public hearing

21
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 PUBLIC HEARING KONSEP PEMBERLAKUAN SNI GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB

Upload: valentine-gaines

Post on 02-Jan-2016

92 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

KONSEP PEMBERLAKUAN sni GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB. DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012. PUBLIC HEARING. Sumber : Dewan Gula Indonesia (DGI) 2012. TON. TAHUN. Catatan : Produksi GKP berasal dari gula tebu dan pengolahan raw sugar. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2012

PUBLIC HEARING

KONSEP PEMBERLAKUAN SNI GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB

2007 2008 2009 2010 2011 20122,520,000

2,540,000

2,560,000

2,580,000

2,600,000

2,620,000

2,640,000

2,660,000

2,680,000

2,700,0002,681,833 2,680,575

2,593,658

2,610,744

2,574,905

2,613,271

DATA KEBUTUHAN GULA KRISTAL PUTIH NASIONAL

TON

Sumber : Dewan Gula Indonesia (DGI) 2012

TON

TAHUNCatatan : Produksi GKP berasal dari gula tebu dan pengolahan raw sugar

2003 2004 2005 2007 2008 2009 2010 2011 20120

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

1,631,919

2,051,643

2,241,742

2,448,1432,580,059

2,299,5042,214,4882,228,259

2,581,743

157,028

11,280141,940 149,816

35,547104,393 149,893 124,172

387,712

1,788,947

2,062,923

2,383,682

2,597,9592,615,606

2,403,8972,364,381

2,352,431

2,969,455

EX TEBUEX RAW SUGARTOTAL PRODUKSI

DATA PRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH NASIONAL

Sumber : Dewan Gula Indonesia (DGI) 2012

2003 2004 2005 2007 2008 2009 2010 2011 20120

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000 647,908

256,589

453,160448,681

49,02513,000

446,894

143,479

71,432

DATA IMPOR GULA KRISTAL PUTIH NASIONAL

TON

Sumber : Dewan Gula Indonesia (DGI) 2012

2003 2004 2005 2007 2008 2009 2010 2011 20120

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

2,828,5562,838,498

3,234,061

3,507,1823,553,146

3,364,823

3,164,127

3,372,012

3,644,068

TOTAL PENYEDIAAN GULA KRISTAL PUTIH NASIONAL

TON

Sumber : Dewan Gula Indonesia (DGI) 2012

LATAR BELAKANG SNI WAJIB GKP LATAR BELAKANG SNI WAJIB GKP

Peredaran gula konsumsi yang tidak sesuai standar GKP. Semakin berkembangnya tuntutan konsumen terhadap

produk yang bermutu dan aman. Perlunya peningkatan daya saing di pasar. Tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi Kebijakan Gula di

Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi yang telah dilaksanakan sebanyak 3 kali dan meminta Pemberlakuan SNI Wajib Gula Kristal Putih dipercepat.

Sesuai dengan hasil pertemuan di Bali tanggal 20 Maret 2012 yang dilaksanakan Dewan Gula Indonesia.

Kesepakatan PTPN, PG, DGI, dan stakeholder terkait dalam pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 di Kementerian Pertanian untuk pemberlakuan SNI wajib GKP.

PERMENTAN PEMBERLAKUAN SNI GKP SECARA WAJIB TERDIRI DARI :

Menimbang

a. bahwa gula kristal putih merupakan salah satu komoditas strategis sektor pertanian;

b. bahwa dalam rangka untuk menindaklanjuti amanat ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;

c. bahwa dalam rangka menjamin mutu dan keamanan pangan, meningkatkan nilai tambah, daya saing, serta menciptakan persaingan usaha yang sehat maka perlu dilakukan upaya perbaikan mutu gula kristal putih;

d. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk menetapkan pemberlakuan secara wajib SNI 3140.3:2010/Amd 1.2011 Gula Kristal Putih atau revisinya;

