psikopat

30
BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Di media massa, akhir-akhir diramaikan dengan berita penangkapan seorang pembunuh dan pelaku mutilasi. Orang ini diyakini sudah membunuh banyak orang, dan semua dilakukan dalam rentang waktu tak begitu lama. Diduga kuat, tersangka pelaku ini seorang psikopat. Psikopat adalah suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat. Di indonesia kasus psikopat sudah menjadi hal yang umum atau tidak asing lagi. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus-kasus psikopat seperti kasus ryan dari jombang, kasus babe serta kasus-kasus yang lainnya. Menurut seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikopat). 1

Upload: rudi-andrianto

Post on 28-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Psikopat

TRANSCRIPT

Page 1: Psikopat

BAB I

PANDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di media massa, akhir-akhir diramaikan dengan berita penangkapan seorang

pembunuh dan pelaku mutilasi. Orang ini diyakini sudah membunuh banyak

orang, dan semua dilakukan dalam rentang waktu tak begitu lama. Diduga kuat,

tersangka pelaku ini seorang psikopat.

Psikopat adalah suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap

berbahaya dan mengganggu masyarakat. Di indonesia kasus psikopat sudah

menjadi hal yang umum atau tidak asing lagi. Hal ini terbukti dengan banyaknya

kasus-kasus psikopat seperti kasus ryan dari jombang, kasus babe serta kasus-

kasus yang lainnya.  Menurut seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru

besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D.

Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa

seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta,

menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan

dirinya sendiri.(http://id.wikipedia.org/wiki/Psikopat).

Istilah Psikopat sejak 1952 diganti dengan Sosiopat dan dalam DSM II 1968 resmi

dinamakan Sosiopat (Ramsland, tanpa tahun) itu, justru tidak bisa ditemukan

dalam DSM IV. Yang ada dalam manual baku yang digunakan oleh para psikitaer

di seluruh Amerika Serikat (dan diacu juga oleh para psikolog klinis dan psikiater

dan psikolog di Indonesia) itu adalah 10 jeniskelainan kepribadian (Personality

Disorders) (American Psychiatric Association, 1994: 629).  Hare menjelaskan

bahwa ada dua unsur utama dalam pengertian Psikopat, yaitu faktor

afektif atau interpersonal dan faktor gaya hidup sosial yang menyimpang.

Penelitian lain yang dilakukan Miller & Lynam menyatakan bahwa

kepribadian psikopat bersumber kepada kelainan kepribadian itu sendiri, karena ia

menemukan korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom psikopat,

1

Page 2: Psikopat

dengan skor yang tinggi dalam test kepribadian yang disebut Revised NEO

Personality Inventory (NEO-P-I-R, 1992).

B. Rumusan Masalah

- Apa Pengertian Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP) ?

- Apa Pengertian Psikopat ?

- Apa Tujuh tahap diagnosa psikopat ?

- Bagaimana Gejala-gejala psikopat ?

- Bagaimana Cara Menagani Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP) atau

Psikopat ?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar klinis dengan

sengaja memfokuskan pada salah satu topik klinis yaitu Teori Gangguan

Kepribadian Anti Sosial (ASP) atau psikopat.

2

Page 3: Psikopat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP)

Teori Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP), sampai saat ini belum  dapat

diketahui. Asp dapat dikatakan sebagai permasalahan kesehatan mental, poin

bukti untuk mewarisi sifat-sifat. Tapi kehidupan keluarga disfungsional juga

meningkatkan kemungkinan ASP. Jadi meskipun ASP kemungkinan disebabkan

dari dasar keturunan, faktor lingkungan juga memberikan kontribusi untuk

pengembangannya. Kondisi dan Situsi lingkungan juga dapat menyebabkan

gangguan kepribadian anti sosial.

Para peneliti telah gagasan mereka sendiri tentang penyebab ASP’s. Satu teori

menyatakan bahwa kelainan dalam perkembangan sistem saraf dapat

menyebabkan ASP. Kelainan yang menyarankan pengembangan sistem saraf yang

abnormal termasuk gangguan belajar, mengompol gigih dan hiperaktivitas.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa jika ibu merokok selama kehamilan,

keturunan mereka pada risiko mengembangkan perilaku antisosial. Hal ini

menunjukkan bahwa merokok membawa menurunkan tingkat oksigen dengan

mungkin dihasilkan dalam cedera otak halus untuk janin.

