publikasi ilmiah pengembangan aplikasi sistem...
TRANSCRIPT
-
PUBLIKASI ILMIAH
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM EVALUASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM RANAH
AFEKTIF (SEPPA) BERBASIS WEBSITE
TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH
Oleh
LUZARRIT FIRDAUSI
NIM 12010170013
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
i
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM RANAH AFEKTIF (SEPPA) BERBASIS WEBSITE
TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH
Luzarrit Firdausi
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengembangan aplikasi SEPPA dan
efektifitasnya bagi peningkatan kompetensi paedagogic guru. Metode penelitian ini adalah
Research and Development dengan subjek penelitian guru pada Madrasah Tsanawiyah.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Subjek
penelitian ini adalah guru tingkat Madrasah Tsanawiyah. Hasil penelitian ini sebagai berikut:
hasil uji validasi aplikasi SEPPA ini untuk ahli teknologi diuji berdasarkan kaidah media, tata
laksana, dan kaidah software memperoleh rata-rata nilai 2,92 (layak) untuk digunakan;
penilaian pakar pendidikan/materi dinilai berdasarkan relevansi media dengan mendapatkan
nilai 3,25 (sangat layak); uji coba produk dilaksanakan 3 kali uji coba, yaitu: uji coba
perorangan dengan skor 3,48; uji coba kelompok dilakukan memperoleh rerata skor 3,52; uji
coba diperluas dilaksanakan memperoleh rata-rata skor 3,55; serta uji efektifitas terhadap
aplikasi SEPPA berbasis Website dengan uji t 4,788 maka dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah
Afektif (SEPPA) berbasis Website efektif digunakan untuk evaluasi pembelajaran.
Kata Kunci: aplikasi, evaluasi pembelajaran PAI, afektif, Website
Abstract: The purpose of the research is to find out suitable development and effectivenees of
SEPPA application for teachers. The methodology of this research is Research and
Development and the subjects are teachers of Islamic Junior High School (MTs). The data
collection uses interview technique, questionnaire and documentation. The subject of the
research is teachers in Islamic Junior High School (MTs). The result of this research are as
follows the result of validation test of SEPPA for professional is tested based on media
principle governace and software principle wich earn an average 2.92 or suitable to use; the
assessment from professional is based on media relevance that earn an average 3.25 or very
suitable to use; the subjects of the research for first trial test an average was 3.48; the second
trial test with intermediate group with an average 3.52; the third trial test there with an
average 3.55; and the test of effectiveness of SEPPA application (Sistem Evaluasi
Pembelajaran PAI Ranah Afektif) Website-based , there from t test get value score of 4.788.
So, with this result that SEPPA application (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI Ranah
Afektif) Website-based effectively used for learning evaluation.
Keywords: Application, Islamics Education’s learning evaluation, affective, Website
-
1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh
kehidupan yang bermakna, baik secara individu dan kelompok (Hamruni, 2008: 63).
Namun pendidikan dengan pembelajaran merupakan suatu hal yang berbeda, dalam
suatu pendidikan terdapat bagian yang disebut dengan pembelajaran.
Proses belajar mengajar tidak akan lepas dari tiga ranah potensi peserta didik,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses pembelajaran mestinya
mengembangkan ketiga ranah potensi peserta didik tersebut, sehingga tidak hanya
melahirkan peserta didik yang pintar, tetapi juga bermoral dan terampil. Dalam
perjalanannya domain kognitif lebih menonjol dibandingkan dengan pengembangan
afektif dan psikomotorik. Banyak peserta didik yang pintar, tetapi tidak mempunyai
moralitas dan tidak mampu hidup mandiri dalam realitas kehidupan sosial. Dengan
demikian, kini sudah saatnya proses belajar mengajar serta proses penilaian harus
imbang dalam mengembangkan ketiga ranah tersebut. Oleh sebab itu, penilaian sikap
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses penilaian ranah kognitif (Atmaja,
2016: 125). Kerry Stephard menuturkan bahwa a central element of education for
sustainability is a quest for affective learning outcomes of values, attitudes and
behaviours. It describes the theoretical foundations of this form of education and
interprets a range of educational endeavours in these terms (Stephard, 2007: 96).
