proyeksi an dan pengeluaran lokal
TRANSCRIPT
PROYEKSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN LOKAL/DAERAH
Anggaran merupakan inti dari manajemen keuangan dan proses perencanaan fiskal.
Karena anggaran dan rencana berorientasi masa depan, proyeksi kebutuhan pengeluaran yang
akan datang dan ketersediaan sumber daya sangat penting untuk proses perencanaan dan
penganggaran.
Pembahasan ini menggunakan pendekatan normatif (apa yang seharusnya terjadi) dan
positif (apa yang sebenarnya terjadi). Pendekatan positif untuk proyeksi subnasional di
negara berkembang dan transisi terhalang oleh kurangnya informasi empiris yang menjadi
dasar analisis. Tampak bahwa Pemerintah daerah di negara berkembang dan negara transisi
jarang berusaha untuk meramalkan kondisi fiskal secara sistematis. Bahkan informasi tentang
praktek-praktek proyeksi tingkat nasional di negara-negara berpenghasilan rendah sangat
terbatas. Literatur tentang teknik proyeksi pemerintah daerah dan prosedur berfokus terutama
pada yurisdiksi di Amerika Serikat.
Proyeksi fiskal sangat penting untuk manajemen keuangan daerah yang baik
Setidaknya secara prinsip, Pemerintah daerah diminta untuk memastikan bahwa pengeluaran
tidak melebihi pendapatan. Oleh karena itu, anggaran realistis tahunan mensyaratkan
pendapatan diperkirakan seakurat mungkin. Jika pendapatan sangat overestimeted, daerah
harus membuat penghematan dalam pengeluaran yang tidak diantisipasi. Demikian pula,
mengunderestimate pendapatan akan menyebabkan surplus anggaran tak terduga, yang dapat
menarik pengambil keputusan daerah untuk melakukan proyek yang seharusnya ditolak jika
diteliti dalam proses anggaran rutin. Hasil yang tidak diinginkan ini menyiratkan bahwa
proyeksi pendapatan yang realistis dan akurat harus menjadi tujuan utama dari perkiraan/
proyeksi dalam proses anggaran tahunan.
Ex post akurasi proyeksi pendapatan pada umumnya memperhatikan sedikitnya
untuk jangka panjang (tiga sampai lima tahun) prakiraan fiskal. Pelatihan proyeksi multiyear
umumnya dimaksudkan untuk membantu dalam perencanaan dan pembuatan kebijakan.
Mulai dari titik kesamaan antara pendapatan dan pengeluaran/belanja (yaitu, anggaran yang
seimbang), proyeksi pendapatan dan pengeluaran beberapa tahun ke depan akan sering
mengakibatkan perkiraan defisit anggaran. prakiraan tersebut memperingatkan para pembuat
kebijakan bahwa mereka harus membuat kebijakan fiskal untuk menghindari kekurangan
pendapatan. Kebijakan tersebut dapat mencakup upaya untuk memobilisasi sumber daya
tambahan daerah, menggalang tambahan transfer antar pemerintah , dan mengurangi
pengeluaran. Jika kebijakan tersebut dilaksanakan dan berhasil, proyeksi defisit akan berada
dalam kesalahan dalam arti bahwa defisit tidak muncul seperti perkiraan. Namun,
"kesalahan", yang mengarah ke keputusan fiscal yang bijaksana, adalah lebih baik untuk
langkah-langkah darurat untuk menghindari defisit.
TEKNIK PROYEKSI UMUM
Beberapa teknik proyeksi mungkin berlaku untuk pendapatan atau pengeluaran.
Pendekatan tujuan cukup mudah dijelaskan dan sistematis; pendekatan subyektif terutama
didasarkan pada penilaian forecaster/peramal . Pilihan pendekatan mungkin didasarkan pada
sebagian penilaian forecaster dan kemungkinan dari berbagai pendekatan.
