pulsa with modution

62
PROYEK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR PTA 2009/2010 Pulsa With Modulation Disusun Oleh : 1. Aditya febrianto (22108155) 2. Taufik Prasetyo (22108256) 3. Siddiq leksono (21108821) i

Upload: adit

Post on 13-Jun-2015

632 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pulsa With Modution

PROYEK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR PTA 2009/2010

Pulsa With Modulation

Disusun Oleh :

1. Aditya febrianto (22108155)

2. Taufik Prasetyo (22108256)

3. Siddiq leksono (21108821)

LABORATIUM DASAR ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

i

Page 2: Pulsa With Modution

UNIVERSITAS GUNADARMA

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PROYEK : PULSE WITH MODULATION

NAMA / NPM : 1. Aditya Febrianto (22108155)

2. Taufik Prasetyo (22108256)

3. Sidik Leksono (21108821)

KELAS : 2KBO2

HARI/SHIFT : KAMIS / 4

Penguji I Penguji II

(____________) (____________)

Penguji III Penguji IV

(____________) (____________)

NAMA NILAI

ALAT MAKALAH PRESENTASI TOTAL

1.

2.

3.

Depok,,……/ ……………. 2009

PJ. Praktikum Elektronika Dasar

ii

Page 3: Pulsa With Modution

( )

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa,karena dengan

berkahnya penulis dapat merampungkan makalah “pulse width modulation” ini.

Makalah pulse width modulation ini sendiri ditujukan untuk melengkapi tugas

proyek dari praktikum elektronika dasar.Yang mana makalah ini tidak berdiri

sendiri,namun juga disertai dengan alat yang harus di uji.

Makalah ini dikerjakan sesuai dengan alat proyek yang menjadi tugas dari

penulis sebagai praktikan dari praktikum elektronika dasar di Lab elektronika dasar

kampus D Margonda, Depok. Makalah ini bersumber dari teori teori pada saat

praktikum,modul penunjang praktikum,dan buku lainnya yang berhubungan dengan

pulse witdh modulation serta referensi dari internet.

Setelah menyelesaikan proyek alat praktikan diharapkan mampu menyusun

suatu makalah yang baik dengan ketentuan-ketentuan tertentu dari LabElek..Di

dalam penyusunan makalah proyek ini masih jauh sempurna mengingat pengalaman

dan pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh karena itu saran dan kritik sangat

saya harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Berhasilnya makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan oleh PJ

Konsul praktikum dan kakak asisten lainnya serta kepercayaan yang telah diberikan

oleh semua pihak, terlebih kepada teman satu kelompok dalam proyek

(Taufik,sidik,aditya).

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu

dalam memperdalam ilmu pengetahuan di bidang computer enginering bagi

seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer.

Depok, Desember 2009

Penyusun

iii

Page 4: Pulsa With Modution

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan .................................................................................... I

Kata Pengantar ............................................................................................ II

Daftar Isi ...................................................................................................... III

Daftar gambar .............................................................................................. V

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ..................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 1

1.4 Metode Penulisan .................................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 2

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 3

2.1 pulsa with modulation .............................................................. 3

2.2 teori dasar elektronika .............................................................. 4

2.3 transistor................................................................................... 4

2.4 dasar op-amp ........................................................................... 7

2.4.1 Rangkaian Op-Amp Dasar .............................................. 8

2.4.2 Karakteristik ideal OP-Amp ............................................. 12

2.4.3 Modus penguatan pada Op-Amp .................................... 12

2.4.4 Summing Circuit ............................................................. 14

2.4.5 Comparator dan Detector .............................................. 17

2.5 resistor..................................................................................... 18

2.5.1 Karakteristik resistor....................................................... 22

2.5.2 Pertimbangan Untuk Memilih Resistor............................ 22

2.5.3 Noise dalam resistor karbon terdiri dari.......................... 23

2.6 dioda ....................................................................................... 23

iv

Page 5: Pulsa With Modution

2.6.1 Fungsi umum dioda........................................................ 26

2.6.2 Jenis Dioda..................................................................... 27

2.7 IC(INTEGRATED CIRCUIT).................................................... 28

2.8 Kapasitor .................................................................................. 29

2.9 Langkah-langkah membuat Pulsa With Modulation ................. 30

BAB III ANALISA RANGKAIAN ................................................................. 34

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok .............................................. 34

3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail ........................................... 35

BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT .................................................. 38

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 39

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 39

5.2 Saran ...................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40

LAMPIRAN

v

Page 6: Pulsa With Modution

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sinyal PWM ……………………………………………. 3

Gambar 2.2 Sinyal Transistor Bipolar……………………………….. 5

Gambar 2.3 Fisik Op-Amp…………………………………………….. 7

Gambar 2.4 blok op-amp ……………………………………………… 8

Gambar 2.5Inverting Amplifier …..….……………………………….. 9

Gambar 2.6 Non Inverting Amplifier ………………………………… 10

Gambar 2.7 Voltage Follower………... ……………………………… 11

Gambar 2.8 Modus Loop Terbuka…………………………………… 12

Gambar 2.9 Modus Loop Tertutup……………………………………. 13

Gambar 2.10 Penguatan terkontrol…………………………………… 13

Gambar 2.11 Penguatan Satu………………………………………… 14

Gambar 2.12 Inverting Adder…………………………………………. 14

Gambar 2.13 Scalling Adder………………………………………….. 15

Gambar 2.14 Adder Subtractor……………………………………….. 16

Gambar 2.15. Direct Adder…………………………………………… 17

Gambar 2.16 dioda kontak titik………………………………………. 23

Gambar 2.17 dioda zener…………………………………………….. 24

Gambar 2.18 Dioda Led………………………………………………. 24

Gambar 2.19 Dioda foto……… …………………………………….. 25

Gambar 2.20 Dioda Scr………………………………………………. 26

Gambar 2.21 Forward bias dan Reverse Bias……………………… 2

vi

Page 7: Pulsa With Modution

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan ilmu elektronika daya yang pesat membuatnya mampu

merambah ke berbagai bidang keilmuan, termasuk aplikasinya pada bidang

system tenaga. Metoda untuk menghasilkan berbagai macam lebar pulsa

tersebut adalah metoda PWM ( Pulsa With Modulation ) atau modulasi lebar

pulsa dimana semakin lama switch berstatus on semakin banyak energi yang

disimpan dalam komponen penyimpan, dan semakin besar pula daya yang

dikirim ke beban. Selain itu, untuk menghasilkan tegangan keluaran yang

stabil, maka tegangan tersebut dapat diumpan balik dan dibandingkan dengan

tegangan referensi dan selisihnya kemudian dapat digunakan untuk

mengendalikan lamanya switch berstatus on dan off.

