuji ternyata yang paling tahan adalah kelapa DRL

dengan rata-rata luas bercak hanya 0,25 cm2, diikuti kelapa DBI, DTA dan DMT,

sedangkan pada kelapa Hibrida luas bercak terendah adalah KHINA 1 diikuti

Kelapa Hibrida GKB x DMT-S4, PB-121 dan Kelapa Hibrida GRA x DMT-S4

(Gambar 1.1 dan 1.2). Berdasarkan luas bercak pada buah kelapa, tenyata dari 8

kultivar kelapa Genjah yang diuji terlihat bahwa Kelapa Genjah Kuning Nias

(GKN) yang paling peka, dan kelapa Genjah yang terlihat tahan adalah Genjah

Hijau Jombang (GHJ). Untuk Kelapa Genjah Kopyor, ternyata yang lebih tahan

adalah Genjah Coklat Kopyor. Untuk kelapa Dalam yang paling tahan adalah DRL

sedangkan untuk kelapa Hibrida terlihat KHINA 1 cenderung lebih tahan

dibandingkan dengan hibrida lainnya.

Gambar 45. Rata-rata luas bercak (cm2) pada buah kelapa umur 6-8 bulan dari

masing-masing kultivar kelapa Keterangan:

GKN = Genjah Kuning Nias; GHM = Genjah Hijau Manis; GMW = Genjah Merah Waingapu; GTT = Genjah Tebing Tinggi; GRA = Genjah Raja; GSK = Genjah Salak; GKB = Genjah Kuning Bali; GHJ = Genjah Hijau Jombang; GKK = Genjah

Kuning Kopyor; GHK = Genjah Hijau Kopyor; GCK = Genjah Coklat Kopyor; DRL = Dalam Renel; DBI = Dalam Bali; DTA = Dalam Tenga; DMT = Dalam Mapanget; KHINA 1 = Kelapa Hibrida Indonesia 1 (GKN x DTA); Kelapa Hibrida

GKB x DMT-S4; Kelapa Hibrida GRA x DMT-S4; Kelapa Hibrida PB-121.

43,83

36,03 32,94

24,08 23,72

20,06 19,72

7,78

58,29

40,31

26,39

0,25 3,94 4,74

11,75 12,81

17,46 19,68

27,44

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

GK

N

GH

M

GM

W

GTT

GR

A

GSK

GK

B

GH

J

GK

K

GH

K

GC

K

DR

L

DB

I

DTA

DM

T

KH

INA

1

GK

BxD

MT4

PB

-121

GR

AxD

MT4

Page 61: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 43

Gambar 46. Pengujian beberapa kultivar kelapa terhadap P. palmivora di

laboratorium

3. Efektivitas insektisida nabati Derris eliptica terhadap hama Brontispa

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan akar tuba Derris eliptica sangat efektif

mengendalikan larva dan imago Brontispa longissima. Aplikasi konsentrasi akar

tuba 1,25% - 5% (Gambar 2.1) dengan bahan pelarut metanol dapat

menyebabkan mortalitas larva dan imago mencapai 100% (Gambar 2.2).

Mortalitas larva dan imago mulai terjadi 1 hari setelah aplikasi. Akar tuba dengan

pelarut air dapat menyebabkan mortalitas larva sampai 100%. Dari hasil

pengujian laboratorium ternyata insektisida nabati akar tuba Derris eliptica

dengan pelarut metanol lebih efektif dibandingkan dengan pelarut air. Hasil

pengujian ini perlu dilakukan pengujian lebih lanjut di lapangan untuk

memastikan efektivitasnya terhadap hama Borntispa longissima di lapangan.

Diharapkan teknologi yang ramah lingkungan ini dapat efektif mengendalikan

hama Borntispa longissima.

Page 62: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 44

Gambar 47. Konsentrasi insektisida nabati Derris eliptica dan Larva Brontispa longissima yang mati akibat insektisida nabati Derris eliptica

4. Data sebaran spatial dan temporal dinamika pelepasan gas rumah

kaca (grk) pada beberapa umur dan perlakuan pemupukan di

pertanaman kelapa sawit.

Hasil analisis pelepasan gas N2O dan CO2 menunjukkan variasi yang beragam

baik dari aspek spasial, yaitu posisi pengambilan sampel gas baik yang di

piringan sawit maupun di antara sawit (open area). Demikian pula keragaan

terjadi berdasarkan waktu (temporal) yang dibedakan pada saat pagi dan siang

sampai sore hari. Variasi pelepasan GRK baik N20 maupun CO2 beragam juga

pada sawit yang berbeda umurnya. Menarik dari penelitian ini bahwa pelepasan

GRK (N2O dan CO2) tidak pernah sama berdasarkan pada ulangan pengamatan

yang dilakukan. Trend pelepasan gas N2O terbesar terjadi di piringan dibanding

pada open area, ini terjadi karena pelepasan gas ini sangat dipengaruhi oleh

aktivitas mikroorganisme dalam proses dekomposisi nitrogen dalam tanah dan

mengikuti perubahan lingkungan fisik, seperti suhu udara yang makin meninggi

sejalan dengan gerak/posisi matahari. Sedangkan pelepasan CO2 hampir tidak

terlalu bervariasi, baik secara spatial maupun temporal pada lokasi yang sama.

Beberapa hasil analisis GRK di beberapa lokasi pertanaman sawit diperlihatkan

pada Gambar 49.

Insektisida

Nabati

Insektisida

Nabati

Insekti

sida

Nabati

Air

(Kontrol)

Page 63: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 45

Gambar 48. Keragaan pelepasan CO2 dan N2O di pertanaman sawit TM-1 di KP. Sitiung

Gambar 49. Pola sebaran spatial dan temporal GRK N2O di beberapa umur tanaman kelapa sawit; (3a. Lokasi Kabupaten Gorontalo-1 (1 tahun), 3b. Lokasi Paguyaman-Gorontalo-2, sawit TM1, 3c. Lokasi di Desa poigar Kab. Bolang

Mongondow (TM-1), dan 3d. Lokasi di Aceh Jaya (TM2)

Page 64: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 46

Gambar 50. Pola sebaran spatial dan temporal GRK CO2 di beberapa umur tanaman

kelapa sawit; (3a. Lokasi Kabupaten Gorontalo-1 (1 tahun), 3b. Lokasi

Paguyaman-Gorontalo-2, sawit TM1, 3c. Lokasi di Desapoigar Kab. Bolang Mongondow (TM-1), dan 3d. Lokasi di Aceh Jaya (TM2)

5. Karakterisasi Asap Cair dari Debu Sabut Kelapa dan

Pemanfaatannya sebagai Bioinsektisida

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi asap cair adalah debu sabut

kelapa. Terlebih dahulu dilakukan perancangan dan pembuatan unit

pengolahan asap cair yang terdiri atas reaktor pirolisis, pemanas, penampung

tar, kondensor. Dalam penelitian ini, temperatur pirolisis yang digunakan

120o, 150o, 180o, 210oC. Gas hasil pirolisis yang terkondensasi akan

menghasilkan asap cair. Asap cair dari masing-masing perlakuan dikumpulkan

dalam labu pemisah, dibiarkan 24 jam untuk mengendapkan tar. Bagian atas

adalah pyroligneous liquor sedangkan bagian bawah adalah endapan tar.

Selanjutnya endapan tar dipisahkan, kemudian pyroligneous liquor didestilasi

untuk mendapatkan asap cair. Kadar fenol asap cair 0,70 - 2,03%; pH 2,11 -

2,45.

Page 65: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 47

Gambar 51. Unit pengolahan asap cair (kiri), asap cair dari debu sabut kelapa (kanan)

6. Teknik perbanyakan masal pupuk hayati dan efek pupuk hayati pada tebu RC-2

Hasil perbanyakan masal pupuk hayati menunjukkan bahwa pupuk hayati cair

berpotensi untuk diperbanyak secara masal karena hasil pengamatan populasi

bakteri menunjukkan jumlah populasi bakteri pada 108 cfu/ml media. Upaya

yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menjaga stabilitas populasi bakteri

agar lebih lama bertahan pada carrier yang digunakan. Dari hasil uji

efektivitas pupuk hayati terhadap tanaman tebu menunjukkan bahwa

produktivitas dan hablur gula tertinggi pada perlakuan 100% N + 100% P +

Pupuk hijau C. juncea + pupuk hayati yaitu 115 ton/ha dan 10,8 ton/ha,

sedangkan rendemen tertinggi pada perlakuan 50% N + 50% P + pupuk

hayati yaitu 10,01%.

Gambar 52. Keragaan tanaman tebu setelah diperlakukan dengan pupuk hayati

Page 66: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 48

7. Teknik pembuatan pupuk Si dan uji efektivitas pupuk Si terhadap

tanaman tebu

Hasil penelitian teknik pembuatan pupuk Si menunjukkan bahwa hasil ekstrak

Silika perlu ditambahkan KOH untuk mencegah terbentuknya silika gel,

sehingga pupuk Si cair selalu dalam kondisi cair. Untuk teknik pembuatan

pupuk granul perlu ditambahkan kapur dan kompos agar proses granulasi

lebih baik dengan menggunakan alat granulator. Hasil penelitian uji

efektivitas pupuk Si terhadap tanaman tebu PC varietas BL di KP. Pasirian,

Lumajang belum menunjukkan perbedaan yang nyata pada masing-masing

perlakuan pada saat tanaman tebu berumur 2,5 bulan. Pengamatan

pertumbuhan akan terus dilakukan sampai sebelum tanaman dipanen, antara

10-12 bulan setelah tanam, sehingga diketahui efektivitas terhadap

pertumbuhan tebu.

Gambar 53. Pupuk Silika butiran (kiri) yang diaplikasikan pada tanaman tebu(kanan)

8. Teknik pembuatan vermikompos bermutu tinggi dan uji efektivitas vermikompos terhadap tanaman tebu

Hasil penelitian teknik pembuatan vermikompos bermutu tinggi menunjukkan

bahwa dari 10 perlakuan yang diuji, terdapat empat perlakuan yang memiliki

C/N rasio antara 15 – 25% yaitu media yang terdiri dari 50% pupuk kandang

(PK) + 50% limbah jamur, 75% PK + 25% dedak, 50% PK + 50% dedak,

masing-masing dengan pakan limbah sayur dan 50% PK + 50% dedak

dengan pakan limbah ikan. Populasi cacing tertinggi terdapat pada media

dengan komposisi 50% pupuk kandang (PK)+ 50% limbah jamur dengan

pakan limbah sayur.

Hasil penelitian uji efektivitas vermikompos terhadap tanaman tebu

menunjukkan bahwa saat ini tanaman berumur 1 bulan, dan hasil

Page 67: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 49

pengamatan terhadap prosentase kecambah berkisar antara 63–68%, dan

belum menunjukkan perbedaan yang nyata pada masing-masing perlakuan.

Gambar 54. Pupuk vermikompos (kiri) dan aplikasinya di lapang (kanan)

9. Formulasi Pestisida Nabati untuk Menekan Pencemaran

Aspergillus spp pada Biji Pala

Indonesia merupakan negara penghasil sekaligus pengekspor biji pala terbesar

di dunia. Nilai devisa dari ekspor pala pada tahun 2013 mencapai US $ 122 juta.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, volume ekspor pala, terutama ke Eropa,

terkendala karena kandungan aflatoksinnya melebihi batas maksimal. Masalah

cemaran aflatoksin tidak lepas dari belum diterapkannya standar operasioal

prosedur penanganan biji pala oleh petani, pengepul, dan eksportir, sejak dari

lapangan sampai pengepakan untuk menjaga kualitas biji pala. Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan dua formula coating untuk menekan

pencemaran Aspergillus flavus. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah

kaca, dimulai dari skrining anti jamur A. flavus, pembuatan formula,dan

pengujian keefektifannya terhadap kolonisasi A. flavus. Skrining terhadap

minyak cengkeh, temu lawak, dan pengawet makanan terhadap Aspergillus sp.

diperoleh hasil minyak cengkeh dan bahan pengawet makanan (metil paraben,

propil paraben, potasium sorbat) mempunyai aktivitas antijamur terhadap isolat

Aspergillus flavus penghasil aflatoksin. Berbasis hasil tersebut, dua formula

coating telah dibuat, pertama berbentuk tepung dan kedua berupa cairan

kental. Formula tepung mengandung minyak atsiri cengkeh dengan bahan

pembawa campuran MgO+CaO+CuSO4, sedangkan formula cairan kental

mengandung bahan aktif campuran metil paraben, propil paraben, dan

potasium sorbat, dengan bahan pembawa gelatin, gum arab, karboksi metil

Page 68: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 50

selulosa. Pengujian keefektifan kedua formula dilakukan pada biji pala (batok

atau kupas) kemudian diinoklasi dengan suspensi konidia A. flavus. Hasil

penelitian menunjukkan keefektifan kedua formula coating masih belum

optimal, terutama untuk melindungi biji pala batok karena struktur permukaan

biji pala batok yang agak licin sehingga bahan coating tidak menempel

sempurna. Aplikasi formula coating cair mengandung bahan aktif campuran

metil paraben, propil paraben, dan potasium sorbat pada biji pala kupas, efektif

mencegah kolonisasi A. flavus. Namun, karena adanya pembatasan

penggunaan bahan pengawet makanan tersebut, terutama propil paraben,

maka perlu penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan formula coating

tesebut.

Gambar 55. Pengujian daya hambat minyak cengkeh konsentrasi 100, 200, 300, 400, 500

ppm (a), asap cair batok kelapa (b) minyak temulawak 200, 300, 400, 500ppm (c) propil paraben (baris pertama), metil paraben (baris kedua),

dan potasium sorbat (baris ketiga) konsentrasi 100, 200, 300, 400, 500 ppm, terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus. Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus.

a b

c d

Page 69: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 51

Gambar 56. Kolonisasi Aspergillus flavus pada permukaan biji pala batok yang diberi

berbagai perlakuan formula coating berbentuk tepung mengandung minyak cengkeh (warna putih) dan tanpa perlakuan (warna coklat tua)

10. Perancangan Alat Pengering Biji Pala yang Efektif Menekan Aflatoksin pada Skala Petani

Ekspor biji pala Indonesia menurun karena tercemar aflatoksin yang melebihi

batas maksimal. Persyaratan total aflatoksin maksimal adalah 10 µg/kg. Kadar

air tinggi dan cemaran Aspergilus spp. merupakan pemicu tingginya kadar

aflatoksin. Penelitian bertujuan mendapatkan teknologi pengering biji pala

yang efektif menekan cemaran aflatoksin. Teknologi pengering yang diuji

adalah (a) rak pengering tipe rumah dengan sumber panas energi matahari

kombinasi dengan api kompor minyak tanah, (b) para-para dan penutup kain

hitam, sumber panas energi matahari, (c) para-para tanpa penutup kain

hitam dengan bersumber energi matahari, (d) lantai penjemuran dan penutup

kain hitam bersumber energi matahari, dan (e) lantai penjemuran tanpa

penutup kain hitam bersumber energi matahari. Teknologi pengering diuji

pada biji pala tua berbatok yang sudah dilepas fulinya, dikeringkan sampai biji

pala berbunyi jika dikocok dan biji pala kupas, dikeringkan sampai nyaring

bunyinya jika dilempar ke lantai (keras). Parameter pengamatan meliputisuhu

dan kelembaban, lama pengeringan, rendemen basah ke kering, kadar air,

kadar minyak, oleoresin, miristisin dan kandungan aflatoksin. Hasil penelitian

diperoleh waktu pengeringan biji pala menggunakan rak pengering lebih lama

dibandingkan pengeringan dengan para-para dan lantai penjemuran. Kadar

Page 70: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 52

air awal bahan uji biji pala 41,2%. Pengeringan menggunakan rak pengering

tipe rumah sampai biji pala berbunyi jika digoyang sekitar 51,5 jam diperoleh

kadar air biji 8,79% dan rendemen biji pala sebesar 63,47%. Pengeringan

diatas para-para membutuhkan waktu sekitar 30 jam diperoleh kadar air

9,83%, rendemen 65,19% - 66,21%. Pengeringan di atas lantai penjemuran

dibutuhkan waktu pengeringan sekitar 30 jam, diperoleh kadar air 9,68%,

rendemen 70,31%. Perbedaan suhu dan kelembaban pengeringan

mempengaruhi kecepatan pengeringan. Suhu rata-rata tipe rak sekitar 35,6 -

37,31ºC, para-para 40,98- 44,26ºC dan lantai penjemuran 40,30- 50,55ºC.

Kelembaban pengering tipe rumah 40,71-49,33%, para-para 18,66-28,94%

dan lantai jemur 19,96-45,83%. Kadar air biji pala yag dihasilkan dari semua

tipe pengering di bawah 10%, tetapi kadar minyak hasil pengeringan tipe rak

lebih kecil dibandingkan para-para dan lantai jemur. Biji pala kering hasil

pengeringan dari semua tipe pengering memenuhi kualitas persyaratan baik

dari segi cemaran aflatoksin, kadar air, kadar minyak dan kadar miristisin.

Total aflatoksin < 3,29 µg/kg dan jenis B1 yang merupakan paling beracun <

1,07 µg/kg.Semua teknologi pengering yang diuji dapat menekan cemaran

aflatoksin pada biji pala dan dapat diterapkan pada skala petani.

Gambar 57. Alat pengering tipe rumah, para-para dan lantai jemur

Page 71: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 53

Gambar 58. Biji pala berbatok basah dan kering, dan pala kupas kering hasil

pengeringan menggunakan rak pengering tipe rumah.

