pusat antar universitas bidang...

143
I PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG MIKROELEKTRONIKA PEMBUATAN MODEL 1989/1990 Chemical Vapour Oleh : Prof.Dr. Samaun Samadikun I-- ,:) l- - to- i « d la. laboratorium Elek tronika & Kornponen Institut Teknologi Bandung Jetan 10 Bandung 40132 tOl' , .

Upload: phamdat

Post on 06-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

I

PUSAT ANTAR UNIVERSITASBIDANG

MIKROELEKTRONIKA

PEMBUATAN MODEL

1989/1990

Chemical Vapour Deposit~on

Oleh :

Prof.Dr. Samaun Samadikun

,,~'l--ttDL~I-­,:)l--to-

i ,=_.~. «

d la. laboratorium Elektronika & Kornponen

Institut Teknologi Bandung

Jetan G~r.e!;h8 10 Bandung 40132

tOl', .

Page 2: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

..

PUSAT ANTAR UNIVERSITAS

BIDANG

MIKROELEKTRONIKA

MODEL

CHEMICAL VAPOUR DEPOSITION

Ole h :

Prof. Dr. Samaun Samadikun

Ir. S. Reka Rio

Ir. Irman Idris

d/a. Laboratorium Elektronika & Komponen

Institut Teknologi Bandung

Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Page 3: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

KATA PENGANTAR

Model ini ditulis untuk memberikan gambaran mengenai

sebuah perangkat yang sangat penting dalam proses pembuatan

rangkaian terintegrasi ( Ie ), yang dinamakan Chemical Vapour

Deposition (CVD).

Perangkat tersebut telah didisain dan direalisasikankan

menjadi alat yang dinamakan Atmospheric Pressure ( AP) CVD

pada Laboratorium Pemrosesan Rangkaian Terintegrasi PAU

Mikroelektronika ITB. Dengan selesainya penulisan buku model

ini maka diharapkan kita mendapat lebih banyak pengetahuan

mengenai konsep Chemical Vapour Deposition yang sering

dipergunakan di dalam dunia mikroelektronika. Harapan penulis

semoga pengembangan selanjutnya dari eVD ini lebih mendapat

perhatian dari peneliti-peneliti di bidang yang terkait.

Buku model mengenai CVD disusun dalam 7 bab. Dimana pada

Bab I diterangkan mengenai latar belakang dan peranan eVD

dalam pembuatan rangkaian terintegrasi. Konsep dasar kerja

eVD diteruskan dengan jenis-jenis reaktor eVD. Pada bab ini

juga dijelaskan aplikasi-aplikasi eVD pada pembuatan

rangkaian terintegrasi dan bab ini di akhiri dengan

penjelasan bahan-bahan kimia yang berbahaya serta penanganan­

penanganan yang harus dilakukan. Pada dasarnya bab ini

merupakan pendahuluan untuk menuju pada pembahasan pada eVD

yang dikembangkan di PAU-ME ITB yang dijelaskan pada bab-bab

selanjutnya.

ii

Page 4: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dapat

hasil

merujuk

pemanassingkat

dengan

Pada Bab II dibahas mengenai teori

induksi yaitu salah satu cara pemanasan CVD

pada literatur-literatur.

Dan pada Bab III dibahas mengenai rancangan dasar

inverter transistor setengah jembatan tipesumber arus. yaitu

meliputi : konfigurasi rangkaian dasar. prinsip kerja dan

analisa rangkaian. Pada analisa rangkaian digunakan

transformasi Laplace dan diasumsikan transistor bekerja

sebagai saklar ideal.

Pada Bab IV dijelaskan rangkaian dasar menjadi sistem

rangkaian secara keseluruhan yang akan direalisasikan. Pada

bab ini juga dibahas komponen-komponen yang akan digunakan

dalam merealisasikan rangkaian serta beberapa komponen

tambahan yang diperlukan karena ketidak idealan kerja

transistor dalam praktek.

Pada Bab V dijelaskan perhitungan-perhitungan menentukan

harga komponen yang akan digunakan untuk merealisasikan

rangkaian dan cara pengorasian alat yang selesai dirancang

dan dibuat.

Dalam Bab VI dijelaskan prosedur pengujian alat. hasil

pengamatan bentuk gelombang serta hubungan antara daya input

searah dengan temperatur benda yang dihasilkan.

Bab VII merupakan kesimpulan-kesimpulan yang

diambil sehubungan dengan pembahasan. pembuatan dan

pengujian alat yang telah dilakukan serta saran-saran.

Page 5: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Terima kasih kepada saudara Ifransyah. Ojahan Hutajulu.

Isa Puncuna dan J. Purwosugiarto yang telah banyak membantu

dalam penulisan buku ini.

Terima kasih juga untuk seluruh staf dan karyawan PAU

Mikroelektronika ITB serta seluruh staf dan karyawan

Laboratorium Elektronika dan Komponen Jurusan Teknik Elektro

ITB yang telah banyak berpartisipasi dalam penulisan buku

ini.

Perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dari model ini

tentu saja sangat diharapkan dalam rangka pengembangan

penelitian pada PAU ME ITB umumnya dan Laboratorium

Pemrosesan Rangkaian Terintegrasi khususnya. Untuk

pengembangan ini ~enulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca.

Bandung. 5 Maret 1990.

Penulis.

Prof. Dr Samaun Samadikun

Ir. S. Reka Rio

Ir. Irman Idris.

Page 6: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

DAFTAR lSI

KATA PENI3ANTAR ·........................................... ii

DAFTAR lSI ................................................ v

DAFTAR I3AMBAR ·..........................................viii

DAFTAR TABEL ·.... ................................... • xiii

BAB I I PENDAHULUAN ........ .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 1

1.1 Prinsi p Dasar CVD., ••••••••••••••.•••••.•••••••.•••••••• 2

1.1.1 Perjalanan Reactan di Permukaan Substrat ••••••• 3

1.1.2 Reaksi pada Permukaan Substrat ••••••••••••••••• 5

1.2 Jenis Reactor CVD •.•.•.•.•••.. ~ .••••••••.••• _•••..••.•• 7

CVD'(PECVD)

·.......................1.2.1 Metoda Pemberian Gas

1.2.2 Metoda Pengaliran Panas

7

9

.12

.13

..............

....... .. . . . . . . . . . ..........................

(LVCVD)'Low Pressure CVD'

'Plasma Enhanced

1.2.3

1.2.4

1.3 Aplikasi CVD

1.3.2 Silikon .......................1.3.1 Silikon Dioksida

Nitride

(Si02

)

(Si N )s ..

·................. ....•• 15

• 16

1.3.3 Polycrystalline Silikon · ...... . . • . . . • . . . . . . . . . . . 17

................. .. . . . . . . . . . . . .1.3.4 Silikon

1.3.5 Silikon

Epitaxy

Oxynitrides dan SIPOS ..................20

• 24

.251.4 Perlindungan dan Keselamatan .........................

v

Page 7: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

........................................2.2 Konfugurasi Dasar Sistem Pemanas

2.3 Rangkaian Listrik Beban Pem~nas

2.4 Besaran Listrik Besaran Pemanas

2.1 Prinsip Dasar .26

• .26

• .31

• .29

••• 28..... .. . . ...............

Induksi

Induksi

Induksi

..........................INDUKSIPEMANASTEORIIIBAB

2.4.1 Resistansi Primer ............................. .32

2.4.2 Reaktansi Primer .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • .32

2.4.4 Reaktansi Sekunder

...........................2.4.3 Resistansi Sekunder

...... ....................33

· .33

2.5 Efisiensi Koil Pemanas ...................35

·...............2.6 Hubungan Frekuensi Dengan Efisiensi

2.7 Hubungan Frekuensi Dengan Faktor Daya

·... .. .. . . . . . . . • .35

.36

2.8 Pemilihan Frekuensi

2.9 Perbaikan Faktor Daya

·........ .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .·.. .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

• .37

• .38

2.10 Daya Yang Dibutuhkan untuk Pemanasan · .. . . . . . .. . . . . . • .41

.422.10.1 Daya Radiasi .................................2.10.2 Daya Konveksi ·.............................••• 42

2.10.3 Daya Konduksi ••••••••••••••••••••••••••••••••• 43

......... .. . . .BAB III I INVERTER TRANSISTOR SETENGAH JEMBATAN

TIPE SUMBER ARUS .44

3.1 Prinsip Dasar Inverter Tipe Sumber Arus ••••••••••••••• 44

vi

Page 8: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

3.2 Rangkaian Dasar Inverter Transistor Setengah Jembatan

........Menghitung Arus dan Te~angan

•••• 45Tipe Sumber Arus

3.3 Analisa Rangkaian

3.3.1

.....................................................................

Tangki LC

•• 50

.50

.....................3.3.2 Menghitung Arus Searah

3.3.3 Harga Puncak Arus Koil Pemanas

3.3.4 Harga Puncak Tegangan Tangki LC

...........................

.56

• 58

••• 58

3.3.5 Arus dan Tegangan Transistor .. . . . . . . . . . . . . . . . •• 59

3.3.6 Menghitung Induktansi Ld • It •• . . .. . . . . . . . . . . . . . 60

BAB IV .. KOMPONEN-KOMPONEN RANGKAIAN INVERTER TRANSISTOR

SETENGAH JEMBATAN TIPE SUMBER ARUS ... ......-. ......• •• 63

4.1 Diagram Blok Sistem Rangkaian ... .. . .. . . . . . . . . . . . . . •• 63

4.2 Rangkaian Penyearah dan Filter ••••••••••••••••••••••• 65

4.3 In·duktor Searah ...•............•........•.•........... 66

4.4 Inverter ...................... ....................... 67

4.5 Rangkaian Beban •••••••••• a,a •••••••••••••••••••••••••• 72

4.6 Rangkaian Pacu Basis ••••••••••••••••••••••••••••••••• 74

4.8 Rangkaian Starter ••••••••••••••••••

4.7 Rangkaian Timing .....................................................

76

80

BAB V : PERANCANGAN DAN REALISASI RANGKAIAN ..............• 83

5.1 Spesifikasi Daya dan Frekuensi Untuk Pemanasan •••••••• 85

vii

Page 9: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

...........................................5.3 Peranc:angan

5.5 Peranc:angan

5.6 Peranc:angan

5.2 Tangld • .87

.91

• .95

• .99

.105

...................... . . . . . . . . . . . . . . . .

..........................................................

Tegangan Searah

Induktor Searah

Inverter

Rangkaian Pac:u Basis

Sumber

LC

Peranc:angan5.4

.1075.7 Peranc:angan Rangkaian Timing ........................5.8 Peranc:angan Rangkaian Starter •• 109

5.9 Prosedur Mengoperasikan Alat •• 112

....................................

.................. . . . . . . . . . . . . . . .PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

6.2 Rangkaian Pengujian

6.3 Prosedur Pengujian

.118

.119

.123

•• 119

.121

•• 118

.118

...

....

............

..................

............ .. . . . . . . . . . . . . . . .

Gelombang

..................................................'. .........

Bentuk

.............

Pengujian

Pengamatan

Pengukuran

Tujuan

BAB VI

6.1

6.6 Pembahasan

6.4 Hasil

6.5 Hasil

6.6.1 Bentuk Gelombang ........................... .123

6.6.2 Hubungan Tegangan Arus dan Temperatur benda ••• 124

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN .......................... .127

DAFTAR PUSTAKA ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 129

viii

Page 10: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Serangkaian Langkah Reaksi di CVD •••••••••••• 2

Gambar 1.2 Aliran Fluida di atas Permukaan Padat ••••••• 3

Gambar 1.3 Kecepatan Tumbuh Lapisan pada CVD •••••••••• 6

Gambar 1.4 Reaktor Horisontal •••••••••••••••••••••••••• 8

Gambar 1.5 Reak tor Verti ka 1 •••••••••••••••••••••••••••• 8

Gambar 1.6 Hot Wall Reaktor Horisontal •••••••••••••••••• 9

Gambar 1. 7 Hot Wall Reaktor Vertikal •••.•••••••••••••••• 11

Gambar 1.8 Kecepatan reaksi untuk rekasi endoterm •••••• 12

Gambar 1.9 Plasma Enhanced CVD Reactor ................. 14

Gambar 1.10 Karakteristik dan Aplikasi Reaktor CVD ••••• 14

Gambar 1.11 Resistivitas Polikristalin ................. 18

Gambar 1.12 Resistivitas dan Konsentrasi dopan ••••••••• 18

Gambar 1.13 Dopant Segregation & Carrier Trapping •••••• 19

Gambar 1.14 Cacat permukaan •••••••••••••••••••••••••••• 22

Gambar 1.15 Proses Autodoping pada proses epitaksi ••••• 23

Gambar 2.1 Distribusi Rapat Arus Konduksi ••••••••••••• 27

Gambar 2.2 Konfugurasi Dasar Sistem Pemanas Induksi ••• 28

Gambar 2.3 Beban Pemanas Induksi •••••••••••••••••••••• 29

Gambar 2.4 Rangkaian Ekivalen sederhana •••••••••••••••• 31

Gambar 2.5 Penampang koil pemanas dan benda silinder

padat .......................................2, ..

"

" ..

31

Page 11: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Gambar 2.6 Kurva 1aktor koreksi K untuk persamaan

2-9 dan 2-11. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. 34

Gambar 2.7 Kurva 1aktor koreksi F r untuk Persamaan 2-10. 34

Gambar 2.8 Kurva Faktor Koreksi ¥ untuk Persamaan 2-10

dan 2-11 •••••••••••••••••••••• '•••••••••••••• 34

Gambar 2.9 Kurva Faktor Koreksi F untuk Persamaan 2-11. 34x

Gambar 2.10 Rangkaian Kapasitor kompensasi Paralel 39

Gambar 3.1 Prinsip Dasar Inverter Sumber Arus .•••••••••• 45

Gambar 3.2 Rangkaian Dasar Tipe Transistor Setengah Jem-

batan tipe Sumber Arus •••••••••••••••••••••• 45

Gambar 3.3 Prinsip Kerja Rangkaian ••••••••••••••••••••• 46

Gambar 3.4 Bentuk Gelombang Teoritis ••••••••••••••••••• 49

Gambar 3.5 R~nkaian Ekivalen TI OFF dan T2 ON •••••••••• 50

Gambar 3.6 Aliran Arus pada Induktor Ld •••••••••••••••• 56

Gambar 3.7 Bentuk Arus Induktor L d ••••••••••••••••••••• 61

Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Rangkaian ••••••••••••••• 63

Gambar 4.2 Rangkaian Penyearah dan Filter LC ••••.••.••• 65

Gambar 4.3 Rangkaian Induktor Searah ••••••••••••••••••• 67

Gambar 4.4 De1inisi waktu penyaklaran transistor ••••••• 68

Gambar 4.5 Komutasi Overlaping konduksi karena keter-

lambatan proses pemadaman transistor •••••••• 69

Gambar 4.6 Rangkaian Anti Arus Mundur .............. .. . . 69

Gambar 4.7 E1ek Kapasitor Parasit Cc b pada transistor ••• 71

Gambar 4.8 Rangkaian Tangki LC

x

......................... 72

Page 12: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Gambar 4.9 Rangkaian Pacu Basis •••••••••••••••••••••••• 74

Gambar 4.10 Diagram Blok Rangkaian Timing •••••••••••••• 76

Gambar 4.11 Rangkaian Transduser Sinyal Kendali •••••••• 77

Gambar 4.12 Rangkaian Starter •••••••••••••••••••••••••• 81

Gambar 5.1 Diagram Aliran prosedur Perancangan Rangkaian 84

Gambar 5.2 bentuk dan Ukuran Grafit •••••••••••••••••••• 85

Gambar 5.3 Konstruksi Koil Pemanas ••••••••••••••••••••• 88

Gambar 5.4 Realisasi Rangkaian Inverter transistor ..... 95

Gambar 5.5 Bentuk dan Ukuran Inti Induktor Searah Ld ... 98

Gambar 5.6 Bentuk dan Ukuran Inti Induktor searah Ld····103

Gambar 5.7 Realisasi Rangkaian Pacu basis .... . . . . . . . . . .. 106

Gambar 5.8 Realisasi Rangkaian transduser Sinyal ••••••• 108

Gambar 5.9 Realisasi Rangkaian Pengubah gelombang Sinus

ke per••;1 ..~ •.................. ' 108

Gambar 5.10 Realisasi Rangkaian Starter •••••••••••••••• 111

Gambar 5.11 Saklar Panel Alat •••••••••••••••••••••••••• 112

Gambar 5.12 Rangkaian Lengkap Inverter Transistor tipe

Sumber Arus •.••••••.•.•••••••.•....•.•••.•• 116

Gambar 5.13 Konstruksi Atat •••••••••••••••••••••••••••• 117

Gambar 6.1 Rangkaian Pengujian •••••••••••••••••••••••• 118

Gambar 6.2 Bentuk Gelombang Tegangan Transistor ••••••• 115

Gambar 6.3 Bentuk Gelombang Tegangan Transistor dari Gambar

6.2 Skala waktu diperlebar 1~/div ••••••••• 120

Gambar 6.4 Bentuk Gelombang Tangki LC ••••••••••••••••• 120

.. ' .