1.2 Batasan Makalah

Pada penelitian ini yang dibahas adalah pembuatan dan perancangan

pengaturan tegangan pulsa with modulation dan melihat performasi alat serta

perubahan arus atau tegangan listrik yang disebabkan oleh kipas yang

berputar pada pulsa with modulation,dan akan memperhatikan cara kerja pada

pulsa with modulation

1.3 Tujuan Penulisan

Setelah melaksanakanp raktikum elektronika dasar di laboratorium elektronika

Dan komputer, Universitas Gunadarma,setiap mahasiswa dituntut untuk

membuat sebuah proyek elektronika dasar yang terdiri dari makalah danalat

proyeknya,serta harus dipersentasikan secara kelompok Disini kami

terangkain dari mulai cara pembuatan layout hingga cara kerja raangkaian

1

Page 8: Pulsa With Modution

tersebut, baik secara blok diagram maupun secara detail. Yang akan kami

bahas dalam bab III nanti, tentang analisa rangkaian .

1.4 Metode Penulisan

Lebih memahami prinsip kerja pada pulsa with modulation dan dasar-dasar

pengontrolan perancangan dengan teori yang ada maka dimulai dengan

perancangan pembuatan hasil rancangan dilanjutkan dengan perakitan

komponen-komponen rangkain berdasarkan rancangan. Pengujian setelah

hasil rancangan selesai di rakit,maka dapat dilakukan untuk pengujian

berbagai macam jenis beban dan berbagai macam sumber

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematik penulisan dalam makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah,batasan masalah,tujuan

penulisan,metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian

proyek,dan kerangka terbentuknya proyek “ Pulsa With Modulation “ ini.

BAB III Analisa Rangkaian

Dalam bab III ini,kami akan menjelaskan dan menganalisa rangkaian baik

secara blog diagram maupun secara detail.

BAB IV Cara Pengoperasian Alat

Berisi tentang pengoperasian alat pada Pulsa With Modulation.

BAB V Penutup

Berisi kesimpulan,saran dan pesan-pesan lainnya.

2

Page 9: Pulsa With Modution

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pulsa With Modulation

Salah satu cara untuk mengirimkan informasi analog adalah dengan

menggunakan pulsa-pulsa tegangan atau pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi

pulsa, pembawa informasi terdiri dari pulsa-pulsa persegi yang berulang-ulang.

Salah satu teknik modulasi pulsa yang digunakan adalah teknik modulasi

durasi atau lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa-

pulsa persegi tersebut. Metode tersebut dikenal dengan nama Pulsa With

Modulation (PWM). Metode PWM dikenal juga dengan nama Puls Duration

Modulation (PDM) atau Pulsa Length Modulation (PLM) 

Untuk membangkitkan sinyal PWM, digunakan komparator untuk

membandingkan dua buah masukan yaitu generator sinyal dan sinyal

referensi. Hasil keluaran dari komparator adalah sinyal PWM yang berupa

pulsa-pulsa persegi yang berulang-ulang. Durasi atau lebar pulsa dapat

dimodulasi dengan cara mengubah sinyal referensi.

Gambar 2.1 sinyal PWM

3

Page 10: Pulsa With Modution

Metode PWM digunakan untuk mengatur kecepatan motor, informasi

yang dibawa oleh pulsa-pulsa persegi merupakan tegangan rata-rata.

Besarnya tegangan rata-rata tersebut dapat diperoleh dari :

Vout = (Vref * duty cycle) / periode

Semakin lebar durasi waktu tunda positif pulsa dari sinyal PWM yang

dihasilkan, maka perputaran motor akan semakin cepat, demikian juga

sebaliknya.

2.2 Teori Dasar Elektronika

Menjelaskan dan mengetahui karakteristik dari setiap komponen

elektronika baik yang termasuk komponen pasif maupun komponen

aktif.Mengetahui cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu

jenis komponen elektronika.

a. Komponen aktif

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam

pengoperasiannya membutuhkan sumber arus atau sumber tegangan

sendiri.seperti Transistor,Tranducer, Integrated circuit dan Sensor.

b. Komponen Pasif

Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam

pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber

arus tersendiri.Seperti Kapasitor,Resistor,Dioda,Transformator dan

Relay.

2.3 Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah

bahan type p dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri atas

sebuah bahan tipe n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor PNP).

Sehingga transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing

bahan tersebut. Struktur dan simbol transistor bipolar dapar dilihat pada

gambar. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis

4

Page 11: Pulsa With Modution

sangatlah tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini

dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150. Sehingga

ukuran basis yang sangat sempit ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor.

Simbol transitor bipolar ditunjukkan pada gambar 3.1.Pada kaki emitor

terdapat tanda panah yang nanti bisa diketahui bahwa itu merupakannarah

arus konvensional. Pada transistor npn tanda panahnya menuju keluar

sedangkan pada transistor pnp tanda panahnya menuju kedalam.

Gambar 2.2 Simbol transitor bipolar

Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B)

dan Kolektor(C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat

doping sangattinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang.

Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah.

Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka

5

Page 12: Pulsa With Modution

semakin kecil konduktivitasnya.Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya

(elektron untuk bahan n; dan hole untuk bahan p) adalah sedikit.

Transistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor bipolar dan unipolar.

