puisi era reformasi

Upload: husni-husaeni

Post on 10-Jul-2015

185 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

HD. Haryo Sasongko

Tahun 2009 Umar Said

41. DARI TAPOL MENJADI TAPOLpak dandim bilang, aku sudah bebas pak danres bilang, aku sudah bebas pak danramil bilang, aku sudah bebas pak camat bilang, aku sudah bebas pak lurah bilang, aku sudah bebas pak er-te bilang, aku sudah bebas ya, semua orang bilang aku bukan tapol lagi tapi apa arti semua ini ketika surat pembebasan itu tak berdaya mengembalikan martabatku sebagai manusia juga keluargaku dan saudara-saudaraku? di alam bebas ini kami tetap tidak bebas dulu dibilang sampah kini dikatakan sampah busuk dulu dibilang bukan orang kini dianggap bukan lagi manusia semua tetangga menghindar atasnama "bersih lingkungan" semua kenalan menjauh karena di ka-te-pe-ku ada kode "e-te" yang mematikan semua langkahku dan memotong hak hidupku kaki tanganku dipasung dalam tembok asap yang tak kasatmata semua itu membangunkan diriku dari mimpi ternyata aku kembali menjadi tapol lagi

42. P E M B A N G U N A N (I)

pembangunan adalah kata-kata membingungkan bagi orang miskin dan tak berpendidikan karena mereka tak mampu menyerap maknanya yang sering terjungkir balik kepala jadi kaki kaki jadi mahkota pembangunan adalah rahmat dan pintu sorga di bumi bagi mereka yang kaya dan bermata jeli karena mereka mampu merekayasa yang haram jadi halal yang bathil jadi adil mereka bilang pembangunan demi rakyat lainnya berseru rakyat demi pembangunan mereka bilang tanpa rakyat pembangunan tak bermakna lainnya berteriak tanpa pembangunan rakyat tak berarti ah, siapakah gerangan engkau wahai pembangunan wajahmu mirip buah dadu penampilanmu seperti ramalan kode lotre buntut penuh permainan kata dan angka namun tak pernah bisa ditebak hari ini kata apa bakal muncul besok pagi angka berapa bakal tampil yang sudah jelas tampil pembangunan adalah ayat suci yang harus dibaca setiap kali rakyat bertanya dan dunia yang memberi utang ingin mendeteksi

43. P E M B A N G U N A N (II)pembangunan adalah harapan ketika peluh menetes ke bumi dan perut mulai menyanyi pembangunan adalah janji tatkala otot-otot kaki mengejang sementara di depan mata

membentang jurang pem - ba - ngun - an ini suatu kata yang memabukkan di dalamnya tersirat sejuta makna yang bersumber pada kerinduan di mana kekuasaan menjadi pengayom keadilan sebagai panutan pembangunan bukan lahir karena takdir dia proses yang disengaja lewat keringat, darah dan air mata juga kejujuran dan kelicikan buah pikir dan kearifan dia jantera yang terus berputar menggerakkan mesin kehidupan kita manusia mengolah bumi bumi menghidupi manusia pembangunan membuat semua orang jadi gandrung semua ingin berkiprah tanpa resah semua merasa wajib menanam semua merasa berhak memetik apa saja kecuali yang di kepalanya diberi mahkota anggota gestapu meskipun telah meneteskan keringat dalam kerja paksa di bawah todongan moncong senjata nelayan di laut petani di gunung pejabat di ruang rapat konglomerat di rimba beton adalah bagian dari jantera yang terus berputar atas nama pembangunan

44. P E M B A N G U N A N (III)di masa pembangunan ini rakyat telah kehilangan kata dari lidahnya karena dipasung berjuta slogan suci dan basa basi di masa pembangunan ini otak rakyat telah dikebiri karena dijejali berjuta pidato pengarahan dan santiaji sungguh menyedihkan bila pembangunan malah melahirkan kelumpuhan sungguh mengerikan bila pembangunan malah membuahkan keserakahan menjauhkan nurani dari rasa keadilan dan kebenaran tetapi itulah yang kini tengah terjadi pembangunan melahirkan berjuta slogan berwajah mutiara yang gemerlap di mata konglomerat dan menyenangkan di hati birokrat namun menusuk nurani rakyat

