pulau

Upload: adeva-rizky-putra

Post on 31-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gaga

TRANSCRIPT

6. Pulau Larat

Merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Aru dan berbatasan dengan negara Australia .Pulau Larat ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku .Pulau ini berada di sebelah timur Pulau Jamdena dengan koordinat7 1426 LS, 131 5849 BT .

Liputan6.com, Maluku Tenggara Barat:Pernah dengar nama Pulau Larat? Sebagai informasi bila belum, di pulau ini terdapat titik dasar batas wilayah laut teritorial Indonesia dan Australia. Lantaran itulah, Pulau Larat turut menjadi bagian dari 92 pulau yang terletak di garda terdepan Nusantara.

Menurut catatan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional yang dilansir di akhir April silam, secara administratif pulau kecil dengan luas tak lebih dari 6.875 hektare itu adalah daratan utama dari Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

Pulau Larat hanya dapat ditempuh melalui jalur laut, baik dari Ibu Kota MTB, Saumlaki, maupun kapal laut perintis dari Surabaya, Jawa Timur. Khusus dari Saumlaki, terdapat dua perahu motor yang berkapasitas 20 dan 50 penumpang. Waktu tempuh antara Saumlaki-Larat sekitar 4-5 jam, tergantung cuaca di pesisir laut Pulau Yamdena, yang merupakan wilayah laut terbuka.

Larat adalah satu dari sejumlah pulau-pulau kecil di Maluku yang indah. Pulau ini merupakan hasil dari bentukan karang, sehingga nampak datar dengan topografi yang tidak terlalu bergelombang. Dari asal namanya cukup menjelaskan, jika Larat dilihat dari laut nampak seperti suatu hamparan tanah datar yang memancarkan cahaya. Larat diadopsi dari kata Larit yang berarti cahaya. Bukan hanya cahaya dalam arti sebenarnya, tetapi juga cahaya kehidupan bagi masyarakat di Tanimbar.

Pulau Larat sempat memiliki satu bandar udara yang berukuran hampir sama besar dengan Bandara Olilit, di Saumlaki. Namun sayang, tak ada satu pun penerbangan yang singgah di Larat. Menurut Camat Tanimbar Utara J.J. Keiwulan, dulu ada penerbangan pesawat Merpati ke Larat. Namun, belakangan jalur penerbangan seolah ditutup dan tak ada lagi hingga sekarang.

Meskipun hanya dapat dijangkau melalui laut, Keiwulan menganggap wilayahnya bukan kawasan terisolir. Di setiap desa memiliki potensi terutama sumberdaya alamnya, dan dapat diakses baik melalui darat maupun laut.

Kawasan penting di pulau ini terletak di bagian tengah pulau, yakni berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Larat. Topografi kawasan ini bergelombang sampai berbukit rendah. Penduduknya lebih banyak tersebar di wilayah pesisir barat, utara, dan timur. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani peladang, nelayan, serta beternak sebagai sambilan. Jenis tanaman komoditi utama adalah kelapa, kopi, kapuk, dan jambu mete.

Jangan pula membayangkan jika Anda dapat melakukan komunikasi melalui telepon seluler seleluasa di Jawa. Penggunaan telepon seluler hanya dapat dilakukan di sekitar kantor kecamatan. Itupun hanya ada satu penyedia jasa layanan telepon seluler yang mampu menembus kebuntuan komunikasi di Larat. Meskipun demikian, masih ada beberapa warung telekomunikasi yang dapat menghubungkan warga Larat dengan wilayah lain di Indonesia.

Komoditas utama di Larat saat ini adalah rumput laut. Rumput laut menjadi primadona di pulau berbentuk menyerupai bumerang tersebut. Di setiap rumah di setiap desa di Larat, banyak ditemui hasil panen rumput laut. Bahkan untuk berbudidaya rumput laut mereka tak segan-segan memasangnya di sepanjang jalur pelayaran Saumlaki-Larat. Jadi, bisa dibayangkan saat perahu-perahu motor masuk ke Selat Larat dengan ekstra hati-hati agar tak tersangkut tali-tali tempat rumput laut berkembang biak.

Rumput laut yang dikenalkan Pemerintah Kabupaten MTB sekitar dua tahun lampau, secara perlahan telah menggeser kopra. Rumput laut sangat menjanjikan bagi masyrakat Larat, karena dapat dipanen setiap bulan, dan harganya pun menggiurkan jika dibandingkan kopra. Harga rumput laut di Larat mencapai Rp 9.000 per kilogram.(Bakosurtanal/EPN)

7. Pulau Kisar

Merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di Selat Wetar dan berbatasan dengan negara Timor Leste.Pulau Kisar ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Maluku Barat, Provinsi Maluku.