Transistor bipolar adalah transistor yang ada pada daerah N mempunyai

banyak sekali electron pita dan pada daerah P mempunyai banyak sekali

hole.Jenis dari transistor bipolar adalah transistor PNP dan NPN, sedangkan

pada transistor unipolar misalnya FET, MOSFET, JPET dan lain-lain. Fungso

dari transistor adalah sebagai penguat arus, saklar elektronika, osilator,

pencampur (mixer) dan penyearah. JFET (Junction Field Effect Transistor)

adalah salah satu model transistor junction dan mempunyai resistansi input

yang cukup tinggi. JFET memerlukan pembawa mayoritas untuk dapat bekerja

(muatan hole atau elektron). JFET mempunyai kaki terminal, sama halnya

dengan transistor bipolar yaitu Drain (D), Source (S) dan Gate (G). MOSFET

(Metal Okide Semi Conductor) adalah gate yang mempunyai gate terbuat dari

bahan logam dan antara kanal dan gate dilapisi oleh suatu bahan silikon

dioksida. MOSFET mempunyai jenis kanal N dan kanal P.Dalam penggunaan

transistor untuk suatu proyek harus dipakai transistor yang tepat. Jangan coba

menggantinya dengan tipe lain yang dikatakan sama, maka akan berakibat

fatal. Letak sambungan kaki suatu transistor sudah ditetapkan.

Kegunaan Transistor.Transistor dapat dipakai untuk bebagai keperluan

misalnya :

a. Mengubah arus bolak balik menjadi arus searah, pekerjaan ini disebut

penyearah

b. Menguatkan arus rata atau tegangan rata maupun arus bolak balik atau

tegangan bolak balik.

c. Menjangkitkan getaran listrik, dinamai oscilator. Rangkaian oscillator

banyak ditemui pada rangkaian elektronika.

d. Mencampur arus (tegangan) bolak balik dengan frekuensi yang

berlainan (permodulasian)

e. Saklar elektronik ;tujuannya agar saklar tidak cepat putus.

6

Page 13: Pulsa With Modution

2.4 Defensi Op-Amp

Op-Amp adalah piranti yangmampu mengindera dan memperkuat sinyal

maukan bai DC maupun AC.Op-Amp yang khas terdiri dari tiga rangkaian

dasar yakni penguat Differensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan,

penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut

emitter push-pull).

Karakteristik OP-Amp yang terpenting adalah :

1. Impedansi masukan amat tinggi, sehinga arus masukan praktis dapat

diabaikan

2. Penguaan lup terbuka amat tinggi

3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak

terpengaruh oleh pembebanan.

Gambar 2.3 Fisik Op-Amp

7

Page 14: Pulsa With Modution

Keterangan Pin :

1. Offset Null

2. Inverting Input

3. Non Inverting input

4. -Vcc : tegangan activator negatif

5. Offset Nll

6. Output

7. +Vcc : teangan activator positif

8. NC

+Vcc

+

-

Gambar 2.4 Blok Op-Amp

2.4.1 Rangkaian Op-Amp Dasar

Dalam sub bab ini akan dijelaskan bagimana cara kerja rangkaian pada

rangkaian OP-Amp dasar.Rangkaian pembandin tegangan sederhan

yangmenggunakan penguatan Lup terbuka dari Op-Amp konfigurasi

rangkaian ini akan menunjukkan keada pemaai bagaimana

menggunaan masukan secara aktif.Selanjutnya akan diterangkan

bagaimaa pembanding diterangkan dalam penginderaan AC dan

pendeteksian level tegangan informasi yang terinci akan diberkan,

Penguatdifferensial

Penguat tegangan

Pengaut keluaran

8

Page 15: Pulsa With Modution

tentang bagaiman membuat penguatan dengan OP-Amp dan bagaimaa

resistor eksterna dapat mempengaruhi rangkaian, dan juga akn

memahami bagaimana op-amp memberikan penguatan dalam

konfigurasi rangkaian membalik dan tak membalik. Rangkaian-

rangkaian khusus seperti penguat dan penjumlah selisih disajikan untuk

menunjukan kepada pecinta elektonik bahwa op-amp memang serba

guna.

Ada tiga macam rangkain dasar op-amp yaitu, sbb:

Inverting Amplifier

Non Inverting Amplifier

Voltage Follower

A. Inverting Amplifier

Pada rangaian ni input pada op-amp terdapat pada kaki inverting

seperrti pada gambar dibawah ini :

VoutVin

+Vc

-Vc

Rf

Rin

Gambar 2.5 Inverting Amplifier

Pada rankaian ini kita dapat mencari Vout dengan menggnakan rumus

persaman kirchoff I :

Ia+Ib = Ic

9

Page 16: Pulsa With Modution

Dari prinsip buni semu bahwa Ic = 0 didapat :

Ia + Ib = Ic

Ia + Ib = 0

Vin + Vout = 0

Rin Rf

-Vin = Vout

Rin Rf

Vout = - Rf

Vin Rin

Av = - Rf

Rin

B. Non Inverting Amplifier

Vin-Vc

Vout

+VcRin

Rf

Gambar 2.6 Non Inverting Amplifier

10

Page 17: Pulsa With Modution

Sama seperti Inverting amplifier pada rangkain ini juga dapat diturunkan

dari hokum kirchoff I :

Ia + Ib = Ic

0 - Vin + Vout - Vin = 0

Rin Rf

- V in + Vout - Vin = 0

R in Rf Rf

Vout = Vin Rf + 1

Rf Rin

Vout = Vin 1 + Rf

Rin

C. Voltage Follower

+Vc

-VcVout

Va

Vb

Gambar 2.7 Voltage Follower

Pada Voltage Follower mempunyai output Vout = Vin.

Sebab rangkaian ini mengalami penguatan satu.

11

Page 18: Pulsa With Modution

2.4.2 Karakteristik ideal OP-Amp

Karateritk dan parameter piranti elektronik ini, tentunya lebih mudah

bagi kita untuk memahami penggunaannnya dalam rangkaian. Dengan

mengetahui apa-apa yangbisa diharapkan dari sebuah Op-amp.