45. POLITIK NO EKONOMI YESpembangunan adalah urusan perut bagaimana agar dari lapar menjadi kenyang pembangunan adalah urusan menyiapkan gedung sekolah dan irigasi bagi anak-anak dan para petani

pembangunan adalah urusan merakit besi untuk jembatan dan jalan layang pembangunan adalah urusan membabat hutan dan monopoli jeruk pembangunan adalah menumpuk limpahan hutang luar negeri untuk kerajaan bisnis dan kroni rakyat diperas untuk pembangunan tetesan keringatnya dibayar murahan setelah lelah bicara politik dan revolusi kini mereka lelah menghapal slogan demokrasi pancasila dan penataran nation building diganti crony building character building diganti economic animal building dulu ekonomi untuk revolusi kini ekonomi untuk kroni tak ada tempat untuk politik karena semua sudah diatur lewat monoloyalitas ini yang harus kau coblos, ini wadah yang harus kau tempati ini seragam yang harus kau pakai ini simbol yang harus kau pasang di bajumu berpoltik hanya mengundang bencana karena bisa menggugah kesadaran dan kesadaran musuh tirani berpolitik artinya mengasah pikiran dan pikiran bisa membahayakan kursi kekuasaan rakyat tetaplah mesin yang tak boleh berpikir apalagi berpendapat dan berdebat semua itu tabu tak sesuai aspirasi orde baru

semua itu dosa tak sejalan dengan demokrasi pancasila

46. BALADA PEDAGANG ASONGANaku melihat kalian ada di mana saja aku mendengar kalian diperlukan siapa saja yang sedang melintas di jalanan emper pertokoan dan seluruh lorong-lorong kota tetapi aku tak pernah mengerti kenapa kalian harus jadi buronan abadi para punggawa tatapraja yang mengibar-ngibarkan bendera ketertiban kebersihan dan keindahan sejak kapan hak hidup seseorang boleh dirampas demi ketertiban sejak kapan hak hidup seseorang boleh diperkosa demi keindahan kota dan sejak kapan hak hidup seseorang boleh disapu bersih demi kebersihan adalah kewajiban para punggawa tatapraja untuk menjaga keamanan tetapi keamanan tidak harus ditebus dengan kematian hak hidup seseorang adalah tugas para pengelola kota untuk menegakkan ketertiban tetapi ketertiban tidak harus dibayar dengan hilangnya periuk nasi seseorang mungkin kita semua memang sedang letih

setelah sekian lama harus berputar menghidupkan slogan melestarikan semboyan yang dipajang di gerbang kota dan spanduk jalanan ataukah pembangunan memang berhak membunuh nurani dan peraturan boleh mengalahkan keadilan?

47. PERCAKAPAN ANTARA TULKIYEM DENGAN SEORANG KONGLOMERAT

suatu hari tulkiyem bertemu seorang konglomerat dalam mimpi engkau serakah isi seluruh negeri ini telah kau jarah katanya siapa bilang begitu aku sedang berpartisipasi membangun negeri mengolah sawah menjadi pabrik mengubah rawa menjadi rumah mewah adalah hakku untuk menjadi kaya karena kaya tak dilarang oleh negara adalah hakku untuk menikmati sorga ibu pertiwi yang tumbuh dan bersemi di setebah bumi karena bumi milik kita bersama di era globalisasi setiap orang bebas berkreasi dan menjadi kaya adalah bagian dari hak kami yang harus dilindungi

salah kau sendiri bila kau tak bisa menggunakannya salahmu sendiri bila kamu tak mampu memanfaatkannya tulkiyem terpana semuanya benar tetapi apakah benar berarti adil? semuanya sesuai peraturan tetapi apakah peraturan berarti kejujuran? di sinilah masalahnya aku bicara soal keadilan kau bicara soal legalitas sedangkan legalitas bisa dipangkas peraturan bisa dimainkan tulkiyem berteriak garang tetapi tak seorang pun peduli lalu sebuah truk dinas kebersihan segera mengangkutnya ke panti penampungan para gelandangan dan orang sakit ingatan di pinggiran kota tulkiyem menjerit memekakkan telinga sendiri namun tak seorang mau mengerti bahkan di saat ia bangun dari mimpi ia semakin merasa sepi terasing tersingkir dan tersungkur di tengah negerinya sendiri yang sangar ia pun pergi bersama debu-debu yang berlalu

