pupuk-pupuk

34
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsure hara dalam jumlah berimbang untuk kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan serta produksi tanaman. pusat pengelolaan tanah terletak pada pengaturan keseimbangan empat faktor penting yaitu oksigen, air, unsur toksik dan unsure hara. Keempat faktor tersebut ditinjau secara terpadu maka tidak satupun faktor yang bertindak sebagai faktor pembatas. Telaah peranan tanah sebagai faktor tumbuh dimulai dengan mencari jawab mengenai apa yang dibutuhkan tanaman dari tanah kemudian macam bahan yang dibutuhkan, bentuk bahan, mekanisme pengambilan bahan dan tekanan bahan itu. Konsep kesuburan hanya memperhatikan unsur hara sebagai faktor pertumbuhan terpenting dan faktor pengendali anasir hara tersebut yang dianggap sebagai penunjang.

Upload: wahyusoil-unhas

Post on 10-Jun-2015

2.355 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pupuk-pupuk

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat menyediakan

unsure hara dalam jumlah berimbang untuk kebutuhan perkembangan dan

pertumbuhan serta produksi tanaman. pusat pengelolaan tanah terletak pada

pengaturan keseimbangan empat faktor penting yaitu oksigen, air, unsur toksik dan

unsure hara. Keempat faktor tersebut ditinjau secara terpadu maka tidak satupun

faktor yang bertindak sebagai faktor pembatas.

Telaah peranan tanah sebagai faktor tumbuh dimulai dengan mencari jawab

mengenai apa yang dibutuhkan tanaman dari tanah kemudian macam bahan yang

dibutuhkan, bentuk bahan, mekanisme pengambilan bahan dan tekanan bahan itu.

Konsep kesuburan hanya memperhatikan unsur hara sebagai faktor pertumbuhan

terpenting dan faktor pengendali anasir hara tersebut yang dianggap sebagai

penunjang.

Tanah yang mempunyai unsur-unsur yang optimum untuk nutrisi tanaman

tidak selalu alkalis maupun masam serta bebas dari unsur-unsur beracun boleh

dianggap mempunyai kesuburan tanah. Namun demikian keseuaian lahan untuk

medium tanaman terganggu tidak saja kesuburan kimianya. Disamping itu juga

terkait pada senyawa, keadaan air dan oksigen serta mekanika unsur tanahnya. Tanah

harus cukup lunak dan memungkinkan terjadinya perkecambahan akar yang baik.

Page 2: Pupuk-pupuk

Pemberian pupuk secara bertahap sesuai dengan fase fisiologisnya, pemberian

pupuk pada daerah larikan sehingga terjadi kontak langsung dengan tanah pada

daerah perakaran, serta pada saat pembibitan merupakan tindakan manajemen unsur

hara sebagai faktor pembatas dalam mendukung kesuburan tanah dalam upaya

meningkatkan hasil pertanian. Hal ini pula agar unsur hara yang diberikan tetap

sasaran serta efisien.

Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur hara kedalam tanah apabila

terjadi kekurangan pada tanah tersebut akibat proses alamiah dan tindakan manusia.

Pada berbagai jenis tanah, pemberian pupuk dapat memperbaiki ketersediaan unsur

hara dalam tanah untuk kesuburan tanaman yang telah hilang akibat proses

penguapan, erosi, pencucian saat hujan serta terangkut saat panen.

Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S, dan Ca dapat mengakibatkan

pengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terjadi karena hara-

hara tersebut diperlukan dalam tanaman untuk menghasilkan nutrisi untuk

pertumbuhannya. Hal ini dapat terlihat seperti tanaman menjadi kerdil, menguning,

layu, dan paling parah menyebabkan kematian tanaman.

Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakan praktikum pupuk dan

pemupukan tanah untuk mengetahui respon tanaman terhadap pemupukan.

Page 3: Pupuk-pupuk

I.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk Urea dengan

cara aplikasi benih pupuk dicampur dengan tanah terhadap pertumbuhan tanaman

jagung (Zea mays) pada tanah Alfisol Tamalanrea.

Kegunaan percobaan ini adalah sebagai bahan informasi dalam pengolahan

tanah sebagai media tumbuh tanaman melaui tingkat pemupukan.

Page 4: Pupuk-pupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tanah Alfisol

Tanah Alfisol adalah tanah dimana terdapat penimbunana liat dihorison

bawah (argilik) dan mempunyai kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang

tertinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat

yang tertimbun dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci

kebawah bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno, 2003).