Teknik Judgemental / pertimbangan
Proyeksi Judgemental dasarnya bergantung pada keahlian khusus forecaster yaitu,
pengetahuan tentang sistem pendapatan daerah dan faktor-faktor yang cenderung
mempengaruhi arus pendapatan tahunan. Karena pendekatan subjektif ini terutama
bergantung pada keistimewaaan situasi spesifik dan forecaster, tidak banyak yang bisa
dikatakan tentang hal itu selain bahwa biaya pelaksanaannya cenderung rendah dan bahwa
hal itu dapat menghasilkan perkiraan jangka pendek yang cukup akurat.
Teknik Time Series
Teknik Time-series menghubungkan harapan pendapatan atau pengeluaran di masa
depan dengan pengalaman masa lalu. Teknik ini dapat sangat berbeda dalam hal
kompleksitas. Sejauh ini pendekatan yang paling sederhana adalah dengan memproyeksi
aliran tahun depan berdasarkan apa yang terjadi di masa lalu -misalnya, dua tahun terakhir
sesuai data yang tersedia. forecaster bisa memprediksi bahwa perubahan jumlah sumber
pendapatan daerah akan mengubah jumlah di tahun depan seperti yang telah terjadi di masa
lalu. Tetapi forecaster harus memutuskan apakah akan menggunakan pengalaman perubahan
absolut atau data perubahan persentase .Hal tersebut berarti ,jika sumber pendapatan
meningkat 100-120 antara tahun t dan t +1, forecaster dapat memproyeksikan bahwa series
akan meningkat di masa depan sebesar 20 persen setiap tahun atau sebesar 20 setiap tahun.
Jika forecaster dapat menggunakan data selama bertahun-tahun di masa lalu, ia harus
memilih salah satu dari beberapa teknik untuk menganalisis tren pendapatan. Salah satu
teknik adalah menghitung perubahan persentase dari tahun ke tahun dalam series dan, jika
hasilnya kurang lebih sama untuk setidaknya empat sampai lima tahun sebelumnya, gunakan
rata-rata perubahan persentase tersebut. Atau, forecaster bisa plot series melawan waktu pada
grafik dua dimensi, jika semua point berada kira-kira pada garis lurus, tren linear yang sama
dapat digunakan untuk memproyeksi tren. Program Komputerisasi spreadsheet dapat
memproyeksikan tren linear maupun pertumbuhan linier berdasarkan perkiraan statistik dari
masa lalu. Teknik trend simpel digunakan dan untuk menjelaskan, tetapi mereka bersandar
pada asumsi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan atau pengeluaran di masa
lalu akan terus ada.
Teknik Deterministik
Forecaster mungkin menemukan variabel selain dari bagian yang lebih realistis
sebagai penentu pendapatan atau pengeluaran masa depan. Sebagai contoh, jika program
transfer pemerintah secara eksklusif ditentukan berdasarkan penduduk setempat, forecaster
dapat menggunakan proyeksi pertumbuhan penduduk untuk mendorong perkiraan. Mereka
juga dapat menggunakan teknik untuk memperkirakan pendapatan yang dihasilkan daerah di
masa depan.
Forecaster menggunakan prakiraan deterministik secara ekstensif dalam pembuatan
proyeksi pengeluaran. Upah dan gaji yang terkait dengan layanan pemerintah daerah sama
dengan produk dari upah dan gaji tahunan rata-rata mereka yang bekerja untuk memproduksi
layanan atas jumlah pekerja. Forecaster dapat membuat asumsi tentang masing-masing
variabel, produk yang akan merupakan tingkat yang diharapkan dari pengeluaran untuk
upah dan gaji.
