public disclosure authorized proyek economic development ... · penciptaan lapangan kerja di...

4
Economic Development Financing Facility EDFF adalah proyek senilai US$50 juta yang dibiayai oleh Hibah MDF. EDFF dirancang untuk mendukung prakarsa yang sejalan dengan Rencana Induk Rehabili- tasi dan Rekonstruksi Regional (Perpres No. 47/2008), Undang-Undang mengenai Pemerintahan Aceh (Un- dang-Undang No. 11/2006) dan RPJMD yang mendu- kung pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dan penciptaan lapangan kerja di seluruh Aceh. EDFF akan terdiri dari dua komponen utama yang akan dilaksana- kan antara Januari 2009 sampai Juni 2012. Komponen Pertama akan mendukung subproyek yang mengatasi masalah kritis yang mempengaruhi pembangunan ekonomi di Aceh dengan memberi kontribusi terh- adap pemulihan ekonomi pascatsunami serta dengan membangun lebih banyak lingkungan usaha yang lebih kompetitif dan mendukung yang diperlukan un- tuk menciptakan peluang dan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta, yang menargetkan masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya. Komponen Ked- ua akan mendanai pengelolaan proyek dan pemban- gunan kapasitas termasuk konsultasi internasional da- lam membantu Pemerintah Aceh dalam pengelolaan proyek. Proyek ini akan dikelola oleh BAPPEDA Aceh di tingkat provinsi, KPDT di tingkat pemerintah pusat dan BAPPENAS akan menjadi badan pelaksana. Dasar Pemikiran EDFF Mendukung upaya Pemerintah Daerah Aceh dalam menghindari perlambatan ekonomi dan pening- katan pengangguran saat pro- gram rekonstruksi berakhir Menawarkan pendekatan terk- oordinasi dan mengumpulkan sumber daya untuk mendu- kung pertumbuhan ekonomi dan menutup kesenjangan da- lam upaya rekonstruksi. Menyediakan praktik terbaik in- ternasional dalam merancang proyek dan kebijakan, model yang dapat dilanjutkan oleh Pe- merintah Daerah Aceh setelah BRR dan MDF berakhir. EDFF akan menggunakan LSM, asosiasi sektor swasta atau or- ganisasi internasional dalam melaksanakan subproyek da- lam mendukung program Pe- merintah Daerah Aceh untuk sektor swasta. Tujuan EDFF Subproyek yang akan didanai oleh EDFF harus memberi kontri- busi terhadap satu atau beberapa tujuan berikut, yang diidentifikasi sebagai kunci untuk pengemban- gan ekonomi berkesinambungan di Aceh: (a) Pengembangan penciptaan lapangan kerja, badan usaha yang didorong permintaan pasar yang terlibat dalam pemrosesan dan manufaktur bernilai tambah, terutama di bidang pertanian dan perika- nan; (b) Peningkatan berkesinambun- gan atas kualitas dan nilai produksi di bidang pertanian, perikanan dan perkebunan yang memberi kontribusi ter- hadap pengentasan kemiski- nan; (c) Peningkatan perdagangan in- ternasional, terutama ekspor langsung; (d) Peningkatan dalam investasi domestik dan asing di Aceh. Status Proyek Proyek ini telah disetujui dan seka- rang berada dalam tahap pelak- sanaan awal. Pemerintah tingkat provinsi Aceh menyelenggarakan lokakarya di bulan November 2008 untuk menyajikan prioritasnya da- lam mendukung pengembangan ekonomi dan usulan penggunaan Proyek Economic Development Financing Facility (EDFF) untuk Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized

Upload: trantruc

Post on 17-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Economic Development Financing Facility