1. AV = ~ (Penguatan Tak Hingga) = PLN

2. Zin = ~ (Impedansi Tak Hingga)

3. BW = ~ (Bandwidth Tak Hingga)

4. Zout = 0 (Impedansi Output)

5. Vout = 0 (Tegangan Output = 0, apabila Input = 0)

Sifat Op-Amp Ideal :

1. Ia = Ib = 0

2. Va = Vb

3. Ia besarnya tak tentu

4. Vsat = 90% * Vcc

2.4.3 Modus penguatan pada Op-Amp

a. Modus Loop terbuka

+Vc

-Vc

Gambar 2.8 Modus Loop Terbuka

12

Page 19: Pulsa With Modution

Penguatan ini mmepunyai Av = max

Avmax = (Vb-Va).90% Vcc

b. Modus Loop tertutup

+Vc

-Vc

Rf

Gambar 2.9 Modus Loop Tertutup

Rangkaian ini mempunyai penguatan Av<Max

c. Penguatan Terontrol

+Vc

-Vc

Rin

Rf

Gambar 2.10 Penguatan terkontrol

13

Page 20: Pulsa With Modution

Penguatan terkontrol Mempunai penguatan

Av = - Rf / Rin

Vout = - (Rf/Rin). Vin

d. Penguatan Satu

+Vc

-Vc

Gambar 2.11 Penguatan Satu

Pada penguatan satu rumus yang didapat adalah :

Vout = Vin

Av = 1

2.4.4 Summing Circuit

Rangkain summing circuit merupakan dasar dari computer analog yang

bekerja untkmenyeesaikan persaman-persamaan aljabar sederhana

seperri penjumlahan dan penguranagan. Adapun rangkain dari

summing circuit adalah sebagai berikut :

A. Inverting adder

+Vc

-Vc

V1

V2Vout

R2

R1 Rf

Gambar 2.12 Inverting Adder

14

Page 21: Pulsa With Modution

Pada rangkaian ini input didapat dari kaki inverting sehingga didapt

persaaan

Vout = - Rf + V1 + Rf V2

R1 R2

Jika Rf = R1 = R2 maka kita kan mendapatkan persamaan dari output

adlah :

Vout = V1 + V2

B. Scalling Adder

Rangkaian ini hampir sma dengan rangkaian inverting adder

tetapi scalling adder mempunyai peguatan berskala hal itu dapat

kita buktikan pada besar nilai resistor yang berskala.

+Vc

-Vc

V1

VoutV3

V2R2

R3

R1 Rf

Gambar 2.13 Scalling Adder

15

Page 22: Pulsa With Modution

Apabila pada rabgkaian tersebut mempunyai besar resistor yang

sama Rf = R1 = R2 = R3 maka output yang didapt : Vout = V1 +

V2 + V3

C. Adder Subrtactor

Mempunyai input bak dari kaki inverting maupun kaki non

inverting sebelum menjumlahkan hasil outputnya kita harus

membendingkannya terlebih dahulu dari kaki non inverting

maupun dari kaki inverting apabila berbeda kita harus

menambahkan beban resistor pada penguatannya kurang

hingainput mempunyai penguatan yang sama.

Vout

V1

V3

V2

V4

V5

V6

R8Rf~

R7R8

R5R4

R3

R2

R1 Rf

Gambar 2.14 Adder Subtractor

Jika semua resistor bernilai sama maka Rf = Rf = R1 = R2 = R3

= R4 = R5 = R6 maka outputya : V out = V1 + V + V3 + V4 + V5

+ V6

Sehinga penguatan pada keduanya adalah sama.

16

Page 23: Pulsa With Modution

D. Direct Adder

VoutV1

V2R5R4

Rf

Gambar 2.15. Direct Adde

Rangkaian ini mempunyai input pada kaki non inverting sehingga

mempunyai, jika mempunyai besar resistor yang sama maka

outputnya adalah :

Vout = V2 + V3 + V4

2.4.5 Comparator dan Detector

A. Peak Detector

Rangkaian yang digunakaan untk mendeteksi teangan

tertinggi yang masuk pada Op-Amp

B. Comparator

Rangkaian ini dapat membandingkan dua buah tegangan

yang dapat mauk melalui dua terminal input Op-Amp.

Rangkaian dasarnya menggunakan modus loop terbuka

sehingga outpuntnya memenuhi

Vout = 90%.Verf (V2-V1)

Led yang dipasang saling berlawanan arah sebagai

indocator polarita output yang dihasilkan op-amp

C. Window Comparator

Rangkaian ini menggunakan rangkaian pembanding yang

brfungsi sebgaai input yang disebut UTP (upper Trip point)

dan LTP ( low trip point ). Output yang dihaslkan

17

Page 24: Pulsa With Modution

merupakan penjumlahan dari dua output yang dihasilkan

Op-Amp.

UTP : tegangan masukkan yang menyebabkan tegangan

output menuju positif

LTP : tegangan mesukkan yang menyebabkan tegangan

output menuju negayif

Hysterisis : selisih antara tegangan UTP dan LTP

VA = UTP = R2 + R3 . Verf

R1+R2+R3

VB = LTP = R3 . Verf

R1+R2+R3

2.5 Resistor

Resistor adalah sutu komponen elektronika yang fungsinya untuk

menghambat arusdan tegangan listrik. Berdasarkan jenisnya resistor dibagi

menjadi 2 jenis yaitu :

- Resistor tetap

- Resistor variabel

Tetapi pada rangkaian intecom hanya menggunakan satu jenis resistor

yaitu resistor tetap, jadi kami hanya membahas tentang resistor tetap saja.

Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor

memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt, 1,8 watt, ¼ watt, ½

watt, dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya

maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.

Simbol Resistor Tetap:

Bentuk fisik resistor tetap:

18

Page 25: Pulsa With Modution

Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri dari 2 jenis yaitu ada yang

memiliki 4 buah gelang dan 5 buah gelang seperti pada gambar diatas, tetapi

untuk cara perhitungannya sama saja.

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau

dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang

berupa gelang warna.