Tanah Alfisol terbentuk pada daerah beriklim hujan C, d dan E dengan curah

hujan antara 800 – 2500 mm/thn, berbahan induk batu kapur, endapan taff vulkan,

topografi berombak sampai berbukit. Jenis tanah ini tersebar pada ketinggian 0 – 400

m diatas permukaan laut (Soepraptohardjo, 1969).

Tanah Alfisol adalah tanah yang sangat lapuk, tekstur berat dan kadang-

kadang lekat, struktur gumpal dan bahan organik rendah, nisbah silika atau

sesquioksida (SiO2 / R2O3) realatif tinggi, kejenuhan basa sedang sampai tinggi dan

kadang-kadang mengandung konkresi kapur dan besi (Hardjowigeno, 2003).

Menurut Syarief (1986), bahwa daya menahan air dan permeabilitas sedang,

kepekaan terhadap erosi sedang sampai besar, serta air pada keadaan ini merupakan

faktor pembatas secara umum sifat fisiknya sedang sampai baik, sifat kimianya baik,

sehingga nilai produktifitas tanahnya sedang sampai tinggi.

Page 5: Pupuk-pupuk

II.2. Pupuk

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah

sifat fisik, kimis, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Termasuk pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH

tanah yang masam, pemberian legin bersama benih bersama benih tanaman kacang-

kacangan dan pemberian pembenah tanah untuk memperbaiki sifat fisik tanah

(Rosmarkan dan Yuwono, 2002).

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih

unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti

menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun)

(Lingga, 2002).

Tanaman memerlukan sejumlah anasir hara dalam takaran cukup, seimbang

dan sinambung untuk terus tumbuh dan berkembang, menyelesaikan daur hidupnya.

Anasir hara tanaman ini diambil dari atmosfir dan system tanah. Paling sedikit ada 16

macam unsur hara yang diperlukan secara teratur untuk pertumbuhan vascular

tanaman (Poerwowidodo, 1992).

Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung

satu atau lebih hara tanaman. dengan pengertian ini, kegiatan tersebut di atas hanya

urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman,

yakni nitrogen (Rosmarkan dan Yuwono, 2002).

Page 6: Pupuk-pupuk

II.2.1. Nitrogen (N)

Sebagian nitrogen tanah berada dalam bentuk N-Organik. Nitrogen organik

(hasil fiksasi N-biologis, bahan tanaman dan kotoran hewan) yang dibenamkan dalam

tanah merupakan N-organik yang tidak dapat diserap begitu saja oleh tanaman. Lebih

lanjut dikatakan, jumlah N dalam tanah dapat bertambah akibat dari pemupukan N,

fiksasi N-biologis, air hujan dan penambahan bahan organik, sedangkan N dapat

berkurang karena pencucian, pemanenan, denitrifikasi dan volatilisasi (Hakim dkk,

1986).

Konversi N organik ke bentuk N mineral (NH4+ dan NO3

-) berlangsung

melalui transformasi biokimia yang dilakukan oleh mikroorganisme yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor seperti suhu, kelembaban dan pH tanah. Langkah pertama adalah

amonifikasi yakni konversi N organik ke bentuk NH4+. Transformasi ini dilakukan

oleh bakteri-bakteri heterotrof. Proses nitrifikasi yang mengubah NH4 ke NO3-

dilakukan oleh dua kelompok bakteri autotrof yaitu nitrosomonas yang mengubah

NH4+ ke NO2

- dan nitrobacter yang mengubah NO2- menjadi NO3

-. Kondisi yang

menguntungkan untuk amofikasi juga menguntungkan untuk nitrifikasi (Samosir,

1994).

Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ (ammonium)

dan NO3- (nitrat), senyawa ini diserap melalui akar ke daun selama proses asimilasi

yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk asam amino dan protein (Indranada,

1994.

Page 7: Pupuk-pupuk

Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman jagung adalah merangsang

pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu,

nitrogenpun berpea penting dalam pembentukan zat hijau daun yang sangat berguna

dalam proses fotosintesis (Lingga, 2000).

Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel

terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Selain itu, kekahatan senyawa

protein menyebabkan kenaika nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan

meningkatkan kandungan selulosa dan lignin. Ini menyebabkan tanaman jagung yang

kahat nitrogen tampak kecil, kering, tidak sukulen, dan sudut terhadap batang sangat

runcing (Poerwowidodo, 1992).

