pt bank mnc internasional tbk -...

55
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK LAPORAN KEUANGAN PER 30 SEPTEMBER 2016 ( UNAUDITED) DAN 31 DESEMBER 2015 (AUDITED)

Upload: phamnhi

Post on 11-Jul-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN KEUANGAN

PER 30 SEPTEMBER 2016 ( UNAUDITED)

DAN 31 DESEMBER 2015 (AUDITED)

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 - 4

Laporan Perubahan Ekuitas 5

Laporan Arus Kas 6

1 Informasi Umum 7 - 8

2 Kebijakan Akuntansi 8 - 17

3 Pertimbangan Kritisi Akuntansi dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan 17 - 18

4 Kas 18

5 Giro pada Bank Indonesia 18 - 19

6 Giro pada Bank Lain 19

7 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 20

8 Efek-efek 20 - 21

9 Tagihan dan Liabilitas Derivatif 22

10 Kredit yang Diberikan 22 - 25

11 Tagihan dan Liabilitas Akseptasi 25

12 Biaya Dibayar Dimuka 25

13 Aset tetap 26 - 27

14 Aset Pajak Tangguhan 27

15 Aset Tidak Berwujud 27

16 Aset Lain Lain 28

17 Liabilitas Segera 28

18 Simpanan 28 - 30

19 Simpanan dari Bank Lain 30

20 Liabilitas Atas Efek Efek Yang Dijual Dengan Janji Dijual Kembali 30

21 Pinjaman Diterima - Pihak Ketiga 31

22 Utang Pajak 31

23 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 31

24 Beban Yang Masih Harus Dibayar 31

25 Liabilitas Lain-lain 32

26 Modal Saham 32

27 Tambahan Modal Disetor 32

28 Saldo Laba Yang Belum Ditentukan Penggunaannya 33

29 Pendapatan Bunga 33

30 Beban Bunga 33

31 Pendapatan Operasional Lain-Lainnya 33

32 Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 33

33 Beban Umum dan Administrasi 34

34 Beban Tenaga Kerja 34

35 Penjelasan Pendapatan dan Beban Non Operasional 35

36 Laba per Saham 35

37 Sifat,transaksi dan saldo dangan pihak-pihak berelasi 35 - 36

38 Komitmen dan Kontinjensi 36

39 Jatuh Tempo Aset dan Liabilitas 37 - 38

40 Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing 39

41 Informasi Segmen 40

42 Jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum 41

43 Perhitungan Modal Posisi 30 September 2016 dan 30 September 2015 41

44 Manajemen Risiko 41 - 52

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBKL A P O R A N K E U A N G A N

Untuk periode yang berakhir pada30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

DAFTAR ISI

Kas

Giro Pada Bank Indonesia 2j

2j

Penempatan Pada Bank Indonesia

dan Bank Lain - Pihak Ketiga 2k

2l

2m

Kredit 2n

Pihak Berelasi

Pihak Ketiga

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah

2p

Biaya Dibayar Dimuka 2r

Aset Tetap - Bersih 2s

Aset Pajak Tangguhan - Bersih

Aset Tak Berwujud - Bersih 2t

Aset Lain-lain - Bersih

7.

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

Tagihan Akseptasi - Pihak Ketiga

16.

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

ASET Catatan 30-Sep-16 31-Des-15

57.349

7.230.272 7.027.878

8.194 8.241

1.682.916 1.335.254

480.315

117.871 108.955

719.928 812.623

Giro Pada Bank Lain - Pihak Ketiga

4.

5.

6.

Efek-Efek - Pihak Ketiga

Tagihan Derivatif - Pihak Ketiga

dari laporan keuangan secara keseluruhan

JUMLAH ASET 12.445.026 12.137.004

480.547 194.039

57.699

21.234

1.173.954

11. 27.204

12.

13.

14.

8.

9.

10.

1.457.654

91.695

1.266.474

12.057 10.933

85.615

63.028

(55.645) (37.962)

7.266.322

15.

50.041

7.047.265

44.963

48.704

1

Liabilitas Segera 2w

Simpanan 2x

Pihak Berelasi

Pihak Ketiga

Jumlah

Simpanan dari Bank lain - Pihak Ketiga 2y

Liabilitas Derivatif - Pihak Ketiga 2m

Liabilitas atas efek efek yang dijual dengan janji dijual kembali

Liabilitas Akseptasi - Pihak Ketiga 2p

Pinjaman Diterima - Pihak Ketiga

Utang Pajak

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

Beban yang Masih Harus Dibayar

Liabilitas lain-lain

JUMLAH LIABILITAS

EKUITAS

Tambahan modal disetor - bersih

Rugi komprehensif lain

Saldo laba (Defisit)

Telah ditentukan penggunaannyaBelum ditentukan penggunaannya

JUMLAH EKUITAS

JUMLAH LIABILTAS DAN EKUITAS 12.137.004

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

42.436 37.331

68.227 62.865

11 (7.217)

10.576.825 10.428.800

1.912.957

Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham Modal

dasar - 60.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor

19.129.563.072 saham.

26.

1.868.201 1.708.204

9.

11.

17.940 (219.031)

148.555 3.555

11.718 13.760

2.537 3.714

27.204 21.234

19.

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

607.285 500.705

722.675 947.882

8.501.790

9.766.527

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

204.117 14.122

dari laporan keuangan secara keseluruhan

22.

23.

24.

17.

18.

9.340 8.542 25.

378.557 - 20.

Catatan

28.

17.940 (211.262)

27.

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

8.818.645

9.224.465

1.912.957

12.445.026

21. 939 -

30-Sep-16 31-Des-15

2

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga

Bunga yang diperoleh 2aa

Komisi dan Fee dari kredit yang diberikan.

Jumlah Pendapatan Bunga

Beban Bunga

Bunga 2bb

Provisi dan komisi yang harus dibayar

Jumlah Beban Bunga

Pendapatan Bunga - Bersih

Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan transaksi valuta asing - bersih

Keuntungan bersih penjualan efek

Provisi komisi dan fee selain kredit - bersih

Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi

dari efek yang diperdagangkan

Lain - lain 31.

Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya

Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai

Aset Keuangan

Aset Non Keuangan

Jumlah Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai

Beban Operasional lainnya

Umum dan administrasi

Tenaga Kerja

Beban Pensiun dan imbalan pasca kerja 2cc

Lainnya

Jumlah Beban Operasional lainnya

Beban Operasional lainnya - Bersih

LABA (RUGI) OPERASIONAL

4.543

694.267

(510.533)

30-Sep-16

265.270 207.858

(12.237)

(9.745)

38.111 9.960

14.237

13.319 19.707

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

790.834

776.597

(486.409)

13.794

689.724

11.066

(473.397)

(13.012)

32.

30-Sep-15

(136.757)

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015

(15.031)

(525.564)

23.978

30.

(302.122)

(8.950)

(116.110)

(143.950) (119.764)

(29.120) 1.000

28.715

Catatan

106.084

(2.000) -

27.344 14.773

(31.120)

34.

33.

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

1.661 -

29.

1.522

(11.670)

(333.242) (256.062)

8.368

58.164

1.000

(257.061)

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

3

PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

Hasil Sewa

Keuntungan (kerugian) penjualan dan pengahapusan

aset tetap dan tak berwujud

Lainnya - bersih

PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL -

BERSIH

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

Pengukuran kembali atas kewajiban imbalan pasti

Pajak penghasilan terkait pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

Sub jumlah

Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

Perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual

Pajak penghasilan terkait pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

Sub jumlah

Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF

Laba (Rugi) per Saham

dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan 30-Sep-16

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015

36. 0,57 0,83

10.323

(2.741) (2.685)

-

(27.601)

35.

239

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

278

88 (14)

(27.928) 100

7.229 51.072

14.998 58.710

7.769

30-Sep-15

7.638

(2.587)9.816 (4.887)

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

363

10.510

7.229 51.072

-

-

-

- -

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

55.959

4

5

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Bunga, provisi dan komisi kredit yang diterima

Bunga, provisi dan komisi yang dibayar

Penerimaan pendapatan operasional lainnya

Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan

Pembayaran beban operasional lainnya

Penerimaan pendapatan beban non-operasional

Pembayaran beban non-operasional

Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas

Penurunan (kenaikan) aset operasi

Penempatan pada bank indonesia dan bank lain

Efek-efek

Kredit

Tagihan derevatif

Tagihan akseptasi

Aset lain-lain

Kenaikan (penurunan) liabilitas Operasi

Liabilitas segera

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Liabilitas lain-lain

Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) Aktivitas Operasional

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap

Perolehan Aset Tetap

Perolehan Aset tak berwujud

Pencairan (Perolehan) dari investasi keuangan

Kas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan Dana Cadangan Modal

Pinjaman Yang Diterima

Kas Bersih Diperoleh dari (dipergunakan untuk) Aktivitas Pendanaan

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode

Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode

Kas dan setara kas terdiri dari :

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain jatuh tempo kurang dari 3 Bulan

Jumlah Kas dan Setara Kas

(479.578)

LAPORAN ARUS KAS

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

(394.397)

4.000

(242.028)

(1.103.178)

719.928

480.315

1.681.835

2.999.949

145.000 -

2.183.600

85.045

754.940

281.140

1.062.475

2.183.600

104.351

(143.949)

(125.412)

422

(197)

68.046

115.891

30-Sep-15

667.903

(86.571)

(20.308)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

64.751

(49.315)

6.289

2.999.949

117.871

3.123

88

(11.700)

4.000

1.301.517

330.963

28.346 (1.177)

(64.751)

(66.620)

(6.827)

(478.843)

56.642

(255)

108.308

(248.104)

46

(5.970)

33.892

(13.683)

378.557

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

(495.189)

939

145.939

(130.431)

(135.956)

30-Sep-16

768.138

(535.307)

2.266

144.565

3.882

(408.836)

5.970

(190)

(57.133)

(542.064)

106.580

(406.383)

3.406.332

(245.832)

2.429.431

633

(3.999) (5.770)

6

1.

a.

b. Penawaran Umum Efek Bank

Penawaran Umum Perdana Saham

Penawaran Umum Saham Terbatas I

Penawaran Umum Terbatas II

PT Bank MNC Internasional Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia berdasarkan

akta No 49 tanggal 31 Juli 1989 dari notaris Sri Rahayu, SH. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.

C-2. 7223.HT.01.01. TH.89 tanggal 9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 75

tanggal 19 September 1989.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 7 tanggal 17 April 2009 yang dibuat di hadapan Dr. Amrul

Partomuan Pohan, S.H.,LL.M, notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Keputusannya tertanggal 26 Mei 2009 No. AHU-22959.AH.01.02.Tahun 2009 dan telah dicatat di dalam

Daftar Perseroan No. AHU.0029405.01.09.Tahun 2009 tanggal 26 Mei 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 56 Tambahan No. 18380/2009 tanggal 14 Juli 2009, nama Bank diubah menjadi PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Selanjutnya

berdasarkan akta No. 57 tanggal 16 Juli 2014 yang telah mendapat Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014, nama Bank diubah menjadi PT Bank MNC Internasional

Tbk. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 27 tanggal 8 Desember 2015 dari Aryanti

Artisari, S.H., MKn, notaris di Jakarta, mengenai penambahan modal disetor dan ditempatkan melalui mekanisme hak memesan efek terlebih

dahulu (“HMETD”) sebanyak-banyaknya 6.744.407.924 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100. Akta perubahan ini telah memperoleh

persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0987301 tanggal 10

Desember 2015.

Pada tanggal 27 September 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat No. S-1402/PM/2002 untuk melakukan

penawaran umum saham atas 500.000.000 (lima ratus juta) saham Bank kepada masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp 100

(seratus Rupiah) dan harga penawaran adalah sebesar Rp 120 (seratus dua puluh Rupiah ) per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank

telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha di bidang perbankan sesuai dengan

undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bank berkedudukan di Jakarta dan memiliki 16 kantor cabang, 33 kantor cabang pembantu, 23 kantor kas dan 90 ATM. Kantor pusat Bank

beralamat di Gedung MNC Financial Center Lantai 6, 7 & 8, Jl. Kebon Sirih Raya No. 27, Jakarta 12930, Indonesia. Jumlah karyawan Bank

masing-masing 1.020 dan 1.190 karyawan pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015.

Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990, sesuai dengan izin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. 10/KMK.013/1990 tanggal 4 Januari 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No.

30/146/KEP/DIR tanggal 5 Desember 1997, Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.

INFORMASI UMUM

Pendirian dan Informasi Umum Bank

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00

WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar

Rp 100 (seratus rupiah) setiap 1 (satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK.

Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat No. S-3278/PM/2005 untuk melakukan

Penawaran Umum Terbatas I atas 3.000.000.000 (tiga miliar) saham Bank dengan harga penawaran sama dengan nilai nominal sebesar Rp 100

(seratus rupiah) per saham, disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam

ratus lima puluh empat) Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 120

(seratus dua puluh) per saham. Pembelian dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 30 September 2006 sampai dengan 29

Desember 2010. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.

Pada tanggal 22 September 2010, Bank memperoleh penyertaan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK melalui surat No. S-5539/BL/2010 untuk

melakukan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek

terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi wajib konversi yang diberi nama obligasi wajib konversi Bank ICB Bumiputera tahun 2010

(“OWK”) dengan jumlah pokok sebesar Rp 150.000.000.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

7

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

1.

b. Penawaran Umum Efek Bank (lanjutan)

Penawaran Umum Terbatas III

Penawaran Umum Terbatas IV

Penawaran Umum Terbatas V

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris (Independen) Eko B. Supriyanto Bambang Ratmanto

Komisaris Independen Rusli Witjahjono Eko B. Supriyanto

Komisaris Purnadi Hardjono Purnadi Hardjono

Direksi

Presiden Direktur Benny Purnomo Benny Purnomo

Direktur Keuangan Benny Helman Benny Helman

Direktur Sumber Daya Manusia Nerfita Primasari Nerfita Primasari

Direktur Kepatuhan Chisca Mirawati Tjit Siat Fun

Direktur Operasional (Independen) Widiatama Bunarto Widiatama Bunarto

Susunan Komite Audit Bank pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Ketua Rusli Witjahjono Bambang Ratmanto

Anggota Soenarso Soemodiwirjo Soenarso Soemodiwirjo

Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto

Dwi Sasongko Dwi Sasongko

2.

a. Pernyataan Kepatuhan

b. Dasar Penyusunan

30-Sep-16 31-Des-15

30-Sep-16

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang penyusunan dan penyajian laporan

keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional Bank dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai

historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing

akun tersebut.