11. Teknologi penetapan kebutuhan hara N, P, K di sentra produksi lada Bangka

Tanaman lada diketahui tergolong jenis tanaman yang membutuhkan banyak

hara (a high nutrient demanding crop). Apabila pemberian hara tidak sesuai

dengan kebutuhan tanaman lada khususnya unsur N, P, dan K menyebabkan

capaian produktivitas tanaman akan berada jauh di bawah potensi produksi

secara genetik. Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman

antara lain dengan mengetahui status hara tanah yang optimal bagi

pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian bertujuan untuk

mengidentifikasi status dan estimasi kebutuhan hara N, P, dan K optimal

tanaman lada di sentra produksi Bangka Belitung Tahapan kegiatan yang

dilakukan adalah: (1) Penetapan status hara tanah N. Kegiatan ini

menggunakan Rancangan percobaan Acak Kelompok dengan 5 ulangan dan

ukuran petak 12 tanaman per plot. Perlakuan yang diuji adalah pemberian

Page 72: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 54

pupuk N, yang diberikan dalam bentuk urea terdiri dari 5 taraf (0; 0,2; 0,4;

0,6; 0,8 kg urea/tanaman/tahun). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk

kandang 5 kg/pohon/tahun, SP-36 0,1 kg/pohon/tahun, KCl 0,3

kg/tanaman/tahun, dan dolomit 0,5 kg/pohon/tahun, (2) Penetapan status

hara tanah P. Kegiatan penelitian menggunakan Rancangan percobaan Acak

Kelompok dengan 5 ulangan dan ukuran petak 12 tanaman per plot

perlakuan. Perlakuan yang diuji adalah pemberian pupuk P, yang diberikan

dalam pupuk SP-36, terdiri dari 5 taraf ( 0; 0,05; 0,1; 0,15; 0,2 kg SP-

36/tanaman/tahun). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang 5

kg/tanaman/tahun, urea 0,4 kg/tanaman/tahun, KCl 0,3 kg/tanaman/tahun,

dan dolomit 5 kg/pohon/tahun, dan (3) Penetapan status hara tanah K.

Perlakuan pemupukan K dilakukan pada lokasi pada kondisi kandungan hara

K rendah. Kegiatan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok, 5 perlakuan

dan 5 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pemupukan KCl 0; 0,15; 0,3;

0,45; 0,6 kg KCl/tanaman/tahun, dengan jumlah tanaman 12 tanaman/plot.

Rekomendasi pemupukan N diuji dengan uji regresi. Pupuk dasar yang

digunakan adalah pupuk kandang 10 kg/tanaman/tahun, urea 0,4

kg/tanaman/tahun, SP-36 0,1 kg/pohon/tahun, dan dolomit 0,5

kg/pohon/tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perlakuan pupuk

N, P dan K memberikan respon berbeda terhadap sejumlah komponen

pertumbuhan dan produksi tanaman. Peningkatan dosis pupuk N diikuti oleh

naiknya tinggi tanaman, panjang sulur buah, jumlah sulur buah tertier cabang

dan jumlah malai bunga yang terbentuk. Pemberian pupuk P hanya

berpengaruh nyata terhadap komponen generatif, khususnya hasil lada.

perlakuan pupuk K berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan

tinggi tanaman, lebar kanopi dan panjang sulur buah, dan (2) Kebutuhan

hara optimal tanaman lada kultivar Merapin berumur 6 tahun adalah sekitar

800 g NPK/pohon/tahun, terdiri dari 200-400 g urea, 100 g SP-36, dan 150-

300 g KCl.

Page 73: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 55

Gambar 59. Tanaman lada telah/sedang berbunga ketika aplikasi perlakuan pupuk.

12. Peningkatan Produktivitas Lada melalui Pengelolaan Hara dan Bakteri Endofit

Penggunaan pupuk kimia secara intensif dalam jumlah besar selain berdampak

pada biaya produksi tinggi juga berdampak negatif terhadap lingkungan baik

terhadap daya dukung lahan maupun kestabilan iklim. Dengan demikian

diperlukan alternatif lain untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk

kimia tersebut yaitu antara lain melalui pendekatan penggunaan

mikroorganisme (bakteri endofit) yang bermanfaat bagi tanaman. Peranan

bakteri endofit antara lain memacu pertumbuhan dengan dihasilkannya

fitohormon dan dapat menyuplai hara. Hasil penelitian sebelumnya diperoleh 9

isolat yang terbaik dalam memacu pertumbuhan tanaman lada di pembibitan.

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan bakteri endofit yang berpotensi dalam

memacu pertumbuhan dan efisiensi hara pada tanaman lada umur 1 tahun di

lapang. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: (1) Pemeliharaan dan

perbanyakan isolat serta formulasi pupuk hayati di laboratorium. Kegiatan yang

telah dilakukan antara lain meliputi pemeliharaan isolat hasil tahun 2016 antara

lain: Ca2, Dj9, Sa4, LaBt8, LdBp4, Sa8, Sd10, LaBt1, LdBp9. (2) Kegiatan di

lapang: melanjutkan kegiatan pemeliharaan tanaman, aplikasi pupuk organik,

pupuk anorganik, dan bakteri endofit sesuai perlakuan.

Hasil penelitian di laboratorium: dari hasil identifikasi isolat bakteri endofit

diperoleh 5 jenis bakteri yang berbeda: Herbaspirillum aquaticum strain PT18,

Bacillus nealsonii strain MER, Bacillus wiedmannii strain FSL W8-0169, Bacillus

paranthracis strainMn5 dan Pseudomonas nitritireducens strainWZBFD3-5A2.

Hasil kegiatan formulasi telah diperoleh 2 buah formula pupuk hayati cair

dengan komposisi masing-masing pada Tabel berikut:

Page 74: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 56

Tabel 4. formula pupuk hayati cair dengan komposisi penelitian di laboratorium

Formula 1 Komposisi (%) Formula 2 Komposisi (%)

Komposisi bakteri Dj 9, Sd 1, Labt 1, Sa

10 Komposisi bakteri Ca 2, Labt 8, Sa 8, Ldbp 4

10

Bahan organic 1 10 Bahan organic 1 10 Bahan organic 2 10 Bahan organic 2 10 Dan lain-lain 70 Dan lain-lain 70

Hasil penelitian di lapang menunjukkan bahwa: terdapat interaksi antara

bakteri endofit dan pupuk terhadap peningkatan pertumbuhan, dan serapan

hara NPK pada tanaman lada berumur 11 bulan setelah tanam. Adanya

pemberian endofit dapat meningkakan pertumbuhan tinggi tanaman 19,5%

(tinggi tanaman), 34,3% (jumlah ruas), dan 16,8% (jumlah cabang) pada

kombinasi bakteri endofit B1 dan 75% rekomendasi pupuk NPK. Kombinasi

perlakuan terbaik dengan menggunakan kombinasi perlakuan bakteri endofit

B2 dan 75% rekomendasi pupuk NPK untuk bobot biomas dan serapan hara.

13. Formulasi Agens Hayati untuk Mengendalikan Penyakit BPB dan

Deteksi Virus pada Benih Lada

Busuk pangkal batang dan virus kerdil pada tanaman lada merupakan kendala

dalam budidaya lada di Indonesia. Usaha pengendalian BPB sedang dan telah

dilakukan dengan mengembangkan tanaman lada toleran, aplikasi fungisida

dan perbaikan kultur teknis. Pengendalian virus pada tanaman lada lebih

Gambar 60. Aplikasi bakteri endofit

Page 75: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 57

banyak difokuskan pada usaha untuk mencegah penyebarannya melalui bahan

tanaman dan serangga vektor. Sebagai komoditi ekspor, saran pengendalian

yang dianjurkan untuk pengendalian OPT pada lada harus memenuhi isu

perdagangan yang ada, yaitu ramah lingkungan. Agens hayati yang sudah

terformulasi dicobakan pada saat penyiapan perbenihan dan dilanjutkan pada

tanaman lada saat dipindah ke lapangan. Virus pada tanaman lada telah

diketahui yaitu PYMoV dan CMV, dan pada tahun 2018 ini fokus kegiatan yang

dilakukan adalah deteksi virus dari bahan tanaman yang akan digunakan

sebagai bahan perbanyakan lada.

a. Formula agens hayati untuk mengendalikan BPB

Pengujian formulasi agens hayati untuk mengendalikan BPB telah dilakukan,

berupa penanaman tanaman dalam pembibitan dan tanaman telah di tanam di

lapang (di KP Sukamulya). Inokulasi buat benih lada dengan P. capsici juga

telah dilakukan di rumah kaca, meskipun data persentase kematian benih yang

terjadi pada tiap perlakuan belum diperoleh (Gambar 41A, B, C dan D).

Gambar 61. Persiapan dan pelaksanaan pengujian formula agens hayati untuk

mengendalikan penyakit BPB. (A). Media tanam lada, (B) Penyemaian

benih lada, (C) Formula Trichoderma yang direaktivasi, (D) Formula

cendawan endofit (E-15), (E) Stek lada siap diinokulasi dan (D) Pengajiran untuk persiapan penanaman di lapang.

Page 76: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 58

Keragaan agens hayati jamur endofit (E-15) dan Trichoderma (SKM) yang telah

diformulasi masih menunjukkan performa yang sama saat diuji reaktivasi. Dari

10 sampel butiran yang telah diinokulasi, semuanya masih menunjukkan

adanya pertumbuhan miselium pada permukaannya setelah diinkubasi di

tempat yang lembab. Jamur endofit yang diinokulasikan pada tanaman lada

yang masih muda tidak menyebabkan kematian tanaman, dengan persentase

kematian kurang dari 5%, setelah tanaman berumur 4 bulan sejak tanam

(Gambar 42).

Paramater vegetatif tanaman berupa jumlah buku yang terbentuk pada tiap

perlakuan yang diujikan belum menunjukkan perbedaan yang nyata antar

perlakuan (Gambar 43). Sedangkan parameter kandungan hormon IAA, GA3

dan kandungan asam salisilat dari tiap perlakuan sedang dalam tahap analisa

yang dilakukan di laboratorium.

Gambar 62. Bibit lada yang hidup dan mati dari tiap perlakuan yang diujikan pada umur 2

~ 4 bulan. (A). Jamur endofit E-15 &Trichoderma, (B) Bakteri A &Trichoderma, (C) Jamur endofit E-15, bakteri A &Trichoderma, (D)

Trichoderma, (E) Kontrol, dan (F) Fungsida.

0%

25%

50%

75%

100%

A B C D E F

Jum

lah

Tan

aman

(%

)

Perlakuan

Hidup(%)

Page 77: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 59

Gambar 63. Jumlah buku dari tiap perlakuan yang diujikan pada umur 2 ~ 4 bulan. (A).

Jamur endofit E-15 &Trichoderma, (B) Bakteri A &Trichoderma, (C) Jamur endofit E-15, bakteri A &Trichoderma, (D) Trichoderma, (E) Kontrol, dan (F) Fungsida.

Mikroba berguna yang telah diformulasikan dan diinokulasikan baik tunggal

maupun dalam kombinasi tidak menyebabkan kematian pada perbenihan lada,

dan mikroba yang diaplikasikan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada

jumlah buku yang terbentuk. Pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan

keragaan tanaman lada di lapang masih dalam pengamatan, karena percobaan

sedang dilangsungkan.

b. Deteksi Virus PYMoV dan CMV dengan Berbagai Metode Deteksi

Deteksi telah dilakukan secara ELISA dan molekuler terhadap 30 sampel bibit

tanaman, dari 50 sampel yang direncanakan. Bibit yang telah dideteksi adalah

varietas Petaling 1 hasil radiasi, Petaling 1 dan Natar 1, masing – masing

varietas sebanyak sepuluh sampel. Gejala pada bibit tanaman bervariasi, dari

tidak bergejala hingga bergejala parah (Gambar 44). Sebagian besar varietas

Petaling 1 dan Natar 1 menunjukkan gejala terinfeksi virus, sebaliknya seluruh

tanaman Petaling 1 hasil radiasi tidak menunjukkan gejala terinfeksi virus. Hal

ini perlu mendapat perhatian, bahwa hampir seluruh bibit yang tersedia,

bergejala terinfeksi virus, sehingga diperlukan perubahan SOP dalam teknik

penyediaan bibit lada.

0

2

4

6

8

10

A B C D E F

Jum

lah

bu

ku

Perlakuan

Nov'18

Des'18

Page 78: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 60

Gambar 64. Variasi gejala virus pada bibit lada, A. tidak bergejala, B. belang lemah, C.

mosaik lemah, D. malformasi, menebal, mosaik parah.

c. Deteksi secara serologi

Hasil deteksi secara DAC-ELISA menggunakan antiserum ScBV menunjukkan

bahwa beberapa sampel bibit lada bergejala terinfeksi virus, memiliki nilai

absorban 2 kali lebih besar daripada kontrol negatif, yang menunjukkan

terjadinya reaksi positif antara antiserum ScBV dengan sampel terinfeksi virus.

Hal ini menunjukkan jika PYMoV pada bibit lada memiliki hubungan serologi

dengan ScBV. Dengan demikian, teknik DAC-ELISA menggunakan antiserum

ScBV dapat digunakan sebagai deteksi awal keberadaan PYMoV pada tanaman

lada.

Teknik DAS-ELISA menggunakan antiserum CMV juga berhasil mendeteksi

keberadaan virus pada beberapa sampel. Deteksi secara ELISA terhadap CMV

sebelumnya juga berhasil dilakukan, secara DAS-ELISA, namun dimodifikasi

dengan menggunakan beberapa macam bufer yang berbeda, mengacu pada

protokol yang dikeluarkan oleh AGDIA.

A B C D

Page 79: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 61

Gambar 65. Hasil DIBA. a1 dan a2. Bufer, a3 dan a4. Kontrol negatif, a5 dan a6. Kontrol

positif. b1-b4. Sampel negatif, b5-b7 dan c1-c7. Sampel positif

Deteksi virus secara DIBA telah dilakukan terhadap beberapa sampel yang

terbukti negatif dan positif terinfeksi virus secara ELISA. Pada reaksi dengan

antiserum ScBV, hanya kontrol positif yang menunjukkan perubahan warna

ungu dengan jelas, kontrol negatif dan sampel negatif tidak terbentuk warna

ungu, sampel positif hanya menunjukkan warna ungu lemah (Gambar 45A).

Sedangkan reaksi sampel dengan antiserum CMV, belum dapat membedakan

secara jelas antara sampel positif dan negatif (Gambar 45B). Dengan demikian,

masih diperlukan optimasi lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

d. Deteksi secara molekuler

RNA dan DNA yang diperoleh dari hasil isolasi, menunjukkan kualitas cukup

baik, ditunjukkan dengan konsentrasi asam nukleat yang tinggi. Namun tingkat

kemurnian asam nukleat yang baik, hanya beberapa sampel yang memiliki nilai

A260/280 berada pada kisaran 2.00.

Deteksi secara PYMoV secara PCR, menggunakan tiga macam primer

menunjukkan jika hampir seluruh sampel teramplifikasi pita DNA PYMoV,

minimal dengan 1 primer (Gambar 46A, 46B dan 46C). Ketiga primer tersebut

mengamplifikasi bagian genom PYMoV yang berbeda, yaitu ORF I (berukuran

450 pb), ORF II (berukuran 350 pb), dan ORF III (berukuran 400 pb). Salah

satu amplikon sampel hasil amplifikasi dari setiap primer yang digunakan telah

Page 80: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 62

dikonfirmasi identitasnya secara sekuensing, dan menunjukkan kedekatan

dengan PYMoV.

Hasil sekuen amplikon primer PYMoV ORF II diperoleh 347 nukleotida, memiliki

homologi nukleotida sebesar 84% dengan PYMoV isolat India asal Piper longum,

dengan kode aksesi GenBank KJ873043. Amplifikasi DNA dengan primer PYMoV

ORF III, diperoleh sekuen sebesar 398 nukleotida dan memiliki kemiripan

sebesar 93% dengan isolat PYMoV India asal tanaman lada (KJ195477).

Sedangkan primer PYMoV ORF I sudah dikonfirmasi dengan sekuensing pada

hasil penelitian sebelumnya, diperoleh sekuen sebesar 450 nukleotida, memiliki

homologi sebesar 92% dengan PYMoV isolat Vietnam asal tanaman lada

(KF056865).

Secara teori, dari tanaman terinfeksi PYMoV, akan teramplifikasi oleh ketiga

primer tersebut. Namun, karena PYMoV termasuk Badnavirus yang mampu

mengintegrasikan genomnya ke dalam genom tanaman, keberadaan sekuen

endogenus di dalam genom tanaman tidak dalam bentuk genom penuh, namun

hanya bagian – bagian genom saja.

Hasil amplifikasi DNA dengan primer ORFII menunjukkan hampir seluruh

sampel teramplifikasi pita DNA, yang memunculkan dugaan bahwa bagian ORF

II paling banyak berada sebagai genom PYMoV endogenus di dalam sampel

lada. Dengan demikian, diduga primer ORFII paling sensitif untuk deteksi

secara PCR dibandingkan primer lain. Namun, pada beberapa sampel

menghasilkan pita DNA berukuran lebih kecil, antara 200 – 300 pb (Gambar

46B). Pita DNA berukuran sesuai target primer, yaitu 350 pb, telah

disekuensing, sedangkan pita DNA yang berukuran lebih kecil belum dilakukan

sekuensing. Pita DNA yang berukuran berbeda dengan target primer harus

dikonfirmasi secara sekuensing, untuk memperoleh data keberadaan PYMoV

secara lebih akurat.

Hasil deteksi secara PCR tersebut menunjukkan adanya false positive, karena

mendeteksi baik virus aktif atau endogenus. Badnavirus aktif akan membentuk

RNA intermediate, karena proses replikasinya berlangsung secara transkripsi-

reverse transkripsi, yaitu membentuk RNA terlebih dahulu, baru RNA dibalik

menjadi DNA virus (Hohn et al., 2008). Oleh karena itu, untuk mendeteksi virus

aktif, salah satunya dapat dilakukan secara RT-PCR.

Page 81: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 63

Deteksi secara RT-PCR dilakukan dengan primer PYMoV ORFIII, sebagai primer

dengan hasil homologi tertinggi terhadap isolat PYMoV. Selain itu, meski primer

PYMoV ORFII lebih sensitif untuk mendeteksi PYMoV, namun karena pada

beberapa sampel teramplifikasi pita DNA tidak sesuai ukuran primer target,

diduga primer ini kurang spesifik.