EDFF adalah proyek senilai US$50 juta yang dibiayai oleh Hibah MDF. EDFF dirancang untuk mendukung prakarsa yang sejalan dengan Rencana Induk Rehabili-tasi dan Rekonstruksi Regional (Perpres No. 47/2008), Undang-Undang mengenai Pemerintahan Aceh (Un-dang-Undang No. 11/2006) dan RPJMD yang mendu-kung pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dan penciptaan lapangan kerja di seluruh Aceh. EDFF akan terdiri dari dua komponen utama yang akan dilaksana-kan antara Januari 2009 sampai Juni 2012. Komponen Pertama akan mendukung subproyek yang mengatasi masalah kritis yang mempengaruhi pembangunan ekonomi di Aceh dengan memberi kontribusi terh-adap pemulihan ekonomi pascatsunami serta dengan membangun lebih banyak lingkungan usaha yang lebih kompetitif dan mendukung yang diperlukan un-tuk menciptakan peluang dan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta, yang menargetkan masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya. Komponen Ked-ua akan mendanai pengelolaan proyek dan pemban-gunan kapasitas termasuk konsultasi internasional da-lam membantu Pemerintah Aceh dalam pengelolaan proyek. Proyek ini akan dikelola oleh BAPPEDA Aceh di tingkat provinsi, KPDT di tingkat pemerintah pusat dan BAPPENAS akan menjadi badan pelaksana.

Dasar Pemikiran EDFF

Mendukung upaya Pemerintah Daerah Aceh dalam •menghindari perlambatan ekonomi dan pening-

katan pengangguran saat pro-gram rekonstruksi berakhir

Menawarkan pendekatan terk-•oordinasi dan mengumpulkan sumber daya untuk mendu-kung pertumbuhan ekonomi dan menutup kesenjangan da-lam upaya rekonstruksi.

Menyediakan praktik terbaik in-•ternasional dalam merancang proyek dan kebijakan, model yang dapat dilanjutkan oleh Pe-merintah Daerah Aceh setelah BRR dan MDF berakhir.

EDFF akan menggunakan LSM, •asosiasi sektor swasta atau or-ganisasi internasional dalam melaksanakan subproyek da-lam mendukung program Pe-merintah Daerah Aceh untuk sektor swasta.

Tujuan EDFF

Subproyek yang akan didanai oleh EDFF harus memberi kontri-busi terhadap satu atau beberapa tujuan berikut, yang diidentifikasi sebagai kunci untuk pengemban-gan ekonomi berkesinambungan di Aceh:

(a) Pengembangan penciptaan lapangan kerja, badan usaha yang didorong permintaan pasar yang terlibat dalam pemrosesan dan manufaktur bernilai tambah, terutama di bidang pertanian dan perika-nan;

(b) Peningkatan berkesinambun-gan atas kualitas dan nilai produksi di bidang pertanian, perikanan dan perkebunan yang memberi kontribusi ter-hadap pengentasan kemiski-nan;

(c) Peningkatan perdagangan in-ternasional, terutama ekspor langsung;

(d) Peningkatan dalam investasi domestik dan asing di Aceh.

Status Proyek

Proyek ini telah disetujui dan seka-rang berada dalam tahap pelak-sanaan awal. Pemerintah tingkat provinsi Aceh menyelenggarakan lokakarya di bulan November 2008 untuk menyajikan prioritasnya da-lam mendukung pengembangan ekonomi dan usulan penggunaan

Proyek Economic Development Financing Facility (EDFF)

untuk Aceh

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

wb350881
Typewritten Text
56003

dana EDFF kepada entitas yang tertarik pada proyek ini. Per-mintaan proposal yang menggambarkan prioritas ini serta mekanisme untuk mengakses dana diperkirakan akan dilaku-kan di kuartal pertama 2009.