Namun teori lain menunjukkan bahwa orang dengan ASP memerlukan input

sensorik yang lebih besar untuk fungsi otak normal. Bukti bahwa antisocials telah

beristirahat rendah denyut nadi dan konduktansi kulit rendah, dan menunjukkan

penurunan amplitudo pada ukuran otak tertentu mendukung teori ini. Individu

dengan gairah rendah kronis dapat mencari berpotensi berbahaya atau berisiko

situasi untuk meningkatkan gairah mereka ke tingkat yang lebih optimal untuk

memuaskan keinginan mereka untuk kesenangan.

Pencitraan otak telah juga menyatakan bahwa fungsi otak abnormal merupakan

penyebab perilaku antisosial. Demikian pula, neurotransmiter serotonin telah

dikaitkan dengan perilaku impulsif dan agresif. Kedua lobus temporal dan korteks

3

Page 4: Psikopat

prefrontal membantu mengatur suasana hati dan perilaku. Bisa jadi perilaku

impulsif atau kurang terkontrol berasal dari kelainan fungsional dalam kadar

serotonin atau di wilayah otak.

Sosial dan lingkungan rumah juga berperan dalam menunjang perkembangan

perilaku antisosial. Orang tua dari anak-anak bermasalah sering menunjukkan

tingkat tinggi perilaku antisosial sendiri. Dalam satu penelitian besar, orang tua

anak laki-laki lebih sering bermasalah alkohol atau pidana, dan rumah mereka

sering terganggu oleh perceraian, perpisahan atau tidak adanya orangtua.

Dalam kasus anak asuh dan adopsi, merampas seorang anak muda dari ikatan

emosional yang signifikan dapat merusak kemampuannya untuk membentuk

hubungan intim dan percaya, yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa anak

yang diadopsi cenderung untuk mengembangkan ASP. Sebagai anak-anak muda,

mereka mungkin lebih cenderung bergerak dari satu pengasuh ke yang lain

sebelum adopsi akhir, sehingga gagal untuk mengembangkan lampiran emosi

yang tepat atau mempertahankan angka dewasa.

Disiplin tidak menentu atau tidak patut dan pengawasan yang tidak memadai telah

dikaitkan dengan perilaku antisosial pada anak-anak. Melibatkan orang tua

cenderung untuk memonitor perilaku anak, menetapkan aturan dan melihat bahwa

mereka mematuhi, memeriksa keberadaan anak, dan mengarahkan mereka dari

teman-teman bermain bermasalah. pengawasan yang baik adalah kurang

cenderung di rumah-rumah yang rusak karena orang tua mungkin tidak tersedia,

dan orang tua sering antisosial kurangnya motivasi untuk mengawasi anak-anak

mereka. Pentingnya pengawasan orangtua juga ditekankan ketika antisocials

tumbuh dalam keluarga besar dimana setiap anak kurang mendapat perhatian

secara proporsional.

Seorang anak yang tumbuh di sebuah rumah terganggu dapat memasukkan orang

dewasa di dunia terluka secara emosional. Tanpa memiliki ikatan yang kuat

dikembangkan, dia egois dan tidak peduli kepada orang lain. Kurangnya disiplin

hasil konsisten dalam hal kecil untuk aturan dan menunda kepuasan. Dia tidak

4

Page 5: Psikopat

memiliki model peran yang tepat dan belajar untuk menggunakan agresi untuk

memecahkan perselisihan. Dia gagal untuk mengembangkan empati dan

kepedulian bagi orang-orang di sekitarnya.

Antisosial anak-anak cenderung memilih teman bermain dengan ana yang sama.

Pola dasar biasanya berkembang selama tahun-tahun sekolah dasar, ketika rekan

kelompok penerimaan dan perlu menjadi bagian pertama menjadi penting. anak

agresif adalah yang paling mungkin akan ditolak oleh rekan-rekan mereka, dan

penolakan ini mendorong orang buangan sosial untuk membentuk ikatan dengan

satu sama lain. Hubungan ini dapat mendorong dan pahala agresi dan perilaku

antisosial lainnya. Asosiasi tersebut kemudian dapat mengakibatkan keanggotaan

geng.