INFORMASI UMUM (Lanjutan)

Pada tanggal 23 September 2016, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.S-

531/D.04/2016 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V (“PUT V”) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”)

sebanyak-banyaknya 5.239.563.729 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham. yang disertai penerbitan Waran Seri III sebanyak-

banyaknya 5.239.563.729 (lima miliar dua ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus dua puluh sembilan) Waran

Seri III dimana setiap 1 (satu) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri III yang memberikan hak kepada pemegang

saham untuk membeli saham baru dengan dengan harga pelaksanaan Rp100 (seratus Rupiah) persaham. Pelaksanaan Waran Seri III dapat

dilaksanakan mulai tanggal 7 April 2017 sampai dengan tanggal 4 Oktober 2019 dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk membeli 1

(satu) saham Perseroan

Pada tanggal 20 September 2014, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. S-

291/D.04/2014 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III (“PUT III”) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”)

sebanyak 8.046.248.527 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham yang disertai dengan penerbitan Waran Seri II sebanyak

1.828.692.847 waran, dimana setiap 22 (dua puluh dua) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 5 (lima) Waran Seri II yang

memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham. Pelaksanaan Waran

Seri II dapat dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2015 sampai dengan tanggal 3 Juli 2017 dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk

membeli 1 (satu) saham Bank. Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah waran yang belum dilaksanakan adalah 1.828.691.746 waran.

Pada tanggal 25 September 2015, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.S-

437/D.04/2015 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV (“PUT IV”) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”)

sebanyak 6.744.407.924 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham. Pada tanggal 31 Desember 2015 hasil pelaksanaan PUT IV

yang diterima Bank sebanyak 4.097.235.004 lembar saham dan sisanya dikembalikan ke portepel.

Pada tanggal 31 Maret 2016, sejumlah 18.938.267.441 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dan sejumlah 191.295.631

saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di bursa.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia

dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak

dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

30-Sep-16 31-Des-15

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

KEBIJAKAN AKUNTANSI

31-Des-15

8

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

1 Dollar Amerika Serikat (USD)

1 Dollar Singapura (SGD)

1 Yen Jepang (JPY)

1 Dollar Hong Kong (HKD)

1 Dollar Australia (AUD)

1 Euro (EUR)

d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

a.

i.

ii.iii

.

b.

i.

ii.

iii.

iv

.v.

vi

vi

i.

e. Aset Keuangan

Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

●●

Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait

Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:

• Nilai wajar melalui laba rugi

• Dimiliki hingga jatuh tempo

• Tersedia untuk dijual

• Pinjaman yang diberikan dan piutang

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk

diukur pada FVTPL.

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga

maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.

KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian

bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau

Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola

ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya

saling berelasi dengan entitas lainnya).

Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas

(atau entitas induk dari entitas).

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Bank (entitas pelapor):

Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan

berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan

awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang

awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

10.083,73

1.683,33 1.778,70

memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

14.600,15 15.056,67

9.933,77

13.051,00 13.785,00

129,19

Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian

sebagai berikut:

9.560,47 9.758,95

Pembukuan Bank diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsionalnya. Transaksi-transaksi selama tahun

berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan

liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB

untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam

laba rugi.

Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan

manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen

kunci entitas, misalnya direksi dan CEO.

114,52

Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan

anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

31-Des-1530-Sep-16

9

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan (lanjutan)

Dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Metode suku bunga efektif

Penurunan nilai aset keuangan

Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:●

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode

untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara

tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan

diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan

diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai

tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan

diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset

keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi

secara andal.

Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual serta kolektif untuk aset yang secara

individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan

nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa

depan dari kelompok aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian historis untuk aset yang memiliki

karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk

merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis.

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai pinjaman yang

diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian

penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak

material.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang dalam nilai wajar dari

instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.

Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, atau pinjaman yang

diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur

pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual

diukur dan dicatat pada nilai wajar.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi revaluasi

investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs

atas aset moneter yang diakui pada laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang

sebelumnya diakui pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.

Dividen atas instrumen AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau

telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut

hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi

yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur

dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.

Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga

efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.

Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara jumlah

tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset

keuangan.

10

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset Keuangan (lanjutan)

Penghentian pengakuan aset keuangan

f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Keuangan

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Instrumen ekuitas

Liabilitas keuanganLiabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi.

Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit.

LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default

(EAD). Model perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.

Loss identification period (”LIP”) – periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti

obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kredit secara individual.

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi

liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet fasilitas kredit pada posisi laporan

dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given default (LGD).

Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah pembayaran dan piutang

yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas

diakui dalam laba rugi.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap

kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.

Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.

Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow ).

PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data fasilitas kredit selama minimal empat tahun.

Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung:

Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan dikurangi dengan cadangan

kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Pada saat penurunan nilai diakui dalam aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan

bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah penurunan nilai menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi arus

kas masa depan pada saat menghitung penurunan nilai.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas

direklasifikasi ke laba rugi.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat

dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya

dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi

sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen

ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Exposure at default (”EAD”) – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit pada saat terjadi tunggakan.

Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau

Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika

Bank tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang

ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus

dibayar. Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset

keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Bank masih memiliki hak untuk membeli kembali

bagian aset yang ditransfer), Bank mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui

berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal

transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk

bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut

yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya

diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan

nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.

Aset dihapusbukukan dari cadangan kerugian penurunan nilai pada saat manajemen berpendapat bahwa aset tersebut harus dihapuskan karena

secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada

tahun berjalan dicatat sebagai penambahan cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan selama tahun berjalan. Penerimaan kembali

aset yang telah dihapuskan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional tahun berjalan.

11

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Keuangan (lanjutan)

Liabilitas keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

g. Reklasifikasi Instrument Keuangan

Reklasifikasi Aset Keuangan

Reklasifikasi Liabilitas Keuangan

h. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Libilitas Keuangan

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar

tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran

selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan

tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.

Sejak 1 Januari 2015, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk

mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut

dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas

pada tanggal pengukuran, Bank memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik

tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.

Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.

Sebelum 1 Januari 2015, nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas

antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction ).

Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan

manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen

kunci entitas, misalnya direksi dan CEO.

Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL. Bank hanya dapat melakukan

reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang

diberikan dan piutang dan Bank memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga

jatuh tempo dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut direklasifikasi pada nilai wajar

pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba

rugi tidak boleh dipulihkan. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi

selama sisa umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lain sampai

aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo tetap).

Diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau

Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola

ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

Liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:

Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau

kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang dibayar dari liabilitas keuangan.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika:

Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Bank telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih

antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan FVTPL.

12

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Nilai wajar

j. Giro Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

k. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

l. Efek-efek

m. Tagihan dan Liabilitas Derivatif

n. Kredit

o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah

p. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi

q. Sewa

Sebagai Lessor

Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset atau liabilitas yang bukan

berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian

pengakuan giro pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengukuran awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian

pengakuan efek-efek mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.

Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Bank melakukan pengukuran nilai wajar

atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki berikut:

Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang

identik.

Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi

untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian

pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian

pengakuan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian

pengakuan kredit mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi

dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus

selama masa sewa.

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait

dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah

penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan

sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi seperti yang dibahas pada

Catatan 2n.

Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL).

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian

pengakuan tagihan dan liabilitas derivatif mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.

Kredit diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Efek-efek diklasifikasikan dalam kategori diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.

Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi dikategorikan sebagai liabilitas

keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.

13

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Sewa (lanjutan)

Sebagai Lessee

r. Biaya Dibayar Dimuka

s. Aset Tetap

Bangunan

Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor)

Kendaraan bermotor

Perabotan kantor

Peralatan kantor

Perangkat keras komputer

t. Aset Tak Berwujud

u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan kecuali Goodwill

5

Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari

penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.

Aset tak berwujud merupakan perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi

5

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri atau disusutkan

selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset

tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk

menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas

suatu aset individu, Bank mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode amortisasi direview setiap akhir periode.

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis ) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar

sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di

dalam periode terjadinya.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa

pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke

masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

5

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk

menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat

ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

20

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Bank yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika

lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai

liabilitas sewa pembiayaan.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai

pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat

yang dinikmati pengguna.

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan

setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) masing-masing

dengan tarif sebagai berikut:

5

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut

berlaku prospektif.

Tahun

5

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam menilai

nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian

pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit

penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight - line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis

selama 5 tahun.

14

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

v. Agunan yang Diambil Alih

w. Liabilitas Segera

x. Simpanan

y. Simpanan dari Bank Lain

z. Instrumen Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan

Surat Berharga yang Diterbitkan

Biaya emisi saham

aa. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga

bb.Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik local maupun luar negeri, dalam bentuk giro, inter-bank call money dengan

periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari, tabungan dan deposito berjangka.

Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat

perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan simpanan

dari bank lain mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.

Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.

Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.

Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya

dibebankan pada laba rugi.

Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru disajikan sebagai bagian dari tambahan

modal disetor dan tidak diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan simpanan

mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan liabilitas

segera mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.

Obligasi yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan instrumen

utang dan ekuitas yang diterbitkan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2h terkait liabilitas keuangan.

Pendapatan kredit yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai kredit setelah memperhitungkan

kerugian penurunan nilai.

Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih,

dibebankan ke dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Cadangan kerugian penurunan nilai agunan yang diambil alih dibentuk

atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.

Bunga pada instrumen sekuritas investasi tersedia untuk dijual dihitung menggunakan suku bunga efektif.

Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan termasuk:

Perubahan nilai wajar pada efek-efek yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan diukur pada nilai wajar pada laba rugi dan derivatif lainnya

yang digunakan untuk kepentingan manajemen risiko, dan aset dan liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akan

mempengaruhi laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan

ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.

Bunga pada aset dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.

Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu tertentu atau nilainya tidak material menurut

Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan yang Diambil Alih dalam kelompok “Aset

lain-lain”.

15

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

cc. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya

Program Iuran Pasti

Program Imbalan Pasti

● Beban atau pendapatan bunga neto

● Pengukuran kembali

Imbalan kerja jangka panjang lainnya

dd.Pajak Penghasilan

ee. Laba (Rugi) per Saham

Liabilitas imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan defisit atau surplus aktual dalam program imbalan pasti Bank.

Surplus yang dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana

program dan pengurangan iuran masa depan ke program.

Bank memberikan penghargaan masa kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Bank ekspektasikan, pada akhir

periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba

kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Bank menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa

lalu.

Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus

aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang

dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Bank bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Bank juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak

terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja ini.

Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit . Jumlah diakui sebagai provisi

untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari

transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal

tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh

pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.

Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan tersebut dan ketika entitas mengakui

biaya restrukturisasi terkait.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas

diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir

periode pelaporan.

Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-

rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian aktuaria yang dilakukan pada setiap

akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak batas atas aset (jika

ada) dan dari imbal hasil atas aset program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan

atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain

tercermin segera sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di ekuitas dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui

dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti

dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:

Pembayaran kepada program dana pensiun pasti dibebankan pada saat jatuh tempo. Pembayaran kepada program dana pensiun didasarkan pada

iuran pasti tertentu yang ditentukan program.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan

liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan

temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan

dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata

tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

16

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

ff. Segmen Operasi

a)

b)

c)

3. PERTIMBANGAN KRITISI AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Rugi penurunan nilai aset keuangan

a.

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Bank yang secara regular direview oleh “pengambil

keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.

Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara

berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya.

Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif

penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara

nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset

keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan

debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa

depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan,

keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa

depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang

diakui dalam laporan keuangan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada

kategori dari setiap produk.

Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang

dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

Klasifikasi atas aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memerlukan pertimbangan yang signifikan. Dalam membuat pertimbangan tersebut, Bank

mengevaluasi tujuan dan kemampuan untuk memiliki suatu investasi hingga jatuh tempo. Jika Bank tidak dapat menjaga investasinya hingga jatuh

tempo selain dalam kondisi tertentu - contohnya, menjual sekuritas dengan nilai tidak signifikan pada waktu yang mendekati jatuh tempo - hal ini

mengharuskan reklasifikasi seluruh portofolio menjadi investasi tersedia untuk dijual. Investasi tersebut selanjutnya akan diukur pada nilai wajar dan

bukan pada biaya perolehan diamortisasi.

Bank menilai penurunan nilai aset keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba

rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti obyektif bahwa kerugian telah terjadi. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami

penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data

yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi

nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan

yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang estimasi tersebut direvisi jika

revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa

depan.

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam

laporan keuangan, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini.

Cadangan kerugian penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen

menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan

nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.

Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait

dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset

dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang

dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

17

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

3. PERTIMBANGAN KRITISI AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

Rugi penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

b.

Manfaat Karyawan

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

4. KAS

Saldo Kas terdiri atas :

Berdasarkan Mata Uang

Mata Uang Rupiah

Kas Besar

Kas Kecil

Kas Dalam Proses

Kas ATM

Jumlah

Mata Uang Asing

Kas Besar

Total kas

5. GIRO PADA BANK INDONESIA

Jenis Mata Uang

Rupiah

Mata Uang Asing (USD)719.928 100% 812.623 100%

79%

110.934 15% 170.934 21%

Jumlah

608.994 85% 641.689

PersentasePersentase Jumlah

Sesuai dengan perubahan SE BI No. 18/03/PBI/2016 tanggal 26 November 2013 yang berlaku efektif sejak 16 Maret 2016 atas Peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di

Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri

dari GWM Primer ditetapkan sebesar 6,5% dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4%, serta GWM Loan to Funding Rate (LFR) sebesar hasil

perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LFR bank dan LFR target dengan

memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dollar Amerika Serikat

ditetapkan sebesar 8%.

30-Sep-16 31-Dec-15

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset tersebut.

Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 14.

37.317 19.103

11.401

Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai

dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan.

Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan

dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default .

Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat

berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku

bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.

Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas

tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Bank diakumulasi dan

diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang.

Walaupun asumsi Bank dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang

digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Bank.

Masa manfaat setiap aset tetap Bank ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan

evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan

berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset.

Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta

periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

6.043 3.923

105.032

62.902 62.542

208 183

23.205

117.871

Kas dalam Rupiah termasuk uang pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sejumlah Rp11.401 dan Rp 23.205 masing-masing pada tanggal 30

September 2016 dan 31 Desember 2015.