Teknik deterministik sering digunakan di tingkat nasional di negara-negara
berkembang ketika perkiraan pendapatan dibuat beberapa tahun ke depan. Biasanya,
pemerintah menetapkan target bahwa pendapatan nasional akan sama dengan beberapa
proporsi dari PDB. Forecaster mengalikan perkiraan tingkat masa depan PDB dengan
proporsi target pendapatan pajak untuk meramalkan pendapatan pajak dan non pajak di masa
depan . Karena data produk daerah relatif tidak mungkin akan tersedia, teknik ini mungkin
kurang cocok diaplikasikan untuk proyeksi pemerintah daerah daripada untuk proyeksi
pemerintah nasional.
Bagaimanapun, forecaster memiliki pendekatan deterministik yang terkait untuk
proyeksi pendapatan daerah. Sebuah statistik yang berguna dalam menganalisis data
pendapatan sebagai elastisitas pendapatan dari aliran pendapatan. Koefisien Elastisitas
pendapatan mengukur persentase perubahan pendapatan relatif masa lalu terhadap persentase
perubahan pendapatan (yang mungkin didekati dengan perubahan persentase dalam PDB).
Jika estimasi elastisitas pendapatan tersedia, forecaster dapat menggabungkan proyeksi dari
PDB untuk memperoleh perkiraan deterministik dari sumber pendapatan daerah.
Pendekatan deterministik untuk proyeksi cukup sederhana (dan karenanya forecaster
dapat mudah menjelaskan alasan yang mendasari untuk pembuatan kebijakan). Tidak seperti
teknik tren waktu, metode ini tidak mengharuskan forecaster mengasumsikan bahwa
pendapatan atau pengeluaran masa depan akan naik (atau turun) yang tak terelakkan seperti
yang terjadi pada masa lalu. Bagaimanapun teknik ini mengharuskan forecaster membuat
asumsi eksplisit tentang variabel untuk mendorong pendapatan atau pengeluaran
diperkirakan.
Model Statistik
Model proyeksi statistik, atau disebut juga dengan model ekonometrik, merupakan
pendekatan yang paling kompleks untuk proyeksi dan membutuhkan jumlah data yang paling
luas . Model ini memungkinkan forecaster mencoba untuk menangkap efek dari satu atau
lebih variabel yang secara konseptual bisa mempengaruhi pendapatan atau pengeluaran dan
untuk mendasari hubungan antara variabel dan yang diperkirakan pada teknik estimasi
statistik. Karena kondisi ekonomi daerah cenderung mempengaruhi pendapatan pemerintah
daerah, perkiraan pendapatan dari pemodelan statistik lebih umum daripada perkiraan
pengeluaran dari pemodelan tersebut.
Pendekatan statistik yang paling umum adalah analisi regresi linier. Pertama,
forecaster menentukan variabel bebas untuk menjelaskan perubahan masa lalu dan masa
depan dalam pendapatan atau pengeluaran yang akan diproyeksikan. Kedua, mengumpulkan
data historis mengenai variabel-variabel ini dan pada series pendapatan dan pengeluaran yang
akan diperkirakan. Ketiga, forecaster menggunakan analisis regresi linier untuk
mengestimasi hubungan statistik antara series/ rentetan pendapatan dan pengeluaran dan
variabel kausal. Keempat, membuat proyeksi dari tingkat masa depan dari variabel
independen dan memasukkan mereka ke dalam estimasi hubungan statistik untuk
meramalkan series pendapatan dan pengeluaran.
Keakuratan proyeksi dari teknik ini bergantung pada pemilihan variabel independen
yang masuk akal, kebenaran nilai-nilai proyeksi variabel, dan stabilitas hubungan statistik di
masa depan. Tidak seperti teknik judgemental, metode ini membuat eksplisit faktor yang
forecaster tersebut gunakan untuk menghasilkan prakiraan dan karena itu memungkinkan
analisis ex-post dari perkiraan yang salah sehingga ramalan masa mendatang bisa
ditingkatkan. Tidak seperti proyeksi dari ramalan berbasis tren, proyeksi dari model statistik
akan tergantung pada perubahan yang diharapkan dalam satu atau lebih variabel independen;
sehingga series pendapatan atau pengeluaran dapat menunjukkan penurunan serta
peningkatan ke masa depan. Berbeda dengan pendekatan deterministik, teknik statistik
memungkinkan analis untuk mempelajari hubungan hipotesis antara variabel independen
yang dipilih dan series pendapatan / pengeluaran relevan secara statistic (secara statistik
signifikan).