Urea termasuk pupuk nitrogen yang higroskopis. Urea mudah larut dalam air

dan jika diberikan ke tanah maka mudah berubah menjadi amoniak dan

karbondioksida. Pemberian urea pada tanah bias dilakukan 2-3 kali lebih efisien

dengan dosis yang tidak terlalu tinggi karena jika demikian akan mengakibatkan daun

akan terbakar (Lingga, 2002).

II.2.2. Fosfor (P)

Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk memenuhi kebutuhan

akan unsur ini, yaitu pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk

pupuk hijau dan senyawa asli unsur ini yang organic da anorganik yang terdapat

dalam tanah (Buckman and Brady, 1992).

Page 8: Pupuk-pupuk

Unsur P diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer H2PO4-. Menyusul

kemudian dalam bentuk HPO42-. Spesies ion yang merajai tergantung dari pH system

tanah-pupuk-tanaman, yang mempunyai ketersediaan tinggi pada pH 5,5 – 7.

Kepekatan H2PO4- yang tinggi dalam larutan tanah memungkinkan tanaman

mengangkutnya dalam takaran besar karena perakaran tanaman diperkirakan

mempunyai 10 kali penyerapan tanaman untuk H2PO4- dibanding untuk HPO4

2-

(Poerwowidodo, 1992).

Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah firofosfat dan

metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P dan K metafosfat.

Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu asam nukleat dan

phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi da dekomposisi

bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman (Anonim, 1991).

Ketersediaan fosfor dalam tanah ditentukan oleh banyak factor tetapi yang

paling penting adalah pH tanah. Pada tanah yang ber pH rendah (masam), fosfor akan

bereaksi dengan ion besi (Fe) dan aluminium (Al). reaksi ini akan membentuk besi

fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat

digunakan oleh tanaman. Pada pH tanah yang tinggi (basa), fosfor akan bereaksi

dengan ion kalsium. Reaksi ini akan membentuk kalium fosfat yang sifatnya sukar

larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Dengan demikian tanpa

memperhatikan pH tanah, pemupukan fosfor tidak akan berpengaruh bagi

pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002).

Page 9: Pupuk-pupuk

Fosfor dapat berpengaruh menguntungkan pada pembelahan sel dan

pembentukan lemak serta albumin, pembungaan dan pembuahan, termasuk proses

pembentukan biji, perkembangan akar, khususnya akar lateral dan akar halus

berserabut, kekuatan batang, dan ketebalan tanaman terhadap penyakit tertentu

(Buckman and Brady, 1992).

Gejala kekurangan P pada tanaman jagung dapat menjadikan pertumbuhan

terhambat (kerdil), daun-daun/malai menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun,

dan juga pada jagung akan menyebabkan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dan

kecil-kecil (Hardjowigeno, 1993).

II.2.3. Kalium (K)

Berdasarkan ketersediaannya dalam tanah, unsur K dapat digolongkan dalam

(1) bentuk segera tersedia, (2) lambat tersedia, dan (3) relative tidak tersedia. Kalium

tersedia dijumpai segabai kalium dalam larutan tanah dan kalium yang dapat

dipertukarkan. Kalium dalam larutan tanah lebih muda diserap oleh tanaman dan juga

peka terhadap pencucian. Kalium dalam bentuk yang lambat tersedia biasanya

terdapat pada tanah-tanah mineral 2 : 1. Kalium yang berasal dari pupuk akan

difiksasi diantara kisi-kisi mineral tersebut sehingga menjadi kurang tersedia bagi

tanaman. Dalam kondisi demikian maka akan mengurangi kehilangan K melalui

pencucian. Selanjutnya K yang terjerap itu lambat laun akan diubah menjadi bentuk

tersedia dan ini merupakan cadangan kalium tanah. Bentuk kaliu yang relatif tidak

Page 10: Pupuk-pupuk

tersedia sebagian besar berasal dari kalium tanah mineral yang umumnya masih

berada dalam mineral tanah seperti feldspar dan mika (Hakim dkk, 1986).

Tanaman menyerap kalium dalam bentuk K+ (umumnya pada tanaman muda).

Kalium dijumpai dalam tanah dengan jumlah yang sangat kecil. Berbeda dengan

unsur lainnya kalium tidak dijumpai dala bahan atau bagian tanaman seperti

protoplasma, lemak dan glukosa. Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium

dapat diketahui dari susunan mineral yang erdapat dalam tanah. Namun, umumnya

mineral leusit dan biotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium

bagitanaman (Soepardi, 1998).