111.828

30-Sep-16 31-Dec-15

108.955

18

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

5. GIRO PADA BANK INDONESIA (Lanjutan)

GWM UtamaRupiah

Dolar Amerika Serikat

GWM Sekunder

Rupiah

6. GIRO PADA BANK LAIN

Berdasarkan Mata Uang

Rupiah:

Bank International Indonesia

Bank CIMB Niaga Tbk

Bank Mandiri

Standard Chartered Bank

Bank Central Asia

Bank Maybank Indonesia

USD:

Standard Chartered Bank, New York

Bank Central Asia, Jakarta

Standard Chartered Bank, Jakarta

Deutsche Bank, Frankfrut

Bank Mandiri, Jakarta

Wells Fargo Bank N.A

JPY:

Wells Fargo Bank Tokyo

SGD:

United Overseas Bank Singapore

HKD:

Standard Chartered Bank, Hongkong

EUR:

Standard Chartered Bank, Frankfrut

Wells Fargo Bank London

AUD :

Commonwealth Bank, Sydney

Jumlah Giro Pada Bank Lain

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah - Bersih

Tingkat suku bunga rata-rata per tahun

Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Mata Uang Asing Lainnya

12,86%

9.051

171 27

- 29

11 -

- 891.280

9.280

337.596

106

68.588

8,32% 9,26%

- 1

47 48

Rasio GWM Bank adalah sebagai berikut:

23,86%

85.072 233.703

1

30-Sep-16 31-Dec-15

14.998

Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

Akun ini terdiri dari :

30-Sep-16 31-Dec-15

7,19% 8,61%

30-Sep-16 31-Dec-15

0,5% 1,97%

0,00% 0,06%

480.315 1.266.474

- -

480.315 1.266.474

Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh giro pada Bank lain dapat ditagih.

1.190

0% 0%

340 672

525 2.680

21.382

17.668 15.601

6.528 2

1.337

1.062

1.242 5.061

-

6.004 24.872

471.035 1.266.368

Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, tidak terdapat giro pada Bank lain yang dijadikan agunan oleh Bank.

19

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Pihak ketiga

Rupiah

Call money

Fasililtas Simpanan Bank Indonesia

Sertifikat Deposito

Sertifikat Deposito Bank Indonesia

Sub jumlah

Valas

Call money

Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia

dan Bank Lain

Pihak ketiga

Rupiah

Bank IndonesiaBank CIMB NiagaBank MandiriBank Negara IndonesiaBank of Tokyo MitsubishiBank PaninBank Victoria InternationalBank BukopinLembaga Pembiayaan Ekspor indonesiaBank NationalnobuBank CommonwealthBank KEB Hana IndonesiaBank SinarmasBPD KaltimBPD Jabar dan Banten Bank Capital Indonesia

Jumlah

Valuta AsingBank HS 1906Bank Rabobank International Indonesia

Jumlah Bersih

8. EFEK-EFEK

Rincian efek-efek berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

Pihak ketiga

Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Jumlah efek-efek

Berdasarkan jenis dan tujuan investasi, efek-efek adalah sebagai berikut:

Pihak ketigaDimiliki hingga jatuh tempo

Obligasi Pemerintah Indonesia

SKBDN

Jumlah efek dimiliki hingga jatuh tempo

Tersedia untuk dijual

Obligasi Pemerintah Indonesia

Obligasi lainnya

Surat utang jangka menengah

Jumlah efek tersedia untuk dijual

50.000 19.856

Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 ditempatkan pada pihak ketiga dan dikelompokkan sebagai

lancar.

421.082 253.725

872.745 482.392

122.921

- -

- 50.000 75.000

30-Sep-16 31-Dec-15

476.251 476.251

30-Sep-16

40.791

1.335.254

1.334.733

- 50.000

-

Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh penempatan pada bank lain dapat

ditagih.

- 100.000

31-Dec-15

4,25%

96.495

100.000 - 100.000

Jumlah Jumlah

30-Sep-16 31-Dec-15

1.238.759

Jangka

waktu

Tingkat bunga

efektif rata-rata

per tahun

3-32 hari

183-367 hari

Tingkat bunga

efektif rata-rata per

tahun

98.620

273 hari 6,68%

- 96.495

781.815

154.336

Jangka

waktu

4-7 hari 8,00%

105.715 -

446.765

1.682.916

-

6,10%

0%

31-Dec-15

Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya adalah sebagai berikut:

50.000 70.000 60.000

91-273 hari

1.228.581 486.735

-

-

3 hari

183-370 hari

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:

7,07%

300.000

4 hari 0,45%

451.663

655.000

4 hari 5,50% 466.786

1.133.163

1.335.254

96.495

1.682.916

1.682.916

6,00%

150.000

1.457.654

30-Sep-16

1.682.916 1.238.759

- 48.362

- -

- 50.000

97.024

19.949

- 28.806

1.173.954

30-Sep-16 31-Dec-15

- -

476.251 476.251

-

-

198.667

8,90%

- 30.000

20

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

8. EFEK-EFEK (Lanjutan)

Diperdagangkan

Obligasi Pemerintah Indonesia

Obligasi lainnya

Jumlah efek diperdagangkan

Jumlah efek-efek

Rupiah

Obligasi Pemerintah Indonesia

Obligasi lainnya

Surat utang jangka menengah

Dollar Amerika SerikatObligasi Pemerintah Indonesia

Rupiah

Obligasi Pemerintah Indonesia

Obligasi lainnya

Surat utang jangka menengah

Dollar Amerika Serikat

Obligasi Pemerintah Indonesia

Rupiah

Obligasi

Pemerintah Republik Indonesia

Perusahaan Lainnya

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

PT Astra Sedaya Finance

PT Sarana Multi Infrastruktur

PT Wahana Ottomitra Multiartha

PT Federal Internasional Finance

PT Adira Dinamika Multifinance

PT Sarana Multigriya Finance

PT Surya Artha Nusantara

PT Bank Mandiri

PT Indonesia Infrastruktur Finance

PT Aneka Tambang Tbk

Surat utang jangka menengah

PT Perkebunan Nusantara II

Jumlah Efek-efek - Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Obligasi

Pemerintah Republik Indonesia

Jumlah Efek-efek

11.000 idAA- -

51.722

idAAA

855.683

31-Dec-15

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk efek-efek adalah sebagai berikut :

idAA+

6.976

idAA-

idAA

idAAA

idAA+

idAA+

31-Dec-15

30-Sep-16 31-Dec-15

Jangka waktu efek sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

30-Sep-16

31-Dec-15

2 tahun

24 bulan- 10 tahun 3 - 60 bulan

2.906

idAA-

108.658 166.498

108.658

idBBB-

-

-

7,59%

-

99.696

-

103.186

53.547

23.000

idAA+

idAA+

25.000

9.953

-

idAAA

- 48.813

2 tahun

30 tahun 10 tahun

Rincian efek-efek berdasarkan penerbit dan peringkat obligasi berdasarkan beberapa perusahaan pemeringkat pada tanggal 30 September 2016 dan

31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Peringkat

3 bulan - 31 tahun 9 bulan - 28 tahun

idA+30.000

-

30.000

-

Efek-efek telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Rating Indonesia.

122.921 idBB+40.791

idAAA

idAAA -

idAAA -

1.334.733 1.133.163

26.240

1.173.954

101.951

30-Sep-16

11,75%

4,75%7,75%

11,75%

8,70%8,27%

104.993

215.311

1.457.654 1.173.954

30-Sep-16

883.071 idBBB-

48.972

idBBB-

1.457.654

Peringkat

7,29%

21

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

9.

Forward

Spot

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

10.

a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut :

Rupiah

Konsumsi

Modal Kerja

Investasi

Pinjaman Sindikasi

Pinjaman Karyawan

Jumlah

Valuta Asing

Konsumsi

Modal Kerja

Investasi

Jumlah

Jumlah Kredit

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

Kredit Bersih

Liabilitas Tagihan

Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

91.695 6.643.531 6.735.226 57.349 6.189.694 6.247.043

39.694 10.323 27.260 37.583

- 1.131.075

Tagihan derivatif pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 merupakan transaksi pada pihak ketiga dan dikelompokkan sebagai

lancar.

KREDIT YANG DIBERIKAN

589 905 66

- - -

Tagihan dan Liabilitas Derivatif

Liabilitas

TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF

Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan swap untuk tujuan trading.

7.605 1.632

61

8.175 3.653

-

Jumlah Berelasi Pihak ketiga JumlahPihak ketiga

Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing, sedangkan risiko kredit timbul dalam hal

pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank.

30-Sep-16 31-Dec-15

8.194 2.537 8.241 3.714

838.184

- 113.282 113.282 - 164.723 164.723

- 473.459 473.459

75.267 3.034.903 3.110.170 46.732 3.213.846 3.260.578

1.616 1.509.775 1.511.391 294 1.333.857 1.334.151

30-Sep-16 31-Dec-15

Hubungan Hubungan

Berelasi

Tagihan dan Liabilitas Derivatif

Tagihan

- 673.461 673.461

- - - - -

1.131.075 - 895.744 895.744

- 942.896 942.896 - 718.987 718.987

14.812 24.882

- 586.741 586.741 - 838.184

(55.645) (37.962)

7.266.322 7.047.265

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember

2015 telah memadai.

91.695 7.230.272 7.321.967 57.349 7.027.878 7.085.227

-

22

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

10.

b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut :

Rupiah

Jasa-jasa dunia usaha

Perindustrian

Perdagangan, restoran dan hotel

Konstruksi

Angkutan, gudang dan komunikasi

Listrik, gas dan air

Jasa sosial/masyarakat

Pertanian dan perhutanan

Pertambangan

Lainnya

Jumlah - Rupiah

Valuta asing

Jasa-jasa dunia usaha

Perindustrian

Perdagangan, restoran dan hotel

Konstruksi

Angkutan, gudang dan komunikasi

Listrik, gas dan air

Jasa sosial/masyarakat

Pertambangan

Lainnya

Jumlah - Valuta asing

Jumlah

Cadangan kerugian penurunan nilai

Jumlah Kredit - Bersih

10.

c. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut :

≤ 1 tahun

< 1-2 tahun

< 2-5 tahun

< 5 tahun

Jumlah Kredit

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

Kredit Bersih

KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

1.765.160

721.517 757.391

803.152 714.266

30-Sep-16 31-Dec-15

1.243.074 236.312 1.479.386 1.828.982 339.449 2.168.431

6.735.226 6.247.042

30-Sep-16 31-Dec-15

Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah

398.981 350.541

4.319 7.112

2.657.621 2.262.223

Sektor ekonomi lainnya terdiri dari perikanan, pertambangan, penyediaan akomodasi, listrik, gas dan air, transportasi, perantara keuangan, real estate

dan rumah tangga.

243.732

51.618

28.619

67.745

957

13.882

Jangan waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman dalam perjanjian kredit adalah sebagai berikut:

KREDIT YANG DIBERIKAN

-

1.676.756 223.862 1.900.618 1.187.935 320.390 1.508.325

3.074.765 120.919 3.195.684 2.804.363 162.118 2.966.481

740.631 5.648 746.279 425.762 16.228 441.990

(55.645) (37.962)

7.266.322 7.047.265

6.735.226 586.741 7.321.967 6.247.042 838.185 7.085.227

7.266.322

7.321.967 7.085.227

7.047.265

146.410

390.548 494.227

26.400 30.581

21.702

22.972

586.741

1.821.847

301.149

51.114

37.636

-

37.095

89.216

838.185

28.868

(55.645) (37.962)

3.820 450

1.399

17.555

35.369

23

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

10.

d. Tingkat bunga rata-rata per tahun

Rupiah

Investasi

Modal Kerja

Konsumsi

Kartu kredit

Pinjaman sindikasi

Dollar Amerika

Investasi

Modal Kerja

Dollar Singapore

Modal Kerja

e.

f.

g.

h.

I.

Rupiah

Kredit modal kerja

Kredit investasi

Kredit konsumsi

Pinjaman sindikasi

Jumlah - rupiah

Valuta asing

Kredit modal kerja

Kredit investasi

Jumlah - valuta asing

Jumlah kredit

10.

j.

Lancar

Dalam Perhatian Khusus

Kurang Lancar

Diragukan

Macet

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

Kredit - Bersih

736.573 530.847

10.705 3.620

Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 0,82% dan 2,80% masing-masing pada tanggal 30 September

2016 dan 31 Desember 2015

Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, rincian kredit yang direstrukturisasi menurut jenis pinjaman sebelum dikurangi

cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

KREDIT YANG DIBERIKAN

84.947 48.967

31-Dec-15

13,55% 13,51%

12,77% 12,97%

34,65%33,01%

30-Sep-16 31-Dec-15

19,38% 18,72%

14,02% 14,47%

30-Sep-16

425.830 328.535

Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1

(satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan.

KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

- 23.139 957

Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah

Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan kredit

yang diberikan kepada pihak ketiga.

30-Sep-16 31-Dec-15

Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan klasifikasi kolektibilitas:

Keikut sertaan Bank sebagai anggota sindikasi dengan persentase penyertaan berkisar antara 8% sampai 50% dan 8% sampai 50% masing-

masing pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015.

7,03% 6,91%

7,07% 7,02%

6,90% 6,90%

148.906 110.817

41.173 42.528

35.717 -

651.626 481.880

81.327 38.262

16.239 - 16.239 41.335 - 41.335

597.952 34.606 632.559 577.562 74.484 652.046

5.833.883 551.178 6.385.061 5.460.107 763.700 6.223.807

6.735.226 586.741 7.321.967 6.247.043 838.184

12.492

Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 tidak

terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.

7.085.227

264.013

7.266.322

24.096 12.492

264.013 155.547 -

(55.645) (37.962)

7.047.265

- 155.547

24

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

10.

k.

Rupiah

Perdagangan, restoran dan hotel

Jasa-jasa dunia usaha

Angkutan, gudang dan komunikasi

Perindustrian

Jasa sosial/masyarakat

Konstruksi

Pertanian dan perhutanan

Lainnya

Jumlah

l.

Rasio NPL

NPL Gross

NPL Net

11.

a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang

Bukan bank - Pihak ketiga

Rupiah

Mata uang asing

Jumlah

Cadangan kerugian

Penurunan nilai

b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo

Lebih dari 1 s/d 3 bulan

Lebih dari 3 s/d 6 bulan

Cadangan Kerugian

Penurunan nilai

Jumlah

Tagihan akseptasi pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dikelompokkan sebagai lancar.

c. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:

Kurang dari 1 bulan

Lebih dari 1 s/d 3 bulan

Lebih dari 3 s/d 6 bulan

Cadangan Kerugian

Penurunan nilai

Jumlah

12.

Sewa dibayar dimuka

Asuransi dibayar dimuka

Beban promosi dibayar dimuka

Lainnya

Biaya dibayar dimuka lainnya terdiri atas premi LPS, pemeliharaan, promosi tabungan MNC dan credit card.

KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

23.846 3.519 25.596 2.747

12.414 2.317 14.150 2.282

10.099 1.114 6.895 1.003

5.869

30-Sep-16 31-Dec-15

Kredit

bermasalah

Penyisihan

penurunan nilai

Kredit

bermasalah

Penyisihan

penurunan nilai

127.538 14.123 67.583 8.293

23.910 7.275

30-Sep-16 31-Dec-15

30-Sep-16 31-Dec-15

4,17% 2,97%

3,40% 2,43%

Rasio non-performing loan (NPL) yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 adalah

sebagai berikut:

31-Dec-15 30-Sep-16 31-Dec-15

2.730 13.106 2.730 13.105

27.204 21.234 27.204 21.234

Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi

27.204 21.234 27.204 21.234

- -

13.750 2.304 13.750 2.304

- -

- - - -

27.204 21.234 27.204 21.234

21.234

30-Sep-16

Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi

30-Sep-16 31-Dec-14 30-Sep-16 31-Dec-14

- - - -

27.204 21.234

27.204 21.234 27.204 21.234

- - - -

11.821 11.551 11.821 11.551

27.204 21.234 27.204

21.234

43.951 6.890

85.615

21.234

BIAYA DIBAYAR DIMUKA

452 1.057

30-Sep-16 31-Dec-15

36.473 35.846

4.739 1.170

1.633 7.379 1.633 7.379

39.939 2.829

TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI

27.204

24.474 8.128 24.474 8.128

27.204 21.234 27.204

Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi

30-Sep-16 31-Dec-15

44.963

616 2.168 409

2.328 321 898 279

98.344 6.005 52.145 2.928

304.348 35.290 209.374 20.770

Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut

25

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

13.

Aset tetap

Biaya Perolehan

Tanah

Bangunan dan

prasarana kantor

Kendaraan bermotor

Perabotan Kantor

Peralatan Kantor

Sewa Pembiayaan Kend

Instalasi / Renovasi

Perangkat Keras Komputer

Aset tetap dalam

penyelesaian

Jumlah

Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana

kantor

Kendaraan Bermotor

Perabotan Kantor

Peralatan Kantor

Sewa Pembiayaan Kend

Instalasi / Renovasi

Perangkat Keras Komputer

Jumlah

Nilai aset tetap

Berdasarkan aset tetap dalam penyelesaian

Aset tetap dalam penyelesaian Instalasi

dengan tingkat persentase sebesar 30%

Aset tetap dalam penyelesaian Perangkat Lunak

dengan tingkat persentase sebesar 20%

Aset tetap dalam penyelesaian Peralatan Kantor

dengan tingkat persentase sebesar 90%

Aset tetap

Biaya Perolehan

Tanah

Bangunan dan

prasarana kantor

Kendaraan bermotor

Perabotan Kantor

Peralatan Kantor

Perangkat Keras Komputer

Aset tetap dalam

penyelesaian

Jumlah

Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana

kantor

Kendaraan Bermotor

Perabotan Kantor

Peralatan Kantor

Perangkat Keras Komputer

Jumlah

Nilai aset tetap

Rincian dan tingkat penyelesaian aset tetap dalam penyelesaian per 30 September 2016 sebagai berikut:

Renovasi ruangan divisi Card Center

Pembelian IPC Voice Recorder

Pada tanggal 30 September 2016, Perseroan tidak memiliki aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.

94

Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

90

715

01-Jan-15 31-Des-15

2.722

4

133.667 11.700 10.193 596 135.770

- -

10.985

1.759

2.219

Pada tanggal 30 September 2016, tidak terdapat proyek yang mengalami hambatan yang signifikan dalam penyelesaiannya.

83.626

(255)

50.041

1.759

301

14.456

460

01-Jan-15

98 - - - 98

14.692 2.176 1.609 (7) 15.252

29.591 1.918 1.225 7

12.471 663

33.115 -

323 564 11.941

1.753 1.545

14.659

1.328 - 21 - 1.307

2403 - - -

ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari :

01-Jan-16 30-Sep-16

Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

2.403

17.140 548 1.658 - 16.030

494 5.832 4.107 - 2.219

65.471

2.450 - - - 2.450

1.226 1.573 65.720 596

30.291

1.310 8 21 - 1.297

9.503 1.270 1.657 - 9.116

11.941 765 1.600 (0) 11.106

43.525

443 367 - 1 809

40.361 4.731

2.403 - - -

58.822 19.766 15.100 2.081 65.569

19.978 2.361 1.221 0 21.119

4.941

83.626 9.506

2.403

6.065 1 87.066

48.704

31-Des-15

2.687

50.413 4.820 (123) 40.451

2.229 1.850 301 - 3.778

- 494 (2.193)

Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

37.673 6.585 14.547 (120) 29.591

11.841 2.635 350 566 14.692

13.031 7.862 3.419 (334)

125.999

17.140

41.385 33.717 - 133.667

Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

19.016

509

3.051

50.041

3.376

106.983 9.758

31.569 19.978

9.503

-

(186)

1.567 -

460

-

26

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

13.

14. ASET PAJAK TANGGUHAN

Aset (liabilitas) pajak tangguhan

Cadangan kerugian penurunan nilai kredit

Penyusutan aset tetap

Liabilitas imbalan paca kerja

Cadangan kerugian aset keuangan selain

kredit yang diberikan

Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi

atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual

Lainnya

Rugi fiskal

15. ASET TIDAK BERWUJUD

Aset tidak Berwujud

Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

Piranti Lunak Komputer

Aset Tidak berwujud

dalam penyelesaian

Akumulasi Penyusutan

Perangkat Lunak Komputer

Nilai Buku Bersih

Aset tidak Berwujud

Biaya Perolehan

Piranti Lunak Komputer

Aset Tidak berwujud

dalam penyelesaian

Akumulasi Penyusutan

Perangkat Lunak Komputer

Nilai Buku Bersih

ASET TETAP (Lanjutan)

10.933 1.078 459

732 1.426

30-Sep-16

Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT MNC Insurance, pihak berelasi dan

PT Asuransi Bumiputeramuda 1967 dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 63.123 juta pada tanggal 30 September 2016. Manajemen

berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

505

61.230 3.731 60

70.471 3.340 60 1.018 74.769

31-Dec-15

Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

75

905

01-Jan-16

75 - 10.933

459 -

63.028

12.273 4.795

9.973 1.035

(38.061)

12.057

Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Bank adalah sebagai berikut:

- 64.901

01-Jan-15

505

30-Sep-16 31-Dec-15

1.076 3.433

(386)

64.901 2.921 - - 67.822

74.768 1.884 77.157

1.066 2.115 2.722

- -

-

69.155

4.242

(1.018)

9.392 9.333

(39.082)

4.250

57.699

1.065

79.402

27

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

16. ASET LAIN-LAIN

Aset lain-lain terdiri dari :

AYDA

Pendapatan yang masih akan diterima

Setoran Jaminan

Biaya yang ditangguhkan

Tagihan Restitusi Pajak

Lainnya

Sub Jumlah

Cadangan Kerugian Penurunan

Nilai Aset Non Keuangan

Total

17. LIABILITAS SEGERA

Liabilitas segera terdiri dari :

Titipan dana kliring

Transfer dana dalam proses

Titipan nasabah

Titipan Pajak Bumi dan bangunan

Lain-lain

Jumlah

18. SIMPANAN

Simpanan terdiri dari :

Giro

Tabungan

Deposito Berjangka

Jumlah

Simpanan

Giro

Tabungan

Deposito berjangka

Jumlah 9.224.465

30-Sep-16

30-Sep-16

Berelasi

30-Sep-16

HubunganJumlah

Hubungan

Berelasi

14.122

1.530 1

243 243

31-Dec-15

31-Dec-15

561.290

Jumlah

1.069.198

567.339

8.129.990

9.766.527

11.084

204.117

229.355

8.129.990

9.766.527

41.565 13.267

8.892 8.892

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 30 September 2016 dan 31

Desember 2015 telah memadai.

Lainnya (kurang dari 1 Milyar) meliputi kewajiban lain-lain yang berhubungan akun suspend , rekening tagihan lewat waktu dan lainnya.

(9.200) (19.178)

30-Sep-16 31-Dec-15

28.936 77.217

83.993 60.989

489.747 213.217

15.554 25.457

480.547 194.039

310.808 27.395

Agunan yang diambil alih untuk periode September 2016 dan Desember 2015 masing masing sebesar Rp. 28.936 juta dan Rp. 77.217 juta

713.108 942.463 354.558 714.640

Ketiga

1.069.198

722.675 8.501.790 9.224.465 947.882 8.818.645

488.714 7.231.998 7.720.712 589.810 7.540.180

4.606 556.684 561.290 3.514

942.463

567.339

Ketiga

31-Dec-15

2.306 2.610

1 184

200.037

7.720.712

563.825

28

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

18. SIMPANAN ( lanjutan)

a. Giro

Giro terdiri dari :

Pihak Berelasi

Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Lainnya

Sub jumlah

Pihak ketiga

Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Dollar Singapura

Euro

Lainnya

Sub jumlah

Jumlah

b. Tabungan

Tabungan terdiri dari :

Tabungan MNC

Tabungan MNC Program Hadiah

Tabungan Rencana MNC

Tabungan MNC Junior

Tabungan MNC Bisnis

Tabungan MNC Bunga Khusus

Lainnya

Total Tabungan

Tingkat Bunga rata-rata per tahun adalah:

Rupiah

c. Deposito

Deposito terdiri dari :

Pihak berelasi

Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Sub jumlah

Pihak ketiga

Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Lain-lain

Sub jumlah

Jumlah deposito

Tingkat Bunga efektif rata-rata per tahun:

Rupiah

Valuta asing

2.084

192.821

Jumlah tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp

122.532 juta dan Rp 124.460 juta.

6.744

5.788 4.227

13.884 2.753

22

484.433

16.081

27.633

24.203 28.389

30-Sep-16 31-Dec-15

316.353

30-Sep-16 31-Dec-15

32.238

229.355 354.558

502.335 462.659

580.463

942.463 1.069.198

204.050 238.547

1.546

3,05%

97.567 38.063

7,54% 9,39%

1,66% 2,83%

2.861 17.314

7.231.998

Jumlah giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp

22.621 juta dan Rp 26.026 juta

5.709.236

1.029.608

714.640

7.540.180

7.720.712 8.129.990

488.714 589.810

6.199.529

31-Dec-15

27.354

381.360 422.182

14.838

1.813.630

331

950 902

713.108

37.874

4.281 9.347

30-Sep-16 31-Dec-15

3,15%

30-Sep-16

561.290 567.339

36.512

29

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

18. SIMPANAN ( lanjutan)

Klasifikasi deposito berjangka berasarkan periode adalah sebagai berikut:

1 bulan

3 bulan

6 bulan

12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Jumlah

19. SIMPANAN DARI BANK LAIN

Simpanan dari bank lain terdiri dari:

Pihak ketiga

Giro

Deposito Berjangka

Tabungan

Interbank Call Money

Jumlah

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun

Giro

Tabungan

Deposito Berjangka

Interbank Call Money

Deposito Berjangka

Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut:

1 bulan

3 bulan

6 bulan

12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Jumlah

Call Money

20.

Rupiah

Surat Berharga yg dijual dengan janji dibeli kembali (repo)

Jumlah efek-efek

Rincian liabilitas atas efek efek yang dijual dengan janji dijual kembali pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

3.053.008

Rupiah

6,78%

Jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing

sebesar Rp 8.762 juta dan Rp 419.830 juta.

8.129.990

31-Dec-15

Valas

1.840.291

Rupiah Valas

1.414.494 215.926

30-Sep-16

Jumlah

1.567.165 851.801

1.103.477

1.630.420

1.421.042 447.411 162.897

235.921

109.153 145.000

1.326.687 184.731 843.279

147.242

30-Sep-16

Jumlah

1.667.495

2.418.966

5,12%

6,80%

1.418.263 292.800 1.711.062 47.610 99.632

2.501 79.331

10.593 3.909

1,21%

136.305 91.395

49.859

1.583.939 2.605.597

30-Sep-16 31-Dec-15

311.968

1.283.873 1.312.147 355.348 180.396

Simpanan dari bank lain memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value

interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk) .

6.683.963 1.036.750 7.720.712 6.289.699

1.511.418 757.180 86.099

Pada tanggal 30 September 2016 jangka waktu call money Rupiah masing-masing 4 sampai dengan 33 hari.

50.205 1.050

31-Dec-15

607.285 500.705

6.800

1,04%

2,41% 3,07%

5,51%

28.389

70.506 305

136.305 91.395

30-Sep-16 31-Dec-15

2.500

Liabilitas atas efek efek yang dijual dengan janji dijual kembali pada tanggal 30 September 2016 merupakan transaksi surat berharga (repo).

LIABILITAS ATAS EFEK EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI

30-Sep-16 31-Dec-15

378.557 -

378.557 -

30

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

21.

Rincian pinjaman diterima - pihak ketiga pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Rupiah

Fasilitas pendanaan jangka pendek BI

Jumlah

22. UTANG PAJAK

Hutang pajak, terdiri dari:

Pajak penghasilan

Pasal 21

Pasal 23 dan 26

Pasal 4 ayat 2

Pajak Pertambahan Nilai

Jumlah

23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Rincian liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut :

Saldo Awal Tahun

Beban Tahun Berjalan

Pembayaran Manfaat

Total

24. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Beban yang masih harus dibayar terdiri dari:

Bunga yang masih harus dibayar

Simpanan

Simpanan dari Bank lain

Lainnya

Jumlah

Beban yang masih harus dibayar

Jasa pihak ketiga

Tunjangan karyawan

Lainnya

Jumlah

Jumlah

29.007 38.750

Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini

dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh karyawan dan antara 5% sampai 10% ditanggung oleh Bank.

Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife Indonesia. Bagian iuran yang ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat

terjadinya.

Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang-undang

Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas.

12.083

30-Sep-16 31-Dec-15

11.718

24.115

68.227 62.865

939 -

31-Dec-1530-Sep-16

PINJAMAN DITERIMA - PIHAK KETIGA

31-Dec-15

-

Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 55 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat diatas adalah 965

dan 994 karyawan masing masing pada tahun 30 September 2016 dan 31 Desember 2015.

14.900 2.439

(9.795)

37.331 44.917

89 132

-

Pinjaman diterima - pihak ketiga pada tanggal 30 September 2016 merupakan giro pada bank lain yang bersaldo kredit.

939

(10.025)

7.962 10.363

16.929 4.041

14.329 9.711

30-Sep-16 31-Dec-15

28.881 38.341

116 409

39.220

10

13.760

281 177

10.898

450 1.368

30-Sep-16

42.436 37.331

Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret

2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar

kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat

minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja untuk dibayarkan kepada karyawan.