Latar Belakang EDFF

Kerusakan akibat Tsunami di bulan Desember 2004 ditambah dengan konflik bersenjata di tahun-tahun sebelumnya men-gakibatkan tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan di Aceh. Sebagian besar penduduk Aceh tetap rentan dengan konsumsi rata-rata berada sedikit di atas garis kemiskinan, se-hingga guncangan kecil pada akhir upaya rekonstruksi dapat mengirim mereka kembali ke dalam kemiskinan. Tsunami bu-kan hanya mengakibatkan korban jiwa besar, tapi juga men-gakhiri prospek kerja jangka panjang bagi banyak orang. Re-konstruksi telah menciptakan peluang kerja baru di beberapa sektor (konstruksi, transportasi), tapi pekerjaan ini terkait erat dengan ketersediaan dana rekonstruksi dan kemungkinan tidak akan berlangsung lama.

BRR dan Pemerintah Daerah Aceh telah menyatakan komit-men mereka dalam membangun masyarakat Aceh menjadi lebih kuat dan lebih baik daripada sebelum terjadi Tsunami. Keduanya telah mengidentifikasi pertumbuhan dan pengem-bangan ekonomi sebagai elemen penting bagi pemulihan dari akibat Tsunami. Pemerintah Daerah Aceh, melalui Ren-cana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), te-lah mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menghambat pengembangan ekonomi Aceh, yaitu lembaga pemerintah yang lemah, infrastruktur yang rusak dan tingkat investasi yang rendah. RPJMD juga mengidentifikasi hambatan utama atas kegiatan ekonomi untuk beberapa sektor: di bidang pertanian, ketersediaan lahan, produktivitas yang rendah, kualitas produksi yang rendah, dan kurangnya akses terh-adap input dan pasar diidentifikasi sebagai hambatan dalam manufaktur, lingkungan usaha yang lemah, kualitas produksi yang rendah serta kegagalan dalam mengadopsi perubahan teknologi terbaru.

Ekonomi Aceh mulai menunjukkan tanda-tanda kontraksi di tahun 2004 dan semakin banyak menunjukkan kontraksi setelah terjadi Tsunami, terutama di sektor manufaktur dan pertanian. Di tahun 2006, ekonomi mengalami sedikit per-tumbuhan, sebagian besar didorong oleh pertumbuhan di sektor jasa, terkait dengan upaya rekonstruksi. Di tahun 2007, ekonomi Aceh terus mengalami penurunan, terutama akibat penurunan di sektor minyak dan gas. Tanpa pemulihan yang

signifikan di sektor pertanian dan manufaktur, Aceh akan meng-hadapi penurunan struktural bersamaan dengan menurunnya upaya rekonstruksi di tahun 2009. Hal ini dapat membawa aki-bat negatif terhadap upaya pemberian kerja dan pengentasan kemiskinan. Program rekonstruksi telah mengangkat ekonomi Aceh dalam jangka pendek. Upaya rekonstruksi dimulai tahun 2005 dan di tahun 2006 menjadi pendorong utama pertumbu-han ekonomi. Upaya rekonstruksi telah menciptakan ledakan konstruksi nyata di beberapa bagian di Aceh, tetapi belum men-gatasi masalah terkait daya saing ekonomi Aceh dan pertumbu-han yang berkelanjutan.

Prinsip Utama EDFF

1. EDFF akan berfokus pada sejumlah kecil proyek tertinte-grasi dan berdampak besar yang mengatasi kekurangan struktural dalam ekonomi Aceh

2. EDFF akan memilih proyek yang konsisten dengan ren-cana pengembangan ekonomi Pemerintah Daerah Aceh, memenuhi prioritas dan kriteria EDFF, serta mendukung pembangunan yang setara

3. EDFF akan mendukung proyek berorientasi pasar yang mendukung pengembangan sektor swasta

4. EDFF akan menyelaraskan anggaran Pemerintah Daerah Aceh dengan mengisi kesenjangan yang strategis

5. EDFF akan mendanai proyek-proyek yang ada yang telah menunjukkan hasil sebagai prioritas pertama, kemudian mempertimbangkan proyek lain yang membutuhkan pembiayaan dan dukungan teknis

6. EDFF akan menerapkan proses persetujuan yang cepat dan transparan, sekaligus menghindari overhead dan bi-aya yang tidak bermanfaat

7. EDFF akan membantun kapasitas melalui pengintegrasian Pemerintah Daerah Aceh ke dalam sistem persetujuan proyek dan penerapan syarat bagi badan pelaksana untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Aceh

8. EDFF akan berusaha untuk mengintegrasikan masyarakat dari awal dalam proses persiapan dan penerapan sub-proyek, untuk memastikan bahwa manfaat dibagikan se-cara luas dan harapan masyarakat dikelola dan dipenuhi.