Gambar 66. Visualisasi hasil PCR. M. Marker.1. Kontrol negatif, 2-4. Sampel Petaling hasil radiasi, 5-7. Sampel Natar 1. 8-11. Sampel Petaling 1.A,B, dan C. Amplifikasi

DNA secara PCRberturut – turut dengan primer PYMoV ORFI; ORFII; dan ORFIII. D. One step RT-PCR dengan primer PYMoV ORFIII.

Hasil deteksi menunjukkan teramplifikasinya pita DNA berukuran kurang lebih

400 pb. Tidak seluruh sampel yang terdeteksi positif secara PCR, positif secara

RT-PCR. Hasil ini menunjukkan jika PYMoV aktif hanya berada pada sampel

yang terdeteksi secara RT-PCR. Namun demikian, visualisasi pada gel

menunjukkan teramplifikasinya beberapa pita DNA yang diharapkan (Gambar

46D). Dengan demikian, masih diperlukan optimasi untuk RT-PCR PYMoV.

Page 82: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 64

Jadi isolasi DNA virus lada menggunakan bufer CTAB dan RNA menggunakan

guanidium thyiocianate berhasil diperoleh kualitas asam nukleat dengan bagus.

Deteksi awal PYMoV dapat dilakukan secara DAC-ELISA menggunakan

antiserum ScBV, dan deteksi lebih lanjut dapat dilakukan secara PCR

menggunakan primer PYMoVORFIII. Deteksi CMV pada sampel lada, sementara

baru dapat dilakukan secara DAS-ELISA.

14. Bioassay Formula Pestisida Alami Efektif Mengendalikan OPT Utama

Lada

Keberadaan berbagai hama dan penyakit di pertanaman adalah salah satu

penghambat dalam budidaya tanaman lada. Serangan hama penggerek batang

lada, Lophobris piperis, hama penggerek bunga, Dichonocoris hewetti, dan

hama penghisap buah, Dasynus piperis, serta serangan nematoda penyebab

penyakit kuning, Meloidogyne incognita dan jamur penyebab penyakit Busuk

Pangkal Batang lada, Phytophthora capsicii dapat mengganggu produksi

tanaman bahkan seringkali menyebabkan kematian tanaman lada. Tujuan

penelitian ini adalah (a) untuk memperoleh formula biopestisida berbasis

Beauveria bassiana patogenik terhadap hama utama tanaman lada, dan (b)

mengetahui konsentrasi Pestisida Nabati Bio Protektor yang efektif

mengendalikan hama tanaman lada

Formulasi dan uji efikasi Beauveria bassiana

Komposisi ideal carrier cendawan B. bassiana adalah tepung jagung (3), tepung

beras (3), dan tepung gula pasir (1). Tepung jagung dan tepung beras

berfungsi sebagai media tumbuh cendawan sesaat setelah inokulasi dilakukan

sehingga cendawan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Gula pasir

berperan sebagai sumber energi utama bagi cendawan B. bassiana sesaat

setelah formula dilarutkan ke dalam air dan siap akan digunakan.

Carrier yang telah jadi (Gambar 47) kemudian diinokulasi dengan larutan B.

bassiana menggunakan sistem dried spraying. Carrier diletakkan pada wadah

berbentuk lingkaran dan diputar menggunakan motor listrik (Gambar 48.). Saat

motor dihidupkan maka wadah akan berputar dan pada saat yang sama larutan

yang mengandung spora-spora cendawan B. bassiana disemprotkan. Proses

putaran wadah menyebabkan inokulasi cendawan merata dan carrier

membentuk gumpalan-gumpalan berukuran 0.3 sd 0.5 cm (Gambar 49). Uji

Page 83: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 65

kelarutan formula dalam air menunjukkan bahwa carrier dapat terlarut

sempurna (Gambar 67) sehingga pada saat digunakan tidak menyumbat nozel.

Formula tepung selanjutnya akan dihitung kepadatan sporanya dan siap diuji

patogenisitasnya terhadap hama-hama utama lada.

Gambar 67. Carrier siap diinokulasikan cendawan B. bassiana (a), Alt formulasi B. bassiana menggunakan system dried spraying (b)

a b

Page 84: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 66

IV. TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN

Selama tahun anggaran 2018 Puslitbang Perkebunan telah menghasilkan

teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah/produk olahan tanaman

perkebunan. Teknologi ini berperan penting dalam meningkatkan pendapatan

petani dan pengembangan agribisnis.

1. Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao sebagai Bahan Baku Pektin

Kulit buah kakao merupakan salah satu sumber pektin dengan kandungan

mencapai 6-12%. Pemanfaatan kulit kakao sebagai bahan baku pektin

dapat mengurangi ketergantungan impor pektin. Proses mengolah kulit

kakao menjadi pektin melalui tahapan persiapan, ektraksi, isolasi dan

pengeringan. Telah diperoleh teknologi dengan rendemen pektin 6,31%

dengan karakter : kadar air 11.96%, kadar abu 11.57%, berat ekuivalen 2.7

mg, kadar metoksil 0.57%, kadar galakturonat 39.16% dan derajat

ekuivalen 258%. Keunggulan pektin dari kulit kakao ini adalah memiliki

karakter berat ekuivalen yang rendah dibanding pektin komersial. Namun

diliat dari segi warna, pektin dari kulit kakao ini memiliki warna lebih gelap

dibanding pektin komersial dikarenakan adanya reaksi pencokelatan pada

proses persiapan bahan baku.

Gambar 68. Proses ekstraksi pektin

Page 85: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 67

Gambar 69. Pektin hasil ekstraksi limbah pod kulit kakao

2. Pemanfaatan Asap Cair sebagai Pestisida Nabati untuk Pengendalian Hama PBKo

Penelitian tentang pengendalian hama PBKo dengan menggunakan asap

cair dari limbah tanaman kulit buah kakao, serbuk gergaji, tempurung

kelapa, dan sekam padi, menunjukkan bahwa asap cair dari tempurung

kelapa berpotensi digunakan sebagai pengendali PBKo. Formula yang

digunakan adalah formula asap cair tempurung kelapa + minyak cengkeh

dan asap cair tempurung kelapa + minyak serai wangi. Formula asap cair

tempurung kelapa + minyak cengkeh dapat menyebabkan mortalitas imago

penggerek buah kopi Hypothenemus hampei di laboratorium 51,67 – 95%.

Keunggulan dari pengendalian ini adalah bahan baku tersedia di lapangan

dan mudah dicari selain itu yang utama adalah pengendalian ini ramah

lingkungan diperoleh.

3. Pemanfaatan Blastospora Jamur Entomopatogen sebagai Bioinsektisida untuk Pengendalian PBKo

Blastospora adalah potongan-potongan hifa atau fase vegetatif dari jamur

patogen serangga yang diperbanyak menggunakan alat fermentor dengan

media Potato Carrot Broth (PCB). Biopestisida berbahan aktif blastospora

jamur patogen serangga Lecanicillium lecanii, Paelomyces fumosoroseus

dan Metharizium anisopliae dalam bentuk cair dikembangkan untuk

mengendalikan hama penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus hampei

yang efektif dan ramah lingkungan. Blastospora jamur L. Lecanii, P.

fumosoroseus dan M. anisopliae dapat diperbanyak secara massal dalam

fermentor dengan media PCB dalam waktu singkat.

Blastospora jamur patogen serangga mampu menginfeksi dan mematikan

imago H. hampei di laboratorium. Blastospora P.fumosoroseus dan L. lecanii

Page 86: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 68

pada konsentrasi 108, 107, dan 106 mampu mematikan serangga uji lebih

dari 50% di laboratorium. Blastospora jamur patogen serangga mampu

bertahan hidup dalam media penyimpanan glukosa 5% selama 6 bulan di

laboratorium. Biopestisida berbahan aktif blastospora jamur patogen

serangga dapat bertahan hidup di alam setelah menginfeksi serangga.

Gambar 70. (A) Perbanyakan blastospora dalam fermentor dengan media PCB, (B)

Blastospora jamur patogen serangga dalam media cair, (C) Imago

PBKo terinfeksi blastospora jamur patogen

4. Pestisida Nabati Berbahan Asap Cair untuk Pengendalian PBK

Formula insektisida nabati campuran asap cair dan serai wangi dengan

konsentrasi 15% (ACS15%) lebih mampu melindungi buah kakao dari

serangan penggerek buah. Nilai persentase serangan penggerek buah

dapat ditekan sebesar 28,68%, kerusakan di dalam biji hanya mencapai

5,68%, dengan kehilangan hasil sekitar 3,04%.

Penyemprotan dilakukan tiap 2 minggu sekali. Konsentrasi 5 ml per liter.

Volume semprot sekitar 250 ml/pohon. Penyemprotan dilakukan sejak buah

berukuran panjang sekitar 10-15 cm sampai menjelang panen.

A B C

Page 87: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 69

Gambar 71. Pestisida nabati berbahan dasar asap cair

5. Formula Pupuk Hayati Penambat N, Pelarut P dan K di Lahan Kakao

Terdegradasi

Pupuk hayati yang dikembangkan terdiri dari Azospirillum, Burkholderia

cepacia SS19.7, Pseudomonas migulae S7.4, Delftia lacustris BT-27 dan

fungi Aspergilllus sp. SPII yang memiliki kemampuan fungsional yang baik

bagi pertumbuhan tanaman. Bakteri Pseudomonas migulae S7.4,

Burkholderia cepacia SS19.7, Pseudomonas migulae S7.4, dan Delftia

lacustris BT-27 merupakan isolat yang mampu melarutkan P. Ketiga bakteri

tersebut juga menghasilkan hormon pemacu tumbuh IAA, GA3, dan Zeatin,

bahkan Burkholderia cepacia SS19.7, S7.4, dan Delftia lacustris BT-27 juga

terdeteksi mampu menghasilkan kinetin. Fungi Aspergilllus sp. SPII juga

memiliki kemampuan menghasilkan hormon pemacu tumbuh (IAA, Ga3,

dan Zeatin). Bakteri Delftia lacustris BT-27 dan fungi Aspergilllus sp. SPII

juga mampu menghasilkan enzim sellulase.

Respon positif terjadi pada aplikasi bakteri Burkholderia cepacia SS19.7,

Pseudomonas migulae S7.4, bakteri Delftia lacustris BT-27 dan fungi

Aspergilllus sp. SPII pada benih kakao umur 5 bulan. Hasil menunjukkan

bahwa pemberian kultur campur 4 isolat mampu meningkatkan jumlah daun

2.01%, diameter batang 15.16%, dan tinggi tanaman 7.12%.

Page 88: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 70

Gambar 72. Respons tanaman kakao terhadap pemberian mikroba (kiri) dan pupuk

hayati berbahan pembawa molase (kanan)

6. Popeda instant

Untuk meningkatkan nilai gizi pati sagu, telah dilakukan formulasi dengan

penambahan tepung kacang kedelai, tepung kacang hijau dan isolat protein,

sehingga diperoleh popeda instan kaya gizi. Formulasi dilakukan dalam empat

tingkatan, kemudian bahan-bahan tersebut ditambah air dalam perbandingan

tertentu, diaduk sampai homogen, dipanaskan pada suhu 90oC (20 menit),

sehingga membentuk adonan seperti bubur. Selanjutnya dikeringkan

menggunakan Drum Dryer dan lembaran produk yang dihasilkan ditepungkan

lalu dikemas. Nilai gizi popeda instan adalah sebagai berikut: kadar air 5,34-

6,76%, lemak 0,612,24%, protein 4,52-15,11%, serat kasar 0,01-1,5%, pati

46,07-63,16% dan amilosa 16,81-30,36%. Sedangkan kadar protein pati sagu

hanya 0,15-0,16%. Uji secara organoleptik keempat formula disukai panelis

dengan nilai warna 3,33-4,20; aroma 3,60-4,00 dan rasa 4,00-4,60

Page 89: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 71

A B C D

E F G H

Gambar 73. Pengolahan popeda instan di Seafast Centre IPB-Bogor.

7. Sirup NIRA aren

Untuk menambah ragam produk dari nira aren, meningkatkan nilai tambah

nira aren dan meningkatan status gizi konsumen dengan tersedianya produk

olahan sirup nira aren yang bernilai gizi lebih baik. Nira hasil sadapan

disaring, pertama menggunakan saringan stainlees steel kemudian

menggunakan kain saring. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 100OC untuk

mempercepat penguapan air sampai larutan nira mencapai kadar gula 35-

40%, kemudian didinginkan dan disaring menggunakan kain saring.

Pemanasan dilanjutkan secara perlahan-lahan pada suhu 80OC, sambil diaduk

hingga diperoleh total padatan konsentrasi 65%, 70%, 75% dan 80%. Sirup

nira dikemas dalam botol kaca bening kapasitas 250 ml. Karakteristik produk

adalah sebagai berikut: kadar air (metode toluen) 22,72-33,71%, gula reduksi

0,74-5,24%, sakarosa 55,80-63,15%, fenolat 0,11-0,28% dan viskositas 119-

2180cP.

Page 90: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 72

(a) (b) (c)

Gambar74. Penyadapan nira aren (a), proses penguapan kadar air pada larutan gula

b) dan empat produk sirup nira aren (c)

8. Pengolahan yogurt dari skim kelapa

Pada pengolahan VCO di hasilkan produk ikutan skim kelapa. Pemanfaatan

skim kelapa yang selama ini belum digunakan dan terbuang sebagai limbah.

Penambahan starter dari kultur murni Lactobacillus bulgaricus pada

fermentasi skim kelapa menghasilkan produk yang lebih disukai dibanding

dengan campuran starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcust

hermopilus. Skim mengandung protein tinggi yang tersusun atas sejumlah

asam amino. Sekitar 15 jenis asam amino terdapat dalam skim kelapa.

Pengolahan yogurt menggunakan subsrat skim kelapa yang selanjutnya

diinokulasi dengan kultur murni Lactobacillus bulgaricus sebanyak 10% ( v /

v ) dan campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcust hermopilus.

Media diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Yogurt yang di proses

menggunakan starter dari kultur murni Lactobacillus bulgaricus lebih disukai

dibanding dengan campuran starter Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcust hermopilus. Selanjutnya untuk proses penyimpanan

menggunakan yogurt yang di proses dengan starter dari kultur murni

Lactobacillus bulgaricus. Pengujian penyimpanan dilakukan pada 2 suhu

yang berbeda, yaitu 50C dan 100C dengan periode pengamatan 0 hari , 7

hari dan 14 hari penyimpanan. Yogurt yang dihasilkan dengan perbedaan

kondisi penyimpanan memiliki pH 4, 24, 3, total asam 0, 961, 49 dan total

padatan terlarut 12130Brix.

Page 91: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 73

Gambar 75. Yogurt skim kelapa yang diproses menggunakan kultur murni L. bulgaricus (a) dan Kultur murni untuk pembuatan yogurt skim kelapa (b)

9. Asap Cair Daun Tembakau Sebagai Bahan Fungisida dan Bakterisida

Penelitian formulasi produk diharapkan memperoleh produk pertanian baru

yang dapat menunjang pengembangan pertanian. Dari hasil ekstraksi dan

pengujian toksisitas asap cair daun tembakau terhadap hama tanaman

perkebunan menunjukan bahwa asal daun tembakau terbaik untuk

menghasilkan asap cair yang memiliki toksisitas terbaik adalah asap cair daun

tembakau yang dihasilkan dari Probolinggo dengan LC50 sebesar 2,68% dan

persentase kematian S. litura tertinggi sebesar 85%. Teknik terbaik untuk

menghasilkan asap cair daun tembakau yang memiliki toksisitas terbaik

adalah asap cair yang dihasilkan dari suhu pirolisis sebesar 450 o C dengan

LC50 sebesar 2,49% dan persentase kematian S. litura tertinggi sebesar

88,33%.

Kegiatan ekstraksi dan pengujian toksisitas asap cair daun tembakau

terhadap penyakit tanaman perkebunan dapat disimpulkan bahwa asap cair

daun tembakau tidak memiliki aktivitas sebagai fungisida untuk jamur P.

nicotianae akan tetapi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri R.

solanacearum. Asap cair daun tembakau yang memiliki aktivitas antibakteri

tertinggi terhadap R. solanacearum adalah asap cair yang berasal dari daerah

Temanggung dengan konsentrasi 5%.

Kegiatan ekstraksi dan pengujian aktivitas farmakologi minyak atsiri daun

tembakau dapat disimpulkan bahwa ukuran sampel dan lama waktu destilasi

mempengaruhi rendemen minyak atsiri tembakau. Rendemen tertinggi

diperoleh pada daun tembakau ukuran 10 mesh tembakau Boyolali yakni

a

a

b

Page 92: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 74

sebesar 3, 39%. Lama waktu destilasi sebesar 6 jam menghasilkan rendemen

yang paling tinggi. Minyak atsiri tembakau memiliki aktivitas antibakteri

terhadap bakteri E.coli dan S.aureus dengan adanya zona hambat di media

bakteri. Zona hambat terbesar adalah pada minyak atsiri tembakau

Yogyakarta sebesar 26 mm untuk bakteri S.aureus, sedangkan untuk bakteri

E.coli zona hambat terbesar pada minyak atsiri tembakau Blitar yakni sebesar

21 mm. Minyak atsiri tembakau asal Probolinggo mampu menghambat

pertumbuhan bakteri S. aureus sampai konsentrasi 6,25% dan bakteri E. coli

sampai pada konsentrasi 12,5%.

Gambar 76. Asap cair daun tembakau dari tembakau Purwodadi (A), Yogyakarta (B), Boyolali (C), Temanggung (D), Blitar (E), Probolinggo (F), Jember (G), Sumenep (H), Madiun (I), Ponorogo (J), dan Garut (K).

