puisi pahlawan

3
Pahlawan Kau genggam bambu runcing di tangan kirimu Keringatmu mencucur deras di tubuhmu Di tengah teriknya sang mentari kau berperang Luka di tubuh kau anggap hanya biasa Di balik peperangan semangatmu selalu ada Diiringi doa yang selalu menyertai perjuanganmu Gemuruh bom penjajah memekakkan telinga Walau merintih kesakitan tetaplah kau berperang Meski dinding penjajah terus menghalangimu Tak kau rasa perasaan takut dan gentar Walaupun pertarungan ini amatlah berbahaya Tetap saja kau berperang karena itulah tekadmu Demi Indonesia, kau taruhkan nyawamu Demi merdeka, kau berperang melawan penjajah Terima kasih atas segala jasamu, Pahlawanku

Upload: hariyanto81

Post on 22-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: puisi Pahlawan

Pahlawan

Kau genggam bambu runcing di tangan kirimu

Keringatmu mencucur deras di tubuhmu

Di tengah teriknya sang mentari kau berperang

Luka di tubuh kau anggap hanya biasa

Di balik peperangan semangatmu selalu ada

Diiringi doa yang selalu menyertai perjuanganmu

Gemuruh bom penjajah memekakkan telinga

Walau merintih kesakitan tetaplah kau berperang

Meski dinding penjajah terus menghalangimu

Tak kau rasa perasaan takut dan gentar

Walaupun pertarungan ini amatlah berbahaya

Tetap saja kau berperang karena itulah tekadmu

Demi Indonesia, kau taruhkan nyawamu

Demi merdeka, kau berperang melawan penjajah

Terima kasih atas segala jasamu, Pahlawanku

Page 2: puisi Pahlawan

Resah Pada MerdekaBy: M Muhar Omtatok

Minggu malam laluAyah berkisah tentang merdekaHingga hidung pun berjelaga dari lampu tempelPada dinding bambu rumah kami"Banggalah pada kemerdekaan negeri ini!Sebab kami sulit meraihnya"Begitu katanya, setengah berteriak

Kemarin duluAyah berkisah tentang merdekaHingga pantat kisutnya memerah gatalKarena duduk di tikar usangKursi juga belum terbeli"Pertahankan kemerdekaan yang sulit kami raih ini!"Begitu katanya, hingga suaranya parau

Malam kemarinAyah kembali berkisah tentang merdekaHingga matanya redup berairKarena kacamatanya pecah belum berganti"Tanamkanlah semangat merdeka!Kami sulit meraihnya"Begitu katanya berapi-api

Tadi malamAyah lagi-lagi berkisah tentang merdekaHingga perutnya perih karena hari ini belum makanBeras dan lauk belum terbeli"Banggalah jadi anak pejuang!Kami berat berjuang"Hingga urat lehernya semakin tampak

Tadi pagiAyah tidak lagi ingat kisah merdekaBibirnya lerut mengelatuk tak berdayaSakitnya kini semakin parahObat belum ditebus

Page 3: puisi Pahlawan

Sumpah PemudaBy: Anonim

Wahai para pemuda pendahuluYang telah hidup puluhan tahun berlaluYang telah membuat semua bersatuMengabadikan lentera nusantaramu

Di kala sekarang telah tiadaGema janji sumpahmu tetap masih meraungMeraung keras di seluruh penjuru sudut bangsa ini28 Oktober, karenamu pemuda Indonesia melebur

Menjadi sebuah pedang yang diasah tajamDan siap digunakan untuk mengisi kemerdekaan iniTerima kasih sumpahmu28 Oktober kan kugemakan selalu sampai nantiMentari tenggelam di seberang timur