Penyalahgunaan Anak juga telah dikaitkan dengan perilaku antisosial. Orang

dengan ASP lebih mungkin daripada yang lain telah disalahgunakan sebagai anak-

anak. Hal ini tidak mengherankan karena banyak dari mereka tumbuh dengan

orang tua antisosial lalai dan kadang-kadang kekerasan. Dalam banyak kasus,

pelecehan perilaku belajar menjadi orang dewasa yang sebelumnya disiksa

mengabadikan dengan anak-anak mereka sendiri.

Telah dikemukakan bahwa pelecehan awal (seperti gemetar penuh semangat anak)

adalah sangat berbahaya, karena dapat mengakibatkan cedera otak. Trauma

kejadian dapat mengganggu perkembangan normal sistem saraf pusat, sebuah

proses yang berlanjut selama bertahun-tahun remaja. Dengan memicu pelepasan

hormon dan bahan kimia otak lainnya, peristiwa stress dapat mengubah pola

perkembangan normal.

B. Pengertian Psikopat 

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang

berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut

sebagai sosiopat, karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang

terdekatnya.

5

Page 6: Psikopat

Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat

sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan

psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental.

Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati.

Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran

daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga

sukar disembuhkan.

Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British

Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Haretelah melakukan

penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu

membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan

kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.

Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa,

dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya

adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona,

mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.

Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak

membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat karena diagnosis

gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian

formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan

lainnya. Prasangka dan tuduhan kepada seseorang yang menganggapnya psikopat

dengan sembarangan berisiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu

menjadi jelek.

C. Tujuh tahap diagnosa psikopat

Mencocokkan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare.

Pencocokan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang

terdekatpasien, pengaduan korban, atau pengamatan perilaku pasien dari waktu ke

waktu.

6

Page 7: Psikopat

Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian

menggunakan elektroensefalogram,  pencitraan resonansi magnetik, dan

pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut

penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang

normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin

menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah.

Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.

Wawancara menggunakan metode DSM (Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorder) IV (The American Psychiatric Association Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk

menentukan kepribadian antisosial.

Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun

mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.

Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.

Melakukan tes pengetahuan. Psikopat biasanya memeliki pengetahuan yang luas.

Jika ada anak berumur 3 tahun yang terlalu genius, dan seharusnya anak tersebut

tidak mungkin segenius itu, maka bisa jadi anak tersebut psikopat.

D. Gejala-gejala psikopat

Sering berbohong, fasih, dan dangkal.

Egosentris dan menganggap dirinya hebat.

Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Kadang-kadang psikopat mengakui

perbuatannya, namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya

dan tidak memiliki alasan untuk peduli.

Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.

Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.

Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala

orang tidak ada bedanya.

Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian,

jam tidur larut dan sering keluar rumah.

7

Page 8: Psikopat

Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat

untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka

tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa

depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah

bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang

hanya karena hal sepele.

Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan

belaka.

Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis

walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak

memiliki tanggapanfisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut

seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, ataupun

gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut, karena itu psikopat

seringkali disebut dengan istilah "dingin".

Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan

kepuasan dirinya.

Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan

anak-anak yang lain.

Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika

orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu

memang benar.

Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat

sedikit sekali yang salah.

Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan

kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).

E.     Sebab-Sebab

1.      Biologis

Hare sendiri memeriksa seorang pasien pria, berusia 46 tahun bernama AI yang

menunjukkan semua gejala psikopat. Hasilnya adalah bahwa pada AI ditemukan

kelainan di otak, yaitu bahwa AI tidak dapat memisahkan stimulus yang bersifat

8

Page 9: Psikopat

rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah sekaligus oleh belahan otak

kiri (pusat rasio) dan otak kanannya (pusat emosi). Karena itu menurut Hare

seorang psikopat bukan sekedar berbohong atau hipokrit (munafik), tetapi ada

sesuatu yang lebih serius di baliik itu, yaitu ada kelainan di otaknya (Hare, 1999).

2.      Psikis

Menurut Kirkman, mereka yang berkepribadian psikopat mempunyai latar

belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya

secara optimal. Anak-anak yang tidak dididik dan diasuh sedemikian rupa

sehingga emosinya berkembang dengan baik, akan tumbuh menjadi orang-orang

yang tidak bisa berempati dan tidak mempunyai kata hati (consceince). Dengan

perkataan lain, mereka akan menjadi orang dengan kepribadian Psikopat.

