pt-002 analisis rantai layanan pengelolaan - air limbah...

7
PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah Domestik Tujuan 1. Menetapkan tingkat akses dan cakupan layanan air limbah domestik saat ini. 2. Menetapkan gap akses saat ini terhadap pencapaian target akses air limbah domestik di tahun 2024 3. Menetapkan kondisi/keberfungsian subsistem komponen air limbah domestik. Deskripsi Penentuan akses dan keberfungsian sarana-prasarana pengelolaan air limbah domestik membutuhkan data primer dan sekunder yang dimutakhirkan, baik dari kompilasi data maupun hasil EHRA. Biasanya data seperti: ketersediaan layanan, data umum wilayah, cakupan akses (SPALD-S dan SPALD-T), serta data layanan penyedotan, pengangkutan, dan pengolahan lumpur tinja telah tersedia di berbagai dinas (OPD). Berdasarkan data tersebut dan dengan menggunakan sebuah instrumen SSK (dalam spreadsheet Microsoft Excel), Pokja dapat melakukan analisis dan perhitungan untuk menghasilkan: (i) Tabel akses dan cakupan layanan SPALD-S dan SPALD-T (ii) Keberfungsian subsistem pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja, dan (iii) Diagram rantai layanan pengelolaan air limbah domestik Petunjuk praktis ini dimaksudkan untuk membantu Pokja Pembangunan PPAS di Kabupaten/Kota menghasilkan 3 (tiga) output tersebut secara sistematis, mulai dari pengisian data di Instrumen hingga mendapatkan output dalam bentuk tabel dan diagram. Diagram ini disebut diagram aliran tinja (shit flow diagram/SFD) yang menggambarkan alur pengelolaan air limbah domestik secara aman dari hulu ke hilir. Pengelolaan secara aman ditampilkan dengan panah hijau, pengelolaan tidak aman ditampilkan dengan panah merah. Instrumen SSK yang dibuat dalam spreadsheet Microsoft Excel ini terdiri dari beberapa lembar kerja (sheet), diantaranya sheet untuk menganalisis: (i) cakupan akses (aman, layak, dasar, dan tanpa akses) (ii) cakupan layanan subsistem pengangkutan lumpur tinja (iii) keberfungsian sarana-prasarana pengangkutan (truk tinja) dan pengolahan (IPLT dan IPAL) Berikut adalah rangkuman kebutuhan data termutakhirkan untuk instrumen: Data Administratif Kabupaten/Kota Jumlah dan Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Persentase Pertumbuhan Penduduk Klasifikasi Perkotaan/Perdesaan Data Pengelolaan Air Limbah Jumlah Rumah Tangga/KK dengan Akses Dasar* Jumlah Rumah Tangga/KK dengan Akses SPALD-S Layak (individual atau komunal) ** menggunakan jamban leher angsa, pribadi atau MCK umum, yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) Jumlah Rumah Tangga/KK dengan Akses SPALD-T (skala permukiman, skala kawasan tertentu, dan skala perkotaan) Jumlah Unit Infrastruktur Air Limbah Terpusat Skala Permukiman: IPAL komunal, MCK++ Kombinasi (digester plus sambungan RT), dan IPAL Kawasan Data Penyedotan Lumpur Tinja Kapasitas IPLT: untuk analisis keberfungsian sarana pengangkutan dan unit pengolahan (IPLT) (*) Akses dasar: fasilitas Buang Air Besar individual yang terkoneksi ke bangunan pengolahan setempat yang berupa cubluk kembar.

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah Domestik

Tujuan 1. Menetapkan tingkat akses dan cakupan layanan air limbah domestik saat ini. 2. Menetapkan gap akses saat ini terhadap pencapaian target akses air limbah

domestik di tahun 2024 3. Menetapkan kondisi/keberfungsian subsistem komponen air limbah domestik.

Deskripsi

Penentuan akses dan keberfungsian sarana-prasarana pengelolaan air limbah domestik membutuhkan data primer dan sekunder yang dimutakhirkan, baik dari kompilasi data maupun hasil EHRA. Biasanya data seperti: ketersediaan layanan, data umum wilayah, cakupan akses (SPALD-S dan SPALD-T), serta data layanan penyedotan, pengangkutan, dan pengolahan lumpur tinja telah tersedia di berbagai dinas (OPD).

Berdasarkan data tersebut dan dengan menggunakan sebuah instrumen SSK (dalam spreadsheet Microsoft Excel), Pokja dapat melakukan analisis dan perhitungan untuk menghasilkan:

(i) Tabel akses dan cakupan layanan SPALD-S dan SPALD-T (ii) Keberfungsian subsistem pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja, dan (iii) Diagram rantai layanan pengelolaan air limbah domestik

Petunjuk praktis ini dimaksudkan untuk membantu Pokja Pembangunan PPAS di Kabupaten/Kota menghasilkan 3 (tiga) output tersebut secara sistematis, mulai dari pengisian data di Instrumen hingga mendapatkan output dalam bentuk tabel dan diagram. Diagram ini disebut diagram aliran tinja (shit flow diagram/SFD) yang menggambarkan alur pengelolaan air limbah domestik secara aman dari hulu ke hilir. Pengelolaan secara aman ditampilkan dengan panah hijau, pengelolaan tidak aman ditampilkan dengan panah merah.