Untuk memutuskan teknik mana yang paling masuk akal di temapat manapun,
forecaster harus mempercayakan pada penilaian mereka sendiri seperti pada beberapa
analisis anggaran daerah, biaya dan kelayakan menggunakan metode tertentu juga akan
masuk ke dalam keputusan. Pendekatan tunggal tidak akan selalu menjadi yang paling sesuai
untuk semua pendapatan atau pengeluaran daerah. Kewajaran dari sebuah teknik mungkin
tergantung pada apakah ramalan ditujukan untuk tahun anggaran tunggal atau multiyear.
PROYEKSI PENDAPATAN
Dalam memproyeksi pendapatan untuk anggaran tahunan, estimasi akhir harus
mencakup dampak terhadap pendapatan dari setiap perubahan kebijakan, misalnya perubahan
tarif pajak dan tarif lain seperti perubahan dalam defenisi pajak daerah dan retribusi.
Proyeksi jangka panjang umumnya tidak berusaha untuk menggabungkan dampak
pendapatan terhadap kebijakan masa depan, sebaliknya, tujuannya adalah untuk
memperkirakan pendapatan yang akan direalisasikan oleh pemerintah daerah jika tidak ada
perubahan dalam kebijakan yang dibuat. Memperkirakan aliran pendapatan di masa depan
tanpa adanya proyeksi perubahan kebijakan di masa depan cukup rumit.
Meskipun pendapatan dapat diperkirakan secara agregat, mendisaggregatkan
pendapatan ke dalam bagian-bagian penyusunnya lebih masuk akal. Hanya dengan cara ini
forecaster menganalisis beberapa kesalahan perkiraan masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk meningkatkan ramalan masa depan
Sumber Pendapatan Sendiri/ Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah daerah menggunakan berbagai jenis pajak. Karena pajak property
merupakan sumber pendapatan yang penting di banyak negara berkembang, perhatian khusus
diberikan untuk memproyeksikan pendapatan tersebut.
Para peneliti telah melakukan beberapa survei praktek proyeksi pendapatan negara
dan pemerintah daerah di Amerika Serikat. Survei ini mengungkapkan bahwa teknik
judgemental dan tren isejauh ini merupakan pendekatan yang paling umum digunakan. Hanya
20-33 persen dari lokasi yang disurvei menggunakan metode statistik.
Tugas proyeksi pendapatan asli daerah umumnya berfokus pada pajak daerah utama
dan pendapatan bukan pajak, karena kesalahan proyeksi agregat sedikit dipengaruhi oleh
pendapatan yang kecil. Sehubungan dengan pendapatan besar, jenis faktor yang mungkin
mempengaruhi perubahan dalam aliran pendapatan dari tahun ke tahun berguna untuk
dipertimbangkan. Pemodelan statistik adalah metode yang wajar untuk proyeksi pajak daerah
dan beberapa pendapatan bukan pajak yang dianggap sensitif terhadap fluktuasi keadaan
ekonomi daerah.
Teknik statistik membutuhkan tingkat kecanggihan teknis yang tidak selalu tersedia di
tingkat daerah di negara-negara berkembang. Bahkan berpotensi menghambat persyaratan
data yang diperlukan sebuah teknik agar berguna. Pertama, time series data pendapatan
untuk aliran pendapatan yang diperkirakan adalah penting; umumnya, series harus minimal
15 tahun. Kedua, satu set variabel yang cukup dapat dihipotesiskan untuk mempengaruhi
pendapatan tersebut harus tersedia untuk periode waktu yang sama. Akhirnya, proyeksi
penjelas tersebut atau variabel independen juga harus tersedia.
