ptk biologi smp-2

67
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTERAKTIF PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Penelitian Tindakan Kelas Pada MTsN 6 Jakarta) Disusun Oleh: DWI APRIYANI 103016127079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: kadir-an-nur

Post on 08-Apr-2016

234 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk Biologi Smp-2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTERAKTIF PADA KONSEP

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada MTsN 6 Jakarta)

Disusun Oleh:

DWI APRIYANI

103016127079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

id16410046 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 2: Ptk Biologi Smp-2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

menentukan bagi perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara.

kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut

mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal

ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota

masyarakat terutama kepada pesrta didik.

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting penentu keberhasilan

pembangunan nasional, baik dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam

mewujudkan cita-cita pembangunan nasional sebagaimana yang tercantum

dalam UU Sisdiknas Bab II pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesrerta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Tujuan sistem pendidikan nasional juga berfungsi memberikan arah

pada semua kegiatan pendidikan dalam satu-satuan pendidikan yang ada.

Tujuan pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan umum yang hendak

dicapai oleh semua satuan pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan

umum yang hendak dicapai oleh semua satuan pendidikannya, meskipun

setiap satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri-sendiri, namun

semua itu tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang ada.

1 Diknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanannya 2000-2004,

(Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7

id16449875 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 3: Ptk Biologi Smp-2

2

Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai

tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab

kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan

memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran

biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses

penemuan.

Selain itu Biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal

bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam

untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan

aktif menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi. Untuk merealisasikan hal

tersebut maka harus terjadi peningkatan mutu pendidikan dalam pembelajaran

biologi dan sains.

Namun pada kenyataan yang ada dalam pendidikan sains atau biologi

belum adanya peningkatan mutu pendidikan. Masalah-masalah pembelajaran

sains atau biologi diantaranya adalah: pengajaran sains hanya mencurahkan

pengetahuan (tidak berdasarkan praktek). Dalam hal ini, fakta, konsep dan

prinsip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab, atau

diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktek.Variasi kegiatan belajar

mengajar (KBM) sangat sedikit. Pada saat ini, guru hanya mengajar dengan

ceramah dikombinasi dengan media dan siswa tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran.

Menurut Paolo dan Martin sebagaimana yang dikutip oleh Iskandar

dalam Sofyan, mendefinisikan IPA atau sains untuk anak-anak terdiri dari

kegiatan mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati,

mempergunakan pengatahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, dan

menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi apakah ramalan itu benar.2

2Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar Internasional

Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 3

Page 4: Ptk Biologi Smp-2

3

Dari penjelasan diatas bahwa biologi merupakan bagian dari sains,

yang menekankan pembelajaran yang memberikan pengalaman secara

langsung, atau siswa ditekankan untuk aktif dalam mengikuti proses belajar

mengajar. Pada dasarnya pelajaran sains berupaya membekali siswa dengan

berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan yang

dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar. Atas dasar pemikiran

tersebut maka pendekatan pembelajaran yang perlu dikembangkan perlu

penekanan pada kegiatan belajar siswa aktif.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah peningkatan mutu dalam

pendidikan sains atau biologi tersebut adalah dengan menerapkan

pembelajaran yang menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan tertentu

seperti keterampilan dalam menyelesaikan masalah, ketrampilan dalam

mengamati obyek, keterampilan dalam mengambil keputusan, keterampilan

dalam menganalisis data, berfikir secara logis, sistematis serta keterampilan

dalam mengajukan pertanyaan. Sehingga pembelajaran akan lebih menitik

beratkan kepada siswa dan siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Menurut pandangan konstruktivisme belajar berarti membentuk

makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,

rasakan dan alami.3 Bagi kaum konstruktivisme mengajar bukanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.4

Salah satu pendekatan pembelajaran yang menitik beratkan kepada

siswa dan siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah

pendekatan interaktif. Pendekatan interaktif dikenal sebagai pertanyaan anak,

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan kemudian

dilanjutkan dengan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang

mereka ajukan.5

3 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta:Kanisius,

1997), h. 61 4 Ibid, h. 65 5 Sri Handayani, Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Makhluk Hidup dan

Tumbuhan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SD Kelas III, Jurnal Pendidikan dan Humaniora No. 07 Tahun IV, September 2005, h. 13

Page 5: Ptk Biologi Smp-2

4

Salah satu kebaikan dari pendekatan interaktif adalah bahwa peserta

didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan

mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan

melakukan observasi atau pengamatan. Dengan cara seperti itu peserta didik

menjadi kritis dan aktif belajar.6

Dengan demikian diharapkan penggunaan pendekatan interaktif dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu penulis

merasa tertarik untuk melakukan pengkajian secara teoretis maupun praktis

permasalahan ini dengan judul: �Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa

dengan Pendekatan Interaktif �.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

a. Apakah penggunaan pendekatan interaktif dalam pembelajaran dapat

memberikan pemahaman kepada siswa?

b. Apakah pendekatan interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang,

maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep sistem

pernapasan.

2. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan

interaktif.

3. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif dan aspek psikomotorik.

6 Sri Handayani, Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SD Kelas III, Jurnal Pendidikan dan Humaniora No. 07 Tahun IV, September 2005, h. 20

Page 6: Ptk Biologi Smp-2

5

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam ini penelitian ini adalah: �Apakah pendekatan interaktif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?�

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah:

1. Agar dapat menambah wawasan pengetahuan dan kemampuan guru

SMP/MTs khususnya yang berkaitan dengan penyusunan perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran biologi dan dapat menjadikannya sebagai

alternatif pembelajaran.

2. Memotivasi siswa dalam belajar, karena dalam pembelajaran ini siswa

belajar secara aktif dengan mengkonstruk pengetahuannya sendiri.

Page 7: Ptk Biologi Smp-2

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti

1. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara

sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi

yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota

tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat,

motivasi, minat dan sebagainya.1

Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku.2

Dari beberapa definisi di atas belajar ialah suatu proses usaha dan

perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan

memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman

baru dalam hidupnya.

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan tingkah laku, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, dan daya pikirnya. Selain itu seseorang yang melakukan

aktivitas belajar akan terjadi perubahan yang bersentuhan dengan aspek

yang mempengaruhi tingkah laku.

1 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, (Jakarta: RIneka Cipta, 2005), h. 49 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta),

2003, h., 2

id16464843 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 8: Ptk Biologi Smp-2

7

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is devined as the modification or strengthening of

behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.3

Menurut Skinner yang dikutip Barlow dalam Muhibbin belajar

adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung

secara progresif. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa

proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia

diberi penguatan (reinforcer).4

Perubahan dan hasil belajar terjadi manakala penguatan terus

menerus diberikan. Dalam penguatan ini hubungan stimulus dan respon

sebagai bagian dari proses belajar mengalami proses intersifikasi.

Perubahan perilaku siswa terwujud dalam hasil belajar sebagai bentuk

respon siswa t terhadap stimulus yang diberikan guru.

Sedangkan menurut Hitzman dalam Muhibbin berpendapat bahwa

�Learning is a change in organism due to experience which can effect the

organism behavior�. Belajar adalah suatu suatu perubahan yang terjadi

dalam diri organisme, manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman

yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.5

Dari devinisi di atas bahwa belajar adalah aktivitas pengembangan

diri melalui serangkaian proses kegiatan atau pengalaman dalam menuju

perubahan dalam diri sesorang. Pengalaman dapat diartikan segala bentuk

pengalaman atau hal-hal yang pernah dialami seperti pengalaman karena

membaca, mendengarkan, merasakan, melakukan, menghayati,

merencanakan dan melaksanakan.

Proses kegiatan yang dimaksud adalah suatu proses yang aktif dan

proses yang aktif ini bukan hanya aktivitas yang nampak seperti seperti

gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses

berpikir, mengingat, dan sebagainya. Sehingga belajar dapat diartikan

3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 27 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 64 5 Ibid. h. 65

Page 9: Ptk Biologi Smp-2

8

sebagai suatu proses kegiatan gabungan antara gerakan-gerakan badan dan

berpikir untuk memperoleh suatu pengetahuan.

Bigg dalam Muhibbin mendefinisikan belajar dalam tiga macam

rumusan yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional, dan rumusan

kualitatif. Secara kuantutatif belajar berarti kegiatan pengisian atau

pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.6

Secara intitusional (tinjauan kelembagaan) belajar dipandang

sebagai proses validasi atau pengabsahan tehadap penguasaan siswa atas

materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan

siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar.7

Sedangkan belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara

menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini

difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas

untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.8

Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada

beberapa faktor yang mempengaruhi dalam belajar. Faktor-faktor tersebut

dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.9

Faktor-faktor yang menyangkut yang ada dalam individu diantaranya

menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu.10

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh di luar diri siswa, baik

faktor fisik maupun sosial maupun sosial-psikologis yang berada pada

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.11

Aspek jasmaniah mencakup kondisi kesehatan jasmani dari

individu. Seseorang yang mempunyai kondisi kesehatan dan jasmani yang

baik maka ia akan baik pula dalam mengikuti proses belajar. Selain itu

6Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendedekatan Baru, (Bandung: Rosda,

1997), h. 91 7Ibid., h. 92

8 Ibid. 9 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005), h. 162 10 Ibid. 11 Ibid., h. 163

Page 10: Ptk Biologi Smp-2

9

kelengkapan indra dan kesehatan indra juga mempengaruhi dalam belajar.

Seseorang yang panca inderanya kurang baik maka akan berpengaruh pula

terhadap usaha dan hasil tujuan belajarnya.

Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis,

kemampuan intelektual. Kondisi intelektual ini mencakup tingkat

kecerdasan dan bakat. Selain itu minat dan motivasi juga mempengaruhi

dalam belajar. Seseorang yang menaruh minat dalam pelajaran tertentu

biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang

diminatinya. Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang mendasari

dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Dalam faktor eksternal (faktor di luar diri siswa) meliputi

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar, misalnya dukungan dari orang

tua dalam memotivasi kegiatan belajar. Keluarga merupakan lingkungan

pertama dalam pendidikan dalam memberikan memberikan pengaruh.

Yang termasuk dalam dalam lingkungan keluarga adalah keadaan

lingkungan dan anggota keluarga, keadaan rumah, sarana dan prasarana

belajar, dan suasana keadaan tenag dalam keluarga.

Sedangkan faktor masyarakat adalah suasana masyarakat yang ada

di lingkungan rumah. Suasana lingkungan yang ramai seperti di sekitar

pasar atau tempat hiburan sangat mengganggu dalam kegiatan proses

belajar.

2. Hakikat Hasil Belajar

Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang

melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi

yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap

materi yang diberikan. Dengan adnya pemahaman dan penguasaan yang

didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami

Page 11: Ptk Biologi Smp-2

10

suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah

yang disebut dengan hasil belajar.

Menurut Crow and Crow dalam Sofyan mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan perolehan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

Pemerolehan ini termasuk suatu cara baru melakukan sesuatu dan cara

mengatasi masalah pada situasi baru.12

Sedangkan menurut Skiner dalam teori Kondisioning yang dikutip Gladler

dalam Ibrahim mengatakan bahwa hasil belajar merupakan respon (tingkah

laku) yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya

dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang baru.13 Dari

beberapa devinisi di atas bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang

berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan dan sikap yang diperoleh

seseorang setelah melakukan proses kegiatan belajar.

