pt apexindo
DESCRIPTION
Strategic LeadershipTRANSCRIPT
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 1/17
1
1. Latar Belakang
Competing Values adalah tentang memahami bagaimana menghargai nilai-nilai yang saling
bertentangan dan mengintegrasikan mereka berhasil sehingga organisasi terbuka untuk kerjasama dan
pertumbuhan. Competing Value juga merupakan kerangka budaya organisasi yang dikembangkan oleh
Cameron dan Quinn (1999) berdasarkan model teoritis. Dengan menggunakan 4 parameter sebagai
variabel yang dianalisa dapat menyimpulkan strategi yang sedang digunakan oleh sebuah organisasi dan
juga menyusun strategi yang harus dilakukan oleh organisasi tersebut. Dengan teori ini, saya akan
mencoba untuk mengintepretasikan Cometing Value dari perusahaan PT Apexindo Pratama Duta.
2. Pembahasan
2.1. Company Profile
PT Apexindo Pratama Duta awalnya didirikan oleh Hertriono
Kartowisastro pada tahun 1984 sebagai perusahaan kontraktor
pengeboran lepas pantai. Perusahaan ini memiliki Visi dan Misi
menjadikan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengeboran
lepas pantai dengan mengutamakan kualitas tanpa kompromi.
Pada awal pendiriannya, Apexindo telah mengkhususkan dirihanya dalam jasa pengeboran lepas pantai dengan dua rig
swampbarge, Maera dan Raisis, serta jack up rig, Raniworo.
Dengan niatnya untuk membuat kontraktor jasa pengeboran
minyak dan gas terintegrasi, pada tahun 2001 Apexindo merger
dengan PT Medco Antareja, sebuah perusahaan afiliasi di bidang
jasa pemboran darat. Setelah merger, Apexindo mulai
membangun kehadirannya untuk memberikan proyek-proyekpengeboran di Indonesia dan negara-negara lain seperti Brunei
Darussalam, Myanmar, Australia, Timur Tengah, dan Amerika
Serikat. Perusahaan terus memperluas bisnisnya dengan
penambahan Raissa dan Yani di 2003. Ke depannya, dalam
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 2/17
2
rangka mendukung posisi Perseroan dalam industri pengeboran
lepas pantai, pada tahun 2007, perusahaan memperkuat armada
pemboran dengan satu jack-up rig super premium, Soehanah .
PT APD Tbk ini merupakan perusahaan kontraktor
pengeboran onshore & offshore terbesar di Indonesia yang telah
melayani klien baik lokal maupun internasional terkemuka di
dalam negeri maupun di luar negeri selama lebih dari dua dekade.
Sejak berdirinya, Apexindo telah melayani perusahaan minyak
dan gas terkemuka seperti Total E & P Indonesia, Vico Indonesia,
Chevron, ExxonMobil, ConocoPhillips, Pertamina, MedcoEnergi,
Hass, BP, PetroChina, Lundin, Santos, Crescent Petroleum, Peral,
Statoll, Anadarko, dan Devon.
Pada tahun 2005, Apexindo berhasil memperoleh sertifikasi
ISO 9001:2000 Sistem Manajemen Mutu yang sedang upgrade ke
versi terbaru ISO 9001:2008 pada tahun 2008, sebagai bagian
dari komitmen dan memberikan keuntungan jasa pengeboran
standar internasional dan menyediakan jasa pengeboran standar
internasional. Sepanjang layanan kami, kami telah secara
konsisten menempatkan kesehatan dan keselamatan karyawan
dan stakeholder lainnya, selain perlindungan lingkungan
sekitarnya, sebagai prioritas nomor satu kami. Dengan demikian,
Perseroan juga berhasil membukukan Lost Time Incident
Frequency Rate (LTIFR) dan Total Recordable Injury Frequency
Rate (TRIFR) yang berada di bawah rata-rata industri sebagai
recordable oleh Asosiasi Internasional Kontraktor Drilling (IADC)
Asia Pasific Region.
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 3/17
3
Saat ini, dengan armada yang terdiri dari pengeboran 8 rig
darat, 6 rig lepas pantai, dan Floating Production unitof,
Penyimpanan dan Pembongkaran (FPSO), Apexindo telah tumbuh
menjadi kontraktor pengeboran terkemuka dengan operasi
domestik dan luar negeri, didorong oleh visi untuk menjadi kelas
dunia pengeboran kontraktor dengan kinerja tanpa mengorbankan
layanan.