Gambar 77. Enam jenis minyak atsiri tembakau (A: T. Temanggung; B: T. Boyolali; C:

T. Yogyakarta; D: T.Purwodadi; E: T.Blitar; F: T. Probolinggo)

A B C D F E G H I J K

Page 93: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 75

V. PLASMA NUTFAH

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, diperlukan materi genetik

tanaman perkebunan. Sampai dengan TA 2018, Puslitbang Perkebunan memiliki

koleksi plasma nutfah yang tersebar di Balai-balai komoditas meliputi tanaman

palma sebanyak 370 aksesi, tanaman rempah dan obat sebanyak 6.442

populasi (terdiri dari 1.111 spesies), tanaman penyegar dan industri lainnya

sebanyak 648 aksesi, serta tanaman pemanis dan serat sebanyak 6.018 aksesi

seperti yang disajikan pada Tabel 2. Kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG)

meliputi eksplorasi, koleksi/konservasi, karakterisasi, evaluasi, dan rejuvenasi.

Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan status plasma nutfah. Koleksi yang

mulai mengalami gangguan viabilitas, segera diremajakan melalui kegiatan

rejuvenasi, koleksi yang belum lengkap deskripsinya dikarakterisasi, dan yang

memiliki potensi untuk dimanfaatkan, dievaluasi. Komoditas yang masih sedikit

Tabel 5. Koleksi Sumber Daya Genetik Tanaman Perkebunan 2018

NO KOMODITAS JUMLAH AKSESI PADA TAHUN

2017 2018

BALIT PALMA (Tanaman Palma)

1 Aren 14 16

2 Kelapa 88 92

3 Kelapa sawit 204 204

4 Pinang 38 39

5 Sagu 19 19

Sub Jumlah 363 370

BALITTAS (Tanaman Pemanis dan Serat)

1 Abaca 70 70

2 Agave 25 25

3 Bunga matahari 78 78

4 Jarak kepyar 216 175

5 Jarak pagar 453 453

6 Kapas 841 841

7 Kapok 152 152

8 Kemiri Sunan 60 60

9 Kenaf dan spesies lainnya 1559 1559

10 Linum 12 12

11 Rami 83 83

12 Tebu 1065 1065

13 Tembakau 1370 1370

14 Wijen 75 75

Sub Jumlah 6.018 6.018

Page 94: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 76

BALITTRI (Tanaman Penyegar dan Industri)

1 Kakao 245 245

2 Karet 50 50

3 Kopi 285 294

4 Teh 59 59

Sub Jumlah 639 648

BALITTRO (Tanaman Rempah dan Obat)

1 Cengkeh 325 325

2 Jahe 76 76

3 Jambu mete 221 221

4 Lada 91 92

5 Pala 320 321

6 Kayu manis 274 274

7 Tanaman Rempah,obat dan atsiri lainnya

5.133 5.133

Sub Jumlah *6.440 6.442

Keterangan:

*Untuk koleksi SDG Balittro, jumlah tersebut adalah jumlah populasi yang dipelihara di tujuh Kebun Percobaan.

Kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG) yang dilakukan pada TA 2018 meliputi

koleksi/konservasi, karakterisasi, evaluasi dan dokumentasi. Volume kegiatan

dan tingkat pencapaiannya berbeda antar Balai.

TANAMAN PALMA

Koleksi Sumber Daya Genetik atau plasma nutfah tanaman palma terdiri dari

kelapa, sagu, aren, pinang dan kelapa sawit. Pada tahun 2018, dilakukan

pemeliharaan tanaman koleksi (konservasi), karakterisasi komponen produksi

tanaman kelapa, sagu, aren dan pinang, serta evaluasi nira kelapa, dan evaluasi

kelapa dalam hibrida intervarietas.

Koleksi dan Konservasi

Koleksi tanaman palma terdiri dari 99 aksesi Kelapa Sawit asal Kamerun dan 105

aksesi kelapa sawit asal Angola di KP Sitiung, Sumatera Barat, 92 aksesi kelapa

di KP. Mapanget, KP. Paniki, KP. Kima Atas, KP. Kayuwatu dan KP. Pandu, 19

aksesi sagu di KP. Mapanget dan KP. Kayuwatu, 15 aksesi aren di KP. Kima Atas,

KP. Kayuwatu dan KP. Pandu dan 40 aksesi pinang di KP. Kayuwatu.

Page 95: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 77

Gambar 78. Plasma Nutfah Tanaman

Kelapa Sawit Gambar 79. Plasma Nutfah Tanaman

Kelapa

Karakterisasi dan Evaluasi

Karakterisasi tanaman palma menunjukkan sejumlah kelapa Dalam memiliki

potensi produksi daging buah cukup tinggi dengan kisaran 385 – 587 g/buah.

Sejumlah kelapa Genjah menghasilkan nira 656 – 1,090 ml/tandan/hari. Kelapa

kopyor menghasillkan buah kopyor dengan persentase 7 – 37,5%. Koleksi kelapa

sawit memiliki keragaman yang tinggi pada karakter generatifnya diantaranya

buah tanpa inti, buah dengan inti tanpa cangkang, dan buah dengan 1 – 4 biji

bercangkang.

Hasil evaluasi kelapa dalam hibrida menunjukkan potensi menghasilkan buah

berkisar 10 – 13 tandan/pohon dengan jumlah kelapa 8 – 12 butir/tandan, dan

berat daging buah 412 – 585 g/butir. Hibrida DMT x DTA berpotensi

menghasilkan buah terbanyak yaitu 145 butir kelapa/pohon/tahun, dan hibrida

DMT x DSA menghasilkan kopra tertinggi yaitu 4,35 ton/tahun.

TANAMAN PEMANIS DAN SERAT

Koleksi Sumber Daya Genetik tanaman pemanis dan serat dibagi atas kelompok

tanaman semusim, dan kelompok tanaman tahunan. Tanaman semusim terdiri

dari bunga matahari, jarak kepyar, kapas, kenaf, linum, rosela, wijen, yute,

tembakau, sedangkan tanaman tahunan terdiri dari abaca, agave, jarak pagar,

kapok, kemiri sunan, rami, dan tebu.

Page 96: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 78

Koleksi, Konservasi dan Rejuvinasi

Pada tahun 2018, koleksi plasma nutfah tanaman semusim terdiri dari 78 aksesi

bunga matahari, 175 aksesi jarak kepyar, 844 aksesi kapas, 1.559 aksesi kenaf-

rosela-yute, 75 aksesi wijen, dan 1.377 aksesi tembakau. Koleksi plasma nutfah

tanaman tahunan dipelihara melalui konservasi eksitu di lapangan yang terdiri

dari 24 aksesi agave, 67 aksesi abaka di Kebun Karangploso, 435 aksesi jarak

pagar, 54 aksesi kemiri sunan, 75 aksesi rami, 25 Agave dan Koleksi plasma

nutfah tebu berjumlah 1103 aksesi (583 aksesi dikonservasi di KP Muktiharjo

dan KP Ngemplak, sedangkan sisanya, 520 aksesi dikonservasi di KP

Karangploso). Pada tahun 2018, Balittas memperoleh tambahan koleksi plasma

nutfah tebu sebanyak 7 aksesi, dengan rincian 4 aksesi dari PTPN XI, 2 aksesi

dari Kep. Seram dan 1 aksesi merupakan tebu lokal dari Kalipare dan semua

aksesi tersebut saat ini dalam proses pembibitan di KP. Karangploso.

Rejuvinasi plasma nutfah tanaman semusim dilakukan terhadap 20 dari 78

aksesi bunga matahari dan 30 dari 175 aksesi jarak kepyar. Rejuvenasi

menghasilkan benih-benih baru untuk disimpan sebagai koleksi Sumber Daya

Genetik.

Pengelompokan/Re-grouping Plasma Nutfah Tebu

Re-grouping atau pengelompokan kembali plasma nutfah dilakukan untuk

mengurangi duplikasi yang ada dalam koleksi plasma nutfah, sehingga

pengelolaannya dapat menjadi efisien. Pada tahun 2018, kegiatan re-grouping

diutamakan pada komoditas tebu, yaitu Isolasi DNA dari 162 aksesi tebu, Seleksi

primer pada reaksi PCR, Optimasi dan amplifikasi PCR plasma nutfah tebu dan

pengelompokan plasma nutfah tebu berdasarkan marka DNA.

TANAMAN PENYEGAR DAN INDUSTRI

Kegiatan pengelolaan sumber daya genetik yang dilakukan di Balittri pada tahun

2018 meliputi koleksi/konservasi (in situ dan eks situ), karakterisasi, dan

evaluasi.

Page 97: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 79

Koleksi/Konservasi

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, terutama pelepasan varietas,

diperlukan materi genetik tanaman industri dan penyegar. Sampai dengan akhir

TA 2018, Balittri telah memiliki sebanyak 648 aksesi. Kegiatan plasma nutfah

tahun 2018 meliputi kopi, kakao, dan karet di KP. Pakuwon, kopi Arabika dan

teh di KP. Gunung Putri. Pada tahun 2018 terjadi penambahan 4 aksesi kopi.

Jumlah aksesi plasma nutfah tanaman industri dan penyegar yang terkonservasi

dan terkarakterisasi pada tahun 2018 terdiri atas 294 aksesi kopi, 245 aksesi

kakao, dan 50 aksesi karet di KP Pakuwon, 59 aksesi teh di KP Gunung Putri,

serta 20 aksesi teh yang ada di KP Pakuwon (duplikat dari KP Gunung Puteri).

Karakterisasi

Karakterisasi tahun 2018 dilakukan terhadap 35 aksesi kopi Robusta, 15 aksesi

kakao, 50 aksesi karet, 35 aksesi teh. Kegiatan konservasi dan karakterisasi perlu

dilanjutkan untuk karakter komponen daya hasil dan karakter morfologi lainnya

Evaluasi

Evaluasi telah dilakukan terhadap plasma nutfah kopi, kakao, dan karet. Kegiatan

evaluasi dalam penelitian ini bertujuan mengetahui daya hasil dan mutu

terhadap 6 aksesi/nomor harapan plasma nutfah karet dan 9 aksesi/nomor

harapan kakao dilakukan di KP Pakuwon, KP Cahaya Negeri serta KP Natar

(Lampung), serta menguji citarasa 8 aksesi plasma nutfah kopi robusta di KP

Pakuwon. Kegiatan evaluasi tanaman karet di KP Pakuwon, KP Cahaya Negeri,

dan KP Natar, dan tanaman kakao di KP Cahaya Negeri diawali dengan

melakukan pengendalian gulma secara manual dan kimia, pemeliharaan saluran

air, bobokor, dan pemupukan, serta pemeliharaan. Pertumbuhan tanaman dari

aksesi/nomor harapan karet umumnya cukup baik dan pertumbuhan

vegetatifnya cukup bervariasi. Aksesi HB 025 dan HB 022 di KP Cahaya Negeri

memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan pembanding PB 260

dan GT 1, keragaan aksesi HB 022 di KP Natar merupakan aksesi harapan yang

memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan PB 260 dan GT 1,

sedangkan di KP Pakuwon aksesi/nomor harapan HB 025 memiliki rata-rata

tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan PB 260 dan GT 1. Pada

penampilan diameter batang, tinggi tanaman dan jumlah payung aksesi harapan

HB 005 lebih baik daripada pembanding GT 1. Pada karakter pertumbuhan 14

klon kakao cukup bervariasi dan semua karakter memiliki koefisien keragaman

diatas 25%.

Page 98: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 80

Evaluasi terhadap 14 aksesi teh, menunjukkan klon yang dievaluasi dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1) Klon dengan kadar katekin dibawah 1%

terdapat pada aksesi 11, Sin 27, Jabukita, Sukuy, GMBS 1, dan GMBS 2) Klon

dengan kadar katekin antara 1 – 2% (Sin 28 dan Tambi 2), dan 3) Klon dengan

kadar katekin di atas 2% (GMB 7, Tambi 1, GMB 4, Hibrid, Kiara 8, dan Cin 143).

Dokumentasi

Data yang didokumentasikan meliputi data passport dan data karakter dari

aksesi plasma nutfah yang telah dikarakterisasi.

Gambar 80. Tampilan depan data passport plasma nutfah kakao

Disamping data base tersebut diatas, pemetaan dilakukan dengan

menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan dukungan beberapa

program software pemetaan diantaranya Data GPS (Global Positioning System),

ArcGis, ArcMap, dan Google Earth. Sedangkan proses dokumentasi dilakukan

menggunakan program excel dan microsoft acces. Berdasarkan hasil pelacakan

titik koordinat aksesi plasma nutfah didapatkan 800 titik pohon kopi yang

terkoleksi, 400 titik pohon kakao, dan 350 titik pohon teh yang terkoleksi.

Kegiatan dokumentasi telah menghasilkan data yang meliputi data passport dan

data karakter dari aksesi plasma nutfah kopi, kakao, karet, dan teh yang telah

dikarakterisasi. Proses dokumentasi dilakukan menggunakan program excel dan

Page 99: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 81

microsoft acces. Entry data dilakukan untuk mempertahankan informasi data

plasma nutfah sehingga diperlukan pengelolaan data yang dapat dimanfaatkan

pengguna dengan tepat dan mudah, diantaranya dengan dokumentasi data yang

terkomputerisasi seperti pada aplikasi menu data utama plasma nutfah tanaman

industri dan penyegar.

Gambar 81. Koleksi plasma nutfah kakao, karet, kopi, dan teh di Balittri

TANAMAN REMPAH DAN OBAT

Koleksi Sumber Daya Genetik atau plasma nutfah tanaman rempah dan obat

terdiri dari kelompok tanaman rempah, obat, atsiri dan jambu mete. Total koleksi

yang dimiliki saat ini adalah 6.440 aksesi yang terdiri dari 1.111 spesies di tujuh

kebun percobaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2017 meliputi koleksi dan

konservasi serta dokumentasi plasma nutfah.

Page 100: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 82

Koleksi dan Konservasi

Sumber Daya Genetik tanaman rempah dan obat dikonservasi secara ek-situ di

lapangan. Untuk mempertahankan kelestarian koleksi, beberapa aksesi

dikonservasi pada beberapa kebun percobaan, sehingga aksesi yang sama ada di

beberapa lokasi. Total koleksi plasma nutfah yang dipelihara di tujuh kebun

percobaan berjumlah 7.308 aksesi. Koleksi plasma nutfah tersebar di kebun-

kebun percobaan yaitu di KP. Cikampek sebanyak 5 spesies dengan 228 aksesi,

di KP Cimanggu sebanyak 366 spesies dengan 2083 aksesi, di KP. Cibinong

sebanyak 1 spesies dengan 8 aksesi, di KP Cicurug sebanyak 185 spesies dengan

1.111 aksesi, di KP Sukamulia sebanyak 13 spesies dengan 934 aksesi, di KP

Manoko terdiri dari 223 spesies dengan 474 aksesi, di KP Laing sebanyak 140

spesies dengan 2239 aksesi, di Rumah Kaca terdiri dari 178 spesies dengan 231

aksesi. Seluruh koleksi berjumlah sebanyak 1.111 spesies.

Fokus kegiatan tahun 2017 adalah memelihara dan mempertahankan 574

spesies plasma nutfah Tanaman Rempah dan Obat di tujuh kebun percobaan

dan rumah kaca. Konservasi dan rejuvenasi koleksi kerja di kebun percobaan

Cicurug adalah 15 aksesi jahe putih besar (Zingiber officinale). Untuk KP

Sukamulya adalah 9 aksesi lada radiasi (Piper ningrum). Untuk KP Cikampek

adalah 4 aksesi asam jawa (Tamarindus indica), 26 aksesi jambu mete

(Anacardium occidentale) hasil penyambungan, 16 aksesi jambu mete hasil

eksplorasi, 28 aksesi mete hasil penyilangan untuk produksi tinggi, 25 aksesi

jambu mete hasil persilangan untuk pengujian terhadap hama Helopelthis sp.

Untuk KP Cibinong akan difokuskan untuk 8 aksesi cabe jawa (Piper

retrofractum)). Untuk KP Manoko adalah 19 aksesi mentha (Mentha sp.), 6

aksesi kumis kucing (Othosiphon aristatus), 15 aksesi kapolaga (Amomum

cardamomum), dan untuk KP Laing adalah 10 aksesi klausena (Klausena anisata)

Dokumentasi Plasma Nutfah

Dokumentasi plasma nutfah tanaman rempah dan obat telah merekam dan

memasukan (input) data ke komputer database sebanyak 31. 270 data record

yang terdiri dari 7308 data jumlah koleksi, 3.030 data passport, 15.337 data

karakterisasi, 2.850 data klasifikasi, 1.345 data deskripsi, dan 1.400 data foto

dari tujuh kebun percobaan lingkup Balittro. Dokumentasi data di kebun koleksi

dilakukan secara manual (database manual), data dan informasi dicatat dalam

bentuk lembaran form atau buku catatan (agenda), dari data base manual

Page 101: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 83

tersebut kemudian di input kedalam program database komputer menggunakan

program/software Microsoft Access, dilakukan penambahan data yang sudah ada

dengan data baru hasil karakterisasi atau evaluasi dari peneliti (Gambar 32)

Gambar 82. Program software database TRO

Pembaruan (update) dan perbaikan (validasi) data koleksi plasma

nutfah

Pembaruan (update) dan perbaikan (validasi) data dilakukan terhadap data-data

yang telah ada. Data yang dimasukkan berupa data pasport, data hasil

karakterisasi dan evaluasi yang disertai dengan foto sehingga memudahkan

pengguna mengenal tanaman dan memanfaatkan aksesi yang diperlukan.

Kegiatan ini dimulai secara bertahap dengan pengumpulan data koleksi, data

pasport, data hasil karakterisasi dan evaluasi yang dilanjutkan dengan

pembuatan deskriptor untuk masing-masing tanaman termasuk foto

dokumentasi (Gambar 91).

Page 102: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 84

Gambar 83. Database koleksi plasma nutafh Kebun Percobaan Lingkup Balittro

Penajaman penggunaan software data base

Pengelolaan data plasma nutfah dilakukan dengan menggunakan program

software Microsoft Access yang selalu dilakukan penyempurnaan sesuai dengan

perkembangan informasi dari pengguna. Data yang dimasukkan berupa data

koleksi, data pasport, data karakterisasi dan evaluasi plasma nutfah TOA.