31

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

25. LIABILITAS LAIN-LAIN

Pendapatan diterima dimuka

Setoran jaminan

Lainnya

Jumlah

Pendapatan Diterima di Muka

Setoran Jaminan

26. MODAL SAHAM

PT MNC Kapital Indonesia Tbk

Marco Prince Corp

RBC/Singapore Client A/C

Masyarakat (masing-masing

di bawah 5%)

Jumlah

PT MNC Kapital Indonesia Tbk

Marco Prince Corp

RBC/Singapore Client A/C

Citibank Singapore S/A BK Julius

Baer & Co Ltd - Client A/C

Masyarakat (masing-masing

di bawah 5%)

Jumlah

27. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Saldo 31 Desember 2015

Uang muka setoran modal

Saldo 30 September 2016

7.065.727.270

6.018.673.270 31,46% 601.868

19.129.563.072 100,00% 1.912.957

1.047.054.000 5,47%

1.909.537.680 9,98%

36,93% 706.573

3.555

31-Dec-15

3.555

145.000

148.555

30-Sep-16

3.555

Merupakan pendapatan diterima dimuka atas kredit yang diberikan dan pendapatan sewa diterima di muka atas agunan yang diambil alih.

Merupakan setoran jaminan yang diterima dari pelanggan untuk keperluan transaksi luar negeri, bank garansi dan safe deposit box .

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Bank pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai

berikut:

Jumlah modal

disetor

30-Sep-16

Persentase

Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah saham biasa yang memberikan hak satu suara per saham dan berpartisipasi dalam dividen.

Agio saham merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right issue) dan pelaksanaan waran

dengan perincian sebagai berikut :

104.705

19.129.563.072

2.654.374.881

1.909.537.680 9,98%

-

190.954

Kepemilikan % disetor

39,21% 749.992

2.003 1.743

9.340 8.542

Kepemilikan %

39,21% 749.992

100,00% 1.912.957

31-Dec-15

Persentase

7.499.923.241

Jumlah modal Jumlah Saham

2.654.374.881

13,88% 265.438

190.954

13,88% 265.437

7.499.923.241

Jumlah Saham

6.432 6.126

905 673

30-Sep-16 31-Dec-15

32

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

28. SALDO LABA YANG BELUM DITENTUKAN PENGGUNAANNYA

Saldo Laba (Rugi) tahun sebelumnya

Laba (rugi) tahun berjalan

Saldo Laba (Rugi) yang belum

ditentukan penggunaannya

29. PENDAPATAN BUNGA

Rupiah

Kredit yang diberikan

Efek-efek

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Giro pada bank lain

Sub jumlah

Mata uang asing

Kredit yang diberikan

Efek-efek

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Giro pada bank lain

Sub jumlah

Jumlah

Pendapatan Bunga Kredit dari pihak berelasi

Kredit

30. BEBAN BUNGA

Rupiah

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Surat berharga yang diterbitkan

Lainnya

Sub jumlah

Mata uang asing

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Surat berharga yang diterbitkan

Sub jumlah

Jumlah

31. PENDAPATAN OPERASIONAL LAIN-LAINNYA

Pendapatan denda keterlambatan pembayaran kredit

Pendapatan administrasi

Lainnya

Jumlah

32. BEBAN (PEMULIHAN) KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN

Kredit yang diberikan

Lainnya

Jumlah

30-Sep-16 31-Dec-15

(219.031)

8.178

30-Sep-15

(29.120) 1.000

(2.000)

441

30-Sep-16 30-Sep-15

7.769

21.403 27.083

510.533 473.397

154

0 22

4.525

5.681 6.060

30-Sep-16 30-Sep-15

435.055

3.154

-

7

55.032

56.016 54.851

-

(227.209)

44.480

776.597 689.724

39.561

44.209

616.244 535.340

64.776

27.083

27.344 14.773

457.706

(211.262) (219.031)

30-Sep-16 30-Sep-15

7.458 10

939 107

557

737.036 645.244

30.607

446.314

30-Sep-16

4.805 4.438

30-Sep-16 30-Sep-15

10.083 9.940

12.456 395

(31.120) 1.000

27.829

21.396

489.130

-

6.734

-

-

33

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Biaya sewa gedung dan pemeliharaan

Data komunikasi dan sewa komputer

Transportasi dan sewa kendaraan

Penyusutan dan amortisasi

Keamanan

Listrik dan air

Promosi dan iklan

Telepon, teleks dan fax

Keanggotaan kartu kredit

Outsourching

Cetak dan alat tulis

Asuransi

Pemeliharaan dan perbaikan

Jasa tenaga ahli

Perjalanan dinas

Lainnya

34. BEBAN TENAGA KERJA

Gaji

Tunjangan

Honorarium dan bonus

Beban pelatihan karyawan

Lainnya

Dewan Komisaris

Direksi

Anggota Komite Audit

Pejabat Eksekutif

Jumlah

Dewan Komisaris

Direksi

Anggota Komite Audit

Pejabat Eksekutif

Jumlah

136.757

6.531

4.814

1.269

104

2.693

12.427

4.941

1.849

7.499 1.528

3.176

827

3.768

30-Sep-16

7.528

5.705 3.123

28.957 29.806

3.121 2.971

862 4.589

33.257 35.487

8.691 1.583

641

22.381

31.931

98.019

116.110

10.109

782

9.813 4.108

2.170 1.255

1.360

30-Sep-15

27.722 26.472

11.048 14.099

30-Sep-16

143.950

Rincian gaji dan tunjangan atas kelompok direksi, dewan komisaris, komite audit dan pejabat eksekutif adalah sebagai berikut:

119.764

Jumlah

11.211

4.266

75.133

30-Sep-15

7.942

641

22.381

31.931

40 10.685

30-Sep-15

967 3

5

4

40

360

Jumlah

PejabatJumlah

3 750

4.259 5

Gaji dan

Tunjangan

30-Sep-16

16.054

52

Jumlah

Pejabat

Gaji dan

Tunjangan

4.259

1.907

10.685

967

7.942

750

360

52 16.054

4

34

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

35. PENJELASAN PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

Penjualan Aset Tetap

Keuntungan (kerugian) atas penjualan AYDA

Pendapatan sewa dan lainnya

36. LABA PER SAHAM

Laba per saham terdiri dari :

Laba bersih selama tahun berjalan

Rata-rata tertimbang saham biasa

Laba bersih per saham biasa

37. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

1. Sifat Relasi

Pihak berelasi

PT MNC Investama

PT MNC Kapital Indonesia TbkPT MNC EnergiPT Media Nusantara Citra

PT Rajawali Citra Televisi Indonesia

PT Mediate Indonesia

PT Star Media Nusantara

PT Linktone Indonesia

PT MNC Sky Vision TbkPT MNC Asset ManagementPT MNC FinancePT MNC SecuritiesPT MNC Asuransi IndonesiaPT Nuansacipta Coal InvestmentPT MNC LandPT Sun Televisi Network

PT Investasi Hasil Sejahtera

PT Lido Nirwana ParahyanganPT Bali Nirwana ResortPT Cipta TPIPT Cross Media InternasionalPT GLD Property

PT Global Informasi Bermutu

PT Innofom

PT MNC Guna Usaha Indonesia

PT MNC Kabel Mediacom

PT MNC Life Assurance

PT MNC Pictures

PT MNC Tencent

PT MNI Global

PT Reksa Dana Jisawi Kombinasi

PT Swama Citra Sentosa

- (14)

7.769 7.638

13.512 9.230

0,57 0,83

281 393

(27.601) 363

30-Sep-16 30-Sep-15

30-Sep-16 30-Sep-15

Berdasarkan PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana telah

diubah dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, pihak berelasi adalah perseoragan atau perusahaan/badan yang mempunyai

hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau

keuangan.

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi karena keterkaitan kepemilikan dan pengurus pada tanggal 30 September 2016

adalah sebagai berikut:

(27.882) (16)

35

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

37. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)

1. Sifat Relasi (Lanjutan)

Kredit yang

diberikan

Konsumsi

Modal kerja

Pinjaman karyawan

Simpanan

Giro

Tabungan

Deposito

38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

Tagihan Komitmen

Pembelian valuta asing tunai yang belum selesai

Liabilitas Komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan

L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka

ekspor dan impor

Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan

Jumlah Liabilitas Komitmen

Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih

Tagihan kontinjensi

Bank garansi

Pendapatan bunga dalam penyelesaian

Jumlah Tagihan Kontinjensi

Liabilitas Kontijensi

Bank garansi

Stand-by L/C

Jumlah Liabilitas Kontinjensi

Jumlah Tagihan Kontinjensi - Bersih

Lainnya

Kredit hapus buku

30-Sep-16 Persentase 31-Dec-15 Persentase

30-Sep-16 Persentase 31-Dec-15

4.606

488.714

Persentase Kredit yang diberikan dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:

1.616 0,01% 294 0,00%

75.267 0,60% 46.732 0,39%

14.812 0,12% 10.323 0,09%

(787.811) (819.770)

(108.046) (35.365)

30-Sep-16 31-Dec-15

800.868 838.009

(428.285) (353.363)

229.355 2,17% 354.558

0,04%

91.695 0,73% 57.349 0,48%

3,63%

722.675 6,83% 947.882 9,70%

3.514 0,04%

Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:

(523.274)

(7.831) (8.271)

(12.399) (18.023)

108.472 89.217

30-Sep-16 31-Dec-15

(4.568) (9.752)

96.074 71.194

447.574 683.968

(370.489)

30-Sep-16 31-Dec-15

589.810 4,62%

(1.324.142) (1.208.498)

Persentase

7.831 8.271

100.642 80.946

6,03%

36

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

39. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS

Aset

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada

Bank Lain - bersih

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain

bersih

Efek Efek

Dikurangi Penyisihan

kerugian penurunan nilai

Kredit yang diberikan

Dikurangi Penyisihan

kerugian penurunan nilai

Tagihan Akseptasi

Dikurangi Penyisihan

kerugian penurunan nilai

Pendapatan bunga yang

masih akan diterima

Tagihan derivatif Dikurangi

penyisihan kerugian kredit

Aset tetap - bersih

Aset Tidak Berwujud

Aset pajak tangguhan

Agunan diambil alih

Biaya dibayar dimuka

Aset Lain-lain

Jumlah Aset

LIABILITAS

Liabilitas segera

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Efek yang dijual dengan repo

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Utang pajak

Beban yang masih harus

dibayar

Komponen liabilitas dari OWK

Liabilitas imbalan pasca kerja

Liabilitas lain-lain

Jumlah Liabilitas

Jumlah Liabilitas Bersih (4.354.315)

12.445.026

11.821

-

-

-

42.436

388.836

431.272

113.713

204.117

388.836

10.576.825

1.868.201

68.227

-

27.204

83.993

12.057

204.117 - - - -

8.194

- - - -

13.750

-

Jumlah

68.227

-

-

480.315

7.266.322 (55.645)

-

42.436

-

-

-

1.633

-

- -

1.002

- -

-

57.699

-

376.818

1.406.482 4.882.822

2.323.341

-

-

-

9.224.465

607.285

-

2.537

27.204

-

11.718

-

19.736

85.615

577.807 4.864.059

- - -

48.704 - -

85.615

376.818

57.699

19.736 -

1.457.654 -

-

1.682.916

-

-

494.569 487.969

Lain-lain

-

2.537 - - -

591.401 12.200 2.682

-

-

-

12.057

1.177.841 3.779.218

-

48.704

6.088.809 2.290.648 824.360 17.762 2.886

-

2.326.227

- -

-

-

-

Aset dan Liabilitas Bank pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan waktu yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh

tempo adalah sebagai berikut :

30-Sep-16

117.871 - - - -

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun

dengan s/d s/d s/d

Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun

480.315 - - - -

- 130.122 383.676 943.857 -

- - - 719.928 -

-

-

1.427.553 158.477 96.886 - -

- - - -

- - - - -

- -

83.993 - - - -

13.750 11.821 1.633 - -

- - - - -

- -

2.626.244 658.267

8.194 - - - -

- -

- - -

- - - -

11.718

- -

(1.656.402)

6.980.559 2.314.669 828.675 18.763 2.886

-

1.382.370

544.985

117.871

719.928

37

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

39. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS (Lanjutan)

Aset

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada

Bank Lain - bersih

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain

bersih

Efek Efek

Dikurangi Penyisihan

kerugian penurunan nilai

Kredit yang diberikan

Dikurangi Penyisihan

kerugian penurunan nilai

Tagihan Akseptasi

Dikurangi Penyisihan

kerugian penurunan nilai

Pendapatan bunga yang

masih akan diterima

Tagihan derivatif Dikurangi

penyisihan kerugian kredit

Aset tetap - bersih

Aset Tidak Berwujud

Aset pajak tangguhan

Agunan diambil alih

Biaya dibayar dimuka

Aset Lain-lain

Jumlah Aset

LIABILITAS

Liabilitas segera

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Efek yang dijual dengan repo

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Utang pajak

Beban yang masih harus

dibayar

Komponen liabilitas dari OWK

Liabilitas imbalan pasca kerja

Liabilitas lain-lain

Jumlah Liabilitas

Jumlah Liabilitas Bersih

55.834 - - - -

1.266.474

1.173.953 -

-

3.714

500.705

44.963

dengan

- - -

21.234

- 9.766.527

- - - -

1.708.204

-

- - - - -

7.093.751

62.865

-

19.298

-

-

- -

- -

-

480.139 15.661 4.354

(37.962)

-

55.834

264.054 12.137.004

21.234

7.047.265

13.760

- -

-

-

Lain-lain Jumlah

10.428.800

812.623

2.960.207 762.645 1.716.922 4.702.497 1.730.679

- - -

37.331

8.543

77.217

63.028

10.933

-

313.443

-

-

50.041

8.241

-

-

s/d s/d

11.551 7.379

-

108.955 -

-

60.989

-

37.331

8.543

45.874

218.180

-

- - -

8.241

226.471

-

-

-

-

-

63.028

77.217

44.963

-

1.335.254

-

50.041

10.933

-

- - -

- -

7.379

-

-

-

-

-

-

1.724.751

-

31-Dec-15

Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun

- - 812.623 -

s/d

108.955 - - - -

- -

670.065

-

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun

3.714

7.670.655

- -

-

1.611.323 3.576.431 1.104.010

-

-

-

1.989.768 658.333 18.747

-

-

-

1.266.474

-

13.760

-

626.669

14.122 -

- -

-

184.102

- - -

- -

-

- -

-

2.016.980

1.286.773 -

49.739

48.482

(4.710.448) (1.254.335) 1.046.857 4.683.199

14.122

11.551

2.304

- - -

-

2.304

60.989 - - -

5.928

551

5.928

-

62.865 -

-

566.992

38

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

40. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :

Aset

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia

dan Bank Lain

Efek-efek

Kredit

Tagihan akseptasi

Aset lain-lain

Jumlah

Cadangan kerugian penurunan nilai

Jumlah Aset

Liabilitas

Liabilitas segera

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Liabilias akseptasi

Liabilitas lain - lain

Jumlah Liabilitas

Aset

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain

Efek-efek

Kredit bersih

Tagihan Akseptasi

Aset lain-lain

Cadangan kerugian penurunan nilai

Jumlah Aset

Liabilitas

Liabilitas Segera

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Liabilias Akseptasi

Liabilitas Lain - lain

Jumlah Liabilitas

Jumlah Aset - Bersih

SGD 741.397

631.066 1.062

11.827.545

1.274.449

331

1.284.057

HKD

133.420

1.400

108.299

628.001

2.130.476

30-Sep-16 31-Dec-15

2.155.155

28.119.811

264.715

2.449.579

39.153

27.204

27

60

97.651.578

33.312

586.770

110.934

460.923

96.495

1.581

USD

USD

USD

USD

USD

1.276

14

2.448.626

122.921

SGD

USD

Mata uang

asing

1.266.368

6.043

110.934

21.234

470.095

(2.091)

