puasa “ilmiah” - anitanet.staff.ipb.ac.idanitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/aji...

3
Aji Hermawan | Puasa “Ilmiah” Copyright Aji Hermawan [email protected] http://ajiher.staff.ipb.ac.id/2014/02/18/puasa-ilmiah/ Puasa “Ilmiah” Puasa “Ilmiah” Oleh Aji Hermawan Sebagai masyarakat yang hidup di jaman modern, seringkali kita kurang puas kalau tidak ada penjelasan modern terhadap ajaran agama kita. Demikian halnya dengan puasa Ramadhan ini. Seringkali kita memerlukan alas an-alasan yang modern dan ilmiah terkait dengan puasa. Kita merasa lebih afdlol ketika puasa sudah ditafsirkan dalam bahasa ilmiah modern. Apalagi orang-orang terpelajar jaman kini, dukungan ilmiah puasa ramadhan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menambah keyakinan. Misalnya ketika Nabi SAW bersabda “Berpuasalah kamu agar kamu sehat”, maka lahir lah tafsir-tafsir ilmiah atas dampak kesehatan akibat puasa. Masyarakat modern yang umumnya sangat peduli pada kualitas kesehatan mencari alas an sehat berpuasa. Misalnya puasa itu merupakan program diet yang sangat baik, dengan puasa akan terjadi detoksifikasi, racun-racun tubuh dikeluarkan semuanya. Puasa merupakan program untuk menjadi tubuh agar tetap atau menjadi langsing, dan lain sebagainya. Paling tidak dengan alasan-alasan itu kita puasa kita serasa semakin mantap karena sudah terjadi kesesuaian antara ajaran agama kita dengan ilmu modern. Hikmah kesehatan raga akibat puasa tidak dapat kita pungkiri. Meskipun dalam ranah ilmu modern terdapat juga perbedaan. Banyak juga dokter atau pakar yang tidak menganjurkan puasa lebih dari enam atau delapan jam karena takut efek dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Oleh karena itu, alasan untuk menjadi sehat memang lebih baik kita tempatkan sebagai secuil hikmah puasa. Jangan sampai menempatkan hikmah menjadi sebab. Sebab bias jadi niat kita puasa bergeser, bukan lagi imanan wah tisaban (karena iman dan mengharap balasan Allah semata) tapi karena dietan wa detoksan (karena mau diet dan detoksifikasi). Pada bulan yang suci ini, dari pada disibukkan dengan mencari-cari alasan ilmiah page 1 / 3

Upload: dokhanh

Post on 12-Jul-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Aji Hermawan | Puasa “Ilmiah”Copyright Aji Hermawan [email protected]://ajiher.staff.ipb.ac.id/2014/02/18/puasa-ilmiah/

Puasa “Ilmiah”

Puasa “Ilmiah”

Oleh Aji Hermawan

Sebagai masyarakat yang hidup di jaman modern, seringkali kita kurang puas kalautidak ada penjelasan modern terhadap ajaran agama kita.  Demikian halnya denganpuasa Ramadhan ini.  Seringkali kita memerlukan alas an-alasan yang modern danilmiah terkait dengan puasa.  Kita merasa lebih afdlol ketika puasa sudahditafsirkan dalam bahasa ilmiah modern.  Apalagi orang-orang terpelajar jaman kini,dukungan ilmiah puasa ramadhan menjadi sesuatu yang sangat penting untukmenambah keyakinan. 

Misalnya ketika Nabi SAW bersabda “Berpuasalah kamu agar kamu sehat”, makalahir lah tafsir-tafsir ilmiah atas dampak kesehatan akibat puasa.  Masyarakatmodern yang umumnya sangat peduli pada kualitas kesehatan mencari alas ansehat berpuasa.  Misalnya puasa itu merupakan program diet yang sangat baik,dengan puasa akan terjadi detoksifikasi, racun-racun tubuh dikeluarkan semuanya. Puasa merupakan program untuk menjadi tubuh agar tetap atau menjadi langsing,dan lain sebagainya.  Paling tidak dengan alasan-alasan itu kita puasa kita serasasemakin mantap karena sudah terjadi kesesuaian antara ajaran agama kita denganilmu modern.