48. PERCAKAPAN DI SEBUAH WARUNG KOPI

hari ini kita berbicara tentang moral, ekonomi dan demokrasi tetapi apakah itu masih ada gunanya, katamu ketika kata-kata telah menjadi tirani dan moral telah meninggalkan nurani? kemaren pagi ada unjuk rasa sorenya ada unjuk kuasa derap langkah mereka berbenturan hati terluka, langit terluka, bumi terluka dan matahari menangis menyaksikan mereka yang tanpa daya harus berguguran kehilangan kemerdekaan di atas bumi merdeka dan hukum di negeri hukum yang telah pucat pasi tetapi ada yang tak bisa ditutupi, kataku karena semangat dan jiwa demokrasi tak pernah bisa mati

49. K E A D I L A Nsiapa bilang keadilan telah pergi dari tengah-tengah kita ketika kita terus sibuk mencarinya dia tetap ada di mana-mana hanya kita harus tahu bagaimana cara mendapatkannya sebab keadilan adalah pengabdian yang ada di telapak kaki mereka yang menunggu upeti keadilan adalah kebenaran menurut selera pemegang kekuasaan dan selera tak bisa diperdebatkan dengan pasal hukum pidana atau perdata

keadilan adalah dongeng yang tetap mengasyikkan bagi anak-anak manja yang sedang berangkat tidur malam keadilan adalah bunga cantik yang tetap menggairahkan untuk dipetik oleh mereka yang tak pernah paham apa arti kolusi mimpi tentang keadilan membuat hati rindu dan berbunga bunga tanpa keadilan sama artinya dengan kematian keadilan adalah harapan yang tak pernah selesai dibicarakan namun selalu sirna diterpa kenyataan berjuta orang harus mati memeluk bumi atasnama keadilan

50. SIAPA PENJARAH DAN PERAMPOK HARTA NEGERI INI?

kau tuding mereka penjarah padahal mereka saksi sejarah yang telah lama mencatat dalam nuraninya tentang penguasa yang serakah dan telah menjadikan negeri ini lahan usaha keluarga untuk tujuh turunan hari ini perut mereka yang lapar telah meledak menyemburkan dendam kemarahan dan kekesalan tumpah ruah di pertokoan sepanjang jalan menyulut api di pusat-pusat perbelanjaan dan hari ini tubuh jakarta menjadi merah

langit jakarta menghitam jantung jakarta berhenti berdetak hati jakarta gelisah o, ibu pertiwi mereka yang telah kau lahirkan dan kemudian tangan, kaki dan mulutnya terbelenggu hari ini mereka berusaha merebut kemerdekaan lewat penjarahan hari ini mereka berusaha mengobati luka di lembah nuraninya yang paling dalam lewat perampokan memang benar, menjarah dan merampok itu dosa memang benar, membakar dan merusak toko itu melawan hukum tetapi menjarah dan merampok selama sehari tentu dosa dan hukumannya menjadi tak berarti bila dibanding kalian yang menjarah dan merampok harta jutaan rakyat kemerdekaan jutaan rakyat rasa keadilan jutaan rakyat selama lebih tiga dasawarsa

51. K O R B A Nsiapakah engkau yang berdiri di sana memelototkan mata ke segenap penjuru ketika kakiku gemetar karena merasa menanggung berjuta dosa akibat tak bisa mendekat kepadamu di saat engkau mungkin memerlukan diriku engkaulah lapar engkaulah ingar bingar engkaulah sayap-sayap yang terkapar dan terdampar di atas karang kehidupan begini gersang di celah keserakahan duniawi

yang menusuk nurani o, saudara-saudaraku maafkan dengan berjuta slogan yang mungkin pernah mereka lantunkan atau berjuta janji yang mungkin pernah mereka nyanyikan atasnama undang-undang nomor sekian dan surat keputusan nomor sekian padahal engkau tetap lapar dan terkapar di tengah timbunan pernyataan dan slogan suci karena kita semua hanyalah korban yang selalu mereka puji dan ratapi demi mempertahankan kelestarian kursinya karena kita hanyalah hiasan yang selalu dipasang untuk menarik perhatian bantuan luar negeri