Senada dengan hal di atas Robert R. Carkhuff memaparkan juga, students can be
directly taught the affective-interpersonal skills they require to relate effectively to
themselves, their teachers, and their learning experiences. Kids really do learn better
when they communicate affectively (Carkhuff, 1982: 486).
Pembelajaran dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan, karena hal itu merupakan
suatu proses bukan produk. Dari mulai perencanaan pembelajaran hingga di akhiri
dengan evaluasi pembelajaran sebagai bahan feedback demi peningkatan mutu
-
2
pembelajaran berikutnya. Dari mulai ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif
mempunyai alat dan metode untuk mengevaluasi masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan pendidik dari awal hingga akhir
membutuhkan kompetensi yang ada dalam diri masing-masing pendidik, khususnya
kompetensi pedagogik. Deborah menuturkan bahwa Effective professional education
would prepare teachers with knowledge and skills that would enable them to engage in
instruction that helps children learn (Ball, 2010: 507). Namun, dalam kenyataannya
tidak sedikit pendidik yang belum mampu melakukan berbagai rangkaian kegiatan
pembelajran secara baik, terutama dalam hal evaluasi.
Di era sekarang ini, teknologi informasi sudah mulai berkembang dengan pesat
hingga sampai pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Tidak sedikit para ahli yang mulai
menciptakan alat evaluasi pembelajaran berupa aplikasi. Akan tetapi, tidak jarang
ditemui pendidik yang masih canggung dalam mengevaluasi, apalagi menggunakan
aplikasi tertentu. Banyak yang menganggap hal itu tidak mudah. Dari observasi penulis,
seperti yang terjadi dalam lingkungan Madrasah Tsanawiyah Se-Kecamatan Pabelan
banyak hal yang menghambat kegiatan evaluasi khususnya ketika akan penilaian akhir.
Guru kesulitan dalam pengambilan nilai dan pemberian deskripsi, kesulitan itu berujung
pada penilaian afektif yang harus detai per siswa dan dari hasil observasi atau jurnal
yang ada. Selain itu, tidak jarang evaluasi ranah afektif dilakukan secara mendadak
ketika penyusunan raport akhir semester. Itu pun evaluasi dilakukan secara sampel
dengan mengambil nilai hanya hanya siswa yang mempunyai sikap menonjol positif
dan sikap menonjol negatif.
Melihat sistem evaluasi pembelajaran yang ada sekarang ini ada problem yang
membuat pendidik merasa sulit untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam
evaluasi ranah afektif. Karena dalam kurikulum 2013 ranah afektif dipaparkan
berdasarkan sikap-sikap yang harus dijabarkan secara detail. Selain itu, untuk ranah
-
3
kognitif dan psikomotorik lebih jelas dengan tes. Akan tetapi, untuk ranah afektif agar
bisa berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan dapat terwujud, guru harus sabar dan
detail dalam mengobservasi sikap peserta didik. Maka, dengan adanya pengembangan
ini diharapkan pendidik lebih efektif dan efisien karena lebih mempercepat kerja guru
untuk mengevaluasi. Dengan adanya aplikasi SEPPA akan lebih membantu guru dalam
proses evaluasi.
Seperti yang tercantum dalam sebuah artikel yang mengatakan bahwa you must
import that data into your statistical analysis program of choice before you can analyze
it. Most statistics programs, such as SAS and SPSS, can import data files correctly from
Excel (Elliot, 2006: 337). Sehingga, dalam hal ini peneliti mencoba mengembangkan
sebuah aplikasi untuk membuat evaluasi proses pembelajaran lebih menarik khususnya
ranah afektif. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Pengembangan Aplikasi
Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah Afektif (SEPPA)
Berbasis Website Tingkat Madrasah Tsanawiyah”.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah Research and Development dengan subjek penelitian
guru pada Madrasah Tsanawiyah. Adapun tahapan dari R&D ini sebagai berikut: (1)
studi pendahuluan; (2) pengembangan aplikasi; (3) pengujian produk. Pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Subjek penelitian
ini adalah guru tingkat Madrasah Tsanawiyah.
Evaluasi Pembelajaran SEPPA
SEPPA merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk mengevaluasi
pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran PAI. Hal tersebut karena menitik beratkan
dalam ranah afektif yang bias digunakan lebih detail dan valid karena dapat dievaluasi
setiap minggu dan terdapat grafik yang memeparkan tingkat perkembangan sikap yang
dinilai.