2.2. IPO
Sebelum PT APD Tbk melakukan IPO, Apexindo melakukan
merger dengan PT Medco Antareja sebagai strategi perusahaan untukmeningkatkan kegiatan pengeboran di darat pada tahun 2001. Lalu pada
tanggal 10 Juli tahun 2002, PT APD Tbk melakukan IPO dengan harga
Rp 550,- per lembar saham dengan jumlah saham yang ditawarkan
sebanyak 200 juta lembar saham.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 3 Mei
2002, Pemegang Saham menyetujui bahwa Perusahaan mendapat hakopsi untuk mendistribusikan saham sampai dengan jumlah tertinggi
tidak melebihi 5% atas modal ditempatkan dan disetor panuh
perusahaan. Pada tahun 2008, Perusahaan mendistribusikan tambahan
49.819 hak opsi saham kepada karyawannya yang memenuhi kondisi-
kondisi tertentu. Setiap hak opsi saham berhak atas 500 lembar saham
dnegan harga pelaksanaan sebesar Rp 660 per lembar saham, yang
dapat dilakukan mulai dari tanggal 15 Agustus 2005 hingga tanggal 10
Juli 2009.
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 4/17
4
Sampai dengan tanggal 10 Juli 2009, hak opsi saham
didistribusikan sebesar 158.285. pada tahun 2009, semua sisa hak opsi
saham sebesar 1.840 (setara dengan 920. 000 saham) telah dilaksanakan
sebelum kadaluarsa.
Pada tanggal 31 Desember 2008, saham Perusahaan yang telah
diterbitkan sebanyak 2.659.850.000 lembar saham yang seluruhnya
tercatat di BEI.
Pada tanggal 3 Februari 2009, Perusahaan telah melaporkan
keterbukaan informasi kepada pemegang saham Perusahaan melalui
surat kabar nasional sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk
menghapuskan (delisting) pencatatan efek dari BEI.
Delisting dilakukan karena chain listing antara Perusahaan dan PT
Mitra Internasional Resources Tbk yang sebelumnya adalah PT Mitra
Rajasa Tbk atau MIRA, ketika Perusahaan telah diakuisisi oleh
Apexindo International Pte. Ltd. (MIH), entitas anak Mira yang dimiliki
secara tidak langsung. Dengan menjadi entitas anak dari Mira,
Perusahaan memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap pendapatan
Mira.
Type of Listing Listed Shares Listed Date
IPO (First Issue) @
Rp550,- 200,000,000 10-Jul-02
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 5/17
5
Company Listing 1,545,000,000 10-Jul-02
Rights Issue I
25:12 @Rp550837,600,000 26-Sep-05
ESOP Converted
(2005 to 2008)77,250,000
Delisting -2,659,850,000 27-Apr-09
Relisting @
Rp1,562,-2.659.850.000 05-Jun-20013
3. Pembahasan
3.1. Teori
Competing Value dalam Strategic Leadership memiliki 4 parameter atau
kudran yang dihasilkan nantinya dengan sebuah kurva yang mengambarkan sebuah
pola dari ke-4 kuadran tersebut. Parameter atau variabel yang dianalisa antarain
adalah :
1. Concern for Task vs. Concern for People
2. Stability and Efficiency vs. Flexibility and Innovation
3. Internal vs external focus.
4. Long Term vs Short Term
Pada dasarnya, competing value ini bertujuan untuk melihat kefektifan
sebuah organisasi dilihat dari perspektif keuangannya dan dibandingkan dengan
industri atau sektor dari perusahaan tersebut dengan melihat dari 6 faktor dan 4 pola
dasar budaya perusahaan.
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 6/17
6
1. Control (Hierarchy). Kuadran Control cenderung kurang fleksibel dan lebih
internal fokus, berkonsentrasi pada proses internal. Ini adalah pendekatan
awal untuk pengorganisasian diidentifikasi dalam era modern dan ditandai
oleh struktur formal. Perubahan jenis budaya ini yang paling sering dibuat
secara bertahap. Contoh budaya yang berorientasi kontrol McDonalds, Ford
Motor Company, dan instansi pemerintah yang telah erat ditetapkan
prosedur untuk melaksanakan tugas-tugas rutin (Cameron & Quinn).
2. Compete (Market).Compete cenderung kurang fleksibel seperti Budaya
Control, tetapi berbeda dengan menjadi lebih fokus eksternal. Gaya
pengorganisasian menjadi populer pada 1960-an sebagai respon terhadap
tantangan kompetitif baru dan beroperasi dengan melakukan transaksi
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 7/17
7
dengan jaringannya misalnya terkait pemasok, pelanggan, kontraktor,
serikat pekerja, dan lain-lain (Cameron & Quinn). Selain itu, tujuan utama
dari sebuah perusahaan Budaya Bersaing adalah "profitabilitas, hasil
bottom-line, kekuatan di ceruk pasar, target peregangan, dan basis
pelanggan yang aman." General Electric adalah contoh dari sebuah
organisasi dengan tipe Budaya Compete.