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku.Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes, dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.14

Bagan 2.1 Proses Hasil Belajar

12 Ahmad Sofyan, Prilaku Belajar Siswa MAN, Didaktika Islamika Jurnal Kependidikan,

Keislaman, dan Kebudayaan, Vol. IV No. 1, Juni 2003, h. 65 13 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil

Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan , No. 044 Tahun Ke-9, September 2003, h. 735 14 Usman Melayu, Hakikat Minat dan Hasil Belajar, Berita STMT Trisakti, Edisi 084,

Januari 1999, h. 55

Pengetahua

Perilaku

Belajar Tes Hasil belajar

Nilai

Page 12: Ptk Biologi Smp-2

11

Dari bagan di atas mencerminkan hasil belajar diakibatkan oleh adanya

kegiatan evaluasi belajar atau tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya

kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat bergantung dari

pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang besangkutan terhadap

yang dipelajari.15

Proses pendidikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yang dapat

dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif (penguasaan

intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang

psikomotorik (kemampuan/keterampilan untuk bertindak/prilaku).16

Tipe belajar hasil kognitif meliputi tipe belajar hasil pengetahuan

hafalan (knowledge), tipe hasil belajar pemahaman (comprehention), tipe hasil

belajar penerapan (aplicationi), tipe belajar hasil analisis, dan tipe belajar

evaluasi. Tipe hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.17

Sedangkan tipe hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu (perseorangan).18

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh sesorang dilihat dari perilakunya, baik perilaku

dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun

keterampilan motorik.19

Pencapaian belajar atau hasil belajar diperoleh setelah dilaksanakannya

suuatu program pengajaran. Penilaian atau evaluasi pencapaian hasil belajar

merupakan langkah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan belajar

mengajar (KBM) suatu bidang studi atau mata pelajaran telah dapat dicapai.20

Jadi hasil belajar yang dilihat dari tes hasil belajar berupa keterampilan

pengetahuan integensi, kemampuan dan bakat individu yang diperoleh di

15 Ibid. 16 Robertus Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, (Jakarta:

Grasindo, 2007), h. 56 17 Ibid. 18 Ibid., h 57. 19 Nana Syaodih Sukmadinata, Op. Cit., h. 5 20 Bambang Subali dan Paidi, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Biologi, (Universitas

Negeri Yogyakarta, 2002), h. 3

Page 13: Ptk Biologi Smp-2

12

sekolah biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai tertentu. Tes bertujuan

untuk membangkitkan motivasi siswa agar dapat mengorganisasikan pelajaran

dengan baik.

3. Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan teori belajar yang berhubungan dengan

cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada penemuan

makna (meaningfulness). Perolehan pengetahuan tersebut melalui informasi

dalam struktur kognitif yang telah ada hasil sebelumya dan siap dikonstruk

untuk mendapatkan pengetahuan baru.21

Para ahli konstruktivis menyatakan bahwa belajar melibatkan

konstruksi pengetahuan terdahulu. Persepsi yang dimilki siswa

mempengaruhi pembentukan persepsi baru. Siswa menginterpretasi

pengalaman baru dan memperoleh pengetahuan baru berdasarkan realitas yang

telah terbentuk di dalam pikiran siswa.22 Sedangkan menurut Battencourt

dalam Pannem konstruktivisme tidak bertujuan untuk mengerti kenyataan

tetapi lebih menggambarkan proses kita menjadi tahu akan sesuatu.23

Dari beberapa penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa siswa belajar

dengan cara mengkonstruksi pemahaman baru tentang fenomena dari

pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan yang terpenting dalam teori

konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang

mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan

pengetahuan mereka. Mereka harus bertanggung jawab atas hasil belajarnya.

Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Dengan kata

lain konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menjelaskan

21 Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar

Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 8

22 Johar Makmur, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h. 29

23Paulina Panem, dkk., Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka PAU-PPAI-UT, 2001), h. 8

Page 14: Ptk Biologi Smp-2

13

bagaimana pengetahuan disusun dalam pikiran sesorang. Unsur-unsur

konstruktivime telah lama dipraktikkan dalam pembelajaran ditiap tingkatan

sekolah atau pendidikan.

Dalam perspektif konstruktivisme, proses pembelajaran merupakan

proses membangun ulang/rekonstruksi pengetahuan. Layton dalam Suratno

menyatakan bahwa proses membangun pengetahuan ilmiah harus bersifat

useful (bermanfaat) dan mengarah pada hal-hal yang praktis.24

Proses pembelajaran konstruktivisme yang dikemukakan oleh Layton

dalam Suratno adalah sebagai berikut:25

Bagan 2.2

Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah

Para konstruktivis menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang

tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Sesorang

berinteraksi dengan obyek dan lingkungan dengan melihat, mendengar,

menjamah, mencium, dan merasakannya. Dari sentuhan inderawi itu sesorang

menbangun gambaran dunianya.26

24 Tatang Suratno, Peranan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran dan Pengajaran Sains,

Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h.86

25 Ibid. 26 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Cetakan ke-5, (Yogyakarta:

Kanisius, 1997), h. 18

Page 15: Ptk Biologi Smp-2

14

Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri

sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Belajar lebih diarahkan pada

pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman yang kemudian

dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.

Karenanya dalam kegiatan belajar mengajar tidak terfokus pada si pendidik

melainkan pada si pembelajar.

Menurut pandangan konstruktivisme setiap individu mengkonstruksi

pengetahuan secara aktif, tidak hanya mengimitasi dan membentuk bayangan

dari sesuatu tang diamati atau diajarkan oleh guru melainkan individu tersebut

menyeleksi, menyaring, memberi arah dan menguji atas informasi yang

diterimanya. 27

Menurut Shapiro dalam Munas menyatakan bahwa dalam

mengaplikasikan konstruktivisme siswa mempunyai sifat dan prilaku yang

sama dengan saintis yaitu dengan membangun hipotesa, mengumpulkan data

dengan percoban atau observasi, dan membangun konsep berdasarkan

hipotesis dan fakta yang mereka peroleh.28

Jadi secara ringkas, gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan

yaitu: a) pengetahuan bukan merupakan gambaran dunia belaka, tetapi selalu

merupakan konstruksi kenyataan melalui pengalaman seseorang b) dalam

proses pembentukan pengetahuan kebermaknaan dalam pengalaman

merupakan interpretasi atau penafsiran seseorang terhadap pengalaman yang

dialaminya.

4. Keterampilan Proses Sains

Pembelajaran sains yang sekarang dikehendaki dalam kurikulum

KTSP sekarang ini adalah pembelajaran yang disarkan pada prinsip-prinsip

ilmiah, proses ilmiah maupun produk ilmiah. Dalam proses belajar mengajar

27Kartimi, Suatu Model Konstruktivisme Mengajar Sain: Pembelajaran Berbasis

Komputer, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h.25

28 Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode Konstruktivisme, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Metamorfosa Jurnal Pendidikan IPA, Volume 1 No. 2, Oktober 2006, h.,51

Page 16: Ptk Biologi Smp-2

15

menghendaki berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dalam

kegiatan belajar mengajar. Salah satu tujuan pembelajaran sains adalah untuk

memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam merencanakan dan

melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah. Jadi dalam kegiatan

pembelajaran sains maka guru memberikan memberikan sejumlah kegiatan

yang memberikan peluang kepada pesrta didik untuk mengarah pada kegiatan

pembelajaran sains.

Aspek-aspek kemampuan yang dikembangkan dalam keterampilan

proses sains dalam Rustaman adalah: mengamati, mengelompokan,

menafsirkan/interpretasi, meramalkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis,

merencanakan percobaan, menggunakan alat atau bahan, menerapkan konsep

dan berkomunikasi.29 Adapun penjelasan dari masing-masing aspek adalah

sebagai berikut:

a) Mengamati

Mengamati merupakan suatu kemampuan menggunakan indera yang

harus dimiliki oleh setiap orang. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berati

memilih fakta-fakta yang relevan dengan tugas tertentu dari hal-hal yang yang

diamati, atau memilih fakta-fakta untuk menafsirkan. Dengan hal-hal yang

diamati maka akan berkembang kemampuan untuk mencari persamaan dan

perbedaan.

b) Mengelompokan

Keterampilan mengelompokan adalah salah satu kemampuan penting

dalam kerja ilmiah. Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu mengenal

perbedaan dan persamaan antar benda-benda agar kita mudah dalam

mempelajarinya.

c) Menafsirkan

Hasil pengamatan tidak akan berguna, bila tidak ditafsirkan. Karena itu

dari mengamati langsung, dan mencatat setiap pengamatan secara terpisah,

kemudian menghubungkan hasil-hasil pengamatan itu, mungkin ditemukan

29 Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Universitas Negeri Malang, 2005), h. 86

Page 17: Ptk Biologi Smp-2

16

pola-pola tertentu dalam hasil pengamatan. Penemuan pola ini merupakan

dasar untuk menyatakan kesimpulan.

d) Meramalkan

hasil-hasil pengamatan tidak berguna, bila tidak ditafsirkan. Karena itu

dari mengamati langsung, dan mencatat setiap pengamatan secara terpisah,

kemudian menghubungkan hasil-hasil pengamatan itu, mungkin ditemukan

pola-pola tertentu dalam seri pengamatan.

e) Mengajukan pertanyaan

Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan berpikir diatas, anak

diberi kesepatan untuk menggunakan pikirannya. Maka dihadapkan pada

masalah-masalah yang ada di sekitar. Sejauh mana anak menggunakan

pikirannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Kualitas pertanyaan

yang diajukan anak menunjukan rendah tingginya berpikir anak itu.

f) Berhipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu

kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuan

biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen

g) Merencanakan percobaan

setelah melihat suatu hubungan dari pengamatan-pengamatan yang

dilakukan, perlu kesimpulan sementara atau hipotesis yang dirumuskan itu

diuji. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk merencanakan suatu percobaan

yang meliputi alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan

percobaan.

h) Menggunakan alat dan bahan

Melakukan percobaan dalam sains membutuhkan alat dan bahan. Berhasil

atau tidaknya suatu percobaan tergantung pada kemampuan memilih dan

menggunakan alat secara tepat dan efektif. Pengalaman menggunakan alat dan

bahan merupakan pengalaman konkret yang dibutuhkan siswa untuk

menerima gagasan-gagasan baru.

Page 18: Ptk Biologi Smp-2

17

i)Menerapkan konsep

Kemapuan untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam

situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman baru untuk

menjelaskan apa yang sedang terjadi, merupakan tujuan pelajaran sains yang

penting.

j) Berkomunikasi

Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya

kepada orang lain. Dalam hal ini siswa juga belajar menyampaikan hasil

penemuannya dari apa yang ditemukan setelah melakukan eksperimen atau

praktikum.

B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Desain-Desain

Alternatif Interfensi Tindakan yang Dipilih

1. Pendekatan Interaktif

Menurut Faire dan Cosgrove dalam Rustaman pendekatan interaktif

dikenal sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa

untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan

yang mereka ajukan.30

Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan yang merujuk pada pandangan konstruktivis yang menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan cara mengali pertanyn-pertanyaan siswa. Di dalam model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya terhadap obyek yang akan dipelajari, kemudian melakukan penyelidikan tentang pertanyaan mereka sendiri.31

Menurut faire dan Cosgrove dalam Margareth pembelajaran interaktif

digambarkan sebagai berikut:32

30 Ibid., h. 97 31 Margaret, The Development of Interactive Teaching Model To Enhance The Grade 3

Students Rational Thinking Skliis, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IPA, 2004, h..4 32 Ibid., h. 5

Page 19: Ptk Biologi Smp-2

18

Persiapan

Pengetahuan awal

Kegiatan eksplorasi

Pertanyaan siswa perbandingan

Penyelidikan

Pengetahuan akhir

Refleksi

Bagan 2.3. Langkah-langkah Pendekatan Interaktif

Berdasarkan gambar di atas pendekatan pembelajaran interaktif

memiliki langkah-langkah persiapan, pengetahuan awal, kegiatan eksplorasi,

pertanyaan siswa, penyelidikan atau investigasi, pengetahuan akhir dan

refleksi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahapan ini guru memilih topik yang akan dibahas dalam

pembelajaran.

2. Pengetahuan awal

Pada tahapan ini guru bertanya mengenai hal-hal yang sudah diketahui

siswa mengenai topik.

3. Kegiatan Eksplorasi

Pada tahapan ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan merangsang

siswa mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan Susulan

Page 20: Ptk Biologi Smp-2

19

4. Pertanyaan siswa

Pada tahapan ini masing-masing kelompok mengajukan prtanyaan. Semua

pertanyaan yang diajukan oleh semua kelompok di tulis di papan tulis.