Pada tingkat daerah di sebagian besar negara berkembang, penggunaan indikator
ekonomi nasional, misalnya GDP atau pendapatan nasional (NI), atau tingkat harga nasional
mungkin satunya cara untuk mengimplementasikan pendekatan statistik, karena data di
tingkat daerah tampaknya tidak akan tersedia. Bahkan kemudian, analis harus mengakui
bahwa prakiraan yang dibuat dari persamaan tersebut dapat disalahkan. Mengingat kesulitan
yang berhubungan dengan menggunakan model statistik untuk prakiraan sumber pendapatan
sendiri, banyak prakiraan pendapatan mengandalkan pendekatan berbasis deterministik.
Meskipun statistik atau perkiraan ekonometrik penerimaan daerah mungkin tidak
layak di kebanyakan negara berkembang atau transisi, prakiraan sistematis menggunakan
teknik deterministik dapat menyediakan alternatif yang memadai yang menghubungkan
prakiraan pendapatan daerah ke proyeksi perekonomian nasional. Dinyatakan dalam bentuk
persamaan sederhana,
Rev t +1 = Rev t x [(1 + GDPGro) x J1],
Diman Rev t +1 adalah jumlah prakiraan pendapatan yang diharapakn dapat
dikumpulkan dalam tahun t + 1 , Rev t adalah jumlah pendapatan yang dikumpulkan dalam
tahun t, GDPGro adalah tingkat proyeksi pertumbuhan dalam GDP negara selama tahun t +
1, dan J1 adalah factor penyesuaian
J1 dapat diatur berdasarkan penilaian terbaik forecaster. Jika J1 diatur sama dengan
1,00, asumsi adalah bahwa penerimaan daerah akan tumbuh persis secepat pertumbuhan PDB
negara. Faktor J1 setara dengan elastisitas Pendapatan (GDP) dari hasil pajak daerah, dengan
demikian, jika J1 = 1, forecaster mengasumsikan elastisitas pendapatan uniter untuk sumber
pendapatan daerah tersebut. Setiap estimasi lain dari elastisitas pendapatan dari pajak daerah
dapat diganti dalam persamaan untuk faktor penyesuaian J1.
Beberapa pendapatan daerah bisa kebal terhadap fluktuasi dalam perekonomian
nasional. Pendapatan biaya parkir, misalnya, mungkin invarian terhadap perubahan PDB.
Analis dapat menggunakan variabel daerah seperti proyeksi penduduk atau jumlah kendaraan
yang terdaftar untuk meramalkan pendapatan tertentu tersebut.
Proyeksi pendapatan pajak properti secara akurat dapat menantang, terutama jika
dasar pajak didefinisikan sebagai nilai (modal atau tahunan) properti. Analis mungkin
berharap nilai properti akan sangat berkorelasi dengan daerah, dan mungkin nasional, kondisi
ekonomi. Tapi pajak properti daerah jarang berhubungan erat dengan fluktuasi jangka
pendek dalam perekonomian nasional, karena dasar pajak adalah nilai dinilai dari properti,
dalam kebanyakan kasus nilai dinilai tidak sesuai dengan nilai pasar dari properti.
