pt perkebunan nusantara iii (persero) dan...
TRANSCRIPT
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(MATA UANG RUPIAH)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
160
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selanjutnya disebut Perusahaan merupakan hasil peleburan PT Perkebunan III, IV dan V sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996. Peleburan tersebut dilakukan dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan. Selanjutnya perusahaan-perusahaan yang dilebur dinyatakan bubar, walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas (jumlah laba dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban. Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-8331 HT.01.01.Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8674. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 8 tanggal 24 September 2009 dari Syafnil Gani, SH, M.Hum., notaris di Kotamadya Medan, mengenai perubahan tugas dan wewenang direksi. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0073195.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 5 Nopember 2009.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut:
a) Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan,
penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;
b) Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya;
c) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan;
d) Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, agro bisnis, dan agro industri; e) Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan. Perusahaan berkedudukan di Kota Medan, Sumatera Utara dengan kantor pusat beralamat di Jl. Sei Batanghari No. 2 - Sei Sikambing, Medan, Sumatera Utara. Pabrik dan perkebunan kelapa sawit dan karet Perusahaan tersebar dibeberapa lokasi di Sumatera Utara. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 11 Maret 1996.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
161
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian dan Informasi Umum (lanjutan)
Perusahaan mengelola perkebunan seluas 159.656 hektar (2008: 160.203 hektar), meliputi perkebunan kelapa sawit dan karet yang menghasilkan produk utama minyak kelapa sawit (CPO), inti sawit dan karet. Luas areal tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya seluas 547 hektar terutama karena adanya perubahan fungsi. Luas areal perkebunan Perusahaan yang telah mendapat Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) seluas 134.368 hektar, SK HGU seluas 21.683 hektar dan lainnya seluas 3.605 hektar, dengan luas areal tertanam seluas 137.101 hektar (2008: 135.764 hektar) (Catatan 10), dan areal tidak produktif seluas 5.604 hektar (2008: 6.019 hektar). Perusahaan memiliki 11 pabrik kelapa sawit dan 8 pabrik karet dengan kapasitas produksi efektif sebesar 450 ton tandan buah segar per jam, dan 128 ton karet kering, 2.312 ton CPO serta 495 ton inti sawit per hari.
b. Penawaran Umum Penerbitan Obligasi Perusahaan
Pada tahun 2003, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK) melalui surat No. S-1762/PM/2003 tanggal 25 Juli 2003 untuk penawaran umum atas “Obligasi I PTPN III tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang” sebesar Rp 150.000 juta. Selanjutnya pada tahun 2004, Perusahaan juga memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) melalui surat No. S-2000/PM/2004 tanggal 30 Juni 2004 untuk penawaran umum atas “Obligasi II PTPN III tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap” sebesar Rp 175.000 juta.
Pada tanggal 6 Agustus 2003 dan 14 Juli 2004, masing-masing obligasi Perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia).
c. Karyawan, Direksi dan Komisaris
Perusahaan memiliki karyawan tetap sebanyak 28.051 karyawan (2008: 28.564 karyawan), (tidak diaudit).
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris Komisaris Utama : Ir. Achmad Mangga Barani Komisaris : Drs. Deddy Suardy Sardan Marbun Heri Sebayang, SH S. Herry Sutjipto, MM Herman Hidayat
Dewan Direksi Direktur Utama : Ir. H. Amri Siregar Direktur Produksi : Ir. H. Amal Bakti Pulungan, MM Direktur Keuangan : Drs. Johannes Sitepu, Ak Direktur SDM : H.M. Rahmat Prawirakusuma, SE, MM Direktur Perencanaan & Pengembangan : DR. Ir. H. Chairul Muluk
Perusahaan memberikan remunerasi kepada dewan komisaris dan direksi Perusahaan dalam bentuk gaji, tunjangan dan tantiem sejumlah Rp 18.180 juta (2008: Rp 15.040 juta).
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
162
1. UMUM (lanjutan)
c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Perusahaan memiliki saham anak perusahaan sebagai berikut: Tahun
Persentase operasiAnak perusahaan Domisili Jenis usaha kepemilikan komersial 2009 2008
%
PT Industri Karet Nusantara Medan Industri hilir karet 99,99 2006 185.460 189.248
PT ESW Nusantara Tiga Medan Industri pengolahankayu dan triplek sertakelapa sawit (tidak aktif) 51,16 - 14.000 14.004
Jumlah aset '000.000(sebelum eliminasi)
PT Industri Karet Nusantara (PT IKN) merupakan hasil pelaksanaan pemisahan (spin off) unit industri hilir karet Perusahaan. Pendirian PT IKN telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia dengan surat No. S 436/MBU/2005 tanggal 26 Oktober 2005. PT IKN didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal 4 April 2006 dari Syafnil Gani SH, M.Hum, notaris di Medan dan telah mendapat pengesahan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. C-12809 HT.01.01.TH.2006 tanggal 4 Mei 2006. PT ESW Nusantara Tiga (PT ESW) didirikan berdasarkan surat Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. S-189/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005 dan izin perubahan investasi saham No. S-351/MBU/2006 tanggal 22 Agustus 2006. PT ESW didirikan dengan akta No. 2 tanggal 2 Juli 2005 dari Syafnil Gani SH, M.Hum, notaris di Medan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan Bapepam (sekarang Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik – Industri Perkebunan serta Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan metode akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dan investasi pada perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
163
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan) yang disusun sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara. Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian Perusahaan.
Hasil akuisisi anak perusahaan selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun bersangkutan.
Kurs yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 2009 2008 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 9.400 10.950Euro Eropa (EUR) 1 13.510 15.432
d. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau
dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2) perusahaan asosiasi (associated company);
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
164
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d. Transaksi Hubungan Istimewa (lanjutan) 3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan
hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;
5) perusahaan dimana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan;
6) BUMN, lembaga, anak perusahaan dan perusahaan asosiasi dari BUMN yang bergerak
dibidang perkebunan.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal antara Perusahaan dengan perusahaan yang dimiliki/dikendalikan negara diluar bidang perkebunan tidak diperhitungkan sebagai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
e. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
f. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
165
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
g. Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal jumlah tagihan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang pada tanggal neraca.
h. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal neraca.
i. Investasi
Metode Ekuitas Metode ekuitas diterapkan pada perusahaan asosiasi dimana Perusahaan memiliki penyertaan antara 20% hingga 50% atas modal saham yang ditempatkan dan tidak memiliki kendali atas manajemen. Nilai penyertaan dicatat sebesar nilai perolehan dan disesuaikan setiap tahunnya dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi. Dividen dicatat sebagai pengurang atas nilai tercatat investasi.
Metode Biaya Perolehan Metode biaya perolehan diterapkan untuk investasi Perusahaan atas kepemilikan yang kurang dari 20% dari modal saham yang ditempatkan. Pendapatan dividen dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat diterimanya dividen. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Investasi Perusahaan melakukan penyisihan kerugian penurunan nilai investasi berdasarkan penelaahan atas status dan kelangsungan usaha perusahaan yang diinvestasi tersebut pada tanggal neraca.
j. Tanaman Perkebunan Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk kapitalisasi biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan. Pada tahun 2008, Perusahaan juga mengkapitalisasi biaya tidak langsung lainnya yang dialokasi berdasarkan luas hektar tertanam ke dalam tanaman belum menghasilkan, sedangkan pada tahun 2009, biaya tersebut tidak dikapitalisasi sesuai dengan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Perubahan kebijakan tersebut tidak dilakukan secara retrospektif karena tidak praktis (Catatan 29). Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi biaya perolehan tersebut akan direklasifikasi ke tanaman menghasilkan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
166
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
j. Tanaman Perkebunan (lanjutan)
Tanaman Menghasilkan Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan penilaian manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga
tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai tiga kilogram atau lebih;
2) Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur lima tahun
dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi.
Tanaman menghasilkan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa menghasilkan masing-masing tanaman sebagai berikut:
Tahun
Tarif Penyusutan
Kelapa sawit 25 4% Karet 20 5%
k. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Tarif Penyusutan
Bangunan dan prasarana 5 – 20 5% - 20% Mesin dan instalasi pabrik 5 – 20 5% - 20% Jalan, jembatan dan saluran air 6 – 15 7% - 20% Peralatan pengangkutan 5 – 20 5% - 20% Alat pertanian dan peralatan kantor 5 – 10 10% - 20%
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan disesuaikan setiap tanggal neraca jika diperlukan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat dipulihkan kembali maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat dipulihkan kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
167
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
k. Aset Tetap (lanjutan)
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi seluruh biaya (termasuk biaya pinjaman) untuk membuat aset tetap dalam pembangunan dapat berfungsi dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, mengharuskan nilai aset dikaji ulang atas kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.
l. Perkebunan Inti Rakyat dan Plasma Perkebunan Inti Rakyat (PIR) merupakan bentuk kebijakan pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan kerjasama pengembangan perkebunan. Perusahaan memperoleh hak guna usaha kebun inti apabila bersedia membangun areal perkebunan rakyat di atas tanah milik Pemerintah. Sebagai pihak inti, Perusahaan berkewajiban untuk melatih dan mengawasi petani dan membeli hasil produksi perkebunan milik petani dengan harga yang telah ditetapkan Pemerintah. Perkebunan rakyat akan diserahkan kepada petani pada saat perkebunan mulai menghasilkan dengan harga konversi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pengeluaran untuk pengelolaan perkebunan dan pelatihan petani didanai oleh Pemerintah, dan apabila sementara ditalangi Perusahaan, diakui sebagai Piutang PIR. Petani berkewajiban menjual hasil panenannya kepada Perusahaan inti sekaligus untuk mencicil piutang tersebut. Perkebunan Plasma sama halnya dengan PIR, tetapi sumber pendanaan dari pinjaman bank dan atas tanah milik petani setempat (petani plasma).
m. Beban Tangguhan
Beban tangguhan terutama terdiri dari biaya pengurusan legal hak atas tanah dan beban tangguhan lainnya.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hak atas tanah, sedangkan beban tangguhan lainnya diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
n. Biaya Emisi Hutang Biaya emisi hutang langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi bersih hutang tersebut. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu hutang yang bersangkutan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
168
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan dan kepemilikan telah berpindah kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination). Beban diakui pada saat terjadinya.
p. Jasa Produksi
Jasa produksi ditetapkan berdasarkan estimasi manajemen dan disahkan Rapat Umum Pemegang Saham. Selisih antara jasa produksi yang ditetapkan oleh manajemen dan yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada biaya jasa produksi tahun berikutnya.
q. Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman merupakan bunga dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat didistribusikan dengan pengembangan tanaman belum menghasilkan yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan. Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu aset tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana pinjaman diterima yang belum digunakan. Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan suatu aset dimulai apabila pengeluaran untuk aset tersebut telah mulai dilakukan; biaya pinjaman sedang terjadi; dan aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi aset tertentu sedang berlangsung. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan apabila dalam suatu periode yang cukup lama aktivitas pembangunan ataupun produksi ditangguhkan atau ditunda, sedangkan kapitalisasi biaya pinjaman tersebut diakhiri apabila aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi aset tertentu sesuai dengan tujuannya secara substansial telah selesai.
r. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada) juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
169
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
s. Imbalan Kerja Imbalan Pasca Kerja Program Pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Dana pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun). Perhitungan program pensiun imbalan pasti menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pensiunan Perusahaan memberikan imbalan jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan untuk para karyawan yang telah pensiun dan pasangannya. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
Santunan Hari Tua Perusahaan memberikan imbalan santunan hari tua untuk para karyawan yang telah mencapai usia pensiun. Hak atas imbalan ini pada umumya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya Perusahaan memberikan program imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk penghargaan masa kerja yang meliputi program cuti besar, bantuan kematian dan penghargaan masa pengabdian untuk karyawan yang telah mencapai masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metode akuntansi yang sama dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
170
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
t. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pihak sepengendali atas aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas dalam neraca. Saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan keuangan pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” baru.
u. Laba Bersih Per Saham Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan.
v. Dividen
Pembagian dividen diakui sebagai kewajiban ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan.
w. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan pendapatan pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
171
3. KAS DAN SETARA KAS
2009 2008
Kas 814.480.999 850.970.458
Bank Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 207.016.004.406 44.061.688.744PT Bank Agro (sekarang PT Bank Agroniaga Tbk) 52.650.332.374 31.622.042.743PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 51.528.076.895 3.732.432.632PT Bank CIMB Niaga Tbk 395.599.178 3.772.293.588Bank lainnya 17.071.414 359.754.948
Dolar Amerika SerikatPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 146.185.469.110 57.656.515.550
Sub-jumlah 457.792.553.377 141.204.728.205
Setara kas - deposito berjangkaRupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk 90.000.000.000 100.000.000.000 PT Bank Agro (sekarang PT Bank Agroniaga Tbk) 58.400.000.000 58.700.000.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 50.000.000.000 170.000.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50.000.000.000 150.000.000.000 PT Bank Bumi Putra 10.000.000.000 40.000.000.000 PT Bank Sumatera Utara 10.000.000.000 10.000.000.000 PT Bank Yudha Bakti 5.000.000.000 - PT Bank Mega Syariah 5.000.000.000 - PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)
(sekarang Indonesia Exim Bank) - 110.000.000.000 PT Bank Muamalat Indonesia - 20.000.000.000
Dolar Amerika SerikatPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 47.000.000.000 -
Sub-jumlah 325.400.000.000 658.700.000.000
Jumlah 784.007.034.376 800.755.698.663
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah 6% - 14% 9,25% - 13,75%Dolar Amerika Serikat 3,60% -
Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing sebesar USD 20.551.646 (2008: USD 5.265.435).