WARNA GELANG KE

1 DAN 2 3 4

HITAM 0 100 -

COKLAT 1 101 1 %

MERAH 2 102 2 %

JINGGA 3 103

KUNING 4 104 -

HIJAU 5 105 -

BIRU 6 106 -

UNGU 7 107 -

ABU – ABU 8 108 -

PUTIH 9 109 -

EMAS - 10-1 5 %

PERAK - 10-2 10 %

TANPA WARNA - - 20 %

19

Page 26: Pulsa With Modution

Tabel 1 : Kode Warna Resistor (4 Gelang Warna)

Keterangan :

- Gelang ke 1 dan 2 menunjukkan angka

- Gelang ke 3 menunjukkan faktor pengali

- Gelang ke 4 menunjukkan toleransi

WARNAGELANG KE

1,2 DAN 3 4 5

HITAM 0 1 -

COKLAT 1 10 1%

MERAH 2 102 0,1%

JINGGA 3 103 0,01%

KUNING 4 104 0,001%

HIJAU 5 105 -

BIRU 6 106 -

UNGU 7 107 -

ABU-ABU 8 108 -

PUTIH 9 109 -

EMAS - 10-1 -

PERAK - 10-2 -

TANPA WARNA - - -

Tabel 2 : Kode Warna Resistor (5 Gelang Warna)

Keterangan dari gelang warna yang tertera pada resistor yaitu :

Gelang pertama dan kedua menyatakan angka dari resistor tersebut.

Gelang ketiga menyatakan faktor pengali (banyaknya angka nol).

Gelang ke empat menyatakan toleransi.

Misalnya :

20

Page 27: Pulsa With Modution

Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak

Maka nilainya : 2 0 10 4

10%

Berarti nilai tersebut adalah = 200.000 Ω atau 200 KΩ dengan toleransi

sebesar 10 %.

Range hambatan resistor tersebut adalah

= 200.000 + 10 %

= 10 % x 200.000 = 20000 Ω

= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000

= 180.000 sampai 220.000 Ω

Pada rangkaian intercom yang kami buat menggunakan satu

buah resistor bernilai 1M dan 2 buah resistor bernilai 1 KΩ.

Untuk resistor yang bernilai 1M berarti memiliki warna :

Coklat Hitam Hijau Emas

Range hambatan resistor 1 M adalah

= 1.000.000.000 + 5%

= 5 % x 1.000.000.000 = 50.000.000 Ω

= 1.000.000.000-50.000.000 sampai 1.000.000.000+50.000.000

= 950.000.000 sampai 1.050.000.000 Ω

Sedangkan untuk resistor yang berwarna 1KΩ yangkami

gunakan berarti memiliki warna:

Coklat Hitam Merah Emas

Range hambatan 1KΩ adalah :

= 1000 + 5%

= 5% x 1000 = 50 Ω

= 1000 – 50 sampai 1000 + 50

= 950 sampai 1050 Ω

21

Page 28: Pulsa With Modution

2.5.1 Karakteristik resistor.

Menurut karakteristik utamanya resistor dibagi 2 yaitu:

1. resistansinya

2. rating dayanya

2.5.2 Pertimbangan Untuk Memilih Resistor.

1. Ukuran fisiknya

2. bentuknya

3. cara pemasangan dan penyambungan pada rangkaian

4. nilai resistansinya

5. dissipasi dayanya

6. kemampuan menangani beban lebih

7. keandalan

8. perubahan resistansi terhadap frekuensi dan terhadap

tegangan yang jatuh

9. ketahanan sebagai beban

10.pengaruh kondisi dan lingkungannya

2.5.3 Noise dalam resistor karbon terdiri dari

1. Noise thermal

2. Noise arus

2.6 DIODA

Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus

listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda

adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).

Dioda terdiri dari :

a. Dioda Kontak Titik

Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi

frekuensi rendah.

22

Page 29: Pulsa With Modution

Simbol Dioda Kontak Titik :

Gambar 2.16 dioda kontak titik

b. Dioda Hubungan

Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya

satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan

tegangan.

Simbol dioda hubungan sama dengan simbol dioda kontak titik.

c. Dioda Zener

Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown

atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk

pembatas tegangan.

Simbol Dioda Zener :

Gambar 2.17 dioda zener

d. Dioda Pemancar Cahaya (LED)

LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda

Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi

tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan

sebagai lampu indikator dan peraga (display).

Simbol LED :

Gambar 2.18 dioda led

23

Page 30: Pulsa With Modution

e. dioda foto

Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda

dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya

menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda foto ini mulai

dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-

X. Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum

secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan

di bidang medis.

Alat yang mirip dengan Dioda foto adalah Transistor foto (Phototransistor).

Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang

menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya.

Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan

dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan

oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian Base dan

diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari

Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.

24

Page 31: Pulsa With Modution

Gambar 2.19 dioda foto

f. SCR

SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda

yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor?

Masih termasuk keluarga semikonduktor? Dengan karateristik yang

serupa dengan tabung thiratron?. Sebagai pengendalinya adalah

gate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan

campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif

Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda?.

Guna SCR:

Sebagai rangkaian Saklar (switch control)

Sebagai rangkaian pengendali (remote control)

Gambar 2.20 dioda SCR

2.6.1 Fungsi umum dioda;

sebagai penyearah

Saklar elektronik

Kurva dioda;

25

Page 32: Pulsa With Modution

Forward bias

Arus bocor

Teg. Knee

Reverse bias

Dari kurva diatas dioda yang digunakan ialah dioda jenis 26ilicon yang

mempunyai potensial barier 0,7 V. setelah melewati tegangan 0,7 V arus akan

naik dengan cepat hingga titik tertentu.

Forward Bias Reverse Bias

Arus mengalir dari kaki anoda ke katoda. Arus tidak mengalir.

2.21 forward bias dan reverse bias

Tegangan Knee

Tegangan dimana mengalir dengan cepat setelah melewati potensial barrier.

26

Page 33: Pulsa With Modution

Arus Bocor

Arus yang mengalir pada saat bias reverse, padahal seharusnya tidak ada

arus yang mengalir.