Page 13: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Tabel 6.1

DAFTAR TABEL

Has!l Pengukuran Hubungan Sumber Tegangan

Searah E, arus searah' masukan 2Iddan

temperatur pada benda 8 •••••••••••••••••• 119

Tabel 6.2 Perband!ngan has!l pengukuran dengan has!l

perhitungan .•...••....••.••.•.••..·•••.••..• 124

xiii

Page 14: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

padat diatas

tetapi dengan

(reactan) yang

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam proses pembuatan rangkaian terintegrasi lapisan

-lapisan 'silikon dioxide', 'silikon nitride', 'polysilikon'

dan lapisan 'epitaxi' dibuat dengan alat 'Chemical Vapour

Deposition' CVD.

CVD didefinisikan sebagai formasi lapisan

substrat yang tidak di'rusak' pembuatannya,

menggunakan reaksi kimia pada phase uap

mengandung bahan-bahan yangdiperlukan.

Tulisan ini dimulai dengan gambaran umumCVD yang telah

banyak digunakan, dilanjutkan dengan CVD yang dirancang di

PAU-ME ITB.

Didalam bab pertama uraikan konsep dasar reaksi CVD,

macam-macam CVD dan aplikasinya. Dalam bab II dibahas mengenai

teori sistem pemanasan CVD dalam hal ini pemanas induksi. Bab

III menjelaskan mengenai metoda pembangkitan pemanas induksi

dengan inverter transistor setengah jembatan. Kemudian bab IV

diberikan mengenai komponen-komponen yang digunakan.

Dilanjutkan dengan bab V diuraikan mengenai perancangan dan

realisasi CVD . Bab VI membahas pengujian dan bahasannya.

Diakhiri dengan bab VII kesimpulan .

1

Page 15: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

1.1 Prinsip Dasar CVD

Dalam CVD terjadi satu atau lebih gas yang bereaksi di

permukaan untuk membentuk sua t u- lapisan. Lapisan yang

diinginkan memiliki ketebalan dan komposisi yang

'uniform'(merata) dan memiliki struktur serta kemurnian yang

dapat diprediksi. Sehingga cara bereaksi, bahan-bahan dan

perlindungan terhadap kontaminasi memerlukan penangannan yang

baik pada CVD.

Proses pembentukan lapisan dapat digambarkan sebagai

berikut:

Subscoucnt;urface re~cljons

Film-Ionningreaction

o{..;

'I!)c·~(.rp:i()n

> 0 00 () -----+- orQ2:Q."'.Q:'.;.... -'-~~_______J

Dijfu,jnn oft cact a rux to ~lIrf<irr

Figure 8-1 The sequence o~ reaction steps in a CVD reaction.

(Gambar 1.1 Serangkaian langkah reaksi di CVD)

Tahapan kerjanya adalah yang pertama molekul-molekul

reaktan didifusikan ke permukaan substrat, kemudian diserap

oleh permukaan substrat lalu terjadi reaksi. Selanjutnya

diikuti oleh serangkaian reaksi kimia yang membentuk Iapisan

dan akhirnya gas hasil produksi terpisah meninggalkan

substrat.

2

Page 16: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

1.1.2 Perjalanan Reactan di Permukaan Substrat

Perjalanan aliran suatu reactan dapat diturunkan dari

perjalanan aliran fluida diatas permukaan substrat,

digambarkan sebagai berikut:

••

• )

)

)

)

)

(Gambar 1.2 Aliran fluida diatas permukaan padat)

Pada permukaan substrat akan terjadi gaya yang menarik

aliran fluida sehingga mempengaruhi kecepatan aliran. Jika

dilihat dengan hukum Newton tentang aliran viskositas dapat

dituliskan sebagai berikut:

F = dvdz (1-1)

~ adalah viskositas fluida, v adalah kecepatan aliran dan z

adalah jarak dari permukaan substrat. Dari persamaan tersebut

terlihat agar gaya yang tak terhingga dapat dicegah maka

kecepatan pada permukaan haruslah" nol, dan

3

membesar

Page 17: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

terhadap jarak .

Pada suatu ketinggian tertentu kecepatan aliran mencapai

99% dari v Tinggi dari substrat sampai ke ketinggian

tersebut didefinisikan sebagai 'boundary layer'.

Ada beberapa hukum aliran fluida tanpa dimensi yang

dapat digunakan untuk menggambarkan tingkah lakunya. Salah

satu besaran yang digunakan adalah besaran reynold (Re)

Re = d v p(1-2)

p adalah kerapatan fluida

misalnya diameter tabung.

d lebar dari aliran system

Ketebalan 'boundary layer' jika dihubungkan

besaran reynold

dengan

6 =l

(1-3)

l adalah jarak dari batas awal permukaan substrat.

Aliran reactan / fluida memiliki flux j

j D= -6-- (No - No) (1-4)

D adalah 'diffusivity' dari reactan bentuk gas. Sedangkan No

dan No masing-masing adalah konsentrasi reactan pada

'boundary layer' bagian atas dan bagian bawah/permukaan

substrat.

4

Page 18: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Penurunan rumus diatas diasumsikan alirannya 'laminar'.

Jika terjadi 'turbulace' maka akan mempengaruhi harga-harga

diatas. 'Turbulace' terjadi pada bilangan Reynold diatas 2000

tetapi kebanyakan CVD memiliki Re sekitar 100 sehingga

relatif tidak terjadi 'turbulance'.

Pengaruh yang lain adalah gadien temperatur pada CVD jua

mempengaruhi aliran gas, jika efeknya keell

pemakaian 6 diambil harga efektifnya.

1.1.2 Reaksi pada Permukaan Substrat

seringkali

Reactan yang di difusikan di permukaan di konsumsi oleh

reaksi yang membentuk lapisan. Flux dari re.otan di permukaan

adalah sebagai berikut:

j = Rs No (1-5)

Rs adalah kecepatan reaksi permukaan, nilai Rs didapatkan

dari

Rs = R' exp (1-6)

EA adalah energi aktivasi, ~ adalah konstanta Boltzman, T

adalah temperatur dan R' adalah konstantapada suatu reaksi

dan konsentrasi reaktan tertentu.

Kecepatan reaksi CVD dapat ditentukan dengan flux dari

(1-4) & (1-5)

j =

5

D No RsD + 6 Rs

(1-7)

Page 19: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Biasanya lebih menarik jika yang dilihat adalah

kecepatan tumbuh Ro yaitu ketebalan lapisan persatuan

waktu.

volume

Ro = j/r r adalah jumlah atom persatuan

Ro =

Pada temperatur tinggi

Ro ~

D No Rsr (D + 6Rs)

6.Rs » D

D Nor 6

(1-8)

terjadi kondisi

kecepatan tumbuh lapisan ditantukan oleh ketebalan, 'boundary

layer' dan diffusivity . Pada temperatur rendah D » 6 Rs

ter jad i

Ro ~No Rs

r

Pada kondisi ini temperatur sangat berpengaruh terhadap

kecepatan pertumbuhan lapisan (fungsi exponensial)

Gambaran umum kecepatan pertumbuhan lapisan terhadap

temperatur untuk semua CVD sebagai berikut:

(Gambar 1.3 Kecepatan tumbuh lapisan pada CVD)

6

Page 20: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Pada temperatur tinggi terjadi daerah yang disebut 'mass

transport limited' pada daerah ini temperatur naik

menyebabkan kecepatan reaksi melampaui kecepatan datangnya

reactan yang disuplai ke permukaan substrata Pada temperatur

rendah kecepatan reactan yang sampai melebihi kecepatan

reactan dikonsumsi oleh reaksi permukaan. Daerah ini disebut

, Surface reaction rate limited', p engon t r o.Lan temperatur

harus dilakukan dengan baik pada daerah ini.

1.2 Jenis reactor CVD

Suatu reactor mempunyai dua kegunaan utama yaitu untuk

mendapatkan suplai gas reactan yang uniform ke permukaan

substrat dan untuk mendapatkan energi (biasanya panas) untuk

mengimbangi energi aktivasi agar dapatbereaksi dan terjadi

proses. Jenis CVD dapat dilihat dari beberapa segi seperti

sistem pengaliran gasnya, sistem pemberian panasnya tekanan

yang digunakan dan pemakaian plasma.

1.2.1 Metoda pemberian gas

Dilihat dari mode mengalirnya gas, pada prinsipnya ada

dua bentuk geometris CVD. Pertama dan yang paling sederhana

reactor horizontal seperti pada gambar berikut:

7

Page 21: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

To exhaust)

(Gambar 1.4 Reactor horizontal)

Bentuk ini mirip dengan tabung 'Diffusion Furnance'

dengan pengaliran gas seperti ini ada kemungkinan gas

menglir langsung diatas substrat/ suseptor, sehingga timbul

daerah kosong persis di permukaan substrat, hal ini

menyebabkan tidak 'uniform'. Untuk mengatasinya biasanya

dengan memiringkan suseptor·seperti pada gambar atau dapat

juga dengan membuat perbedaan temperatur yang teratur (Ramp)

di sepanjang daerah reaksi .

Bentuk reaktor yang lain adalah vertical.reactor bentuk

reactor ini mirip sungkup. Jika digambarkan sebagai berikut:

9Fc:::::\\~

Gas ---f tinlet

To exhaust

(Gambar 1.5 Reactor vertikal)

8

Page 22: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Gas disuplai dari tengah-tengah dan akan mengalir

kebawah mengenai substrat. Susseptor yang menjaga substrat

biasanya dapat diputar pelan agar aliran gas yang mengenai

permukaan substrat lebih 'uniform'. Panjang rute aliran gas

pada model ini lebih pendek dan faktor pengosongan gas

menjadi kurang. Kelemahannya model

kompleks.

1.2.2 Metoda pengaliran panas

seperti ini lebih

Jika dilihat dari metoda pengaliran panas dapat dibagi

atas 'Hot wall reactor' dan 'Cold wall reactor'. Pada 'Hot

wall reactor' bagian yang terpanas adalah dinding reactor dan

panas ini akan disalurakan ke substrat. Reactor model ini

biasanya berbentuk horizontal sebagai berikut;

(Gambar 1.6 Hot wall reactor horizontal)

'Hot wall reactor' berguna sekali terutama pada reaksi-reaksi

9

Page 23: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

kimia yang 'exothermio', Reaksi 'exothermio' adalah suatu

reaksi dimana produk yang diinginkan memiliki energi aktivasi

yang lebih besar dibandingkan dengan energi aktivasi

reaotannya. Atau reaksi tersebut melepaskan energi.

Pada prinsipnya semua reaksi kimia 'reversible'. Agar

lebih jelas • untuk reaksi 'exothermio'. pada temperatur yang

tinggi 'forward reaotion' dikalahkan oleh 'reverse reaoton'

keoepatan reaksinya. 'forward reaotion' adalah arah reaksi

kearah produk yang diinginkan. Sedangkan reverse reaotion'

adalah arah reaksi ke arah yang tidak di inginkan. Jika

digambarkan sebagai berikut:

1':; reaction rate

In k

If T )~ T

(Gambar 1.6 Keoepatan reaksi untuk reaksi exothermik)

Dengan dinding reaotor yang lebih panas maka reaksi

10

Page 24: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

'exothermik dapat berlangsung pada suhu tinggi.

Untuk jenis 'Cold wall reactor' dapat

sebagai berikut:

digambarkan

(Gambar 1.7 Cold wall reactor vertikal)

Pada sistem ini bagian substrat menjadi lebih panas

dibanding dinding yang melingkarinya. Reactor ini berguna

pada reaksi-reaksi yang 'endothermic'. Reaksi 'endothermic'

adalah reaksi dimana produk reaksinya mempunyai energi

aktivasi yang lebih rendah atau reaksi tersebut menyerap

energi. Sifat reaksi ini jika dilihat grafiknya terhadap

temperatur adalah sebagai berikut:

11

Page 25: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

In k

II T )-

-0( T(Gambar 1.8 Kecepatan reaksi untuk reaksi endothermik)

Pada temperatur yang makin tinggi reaksinya berlangsung

jauh lebihcepat untuk yang 'forward reaction'. Sehingga jika

pada reaksi ini menggunakan 'Cold wall reactor' tidak akan

terjadipanas yangtidak terkontrol.

1.2.3 ·Low Pressure CVO· CLVCVO)

Pada temperatur rendah ketebalan 'bounday layer' menjadi

bagian yang terpenting dalam pembentukan lapisan. Agar

ketebalan 'boundary layer' menjadi lebih tipis dapat

dilakukan dengan menurunkan tekanan pada reactor. Reactor

dengan tekanan yang rendah disingkat dengan LVCVD.

Dengan melihat persamaan (1-2) dan (1-3). flux gas

berbanding terbalik dengan ketebalan 'boundary layer' dan

berbanding lurus dengan difusivity D. Difusivity berbanding

12

Page 26: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dan

makin

tekanan

layer'

terbalik dengan tekanan Dengan menurunkan

kecepatan aliran gas dinaikan maka 'bounday

tipis dan ketebalan lapisan meningkat.

LPCVD memiliki beberapa keuntungan, diantaranya aliran

gas dapat lebih 'uniform' dan jumlah substrat yang dapat

diproses bersamaan dapat lebih banyak sehingga produktivitas

tinggi.

1.2.4 "Plasma Enhanced CVO"

Reaksi CVD berlangsung pada temperatur yang tinggi untuk

mengatasi energi aktivasi reactan. Temperatur tinggi ini

dapat merusak substrat, khususnya bagian-bagian metal.

Sehingga akan lebih baik jika energi yang disuplai pada

reactan lebih selektif hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan plasma.

Metoda yang efisien untuk memecahkan molekul-molekul gas

menjadi lebih reaktif adalah dengan rf plasma.

Dengan plasma maka reactan akan lebih reaktif dan dapat

bereaksi pada temperatur yang lebih rendah. Plasma dapat

timbul pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfir.

Plasma Enhanced CVD dapat digambarkan sebagai berikut:

13

Page 27: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Groundedheated

suscepior

J,To pump

II

1-Gasjinlet

(Gambar 1.9 Plasma enhanced CVD reaktor)

Beberapa karakteristik dan

adalah sebagai berikut:

aplikasi dari reaktor CVD

PROCESS ADVAND\GES DJ5i' nVj\l-,fT'Y-;[-, M'PLlCAT1£lli.$

APCVD Simple Reactor, Poor Step Coverage, Low Temperature

(Low Temperature) Fast Deposition, Panicle Contamination Oxides, both doped

Low Temperature and undopcd

LPCVD Excellent Purity and High Temperature IIigh Temperature

Unifonnity, Conformal Low Deposition Rate Oxides, both doped andStep Coverage, undopcd, Silicon Nitride,

Large Wafer Capacity Poly-Si. W, WSi2

rscvn Low Temperature. Chemical (e.g. H2) and Low Temperature

Fast Deposition, . Particulate Insulators over Metals,

Good Step Coverage Contamination Passivation (Nitride)

(Gambar 1.10 Karakteristik dan Aplikasi Reaktor CVD)

14

Page 28: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

1.3 Aplikasi CVD

CVD telah digunakan pada banyak jenis lapisan berupa

isolator, semikonduktor dan metal. Secara umum gas yang

digunakan sebagai reactan pada pembentukan lapisan dengan CVD

adalah elemen-elemen untuk lapisan berupa gas dengan hidrogen

atau chlorine.

Didalam bab ini akan di uraikan aplikasi CVD pada

pembentukan lapisan-Iapisan silikon dioksida, silikon

nitride, polycrystalline silikon dan lapisan epitaksi.

1.3.1 Silikon Dioksida (SiO )z

Diatas suatu substrat silikon dapat ditumbuhkan silikon

dioksida (Si02

) secara langsung di oksidasi,tetapi jika di

permukaan substrat ada lapisan metal ata~ ada lapisan lain,

SiOz tidak dapat ditumbuhkan dengan dioksidasi. Dalam hal ini

oksidasi CVD dapat mengatasinya.

Lapisan tipis SiOz kadang-kadang disebut sebagai vapox,

pyrox atau silox.

Campuran silikon yang dapat dioksidasi adlah SiCI4, SiBr4

SiHzClz dan TEOS (Si(OCzH5 ) 4 ) dan sebagai oxidatornya

dapat digunakan 0z' NO, N 0 atau CO dengan hidrogen.z z .

Reaksi dasar yang terjadi adalah dengan mengoksidasi

silane S ' H1. 4 + + 2Hz

Reaksi ini bekerja pada temperatur 400-500 °cenergi aktivasinya 0,4 eV.

15

dengan

Page 29: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

CVd silikon dioxide sering kali di 'doped' dengan gas

menghasilkanlain sebagai contoh ditambah diboran (BzHcs)

campuran yang disebut 'Borosilikate glass' (BSG) jika

'Phosphosilikatemenghasilkanditambahkan Phosphine (PH g )

glass' (PSG).