-
4
Menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi merupakan kumpulan sebuah data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai,
jika belum, apa sebabnya (Arikunto, 2005: 3). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi
adalah kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai maupun arti.
Sehingga, Zaenal Arifin menuturkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk
sampai pada pemberian nilai atau pun arti bukan produk (Arifin, 2012: 9).
Senada dengan hal di atas, in the evaluation of educational outputs, student
evaluation is of great importance because it provides holistic information about those
becoming involved in education service. Information provided by students can be accepted
as one of the best pieces of feedback in order to develop educational methods and
strategies (Gokce, 2014: 3).
Sedangkan, pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dan sistemik,
yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik,
sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik
atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Arifin, 2012: 13).
Sehingga, tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki cara, pembelajaran,
mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi
pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Tujuan
lainnya adalah untuk memperbaiki dan mendalami dan memperluas pelajaran, dan yang
terakhir adalah untuk memberitahukan atau melaporkan kepada para orangtua/wali siswa
mengenai penentuan kenaikan kelas atau penentuan kelulusan siswa (Mahirab, 2017: 261).
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi pembelajaran adalah
suatu proses untuk memperoleh nilai atau arti dari kegiatan belajar.
Ranah Afektif
-
5
Sukanti memaparkan bahwa ranah afektif, yaitu suatu predisposisi yang dipelajari
untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang
(Sukanti, 2011: 76).
Sedangkan Zaenal Arifin menjelaskan bahwa ada dua hal yang berhubungan dengan
penuilaian afektif yang harus dinilai, antara lain:
1) Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan
pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
2) Sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran terdapat empat tipe karakteristik afektif yang penting,
yaitu sikap, minat, konsep diri, dan nilai (Arifin, 2009: 75). Secara umum, objek sikap
yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Sikap terhadap materi pembelajaran
2) Sikap terhadap guru/pengajar
3) Sikap terhadap proses pembelajaran
4) Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu
materi pelajaran
5) Sikap lainnya yang dimuat dalam tujuan pendidikan (Atmaja, 2016: 125).
Seperti halnya yang dikemukakan Pullan and Hargreaves dalam sebuah artikel
karangan Elaine Tung yang menuturkan bahwa, analyzed the relationship between teacher
development and successful implementation of innovation and found that effective change
consists of the "alteration of curriculum materials, instructional practices and behaviour,
and beliefs and understandings of the part of teachers involved (Tung, 2001: 53).
Oleh karena itu, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ranah afektif
merupakan salah satu ranah pendidikan yang berhubungan dengan nilai, sikap, atau norma
yang harus tumbuh dan dinilai dalam diri peserta didik.
-
6
Web (Website)
Menurut Menurut Ali Zaki dalam Rudika Harminingtyas, memaparkan bahwa
sebuah situs wes (sering pula disingkat menjadi situs saja, website atau site) adalah sebutan
bagi sekelompok halaman web (web page) yang umumnya merupakan bagian dari suatu
nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di internet.
Sebuah web page adalah dokumen yang tertulis dalam format HTML (Hyper Text Markup
Language), yang hamper bias diakses melalui HTTP, yaitu protocol yang menyampaikan
informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser
baik yang bersifat statis maupun dinamis (Harminingtyas, 2014: 42). Sedangkan dalam hal
ini web yang digunakan menggunakan PHP, yaitu bahasa server-site scripting yang
menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis (Arief, 2011: 43).
PEMBAHASAN
Opini Guru, Kepala Madrasah dan Waka. Kurikulum Tentang Evaluasi Pembelajaran
PAI Ranah Afektif
Mulai berlakunya kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan dari tingkat sekolah dasar
hingga menengah di Indonesia menimbulkan pro dan kontra bagi pelaksana pendidikan.
Khususnya bagi para guru yang terjun langsung dilapangan merasa kurang siap dalam
menjalankan kurikulum tersebut. Mulai dari perangkat pembelajaran yang lebih rumit dan
tebal, pelaksaan pembelajaran, hingga dalam evaluasi pembelajarannya. Hal ini dapat
dilihat dari argumentasi-argumentasi dari guru, kepala madrasah, dan waka. Kurikulum
mulai menerapkan kurikulum 2013.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran khususnya ranah afektif yang dilakukan dengan
observasi dinilai guru kurang afektif. Hal ini dikarenakan penilaian sikap diambil secara
mendadak dengan melakukan observasi secara global dan hanya memilah siswa yang
mempunyai sikap menonjol secara positif dan siswa yang mempunyai sikap menonjol
-
7
secara negatif. Selain itu, tidak jarang guru kehilangan file setelah beberapa waktu pasca
cetak nilai raport. Kerena lupa menyimpan file atau bahkan file berada pada salah satu
computer yang kemudian mengalami kerusakan.