5. Penyelidikan/Investigasi

Pada tahapan ini semua pertanyaan yang terkumpul diseleksi, didasarkan

pada kemungkinan untuk diselidiki. Setelah itu siswa melakukan

penyelidikan atas pertanyaan yang telah diseleksi dengan cara observasi

atau pengamatan.

6. Pengetahuan akhir

Setelah melaksanakan penyelidikan siswa membacakan hasil

penyelidikann mereka untuk mengatahui penngetahuan akhir siswa setelah

melakukan penyelidikan/investigasi. Pendapat siswa dikumpulkan dan

dibandingkan dengan pengetahuan awal.

7. Refleksi

Langkah ini penting karena siswa dirangsang untuk urun pendapat

mempertimbangkan secara kritis apa yang telah dilakukan dan mengetahui

apa yang sudah diketahui.

Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa

peserta didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan

pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya

sendiri dengan melakukan observasi atau pengamatan. Dengan cara seperti itu

peserta didik menjadi kritis dan aktif belajar.33

Selain itu keunggulan pendekatan interaktif adalah melatih

keterampilan berpikir rasional dan keterampilan proses dalam memecahkan

suatu persoalan melalui aktivitas hands-on dan minds-on, memberi sarana

bermain bagi siswa melalui aktivitas eksplorasi dan penyidikan, melatih siswa

untuk mengungkapkan rasa ingin tahuannya pada tahap pertanyaan siswa.34

33Prayekti, Penerapan Model Pembelajaran Interaktif dalam Mata Pelajaran IPA SD

Dengan Kerja Kelompok, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 059. Tahun ke-12, Maret 2006, h. 288

34 Sri Handayani, Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SD Kelas III, Jurnal Pendidikan dan Humaniora No. 07 Tahun IV, September 2005, h. 21

Page 21: Ptk Biologi Smp-2

20

Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah dan menampilkan

suatu struktur pembelajaran IPA melibatkan pengumpulan dan pertimbangan

terhadap pertanyaan-pertanyaan peserta didik sebagai pusatnya. Keberanian

siswa untuk mengajukan pertanyaan yang diajukan terhadap obyek yang

diamati merupakan langkah awal untuk belajar terampil dalam berpikir.

Sesuai dengan karakteristik pendekatan interaktif, maka pertanyaan-

pertanyaan siswa perlu digali. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul

mencerminkan rasa ingin tahu siswa setelah melakukan kegiatan eksplorasi.

Kegiatan bertanya dapat membantu siswa untuk memperoleh umpan balik.

Dengan siswa mengajukan pertanyaan guru dapat mengetahui pengetahuan

awal siswa dengan pertanyaan yang diajukannya. Pertanyaan ini dimaksudkan

untuk mengundang rasa ingin tahu siswa agar mereka termotivasi atau muncul

minatnya untuk meneliti atau berinvestigasi.

Menurut Car dalam Yuhasriati untuk meningkatkan kemampuan

menyelesaikan soal dapat dilakukan dengan cara membiasakan siswa untuk

mengajukan soal. Demikian juga menurut Suranto menyatakan bahwa

mengajukan soal dapat melatih siswa untuk terbiasa berpikir secara matematis

atau menggunakan polapikir matematis.35

Sedangkan menurut Bell, White dan Gustone dalam Widodo salah satu

bentuk rasa ingin tahu anak adalah mengajukan pertanyaan. Bagi guru,

pertanyaan yang diajukan siswa merupakan kunci untuk mengetahui tentang

diri siswa sebab pertanyaan merupakan indicator tentang pengetahuan awal

mereka. 36

Pentingnya peranan pertanyaan dalam proses pembelajaran sains salah satunya diungkapkan oleh Costa dalam Suartini menyatakan bahwa,� Questions are the intellectual tools by which teachers most often elicit the desired behavior of their students. Thus, they can use questions to elicit certain cognitive objectives of thinking skill�. Jadi, menurut Costa pertanyaan merupakan alat intelektual yang sering digunakan oleh guru untuk

35 Yuhasriati dan Anwar, Analisis Problem Posing Mahasiswa Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 5 Nomor 3, September 2004, h. 162

36 Ari Widodo, Yeti Semiati dan Cucu Setiawati., Peningkatan Kemampuan Siswa SD Untuk Mengajukan Pertanyaan Produktif, Jurnal Pendidikan dan Pembudayaan, Volume 4 nomor 1, Maret 2006, h. 1

Page 22: Ptk Biologi Smp-2

21

menimbulkan perilaku keingintahuan siswanya, sehingga dapat digunakan untuk memperoleh tujuan kognitif atau memperoleh keterampilan-keterampilan berpikir tertentu.37

Louisel dan Descamps dalam Suartini mengemukakan bahwa

pertanyaan dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan pokok, yaitu:

meningkatkam tingkat berpikir siswa, mengecek pemahan siswa,

meningkatkan parsipasi belajar siswa.38

Menurut Saidiman dalam Hamzah bertanya merupakan ucapan verbal

yang meminta respon dari seseorang yang dikenali. Respon yang diberikan

dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil

pertimbangan. Jadi betanya, merupakan stimulus efektif yang mendorong

kemampuan berpikir.39

Keterampilan bertanya bertujuan untuk merangasang beripkir siswa,

membantu siswa dalam belajar, mengarahkan siswa pada tingkat interaksi

belajar yang mandiri, meningkatkan kemampuan berpikir tingkat rendah

ketingkat tinggi, dan membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang

dirumuskan.40

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis 2) mengecek pemahan 3) membangkitkan respon pada siswa 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa 6) memfokuskan perhatian siswa 7) untuk membangkitkan lagi pertanyaan dari siswa 8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.41

Setelah mengajukan pertanyaan siswa melakukan investigasi untuk

memperoleh jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan. Dengan adanya

37Kinkin Suartini, Bentuk-bentuk Pertanyaan Sains Dalam Pembelajaran Model

Konstruktivisme, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h. 4

38 Ibid. 39 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,

2006), h. 170 40 Ibid. 41 Syaiful, Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 88

Page 23: Ptk Biologi Smp-2

22

pertanyaan-pertanyaan dari siswa maka akan timbul masalah yang harus

dipecahkan oleh siswa dengan cara investigasi atau penyelidikan.

Menurut Orton dalam Misrinawatie dengan investigasi siswa akan

belajar aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir

sendiri.42 Menurut Handselsman dalam Angraeni mengajak siswa dalam

investigasi ilmiah dan berdebat secara intelektual akan membuat mereka

menjadi termotivasi dalam belajar, menurunkan beberapa keterampilan

analisis, kemampuan menemukan informasi, meningkatkan semangat

ingin tahu, dan kemampuan bertanya.43

Dalam tahap investigasi ini digunakan cara observasi atau

pengamatan. Dalam investigasi/penyelidikan dengan cara observasi atau

pengamatan pengetahuan yang diperoleh sebagian besar didasarkan pada

hasil usaha sendiri atas keterampilan yang dimikinya sehingga pesrta didik

mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri

apa yang dibutuhkannya.

Selain itu pada tahap investigasi siswa diberi kesempatan untuk

menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan,

pengorganisasian, dan penginterpretasikan data dalam suatu kegiatan yang

telah dirancang oleh guru. Pada tahap ini akan memenuhi rasa

keingintahuan siswa tentang fenomena alam sekelilingnya.

Menurut Bruner dalam Dahar belajar penemuan sesuai dengan

pencarian pengetahuan secara secara aktif oleh manusia dan dengan

sendirinya memberikan hasil yang paling baik.44 Pengetahuan yang

diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan.

Pertama, pengetahuan itu bertahan lama diingat. Kedua, hasil belajar

penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Ketiga, secara

42 Misrinawatie A. S., Peningkatan Pemahaman Konsep Pengukuran Luas Dengan

Investigasi Matematika di Kelas V Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan, Mei 2000, h. 116 43 Sri Angraeni, Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri, Seminar Internasional

Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 118

44 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 103

Page 24: Ptk Biologi Smp-2

23

menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan

kemampuan untuk berpikir secara bebas.45

2. Sistem Pernapasan Pada Manusia

a. Pengertian pernapasan

Bernapas adalah proses mengisap udara yang mengandung oksigen

dan mengembuskan udara pernapasan yang mengandung karbon dioksida

serta uap air. Oksigen diserap untuk menghasilkan energi. Energi yang

dihasilkan digunakan untuk kegiatan tubuh.

b. Alat pernapasan manusia

Sistem pernapasan pada manusia terdiri dari organ-organ

pernapasan, yaitu hidung, faring, laring, trakea, bronkus, alveolus. Uadar

dari luar, masuk ke dalam paru-paru melalui hidung. Di dalam rongga

hidung terdapat rambut-rambut hidung yang berfungsi menyaring debu

yang masuk bersama udara, udara akan mengalami penyesuaian suhu di

dalam rongga hidung.

Dari rongga hidung, udara masuk ke faring. Faring terletak diantara

rongga hidungdan kerongkongan. Faring merupakan suatu saluran sebagai

persimpangan tempat makanan dan udara lewat. Di samping faring

terdapat katup yang disebut epiglotis yang berfungsi mencegah makanan

masuk ke dalam tenggorokan. Dengan cara menutup pada waktu menelan.

Dari faring udara masuk ke trakea melalui laring. Laring

merupakan tempat melekatnya pita suara. Trakea merupakan pipa saluran

udara yang tersusun dari tulang rawan berbentuk cincin elastis.

Bagian bawah batang tenggorokan (trakea) bercabang menjadi

bronkus kanan dan bronkus kiri cabang kiri menuju paru-paru bagian

sebelah kiri, sedangkan cabang kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus

merupakan saluran penghubung antara tenggorokan dan paru-paru. Trakea

dan bronkus dilapisi oleh selaput lendir dan selnya mempunyai rambut

getar yang selalu bergetar ke rah laring. Bronkus bercabang tiga menuju

45 Ibid.

Page 25: Ptk Biologi Smp-2

24

paru-paru kanan dan bercabang dua menuju paru-paru kiri. Setiap cabang

akan bercabang lagi membentuk saluran-saluran kecil di sebut bronkiolus.

Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berup

gelembung-gelembung yang mengandung kapiler-kapiler darah. Di dalam

alveolus terjadi pengeluaran karbon dioksida dan penyerapan oksigen oleh

sel darah merah. Dinding alveolus tipis dan lembab serta berlekatan

dengan dengan pembuluh darah kapiler. Adanya gelembung-gelembung

alveolus memungkinkan terjadinya perluasan daerah permukaaan yang

berperan untuk pertukaran gas.

c. Mekanisme Pernapasan

Pada pernapasan dada terjadi akibat kontraksi otot-otot antar tulang

rusuk. apabila otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat

dan rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan dalam rongga mengecil.

Hal itulah yang menyebabkan paru-paru mengembang dan tekanan udara

di dalam menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar. Akibatnya,

udara luar masuk ke paru-paru. Inilah yang disebut inspirasi. Pada saat

ekspirasi otot antartulang rusuk mengendur (relaksasi), tulang rusuk turun

ke posisi semula. Hal itu menyebabkan volume rongga dada mengecil

sehingga tekanan dalam rongga dada membesar. Keadaan demikian akan

menekan paru-paru sehingga paru-paru mengempis selanjutnya, tekanan

udara di dalam paru-paru bertambah besar sehingga udara dalam paru-paru

diembuskan ke luar.

Pada pernapasan perut adalah pernapasan sebagai akibat dari

aktivitas otot diafragma. Apabila otot diafragma berelaksasi, bentuk

diafragma melengkung atau cembung kea rah rongga dada. Sebaliknya

apabila otot berkontraksi, diafragma akan datar. Perubahan diafragma dari

cembung ke datar atau sebaliknya menyebabkan perubahan volume dan

tekanan pada rongga dada. Pada saat tekanan rongga dad mengecil, paru-

paru mengembang sehingga udara luar masuk inilah yang disebut nspirasi.

Apabila diafragma mengendur, diafragma akan melengkung kea rah

Page 26: Ptk Biologi Smp-2

25

rongga dada dan mendesak paru-paru. Karena rongga dada dan paru-paru

mengecil, udar diembuskan ke luar inilah yang disebut dengan ekspirasi.