PSG atau pyroglass adalah lapisan yang banyak digunakan

khususnya sebagai isolator antara lapisan-lapisan konduktor

atau sebagai proteksi pada proses akhir pembuatan devais.

1.3.2 Silikon Nitride

Silikon nitride ( Si gN 4) merupakan lapisan yang penting

karena memberikan kemampuan sebagai suatu penyaring ('mask')

untuk proses oksidasi yang selektif .juga digunakan sebagai

dielektrik.

Reaksi yang digunakan adalah gas campuran silikon dengan

amonia (NHg

) contoh reaksi berbagai macam gas pembentuk

silion nitride :

3 SiH4 + 4 NH g SigN 4

+ 12 Hz

3 SiC14

+ 4 NH g SigN 4+ 12 HCl

3 SiHzCl z + 4 NH4

SigN 4+ 6HCL + 6Hz

Energi aktivasinya sekitar 1.8 eV dengan temperatur reaksi

masing-masing 700-900 °C. 850 °c dan 650-750 °C.

16

Page 30: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

· ,

1.3.3 Polycrys~allineSilikon

Polycrystalline Silikon (polysilikon atau poly) dapat

membentuk lapisan dengan resistivitas yang rendah

merupakan konduktor yang berguna. Lapisan ini seringkali

digunakan sebagai gate pada MOS transistor, resistor atau

sebagai penghubung antara lapisan metal dengan substrat

sehingga terbentuk sambungan yang bersifat 'ohmic contack'.

Pada penggunaan gate MOS transistor lapisan ini bermanfaat

pada proses 'self alignment' dan mempunyai

gate yang rendah.

kapasitansi

Polysilikon didapat dengan diendapkan (diuraikan dalam

panas) bahan silane:

SOH1 4 Si

temperatur kerjanya 600-650 °c dengan energi aktivasi 1,7 eV

Polysilikon biasanya di'doping' dengan hydride yang

lain yaitu phosphine, arsene atau diborone. Untuk dopant

type-p akan meningkatkan kecepatan pengendapan sedangkan

type-n sebaliknya.

Pemberian 'dopant' mempengaruhi/meningkatkan

resistivitas dibandingkan terhadap resistivitas silikon

murni. Tetapi dengan 'dopant' yang tinggi selali

polysilikon resistansinya praktis sama.

17

pada

Page 31: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

RESISTIVITY OF PHOSPHORUS-DOPEDPOL YCRYST ALLINE SILICON

.o'r---:-----------,

'0'

l .0'

<;-.'0

'0'

"'0 I'" Ie",--'

(Gambar 1.11 Resistivitas Polycrystalline)

(Gambar 1.12 Resistivitas & konsentrasi dopant)

Perbedaan resistansi yang tinggi pada doping yang sedang

disebabkan oleh :

1. Pemisahan atom 'dopant' ke batas-batas butiran poly.

2. Terperangkapnya muatan pada batas-batas butiran poly.

18

Page 32: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

(a)

DOPANT SEGREGATION

. ~ . " · · ~. . .' . ·· · ·,~ · '.,~: '_to." · .': .. ; , · , ,I""'Q~':~ ·,· , · " . ·I. · · :- · ,....'. ·· ·., · · · · '., : . . " · · .~ ·.. ·. .... .. ~': :1,- : ·.., ·'.0 · , . :. · · 0 ··.· · .· " · · · .. ·. , · "I '0 · 0

·: · . 0 ..~ ..

'" ~., .. · · ......-, '. ·.' '. .' ~:

; .': . '. · · · .. ;, ·'. ·

(b)

CARRIER TRAPftNG

· . · ., ·· ·· · · 00 .' .'· · '.., .· · '0 00 · ··.· · .' . · . .. ,· ··· ,, · · .· · · ,

.' · ·· I '. ·· · · , :~

· , , .. · · · ·· ·. . , · · ·· . · · ·, · · .. . ·I · · I' · · · .. ·, · .. · .· ·· ..0 · . · ,

: · . . · · · ·,

.' · , · · '. · , ·" . , · ·· . · :· . , ·· ." ; "

. · ....· · • , , · · , .. ·· . . · 0. · · .. ~ , ·. . · .. · .. r ·. · ·

--4---'---f-- Ec

(e) -- --~ --- --Et (d)

--t---f---t-- E" E"

(Gambar 1,13 Dopant segregation & carrier trapping)

Teknik doping untuk polysilikon ada tiga cara yaitu

Diffusi, Ion implantation dan In Situ, Doping menggunakan

diffusi dilakukan pada temperatur relatif tinggi (900-1000 °C)

Keuntungan model ini adalah dapat diberikan konsentrasi

dopant yang sangat tinggi kedalam lapisan sehingga

menghasilkan resistivitas yang rendah, Kerugian doping dengan

teknik diffusi adalah bekerja pada temperatur tinggi dan

meningkatkan kemungkinan rusaknya permukaan lapisan.

Dengan metoda implantasi ion memberikan keuntungan

kontrol yang presisi terhadap dosis dari dopant, hal ini

berguna pada pembuatan harga resistor, dalam pembuatan statik

memory atau dalam mempelajari tentang doping,

19

Page 33: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

lapisan-lapisan amorphous dan crystalline

krisatal berukuran ~m atau lebih.

dirubah ke

diffusiori atau

unutk membentuk

1.3.4 S11ikon Epitaxy

Epitaksi silikon digunakan untuk membuat suatu endapan

yang uniform. suatu lapisan dengan doping rendah diatas

substrat dengan doping yan gtinggi atau diatas substrat yang

memiliki bagian yang dopingnya tinggi.

Teknik yang sederhana (misal 'impurity

ion implatation') hanya dapat digunakan

lapisan dengan doping tinggi diatas substrat yang dopingnya

rendah.

20

Page 34: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

'.

Ketebalan lapisan epitaksi memiliki range lebih keeil 1

~m (untuk IC yang baik) sampai dengan lebih besar 25 ~m

(untuk devais tegangan tinggi). Epitaksi ini tidak hanya

digunakan untuk IC bipolar tetapi juga IC-IC NMOS dan CMOS

digunakan untuk memperkeeil radiasi parasitik dan efek

kapasitansi.

Sebelum dimulai proses CVD permukaan silikon dieteh

dengan gas HCL agar didapat permukaan yang bersih. Biasanya

ada beberapa eaeat di permekaan substrat. jika eaeatnya keeil

(d~mensi atom) lapisan epitaksi dapat' menjembati sehingga

tidak akan tampak pada permukaan lapisan epitaksi. Jika eaeat

yangterjadi besar maka akan tampakeaeat pulapada permukaan

lapisan epitaksi. Caeat yang terjadi akan mengikuti orientasi

kristalnya . Untuk orientasi kristal {lll} eaeat pada lapisan

epitaksi akan timbul bentuk pyramid atautripyramid. Hal ini

sangat mengganggu pada saat fotolithografi yaitu kontak

masker tidak akan sempurna.

Bentuk eaeat sebagai berikut:

21

Page 35: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

(Gambar 1.14 Cacat permukaan )

Bahan yang banyak digunakan 5ilikon Tetracloride (5iC14

)

dengan reaksi

5i C14

+ 5i + HCl

reaksi ini reversibel HCl dapat mengetch 5i dan jika

substratnya doping tinggi menyebabkan ada atom-atom doping

yang berpindah tempat sifat ini dikenal dengan nama 'auto

doping'

OXide~

w~. ~9z.

L'it~~~J" ;~~;;.

Substrate

Heavily n-doped p-dopedby diffusion

22

p-dopedOriginalsubstratesurface

Page 36: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Dopant fromreactant gas

stream~~ " .:.:. ;~:_.: 7!-~.. - ". ,:,".. ~-'.~

~, ,:::-:f:::::::~~(;;~

Boundarylaver

Autodopedepitaxial layer

(Gambar 1.15 Proses 'autodoping' pd. proses epitaksi)

Gas-gas yang biasa dipergunakan sebagai ,dopant'

Diborane (B2Hcs ) ' Phosphine (PHs) dan Arsene ( AsHg ) .

reaktan silane dopant 0.1% dari carriernya menjadikan

Untuk

Si type-N resistivitasnya 1 ohm-em, konsentrasi gas

'dopant "nva

silikon.

5. 10 15/Cm9atau 1 dopant untuk

?10 atom

Resistivitas dapat berubah karena pengaruh-pengaruh:

1. Silikon (substrat) mengandung sumber gas

2. Penanganan sistemnya

3. Dopant dari dinding reactor

4. Susceptor yang menyangga wafer.

Untuk memperkecil pengaruh autodoping dan outdiffusion

1. System beroperasi pada temperatur rendah

2. Jangan menggunakan SiC14

agar tidak timbul HCL

23

Page 37: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

3. Gunakan pengendapan (deposition) dua lapis.

1.3.5 Silikon Oxyndtrides dan SIPOS

Material-material yang mirip karakteristik diantara

nitrides dan oxygen adalah material silikon oxynitrides

Material ini dibentuk dari reaksi SiH. dengan

Sifat-sifat yang dapat dibentuk oleh material

[SiD N (H )].x y z

N 0 dan NH .. 2 S

ini adalah untuk menyempurnakan stabilitas temperatur,

tegangan (stress) bahan rendah dan tahan retak.

Penggunaan gas helium sebagai'.

pembawa meningkatkan

ke'merataan'(uniformity) indeks bias lapisan. Silikon

oxynitrides juga memberikan sifat yang baik untuk penggunaan

isolator diatara Al konduktor.

Silikon yang kaya lapisan-Iapisan oxide (atau dikatakan

juga semi isolating polycrystalline silikon I SIPOS) dapat

dibuat dalam reactor-reactor AVCVD, LPCVD dan PECVD. bahan

ini membentuk emiter menjadi bipolar transistor memiliki gain

yang super, bahan ini juga digunakan sebagai injector dalam

electrically-erasable-read-only-memory (EEPROM). Komposisi

kimia SIPOS adalah SiD dimana x memiliki harga antara 0,48x

sampai kurang dari 2, Macam-macam lapisan dapat dibentuk

dengan menjaga perbandingan 02dan SiH. lebih kecil dari 3,5.

24

Page 38: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

­,

1.4 Perlindungan dan keselamatan

Proses-proses pada CVD menggunakan gas-gas yang reaktif

dimana seringkali beracun, mudah terbakar atau keduanya. Gas

-gas hYdrides phosphine. arsenin dan diborane

gas-gas beracun dan juga mudah terbakar.

kesemuanya

Silane adalah gas beracun, mudah terbakar dan dapat

meledak • ia akan terbakar spontan di udara. (Karena silane

dapat meledak. ada kecendrungan mengabaikan sifat beracunnya.

Pada konsentrasi yang cukup rendah silane tidak akan

'menyalakan' tetapi ia tetap merupakan racun yang berbahaya).

Ammonia dan campuran chlorine adalah racun dan bersifat

corrosive/bersifat merusak.

Hydrogen seringkali digunakan sebagai gas pembawa.

adalah sangat mudah terbakar dan membentuk campuran yang

dapat .meledak. Hydrogen ketika panas dan kontak dengan

oksigen dapat meledak. Suatu proses yang mengikutkan serta

hydrogen pada temperatur kerja yang tinggi adalah sangat

berbahaya. Semua system harus tanpa kebocoran dan sistem

penanganan gas harus tanpa cacat.

Pompa vakum dapat mengumpulkan racun dan

material-material yang merusak dan penanganan khusus harus

dilakukan saat pembersihan dan penggantian olio

25

Page 39: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

BASIl

TEORI PEMANAS INDUKSI

2.1 Prinsip Dasar

Menurut hukum induksi Faraday, bahwa induksi medan

maknit yangberubah - ubah pada suatu benda pada hakekatnya

akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) induksi

GGL =d~

- (2-1)dt

Bila benda tersebut bersifat konduktor listrik, maka pada

benda tersebut akan mengalir ars yang disebut arus induksi.

Karena bahan konduktor mempunyai resistansi, maka selanjutnya

aLi r-an arus induksi tersebut akan menimbulkan panas(I 2R)

Gejala pemanasan karena induksi medan magnet ini dikenal

sebagai rugi - rugi arus eddy pada mesin - mesin listrik.

Sesuai dengan hukum induksi Faraday, bila frekuensi

perubahan medan maknit makin tinggi~ maka ggl induksi akan

bertambah besar. Oleh sebab itu pemanas induksi membutuhkan

medan maknit frekuensi tinggi untuk menghasilkan arus induksi

yang besar pada benda. Didalam medan magnit frekuensi tinggi,

arus induksi yang mengalir pada benda mempunyai sifat efek

kulit, yaitu arus induksi akan berkonsentrasi pada permukaan

26

Page 40: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

benda. Jarak dari permukaan dimana arus induksi menyusut

menjadi l/e atau 37 % dari rapat arus permukaan disebut tebal

kulit ': [1]

6 = 5030J ~f. [em] : (2-2)

dengan 6 = tebal kulit [em]

p = resistivitas bahan [ohm em]

~ = permeabilitasrelatif

f = frekuensi [Hz]

Selain arus induksi. sifat histeresis bahan maknetik

juga dapat menimbulkan pemanasan. Akan tetapi. karena adanya

efek kulit pada frekuensi tinggi sehingga penetrasi medan

maknit yang menembus benda menjadi terbatas. Maka. pemanasan

akibat histeresis biasanya eukup keeil bila dibandingkan

dengan pemanasan oleh arus induksi dan dapat diabaikan.

."t~ t - )1

0, '7

,JAI>.t<K

Gambar 2.1 Distribusi rapat arus induksi

27

Page 41: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

2.2 Konf'igurasi Dasar Sis'lem Pemanas InduJcsi

Konfigurasi dasar sistem pemanas induksi terdiri atas

dua bagian utama seperti diperliha~kan pada gambar 2.2.

BEBANSUMBER

II

....------~·~rf--------t-

Gambar 2.2 Konfigurasi dasar sistem pemanas induksi

- Bagian sumber. yaitu generator G yang merupakan generator

arus listrikfrekuensi tinggi sebagai sumber daya/ energi

listrik.

- Bagian beban; yang terdiri atas sebuah induktor yang

berfungsi mengubah energi listrik dari generator menjadi

energidalam bentuk medan magnit untuk menginduksi benda

sehingga terjadi proses pemanasan.

28

Page 42: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

2.3 Rangkaian Listrik Beban Pemanas Induksi

Secara listrik. rangkaian beban pemanas induksi dapat

dipandang sebagai suatu ttansformator dengan :

- sisi primer adalah koil pemanas .

- sisi sekunder adalah benda kerja

- inti adalah udara

I p Rp I sI p ~ 4

tIII

iVp Vp Xs Rs

III

II

..( a ) (b)

Gambar 2.3 Beban pemanas induksi

(a) Simbol

(b) Rangkaian ekivalen

Berdasarkan gambar 2.3(b) diperoleh persamaan rangkaian

= I p (Rp + j X5) - j wMIs' . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2 - 3 )

29

Page 43: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

o = I (R + jX ) - jwMI (2-4)s . ssp

Substitusi persamaan (2-4) pada persamaan (2-3) diperoleh

=

dengan

I [R + (WM)2 + j{X + - (ZwM)2XS}] (2-5)

p p Zs p s

Persamaan (2-5) menunjukkan bahwa bila benda kerja dimasukkan

ke dalam koil pemanas, maka

(a) Resistansi pada sisi primer akan bertambah sebesar

(b) Reaktansi pada sisi primer akan berkurang sebesar

Xs' = (~:)2 Xs (2-7)

Rs' dan Xs'merupakan resistansi dan reaktansi dari benda

kerja yang direfleksikan pada sisi primer.

Berdasarkan pada persamaan (2-5), rangkaian ekivalen

sederhana diperlihatkan pada gambar 2.4.