Pulau ini berada disebelah timur laut dari Pulau Timor dengan koordinat8 6 10 LS, 127 8 36 BT.Pulau Kisar telah memiliki lapangan terbang dan landasan pacu yang bernama Bandara John. J. Bakker yang rencananya akan diperpanjang dari 800 meter menjadi 1300 meter untuk mendukung program Sail Banda. Untuk sementara lapangan terbang ini hanya bisa digunakan oleh pesawat kecil jenis Cassa 212 dengan kapasitas maksimal 18 orang, rencananya lapangan terbang akan diperpanjang agar bisa digunakan oleh pesawat Wings jenis ATR 82 dengan kapasitas 40 tempat duduk.

Pulau Kisar terletak di wilayah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dapat ditandai pada posisi geografis 83'29.24"S - 12710'33.56"E. Pulau ini masuk kecamatan PP. Terselatan dengan ibukota Wonreli, merupakan wilayah paling aktif di kabupaten ini. Dari kota inilah saat ini pemerintahan kabupaten dikendalikan. Ukuran pulau ini sangat kecil, jarak Utara Selatan hanya 10,4 km; jarak terjauh dari Timur Barat adalah 10,22 km; luas 8.500 ha dan keliling pulau sekitar 37 km. Hanya perlu sekitar 40 menit untuk mengelilinginya dengan speedboat jika kecepatanya 60 km/jam. Namun pulau ini dihuni oleh sekitar 18.425 penduduk yang terbagi dalam 12 desa/kelurahan dan termasuk paling padat di MBD.

Pulau ini merupakan daerah angkatancoral reef(batu kapur koral) pada kalapolistoceandengan umur sekitar 1 juta tahun. Keunikan dari pulau ini adalah bentuknya seperti mangkok bagian tengah merupakan hamparan tanah relatif subur (4.000 ha) dikelilingi oleh teras karang berbatu (4.500 ha) yang berfungsi sebagai benteng. Kesuburan tanah terjaga dan terselamatkan karena erosi tanah dapat dikendalikan oleh bentukan alam, dan terseleksi hanya melalui sekitar 15 titik alur alami yang bermuara ke laut. Selain itu curah hujan yang hanya 1.102 mm yang berlangsung hanya sekitar 5 bulan selain menjadi faktor pembatas pertumbuhan juga merupakan pengendali erosi yang efektif. Benteng karang ini juga berfungsi menyelamatkan tanaman dari efek plasmolisis uap air laut.

Semua wilayah datar dibagian tengah pulau saat ini telah menjadi areal pertanian yang sangat produktif. Pulau Kisar adalah penghasil jagung paling besar, dan padi ladang tebesar kedua setelah Wetar di MBD. Dari kedua komoditas inilah masyarakat asli hidup dan bergaul dengan alam secara ramah dan santun selama ratusan tahun. Pertanian organik diterapkan secara turun temurun.Petani-petani di Pulau Kisar menerapkan sistem usaha tani yang masih sederhana.Persiapan lahan dilaksanakan pada awal musim hujan (NopemberDesember), yaitu dengan membenamkan gulma ke dalam tanah (prinsip pertanian organik sederhana). Selain dibenamkan sisa-sisa serasah dikumpulkan di petak-petak pertanaman kemudian dibakar menjelang penanaman. Setelah 2-3 hari dilakukan penanaman dengan cangkul sebagai alat membuat lubang tanam.

Jagung ditanam pada jarak 75 x 40 cm, satu lubang ditanami empat benih jagung dan dua benih kacang merah atau kacang hijau. Dari empat jagung yang tumbuh, dua diantarannya akan dipanen muda (70 hst) untuk keperluan konsumsi dalam bentuk jagung rebus, bubur jagung yang dicampur dengan kacang merah dan labu. Sedangkan dua sisanya dibiarkan sampai tua (100 hst), kemudian dipanen dan dipipil untuk disimpan di dalam drum atau bising yang terbuat dari daun Koli (sejenis Lontar). Jagung kering tersebut digiling dan dijadikan nasi jagung (campuran jagung dengan beras) dan untuk makanan ringan (campuran jagung dengan kacang tanah disangrai dengan pasir). Petani tidak pernah melakukan pemupukan dan pengendalian OPT, namun petani melakukan pemangkasan bunga jantan untuk makanan ternak yang sekaligus tanpa sengaja melakukan pengendalian hama secara hayati. Pemangkasan bunga jantan ini dapat menekan daya tarik hama kumbang penggerek batang dan tongkol jagung.