2.6.2 Jenis Dioda;

a. Dioda schotshy; berfungsi untuk menyearahkan frekuensi diatas 300

MHz.

b. Dioda varactor; untuk mengubah frekuensi resonansi.

c. Dioda step recovery; untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat

2.7 IC(INTEGRATED CIRCUIT)

Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah

komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah

komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.

Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah

mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik

terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang

dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm.

Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20

dalam fabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang

menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang

dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak

jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang

sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil,

terpercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan

kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan

tube vakum.

27

Page 34: Pulsa With Modution

Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan

dimana-mana. Komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang

merupakan bagian penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem

transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini. Banyak skolar

percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan

salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.

IC mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan

dapat diisi sampai 250 kali dan digunakan pada alat elektronika seperti:

Telepon, kalkulator, handphone, radio

Contoh-contoh IC

555 multivibrator, IC seri 7400, Intel 4004, Intel seri x86

2.8 Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen yang dapat menyimpan dan

melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Sebuah kapasitorterdiri dari dua

bahan penghantar yang dipisahkan oleh sebuah bahan isolasi yang disebut

dielektrikum. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor

disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitas kapasitor merupakan

sebuah ukuran dari banyaknya muatan listrik yang dapat disimpan oleh

kapasitor tersebut dibagi (per) satuan beda petensialnya.

Kapasitas terdapat dalam beraneka ragam yang sangat besar, dalam

bentuk ukuran, tipe, pembuatan/bahan baku, nilai voltage kerja dan nilai

kapasitansinya. Nilai kapasitor dinyatakan dalam satuan farad (F) atau pada

umumnya satuan tersebut mempunyai skala mikro Farad (uF) yang tertera

pada badan kondesantor, artinya huruf ini menunjukan nilai sekian per sejuta

dari 1 Farad. Satu Farad adalah nilai kapasitas yang sedemikian besarnya,

sehingga tidak akan pernah dijumpai dalam bidang elektronika khususnya,

atau juga pada umumnya dilengkapi dengan potensial kerja kapasitor tersebut.

Fungsi Kapasitor pada rangkaian listrik :

28

Page 35: Pulsa With Modution

1. Untuk menyimpan muatan listrik.

2. Untuk menahan arus searah dan melewatkan arus bolak-balik.

3. Sebagai kopel (penghubung) pada rangkaian listrik.

4. Sebagai penentu frekuensi.

Macam-macam kapasitor :

1. Kapasitor elektrolit,mempunyai kapasitas sebesar 1uF atau lebih dan

mempunyai polaritas kutub (+) dan kutub (-).

2. Kapasitor non elektrolit, mempunyai kapasitas kurang dari 1 uF dan tidak

mempunyai polaritas, umumnya terbuat dari bahan dielektrik keramik, mika

atau poliyester.

3. Kapasitor Variable (varco).

4. Kapasitor Trimmer.

Kebanyakan kapasitor tidak dipolaritaskan, yang artinya dapat dipasang

bolak-balik, akan tetapi beberapa tipe dipolaritaskan, artinya tidak boleh

dipasang bolak-balik. Kapasitor elektrolit selalu dipolaritaskan, kecuali jika ada

tanda keterangan lainnya (beberapa elektrolit non-polarisasi dibuat untuk

penggunaan tertentu). Kapasitor yang dipolaritaskan selalu diberi tanda yang

memperhatikan kutubnya. Cara yang umum ialah tanda negatif (-) dan tanda

positif (+) pada kawat tiap sambungan, atau ada juga yang diberi tanda warna

merah pada terminal positif atau warna hitam pada terminal negative

2.9 Langkah-langkah Membuat Pulsa With Modulation

Dalam pembuatan rangkaian Pulsa With Modulation diperlukan langkah

langkah dalam pembuatannya, yaitu penulis akan membahasnya dalam

pembahasan kali ini.

A. Merancang Lay Out

Dalam pembuatan suatu rangkaian,pertama yang harus kita

lakukan adalah kita harus merancang sebuah layoutnya lebih dahulu

disebuah kertas, yang dalam hal ini kita akan merancang layout untuk

rangkaian intercom.

29

Page 36: Pulsa With Modution

Cara pembuatan atau merancang layout kita harus melihat

dahulu bentuk asli atau gambar rangkaian intercom,dengan melihat

gambar rangkaian barulah setelah kita teliti dan enemukan ide

bagaimana agarlayout dapat terlihat indah dan sempurna kita dapat

merancang sebuah layout pada kertas dan sebaiknya menggunakan

kertas milimeter block.

Setelah layout selesai kita rancang dan kita buat diatas kertas

milimeter block, sekarang kita harus meneliti dan memeriksa seteliti

mungkin layout yang kita buat. Kita harus mencocokkkan dengan

gambar rangkaian auto-fan aslinya, kita perhatikan satu persatu

komponen apakah sudah benar semua letaknya atau belum apakah

komponennya tidak terbalik dalam peletakan kaki-kakinya.

Kemudian kita juga harus memperhatikan jalur-jalur yang kita

rancang apakah suah benar atau masih ada jalur yang salah tujuannya.

Perancangan layout ini merupakan langkah yang paling penting

dalam pembuatan suatu rangkaian, karena akan menentukan hasil akhir

dari rangkaian yang kita buat. Jika kita benar-benar teliti dan sudah

benar benar yakin layout yang kita rancang sudah benar maka ada

kemungkinan hasil akhirnya baik.

Mengapa setelah kita yakin layout benar tetapi penulis masih

mengatakan hasil akhirnya mungkin baik,karena masih ada lagi satu

langkah yang sangat menentukan hasil akhir suatu rangkaian yaitu

pada saat pemasangan komponen komponen pendukungnya karena

ada komponen yang tidak boleh terbalik dalam penempatan kaki-

kakinya.

B. Memindahkan Rancangan Layout ke papan PCB

Setelah kita yakin bahwa layout yang kita buat sudah benar

maka kita tempelkan rancangan yang kita buat di kertas milimeter block

tersebut diatas papan pcb. Akan tetapi kita menempelkan jangan secara

permanent melainkan cukup di ujung-ujung sudut kertas milimeter block

tersebut, karena nantinya kita akan melepasnya.