30

Page 44: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Ldengan

L = L Ls,

R PR = R Rp

,p

Gambar 2.4 Rangkaian ekivalen sederhana

2.4 Besaran Listrik Beban Pemanas Induksi

Beban kistrik rangkaian ekivalen beban pemanas induksi

dapatditentukan dari besaran fisisnya. Beberapa persamaan

untuk menghitung besaran listrik rangkaian ekivalen beban

pemanas induksi dengan benda berbentuk silinder padat

diringkas dibawah ini1?Bentuk silinder padat dipilih sebagai

bentuk dasar karena analisa matematisnya paling sederhana.

a = jari

b = jari

jari benda

jari koil

6 = tebal kulit

Gambar 2.5 Penampang koil pemanas dan benda silinder padat

31

Page 45: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

2.4.1 Resistansi Primer

Resistansi ae dari sebuah koil lapis tunggal berbentuk

solenoid dari bahan tembaga adalah

Rp = l,~l~ N2

b x 10-6 ohm (2-8)

dengan f = frekuensi

N = jumlah lilitan

1 = panjang koil [em]

b = jari - jari k'oil

s = faktor spasi gulungan

2.4.2 Reaktansi Primer

Reaktansi sebuah koil lapis tunggal

x -910 [K] (2-9)

dengan K = faktor koreksi pada gambar 2.6

32

Page 46: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

2 ••• 3 Resistansi Sekunder

Resistansi ae dari benda yang direfleksikan pada sisi

primer adalah :

2R ' = 2npN (b) (Fr)(Y)

s 1

.0 (2-10)

..

dengan p = resistivitas bahan (ohm em)

b = indeks ratio- a~2/6

Fr = faktor koreksi pada gambar 2.7

Y = faktor koreksi pada gambar 2,8

2.4.4 Reaktansi Sekunder

Reaktansi dari benda yang direfleksikan pada sisi primer

adalah :

x '=s-9---- x 10 x (F )( K )( Y) [ 0 hm] (2 -11 )

)C )C

dengan a = jari - jari benda [em]

F =.faktor koreksi pada gambar 2.9)C

K = faktor koreksi pada gambar 2.6 dengan skala absis)C

diganti 2a(1 ~ 0,5/A ) It

33

Page 47: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

koreksi K untuk persamaan

Gambar 2.6 Kurva faktor

(2-9) dan (2-11)

1':'-~ - - 1- - _. _. .-

i'-. - .- ..- .- _. ..- 1-~

l"- - -. .- .. ... -1""-r'

. ... - r--. ... .. ...

7 _. - -- ........l"-i' ...

. - - -. .- ... t......r--- -........

10

ot>o o.z 0.. on o e 10 IZ 1.4

COIL OI"MI. II. HCOIL-lEi,i;-TH"

nv

koreksi (Fr) untuk persamaan

t-+--t---~_.•.l-._---1-+--+--+--+-1... +- j .- -- -+--+--+~. ,-- •.-

Gambar

(2-10)

2.7 Kurva faktor

.)0

) . ~ ,'IifOCI 11I""0

faktorKurva2.8Gambar

koreksi .(Y) untuk persamaan

(2-10) dan (2-11)'"6 6 10 '2INOE. ""'10

..2

-t= .- -i-·- -- -f- I --

~f-.- IT ~- - .. ., - -

Ir.:' j I-II r-t- .- . · .

JJ.J~~ - .. - - t-- - .. .• · .

0.1

O.

oe

~

06

faktorKurva2.9Gambar

koreksi (Fx) untuk persamaan

(2.1)

• J • • , , •

'11II0(_ 'Ullt'

i-I-I--~ --1.0.....

V,;'

V

VJ

II~~

-

• .~-;~,

'0

'0

. ' 0

.'0

.• 0

.10

• 00

'.

34

Page 48: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Rangkaian ekivalen adalah

Resistansi R = (R + R ' ) ohmp II

Reaktansi X = (Xp + x ' ) ohms

Impedansi Z = I (R2 X2 ) ohm+

2.5 Efisiensi Koil Pemanas

Efisiensi Koil pemanas dapat dihitung berdasarkan

perubahan resistansi ac pada sisi primer sebelum dan sesudah

benda dimasukkan ke dalam koil :

n(%) =R '

sR '+ Rs p

dengan Rs,

= resistansi benda yang direfleksikan pada koil.. pemanas

Rp = resistansi koil sendiri

2.6 Hubungan Frekuensi dengan Efisiensi

Resistansi sekunder yang direfleksikan pada sisi primer

R ' berdasarkan persamaan (2-10) adalah berbanding luruss

terhadap perkalian faktor :

35

Page 49: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Sedangkan resistansi primer Rpberdasarkan persamaan (2-8)

adalah berbanding lurus terhadap yf :

Bila frekuensi dibuat variabel dan berubah dari

frekuensi rendah ke frekuensi tinggi, maka harga Rs'akan

bertambah lebih besar dibandingkan dengan pertambahan harga

Rpkarena perkalian faktor (Fr)(Y) ( lih,t kurva pada gambar

2.7 dan 2.8). Ini berarti efisiensi koil pemanas akan

bertambah tinggi, dimana efek kulit mulai berpengaruh,

perkalian faktor (Fr)(Y) akan menuju pada harga konstan. Dan

bila frekuensi terus dinaikkan, maka kenaikan frekuensi tidak

secara efektif mempengaruhi efisiensi koil lagi, karena harga

R 'maupun R sama - sama berbanding lurus terhadap Yf. Jadis . p

pada frekuensi yang terlalu tinggi, efisiensi koil akan

menuju pada harga yang konstan.

2.7 Hubungan Frekuensi dengan Faktor Daya

Daya nyata yang diserap olehbenda ditentukan oleh

efisiensi koil pemanas dan faktor daya pada rangkaian beban

pemanas induksi. Faktor daya atau cos p dari rangkaian

beban pemanas induksi didefinisikan sebagai perbandingan

36

Page 50: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

antara daya nyata yang dikonsumsi oleh komponen resist if

dengan volt ampere pada rangkaian :

12R Rcos p = = ........................... (2-13)

V I Z

Betdasarkan pada pembahasan pasal 2.6 bahwa harga R 's

berbanding lurus terhadap perkalian faktor ~f(Fr)(Y) pada

frekuensi rendah dan akan berbanding lurus terhadap ~f pada

frekuensi terlalu tinggi. Sedangkan harga impedansi Z yang

bersifat induktif akan bertambah be~ar berbanding lurus

terhadap f. Sehingga bila frekuensi terus dipertinggi. faktor

daya rangkaian beban pemanas induksi akan berkurang. Ini

berarti untuk menghasilkan daya nyata (watt) yang sama pada

frekuensi makin tinggi dibutuhkan daya semu (volt ampere)

yang makin besar pula.

2.8 Pemilihan Frekuensi

Berdasarkan pada pembahasan pasal 2.6 dan 2.7 terlihat

bahwa penggunaan frekuensi tinggi dalam pemanas induksi

adalah untuk memperbesar resistansi benda yang direfleksikan

pada koil pemanas agar efisiensi transfer daya!energi dari

koil pemanas ke benda!dapat diperbesar. Akan tetapi. pada

37

Page 51: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

frekuensi yang terlalu tinggi, efisiensi koil akan menuju

pada harga konstan dan faktor daya akan berkurang.

Berdasarkan dua hal tersebut, maka frekuensi optimum yang

baik digunakan untuk pemanas induksi adalah frekuensi yang

memberikan efisiensi terbesar dan faktor daya terbesar. Hal

ini terjadi pada frekuensi yang memberikan indeks ratio A =2,5. 1 )

a~Dengan memasukkan harga indeks ratio A = --6--= 2,5 pada

persamaan (2-2) diperoleh frekuensi optimum untuk benda

berbentuk silinder padat adalah :

f= x 106 (2-14)

..

dengan t = tebal benda (em)

2.9 Perbal~n Faktor Daya

Penggunaan frekuensi tinggi pada pemanas induksi untuk

memperbesar efisiensi transferdaya/energi dari koil pemanas

ke benda ternyata menyebabkan faktor daya rangkaian menjadi

berkurang. Untuk memperbaiki faktor daya yang rendah dari

koil pemanas, maka pada koil pemanas dapat dipasang sebuah

kapasitor paralel seperti diperlihatkan pada gambar 2.10.

38

Page 52: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

c.

L

R

Gambar 2.10 Rangkaian kapasitor kompensasl paralel

Fungsi kapasitor paralel tersebut adalah untuk mengkompensasi

arus induktif dari koil pemanas. Dengan memilih harga

kapasitor yang sesuai, faktor daya cos p rangkaian beban

pemanas induksi dapat dibuat berharga sama dengan satu,

sehingga arus dari generator dapat diperkecil karena hanya

mengalirkan arus nyata. Rangkaian LC paralel tersebut disebut

sebagai tangki LC karen a sifatnya dapat menyimpan energi.

Impedansi tangki LC adalah :

= + j

Untuk memenuhi kondisi faktor daya cosp = 1, bagian imajiner

39

Page 53: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

harus sama dengan nol, atau

X X 2c L = 0

diperoleh frekuensi pada cos ~ = 1 atau frekuensi resonansi

R_(_ )2

L""""""""".""", (2-15)

Substitusi hargawopada persamaan (2-14) diperoleh impedansi

tangki pada frekuensi resonansi adalah :

1= (2-16)

C R

danarus dari generator adalah

vI (w ) =

9 0

VCR= -r- """'" ,.""""."",.",."" ,(2-17)

Persamaan (2-17) menunjukkan bahwa bila harga resistansi R

diperbesar maka arus dari generator akan bertambah besar,

Hal ini adalah berlawanan dengan sifat rangkaian tanpa

dikompensasi dengan kapasitor paralel,

40

Page 54: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

2.10 Daya Yang Dibutuhkan Untuk Pemanasan

Pemanas induksi membutuhkan sejumlah daya/energi untuk

menaikkan temperatur benda kerja. Daya yang dibutuhkan untuk

menaikkan temperatur benda bermassa H, panas jenis C sehingga

temperaturnya naik sebesar be dalam selang waktu bt adalah :

Pm = 4.17 x H x C x ~~ [W) (2-18)

dimana H = massa [gr)

C = panas jenis [kal/gr °C)

be= kenaikan temperatur [DC)

.1

bt= selang waktu pemanasan [detik)

Apabila temperaturbenda menjadi lebih tinggi daripada

temperatur di sekitarnya. maka benda tersebut akan melepaskan

energi ke sekitarnya. 'Pelepasan energi panas ini terjadi

dengan berbagai cara. yaitu radiasi, konveksi dan konduksi.

Pelepasan energi panas ini akan berlangsung terus menerus

dan temperatur akhir pada benda akan stabil(konstan), bila

daya yang diberikan pada benda sama dengan daya

dilepaskannya :

yang

Ps = + +

41

P kd ( e ) ( 2-19 )

Page 55: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dengan Ps =daya sisi sekunder atau daya panas pada

benda karena induksi medan magnet.

Pr(8) = daya radiasi pada temperatur akhir 8

Pkv(8) = daya konfeksi pada temperatur akhir 8

Pkd(8) = daya kondusi pada temperatur akhir 8

2.10.1 Daya Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi dari benda panas. Daya

radiasi yang dipancarkan oleh bend a menurut rumus stefan

Boltzman adalah :

dengan Pr = daya radiasi [W]

e = koefisien radiasi.A = luas permukaan [cm 2 ]

8 = temperatur benda kerja [OK]

8 = temperatur sekitar [OK]0

2.10.2 Daya Konveksi

Konveksi adalah rambatan panas yang terjadi karena

aliran/ perpindahan partikel yang menyentuh benda panas.

Daya konveksi secar empiris dinyatakan:

Pkv

= 1,6 x 10-4 x A x (A8)1,S3 [W] (2-21)

42

Page 56: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dengan =

=

daya konveksi [W]

luas permukaan [cm2]

~$ = beda temperatur rOC]

2.10.3 Daya Konduksi

Konduksi adalah rambatan panas yang terjadi pada benda

yang saling bersentuhan.

dinyatakan :

Daya konduksi secar empiris

= 4 x ~$ x J kxcxs~t

[W] .• '. . • • . . . . . • . • . ( 2- 22 )

dengan Pkd = daya konduksi [W]

~e = beda temperatur rOC]

k = koefisien konduksi bahan [W/cm °C]

. c = panas jenis [kal/gr °C].s = berat jenis [gr/cm3]

~t = selang waktu [detik]

43

Page 57: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

BAB III

INVERTER TRANSISTOR SETENGAH JEMBATAN

TIPE SUMBER ARUS

3.1 Prinsip Dasar Inver~er Tipe Sumber Arus

Pada dasarnya, generator arus listrik frekuensi tinggi

untuk pemanas induksi merupakan suatu alat yang berfungsi

mengubah energi listrik frekuensi rendah dari jala jala

menjadi energi listrik frekuensi tinggi. Sistem konversi

frekuensi energi listrik ini dapat"dilakukan dengan sisten ae

- de. sedangkan inverter merupakan alat pengubah de - ae.

Berkaitan dengan karakteristik rangkaian beban pemanas

induksi yang berbentuk tangki 1C paralel. inverter tipe

sumber tegangan dengan bentuk gelombang non sinusoidal. tidak

dapat dihubungkan langsung dengan rangkaian tangki 1e

tersebut. Sebab arus masukan yang sangat besar dari sumber

tegangan akan mengalir melalui inverter karen a mengisi

kapasitor tangki. Untuk itu digunakan rangkaian inveter

dengan masukan berupa sumber arus yang disebut inverter tipe

sumber arus. Prinsip dasar inverter tipe sumber arus

diperlihatkan pada gambar 3.1. Arus searah masukan yang

konstan dari sumber arus diarahkan oleh inverter menjadi arus

bolak - balik frekuensi tinggi ke rangkaian beban yang

berbentuk tangki 1C paralel.

44

Page 58: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

SUMBERARUSSEARAH

__ IDC

INVERTER BEBANTANGKILC

,

Gambar 3.1 Prinsip dasar inverter tipe sumber arus

3.2 Rangkaian Dasar Inverter Transistor Setengah Jembatan

Tipe Sumber Arus

Prinsip dasar dari rangkaian inverter setengah jembatan

tipe sumber arus adalah berdasarkan pada inverter tipe sumber

arus. Konfigurasi rangkaian dasar ini membentuk sebuah

jembatan seperti diperlihatkan gambar 3.2.

L<11 C La2

I en 1 01<12

E ~VO·_-,

iT1 1'1'2

'1'1L _______ ..J

X01L PEMANAS

Gambar 3.2 Rangkaian dasar inverter tipe transistor setengah

jembatan tipe sumber arus

Rangkaian dasar ini terdiri atas :

- sebuah sumber tegangan searah E yang merupakan sumber daya

45

Page 59: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

- dua buah induktor arus searah (Ld 1dan Ld 2) yang be r fung s I

sebagai pembentuk sumber arus.

- dua buah transistor (T1 dan T2) yang berfungsi sebagai

inverter.

- rangkaian tangki LC paralel yang merupakan rangkaian beban

pemanas induksi.

Dilihat dari konfigurasi rangkaian dasar, kedua

trnsistor yang berfungsi sebagai inverter hanya menempati dua

cabang dari rangkaian jembatan sehingga rangkaian disebut

inverter setengah jembatan. Dilihat dari cara penyaluran

daya dari sumber daya ke rangkaian beban, rangkaian ini

menggunakan prinsip sumber arus. Sehingga keseluruhan r

rangkaian disebut Inverter Transistor Setengah Jembatan Tipe

--..,----------'

Sumber Arus. II Id1

o+-~--+I I II L J

r---"I, I I

O~C12

(a) ( b )

Gambar 3.2 Prinsip kerja ~angkaian

(a) T1 off dan T2 on

(b) T1 on dan T2 off

46

Page 60: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Prinsip keja rangkaian diperlihatkan pada gambar 3.3.

Kedua transistor Tl dan T2 dianggap bekerja sebagai saklar

ideal dan bekerja saling komplemen simetris dalam setiap

setengah perioda sehingga arus pada kedua induktor akan

kontinyu. Kedua induktor Ldl dan Ld2 mempunyai harga

induktansi cukup besar sehingga

arus.

berfungsi sebagai sumber

Misalkan transistor Tl off dan T2 on (gambar 3.2(a»,

arus konstan dari induktor Ldl akan menga Li r aebaga t arus

keluaran melalui rangkaian LC dalam arah positif (sesuai arah

tanda panah i o)' Pada setengah peioda berikutnya, transistor

Tl on dan T2 off (gambar 3.2(b», arus konstan dari induktor

Ld2 akan mengalir sebagai arus keluaran melalui tangki LC

dalam arah negatif (berlawanan arah dengan i o)' Bila kedua

diuraikan menjadi penjumlahan fungsi sinus :

keluaran yang berbentuk gelombang segi-empat tersebut dapat

arus

berbentukakan

sin 5wt + ... )5

1

secar periodik, maka arus

3

1sin wt + sin 3wt +

transistor bekerja bergantian

keluaran yang mengalir melalui tangki LC

segi- empat. Berdasarkan pada uraian deret Fourier,

47

Page 61: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Bila rangkaian beban tangki LC paralel mempunyai

frekuensi resonansi yang disetalakan dengan frekuensi

penyaklaran kedua transistor, maka tegangan keluaran pada

tangki LC akan berbentuk gelombang sinusoidal pad frekuensi

resonansinya. Bentuk gelombang .secar toritis diperlihatkan

pada gambar 3.4 dihalaman berikut ini.

48

Page 62: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

-~ l

\\

\:---'>"\\

/-..