Proyeksi pendapatan pajak properti yang baik akan tergantung pada pengetahuan
forecaster tentang bagaimana pajak ini dikelola daerah. Pendapatan pajak Properti
(seperti pendapatan dari pajak lainnya) adalah produk dari basis pajak dikali tarif
pajak kali rasio koleksi. Perubahan salah satu faktor-faktor ini akan menentukan sejauh
mana kemungkinan pendapatan aktual tumbuh, dengan demikian, forecaster perlu tahu
bagaimana masing-masing faktor tersebut kemungkinan akan berubah. Jika nilai properti
yang ditaksir mengimbangi inflasi (tidak umum di kebanyakan negara berkembang), inflasi
yang diharapkan dapat digunakan untuk memproyeksi basis pajak. Namun, jika interval
penilaian ulangnya panjang, basis akan tumbuh hanya sebatas bahwa properti kena pajak baru
ditambahkan ke gulungan pajak. Dalam hal ini, proyeksi pendapatan bisa mengandalkan
pada perkiraan konstruksi baru dan tambahan dari properti baru ke gulungan pajak. Hanya
forecaster yang akrab dengan praktek penilaian daerah dan upaya penagihan pajak yang
cenderung untuk membuat proyeksi yang cukup akurat.
Transfer Antarpemerintah
Transfer antarpemerintah mendominasi pendapatan pemerintah daerah di banyak
negara berkembang. Bahkan di negara-negara yang seharusnya terdesentralisasi fiskal,
transfer antarpemerintah mungkin merupakan dua pertiga hingga tiga perempat dari
pendapatan yang tersedia bagi pemerintah daerah. Untuk memperkirakan secara akurat
pendapatan yang akan diterima baik di tahun fiskal (anggaran) berikutnya dan jangka
panjang, seorang forecaster pemerintah daerah harus mengestimasi aliran pendapatan di
bawah kendali tingkat pemerintah nondaerah. Untuk melakukan hal ini, forecaster harus
memiliki pengetahuan dari dua faktor yang menentukan aliran transfer ke pemerintah daerah
tertentu: ukuran dari total kumpulan uang yang akan ditransfer ke semua lokasi di bawah
program transfer antar pemerintah tertentu dan mekanisme yang digunakan untuk
mengalokasikan uang tersebut untuk semua pemerintah daerah yang memenuhi syarat.
Salah satu jenis transfer yang berhubungan erat dengan sumber pendapatan sendiri
merupakan pajak bersama yang didistribusikan kepada pemerintah daerah yang didasarkan
dari mana pajak dikumpulkan. Forecaster dapat memproyeksikan pendapatan pajak bersama
dengan menggunakan metode-metode yang telah dibahas , terutama ketika pajak bersama
mungkin akan sangat terkait dengan ekonomi nasional. Tapi dalam beberapa kasus, hal ini
bergantung pada upaya-upaya proyeksi pemerintah pusat. Jika pemerintah pusat
memproyeksikan peningkatan 5% dalam pajak bersama dengan pemerintah daerah, forecaster
cukup bisa mengasumsikan bahwa tingkat persentase pertumbuhan berada di tingkat daerah.
Tipe lain dari program transfer antar pemerintah adalah transfer dengan tujuan
khusus-yaitu, hibah yang harus dikeluarkan untuk tujuan tertentu. Sekali lagi, kemungkinan
proyeksi akan berbasis judgemental atau tren. Di banyak negara, pemerintah daerah
menerima transfer pass-through yang dikeluarkan untuk tujuan tertentu yang diamanatkan
oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini, pendapatan tidak akan memiliki efek bersih pada
anggaran, karena mereka diimbangi oleh jumlah pengeluaran yang sama. Forecaster harus
mempertahankan saldo yang ada disisi pendapatan dan pengeluaran pada anggaran.