3.      Sosial

Seseorang yang psikopat biasanya cuek pada norma-norma sosial, tak peduli pada

aturan, dan pemberontak. Kepribadiannya yang sulit ditebak, bisa terlihat dari

ketidakstabilannya dalam hubungan interpersonal, citra diri, serta selalu bertindak

menuruti kata hati. Tanpa peduli perbuatannya itu salah atau benar, mengganggu

orang atau tidak. Orang seperti ini cenderung impulsif (melakukan sesuatu tanpa

pikir panjang), dan berpikiran negatif serta memiliki sifat pendendam.

4.      Spiritual

Adanya sikap  dan perilaku  yang menampakkan suatu yang dipandang baik oleh

orang lain, padahal di dalam hatinya tersembunyi kebusukan, keburukan, dan

kebobrokan. Apa yang ditampakkan tidak sama dengan apa yang dirasakan di

dalam kalbunya. Indikator gangguan kepribadian antara lain adalah suka menipu

(QS An-Nisa : 142), menyembunyikan kejalekan di dalam hatinya (QS. At-

Taubah : 64), perbuatannya  dalam kefasikan atau dosa (QS. At-Taubah : 67),

sikapnya suka berdusta.

9

Page 10: Psikopat

F. Perspektif Aliran-Aliran

1.      Psikoanalisis

Terjadi karena dorongan-dorongan bawah sadar terhadap pemuasan id ditambah

dengan rendahnya kontrolnya ego sehingga id lebih dominan dan akhirnya dia

melakukan segala cara untuk memuaskan id nya seperti membunuh, dan

menyakiti orang lain, atau menipu.  Disamping itu, orang yang menderita

gangguan tersebut mempunyai super ego yang tumpul sehingga ia tidak merasa

bersalah atas apa yang telah di lakukannya meskipun perilakunya sudah

merugikan banyak orang.

2.      Behavioristik

Teori behavioristik memandang bahwa gangguan kepribadian psikopat di

sebabkan oleh proses belajar yang salah selama rentang kehidupanya. Ia tidak

memahami perilaku mana yang benar dan perilaku mana yang salah. Anak yang

tidak pernah mendapatkan reward atas hasil baik yang ia lakukan justru ia selalu

mendapatkan perilaku dan pengalaman yang tidak menyenangkan saat melakukan

perbuatan yang baik maupun yang buruk. Maka anak tersebut belajar bahwa, tidak

ada yang namanya benar. Tetapi, apapun yang ia lakukan akan sama saja

dampaknya

3.      Humanistik

Dalam teori humanistik, gangguan tersebut di sebabkan oleh terhambatnya dan

tidak tercapainya proses menuju aktualisasi diri yang sehat. Seseorang yang

menderita gangguan tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Baik kebutuhan

akan rasa aman dan kebutuhan akan rasa cinta dan dicintai.

4.      Psikologi Islami

Psikopat merupakan gangguan kepribadian yang ke tiga, dalam bukunya Abdul

Mujib, Kepribadian dalam Psikologi  Islam. Hal ini bisa di sebut juga dengan

nifaq. Yaitu sikap  dan perilaku  yang menampakkan suatu yang dipandang baik

oleh orang lain, padahal di dalam hatinya tersembunyi kebusukan, keburukan, dan

kebobrokan. Apa yang ditampakkan tidak sama dengan apa yang dirasakan di

dalam kalbunya. Indikator gangguan kepribadian antara lain adalah suka menipu

(QS An-Nisa : 142), menyembunyikan kejalekan di dalam hatinya (QS. At-

10

Page 11: Psikopat

Taubah : 64), perbuatannya  dalam kefasikan atau dosa (QS. At-Taubah : 67),

sikapnya suka berdusta.

5.      Kognitif

Psikopat terjadi karena mengalami distorsi kognitif. Ia berfikir bahwa ia dapat

mendapatkan apa saja yang ia mau dengan melakukan apa saja yang ia inginkan

untuk membawanya kepada sesuatu yang ia inginkan tersebut meskipun

perilakunya membawa pengaruh atau efek buruk bagi orang lain.

