punyanya via
DESCRIPTION
pingTRANSCRIPT
KEPERAWATAN ANAK
“UJI COBA DDST PADA ANAK
USIA 2 TAHUN”
OLEH :PUTU NOVIA CANDRA DEWI
KP.05.12.089
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM/IX UDAYANADENPASAR
2014
PORTOFOLIO
DDST (Denver Development Screening Test)
A. Latar Belakang
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) pertumbuhan (growth) dan
perkembangan(development) sebenarnya memiliki makna yang berbeda, tetapi antara
keduanya tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan menunjukkan arti perubahan
kuantitatif, pertambahan dalam ukuran dan struktur. Sejalan dengan pertumbuhan
otak anak, dia memiliki kapasitas belajar lebih besar untuk belajar, mengingat, dan
bernalar. Perkembangan dapat didefinisikan sebagai kemajuan terurut
berkesinambungan, perubahan-perubahan koheren (menyatu). Kemajuan artinya
perubahan itu berlanjut ke arah depan. Terurut dan koheren, artinya terdapat relasi
tertentu antara perubahan yang sedang terjadi dan apa yang dilalui atau berikutnya.
Berkembang, yaitu menunjukkan perubahan kuantitatif dan kualitatif berikutnya
(Elisabeth B. Hurlock, 1978).
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya sangat bergantung dari
genetic dan pengasuhan ibunya masing-masing. Pengasuhan anak yang optimal akan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Contoh sebagai
berikut : Pada tahun pertama, anak-anak kebanyakan telah mulai belajar berjalan. Jika
pada usia dini ini dilatih berbagai kecakapan motorik secara terus menerus maka
perkembangan kemampuan anak akan berlangsung cepat. Pada tahun kedua
perkembangannya, anak-anak kebanyakan telah dapat atau setidaknya telah belajar
berjalan. Sebagian anak bahkan telah mampu berlari-lari dari halamannya sendiri
menuju ke halaman tetangganya dan menelusuri lorong-lorong disekitarnya. Mereka
berlatih dengan berbagai kecakapan motorik dan secara terus menerus ingin
menunjukkan keterampilannya itu kepada orang tuanya dan orang lain yang
menyaksikannya. Pada tahun ketiga, perilaku anak akan tampak sedikit perubahan
yang berbeda. Watak tantrumnya (merengek) belum sepenuhnya hilang, kemanjaan
usia dua tahunan dapat berakhir pada tahun keempat, tetapi perilaku senang rewel
kebanyakan telah ditinggalkan. Setiap minggu menghasilkan ungkapan kata-kata baru
dan cara baru dalam memanjat, melonjak dan meloncat. Anak-anak mulai mampu
menguasai dan mengendalikan anggota badannya guna melakukan sesuatu yang tidak
bisa dilakukan sebelumnya. Kita dapat melihat perubahan tindakan anak pada saat
usia menginjak tahun prasekolah, dia belajar bagaimana menulis, menggambar, dan
bagaimana memainkan permainan dengan berbagai alat permainan seperti bola,
kelereng, dan sebagainya. Mereka juga membuat tentang keterampilan baru yang
dapat dilakukan dan pertumbuhan diri. Pada usia lima tahun, mereka adalah anak
yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, dalam arti telah mampu
mengkoordinasi motorik dengan baik. Anak-anak pada usia ini bahkan senang
bertindak yang dapat mengejutkan orang tuanya atau pengasuhnya dengan perilaku
yang mengkhawatirkan, misalnya sering menapaki anak tangga dan bangunan-
bangunan lain yang menanjak bahkan sembarangan objek yang dapat dinaiki.
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari metode
screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau
test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening
yang baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan
menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan
ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak
prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up
selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan
disekolah 5-6 tahun kemudian. Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan
bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan
kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan
juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi
DDST yang dinamakan Denver II. DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4
bagian yaitu
1. Personal Sosial
2. Kemanpuan Motorik halus, yaitu koordinasi mata dan tangan, dalam
memanipulasi atau benda-benda kecil atau pemecahan masalah.
3. Bahasa, pendengaran, pemahaman dan penggunaan bahasa.
4. Motorik kasar, duduk, berjalan, melompat, dan gerakan lain yang melibatkan otot
besar.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak
2. Mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan
C. Sasaran
Dalam tugas DDST , sasarannya adalah keluarga dari bayi, batita, balita, dan anak
yang akan di lakukan tes perkembangan DDST II ini.