3. Collaborate (Clan). Collaborate adalah yang disebut karena kemiripannya
dengan sebuah organisasi tipe keluarga. Jenis budaya organisasi yang paling
menonjol diamati dalam perusahaan-perusahaan Jepang yang ditampilkan
perbedaan ditandai dengan hirearki Amerika dan gaya pasar perusahaan.
Organisasi Clan cenderung kurang fokus pada struktur dan kontrol dan
perhatian yang lebih besar untuk fleksibilitas. Daripada aturan dan proseduryang ketat, orang didorong melalui visi, tujuan bersama, keluaran dan hasil.
Collaborate juga memiliki fokus ke dalam dan rasa keluarga dan orang-orang
bekerja sama dengan baik, sangat didorong oleh kesetiaan satu sama lain
dan penyebab bersama. Aturan, meskipun tidak selalu didokumentasikan,
jangan masih ada dan sering dikomunikasikan dan ditanamkan secara sosial.
4. Create (Adhocracy). Create muncul dengan transisi dari era revolusi industri
menuju era informasi dan cenderung lebih fleksibel seperti Berkolaborasi
Kebudayaan dan eksternal terfokus seperti Compete tersebut budaya.
Cameron & Quinn menunjukkan "[Create (atau adhocracy) adalah bentuk
organisasi yang lebih responsif terhadap hyperturbulent, kondisi yang selalu
mempercepat yang semakin melambangkan dunia organisasi abad ke-21."
Hal ini ditandai sebagai dinamis, kewirausahaan, dan tempat kerja kreatif
dengan orientasi berisiko tinggi dan komitmen untuk eksperimentasi dan
inovasi (Cameron, Mengubah Minds.com). Tim tanggap darurat NASA
diselenggarakan untuk menyelamatkan Apollo 13 adalah contoh dari jenis
Buat Budaya (Cameron & Quinn).
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 8/17
8
Lalu 6 faktor yang mewakili 4 karakteristik diatas adalah :
Kuadran Ukuran Kuadran Pendekatan finansial yang digunakan
Control Quality Gross margin
Efficiency Asset turnover
Compete Profit EVA
Speed Change in EVA growth
Create Growth Sales growth
Innovation Standard deviations of market model errors
Collaborate Knowledge Future growth values
Community Sales/number of employees
Dari 4 perspektif dan 6 faktor tersebut, kita dapat menganalisa tipe budaya
perusahaan dari Competing Value sebuah perusahaan dengan menggunakan data
finansialnya. Adapun karakteristik atau tipe perusahaan yang akan tercipta antara
lain adalah :
1. Differentiation
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 9/17
9
2. Cost Leadership
3. Fit
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 10/17
10
4. Stretch
5. Market Leader
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 11/17
11
4. Pembahasan
4.1. Perhitungan
Competing Value menggunakan data keuangan, seperti yang sudah
dijelaskan didalam bagian teori. Ada 6 faktor yang dibutuhkan untuk membuat
diagram competing value yang menciptakan besaran yang paling terlihat dari 4
perspektif atau tipe budaya organisasi. Oleh karena itu untuk melihat competing
value dari perusahaan Apexindo menggunakan data laporan keuangan dan data
finansialnya yang di download dari situs internet Reuters.
Laporan keuangan.
2013 2012 ∆
Current Assets 152,051,043 465,143,375 -67%
Non Current
Assets638,859,911 246,580,991 159%
Liabilities And
Equity119,109,331 79,115,039 51%
Non Current
Liabilities389,280,099 399,189,027 -2%
Equity 282,521,524 233,420,300 21%
Revenue 259,595,002 208,757,661 24%
Direct Costs 161,331,971 136,394,546 18%
Gross Profit 98,263,031 72,363,115 36%
Income Before
Tax Expense68,855,235 35,449,657 94%
Income Tax
Expense - Net-19,616,096 -12,357,313
Net Income for
the year
49,239,139 23,092,344 113%
Other
Comprehensive
Income
-137,915 -45,462
Total
Comprehensive
Income
49,101,224 23,046,882
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 12/17
12
Net income for
the year49,239,139 23,092,344
Total
comprehensive
income
49,101,224 23,046,882
Basic EarningPer Share
0.0185 0.0087 113%
Dan data finansialnya.