Pada pernapasan perut otot yang berperan adalah otot diafragma.

Pada saat inspirasi otot diafragma berkontraksi, yang semula cekung

menjadi datar, volume rongga paru-paru membesar, maka udara masuk.

Pada saat ekspirasi otot diafragma relaksasi, rongga dada kembali kecil,

tekanan udara naik, maka udra dari paru-paru keluar.

d. Kapasitas vital paru-paru

Jumlah udara maksimal yang dapat diembuskan setelah usaha menarik

napas maksimal disebut kapasitas vital paru-paru. Udara di dalam

paru-paru tidak keluar semuanya, ternyata masih ada yang tersisa

setelah mengembuskan napas maksimal disebut udara residu.

Kapasitas vital paru-paru merupakan jumlah dari volume tidal, volume

cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi.

Volume udara inspirasi dan ekspiarasi dalam keadaan normal 500 cc,

disebut udara pernapasan atau udara tidal. Volume udara cadangan

inspirasi (udara komplementer) merupakan volume udara yang masih

dapat dimasukkan secara maksimal bernapas. Volume udara yang

masih dapat dikeluarkan setelah bernapas dinamakan volume cadangan

ekspirasi (udara suplementer).

e. Mekanisme pertukaran udara

Pertukaran gas pernapasan terjadi pada permukaan alveolus dan

dinding kapiler. Dinding alveolus terdiri atas selaput sel tipis sehingga

oksigen maupun karbondioksida mudah menembusnya.

Udara masuk alveolus dengan cara divusi menembus dinding

alveolus dan masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Selanjutnya,

oksigen berikatan dengan hemoglobin sel darah merah membentuk

oksihemoglobin dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Selanjutnya, HbO2 beredar menuju sel-sel jaringan di seluruh

tubuh. Di sel-sel tubuh HbO2 terurai lagi menjadi Hb dan O2. Selanjutnya

Page 27: Ptk Biologi Smp-2

26

O2 berdifusi ke dalam sel untuk di gunakan dalam mengoksidasi zat

makanan.

Energi hasil oksidasi ini digunakan untuk melakukan berbagai

aktifitas tubuh, misalnya bernapas, bergerak, berbicara, dan bekerja. Selain

energi, oksidasi zat makanan dihasilakn karbondioksida yang diangkut

oleh darah menuju paru-paru melewati jantung terlebih dahulu. Di paru-

paru, karbondioksida masuk menembus dinding alveolus dengan cara

divusi dan akan diembuskan ketika bernapas. Hanyasebagian kecil

karbondioksida yang dikeluarkan melalui pernapasan. Sebagian besar

karbondioksida diangkut sebagai ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi

keluar dari sel darah merah diangkut ke plasma darah.

Sebenarnya tidak hanya oksigen yang masuk ke dalam paru-paru,

tetapi juga ada gas lain. Namun, yang mampu berikatan dengan

hemoglobin darah hanyalah aoksigen, sedangkan gas-gas lainnya

dikeluarkan kembali lewat saluran pernapasan.

f. Gangguan pada sistem pernapasan

Pada sistem respirasi atau organ respirasi khususnya, bisa terdapat

kelainan ataupun penyakit. Kelainan ini ada yang disebabkan oleh infeksi

dan ada pula yang disebabkan oleh non-infeksi. Beberapa kelainan dan

penyakit pada system pernapasan antara lain: merokok, ranitis, TBC dan

lain-lain.

Merokok terbukti dapat menggangu kesehatan, terutama kesehatan

organ pernapasan. Berbagai penelitian merokok dapat menyebabkan

impotensi, jantung koroner, keguguran, kanker mulut, kanker hati dan

kanker darah. Senyawa-senyawa dalam rokok dapat merusak paru-paru

karena dalam rokok mengandung karbon monoksida, nikotin dan tar. Tar

dalam bersifat karsinogenik yang dapat tertimbun dalam paru-paru yang

dapat menyebabkan penyakit kanker.

Ranitis dan sinusitis merupakan radang yang tejadi pada rongga

hidung hingga menyebabkan bengkak dan mengeluarkan banyak lendir.

Pleuritis yakni pembengkakan yang terjadi pada selaput pembungkus paru-

Page 28: Ptk Biologi Smp-2

27

paru. Emfisema merupakan penurunan fungsi bronkiolus dan alveolus

akibat adanya radang pada permukaan dalam alveolus sehingga

menghalangi pertukaran gas.

TBC merupakan penyakit akibat infeksi oleh bakteri oleh bakteri

Myocobacterium tuberculosis pada bronkiolus, alveolus. Asma adalah

penyakit yang menyerang cabang-cabang halus bronkus yang sudah tidak

memiliki kerangka cincin tulang rawan akibatnya terjadi penyempitan

yang mendadak .Bronkitis merupakan peradangan pada trakea dan

bronkus. Peradangan ini dapat menyebabkan batuk dan dan demam.

ASFIKSI adalah gangguan sistem pernapasan yang lain berupa

gangguan pengangkutan oksigen oleh jaringan. Asfiksi dapat terjadi dalam

paru-paru, pembuluh darah, ataau dalam jaringan tubuh. Pada peristiwa

tenggelam, alveolus terisi oleh air sehingga pemasukkan oksigen

berkurang. Pada saat keracunan karbon monoksida, hemoglobin mengikat

karbon monoksida sehingga darah kurang dapat mengikat oksigen. Hal

tersebut dapat terjadi karena hemoglobin mempunyai daya ikat yang lebih

besar terhadap karbon monoksida daripada oksigen. TBC adalah

tumbuhnya bintil-bintil kecil pada dinding alveolus. Gangguan ini

disebabkan oleh infeksi bacterium tuberculose yang akan mempersempit

rongga alveolus dan menghambat proses divusi oksigen.

C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakuka oleh Margareth dalam penilitiannya

berjudul The Development Of Interactive Teaching Model To Enhance The

Grade 3 Students Rational Thinking Skliis menyatakan bahwa

pembelajaran dengan model pembelajara interaktif mendapat tanggapan

positif dari siswa karena kegiatan ini menyenangkan dengan melakukan

kegiatan di laboratorium, dan konsep-konsep yang diperoleh dalam

pembelajaran ini akan lebih teringat dalam pikiran siswa karena siswa

melakukan sendiri dan mengamati kegiatan-kegiatan di laboratorium dan

dapat meningkatkan penguasaan konsep pada siswa.

Page 29: Ptk Biologi Smp-2

28

Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayekti dalam judul

Penerapan Model Pembelajaran Interaktif dalam Mata Pelajaran IPA di SD

Dengan Kerja Kelompok menyimpulkan bahwa siswa terlihat aktif dalam

mengikuti pembelajaran dengan melakukan diskusi dan kerja kelompok.

Dengan model pembelajaran ini kinerja siswa meningkat selain itu

kreatifitas pesrta didik meningkat dan mendukung peningkatan prestasi

belajar.

D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku

manusia sebagai hasil dari latihan dan penguatan. Perubahan terjadi

manakala penguatan terus menerus diberikan. Dalam penguatan ini

hubungan stimulus dan respon sebagai bagian dari proses belajar

mengalami proses intersifikasi. Perubahan perilaku siswa terwujud dalam

hasil belajar sebagai bentuk respon siswa terhadap siswa terhadap stimulus

yang diberikan guru. Faktor internal dan eksternal juga merupakan faktor

yang berpengaruh dalam keberhasilan belajar seorang siswa.

Penerapan suatu strategi, model dan pendekatan dalam pembelajaran

merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan

siswa secara konstruktif dan mengarah kepada hasil belajar, oleh karena

itu proses dalam belajar mengajar guru harus memiliki strategi dan

pendekatan pembelajaran yang tepat, efektif , efisien dan mengenai pada

tujuan yang diharapkan. Salah satunya dapat melibatkan siswa secara aktif,

menarik minat, perhatiansiswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Sains (Biologi) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga sains bukan sekedar pengumpulan penguasaan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi suatu

proses penemuan. Sehingga dalam pembelajaran dituntut adanya situasi

belajar yang kondusif dan efisien dengan penggunaan pendekatan

Page 30: Ptk Biologi Smp-2

29

pembelajaran yang menjadikan siswa menjadi aktif dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang memusatkan pembelajaran

pada siswa yaitu dengan penggunaan pendekatan interaktif. Dalam

pendekatan interaktif memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan

dengan pertanyaan yang mereka ajukan. Dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dapat merangasang siswa

untuk memperoleh umapan balik dan mengundang rasa ingin tahu siswa

agar mereka termotivasi untuk menyelidiki jawaban dari pertanyaan yang

mereka ajukan.

Setelah mengajukan pertanyaan siswa melakukan investigasi atau

penyelidikan menjadikan siswa aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. karena mereka menemukan secara langsung pengetahuan

dengan melakukan eksperimen atau praktikum. Observasi atau

pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar.

Pengalaman atau mengalami mempunyai nilai yang tinggi dalam proses

belajar. Kita tidak cukup hanya memberikan atau penjelasan fakta-fakta

tanpa adanya suatu saat anak-anak mengalami sendiri maslah yang sdang

dipelajarinya. Dalam pelajaran sains pengalaman melakukan sendiri

merupakan suatu cara belajar yang baik.

Dalam pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara mental

menemukan pengetahuan yang berupa konsep, prinsip maupun

keterampilan pengetahuan yang dapat bertahan lama, mempunyai efek

transfer yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

mereka.

Page 31: Ptk Biologi Smp-2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek

yang diteliti.

Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat dokumenter, yang

terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer yang akan dihimpun dalam penelitian ini adalah penerapan

pembelajaran di SMP Internat Al-Kausar yang meliputi:

1. Penerapan strategi pembelajaran PAI di SMP Internat Al-Kausar

2. Bentuk penilaian/evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran di SMP

Internat Al-Kausar.

3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran

4. Penguasaan guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih

variatif

5. Dukungan kepala sekolah

Data sekunder merupakan data yang telah didokumentasikan dari SMP

Internat Al-Kausar, data tersebut mencakup gambaran umum SMP Internat Al-

Kausar yang meliputi:

56

id16486296 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 32: Ptk Biologi Smp-2

57

a. Sejarah berdirinya SMP Internat Al-Kausar

b. Visi dan misi SMP Internat Al-kausar

c. Ketenagaan

d. Sarana dan prasarana

e. Kegiatan belajar mengajar di SMP Internat Al-Kausar.

B. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian

Kualitatif, dengan mendeskripsikan fenomena yang menjadi sasaran penelitian.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang bertempat di SMP Internat Al-Kautsar Parungkuda�

Sukabumi, dilakukan selama kurang lebih satu bulan atau sampai batas waktu

yang telah ditentukan.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam upaya memperoleh data lapangan dalam menyusun skripsi ini,

penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:

a) Teknik wawancara sering juga disebut dengan interview yaitu sebuah dialog

yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi atau data dari

terwawancara. Penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru

bagian kurikulum,guru bidang studi agama dan siswa di SMP Internat Al-

Page 33: Ptk Biologi Smp-2

58

Kausar. Dengan pedoman wawancara yang bersifat umum, tidak terlalu

terinci. Pedoman tersebut berisi tentang aspek atau dimensi-dimensi yang

berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan. Peneliti tidak menentukan

urutan pernyataan secara ketat, pernyataan akan dikembangkan sesuai dengan

jawaban yang diberikan subjek penelitian.

b) Observasi, ysaitu mengadakan pengamatan secara langsung ketempat-tempat

atau instansi terkait, yaitu SMP Internat Al-Kausar. Dengan Pedoman

observasi yang berisi mengenai gambaran nyata yang akan dijadikan objek

penelitian diantaranya adalah bagaiman kondisi dari SMP Internat Al-Kausar

serta proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Internat Al-Kausar.

c) Studi dokumen, yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan judul skripsi ini dari lokasi yang diteliti, yaitu SMP Internat

Al-kausar.

E. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud dengan teknik analisis data dalam pembahasan ini adalah

langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam

penelitian. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan, diolah dan dianalisis

secara deskriptif kualitatif yang kemudian diambil atau dijadikan sebuah

kesimpulan.