//

\ /\ I

\\

I

/

121d

I

. ._harrnonlsa..-- /--I f r-e x u e n s i

~---t'----(-\.---I d a s a r

Bentuk gelombang teoritis

I

I

I1 d

____J__..

t21d

I

,_/

-._..-..-I

. r d

~'----~-----i - •. L

Gambar 3.4

\ --1-\ 1d

~ _.1\

\

,i 10 /,; I; I} Or-__

r

or----"""'----1

,

:.'.Q.•-.•.• Ii~

:0e;

1',

i'0Ij

1, .0

If:

~fl!~ Or-~----+------ +-_1.- -I- -1- /---->

t')1',.f,t'·'

~r .,r 0r------t--.-:.----+------+-------t------.+-...

I'f'[' 0r----'----+------f------~------¥--

49

Page 63: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dvo(t)+ C, -~-

dt....................... (3-1 )

v (t) =odiR(t)

L (3-2)dt

Trans~ormas! Laplace dar! persamaan (3-1) dan (3-2) adalah

s+. C { sV (s)

o

iR{O+)} (3-4)

Kondisi mula vo(O+) = vT1(0+) = = O. karen a

transistor dalam keadaan konduksi pada saat t = 0-.

Selanjutnya. dari persamaan (3-3) dan

diperoleh :

persamaan (3-4)

Id/sCL + I R (0+)=

s2 + sR/L + l/LC

Nyatakan w 2= l/LC dan a = R/2Lo

Id/sCL + siR(O+)=

s2 + 2as + wo

51

Page 64: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

=I/sCL + siR(O+)

(s + 01)2 + Co\) 2N

........................... (3-5)

dengan ~Co\)2 _ 012 = frekuensi resonansi teredamo

~l/LC= frekuensi resonansiCo\) =o

= R/2L = koefisien redaman

Dengan menggunakan metoda uraian pecahan parsial diperoleh

I (s) = I r: -d s

1

+ co 2N

(s+0I)2+ Co\)~

................. (3-6)

1+ iR(O+) { ---=--=­

(s+0I)2+ Co\)2N

Transformasi Laplace balik ke kawasan waktu dari persamaan

(3-6) adalah

iR(t) = I d - I d (cOSCo\)Nt 01 -Olt+ -- sin wNt) eCo\)N

= I ­d

52

Page 65: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dengan f(> =

+ iR(O+)sin (wNt - ~)] (3-7)

arc tan

Definisikan faktor kualitas rangkaian tangki LC adalah

Q = wLR

Untuk harga Q yang cukup besar. maka

= JL1C

Sehingga persamaan (3-7) dapat disederhanakan menjadi

. (t) = I - e-a t[ I . (0)] R w t (3 8)lR d d - lR + -Z- cos 0 -

Dari persamaan (3-8). tegangan keluaran pada tangki LC dapat

dihitung dengan mengunakan persamaan (3-2) :

53

Page 66: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Bila frekuensi penyaklaran transistor adalah w =persamaan arus dan tegangan menjadi :

w,o maka

iR(O+)] wL sin wt ..... (3-10)

Karena rangkaian bekerja secara simetris, maka pada setengah

perioda berikutnya berlaku kondisi :

i R( T/2+) = - i R( 0+) ( 3-11 )

vo(T/2+) = - vo(O+) (3-12)

Substitusi kondisi (3-11) pada persamaan (3-9) diperoleh :

Didefinisikan

1

1

+ -n/2Qe

-n/2Qe

Untuk harga Q yang cukup besar

54

Page 67: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

K ex~rr

Substitusikan definisi K dari persamaan(3-13) pada (3-9) dan

(3-10) diperoleh persamaan arus dari tegangan tangki LC :

iR(t) = I d - e-wt/2Q (l+K) I d cos wt (3-14)

vo(t) = RId + e- wt/2Q(1 + Q) I d wL sin wt (3-15)

55

Page 68: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

3.3.2 Menghi t.ung Arus Searah I d

Pada analisa diatas diasumsikan bahwa sebagai catu daya

untuk untuk rangkaian diperoleh dari dua buah sumber arus

searah I d yang 'kons t an . Pada ke adaan yang sebenarnya, kedua

sumber arus tersebut direalisasikan dengan menggunakan dua

buah induktor dan sebuah sumber tegangan searah. Arus searah

I d sebenarnya merupakan arus rata-rata yang mengalir pada

induktor tersebut.

(al (1:»

Gambar 3.6 Aliran arus pada induktor Ld

Pada keadaan steady-state. tegangan pada

searah Ld adalah

induktor

O<t<T/2

T/2<t<T (3-16)

56

Page 69: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Dengan menggunakan persamaan Fourier, harga rata-rata arus

searah pada induktor dalam setiap perioda adalah:

1 T did- f Ld ---- dt =T 0 dt

T/2'~ [f {E-v (t)} dt +o 0

Tf E dt ]

T/2

1 T did- f Ld ---- dt ~ 0T 0 dt

1 T- f E dt =ET 0

T/2~ f v (t) dt =o 0

sehingga: .

+(l+k)QRI (e-n/2Q+1)

d

2n

o = E - i +(l+k)QRl

d(e-n/2Q+1 )

2n

Jadi arus rata-rata yang mengalir pada induktor Ld adalah

E/RI d = 1/2 + (1+k)Q(e-n/2Q+1)/2n (3-17)

57

Page 70: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Untuk harga Q yang cukup besar maka:

n2 E/R

I ~ ~ {3-18). d 4Q2

3.3.3 Harga Puncak Arus Koil Pernanas

Haraga puncak pada arus koil pemanas dapat dihitung

dengan mendiferensiasikan persamaan (3-14) dan hasilnya

disamakan dengan nolo Diperoleh harga puncak arus koil

pemanas yang terjadi pada saat t=O:

I R = K I d (3-19)

Untuk harga Q yang cukup besar:

4QI R ~ -n-- I d (3-20)

3.3.4 Harga Puncak Tegangan Tangki LC

Harga puncak tegangan tangki LC dapat dihitung dengan

mendiferensiasikan persamaan (3-15) dan hasilnya disamakan

dengan nolo Diperoleh, harga puncak tegangan tangki LC

terjadi pada saat t = T/4:

_ -n/4QVo - R I d (1 + e {1+K)Q} {3-21)

58

Page 71: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Bila harga Iddari persamaan (3-17) disubtitusikan pada

persamaan (3-21) diperoleh:

A E{l + e-rr/4Q(1+K)Q}

Vo = 1/2 + (1+K)Q(e- rr/ 2Q+1)/2rr

Untuk harga Q yang cukup besar:

3.3.5 Arus dan Tegangan Transistor

............... (3-22)

Arus yang mengalir pada transistor T1 adalah:

O<t<T/2 (transistor OFF)

T/2<t<T (transistor ON)

Arus puncak pada transistor T1 adalah:

2E/R= 1/2 + (1+K)Q(e-rr/2Q+1)/2rr (3-24)

(Q besar) (3-25)

59

Page 72: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Tegangan pada transistor T1 adalah:

O<t</2 (transistor OFF)

T/2<t<T (transistor ON)

Tegangan puncak pada transistor T1 adalah:

E{l + e-n/4 Q(1+K)Q}

=1/2 + (1+K)Q(e-n/2Q+l)/2n

(Q besar ) (3.26)

Arus dan tegangan transistor T2 adalah sama dengan transistor

T1 dengan pergeseran waktu 1/2 perioda.

3.3.6 Menghi tung InduJctansi Ld

Arus yang mengalir pada induktor Ldsecara pendekatan

diperlihatkan pada gambar 3.7. Hisalkan transistor T10FF

pada saat t=O, maka pada selang waktu -T/2<t<O, transistor T1

akan ON. Pada keadaan T1 ON, arus pada induktor Ld 1 akan

60

Page 73: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

ON1(1 maks

1(1 ~_c..

1(1 mIn

OFF

-Tic 0

Gambar 3.7

menuju harga maksimum:

Tic TBentuk arus induktor Ld

l

oi d maks = -t-- f E dt + i d min

d T/2

=E

T/2 + i d min

Bila transistor T10FF pacta setengah perioda berikutnya, arus

pada induktor Ld 1 berkurang menuju harga minimum:

61

Page 74: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

=E T/2

L d{n + (1+K)Q(e-n/2Q+l)} + i

dmaks

d

Arus denyut pada induktor:

=

Faktor denyut:

-n/2Q{n + (l+K) Q (e +1)} (3-27)

=R

2wL-n/2Q{n + (l+K) Q (e +1)} (3-28)

Untuk harga Q yang cukup besar maka:

4LQ'Y '~ - ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• ( 3.28 )nLd

Persamaan (3-28) menunjukkan bahwa arus denyut pada induktor

searh Ld akan bertambah besar apabila faktor kualitas Q dari

rangkaian tangki LC bertambah besar.

62

Page 75: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

BAS IV

KOMPONEN-KOMPONEN RANGKAIAN

INVERTER TRANSISTOR SETENGAH JEMBATAN

TIPE SUMBER ARUS

4.1 Diagram Blok Sistem Rangkaian

Rancangan keseluruhan sistem rangkaian inverter

transistor setengah jembatan tipe sumber arus yang hendak

direalisasikan diperlihatkan pada diagram blok gambar 4.1.

Sistem rangkaian ini merupakan pengembangan dari rangkaian

dasr yang telah dibahas pada bab 3. Secara garis besar,

sistem rengkaian tersebut dapat dibagi atas dua sistem

- rangkaian daya

Gambar 4.1 Diagram blok sistem rangkaian

I

RANGKAIANSTARTER ~

----------~

RANGKAIANPACU ~ RANGKAJAN~BASIS TIMING

----t---

- rangkaian kendali

lAtA_lAtA

11.•..-....... PENYEARAHt--~ ~~e~KTOR t-~ INVERTER BEBAN.. + FILTER TRANSISTOR r---->- TANGKI• SEARAH LC

IANGKAIAN DAYA

f>- - -" - - --~JJiGKA I AN KENDAL I,.

63

Page 76: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Rangkaian daya terdiri atas komponen komponen yang

mempunyai kemampuan daya (arus dan tegangan) yang cukp besar

untuk menyalurkan daya dari sumber daya ke beban. Keseluruhan

rangkaian daya berfungsi mengubah daya (arus dan tegangan)

frekuensi rendah dari jala-jala menjadi daya (arus dan

tegangan ) frekuensi tinggi yang akan digunakan untuk pemanas

induksi. Rangkaian terdiri atas :

- rangkaianpenyearah dan filter

- induktor arus searah

- inverter transistor

- rangkaian beban tangki LC

Rangkaian kendali terdiri atas komponen-komponen yang

mempunyai kemampuan daya yang lebih kecil untuk mengandalikan

operasi rangkaian daya. Rangkaian kendali terdiri atas:

- rangkaian pacu basis

- rangkaian timing

- rangkaian starter

Berhubungan dengan aplikasi rangkaian untuk pemanas

induksi, maka selama proses pemanasan, kenaikan temperatur

pada benda kerja dapat menyebabkan perubahan karakteristik

tangki LC sehingga frekuensi resonansinya dapat berubah.

Kendali frekuensi menggunakan sebuah generator frekuensi yang

mempunyai frekuensi konstan dapat menyebabkan penyimpangan

operasi rangkaian dari yang semestinya. Untuk itu

digunakan sistem kendali frekuensi.sendiri atau loop tertutup

64

Page 77: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

melalui rangkaian timing yang

frekuensi resonansi tangki LC.

disinkronisasikan derigan

Pada sistem kendali frekuensi sendiri, operasi

rangkaian harus dimulai /di'start' dengan membangkI tkan

tegangan osilasi awal pada tangki LC agar dapat dideteksi

oleh rangkaian timing. Ini dapat dilakukan dengan bantuan

sebuah rangkaian starter.

4.2 Rangkaian Penyearah dan Filter.

Rangkaian penyearah dan filter berfungsi mengubah

sumber tegangan bolak balik dari jala-jala menjadi sumber

tegangan searah untuk mencatu daya (arus dan tegangan) yang

diperlukan rangkaian daya. Pada laporan penelitian ini

. digunakan penyearah j embatan dioda satu phasa dengan filter

.-LC berbentuk L. Untuk mengatur tegangan masukan digunakan

sebuah aututransformator. Keseluruhan rangkaian penyearah ini

diperlihatkan pada gambar 4.2

+

1 1JALA-JALA Cp E

j

Gambar 4.2 Rangkaian penyearah dan filter LC

65

Page 78: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Besar induktor LF dan kapasitor CF yang diperlukan adalah

................................... (4.1)3w

1 ................................... (4.2)

Dengan Rdc = resistansi beban

w = frekuensi jala-jala

4.3 Induktor Searah.

Induktor searah Ld berfungsi menjaga arus searah

masukan tetap konstan. Terhadap frekuensi tinggi, impedansi

induktor searah Ld akan sangat besar, sehingga denyut arus

frekuensi tinggi pada induktor akan sangat kecil. Karena itu,

induktor searah Ld dapat direalisasikan menggunakan gulungan

tembaga beremail pada inti besi listrik biasa. Besar

induktansi yang diperlukan

persamaan (3.24):

dapat dihitung berdasarkan

4LQ

~................................... (4.3)

dengan Ld = indu~tansi induktor searah (H)

66

Page 79: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

L = induktansi koil pemanas (H)

Q = faktor kualitas

..... = faktor ripple

Prosedur perancangan induktor diberikan pada lampiran A.

O>-----i

JALA­JALA

SUMBERTEGANGANSEARAH

~===_I

INVERTERTRANSISTOR

"

KE­TANQKI LC

~-----o

Gambar 4.3 Rangkai~ induktor searah

4.4 Inverter.

Rangkaian inverter terdiri atas dua buah transistor

daya tipe NPN. Kedua transitor bekerja sebagai saklar untuk

mengarahkan arus searah yang konstan daQ kontinyu dari

induktor searah sehingga menjadi. arus bolak balik dengan

frekuensi tinggi ke rangkaian beban tangki Le.

Dalam praktek, komponen transistor mempunyai kecepatan

atau waktu penyaklaran (tON dan tOFF) yang terbatas. Definisi

waktu penyaklaran transistor diperlihatkan pada gambar 4.4.

Simbol:

t d waktu tunda sebelum arus kolektor naik

67

Page 80: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

waktu kenaikan arus kolektor

waktu simpan

waktu penurunan arus kolektor

waktu penyalaan

waktu pemadaman

'e

Gambar 4.4 Definisi waktu penyaklaran transistor

Pada umumnya transistor daya mempunyai waktu pemadaman

tOFFyang lebih lama daripada waktu penyalaan tON. Perbedaan

tONdan t OFF ini mengakibatkan kedua transistor daya pada

rangkaian inverter tidak dapat bekerja saling komplemen

simetris secara ideal seperti yang diasumsikan ,akan tetapi

terjadi overlappin8 konduksi pada saat kedua transistor

berkomutasi, lihat gambar 4.5. Keadaan ini menyebabkan

rangkaian tangki LC terhubung singkat sesaat, sehingga dapat

terjadi

68

Page 81: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

c

E

"

. "\I f'--t-""t

,;- -- - ARUS SUMBER

T2 ---- ARUS REAKTIl

LII\

-_ ... -------1-

l : '1'/2. '\I

- - - - - ---""------I.~-_. __.. _.. -._-_..

Gambar 4.5 Komutasi overlapping konduksi karena

keterlambatan proses pemadaman transistor

arus mundur pada salah satu transistor karena arus

discharge dari tangki LC yang bersifat reaktif. Arus mundur

ini dapat merusak transistor. Untuk mencegah arus mundur

mengalir pada trsansistor. maka pada masing-masing transistor

dipasang sebuah dioda seri dan dioda anti paralel seperti

diperlihatkan pada gambar 4.6.

DP2

Gambar 4.6 Rangkaian anti arus mundur

69

Page 82: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

T DP

".

TANPA RP< DEHGAH RP

OFFL--------+====t======--~) t

RPDSCCb

r--1 ~---t-----.III,

0----------..-----

(a) ( b)

Gambar 4.7 (a) Efek kapasitorparasit Ceb pada transistor

(b) Bentuk tegangan transistor Vee

resistor RP dapat ditentukan dari konstanta waktu:

3 Ccb ( RP + RBE) s T/4

1RP s R

12 f CcbBE.... (4-5)

Resistor RBE berfungsi melewatkan (bypass) arus kapasitif

yang terjadi pada transistor akibat perubahan tegangan dV/dt.