Operator data base plasma nutfah di kebun koleksi yang selalu berganti /tidak

tetap menyebabkan pelaksanaan entry data koleksi dari hasil pengamatan agak

terhambat. Oleh karena itu sosialisasi hasil penyempurnaan dengan tujuan

penajaman penggunaan sofware data base bagi operator harus terus dilakukan

secara berkesinambungan.

Page 103: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 85

VI. BENIH SUMBER

Benih sumber merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam program

pertanian. Untuk mendukung pengembangan komoditas perkebunan, Puslitbang

Perkebunan menghasilkan benih benih sumber varietas unggul yang dibutuhkan

masyarakat melalui kegiatan Pengelolaan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

pada masing-masing Balit komoditas dan Puslitbangbun. Hasil pengelolaan

selama tahun 2018 disajikan pada Tabel 8 :

Tabel 6. Capaian benih sumber tanaman perkebunan 2018

No Komoditas Satuan Target Realisasi

1 Kelapa Dalam Ton 250 250

2 Tebu G0 tanaman 25.000 25.000

3 Tebu G1 budset 214.800 214.800

4 Tebu G2 Budset/Budchip 8.000.000 8.047.000

5 Kapas Kg 5.875 5.875

6 Stevia Polybag 501 501

7 Rami Ryzome 150.000 150.000

8 Kenaf Kg 184,3 184,3

Selain menghasilkan delapan jenis benih tersebut dalam Penetapan Kinerja, pada

TA 2018, Puslitbang Perkebunan mendapat alokasi anggaran APBN-P untuk

perbenihan tanaman Perkebunan untuk 13 komoditas. Target dan Realisasi benih

APBN-P tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Target dan Realisasi Produksi benih Perkebunan APBN-P

No Komoditas Target Realisasi %

1 Tebu (budchips) 5.000.000 5.416.250 100

2 Pala (pohon) 15.000 15.000 100

3 Lada (stek) 110.000 110.000 100

4 Kayu manis 40.000 40.000 100

5 Kopi Arabica (pohon) 110.000 110.000 100

6 Kakao (pohon) 65.000 65.000 100

7 Kelapa dalam unggul (butir) 10.000 10.000 100

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balittas pada tahun anggaran 2018

memproduksi benih sumber tebu bagal mikro (benih G0, G1, dan G2). Benih

tebu G0 diproduksi sebanyak 25.000 tanaman (26 varietas), benih tumbuh G1

Page 104: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 86

sebanyak 214.800 tanaman (14 varietas). Berdasarkan taksasi, benih G2 akan

dipoduksi sebanyak 8.087.000 mata (4.821.000 mata varietas BL dan PS 862

hasil kegiatan lanjutan APBNP 2017 dan 3.216.000 mata varietas BL, PS 862, dan

PS 864 hasil kegiatan baru dari dana APBN 2018). Benih tebu G2 hasil kegiatan

lanjutan APBNP 2017 telah disalurkan ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Tenggara sebayak 2.295.580 mata, sedangkan benih tebu G2 hasil kegiatan baru

APBN 2018 sebanyak 1.040.960 mata disalurkan ke wilayah PTPN X Jawa Timur.

Sisa benih tebu G2 yang tidak tersalurkan telah melampaui masa berlakunya

sesuai yang tercantum pada sertifikat dan telah dipanen sebagai tebu giling.

Dengan demikian, saat ini persediaan benih tebu telah habis, sedangkan benih

kapas yang dihasilkan masih dalam bentuk benih berkabu yang belum siap

disalurkan.

Perbanyakan benih dasar dan benih pokok kapas diproduksi sebanyak 5.875 kg

yang berasal atas 10 varietas kapas seri Kanesia. Benih tanaman stevia

diproduksi sebanyak 501 tanaman dari 15 aksesi. Benih unggul rami berupa

Kebun Benih Induk (KBI) varietas Ramindo-1 berlokasi di blok II di bawah

tegakan pohon koleksi plasma nutfah kapuk jenis karibia seluas sekitar 0,7 ha

yang dapat menghasilkan benih rami sebanyak 150.000 stek rizoma (standar

SNI: panjang stek 8-10 cm, diameter 0,8–2,5 cm) dengan kemurnian varietas

>99%. Perbanyakan benih kenaf varietas Kenafindo 1 menghasilkan 184,3 kg

dengan daya kecambah sekitar 84,5% dan kadar air sekitar 6,9%. Benih kenaf

telah dikemas dan disimpan di gudang UPBS dan saat ini sedang menunggu

selesainya proses sertifkasi.

Gambar 84. Beberapa contoh karakter tanaman off types (menyimpang) yang harus

dibuang

Page 105: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 87

Gambar 85. Proses seleksi dan pembongkaran/pemusnahan tanaman off tipes rami

Gambar 86. Kondisi pertanaman kurang optimal karena keterbatasan anggaran

pemeliharaan

Gambar 87. Kondisi tanaman kenaf umur sekitar 2 bulan

Page 106: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 88

Gambar 88. Kondisi varietas kenafindo 1 menjelang panen benih

Tabel 8. Target dan Realisasi Produksi benih Kopi, Karet dan Kakao tahun 2018

Perbenihan (Benih Sebar): Target Realisasi Tersalurkan

Kopi Arabika (Sigararutang) 350.000 360.000 104.500

Kopi Robusta (BP430, BP239, BP913,

BP42, BP534, BP358, BP308, BP939,

BP436, BP409, BP936, BP234, SA237,

SA203)

10.000 10.000

Karet (Batang bawah: GT1; PB260) 70.000 74.000

Kakao (Hibrida Lindak) 180.000 183.000

Benih Sumber:

Kopi Robusta (stek berakar) dan kakao

(sambung pucuk)

12.000 12.000

Capaian produksi benih kopi Arabika sebanyak 360.000 polybag dari 350.000

benih yang ditargetkan. Benih kopi Arabika yang dihasilkan adalah varietas

Sigarar Utang, dengan Lokasi perbenihan di KP. Pakuwon, Sukabumi. Pada akhir

Desember 2018 telah didistribusikan sebanyak 104.500 benih kopi Arabika ke

daerah Sukabumi, Garut, dan Malang.

Page 107: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 89

Gambar 89. Pengendalian gulma dalam polybag secara manual dan benih kopi Arabika

umur 5 bulan yang siap disertifikasi

Capaian produksi benih kopi Robusta adalah 10.000 benih setek berakar dalam

polybag dari target 10.000 polybag. Benih kopi Robusta yang dihasilkan adalah

klon BP430, BP239, BP913, BP42, BP534, BP358, BP308, BP939, BP436, BP409,

BP936, BP234, SA237, SA203. Lokasi perbenihan kopi Robusta di KP. Pakuwon,

Sukabumi. Sedangkan dari kegiatan UPBS (Unit Pengolahan Benih Sumber) pada

menghasilkan 7.000 polybag. Benih sumber kopi Robusta dari UPBS ini akan

digunakan sebagai kebun entres di Kebun Percobaan Pakuwon.

Gambar 90. Tempat penyemaian setek berakar dan panen setek berakar kopi Robusta

Produksi benih karet batang bawah terealisasi sebanyak 74.000 dari target

sebanyak 70.000. Benih karet yang diproduksi merupakan klon PB260. Lokasi

perbenihan di KP. Pakuwon, Sukabumi, dan sampai akhir Desember berumur 4-

10 bulan dipelihara untuk selanjutnya diokulasi.

Page 108: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 90

Gambar 91. Transplanting benih karet ke Polybag dan benih karet batang bawah

yang siap diokulasi

Target produksi benih kakao sebesar 180.000 polybag terealisasi sebanyak

183.000 benih bersertifikat atau mencapai 101.7%, namun hingga akhir tahun

2018 ini belum ada alokasi CP/CL untuk distribusi benih kakao dari

Ditjenperkebunan. Sedangkan dari kegiatan UPBS (Unit Pengolahan Benih

Sumber) pada TA 2018 dihasilkan 5.000 benih kakao dalam polybag. Benih

sumber kakao dari UPBS ini akan digunakan untuk membangun kebun entres

kakao di Kebun Percobaan Cahaya Negeri, Lampung Utara.

Gambar 92. Penanaman benih ke dalam polybag dan penyiraman benih kakao

dalam polybag

Page 109: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 91

VII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Puslitbang Perkebunan melalui kegiatan “Sintesa Kebijakan” menghasilkan

rekomendasi kebijakan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perumusan

kebijakan bidang perkebunan di tingkat Kementerian Pertanian, baik yang

bersifat antisipasif maupun responsif.

1. Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia

Untuk mendukung program Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia,

kebijakan perlu diarahkan kepada:

a. Program pengembangan rempah perlu mendapat prioritas yang

memadai.

b. Riset dan pengembangan bidang rempah yang diarahkan untuk

mendukung peningkatan produktivitas, daya saing (ramah lingkungan,

kesehatan, dan mutu), serta nilai tambah (diversifikasi produk)

c. Rehabilitasi tanaman tua/tidak produktif terutama untuk tanaman

seperti pala dan cengkeh di berbagai wilayah pengembangan.

d. Peningkatan nilai tambah rempah perlu didukung melalui

pembangunan industry pengolahan obat/kesehatan (biofarmaka/

biomedicine), pencipta rasa (makanan, wewangian, aroma, dll), dan

bahan substitusi pestisida di wilayah sentra produksi.

e. Kebijakan promosi produk rempah di wilayah pengembangan dan

nasional perlu ditingkatkan.

f. Perlu kemudahan perizinan bidang perdagangan dan investasi rempah

g. Program dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan

rempah perlu diperkuat dengan regulasi dalam bentuk perda untuk

mendorong promosi dan pemasaran produk.

h. Perlu memperkuat kelembagaan petani dan meningkatkan akses petani

terhadap lembaga permodalan

i. Penerapan sistem resi gudang pada komoditas rempah unggulan

j. Menyusun kembali sistem pendataan dalam produksi, luas areal, dan

perdagangan komoditas/produk rempah secara akurat dan rinci serta

berkesinambungan.

Page 110: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 92

2. Penguatan Kelembagaan Petani untuk Keberlanjutan

Perlindungan IG (Indikasi Geografis) Komoditas Perkebunan.

Kebijakan yang dibutuhkan untuk keberlanjutan perlindungan indikasi

geografis komoditas perkebunan:

a. Melakukan penguatan Kelembagaan MPIG oleh Pemerintah daerah

bersama pengurus MPIG yang bisa menjamin anggota untuk

menerapkan SOP secara konsisten, antara lain dengan:

Membuat dan mengedarkan pedoman pengelolaan MPIG

komoditas perkebunan terkait untuk anggota MPIG

Peningkatan kualitas SDM anggota MPIG melalui pelatihan

budidaya dan penanganan pasca panen komoditas perkebunan

sesuai SOP IG, studi banding pada beberapa MPIG yang lebih

maju (contoh: MPIG kopi Kintamani), atau mengundang ekspert

terkait kebutuhan.

Mendorong partisipasi petani dalam kelembagaan MPIG

Peningkatan kerjasama dan disiplin anggota

Peningkatan modal bersama

b. Meningkatkan peran MPIG dalam memperluas jaringan promosi untuk

memperoleh pasar dan harga yang lebih baik disertai upaya

menciptakan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah produk IG

c. Memelihara dan menjaga nama baik MPIG dg melakukan

pengawasan dan kontrol serta pendekatan terhadap anggota

d. Mengaktifkan peran Pemerintah Daerah dalam mensinergikan

program pengembangan komoditas perkebunan bersertifikat IG

dengan program pengembangan kawasan berbasis komoditas

perkebunan.

e. Melakukan evaluasi secara berkala untuk menentukan kelayakan

resertifikasi dan perlu tidaknya perubahan buku persyaratan IG

antara lain penyesuaian SOP, validasi wilayah IG dll.

f. Deregulasi kebijakan Pemerintah Daerah yang kontraproduktif

terhadap keberlanjutan IG.

Page 111: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 93

3. Penerapan Precision Farming Untuk Meningkatkan Efisiensi

Produksi Gula Nasional.

Untuk meningkatkan efisiensi produksi gula, produktivitas tebu dan

produksi gula nasional sesuai kaidah presicion farming, beberapa langkah

yang harus dilakukan adalah:

a. Memanfaatkan teknologi informasi untuk merekam data on farm

b. Melaksanakan Permentan no 53/2015 tentang Pedoman Budidaya

Tebu Giling yang baik secara optimal.

c. Memperbaiki manajemen PG dapat menerjemahkan informasi yang

terkumpul dari hasil teknologi informasi dan menindaklanjuti sesuai

dengan rekaman data yang diperoleh.

4. Kelembaaan Mendukung Sistem Perbenihan Komoditas

Perkebunan.

a. Penguatan dan pengembangan kelembagaan perbenihan tingkat

pemulia dan penangkar terutama terkait penguatan manajemen dan

infrastruktur.

b. Membangun sinergisitas seluruh elemen pengelola perbenihan baik

pemerintah, swasta dan penangkar dalam memenuhi tingkat

kebutuhan benih dan upaya pembinaan teknis terhadap petani

c. Memastikan ketersediaan benih unggul bersertifikat dengan mengacu

pada tepat jumlah, lokasi, mutu, harga dan waktu tanam.

d. Merancang dan membangun unit perbenihan modern untuk

menghasilkan benih unggul (kualitas dan produktivitas tinggi) dalam

upaya menghadapi permintaan global terhadap komoditas strategis

perkebunan sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani

e. Mensupport dan memperkuat peran pemulia, meningkatkan

pembinaan dan pemberdayaan terhadap penangkar (teknis dan non

teknis).

f. Membangun alur kebijakan, produksi dan distribusi benih perkebunan

yang efektif dan efisien dalam upaya menjamin ketersediaan dan

kualitas benih.

Page 112: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 94

g. Pemberian stimulus dari Pemerintah berupa pendanaan bagi

perusahaan benih yang melakukan kegiatan pemuliaan, karena hal

tersebut akan berdampak jangka panjang.

Page 113: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 95

VIII. PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI

INFORMASI PERKEBUNAN

Dalam upaya mendukung percepatan hasil penelitian perkebunan ke masyarakat,

Puslitbang Perkebunan melakukan kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian.

Kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian dilakukan melalui berbagai media, atau

yang dikenal dengan system diseminasi multi channel, seperti seminar, ekspo,

laboratorium lapang, pameran, workshop, publikasi ilmiah dan semi popular,

serta kerjasama penelitian dan pengembangan perkebunan.

9.1. Publikasi Hasil Penelitian

Puslitbang Perkebunan beserta keempat Unit Pelaksana Teknis (Balittro, Balittri,

Balittas, Balit Palma) secara terus menerus melakukan penyebaran informasi

hasil penelitian dan pengembangan perkebunan melalui terbitan berkala dalam

bentuk publikasi ilmiah dan populer. Bentuk diseminasi ini dilakukan baik dalam

bentuk cetakan yang berupa jurnal, buku, booklet, leaflet, sirkuler, maupun

melalui website.

Publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian terkini dan diterbitkan secara

berkala antara lain Jurnal Littri, Perspektif, Jurnal Tanaman Industri dan

Penyegar, Buletin Tanaman Tembakau dan Serat, Buletin Tanaman Rempah dan

Obat, dan Buletin Palma. Selain itu Puslitbang Perkebunan juga menerbitkan

penerbitan berkala berisikan informasi ringkas tentang teknologi terkini dalam

bentuk Warta Littri, Infotek Perkebunan, dan Media Komunikasi Perkebunan.

Informasi ringkas tentang budidaya, pengolahan hasil maupun produk-produk

hasil penelitian diterbitkan dalam bentuk leaflet dan booklet.

Jumlah publikasi lingkup Puslitbang Perkebunan yang telah dihasilkan selama TA

2018 untuk penerbitan interen Puslitbang Perkebunan adalah sebanyak 37

terbitan publikasi (berupa jurnal, buku, sirkuler, booklet,leaflet dan Website).

Disamping publikasi tersebut tahun 2018 Puslitbang Perkebunan juga

menghasilkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nasional dan Internasional. Sebaran KTI

tersebut seperti tertera dalam tabel 9 berikut ini.

Page 114: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 96

Tabel 9. Rekapitulasi KTI Nasional dan Internasional lingkup Puslitbang

Perkebunan Tahun 2018

No. Unit Kerja Jumlah

Peneliti

KTI

Nasional Internasional

1. Puslitbang Perkebunan 15 4 0

2. Balai Penelitian Tanaman Rempah

dan Obat

61 19 8

3. Balai Penelitian Tanaman Pemanis

dan Serat

52 32 8

4. Balai Penelitian Tanaman Palma 27 25 8

5. Balai Penelitian Tanaman Industri

dan Penyegar

42 24 2

9.2. Pameran

Pameran merupakan salah satu sarana promosi produk baru maupun produk

lama yang telah dikemas dalam inovasi baru. Pemeran juga dapat berfungsi

sebagai media yang memperkuat citra suatu lembaga, dan mampu menjangkau

seluruh lapisan masyarakat. Melalui pameran dapat diperoleh umpan balik yang

bermanfaat bagi perencanaan kegiatan litbang dimasa mendatang. Pada Tahun

Anggaran 2018 Puslitbang Perkebunan telah ikut berpartisipasi pada berbagai

acara ekspose/pameran. Beberapa produk yang dipamerkan mencakup berbagai

produk olahan hasil inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Puslitbang

Perkebunan, seperti produk kesehatan (herbal aneka tanaman obat), produk

bioenergi, pestisida nabati, aneka informasi dan produk yang terkait erat dengan

inovasi teknologi dan pemanfaatan sumber daya genetik mendukung ketahanan

pangan, serta publikasi ilmiah dan semi populer yang diterbitkan Puslitbang

Perkebunan.

a. RITECH EXPO dalam rangka hari peringatan Hari Kebangkitan

Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 tahun 2018 (9-12 Agustus

2018)

Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang merupakan

tonggak sejarah kebangkitan teknologi di negeri tercinta ini, berawal dari

penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatot Kaca pada tanggal 10

Agustus 1995 di Bandung. Hasil karya anak bangsa ini menjadi bukti bahwa

Page 115: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 97

negara kita telah berhasil menumbuhkan inovasi dan jiwa mengembangkan

iptek nasional. Pada tahun 2017 kembali diterbangkan jenis pesawat baru N-

219.