Tipe lain dari program transfer yang berkaitan langsung ke pengeluaran adalah
berbagi transfer biaya dimana pemerintah mencocokkan beberapa proporsi transfer dengan
pengeluaran sendiri. Jika prakiraan pendapatan termasuk seperti transfer, analis harus
menyesuaikan perkiraan pengeluaran dengan cara yang sesuai untuk mencerminkan
pembagian daerah. Sharing transfer Biaya yang paling umum digunakan untuk membantu
investasi modal keuangan. Investasi ini cenderung memiliki efek jangka panjangyang
berulang-efek pengeluaran yang analis harus hitung dalam upaya proyeksi multiyear
PROYEKSI PENGELUARAN/BELANJA
Istilah proyeksi kurang sesuai untuk proses yang menghasilkan estimasi
pengeluaran seperti ditunjukkan dalam anggaran tahunan daripada proses yang menghasilkan
perkiraan pendapatan. Secara umum, pembuatan anggaran operasional untuk tahun fiskal
berikutnya bergantung pada perkiraan pendapatan dan, dalam lingkungan dengan batasan
anggaran keras, memperoleh jumlah yang dianggarkan setara dengan perkiraan pendapatan
mereka. Proyeksi Pengeluaran, artinya mengembangkan estimasi pengeluaran yang
mungkin terjadi, yang terkait erat dengan prakiraan pengeluaran jangka panjang.
Sebagai catatan, prakiraan pengeluaran multiyear tidaklah benar-benar prediksi
jumlah yang sebenarnya yang akan dihabiskan melainkan prediksi dari biaya yang disediakan
untuk tingkat pelayanan publik tertentu. Sebagian besar pemerintah negara bagian dan daerah
di Amerika Serikat memperkirakan berapa biaya di masa depan untuk memberikan tingkat
layanan yang diberikan hari ini. Mereka kemudian membandingkan perkiraan mereka dengan
proyeksi pendapatan jangka panjang untuk menentukan apakah, dengan tidak adanya
perubahan kebijakan pada sisi pendapatan, akan menghasilkan defisit anggaran. Atau
alternatifnya, pemerintah menggunakan model deterministik untuk menghasilkan skenario
kebijakan pengeluaran alternatif.
Akuntansi mengidentifikasi pendekatan untuk proyeksi pengeluaran belanja
disaggregate oleh departemen, badan, atau program dan oleh objek pengeluaran (seperti,
tenaga kerja atau bahan). Pendekatan ini mengakui bahwa pengeluaran akan menjadi
produk dari jumlah masing-masing input kali harga atau biaya. Proyeksi pengeluaran ini
sebagai rinci dapat dipilah sebagai akuntansi atau izin sistem manajemen keuangan.
Pengeluaran/ Belanja Pegawai
Pendekatan deterministik untuk memperkirakan pengeluaran pada tenaga kerja dapat
dibangun dari identitas akuntansi dimana pengeluaran tenaga kerja tahun t (LE t) sama
dengan produk dari upah atau gaji (W t) dikalikan jumlah tenaga kerja yang digunakan (N t).
Artinya,
LEt = Wt x Nt
Perhitungan ini dapat dilakukan untuk setiap area fungsional. Jika data yang tersedia
cukup, informasi upah dan pekerjaan dalam area fungsional dapat dipisahkan ke dalam
berbagai kategori karyawan. Untuk kelengkapan, data upah dan gaji harus mencakup biaya
apapun yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan, sebagai contoh, kontribusi
terhadap program pensiun.
Untuk tujuan proyeksi, analis harus membuat asumsi tentang nilai-nilai masa depan
W dan N. Mengenai level masa depan upah dan gaji, satu asumsi bahwa tingkat ini hanya
akan mengikuti tingkat inflasi yang diharapkan, artinya upah riil akan tetap konstan selama
periode proyeksi. Jika analis menggunakan asumsi tentang kenaikan harga masa depan untuk
menghasilkan prakiraan pendapatan, ia harus mencerminkan asumsi-asumsi ini dalam
proyeksi pengeluaran.
Proyeksi jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan harus dikaitkan dengan asumsi dasar
tentang tingkat layanan. Seperti yang telah disebutkan bahwa, asumsi dari level anggaran
layanan konstan adalah lumrah. Dalam hal pendidikan publik, mungkin berarti bahwa
pekerjaan harus meningkat pada tingkat yang sama dimana jumlah /populasi siswa
diharapkan meningkat. Untuk layanan lainnya, populasi dapat dianggap sebagai penentu yang
wajar akan kebutuhan kerja di masa depan (dengan asumsi pelayanan konstan). Artinya, jika
penduduk daerah meningkatkan setiap tahun sebesar 1 persen, forecaster bisa berasumsi
bahwa pekerjaan untuk masyarakat daerah perlu naik sebesar 1 persen.