Gejala tanaman yang kekurangan kalium adalah daun menjadi mengerut atau

kering terutama pada daun tua, walaupun tidak merata. Selanjutnya pada jagung yang

mengalami kekurangan unsur ini akan terlihat bercak merah coklat serta daunnya

akan mengering dan mati, buah tumbuhan tidak semprna, kecil dan serta tidak tahan

simpan.

Page 11: Pupuk-pupuk

II.3. Tanaman Jagung (Zea mays)

2.3.1. Syarat Tumbuh

1. Iklim

Jagung mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dibandingkan dengan

tanaman lainnya yang berasal dari jenis yang sama, kecuali pada daerah-daerah yang

lebih dingin karena jagung berasal dari daerah tropis dengan berbagai sifat yang

dimilikinya. Jagung menghendaki cuaca yang cukup panas untuk pertumbuhannya.

Variasi temperaturnya adalah temperatur rendah 9 – 10 o C, temperatur optimumnya

23 – 47 o C dan temperatur maksimumnya 40 – 44 o C. utnuk tanaman jagung

berkecambah dibutuhkan suhu 30 – 32 o C, di bawah suhu tersebut

perkecambahannya akan terganggu dan apabila di atas 44o C lembaga jagung menjadi

rusak (Anonim, 1977).

Suprapto (1992) menyatakan bahwa waktu pemasakan biji jagung dan

pengeringan hasil akan baik pada saat musim kemarau karena pada masa tersebut

kebutuhan air oleh tanaman sangat kecil. Sementara cahaya berlimpah ruah untuk

pemasakan biji dan pengeringan hasil.

2. Tanah

Efendi (1985) menyatakan bahwa tanaman jagung tidak memerlukan

persyaratan tumbuh yang banyak, karena tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis

tanah. Tanah berpasir dapat ditanami jagung dengan baik asal cukup air dan hara

Page 12: Pupuk-pupuk

untuk pertumbuhannya. Tanah berat seperti Grumusol dapat ditanami jagung dengan

dengan pertumbuhan normal asal saja aerasi dan draenase dapat diperbaiki.

Sudjarwadi (1990) menyatakan bahwa tanah yang dikendaki adalah tanah

yang gembur dan subur karena tanaman jagung memerlukan aerase dan draenase

yang baik dengan kedalaman zone perakaran yang cukup yaitu 1 – 1,7 m, jagung

dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah. Tanah lempung berdebu adalah

tanah yang baik untuk pertumbuhannya.

Page 13: Pupuk-pupuk

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum Pupuk dan Pemupukan dilaksanakan di Green House Fakultas

Pertanian dan Kehutanan, Jurusan Ilmu tanah Universitas Hasanuddin Makassar.

Berlangsung selama bulan April 2004.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah alfisols, polybag,

pupuk urea, benih jagung (Zea mays L), air dan label.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, sekop, timbangan

mistar, karung dan alat tulis menulis.

3.3. Metode Percobaan

Metode pelaksanaan pada praktikum ini adalah perlakuan penempatan benih

diatas pupuk dengan dosis pupuk sebagai berikut :

o 0 gr Urea/polybag (A1) Kontrol

o 0,25 gr Urea/polybag (A2)

o 0,375 gr Urea/polybag (A3)

o 0,75 gr UREA/polybag (A4)

o 1,5 gr Urea/polybag (A5)

3.4. Pelaksanaan Percobaan

3.4.1. Penyiapan Media Tanam

- Mengambil tanah lapisan top soil dengan menggunakan cankul dan sekop.

Page 14: Pupuk-pupuk

- Tanah yang telah diambil dikeringudarakan.

- Seluruh tanah diabaurkan untuk memperoleh tanah yang seragam.

- Menyiapkan 5 buah polybag.

- Mengisi masing-masing polybag dengan 5 kg tanah.

- Melakukan penyiraman setiap hari agar tanah tetap gembur.

3.4.2. Pemberian Pupuk

- Menyiapkan pupuk Urea yang akan digunakan.

- Menimbang pupuk dengan dosis 0,25 gr, 0,375 gr, 0,75 gr, dan 1,5 gr.

- Mencampur pupuk dengan tanah pada setiap polybag dengan dosis yang telah

ditentukan.

3.4.3. Penanaman

- Menyiapkan benih jagung (Zea mays)yang akan digunakan.