Pada tanggal 31 Desember 2009, kas diasuransikan terhadap risiko pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 558.687 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas kas yang dipertanggungkan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
172
4. PIUTANG USAHA 2009 2008
a. Berdasarkan pelanggan pihak ketiga
Pelanggan luar negeriSindo Palm 17.004.600.000 -Polcon Italiana Srl, Italia - 10.700.475.338 Consortium USA - 10.112.828.305 Golden Oil - 26.701.047.319 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) - 3.131.289.682
Pelanggan dalam negeri PT Panca Budi Pratama 18.020.139.883 13.745.851.775 PT Agro Jaya Perdana 14.792.079.229 3.690.989.982 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 2.656.913.352 3.733.669.670
Jumlah 52.473.732.464 71.816.152.071 Penyisihan piutang ragu-ragu - (25.162.249.433)
Bersih 52.473.732.464 46.653.902.638
b. Berdasarkan umur
Sampai dengan 1 bulan 38.705.664.023 35.603.259.417 1 - 3 bulan 13.768.068.441 10.931.281.088 3 - 6 bulan - 119.362.133 Lebih dari 1 tahun - 25.162.249.433
Jumlah 52.473.732.464 71.816.152.071 Penyisihan piutang ragu-ragu - (25.162.249.433)
Bersih 52.473.732.464 46.653.902.638 c . Berdasarkan mata uang
Rupiah 35.469.132.464 21.170.511.427 Dolar Amerika Serikat 17.004.600.000 39.945.165.306 Euro - 10.700.475.338
Jumlah 52.473.732.464 71.816.152.071 Penyisihan piutang ragu-ragu - (25.162.249.433)
Bersih 52.473.732.464 46.653.902.638
d . Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu
Saldo awal 25.162.249.433 25.162.249.433 Penghapusan (25.162.249.433) - Saldo akhir - 25.162.249.433
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
173
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
2009 2008
e . Penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan pelanggan
Polcon Italiana Srl, Italia - 10.700.475.338 Consortium USA - 10.112.828.305 Lain-lain - 4.348.945.790
Jumlah - 25.162.249.433 Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 29 Januari 2010, ditetapkan penghapusan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 25.162.249.433. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Piutang digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 20).
5. PIUTANG LAIN-LAIN
2009 2008
Pihak hubungan istimewaKoperasi Karyawan Nusa Tiga 8.587.581.154 5.741.739.871
Pihak ketigaPinjaman pegawai 22.971.886.552 4.803.814.895 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 13.571.584.028 16.834.456.794
Sub-jumlah 36.543.470.580 21.638.271.689 Penyisihan piutang ragu-ragu (4.691.361.242) (4.701.116.833)
Bersih 31.852.109.338 16.937.154.856
Jumlah 40.439.690.492 22.678.894.727
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
174
6. PERSEDIAAN 2009 2008
Barang jadiKaret 47.452.191.016 105.348.734.647 Kelapa sawit 25.578.636.105 45.257.327.333
Sub-jumlah 73.030.827.121 150.606.061.980 Penyisihan persediaan usang (6.555.972.504) (6.555.972.504)
Bersih 66.474.854.617 144.050.089.476
Bahan pembantuPupuk 53.486.588.506 126.649.197.200 Obat-obatan 23.987.521.820 18.327.894.656 Bahan bakar 3.002.562.785 3.869.323.961 Suku cadang 4.686.527.731 3.698.160.741 Bahan dasar karet 3.934.259.939 1.463.370.643 Lain-lain 10.180.790.342 7.929.195.846
Sub-jumlah 99.278.251.123 161.937.143.047
Jumlah 165.753.105.740 305.987.232.523
Rincian penyisihan persediaan usang Kelapa sawit 3.231.628.543 3.231.628.543 Eks resiprine 1.621.363.600 1.621.363.600 Karet 1.265.597.779 1.265.597.779 Eks industri karet 437.382.582 437.382.582
Jumlah 6.555.972.504 6.555.972.504
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan persediaan usang adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas timbulnya persediaan usang. Seluruh persediaan barang jadi dan bahan pembantu digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 20).
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 307.775 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
2009 2008
Pajak pertambahan nilai 14.600.862.682 18.409.292.496 Pajak lainnya 49.636.014 78.485.152
Jumlah 14.650.498.696 18.487.777.648
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
175
8. PIUTANG DAN HUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
2009 2008Piutang
PT Tiga Mutiara Nusantara 14.986.855.146 12.359.497.781 PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) 2.640.993.209 2.640.993.209 PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) - 2.283.871.711 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 1.110.594.102 948.266.853 Jumlah 18.738.442.457 18.232.629.554
HutangPusat Penelitian Kelapa Sawit 5.892.639.780 4.661.587.780 Dapenbun 4.878.599.212 39.393.981.105 PT Sarana Agro Nusantara (Catatan 28) 3.830.012.778 6.465.433.441 PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) 3.704.209.791 - PT Perkebunan Nusantara II (Persero) 3.390.912.895 3.181.240.270 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 1.235.925.991 1.208.361.102 Jumlah 22.932.300.447 54.910.603.698
Piutang kepada PT Tiga Mutiara Nusantara merupakan piutang atas penjualan kayu karet, keuntungan atas penjualan ini dicatat pada pendapatan lain-lain sebesar Rp 5.457 juta (2008: Rp 6.826 juta), (Catatan 31).
Piutang dan hutang pihak hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya Perusahaan dan anak perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak hubungan istimewa lainnya dan/atau sebaliknya. Akun ini tidak dikenakan beban bunga dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh piutang pihak hubungan istimewa dapat ditagih sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu.
9. INVESTASI SAHAM
Persentase Penambahan Bagian labakepemilikan Saldo awal (pengurangan) bersih Dividen Saldo akhir
Metode ekuitasPT Perkebunan Mitra Ogan 26,42% 71.652.936.744 - 7.232.033.233 (6.237.281.836) 72.647.688.141 JIC Wood Company Ltd 40,00% 11.681.604.350 - - - 11.681.604.350 PT Sarana Agro Nusantara 45,00% 6.309.471.137 - 2.766.419.872 - 9.075.891.009 PT Tiga Mutiara Nusantara 30,00% 1.066.459.697 - 348.365.518 - 1.414.825.215 PT Bio Industri Nusantara 25,00% 3.834.998.998 - 1.243.261.691 (500.048.750) 4.578.211.939
Sub-jumlah 94.545.470.926 - 11.590.080.314 (6.737.330.586) 99.398.220.654
Metode biayaPT Bursa Berjangka Jakarta 3,45% 432.750.000 (32.750.000) - - 400.000.000 Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh 5,60% 643.278.276 - - - 643.278.276 PT Kharisma Pemasaran Nusantara 6,66% - 1.000.000.000 - - 1.000.000.000 PT Riset Perkebunan Nusantara 6,66% - 50.000.000 - - 50.000.000
Sub-jumlah 1.076.028.276 1.017.250.000 - - 2.093.278.276
Jumlah 95.621.499.202 1.017.250.000 11.590.080.314 (6.737.330.586) 101.491.498.930 Penyisihan penurunan nilai
investasi saham - (4.954.106.897) - - (4.954.106.897)
Bersih 95.621.499.202 (3.936.856.897) 11.590.080.314 (6.737.330.586) 96.537.392.033
2009
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
176
9. INVESTASI SAHAM (lanjutan)
Persentase Penambahan Bagian laba (rugi)kepemilikan Saldo awal (pengurangan) bersih Dividen Saldo akhir
Metode ekuitasPT Perkebunan Mitra Ogan 26,42% 61.161.136.942 - 15.970.594.920 (5.478.795.118) 71.652.936.744 JIC Wood Company Ltd 40,00% 11.681.604.350 - - - 11.681.604.350 PT Sarana Agro Nusantara 45,00% 8.928.128.535 - (2.618.657.398) - 6.309.471.137 PT Tiga Mutiara Nusantara 30,00% 4.191.822.367 - (3.125.362.670) - 1.066.459.697 PT Bio Industri Nusantara 25,00% 3.389.289.499 - 815.497.999 (369.788.500) 3.834.998.998
Sub-jumlah 89.351.981.693 - 11.042.072.851 (5.848.583.618) 94.545.470.926
Metode biayaPT Wana Tani Lestari 11,00% 761.000.000 (761.000.000) - - - PT Bursa Berjangka Jakarta 3,45% 432.750.000 - - - 432.750.000 Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh 5,60% 114.240.000 529.038.276 - - 643.278.276
Sub-jumlah 1.307.990.000 (231.961.724) - - 1.076.028.276
Jumlah 90.659.971.693 (231.961.724) 11.042.072.851 (5.848.583.618) 95.621.499.202
Penyisihan penurunan nilai investasi saham (761.000.000) 761.000.000 - - -
Bersih 89.898.971.693 529.038.276 11.042.072.851 (5.848.583.618) 95.621.499.202
2008
PT Perkebunan Mitra Ogan Berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Persetujuan No. S-512/MK.013/1988 tanggal 20 Mei 1988 dan Surat Persetujuan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. KB.529/95/II/1988 tanggal 29 Pebruari 1988, Perusahaan melakukan investasi saham pada PT Perkebunan Mitra Ogan (PT PMO). PT PMO didirikan berdasarkan akta No. 170 tanggal 19 Desember 1988 dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta. Kegiatan utama PT PMO adalah dibidang usaha pertanian dan perkebunan serta perdagangan dan distribusi di wilayah Batu Raja, Sumatera Selatan. PT PMO telah memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 1995.
Sesuai dengan akta No. 42 tanggal 4 Oktober 2005 dari B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, SH., notaris di Jakarta, mengenai penegasan kembali peningkatan modal disetor dengan mengkonversi dana cadangan umum yang berasal dari saldo laba sampai dengan tahun 2004, sehingga jumlah investasi saham Perusahaan meningkat dari Rp 22.780 juta menjadi Rp 35.130 juta dan kepemilikan Perusahaan terdilusi dari 35,62% menjadi 26,42%. JIC Wood Company Ltd Pada tanggal 21 Maret 2005, Perusahaan mengadakan Joint Venture Agreement dengan Beijing ES Wood Enviromental Protection Science and Technology Ltd, Eastern Supply Industrial Ltd dan Guangcai Energy Resourcing (Far East) Company Ltd untuk mendirikan JIC Wood Company Ltd (JWC) yang berkedudukan di Hong Kong SAR, Republik Rakyat Cina. Rencana pembentukan JWC telah mendapat persetujuan Menteri BUMN Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Persetujuan No. S-189/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005 tentang Pembentukan Perusahaan JWC dan PT ESW. JWC direncanakan akan bergerak dibidang industri panel board/kayu sintetis serta bidang-bidang usaha lainnya. Perusahaan telah melakukan investasi di JWC sebesar USD 1.200.000 setara dengan Rp 11.682 juta pada tanggal 14 Juni 2005. Pada tahun 2009, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai investasi sebesar Rp 4.954 juta karena JWC belum menjalankan kegiatan usahanya.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
177
9. INVESTASI SAHAM (lanjutan) PT Sarana Agro Nusantara PT Sarana Agro Nusantara (PT SAN) didirikan berdasarkan akta No. 11 tanggal 9 Nopember 1993 dari Kasim, SH., notaris di Medan dengan nama PT Delitama Indonesia (PT DTI). Berdasarkan akta No. 8 tanggal 11 September 2000 dari Ny. Sartutiyasmi Agoeng Iskandar, SH., notaris di Medan, diputuskan untuk mengubah nama PT DTI menjadi PT SAN, meningkatkan modal dasar dan menggabungkan PT Sarana Sawitindo Utama ke dalam PT SAN. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusannya No. C-18 HT.01.04.Tahun 2001 tanggal 2 Januari 2001. Berdasarkan akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PT SAN No. 6 tanggal 13 September 2005 dari Syafnil Gani SH, M.Hum, notaris di Medan, struktur kepemilikan modal PT SAN diubah menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-33143 HT.01.04 th 2005 tanggal 14 Desember 2005. Selanjutnya, modal saham ditempatkan dan disetor penuh sebesar 21.203 saham, nilai nominal Rp 1.000.000 per saham dengan susunan pemegang saham adalah Perusahaan sebanyak 9.541 saham atau sebesar Rp 9.541 juta (45%) dan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) sebanyak 11.662 saham atau sebesar Rp 11.662 juta (55%).