G.     Onset

Onset gangguan adalah sebelum usia 15 tahun. Anak perempuan biasanya

memiliki gejala sebelum pubertas, dan anak laki-laki biasanya lebih awal. (Kaplan

& Sadock)

H.     Prevalensi

Prevalensi gangguan kepribadian adalah 3 persen pada laki-laki dan 1 persen pada

wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin

dan di antara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Anak laki-

laki dengan gangguan berasal dari keluarga yang lebih tinggi. Dibandingkan anak

perempuan dengan gangguan.

Di dalam populasi penjara, prevalensi gangguan kepribadian psikopat mungkin

setinggi 75 persen. Suatu pola familial ditemukan di mana gangguan lima kali

lebih sering pada sanak saudara derajat pertama dari laki-laki. (Kaplan & Sadock)

I.    Cara Menagani Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP) atau Psikopat

Jika pasien gangguan kepribadian psikopat diimobilisasi (sebagai contohnya, di

masukkan di dalam rumah sakit), mereka seringkali dapat menjalani psikoterapi.

Dalam proses terapi, dukungan dari kelompok sangat menentukan perubahan

perilaku. Oleh sebab itu, maka terapi kelompok lebih dapat menghilangkan

gangguan di bandingkan dengan memasukannya kedalam penjara.

Sebelum terapi dimulai, sangat penting untuk dibuat batasan-batasan yang kuat

terlebih dahulu. Ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi

perilaku merusak diri sendiri pada klien. Dan untuk mengatasi rasa takut klien

11

Page 12: Psikopat

gangguan kepribadian psikopat terhadap keintiman, ahli terapi harus

menggagalkan usaha klien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang

lain dalam melakukan hal itu, ahli terapi menghadapi tantangan memisahkan

kendali dari hukuman dan memisahkan pertolongan dan konfrontasi dari isolasi

sosial dan ganti rugi.

Farmakoterapi. Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang

diperkirakan akan timbul seperti kecemasan, penyerangan, dan depresi. Tetapi

karena klien seringkali merupakan penyalahguna zat, obat harus digunakan secara

bijaksana. Jika klien menunjukan bukti-bukti adanya gangguan defisit atensi/

hiperaktifitas, psikostimulan, seperti methylphenidate (ritalin), mungkin

digunakan. Harus di lakukan usaha untuk mengubah metabolisme katekolamin

dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan perilaku impulsif dengan obat

antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan pada EEG.

Kirkman, yang percaya bahwa psikopat terbentuk karena salah asuh pada masa

kecil, berpendapat bahwa psikopat bisa dicegah dengan indikasi kelainan

kepribadian itu bisa dideteksi sedini mungkin dan diberi asuhan sedemikian rupa

sehingga meminimalkan resiko individu dari kekurangan afeksi pada masa

kecilnya yang akan meyebabkan berkembangnya perilaku yang merugikan dari

seorang psikopat. (Kaplan & Sadock)

Berdasarkan pengamatan kami terhadap berbagai film yang bertema psikopat,

seperti the orphan dan saw dapat kami ambil kesimpulan bahwa penderita

gangguan ini mempunyai kualitas hidup yang sama seperti orang normal. Mereka

tidak merasakan adanya suatu gangguan dalam diri mereka. Bahkan perilaku

mereka tidak membawa hal buruk terhadap dirinya. Yang membedakan hanyalah

perilaku mereka yang cenderung maladaptif dan cenderung merugikan orang lain

demi kepentingan dan kepuasan dirinya sendiri.

12

Page 13: Psikopat

I. Contoh Kasus Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP)

Kasus yang melibatkan terpidana mati Ryan atau Veri Idham Henyansyah

kembali mencuat setelah adanya upaya peninjauan kembali (PK) dari

pengacaranya terkait vonis hukuman mati yang dijatuhkan.  Ryan Kamis

(22/9/2011) kemarin hadir di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat dalam

persidangan dengan agenda pembacaan alasan kuasa hukum melakukan

peninjauan kembali.

Kata-kata Gangguan Jiwa dan Psikopat kemudian mulai muncul dalam

persidangan yang dikemukakan oleh pengacara Ryan. Sayangnya, penggunaan

kata Psikopat ini tidak sepenuhnya tepat dalam kerangka diagnosis gangguan jiwa

karena istilah tersebut sudah tidak dikenal dalam diagnosis gangguan jiwa.

Beberapa kalangan kesehatan jiwa kemungkinan besar akan menjawab sama bila

ditanya tentang apa yang terjadi pada kesehatan jiwa Ryan. Kemungkinan

diagnosis yang paling mungkin adalah suatu Gangguan Kepribadian Antisosial

yang dulunya lebih dikenal sebagai Psikopat.