Sebab perubahan tegangan dV/dt yang terlalu besar pada

transistor dapat menyebabkan transistor konduksi sendiri

karena arus kapasitif parasit akan mengalir sebagai arus

basis pada transistor~

71

Page 83: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

4.5 Rangkaian Behan.

Rangkaian beban untuk pemanas induksi berbentuk

. rangkaian LC paralel dan disebut tangki LC karena sifatnya

dapat menyimpan energi. Induktor L pada rangkaian beban

merupakan koil pemanas tempat bend a kerja dimasukkan ke

dalamnya. Fungsi koil pemans adalah untuk mengubah arus

c

( a )

L

SINGLE-LAYER COPPER-TUBE

PRIMARy COIL

-··CONNECTIONS FOR

COOLING WATEFl

-,(b)

Gambar 4.8 (a) Rangkaian tangki LC

(b) Bentuk tipikal koil pemanas

induksi

listrik frekuensi tinggi menjadi medan maknit frekuensi

tinggi untuk menginduksi benda kerja sehingga terjadi proses

pemanasan. Arus listrik yang mengalir pada koil pemanas cukup

besar sehingga dibutuhkan kawat penghantar yang cukup besar

pula. Biasanya menggunakan pipa tembaga dan dialirkan air

pendingin untuk mengurangi temperatur koil karen a radiasi

panas dari benda dan rugi - rugi resistansi pada koli pemanas

72

Page 84: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

sendiri. Kenaikan temperatur pada koil pemanas akan

memperbesar resistansi koil sehingga

menurun.

efisiensinya akan

Kapasitor C berfungsi memperbaiki/mengkompensasi faktor

daya yang rendahdari koil pemanas agararus dari generator

dapat diperkecil karena hanya mengalirkan arus nyata.

Kapasitor C yang digunakan harus mempunyai daya reaktif VAR

(Volt Ampere Reaktif) yang cukup agar kapasitor tidak panas.

Besar daya reaktif yang dicatu oleh sebuah kapasitor pada

tegangan V dan frekuensi f adalah:

VAR2= 2nfCV " (4-7a)

Besar daya reaktif tersebut tidak boleh melebihi batas VAR

kapasitor pada harga nominalnya:

............................. (4.7b)

diperoleh hubungan:

VN

................................• (4-8)

dengan V = tegangan kerja

f = frekuensi kerja

73

Page 85: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

VN = tegangan nominal

f N = frekuensi nominal

4.6 Rangkaian Pacu Basis.

Dalam menggunakan transistor sebagai saklar, rangkaian

pacu basis merupakan bag ian yang penting karena rangkaian

pacu basis akan mengendalikan daerah kerja transistor (linear

atau mode saklar) dan kecepatan penyaklaran transistor (mode

saklar).

Rangkaian pacu basis yang digunakan diperlihatkan pada

gambar 4.9. Rangkaian tersebut menggunakan pasangan

transistor NPN/PNP yang saling komplemen pada tahap akhir.

Dengan menggunakan tegangan kerja simetri +V dan -V, maka

rangkaian tersebut dapat memberikan arus basis positif dan

negatif bagi transistor daya. Penggunaan arus basis negatif

TDDZ

-v7

Gambar 4.9 Rangkaian pacu basis

akan mempercepat proses pemadaman transistor daya.

+v

BUFFER TTLOPEN COLLECTOR RS

m74

Page 86: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Prinsip kerja rangkaian:

Proses penyalaan transistor daya TD dimulai dengan

memberikan pulsa berlogika "1" (level TTL) pada terminal

masukan. Logika "1" pada terminal .masukan akan mengaktifkan

buffer TTL dan mengalirkan arus basis transistor T3 sehingga

T3 ON. Arus kolektor dari transistor T3akan menyebabkan

transistor T1 ON dan T2 OFF. Arus basis untuk transistor daya

TD akan mengalir mengikuti loop: +V - R1 - VCE(T1) VBE(TD)

- GND. Bila transistor daya TD ON, tegangan kolektor-emitter

VCE akan turun menjadi VCEsat. Bila tegangan saturasi

VCEsat(TD) < VBE(T1) + VBE(TD) - VDAS, maka dioda DAS akan

ON dan arus basis pada transistor T1 akan dilewatkan melalui

dioda anti saturasi DAS sehinggaarus basis transistor daya

akan berkurang. Regulasi arus basis dengan menggunakan dioda

anti saturasi DAS akan membuat transistor bekerja pada daerah

quasi-saturasi sehingga waktu simpan (stora8e time) dapat

dipe.rsingkat.

Proses pemadaman transistor daya TD dimulai dengan

memberikan logika "0" pada terminal masukan sehingga buffer

TTL terbuka dan arus basis transistor Ts tidak dapat

mengalir. Transistor Ts akan OFF dan menyebabkan transistor

T1 OFF. Transistor T2 akan ON karena arus basisnya mengalir

melalui R2. Arus basis negatif dari transistor daya akan

mengalir melalui transistor T2 sehingga muatan basis akan

terkuras dengan cepat dan transistor daya segera padam.

75

Page 87: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

4.7 Rangkaian Tindng.

Rangkaian timing berfungsi mengendalikan timing

penyaklaran kedua transistor inverter. Kerja rangkaian timing

ini disinkronisasikan dengan frekuensi resonanasi pada tengki

LC agar frekuensi penyaklaran transistor dapat dibuat selalu

sama dengan frekuensi resonansi pada tangki LC. Karena

terjadi waktu tunda (deLay) pada rangkaian timing, rangkaian

pacu basis dan proses pemadaman transistor daya, maka arus

keluaran inverter yang disalurkan ke tangki LC akan

tertinggal phasa terhadap tegangan tangki LC. Keadaan ini

menyebabkan impedansi tangki LC akan bersifat induktif dan

arus konstan dari induktor searah akan menyebabkan spike

tegangan pada tangki LC. Untuk menghindarkan spike tegangan

tersebut, rangkaian timing harus dapat menghasilkan

pulsa-pulsa kendali yang tergeser ke depan mendahului

tegangan tangki LC. Pergeseran pulsa-pulsa kendali ini harus

mempunyai selang waktu (bukan phasa) ke depan yang konstan

o

LIANGAN SINYAL PULSAOXl LC RANGXAIAN KENDALl PENGUBAH XENDA

TRANSDUSER GELOMBANGSINYAL SINUS KE

PERSEGI

Gambar 4.10 Diagram blok ra~gkaian timing

76

Page 88: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

mengingat waktu tunda rangkaian kendali dan proses pemadaman

transistor daya mempunyai selang waktu yang konstan dan tidak

tergantung pada frekuensi.

Diagram biok rangkaian timing diperlihatkan pad a

gambar 4.10. Rangkaian timing ini terdiri atas rangkaian

transduser sinyal dan rangkaian pengubah gelombang sinus ke

persegi.

a). Rangkaian transduser sinyal

Rangkaian transduser berfungsi mendeteksi tegangan

tangki LC dan menghasilkan sinyal kendali yang tergeser ke

depan mendahului tegangan pada tangki LC. Sebuah metode

menghasilkan sinyal kendali dengan pergeseran selang waktu

(bukan phasa) ke depan mendahului tegangan pada tangki LC

diperlihatkan pada gambar 4,11. Rangkaian ini mempunyai

--vc-- -

•TA -

Gambar 4.11 (a) Rangkaian transduser sinyal kendali

(b) Bentuk gelombang

77

Page 89: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

respons yang sangat cepat dan menghasilkan sinyal kendali

dengan pergeseran selang waktu ke depan yan konstan dan tidak

tergantung pada frekuensi.

Diasumsikan tegangan kapasitor atau tegangan tangki Le

berbentuk gelombang sinusoudal dengan sudut phasa = o.

dan arus pada kapasitor adalah:

ie(t) edVe=dt

= Ie cos "->t

Tegangan tangki dideteksi dengan menggunakan sebuah

transformator tegangan TT dan arus pada kapasitor dideteksi

dengan menggunakan sebuah transformator arus TA dan beban RA.

Kedua sinyal hasil deteksi tersebut dijumlahkan menjadi

sinyal kendali:

V IeRAvsig(t)

0 sin "->t + "->t= N:f NAcos

= Vs i g sin ( "->t+9')

dengan:

V I V 2 IeRA 2

sig= (_0_) + ( )N T N A

78

Page 90: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

tanNT

RA2n

Ctp = arc NA l'

Untuk sudut phasa tp yang cukup keqil:

tanNT 2n

Ctp~ tp = -. RN A TA

diperoleh:

=NT 2n-RNAT

A

C

t a =NT- R

AC (4 -9)

NA

Dengan NA = perbandingan lilitan trafo arus

NT = perbandingan lilitan trafo tegangan

RA = beban trafo arus

C = kapasitor tangki LC

t a = selang waktu sinyal kendali mendahului tegangan

tangki LC. lihat gambar 4.11(b)

Dengan mengatur resistor RA. selang waktu t a dapat diatur

hingga dapatmengeliminir waktu tunda rangkaian kendali dan

t OFF transistor. Dengan demikian arus keluaran dari inverter

dapat dibuat sephasa dengan tegangan tangki LC.

79

Page 91: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

b) Pengubah gelombang sinus ke persegi

Sinyal kendali yang dihasilkan oleh rangkaian

transduser adalah berbentuk gelombang sinusoidal. Untuk

mengubah bentuk sinus tersebut m~njadi pulsa-pulsa kendali

dapat digunakan rangkaian pengubah gelombang sinus ke

persegi. Level tegangan pulsa yang dihasilkan harus

disesuaikan dengan lev~l tegangan yang diperlukan oleh

rangkaian pacu basis. Rangkaian pengubah gelombang sinus ke

persegi dapat direalisasikan menggunakan komparator tegangan

rangkaian terintegrasi (IC).

4.6 Rangkaian Starter.

Pada sistem kendali frekuensi sendiri, operasi

rangkaian harus dimulai/distart dengan membangkitkan tegangan

osilasi awal pada tangki LC. Besar tegangan osilasi awal yang

diperlukan disesuaikan dengan sensitivitas rangkaian timing.

Skema rangkaian starter diperlihatkan pada gambar 4.13.

Rangkaian starter ini berfungsi mengalirkan arus awal pada

induktor searah Ld agar bila salahasatu transistor dinyalakan

akan dihasilkan tegangan osilasi yang cukup besar pada tangki

LC sehingga dapat dideteksi oleh rangkaian timing. Rangkaian

starter terdiri atas komponen SCR, resistor, R~ dan

kapasitorC~.

80

Page 92: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Le11 C Ld2 II PUSH-ON

SCR £.L

~VG1T1 T2 Rs t

RANGKAIANSTARTER

Gambar 4.12 Rangkaian Starter

Pengisian arus awal pada induktor searah Ld dimulai

dengan menekan saklar 'PUSH-ON' dan SCR akan konduksi. Arus

awal 1st akan inega Lf r mengikuti loop: E - (L~+Ld2) SCR

Rst - GND. Besar arus awal adalah:

Est= R

s t(4-10)

Setelah beberapa saat. arus pada kedua induktor searah (L~

dan Ld2) akan mencapai kondisi steady state dan transistor

dapat dinyalakan. Misalkan transistor T1 ON dan T2 OFF. maka

arus pada SCR akan berpindah mengalir melalui transistor T1

ON dan SCR akan padam karena mendapat pra~tegangan mundur

81

Page 93: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

dari kapasitor C~. Tegangan osilasi pada tangki

segera terbentuk mengaktifkan rangkaian timing dan

akan bekerja secara reeeneratijf menuju

steady-statenya.

82

LC akan

rangkaian

kondisi

Page 94: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

BAB V

PERANCANGAN DAN REALISASI RANGKAIAN

Peraneangan rangkaian meliputi peraneangan rangkaian

daya dan peraneangan rangkaian kendali. Peraneangan rangkaian

daya disesuaikan dengan spesifikasi daya dan frekuensi yang

diperlukan untuk memanasi benda"kerja. Sedangkan peraneangan

rangkaian kendali disesuaikan' dengan kebutuhan rangkaian

daya. Diagram aliran prosedur peraneangan rangkaian

diperlihatkan pada gambar 5.1.

Peraneangan rangkaian daya meliputi :

- penentuan spesifikasi daya dan frekuensi yang· diperlukan

untuk pemanasan

- praneangan tangki LC

- peraneangan rangkaian inverter

- peraneangan induktor searah

- peraneangan sumber tegangan searah

Peraneangan rangkaian kendali meliputi

- peraneangan rangkaian pacu basis

- perneangan rangkaian timing

- peraneangan rangkaian starter

Pada tulisan ini akan diraneang dan direalisasikan

prototip alat untuk memanasi sepotong grafit berbentuk balok

persegi padat dengan ukuran : panjang = 5,1 em, lebar = 3,2

em dan tebal = 1,3 em hingga temperaturnya meneapai 800 oC.

83

Page 95: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

PERANCANGAN

RANGKAIAN DAYA

.-- ---4--BENDA

PERANCANGAN

RANGKAIAN KENDALl

1 PENENTUAN

SPESIFIKASI

DAYA DAN

FREKUENSI

PERANCANGAN

I RANGKAIAN

STARTER

8

P,f

C

sensitivitas

Va

2 PERANCANGA~M---------~

TANGKI LCI

PERANCANGAN

RANGKAIAN

'TIMING

7

PERANCANGAN

RANGKAIAN

3

I R, V Q0,

,II

PERANCANGAN I B1----------------=)1

INVERTER

level TTL

6

Id,

4 PERANCANGANINDUKTORSEARAH

Id, E

5 PERANCANGAN

""

Gambar 5.1 Diagram aliran prosedur perancangan rangkaian

84

Page 96: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

5.1 Spesifikasi Daya Dan Frekuensi Untuk Pemanasan

Daya dan frekuensi yang dibutuhkan utnuk pemanasan

ditentukan dari parameter benda ,kerja. Misalkan sepotong

grafit hendak dipanaskan sampai 8000 e daya. Ukuran benda

kerja adalah sebagai :

pand ang

lebar

tebal

p = 5,1 em

1 = 3,2 em

t = 1,3 em

Gambar 5.2 Bentuk dan ukuran grafit

Resistivitas grafit

Permeabilitas grafit

Koefisien radiasi

p = 800 J.lOem

J.I = 1

e = 0,5

Luas permukaan benda adalah

.j

A = 2 (pxl + lxt + txp)

= 2 (5,lx3,2 + 3,2x1,3 + 1,3x5,1)

54,22 em2=a) Daya yang diperlukan

Pada temperatur 8000 e daya yang didisipasikan oleh benda

adalah :

85

Page 97: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Daya radiasi Pr = 5,73 x to- 12 x e x A x (e4

-12= 5,73 x 10 x 0,5 x 54,22

_ e 4 )o

x (10734

3004 )

= 205 W

Daya konveksi Pkv

= 1,6 x 10-4 x A x (e - eO)l,33

= 1,6 x 10-4 x 54,22 x (1073 - 300)1,33

= 60 W

Daya konduksi dianggap sangat kecil karena grafit ditempatkan

dalam tabung kwarsa yang bersifat konduktor panas yang buruk.

Untuk mempertahankan temperatur benda pada temperatur 8000C,

daya yang diberikan pada benda sama dengan daya

didipasikan

P = P + Pks r v

= 205 + 60

= 265 W

dengan Ps = daya pada sisi sekunder atau benda kerja

Pr = daya radiasi

Pkv= daya konveksi

b) Pemilihan frekuensi

yang

Berdasarkan pada persamaan (2-15), frekuensi optimum yang

diperlukan untuk pemanasan adalah :

86

Page 98: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

f = 158 x p x 106 Hz

~t2

= 158 x 800 x 10-6 x 10-6

1 x (1,3)2

= 75 kHz

5.2 Peraneangan Tangki LC

a) Koil Pemanas

Dimensi koil pemanas disesuaikan dengan dimensi benda

kerja agar kopling maknetis antara benda dengan koil pemanas

efisiensinya besar. Konstruksi koil pemanas yang dibuat

diperlihatkan pada gambar 5.3. Ukuran koil pemanas tersebut

adalah : panjang 1 = 10 em, jari-jari koil b = 2,25 em,

jumlah lilitan N = 18. Kawat penghantar menggunakan pipa

tembaga berdiameter 3/16 inehi.

Karakteristik listrik koil pemanas diukur dengan jembatan

resonansi pada frekuensi 75 kHz adalah :

Resistansi koil tanpa benda

Resistansi koil dengan benda

Induktansi ekivalen

87

Rp = 0,11 ohm

Rp + Rs = 0,21 ohm

L = 6 ~H

Page 99: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

-1

Gambar 5.a Konstruksi koil pemanas

Faktor kualitas

Q = wL

R

3 -6=2n x 75 x 10 x 6 x10

0,21

= 13

Efesiensi koil pemanas

n (%) = Rs

Rp + Rs

x 100 %

88

Page 100: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

= 0,21 - 0,11 x 100 %

0,21.