PT SAN menyediakan pelayanan jasa pompa dari tangki minyak sawit dan gula tetes, jasa gudang untuk komoditi karet, teh, coklat, kopi, inti sawit dan tembakau serta menyediakan pelayanan jasa ekspedisi untuk semua jenis komoditi tersebut.
PT Tiga Mutiara Nusantara Berdasarkan persetujuan Menteri BUMN Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Persetujuan No. S-483/MBU/2004 tanggal 16 September 2004, Perusahaan bersama dengan PT Yeo Aie Resourses Berhad dan PT Innex Tripanca Corporation mendirikan PT Tiga Mutiara Nusantara (PT TMN). PT TMN didirikan berdasarkan akta No. 21 tanggal 27 September 2004 dari Djaidir, SH, notaris di Medan. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT TMN sebanyak 394.800 saham atau sebesar Rp 3.654 juta (30%). Kegiatan usaha PT TMN di Medan, Sumatera Utara. PT TMN bergerak dibidang pengolahan kayu karet menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, melakukan pembuatan dan desain, produsen dan perancangan perabot, dan perdagangan. PT TMN telah memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 2006.
PT Bio Industri Nusantara PT Bio Industri Nusantara (PT BIN) merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, PTPN VII dan PTPN VIII (Persero) yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri BUMN Republik Indonesia melalui Surat Persetujuan No. S.289/14-BUMN/1999 tanggal 8 Juni 1999. Perjanjian kerjasama perusahaan patungan dibuat dengan Akta Perjanjian Kerjasama No. 10 tanggal 10 Nopember 1999 dari Tien Norman Lubis, notaris di Bandung, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-06812HT.01.01.TH.2001 tanggal 28 Agustus 2001. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT BIN sebanyak 1.925 saham atau sebesar Rp 1.925 juta (25%). PT BIN bergerak dibidang usaha pupuk hayati dengan merek “EMAS”. PT BIN telah memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 2003.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
178
9. INVESTASI SAHAM (lanjutan) PT Bursa Berjangka Jakarta Berdasarkan akta No. 26 tanggal 19 Agustus 1999 dari Abdullah Ashal SH., Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT Bursa Berjangka Jakarta sebanyak 1 saham dengan nominal sebesar Rp 400 juta (3,45%). Investasi tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 1997 tentang perdagangan berjangka komoditi sebagai salah satu upaya memperluas pangsa pasar. Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh Investasi saham pada Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh ("Indoham") sesuai dengan surat eks BKU PNP Jakarta No. 871WK.BK/A/U/175 tanggal 14 April 1975 dan No. 1554/ASS.PP/A/U/78 tanggal 30 Agustus 1978 serta sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 6 Agustus 1997 di Departemen Pertanian, Jakarta. Jumlah investasi saham tersebut sebesar DEM 28.000 atau setara dengan EUR 14.350.
Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan meningkatkan investasi saham di Indoham sebesar EUR 100.039 atau setara dengan Rp 529 juta melalui konversi piutang hubungan istimewa. Peningkatan tersebut dilakukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 24 Agustus 1999. PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009, disetujui perubahan Kantor Pemasaran Bersama menjadi Perseroan Terbatas. Perusahaan bersama dengan PTPN I sampai dengan XIV (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) (Persero) mendirikan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN). PT KPBN didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal 16 Nopember 2009 dari N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, SH., notaris di Jakarta. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT KPBN sebanyak 1.000 saham atau sebesar Rp 1.000 juta (6,66%).
PT Riset Perkebunan Nusantara Berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009, disetujui pendirian PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) sebagai bentuk transformasi dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI). Perusahaan bersama dengan PTPN I sampai dengan XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) mendirikan PT RPN berdasarkan akta No. 01 tanggal 20 Nopember 2009 dari Hasbullah Abdul Rasyid, SH., M.Kn, notaris di Jakarta. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT RPN sebanyak 50 saham atau sebesar Rp 50 juta (6,66%).
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
179
10. TANAMAN PERKEBUNAN
a. Tanaman Menghasilkan
Penambahan/Saldo awal Reklasifikasi Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehanKelapa sawit 1.079.240.786.146 484.417.729.115 12.739.704.103 1.550.918.811.158 Karet 405.199.339.453 81.358.799.935 10.770.328.012 475.787.811.376
Jumlah 1.484.440.125.599 565.776.529.050 23.510.032.115 2.026.706.622.534
Akumulasi penyusutan Kelapa sawit 218.252.838.794 59.562.221.764 12.613.249.100 265.201.811.458 Karet 129.013.732.473 9.326.874.370 10.770.326.469 127.570.280.374
Jumlah 347.266.571.267 68.889.096.134 23.383.575.569 392.772.091.832
Nilai buku 1.137.173.554.332 1.633.934.530.702
2009
Penambahan/Saldo awal Reklasifikasi Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehanKelapa sawit 810.136.596.353 278.843.354.398 9.739.164.605 1.079.240.786.146 Karet 327.671.430.542 96.789.158.808 19.261.249.897 405.199.339.453
Jumlah 1.137.808.026.895 375.632.513.206 29.000.414.502 1.484.440.125.599
Akumulasi penyusutan Kelapa sawit 181.203.174.126 45.005.034.539 7.955.369.872 218.252.838.793 Karet 118.643.692.476 24.978.954.699 14.608.914.701 129.013.732.474
Jumlah 299.846.866.602 69.983.989.238 22.564.284.573 347.266.571.267
Nilai buku 837.961.160.293 1.137.173.554.332
2008
Penyusutan yang dibebankan pada biaya produksi adalah sebesar Rp 68.889 juta (2008: Rp 69.984 juta).
Pengurangan tanaman menghasilkan merupakan perubahan fungsi lahan tanaman menghasilkan menjadi lahan tanam ulang dan mereklasifikasi nilai buku tanaman menghasilkan ke aset non produktif sebesar Rp 126 juta (2008: Rp 6.436 juta).
b. Tanaman Belum Menghasilkan
2009 2008
Kelapa sawit 957.577.534.734 1.060.738.990.250 Karet 651.168.166.748 554.551.421.318 Lain-lain 4.959.484.220 2.200.825.539
Jumlah 1.613.705.185.702 1.617.491.237.107
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
180
10. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan)
b. Tanaman Belum Menghasilkan (lanjutan)
Rincian tanaman belum menghasilkan berdasarkan jenis tanaman adalah sebagai berikut:
2009 2008
Tanaman kelapa sawitSaldo awal 1.060.738.990.250 904.477.914.028 Penambahan biaya 358.304.738.417 432.384.887.006 Reklasifikasi dari bibitan 22.951.535.182 3.269.291.824 Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan (484.417.729.115) (278.843.354.398) Perubahan fungsi - (549.748.210)
Saldo akhir 957.577.534.734 1.060.738.990.250
Tanaman karetSaldo awal 554.551.421.318 470.682.025.742 Penambahan biaya 161.828.499.368 173.379.403.548 Reklasifikasi dari bibitan 16.147.045.997 12.806.776.134 Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan (81.358.799.935) (96.789.158.808) Perubahan fungsi - (5.527.625.298)
Saldo akhir 651.168.166.748 554.551.421.318
Tanaman lain-lainSaldo awal 2.200.825.539 725.569.425 Penambahan biaya 2.758.658.681 1.475.256.114
Saldo akhir 4.959.484.220 2.200.825.539 Jumlah 1.613.705.185.702 1.617.491.237.107
Perusahaan juga melakukan perubahan fungsi lahan tanaman belum menghasilkan menjadi aset non produktif terutama karena adanya penggarapan oleh pihak ketiga.
c. Luas areal tertanam
Rincian luas areal tertanam pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Hektar Hektar HektarSumatera Utara
Labuhan Batu 37.557 29.946 67.503 Serdang Bedagei 21.731 3.855 25.586 Asahan 21.012 3.392 24.404 Simalungun 9.166 2.663 11.829 Tapanuli Selatan 3.581 1.590 5.171 Deli Serdang 1.620 988 2.608
Jumlah 94.667 42.434 137.101
2009Tanaman
menghasilkanTanaman belum menghasilkan
Jumlah areal tertanam
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
181
10. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan)
c. Luas areal tertanam (lanjutan)
Hektar Hektar HektarSumatera Utara
Labuhan Batu 38.597 28.052 66.649 Serdang Bedagei 21.921 3.603 25.524 Asahan 17.302 7.089 24.391 Simalungun 9.136 2.486 11.622 Tapanuli Selatan 3.597 1.547 5.144 Deli Serdang 1.442 992 2.434
Jumlah 91.995 43.769 135.764
2008Tanaman
menghasilkanTanaman belum menghasilkan
Jumlah areal tertanam
Beban pinjaman yang dikapitalisasi sebagai bagian dari tanaman belum menghasilkan berjumlah Rp 64.380 juta (2008: Rp 67.261 juta). Tanaman perkebunan dan aset tetap tertentu (Catatan 11) dengan hak tanggungan sebesar Rp 1.965.301 juta dijadikan jaminan atas hutang bank (Catatan 20). Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari tanaman perkebunan tidak melebihi nilai pengganti (replacement cost) atau nilai pemulihan aset (recoverable amount) pada tanggal 31 Desember 2009.
11. ASET TETAP
Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir
Nilai tercatatTanah 29.648.266.042 - - - 29.648.266.042 Bangunan dan prasarana 396.759.276.799 61.277.328.412 - 878.922.716 458.915.527.927 Mesin dan instalasi pabrik 784.442.125.270 121.392.015.932 4.650.814.916 12.960.535.782 914.143.862.068 Jalan, jembatan dan saluran air 106.193.354.860 56.826.465.877 - 187.687.095 163.207.507.832 Peralatan pengangkutan 5.226.762.243 - - (156.429.620) 5.070.332.623 Alat pertanian dan peralatan kantor 105.323.945.212 26.861.617.464 - (17.260.148.265) 114.925.414.411 Aset dalam penyelesaian 11.454.786.398 66.287.887.543 - (15.153.629.597) 62.589.044.344
Jumlah 1.439.048.516.824 332.645.315.228 4.650.814.916 (18.543.061.889) 1.748.499.955.247
Akumulasi penyusutanBangunan dan prasarana 190.838.192.746 15.159.456.720 - (324.805.085) 205.672.844.381 Mesin dan instalasi pabrik 284.672.670.292 38.563.587.112 2.458.850.807 (781.928.092) 319.995.478.505 Jalan, jembatan dan saluran air 50.916.955.799 5.821.292.284 - (19.750.749) 56.718.497.334 Peralatan pengangkutan 4.825.205.677 128.424.336 - (156.429.616) 4.797.200.397 Alat pertanian dan peralatan kantor 68.893.473.871 17.659.017.295 - (16.372.716.060) 70.179.775.106
Jumlah 600.146.498.385 77.331.777.747 2.458.850.807 (17.655.629.602) 657.363.795.723
Nilai buku 838.902.018.439 1.091.136.159.524
2009
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
182
11. ASET TETAP (lanjutan)
Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir
Nilai tercatatTanah 19.372.244.792 10.276.021.250 - - 29.648.266.042 Bangunan dan prasarana 332.472.854.767 64.502.899.665 - (216.477.633) 396.759.276.799 Mesin dan instalasi pabrik 677.697.431.094 105.160.693.959 - 1.584.000.217 784.442.125.270 Jalan, jembatan dan saluran air 85.051.453.728 21.187.477.313 - (45.576.181) 106.193.354.860 Peralatan pengangkutan 5.460.218.618 62.790.331 - (296.246.706) 5.226.762.243 Alat pertanian dan peralatan kantor 92.398.107.878 13.988.085.307 - (1.062.247.973) 105.323.945.212 Aset dalam penyelesaian 17.932.130.430 19.577.134.357 - (26.054.478.389) 11.454.786.398
Jumlah 1.230.384.441.307 234.755.102.182 - (26.091.026.665) 1.439.048.516.824
Akumulasi penyusutanBangunan dan prasarana 179.166.437.812 13.049.994.526 - (1.378.239.592) 190.838.192.746 Mesin dan instalasi pabrik 269.148.450.482 31.066.392.502 - (15.542.172.692) 284.672.670.292 Jalan, jembatan dan saluran air 47.418.397.094 4.096.023.986 - (597.465.281) 50.916.955.799 Peralatan pengangkutan 4.862.306.494 259.145.874 - (296.246.691) 4.825.205.677 Alat pertanian dan peralatan kantor 57.789.392.260 12.121.353.922 - (1.017.272.311) 68.893.473.871
Jumlah 558.384.984.142 60.592.910.810 - (18.831.396.567) 600.146.498.385
Nilai buku 671.999.457.165 838.902.018.439
2008
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sumatera Utara dan Jakarta dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan SHGU yang jatuh tempo antara tahun 2005 – 2041. Tanah seluas 2.463 m2 di Medan, Sumatera Utara, milik Perusahaan masih atas nama pemilik sebelumnya. Perusahaan sedang melaksanakan proses perpanjangan SHGU yang jatuh tempo pada tahun 2005 dan 2010 dengan luas masing-masing seluas 22.836 hektar dan 35.847 hektar. Perusahaan berpendapat bahwa SHGU tersebut dapat diperpanjang.