Tentunya hal ini merupakan diagnosis banding saja, karena untuk menegakkan

diagnosis yang tepat perlu melakukan pemeriksaan yang langsung dan lengkap.

Psikiater tidak mungkin mendiagnosis hanya berdasarkan berita di koran saja

tanpa melihat pasien secara langsung.

Lalu apakah itu gangguan Kepribadian Antisosial? Gangguan kepribadian

antisosial dalam pedoman diagnosis gangguan jiwa menurut DSM IV-TR

(keluaran American Psychiatric Association) dan ICD 10 (keluaran Badan

Kesehatan Dunia/WHO) merupakan bagian dari Gangguan Jiwa.

Orang yang mengalami gangguan kepribadian tidak menyadari dirinya sakit. Ia

merasa tidak ada yang salah dengan dirinya, sehingga orang seperti ini tidak akan

datang ke pikiater atau psikolog klinis untuk meminta disembuhkan. Ketiadaan

tilikan ke dalam diri ini yang membuat gangguan kepribadian memiliki

kemungkinan sembuh yang kecil.

Gangguan kepribadian yang banyak dihubungkan dengan perilaku kekerasan dan

kriminalitas adalah gangguan kepribadian antisosial. Kepustakaan mengatakan

13

Page 14: Psikopat

sekitar 70 persen orang yang dipenjara mengalami gangguan kepribadian tipe ini.

Bila mengalami gangguan ini, individu tidak mampu untuk mentaati norma-norma

sosial yang ada di masyarakat. Walaupun banyak dihubungkan dengan tindakan-

tindakan kriminal, bukan berarti gangguan ini sama artinya dengan kriminalitas.

Kejadian gangguan kepribadian ini di dalam masyarakat adalah sekitar 3 persen

untuk laki-laki dan 1 persen untuk perempuan. Biasanya terjadi di daerah urban

yang miskin atau tingkat ekonomi sosialnya rendah. Beberapa perilaku yang

sering terjadi pada individu dengan gangguan ini adalah ; berbohong, kekerasan

terhadap orang lain, kabur dari rumah, pencurian, berkelahi, penggunaan narkoba

dan aktivitas-aktivitas melanggar hukum. Beberapa laporan mengatakan, perilaku

tersebut dimulai bahkan saat masa kanak-kanak.

Individu yang mengalami gangguan seperti ini tidak mengalami gangguan

kecemasan atau depresi akibat perbuatannya. Penjelasan yang terkadang di luar

akal sehat tentang perbuatannya seringkali membuat ahli kesehatan jiwa berpikir

apakah ini suatu gangguan skizofrenia. Tetapi dari pemeriksaan mental biasanya

tidak pernah ditemukan adanya waham ataupun pikiran-pikiran tidak rasional.

Bahkan, seringkali individu dengan gangguan ini menunjukkan adanya daya pikir

yang tinggi dan kemampuan berbicara yang melebihi rata-rata. Untuk itulah,

sering ditemukan perilaku yang manipulatif terhadap orang lain. Mereka tidak

dapat dipercaya dan hampir tidak pernah berkata benar tentang tindakannya. Kita

melihatnya sebagai orang yang tidak punya hati nurani.

Apakah bisa dihukum?

Individu yang mengalami keadaan seperti ini biasanya tidak menyadari bahwa

dirinya sakit. Hampir dapat dipastikan ketika gangguan ini berkembang, maka

gangguan ini tidak akan mengalami masa perbaikan. Walaupun ada beberapa ahli

yang mengatakan akan berkurang menjelang masa dewasa lanjut.

Kebanyakan gangguan kepribadian memang seringkali sulit diobati. Keadaan ini

diperparah karena individu yang mengalami gangguan ini tidak punya tilikan atau

kesadaran diri bahwa dirinya perlu diobati. Orang di sekitar individu yang akan

14

Page 15: Psikopat

merasakan dampak yang sangat tidak menyenangkan dari perilaku orang yang

mengalami gangguan ini.

Walaupun disebut gangguan jiwa, tapi bukan berarti orang yang mengalami

gangguan ini tidak dapat dihukum. Peristiwa yang terjadi pada kasus Ryan akan

menempatkan Ryan pada tuntutan hukum yang jelas.