Hal yang akan diteliti adalah mengenai penerapan KBK dalam

pembelajaran PAI di SMP Internat Al-Kausar.

Page 34: Ptk Biologi Smp-2

59

TABEL 1

Pedoman Wawancara

No Sasaran Pokok-pokok masalah yang diwawancarakan

1.

2.

Kepala Sekolah

Wakil kepala Sekolah

Bidang Kurikulum

a. Untuk Kepala Sekolah

1) Sejarah berdirinya SMP Al-Kautsar.

2) Visi dan misi SMP Al-Kautsar.

3) Tujuan didirikan SMP Al-Kautsar.

4) Program Pendidikan.

b. Untuk Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum

1) Pandangan tentang KBK khususnya dalam

pembelajaran PAI.

2) Pemahaman guru khususnya guru Agama

terhadap KBK.

3) Kurikulum yang diterapkan di SMP Al-

Kautsar.

4) Pelaksanaan pengembangan kurikulum di

SMP Al-Kautsar.

5) Kendala yang dihadapi dalam penerapan

KBK.

Page 35: Ptk Biologi Smp-2

60

3.

4.

Guru Bidang Studi

Siswa

c. Untuk Guru Bidang Studi PAI

1) Pandangan guru Agama terhadap KBK

dalam pembelajaran PAI.

2) Pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran PAI.

3) Cara Pemilihan strategi dalam

pembelajaran PAI yang sesuai dengan

KBK.

4) Efektivitas strategi yang digunakan dalam

pembelajaran PAI.

5) Pembuatan program tahunan dan semester.

6) Penggunaan metode yang bervariasi.

7) Penggunaan penilaian untuk mengukur

pencapaian kompetensi.

8) Kendala yang dihadapi dalam

pembelajaran PAI.

d. Untuk Siswa

1) Perasaan (kesan emosional) pada waktu

belajar mata pelajaran PAI

2) Keteladanan guru

3) Pandangan siswa terhadap pentingnya

Page 36: Ptk Biologi Smp-2

61

pembelajaran PAI

4) Peran serta siswa dalam belajar.

TABEL 2

Pedoman Observasi

No Sasaran Pokok-pokok yang diamati

1.

2.

3.

Sekolah

Guru Bidang Studi PAI

Siswa

1. Kondisi lokasi/fisik sekolah

a. Sarana dan prasarana yang

menunjang aktivitas belajar

b. Kegiatan belajar mengajar

2. Proses pembelajaran

a. Pendekatan dan metode yang

dikembangkan oleh guru dalam

proses pembelajaran

b. Cara pemilihan strategi

pembelajaran.

c. Partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran

Page 37: Ptk Biologi Smp-2

40

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Aspek kognitif atau Penguasaan Konsep

Pada Siklus Pertama

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Mts N 6

Jakarta dilakukan 2 siklus atau 4 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan

pada siswa kelas VIII satu yang berjumlah 34 orang.

Sebelumnya siswa diberi tes awal (pretes) untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa. Instrumen tes yang digunakan sebelumnya telah

diuji validitas dan reabilitasnya sehingga instrumen ini telah layak pakai.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran

dengan pendekatan interaktif pada aspek kognitif adalah berupa tes

obyektif multiple choice (pilihan ganda). Untuk mengetahui nilai yang

diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1

Data Nilai Pretes dan Postes Siklus Pertama

NO PRETES POSTES

1 30 70

2 20 70

3 35 75

4 20 50

5 35 85

6 35 70

7 30 85

8 25 50

9 40 75

10 35 80

11 20 65

12 25 75

13 30 65

14 15 55

id16515406 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 38: Ptk Biologi Smp-2

41

15 35 75

16 25 60

17 30 75

18 30 80

19 20 60

20 30 55

21 35 75

22 25 65

23 20 55

24 25 65

25 25 55

26 35 80

27 20 50

28 35 75

29 25 50

30 30 65

31 30 70

32 20 50

33 40 80

34 35 75

Mean 28,38 67,20

Berdasarkan data dari tabel di atas pada nilai pretes belajar

siswa nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 15. Sedangkan pada nilai

postes nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Nilai rata-rata pada

pretes 28, 38 sedangkan pada postes 67,20

2. Deskripsi data hasil belajar Aspek Kognitif atau Penguasaan

Konsep pengamatan pada siklus kedua

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa setelah mengalami

pembelajaran dengan pendekatan interaktif dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 39: Ptk Biologi Smp-2

42

Tabel 4.2

Data Nilai Pretes dan Postes Pada Siklus kedua

No PRETES POSTES

1 30 85

2 25 75

3 40 90

4 20 65

5 40 90

6 25 80

7 35 85

8 25 65

9 30 80

10 25 80

11 30 75

12 50 80

13 30 65

14 25 65

15 40 80

16 20 70

17 40 80

18 30 80

19 40 75

20 20 70

21 25 75

22 33 73

23 20 60

24 20 65

25 30 75

26 40 85

27 35 75

28 20 75

29 30 85

30 20 75

31 25 70

32 25 75

33 30 80

34 40 85

Mean 29,79 76,11

Page 40: Ptk Biologi Smp-2

43

Berdasarkan data pada tabel di atas pada nilai pretes belajar siswa

nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 20. Sedangkan pada nilai postes nilai

tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Nilai rata-rata pada pretes 29,79

sedangkan pada postes 76,11.

3. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

(Psikomotor) Pada Siklus Pertama

Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor (kemampuan

keterampilan proses sains) penilaian dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi keterampilalan proses sains dengan skala penilaian.

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4. 3 Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

Siklus Pertama Pada Pertemuan Pertama

Kelompok No Keterampilan

Proses Sains

Indikator

1 2 3 4 5 6

a. Mengajukan pertanyaan sesuai materi yang dipelajari

5 5 5 5 5 5

b. Mengajukan pertanyaan produktif

5 2 2 2 2 5

1. Mengajukan pertanyaan

c. Mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis

1 1 1 1 1 1

a. Ketepatan membuat model alat peraga

4 3 3 3 3 4 2. Menggunakan alat dan bahan

b. Kelengkapan membawa alat dan bahan

5 3 4 3 3 4

a. Mencatat hasil

pengamatan

5 5 5 5 5 5

b. Ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan

4 3 3 3 4 4

3. Menginterpre- tasi data

c. Membuat laporan secara rapi, lengkap, sistematis

3 3 3 3 3 3

Skor Total 32 25 26 25 26 31

Keterangan Skor Penilaian: 5 = Sangat Tepat 4 = Tepat 3 = Cukup 2 = Kurang Tepat 1 = Sangat kurang Tepat

Page 41: Ptk Biologi Smp-2

44

Berdasarkan data pada tabel di atas pada keterampilan proses sains

mengajukan pertanyaan pada indikator mengajukan pertanyaan produktif

hanya terdapat dua kelompok yang membuat pertanyaan dengan sangat

tepat. Hal ini disebabkan karena belum mengertinya siswa dengan

pertanyaan produktif sehingga pertanyaan yang mereka ajukan bersifat

pertanyaan non produktif. Pada indikator membuat pertanyaan berlatar

belakang hipotesis tidak terdapat kelompok yang dapat membuat

pertanyaan berlatar belakang hipotesis, hal ini terjadi karena kurangnya

pengetahuan siswa untuk berhipotesis. Pada keterampilan proses sains

menggunakan alat dan bahan pada indikator ketepatan menggunakan alat

dan bahan terdapat hanya terdapat dua kelompok yang menggunakan alat

dan bahan dengan tepat. Hal ini terjadi dikarenakan pada pembelajaran

yang sebelumya siswa jarang melakukan praktikum dalam pembelajaran

sehingga kurang terampil dan kreatifnya siswa dalam menggunakan alat

dan bahan. Sedangkan pada keterampilan proses sains menginterpretasi

data pada indikator ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil

pengamatan terdapat tiga kelompok yang membuat kesimpulan hasil

pengamatan dengan tepat dan tiga kelompok yang membuat kesimpulan

hasil pengamatan dengan kategori cukup. Dalam membuat kesimpulan

siswa hanya mencantumkan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan

tidak menghubungkan dengan teori yang ada pada materi pelajaran.

Sedangkan untuk melihat nilai keterampilan proses sains pada

pertemuan kedua pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.4.

Page 42: Ptk Biologi Smp-2

45

Tabel 4.4 Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

Siklus Pertama Pada Pertemuan Kedua

Kelompok No Keterampilan

Proses Sains

Indikator

1 2 3 4 5 6

a. Mengajukan pertanyaan sesuai materi yang dipelajari

5 5 5 5 5 5

b. Mengajukan pertanyaan produktif

5 5 5 5 5 5

1. Mengajukan pertanyaan

c. Mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis

1 1 1 1 1 1

a. Ketepatan membuat model alat peraga

4 3 3 4 3 4 2. Menggunakan alat dan bahan

b. Kelengkapan membawa alat dan bahan

4 4 3 3 3 3

a. Mencatat hasil

pengamatan

5 5 5 5 5 5

b. Ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan

4 4 3 3 4 4

3. Menginterpre- tasi data

c. Membuat laporan secara rapi, lengkap, sistematis

3 3 3 3 3 3

Skor Total 31 30 28 29 29 30

Berdasarkan data pada tabel di atas pada keterampilan proses sains

mengajukan pertanyaan pada indikator mengajukan pertanyaan produktif

mengalami peningkatan. Pertanyaan produktif adalah suatu pertanyaan

yang jawabannya bisa ditemukan melalui pengamatan. Seluruh kelompok

telah dapat membuat pertanyaan dengan sangat tepat. Hal ini terjadi karena

siswa telah mengerti tentang pertanyaan produktif. Pertanyaan produktif

adalah pertanyaan yang dapat merangsang kegiatan ilmiah. Pada indikator

mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis belum terdapat

peningkatan. Pada keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan

pada indikator ketepatan menggunakan alat dan bahan terdapat

peningkatan, terdapat tiga kelompok yang menggunakan alat dan bahan

dengan tepat. Sedangkan pada keterampilan proses sains menginterpretasi

data pada indikator ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil

pengamatan terdapat empat kelompok yang membuat kesimpulan hasil

pengamatan dengan tepat dan dua kelompok yang membuat kesimpulan

hasil pengamatan dengan kategori cukup.

Page 43: Ptk Biologi Smp-2

46

4. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

(Psikomotor) Pada Siklus kedua

Tabel 4. 5 Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

Siklus Kedua Pada Pertemuan Pertama

Kelompok No Keterampilan

Proses Siains

Indikator

1 2 3 4 5 6

a. Mengajukan pertanyaan sesuai materi yang dipelajari

5 5 5 5 5 5

b. Mengajukan pertanyaan produktif

5 5 5 5 5 5

1. Mengajukan pertanyaan

c. Mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis

1 1 1 1 1 1

a. Ketepatan membuat model alat peraga

5 4 5 5 4 4 2. Menggunakan alat dan bahan

b. Kelengkapan membawa alat dan bahan

5 4 3 3 3 4

a. Mencatat hasil

pengamatan

5 5 5 5 5 5

b. Ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan

5 4 5 4 4 4

3. Menginterpre- tasi data

c. Membuat laporan secara rapi, lengkap sistematis

5 3 5 3 3 3

Skor Total 36 31 34 31 30 31

Keterampilan proses sains siswa pada siklus kedua mengalami

peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh, pada keterampilan proses

sains mengajukan pertanyaan pada indikator mengajukan pertanyaan

produktif seluruh kelompok membuat pertanyaan dengan kategori sangat

tepat namun pada indikator mengajukan pertanyaan berlatar belakang

hipotesis belum terdapat peningkatan. Pada keterampilan proses sains

menggunakan alat dan bahan pada indikator ketepatan menggunakan alat

dan bahan mengalami peningkatan, terdapat tiga kelompok yang dapat

menggunakan alat dan bahan dengan sangat tepat dan tiga kelompok

menggunakan alat dan bahan dengan kategori tepat. Hal ini terjadi karena

siswa sudah mulai terampil dan kreatif dalam praktikum atau

Page 44: Ptk Biologi Smp-2

47

menggunakan alat dan bahan. Sedangkan pada keterampilan proses sains

menginterpretasi data pada indikator ketepatan membuat kesimpulan

berdasarkan hasil pengamatan mengalami peningkatan, terdapat empat

kelompok yang membuat kesimpulan hasil pengamatan dengan tepat dan

dua kelompok yang membuat kesimpulan hasil pengamatan dengan

kategori tepat. Hal ini terjadi disebabkan karena mereka sudah bisa

menghubungkan antara hasil pengamatan dengan teori atau materi

pelajaran.

Sedangkan untuk mengetahui nilai keterampilan proses sains siswa

pada siklus kedua pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4. 6 Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

Siklus Kedua Pada Pertemuan Kedua

Kelompok No Keterampilan

Proses Siains

Indikator

1 2 3 4 5 6

a.Mengajukan pertanyaan sesuai materi yang dipelajari

5 5 5 5 5 5

b.Mengajukan pertanyaan produktif

5 5 5 5 5 5

1. Mengajukan pertanyaan

c.Mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis

5 5 5 5 5 5

a.Ketepatan membuat model alat peraga

5 4 5 5 5 4 2. Menggunakan alat dan bahan

b.Kelengkapan membawa alat dan

bahan

4 4 4 5 5 3

a.Mencatat hasil

pengamatan

5 5 5 5 5 5

b.Ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan

5 5 4 4 5 4

3. Menginterpretasi data

c. Membuat laporan secara rapi, lengkap,

sistematis

5 4 3 5 4 3

Skor Total 39 37 36 39 39 34

Pada pertemuan kedua siklus kedua seluruh keterampilan proses

sains siswa mengalami peningkatan.Berdasarkan data yang diperoleh pada

keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan pada indikator

mengajukan pertanyaan produktif dan mengajukan pertanyaan berlatar

Page 45: Ptk Biologi Smp-2

48

belakang hipotesis seluruh kelompok membuat pertanyaan dengan

kategori sangat tepat. Hal ini terjadi karena siswa telah mengerti tentang

pertanyaan produktif dan pertanyaan berlatar belakang hipotesis. Pada

keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan pada indikator

ketepatan menggunakan alat dan bahan terdapat empat kelompok

menggunakan alat dan bahan dengan kategori sangat tepat dan dua

kelompok menggunakan alat dan bahan dengan kategori tepat. Sedangkan

pada keterampilan proses sains menginterpretasi data pada indikator

ketepatan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terdapat

tiga kelompok yang membuat kesimpulan hasil pengamatan dengan

kategori sangat tepat dan tiga kelompok yang membuat kesimpulan hasil

pengamatan dengan kategori tepat. Dalam membuat kesimpulan siswa

telah dapat menghubungkan kesimpulan hasil pengamatan dengan teori

atau materi pelajaran.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Analisis soal uji coba dengan bentuk pilihan ganda, sebanyak 30

butir soal dengan menguji validitas dan reabilitas soal. Validitas dapat

diartikan tepat atau sahih, yakni sejauhmana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid

tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat tersebut

mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Pada siklus

pertama berdasarkan hasil perhitungan uji validitas terdapat 18 butir soal

yang valid, yaitu nomor: 1, 2, 3, 6, 8, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 25,

26, 27, 29. Sedangkan pada siklus pada siklus kedua terdapat 17 butir soal

yang vali, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 9, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

24, 29.

Reliabilitas berarti bermakna, keterpercayaan, keterandalan,

keajegan, kestabilan, atau konsisten, dapat diartikan sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Secara umum, pengertian

reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur dianggap sama, sekalipun

Page 46: Ptk Biologi Smp-2

49

penggunaanya sedikit berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas

pada siklus pertama yaitu 0,819. Sedangkan pada siklus kedua 0,83.

C. Analisis Data

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, data yang terkumpul

dianalisis dan dibahas sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar baik hasil belajar pada aspek kognitif (penguasaan konsep) dan

psikomotorik (keterampilan proses sains).

1. Analisis data hasil belajar aspek kognitif atau penguasaan konsep

Dalam menganalisis data pada aspek kognitif atau penguasaan

konsep dengan menggunakan Gain Skor. Gain adalah selisih antara nilai

postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau

penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.1

Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dari N-gain.2

g = Skor postes � Skor pretes Skor ideal � Skor pretes Dengan kategori :3

g tinggi: nilai (g) > 0.70

g sedang: 0.70 > (g) > 0.3

g rendah: nilai (g) < 0.3

Tabel 4. 7

Data Skor N Gain Pada Siklus Pertama

NO PRETES POSTES NGAIN KATEGORI

1 30 70 0.57143 Sedang

2 20 70 0.625 Sedang

3 25 75 0.66667 Sedang

1 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Jakarta: Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah , h.70

2 David E. Meltzer, �The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible hidden variable in Diagnostic Pretest Scores�, Department of Physics and Astronomy State University Ames, Am, J, Phys, 70 (12), December 2002, p. 1260.

3 Richard R. Hake, �Analyzing Change/Gain Scores�, http://Lists.Asu.Edu/Egi-Bin/Wa?A2=Ind9903&L =Aera_D&P=R6855, American Educational Research Association�s Division, Measurement And Research Methodology, 1999, p. 1.

Page 47: Ptk Biologi Smp-2

50

4 20 50 0.375 Sedang

5 35 85 0.76923 Tinggi

6 35 70 0.53846 Sedang

7 30 85 0.78571 Tinggi

8 25 50 0.33333 Sedang

9 40 75 0.58333 Sedang

10 35 80 0.69231 Sedang

11 20 65 0.5625 Sedang

12 25 75 0.66667 Sedang

13 30 65 0.5 Sedang

14 15 55 0.47059 Sedang

15 20 75 0.6875 Sedang

16 30 75 0.64286 Sedang

17 30 85 0.78571 Sedang

18 30 80 0.71429 Tinggi

19 20 70 0.625 Sedang

20 30 55 0.35714 Sedang

21 35 75 0.61538 Sedang

22 20 67 0.5875 Sedang

23 20 55 0.4375 Sedang

24 25 65 0.53333 Sedang

25 25 55 0.4 Sedang

26 35 80 0.69231 Sedang

27 20 50 0.375 Sedang

28 35 75 0.61538 Sedang

29 25 50 0.33333 Sedang

30 30 65 0.5 Sedang

31 30 70 0.57143 Sedang

32 20 50 0.375 Sedang

33 40 80 0.66667 Sedang

34 35 75 0.61538 Sedang

Mean 0,54

Berdasarkan data pada tabel di atas setelah mengalami pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan interaktif pada siklus pertama diperoleh

kategori N-gain atau peningkatan pemahaman dengan kategori sedang sebanyak

91% dan kategori tinggi sebesar 9%.

Page 48: Ptk Biologi Smp-2

51

Sedangkan untuk mengetahui skor gain yang diperoleh siswa pada

siklus kedua dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Skor N Gain Pada Siklus Kedua

No PRETES POSTES NGAIN KATEGORI 1 30 85 0.785714 Tinggi

2 25 75 0.666667 Sedang

3 40 90 0.833333 Tinggi

4 20 65 0.5625 Sedang

5 40 90 0.833333 Tinggi

6 25 80 0.733333 Tinggi

7 35 85 0.769231 Tinggi

8 25 65 0.533333 Sedang

9 30 80 0.714286 Tinggi

10 25 80 0.733333 Tinggi

11 30 75 0.642857 Sedang

12 50 80 0.6 Sedang

13 30 65 0.5 Sedang

14 25 65 0.533333 Sedang

15 40 80 0.666667 Sedang

16 20 70 0.625 Sedang

17 40 80 0.666667 Sedang

18 30 80 0.714286 Tinggi

19 40 75 0.583333 Sedang

20 20 70 0.625 Sedang

21 25 75 0.666667 Sedang

22 33 73 0.597015 Sedang

23 20 60 0.5 Sedang

24 20 65 0.5625 Sedang

25 30 75 0.642857 Sedang

26 40 85 0.75 Tinggi

27 35 75 0.615385 Sedang

28 40 75 0.583333 Sedang

29 30 85 0.785714 Tinggi

30 20 75 0.6875 Sedang

31 20 65 0.5625 Sedang

32 25 75 0.666667 Sedang

Page 49: Ptk Biologi Smp-2

52

33 30 80 0.714286 Tinggi

34 40 85 0.75 Tinggi Mean 0,66

Pada siklus kedua setelah mengalami pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan interaktif diperoleh kategori N-gain atau

peningkatan pemahaman dengan kategori sedang sebesar 65% dan

kategori tinggi sebesar 35%. Berdasarkan data di atas bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar dari siklus satu ke siklus dua.

Selain data dianalisis dengan skor gain data dianalisis dengan

menggunakan uji-T (Paired sample T-Test). Uji ini dimaksudkan untuk

membuktikan kebenaran apakah terjadi peningkatan hasil belajar atau

tidak dari siklus satu ke siklus kedua. Pada penghitungan ini penulis

menggunakan program SPSS. Adapun ketentuan hipotesisnya sebagai

berikut:

Ho :Rata-rata nilai skor n gain siklus satu dan dua tidak mengalami

peningkatan

HI :Rata-rata nilai skor n gain siklus satu ke siklus dua mengalami

peningkatan

a) Uji persyaratan analisis

Sebelum melakukan uji T, diperlukan pemeriksaan terlebih

dahulu terhadap data penelitian, seperti uji normalitas. Dalam

penelitian ini tidak menggunakan uji homogenitas dikarenakan sampel

dalam penelitian ini tidak diambil secara acak, jadi sample penelitian

ini dianggap homogen. Persyaratan analisis data yang perlu dipenuhi

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS untuk menguji

signifikansi normalitas distribusi. Hasil perhitungan uji normalitas

dari program SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 50: Ptk Biologi Smp-2

53

Tabel 4.9

One Sample Kolmograf-Smirnov Tes

Ngain1 Ngain2

N

Normal Parameters a.b Mean

Std. Deviation

Most Extreme Absolute

Difference Positive

Negative

Kolmogorof-Smirnov Z

Asymp. Sig (2-tailed)

34

, 5485

,12500

,115

,094

-,115

,673

,755

34

,6632

,08964

,074

,073

-,074

,433

,992

Ketentuan pengujian one sample Kolmograf-Smirnov Tes adalah:

a. Jika probalitas > 0,05, maka data normal

b. Jika probabilitas < 0,05, maka data tidak normal

Dari hasil uji one Sample Kolmograf- Smirnof Tes di atas, tampak

bahwa nilai probabilitas n gain siklus I adalah 0,755. jadi 0,755 > 0,05

sedangkan nilai probabilitas n gain siklus II 0,992 > 0,05. jadi dapat

ditarik kesimpulan bahwa distribusi normal gain siklus I dan II adalah

normal.

2) Uji T- Test (Paired Sample T-Test)

Setelah uji prasyarat di atas diperoleh bahwa kedua siklus

berdistribusi normal. Pengujian selanjutnya dilakukan uji T-Test.

Dalam rumus statistik pendidikan untuk uji t apabila datanya normal

adalah sebagai berikut:

Sedangkan pada penelitian ini menggunakan program SPSS.

Adapun hasil perhitungan data tertera di bawah ini:

Page 51: Ptk Biologi Smp-2

54

Tabel 4. 10

Paired Samples Test

Paired Differences 95% Confidence Interval of the

Diference

Mean Std.

Dev.

Std. Error Mean

Lower

Upper

t Df Sig.

(2-

taile)

Pair N

gain1-N

Gain 2

-,

11468

,

10857

,01862 -,1525

6

-, 07679 -6, 159

33 ,000

Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

(tingkat signifikans) = 0, 000. Adapun penentuan kesimpulan berdasarkan

tabel jika:

a. Jika probabilitas ( signifikans) > 0,05, maka Ho : diterima

b. Jika probabilitas ( signifikans) < 0,05, maka Ho : ditolak

Probobilitas ( tingkat signifikans) pada tabel di atas 0,000 < 0,05. dengan

demikian, Ho : ditolak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan yang sangat signifikans antara rata-rata nilai N gain siklus satu

dan siklus dua dan terdapat peningkatan dari siklus satu ke siklus

kedua.Perbedaan itu dapat terlihat dimana nilai rata-rata N gain siklus

pertama adalah 0, 54 dan rata-rata N gain siklus kedua adalah 0,66.

2. Analisis Data Nilai Kemampuan Keterampilan Proses Sains

(Psikomotor)

Untuk melihat prosentase peningkatan skor total keterampilan

proses sains, data dianalisis dengan menggunakan rumus:

Skor = %100xtotalskor

siswadiperolehyangskor

Page 52: Ptk Biologi Smp-2

55

Adapun perolehan rentang penilaian dengan ketentuan sebagai

berikut:

Rentang penilaian (%) Arti Nilai

85 � 100 baik sekali

80 � 84 lebih dari baik

70 � 79 baik

65 � 69 lebih dari cukup

60 - 64 cukup

< 60 kurang dari cukup

Tabel 4. 11

Prosentase skor total penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa

No Kelompok Skor total nilai

KPS siklus 1

Skor total nilai

KPS siklus 2

1 Satu 79% 93%

2 Dua 69% 85%

3 Tiga 67% 87%

4 Empat 67% 87%

5 Lima 69% 86%

6 Enam 76% 81%

Berdasarkan data pada tabel di atas skor total penilaian

keterampilan proses sains siswa pada masing-masing kelompok terdapat

peningkatan dari siklus satu ke siklus kedua. Hal ini disebabkan karena

terjadi peningkatan keterampilan proses pada setiap indikatornya. Pada

keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan pada indikator

mengajukan pertanyaan produktif mengalami peningkatan dari siklus satu

ke siklus kedua karena pada siklus pertama siswa belum mengerti tentang

pertanyaan produktif namun pada siklus kedua siswa telah mengerti

tentang pertanyaan produktif. Pada indikator mengajukan pertanyaan

berlatar belakang hipotesis meningkat pada siklus kedua. Pada

Page 53: Ptk Biologi Smp-2

56

keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan pada indikator

ketepatan menggunakan alat dan bahan mengalami peningkatan dari siklus

satu ke siklus kedua karena siswa mulai terbiasa dan terlatih dalam

melaksanakan praktikum sehingga siswa lebih terampil dan kreatif dalam

melaksanakan praktikum. Pada keterampilan proses sains

menginterpretasi data pada indikator ketepatan menggunakan alat dan

bahan juga mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus kedua karena

pada siklus kedua, dalam pembuatan kesimpulan siswa telah dapat

menghubungkan antara hasil pengamatan dengan teori atau materi

pelajaran.

3. Tangapan Siswa Tentang Pembelajaran dengan Pendekatan

Interaktif

Untuk mengetahui tanggapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan interaktif dengan menggunakan angket.

Adapun hasil dari tanggapan siswa tertera pada tabel.di bawah ini:

Tabel 4. 12

Hasil kuisioner tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

pendekatan interaktif

Pilihan Jawaban

No. Sikap Siswa

Ya Tidak

1. Apakah kamu lebih mudah memahami materi

yang disampaikan guru dengan pendekatan

interaktif ini?

97% 3%

2. Apakah kamu menjadi lebih senang dan

termotivasi dalam mempelajari Sains dengan

pendekatan pembelajaran interaktif ini?

94% 6%

3. Apakah dengan pendekatan pembelajaran ini

lebih memudahkan kamu dalam memahami

konsep sistem pernapasan?

88% 12%

Page 54: Ptk Biologi Smp-2

57

4. Apakah dengan mengajukan pertanyaan dalam

kegiatan pembelajaran ini membuat kamu lebih

termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

79% 21%

5. Apakah dengan kegiatan investigasi (praktikum)

membuat kamu lebih jelas dalam memahami

konsep pernapasan?

91% 9%

6. Apakah kamu merasa bosan dalam mengikuti

pelajaran dengan pendekatan interaktif ini?

9% 91%

Berdasarkan data tabel di atas bahwa pembelajaran dengan

pendekatan interaktif 94% siswa merasa senang dan termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran sains, sehingga mereka lebih mudah dalam

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini ditunjukkan bahwa

97% siswa merasa lebih mudah dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Sedangkan dengan mengajukan pertanyaan pada

awal pembelajaran 79% siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran

dan dengan adanya investigasi atau pengamatan 91% siswa menjadi lebih

mudah dalam memahami materi. Dengan melibatkan keaktifan siswa

berarti memberi kesempatan siswa untuk berpikir sendiri, sehingga dapat

mengembangkan ide-ide yang mereka miliki. Pembelajaran yang

melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran pengetahuan yang mereka

dapat bertahan lama dala ingatan mereka, mempunyai efek transfer yang

lebih baik dalam menerima pelajaran.

D. Interpretasi Hasil Analisis

Siklus 1

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pada siklus pertama meliputi:

1) Merencanakan pembelajaran pembelajaran yang akan diterapkan

dengan pendekatan interaktif

2) Menentukan pokok bahasan

Page 55: Ptk Biologi Smp-2

58

3) Mengembangkan skenario pembelajaran

4) Menyiapkan instrumen (tes penguasaan konsep, pedoman

observasi, dan kuisioner)

5) Pembentukan kelompok belajar siswa

6) Menyiapkan sumber belajar

2. Tindakan

Pada tahap tindakan yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan

pendekatan interaktif yang tertera pada skenario pembelajaran/

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Tahap Observasi (pengamatan)

Hasil observasi (pengamatan) pada siklus pertama pertemuan pertama

yaitu:

1) Pada awal pembelajaran suasana kelas belum kondusif, suasana

kelas masih terlihat belum tertib dikarenakan mereka belum

terbiasa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

interaktif sehingga ketika pembelajaran dimulai masih ada siswa

yang bergurau saat mengikuti pelajaran.

2) Pada tahap diskusi untuk mengajukan pertanyaan (tahap

pertanyaan siswa) diskusi belum berjalan dengan baik, sebagian

siswa masih ada yang bergurau dengan temannya dan siswa masih

belum terbiasa dalam mengajukan soal dalam pembelajaran

sehingga pertanyaan yang mereka ajukan masih bersifat pertanyaan

non produktif.

3) Pada saat tahap melaksanakan investigasi atau pengamatan

kerjasama kelompok belum terjalin dengan baik, sebagian dari

mereka masih mengandalkan teman yang pintar.

4) Pada saat mempresentasikan hasil pengamatan siswa belum terlihat

berani dalam mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan

mereka, karena mereka belum terbiasa dalam mempresentasikan

hasil diskusi dan pengamatan mereka.

Page 56: Ptk Biologi Smp-2

59

Sedangkan hasil observasi (pengamatan) pada pertemuan

kedua yaitu sebagai berikut:

1) Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai tertib dalam mengikuti

pembelajaran.

2) Pada tahap mengajukan pertanyaan (tahap pertanyaan siswa), siswa

terlihat antusias, diskusi berjalan dengan baik, dan pertanyaan-

pertanyaan yang mereka ajukan telah mengarah pada pertanyaan

produktif namun pada indikator pertanyaan berlatar belakang

hipotesis belum adanya siswa yang mengajukan pertanyaan

berlatar belakang hipotesis.

3) Pada tahap investigasi (penyelidikan) terlihat siswa mulai antusias

dalam melakukan pengamatan atau investigasi, mereka mulai

menyukai dalam kegiatan investigasi (pengamatan) dan guru

memberikan penjelasan kepada siswa dalam kerja kelompok agar

bekerjasama dengan baik, karena dengan terjalinnya kerjasama

yang baik akan menghasilkan hasil pekerjaan yang baik pula,

sehingga seluruh siswa terlihat aktif dalam tahapan ini.

4) Pada saat mempresentasikan hasil pengamatan siswa mulai berani

dalam mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan mereka.

5) Pada akhir pertemuan dilakukan postes untuk melihat hasil belajar

mereka. Berdasarkan data yang diproleh terjadi peningkatan nilai

rata-rata postes. Nilai rata-rata pretes sebesar 28,38 dan nilai rata-

rata postes siswa sebesar 67,20. Berdasarkan kategori N-gain yang

diperoleh kategori sedang sebanyak 91% siswa, dan kategori tinggi

sebanyak 9% siswa.

4. Refleksi

Refleksi pada siklus satu yaitu:

1) Pada tahap mengajukan pertanyaan pada pertemuan pertama hanya

terdapat dua kelompok yang mengajukan pertanyaan produktif

dengan kategori sangat tepat. Hal ini dikarenakan siswa belum

mengerti tentang pertanyaan produktif sehingga pertanyaan yang

Page 57: Ptk Biologi Smp-2

60

mereka ajukan bersifat pertanyaan non produktif. Pada indikator

pertanyaan berlatar belakang hipotesis belum terdapat kelompok

yang mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis dengan

tepat, hal ini terjadi karena mereka belum mengerti tentang

pertanyaan berlatar belakang hipotesis dan kurangnya pengetahuan

siswa untuk berhipotesis. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa

telah mengerti tentang pertanyaan produktif sehingga pertanyaan

yang mereka ajukan bersifat pertanyaan produktif dan pada

indikator mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis

belum mengalami peningkatan.

2) Pada saat investigasi atau penyelidikan pada siklus pertama pada

keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan pada

indikator ketepatan menggunakan alat dan bahan terdapat dua

kelompok yang menggunakan alat dan bahan dengan tepat, empat

kelompok dengan cukup. Hal ini terjadi disebabkan karena mereka

jarang melakukan praktikum dalam pembelajaran sehingga mereka

kurang terampil dan kurang teliti dalam menggunakan alat dan

bahan. Sedangkan pada pertemuan kedua kerjasama kelompok

telah terjalin dengan bagus namun siswa masih belum terampil

dalam menggunakan alat dan bahan (praktikum) sehingga hasil

yang diperoleh hanya terdapat tiga kelompok yang dapat

menggunakan alat dan bahan dengan tepat.

3) Pada hasil nilai postes terdapat 26% siswa yang mendapat nilai

< 60, hal ini terjadi karena pada pertemuan pertama siswa kurang

memperhatikan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga

penelitian dilanjutkan pada siklus kedua

5. Keputusan

Dari hasil refleksi pada siklus satu ini maka diambil keputusan:

1) Guru harus lebih menjelaskan kembali tentang pertanyaan berlatar

belakang hipotesis.

Page 58: Ptk Biologi Smp-2

61

2) Karena masih terdapat 26% siswa yang mendapat nilai < 60 maka

penelitian dilanjutkan ke siklus dua.

Siklus Dua

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pada siklus pertama meliputi:

1) Merencanakan pembelajaran pembelajaran yang akan diterapkan

dengan pendekatan interaktif

2) Menentukan pokok bahasan

3) Mengembangkan skenario pembelajaran

4) Menyiapkan instrument (tes penguasaan konsep, pedoman

observasi, dan lembar kuisioner)

5) Menyiapkan sumber belajar

2. Tindakan

Pada tahap tindakan yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan

pendekatan interaktif yang tertera pada skenario pembelajaran/

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Tahap Observasi (pengamatan)

Hasil observasi (pengamatan) pada siklus kedua pertemuan pertama

yaitu:

1) Pada siklus kedua pertemuan pertama suasana pembelajaran sudah

mulai tertib, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Pada tahap diskusi mengajukan pertanyaaan (tahap pertanyaan

siswa) diskusi berjalan dengan baik dan seluruh siswa telah dapat

mengajukan pertanyaan produktif, namun pada indikator

mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis belum

mengalami peningkatan.

3) Pada saat melaksanakan investigasi seluruh siswa siswa

berpartisipasi aktif dalam melakukan investigasi (penyelidikan).

Page 59: Ptk Biologi Smp-2

62

4) Pada saat mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa

terlihat lebih berani dalam mempresentasikan hasil diskusi dan

pengamatan mereka.

Sedangkan hasil observasi (pengamatan) pada pertemuan kedua

yaitu sebagai berikut:

1) Pada siklus kedua pertemuan pertama suasana pembelajaran tertib,

siswa mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Pada saat mengajukan pertanyaan seluruh siswa telah dapat

mengajukan pertanyaan produktif dan pertanyaan berlatar belakang

hipotesis dengan sangat tepat.

3) Pada saat melaksanakan investigasi seluruh siswa berpartisipasi

aktif dalam melakukan investigasi dan siswa terlihat sudah

terampil dan teliti dalam menggunakan alat dan bahan.

4) Pada saat mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa

sudah terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi sehingga

mereka berani dalam mempresentasikan hasil dari diskusi dan

pengamatan mereka.

5) Pada akhir pertemuan dilakukan postes untuk melihat hasil belajar

mereka. Berdasarkan data yang diproleh terjadi peningkatan nilai

rata-rata postes. Nilai rata-rata pretes sebesar 29, 79 dan nilai rata-

rata postes siswa sebesar 76, 11. Berdasarkan kategori N-gain

diperoleh kategori sedang sebanyak 65% siswa dan kategori tinggi

sebanyak 35% siswa.

4. Refleksi

Refleksi pada siklus dua yaitu:

1) Pada siklus kedua ini pada tahap mengajukan pertanyaan

meningkat pada indikator mengajukan pertanyaan produktif pada

pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, namun pada

indikator mengajukan pertanyaan berlatar belakang hipotesis

meningkat pada pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan siswa telah

Page 60: Ptk Biologi Smp-2

63

mengerti tentang pertanyaan produktif dan pertanyaan berlatar

belakang hipotesis.

2) Pada saat melakukan investigasi atau pengamatan seluruh siswa

terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, kerjasama

kelompok telah terjalin dengan baik dan siswa terlihat lebih

terampil, kreatif dan teliti dalam melaksanakan penyelidikan atau

praktikum. Hal ini terlihat pada hasil kinerja siswa dalam kegiatan

penyelidikan atau praktikum. Pada pertemuan pertama terdapat

tiga kelompok yang dapat menggunakan alat dan bahan dengan

sangat tepat dan tiga kelompok menggunakan alat dan bahan

dengan kategori tepat. Sedangkan pada pertemuan kedua pada

indikator ketepatan menggunakan alat dan bahan empat kelompok

menggunakan alat dan bahan dengan kategori sangat tepat, dan

dua kelompok menggunakan alat dan bahan dengan kategori tepat.

5. Keputusan

Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran interaktif dapat

meningkatkan hasil belajar, baik pada aspek kognitif atau penguasaan

konsep maupun aspek psikomotor (keterampilan proses sains). Pada

aspek kognitif atau penguasaan konsep terlihat pada peningkatan hasil

belajar siswa pada nilai rata-rata postes. Berdasarkan data yang

diproleh terjadi peningkatan nilai rata-rata postes. Nilai rata-rata pretes

sebesar 29, 79 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 76, 11.

Berdasarkan kategori N-gain yang diperoleh kategori sedang sebanyak

65% siswa, dan kategori tinggi sebanyak 35% siswa. Pada aspek

psikomotor (keterampilan proses sains) juga mengalami peningkatan

pada seluruh indikator pada setiap keterampilan proses sains.

E. Pembahasan Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan interaktif dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada aspek kognitif atau penguasaan konsep. Hal ini

Page 61: Ptk Biologi Smp-2

64

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata postes hasil belajar

siswa. Nilai rata-rata pretes pada siklus pertama sebesar 28, 38 dan

nilai rata-rata postes siswa meningkat sebesar 67, 20. Sedangkan pada

siklus kedua nilai rata-rata pretes sebesar 29, 79 dan nilai rata-rata

postes siswa meningkat sebesar 76,11. Berdasarkan kategori N-gain

yang diperoleh kategori sedang sebanyak 91% siswa, kategori tinggi

sebanyak 9% siswa. Sedangkan pada siklus kedua kategori sedang

sebanyak 65% siswa, dan siswa yang mengalami peningkatan

pemahaman dengan kategori tinggi sebanyak 35% siswa.

Selain meningkatkan hasil belajar pada penguasaan konsep,

pendekatan interaktif juga meningkatkan hasil belajar pada aspek

psikomotoris atau keterampilan proses sains. Hal ini dikarenakan pada

pendekatan interaktif banyak terjaring keterampilan proses sains dalam

kegiatan belajar mengajar, diantaranya pada aspek mengajukan

pertanyaan, menggunakan alat dan bahan dan menginterpretasi data.

Sesuai dengan karakteristik pendekatan pembelajaran interaktif

dikenal sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan

pada siswa untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan

dengan pertanyaan yang mereka ajukan. Mengajukan petanyaan dapat

mengarahkan siswa untuk mendalami masalah atau tahap pemahaman

yang dimilik oleh siswa. Dengan mengajukan pertanyaan akan

mengundang rasa ingin tahu terhadap materi yang akan dipelajari.

Pentingnya peranan pertanyaan dalam proses pembelajaran sains salah satunya diungkapkan oleh Costa dalam Suartini yang menyatakan bahwa,� Questions are the intellectual tools by which teachers most often elicit the desired behavior of their students. Thus, they can use questions to elicit certain cognitive objectives of thinking skill�. Jadi, menurut Costa pertanyaan merupakan alat intelektual yang sering digunakan oleh guru untuk menimbulkan perilaku keingintahuan siswa.4

4 Kinkin Suartini, Bentuk-bentuk Pertanyaan Sains Dalam Pembelajaran Model

Konstruktivisme, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h. 4

Page 62: Ptk Biologi Smp-2

65

Setelah mengajukan pertanyaan siswa melakukan investigasi atau

pengamatan untuk menemukan jawaban yang mereka ajukan.

Pengalaman akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Carin dan

Sund dalam Margaret mengatakan memperkaya pengalaman yang

bermakna menimbulkan kaya akan berpikir.5

Menurut Orton dalam Misrinawatie dengan investigasi siswa akan

belajar aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir

sendiri.6 Menurut Handselsman et. al., dalam Anggraeni mengajak

siswa dalam investigasi ilmiah akan membuat mereka menjadi

termotivasi dalam belajar, menurunkan beberapa keterampilan analisis,

kemampuan menemukan informasi, meningkatkan semangat ingin

tahu, dan kemampuan bertanya.7 Dengan melibatkan keaktifan siswa

berarti memberi kesempatan siswa untuk berpikir sendiri, sehingga

dapat mengembangkan ide-ide yang mereka miliki. Pembelajaran yang

melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran pengetahuan yang mereka

dapat bertahan lama dalam ingatan mereka, mempunyai efek transfer

yang lebih baik dan dapat meningkatkan daya nalar siswa sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5 Margaret, The Development Of Interactive Teaching Model To Enhance The Grade 3

Students Rational Thinking Skliis, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IPA, 2004, h..10 6 Misrinawatie A. S., Peningkatan Pemahaman Konsep Pengukuran Luas Dengan

Investigasi Matematika di Kelas V Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan, Mei 2000, h. 116 7 Sri Angraeni, Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri, Seminar Internasional

Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 118

Page 63: Ptk Biologi Smp-2

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, terkait dengan pengaruh

pendekatan pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar siswa, maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada aspek kognitif atau penguasaan konsep. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata postes hasil belajar siswa. Nilai rata-rata pretes

pada siklus pertama sebesar 28, 38 dan nilai rata-rata postes siswa meningkat

sebesar 67, 20. Sedangkan pada siklus kedua nilai rata-rata pretes sebesar

29,79 dan nilai rata-rata postes siswa meningkat sebesar 76,11.

2. Pendekatan interaktif dapat meningkatkan hasil belajar yang ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata N gain siklus satu ke siklus kedua, hal ini

dibuktikan dengan uji T- Test. Dari hasil perhitungan bahwa probobilitas

(tingkat signifikan) < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikans antara rata-rata

nilai N gain siklus satu ke siklus kedua.

3. Pendekatan pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada aspek psikomotor atau kemampuan keterampilan proses sains aspek

mengajukan pertanyaan, menggunakan alat bahan dan menginterpretasi data.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran

agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya:

1. Diharapkan para pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dapat memilih

pendekatan pembelajaran yang tepat agar memicu semangat dan aktifitas belajar

siswa, seperti pendekatan interaktif yang dapat menciptakan suasana belajar yang

aktif.

id16535578 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 64: Ptk Biologi Smp-2

67

2. Diharapkan guru bidang studi biologi untuk dapat menerapkan pendekatan

pembelajaran interaktif pada materi-materi yang dianggap sesuai untuk

menggunakan pendekatan pembelajaran tersebut karena dapat meningkatkan hasil

belajar dalam penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa.

3. Perlu adanya validasi konstruk pada instrumen untuk menguatkan temuan hasil

penelitian.

Page 65: Ptk Biologi Smp-2

DAFTAR PUSTAKA Angkowo, Rubertus dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta:

Grasindo, 2007. Angraeni, Sri, Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri, Seminar Internasional

Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007.

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara,

2006. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2003 Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1989. Dalyonono, M., Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Endah, Diana, dkk., Pengembangan Keterampilan Proses SAINS Bagi Mahasiswa

Calon Guru Melalui Praktikum Fisika Dasar Pada Pokok Bahasan Fluida, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 2, No. 2, Juli 2005

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Handayani, Sri, Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Makhluk Hidup

dan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SD Kelas III, Jurnal Pendidikan dan Humaniora No. 07 Tahun IV, September 2005.

Herlanti, Yanti, Science Education Research Tanya Jawab Seputar Penelitian

Pendidikan Sains, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Hasruddin, Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Alat

Peraga Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Biologi Di SMUN 1 Binjai, Jurnal Penelitian Vol. 7 (1), September 2000.

Ibrahim, Nurdin, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas

Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 044 Tahun Ke-9, September 2003.

Indriasih, Aini, Project Based Learning Suatu Pendekatan Inovatif Pembelajaran

Dalam Melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurnal Pendidikan dan Pembudayaan, Volume 4 nomor 1, Maret 2006.

id16553140 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 66: Ptk Biologi Smp-2

Juanengsih, Nengsih, Penerapan model Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Pendekatan Induktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007.

Kartimi, Suatu Model Konstruktivisme Mengajar Sains Pembelajaran Berbasis

Komputer, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007

Makmur, Johar, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Dasar Fisika Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007

Margaret, The Development Of Interactive Teaching Model To Enhance The

Grade 3 Students Rational Thinking Skliis, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IPA, 2004.

Melayu, Usman, Hakikat Minat dan Hasil Belajar, Jakarta: Universitas Trisakti,

Berita STMT Trisakti, Edisi 084, Januari 1999 Misrinawatie, Peningkatan Pemahaman Konsep Pengukuran Luas Dengan

Investigasi Matematika di Kelas V Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan, Mei 2000.

Panem, Paulina, dkk., Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta: Universitas

terbuka PAU-PPAI-UT, 2001. Prayekti, Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Dalam Mata Pelajaran IPA

SD Dengan Kerja Kelompok, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 059. Tahun ke-12, Maret 2006.

Ramli, Munasprianto, Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode

Konstruktivisme, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Metamorfosa Jurnal Pendidikan IPA, Volume 1 No. 2, Oktober 2006.

Rustaman, Nuryani, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis

Konstruktivisme, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003 , Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas

Negeri Malang, 2003. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2005.

Page 67: Ptk Biologi Smp-2

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta:Rineka Cipta, 2003.

Sofyan, Ahmad, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar

Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007.

, Prilaku Belajar Siswa MAN, Didaktika Islamika Jurnal Kependidikan,

Keislaman, dan Kebudayaan, 2003 Suartini, Kinkin, Bentuk-bentuk Pertanyaan Sains Dalam Pembelajaran Model

Konstruktivisme, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007.

Subali, Bambang, dan Paidi, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Biologi,

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2002. Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003. Suratno, Tatang, Peranan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran dan Pengajaran

Sains, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendedekatan Baru, Bandung:

Rosda, 2005. Uno, B. Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi

Aksara, 2006. Widodo, Ari, dkk., Peningkatan Kemampuan Siswa SD Untuk Mengajukan

Pertanyaan Produktif, Jurnal Pendidikan dan Pembudayaan, Volume 4 nomor 1, Maret 2006.

Yuhasriati dan Anwar, Analisis Problem Posing Mahasiswa Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 5 Nomor 3, September 2004