52. CATATAN PERJALANANbetapa jauh perjalanan telah kau tempuh dan masih jauh lagi gunung serta sungai yang harus kita lintasi ketika keringat telah mengucur deras dan kulit punggungmu yang dibakar terik matahari mulai mengelupas sementara waktu terus berlalu dan mereka yang memegang kuasa atas perputaran roda kehidupan kita semakin tak peduli apakah kita masih hidup atau sudah mati

dengan uang mereka mencipta kekuasaan dengan kekuasaan mereka memasung kedaulatan seluruh milik kita atasnama kepentingan pembangunan negara dan bangsa padahal negeri ini juga milik kita dan kita adalah bagian dari bangsa ini tetapi inilah potret perjalanan kehidupan kita ketika peluh dan cucuran air mata tak lagi punya harga dan pita-pita suara kita yang melantunkan jerit hati nurani tak lagi punya arti hidup hanyalah susunan angka-angka dan keadilan hanyalah hasil akhir perhitungan laba rugi siapa menentang ia akan terus terpasung di tengah arus perjalanan panjang dalam keserakahan siapa bereaksi ia akan mati tanpa seorang pun peduli

53. DARI REVOLUSI HINGGA REFORMASIdulu ada revolusi agustus empat lima yang mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara kemaren juga ada dewan revolusi yang melahirkan tragedi jutaan orang mati kata bung karno revolusi bisa makan anak-anaknya sendiri

sudah selesai atau belum selesai dalam revolusi manusia ibarat kayu bakar yang terlempar ke atas api dan kini disusul dengan reformasi orang bilang reformasi adalah perubahan orang bilang reformasi adalah perbaikan orang bilang reformasi adalah reformasi bagi rakyat kecil reformasi adalah penyakit sesak nafas bagi rakyat kecil reformasi adalah penyakit menular bagi rakyat kecil reformasi tak lain busung lapar sementara bagi mereka yang punya kuasa reformasi adalah perebutan kursi dan kursi adalah jembatan untuk korupsi dulu politik adalah panglima kemudian ekonomi adalah panglima kini pencuri adalah panglima seperti revolusi reformasi juga bisa makan anak-anaknya sendiri

54. MENCARI GEMA PROKLAMASI DI ERA REFORMASIhari itu, tujuhbelas agustus empat lima kau kumandangkan proklamsi kemerdekaan negeri ini ke segala penjuru bumi "kami bangsa indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan indonesia" proklamasi yang kau bacakan itu bukanlah puisi tanpa makna juga bukan rangkaian kata tanpa arti

dunia berguncang negeri dengan tujuhpuluh juta rakyat yang pernah ditindas berabad-abad telah bangkit sebagai negara berdaulat kami berhutang kepadamu bung karno! karena kami belum mampu melaksanakan apa yang telah kau amanatkan di balik makna proklamasi kemerdekaan yang kau kumandangkan setelah kami dibelenggu selama rezim orde baru berkuasa kini di era reformasi kami tetap terpasung kedaulatannya kami kembali terjajah oleh sesama bangsa sendiri suara rakyat tak lagi punya makna di depan penguasa karena penguasa tak merasa memiliki rakyat yang dulu pernah mendukungnya duduk di singgasana kami, yang dulu mandi darah di tempat ini karena mendukung nyanyian demokrasi malah tercampakkan bagai sampah dan tersingkir bagai pesakitan politik bung karno! maafkan kami dengan amanatmu dan proklamasi kemerdekaan yang kau kumandangkan karena semua itu belum mampu memerdekakan kami yang ada di sini dari belenggu tirani

55. BUSUNG LAPARseorang ibu membawa anaknya

ke kelurahan sambil menangis dan bicara terbata-bata pak lurah, tolonglah anak saya ini katanya mata pak lurah terbeliak melihat si anak kurus kering perutnya buncit kenapa dibawa kemari? mestinya ke puskesmas! pak lurah mengacungkan jari agar si ibu dan anak segera pergi dia sakit busung lapar korban reformasi karena itu saya datang ke kelurahan minta keadilan pak lurah matanya melotot apa hubungan busung lapar dengan reformasi? karena ada reformasi, setiap orang bikin partai dan rebutan kursi anak saya terlantar tak ada yang mengurusi kau kurangajar! anak ini kurang gizi! ya kurang gizi sebagai korban ketidakadilan karena ada reformasi semua korupsi tapi semua bicara anti korupsi anak saya tidak kebagian apa-apa lagi kau lebih kurangajar! menghina pemerintah! busung lapar soal penyakit bukan urusan politik ya tapi semua orang bicara politik siapa yang mau mengurus penyakit? malah penyakit untuk kampanye politik! pak lurah semakin marah si ibu semakin kesal anaknya sudah megap-megap mau mati

saya akan rapat dulu untuk menolong anakmu tidak perlu! si ibu membawa anaknya pergi dia tahu pak lurah akan kampanye menegakkan keadilan dan kemanusiaan juga pemberantasan korupsi siapa tahu terpilih lagi