1. Nama orang tua : I Ketut Kariani
2. Nama Anak : Kadek Nakula Gangga Pradarma
3. Usia Anak : 2 tahun
D. Alat dan bahan
Alat : menggunakan lembar DDST ( Denver Development Screening Test)
Bahan : - Buku bergambar
- Boneka
- Sendok
E. Langkah – langkah :
a. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan medis klien dan daftar makanan/diet pasien
2. Siapkan alat – alat dan privacy ruangan
3. Cuci tangan
b. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya, sapa orang tua/pengasuh dan
anak dengan ramah
2. Jelaskan tujuan dilakukan test perkembangan jelaskan bahwa test ini bukan
untuk mengetahui IQ anak
3. Buat komunikasi baik dengan anak
c. Tahap Kerja
1. Hitung umur anak dan buat garis usia instruksi umum : catat nama anak,
tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir. Umur anak dihitung
dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
2. Tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan
pada ujung atas garis umur.
3. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sector tugas perkembangan dimulai
dari sector yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang
terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan
garis umur.
4. Beri skor penilaian
Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat
P: Pass/Lulus: anak melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak
memberikan laporan anak dapat melakukannya.
F:FAIL/Gagal: anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau
ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat melakukannya dengan
baik.
R: Refusal : anak menolak untuk melakukan uji coba.
D: Delay : gagal menampilkan item yang seharusnya dilalui 90% anak pada
usia sama atau item dimana anak gagal menyempurnakan bagian kiri garis
usia
NO: No Opportunity: tidak ada kesempatan, anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya
boleh dipakai pada uji coba dengan tanda.
5. Interpretasi penilaian individual :
Lebih (Advanced): bilamana lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis
umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut
Normal : bila gagal atau menolak melakukan perkembangan di sebelah kanan
garis umur, dikategorikan sebagai normal
Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) anak menolak.
Pada tugas perkembangan dimana garis lurus umur terletak persentil 25 dan 75
maka dikategorikan normal
Caution/peringatan : bila seorang anak gagal (F) atau menolak tugas
perkembangan dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90
Delayed/keterlambatan: bila seorang anak gagal (F) atau menolak melakukan
uji coba yang terletak lengkap di sebelah kiri garis usia.
No Ppportunity: tidak ada kesempatan: pada tugas perkembangan yang
berdasarkan laporan orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada
kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan tersebut, hasil ini tidak
dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.
d. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
Normal
- Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak 1
caution.
- Lakukan ulangan pada control berikutnya.
Suspek
- Bila didapatkan lebih atau sama 2 caution dan atau lebih
atau sama 1 keterlambatan.
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan
factor-faktor seperti rasa takut,keadaan sakit, atau
kelelahan.
Unstetable/tidak dapat diuji
- Bila ada skor menolak pada > uji coba terletak sebelah kiri
garis umur atau menolak pada > uji coba yang ditembus
garis umur pada daerah 75 – 90 %.
- Lakukan uji ulang 1-2 minggu.
2. Beri pujian kepada orang tua/pengasuh atas tindakannya membawa anak untuk
dilakukan tugas perkembangan.
3. Beri penjelasan mengenai hasil test perkembangan kapan harus kembali,
anjuran di rumah dan apabila ada anjuran tindak lanjut.
F. Dokumentasi
Nama anak : Kadek Nakula Gangga Pradarma
Umur anak : 2 tahun
Tanggal uji perkembangan : 16 November 2014
Respon anak :
1. Sector bahasa : - Menyebut 6 bagian tubuh = P
2. Motorik halus : - Membuat menara 4 kubus = P
3. Motorik kasar : - Menendang bola ke depan = R
4. Sosial : - Menyuapi boneka = P
Respon orang tua : Antusias terhadap anak, dan timbal balik
Orang tua cukup membantu memperjelas
perkembangan anak.
Skor penilaian, P : Pass/Lulus = anak dapat melakukan semua uji coba dengan baik,
walaupun ada 1 kegiatan yang anak tolak untuk melakukannya karena
anak sedikit pemalu.
G. Kesimpulan
Dari kegiatan pengukuran DDST dapat disimpulkan bahwa pengukuran DDST
sangat penting untuk mengetahui tentang jenjang perkembangan pada anak , serta
dapat mengetahui apakah anak mampu mengikuti instruksi yang di berikan. Test uji
perkembangan anak dengan nama Listya Ramadhani yang berumur 2 tahun
berlangsung baik. Dilakukan uji perkembangan yang dimulai dengan sector personal
social, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Dari uji perkembangan yang telah
dilakukan semua sector yang di terjang garis umur dapat dilakukan dengan
baik/PASS, walaupun ada 1 kegiatan yang anak tolak/REFUSAL untuk
melakukannya pada motorik kasar karena anak sedikit pemalu dan dari masing-
masing sector tidak terdapat keterlambatan, perkembangan anak di nyatakan
NORMAL. Dari kegiatan tersebut diatas, anak tampak antusias mengikuti setiap uji
perkembangan DDST II. Orang tua juga tampak antusias dalam membantu
memberikan informasi tentang perkembangan anaknya.