Instrumen SSK yang dibuat dalam spreadsheet Microsoft Excel ini terdiri dari beberapa lembar kerja (sheet), diantaranya sheet untuk menganalisis:

(i) cakupan akses (aman, layak, dasar, dan tanpa akses) (ii) cakupan layanan subsistem pengangkutan lumpur tinja (iii) keberfungsian sarana-prasarana pengangkutan (truk tinja) dan pengolahan (IPLT dan IPAL)

Berikut adalah rangkuman kebutuhan data termutakhirkan untuk instrumen:

Data Administratif Kabupaten/Kota

• Jumlah dan Nama Kecamatan

• Jumlah Kelurahan/Desa

• Jumlah Penduduk

• Persentase Pertumbuhan Penduduk

• Klasifikasi Perkotaan/Perdesaan

Data Pengelolaan Air Limbah

• Jumlah Rumah Tangga/KK dengan Akses Dasar*

• Jumlah Rumah Tangga/KK dengan Akses SPALD-S Layak (individual atau komunal)

** menggunakan jamban leher angsa, pribadi atau MCK umum, yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal)

• Jumlah Rumah Tangga/KK dengan Akses SPALD-T (skala permukiman, skala kawasan tertentu, dan skala perkotaan)

• Jumlah Unit Infrastruktur Air Limbah Terpusat Skala Permukiman: IPAL komunal, MCK++ Kombinasi (digester plus sambungan RT), dan IPAL Kawasan

• Data Penyedotan Lumpur Tinja

• Kapasitas IPLT: untuk analisis keberfungsian sarana pengangkutan dan unit pengolahan (IPLT)

(*) Akses dasar: fasilitas Buang Air Besar individual yang terkoneksi ke bangunan pengolahan setempat yang berupa cubluk kembar.

Page 2: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

Langkah

Pokja dapat melakukan langkah demi langkah di bawah untuk dapat menghasilkan output yang diharapkan. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana (i) melakukan analisis akses dan keberfungsian sarana-prasarana dan (ii) menggunakan Instrumen SSK .

A. Proses Analisis Menggunakan Instrumen

1. Menyepakati data dan sumber data sekunder yang akan dimutakhirkan

- Sebelum menggunakan Instrumen, sepakati data dan sumber data yang akan digunakan dalam proses analisa. Sebaiknya menggunakan data terkini dan valid. Data di dalam Instrumen hanya dimutakhirkan jika dianggap perlu (karena adanya perubahan data yang cukup signifikan).

- Bila diperlukan, wawancara operator dan pengelola data untuk melengkapi data sekunder.

2. Memasukkan (entry) data sekunder terkini ke dalam Instrumen SSK dan melakukan analisis

- Masukkan data sekunder yang telah dikumpulkan ke dalam Lembar Kerja. Lakukan proses entry dan analisis data secara berurutan, mulai dari Lembar Kerja Form 1 dan Form 2.

- Dengan mengisi Lembar Kerja secara lengkap, Instrumen akan menghitung secara otomatis cakupan akses dan keberfungsian sarana-prasarana.

- Analisis hasil perhitungan Instrumen SSK : (i) Susun diagram rantai layanan pengelolaan air limbah domestik; (ii) Identifikasi permasalahan dan gap yang ada, berkaitan dengan pencapaian target akses

mendatang dan optimalisasi sarana-prasarana; (iii) Rumuskan rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

3. Paparkan dan diskusikan hasil analisis tersebut dengan Operator dan seluruh anggota Pokja untuk

mendapatkan umpan balik, melakukan perbaikan, dan mendapatkan kesepakatan akhir.

4. Menyiapkan materi advokasi

Untuk mendapatkan dukungan para kepala OPD dan Kepala Daerah, siapkan materi advokasi dengan substansi Hasil Analisa, Permasalahan, dan Rekomendasi yang telah diperoleh (Langkah terperinci tentang “Advokasi Berjenjang” dapat dibaca pada Panduan Pendampingan Implementasi dan PT-015: Panduan Penyiapan Materi Advokasi Untuk Kepala Daerah).