30

Page 37: Pulsa With Modution

Setelah kita tempelkan dan benar-benar rapih lalu skarang kita

siapkan sebuah bor pcb dan menggunakan mata bor dengan ukuran

0,5mm. Lalu kita bor pcb yang telah kita tempelkan rancangan layout

tadi yaitu tepat pada gambar lingkaran-lingkaran kecil yang berfungsi

untuk penempatan kaki-kaki komponen.

Kemudian setelah selesai kita bor semua lubang untuk kita

kaki-kaki komponen tersebut dan yakin tidak ada satupun yang

terlewatkan. Maka sekarang kita harus melepas kertas milimeter block

bergambar layout tesebut dari papan pcb.

Dan setelah kita melepas kertas tersebut maka diatas pcb

hanya akan tampak lubang-lubang kecil yang kita bor tadi. Sekarang

pada sisi pcb yang ada tembaganya, gambar sekeliling tiap lubang

lubang bor tadi dengan menggunakan rugos lingkaran dan usahakan

jangan sampai ada yang terlewat. Lingkaran-lingkaran kecil ini nantinya

sebagai tempat timah solder.

Jika sudah semua lubang bor kita lingkarkan dengan rugos

lingkaran,maka sekarang hubungan antara lingkaran-lingkaran kecil

tersebut dengan menggunakan rugos garis atau dengan sebuah spidol

permanent. Tetapi kiat harus menghubungkan lingkaran-lingkaran

tersebut dengan melihat hasil rancangan layout tadi agar kita tidak

salah menghubungkan jalur-jalurnya. Karena., jika salah

menghubungkan jalur jalurnya maka rangkaian tidak akan berfungsi.

Jika layout di papan pcb telah selesai kita buat maka sekarang

kita harus melarutkan tembaga yang tidak terkena gambar yaitu dengan

larutan zat kimia yang bernama ferri clorit. Dalam menggunakan ferri

clorit kita harus melarutkannya dengan air mendidih agar tembaga pada

papan pcb juga cepat larut.

C. Memasang komponen pada papan PCB

Langkah dalam pemasangan komponen adalah pertama

pasanglah komponen yang mudah dipasang dahulu yaitu komponen

memiliki sifat non polar dengan kata lain komponen ini tidak memiliki

31

Page 38: Pulsa With Modution

kutub positif maupun kutub negatif artinya dalam pemasangannya

bebas antara kedua kakinya tanpa harus kuatir akan terbalik.

D. SWITCH

Switch adalah komponen eletronika yang berfungsi sebagai

penghubung antara sumber tegangan dan ground dalam rangkaian

elektronika.

E. POTENSIOMETER

Potensiometer adalah salah satu jenis dri resisitor yang variabel

hambatannya dapat diubah ubah. Pengubahan variabel hambatan pada

potensiometer dapat dilakukan dengcara mengubah frekuensi dengan

memutar potensiometer tersebut. Dengan cara ini frekuensi output

rangkaian atau alat elektronika dapat diubah-ubah. Potensio banyak

terdapat pada alat-alat elektronika seperti radio untuk mengatur volume

radio tersebut.

32

Page 39: Pulsa With Modution

BAB III

ANALISA RANGKAIAN

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blog Diagram

Seperti biasanya, sebuah program atau sebuah rangkaian harus

memiliki sebuah Input, Proses, dan Output. Dalam rangkaian ini, proses

memiliki 2 buah Blok lain. Antara lain : Blok 1 dan Blok 2.

1. Input

Blok 1 Blok 2

Input Proses OutPut

33

Page 40: Pulsa With Modution

Rangkaian ini memiliki 2 inputan. Diantara lain sakelar dan

potensiometer. Dimana fungsi dari saklar adalah untuk menentukan arah

motor yang bergantung pada besarnya VCC. Sedangkan potensiometer

berfungsi untuk mempercepat atau memperlambat gerakan dari motor

tersebut. Hal tsb berpengaruh karena makin besar hambatan yang

diberikan potensiometer, maka makin pelan motor yang berputar. Begitu

juga sebaliknya, semakin kecil hambatan, semakin cepat motor berputar.

2. Proses

Pada rangkaian ini, Proses memiliki 2 buah Blok, Blok 1 dan Blok 2.

Blok 1 berfungsi sebagai Pengarah Motor. Sedangkan Blok 2 sebagai

Penggerak motor.

Blok 1 :

Blok ini berfungsi untuk mengarahkan motor. Terdiri atas IC Op-

Amp LM741P, Transistor LM741p, Dioda dan relay 12v serta sakelar 3

kaki untuk menetapkan arah yang dipilih. Gerakan motor tersebut bisa

searah jarum jam ataupun sebaliknya.

Blok 2 :

Blok ini berfungsi untuk menggerakan Motor. Blok penggerak

motor. Blok ini terdiri atas IC LM 555 N, Potensiometer 100k, dan

transistor BC547. Dalam blok ini keadaan transistor dan besar

potensiometer mempengaruhi pergerakan dan kecepatan gerak motor.

Semakin besar hambatan, semakin lambat gerak motor.

3. Output

Dalam rangkaian ini output yang dihasilkan diwakilkan oleh

gerakan motor. Ntah itu ke kanan atau ke kiri. Karena itu, motor dalam

rangkaian ini bisa dikatakan sebagai output dari rangkaian ini.

34

Page 41: Pulsa With Modution

3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail

Untuk mengetahui cara kerja rangkaian secara detail, dapat dilihat dari

blok-blok diagram berikut :

1. Blok 1

Blok 1

Blok ini terdiri dari IC LM 555 N, Potensiometer 100k, Resistor 600

ohm, dan 220 ohm, Kapasitor 1 mikrofarad, 10 mikrofarad, dan transistor

BC547. Dari rangkaian diatas fungsi dari IC LM 555 N adalah untuk

menghasilkan gelombang pulsa atau clock, dimana kecepatan clock

tersebut dapat diatur dengan menggunakan potensiometer. Hasil output IC

LM555N tersebut selanjutnya diteruskan pada basis transistor 3. Tegangan

output tersebut akan membuat keadaan transistor menjadi berubah-ubah

dari cut-off menjadi saturasi dan kembali lagi dalam keadaan cut-off,

keadaan tersebut akan terus menerus berlangsung sampai alat dimatikan.