= 50 %

Daya nyata yang diperlukan pada koil pemanas adalah

Pp + Ps = Ps/n

= 265

0,50

= 530 W

Arus RMS pada koil pemanas yang diperlukan adalah

I R (RMS) = i pp + Ps

R

= i 530 = 50 A

0,21

Tegangan puncak pada koil pemanas

Va = I R X <.o>L

= 50~ 2 X 2n X 75 X 103X 6 X 10-6

= 200 V

b) Kapasitor Kompensasi

"'

Besar kapasitor 1tompensasi yang diperlukan

rangkaian tangki LC mempunyai frekuensi resonansi sebesar 75

kHz adalah :

89

Page 101: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

= 1

(2n x 75 x 103 )2x 6 x 10-6

= 0,75 I1F

Dengan menganggap arus pada kapasitor adalah sama dengan arus

dari koil pemanas, daya reaktif yang dicatu oleh kapasitor

adalah :

VAR = I R VR

= 45,23 x 176

-{Z

= 5,63 kVAR

Untuk mencatu VAR tersebut digunakan 8 buah kapasitor

berukuran O,lI1F, 8 kV (puncak ), 50 Hz dipasang secara

paralel. Kapasitor ini dapat mencatu daya reaktif :

VAR 2rr x fN C (VN(RMS» 2= x x

= 2n x x 50 x 8 x 0,1 x 10-6 x (8x 103/ -(2 ) 2

= 8,04 kVAR

VAR kapasitor harus lebih besar dari VARuntuk koil pemanas

agar kapasitor tidak panas. Berdasarkan persamaan (4-8)

tegangan maksimum yang diperbolehkan pada kapasitor ini untuk

frekuensi kerja 75 kHz adalah :

90

Page 102: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

v = -ffN x VNo

f

-{ 50 x 103= 8 x

75 x 103

= 206 V ( puncak )

5.3 Perancangan Inverter

a) Pemilihan transistor

Arus puncak yang mengalir melalui transistor berdasarkan

persamaan ( 3-24 ) adalah :

IT = 2 I dBerdasarkan persamaan ( 3-2a ), arus searah I d adalah

= n X 50-f2

4 x 13

= 4,3 A

Jadi arus pada transistor adalah

IT = 2 x 4,3 A

= 8,6 A

Tegangan pada transistoradalah sama dengan tegangan tangki

Le. Jadi tegangan puncak pada transistor adalah :

91

Page 103: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

VT = Vo

= 200 V

Transistor yang digunakan harus mempunyai waktu pemadaman

kurang dari 1/4 perioda frekuensi yang digunakan.

t OFF < T/4

< 13,6/4 ~s

< 3,42 ~s

Haka gunakanlah transistor tipe 2SC 3320 dengan parameter

Arus maksimum : IT = 15 A

Tegangan maksimum VT = 500 V

Waktu pensaklaran tON = t d + t r = 0,5 ~s

-, = 1,5 ~s)

t OFF = 1,65~s

t f = 0,15 ~s

b) Dioda seri

Arus maju pada dioda seri adalah sama dengan arus

transistor :

Tegangan mundur pada dioda ditentukan daripergeseran selang

92

Page 104: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

waktu yang disediakan untuk mengeliminir waktu pemadaman

,transistor

= 200 sin 2n x 75 x l03x 1,65 x 10-6

= 140 V

Maka digunakan dioda tipe 1N3892 dengan parameter sebagai

berikut

Arus maksimum rata-rata IF = 12 A

Tegangan mundur maksimum VRM = 300 V

Waktu pemadaman t r r = 200 ns

Muatan recovery QR = 1,3 /-Ie

c) Oioda anti paralel OP

Arus maju yang melalui dioda anti paralel OP merupakan

arus mundur yang dibutuhkan oleh dioda seri OS untuk

mengeksekusi muatan recovery pada saat proses pemadamannya :

IF (OP) = I RM (OS)

= Y (4/3) QR dIF/dt

Oiperkirakan induktansi parasit rangkaian adalah Ip = 1 /-IH ,

maka

=

93

Page 105: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

= 140

1 x 10-6

= 140 A/J.ls

sehingga

I RM = ,I ( 4/3 ) x 1,3 x 10-6x 140 x 106

15,6 A

Arus I RM hanya mengalir sesaat (selama t r r = 0,2 J.lS ),

sehingga untuk dioda anti paralel OP dapat digunakan dioda

tipe lN3892 yang mampu melewatkan arus puncak sesaat sampai

150 A.

d) Resistor RBE dan RP

- Resistor RBE dapat ditentukan secara empiris dan biasanya

diberikan dalam lembaran data transistor yang lengkap. Pada

perancanganOini digunakan resistor RBE= 47 ohm.

~ Resistor paralel RP dapat ditentukan dari persamaan (4-5)

RP ~ 1

RP ~ 1

12 x 75 x 103x 10-9

~ 64 ohm

94

- 47

Page 106: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

6q @q

N~ N

0 ~ ~0N ~ ~

~ ~ N~ Z ~

Z ~

U~ q7N

Gambar 5.4 Realisasi rangkaian inverter transistor

5.4 Perancangan Induktor Searah

Arus searah yang mengalir pada induktor Ld adalah

I d = 4,3 A

Berdasarkan persamaan ( 3-28), induktor yang diperlukan agar

arus denyut r =1 adalah :

nr

Induktor Ld dirancang pada kondisi faktor kualitas Q

95

Page 107: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

maksimum, yaitu koil pemanas tanpa benda. Dari pengukuran

diperoleh Q tanpa benda wL/Rp = 25, sehingga :

Ld = 4 x 25 x 10-6x 6

1l x 0.01

= 19 mH

Untuk keperluan percobaan. dirancang induktor searah

mempunyai kemampuan I d c = 8 A, Lm = 15 mH dan Lo = 20 mHo

Kadar arus pada induktor adalah

I k = I e f f + I d c

= 0 + 8

= 8 A

Diameter kawat email dapat dipilih dari tabel 2 lampiran A

d = 0,0475 inch

= 1,2 mm

Bahan inti yang digunakan adalah besi silicon dengan rapat

fluksi ( lihat tabel 1 lampiran A )

= (17,5 - 12) kG

= 5,5 kG

Permeabilitas awal : 1-'1= 500

Permeabilitas pada arus 1m = 8 A adalah

96

Page 108: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

= 500 x 15 x 10-3

20 x 10-3

= 375

Kuat medan H pada arus 1m = 8 A adalah

H = B

/-1m

= 5,5 x 103

375

= 14,67 De

Volume efektif minimum yang dibutuhkan

vem = O,41T x 108 L 1m / BHm

= O,41T x 108 x 15 x 10-3x 82

5.5 x 103 x 14,67

= 1495 em3

Untuk memenuhi volume efektif minimum digunakan inti dengan

eelah udara. Pakai inti berbentuk

diperlihatkan pada gambar 5.5.

B-1 dengan ukuran

Page 109: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

1\

-l Ukuran em :

Ae 13,76 2= em

I = 17,2 eme

Wa 9,69 2= em

I I

~L 3.2 J

10,2

.--- -

-- - - - - - -

'---~ -o-.-,

t

j

A

fl'--

POTONGAN A-A

Gambar 5.5 Bentuk dan ukuran inti induktor searah Ld

Indeks induktansi inti adalah :

ALm ( BA )2 10-16/L I 2= xe m m

= ( 5,5 x 103x 13,76 )2x 10-16 / 15 x 10-3x 8 2

= 5,97 x 10-7

Jmlah lilitan yang diperlukan

N = -( L m

= ,I 15 x 103 = 159 lilitan

5.97 x 10-7

98

Page 110: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Jumlah lilitan ini membentuk luas penampang tembaga kumparan

ACu = 1,1 x N x d2

= 1,1 x 159 x ( 0,12 )2 .= 2,52 em2

ACu < Wa' ini berarti kumparan dapat dimasukkan pada inti.

Panjang lintasan medan magnetik efektif :

Ie = 0,4 n N 1m / H

= 0,4 n x 159 x 8 / 14,67

= 108,96 em

Celah udara yang dibutuhkan

1 = (1 - 1 ) / ~1gee

= (108,96 - 17,2 ) / 500

= 0,184 em

5.5 Peraneangan Sumber Tegangan Searah

Berdasarkan persamaan (3-23 ), tegangan searah yang

diperlukan adalah

E = Vo

1l

= 200

1l

= 64 V

Arus dari sumber tegangan searah adalah

99

Page 111: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

I d = 8;6 A

Beban ekivalen untuk sumber tegangan searah adalah

Rd c = E--2 I d

= 64

8,6

= 7,4 ohm

Induktor filter LF yang diperlukan adalah

LF '9 Rdc3w

7,4h------

3 X 2n x 50

Q 8 mH

Kapasitor filter CF yang diperlukan adalah

CF » 1

2w Rdc» 1

2 X 2n x 50 x 7,4

» 215 J.lF

Dalam perancangan ini digunakan

auto transformator

- jembatan dioda penyearah

induktor filter

o 220 V, 9,5 A (RMS)

35 A / 400V

LF = 15 mH

100

Page 112: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

- kapasitor filter : C = 4000 /-IF

Peraneangan induktor filter LF

Arus yang mengalir pada induktor LF

adalah

iLF = Ide + 4 Vm cos 2wt

3n XL

dengan Vm = tegangan ae input puneak

XL = 2 wL

w = frekuensi jala-jala

Tegangan searah E = 2 Vm ' sehingga

n

iLF = Ide + 2 E cos 2 t

3 XL

Arus puneak pada induktor L

I = I d + 2 Em e

3 XL

= 10 + 120

3 x 2 x 2n x 50 x 15 10-3

= 14,24 A (mendekati 15 A)

Kadar induktor LF

I k = I d c + I eff

= 10 + 120 -f2

3 x 2 x 2n x 50 x 15 x10

= 13 A

101

Page 113: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Diameter kawat email yang digunakan dipilih dari tabel 2

lampiran A.

d = 0,0666 inch = 1,6 mm

Bahan inti yang digunakan adalah besi silicon dengan rapat.

fluksi ( lihat tabel 1 lampiran A )

B = Bs Br

= (17,5 - 12) kG

= 5,5 kG

Permeabilitas awal : ~1= 500

Permeabilitas pada arus 1m = 15A adalap

Lm

."« = ~1 x L o

= 500 x 15 x 10-3

20 x 10-3

= 375

Kuat medan H pada arus 1m = 15A adalah

H =B

~m

= 5,5 x 103

375

= 14,67 De

Volume efektif minimum yang dibutuhkan_ 8

vem - O,4n x 10 Lm 1m / BH

102

Page 114: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

= 0,4rr x 108 x 15 x 10-3x 152

5,5 x 103 x 14,67

= 5256 em3

Untuk memenuhi volume efektif minimum digunakan inti dengan

eelah udara. Pakai inti berbentuk E-1 dengan ukur an

~I

Ukuran em :

Ae = 25,65 em 2

~~llBI2 Ie = 27,3 em

l Wa = 24,32 em2

I5, 7 I

,..-- -~

,..- --

.ID

diperlihatkan pada gambar 5.6.I ., I 9

A -­:lL--------'l- / -

III">

;;1t:...L-..L-l---~4-L-~

G-·~Gambar 5.6 Bentuk dan u~uran inti induktor searah Ld

Indeks induktansi inti adalah :

ALm = ( BA )2 x 10-16/L 1 2o m m

= ( 5.5 x 103x 25.65 )2x 10- 16 / 15 x 10-3x 15 2

= 5.90 x 10-7

103

Page 115: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Jmlah lilitan yang diperlukan

N = -rr;-m

ALm

= .; 15 x 10 3 = 160 lilitan

5,90 x 10-7

Jumlah lilitan ini membentuk luas penampang tembaga kumparan

ACu = 1,1 x N x d 2

= 1,1 x 160 x ( 0,16 )2

= 4,51 em2

ACu < Wa , ini berarti kumparan dapat dimasukkan pada inti.

Panjang lintasan medan magnetik efektif :

Ie = 0,4 n N 1m / H

= 0,4 n x 160 x 15 / 14,67

= 205,58 em

Celah udara yang dibutuhkan

19 = (1 - 1 ) / 1-'1e e

= ( 205,68 - 27,3 ) / 500

= 0,36 em

104

Page 116: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

5.6Perancangan Rangkaian Pacu Basis

Oalam percobaan ini, rangkaian pacu basis dirancang

mampu memacu transistor daya tipe 2 se 3320 untuk mengalirkan,

arus kolektor Ie = 10 A. Oari lembaran data transistor daya

tipe 2 se 3320, arus basis yangdiperlukan untuk mengalirkan

arus kolektor Ie = 10 A dengan faktor penguatan ~ = 7,5

adalah :

IB (TO) = Ie-~

= 10

7,5

= 1, 33 A

Pakai transistor pacu basis

T1 = 2 Sc 2562, ~ = 35

T2 = 2 SA 1012, ~ = 35

T3 = 2N 2905, ~ = 50

Berdasarkan pada karakteristik transistor yang

komponen lainnya dapat ditentukan:

105

97 1113

dipilih,

Page 117: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

1

+v 0---,----,-- .....,

DAS

TD

- V 0------+------4

Gambar 5.7 Realisasi rangkaian pacu basis

Oaftar komponen

Rl = 10/3 n 01 J 02 = lN 4148

R2 = 68 o OAS = BA 158

R3 = 22 o Tl = 2SC 2562

R4 = 100 o T2 = 2SA 1012

R5 = 470 o T3 = 2N 2905

RBE = 47 n ICl = SN 7406

106

Page 118: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

5.7 Perancangan Rangkaian Timing

a) Rangkaian Transduser

Perbandingan lilitan NT dan NA padarangkaian transduser

sinyal disesuaikan dengan tegangan tangki LC dan tegangan

masukan detektor lintasan nolo Yntuk tegangan tangki LC = 200

V dan tegangan masukan detektor lintasan nol = 5 volt, maka

. dipilih :

perbandingan lilitan trafo tegangan NT = 50

perbandingan lilitan trafo arus NA = 200

Resistor RA untuk menggeser sinyal kendali agar mendahului

tagangan tangki LC adalah :

=

=50

-61,65 x 10

-60,8 x 10

= 8,25 ohm

Agar pergeseran sinyal kendali dapat disesuaikan dengan waktu

pemadaman transistor, maka dipakai sebuah resistor tetap RA

10 ohm diparalelkan dengan sebuah potensio meter 100 ohm.

Potensiometer ini ditempatkan

memudahkan pengaturan.

107

pada panel alat untuk

Page 119: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

L

Gambar 5.8 Realisasi rangkaian transduser sinyal

b) Pengubah gelombang sinus ke persegi

Rangkaian pengubah gelombang sinus ke persegi

direalisasikan menggunakan komparator tegangan rangkaian

terintegrasi IC tipe ~A-760. IC ini merupakan sebuah

komparator tegangan diferensial dengan kecepatan tinggi,

mempunyai dua saluran keluaran yang saling komplemen dan

kompatib~l rlp.n~Rn level te~an~an100

~---(') OUT2

I

Gambar o.~ reallsaSl rangKalan pengubah gelombang sinus

persegi

Sensitivitas tegangan input = 50 m Vp p

108

Page 120: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Batas tegangan input = 3,5 ( 100 + 1 ) = 10,5 V

50

5.8 Perancangan Rangkaian Starter

Arus mula yang diperlukan pada induktor searah

ditentukan dari s~nsitivitas rang~aian timing. Bila rangkaian

timing mempunyai sensitivitas 50 mVpp' maka tegangan puncak

pada tangki LC yang diperlukan pada saat di start adalah :

Vo ~ 50 mV x N T

2

= 1,25 V

Arus mula pada induktor searah yang dibutuhkan adalahT/4

V = 1 fI s t dt-0

C

= I x Tst

C 4

atau

I = 4CVst 0

T

= 4 fCv0

= 4 x 75 10 3x 0,8 x 10-6x 1,25

= 0,3 A

Arus yang melalui SCR adalah

109

Page 121: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

I SCR = 21 s t

= 0,6 A

Waktu pemadaman SCR:

t OFF < T/4

< 3,4 /JS

Gunakan SCR tipe S6089

Tegangan forward blocking maksimum berulang

Arus konduksi rata-rata

Waktu pemadaman

VDRM = 400 V

IT = 3 A

t OFF = 3,5 s

Tegangan sumber untuk starter dapat diperkecil agar disipasi

daya pada resistor Rs t tidak terlalu besar. Akan tetapi,

tidak boleh terlalu kecil, supaya kapasitor Cst mempunyai

energi yang cukup untuk memberikan arus komutasi yang

diperlukan dalam proses pemadaman SCR. Dengan menggunakan

tegangan start Es t = 20 V, rangkaian dapat distart dengan

baik.

Resistor Rs tyang diperlukan adalah

Rs t = E st

2 I st

= 20

0,6

= 33,33 ohm

110

Page 122: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Daya yang didisipasikan pada Rs t adalah

PRs t = ( Est)2

Rs t

= ( 20 )2

33,33

= 12 W

Kapasitor Cst yang diperlukan harus memberikan konstanta

waktu CstRstjauh lebih besar dari pada waktu pemadaman SCR.

CstRs t » t OFF (SCR)

Cst » t OFF----.Rs t

» 3,5 x 10-6

33,33

» 0,1 ~F

PUSH-ON

KE RANGKAIANINVERTER

J

$6089

q ~F' I300V

6v

Gambar 5.10 Realisasi rangkaian starter

111

Page 123: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

5.9 Prosedur Mengoperasikan Alat

Alat yang dirancang memerlukan urutan pengoperasian

tertentu. Urutan pengoperasian ini tidak boleh terbalik.