9. Yang terpenting, EDFF akan berusaha untuk transparan dalam pemilihan subproyek dan dalam pelaksanaannya

Siapa di belakang EDFF?

Proyek ini akan menggunakan struktur manajemen yang men-dukung partisipasi pemerintah daerah, pembangunan kapasitas dan pencapaian manfaat maksimum dari EDFF. Penerapan kes-eluruhan proyek terletak pada Pemerintah Daerah Aceh melalui BAPPEDA, yang akan mengelola PMU. PMU akan didukung oleh perusahaan manajemen konsultan internasional. BAPPENAS, sebagai badan pelaksana Pemerintah Indonesia, akan bertang-gung jawab atas perencanaan dan evaluasi keseluruhan EDFF yang konsisten dengan kesepakatan hibah antara Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) akan menjadi badan pelaksana utama

Pemerintah Indonesia di tingkat pusat. BRR akan menyediakan saran bagi Pemerintah Daerah Aceh dan PMU berdasarkan pen-galaman dalam memilih dan mengawasi proyek serupa selama masa tugasnya di Aceh. Subproyek akan diimplementasikan oleh berbagai entitas yang berbeda (misalnya LSM (lokal dan internasional), organisasi sektor swasta dan badan bantuan in-ternasional).

Mereka akan mempersiapkan aplikasi subproyek dan akan ber-tanggung jawab atas penelusuran kinerja subproyek individual mereka yang sesuai dengan titik pencapaian dan indikator ki-nerja yang telah disetujui. Bank Dunia akan berfungsi sebagai badan mitra dalam kerangka kerja legal MDF dan akan bertang-gung jawab atas pengawasan proyek EDFF.

Hasil EDFF

EDFF akan mencari proyek di mana badan pelaksana memberi kontribusi terhadap satu atau beberapa dari ketiga hasil yang berbeda:

1. Peningkatan Lingkungan Usaha

(i) Reformasi peraturan dan prosedur terkait investasi, pemben-tukan bisnis, penggunaan lahan, dan lainnya untuk menin-gkatkan lingkungan usaha;

(ii) Promosi Aceh kepada investor domestik dan asing;

(iii)Pembangunan kapasitas pemerintah dalam mempromosi-kan pembangunan sektor swasta.

2. Dukungan Sektor Swasta

(i) Peningkatan atas akses pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah - di luar fokus pembiayaan mikro para donor saat ini;

(ii) Pengembangan kapasitas dan daya saing pengusaha set-empat - merangsang inovasi, menyediakan pelatihan kelas dunia, memfasilitasi akses ke layanan pengembangan bis-nis;

(iii) Bantuan untuk pengusaha setempat, terutama dalam sek-tor produktif dan ekspor, untuk mendapatkan akses ke pasar yang lebih baik (fokus pada kemasan, merk dan pemasaran, peningkatan akses terhadap informasi);

(iv)Program berorientasi pasar yang dapat bertumbuh yang meningkatkan produktivitas dan kualitas dalam pertanian dan perikanan.

3. Infrastruktur Publik

(i) Kegiatan infrastruktur ekonomi pelengkap yang strategis yang akan disediakan oleh sektor publik (sendiri atau ber-mitra dengan sektor swasta) yang memampukan akses ke pasar untuk produsen dan perusahaan Aceh.