1.586.591

40.791

838.185

21.234

-

(953)

154.362

USD 9.418.500

3.923

170.934

11.649

364.211

1.588.682

(160.224)

4.753

27.204

264.715

-

6.004

525

-

52.813

USD

USD

AUD

8.500.000

586.770

27.204

-

3.417

Ekuivalen dalam Rp

5.112

1.509.888

EUR

AUD

EUR 105.884 1.546

JPY

USD 3.000.000 39.153

-

2.084.409

122.921

USD

SGD

AUD

EUR

SGD

USD

20.283.137

(2.091)

1.586.591

44.959.740

2.084.409

JPY

EUR

154.361

1

2

7.259.195

120

100

319.095

HKD

USD

AUD

76.703

27.204

4.165

940

2

0

1.509.888

4.965.637 641

SGD

300 3

SGD 224 2

7.088

39

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

41. INFORMASI SEGMEN

a.Segmen Operasi

• Segmen Bisnis Perbankan

• Segmen Consumer

• Segmen Treasury

• Segmen Lain Lain

Pendapatan Bunga

Beban Bunga

Pendapatan Bunga Bersih

Pendapatan Opr lainnyaBeban Opr Lainnya

Laba Rugi Opr Bersih

Pendapatan Non OperasionalLaba (Rugi) Sebelum Pajak

Laba bersih periode berjalan

Jumlah laba rugi komprehensif

INFORMASI LAINNYAASETPenempatan pada Bank

Indonesia dan Bank lainEfek - efekKredit bersihAset tetap bersihAset lainnyaJumlah Aset

LIABILITASSimpananSimpanan dari bank lainLiabilitas lainnyaJumlah Liabilitas

Pendapatan Bunga

Beban Bunga

Pedapatan Bunga Bersih

Pendapatan Opr lainnyaBeban Opr Lainnya

Laba Rugi Opr Bersih

Pendapatan Non OprLaba (Rugi) Sebelum PajakLaba bersih periode berjalan

Jumlah laba rugi komprehensif

INFORMASI LAINNYAASETPenempatan pada Bank

Indonesia dan Bank lainEfek - efekKredit bersihAset tetap bersihAset lainnyaJumlah Aset

LIABILITASSimpananSimpanan dari bank lainLiabilitas lainnyaJumlah Liabilitas

b.Segmen Geografis

(16.704)

265.270

106.083 (333.242)

Jumlah

Lain Lain JumlahBanking

Treasury

(525.564)

30-Sep-16

Seluruh kegiatan opersioanl Bank berada di wilayah negara Indonesia.

790.834 13.539

161.568

- -

498.132

4.518

4.658

(140)

- 299.548

-

10.510

950.521

(663.414)

287.108

217.766 123.523 (270.496)

1.457.654

- 8.194 1.981.236

- 1.503.753

490.257 1.867.380

7.769

14.998

(60.284)

(9.370)

1.682.916

2.386

24.151

(296.047)

197.531 104.625

500.705 72.452

- -

(3.165)

18.553 6.994 16.143 64.393

Business

432.793 230.419 114.083

(54.351)

Treasury

Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan PSAK no. 5 (Revisi 2009) " Segmen Operasi" segmen operasi dilaporkan

sesuai dengan laporan internal bank yang disiapkan untuk mengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber

daya ke segmen tertentu dan penilaian atas performanya.

Untuk kepentingan manajemen, Bank diorganisasikan kedalam empat segmen operasi berdasarkan produk dan jasa sebagai berikut:

- - -

(487.145)

117.383

1.173.954

(60.284)

-

2.651.580 454.959

4.315.194 2.651.580

31.096

1.002.623 7.047.265

1.335.254

11.189

-

8.553.131 150.017

150.017

4.706.072

10.428.800 1.694.556

1.457.654

4.315.194

BankingConsumer

-

(24.485) (4.635)

50.041

(27.601)

1.989.430

21.072

48.956 -

-

31-Dec-15

601.524 210.542

Business

12.445.026

607.285 381.104 363.627 745.075

- - 446.765 1.236.151

7.720.712 - 9.224.465

- (304.122)

Lain Lain

-

2.522.250 2.530.490

19.949 1.315.305,00

- (348.314)

198.092 104.625

50.041 1.338.570

(348.314)

1.173.954

8.240

38.111

(19.795)

(180)

64.965

(15.144) (17.581)

4.706.072 1.338.570 1.202.143 4.890.219 12.137.004

8.129.991 6.945 1.629.591 9.766.527 350.688

241

14.028 6.784 72.154

8.178

68.070

10.948

190.747 102.239 3.491

(295.867)

561

(610.894)

8.219.066 122 10.576.825

Banking

122 109.153 -

(15.013)

222

- 48.704 48.704

Consumer

7.266.322

215.406 107.380

123.523 (242.895) 217.766

5.023.293

(27.601)

(6.702)

Banking

40

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

42. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

43. PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 September 2016 dan 30 September 2015

Modal

Modal Inti

Modal Pelengkap

Jumlah Modal

Aset Tertimbang Menurut Resiko

Jumlah ATMR

Rasio KPMM sesuai profil resiko

44. MANAJEMEN RISIKO

1.643.714 1.081.352

Rasio modal inti terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 30 September 2016 dan 30 September 2015 masing-masing sebesar Rp

1.643.714 juta dan Rp 1.081.352 juta.

Pada tanggal 30 September 2016 dan 2015, Bank telah memenuhi rasio sesuai yang diisyaratkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) untuk rasio kecukupan modal.

Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 30 September 2016 dan 30 September 2015 masing-masing

sebesar Rp 8.598.523 juta dan Rp 8.064.417 juta sedangkan presentasi rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diklasifikasikan sesuai

profil resiko pada tanggal 30 September 2016 dan 30 September 2015 masing-masing sebesar 19,12% dan 13,41%

19,12% 13,41%

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

dengan memperhitungkan :

8.598.523 8.064.417

30-Sep-16 30-Sep-15

Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar pada tanggal 30 September 2016

dan 30 September 2015 sesuai peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No. 15/12/PBI/2013 dimana Bank wajib menyediakan modal inti paling rendah 6% dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR) baik secara individual

maupun konsolidasi.

Selain komite-komite tersebut, terdapat komite-komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara lebih spesifik, antara lain: komite

pemutus kredit dan komite manajemen aset dan kewajiban (ALCO).

Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko telah diidentifikasi, dinilai dan

dimitigasi secara tepat.

254.249 75.303

Untuk resiko kredit

Untuk resiko operasional

Untuk resiko pasar

7.676.953 7.303.369

667.322 685.745

Bank memiliki Komite Manajemen Manajemen Risiko di level Direksi dan Komite Pemantau Risiko di level Dewan Komisaris untuk menentukan

kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.

1.004.355

94.376

Berdasarkan Perubahan Atas Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 2/PLPS/2010 pada tanggal 22 September 2014 tentang Program

Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 20 September 2014, Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal

dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang menyatakan bahwa sejak tanggal 13

Oktober 2008 besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula maksimal Rp

100 Juta. diubah menjadi maksimal Rp 2.000 Juta.

Secara berkala, Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8 (delapan) jenis risiko yang ditetapkan

Otoritas Jasa Keuangan.

Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut

perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.

Untuk mengakomodasi tren perbankan dan pertumbuhan bisnis, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi secara berkala dan mengembangkan

serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat

memberikan informasi secara dini mengenai terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah

yang memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut dituangkan dalam kebijakan,

prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup

aktivitas fungsional.

Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk menentukan strategi, organisasi,

kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.

Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara

pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.

76.997

Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar pada tahun 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp 9.990 juta dan Rp 10.035 juta.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 30 September 2016 dihitung berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor

38/SEOJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dimana modal terdiri dari modal inti (modal inti utama dan modal inti

tambahan dan modal pelengkap dimana Bank wajib menyediakan modal inti paling rendah 10% sampai dengan kurang dari 11% dari aset tertimbang

menurut risiko (ATMR) baik secara individual maupun konsolidasi. Bank juga wajib membentuk tambahan modal sebagai penyangga yang dibentuk

bertahap mulai tanggal 1 Januari 2016.

1.549.338

41

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO KREDIT (Lanjutan)

Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi:

a.

b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi.

c.

Agunan

Eksposur kredit

Nilai agunan *)

Jumlah eksposur kredit

tanpa agunan

Porsi eksposur kredit

tanpa agunan (%)

Jenis agunan :

Kas (deposito dan tabungan)

Tanah dan/atau bangunan

Mesin-mesin

Kendaraan

Piutang usaha

Persediaan

Kapal

Lainnya

Jumlah

*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank

Eksposur kredit

Nilai agunan *)

Jumlah eksposur kredit

tanpa agunan

Porsi eksposur kredit

tanpa agunan (%)

Jenis agunan :

Kas (deposito dan tabungan)

Tanah dan/atau bangunan

Mesin-mesin

Kendaraan

Piutang usaha

Persediaan

Kapal

Lainnya

Jumlah

*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank

316.772

1.961.993

-

17.756 - -

303.155 46.807 - 39

657.495

700.138

186.091

-

1.496.961

-

-

2.068

-

565.740

356.758

5.643.074

700.582

547.984

148.307 - -

2.728.135

320.049

43.980

- 33,95% - -

rumah

pemilikan

Kredit

Ritel

24.450

7.321.967

Menghindari pemberian kredit pada debitur yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif atau usaha dimana Bank tidak

memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada

debitur yang namanya tercantum dalam daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan.

-

1.988

2.500

Bank telah mengimplementasikan manajemen risiko kredit yang mencakup penetapan prosedur dan kebijakan kredit, pengaturan limit dan

mengevaluasinya secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang mungkin timbul dari kegiatan pemberian kredit telah tercakup, serta

menerapkan prinsip “Four Eyes Principle ” secara konsisten. Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan

berkelanjutan serta melaporkannya kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.

Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit jika jaminan berupa

sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi. Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko meliputi

kas, tanah dan/atau bangunan, mesin, kendaraan bermotor, piutang dagang, dan persediaan.

Untuk meminimalisir kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan nilai atas agunan untuk pinjaman

yang terkait. Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh Bank didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun

eksternal.

Jumlah

4.366.468

687.367

528.288

268.321

491.790

6,72%

687.367

243.269

4.952.663 525.534

-

Lainnya

2.317.545 499.627

11.619.722

452.362

43.980

365.509

1.813

-

Mikro

44.145

499.627 2.292.221

30,83%

31-Dec-15

-

-

-

-

2.292.221

2.317.505

-

41 -

- - -

11.619.722

915.524

16.722.134 882.560 188.994

Korporasi Ritel Mikro

461.903

444

2.395.614

6,52%

1.615.146

7.085.227

21.370.866

Lainnya Jumlah

461.903

21.370.866

444 -

1.831.219

11.912.741

6.757

109.360

-

1.360.668

-

-

1.962.032

rumah

Kredit

pemilikan

-

4.398.441 337.395

Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan.

Korporasi

2.317.545

255.403 1.060.829

1.615.146 1.962.032

-

73.199

4.765.329

30-Sep-16

1.595.122

-

-

-

-

-

-

11.306 2.903 -

- -

- 314.259 445

16.722.134 882.560

43.980

497.814

Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko

kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses

penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit.

1.083

126.082

9.328

445

-

4.891.411

188.994

461.690

44.425

367.497

17.416.481

17.416.481

491.790

-

163.334

-

2.124.398

-

-

270.260

8.456.851

528.732

11.764.434

42

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO KREDIT (Lanjutan)

Eksposur Maksimum Risiko Kredit

Laporan Posisi Keuangan

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Efek Efek

Tagihan Derivatif

Kredit

Tagihan Akseptasi

Aset Lain lain

Jumlah

Rekening Administratif

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan

L/C yang Irrevocable dan masih berjalan

Bank garansi yang diterbitkan

Jumlah

Risiko konsentrasi kredit

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Penempatan pada Bank

Indonesai dan Bank Lain

Efek Efek

Tagihan Derivatif

Kredit

Tagihan Akseptasi

Aset Lain lain

Komitmen dan kontinjensi

Jumlah

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Penempatan pada Bank

Indonesai dan Bank Lain

Efek Efek

Tagihan Derivatif

Kredit

Tagihan Akseptasi

Aset Lain lain

Komitmen dan kontinjensi

Jumlah

7.321.967

27.204

8.194

382.295

719.928

480.315

31-Dec-15

480.315

11.789.453

Korporasi dan

perseorangan

541.326

428.285

108.473

1.457.654

8.194

- 27.204

-

-

12.080.473

4.568

353.363

35.365

9.752

719.928 962.988

541.326

Jumlah

30-Sep-16

480.315

Jumlah

812.623

1.266.474

21.234

7.085.227

-

- 7.321.967

- 8.194 -

- 382.295

66

Pemerintah dan

Bank Indonesia Bank lain

-

27.204

812.623 - -

- 1.266.474

8.241

1.005.991 131.234 320.429

382.295

-

7.321.967

- -

1.582.731

Pemerintah dan

Bank Indonesia Bank lain

Korporasi dan

perseorangan

21.234

86.446

1.682.916

1.457.654 1.173.954

719.928 -

-

30-Sep-16

398.480

12.621.799

Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah nasabah yang memiliki aktivitas usaha yang serupa atau memiliki kemiripan karakteristik yang akan

menyebabkan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi dan kondisi lainnya.

Berikut ini adalah tabel dari konsentrasi aset keuangan dan rekening administratif berdasarkan jenis counterparty (sebelum dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai):

- -

- 277.480

12.187.933

31-Dec-15

812.623

1.266.474

1.335.254

Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) untuk instrumen

keuangan pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif dengan memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit

lainnya.