Namun akhir-akhir ini tekanan lahan telah melampaui kemampuannya yang dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap eksistensi pulau ini. Tekanan pembangunan infrastruktur setelah pembentukan kabupaten BMD telah mengeser peran fungsi lahan pertanian dan berpotensi meningkatkan laju erosi karena berkurangnya daerah resapan air. Jumlah penduduk yang semakin besar juga telah berdampak pada lebih intensifnya pemanfaatan lahan sehingga tidak ada lagi areal konservasi. Pulau ini sangat unik dan cocok dijadikan model pemberdayaan masyarakat pulau-pulau kecil dengan menerapkan sistem pertanian organik yang berimbang. Hal-hal yang harus diperhatikan dari pulau kecil ini adalah :1. Rentan terhadap pemanasan global yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga luas daratannya semakin berkurang,2. Sumberdaya alamnya terbatas dan berpotensi untuk dilakukan eksploitasi berlebihan. Dalam batasan tertentu karena keunikannya tanah di Pulau Kisar dapat dimasukkan sebagai sumberdaya alam yang harus dilindungi kesuburannya3. Peka terhadap erosi dan bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi dan tsunami,4. Terbuka untuk sistem ekonomi skala kecil, namun sangat peka terhadap kejutan pasar dari luar dalam skala yang lebih besar.Diperlukan desain wilayah secara teliti untuk memberdayakan Pulau Kisar. Areal karang berbatu dengan luas 4.500 ha dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangunan infrastruktur tanpa mengganggu daerah subur di bagian tengah pulau. Alur-alur alami maupun aliran sungai ditata untuk dihijaukan sebagai daerah konservasi. Dan pantai pasir putih yang indah diberdayakan sebagai kawasan wisata. Teknologi desalinasi air laut dapat diterapkan dengan memanfaatkan energi panas matahari dan angin pada daerah karang benteng pulau. Areal pertanian dilindungi beserta petaninya dan diberi akses yang memadai untuk menjaga eksistensi pertanian organik pulau Kecil.

Pulau NongsaPulau Nongsa, adalahpulau terluar Indonesiayang terletak di perbatasan Indonesia denganSingapura, dan merupakan wilayah dari pemerintah kotaBatam, provinsiKepulauan Riau. Pulau ini berada di sebelah utara tidak jauh dari pelabuhan Nongsa di pulau Batam yang dapat dilihat dalam jalur perjalanan ferry dari pelabuhan Nongsa menuju pelabuhan Tanah Merah di Singapura. Letak koordinat dari pulau Nongsa adalah 1 12 29 LU, 104 4 47 BT.PersoalanLiputan6.com, Jakarta:Pulau Nongsa, pulau terluar Indonesia yang berada di wilayah Batam, Kepulauan Riau kini jauh dari indah. Daratan yang berhadapan langsung dengan dua negara, Singapura dan Malaysia itu, dipenuhi kotoran minyak (slug oil) dan sampah.

Limbah bahan berbahaya dan beracun tidak hanya mengotori pantai pasir putih yang sejatinya cantik itu. Bahkan hingga menyelimuti batu karang dan tanaman mangrove yang terdapat di kawasan pulau.

Minyak mentah tergenang di air, lengket di sampah-sampah domestik yang berserak. "Sampah dan limbah minyak ini memang acap ada, payah menghilangkannya. Maklum di kawasan ini banyak kapal kapal tanker yang lalu lalang," ujar Rinto salah seorang pemilik sampan sewaan di daerah itu, kepadaAntara, Sabtu (24/11/2012).

Sementara, pakar lingkungan kelautan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepulauan Riau, Eddiwan mengatakan, satu-satunya cara mengatasi limbah minyak adalah dengan melakukan konservasi di pulau-pulau terluar.

"Pulau-pulau terluar di Batam yang berhadapan dengan Singapura umumnya menerima limpahan limbah minyak dari kapal-kapal tanker yang melintasi Selat Philip," katanya.

Dia menambahkan, tiap hari ribuan kapal tanker memasuki wilayah Selat Philip. Jumlah yang sama antre perairan Batam untuk masuk wilayah Singapura. Kapal-kapal berbendera asing itu membawa minyak ke Singapura, saat kembali ke negaranya kapal diisi dengan air agar tonase kapal tetap berimbang.

"Pengurasan isi kapal inilah yang mencemari laut Batam karena minyak mentah yang mereka buang dibawa arus dan angin ke perairan pulau-pulau di Batam dan itu sebabnya pulau terluar sangat menderita menerima luapan limbah," ujar dia.

Eddi menjelaskan, limbah minyak tidak hanya lengket di pasir putih pantai tapi juga di batu-batu karang dan pepohonan pantai. Bahkan, pengunjung yang datang ke pulau yang tercemar itu juga ikut merasakan dampaknya karena limbah minyak juga ikut lengket di kaki atau pakaian mereka saat berjalan di pasir pantai yang tercemar.