Hikmah kesehatan raga akibat puasa tidak dapat kita pungkiri.  Meskipun dalamranah ilmu modern terdapat juga perbedaan.  Banyak juga dokter atau pakar yangtidak menganjurkan puasa lebih dari enam atau delapan jam karena takut efekdehidrasi (kekurangan cairan tubuh).  Oleh karena itu, alasan untuk menjadi sehatmemang lebih baik kita tempatkan sebagai secuil hikmah puasa.  Jangan sampaimenempatkan hikmah menjadi sebab.  Sebab bias jadi niat kita puasa bergeser,bukan lagi imanan wah tisaban (karena iman dan mengharap balasan Allah semata)tapi karena dietan wa detoksan (karena mau diet dan detoksifikasi).

Pada bulan yang suci ini, dari pada disibukkan dengan mencari-cari alasan ilmiah

page 1 / 3

Aji Hermawan | Puasa “Ilmiah”Copyright Aji Hermawan [email protected]://ajiher.staff.ipb.ac.id/2014/02/18/puasa-ilmiah/

modern tentang puasa, ada baiknya kita justru merenungkan kembali apa yangdisebut ilmiah, kenapa dalam beragama kita baru mantap kalau mendengaralasan-alasan yang ilmiah modern.  Standar ilmiah modern yang kini bersemayamdi benak masyarakat modern adalah hasil pencapaian abad pencerahan di Eropayang belum lama, yang kini dijadikan standar kebenaran sejati di masyarakat ilmiahmodern.  Inilah yang kemudian merasuk menjadi cara berpikir kita.  Padahalperdebatan dalam urusan ini juga luar biasa.  Oleh karena itu daripada terusmengilmiah-ilmiahkan puasa, akan lebih baik kalau kita mau melakukan yangsebaliknya, yaitu mengilmui puasa.  Di bulan inilah saatnya kita belajar dari AllahSAW yang mengajarkan umat manusia untuk berpuasa.  Tidak hanya kepadaummat Islam tapi juga ummat sebelum kita (Al Baqarah 183).

Dengan berpuasa Allah  mengajarkan kita bahwa ilmu itu tidaklah sekedar ilmuyang kita dapatkan dengan cara mengakuisisi atau menampung, mewadahi, tapiilmu juga dapat diperoleh dengan justru menyingkirkan perihal menghalangimanusia untuk kembali pada sesuatu yang fitri atau suci.  Puasa mengajarkankepada kita untuk membersihkan hati, menyingkirkan debu-debu yang mengotorihati, mengendalikan hawa nafsu agar potensi ilahiyyah manusia muncul kembali. Dengan demikian orang yang berpuasa dapat bertanya kepada hatinya yang bersih,hati nurani, hati yang bercahaya, bukan hati dlulmani atau hati yang penuhkegelapan. 

Manusia dengan hati yang bersih, akan berpikir jernih, dan akhirnya bertindakpositif.  Pengambilan keputusan, instink atau intuisi orang dengan hati yang bersihakan menjadi sangat berbeda dengan orang yang hatinya tidak terurus. Sinyal-sinyal intuitif ini adalah juga ilmu.  Ilmu yang mengilhami manusia untukbertindak.  Ilmu yang tidak pernah diajarkan dalam ranah ilmu modern.  Ilmumodern hanya mengenal pada ilmu yang harus dikerjar, yang dalam terminologiImam Ghozali disebut ilmu hushuli.  Padahal agama kita juga mengajarkan ilmulain, ilmu yang mampu hadir langsung ke sanubari manusia yang memangmenyiapkan diri untuk menerimanya.  Ilmu ini yang disebut dengan ilmu hudluri,ilmu yang hadir.   Inilah ilmu yang menjadi nur, cahaya yang menerangi.  Ilmu yangmampu membawa manusia dari kegelapan menuju yang terang benderang. Bukansebaliknya.

Jadi, daripada mengilmiah-ilmiahkan puasa Ramadhan, alangkah mulianya katau dibulan ini kita mengilmui puasa.

page 2 / 3

Aji Hermawan | Puasa “Ilmiah”Copyright Aji Hermawan [email protected]://ajiher.staff.ipb.ac.id/2014/02/18/puasa-ilmiah/

 

page 3 / 3