Pelaksanaan peringatan Hakteknas ke-23 tahun 2018 di Kota Pekanbaru,

Provinsi Riau dengan Tema : “Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi”

dan Subtema “Sektor Pangan dan Energi di Era Revolusi Industri 4.0” serta

Tagline “Inovasi Bangun Negeri” diharapkan menjadi era baru

perkembangan IPTEK di Indonesia, khususnya dalam memasuki Revolusi

Industri 4.0

Ritech Expo 2018 merupakan salah satu rangkaian acara pada puncak

peringatan Hakteknas 2018 di Pekanbaru, Riau. Pameran yang menampilkan

berbagai macam inovasi dalam teknologi ini akan diisi tidak hanya oleh

berbagai universitas dalam negeri ataupun berbagai provinsi dan daerah.

Pameran ini juga akan diikuti oleh berbagai perusahaan ataupun lembaga

milik negara, seperti produsen senjata ternama asal Indonesia PT. Pindad,

LAPAN dan juga LIPI, turut memeriahkan pameran ini.

Ritech Expo memang merupakan pameran berskala Nasional yang

diperuntukkan sebagai wadah memperlihatkan inovasi teknologi dari berbagai

instansi maupun daerah di Indonesia. Kamu bisa hadir ketempat ini dan

menyaksikan karya-karya yang sangat menakjubkan hasil inovasi anak

bangsa.

Gambar 93. Acara Pembukaan Harteknas Pekanbaru Riau

Page 116: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 98

Gambar 94. Peserta dan pameran diseminasi produk Balittro

b. Launching Bogor Agro Science Technological Park Cimanggu (14

Agustus 2018)

Bertempat di Kawasan Inovasi Pertanian, Cimanggu Menteri Pertanian RI, Dr.

Andi Amran Sulaiman meresmikan Bogor Agro Science Techno Park (BASTP).

Tema Launching BASTP adalah Teknologi Unggul untuk Kejayaan Pertanian

Indonesia. Dalam arahannya Mentan Amran, seluruh teknologi pertanian tidak

ada impor. “Yang bisa merubah Republik Indonesia adalah inovasi teknologi

baru khususnya pertanian,” ujarnya. Dengan keniscayaan itu, Indonesia akan

mampu bersaing dengan negara-negara lain. Bahkan, Indonesia akan

memiliki peluang untuk lebih maju. “Tidak bisa menghindar bersaing dengan

negara lain tanpa teknologi.

Dalam acara Launching tersebut dihadiri Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr.

Andi Muhammad Syakir, Dirjen Hortikultura, Dr. Suwandi, Kepala Dinas

Pertanian Kota yang mewakili Walikota Bogor, Pimpinan beserta staf Unit

Kerja (UK)/Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Balitbangtan, Para Teenant

binaan Balitbangtan, Mahasiswa, Pelajar, kelompok Wanita Tani (KWT), PKK,

Dharma Wanita Persatuan Balitbangtan dan masyarakat umum.

Kawasan inovasi pertanian (KAWITAN) Cimanggu, adalah salah satu lokasi

yang menjadi tonggak sejarah perkembangan penelitian dan teknologi

pertanian di Indonesia, yang bermula dari didirikannya Kebun Raya Bogor

pada tahun 1817 dan Kebun Budidaya Tanaman di Ciekemeuh, pada tahun

1876. Setelah mengalami perkembangan panjang. Saat ini Kawasan Inovasi

Pertanian Cimanggu terdiri dari sembilan pusat penelitian atau balai besar

penelitian pertanian dan tiga balai penelitian beserta kelengkapannya berupa

laboratorium, kebun percobaan, dan kelengkapan lainnya.

Page 117: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 99

Sebagai penghasil teknologi unggul pertanian kawasan inovasi pertanian

ditetapkan sebagai Taman Sains dan Teknologi Pertanian, yang didukung oleh

pusat penelitian, balai besar penelitian, balai penelitian dan balai pengkajian

teknologi pertanian di bawan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Selain itu, turut meramaikan launching BASTP antara lain, Gelar Inovasi

Teknologi Badan Litbang Pertanian salah satunya peragaan Alsintan

autonomos, tanpa sopir, Bimtek: Pembuatan Nutrisi Pengganti AB MIX

Hidroponik; pengolahan Sampah Rumah Tangga; Pasca Panen

Memperpanjang Masa Simpan Cabai dan pengolahan Cabai Giling dan Bubuk;

pengenalan tanaman rempah dan obat serta teknologi pemanfaatannya; 3)

Jalan sehat dan senam bersama.

Gambar 95. Launching Bogor Agro Science Technological Park Cimanggu

c. Gelaran Sumatera Selatan Expo (16-25 Agustus 2018)

Asian games 2018 adalah acara olah raga multi-event regional Asia yang

diselenggarakan di Indonesia mulai tanggal 18 Agustus sampai dengan 2

September 2018. Palembang adalah salah satu kota yang dipilih sebagai

tempat pelaksanaan event yang bergengsi ini. Dalam rangka menyambut

Asian Games dan mendukung serta memperkenalkan budaya dan kekayaan

alam serta produk-produk hasil anak bangsa kepada para pengunjung Asian

Games, pemerintah menyelenggarakan expo di Jakabaring, Palembang,

Page 118: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 100

Sumatera Selatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) Kementerian Pertanian bersama unit kerja dan unit pelaksana

teknis (UK/UPT) turut berpartisipasi mengikuti SUMSEL Expo 2018 ini yang

diselenggarakan pada tanggal 16-25 Agustus 2018.

Keikutsertaan Balitbangtan dalam expo ini selain bertujuan untuk mendukung

Asian Games, juga untuk mendiseminasikan invensi maupun inovasi berupa

produk-produk pangan unggulan. Expo yang mengangkat tema “Pangan kita

sehat, kita berprestasi”. dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatra Selatan

H. Alex Noerdin. Booth Kementerian Pertanian di Roder A, SUMSEL Expo

2018. Expo ini menjadi pameran terbesar di Sumatra Selatan. Pada pameran

ini, Kementerian Pertanian memberikan beragam informasi inovasi teknologi

yang telah dihasilkan Balitbangtan dan satker lainnya. Beberapa produk

unggulan, publikasi, dan icip-icip dibagikan secara gratis kepada pengunjung.

Pengunjung sangat antusias menyambut dan menikmati produk unggulan

Balitbangtan terutama produk Puslitbangbun diantaranya: kopi, kakao, Sagu,

Rosela, Jambu mete, lada, seraiwangi, jati belanda, dan VCO serta gula

semut. Pengunjung stand pameran bervariasi dari: petani, pelajar SD, SMP,

SMA, Mahasiswa, Swasta, PNS dan Pensiunan serta masyarakat umum.

Jayalah Pertanian Indonesia dalam Menyediakan Pangan Sehat bagi

perhelatan Asian Games 2018.

Gambar 96. Gelaran Sumatera Selatan Expo

Page 119: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 101

d. Hortitek Integrated Farming System Spekta Horti – Bandung (20-

23 September 2018)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian

Pertanian menghelat acara Spekta Horti 2018 di Lembang, Bandung (20-23

Sep’18). Acara bertemakan “Hortikultura untuk Kesejahteraan Masyarakat dan

Pengentasan Kemiskinan” dibuka oleh Menteri Pertanian Dr. Andi Amran

Sulaiman didampingi oleh Kepala Balitbangtan Dr. Andi Muhamad Syakir,

Dirjen Hortikultura Dr. Suwandi dan para pejabat lingkup Balitbangtan. Pada

kesempatan tersebut Mentan sekaligus menyerahkan bibit hortikultura secara

gratis, launching benih dan distribusi benih ke Singapura, serta ekspor

sebanyak 36 truk sayuran dan tanaman hias ke 11 Negara tetangga.

Spekta Horti 2018 dihadiri oleh petani, pelaku bisnis/stakeholder dan

masyarakat sekitar ikut menyemarakan acara Spekta Horti 2018 ini. Unit

Kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Balitbangtan termasuk Pusat

Penelitian Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) turut mendukung

acara ini dengan memamerkan produk-produk unggulan hasil inovasi

teknologi perkebunan, diantaranya : Kopi arabika, Kopi robusta, Coklat bubuk,

Minyak sehat, VCO, Tepung Sagu, Kue Sagu, Teh Rosela, Gula semut.

Disamping itu juga diberikan secara gratis publikasi terbitan dan leaflet

seperti Warta Littri, Info Teknologi Perkebunan, leaflet Teh rosela, Kemiri

sunan, dan Pestisida nabati.

Pengunjung sangat tertarik pada produk hasil inovasi teknologi perkebunan

seperti: teh rosela, kopi robusta, kopi arabika, minyak sehat dan VCO.

Pengunjung stand Puslitbangbun dari berbagai kalangan yaitu para petani,

para UKM, guru, para siswa dan mahasiswa dari perguruan tinggi. Pada acara

Spekta horti Tahun 2018 ini juga dilaksanakan penandatanganan naskah

kerjasama (MoU), Temu Bisnis Alat dan Mesin Pertanian, Bimtek, Lomba

Merangkai Bunga, Horti Cooking, didukung dengan kegiatan Expo Agro

Inovasi Fair yang diikuti oleh seluruh UK dan UPT lingkup Balitbangtan.

Penandatanganan MoU komoditas perkebunan dilakukan antara Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan Balai Penelitian Jeruk

Sub Tropika (Balitjestro) tentang “Pemanfaatan ekstrak tanaman atsiri untuk

aroma terapi” dan antara Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma)

Page 120: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 102

dengan Balitjestro dalam rangka sinergi Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kelapa

dengan PUI Jeruk.

Setelah berlangsung selama 4 hari, 20 - 23 September 2018, SPEKTA HORTI

2018 yang diselenggarakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang

resmi ditutup siang ini. Sebanyak 24 Instansi Pemerintah dan 17 pihak

Swasta terlibat dalam pagelaran akbar hortikultura ini. Dr. Catur Hermanto

selaku Ketua Panitia memberi sambutan penutupan dan laporan pelaksanaan

kegiatan. SPEKTA HORTI 2018 sukses diselenggarakan dan berhasil menarik

lebih dari 14.500 pengunjung sampai dengan Minggu, 23 September 2018

pukul 12.00 WIB. Gelaran SPEKTA HORTI 2018 menampilkan 14 teknologi

Badan Litbang Pertanian yaitu diantaranya Proliga bawang merah, bawang

putih, kentang, dan cabai; budidaya TSS; Urban Farming; Organic Farming;

pertanian modern; Integrated Farming; Precision Farming; Perbenihan; dan

Visitor Plot) yang menarik perhatian dan keingintahuan pengunjung.

SPEKTA HORTI 2018 juga dimeriahkan dengan booth-booth pameran yang

terbagi menjadi dua area, yaitu Pasar Horti yang diikuti oleh 20 pelaku

agribisnis seperti produsen pupuk, benih dan transportasi, serta area

Florikultura Indonesia yang diikuti oleh 21 peserta dari Instansi Pemerintah.

Gambar 97. Kegiatan dan Pameran SPEKTA HORTI 2018 di Bandung

Page 121: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 103

e. Launching dan Penyerahan Bibit (24 September 2018)

Kementerian Pertanian (Kementan) RI mulai mendistribusikan 10 juta benih

unggul perkebunan kepada masyarakat petani untuk mendorong kebangkitan

kejayaan rempah-rempah Indonesia. Pendistribusian benih dipimpin

Muhammad Syakir, Kepala Balitbangtan saat sambutannya mewakili Menteri

Pertanian dalam peluncuran distribusi benih perkebunan di Balai Penelitian

Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Parungkuda, Sukabumi.

Komitmen pemerintah ini telah dilakukan melalui regulasi terkait revitalisasi

dan kebangkitan rempah nasional dengan memproduksi benih komoditas

perkebunan yang unggul dan bersertifikat untuk didistribusikan kepada petani

Indonesia secara gratis. Dalam rangka mengakselerasi kebangkitan rempah

Indonesia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memandatkan Badan

Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan dan Balai-Balai Penelitiannya serta Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Pertanian (BBP2TP) Tahun Anggaran 2017-2018 mendapat

tugas tambahan untuk memproduksi benih sebar perkebunan.

Saat ini sudah diproduksi sebanyak 18.289.935 benih. Benih yang diproduksi

meliputi benih tebu, kopi, kakao, karet, kelapa, lada, pala, cengkeh,

kayumanis dan jambu mete. “Kita ingin mengembalikan kejayaan rempah

Indonesia untuk produk-produk yang memang menjadi keunggulan

komparatif kita. Lompatan produktivitas dan daya saing pertanian ini hanya

bisa dilakukan dengan inovasi teknologi berupa benih unggul yang nantinya

ditanam oleh petani kita,” kata Kepala Badan Litbang Pertanian (Dr. M.

Syakir). Kepala Badan menambahkan bahwa Balai-Balai di Lingkup Puslitbang

Perkebunan yaitu Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai

Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Balai Penelitian Tanaman

Palma (Balit Palma), dan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

(Balittas) memproduksi sebanyak 15.378.617 benih unggul bersertifikat.

Balitbangtan tidak lagi hanya bertugas untuk merakit varietas unggul dan

menyediakan benih sumber, tetapi juga sekaligus memproduksi benih sebar

yang dapat disalurkan langsung kepada masyarakat petani melalui koordinasi

dengan stakeholder di pusat dan daerah. Langkah Kementan ini sangat

penting, mengingat sektor perkebunan merupakan penghasil devisa negara

terbesar, melebihi pendapatan sektor minyak dan gas. Tahun 2017, data

Page 122: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 104

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi sektor perkebunan

terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 471 triliun,

meningkat 9 persen dibandingkan kontribusinya pada tahun 2016. Nilai

ekspornya mencapai Rp432,4 triliun atau 96,4 persen dari total nilai ekspor

pertanian. Tingginya permintaan pasar global terhadap produk-produk

perkebunan ini, belum diimbangi dengan ketersediaan stok dalam negeri

sebagai akibat tingginya proporsi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif

lagi.

Gambar 98. Rangkaian acara launching benih di Balittri

Page 123: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 105

f. Agro Inovasi Fair 2018 - BB Pascapanen (07-09 November 2018)

Untuk meningkatkan minat dan kecintaan terhadap pangan lokal,

Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Pangan Lokal Fiesta di

Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Kampus Pertanian Cimanggu, Bogor

tanggal 7 – 9 Nopember 2018, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang

diwakili oleh Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Muhammad

Syakir dalam sambutannya mengharapkan bisa mendorong

penganekaragaman pangan lokal sekaligus meningkatkan kemandirian dan

ketahanan pangan nasional. Tak ingin sekedar seremoni, Kementan

mendorong kegiatan tersebut menjadi ajang peluncuran Model Agroindustri

Pangan Lokal sekaligus menyebarluaskan inovasi Badan Litbang Pertanian

(Balitbangtan) dalam pengembangan pangan lokal. "Inovasi teknologi yang

sudah dikembangkan untuk mengangkat pangan lokal dapat dikenal lebih

luas, serta membuka pintu gerbang komersialisasi produk pangan lokal untuk

dapat segera dihilirisasi oleh pihak swasta dan daerah potensial," kata Kepala

Balitbangtan, M. Syakir.

Salah satu inovasi yang didorong pada Pangan Lokal Fiesta kali ini adalah

penerapan inovasi untuk mengangkat pangan lokal potensial agar mampu

menjadi alternatif pengganti terigu. Hal ini penting, mengingat

ketergantungan masyarakat terhadap terigu semakin meningkat dari tahun ke

tahun, padahal baku terigu yang selama ini digunakan adalah gandum yang

bukan bahan baku lokal dan tidak dikembangkan di Indonesia. Data statistik

menunjukkan kenaikan konsumsi terigu dalam 10 tahun terakhir, dari 15,5

Kg/kapita/tahun pada tahun 2008 menjadi 25 Kg/kapita/tahun pada tahun

2018, atau meningkat 1 Kg/kapita setiap tahunnya. "Tanpa inovasi

mengembangkan pangan lokal untuk mengganti terigu, tentu akan membuat

beban devisa negara semakin meningkat karena bahan bakunya harus impor.

Pengembangan agroindustri dengan bahan baku pangan lokal menjadi ujung

tombak peningkatan nilai tambah proses dan produk," terang Syakir. Syakir

menjelaskan bahwa berbagai teknologi pengolahan dengan memanfaatkan

pangan lokal sebagai bahan baku pangan pokok ataupun kudapan kini sudah

banyak dihasilkan. Beberapa teknologi tersebut diantaranya modifikasi tepung

atau pati baik secara fisik, kimia maupun biologis. Inovasi teknologi dengan

penggunaan adaptif formulasi produk mampu menghasilkan tingkat substitusi

Page 124: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 106

terigu diantaranya yaitu: roti 10-20 persen, mie 10-30 persen, cake 50-100

persen, dan kue kering serta cookies 100 persen.

Potensi pengembangan pangan lokal masih sangat luas jika menilik ragam

komoditas yang ada di Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan negara

terbesar ke dua di dunia dalam keragaman hayati, yang banyak memiliki

berbagai sumber daya lokal yang bisa dikembangkan sebagai pangan pokok.

"Hutan sagu Indonesia, misalnya merupakan yang terbesar di dunia mencapai

5,5 juta hektare atau mendekati 85 persen populasi sagu dunia. Begitu juga,

tanaman sorghum sangat hemat air dan bisa tumbuh dengan baik, terutama

di daerah kering berbatu seperti di NTT. Sayangnya potensi ini belum

dikembangkan dengan baik," jelas M. Syakir. Potensi lain adalah ubi kayu dan

jagung, serta berbagai tanaman lain seperti hanjeli, garut, ganyong, talas,

sukun yang dulunya pernah menjadi sumber pangan di sebagian masyarakat

Indonesia namun kini terpinggirkan oleh konsumsi beras dan terigu yang

semakin meningkat. Kampanye cinta pangan lokal menurut M. Syakir tidak

bisa lagi dengan cara konvensional, tapi harus dengan terobosan teknologi

dan pengembangan agroindustri pangan lokal mulai dari hulu hingga hilir.