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2009 2008
Biaya produksi 63.166.192.448 50.796.746.731 Beban umum dan administrasi 9.906.593.189 8.759.836.925 Beban lain-lain 4.258.992.110 1.036.327.154
Jumlah 77.331.777.747 60.592.910.810 Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 2.542.764 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Pada tahun 2009, Perusahaan menelaah nilai residu atas tanaman menghasilkan dan aset tetap, dampak dari perubahan nilai residu terhadap beban penyusutan tahun berjalan adalah sebesar Rp 18.718 juta. Tanah, bangunan dan prasarana, dan tanaman perkebunan (Catatan 10) yang berada dilokasi perkebunan dengan hak tanggungan sebesar Rp 1.965.301 juta dijadikan jaminan atas hutang bank (Catatan 20).
Dari sisi anggaran biaya konstruksi, pada tanggal 31 Desember 2009, aset dalam penyelesaian rata-rata telah mencapai persentase penyelesaian berkisar antara 15% - 90% dan diperkirakan akan selesai antara tahun 2010 sampai dengan 2011.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
183
12. BEBAN TANGGUHAN
2009 2008
Hak atas tanah 122.334.101.857 120.282.666.078 Lain-lain 11.810.259.901 7.682.412.358
Jumlah 134.144.361.758 127.965.078.436 Akumulasi amortisasi (33.423.103.823) (26.396.130.815)
Bersih 100.721.257.935 101.568.947.621 Beban amortisasi dialokasikan sebagai berikut:
2009 2008
Biaya produksi 5.436.978.729 5.374.460.365 Beban umum dan administrasi 1.589.994.279 3.761.048.271
Jumlah 7.026.973.008 9.135.508.636
13. ASET LAIN-LAIN
2009 2008
Aset non produktif 121.735.921.544 214.093.874.225 Bibitan 22.888.197.757 29.049.812.072 Lain-lain 689.595.985 1.122.035.832
Jumlah 145.313.715.286 244.265.722.129 Penyisihan penurunan nilai aset (122.536.098.464) (215.258.588.094)
Bersih 22.777.616.822 29.007.134.035 Aset non produktif merupakan reklasifikasi nilai buku dari tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan yang berubah fungsi, dan nilai buku aset tetap yang tidak digunakan untuk kegiatan usaha Perusahaan (Catatan 10 dan 11). Pada tahun tahun 2009, Perusahaan mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia sesuai dengan suratnya No. S-468/MBU/2009 tanggal 9 Juli 2009 untuk menghapus nilai buku aset non produktif.
Bibitan dijadikan jaminan atas hutang bank (Catatan 20).
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai aset memadai untuk menutup kerugian yang timbul dari penurunan nilai aset.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
184
14. HUTANG USAHA 2009 2008
a. Berdasarkan pemasokPihak hubungan istimewa
Koperasi Karyawan Nusa Tiga 9.025.445.681 2.864.617.858
Pihak ketigaPT Galatta Lestarindo 39.754.675.631 29.726.632.367 PT Saraswati Anugrah Makmur 20.081.529.202 28.395.166.931 CV Andimas Anugerah 19.372.393.497 - PT Salemba Inti Jaya 7.856.106.804 - PT Pijar Nusa Pasifik 6.814.641.576 17.310.504.993 PT Petrosida Gresik - 73.781.064.134 CV Nusa Abadi Jaya - 19.980.076.944 PT Gitamas Lestarindo - 31.737.716.759 CV Necis - 7.040.597.410 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 42.720.234.914 59.398.140.791
Sub-jumlah 136.599.581.624 267.369.900.329
Jumlah 145.625.027.305 270.234.518.187
b. Berdasarkan umurSampai dengan 1 bulan 110.639.993.681 188.158.860.253 1 - 3 bulan 18.028.380.132 63.062.384.974 3 - 6 bulan 15.020.671.777 10.201.654.437 6 bulan - 1 tahun 1.933.113.065 8.620.883.251 Lebih dari 1 tahun 2.868.650 190.735.272
Jumlah 145.625.027.305 270.234.518.187
Seluruh hutang usaha dalam mata uang Rupiah yang timbul dari pembelian pupuk, bahan kimia, bahan bakar minyak dan bahan pembantu lainnya.
15. HUTANG KONTRAKTOR 2009 2008
a. Berdasarkan pemasokPihak ketiga
Nindya - Galih Joint Operation (Catatan 38d) 27.768.880.955 - PT Technindo Contro Marta 16.284.057.196 5.686.822.960 CV Soraya 13.175.463.044 2.802.861.592 CV Aldo Dimaska 12.859.196.140 - PT Wijaya Karya Beton 11.155.578.621 6.675.660.284 PT Super Andalas Stell 9.787.982.906 1.212.661.249 CV Rejeki Abadi 5.980.810.463 104.646.905 PT Melati Prima Sari 5.631.098.310 - CV Citra Tarabungan Indah 5.099.871.274 - PT Lukas Indah Persada - 8.044.039.299 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 182.703.479.774 147.685.649.755
Jumlah 290.446.418.683 172.212.342.044
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
185
15. HUTANG KONTRAKTOR (lanjutan)
2009 2008
b. Berdasarkan umurSampai dengan 1 bulan 218.239.607.310 133.283.982.700 1 - 3 bulan 42.451.789.438 23.018.783.397 3 - 6 bulan 12.372.827.276 8.942.612.698 6 bulan - 1 tahun 14.299.658.653 5.509.174.408 Lebih dari 1 tahun 3.082.536.006 1.457.788.841
Jumlah 290.446.418.683 172.212.342.044
Seluruh hutang kontraktor dalam mata uang Rupiah, dan terutama timbul dari kegiatan pengelolaan kebun dan pabrik, dan pekerjaan konstruksi.
16. HUTANG PAJAK
2009 2008
Pajak kini (Catatan 32) 41.807.677.739 91.942.496.876 Pajak penghasilan
Pasal 4 (2) 867.077.459 - Pasal 21 5.533.263.270 1.209.394.346 Pasal 22 133.254.955 117.257.464 Pasal 23 319.268.946 354.629.437 Pasal 25 7.533.771.372 24.554.121.938
Pajak pertambahan nilai 50.130.891 - Pajak BPHTB 1.067.130.000 1.567.130.000
Jumlah 57.311.574.632 119.745.030.061
17. HUTANG LAIN-LAIN
2009 2008Pihak hubungan istimewa
Koperasi Karyawan Nusa Tiga 6.777.691.501 288.356.544
Pihak ketigaPetani Plasma dan Rakyat 7.866.966.763 1.556.835.938 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 11.169.044.010 8.952.507.373
Sub-jumlah 19.036.010.773 10.509.343.311
Jumlah 25.813.702.274 10.797.699.855
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
186
18. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
2009 2008
Jasa produksi 279.355.209.915 324.649.653.000 Beban bunga 10.802.931.979 9.742.350.038 Rumah sakit dan pengobatan 10.598.002.780 9.020.535.869 Tantiem 6.356.984.000 12.706.000.000 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 1.880.005.686 15.796.917.898
Jumlah 308.993.134.360 371.915.456.805 19. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
2009 2008
a. Berdasarkan pelanggan
PT Musimas 22.336.193.445 10.496.646.000 PT Berlian Eka Sakti 9.837.142.091 -Singapore Tong Teik 8.685.935.280 -PT Pelita Agung Agrind 7.301.879.362 -Wilmar Nabati Ind. 7.256.560.345 -PT Karsima Utama Karya 6.534.690.221 -PT Wilson Tunggal Perkasa 5.983.310.239 -PT Industri Karet Deli 5.701.100.523 -PT Minyak Nabati Asahan 3.288.640.000 8.016.935.186 PT Abad 3.183.851.040 -PT Bukit Kapur Reksa - 24.029.844.864 PT Prima Agro Industri - 4.211.009.000 PT Palm Oil Lestari - 2.295.455.000 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 927.614.525 4.631.569.542
Jumlah 81.036.917.071 53.681.459.592
b. Berdasarkan komoditi
Kelapa sawit 56.555.105.463 49.302.318.374 Karet 24.477.781.608 2.697.021.576 Lain-lain 4.030.000 1.682.119.642
Jumlah 81.036.917.071 53.681.459.592
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
187
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2009 2008
Hutang bankPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 505.000.000.000 235.000.000.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 295.000.000.000 - PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)
(sekarang Indonesia Exim Bank) 50.000.000.000 75.000.000.000 Pemerintah Republik Indonesia
Proyek Tree Crops Processing Project 23.187.540.323 23.187.540.323
Jumlah 873.187.540.323 333.187.540.323 Bagian jatuh tempo satu tahun (85.500.000.000) (55.000.000.000)
Bagian jangka panjang 787.687.540.323 278.187.540.323
Tingkat bunga per tahun selama tahun berjalan 10,75%-13,5% 11%-13,5% PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi yang dituangkan dalam akta No. 7 tanggal 13 Desember 2005 dari Raharti Sudjardjati SH., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Fasilitas kredit investasi diterima dalam mata uang Rupiah, maksimum sebesar Rp 235.000 juta dengan jangka waktu pinjaman selama 7 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 3 tahun dan diangsur setiap triwulan mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai pembangunan, replanting kebun kelapa sawit dan karet dengan nilai proyek sebesar Rp 420.400 juta. Penarikan pinjaman ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia dengan surat No. S-557/MBU/2005 tanggal 14 Desember 2005. Pada tanggal 18 Juni 2009, Perusahaan memperoleh persetujuan perpanjangan fasilitas kredit modal kerja, maksimum sebesar Rp 100.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 10,75% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 21 Agustus 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009, tidak terdapat saldo atas kredit modal kerja.
Perusahaan juga mendapat tambahan fasilitas kredit investasi dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit Investasi dengan akta No. 3 tanggal 30 Nopember 2009 dari Egawati Siregar, SH., notaris di Medan, maksimum sebesar Rp 433.000 juta, dan diangsur setiap triwulan sampai tahun 2016. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan investasi tanaman dan non tanaman.
Fasilitas kredit tersebut di atas dijamin dengan (Catatan 4,6,10,11 dan 13):
a. Piutang usaha dengan nilai penjaminan sebesar Rp 125.000 juta. b. Persediaan barang jadi dan bahan pembantu dengan nilai penjaminan sebesar Rp 305.000 juta. c. Tanaman belum menghasilkan, bibitan, bangunan, jalan dan jembatan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
188
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lanjutan)
d. SHGU berikut tanaman kelapa sawit, bangunan dan pabrik kelapa sawit serta aset tetap yang berada di atas kebun-kebun berikut ini:
- Kebun Torgamba, SHGU No. 2, Desa Aek Batu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara seluas 25.594 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat V dan VI masing-masing sebesar Rp 150.000 juta dan Rp 468.000 juta.
- Kebun Sei Mangkei, terdiri dari SHGU No. 1 masing-masing di Desa Sei Mangkei dan Desa Ulu, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan SHGU No. 1, Desa Limau Manis, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan luas seluruhnya seluas 4.809 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I sebesar Rp 105.000 juta.
- Kebun Aek Torop, SHGU No. 1, Desa Aek Batu, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara seluas 24.253 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I sebesar Rp 247.500 juta.
- Kebun Gunung Monaco, SHGU No. 160, Desa Siberau, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara seluas 2.323 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 64.000 juta dan Rp 8.984 juta.
- Kebun Silau Dunia, SHGU No. 161, Desa Ujung Negeri Hulu, Kecamatan Kota Pari, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara seluas 2.087 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 53.000 juta dan Rp 8.074 juta.