Ia mengatakan, akibat banyaknya limbah minyak di perairan Batam, banyak karang laut yang mati atau menuju proses kematian karena tertutup limbah. Kerusakan karang di perairan Batam yang berbatasan langsung dengan negara tetangga 70 persennya diakibatkan limbah slug oildan 30 persen dari limbah industri atau domestik pemukiman di Batam.

Dijelaskannya, jika karang-karang yang banyak terdapat di pulau-pulau terluar Batam lapuk dan mati, maka bukan tidak mungkin pulau-pulau kecil yang menjadi pulau terluar seperti Pulau Nongsa akan tenggelam dan hilang.

Menurut dia, kondisi tersebut terjadi karena karang yang menopang keberadaan pulau telah lapuk dan hancur maka tekstur tanah pulau akan turun dan kemudian tenggelam. "Satu-satunya cara untuk menyelamatkan pulau terluar yang merupakan tapal batas NKRI adalah menjadikan pulau tersebut sebagai Kawasan Konservasi Perairan (KKP)." (EIN)

.PULAU MARORE-Kondisi UmumPulau Marore berbatasan langsung dengan Pulau Balut dan Saranggane (Philipina). Jarak pulau Marore dengan Manado kurang lebih sejauh 206 mil laut. Pulau ini merupakan wilayah khusus di perbatasan Philipina atau dikenal sebagai wilayah check point border crossing area. Di pulau ini terdapat pos TNI AL, kantor Perhubungan Laut dan Kantor Bea Cukai.-AdministratifPulau Marore termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara dengan luas wilayah+3.12 km2. Pulau ini masuk dalam gugusan kepulauan Kawio.-Kondisi GeografisPulau/kampung Marore memiliki keseluruhan wilayah seluas+3.12 km2yang terdiri dari perkampungan penduduk, perkebunan dan pertanian serta hutan.Pulau Marore berada pada titik koordinat 04o44 14 LU dan 125o28 42 T. Di pulau ini terdapat titik dasar nomor TD.055 dan titik referensi nomor TR.055. Pulau ini terletak di sebelah utara daratan utama Pulau Sangihe dan di sebelah Barat daya pulau Batu Bawaikang.-AksesibilitasUntuk menjangkau Pulau Marore, perjalanan dapat dimulai dari pelabuhan Bitung. Rute perjalanan dimulai dari Kota Bitung menuju Sangihe dengan menggunakan KM daya sakti dan KM Surya selama sekitar 10 jam. Jalur transportasi ini tersedia seminggu 2 kali.Untuk menuju Pulau Marore hanya dapat dilalui melalui jalur laut. Perahu motor atau speedboat merupakan pilihan utama untuk menjangkau pulau ini. Perjalanan laut dimulai dari Sangihe dengan menyewa speedboat atau perahu bercadik. Hal ini merupakan pilihan karena angkutan regular untuk menuju ke Pulau Marore membutuhkan waktu 2 hari, karena rutenya melalui Talaud.