Quadrant
Measures
for
quadrant
Proxies used Company Sector
Actual Adjusted Actual Adjusted
Create
Growth Sales growth 0.97 0.97 11.4 11.4
Innovation
Standard
deviation of
market model
errors 0 0.12 0.95 0.95
Compete
Profit
EVA (Economic
Value
Added)/ROA 6.55 6.55 7.23 7.23
SpeedChange in EVA
grwoth/ROA Avg 0 6.55 12.14 12.14
ControlQuality
Gross margin 37.85 37.85 26.79 26.79Efficiency Asset turnover 0.35 0.35 0.81 0.81
Collaborate
KnowledgeFuture growth
values/capital
spending 35.38 35.38 8.47 8.47
CommunitySales/number of
employess 6,897,311,232 689.731 3,334,958,240 333.496
Dari data diatas dengan menggunakan Ms. Excel dapat diketahui diagram
Competing Valunya sebagai berikut :
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 13/17
13
4.2. Analisa
Dari diagram diatas menggambarkan bahwa PT Apexindo Pratama Duta
lebih condong ke perspektif Collaborate dan Compete. Pada perspektif Collaborate
biasanya memfokuskan diri kepada orang atau karyawan dan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Mengutamakan nilai perusahaan
2. Membangun sebuah tim dan berkolaberasi didalamnya
3. Keikutsertaan
4. Kepercayaan dan hubungan
5. Goodwill
6. Potensial dan pembelajaran karyawan
7. Komunikasi yang terbuka
Dan sedikit condong ke arah perspektif Compete. Compete memfokuskan
perusahaan pada hasil dengan ciri-ciri
1. Perhitungan yang akurat dan penelusuran
2. Memotivasi kinerja
3. Kepuasan konsumen
4. Profit, market share dan kompetisi
5. Kemenangan
Dari hasil yang didapat dan digambarkan oleh diagram tersebut dapat
disimpukan bahwa PT Apexindo Pratama Duta mengarah pada bentuk strategi
0.1
1
10
100
1000I
Innovation
Growth
II
Speed
Profit
III
Efficiency
Quality
IV
Community
Knowledge
Company
Sector
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 14/17
14
market leader dimana bentuknya adalah cenderung berbentuk oval dari kiri atas ke
kanan bawah. Dari hasil diagram tersebut juga terlihat pada perspektif Collaborate,
PT Apexindo lebih unggul jika dibandingkan dengan sektornya, namun pada bagian
Compete berada dibawah sektornya. Hal ini disebabkan oleh faktor speed yang
indikatornya adalah rata-rata ROA dan profit mereka yang indikatornya adalah EVA
yang masih dibawah dari sektornya.
Namun dari gambar tersebut ada hal yang menarik untuk diperhatikan
bahwa Beta dari perusahaan ini adalah 0.12 hasil yang sudah diperhitungkan dengan
menggunakan SPSS atau dengan menggunakan Ms. Excel. Angka ini sangat jauh
dibawah dari sektornya. Hal ini disebabkan oleh harga saham yang cenderung stabil
dan juga PT Apexindo Pratama Duta pernah mengalami delisting yang membuat ia
harus mencabut sahamnya dari BEI pada tahun 2009. Beta ini termasuk beta yang
kecil sekali yang artinya tidak ada hubungannya dengan index, bahkan kadangkala
berlawanan dengan arah index. Biasanya ini terjadi pada saham-saham kategori
“gorengan”.
Dan juga pada faktor Efficiency yang berada pada dibawah sektornya. Hal
ini dipengaruhi oleh aset-aset yang dimiliki oleh PT Apexindo ini cukup banyak dan
mengutamakan standarisasi yang cukup tinggi demi keamanan sehingga nilainya
yang cukup tinggi dibandingkan dengan sektornya. Dan juga dipengaruhi oleh
revenue yang dihasilkan tidak mencapai 1.5 kalinya dari aset yang dimiliki oleh
perusahaan ini. Oleh karena itu, efisiensi yang dimiliki oleh perusahaan ini masih
cukup rendah jika dibandingkan dengan sektornya dengan besaran angka yaitu 0.81.
4.3. Kesimpulan
Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa PT Apexindo Pratama Duta
dapat dikategorikan sebagai perusahaan dengan budaya Compete dan Collaberate.