Pemerintah yang secara tegas mengumumkan penerapan berlakunya kurikulum 2013
mempunyai tataran yang lebih tinggi, akan tetapi untuk para guru yang terjun langsung di
lapangan awalnya merasa kesulitan dalam penerapannya. Dari pembuatan perangkat
pembelajaran yang memakan waktu lama dan lebih tebal, pelaksanaan yang juga dianggap
rumit, hingga cara evaluasi yang sampai memakan waktu yang lama. Bahkan pada saat
menjelang penerimaan laporan hasil belajar, tidak jarang guru yang lembur. Aplikasi yang
sekarang sudah beredar mempunyai banyak perbedaan, mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing masing. Namun, bagi guru-guru khususnya yang sudah senior tetap
saja hal itu merupakan hal yang baru dan sulit untuk beradaptasi dibandingkan dengan
kurikulum yang sebelumnya.
Dalam penilaian atau evaluasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk bekerja lebih
keras, beradaptasi dengan perubahan kurikulum dan memahami untuk diterapkan dalam
pembelajaran membutuhkan kemampuan berpikir dan softskill dalm bidang teknologi yang
harus mumpuni. Khususnya dalam hal evalusinya, banyak aplikasi yang digunakan saat ini,
missal untuk pembuatan laporan hasil belajar. Akan tetapi, karena pembuatannya memakan
waktu yang lama dan terlalu banyak jumlah halamannya, pada akhirnya yang terpenting
raport terisi penuh dan bias dicetak. Maka, dalam hal ini dibutuhkan aplikasi yang lebih
mudah dipahami dan mudah dalam pengisiannya.
Namun, kurikulum akan semakin berkembang kearah yang lebih baik. Khususnya
system evakuasi yang akan terus berkembang lebih efektif dan efisien, sederhana dan
mudah dipahami dan dilaksanakan para guru. Seperti aplikasi yang akan terus
dikembangkan untuk membantu proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Di sisi lain,
-
8
guru juga harus bertekat untuk terus belajar mengikuti perkembangan yang ada. Agar
tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang relevan oleh Endah Tri Fatmawati tentang
pengembangan aplikasi SPARKS (Sistem Penilaian Akhir Raport Kurikulum 2013)
berbasis web. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan
dalam proses evaluasi pembelajaran mulai dari sistem pengambilan nilai, input nilai,
bahkan sampai penyimpanan nilai (Fatmawati, 2017: 24).
Needs Assessment (Analisis Kebutuhan)
Berawal dari berbagai problematika yang ada dalam proses evaluasi pembelajaran
ranah afektif yang telah penulis paparkan di atas, peneliti menganalisa dan menyimpulkan
berdasarkan hasil dari needs assessment bahwasannya sistem evaluasi pembelajaran PAI
ranah afektif kurang efektif dan efisien sehingga guru melaksanakan evaluasi ranah afektif
secara global dalam satu semester. Dengan menggunakan metode observasi dan memilah
siswa yang memiliki sikap menonjol positif dan siswa yang memiliki sikap menonjol
negatif saja yang diambil sampling. Adapun untuk siswa yang dalam kategori sedang tidak
di nilai secara detail.
Satelah dilakukan wawancara dan observasi banyak permasalahan yang muncul.
Dapat diketahui tingkat kebutuhan guru setelah pengisian angket dilakukan dengan hasil
pada table di bawah ini
Tabel 3.1 Rekapitulasi hasil needs assessment
No. Indikator Rerata (n=30) Keterangan
1 Format Penilaian 3,39 Sangat Butuh
2 Materi evaluasi 3,32 Sangat Butuh
3 Jenis Aplikasi 3,24 Sangat Butuh
Rerata Jumlah 3,32 Sangat Butuh
Sumber: Data Primer
-
9
Apabila digambarkan dengan diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 3.11 Grafik Hasil Skor Needs Assesment
Sumber: Data Primer
Hasil needs assessment menunjukkan angka 3,32, hal tersebut membuktikan bahwa
dalam dunia pendidikan membutuhkan inovasi baru mengenai sistem evaluasi ranah
afektif. Oleh karena itu, peneliti membuat inovasi pengembangan SEPPA (Sistem Evaluasi
Pembelajaran PAI Ranah Afektif) berbasis web yang sederhana namun lebih efektif dan
efisien, serta tepat sasaran.
Aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI Ranah Afektif) berbasis web
dibuat dengan sederhana, fitur-fiturnya tidak terlalu rumit, efektif, dan efisien namun tidak
menghilangkan subtansi dari evaluasi ranah afektifnya. Berbasis web menjadi pilihan
karena dalam peng-input-an nilai tidak terpaku dalam ruang dan waktu. Dapat diisi dimana
saja dan kapan saja. Serta metode penyimpanan yang menginduk dalam database, juga
lebih efektif. Guru tetap tidak akan khawatir kehilangan data apabila alat penyimpanan
rusak atau terlupa dalam penyimpanan. Data akan tetap tersimpan rapi dalam database.
Aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI Ranah Afektif) berbasis web
juga dibuat lebih detail dan tepat sasaran. Artinya dalam evaluasi ranah afektif yang
biasanya guru hanya mengambil sampel dari anak yang sikapnya menonjol secara positif
dan menonjol secara negatif saja. Dan itu dilakukan secara umum dalam tengah dan akhir
semester. Namun dalam aplikasi SEPPA ini, guru bisa observasi sikap siswa setia hari dan
3.15
3.2
3.25
3.3
3.35
3.4
3.45
FotmatPenilaian
MateriEvaluasi
JenisAplikasi
Needs Assessment
Needs Assessment
-
10
menginput data atau melakukan evaluasi dalam setiap minggu. Kemudian, dari data yang
diinput guru dalam setiap minggu akan disertai grafik perkembangan sikap siswa dalam
setiap bulan dan diakumulasikan dalam setiap semester.
FGD (Focus Group Discussion)
Tahapan selanjutnya dalam Research and Development yaitu Focus Group Discussion
(FGD). Kegiatan ini menghadirkan dosen pembimbing, pakar teknologi, pakar
pendidikan/materi, dan perwakilan responden. Peneliti memaparkan hasil dari penelitian
dan pengembangan berupa produk aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI
Ranah Afektif) Berbasis Web.
Pakar teknologi memberikan saran agar password yang ada pada update guru perlu
disembunyikan teksnya, sebaiknya tampilan pop-up perlu disambung atau tidak
berpotongan, menu bawaan dari template yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan, teks
undefined sebaiknya dihilangkan, dan sebaiknya query tidak terlihat.
Sedangkan, pakar pendidikan/materi memberikan masukan sebaiknya ditambahkan
menu bagi guru yang ingin mengetik deskripsi secara manual dan sebaiknya output tidak
hanya rekapan saja, tetapi output nilai untuk setiap siswa. Selanjutnya, pakar
pendidikan/materi memberikan saran agar aplikasi ini kedepan bisa terintegrasi dengan
web sekolah jika web sekolah mampu mewadahi.
Hasil Uji Kelayakan
Uji kelayakan aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI Ranah Afektif) berbasis
web dilakukan dari bidang pendidikan dan juga bidang teknologi. Sebagai pakar
pendidikan yang menguji yaitu Miftachudin, MA dari dosen IAIN Salatiga dan pakar
teknologi yaitu Anriza Kurnia Aziiz, S.Kom dari PT. Nalysa Salatiga.
Berdasarkan hasil uji pakar pendidikan menyatakan bahwa pengembangan aplikasi
SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI Ranah Afektif) berbasis web sudah baik dan
layak. Akan tetapi, harus ada perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.
-
11
Uji kelayakan terdapat 4 kriteria yaitu tidak layak, kurang layak, layak dan sangat
layak. Kriteria aplikasi ini dengan unsur dari nilai-nilai yang dapt dilihat dari table berikut:
Tabel 3.2 Tabel hasil uji kelayakan oleh pakar teknologi
No Indikator Penilaian Rerata (n=1) Keterangan
1 Kaidah Media 2,88 Layak
2 Tata Laksana 3,00 Layak
3 Kaidah Software 2,89 Layak
Rerata 2,92 Layak
Sumber: Data Primer
Apabila digambarkan dengan diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 3.12 Grafik Penilaian Ahli Teknologi
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji validasi yang dilakukan
oleh pakar teknologi yang meliputi sebagai berikut: 1) kaidah media = 2,88 , 2) tata
laksana = 3,00, 3) kaidah software = 2,89 . Sehingga menghasilkan nilai akhir 2,92 atau
layak untuk digunakan sebagai sistem evaluasi pembelajaran.