(S M)-Marore merupakan sebuah Pulau kecil yang berada paling terdepan dari wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesiayang berbatasan langsung dengan Negara Philipina. Pulau Marore,termasuk di dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabuka Utara, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Pulau yang terdiri atas Kp. Marore, anak kampung Pulau Matutuang dan Pulau Mamanuk.Secara geografis dan Politis, Marore sangatlah strategis dan unik. Dibilang strategis, karena Pulau Marore ini merupakan terdepan dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Letak Pulau yang membujur dari Barat Daya. kearah Timur laut dengan luas sekitar 2,5 hektare persegi ini, umumnya terdiri daerah perbukitan dan bukan pulau karang. Perbukitannya bergelombangdengan ketinggian antara Nol meter dari permukaan laut sampai dengan 110 dari permukaan laut. Daerah perbukitan merupakan daerah perkebunan kelapa, cengkeh, mangga, jambu mede, rumpun bambu dan lain sebagainya. Mayoritaspenduduknya mendiamidi Bagian pantai sebelah barat daya dan minoritas di pantai timur.Pulau Marore didiami oleh suku Sangir . Jumlah penduduk Kampung Marore menurut data tahun 2006 berjumlah 562 jiwa yang terdiri atas 135 kepala keluarga. Sementara penduduk Pulau Matutuang anak kampung Marore sejumlah 300 jiwa. Sedangkan Pulau Mamanuk yang luasnya sekitar delapan hektare yang juga termasuk Kampung Marore tidak perpenghuni.Penduduk Marore pada umumnya beragama Kristen ProtestanPenduduk Marore dapat digolongkan miskin. Hal ini terlihat pada 50% atau 60 kepala keluarga masih mendapatkan suatu bantuan tunjangan uang miskin. Mata pencaharian penduduk Marore sebagai nelayan dan petani. Adapun hasi dari pertanian berupa, kelapa yang diolah untuk dijadikan kopra. Adapun penjualan kopra dilakukan di Tahuna.Mata pencaharian lain sebagai nelayan penangkap ikan laut. Ikan laut hasil tangkapannya dijualmelalui pedagang yang datang dari Philipina. Ikan tersebut dibawa ketempat pengalengan ikan terbesar di General Santos City, Pulau Mindanao, Philipina. Penangkapan ikan hanya dapat dilakukan pada musim teduh atau jika ada pesanan pembeli dari Philipina. Jika tidak ada pesanan atau pembeli dari Philipina, ikan hasil tangkapan tersebut hanya umtuk kosumsi sendiri.Penduduk yang mendiami di Pulau Marore juga melakukan perdagangan dengan penduduk Marore yang bertinggal di Philipina. Adapun barang barang yang dibeli dari Philipina seperti beras, minuman, alat rumah tangga dan kebutuhan lainnya. Adapun sistim pembayarannya, dibayar dengan matau uang rupiah dan ada kalanya dengan barter atau dibayar dengan mata uang Philipina, Peso.Bila dilihat secara dekat, sarana prasarana yang ada di Pulau Marore seperti, kantor kampung, kator Camat, kantor Border Crossing Phillipina, Kantor Syahbandar, Bea Cukai, imigrasi dan Pos AL, Koramil dan Kepolisian. Fasilitas lainnya yang ada, seperti, Gereja, Puskesmas, Sekolah Dasar, SMP dan SMA. Untuk fasilitas penerangan, Listrik dari PLN yang hidup selama 12 jam, pada malam hari.Sedangkan prasarana tranportasi, Jalan, di pemungkiman barat di tengah kampung dengan kelebaran 3,5 meter, jalan lingkungan dengan lebar jalan 2,5 meter dan jalan penghubung dari pemungkiman barat ke pemungkiman timur mempunyai kelebaran sekitar 2 meter. Bahan jalan dari beton cor. Kondisi jalan penghubung antar pemungkiman ini sering rusak yang dikarenakan tergerus oleh arus ombak.Marore Pintu GerbangnyaIndonesiaKetrpencilan Pulau ini dapat dillihat dari tiga lautan yangmengelilinginya, seperti laut Sulu, Laut Sulawesi, dan Samudera Pasifik. Pulau Marore dikatakan sebagai pintu gerbang, karena jarak antara pulau Balut sebagai pulau terdepan dari wilayah Philipina saling berdekatan. Kalau dihitung jaraknya, sedikitnya 7 Km dari Pulau Marore ke Pulau Balut atau setara dengan jarak antaraJakarta Kawasan Puncak,Bogor.Jika kondisi laut tenang, jarak tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan kapal Fuso selama empat jam perjalanan. Namun jika laut sedang tidak bersahabat, perjalanan tersebut bisa jauh lebih lama.Kondisi laut antara pulau Marore dengan pulau milik tetangga ini sangat spektakuler. Kedalaman terjauhnya sekitar 16 Km. Namun sangat disayangkan, banyak potensi didalamnya belum tercatatnya.Pulau Marore yang terisolirmemiliki keberuntungan tersendiri layaknya sepertipulau pulau terdepan lainnya. Memiliki keindahan panoramanya, udaranya belum terpolusi dan mendapat sinar matahari dari siang hingga sore. Pulau dengan titik tengah yang terletak di koordinat4derajat 44 9,6 Lintang Utara dan 125 derajat 29 2,5 Bujur Timur ini memiliki lingkungan yang masih asri dan kekayaan alam yang masih perawan.Keasrian dan keperawanan dari pulau seperti ini