PERSYARATAN MUTU GULA KRISTAL PUTIH (GKP) SESUAISNI 3140.3:2010 GULA KRISTAL-BAGIAN 3:PUTIH

PERSYARATAN MUTU GULA KRISTAL PUTIH (GKP) SESUAISNI 3140.3:2010 GULA KRISTAL-BAGIAN 3:PUTIH

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

GKP 1 GKP 2

1. Warna

1. 1 Warna kristal CT 4,0 – 7,5 7,6 - 10,0

1. 2 Warna larutan (ICUMSA) IU 81 – 200 201 - 300

2. Besar jenis butir mm 0,8 – 1,2 0,8 – 1,2

3. Susut pengeringan (b/b) % Maks. 0,1 Maks. 0,1

4. Polarisasi ( °Z 20°C) ”Z” Min. 99,6 Min. 99,5

5. Abu konduktiviti (b/b) % Maks 0,10 Maks 0, 15

6. Bahan tambahan pangan

6.1 Belerang dioksida (SO2) mg/kg Maks. 30 Maks. 30

7. Cemaran Logam

7.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2 Maks. 2

7.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2 Maks. 2

7.3 Arsen (As) mg/kg Maks. 1 Maks. 1

ISI PERATURAN

Terdiri dari : 11 Pasal, 29 Ayat

Maksud :

Peraturan ini dimaksudkan sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan pemberlakuan SNI GKP secara wajib

Tujuan :

1. memberikan jaminan dan perlindungan bagi masyarakat dari peredaran produk gula kristal putih yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan mutunya;

2. memberikan jaminan kepastian hukum bagi pelaku usaha yang melakukan kegiatan produksi dan peredaran gula kristal putih;

3. mempermudah penelusuran kembali dari kemungkinan terjadinya penyimpangan dan peredaran gula kristal putih;

4. meningkatkan daya saing gula kristal putih.

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Gula kristal putih produksi dalam negeri dan/atau impor wajib memenuhi persyaratan SNI GKP.

2. Gula kristal putih sebagaimana dimaksud diatas berlaku untuk Gula Kristal Putih dengan nomor Pos Tarif HS. 1701.91.00.00 dan ex 1701.99.90.00.

3. Gula kristal putih yang tidak memenuhi SNI GKP dilarang untuk diedarkan.

4. Perusahaan yang memproduksi atau yang mengimpor gula kristal putih wajib menerapkan ketentuan SNI GKP yang dibuktikan dengan SPPT-SNI.

5. Perusahaan gula kristal putih yang telah memiliki SPPT-SNI wajib membubuhkan tanda SNI pada setiap kemasan ditempat yang mudah di baca dan tidak mudah hilang.

Tanda SNI pada kemasan harus mudah terbaca dan tidak mudah hilang yang berisi informasi sekurang-kurangnya meliputi :

a. nama produsen;

b. nama barang/no. kemasan/kode partai (lot);

c. jenis mutu;

d. nama/kode/eksportir/ importir;

e. berat bersih;

f. membubuhkan tanda SNI yang dilengkapi dengan Nomor SNI serta kode LSPro yang menerbitkan lisensi, sesuai dengan ketetapan KAN.

Tipe 5C

- Penilaian sistem mutu

- Pengujian sample

Penilaian dalam rangka penerbitan SPPT-SNI mengacu pada Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 302-2006 Penilaian kesesuaian-Fundamental Sertifikasi produk melalui skema sertifikasi

Penilaian dalam rangka penerbitan SPPT-SNI mengacu pada Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 302-2006 Penilaian kesesuaian-Fundamental Sertifikasi produk melalui skema sertifikasi

SPPT-SNI diterbitkan oleh LSPro setelah melalui pengujian oleh laboratorium

Tipe 5C

Sistem ini mencakup penilaian penerapan SMMKP dan pengambilan contoh oleh petugas PPC di pabrik dan di pasar. Untuk menjamin konsistensi penerapan SMMKP, dilakukan surveilan di pabrik dan pasar.Sistem sertifikasi ini mencakup :1. Permintaan sampel oleh lembaga sertifikasi2. Determinasi karakteristik melalui pengujian atau

asesmen. 3. Asesmen awal terhadap sistem mutu dan pengambilan

sampel di pabrik dan di pasar.4. Evaluasi laporan pengujian atau asesmen.5. Pengambilan keputusan6. Penerbitan lisensi 7. Pada Surveilan dilakukan audit sistem mutu dan

pengambilan sampel dari pabrik dan pasar.