Apabila urutan pengoperasian terbalik maka alat tidak akan.dapat bekerja dan dapat merusak transistor daya. Untuk

mengoperasikan alat disediakan 3 buah saklar pada panel alat

seperti diperlihatkan pada gambar 5.11.

AUTO­TRANSFOk­MATOR

JALA­JALA

ALAT

r-------t- READY~---+-RUN

O--t-CHARG I UG

ON ON ON

"'-- ..-.( S2~ S3~ @S4

OFF OFF' PUSH

Gambar 5.11 Saklar panel alat

112

Page 124: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

a) Prosedur penyalaan

Atur knob auto transformator pada posisi minimum

- Nyalakan saklar daya autotransformator 51

- Putar knob autotransformator hingga tegangan E = 20 V

- Nyalakan saklar 52 ' indikator ~eady akan menyala

- Tekan saklar 54 sesaat, indikator CHARGING akan menyala,

lalu lepaskan

- Atur kembali knob autotransformator hingga tegangan searah

E = 20 V

- Nyalakan saklar 53 indikator RUN akan menyala dan

indikator CHARGING akan padam. Pada keadaan ini alat sudah

bekerja.

- Atur tegangan searah E sesuai dengan yang diperlukan

- Penting,selama alat bekerja, ketiga saklar panel jangan

dioperasikan.

b) Prosedur pemadaman

Turunkap tegangan auto trnsformator hingga tegangan E = 0 V

- Padamkan saklar autotransformator 51

- Padamkan saklar 52

- Padamkan saklar 53

113

Page 125: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

·OAFTARKOMPONEN

Resistor:

R1 = 220 ohm

R2 = 100 ohm

R3 = 50 ohm

R4 = 100 ohm

R5 = 50 ohm

R6 = 220 ohm

R7 = 100 ohm

Ra = 220 ohm

R9 = 100/3 ohm/15W

R10 = 200 ohml

R11 R12 = 1013 ohm 19W

R21 R22 = 56 ohm/9W

R31 R32 = 22 ohm/3W

R4 1 R42 = 100 ohm

R51 R52 = 470 ohm

RP 1 RP2 = 64 ohm/3W

RA = 10 ohm

PA = 100 ohm

VR = 1k ohm

Daya resistor tanpa spesifikasi adalah 1/2 W

114

Page 126: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Kapasitor :

C1 = 4700 #J F/45V

C2 = 4700 #J F/45V.~

C3 = 4700 #J F/45V

C4 = 4700 #J F/45V

C5 = 10 #J F/16V

C6 = 10 #J F/16V

C7 = 1 #J F/25V

C8 = 1 #J F/25V

C9 = 4 #J F/300V

CF = 4000 #J F/250V

C = 0,8 #J F/8kV ( Kapasitor tangki )

Induktor

Ld 1 = 15 mH, 8A

Ld 2 = 15 mH, 8A

LF = 15 mH, lOA

L = 6 #JH ( koil pemanas )

Transistor

T11 T12 = 2SC 2562

T2 1 T2 2 = 2SA 1012

T3 1 T32 = 2N 2905

TD 1 TD2 = 2SC 3320

115

Page 127: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Dioda

JD1 = jembatan dioda 35 A /400V

JD2• JD3 = jembatan dioda 5A /100V

DS1• DS2 = IN 3892

DPl' DP2 = IN 3892

DAS 1• DAS2 = BA 158

D11• D12 .D21 J D22 = IN 4148

SCR = S 6089

Rangkaian Terintegrasi

IC1 = 7805

IC2 = 7905

IC3 = I-lA 760

IC4 = SN 7406

Indikator :

READY = LED

RUN = LED

CHARGING = lampu pijar 12 V

116

Page 128: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

CHARGING

":'"

Oil

RIOSC R

IL d2

L

":'"

c

eFr-.:1

LFF3

TR,

+5'1 RZ

0

-5VR3

\C50HZ

J ~//:z0 "

I ,'1 READY

I ";", .

":'" ~ ~.t

F,

°Il

o ~~ i

(dA

fACSOH1·?20V

s,

Page 129: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

""- ~ ; , ~

~"'-' .'1: Y

-

I

I

•.....:.

Gambar 5.13 Konstruksi alat

117

Page 130: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

BAB VI

PENGJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN6.1 Tujuan Pengujian

Pengujian alat bertujuan untuk membandingkan unjuk laku

alat yang telah dirancang dan dibuat, apakah sesuai dengan

analisa matematis. Pengujian alat

rangkaian daya dan meliputi :

dititikberatkan pada

- pengamatan bentuk gelombang tegangan pada transistor daya,

tegangan tangki LC dan arus keluaran dari inverter.

- pengukuran hubungan sumber tegangan searah ( E ) dengan

arus searah masukan (2Id), tegangan puncak tangki LC (Vo) dan

temperatur benda yang dihasilkan.

6.2 Rangkaian Pengujian

SUMBERTEGANGANSEARAH

1INVERTER V o

THERMO­METERTHERMO­KOPEL

RANGKAIANKENDALl

Gambar 6.1 Rangkaian pengujian

118

Page 131: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

6.3 Prosedur Pengujian

- Nyalakan alat dengan mengikuti prosedur penyalaan alat pada

5.9 a

- Amati bentuk gelombang tegangan transistor. tegangan tangki

LC dan arus keluaran dari inverter untuk beberapa harga E.

- Ukur hubungan antara sumber tegangan searah (E) dengan arus

searah masukan (2Id). tegangan puncak tangki LC (Vo) dan

temperatur benda untuk beberapa harga E.

- Padamkan alat dengan mengikuti prosedur ,pemadaman alat pada

5.9 b

6.4 Hasil Pengamatan Bentuk Gelombang

CRC 5041 OSCILLOSCOPE

~I .

.••. ; ;;tl -=-_._'~

in'---------

Gambar 6.2Bentuk gelombang tegangan transistor

Trace atas tegangan T0 1 20 V /div

Trace bawah tegangan T0 2 • 20 V /div

Skala waktu 5 ~s /div '

119

Page 132: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

j-

"

Gambar 6.3 Bentuk gelombang tegangan transistor

dari gambar 6.2 dengan skala waktu

diperlebar 1 ~s/div

Gambar 6.~ Bentuk gelombang tangki LC

Trace atas : tegangan tangki LC. 20 V/div

Trace bawah arus keluaran inverter. 2A / div

Skala waktu 2 ~s/div

120

Page 133: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

6.5 Hasil Pengukuran

No. E (volt) 2Id (A) Vo (volt) 9 ( °c )

1 20 2,8 54 250

2 25 3,4 66 360

3 30 4,0 80 410

4 35 4,8 96 480

5 40 5,4 104

6 45 6,0 1 610

7 50 6,7 13 680

8 55 7,2 150 720

9 60 8,0 165 810

pada

Tabel 6.1 Hasil pengukuran hubungan sumber tegangan searah

(E), arus searahmasukan (2Id) dan temperatur pada

benda (9)

Gambar

temperatur 8100 C

121

Page 134: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Gambar 6.6 Tampak samping koil pemanas

Gambar 6.7 Meja kerja

122

Page 135: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

"

6.6 Pembahasan

6.6.1 Bentuk Gelombang

Pada gambar 6.3 • 6.2 dan 6.4 diperlihatkan beberapa

bentuk gelombang yang dihasilkan. Bentuk-bentuk gelombang

ini adalah sesuai dengan yang diperkirakan secara teoritis.

Pada gambar-gambar tersebut tampak terjadi osilasi" ringing

". ketika kedua transistor berkomutasi. Osilasi" ringing

ini terjadi karena arus searah yang konstan dan kontinu dari

induktor searah Ld 1 dan Ld 2dipaksa mengalir secara mendadak

melalui tangki LC. Osilasi "ringing ini akan bertambah

besar dan akan terjadi spike tegangan tinggi (350V) pada

tangki LC apabila arus keluaran dari inverter tertinggal

phasa terhadap tegangan tangki LC. Sebab ketinggalan phasa

arus ini akan membuat impedansi tangki LC menjadi bersifat

induktif. sehingga aliran arus pada kedua induktor searah Ld 1

dan Ld 2 akan tertahan dan membangkitkan GGL balik (back EMF

) yang tampak sebagai spike tegangan tinggi tersebut. Dengan

mengatur potensiometer PA yang terdapat pada panel alat. arus

keluaran dari inverter dapat digeser (sekitar 22 0)

mendahului tegangan tangki LC sehingga impedansi tangki LC

akan bersifat kapasitif. Dengan demikian spike tegangan pada

tangki LC dapat dihilangkan karena arus pada kedua induktor

searah Ld 1 dan Ld 2 dapat mengalir ~engan lancar.

123

Page 136: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

6.6.2 Hubungan Tegangan Arus dan Temperatur Benda

Perbandingan antara hasil pengukuran dengan

perhitungan diperlihatkan pada tabel berikut

'124

hasil

Page 137: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

"

HASIL PENGUKURAN HASIL PERHlTUNGANNo. r-. A

I E (Volt.) 2Id (A) Pdc (IN) Vo (Volt.) e (OC) Vo (Vo 1 t) 2Id (A) P s ('w'l

1 20 2,8 56 54 250 62, 8 2,78 21, 92 25' 3,4 85 66 360 78, 5 3,ll7 ll3, 33 30 4,0 120 80 410 9ll, 2 ll, 17 56,24 35 ll, 8 168 96 480 109,9 ll, 86 78, 3

I5 llO 5,ll 216 lOll 550 125,7 5, 56 105,86 ll5 6,0 . 270 110 610 III 1, II 6, 25 1 3ll, 57 50 6,8 ·335 135 680 157, 1 6, 95 175,08 55 7,2 386 150 720 172,8 7,6ll 201, a9 60 8,0 480 165 810 188,5 8, 3ll 273,7

Tabel 6.2 Perbandingan has~l pengukuran dengan hasll perhIt.ungan

?dC = E x 2Id

P s = Pr .. PKv = daya panas pada benda yang d~dlsIpaslKan

Pr = daya radiaSl persarnaan (3-20)

PKv = day a Konveksi persarnaan (3-21)

Page 138: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Tegangan puncak tangki LC (Vo) yang dihitung berdasarkan

persamaan (3-23) adalah lebih besar sekitar 20% dari pada

hasil pengukuran. Penyimpangan ini terjadi, karen a dalam

rangkaian praktek arus keluaran d~ri inverter yang disalurkan

ketangki LC mempunyai fasa sekitar 22 0 mendahului tegangan

tangki LC, sehingga impedansi tangki ~C menjadi bersifat

kapasitif . Sedangkan dalam analisa matematis diasumsikan

bahwa arus keluaran dari inverter adalah sefasa dengan

tegangan tangki LC sehingga

resistif. Akibat perbedaan

impedansi tangki

impedansi 'tangki

LC

LC

bersifat

ini arus

konstan yang disalurkan ketangki LC ini akan menghasilkan

tegangan puncak yang berbeda.

Arus searah masukan (2Id) yang dihitung berdasarkan

persamaan (2-18) adalah sesuai denganhasil pengukuran

- Dari hasil pengukuran temperatur pada benda dapat dihitung

daya panas yang didisipasikan oleh benda berdasarkan

persamaan (3-20) dan (3-21). Diperoleh daya panas yang

didisipasikan oleh benda (Ps) adalah kira-kira setengah dari

ketelitian perhitungandaya masukan Tanpa menghiraukan

ini, hasil yang diperolehadalah sesuai dengan dengan

efisiensi koil pemanas yaitu 50 % ( dari hasil pengukuran

perubahan resistansi koil pemanas tanpa dan dengan benda

menggunakan jembatan resonansi )

125

Hasil perhitungan ini

Page 139: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

tidak dapat digunakan untuk menentukan efisiensi keseluruhan

alat karena penyimpangannya terlalu besar.

126

Page 140: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada tulisan ini diperkenalkan sebuah alat pengubah

energi listrik frekuensi rendah dari jala-jala menjadi energi

listrik frekuensi tinggi untuk digpnakan sebagai alat pemanas

induksi. Sistem konversi energi listrik ini dilakukan dengan

sistim ac-dc-ac. yaitu

penyearah dan inverter.

menggunakan gabungan rangkaian

-Sebagai jantung dari alat ini adalah Inverter Transistor

Setengah Jembatan Tipe Sumber Arus. Konfigurasi rangkaian

inverter ini membentuk sebuah jembatan dan menggunakan

komponen transistor daya mode saklar sebagai saklar statis.

Analisa rangkaian yang digunakan dalam tulisan ini ditujukan

untuk menghitung besaran komponen yang diperlukan dalam

merealisasikan rangkaian. Deskripsi akurat tentang disipasi

daya yang terjadi pada transistor daya dan pembatasan

frekuensi kerja rangkaian inverter ini masih memerlukan

analisa lebih lanjut.

Hasil pengujian prototip alat yang selesai dirancang dan

direalisasikan memperlihatkan

- Transistor daya mode saklar (2SC 3320) yang digunakan pada

rangkaian inverter tidak panas pada proses pensaklaran yaitu

arus kolektor IC (ON) = 8A VCE (OFF) = 165 V • f

127

= 75 kHz.

Page 141: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Seeara kwalitatif hal ini menunjukkan efesiensi kerja

traansistor daya mode saklar pada rangkaian inverter ini

eukup tinggi.

- Tegangan puneak tangki LC (Vo) hasil perhitungan adalah

lebih besar sekitar 20% dari pada pengukuran

-A~us searah masukan (2Id) hasil perhitungan adalah sesuai

dengan hasil pengukuran

- Dengan daya masukan 480 Watt alat ini dapat memanaskan

sepotong grafit berbentuk balok persegi padat dengan ukuran

panjang 5,1 em lebar 3,2 em dan tebal 1.3em yang ditempatkan

dalam tabung kwarsa hingga temperatur meneapai 810 °C.

Karena kesulitan pengukuran daya keluaran pada koil

pemanas dan benda kerja, maka efiensi keseluruhan alat yang

selesai dibuat belum dapat ditentukan. Dalam praktek kondisi

fisik radiasi. konveksi dan konduksi panas pada bend a tidak

dapat di tentukan dengan tel i ti. Untuk p enguku r an daya

keluaran pada koil pemanas dan benda kerja diperlukan alat

yang sesuai misalnya dengan kalorimeter.

128

Page 142: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

DAFTAR PUSTAKA

1. L Hartshorn, Radio-Frekuensi Heathing. George Allen &

Unwin Ltd., London, 1949.

2. H. Sabotka, Industrial HF Heat Generator. Philips

Thechnical Library, Netherland, 1963.

3. N.R. Stansel, Induction Heating Selection of Frequency.

AlEE Transactions, Vol.63, Oktober, 1944 p.755-759.

4. R.M. Baker, Induction Heating of Moving Magnetic Strip.

AlEE Transaction, vol.64, April 1945, p.184-189.

5. R.M. Baker, Heating of Nonmagnetic Electric Coductors By

Magnetic Induction - Longitudinal Flux. AlEE Transaction,

vol.63, June 1944, p~273-278.

6. J . T. Yang han and J . W. Williamson,

Design of Induction Heating Coils for Cylindricals Non Hagne

tic Loads. AlEE Transaction, vol.64, Agustus 1945, p.587-592.

7. T.P. Kinn, Yacum .t.llh.e. Radio Frequency Generator

Charcteristic and Application LQ Induction Heating

Problems,AIEE Transactions, vol. 63 December 1944, p.

Coils.Heating

Frequency Heating ~

Westinghouse, John

and Hall Ltd.

1290-1303.

8. D. Venable and T.P Kinn, Radio

Industrial Electronics Reference Book,

Wiley and sons Inc., New York; Chapman

London, 1948, ch. 24.

9 G.H Brown, EfficiencY QL Induction

129

Page 143: PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG …kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/... · d la. laboratorium Elektronika & Kornponen ... Dan pada Bab III dibahas mengenai

Wave and

FrequencyQ.f. H.igh

I. R. E and

Electronics, August. 1944 p. 124-129.

10 W.M Roberts, Problem in ~ Design

Heating Equipment, Proceeding of the

Electronics, July 1946, p. 489-500

11 W.F Peschel, !&ad. Power Matching Q.f. H.igh Frequency Power

Supllies !..Qz. Induction Heating .. IEEE Transactions on IA

"

vol.IA-16, no.3, May/ June 1974 , p. 351-359.

12 W.E Frank ~ Development in H.igh Frequency Power SQurce,

IEEE Transaction on IGA, for IGA-6, no. 1 Jan./ Feb.1970 p.

29-35

13. Wolf Tauber, Silicon Processing !..Qz. ~ YLliL ERA yol,l

Process Technology, Lattice Press Sunset Beach, California.

1986 p. 109-160.

14. W.Scot Ruska, Microelectronic Processing, Mc Graw Hill

Book Company, 1987 p. 268-295.

15. W.H Shepherd, 0.0 Trapp, Semiconductor Technology

Handbook. Technology Associates, April 15, 1982, p. 8-1

8-23 .

.I

130