perlu penjagaan serta pelestarian dari semua insan yang memilikinya. Dapat dibayangkan, kesulitan penduduk setempat yang hanya memiliki tiga lokasi sumber air bersih yang kini menghidupi mereka dapat terganggu dengan adanya pengerusakan alam sekitar oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Hal ini akan menjadi beban penderitaan penduduk setempat.Wisata Bahari Tergolong LengkapSelain ada hutan perawan yang berada di perbukitan, pulau tersebut juga menjadi lahan subur bagi tanaman kelapa, jeruk, nanas dan lain lalin. Selain itu, penduduk setempat juga membudidayakan tanamansingkong. Singkong merupakan salah satu makanan utama mereka.Sementara itu, dibagian pantai terdapat hamparan pasir putih yang penuh keindahan. Di Pulau Marore, bagi pelancong bahari akan merasakan kelengkapan pesona karena mempunyai pasir putih, laut yang bersih dan matahari yang selalu bersinar.Terlebih lagi perairan y6ang dangkal di Marore dihiasi dengan aneka jenis terumbu karang. Survei telah membuktikan, terumbu karangnya tergolong dalam katagori antara sedang dan baik. Ragam pesona dari kehidupan berbagai jenis ikan karang nan elokmenjadikan perairan Marore menambahdaya pikat yang elok. Dilihat dari sumber daya manusia, Pulau Marore tergolong lumayan baik dengan adanya sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas.Selain itu, demi keamnan berlayar, di pantai juga telah tersedia mercuarKondisi seperti diatas menjadikan sebuah renungan kita semua. Pertanyaannya sekarang, Akankah Marore kelak yang menjadi pulau terdepannegara kesatuan republikIndonesiaini akan menjadi seonggok daratan paling depan yang mampu mendatangkan nilai tambah tinggi bagi penjaganya (Penduduk).Pemburu ikan Hiu yang UlungNasib kehidupan sebagai nelayan di Marore sangat berbeda dengan nasib kehidupan nelayan nelayan yang ada di pantai utara Jawa atau kawasan lainnya. Mereka dalam setahun hanya bisa melaut sekitar empat hinggalimabulan atau pada bulan Mei, Juni, Juli, Nopember dan bulan Desember. Pada bulan bulan lainnya cuaca tidak mendukung yang diakibatkan dari pengaruhbadai Phillipina. Dan sedikitnya dua kali terjadi badaidalam setahun.Dengan kondisi demikian, penduduk Marore masihmengatakan beruntung karena daerahnya telah dikaruniai kekayaan yang berlimpah. Di dalam laut, beraneka ragam jenis ikan bernilai ekonomis siap diburu.Ikan ikan tersebut seperti, Hiu, Cakalang, Layar, tuna dan kerapu.Disamping itu, ikan ikan semacam itu juga dapat dijadikan sebuah hiburan tersendiri bagi pelancong yang gemar olah raga memancing. Sedangkan pelancong yang belum lihai memancing, dapat belajar dengan masyarakat Marore.Dengan modal peralatan sederhana, nelayan Marore sangat ulung dalam menangkap ikan tersebut . Keulungan ini merupakan hasil turun temurun dari nenek moyang mereka. Dalam memburu ikan hiu, mereka menggunakan rawai, pancing ulur dan senjata panah.Dari sekian keluarga nelayan, sebagai besar sebagai pemburu ikan hiu. Dan sebagian kecil nelayan di sana dalam memburu ikan selain hiu menggunakan jaring. Jadi, jangan merasa heran apabila anda disana jarang menemukan jaring.Nelayan Marore sangat alami dan sangat ulung dalam berburu ikan hiu. Terlebih perahu yang digunakan dalam berburu adalah pumpboat atau sejenisperahu kecil yang bersayapkan bambu.Kalau diamati secara mendalam, ukuran perahu yang digunakan sangat kecil, dengan panjangnya sekitar sepuluh meter dan mempunyai kelebaran sekitar satu meter. Kalau kita bandingkan dengan nelayan nelayan yang berada di kawasan lain, hiu-hiu diburu dengan menggunakan kapal-kapal berukuran jauh lebih besar. Penduduk setempat menggunakan perahu kecil mempunyai alasan tersendiri, karenakebiasaan melaut pada waktu subuh dan kembali sore harinya dan jelajah tangkapnya hanya sekitar 15 mil laut atau di sekitar Pulau sekelilingnya seperti Pulau Mamanuk dan Pulau Matatuang.Dengan keulungan nelayan Marore, perlu menjadi sebuah cermin kehidupan masyarakat nelayan pesisir lainnya. Sedangkan untuk meningkatkan taraf hidup mayarakat nelayan di Marore, pemerintah setempat atau pemerintahpusat segera memodernisasi peralatan nelayan tersebut. Selain itu,Pulau Marore sebagai pintu gerbang masuk wilayah Indonesia yang secara politis sangat strategis, sehingga pemerintah dan masyarakat secara sinergis untuk menjaga pulau tersebut sebagai wilayah Indonesia.Dalam rangka mengantisipasi perkembangan ke depan terhadap Pulau terdepan yang bersifat sangat strategis ditinjau dari politis, dan pertahanan keamanan perlu dilakukan sebuah wujud pembangunan yang sesuai dengan budaya kehidupan setempat.Selain itu, aparatur negara keamanan dan pertahanan selain menjaga keamanan harus diperankan dalam menjaga kelestarian alam sekitarnyadi pulau terdepan.