B. Penggunaan Instrumen

Seperti disebut sebelumnya, Instrumen SSK digunakan Pokja untuk melakukan analisis cakupan akses dan layanan air limbah di kabupaten/kota. Gunakan file dengan nama “201902_Instrumen SSK Implementasi.xls”. Lembar Kerja dalam Instrumen yang digunakan terdiri dari 6 (enam) Lembar Kerja terpisah: (1) Form 1; (2) Form 2; (3) Rekap tahapan pengembanganAL; (4) Sub Sistem PengangkutanLpTinja; (5) Keberfungsian Sub SistemAL; dan (6) Rantai Layanan AL. Berikut ini adalah langkah menggunakan instrumen langkah demi langkah.

Gambar 1: Tampilan Lembar Kerja spreadsheet “201902_Instrumen SSK Implementasi.xls”

1. Input Data Umum dan Data Pengelolaan Sanitasi yang termutakhirkan ke Lembar Kerja “Form 2”

Huruf/angka yang berwarna biru dapat diubah sesuai dengan kondisi di Kabupaten/Kota. Sebagian besar data ini bersumber dari data Kabupaten/Kota dalam angka (BPS) dan STBM.

Page 3: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

Gambar 2: Tampilan data pada Lembar Kerja “Form 2”

Data sekunder yang perlu dimutakhirkan harus diisikan ke dalam kolom dan baris pada Lembar Kerja ini yaitu: a. Nama Kecamatan dan Kelurahan/Desa berdasarkan dokumen Kabupaten/Kota Dalam Angka

termutakhirkan.

b. Klasifikasi Perkotaan/Pedesaan berdasarkan Peraturan Kepala BPS No. 37 Tahun 2010 tentang

Klasifikasi Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia

c. Jumlah penduduk per Kelurahan/Desa berdasarkan dokumen Kabupaten/Kota dalam Angka termutakhirkan.

d. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di tiap kelurahan/desa.

e. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang memiliki akses ke cubluk/tangki septik individual yang tidak layak (jamban pribadi dengan tipe kloset leher angsa dan tanpa pembuangan akhir/ tangki septik) di tiap kelurahan/desa.

f. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang memiliki akses ke SPALD Setempat skala Individual (jamban pribadi dengan tipe kloset leher angsa dan pembuangan akhir diolah di tangki septik di tiap kelurahan/desa.

g. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang memiliki akses ke SPALD Setempat skala Individual (jamban pribadi dengan tipe kloset leher angsa dan pembuangan akhir diolah di tangki septik) dan pernah disedot sekurang-kurangnya 1x dalam 5 tahun terakhir di tiap kelurahan/desa.

h. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang memiliki akses ke SPALD Setempat Skala Komunal menggunakan jamban pribadi bersama-sama atau MCK (MCK dan MCK++) atau Tangki septik komunal (< 10 KK) dengan tipe leher angsa dan pembuangan akhir diolah di tangki septik di tiap kelurahan/desa.

i. Jumlah unit Tangki septik komunal, MCK umum termasuk MCK++ (MCK yang memiliki digester untuk mengolah air tinja dan air kamar mandi diolah di Anaerobic Baffled Reactor (ABR).

j. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang terkoneksi ke SPALD Terpusat skala permukiman (MCK Kombinasi, IPAL Komunal dan IPAL Kawasan) di tiap kelurahan/desa.

k. Jumlah rumah tangga/kepala keluarga (KK) yang terkoneksi ke SPALD Terpusat skala kawasan tertentu dan skala kota untuk tiap kelurahan/desa.

a b c d

l

e f g

Page 4: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

Gambar 3: Tampilan Cakupan Layanan Eksisting pada Lembar Kerja “Rekap tahapan pengembangan” l. Instrumen akan melakukan perhitungan secara otomatis untuk persentase cakupan layanan akses

aman, layak, akses dasar dan tanpa akses. Lihat Lembar Kerja “Rekap tahapan pengembangan”.

2. Mengidentifikasi gap capaian akses saat ini terhadap target akses mendatang (RPJMN 2020-2024).

Selanjutnya identifikasi gap antara capaian akses aman, akses layak, akses dasar, dan tanpa akses saat ini terhadap target akses kabupaten/kota di tahun 2024 dengan mengisi target akses 2024 kabupaten/kota dan provinsi di mana kabupaten/kota berada. Instrumen selanjutnya akan menghitung secara otomatis persentasi gap target tersebut.

Gambar 4: Tampilan tabel analisis gap pada lembar kerja “Rekap tahapan pengembanganAL”

Page 5: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

3. Menginput data subsistem pengangkutan lumpur tinja

Input data subsistem pengangkutan, khususnya layanan penyedotan lumpur tinja: tidak terjadwal (on call basis) dan terjadwal (LLTT) jika tersedia. Untuk itu isikan:

a. Jumlah penyedotan per bulan. b. Jumlah ritasi pengangkutan lumpur tinja per bulan untuk kategori pelanggan: rumah tangga, kantor,

fasum/fasos, IPAL/MCK.