Seperti kita ketahui dulu, semua orang tahu bahwa Ryan melakukan hal tersebut

salah satunya juga karena faktor materi. Ini dapat terlihat bahwa harta si korban

diambil oleh pelaku. Ryan juga tahu kalau perbuatannya berkonsekuensi hukum

sehingga menyembunyikan si korban dengan mengubur atau terakhir

memutilasinya.

Dalam buku Psikiatri Forensik, guru saya pakar Psikiatri Forensik, Dr. Wahjadi

Darmabrata, SpKJ(K), menyatakan, “Dahulu diagnosis gangguan jiwa dianggap

cukup untuk menyatakan bahwa terdakwa dibebaskan dari tuntutan. Padahal,

sebenarnya yang diharapkan adalah kepastian seberapa jauh kemampuan

tanggung jawab terdakwa terhadap perbuatannya yang melanggar hukum.”

Untuk itulah, pemeriksaan yang mendasar terhadap kasus Ryan perlu dilakukan

oleh psikiater forensik yang memahami gangguan kejiwaan dan kriminalitas yang

terkait dengan kondisi yang dialami pelaku.

Pemeriksaan yang tepat dan cermat akan membuat hasil pemeriksaan dapat

menjadi bahan pertimbangan hakim dalam memberikan keputusan kepada pelaku

yang sering dianggap mengalami gangguan jiwa dan tidak bisa dihukum.

15

Page 16: Psikopat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP) dapat dikatakan sebagai permasalahan

kesehatan mental, poin bukti untuk mewarisi sifat-sifat. Tapi kehidupan keluarga

disfungsional juga meningkatkan kemungkinan ASP. Jadi meskipun ASP

kemungkinan disebabkan dari dasar keturunan, faktor lingkungan juga

memberikan kontribusi untuk pengembangannya. Kondisi dan Situsi lingkungan

juga dapat menyebabkan gangguan kepribadian anti sosial.

Suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan

mengganggu masyarakat.  Istilah psikopat sudah tidak digunakan lagi di dalam

PPDGJ, istilah pskopat masuk ke dalam gangguan kepribadia

antisosial.  Penyebab seorang menjadi psikopat dari berbagai faktor seperti faktor

biologis, faktor psikis, sosial, dan spiritualnya.  Biasanya terjadi pada  usia 15

tahun. Anak perempuan biasanya memiliki gejala sebelum pubertas, dan anak

laki-laki biasanya lebih awal. Dan gangguan tersebut lebih banyak terdapat pada

laki-laki dibanding wanita.  Seorang psikopat lebih baik di beri terapi kelompok

karena lebih dapat menghilangkan gangguan di bandingkan dengan

memasukannya ke dalam penjara

16

Page 17: Psikopat

DAFTAR PUSTAKA

Amalia (2008). Kenali 11 gejala Psikopat. http://amillavtr.multiply.com.

Diakses 3 Maret 2010.

Sarwono, Sarlito. W., (2008). Antara Psikopat Dan Sosiopat:Kajian Dalam Jurnal-

Jurnal Barat. www.ilmupsikologi.com. Diakses 3 Maret 2010.

Kaplan & Sadock (1997). Sinopsis Psikiatri. Edisi ketujuh. Jakarta

17

Page 18: Psikopat

TUGAS

GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTI SOSIAL (ASP)

Dosen Pembimbing : Resty Pramitha Dewi, S.Psi, M.Psi.

Disusun Oleh :

Nama : Fitri Adelia

NPM : 14110037

Kelas : BK IIIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG2015

18

Page 19: Psikopat

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata

kuliah. Selama penyusunan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak

sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini. Penulis pun

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh mahasiswa

STKIP PGRI Bandar Lampung.

Bandar Lampung, Desember 2015

Penulis

19

Page 20: Psikopat

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Pengertian Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP)......................2

B. Pengertian Psikopat ...........................................................................5

C. Tujuh tahap diagnosa psikopat...........................................................6

D. Gejala-gejala psikopat........................................................................7

E.  Sebab-Sebab.......................................................................................8

F. Perspektif Aliran-Aliran.....................................................................10

G.  Onset..................................................................................................11

H.  Prevalensi..........................................................................................11

I.  Cara Menagani Gangguan Kepribadian Anti Sosial (ASP)

atau Psikopat...................................................................................12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

20