56. R E F O R M A S I

pagi sekali seorang ibu mendatangi rumah dinas ketua de-pe-er di daerahnya suami saya sakit aneh katanya ya tapi ini bukan rumah sakit dan saya bukan dokter kata pak ketua sambil membetulkan letak dasinya tapi bukankah ketua wakil rakyat harus memperhatikan nasib rakyatnya? apalagi kata dukun suami saya kena virus reformasi karena itu suka ketawa sendiri dan pak ketua yang paling mengerti untuk mengobati ketua de-pe-er itu terpana belum pernah dia mendengar ada penyakit reformasi apakah dia biasa menerima amplop sehingga bisa ketawa sendiri?

justru tidak pernah karena itu perlu dipilih menjadi anggota de-pe-er agar penyakit anehnya hilang kau sudah menghina seolah anggota de-pe-er tukang menerima amplop kau sudah melecehkan bangsa dan negeri ini dengan menuduh wakil rakyat tukang korupsi bawalah suamimu kembali ke dukun ketawa sendiri itu sakit gila dan orang gila tak bisa diobati dengan amplop kau tak boleh menginjakkan kaki di rumah dinas ketua wakil rakyat ini lagi perempuan itu pergi di pintu gerbang dia berteriak apakah amplop bukan penyakit yang bisa mengobati segala penyakit? tak ada jawaban pintu rumah yang megah itu sudah ditutup

57. SESUDAH EMPATPULUH TAHUN BERLALU

entah berapa juta jumlah mereka korban pembantaian yang lolos dari maut dan menderita dalam siksa serta hukum rimba karena dituduh terlibat gestapu-pe-ka-i entah berapa puluh juta jumlah mereka para anak cucu, cicit, saudara dan keluarga para tapol yang terpasung kehilangan hak perdata

juga hak menyuarakan kebenaran dan keadilan untuk dirinya mereka terstigmatisasi mungkin sampai mati mereka dituduh keluarga pengkhianat mungkin sampai hari kiamat tragedi kelam empat puluh tahun lalu tetap kelam hingga hari ini bagai hantu anak cucu yang di masa itu masih berada di perut sang ibu kemudian lahir ke dunia dalam sengsara dan terbelenggu dosa warisan mereka terperosok di lumpur kelam tersingkir di kegelapan fitnah karena penggelapan sejarah tragedi itu memang tak pernah mereka saksikan tetapi mereka ikut sebagai pesakitan tragedi itu memang tak pernah mereka rasakan tetapi mereka ikut menelan penderitaan tanpa ada pembelaan tanpa ada perlindungan tanpa ada keadilan

58. REKONSILIASIengkau bilang rekonsiliasi untuk mengobati luka yang telah ditoreh sesama anak bangsa engkau berseru rekonsiliasi untuk mengembalikan jati diri bangsa yang hilang diterjang badai siapa yang membuat luka? luka tak bisa diobati dengan maaf dan ampunan

siapa menghembuskan badai? badai tak dapat dihentikan dengan bersalaman rekonsiliasi tak dapat dibangun di atas puing pelanggaran hukum rekonsiliasi tak dapat hidup di atas tulang belulang korban ketidakadilan rekonsiliasi tanpa hukum dan keadilan hanyalah sandiwara kekanak-kanakan untuk melanggengkan kekuasaan mereka yang dulu tangannya berlumuran darah rekonsiliasi hanya ada dalam retorika bila hukum tetap terpasung dan keadilan tetap menjadi dongeng untuk membuat kita tidur lelap