8.593.220

- - 541.326

2.445.847

719.928

1.682.916

8.241

7.085.227

21.234

86.446

398.480

-

2.196.488 2.115.059 7.876.386

- - 86.446

1.335.254

1.173.954

-

- - 398.480

656

896.474

-

7.519

7.085.227

486.735 848.519

43

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO KREDIT (Lanjutan)

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Penempatan pada Bank

Indonesai dan Bank Lain

Efek Efek

Tagihan Derivatif

Kredit

Tagihan Akseptasi

Aset Lain lain

Fasilitas kredit kepada

nasabah yang belum ditarik

L/C yang Irrevocable

dan masih berjalanBank garansi yang diberikan

Jumlah

Risiko konsentrasi kredit

Giro pada Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Penempatan pada Bank

Indonesai dan Bank Lain

Efek Efek

Tagihan Derivatif

Kredit

Tagihan Akseptasi

Aset Lain lain

Fasilitas kredit kepada nasabah

yang belum ditarik

L/C yang Irrevocable

dan masih berjalanBank garansi yang diberikan

Jumlah

13.105

194.649 4.531

5.883 200

93.674

12.187.933

Jakarta Jumlah Jawa Timur Sumatera

-

-

Jawa Barat

Pengungkapan konsentrasi risiko kredit maksimum berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut :

Jawa

Tengah

dan

Indonesia

Timur

30-Sep-16

-

-

593.676

-

- -

-

4.716.700

4.779 19.695

-

-

-

-

468.832

2.730

-

-

-

1.682.916

1.457.654

719.928

-

-

- -

-

69

6.179 2.960

9.710.513

2.358

414.289

-

-

-

480.315

8.194

4.426.375

- -

-

8.129 -

365.992

271.677

812.623 - - - - -

1.266.474

1.173.954

-

- -

- -

2.100

610.237

-

1.382

18.470

3.978

434.217

1.335.254 - -

104.495

-

Jakarta Jawa Barat

Jawa

Tengah

dan

Jawa Timur Sumatera Indonesia

Timur

21.248 103.873

328.400

-

1.902

550.756 197.068

Jumlah

7.085.227

21.234

86.446

-

-

- - 1.069

352.321 669.077 935.793 517.111 184.550

2.600

2.768 4.842 5.310 3.182

-

- -

9.125

- 19.858 3.999 - -

9.752

-

719.928

480.315

1.682.916

1.457.654

8.194

7.321.967

27.204

382.295

-

428.285

108.473

4.568

12.621.799

9.312.641 359.820 800.556

21.990 29.394

69.551

-

-

8.241 - - - -

- -

793

11.508

353.363

35.365

1.266.474

1.335.254

1.173.954

812.623

8.241

-

41

480.934

394.367

-

-

10.583

-

-

967.092

31-Dec-15

2.434

971.609

3.879

-

819.992

-

44

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO KREDIT (Lanjutan)

Kualitas Kredit Berdasarkan Kelas Aset Keuangan

Kualitas kredit aset keuangan berdasarkan bobot risiko diklasifikasikan sebagai berikut :

- Grade A = bobot risiko 0%- Grade B = bobot risiko 20%- Grade C = bobot risiko 35%- Grade D = bobot risiko 40%- Grade E = bobot risiko 45 %- Grade F = bobot risiko 50%- Grade G = bobot risiko 75%- Grade H = bobot risiko 100%- Grade I = bobot risiko 150%

Kelas aset keuangan di atas adalah untuk aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai.

Untuk aset keuangan yang sudah jatuh tempo dibagi menjadi dua bagian :

a. Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilaib. Mengalami penurunan nilai

Aset keuangan

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada bank lain

Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain

Efek-efek

Tagihan derivatif

Kredit yang diberikan

Tagihan akseptasi

Aset lain-lain

Jumlah 522.072

522.072

-

-

-

-

-

-

-

-

719.928

480.315

26.247

-

27.204

382.295

8.194

-

-

-

204.520

-

Mengalami

penurunan

nilai

B C

-

-

-

120.788

-

5.233.899

H

-

-

1.057.129

-

-

-

464.509

346.590

286.412

2.643.821

- -

-

15.806

-

-

-

304.348

Tabel dibawah ini menyajikan kualitas aset keuangan berdasarkan kelas risiko kredit, jumlah yang disajikan adalah sebelum dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai.

117.871

719.928

-

781.815

1.024.206

-

-

-

A

382.295

D E F G

-

554.511

-

30-Sep-16

-

Jumlah

117.871

-

-

- -

-

-

-

1.105.705

8.194

7.321.967

-

Telah jatuh

tempo tetapi tidak

mengalami

penurunan nilai

1.682.916

Sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, Bank mengadopsi bobot resiko dalam perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk mengukur

kualitas kredit dari aset keuangan. Pedoman perhitungan bobot risiko dalam ATMR risiko kredit mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan nomor 42/SEOJK.03/2016.

12.198.344

-

-

304.348

27.204

- -

-

-

-

-

-

-

1.457.654

5.764.186

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

-

-

-

-

-

-

-

- 801.084 1.057.129

- - - - - - -

-

-

-

-

-

-

45

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Kualitas Kredit Berdasarkan Kelas Aset Keuangan (lanjutan)

Aset keuangan

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada bank lain

Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain

Efek-efek

Tagihan derivatif

Kredit yang diberikan

Tagihan akseptasi

Aset lain-lain

Jumlah

Risiko Pasar

Pengelolaan risiko pasar

●●

Risiko suku bunga

Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan berbagai analisa risiko dan limit.

Aset KeuanganGiro pada Bank IndonesiaGiro pada Bank lainPenempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain Efek-efekKredit

Jumlah Aset Keuangan

Liabilitas KeuanganSimpananSimpanan dari bank lain

Jumlah Liabilitas Keuangan

Jumlah aset (liabilitas)-bersih

-

21.234

- 722 - - - - - 7.519

1.266.368 -

- - - - - 86.446

169.770 6.082.723

-

- -

F

- -

894.189 279.765 -

233.044

- - 21.234

390.316 - - 301.318 169.770 6.197.922 - 209.374

- - - -

-

390.316 - -

11.898.408

- - - - - - -

- - 86.446

-

-

C D E

2.302.553 2.327.155

1.335.254

209.374 7.085.227

812.623 - - - - - - - - - 812.623

- - 8.241

-

-

-

486.786 780.300 - - - 68.168

- -

Jumlah

- -

108.955

- - 1.173.954

- 106 - - - - 1.266.474

Mengalami

penurunan

nilai Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

A B

Bank mengelola risiko pasar yang inheren pada portofolio trading book dan banking book menggunakan pengukuran sebagai berikut:

G H

108.955 - - - -

Telah jatuh

tempo tetapi tidak

mengalami

penurunan nilai

1.427.553 158.477 96.886 -

s/d s/dSampai

-

> 1 bulan

-

- - - - - -

Bank menggunakan standar model untuk menghitung dan memantau risiko pasar sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor

38/SEOJK.03/2016 tentang kewajiban penyediaan modal minimum. Hasil perhitungan risiko pasar yang berdampak terhadap rasio kewajiban

penyediaan modal minimum dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan manajemen senior secara berkala.

Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar

terhadap aset dan permodalan Bank.

Sebagai tambahan dari pendekatan tersebut, Bank juga melakukan analisis uji daya tahan untuk mengetahui kemampuan Bank dalam menghadapi

pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal.

Sementara itu, pengelolaan risiko pasar pada posisi non trading (banking book) difokuskan pada pengelolaan risiko suku bunga melalui analisis imbal

hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku bunga aktual terhadap aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan

suku bunga dan pengukuran dengan menggunakan analisis repricing gap , dalam analisis ini aset yang akan di-reprice dalam suatu periode tertentu

akan dikurangi dengan pasiva yang akan di-reprice dalam periode yang sama untuk menghasilkan net repricing gap untuk periode waktu tersebut.

Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga:

480.315 719.928

-

Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari

kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option .

> 3 bulan > 1 tahun

Sensitivitas dari posisi atau portofolio terhadap perubahan faktor risiko pasar yang mempengaruhinya;

31-Dec-15

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahundengan

30-Sep-16

s/d

Maksimal perubahan dari faktor risiko pasar dalam horison waktu tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu; atau dengan kata lain, besaran

perubahan faktor risiko pasar yang tidak akan melewati horison waktu tertentu dalam tingkat keyakinan tertentu (seperti 99% dari waktu);

pengukuran yang dimaksud ini adalah volatilitas.

Jumlah

(1.183.304) (1.936.880) 216.894 2.991.761 1.742.558

591.401 12.200 2.682 1.002 -

719.928

2.290.648 824.360 17.762 2.887

5.496.906 365.968 1.043.936 3.010.525 1.745.445

2.869.110 207.491 816.928

9.224.465 607.285

9.831.750

1.831.030

- 480.315

1.682.916 1.457.654 7.321.967

11.662.781

6.680.210 2.302.848 18.763

2.626.849 801.589 130.122 383.676

6.088.809

827.042 2.887

943.857 - -

46

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko suku bunga (lanjutan)

Aset KeuanganGiro pada Bank IndonesiaGiro pada Bank lainPenempatan pada Bank

Indonesia dan Bank LainEfek-efekKredit

Jumlah Aset

Liabilitas KeuanganSimpanan Simpanan dari bank lainJumlah Liabilitas

Jumlah aset (liabilitas)-bersih

Risiko mata uang

Rasio PDN pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, adalah sebagai berikut:

Neraca

Dollar USA

Yen Jepang

EuroDollar AustraliaDollar Singapura

Dollar Hongkong

Jumlah Neraca

Rekening Administrasi

Dollar USA

Yen Jepang

Euro

Dollar Australia

Dollar Singapura

Dollar Hongkong

Jumlah Neraca

Posisi Devisa absolut

Jumlah Modal,

Rasio posisi devisa netto (Neraca)

Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening Administrasi)

Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam nilai tukar mata uang asing. Bank

telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor harian dan strategi lindung nilai akan digunakan untuk meyakinkan

bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang telah ditetapkan.

1.266.474

dengan s/d s/d s/dSampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun

- -

- -

31-Dec-15

Jumlah

7.580.009 312.921 633.167 2.061.930 1.085.505

- -

- -

4.253.028 158.421 466.455 1.748.487 458.836 29.603 154.500 49.739 313.443 626.669

1.218.281 - 116.973 - -

18.747 5.927

1.575.499 1.495.321 80.178

- 1.582 (1.582)

1.581 1.549 33

Jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera merestruktur aset dan liabilitas yang

dimiliki, baik tanggal repricing date -nya ataupun jenis suku bunganya (tetap atau variabel).

5.668 (1.692.458) (29.120) 2.042.632 1.079.578

7.574.341 2.005.379 662.287 19.298 5.927

1.582

33

Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia No. 17/5/PBI/2015, Bank

wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) pada akhir hari kerja secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal. Bank menetapkan

limit internal PDN sebesar 17% dari modal dalam rangka mencegah terjadinya pelampauan terhadap limit yang ditetapkan oleh regulator.

410.971 (158.420) 569.390

0 1.062

1.588.152 1.508.067 80.085

(156.997) 582.462

- - -

425.464

7.090 189

1.062

7.280

- - -

- - -

- - -

2.730 2.525 205

14.494 1.423

480.589 15.611 3.954 551 - 7.093.752 1.989.768 658.333

812.623 1.266.474

812.623

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun

1.335.254 1.173.954 7.085.227

11.673.532

9.766.527 500.705

10.267.232

1.406.300

30-Sep-16Nilai Bersih Absolut

80.178

Aset Liabilitas Nilai Bersih

205 189

1.062

83.248

569.390

13.071

-

-

-

-

582.462

79.890

1.643.714

5,06%

4,86%

13.071

47

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko mata uang (lanjutan)

Neraca

Dollar USA

Yen Jepang

Euro

Dollar Australia

Dollar Singapura

Dollar Hongkong

Jumlah Neraca

Rekening Administrasi

Dollar USA

Yen Jepang

Euro

Dollar Australia

Dollar Singapura

Dollar Hongkong

Jumlah Neraca

Posisi Devisa absolut

Jumlah Modal

Rasio posisi devisa netto (Neraca)

Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening Administrasi)

Dollar Amerika Serikat

Yen Jepang

Euro

Dollar Singapura

Dollar Hongkong

Dollar Australia

Risiko likuiditas

Mata Uang

2.062

31-Dec-15Nilai Bersih Absolut

(191.345)

57

2.062

1.892

1.190

(78.320) (78.164) 90.176 89.996

190 189 2.180 2.176

1.063 1.061 1.192 118

(159) (159) 1.068 1.066

33 33 (57) (57)

25.969 24.077 1.892

355.182 546.527

1.190 -

205 204 652 650

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/ atau

dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber

pendanaan arus kas.

Pemantauan dan perhitungan risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan indikator risiko likuiditas seperti Giro Wajib Minimum, Primer dan

Sekunder, Loan to Funding Ratio (LFR), rasio aset lancar terhadap dana pihak ketiga, konsentrasi 50 nasabah terbesar serta maturity mismatch ,

dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan manajemen senior secara harian, mingguan dan bulanan maupun dalam rapat bulanan ALCO.

Secara berkala Bank melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan limit risiko likuiditas, serta kebijakan contingency funding plan yang telah

ditetapkan sehingga terdapat panduan yang jelas di saat krisis terjadi. Untuk mengetahui dampak perubahan pasar maupun faktor internal pada

kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi likuiditas yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank melakukan stress test terhadap posisi

likuiditas Bank secara regular. Melalui stress test, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian dan solusi

yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang pemulihan likuiditas.

-

kenaikan / (penurunan)

Dalam basis poinSensitivitas dalam posisi mata uang

31-Des-15

549.403 (192.413) 356.990

6,82%

- - -

Tabel di bawah menggambarkan analisa sensitivitas 10 basis poin kenaikan atau penurunan dalam nilai tukar terhadap PDN Bank per tanggal 30

September 2016 dan 31 Desember 2015.