- Kebun Gunung Pamela, SHGU No. 162, Desa Jambu, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara seluas 2.100 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 40.000 juta dan Rp 8.124 juta.
- Kebun Bangun, SHGU No. 1, Desa Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara seluas 2.358 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 53.500 juta dan Rp 9.119 juta.
Perjanjian tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Perusahaaan antara lain untuk memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, memenuhi rasio-rasio tertentu, memindah tangankan barang jaminan, mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang telah dijaminkan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi yang dituangkan dalam akta No. 7 tanggal 17 Juni 2009 dari Surjadi SH, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, maksimum sebesar Rp 490.000 juta dan diangsur secara triwulanan sampai dengan 16 Desember 2014. Fasilitas ini digunakan untuk reimbursement biaya investasi rutin (tanaman dan non tanaman) yang telah dilakukan pada tahun 2008. Penarikan pinjaman ini telah mendapat persetujuan dalam RUPS tanggal 23 Januari 2009.
Fasilitas ini di jamin dengan sebidang tanah SHGU No. 2, Desa Aek Batu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara seluas 25.594 hektar, berikut tanaman kelapa sawit, infrastruktur, sarana dan prasarana, mesin-mesin dan peralatan serta bangunan yang berdiri diatasnya, dan dibebani hak tanggungan sebesar Rp 500.000 juta (Catatan 10 dan 11).
Perjanjian pinjaman tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Perusahaan antara lain untuk mengajukan fasilitas/pinjaman dan/atau menerima pinjaman, merger, melakukan investasi, penyertaan modal atau pengambilalihan saham perusahaan lain, mengikatkan diri sebagai penjamin menjaminkan harta kekayaan, memberikan pinjaman, memenuhi rasio-rasio tertentu, menggunakan dana Perusahaan untuk tujuan diluar usaha yang dibiayai dengan kredit berdasarkan perjanjian ini.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
189
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero), (sekarang Indonesia Exim Bank)
Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi Ekspor yang dituangkan dalam akta No. 44 tanggal 22 Nopember 2006 dari B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, SH., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi ekspor dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Ekspor Indonesia (Persero), (sekarang Indonesia Exim Bank), maksimum sebesar Rp 165.000 juta yang terdiri dari tranche A sebesar Rp 100.000 juta dan tranche B sebesar Rp 65.000 juta. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perkebunan. Jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dengan grace period selama satu tahun. Fasilitas ini dijamin dengan (Catatan 6 dan 11): - Fidusia atas persediaan barang dengan nilai sebesar Rp 100.000 juta. - SHGU No. 159/Gunung Para II seluas 4.043 hektar berikut bangunan dan prasarana yang ada
diatasnya dengan hak tanggungan sebesar Rp 125.000 juta. - SHGU No. 5/Ambalutu seluas 4.790 hektar berikut bangunan dan prasarana yang ada diatasnya
dengan hak tanggungan sebesar Rp 125.000 juta.
Pemerintah Republik Indonesia - Proyek Tree Crops Processing Project (TCPP) Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi jangka panjang dari Pemerintah Republik Indonesia untuk proyek TCPP sebesar Rp 23.188 juta.
Pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia untuk proyek TCPP berasal dari penerusan pinjaman IBRD Loan No. 3000 IND tanggal 2 Desember 1988. Penerusan pinjaman tersebut dilakukan melalui Bank Bumi Daya (Perjanjian No. SLA 449/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989) dan Bank Ekspor Impor (Perjanjian No. SLA 450/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989), serta melalui Perjanjian Pembiayaan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan PTP III (Perjanjian No. FA 452/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989), dan PTP IV (Perjanjian No. FA 459/DDI/1989 dan No. FA460/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989).
Berdasarkan surat Perusahaan No. III.6/Depkeu/05/2001 tanggal 11 April 2001 kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia, diusulkan agar fasilitas pinjaman ini dikonversi menjadi penyertaan modal Pemerintah. Selanjutnya, Perusahaan telah beberapa kali menyampaikan surat ke Menteri Keuangan Republik Indonesia, terakhir melalui surat No. 3.04/X/450/2008 tanggal 24 Juli 2008 kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia Cq Direktur Barang Milik Negara – II mengenai tindak lanjut penetapan Penyertaan Modal Negara (PMN) di Perusahaan, namun sampai dengan tanggal persetujuan penerbitan laporan keuangan, Menteri Keuangan Republik Indonesia belum menerbitkan keputusan resmi atas usulan tersebut.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
190
21. HUTANG OBLIGASI 2009 2008
Obligasi I Seri A 140.000.000.000 140.000.000.000 Seri B 10.000.000.000 10.000.000.000
Obligasi II Seri B - 90.000.000.000 Seri C 35.000.000.000 35.000.000.000
Jumlah 185.000.000.000 275.000.000.000 Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi (250.200.743) (792.130.798)
Bersih 184.749.799.257 274.207.869.202 Bagian jatuh tempo satu tahun (150.000.000.000) (90.000.000.000)
Bagian jangka panjang 34.749.799.257 184.207.869.202
Obligasi I Pada bulan Juli 2003, Perusahaan telah menerbitkan obligasi dengan nama “Obligasi I PTPN III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang” dengan jumlah pokok sebesar Rp 150.000 juta. Penerbitan obligasi tersebut telah mendapat pernyataan efektif dari Bapepam (sekarang Bapepam – LK) dalam suratnya No. S-1762/PM/2003 tanggal 25 Juli 2003 dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 6 Agustus 2003 dengan PT Bank Niaga Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk) sebagai Wali Amanat.
Obligasi ini ditawarkan pada nilai nominal dengan jangka waktu 7 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 5 Agustus 2010. Pembayaran bunga obligasi I dilakukan secara triwulanan mulai tanggal 5 Nopember 2003 sampai 5 Agustus 2010, dengan tingkat bunga sebagai berikut: Seri A : Jumlah pokok sebesar Rp 140.000 juta dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1
sampai dengan tahun ke-7 sebesar 13,125% per tahun. Seri B : Jumlah pokok sebesar Rp 10.000 juta dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1
sampai dengan tahun ke-2 sebesar 13,125% per tahun dan tingkat bunga mengambang untuk tahun ke-3 sampai dengan tahun ke-7 yang dihitung berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka 3 bulan ditambah premi sebesar 1,5% per tahun dengan batas atas (maksimum) 16,5% dan batas bawah (minimum) 10% per tahun.
Biaya emisi obligasi I sebesar Rp 3.002 juta telah diamortisasi sebesar Rp 2.752 juta (2008: Rp 2.323 juta). Hasil bersih emisi obligasi I digunakan untuk peremajaan tanaman dan rekondisi pabrik sebesar 60% dan untuk pembayaran hutang jangka pendek dari PT Bank Agro (sekarang PT Bank Agroniaga Tbk) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 40%.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
191
21. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
Obligasi II
Pada bulan Juli 2004, Perusahaan telah menerbitkan obligasi dengan nama “Obligasi II PTPN III Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan jumlah pokok sebesar Rp 175.000 juta. Penerbitan obligasi tersebut telah mendapat pernyataan efektif dari Bapepam (sekarang Bapepam – LK) dalam suratnya No. S-2000/PM/2004 tanggal 30 Juni 2004 dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 14 Juli 2004 dengan PT Bank Niaga Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk) sebagai Wali Amanat.
Obligasi ini ditawarkan pada nilai nominal dengan pembayaran bunga secara triwulanan. Rincian obligasi II adalah sebagai berikut:
Seri A : Obligasi ini telah dilunasi oleh Perusahaan.
Seri B : Jumlah pokok sebesar Rp 90.000 juta, jangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 sebesar 13,125% per tahun dan jatuh tempo tanggal 13 Juli 2009. Obligasi ini telah dilunasi oleh Perusahaan.
Seri C : Jumlah pokok sebesar Rp 35.000 juta, jangka waktu 7 tahun dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-7 sebesar 13,500% per tahun dan akan jatuh tempo tanggal 13 Juli 2011.
Biaya emisi obligasi II sebesar Rp 4.092 juta telah diamortisasi sebesar Rp 4.092 juta (2008: Rp 3.978 juta).
Hasil bersih emisi obligasi II digunakan untuk pemeliharaan tanaman belum menghasilkan sebesar 46,90%, penanaman ulang kelapa sawit sebesar 37,11% dan untuk pelunasan dan penurunan kredit investasi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 15,99%.
Obligasi I dan II tidak dijamin. Seluruh kekayaan Perusahaan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aset Perusahaan yang telah dijaminkan secara khusus kepada kreditur menjadi jaminan atas hutang Perusahaan kepada semua kreditur yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk obligasi ini secara pari passu berdasarkan perjanjian perwaliamanatan, sesuai pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Jumlah bunga obligasi yang telah dibayarkan oleh Perusahaan adalah sebesar Rp 33.601 juta (2008: Rp 35.943 juta). Perusahaan tidak membentuk penyisihan dana pelunasan obligasi (sinking fund).
Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 28 Agustus 2009, obligasi I dan II ini mendapat peringkat “idAA-“ Stable Outlook (double A minus; stable outlook).
Sehubungan dengan penerbitan obligasi tersebut di atas, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain memenuhi rasio-rasio tertentu, tidak akan menjaminkan harta kekayaan perusahaan, baik sebagian atau seluruh harta kekayaan Perusahaan kecuali harta kekayaan yang telah dijaminkan sebelum ditandatangani perjanjian perwaliamanatan; jaminan yang akan diberikan sehubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan sehari-hari; memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee); melakukan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi yang menyebabkan bubarnya Perusahaan, atau yang mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha utama Perusahaan dan kemampuan Perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian perwaliamanatan; melakukan pengeluaran obligasi lain atau instrumen lain sejenis, yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kedudukan obligasi.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
192
22. HUTANG MEDIUM TERM NOTES
Perusahaan melakukan penawaran terbatas (private placement) MTN Konvensional dan Syariah Ijarah yang didaftarkan pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan dinyatakan efektif terdaftar masing-masing pada tanggal 12 September 2007 dan 21 Nopember 2007, dengan PT Bank Niaga Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk) sebagai Wali Amanat dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Arranger. Penerbitan MTN tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia selaku Pemegang Saham sesuai suratnya No. S-573/MBU/2007 tanggal 14 Agustus 2007.
Rincian MTN adalah sebagai berikut: - MTN Konvesional ditawarkan pada bulan September 2007 dengan jumlah pokok sebesar
Rp 250.000 juta, jangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,75% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 12 September 2012. Pembayaran bunga dilakukan mulai tanggal 12 Desember 2007 sampai dengan 12 September 2012.
- MTN Syariah Ijarah ditawarkan pada bulan Nopember 2007 dengan jumlah pokok sebesar Rp 150.000 juta, jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 21 Nopember 2012. Pembayaran imbalan ijarah dilakukan secara triwulanan dengan jumlah tetap sebesar Rp 4.031 juta yang dilakukan mulai tanggal 21 Pebruari 2008 sampai dengan 21 Nopember 2012. Penerbitan MTN ini telah mendapat opini dari Tim Ahli Syariah (Dewan Syariah Nasional) tanggal 6 Dzulqaidah 1428H/16 Nopember 2007.
Dana yang diperoleh dari penerbitan MTN setelah dikurangi beban penerbitan dipergunakan untuk investasi rutin tanaman dan non tanaman, dan refinancing untuk peningkatan likuiditas Perusahaan.
Perusahaan menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan MTN dalam rentang waktu sejak tanggal 12 September 2011 sampai dengan 1 hari kerja sebelum tanggal pembayaran pokok MTN.
MTN ini tidak dijamin. Seluruh kekayaan Perusahaan baik barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aset Perusahaan yang telah dijaminkan secara khusus kepada kreditur, menjadi jaminan atas semua hutang Perusahaan kepada kreditur yang tidak dijamin secara khusus atau hak istimewa.
Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 28 Agustus 2009, MTN ini mendapat peringkat “idAA-“ Stable Outlook (double A minus; stable outlook).
Sehubungan dengan penawaran MTN tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti memenuhi rasio-rasio tertentu, tidak menjaminkan atau membebani harta kekayaan Perusahaan, baik yang sekarang ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari kepada pihak ketiga manapun kecuali harta kekayaan yang telah dijaminkan sebelum penerbitan MTN, jaminan yang akan diberikan sehubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan sehari-hari; harta kekayaan yang dijaminkan untuk pinjaman baru sebagai pengganti pinjaman lama (refinancing) yang dilakukan sebelum pinjaman lama tersebut jatuh tempo dengan ketentuan bahwa jumlah harta kekayaan yang dijaminkan untuk pinjaman baru tersebut tidak melebihi jumlah harta kekayaan yang dijaminkan untuk pinjaman lama tersebut dengan jatuh tempo pinjaman baru minimal sama dengan pinjaman lama tersebut, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee); melakukan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi yang menyebabkan bubarnya Perusahaan atau yang akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha utama Perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan; kecuali hal-hal tersebut dilakukan dalam program Privatisasi Pemerintah Republik Indonesia; menjual atau mengalihkan atau memindahtangankan dengan cara apapun sebagian atau seluruh aset tetap Perusahaan, baik yang ada sekarang maupun yang baru akan ada di kemudian hari, kecuali dilakukan dalam rangka Privatisasi dan atau memindahtangankan aset tetap yang telah usang karena pemakaian atau habis disusutkan berdasarkan Prinsip Akuntansi yang berlaku di Indonesia; melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen lain sejenis, yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kedudukan hutang MTN.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
193
23. IMBALAN KERJA Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja dalam bentuk program pensiun imbalan pasti, jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan kepada karyawan serta pasangannya dan santunan hari tua, dan imbalan jangka panjang lainnya. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Program pensiun imbalan pasti ini dikelola oleh Dapenbun berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep 344/KMK/17/1999 tanggal 23 September 1999 yang terakhir diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-068/KM.6/2003 tanggal 28 Pebruari 2003. Iuran dana pensiun berjumlah 10,88% dari PhDP (Gaji Pokok tahun 2002) dimana sebesar 6% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung Perusahaan. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari kewajiban, beban dan mutasi saldo kewajiban untuk program pensiun imbalan pasti, jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan dan santunan hari tua serta imbalan kerja jangka panjang lainnya.
Program pensiun Jaminan pemeliharaan Imbalan kerjaimbalan pasti kesehatan pensiunan Santunan hari tua jangka panjang lainnya Jumlah
Kewajiban imbalan kerja di neraca konsolidasi Nilai kini kewajiban 474.256.743.254 966.224.452.551 291.172.452.760 78.052.432.826 1.809.706.081.391 Nilai wajar aset program (459.869.572.527) - - - (459.869.572.527) Kerugian aktuarial yang belum diakui (125.237.143.667) (727.242.330.964) (209.508.008.695) - (1.061.987.483.326) Aset tidak diakui 110.849.972.940 - - - 110.849.972.940
Jumlah - 238.982.121.587 81.664.444.065 78.052.432.826 398.698.998.478
Beban imbalan kerja di laporan laba rugi konsolidasi Biaya jasa kini 8.640.629.582 13.850.320.363 9.920.680.214 8.418.164.149 40.829.794.308 Biaya bunga 50.457.439.183 57.807.820.664 25.291.137.810 7.568.297.811 141.124.695.468 Harapan hasil investasi (42.275.393.227) - - - (42.275.393.227) Amortisasi koreksi aktuaria 8.151.112.344 23.646.643.034 8.689.578.316 8.014.971.943 48.502.305.637 Pembatasan pengakuan aset 50.727.063.110 - - - 50.727.063.110 Kurtailmen - (27.930.726.403) - - (27.930.726.403)
Jumlah 75.700.850.992 67.374.057.658 43.901.396.340 24.001.433.903 210.977.738.893
Mutasi kewajiban imbalan kerja Saldo awal - 210.951.060.911 101.953.958.732 72.079.026.768 384.984.046.411 Beban periode berjalan 75.700.850.992 67.374.057.658 43.901.396.340 24.001.433.903 210.977.738.893 Pembayaran imbalan (75.700.850.992) (39.342.996.982) (64.190.911.007) (18.028.027.845) (197.262.786.826)
Saldo akhir - 238.982.121.587 81.664.444.065 78.052.432.826 398.698.998.478
2009
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
194
23. IMBALAN KERJA (lanjutan)
Program pensiun Jaminan pemeliharaan Imbalan kerjaimbalan pasti kesehatan pensiunan Santunan hari tua jangka panjang lainnya Jumlah
Kewajiban imbalan kerja di neraca konsolidasi Nilai kini kewajiban 480.547.039.840 634.570.190.611 240.867.979.144 72.079.026.768 1.428.064.236.363 Nilai wajar aset program (384.903.506.776) - - - (384.903.506.776) Kerugian aktuarial yang belum diakui (155.766.442.894) (423.619.129.700) (138.914.020.412) - (718.299.593.006) Aset tidak diakui 60.122.909.830 - - - 60.122.909.830
Jumlah - 210.951.060.911 101.953.958.732 72.079.026.768 384.984.046.411
Beban imbalan kerja di laporan laba rugi konsolidasi Biaya jasa kini 7.904.668.247 18.930.459.284 10.278.976.815 8.423.904.213 45.538.008.559 Biaya bunga 52.822.576.430 86.557.692.587 28.622.181.016 3.926.797.125 171.929.247.158 Harapan hasil investasi (48.365.904.455) - - - (48.365.904.455) Amortisasi koreksi aktuaria - 42.147.814.072 9.081.628.146 51.219.223.247 102.448.665.465 Pembatasan pengakuan aset 27.760.592.822 - - - 27.760.592.822
Jumlah 40.121.933.044 147.635.965.943 47.982.785.977 63.569.924.585 299.310.609.549
Mutasi kewajiban imbalan kerja Saldo awal - 90.724.157.953 94.334.784.684 32.723.309.379 217.782.252.016 Beban periode berjalan 40.121.933.044 147.635.965.943 47.982.785.977 63.569.924.585 299.310.609.549 Pembayaran imbalan (40.121.933.044) (27.409.062.985) (40.363.611.929) (24.214.207.196) (132.108.815.154)
Saldo akhir - 210.951.060.911 101.953.958.732 72.079.026.768 384.984.046.411
2008
Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh aktuaris untuk aset program pensiun imbalan pasti diperoleh kesimpulan bahwa aset program tersebut belum memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset dalam neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Perhitungan imbalan kerja dihitung oleh PT Bina Putera Jaga Hikmah, aktuaris independen. Asumsi yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto per tahun : 10,5% (2008: 12%) Hasil yang diharapkan dari aset program : 10% Kenaikan gaji rata-rata per tahun : 2,5% Usia pensiun normal : 55 tahun (karyawan pelaksana)
56 tahun (karyawan pimpinan) Tingkat mortalita : CSO 58 modified Tingkat pengunduran diri : 1% Tingkat kenaikan biaya kesehatan : 7,5% per tahun
Biaya kesehatan rata-rata per orang : Rp 2.956.786 (2008: Rp 2.183.989)
Manajemen berkeyakinan bahwa imbalan yang diberikan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
195
24. MODAL SAHAM
Modal saham Perusahaan ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 189/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996. Rincian kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 dan 2008
Pemegang saham Pemerintah RIPersentase pemilikan 100%Modal dasar (lembar) 1.200.000 Nominal (Rp) 1.000.000 Modal ditempatkan dan disetor (lembar) 315.000
Modal ditempatkan dan disetor (Rp) 315.000.000.000
25. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Pada tanggal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi BUMN dibidang perkebunan, telah dilakukan realokasi pengelolaan areal perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Sebagai akibatnya, terdapat aset dan kewajiban perusahaan tertentu yang harus dialokasikan ke BUMN Perkebunan lain, dan sebaliknya, Perusahaan juga menerima realokasi aset dan kewajiban tertentu dari BUMN lain, yang jumlahnya ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 433/KMK.016/1997 tanggal 18 Agustus 1997 dan berdasarkan nilai bukunya.
Untuk mendukung pelaksanaan restrukturisasi tersebut, maka berdasarkan akta Keputusan Menteri Keuangan No. 36 yang dibuat di hadapan notaris Harun Kamil, SH., tanggal 11 Maret 1996 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8331 HT.01.01Th.96 tanggal 8 Agustus 1996, Perusahaan, sejak tanggal tersebut dinyatakan sebagai perusahaan baru, walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas (jumlah saham dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban. Transaksi realokasi tersebut merupakan transaksi antar entitas sepengendali maka dalam laporan keuangan ini, selisih bersih aset dan kewajiban sebesar Rp 206.842 juta yang timbul dari pelaksanaan realokasi tersebut setelah mempertimbangkan jumlah yang digunakan sebagai tambahan setoran modal saham sebesar Rp 230.000 juta diakui sebagai "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" sebesar Rp 23.158 juta.
26. PENJUALAN
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
196
2009 2008
Kelapa sawit 3.576.676.683.692 3.615.199.544.402 Karet 834.231.255.552 1.065.423.047.674
Jumlah 4.410.907.939.244 4.680.622.592.076
26. PENJUALAN (lanjutan)
Rincian pembeli dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2009 2008 2009 2008% %
PT Musim Mas 880.514.270.585 931.905.443.487 19,96 19,91 PT Multi Abadi Asahan 816.384.817.240 869.778.413.721 18,51 18,58 PT Nabati Jaya 682.641.154.675 683.397.325.224 15,48 14,60 PT Bukit Kapur Reksa 511.348.009.559 621.270.295.658 11,59 13,27
Jumlah 2.890.888.252.059 3.106.351.478.090 65,54 66,37
Persentase darijumlah penjualan
27. BEBAN POKOK PENJUALAN
2009 2008
Bahan langsung 2.357.812.766.537 2.163.189.910.507 Pengolahan 287.963.633.416 285.834.309.333 Penyusutan dan amortisasi 137.492.267.311 126.155.196.334
Jumlah biaya produksi 2.783.268.667.264 2.575.179.416.174
Persediaan barang jadiAwal tahun 144.050.089.476 93.678.225.198 Akhir tahun (66.474.854.617) (144.050.089.476)
Beban pokok penjualan 2.860.843.902.123 2.524.807.551.896
Rincian pemasok yang melebihi 10% pembelian Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
197
2009 2008 2009 2008% %
PT Petrosida Gresik 239.840.231.660 285.413.353.186 48,18 49,99PT Saraswanti Anugrah Makmur 67.609.124.088 99.354.973.000 13,58 17,40PT Galatta Lestarindo 58.747.586.865 59.769.605.194 11,80 10,47PT Gitamas Lestarindo - 58.993.678.713 - 10,33
Jumlah 366.196.942.613 503.531.610.093 73,56 88,19
Persentase darijumlah pembelian
28. BEBAN PEMASARAN DAN PENJUALAN
2009 2008
Pengangkutan 94.562.116.234 70.149.709.266 Instalasi pompa 19.237.759.686 18.042.721.471 Kantor pemasaran bersama 6.059.331.000 4.220.752.000 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 3.671.951.409 3.327.546.325
Jumlah 123.531.158.329 95.740.729.062
Beban instalasi pompa sebesar Rp 15.106 juta (2008: Rp 12.491 juta) berasal dari PT SAN, pihak hubungan istimewa (Catatan 35).
29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
198
2009 2008
Jasa produksi 278.286.608.063 357.603.716.030 Imbalan kerja 203.428.603.065 292.265.357.123 Gaji upah, honorarium, dan tunjangan 91.765.724.339 81.889.323.017 Perjalanan 18.178.553.720 15.217.723.885 Pemakaian alat kantor dan inventaris 12.447.293.709 10.372.420.730 Penyusutan dan amortisasi 12.038.517.523 13.677.765.129 Distrik manager 11.370.596.794 11.375.416.253 Pendidikan dan pelatihan 9.572.835.880 19.893.485.473 Koordinasi 8.612.275.397 10.572.734.774 Keamanan 6.260.198.443 5.160.797.695 Tantiem 5.808.337.000 12.706.000.000 Jasa konsultan 3.222.130.663 3.962.003.037 Pemeliharaan dan perbaikan 2.010.036.843 8.257.839.857 Iuran dana pensiun - 37.326.681.956 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 47.513.646.117 41.730.911.446
Sub-jumlah 710.515.357.556 922.012.176.405 Kapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan - (63.028.712.438)
Jumlah 710.515.357.556 858.983.463.967
Pada tanggal 7 Oktober 2008, Kementrian Negara BUMN Republik Indonesia menerbitkan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan yang berlaku efektif pada tahun 2009. Berdasarkan pedoman akuntansi tersebut Perusahaan tidak diperkenankan untuk mengkapitalisasi biaya umum dan administrasi ke dalam tanaman belum menghasilkan. Perubahan tersebut berdampak pada perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan. Perusahaan tidak melakukan perubahan kebijakan akuntansi tersebut secara retrospektif karena tidak praktis untuk mengumpulkan catatan akuntansi selama 25 tahun kebelakang sepanjang umur tanaman kelapa sawit yang masih tercatat dalam pembukuan Perusahaan.
30. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
2009 2008
Beban bungaBank 60.016.803.505 32.913.256.210 Obligasi 28.547.460.335 37.296.639.390 MTN 43.700.512.963 41.800.578.740
Beban keuangan 4.185.030.330 -
Sub-jumlah 136.449.807.133 112.010.474.340 Kapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan (64.380.241.336) (67.260.691.437)
Jumlah 72.069.565.797 44.749.782.903
31. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
199
2009 2008
Keuntungan penjualan kayu karet 8.770.484.500 6.825.621.000 Denda pembatalan dan keterlambatan kontrak 7.626.705.868 4.867.230.305 Beban penurunan nilai aset lain-lain (985.580.859) (33.637.943.213) Lain-lain - bersih (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) 13.122.930.828 (670.926.059)
Pendapatan (beban) lain-lain - bersih 28.534.540.337 (22.616.017.967)
Keuntungan penjualan kayu karet kepada PT TMN, pihak hubungan istimewa sebesar Rp 5.457 juta (2008: Rp 6.826 juta).
32. PAJAK PENGHASILAN
Beban (manfaat) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
2009 2008
Pajak kiniPerusahaan 132.276.762.240 386.677.228.700
Pajak tangguhanPerusahaan 52.082.161.500 (5.788.830.095) Anak perusahaan (309.396.009) (2.363.878.614)
Sub-jumlah 51.772.765.491 (8.152.708.709)
Beban pajak - bersih 184.049.527.731 378.524.519.991
32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut:
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
200
2009 2008Laba sebelum pajak menurut laporan laba
rugi konsolidasi 703.863.635.604 1.223.242.802.289 Rugi (laba) anak perusahaan (1.514.793.954) 6.789.161.174 Eliminasi - (801.459.844)
Laba Perusahaan sebelum pajak 702.348.841.650 1.229.230.503.619
Perbedaan temporerPenyusutan aset tetap (163.879.319.303) (144.628.741.582) Cadangan imbalan kerja 13.714.952.067 167.201.794.396 Beban piutang ragu-ragu - 1.557.068.483 Bagian laba perusahaan asosiasi (11.590.080.314) (11.042.072.851) Penyisihan penurunan nilai investasi 4.954.106.897 - Amortisasi beban tangguhan (697.861.060) 6.208.051.871
Bersih (157.498.201.713) 19.296.100.317
Perbedaan tetapKesejahteraan karyawan (53.579.060.937) 59.478.116.964 Penyusutan aset tetap 6.356.288.649 6.468.190.335 Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final (34.641.471.734) (50.400.868.108) Beban pemeliharaan bangunan karyawan 9.319.562.711 23.964.390.026 Lain-lain 111.050.000 945.996.158
Bersih (72.433.631.311) 40.455.825.375
Estimasi laba kena pajak tahun berjalan 472.417.008.626 1.288.982.429.311
Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut:
2009 2008
Beban pajak kini dengan tarif yang berlaku 132.276.762.240 386.677.228.700 Dikurangi pembayaran pajak dimuka
Pajak penghasilanPasal 22 47.809.260 85.268.524 Pasal 23 16.018.821 - Pasal 25 90.405.256.420 294.649.463.300
Jumlah 90.469.084.501 294.734.731.824 Estimasi hutang pajak kini 41.807.677.739 91.942.496.876
Jumlah taksiran laba kena pajak Perusahaan tahun 2008 telah sesuai dengan jumlah yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan badan tahun 2008. Sedangkan jumlah penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2009 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perusahaan belum menyampaikan SPT pajak penghasilan badan final.
32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, melaporkan dan menyetor pajak-pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment). Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
201
Pajak tangguhan Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2009 2008Perusahaan
Piutang 1.172.840.311 8.959.009.880 Persediaan 1.638.993.126 1.966.791.751 Investasi saham (8.119.971.352) (9.784.197.773) Aset tetap (209.510.632.871) (178.037.563.646) Beban tangguhan (5.192.012.424) (6.853.126.225) Kewajiban imbalan kerja 99.674.749.620 115.495.213.923
Jumlah (120.336.033.590) (68.253.872.090)
Anak perusahaanRugi fiskal 5.373.797.888 5.064.401.879
Kewajiban pajak tangguhan - bersih (114.962.235.702) (63.189.470.211)
Pada tanggal 31 Desember 2009, anak perusahaan memiliki akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan laba kena pajak periode mendatang. Berdasarkan proyeksi manajemen anak perusahaan, rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan laba kena pajak periode mendatang sebesar Rp 17.986 juta.
Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak Perusahaan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2009 2008Laba sebelum pajak menurut laporan laba
rugi konsolidasi 703.863.635.604 1.223.242.802.289 Rugi (laba) anak perusahaan (1.514.793.954) 6.789.161.174 Eliminasi - (801.459.844)
Laba sebelum pajak Perusahaan 702.348.841.650 1.229.230.503.619
Beban pajak dengan tarif yang berlaku 175.587.210.250 368.751.650.992
Pengaruh pajakPerbedaan tetap (18.108.407.828) 12.136.747.613 Penyesuaian dan perubahan tarif pajak 26.880.121.318 -
Jumlah beban pajak Perusahaan 184.358.923.740 380.888.398.605 Manfaat pajak anak perusahaan (309.396.009) (2.363.878.614) Beban pajak - bersih 184.049.527.731 378.524.519.991
33. LABA BERSIH PER SAHAM
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
202
2009 2008
Laba bersih 519.814.091.979 844.718.320.853 Jumlah saham beredar 315.000 315.000
Laba bersih per saham 1.650.203 2.681.645
34. PENGGUNAAN LABA
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Juni 2009 dan 25 Juni 2008, telah ditetapkan penggunaan laba bersih tahun buku 2008 dan 2007 sebagai berikut:
a. Pengumuman pembagian dividen sebesar Rp 253.415 juta atau Rp 804.494 per saham (2008:
Rp 175.487 juta atau Rp 557.101 per saham). Dividen tersebut telah dibayarkan kepada pemegang saham.
b. Penetapan penggunaan laba untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar
Rp 33.789 juta (2008: Rp 35.097 juta) dan tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebesar Rp 12.671 juta (2008: Rp 10.529 juta). Perusahaan menyisihkan dana sekitar 1% - 3% untuk membiayai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dipilih oleh Perusahaan atau ditentukan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pendanaan untuk program ini dikelola secara terpisah oleh Perusahaan sebelum dialokasikan kepada Usaha Kecil dan Koperasi dalam bentuk hibah dan pinjaman.
c. Pembentukan cadangan umum sebesar Rp 625.087 juta (2008: Rp 442.161 juta). Pembentukan cadangan lain-lain untuk membayar insentif karyawan pelaksana golongan I A s/d II D sebesar Rp 38.673 juta pada tahun 2008 dan dibebankan pada tahun tersebut.
35. SALDO DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Saldo aset dan kewajiban serta transaksi Perusahaan dan anak perusahaan dengan pihak hubungan istimewa sebagai berikut:
2009 2008Aset
Piutang lain-lain (Catatan 5) 8.587.581.154 5.741.739.871 Piutang pihak hubungan istimewa
(Catatan 8) 18.738.442.457 18.232.629.554 Uang muka dividen 20.000.000.000 - Investasi saham (Catatan 9) 99.398.220.654 94.545.470.926
Jumlah 146.724.244.265 118.519.840.351
Persentase jumlah aset pihak hubunganistimewa terhadap jumlah aset konsolidasi 2,59% 2,35%
35. SALDO DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
203
2009 2008Kewajiban
Hutang usaha (Catatan 14) 9.025.445.681 2.864.617.858 Hutang lain-lain (Catatan 17) 6.777.691.501 288.356.544 Tantiem kepada dewan komisaris dan direksi
(Catatan 18 dan 29) 6.356.984.000 12.706.000.000 Hutang pihak hubungan istimewa (Catatan 8) 22.932.300.447 54.910.603.698
Jumlah 45.092.421.629 70.769.578.100
Persentase jumlah kewajiban pihak hubunganistimewa terhadap jumlah kewajiban konsolidasi 1,55% 2,81%
Beban instalasi pompa (Catatan 28) 15.106.029.686 12.491.053.278 Persentase beban instalasi pompa terhadap
jumlah beban usaha 1,81% 1,31%
Keuntungan penjualan kayu karet dari PT TMN (Catatan 31) 5.456.697.000 6.825.621.000
Persentase jumlah keuntungan penjualan kayu karet terhadap laba bersih konsolidasi 1,05% 0,81%
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak hubungan istimewa sebagai berikut:
Pihak Hubungan Istimewa
Sifat Hubungan Istimewa
Transaksi
PT Perkebunan Mitra Ogan
Perusahaan asosiasi Investasi
JIC Wood Company Ltd
Perusahaan asosiasi Investasi
PT Sarana Agro Nusantara
Perusahaan asosiasi Investasi dan instalasi pompa
PT Tiga Mutiara Nusantara Perusahaan asosiasi
Investasi dan penjualan kayu karet
PT Bio Industri Nusantara Perusahaan asosiasi
Investasi
Koperasi Karyawan Nusa Tiga Karyawan Sewa menyewa alat angkut kendaraan dan pengadaan beras karyawan
PTPN II (Persero) BUMN perkebunan Biaya dibayarkan terlebih dahulu
PTPN IV (Persero) BUMN perkebunan Biaya dibayarkan terlebih dahulu
PTPN XIV (Persero) BUMN perkebunan Biaya dibayarkan terlebih dahulu
Pusat Penelitian Kelapa Sawit Lembaga dibawah BUMN perkebunan
Penelitian kelapa sawit
Dapenbun Lembaga dibawah BUMN perkebunan
Mengelola dana pensiun perkebunan
Pemerintah Pemegang saham Pembayaran uang muka dividen interim tahun buku 2009 sesuai surat Menteri Negara BUMN No. S-786/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009
36. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
204
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai aset dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata Uang Mata Uang Asing Setara Rupiah Asing Setara Rupiah
AsetKas dan setara kas USD 20.551.646 193.185.469.110 5.265.435 57.656.515.550 Piutang usaha USD 1.809.000 17.004.600.000 2.438.452 26.701.047.319 Aset lancar lainnya EUR - - 14.684 226.609.825
Jumlah 210.190.069.110 84.584.172.694
2009 2008
37. INFORMASI SEGMEN
Segmen usaha Saat ini Perusahaan dan anak perusahaan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pabrikasi. Usaha ini merupakan dasar dari laporan utama atas segmen dari Perusahaan dan anak perusahaan sebagai berikut:
Jumlah sebelumPerkebunan Pabrikasi Eliminasi Eliminasi Konsolidasi
PENDAPATAN USAHAPenjualan eksternal 3.458.862.684.249 952.045.254.995 4.410.907.939.244 - 4.410.907.939.244 Penjualan antar segmen - 304.146.109.212 304.146.109.212 (304.146.109.212) -
Jumlah Pendapatan 3.458.862.684.249 1.256.191.364.207 4.715.054.048.456 (304.146.109.212) 4.410.907.939.244
Hasil segmen 1.507.156.871.787 36.227.637.214 1.543.384.509.001 - 1.543.384.509.001 Beban usaha yang tidak
dapat dialokasi (827.366.987.765)
Laba usaha 716.017.521.236 Pendapatan (beban) lain-lain 8.770.484.500 13.663.320.492 22.433.804.992 - 22.433.804.992 Lainnya tidak dapat dialokasi (46.177.770.938) Bagian laba bersih perusahaan
asosiasi 11.590.080.314
Laba sebelum pajak 703.863.635.604 Beban pajak - 309.396.009 309.396.009 - 309.396.009 Beban pajak tidak dapat
dialokasi (184.358.923.740) Hak minoritas (15.894)
Laba bersih 519.814.091.979
NERACA KONSOLIDASISegmen aset 5.164.388.983.683 693.599.185.478 5.857.988.169.161 (183.519.193.499) 5.674.468.975.662 Segmen kewajiban 2.825.634.822.618 165.601.299.074 2.991.236.121.692 (82.104.675.272) 2.909.131.446.420
INFORMASI LAINNYAPengeluaran modal 758.573.305.617 145.847.492.088 904.420.797.705 - 904.420.797.705 Penyusutan dan amortisasi 112.697.502.494 41.258.749.453 153.956.251.947 - 153.956.251.947
2009
37. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
205
Segmen usaha (lanjutan)
Jumlah sebelumPerkebunan Pabrikasi Eliminasi Eliminasi Konsolidasi
PENDAPATAN USAHAPenjualan eksternal 3.707.691.264.384 972.931.327.692 4.680.622.592.076 - 4.680.622.592.076 Penjualan antar segmen - 327.760.348.377 327.760.348.377 (327.760.348.377) -
Jumlah Pendapatan 3.707.691.264.384 1.300.691.676.069 5.008.382.940.453 (327.760.348.377) 4.680.622.592.076
Hasil segmen 2.094.907.752.800 54.986.363.111 2.149.894.115.911 - 2.149.894.115.911 Beban usaha yang tidak
dapat dialokasi (948.803.268.760)
Laba usaha 1.201.090.847.151 Pendapatan (beban) lain-lain 6.825.621.000 14.986.923.621 21.812.544.621 - 21.812.544.621 Lainnya tidak dapat dialokasi (10.702.662.334) Bagian laba bersih perusahaan
asosiasi 11.042.072.851
Laba sebelum pajak 1.223.242.802.289 Manfaat pajak - 2.363.878.614 2.363.878.614 - 2.363.878.614 Beban pajak tidak dapat
dialokasi (380.888.398.605) Hak minoritas 38.555
Laba bersih 844.718.320.853
NERACA KONSOLIDASISegmen aset 4.635.033.037.765 593.354.609.928 5.228.387.647.693 (181.529.560.055) 5.046.858.087.638 Segmen kewajiban 2.441.897.292.809 154.172.361.357 2.596.069.654.166 (81.939.215.898) 2.514.130.438.268
INFORMASI LAINNYAPengeluaran modal 773.915.363.369 107.701.076.280 881.616.439.649 - 881.616.439.649 Penyusutan dan amortisasi 112.794.834.966 28.074.453.651 140.869.288.617 - 140.869.288.617
2008
Segmen geografis
Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan berdasarkan pasar geografis:
2009 2008
Lokal 3.271.589.269.136 3.615.199.544.402 Ekspor 1.139.318.670.108 1.065.423.047.674
Jumlah 4.410.907.939.244 4.680.622.592.076
Pasar geografisPenjualan berdasarkan pasar geografis
Seluruh aset berwujud Perusahaan dan anak perusahaan berada di Indonesia.