Tabel 3.3 Tabel uji kelayakan oleh pakar pendidikan/materi
Indikator Penilaian Rerata (n=1) Keterangan
Relevansi Media 3,25 Sangat Layak
Sumber: Data Primer
2.8
2.85
2.9
2.95
3
3.05
KaidahMedia
TataLaksana
KaidahSoftware
Penilaian Ahli Teknologi
Penilaian AhliTeknologi
-
12
Adapun jika digambar dengan diagram batang yaitu:
Gambar 3.13 Grafik Penilaian Ahli Pendidikan/Materi
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji validasi oleh pakar/ahli
pendidikan menunjukkan bahwa nilai akhir pada indicator relevansi media memperoleh
nilai 3,25 atau sangat layak digunakan.
Berdasarkan hasil pengembangan aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran
PAI Ranah Afektif) berbasis website dari membuat rancangan awal produk aplikasi,
melakukan bimbingan kepada ahli pendidikan/materi dan ahli teknologi, kemudian
merevisi sesuai saran, dan mendapat penilaian dari ahli pendidikan/materi dan ahli
teknologi memperoleh hasil sebagai berikut:
Ahli teknologi menyatakan bahwa aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran
PAI Ranah Afektif) berbasis website sudah baik dan layak untuk digunakan dalam evaluasi
pembelajaran dengan menghasilkan rata-rata 2,92. Sedangkan ahli pendidikan/materi
menyatakan bahwa aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI Ranah Afektif)
berbasis website menghasilkan rata-rata 3,25 atau sangat layak digunakan dalam evaluasi
pembelajaran. Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang relevan oleh Riyan Muhammad
Syafi’I. hasil validasi dari ahli pendidikan menunjukkan bahwa pengembangan penilaian
autentik berbasis software Microsoft Excel dalam muatan pelajaran IPA untuk mengukur
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menunjukkan hasil yang sangat baik dan dapat
digunakan untuk evaluasi pembelajaran (Syafi’I, 2018: 28).
0
2
4
RelevansiMedia
Penilaian Ahli Pendidikan/Materi
Penilaian AhliPendidikan/Materi
-
13
Berdasarkan temuan tersebut, maka aplikasi SEPPA (Sistem Evaluasi Pembelajaran
PAI Ranah Afektif) berbasis website dilanjutkan dengan uji coba perorangan, uji coba
kelompok, dan uji coba diperluas.
Efektifitas Pengembangan Aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Ranah Afektif (SEPPA) Berbasis Website
1. Deskriptif Statistik
Deskriptif statistik dari hasil Pretest dan Posttest guru menggunakan aplikasi Sistem Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah Afektif (SEPPA) Berbasis Website diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 30.87 52.50
Median 31.00 52.00
Mode 32 52
Std. Deviation 3.579 2.910
Sum 926 1575
Sumber: Data Primer
Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada hasil Pretest menunjukkan N= 30, mean= 30,87,
median= 31, modus= 32, standar deviasi= 3579, dan jumlah= 3,579. Sedangkan untuk hasil
Posttest menunjukkan N= 30, mean= 52,50, median= 52, modus= 52, standar deviasi= 2,910,
dan jumlah= 2,910. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data Pretest dan Posttest, sebelum dilakukan uji t, maka dilakukan uji
normalitas dengan hasil seperti pada tabel berikut:
-
14
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Skor
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Hasil Pretest
.960
3
0
.301
Posttest
.961
3
0
.319
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diperoleh bahwa p=0.301>0.05 dan
p=0.319>0.05. Maka dapat disimpulkan data Pretest dan Posttest berdistribusi normal.
2. Uji Efektifitas
Uji efektifitas aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah Afektif
(SEPPA) berbasis Website dari hasil pretest dan posttest yang telah diuji normalitas. Maka,
dilakukan uji efektifitas dengan uji Wilcoxon. Hal tersebut dilaksanakan dengan data
terdistribusi secara normal. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Wilcoxon Pretest dan Posttest
Posttest – Pretest
Z -4.788a
Asymp. Sig.