59. M A A F

engkau berpidato dengan manis dosa-dosa kalian sudah kami maafkan tetapi kenapa kalian tetap meradang dan tak tahu diri malah mau menghidupkan kembali pe-ka-i? engkau berceramah di depan anak-anak ingusan dosa mereka yang dulu memberontak dan mendukung pe-ka-i telah diampuni tapi mereka malah mau bangkit kembali dan merebut kekuasaan di negeri ini dan jutaan tulang belulang di perut bumi itu ganti bertanya: kenapa kami yang dimaafkan? bukankah kalian yang melakukan pembantaian? kami kalian tuduh pemberontak kami kalian hujat sebagai pengkhianat kalianlah yang harus minta maaf kepada kami dan kalau itu terjadi kami tak pernah akan memaafkan sebelum kalian dijatuhi hukuman

60. S U A R Aketika reformasi bergulir para politisi karbitan yang ingin meraih kedudukan tersenyum manis di atas onggokan tulang belulang nenek moyang kami nasib kalian akan kuperjuangkan keadilan akan kutegakkan kalian adalah saudara dan darah dagingku yang harus dibela dengan segala cara dan kemudian kau menyodorkan formulir menjadi anggota partai kalian korban orde baru, katamu partaiku musuh orde baru, teriakmu karena itu suaramu perlu mendukung partaiku kini kau menang karena suara kami tetapi kami tetap kalah di bawah sol sepatumu

2011 Rindu malam ini

sepi malam tanpamu basah gerimis resah dingin semilir angin angan terbang mencari bening matamu indah hangat tawamu yang selau kuimpikan dan semua bayangan dirimu melayang namun tak sanggup hapuskan harap hadirmu di sini oh rembulan pasti kau melihat dia jauh di sana sedang apa dirinya wahai angin sampaikan rasa rinduku kutitip senyum lekatkan di hatinya bintang-bintang kerlipkan sinar di langit mungkin dia sedih tolong hibur dirinya mimpi-mimpi yang menanti dia terlelap bawalah aku agar ku dapat hadir di mimpinya

Kini Semuanya Hanya KenanganMalam itu, 28 November yang kelam Terbujur kaku pikirku pada sinar tembaga redup Lepas segala sadar pada renungan tentang hidup Dingin, dingin dan beku dadaku Rasa rindu menyelinap jauh dan tajam Sekerjap kulihat dia Renung dan diam Mataku tersengat Kususul wajahnya, jauh di belakangku

Menapaki Kerinduan

ketika sinar rembulan pucat sesosok rindu tanpa sayap terbang ke langit malam gelap mata gelap hati membuat ia lupa dimana tempat bersinggah gelap malam menghapuskan arah dan tujuan sementara,

DI UJUNG PAGI Mengapa bahagia beranjak pergi? Jauh kudekap, ditepis sunyi mencercap Sementara, tak sedikit pun kakiku bergerak meninggalkan penantian yang kusekap Di batas rindu, menyekat cinta dalam pedih yang meratap Dengan apa lagi kugambarkan jujur dan tulusku? Aku terbentur jawab yangg belum juga terungkap Dijerat mimpi semu tanpa penghabisan yang merekat Di ujung pagi, aku tercekat Mendambamu, setiap saat SELAMAT TINGGAL

Aku tak merasa kalah dalam penantian ini Aku hanya merasa lelah yang teramat sangat Setelah mengurung hatiku dalam cinta yang tak pernah terjawab Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari seberapa dalam meninggalkan luka perih

QUIAIME. aku mengenalmu melalui satu nama mencoba mengerti hatimu melalui pendekatan dan berani masuk ke dalam hatimu melalui satu jalur cinta kasihku yang tulus kuingin tak seorangpun kan mengganggu cinta suciku padamu hanya kau yang ada dalam hatiku dan tak seorangpun yang lain dalam sadarku kuingin hanya engkau yang menemani dalam lelapku kuingin selalu ada dalam dekapmu duhai kekasih pujaanku hanya kau yang kuingini kau segalanya kau yang terindah

Ku Titipkan Salam Rinduku Padamu..

Dinginnya malam tak sedingin hariku kala mengingat acuhnya dirimu memandangku dengan apa aku harus buktikan kalau aku menyayangimu dengan apa aku harus peragakan kalau aku mengasihimu sepenuh hari

tapi belum sempat ku ucap kata bayangmupun tak tampak lagi..

Andai ku Tau Isi Hatimu

mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti mungkin aku tak sengaja jg menyakiti andai aku tau isi hatimu andai kesempatan itu datang lagi padaku