- Merendam benih terlebih dahulu selama 1 hari.

- Meletakkan benih di dalam tanah pada setiap polybag sebanyak 5 biji.

3.4.4. Pemeliharaan

- Menyiram tanaman setiap hari.

- Mencabut gula yang ada disekitar tanaman.

3.4.5. Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan yang diguanakan dalam praktikum pupuk dan pemupukan

ini adalah :

1. Tinggi tanaman (cm)

2. Jumlah daun (helai)

Page 15: Pupuk-pupuk

3. Kenampakan Morfologis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

IV.1.1. Tinggi Tanaman

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) Jagung (Zea mays) pada

Berbagai Perlakuan Minggu I, II dan III.

POLYBAGTINGGI TANAMAN (Cm)

MINGGU I MINGGU II MINGGU III

A1 ( 0 ) Kontrol 30.54 44.9 59.68

A2 ( 0,25 g) 28 42.88 61.06

A3 ( 0,375 g) 26.38 38.7 65.24

A3 ( 0,75 g) 25.5 36.38 62.22

A4 ( 1,5 g) 26.54 39.12 67.48

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays) Minggu I, II dan III.

Page 16: Pupuk-pupuk

IV.1.2. Jumlah Daun

Tabel 1. Hasil Pengamatan Jumlah Daun (Helai) Jagung (Zea mays) pada

Berbagai Perlakuan Minggu I, II dan III.

POLYBAGJUMLAH DAUN (Helai)

MINGGU I MINGGU II MINGGU III

A1 ( 0 ) Kontrol 3.8 5.8 7.8

A2 ( 0,25 g) 3.6 5.6 7.6

A3 ( 0,375 g) 3.2 5.4 7.4

A3 ( 0,75 g) 3.4 5.4 7.4

A4 ( 1,5 g) 3.4 5.4 7.4

Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays) Minggu I, II dan III.

Page 17: Pupuk-pupuk

IV.1.3. Penampakan Morfologis

Tabel 1. Kenampakan Morfologis Tanaman Jagung (Zea mays) Pada Minggu

Terakhir Pengamatan.

POLYBAG MINGGU III

A1 (Kontrol)

A2 (0,25 g)

A3 (0,375 g)

A4 (0,75 g)

A5 (1,5 g)

- Daun Menguning- Batang Lemah

- Terdapat bercak kekuningan

- Ujung daun mengerut

- Daun hijau kekuningan pada ujung daun mengerut

- Daun hijau agak kekuningan.

Page 18: Pupuk-pupuk

IV.2. Pembahasan

IV.2.1. Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan tinggi tanaman, maka

diperoleh hasil bahwa tanaman tertinggi pada minggu III adalah pada perlakuan A5

(1,5 g) yaitu 67.48 cm, sedangkan tanaman terendah pada perlakuan A1 (Kontrol),

rendahnya nilai tinggi tanaman pada perlakuan A1 (kontrol) disebabkan karena tanah

tersebut tidak cukup mengandung unsur hara yanag diperlukan oleh tanaman. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Gardener (1991), bahwa hara esensial harus tersedia

dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan optimal tanaman. Pada perlakuan A5

(1,5 g), diperoleh nilai tinggi tanaman yang tinggi, hal ini disebabkan oleh adanya

unsur N yang diberikan ke dalam tanah untuk melengkapi kekurangan unsur hara

dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1993), bahwa nitrogen

merupakan salah satu unsur hara esensial yang dapat disediakan melalui pemupukan.

IV.2.2. Jumlah Daun (Helai)

Hasil pengamatan rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman jagung (Zea

mays) pada tanah alfisol menunjukkan bahwa perlakuan A1 (Kontrol) memberikan

hasil yang terbaik pada pengamatan minggu III. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

unsur hara yanag ada dalam tanah cukup bagi pertumbuhan tanaman sehingga

meskipun tidak dilakukan pemupukan tanaman relatif lebih baik dibanding dengan

yang diberikan pupuk. Hal ini disebabkan pemberian pupuk pada tanah Alfisol

tersebut cenderung tidak bermanfaat karena unsure hara yang diberikan tidak

Page 19: Pupuk-pupuk

dimanfaatkan oleh tanaman dalam pertumbuhannya. Menurut Hakim, dkk (1986),

bahwa keadaan konsumsi mewah menyebabkan pemborosan karena pertambahan

unsur hara tersebut tidak lagi meningkatkan produksi tetapi terbuang percuma. Hal