12

LS-PRO 3

LABORATORIUM UJI

4

SKEMA PENERAPAN SNI GKP WAJIB

5

6

PABRIK GULA

KONSUMEN

Gula kristal putih yang berasal dari impor, harus disertai dengan SPPT-SNI yang dilampiri Sertifikat Hasil Uji (SHU)/Certificate of Analysis (CoA)

1. SPPT-SNI diterbitkan oleh LSPro yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Negara asal.

2. SHU/CoA diterbitkan oleh laboratorium yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Negara asal

3. Badan akreditasi negara asal harus melakukan saling pengakuan (Mutual Reqognition Arrangement/MRA) dengan KAN.

4. Jika Badan Akreditasi Negara asal belum atau tidak melakukan saling pengakuan (Mutual Reqognition Arrangement/MRA) maka SPPT-SNI diterbitkan oleh LSPro Indonesia.

Pembinaan terhadap penerapan SNI GKP dilaksanakan oleh Instansi Pusat dan Daerah yang membidangi perkebunan.

Pengawasan dilakukan oleh LSPro yang menerbitkan SPPT-SNI dan OKKP

LSPro berkewajiban melaporkan setiap penerbitan SPPT-SNI GKP kepada Dirjen PPHP sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

OKKP dapat melakukan uji petik secara teknis terhadap kinerja LSPro

Pembinaan dan Pengawasan

PEMBERLAKUAN

Peraturan ini berlaku 24 bulan sejak tanggal ditetapkan.

DAFTAR LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUKRUANG LINGKUP : SNI 3140:3:2010 Gula kristal - Bagian 3 : Putih

No Nama NO LPK Alamat No Telp

1. Baristand Indag Surabaya

LSPr-011-IDN Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya-

(031) 8410054 Fax : (031) 8410480

2. PT. TUV NORD LSPr-012-IDN Perkantoran Hijau Arkadia. Jl. Letjen TB. Simatupang Kav.88, Tower F part of 7th floor, suite 704, Jaksel 12520

(021) 78837338 Fax : (021) 78837338

3. Baristand Indag Bandar Lampung

LSPr-035-IDN Jl. By Pass Soekarno-Hatta Km. 1 Rajabasa – Bandar Lampung

LABORATORIUM PENGUJIAN YANG TERAKREDITASI RUANG LINGKUP : SNI 3140:3:2010 Gula kristal - Bagian 3 : Putih

No Nama NO LPK Alamat No Telp1. PT. Sucofindo

Laboratorium Cibitung

LP 024 IDN Jl. Arteri Tol CibitungBekasi 17520

021 - 88321176 Fax : 021 - 88321166

2. Balai Pengujian Mutu Barang Jakarta

LP 0245IDN Jl. Raya Bogor Km. 26, Ciracas – Jakarta 13740

(021) 8710321-23

3. PT. Sucofindo Laboratorium Surabaya

LP 028 IDN Jl. Jend. Ahmad Yani No. 315 Surabaya Jatim 60234

Telepon : (031) 8470547 Fax : (031) 8470563

4. UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Prov. Riau

LP 031 IDN Jl. Dr. Sutomo No. 108 Kotak Pos 1127, Pekanbaru 28133

(0761) 21325

5. Balai Besar Industri Agro

LP 057 IDN Jl. Ir. H. Juanda 11 Kota Bogor Jabar 16122

Telepon : (0251) 8324068, 8323339 Fax : (0251) 8323339

6. M-Brio Food Laboratory

LP 067 IDN Jl. Villa Indah Pajajaran Blok B-17, Pulo Armin, Bogor 16143

(0251) 8377973

7. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe A, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta

LP 158 IDN Jl. Letjen Suprapto 66 Jakarta, Jakpus 10520

(021) 4246033 Fax : (021) 42886147