Pulau EngganoPulau Engganoadalahpulau terluar Indonesiayang terletak disamudra Hindiadan berbatasan dengan negaraIndia. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintahKabupaten Bengkulu Utara, ProvinsiBengkulu, dan merupakan satu kecamatan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 05 23 21 LS, 102 24 40 BT.Gambaran Umum[sunting]Secara geografis, Pulau Enggano berada di wilayah Samudera Indonesia yang posisiastronomisnya terletak pada 0531'13LS dan 10216'00BT. Secara administratif,Pulau Enggano termasuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.Enggano merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara dengan pusatpemerintahan berada di Desa Apoho. Luas wilayah Pulau Enggano mencapai 400,6km yang terdiri dari enam desa yaitu Desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana,dan Kahyapu. Kawasan Enggano memiliki beberapa pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Dua,Merbau, Bangkai yang terletak di sebelah barat Pulau Enggano, dan Pulau Satu yangberada di sebelah selatan Pulau Enggano. Jarak Pulau Enggano ke Ibukota ProvinsiBengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut, sedangkan jarak terdekat adalah ke kotaManna, Bengkulu Selatan sekitar 96 km atau 60 mil laut.Pulau Enggano tersusun oleh perbukitan bergelombang lemah, perbukitan karst,daratan dan rawa. Perbukitan bergelombang terdapat di daerah tenggara, ketinggianantara 170-220 meter, sedangkan perbukitan karst yang mempunyai ketinggian antara100-150 meter terdapat di bagian barat laut, menunjukkan morfologi yang khas dandidominasi oleh batu gamping. Di bagian utara terutama daerah pantai merupakandataran rendah alluvial yang berawa-rawa dengan ketinggian 0-2 meter.Bentuk permukaan tanah di Pulau Enggano secara umum dapat dikatakan cukup datar hinggalandai, dengan sedikit daerah yang agak curam. Pada bagian timur pulau lebih datar dari pada bagian barat. Secara proporsional dapat dikatakan 63,39% dari pulau inimempunyai kemiringan landai (0-8%), 27,95% agak miring (8-15%) dan sisanya daerahmiring sampai terjal (15-40%). Berdasarkan klasifikasi tanah, kawasan daratan PulauEnggano didominasi oleh jenis tanah kambisol, litosol, dan alluvial. Selain itu, tanah diPulau Enggano memiliki tekstur lempeng berliat.Di wilayah Pulau Enggano mengalir beberapa sungai dimana secara umum airnyadipengaruhi musim. Pada musim hujan debit air sungai tinggi, sebaliknya pada musimkemarau debit air rendah. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Kikuba, SungaiKuala Kecil, Sungai Kuala Besar, Sungai Kahabi, Sungai Kinono, dan Sungai Berhawe.Beberapa sungai kecil lainnya antara lain Sungai Kaay, Sungai Kamamum, SungaiMaona, dan Sungai Apiko.Karakteristik pantai yang terdapat di Pulau Enggano dapat dikategorikan dalam 5 (lima)tipe utama yaitu pasir berlumpur, pasir, pasir berkarang, pasir karang berlumpur, danpantai karang berbatu. Karakteristik pantai di Pulau Enggano erat kaitannya dengankeberadaan ekosistem terumbu karang dan mangrove. Tipe pantai pasir berlumpur ditemukan di Kahyupu, Tanjung Harapan, dan muara Sungai Banjarsari sampai TelukBerhau. Tipe pantai pasir berkarang terdapat di Kaana dan Meok, sedangkan tipepantai pasir karang berlumpur ditemui di Malakoni dan Banjarsari. Pantai karangberbatu dijumpai di bagian timur Pulau Enggano.Pulau Enggano beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh laut. Curah hujanpada bulan kering masih di atas 100mm. Bulan kering biasanya terjadi pada bulan Junidan Juli. Bulan basah kadang mencapai lebih dari 400mm per bulannya. Suhu udararata-rata setiap harinya berkisar antara 27,8C dengan suhu terendah 23,2C dantertinggi 34C. Kelembaban nisbi umumnya di atas 80% dengan variasi terendah 78%dan tertinggi 96%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Pulau Enggano kelembabanudara relatif tinggi sepanjang tahun. Angin dominan terbagi dalam dua musim, yaituangin musim barat (terjadi pada Bulan September sampai Januari) dan angin musim tenggara (bulan april).Potensi