(2-tailed)
.000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber: Data Primer
Berdasarkan uji Wilcoxon diperoleh hasil t hitung 4,788, sedangkan t hitung= 2,0581.
Maka t hitung > t tabel, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, dari hasil ini dapat disimpulkan
-
15
bahwa pengembangan aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah
Afektif (SEPPA) berbasis Website efektif dapat meningkatkan kompetensi guru khususnya
dalam bidang evaluasi pembelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Ranah Afektif (SEPPA) Berbasis Website
Suatu sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pun dengan apliksi SEPPA
berbasis Website. Kelebihan aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ranah Afektif (SEPPA) berbasis Website ini, antara lain: 1) Aplikasi SEPPA berbasis
Website ini guru tidak perlu membuat blanko penilaian secara manual; 2) aplikasi ini sangat
sederhana sehingga mudah dioperasikan oleh gurudari berbagai jenjang usia; 3) aplikasi ini
efektif dan efisien dikarenakan guru ketika akan melaksanakan evaluasi tidak perlu membuat
secara manul, hanya memilih predikat dan sikap yang sering dan berkembang pada siswa dan
juga langsung muncul dalam rekap dan raport baik mingguan atau pun semester; 4) aplikasi
ini lebih valid karena data yang dimasukkan berupa data observasi mingguan sehingga lebih
terlihat perkembangan sikap siswa dan dilengkapi dengan grafik perkembangan sikap siswa
yang kemudian dapat direkap menjadi nilai sikap pada raport; 5) aplikasi ini menggunakan
sistem penyimpanan dalam database sehingga guru tidak khawatir akan kehilangan data; dan
6) aplikasi ini mempermudah guru untuk output data yang selanjutnya dapat dijadikan bahan
pembuatan raport semester.
Sedangkan kekurangan aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ranah Afektif (SEPPA) berbasis Website ini guru harus dalam jejaring (online) ketika
melakukan input data. Selain itu, guru harus cermat dan teliti dalam memasukkan atau
memilih nilai untuk masing-masing siswa. Serta saat pembuatan raport, guru harus
mengambil nilai sikap dari aplikasi ini yang kemudian dikombinasikan dengan nilai
pengetahuan dan psikomotorik.
-
16
Berdasarkan uji efektifitas terhadap guru dari Madrasah Tsanawiyah se-Kecamatan
Pabelan, pengembangan aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ranah Afektif (SEPPA) berbasis Website menunjukkan hasil yang sangat baik. Data
kemudian dianalisis menggunakan SPSS 16 dan diperoleh t hitung 4,788 sedangkan t tabel
2,0481. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan aplikasi Sistem Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah Afektif (SEPPA) berbasis Website efektif
terhadap peningkatan kompetensi paedagogik guru Madrasah Tsanawiyah.
Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang relevan oleh Budiyono Sputro, M. Mas’ud, H.
Saputro, dan A. Kuswaya tentang Learning effectiveness of Department-based Intregeted
Science Interpretation is effective in improving the learning outcomes of the science
interpretation for Tadris IPA of IAIN Salatiga students. Adapun kelebihan aplikasi SEPPA ini
adalah input nilai per minggu dan menampilkan grafiknya, serta penyimpanan dalam
database. Sedang kekurangannya, dalam akses harus menggunakan internet.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Kondisi nyata sistem evaluasi pembelajran PAI khususnya ranah afektif banyak menemui
kendala rumit dalam memasukkan data dan penggunaan membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu, kebanyak guru menilai ranah afektif dengan observasi secara global di akhir
semester ketika akan membuat raport. Hasil dari needs assessment tentang pengembangan
aplikasi SEPPA dengan indicator sebagai berikut: 1) format penilaian dengan rata-rata skor
3,39; 2) materi evaluasi dengan rata-rata skor 3,32; dan 3) jenis aplikasi dengan rata-rata skor
3,24. Sehingga rata-rata seluruh aspek menjadi 3,32. Berdasarkan angket needs assessment
membuktikan bahwa pengembangan aplikasi SEPPA sangat dibutuhkan.