38. IKATAN DAN KEWAJIBAN BERSYARAT
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
206
a. Perusahaan belum dapat menyediakan areal pengganti kawasan hutan seperti yang telah
dipersyaratkan dalam surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 238/Menhut-VII/1984 tanggal 21 Juni 1984, sehingga Perusahaan belum memperoleh Surat Keputusan izin pelepasan areal hutan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia yang merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan SHGU atas bidang tanah seluas ± 8.635 hektar yang terletak di Desa Aek Batu, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Kebun Sei Meranti SK HGU No. 53/HGU/DA/88), dan atas bidang tanah seluas ± 1.329 hektar terletak di Desa Ujung Gading, Kecamatan Barumun, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara (Kebun Bukit Tujuh SK HGU No. 54/HGU/DA/88).
Untuk mencegah potensi hilangnya hak atas pengelolaan kedua areal tersebut di atas, Perusahaan telah mengajukan surat kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia mengenai penyelesaian areal pengganti kawasan hutan. Saat ini Departemen Kehutanan Republik Indonesia sedang menunggu Fatwa dari Mahkamah Agung Republik Indonesia atas penyelesaian areal pengganti Kawasan Hutan sebagai kompensasi kawasan hutan yang telah dimanfaatkan/digunakan sebagai usaha perkebunan.
Selanjutnya, Perusahaan mengajukan surat permohonan pelepasan kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan Republik Indonesia sesuai surat Direksi No. 3.09/X/1126/2009 tanggal 13 Nopember 2009. Sampai dengan tanggal persetujuan penerbitan laporan keuangan, Perusahaan belum memperoleh izin pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
b. Pada tanggal 16 Agustus 1999, Perusahaan menggugat PT Riau Crumb Rubber Factory
(PT Ricry) atas susut pengolahan karet kering (Scrap lump) sebanyak 179.967 kg senilai Rp 1.064 juta. Perkara ini telah sampai di Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang menolak kasasi PT Ricry dan memutuskan PT Ricry untuk mengembalikan 179.967 kg karet kering dan membayar denda kepada Perusahaan sebesar Rp 200.000/hari sejak tanggal keputusan tersebut ditetapkan.
Berdasarkan penetapan No. 04/Eks/Pdt.G/2008/PN.TTD Jo, No. 17/PDT.G/1999/PN.TTD tanggal 12 Januari 2009 dan Berita Acara Pelaksanaan Eksekusi No. 04/Eks/Pdt.G/2008/PN.TTD Jo, No. 17/PDT/G/1999/PN.TTD, ditetapkan sebagai berikut:
• PT Ricry menyerahkan kepada Perusahaan karet kering yang telah disita sesuai Berita Acara
Pelaksanaan Eksekusi tanggal 11 Desember 2008 sebanyak 179.967 kg. • Setelah dilaksanakan eksekusi, sesuai kesepakatan antara Perusahaan dengan PT Ricry maka
PT Ricry membeli kembali karet kering yang telah diserahkan kepada Perusahaan dengan harga sebesar Rp 15.512 per kg dengan total pembayaran sebesar Rp 2.675 juta (termasuk pajak pertambahan nilai).
Selanjutnya PT Ricry mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada tanggal 20 Pebruari 2009, Makamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan Putusan Peninjauan Kembali sesuai Putusan No. 712/PK/Pdt/2008, yang mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari PT Ricry. Pada tanggal 21 Januari 2010, Perusahaan telah menerima Relaas panggilan Aanmaning guna diberi teguran untuk melaksanakan sendiri putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam perkara peninjauan kembali.
38. IKATAN DAN KEWAJIBAN BERSYARAT (lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
207
c. Pada tanggal 27 September 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT TMN untuk
pengadaan pasokan kayu karet dimana Perusahaan wajib menjamin ketersediaan kayu karet di kebun milik Perusahaan sebanyak 5.000 m3 (lima ribu meter kubik) setiap bulan untuk dipergunakan sebagai bahan baku kebutuhan PT TMN. Biaya penebangan dan pengangkutan kayu karet menjadi beban PT TMN. Harga kayu karet yang dipasok oleh Perusahaan ditetapkan berdasarkan lokasi kebun dan akan ditinjau setiap 5 tahun.
Pada tahun 2009, Perusahaan melakukan revisi perjanjian pasokan kayu karet untuk periode 2009-2014, namun belum disepakati oleh PT TMN. Berdasarkan Surat Direksi No. 3.12/X/83/2009 tanggal 1 Oktober 2009, Perusahaan menghentikan pasokan kayu karet kepada PT TMN.
d. Pada tanggal 14 Juli 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Nindya-Galih Joint
Operation (kerjasama antara PT Nindya Karya (Persero) dengan PT Galih Medan Persada) untuk pembangunan pabrik kelapa sawit 45 ton Tbs/Jam dan infrastruktur kawasan industri Sei Mangkei dengan nilai proyek sebesar Rp 160.380 juta (termasuk pajak pertambahan nilai). Jangka waktu pelaksanaan proyek selama 16 bulan sampai dengan 14 Nopember 2010. Perusahaan menerima bank garansi senilai Rp 8.019 juta (5%) dari Nindya-Galih Joint Operation sebagai jaminan pelaksanaan proyek, selain itu Perusahaan juga memberikan batasan-batasan tertentu sebagaimana tercantum dalam perjanjian.
e. Pada tanggal 16 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) dengan PTPN I (Persero) untuk pengelolaan kebun karet dan kelapa sawit serta pabrik karet yang terdapat di Kebun Karang Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan, Kabupaten Aceh Timur, milik PTPN I (Persero) dengan luas areal masing-masing sebesar 4.470 hektar dan 4.633 hektar untuk jangka waktu 25 tahun mulai 1 Januari 2010. Perjanjian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia dalam suratnya No. S-706/MBU/2009 tanggal 30 September 2009. Berdasarkan perjanjian ini, PTPN I (Persero) menyerahkan pengelolaan atas aset KSO kepada Perusahaan untuk dibangun dan dikembangkan sesuai kesepakatan dan memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) yang antara lain menyatakan bahwa aset tersebut tidak sedang dibebani oleh hak tanggungan. Selanjutnya Perusahaan menjamin dan menyetujui untuk mendanai seluruh biaya yang diperlukan untuk pengelolaan kebun tersebut.
Bagi hasil atas KSO ini akan dilaksanakan dengan pembagian sebagai berikut: a. Sepuluh (10) tahun pertama setelah Payback Period Realisasi tercapai, Perusahaan
memperoleh sebesar 75% sedangkan PTPN I (Persero) sebesar 25%. b. Selanjutnya untuk masa sisa KSO, Perusahaan memperoleh sebesar 60% dan PTPN I (Persero)
sebesar 40%.
39. REKLASIFIKASI AKUN
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
208
Laporan keuangan konsolidasi tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2009. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Setelah Sebelumreklasifikasi reklasifikasi
Deposito berjangka - 226.609.825 Piutang lain-lain
Pihak hubungan istimewa 5.741.739.871 -Pihak ketiga 16.937.154.856 22.019.548.059
Biaya dibayar dimuka - 8.973.837.577 Aset lancar lainnya 9.233.159.270 32.711.868 Piutang pihak hubungan istimewa 18.232.629.554 18.891.976.222 Hutang lain-lain
Pihak hubungan istimewa 288.356.544 -Pihak ketiga 10.509.343.311 58.954.513.568
Hutang pihak hubungan istimewa 54.910.603.698 6.753.789.985 Beban pokok penjualan 2.524.807.551.896 2.519.433.091.531 Beban umum dan administrasi 858.983.463.967 864.357.924.332
40. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan beberapa Standar Akuntansi revisi. Diantaranya terdapat beberapa standar yang mungkin berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. Standar tersebut adalah sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010: • PSAK 26 (Revisi 2008) - Biaya Pinjaman
Menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
• PSAK 50 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.
• PSAK 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
• PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
40. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
209
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):
• PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas
Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
• PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
• PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
• PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Pada Entitas Asosiasi
Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) "Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi" dan PSAK 40 (1997) "Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi".
• PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.
• PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset
Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
• PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
• PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak standar tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasi.
41. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
210
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 24 Maret 2010.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi …………………………………………….……………………… 1-2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ……………………………….………………………. 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi .………………………………........................ 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi ..……………………………………………………...... 5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……………………………………........... 6-55
2009ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 4,443,000,422,952Pembayaran kas kepada:
Pemasok (2,106,302,327,056)Direksi dan karyawan (1,424,738,192,469)
Kas yang dihasilkan dari operasi 911,959,903,427
Pembayaran bunga (135,389,225,192)Pembayaran pajak penghasilan (199,431,931,944)
Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi 577,138,746,291
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenerimaan dividen 6,737,330,586Penambahan investasi saham (1,050,000,000)Penerimaan bunga 37,282,142,740Hasil penjualan aset non produktif 1,996,040,538Penambahan tanaman belum menghasilkan (427,690,093,782)Perolehan aset tetap (274,969,418,627)Penambahan beban tangguhan (6,179,283,322) Penambahan aset lain-lain (42,704,302,789)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (706,577,584,656)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak hubungan istimewa (43,384,005,479) Pembayaran tantiem direksi dan komisaris - Pembayaran dividen (253,415,496,000)Pembayaran program kemitraan dan bina lingkungan (33,788,732,000)Penerimaan pinjaman jangka panjang 600,000,000,000 Pembayaran pinjaman jangka panjang (60,000,000,000)Pembayaran hutang obligasi (90,000,000,000)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan 119,411,766,521
Dampak Perubahan Kurs (6,721,592,443)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (16,748,664,287)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 800,755,698,663
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 784,007,034,376
PENGUNGKAPAN TAMBAHANAktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas
Reklasifikasi tanaman belum menghasilkan ke tanaman menghasilkan 565,776,529,050Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui:
Kapitalisasi beban bunga dan keuangan 64,380,241,336Hutang kontraktor 30,821,561,248Aset lain-lain 39,098,581,179
Penambahan aset tetap melalui hutang kontraktor 57,675,896,601Penambahan investasi saham melalui aset lain-lain - Penambahan aset lain-lain melalui reklasifikasi:
Tanaman menghasilkan 126,456,546 Tanaman belum menghasilkan - Aset tetap 887,432,287
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAALAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
159
2008
4,755,775,128,881
(1,655,829,408,035)(1,420,378,453,666)
1,679,567,267,180
(116,540,990,741)(355,358,433,138)
1,207,667,843,301
5,848,583,618 -
47,378,808,147-
(527,735,756,651)(212,582,235,257)
(4,746,197,083)(34,875,593,717)
(726,712,390,943)
6,984,932,438 (10,529,217,000)
(175,486,952,000)(35,097,390,000)
- (26,220,212,139)
-
(240,348,838,701)
8,061,380,982
248,667,994,639
552,087,704,024
800,755,698,663
375,632,513,205
67,260,691,43712,243,098,57916,076,067,95822,172,866,925
529,038,276
6,436,129,928 6,077,373,508 7,259,630,098
AN
8
160
153
154