"Perlu Sinergi semua pihak untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

produk pangan lokal sehingga optimal dan layak dikembangkan secara lebih

luas," jelas M. Syakir.

Untuk mempercepat hilirisasi inovasi pengolahan pangan lokal tersebut,

Balitbangtan menggandeng beberapa Pemerintah Daerah yang merupakan

sentra produksi ataupun sentra konsumsi pangan lokal membangun Model

Agroindustri Pangan Lokal, diantaranya di Cimahi (berbasis ubi kayu);

Sumedang (berbasis hanjeli); Demak (berbasis sorgum); Palopo, Maluku

Tengah, Sorong dan Jayapura berbasis sagu. "Dalam pengembangan Model

Agroindustri Pangan Lokal tersebut, Balitbangtan harus menyiapkan line

proses pengolahan mulai dari bahan baku hingga menjadi tepung dan produk

olahannya seperti berasan, mie dan produk turunan lainnya," pinta Syakir.

Selain Launching Model Agroindustri Pangan Lokal, acara tersebut juga

menghadirkan promosi makan mie nusantara bagi 1000 anak sekolah dan

400 tamu undangan. Mie nusantara tersebut terbuat dari sagu, hanjeli,

sorghum, jagung, dan ubi kayu akan disajikan menjadi hidangan favorit

semua masyarakat yaitu bakso.

Page 125: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 107

Gambar 99. Rangkaian acara Agroinovasi fair

g. Peringatan Hari Perkebunan ke 61 – Bandung (8-10 Desember

2018)

Pameran ini digelar sebagai bagian dari rangkaian Hari Perkebunan ke-61

Tingkat Nasional Tahun 2018. Gedung Sate menjadi tuan rumah

gelaran pameran produk perkebunan dari seluruh Nusantara oleh Direktorat

Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Pameran ini digelar sebagai

bagian dari rangkaian Hari Perkebunan ke-61 Tingkat Nasional Tahun 2018.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bersama Dirjen Perkebunan

Kementerian Pertanian Bambang, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perkebunan Kementerian Pertanian yang juga Ketua Panitia Pameran, Dedi

Junaedi juga Menteri Pertanian 2009-2014 Anton Apriyantono membuka

secara resmi pameran perkebunan ini di Halaman Depan Gedung Sate.

Menurut Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dedi Junaedi,

pihaknya sengaja menggelar pameran ini di Gedung Sate. Jawa Barat

merupakan bagian dari sejarah perkebunan nasional. Hingga saat ini Jabar

pun masih memberikan kontribusi besar terhadap hasil perkebunan unggulan

nasional.

Page 126: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 108

“Ratusan tahun lalu kolonial Belanda membangun perkebunan termasuk di

Jawa Barat ini adalah salah satu pionir. Dan sampai sekarang terus

menghasilkan aneka produk perkebunan yang diekspor ke berbagai negara,”

ujar Dedi dalam sambutannya. Pameran dengan Tema: “Sinergi dan

Akselerasi Kejayaan Perkebunan” ini digelar mulai 8-10 Desember 2018 di

Gedung Sate, Kota Bandung. Ada 103 booth pameran dengan jumlah 90

peserta. Terdiri dari 33 SKPD provinsi yang membidangi perkebunan,

booth Kementerian Pertanian, asosiasi, Dewan Komoditas, perusahaan swasta,

yayasan, dan pemangku kepentingan lain terkait perkebunan dari seluruh

Indonesia.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) melalui Badan Litbang

Pertanian Kementerian Pertanian ikut berpartisipasi dalam Pameran Hari

Perkebunan ke 61 tahun 2018 yang diselenggarakan tanggal 8 – 10

Desember 2018 di Gedung Sate Bandung, dengan tema “Sinergi dan

Akselerasi Kejayaan Perkebunan”. Dalam rangka mengembalikan kejayaan

industri perkebunan Indonesia tingkat Nasional dan Dunia serta promosi

berbagai komoditas/produk unggulan perkebunan. Balittro dalam pameran ini

menampilkan beberapa komoditas unggulan perkebunan diantaranya biji

Lada putih, lada hitam, cengkeh, cabe jawa, jambu mete, balsem cengkeh,

sabun seraiwangi, dan macam-macam instan minuman herbal serta

bermacam-macam minyak atsiri. Sekda Jabar, Iwa Karniwa, mewakili

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menutup acara tersebut pada tanggal 10

Desember 2018, pada pukul 13.00 WIB.

Page 127: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 109

Gambar 100. Rangkaiana kegiatan Peringatan Hari Perkebunan di Bandung

Sampai bulan Desember tahun 2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan telah menginisiasi 7 (tujuh) Naskah Perjanjian Kerjasama yaitu:

1. Tindak Lanjut Kerjasama Percepatan Pendayagunaan Teknologi

Mendukung Pengembangan Lada di Kabupaten Sumedang

Page 128: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 110

Selama TA. 2017 telah ditandatangani 19 (sembilan belas) perjanjian

kerjasama. Kerjasama tersebut dikelompokan berdasarkan mitra kerjasama dan

komoditas. Tertera pada Tabel 3.

Tabel 10. Pengelompokkan Kerjasama

No. Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

1. Kemitraan Bidang Penelitian, Pendidikan dan Latihan

Universitas Djuanda

Penelitian dan Diklat

2. Penyediaan Bibit Cabai dan

Pendampingan Inovasi Teknologi Pertanian

Persit Kodim

0607/Kota Sukabumi

Cabai

3. Penyediaan Bibit Cabai dan Pendampingan Inovasi Teknologi Pertanian

Kementerian Agama Kab. Sukabumi

Cabai

4. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Rempah dan Obat

PT. Herbal Sehat Sejahtera

5. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Cengkeh

PT. HM. Sampoerna

Tbk

6. Pengembangan Tanaman Industri dan Penyegar di Kabupaten Wonosobo

Pemda Kab. Wonosobo

7. Akselerasi Peremajaan Kopi Arabika dan Kakao di Kabupaten

Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Badan Litbang Pertanian

Kopi dan Kakao

8. Penerapan Teknologi Model Pengembangan Kopi Arabika di Kabupaten Garut, Jawa Barat

Badan Litbang Pertanian

Kopi

9. Akselerasi Diseminasi Teknologi Tanaman Perkebunan,

Hortikultura dan Ternak Berbasis Bioindustri di Kabupaten Gowa, Sulawesi

Selatan

Badan Litbang Pertanian

Heterogen

10. Optimalisasi Pemanfaatan

Lahan dan Diversifikasi Produk Tanaman Kelapa di Dumai, Provinsi Riau

Badan Litbang

Pertanian

Kelapa

11. Penerapan Teknologi Tebu Terpadu

Badan Litbang Pertanian

Tebu

Page 129: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 111

No. Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

12. Percepatan Inovasi Teknologi

Lada Melalui Identifikasi dan Diseminasi di Beberapa Sentra Produksi

Badan Litbang

Pertanian

Lada

13. Akselerasi pengembangan benih unggul tebu

Badan Litbang Pertanian

Tebu

14. Percepatan Multilokasi Klo-Klon

Unggul Tebu

Badan Litbang

Pertanian

Tebu

15. Peningkatan kualitas tanaman, relokasi kebun plasma nutfah kopi serta pemeliharaan sarana dan prasarana pendukungnya

menuju sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Badan Litbang Pertanian

Kopi

16. Teknologi Produksi Benih Galur-Galur Somaklonal Tebu

Badan Litbang Pertanian

Tebu

17. Percepatan diseminasi teknologi

perkebunan mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan

Badan Litbang

Pertanian

Komoditas

Perkebunan

18. Perakitan varietas tebu toleran kekeringan dan salinitas dengan

produktivitas dan rendemen gula tinggi melalui teknik induksi mutasi dan seleksi in vitro

Tebu

19. Teknologi produksi benih saffron (crocus sativus l.)

Safron

9.4. WEBSITE

Kegiatan pengelolaan website Puslitbang Perkebunan bertujuan untuk

menyampaikan informasi perkembangan teknologi komoditas perkebunan. Dari

bulan Januari hingga Desember 2018, Inventarisasi data yaitu kegiatan

mengumpulkan data-data info teknologi dan varietas unggul yang dipublish di

web site. Data-data yang diperoleh dari UPT lingkup Puslitbang Perkebunan

(Balittro, Balittas, Balit Palma, dan Balittri) tersebut kemudian diolah untuk

disajikan dalam bentuk artikel. Artikel berita pada Website Puslitbang

Perkebunan terbagi atas 5 kategori, yaitu (1) Aktivitas Perkebunan, (2) Berita

Perkebunan, (3) Inovasi Teknologi, dan (4) Publikasi.

Page 130: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 112

Updating Data yang dipublish pada web site Puslitbang Perkebunan terdiri dari

Aktivitas perkebunan (info aktual) hasil liputan kegiatan, berita perkebunan

berupa info teknologi, artikel hasil penelitian dan review, berita inovasi teknologi

dan varietas unggul, serta publikasi terbitan.

Ada 229 judul berita yang di-publish pada web site Puslitbang Perkebunan pada

tahun 2018. Adapun jumlah update berita yang sudah diposting pada web site

Puslitbang Perkebunan tahun 2018 sebagaimana pada pada Gambar 101.

Gambar 101. Grafik Artikel Berita Web Site Puslitbang Perkebunan tahun 2018.

Pengelolan kontak pengunjung web site direspon/dijawab melalui email

[email protected] dan Puslitbang [email protected].

Untuk pertanyaan yang bersifat substantif dikoordinasikan dengan peneliti

lingkup Puslitbang Perkebunan sesuai dengan kepakarannya. Pada tahun 2018,

ada 55 pertanyaan melalui email pada semester I dan 73 pada semester II

sebagaimana pada gambar 102 berikut.

Gambar 102. Grafik Artikel Berita Web Site Puslitbang Perkebunan tahun 2018.

Page 131: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 113

Pada akhir Semester II tahun 2018 telah dilakukan upgrade/pengembangan

website Puslitbang Perkebunan dari PHP versi 5.0 ke versi 7.0 , disamping

update berita/informasi kegiatan.

9.5. Pelaksanaan Kegiatan Rumah Produksi

Rumah produksi atau biasa disebut “Production house” (PH) adalah unit

kegiatan pada sub-bidang Pendayagunaan dan Diseminasi Hasil Penelitian

(PDHP), yang bertanggung jawab pada pembuatan rekaman video, rekaman

acara siaran, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk

keperluan diseminasi hasil penelitian, sasarannya baik secara langsung maupun

melalui broadcasting. PH juga mengelola informasi gerak atau statis dimana

informasi yg didapat bersumber dari manusia ataupun peristiwa yg ada. Kegiatan

PH dimulai dari perencanaan, shooting, editing sampai dengan produksi bahan

tayang untuk disiarkan secara langsung saat kegiatan rapat kerja, pameran

ataupun melalui media sosial. Pada tahun 2018, ada beberapa kegiatan yang

didokumentasikan dan di produksi diantaranya:

Gambar 103. Video Dokumentasi dan Pengelolaan Informasi Publik lingkup

Puslitbang Perkebunan

Page 132: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 114

Gambar 104. Video Kegiatan Safari Panen Menteri Pertanian dan Kepala Badan Litbang

Pertanian di pulau Jawa

Gambar 105. Video Panen Melimpah Stok Beras Aman Produksi Video Dirgahayu

Negeriku Jayalah Pertanian Indonesia

9.6. KERJASAMA

Sampai dengan 31 Desember 2018 Puslitbang Perkebunan telah menginisiasi 12

kerjasama dengan berbagai pihak antara lain : Bangka Barat, Banten, Sumatera

Selatan, Siak Sri Indrapura, Landak, Garut, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang

dan Bandung, Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara, Kabupaten Tanjung Balai

Karimun dan Disbun Sulut (Melalui Telepon).

Page 133: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 115

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN PENGEMBANGAN

KOMODITAS PERKEBUNAN

1. Penandatanganan serentan MOU 7 Pemda (Bogor 15-05-2018)

2. Penandatanganan MOU Sultra dan Sulut (Manado 16-11-2018)

3. Penandatanganan MOU Sumsel (Bandung 10-12-2018)

No Institusi Komoditas Unggulan

Strategis dan

Pengembangan

(Fokus)

Realisasi MoU Balit

Terkait

Status

1 Kab. Cianjur Jabar Teh, Kopi, Karet,

Kelapa dan Cengkeh

29 Maret 2018 Balitri dan

Palma

Lanjutan

2 Kab. Landak

Kalimantan Barat

Lada, Kopi dan Keret 15 Mei 2018 Balittro dan

Balittri

Lanjutan

3 Kab. Bangka Barat

Babel

Lada, Sawit, Karet,

Kelapa, Aren, Kopi,

Teh dan tanaman

rempah lainnya

15 Mei 2018 Balittro,

Balittri dan

Balit Palma

Baru

4 Provinsi Banten Kelapa, Kakao, Aren

dan Kopi

15 Mei 2018 Balit Palma

dan Balittri

Baru

5 Kab. Bogor Jabar Kopi, Pala, Cengkeh

dan Karet

15 Mei 2018 Balittri,

Balittro

Baru

6 Kab. Garut Jabar Kopi (arabika dan

robusta), Karet, Teh,

Tembakau dan Akar

Wangi

15 Mei 2018 Balittri,

Balittas dan

Balittro

Baru

7 Kab. Tanjung Balai

Karimun Kepri

Sirih dan Kelapa 15 Mei 2018 Balittro dan

Palma

Baru

8 Disbun Sumatera

Selatan

Kopi 10 Des 2018 Balittri Baru

9 Disbun Sulawesi

Utara

Kopi dan Kelapa 16 Nov 2018 Balittri dan

Palma

Baru

10 Pemda Kabupaten

Buton Sultra

Kopi dan Kelapa 16 Nov 2018 Balittri dan

Palma

Baru

Page 134: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 116

Gambar 106. Peta kerja sama Puslitbang Perkebunan Tahun 2018

Kab. Tj Balai Karimun Kepri 2018 Kab. Landak Kalbar 2018

Provinsi Banten 2018 Kabupaten Garut Jabar 2018

Kabupaten Cianjur Jabar 2018

Kab. Bangka BaratBabel 2018

Kabupaten Bogor Jabar 2018

Provinsi Sumatera Selatan 2018

Provinsi Sulawesi Utara 2018

Kabupaten Buton Sultra 2018

Page 135: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 117

Data pengembangan lisensi kerjasama 2018

No Mitra Kerja Sama dan Lokasi

Verifikasi

Tim Verifikasi

1 PT. Pemalang Agro Wangi

(1) Kabid KSPHP Puslitbangbun, (2) Kasie Jaslit Balittro, (3)

Inventor dan (4) TIM BPATP

2 PT. Bio Industri Nusantara-

Bandung

(1) Kabid KSPHP Puslitbangbun, (2) Kabid KSPHP BBSDLP,

(3) Kasie Jaslit Balit Tanah, (4) Kasie Jaslit Balittro, (5)

Inventor, dan (6) Tim BPATP

3 PT. Sinergi Alam Bersama-Bandung

(1) Kabid KSPHP Puslitbangbun, (2) Kasie Jslit Balittro, (3)

Inventor, dan (4) Tim BPATP

4 PT. Soho Industri Pharmas (1) Kabid KSPHP Puslitbangbun, (2) Kasie Jaslit Balittro, (3)

Inventor, dan (4) Tim BPATP

5 PT. Agritek Tani Indonesia-

(1) Kabid KSPHP Puslitbangbun, (2) Kabid KSPHP

Puslitbangtan, (3) Kasie Jaslit Balit Serealia, (4) Kasie Jaslit

Balittro, (5) Inventor, dan (6) Tim BPATP

6 PT. Global Agrotek Nusantara-

Malang

(1) Kabid KSPHP Puslitbangbun, (2) Kasie Jaslit Balittas,

(3) Inventor, dan (4) Tim BPATP

Kegiatan pasca MOU

Pemda Tahun

MoU

Waktu

Pelaksanaan

Nara

Sumber

Bentuk

Kegiatan

Output

Kegiatan

Pemda Kabupaten

Ciajur (Dinas

Pertanian

Perkebunan Pangan

dan Hortikultura)

Maret

2018

18 September

2018

Peneliti

Balittri

Sosialisasi Pasca

Panen Kopi

(Pengolahan Kopi

dengan

menggunakan

Huller dan Pulper

Petani mampu

menerapkan

teknis engolahan

kopi dengan alat

huller dan pulper

Pemda Kabupaten

Ciajur (Dinas

Pertanian

Perkebunan Pangan

dan Hortikultura)

Maret

2018

18 Oktober

2018

Peneliti

Balittri

Sosialisasi dan

Bimbingan Teknis

Pembibitan

Kelapa

Petani mampu

melukan

pembibitan

mandiri tanaman

kelapa

Page 136: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 118

IX. SUMBERDAYA PENELITIAN

9.1. Sumberdaya Manusia

Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM Balitbangtan untuk

menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang

berkualitas. Puslitbang Perkebunan memberikan prioritas tinggi terhadap

peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga handal

dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Keragaan sumber daya

manusia Puslitbang Perkebunan pada tahun 2018, disajikan pada Tabel 11 dan

Tabel 12.

Tabel 11. Keragaan Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan

Pada Tahun 2018

Unit Kerja S3 S2 S1 SM/D3 D2 D1 < SLTA Jumlah

Kantor Pusat 13 2 18 5 1 1 30 70

Balittro 19 17 54 9 2 - 128 229

Balittas 11 27 47 5 - - 62 192

Balit Palma 7 11 17 2 1 - 43 81

Balittri 8 19 23 4 - - 39 93

Jumlah 58 76 159 25 4 1 302 625

Sampai dengan 31 Desember tahun 2018 Puslitbang Perkebunan didukung oleh

625 pegawai yang terdiri dari 58 orang S3, 76 orang S2 dan 159 orang S1, 25

orang SM/D3, 4 orang D2, 1 orang D1 serta 302 orang SLTA ke bawah.