-
17
2. Hasil uji kelayakan SEPPA dilakukan dengan tiga tahap yaitu FGD, validasi ahli, dan uji
coba lapangan. Hasil FGD dengan usulan agar password disembunyikan dan halaman depan
dengan warna yang cerah. Hasil uji validasi dari pakar teknologi dengan indikator penilaian
kelayakan dengan indikator antara lain, kaidah media, tata laksana, kaidah software dengan
rata-rata skor 2,92 atau layak digunakan. Sedangkan uji validasi pakar pendidikan mengenai
relevansi media evaluasi memperoleh ini 3,25 atau sangat layak untuk digunakan. Hasil uji
kelayakan Aplikasi SEPPA dilakukan dengan tiga tahap, yaitu uji coba perorangan
memperoleh rata-rata skor 3,48, uji coba kelompok memperoleh rata-rata skor 3,52, dan uji
coba diperluas memperoleh rata-rata skor 3,55.
3. Hasil pengembangan Aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ranah Afektif (SEPPA) berbasis Website efektif terhadap peningkatan kompetensi
peadagogik guru Madrasah Tasanawiyah hal ini dibuktikan melalui uji Wilcoxon
menghasilkan t hitung 4,788 dengan t tabel 2,0481.
Saran
Aplikasi Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ranah Afektif
(SEPPA) berbasis Website dapat digunakan guru untuk melakukan evaluasi ranah afektif.
DAFTAR PUSTAKA
Arief M. R. Pemprograman Website Dinamis Menggunakan Php dan Mysql, Yogyakarta:
Andi Offset. 2011.
Arifin, Z. Evaluasi Pembelajaran Cet. 2. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 2012.
Arifin, Z. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2009.
Arikunto, S. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
1998.
Atmaja, N P. Evaluasi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press. 2016.
-
18
Aziz, M K, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android untuk
Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PAI”, Tesis,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
Ball, D L, dkk, “The Work of Teaching and the Challenge for Teacher Education”, Journal
of Teacher Education, Vol. 60 No. 5, (January 2010), 496-511.
Carkhuff, R R., “Affective Education in the Age of Productivity”, Education Leadership
Journal, Vol. 5, No. 1, (June 1982), 483-491.
Elliot, A C., dkk, “Preparing Data for Analysis Using Microsoft Excel”, Journal of
Investigative Medicine, Vol. 54 No. 6, (September 2006), 334-341.
Fatmawati, E T, “Pengembangan Aplikasi SPARKS (Sistem Penilaian Akhir Rapor
Kurikulum 2013) Tingkat Madrasah Ibtidaiyah Berbasis WEBSITE”, Tesis, IAIN
Salatiga, 2017.
Gokce, F, “Evaluation of Educational Outputs in Cognitive and Affective Domain”, Uludag
University of Journal, Vol. 27, No. 1, (May 2014), 1-8.
Hamruni. Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN
Sunan Kalijaga. 2008.
Harminingtyas, R. “Analisis Layanan Website Sebagai Media Promosi, Media Transaksi, dan
Media Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Brand Image Perusahaan pada Hotel
Ciputra Kota Semarang”, Jurnal STIE Semarang, Vol. 6, No. 3, (Oktober 2014), 42.
Mahirab B., “Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa)”, Jurnal Idaarah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Alauddin Makassar, Vol. 1, No. 2, (September 2017), 257-268.
Musyafak, M. Kondisi Nyata Evaluasi Pembelajaran Ranah Afektif, Wawancara, tanggal 13
Februari 2020.
Rizqa, F. R. Kondisi Nyata Evaluasi Pembelajaran Ranah Afektif, Wawancara, tanggal 13
Februari 2020.
Rofiq, M. Kondisi Nyata Evaluasi Pembelajaran Ranah Afektif, Wawancara, tanggal 10
Februari 2020.
Saputro, B. Manajemen Penelitian Pengembangan, Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2011.
Sukanti, “Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Akuntansi”, Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. IX. No. 1. (Januari 2011): 72-79.
Syafi’i, R. M., “Pengembangan Penilaian Autentik Berbasis Software Microsoft Excel dalam
Muatan Pembelajaran IPA untuk mengukur Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan”,
Tesis, IAIN Salatiga, 2018.
Tung, E, “Teacher Development and Affective Education”, Educational Research Journal
The Hong Kong Institute of Education, Vol. 16, No. 1, (February 2001), 49-59.