Prioritas Sektor yang Diidentifikasi oleh Pemerin-tah Daerah Aceh untuk Pendanaan EDFF

Dalam lokakarya di bulan November 2008, Pemerintah Daerah Aceh mengidentifikasikan sektor-sektor berikut sebagai sektor prioritas, yang akan menggunakan dana EDFF. Penting untuk dicatat bahwa Pemerintah Daerah Aceh juga dapat memutus-kan untuk mendanai subproyek di sektor lain yang dianggap penting di luar prioritas yang dinyatakan di bawah:

Pertanian dan Perkebunan

Kakao, kopi, karet, minyak Nilam, jagung, ken-tang, kedelai, pusat pembenihan.

Peternakan Infrastruktur, bantuan untuk masyarakat, ban-tuan pengelolaan, masalah kualitas.

Perikanan Tambak: Rumput laut, kerapu, kakap dan lob-ster.

Pemrosesan ikan: Akses atas pembiayaan, peng-gunaan teknologi, kualitas dan akses ke pasar, infrastruktur (gudang beku, pabrik es).

Investasi dan Akses ke Pembiayaan

Akses ke Pembiayaan: Dukungan Pengelolaan, Pembangunan Kapasitas, Pengawasan dan & Evaluasi.

Promosi Investasi: Pengelolaan data, penyeba-ran informasi, peningkatan iklim investasi dan lingkungan bisnis (fokus pada peraturan).

Kriteria Pemilhan EDFF and Proses Pemilhan Sub-proyek

Untuk memastikan subproyek yang didanai EDFF berkesi-nambungan dan memenuhi standar kualitas investasi Bank Dunia dan internasional, investasi yang didanai di bawah proyek akan dievaluasi sebelum pemilihan berdasarkan krite-ria kelayakan berikut:

a. Memenuhi tujuan EDFF;

b. Rancangan solusi teknis yang sesuai;

c. Kelayakan ekonomi dan keuangan, termasuk memastikan adanya mekanisme untuk operasi dan pemeliharaan in-vestasi yang dibiayai EDFF;

d. Konsultasi dengan kelompok-kelompok yang sesuai; dan

e. Kepatuhan terhadap pendekatan yang telah disetujui terhadap pencegahan dampak lingkungan, sosial, dan amanah pengelolaan (fiduciary).

Entitas yang tertarik untuk mengajukan pendanaan dari EDFF untuk implementasi proyek harus mempersiapkan proposal berdasarkan paket aplikasi akhir (draf paket aplikasi sebagai informasi dapat diunduh dari www.multidonorfund.org). Pro-posal akan diterima dan ditinjau berdasarkan kriteria yang te-lah ditentukan.

Untuk lebih memastikan proyek-proyek konsisten dengan strategi pengembangan ekonomi Pemerintah Daerah Aceh dan prinsip EDFF, proses evaluasi telah dibagi menjadi tiga tahap:

Tahap Pertama: Evaluasi prapemilihan untuk memastikan proposal dirancang untuk memenuhi prinsip pengembangan sektor swasta dan ekonomi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan tujuan dasar EDFF. Pemenuhan standar ini akan mendapatkan pertimbangan lebih lanjut di Tahap Kedua. Proposal yang tidak memenuhi standar akan ditolak. Kriteria pemilihan tahap pertama (Umum):

•PrioritasyangdidefinisikandalamEDFF

•Kemungkinanatasimplementasiproyekyangcepat

•Mengisi kesenjangan dalam kegiatan pengembangan sektor swasta dan ekonomi

•Keterlibatanmasyarakatsetempat

•Dukunganpemerintah

•Kapasitasumumuntukmelakukanimplementasi

•Memenuhipanduanlingkungan

•Proyekberkesinambungan

•Bukanproyekyangdilarang

Tahap Kedua: Proposal dinilai lebih dalam; fokus pada krite-ria teknis, rancangan proyek, aplikasi pelajaran yang didapat-kan, pembenaran ekonomis dan akan dinilai secara kuantitatif. Proyek yang melewati tahap evaluasi ini dengan nilai rata-rata minimum yang ditetapkan oleh PMU akan menerima pertim-bangan lebih lanjut di Tahap Ketiga. Proyek yang tidak me-menuhi nilai minimum akan ditolak. Kriteria pemilihan tahap kedua (Teknis):

•BerorientasikePasar

•Mengatasisatuataubeberapahalberikut: i)Meningkat-kan lingkungan usaha ii) Dukungan Sektor Swasta, iii) In-frastruktur Pulik untuk sektor swasta

• Mengidentifikasi dampak pada ekonomi, menciptakanpengganda ekonomi

• Kualitas rancangan, identifikasi faktor keberhasilan danbagaimana pelajaran yang didapatkan diterapkan

•Risikokegagalankecil

• Hasil yang adil yang mencakup masyarakat yang rendah, miskin dan kaum perempuan

Tahap Ketiga: Berfokus pada penilaian usulan kesepakatan untuk implementasi sekaligus kemampuan pemberi usulan dalam mengimplementasikan subproyek. Hanya proyek yang melewati tahap evaluasi ini dengan nilai rata-rata minimum yang ditetapkan oleh PMU akan diteruskan ke Komite Pemi-lihan untuk dipertimbangkan. Kriteria pemilihan tahap ketiga (Kapasitas implementasi):

•Pengalamandimasalalu

•Komposisidanketerampilantim

•Tingkatdukunganpemerintahdaerah

•Hasilyangmudahdimonitor

• Jika berdasarkan kerja sebelumnya - keberhasilanmasalalu, mudah direplikasi atau ditingkatkan

•Tingkatpembangunankapasitasdilembagadaerah

•Transferpengetahuandanteknologi

•TingkatKeterlibatanSektorSwasta

Semua subproyek yang berhasil melewati proses tinjauan tiga tahap akan dikirim ke Komite Pemilihan untuk dipertimbang-kan. Komite Pemilihan Subproyek terdiri dari para perwakilan Kantor Gubernur Aceh, Kepala BAPPEDA Aceh, perwakilan KPDT dan anggota masyarakat akademis di Aceh. Pemilihan subproyek di antara proposal yang dikirim ke Komite Pemi-lihan akan dilakukan oleh komite berdasarkan kebutuhan dan prioritas yang disebutkan oleh Pemerintah Daerah Aceh. Setelah Komite Pemilihan mengambil keputusannya entitas pelaksana akan diberi informasi mengenai hasil aplikasi mer-eka dan akan diminta untuk memperkenalkan revisi jika sesuai atau diperbolehkan untuk melanjutkan subproyek.

Informasi lebih lengkap

Direkomendasikan agar badan pelaksana potensial untuk me-mahami dokumentasi berikut sebelum mulai mempersiapkan proposal:

• Rencana RPJMD dan Pemerintah Daerah Aceh untukpengembangan ekonomi,

• Prioritas Pembangunan Ekonomi Aceh oleh BappedaAceh (14 November 2008),

• Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Regional(Perpres 47/2008),

• Undang-Undang mengenai Pemerintahan Aceh (Un-dang-Undang 11/2006),

•KebijakandanpanduanBankDunia(terutamapengelo-laan keuangan, pengadaan dan tindakan pencegahan),

•KerangkaKerjaM&EProyek.

Untuk pertanyaan dan informasi lebih lanjut:

Bappeda Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Bidang P2EK ( Sekretariat EDFF Project )

Jln. Tgk. Daud Beureueh No. 26, Banda Aceh 23121

Phone: +62 651 21440 Fax : +62 651 33654

Email: [email protected]

Or visit: http://www.multidonorfund.org/p-edff.html

BAPPENAS

Direktorat Kawasan Khusus dan Tertinggal

Jln. Taman Suropati 2, Jakarta

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT), Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Udsaha

Jln. Abdul Muis No.7, Jakarta