Aset Liabilitas Nilai Bersih

2.412.665 2.124.051 288.614

1.337 614 723

288.614

723

1.190

2.449.579 2.155.155 294.424

5.733 5.790 (57)

2.685 623

-

-

193.101

102.011

1.495.512

19,69%

344 - 344

- - -

- 1.412 (1.412)

1.464 1.464

30-Sep-16

294.538

191.345

344

-

1.412

10/(10)

10/(10)

10/(10)

10/(10)

10/(10)

10/(10)

48

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko likuiditas (lanjutan)

Aset Keuangan

Tanpa suku bunga

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Tagihan derivatif

Tagihan akseptasi

Aset lain-lain

Suku bunga variabel

Kredit

Efek-efek

Suku bunga tetap

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia

dan bank lain

Efek-efek

Kredit

Jumlah Aset Keuangan

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Biaya yang masih

harus dibayar

Liabilitas lain-lain

Suku bunga variabel

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Suku bunga tetap

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Biaya yang masih

harus dibayar

Jumlah Liabilitas Keuangan

-

-

-

- 2.717.812

-

480.315

4.604.155

- 12.198.343

- 117.871

- 719.928

- 8.194

- 27.204

10.141.172

-

-

-

-

-

382.294

-

-

1.457.654

-

-

-

204.117

2.537

27.204

1.454.756

328.236

7.769.709

279.049

29.007

39.220

7.337 -

-

-

- 1.682.916

877.979 -

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahundengan s/d s/d s/dSampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun

30-Sep-16

Lain-lain Jumlah

Tabel berikut menggambarkan profil maturitas aset dan liabilitas Bank (sebelum dikurangi penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai)

berdasarkan behavioral dana pihak ketiga dan sisa jatuh tempo, sebagai berikut:

- -

480.315

- -

343.270 280.478 360.913 1.152.369 580.781

-

1.427.553 158.477 96.886 - -

151.298 207.491

1.406.482 4.898.376 2.326.227

- - -

130.122 383.676 943.857

658.267

- - -

2.537 - -

11.821

-

7.337 - - - -

-

7.252

2.682 1.002 -

328.236 - - - -

- 257.275 6.205.905 -

473.576 38.307 64.895

1.306.529

-

263.165 12.200

1.633 - -

- - - 719.928 -

13.750 11.821 1.633 - -

- - - 8.194 -

366.740 -

117.871 - - - -

2.908.991

-

- 39.220 - -

204.117 - -

816.928 2.626.849 801.589

- 15.554 -

- -

13.750

2.607.949 70.159 372.957 7.090.106 -

8.702 7.832 5.221

49

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko likuiditas (Lanjutan)

Aset Keuangan

Tanpa suku bunga

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Tagihan derivatif

Tagihan akseptasi

Aset lain-lain

Suku bunga variabel

Kredit

Efek-efek

Suku bunga tetap

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia

dan bank lain

Efek-efek

Kredit

Jumlah Aset Keuangan

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Biaya yang masih

harus dibayar

Liabilita lain-lain

Suku bunga variabel

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Suku bunga tetap

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Biaya yang masih

harus dibayar

Jumlah Liabilitas Keuangan

Analisa Jatuh Tempo untuk Liabilitas Keuangan

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Biaya yang masih

harus dibayar

Liabilita lain-lain

Suku bunga variabel

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Suku bunga tetap

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Sub jumlah

Liabilitas komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah

yang belum dugunakan'

L/C yang irrevocable dan masih

berjalan

Sub jumlah liabilitas komitmen

Liabilitas kontijensi

Bank garansi yang

diterbitkan

Jumlah

328.236

1.266.474

11.898.408

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21.234

86.446

108.955

4.174.681

29.603

7.379 - -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30-Sep-16

-

12 bulan

5.551.299 1.987.878

293.179 50

10.112.166

428.285

108.046

536.330

2.537

27.204

-

4.634.053 2.290.648 824.360

5 tahun

-

2.537 - -

2.314.669 867.895 18.763 2.887

1.454.756

7.769.709

279.049

-

4.568

10.653.064

Lain-lain Jumlah> 5 tahun

> 1 tahunSampai > 1 bulan

-

2.682 1.002 -

7.337 - - - -

1.454.756

dengan

38.750

10.375.966

39.220

7.337

-

-

-

-

-

-

204.117

14.122

3.714

21.234

24.115

6.799

1.575.865

293.629

8.190.662

207.076

-

-

-

1 bulan 3 bulan

-

-

-

3.463 23.766 80.817 -

Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahundengan s/d s/d

108.955

-

-

- -

148.125 408.570 1.144.868

24.115 -

3.772.829

-

1.748.486 458.836 158.422 466.456

-

187.512 15.611 3.953 -

1.827.944 645.174

400 - -

-

14.122 -

-

1.266.474

- - -

-

812.623

8.241 - - -

-

- -

7.379 -

-

60.989 -

31-Dec-15

Jumlah

2.304 11.551

- -

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahuns/d

1.335.254

1.144.351

2.910.546

- 48.482 - -

651.485 - -

- -

-

-

-

-

- 25.457

812.623

8.241

- -

13.750 11.821 1.633 - -

- - 39.220 -

204.117 - - - -

-

6.799

3.714

1.575.865

- -

- 29.603 -

s/d

16.731 3.900 18.119

7.652.913 2.031.821 691.232 - -

> 3 bulan

Tabel di bawah menunjukkan arus kas kontraktual tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan dan rekening admisnitratif Bank didasarkan pada sisa

jatuh tempo kontrak dari tanggal pelaporan per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015.

s/d

1.730.679

- -

Lain-lain

49.739 313.443 626.669

1.286.772

s/d

-

-

762.646 1.716.924 3.915.330

78.346

2.304 11.551

-

- 154.500

- -

- -

6.931.252 2.411.907 1.002.991 193.989 112.924

810

17.762 2.887

263.165 12.200

-

328.236 - -

19.027 73.085 51.908 174.226 110.038

-

6.907.952

- -

-

387 2.371 1.000 -

22.490 96.851 132.726 174.226 110.038

50

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko likuiditas (Lanjutan)

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera

Liabilitas derivatif

Liabilitas akseptasi

Biaya yang masih

harus dibayar

Liabilita lain-lain

Suku bunga variabel

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Suku bunga tetap

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Sub jumlah

Liabilitas komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah

yang belum dugunakan'

L/C yang irrevocable dan masih

berjalan

Sub jumlah liabilitas komitmen

Liabilitas kontijensi

Bank garansi yang

diterbitkan

Jumlah

Risiko Operasional

1.

2.

3.

Risiko Reputasi

Dalam rangka menjaga pengelolaan risiko Bank, risk-taking-unit bertanggungjawab atas seluruh risiko yang terjadi di unitnya masing-masing termasuk

risiko operasional. Cara pengendalian risiko-risiko tersebut telah diatur melalui kebijakan dan prosedur pada masing-masing unit, serta metode-

metode pengendalian dan pemantauan yang ada.

Manajemen risiko operasional, bekerjasama dengan risk-taking-unit , telah mengembangkan tiga metode utama untuk membantu mengelola,

memantau dan mengikhtisarkan risiko operasional, yaitu:

Hasil dari penggunaan metode tersebut diatas telah disampaikan kepada departemen dan divisi terkait, senior manajemen, manajemen eksekutif dan

Direksi melalui Operational Risk Management Highlight Report , Risk Management Committee (RMC) Meeting dan Risk Oversight Committee (ROC)

untuk memantau dan mengantisipasi risiko operasional yang mungkin timbul.

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko ini

melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam menjaga reputasinya dimata masyarakat dapat menimbulkan

pandangan maupun persepsi negatif masyarakat terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi

penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan

volume aktivitas Bank.

Untuk memitigasi risiko reputasi, Bank telah menunjuk divisi corporate secretary untuk melakukan pengamatan terhadap pemberitaan media untuk

memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media. Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media

selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Pemantauan atas keluhan nasabah, Bank memiliki

fasilitas seperti call center dan website , sedangkan keluhan yang datang dari cabang Bank diakomodasi dengan sistem CDS (Customer Desk

Solution) yang disampaikan langsung ke Bank melalui unit kerja Quality Service untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya.

Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang melibatkan manusia, proses, sistem dan kejadian-

kejadian diluar Bank.

> 5 tahun Lain-lain Jumlah

31-Dec-15

Sampai

2.031.819 691.231 - -

-

1.579.322 - -

98.405 209.114 33.101

7.652.096

-

- - 24.115

3 bulan 12 bulan 5 tahun

-

14.122 - - - -

> 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun

dengan s/d s/d s/d

14.122

294.303 50 400 - -

- -

- - - -

3.714 - - -

2.304 11.551 7.379 - -

- -

1 bulan

3.714

21.234

24.115

6.799

1.579.322

294.753

8.228.983

208.903

10.381.945

-

-

-

-

-

-

6.799

6.799

-

353.363

35.365

388.728

9.752

10.780.425

Risk Control and Self Assessment , yaitu sarana yang digunakan oleh unit-unit kerja untuk mengidentifikasi, mengukur dan merencanakan mitigasi

risiko. Metode ini juga digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki pemahaman kepada personil kantor cabang akan pentingnya manajemen

risiko serta menegaskan bahwa aktivitas mereka akan selalu dipantau oleh manajemen.

Loss Event Database , merupakan metode yang digunakan untuk mencatat setiap peristiwa risiko operasional yang menimbulkan dampak finansial

secara langsung maupun tidak langsung. Setiap kali unit pemilik risiko mengalami kejadian risiko operasional, maka unit tersebut harus

melaporkan dengan menggunakan formulir Laporan Kejadian Risiko Sekitar Kita (LKS). Dari formulir LKS ini akan diketahui tipe risiko yang terjadi,

penyebab kejadian tersebut, lokasi (lini bisnis) tempat terjadinya risiko serta besarnya kerugian yang terjadi atau kewajiban hukum yang terjadi

serta pemulihan (bila ada). Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional secara teratur, serta data yang diperoleh

merupakan data utama bila Bank akan mengaplikasikan pendekatan maju (advance ) dalam pengukuran kecukupan modal minimumnya.

2.571 3.214 2.710

-

-

6.799

5.569.059 2.004.551 655.373 - -

3.692

189.272 15.667 3.964

1.257 -

7.699.083 2.133.438 903.055

-

Key Risk Indicators , yang merupakan serangkaian parameter pengukuran kuantitatif risiko operasional yang mengindikasikan tingkat risiko pada

suatu fungsi/proses/bisnis dengan tujuan agar potensi risiko manajemen dapat teridentifikasi melalui analisa dari trend statistic individual , juga

melalui pengendalian lingkungan yang tercermin dari data. Diharapkan penyimpangan-penyimpangan dapat teridentifikasi secara dini, serta dapat

diperbaiki sebelum permasalahan tersebut berkembang menjadi lebih buruk.

-

-

-

34.358 3.692

40.285 82.553 193.732 33.101 3.692

4.131 15.852 15.382 - -

44.416

51

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Per 30 September 2016 (Unaudited) dan 31 Desember 2015 (Audited)

44. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Hukum

1 Kesepakatan

2

3

4

Risiko Kepatuhan

1

2

3

4

1

2

3

4

Risiko Stratejik

1

2

3

4

Mengingatkan setiap person in charge (PIC) pembuat laporan agar senantiasa menyampaikan laporan kepada regulator secara akurat dan tepat

waktu melalui Compliance Report Monitoring (CRM).

Dalam rangka pengendalian risiko kepatuhan, Bank melakukan langkah-langkah untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, antara lain melalui:

Bank secara berkelanjutan memantau kondisi pasar dan mengumpulkan informasi penting sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan dan penetapan kebijakan strategi Bank. Seiring dengan pemantauan kondisi pasar tersebut, Bank memiliki portfolio ragam produk yang

variatif agar rencana stratejik yang ditetapkan dapat tercapai.

Bank memiliki kebijakan mengidentifikasi dan merespon atas perubahan lingkungan yaitu:

Secara triwulanan melalui pengukuran profil risiko, Bank melakukan pengukuran risiko stratejik dengan menggunakan indikator atau parameter berupa

tingkat kompleksitas strategi bisnis Bank, posisi bisnis Bank di industri perbankan, pencapaian rencana bisnis, dan kesesuaian strategi dengan

kondisi lingkungan bisnis.

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis tersebut antara lain disebabkan oleh

adanya, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak

dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.

Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Bank memiliki Divisi Legal untuk

memastikan perikatan yang dilakukan oleh Bank telah memenuhi 4 (empat) landasan utama yaitu:

Selain itu, Bank juga memiliki divisi Litigasi yang salah satu fungsinya adalah menangani setiap permasalahan hukum yang terkait dengan litigasi agar

risiko hukum yang mungkin timbul dapat diminimalisir seminimal mungkin.

Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan memantau perkembangan kasus-kasus hukum yang terjadi dan mengambil tindakan hukum dari kasus-

kasus tersebut. Penanganan kasus hukum yang dilakukan pada Bank senantiasa memperhitungkan potensi kerugian baik atas penyelesaian kasus

secara damai ataupun melalui jalur pengadilan. Bank juga memberikan perhatian khusus atas kasus hukum yang berpotensi menimbulkan kerugian

secara signifikan.

Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan

kegiatan usaha pada industri perbankan, Bank diwajibkan untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau Bank Indonesia. Selain itu, Bank juga wajib tunduk pada beberapa ketentuan lainnya, seperti peraturan Lembaga Penjamin

Simpanan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

Bank telah memiliki satuan kerja kepatuhan yang bersifat independen dari satuan kerja operasional serta bertanggung jawab langsung kepada

Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan.

Tugas utama pada satuan kerja kepatuhan adalah melakukan koordinasi atas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank yaitu :

Sosialisasi setiap ketentuan baru yang diterbitkan oleh regulator dan/atau berdampak bagi Bank melalui media email blast, forum tatap muka,

dan/atau teleconference .

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi sebuah institusi keuangan terdepan di Indonesia, Bank

membutuhkan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Ketidakmampuan Bank dalam melakukan penyusunan strategi yang tepat dapat

menimbulkan kegagalan bisnis Bank di masa yang akan datang.

Risiko stratejik berhubungan dengan perencanaan strategi yang baik untuk menghindari terjadinya kerugian atau dampak negatif lainnya dari adanya

kesalahan dalam pengambilan keputusan yang berpotensi untuk berdampak luas atau berjangka panjang yang kurang baik didalam organisasi.

Implementasi

Mengalokasikan sumber daya berupa keuangan maupun manusia, menyelesaikan program kerja, dan komitmen direksi untuk mengalokasikan

sumber daya yang dibutuhkan.

Evaluasi

Evaluasi terhadap kondisi aktual dengan apa yang telah direncanakan, dan melakukan corrective action untuk perbaikan.

Mewujudkan terlaksananya Budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.

Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank.

Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada otoritas pengawas yang berwenang

Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

Melakukan fungsi konsultatif terkait penerapan atas peraturan regulator yang berlaku.

Menyediakan informasi peraturan OJK, BI, dan/atau regulator lainnya dalam situs portal Bank MNC yang dapat diakses oleh seluruh karyawan.

Analisa lingkungan bisnis

Menganalisa faktor internal dan eksternal, menangkap peluang dan tantangan dari perubahan lingkungan bisnis dan menganalisa kelebihan

internal dan kekurangan.

Perencanaan

Menyusun sasaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan kompleksitas, profil risiko maupun risk bearing capacity , menetapkan strategi dan

direksi menetapkan kebijakan untuk dijadikan dasar keputusan.

yaitu setiap hubungan hukum/ perikatan yang dilakukan dengan counterparty harus berlandaskan adanya kesepakatan dari para pihak.

Kecakapan

yaitu kemampuan atau kewenangan bertindak dari para pihak dalam suatu hubungan hukum perikatan.

Objek Perjanjian

yaitu obyek perjanjian hukum yang harus jelas atau spesifik dan realistis

Memiliki causa prima yang halal

yaitu setiap perjanjian yang dilakukan tidak bertentangan dengan norma kepatutan, kesusilaan dan tidak melanggar ketentuan hukum yang

berlaku.

52