Karena tegangan basis berupa gelombang pulsa, hal itu membuat Vout

menjadi berupa gelombang pulsa, namun dengan sumber tegangan yang

lebih besar untuk menggerakkan motor. Tegangan yang dihasilkan oleh

kaki emitor inilah yang dijadikan acuan untuk menggerakkan atau

memodulasikan motor untuk bergerak sesuai dengan gelombang pulsa

yang dihasilkan yaitu ke kiri.

2. Blok 2

35

Page 42: Pulsa With Modution

Blok 2.

Pada blok ini terdapat dua kondisi yang bergantung kepada switch yang

dipilih user. Jika kita anggap switch 1 untuk menggerakkan motor searah

jarum jam, maka gambar rangkaian akan seperti berikut :

Dari gambar tersebut bisa dilihat, ketika sakelar menghidupkan OP-

AMP (LM 741 P) pertama, OP-AMP tersebut akan menjadi comparator.

Karena nilai tegangan pada kaki non inverting lebih besar daripada di kaki

inverting, maka tegangan output yang digunakan pada kaki output adalah

sebesar 90% VCC atau sama dengan 10,8 V. selanjutnya tegangan

tersebut digunakan untuk mensaturasikan transistor 1 (T1) serta

mengaktifkan relay 1 (K1). Relay tersebut akan berubah kondisi dari

normally close (NC) menjadi normally open (NO). kondisi NO tersebut

membuat Vin (Vout pada blok penggerak motor) mengalir menuju motor

dan menggerakkan motor tersebut.

Sebaliknya jika user memilih untuk mengarahkan switch kearah lain,

maka gambar rangkaian akan menjadi seperti berikut :

36

Page 43: Pulsa With Modution

Ketika user memilih untuk menghidupkan switch yang lain, maka OP-

AMP kedua akan aktif. OP-AMP tersebut akan menghasilkan output yang

sama yaitu 90% VCC atau 10,8 Volt karena tegangan pada kaki non

inverting lebih besar daripada di kaki inverting. tegangan tersebut

digunakan untuk mensaturasikan transistor 2 (T2) serta mengaktifkan relay

2 (K2). Relay tersebut akan berubah kondisi dari normally close (NC)

menjadi normally open (NO). kondisi NO tersebut membuat Vin (Vout pada

blok penggerak motor) mengalir menuju motor dan menggerakkan motor

tersebut.

Jadi, ketika rangkaian diberi tegangan activer dan user sudah memilih

kearah mana switch akan dijalankan, serta besarnya clock / gelombang

pulsa, maka pergerakkan motor akan jalan-berhenti-jalan sesuai dengan

arah yang dipilih.

BAB IV

CARA PENGOPERASIAN ALAT

Pada rangkaian ini kami menggunakan sumber tegangan +12 Volt, -12 Volt, +

5 Volt dan ground, alat ini akan menghasilkan output dari Motor DC 12 volt yang

dihubungkan dengan 2 buah Relay bertegangan 12 volt, yang akan menjadi acuan

dari alat ini apakah alat ini bekerja atau tidak.

Pengoperasian alat yang kami buat adalah sebagai berikut :

1. Hubungkan kutub positif dengan +12 Volt, -12 Volt, +5 Volt dan ground

sesuai pada tempatnya. Dan jangan sampai terbalik untuk menghindari sort

circuit yang akan membuat alat tersebut rusak.

2. Nyalakan switch atau sakelar untuk memilih arah putaran motor, ketika

switch telah dipilih, maka alat akan berjalan secara otomatis.

3. untuk mengatur kecepatan dari motor, putar potensiometer sesuai dengan

yang diinginkan.

37

Page 44: Pulsa With Modution

BAB V

PENUTUP

5.1 Saran

Dalam Pembuatan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari

penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa

percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti

kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferri clorit. Oleh sebab itu

Dibutuhkan kerja sama antar tiap praktikan agar penyelesaian alatnya berjalan

baik.

5.2 Kesimpulan

Alhamdulilah proyek ini telah selesai walaupun terdapat

beberapa kendala dalam pembuatannya, namun dari itu tidak membuat

menyerah kelompok kami.Dalam pengerjaan proyek ini kami beberapa

kesulitan seperti Pembuatan jalur/layout pada pcb dan pada pelarutan pcb

38

Page 45: Pulsa With Modution

dalam larutan ferriclorit yang membutuhkan waktu lama serta pemasangan

komponen pada pcb. Dan akhirnya proyek kami pun selesai tepat pada

waktunya. Dan apa bila terdapat kesalahan atau ketidak sempurnaan pada

makalah atau alat, maka akan kami pempurnakan lagi lain waktu apa bila ada

kesempatan lain.

Terima kasih atas segala bimbingan kakak-kakak penanggung

jawab atau kakak-kakak konsul, serta teman-teman yang membantu kami

dalam mengerjakan proyek ini.

Assalamualaikum.wr.wb,.

DAFTAR PUSTAKA

www.ilmukomputer.com

www.library.gunadarma.ac.id

www.google.com (search google)

Modul Praktikum dan Data pengamatan Elektronika Dasar, Universitas

Gunadarma, Jakarta, 2009

39

Page 46: Pulsa With Modution

RANGKAIAN PULSA WITH MODULATION

40

Page 47: Pulsa With Modution

TABEL DATA PENGAMATAN

Saklar 1

Tegangan Kaki 2 (V) Kaki 3 (V) Kaki 6 (V) JP1 (V) JP2 (V)

IC1 (S1) 6 12 1 1 -8,5

IC2 (S1) 12 1 -8,5 1 -8,5

Saklar 3

Tegangan Kaki 2 (V) Kaki 3 (V) Kaki 6 (V) JP1 (V) JP2 (V)

IC1 (S3) 6 1 -8,5 8,5 1

IC2 (S3) 6 12 1 8,5 1

41