lain ditambahkan Foth (1994), bahwa tanah Alfisol merupakan tanah dengan

kandungan liat yang tinggi sehingga nilai KTK tanahnya juga tinggi serta kesuburan

tanah alamiah yang tinggi. Nilai terendah pada pertambahan jumlah daun yaitu pada

perlakuan A5 (1,5 g). Hal ini disbebakan karena pemberian dosisi pupuk yang banyak

sehingga terjadi kelebihan unsur hara dalam tanah. Menurut Poerwowidodo (1993),

bahwa peningkatan pertumbuhan akibat penambahan takaran faktor pembatas akan

terus terjadi sampai faktor pembatas ini terhenti membatasi dan jika penambahan

faktor ini dilakukan terus hingga tercapai suatu titik yang menjadikannya berwatak

meracun maka pertumbuhan tanaman menjadi susut.

IV.2.3. Berat Segar

Perlakuan untuk P3 memberikan berat segar tertinggi yaitu 21,5867 gr. Hal

ini menunjukkan bahwa jika pertumbuhan tanman baik maka jumlah daunpun

menjadi banyak dan tanaman pun kelihatan subur sehingga tanaman pad akhirnya

memiliki berat segar yang tinggi karerna mengandung zat hijau dan air banyak. Hal

ini9 sejalan dengan pendapat Setyamiodjaya (1990) yang mengemukakan, bahwa

unsure hara yang cukup akan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik dan

tanaman kelihatan subur sehingga memberikan hasil akhir yang lebih baik.

Page 20: Pupuk-pupuk

Barat segar terendah terdapat pada perlakuan P2 yaitu 17,76667 gr. Hal ini

menunjukkan bahwa factor lingkungan yang memperngaruhi berkurangnya jumlah

daun dan dapat menekan kesuburan tanaman sehingga dapat menurunkan hasil

akhirnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasan Basri Jumin (1990) yang

mengemukakan bahwa, menurunnya hasil akhir tanman bukan hanya kekurangan

unsure hara tetapi ada factor lingkungan hama dan penyakit.

IV.2.4. Kenampakan Morfologis

Penampakan morfologis pada akhir pengamatan, menunjukkan perlakuan A1

(Kontrol) dan A2 (0,25 g) menunjukkan gejala yang hampir sama. Gejala yang

dijumpai adalah daun yang menguning dan batang melemah. Hal ini disebabkan

karena tanaman kekurangan unsur P, N, dan S. dimana N merupakan bagian integral

dari klorofil, P menghasilkan energi dan S pembentuk protein. Sesuai dengan

pendapat Foth (1994), bahwa gejala kekurangan unsur N, P, S pada tanaman jagung

mengakibatkan penguningan yang meluas sampai tulang tengah dan tanaman

terhambat pertumbuhannya.

Pada perlakuan A3 (0,375 g), A4 (0,75 g) dan A5 (1,5 g), menunjukkan gejala

morfologis yang hampir sama pula. Gejala yang dijumpai adalah Ujung daun

mengerut dan daun agak hijau kekuningan. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman

kekurangan unsure Kalium dan Sulfur. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardener

(1991), bahwa kekurangan unsur K dalam tanah akan menyebabkan daun tanaman

Page 21: Pupuk-pupuk

menjadi mengerut (keriting) sedangkan unsur S diperlukan tanaman untuk sintesa

asam amino. Sintesa asam amino akan memberikan warna hijau pada daun tanaman.

Page 22: Pupuk-pupuk

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan A5 (1,5 g) yaitu 67.48 cm,

sedangkan tinggi tanaman terendah pada perlakuan A1 (kontrol) yaitu 59.68

cm.

2. Jumlah Daun tertinggi pada perlakuan A1 (Kontrol) yaitu 7,6 helai ,

sedangkan Jumlah daun terendah pada perlakuan A3 (1,375 g), A4 (0,75 g)

dan A5 (1,5 g) yaitu 7,4 helai.

3. Kenampakan morfologis tanaman yang ditunjukkan oleh beberapa perlakuan

rata-rata menunjukkan gejala defisiensi unsur hara (daun berwarna kuning).

V.2. Saran

Selanjutnya pada percobaan selanjutnya digunakan dua jenis tanaman yang

berbeda untuk membandingkan pengaruh pemupukan dan gejala defisiensi terhadap

pertumbuhan dan perkembangbiakan tanaman.