Data ini akan dipakai untuk menganalisis keberfungsian sarana-prasarana subsistem pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja.

Gambar 5: Tampilan data pada lembar kerja “subsistem pengangkutanLpTinja”

4. Menginput data subsistem pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja untuk SPALD-S dan data subsistem pelayanan, subsistem pengumpulan dan pengolahan terpusat untuk SPALD-T, serta menganalisis keberfungsian sarana-prasarana.

Input data subsistem pengolahan lumpur tinja setempat dan terpusat, subsistem pengangkutan, dan analisis keberfungsian sarana-prasarana subsistem tersebut. Isi sebagaimana ditunjukkan Gambar 6.

a. Jumlah jiwa dan rumah tangga/KK di wilayah perkotaan, wilayah perdesaan, dan total. b. Jumlah rumah rumah tangga/KK dengan akses ke cubluk atau tangki septik individual tidak layak

(jamban pribadi, tipe kloset leher angsa, dan tanpa pembuangan akhir/tangki septik) c. Jumlah rumah rumah tangga/KK dengan akses ke SPALD-S Skala Individual (jamban pribadi, tipe

kloset leher angsa, dan pembuangan akhir diolah di tangki septik) d. Jumlah rumah tangga/KK dengan akses ke SPALD-S Skala Komunal: menggunakan jamban pribadi,

tipe leher angsa, baik bersama-sama atau MCK-umum (MCK dan MCK++), atau tangki septik komunal (kurang dari 10 KK) dan pembuangan akhir diolah di tangki septik.

e. Jumlah rumah tangga/KK yang terkoneksi ke SPALD-T Skala Kawasan Tertentu dan Skala Kota untuk tiap kelurahan/desa.

f. Jumlah unit, volume per unit ,dan ritasi aktual, serta waktu operasi per tahun Sarana Penyedotan dan Pengangkutan.

g. Nama, kapasitas desain, kapasitas operasi, jumlah hari operasi IPLT. h. Jumlah unit, kapasitas desain IPALD skala perkotaan, skala permukiman dan skala kawasan tertentu. Instrumen akan menghitung secara otomatis kapasitas penggunaan dari sarana pengangkutan (misalnya truk tinja) dan sarana pengolahan lumpur tinja (misalnya IPLT).

Page 6: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

Gambar 6: Tampilan data keberfungsian pada Lembar Kerja “Keberfungsian SubsistemAL”

5. Menampilkan Rantai Layanan

Instrumen secara otomatis akan merekapitulasi hasil perhitungan di Langkah 1 s/d Langkah 4 ke dalam tabel data yang diperlukan untuk menggambarkan Diagram Rantai Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang sederhana seperti pada gambar di bawah ini. Sebagian data dalam tabel rekapitulasi ini juga dapat digunakan untuk mengisi data tabel SFD (Shit Flow Diagram).

Gambar 7: Tampilan Hasil Analisis Rantai Layanan pada Lembar Kerja “RantaiLayananAL”

Page 7: PT-002 Analisis Rantai Layanan Pengelolaan - Air Limbah ...nawasis.org/portal/download/20190222_PT-002... · yang disambungkan ke tangki septik (individual atau komunal) • Jumlah

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Rantai Layanan

Keterangan:

A Persentase penduduk yang air limbah ditampung ke SPALD terpusat

Dinas PU 44.54%

skala perkotaan Dinas PU 0.00%

skala kawasan tertentu (aerobik - RBC) Dinas PU, STBM

0.00%

H Persentase air limbah diolah di IPAL T skala Kota/Kawasan tertentu

Dinas PU 44.54%

I Persentase effluent terproses baik di IPAL Dinas LH/UPT

0.00%

B Persentase penduduk yang lumpur tinja ditampung ke SPALD-T dan SPALD-S

Dinas PU 6.68%

skala kawasan tertentu/Permukiman (anerobik - ABR) 0.00%

SPALDS (Komunal dan Individu) STBM dan Dinas PU

6.68%

C Persentase penduduk Tanpa Akses (BABS, fasilitas umum dan cubluk perkotaan)

STBM 44.54%

D Persentase penduduk yang lumpur tinja ditampung di SPALD-T dan SPALD-S layak

STBM 6.68%

E Persentase penduduk yang lumpur tinja ditampung di SPALD-S dasar

STBM 0.00%

F Persentase penduduk yang tangki septiknya pernah disedot dan diangkut

Dinas LH 138.98%

G Persentase debit lumpur tinja diangkut dan diolah di IPLT Dinas LH 0.00%

J Persentase effluent terproses baik di IPLT Dinas LH/UPT

0.00%

Catatan:

Berikut adalah peraturan perundang-undangan yang seharusnya difahami fasilitator ketika mendampingi kabupaten/kota dalam implementasi SSK, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah.

- Permen PUPR Nomor : 04/PRT/M/2017 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik