public speaking for kids

3
Dari Milis sebelah... Semoga berguna Ini Baru Hebat: Public SpeaKid Anak-anak Saya masih kelas satu dan dua SD, di sebuah SD Islam Terpadu di bilangan Cilandak Jakarta Selatan. Sebagai orang tua, Saya berkeinginan untuk memberikan apapun yang terbaik bagi mereka. Termasuk, apa-apa yang sudah Saya kuasai dan miliki. Termasuk, apa yang telah menjadi hasil dari proses belajar Saya selama ini. Di salah satu workshop EDAN, secara sengaja Saya mengundang kepala sekolah dan seorang guru mereka untuk ikut edan-edanan di workshop Saya. Saya sangat ingin menunjukkan kepada mereka, betapa ketrampilan public speaking adalah basic skill yang terlalu penting untuk diabaikan. Saya sudah berpikir untuk mendirikan divisi anak-anak di QA Communication. Persoalannya, fokus Saya adalah adult learning dan Saya 'gak ngerti apa- apa tentang pendidikan anak-anak. Padahal Saya memahami, bahwa kemampuan public speaking bukanlah khusus untuk orang dewasa saja. Justru, perlu dipelajari oleh anak-anak sejak dini. Itu sebabnya, Saya mengundang kepala sekolah dan guru anak-anak Saya itu. Gratis. Saya ingin menginspirasi mereka, agar mereka tertarik untuk ikut menularkan ketrampilan public speaking, kepada anak-anak usia dini seperti anak-anak SD atau playgroup. Dari ngobrol-ngobrol dengan pak Kepsek, Saya mendapatkan informasi bahwa sekarang, sekolah-sekolah dimungkinkan untuk mengambil porsi dalam membangun struktur pendidikan, dengan membuat kurikulum mereka sendiri di sekolahnya masing-masing. Itulah yang menjadi target Saya, kurikulum public speaking di sekolah- sekolah dasar. Dengan ketertarikannya, pak Kepsek dan sang guru pun mengikuti workshop EDAN dengan sepenuh hati. Mereka puas, dan setelah bolak-balik mendiskusikannya kian kemari, pak Kepsek setuju untuk mengimplementasikan nya ke dalam kurikulum di sekolah anak-anak Saya itu. Empat bulan kemudian, cita-cita itupun terwujud. Saya mendapat kabar bahwa di sekolah anak-anak Saya, kini telah ada hari public speaking. Hari di mana anak-anak imut itu, tampil ke depan dan belajar menjadi pembicara publik. Apa yang Saya dengar dari pak Kepsek tentang implementasi itu, membuat Saya berkesimpulan, bahwa implementasinya ternyata jauh lebih mudah dari yang Saya perkirakan. Betapa tidak, untuk penerapannya tidak dibutuhkan mentor atau guru khusus public speaking. Cukup hanya guru mereka sehari- hari. Bagi anak-anak pun, tidak ada ketentuan yang terlalu rumit untuk mereka. Bagi para guru, apa yang diperlukan hanyalah memunculkan sebuah topik, dan kemudian melakukan brainstorming bersama anak-anak, dengan

Upload: bima-harya

Post on 21-Jun-2015

353 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Public Speaking for Kids

Dari Milis sebelah... Semoga berguna

Ini Baru Hebat: Public SpeaKid

Anak-anak Saya masih kelas satu dan dua SD, di sebuah SD Islam Terpadu di bilangan Cilandak Jakarta Selatan. Sebagai orang tua, Saya berkeinginan untuk memberikan apapun yang terbaik bagi mereka. Termasuk, apa-apa yang sudah Saya kuasai dan miliki. Termasuk, apa yang telah menjadi hasil dari proses belajar Saya selama ini.

Di salah satu workshop EDAN, secara sengaja Saya mengundang kepala sekolah dan seorang guru mereka untuk ikut edan-edanan di workshop Saya. Saya sangat ingin menunjukkan kepada mereka, betapa ketrampilan public speaking adalah basic skill yang terlalu penting untuk diabaikan. Saya sudah berpikir untuk mendirikan divisi anak-anak di QA Communication. Persoalannya, fokus Saya adalah adult learning dan Saya 'gak ngerti apa-apa tentang pendidikan anak-anak. Padahal Saya memahami, bahwa kemampuan public speaking bukanlah khusus untuk orang dewasa saja. Justru, perlu dipelajari oleh anak-anak sejak dini. Itu sebabnya, Saya mengundang kepala sekolah dan guru anak-anak Saya itu. Gratis.

Saya ingin menginspirasi mereka, agar mereka tertarik untuk ikut menularkan ketrampilan public speaking, kepada anak-anak usia dini seperti anak-anak SD atau playgroup. Dari ngobrol-ngobrol dengan pak Kepsek, Saya mendapatkan informasi bahwa sekarang, sekolah-sekolah dimungkinkan untuk mengambil porsi dalam membangun struktur pendidikan, dengan membuat kurikulum mereka sendiri di sekolahnya masing-masing. Itulah yang menjadi target Saya, kurikulum public speaking di sekolah-sekolah dasar.

Dengan ketertarikannya, pak Kepsek dan sang guru pun mengikuti workshop EDAN dengan sepenuh hati. Mereka puas, dan setelah bolak-balik mendiskusikannya kian kemari, pak Kepsek setuju untuk mengimplementasikan nya ke dalam kurikulum di sekolah anak-anak Saya itu. Empat bulan kemudian, cita-cita itupun terwujud. Saya mendapat kabar bahwa di sekolah anak-anak Saya, kini telah ada hari public speaking. Hari di mana anak-anak imut itu, tampil ke depan dan belajar menjadi pembicara publik.

Apa yang Saya dengar dari pak Kepsek tentang implementasi itu, membuat Saya berkesimpulan, bahwa implementasinya ternyata jauh lebih mudah dari yang Saya perkirakan. Betapa tidak, untuk penerapannya tidak dibutuhkan mentor atau guru khusus public speaking. Cukup hanya guru mereka sehari-hari. Bagi anak-anak pun, tidak ada ketentuan yang terlalu rumit untuk mereka. Bagi para guru, apa yang diperlukan hanyalah memunculkan sebuah topik, dan kemudian melakukan brainstorming bersama anak-anak, dengan pendekatan yang public speaking.

Si anak, si public speakid itu, hanya perlu tampil di muka, berbicara sesuai kebiasaan, kadar, ekspresi, dan kemampuannya sehari-hari. Itu saja. Selebihnya, adalah apa yang biasa dilakukan oleh para guru pada umumnya, yaitu memancing agar si public speakid - begitu Saya menyebutnya, mampu mengeluarkan kata-katanya dengan lancar dan deras mengalir. Di antara hal penting yang harus dilakukan oleh sang guru, adalah membiasakan penggunaan teknik open ended question dan probing, guna memprovokasi anak didiknya agar bersuara.

Tak dinyana, hasilnya ternyata luar biasa. Sambutan para orang tua juga luar biasa. Setidaknya, mereka punya hiburan baru yaitu panggung anak-anak. Buat para ibu, ini bisa menjadi tontonan favorit mereka, di samping ngerumpi sembari menunggui anak-anaknya. Anak-anak itu sendiri, secara signifikan mulai menunjukkan gejala peningkatan rasa percaya diri yang makin baik. Khususnya, saat harus tampil di depan publik. Alhamdulillah.

Di kampus istri Saya, ma'had Al-Hikmah di daerah Bangka, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Saya pernah secara provokatif menempelkan brosur workshop EDAN. Brosur itu sendiri,

Page 2: Public Speaking for Kids

memang Saya khususkan untuk para dai atau calon dai. Di dalamnya, Saya mencoba meyakinkan bahwa para dari dan daiyah, tidak bisa melepaskan diri sebuah keahlian wajib yang penting untuk masa depan mereka, yaitu public speaking.

Tiga bulan kemudian istri Saya melaporkan, entah karena brosur Saya atau kebetulan saja, bahwa di kampusnya sudah diadakan public speaking day juga. Mereka melakukannya dengan mengundang mentor dari luar kampus. Sekali lagi, sambutannya meriah dan luar biasa. Sebab hal baru ini, selain berguna dan bermanfaat, juga lebih banyak funnya. Anda bayangkan saja, melihat teman sendiri maju ke depan dan berusaha meyakinkan Anda, dengan ekspresinya yang kadang masih memaksa atau terlihat aneh. Anda akan lebih banyak merasakan fun dari pada biasanya.

Untuk sementara, istri Saya dan teman-temannya mungkin cukup bersenang-senang saja dengan pemandangan yang mereka lihat. Akan tetapi, Saya yakin bahwa manfaatnya akan datang kemudian. Memang secara akademis, berbagai kampus negeri dan kampus terkemuka lainnya, sudah menjadikan public speaking sebagai materi tambahan yang "muakkad" sifatnya. Hanya saja, belum semua kampus menerapkannya, termasuk kampus istri Saya yang Alhamdulillah sekarang sudah juga.

Bagaimana dengan dunia bisnis dan profesi? Lihatlah apa yang terjadi setahun belakangan ini. Lihatlah bagaimana para mentor dan coach sukses yang Anda kenal. Mereka juga berlomba-lomba untuk memberikan materi public speaking di berbagai sesi profesionalnya. Why? Karena public speaking itu penting, karena itu bermanfaat dan karena itu fun. Public speaking, public speakid, it's good, it's fun, and it's great!

Jadi, sudah saatnya bagi Anda untuk ikut menerjuni dunia yang satu ini, dunia yang menyenangkan, dunia yang fun, dunia yang bermanfaat untuk masa depan. Salah satu cara terbaik bagi Anda, untuk menyelami dan memahami kata bijak "bicara baik atau diam", atau "speak good or be silent", adalah dengan menerjuni dunia public speaking. Penting untuk profesi Anda, penting untuk dakwah Anda, dan penting untuk masa depan Anda.

Maka, inilah yang Saya usulkan kepada Anda. Besok pagi, atau kapanpun Anda bertemu dengan kepala sekolah atau guru-guru anak-anak Anda, anjurkanlah kepada mereka, untuk mengadakan public speaking day di sekolahnya. Percayalah, public speakid adalah fenomena yang sudah sepantasnya digulirkan secara massal. Demi masa depan anak-anak kita, demi profesinya nanti, dan demi Indonesia yang lebih baik lagi.

Public SpeaKid is good, it's fun, and it's great!

Ikhwan SopaTrainer E.D.A.N.021-70096855http://milis- bicara.blogspot. com