Berdasarkan jabatannya sumber daya manusia di lingkungan Puslitbang

Perkebunan diklasifikasikan menjadi 8 (delapan) yaitu: (1) Peneliti, (2) Teknisi

Litkayasa, (3) Pustakawan, (4) Pranata Komputer, (5) Arsiparis, (6) Pranata

Humas, (7) Analisis Kepegawaian, dan (8) Fungsional Umum.

Page 137: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 119

Tabel 12. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Jabatannya Pada Tahun 2018

Unit Kerja

Peneliti

Tek. Lit -kayasa

Pusta -kawan

Pranata

Kompu -ter

Arsi -paris

Pranata humas

Ana-lisis Kepe -

gawaian

fungsional umum

Jumlah

Kantor Pusat 15 - 1 1 3 - 2 48 70

Balittro 61 47 1 - 1 1 - 118 229

Balittas 52 27 1 - 2 1 1 68 152

Balit Palma 27 9 - - - - - 45 81

Balittri 44 18 1 - 1 1 1 27 93

Jumlah 199 101 4 1 7 2 4 306 625

Komposisi tenaga fungsional umum berjumlah 306 orang, jumlah tersebut cukup

besar dibandingkan dengan jumlah tenaga fungsional tertentu lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (peneliti, teknisi litkayasa dan

fungsional lainnya). Seyogyanya tenaga fungsional terutama peneliti sebagai

motor penggerak untukmencapai tujuan organisasi, lebih besar dibandingkan

dengan tenaga penunjangnya sehingga perencanaan SDM sebaiknya

mempertimbangkan komposisi tersebut.

Keragaan peneliti berdasarkan bidang kepakaran/bidang ilmu lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan TA 2018 disajikan pada Tabel .....

Bidang keahlian yang terbanyak di lingkup Puslitbang Perkebunan adalah

budidaya tanaman (54) dan pemuliaan dan genetika tanaman (54), disusul oleh

hama dan penyakit tanaman (52), teknologi pasca panen (17), ekonomi

pertanian (11) dan fisiologi tanaman (7). Bidang kepakaran yang paling sedikit

adalah sistem usahatani pertanian (3), mektan (2) serta Hidrologi dan Konservasi

Tanah dan Bioteknologi Pertanian (masing-masing 1). Kedepan pengusulan

sekolah (S2 dan S3) pada masa yang akan datang seharusnya mengikuti bidang

kepakaran yang diperlukan di masing-masing Balai Penelitian.

Page 138: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 120

Tabel 13. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2018

No Bidang Keahlian Kantor

Pusat

Balittro Balittas Balit

Palma

Balittri JUMLAH

1. Budidaya Tanaman 2 13 13 6 13 47

2. Ekonomi Pertanian 3 2 2 1 2 10

3. Fisiologi Tanaman - 4 2 - 2 8

4. Hama dan Penyakit Tanaman 6 19 12 5 8 50

5. Pemuliaan dan Genetika Tanaman 4 13 16 9 11 53

6. Teknologi Pasca Panen - 2 5 5 4 16

7. Teknologi Pertanian dan Mekanisasi - - 1 - - 1

8. Sistem Usaha Pertanian - 1 - 1 1 3

9. Tan. Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan

- 7 1 - 2 10

10. Hydrologi dan Konservasi Tanah - - - - 1 1

11. Boiteknologi Pertanian - - - - 1 1

Jumlah 15 61 52 27 45 200

9.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Puslitbang

Perkebunan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang

digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga penelitian

adalah Kebun Percobaan, Laboratorium, dan Rumah Kaca.

Puslitbangbun mempunyai 26 Laboratorium. Dua laboratorium sudah

terakreditasi. Selain itu, Puslitbang Perkebunan memiliki Kebun percobaan yang

tersebar di 18 lokasi dengan total luasan 821,72 ha. Dari ke 18 kebun percobaan

tersebut, terdapat satu KP dengan status pinjam pakai dengan Propinsi Sulut

yaitu KP Paniki (Balit Palma) dan tiga kebun pinjam pakai dengan Perhutani,

yaitu KP Cikampek (Balittro) dan KP Kalipare dan KP. Coban Rondo (Balittas).

Status kepemilikan KP lingkup Puslitbangbun sudah sertifikat semua kecuali KP

yang pinjam pakai. Puslitbangbun juga mempunyai 37 Rumah Kaca (Masing-

masing 15 RK di Balitro, Balittas 7, Balit Palma 3, dan 12 RK di Balittri).

Page 139: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 121

9.3. Tata Kelola

Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran sebagai manifestasi

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi

pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan

kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang

berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi

perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek

berupa: (1) unified budgeting, (2)performance based budgeting, dan (3) medium

term expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance di UK/UPT lingkup Puslitbang

Perkebunan, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan penerapan

Sistem Pengendalian Intern (SPI) di setiap UK/UPT. Langkah-langkah operasional

penerapan SPI, yaitu: (1) Pembentukan Tim Satuan Pelaksana Pengendalian

Intern (Tim Satlak PI), (2) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk

Teknis Pelaksanaan SPI (3) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan SPI, dan (4)

Penyusunan Laporan Pelaksanaan SPI.

Untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program dan

anggaran Puslitbang Perkebunan dilakukan monitoring dan evaluasi secara

berkala dan terus menerus. Monitoring ditujukan untuk memantau proses

pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program yang

dituangkan di dalam Renstra beserta turunannya (RKT, PK). Evaluasi

dilaksanakan sebagai upaya perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan

pengawasan terhadap pelaksanan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai dan memanfaatkan sumberdaya secara efektif dan efisien.

Dokumen pelaksanaan monev dituangkan dalam LAKIN, PMK 214 dan Laporan

Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah operasional program Monev 2015-2019

mencakup: (1) Menyiapkan Pedoman Umum, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan

Petunjuk Teknis (Juknis) Monev yang disusun secara berjenjang sampai tingkat

UPT, (2) Melaksanakan monev secara reguler dan berjenjang, dan (3)

Mengevaluasi capaian sasaran Renstra setiap tahun. Selain itu untuk mengukur

Indikator Kinerja Utama (IKU), Puslitbang Perkebunan mengharuskan setiap

Page 140: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 122

UK/UPT menyusun Laporan Pencapaian IKU yang berisi uraian kegiatan utama

serta target dan realisasi pencapaian sasaran secara reguler pada setiap triwulan.

9.4. Sumber Daya Keuangan

Pagu Anggaran Puslitbang Perkebunan beserta Unit Pelaksana Teknis (Balittro,

Balittas, Balit Palma dan Balittri) pada 31 Desember 2018 sebesar Rp.

148.794.443.000

Alokasi anggaran per jenis belanja, satker dan output pada TA 2018 disajikan

pada gambar 107 dan 108 berikut:

Gambar 107. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan

jenis Belanja TA 2018

Gambar 108. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Satker TA 2018

PUSLIT; 37.828.601.000

BALITTRO; 33.299.915.000

BALITTAS; 24.393.047.000

BALIT PALMA; 21.839.771.000

BALITTRI; 31.433.109.000

PAGU ANGGARAN UNIT KERJA TA. 2018

Page 141: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 123

Gambar 109. Alokasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Output Diluar Anggaran Dukungan Manajemen Litbang TA 2018

Realisasi Keuangan Puslitbang Perkebunan per 31 Desember 2018 sebesar Rp.

145.582.284.324,- (97,84%). Realisasi anggaran pada tahun 2018 mengalami

kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun anggaran 2017 yang

mencapai 96,11%.

Pagu dan realisasi keuangan Puslitbang Perkebunan selama periode 5 tahun

terakhir ditunjukkan dalam gambar 104.

Gambar 110. Persentase Realisasi Anggaran Puslibang Perkebunan TA 2014-2018

Serapan anggaran dari TA 2014 sampai dengan TA 2015 menunjukkan

peningkatan, TA 2016 menurun sedikit dari 98,39% pada tahun 2015 menjadi

97,69% pada TA 2016 dan menurun kembali menjadi 96,10 pada TA 2017.

97,49

98,39

97,69

96,11

97,88

94

95

96

97

98

99

Realisasi

Prosentase Realisasi Anggaran Puslitbang Perkebunan TA. 2014-2018

2014 2015 2016 2017 2018

Page 142: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 124

Namun mengalami kenaikan di TA 2018 menjadi 97,88, hal ini menunjukkan

kinerja keuangan yang baik, karena masih diatas 95%.

Realisasi anggaran berdasarkan satker pada TA. 2018 disajikan dalam Gambar

111 berikut:

Gambar 111. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker TA 2018

Gambar 112. Realisasi Anggaran UK/UPT TA 2018

Realisasi keuangan berdasarkan UK/UPT pada TA 2018, berturut-turut dari

satker Puslitbang Perkebunan, Balittro, Balittri, Balittas dan Balit Palma

adalah:97,69%, 97,57%, 99.08%, 96,82% dan 97,88%. Realisasi keuangan

tersebut cukup bagus (diatas 90%).

Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja pegawai, barang operasional, barang

non operasional dan modal per 31 Desember 2018 berturut-turut mencapai

96,39%; 97,93%; dan 99,38% dan 97,85% (Gambar 113). Realisasi anggaran

pegawai, belanja barang dan modal yang diatas 95% menunjukkan bahwa

penyerapan anggaran sudah bagus, dan pelaksanaan kegiatan sudah berjalan

dengan lancar.

Page 143: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 125

Gambar 113. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja TA 2018

Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan output utama sampai dengan akhir tahun anggaran 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan

Sasaran Output Utama TA 2018

NO Kegiatan Utama

Anggaran

Pagu Realisasi

(Rp.) (Rp.) ( % )

1 2 3 4 5

Program : Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan Kegiatan : Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan

A. Puslitbangbun 148.794.443.000 144.163.083.224 96,89

1 Varietas Unggul Tanaman Perkebunan + PN

4.276.680.000 4.262.283.896 99,66

2 Benih Tebu (G2)

3 Teknologi Tanaman Perkebunan 4.770.441.000 4.656.975.273 85,91

4 Taman Sains Pertanian 11.436.050.000 9.824.508.072 99,53

5 Rekomendasi Kebijakan Perkebunan 508.850.000 506.460.652 99,17

6 Inovasi Teknologi Pengembangan Bahan Bakar Nabati dan Bioenergi

1.853.700.000 1.838.390.366 99,44

7 Diseminasi inovasi teknologi komoditas tanaman perkebunan

6.923.860.000 6.885.264.718 99,22

8 Produk/formula Komoditas Tanaman Perkebunan

893.000.000 886.019.316 99,53

9 Benih Tanaman Perkebunan Lainnnya 16.480.283.000 16.403.637.087 98,97

10 Unit Perbenihan Komoditas Strategis 13.641.423.000 13.501.300.815 97,03

11 Dukungan Manajemen 88.010.156.000 85.398.243.029 97,03

Page 144: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 126

Sampai dengan 31 Desember 2018, Realisasi Keuangan berdasarkan

kegiatan/output utamanya (Tabel 14) adalah sebagai berikut: varietas unggul

mencapai 99,66%, benih tebu 0% karena kegiatan dihapus saat refocusing

anggaran, teknologi tanaman perkebunan 85,91%, Taman Sains Perkebunan

99,53%, rekomendasi kebijakan 99,17%, inovasi teknologi 99,44%, diseminasi

inovasi 99,22%, Produk olahan/teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai

tambah mencapai 99,53%, benih sumber mencapai 98,97%, unit perbenihan

perkebunan 97,03% serta dukungan manajemen 97,03%. Realisasi keuangan

seluruh output kegiatan diatas sudah mencapai 96,89%, menunjukkan kinerja

keuangan yang baik .

3.2.2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Puslitbang Perkebunan berdasarkan peraturan yang berlaku mengumpulkan dan

menyetorkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Secara umum target yang

ditetapkan pada tahun 2018 dapat terlampaui tercapai 136,67%.

Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai

dengan 31 Desember 2018 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp.

1.011.378.973,- (259,57%) dan Penerimaan Fungsional Rp. 3.884.796.282,-

(121,67%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Perkebunan sebesar Rp.

4.896.175.255,- (137,67%) dari target Rp. 3.582.531.000,-

Tabel 15. Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Perkebunan, 2018

Penerimaan

Umum

Penerimaan

Fungsional

Penerimaan

Umum%

Penerimaan

Fungsional%

Puslibang Perkebunan 5.000.000 71.755.000 312.846.435 6.256,93 73.755.000 102,79

BALITTRO 9.500.000 1.612.897.000 208.343.432 2.193,09 1.910.050.932 118,42

BALITTAS 349.824.000 335.676.000 332.186.575 94,96 707.864.150 210,88

BALIT PALMA 22.308.000 961.281.000 27.828.000 124,74 966.523.200 100,55

BALITTRI 3.000.000 211.290.000 130.174.531 4.339,15 226.603.000 107,25

Total 389.632.000 3.192.899.000 1.011.378.973 259,57 3.884.796.282 121,67

Satker

Target (Rp) Realisasi (Rp)

Page 145: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 127

X. P E N U T U P

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai penghasil teknologi

dan kebijakan khususnya dibidang perkebunan telah menghasilkan cukup banyak

inovasi teknologi di bidang perkebunan antara lain dalam peningkatan

biodiversitas dan jumlah bahan tanaman, produktivitas dan mutu tanaman

perkebunan, produk dan teknologi pengolahan hasil tanaman perkebunan serta

sintesis kebijakan.

Berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan Puslitbang Perkebunan selama

tahun 2017 dengan sasaran mendukung pemenuhan kebutuhan benih unggul,

teknologi budidaya dan peningkatan nilai tambah tanaman perkebunan bertujuan

untuk (1) menghasilkan dan tersedianya varietas unggul, (2) menghasilkan

teknologi produktivitas tanaman perkebunan, (3) menghasilkan teknologi

diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk olahan, (4) menghasilkan

benih sumber dan plasma nutfah tanaman perkebunan, (5) Menghasilkan

rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman perkebunan, (6) menghasilkan

pengembangan dan diseminasi informasi perkebunan dan (7) pengelolaan

sumberdaya keuangan.

Capaian hasil varietas unggul yang telah dilepas pada akhir tahun 2017 sebanyak

21 varietas tanaman perkebunan meliputi tanaman: tebu, kenaf, jarak pagar,

sisal, kelapa, pala, serai dapur, temu lawak dan kakao. Capaian dari hasil

penelitian teknologi peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang telah

dihasilkan pada tahun 2017 sebanyak 19 teknologi baru yang meliputi 8

komoditas yaitu tebu, kopi, kakao, lada, pala, jambu mete, cengkeh dan kelapa.

Teknologi yang telah dihasilkan adalah terkait formulasi teknologi pemupukan,

pemanfaatan mikroba, perbanyakan tanaman, pengendalian hama-penyakit, dan

teknologi pengolahan. Teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah

produk olahan sepanjang tahun 2017 telah menghasilkan sebanyak 7 formulasi

untuk komodita tebu, kelapa, sagu, karet dan coklat serta teknologi yang

dihasilkan berupa formulasi pupuk, formulasi pestisida ramah lingkungan,

formulasi hidrolis serta biodegradable.

Upaya pemuliaan tanaman perkebunan diperlukan materi genetik dan pada

tahun 2017 Puslitbang Perkebunan telah memiliki koleksi aksesi sebanyak 12.468

yang terdiri atas 362 kasesi tanaman palma, 5.475 aksesi tanaman rempah dan

Page 146: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Petri paling bawah adalah kontrol pertumbuhan Aspergillus flavus ..... 50 56. Kolonisasi

Laporan Tahunan 2018

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 128

obat, 602 aksesi tanaman penyegar dan industri, serta 6.030 aksesi tanaman

pemanis dan serat. Pencapaian benih sumber dihasilkan melalui kegiatan Unit

Penyediaan Benih Sumber (UPBS) yang meliputi benih sumber tanaman rempah,

tanaman industri dan penyegar, tanaman pemanis dan serat dan tanaman

kelapa.

Hasil rekomendasi kebijakan yang telah dilakukan sebanyak 6 rekomendasi yang

terkait dengan studi dampak teknologi unggulan, percepatan adopsi sistem

tanam juring ganda tebu, akselerasi swasembada gula, pengembangan

bioindustri tanam BBN, up date neraca gula dan dukungan fasilitas bagi

percepatan adopsi teknologi juring ganda. Untuk adopsi teknologi oleh

pengguna-petani telah dirintis percepatan penyampaian inovasi hasil penelitian

melalui diseminasi dan publikasi hasil penelitian serta kerjasama penelitian

dengan mitra kerja swasta, pemerintah, dan perguruan tinggi. Selanjutnya

pengelolaan dan alokasi pagu anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan

penelitian dan pengembangan untuk satker lingkup Puslitbang Perkebunan telah

direalisasikan dengan baik berdasarkan program dan kegiatan yang ditetapkan.

Progres dan realisasi anggaran semua jenis belanjaterserap mencapai lebih dari

95% (97,69%), hal ini menunjukkan, bahwa sepanjang tahun 2017 penyerapan

anggaran berjalan bagus danpelaksanaan kegiatan sudah berjalan sebagaimana

mestinya.

Upaya memaksimalkan capaian dari target- output yang telah ditetapkan pada

renstra yang mengacu pada indikator kinerja utama (IKU) secara keselutuhan

sepanjang tahun 2017 telah tercapai walaupun masih terdapat beberapa IKU

yang belum sesuai terget sebagai akibat kendala teknis dan non teknis, namun

secara keseluruhan program/kegiatan lingkup Puslitbang Perkebuanan hasilnya

sesuai dengan yang tetapkan dan masih memerlukan evaluasi dan perencanan

yang tepat dalam upaya mencapai target semestinya.