Dan dalam kualitas, komunitas dan pengetahuan, nilai yang didapat oleh APEX
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang didapatkan dari sektornya. Dan dalam
inovasi, pertumbuhan, kecepatan, dan efisiensi, nilai APEX masih jauh dibawah dari
rata-rata nilai sektorilnya. Oleh karena itu, APEX harus memiliki strategi untuk
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 15/17
15
meningkatkan nilai pertumbuhan (Growth), kecepatan (Speed), dan efisiensi
(Efficiency). Setidaknya nilai tersebut mendekati nilai rata-rata sektornya.
4.4. Rekomendasi Strategi dan Balance Scorecard
Dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini, artinya
untuk meningkatklan nilai dalam Competing Value-nya, ada beberapa rekomendasi
trategi-strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan ini, antara lain adalah :
1. Meningkatkan ROA
2. Meningkatkan kepuasan klien yang sudah ada dan meningkatkan
kinerja perusahaan untuk menarik klien yang berpotensial dan investor
3. Meningkatkan kinerja QHSE
4. Mengembangkan program pengurangan biaya (Cost Efficiency)
5. Mengembangkan program pelatihan dan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi karyawan dalam rangka mendukung
program efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas
6. Memanfaatkan sistem TI yang tersedia untuk mendukung Biaya
Program Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
7. Re-strukturisasi organisasi yang ada untuk mencapau organisasi yang
efisien dan efektif.
Dari rekomendasi diatas kita dapat membuat Strategi Mapping dan
mengtransformasikannya kedalam bentuk Balance Scorecard. Adapun stratergi
mapping-nya sebagai berikut :
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 16/17
16
Strategi mapping diatas sudah dibagi sesuai dnegan 4 perspektif balance
scorecard. Yang pertama adalah Costumer Perspective, dengan menggunakan 2
indikator yaitu satisfaction dan trust dengan ukurannya adalah klien komplain dan
projek baru yang diberikan oleh klien. Yang ke 2 adalah Financial Perspective,
dengan menggunakan indikator yaitu ROA dengan mengukur pertumbuhan ROA.
Yang ke-3 adalah Internal Business Process Perspektive, dengan menggunakan 3
indikator yaitu safety performance dengan alat ukur Fatality atau kematian dan
kerusakan aset atau properti; Cost Efficiency dengan alat ukur Total Asset
Turnover; dan yang terakhir adalah Productivity dengan alat ukur yaitu total
revenue per karyawan. Dan perspektif yang terakhir adalah Learning and Growth
Perspective, dengan menggunakan 3 indikator yaitu : Competency dengan alat
ukurnya adalah waktu karyawan mendapatkan pelatihan; IT System dnegan alat
ukurnya adalah Business Intelegent; dan yang terakhir adalah Restructuring dengan
alat ukurnya adalah perampingan posisi.
Setelah menentukan pemetaannya maka dapat ditentukan target sebagai
nilai yang harus dicapai dalam balance scorecardnya.
Perspective Objective Measures Target
Financial Escalating the ROA The growth of ROA 10%
Customer
Increasing the
satisfaction of the
existing clients
Client’s complain0
Complain
Escalating the trust
of potential clientsNew Project 1/year
Internal Business
Process
Escalating the safety
performance
FATALITY 0
Property Damage 50%
Cost EfficiencyTotal Asset
Turnover10%
Increasing
Productivity
Total
Revenue/Employee 20%
Learning and
Growth
Training and
Development
Program
hour of employee
Trained per year16 h
7/18/2019 PT Apexindo
http://slidepdf.com/reader/full/pt-apexindo 17/17
17
Using available IT
TechnologyBusiness Intelligent
100 %
Rel.
Re-structuring No of Position 10%
Dari tabel diatas pengukuran atau target yang harus dicapai dari setiap
perspektif telah diketahui. Target yang dibuat untuk meningkatkan Competing
Value-nya agar melebihi dasi nilai sektorilnya, setidaknya sama dengan nilai yang
dicapai oleh sektornya.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas telah dapat disimpulkan bahwa PT Apexindo Pratam Duta
merupakan perusahaan dengan buadaya perusahaan yang condong ke arah Collaberate dan
Compete dan dari 2 buaday ini dapat pula disimpulkan bahwa perusahaan ini cenderung menjadi
sebuah market leader. Namun memiliki beberapa kekurangan yang sudah ditunjukkan pada
diagram Competing Value yang sudah disajikan sebelumnya, bahwa perusahaan ini masih
kurang di beberapa bagian yaitu Innovation, Growth, Speed, dan Efficiency. Dari kekurangan
tersebut dapat dipetakan strategi-strategi untuk meningkatkan beberapa faktor tersebut agar
melebihi nilai yang didapat melebihi dari nilai yang dihasikan oleh rata-rata sektornya dan
setidaknya sama dengan nilai rata-rata sektornya.