Pariwisata[sunting]Potensi pariwisata di Pulau Enggano antara lain adalah wisata alam dan wisata berburu. Wisata berburu dapat dilakukan di Taman Buru Gunung Nanua. Wisata alam daratan lebih banyak berupa kegiatan penjelajahan hutan wisata (hutan suaka alam) yang keasliannya tetap terjaga. Beberapa obyek wisata alam berupa kawasan konservasi antara lain Hutan Suaka Alam Kioyo I dan Kioyo II,Hutan Suaka Alam Teluk Klowel, Hutan Wisata Alam Tanjung Laksaha, Hutan Suaka Alam Bahuewo. Bahkan keberadaan suku-suku yang mendiami Pulau Enggano dengan kekhasan budayanya tidak menutup kemungkinan merupakan potensi wisata budaya.Kawasan Pulau Enggano juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata bahari seperti selancar, memancing, wisata selam, snorkeling, wisata pantai, berenang, dan wisata desa binaan. Dalam hal wisata bahari, potensi Enggano sama dengan Mentawai, Simeulue dan Nias. Lokasi wisata bahari terdapat di perairan Pulau Dua, Pulau Merbau, Kahyapu, Pantai Teluk Harapan, TelukLabuho, Teluk Berhawe, Tanjung Kioyo, Tanjung Koomang, dan pantai di Kaana.Potensi wisata bahari lainnya yang belum banyak terungkap adalah wisata sejarah di perairan Tanjung Laksaha Teluk Berhau, tempat dimana harta karun berada.permaslahanBengkulu ( Berita ) :Dua kepala suku dari enam suku yang berdiam di Pulau Enggano, berjarak 90 mil dari Kota Bengkulu, yakni Kepala Suku Kaha, Abastian Kaha dan Kepala Suku Kaarubi, Yohansen Kaarubi, Senin [02/02], mendatangi Gedung DPRD Provinsi Bengkulu untuk bertemu dengan Ketua DPRD, Suardi Bahrun.Kami datang untuk bertemu Ketua DPRD Provinsi Bengkulu dan menyampaikan sejumlah permasalahan yang terjadi di Pulau Enggano, kata Rafli Zen Kaitora yang menjadi kepala enam suku di Pulau Enggano saat mendampingi dua kepala suku tersebut.Rafli mengatakan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat Pulau Enggano adalah terputusnya jalan yang menghubungkan Malakoni dan Kayapuh sehingga transportasi antara dua dermaga ini lumpuh total.Akibatnya, kata dia, hasil bumi dari Pulau Enggano tidak bisa dikirim ke Kota Bengkulu karena jalan sepanjang 1,5 km tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.Lubang yang menganga mencapai kedalaman 50 cm sampai 1 meter akibat tingginya curah hujan dalam tiga bulan terakhir, katanya.Yang lebih memprihatinkan, kata Rafli, putusnya jalan ini mengakibatkan akses pelajar menuju sekolah juga terhambat dan hal ini sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.Kami meminta agar DPRD menyampaikan hal ini ke Pemda untuk menganggarkan pembangunan jalan dari dana bencana alam atau dari dana lainnya karena ini sifatnya mendesak dan setahu kami untuk tahun ini tidak ada pekerjaan pemeliharaan jalan di Enggano, katanya.Sementara itu Amli Kaitora, Ketua KNPI Kecamatan Enggano mengatakan pihaknya berharap agar Pemda lebih memperhatikan pembangunan di Pulau Enggano yang dihuni lebih dari 3.000 jiwa.Sejak tahun 2006 belum ada pembangunan jalan di Enggano padahal akses ini sangat vital dan menjadi urat nadi bagi masyarakat enam desa, khususnya untuk akses ke dua dermaga yaitu Malakoni dan Kayapuh, katanya.Saat ini Malakoni dan Kayapuh yang berjarak 17 km terputus sepanjang 1,5 km sementara desa-desa yang ada di Enggano seperti Meok, Apoho, Banjar Sari dan Kaana lebih dekat dengan dermaga Malakoni yang dilayani kapal perintis yang berlayar satu kali dalam 10 hari.Sedangkan akses ke dermaga Kayapuh yang dilayani Kapal Feri Raja Enggano sebanyak dua kali seminggu terputus total dari lima desa ini,katanya. Jadi kami minta agar kapal perintis bisa ditambah jam berlayarnya menjadi dua kali dalam 10 hari, katanya.Ketua Komisi III Bidang Pembangunan, Budi D Darmawansyah mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk membahas masalah ini.Terkait dana kita bisa gunakan dana pembangunan Mess Pemda yang direkomendasikan anggota panitia khusus multi years untuk diamankan dan digunakan untuk pembangunan yang lebih mendesak, salah satunya mungkin nanti akan diover ke Enggano, kata politisi Golkar ini. ( ant )