Kebijakan daerah atau mandat yang telah diadopsi tapi tidak diimplementasikan juga
harus jugs dibangun berdasarkan perkiraan pengeluaran. Sebagai contoh, jika pemerintah
daerah telah mengeluarkan undang-undang yang berkomitmen untuk menyediakan dua pusat
kesehatan tambahan, forecaster harus memasukkan tambahan karyawan yang diperlukan
untuk mengoperasikan pusat-pusat yang diperkirakan. Demikian pula, jika kebijakan
penurunan kebutuhan pegawai pemerintah, forecaster harus mencerminkan berkurangnya
jumlah karyawan pada perkiraan.
Analis dapat menggunakan model deterministik untuk memproyeksi pengeluaran di
bawah skenario kebijakan selain yang didasarkan pada asumsi pelayanan konstan. Tugas ini
sangat mudah jika seluruh model terkomputerisasi. Pendekatan Identitas akuntansi membuat
komputerisasi pada program spreadsheet komersial menjadi layak.
Pengeluaran/Belanja Lancar bukan pegawai
Biaya bahan baku dan persediaan yang terkait dengan produksi jasa daerah dapat
diramalkan dengan cara yang sama dengan pengeluaran pegawai. Identitas akuntansi berikut
dapat digunakan untuk memprediksi:
Ot = Pt x Qt
Dimana Ot adalah pengeluaran lancar lainnya pada tahun t, Pt adalah harga dari
pengeluaran bukan pegawai, dan Qt adalah jumlah input dari bukan pegawai.
Sejauh mana pembelanjaan tersebut dipisahkan menurut bidang fungsional tergantung
pada kemampuan forecaster untuk menetapkan bahan untuk kelompok barang yang relatif
homogen , ketersediaan indeks harga untuk berbagai jenis persediaan, dan level detail
dibutuhkan untuk membuat perkiraan yang realistis. Kurangnya indeks harga disaggregate
umumnya merupakan hambatan utama disaggregate penuh pengeluaran saat ini. Bagi banyak
kategori barang yang digunakan dalam produksi pemerintah, tidak ada indeks harga baik
yang tersedia, dengan demikian, analis membuat asumsi tentang kenaikan pada tingkat
harga secara umum atau hanya menggunakan pertimbangan mereka untuk memproyeksi
harga tersebut. Namun, jika input tertentu seperti tarif listrik diakui meningkat lebih cepat
dari tingkat harga umum, asumsi dapat dibangun berdasarkan perkiraan.
Pembayaran langsung ke kebutuhan rumah tangga khusus
Pemerintah daerah di beberapa negara yang diminta untuk membuat baik secara
langsung maupun tidak jenis pembayaran kepada individu dan rumah tangga. Ketika
pembayaran tersebut dibiayai melalui transfer antar pemerintah dari pemerintah pusat,
perkiraan kebutuhan pengeluaran akan diimbangi oleh kenaikan yang sama dalam transfer
pendapatan tanpa efek bersih pada defisit/ surplus anggaran pemerintah daerah . Ketika
pembayaran kebutuhan khusus tidak dibiayai melalui transfer antar pemerintah dari
pemerintah pusat, forecaster harus memproyeksikan jumlah individu atau rumah tangga yang
memenuhi syarat untuk pembayaran tersebut dan tingkat pembayarannya.
Jumlah individu atau rumah tangga yang berhak atas pembayaran kebutuhan khusus
tergantung pada dasar kelayakan. Jika kelayakan didasarkan terutama pada usia, analis dapat
menggunakan perkiraan dari populasi yang memenuhi syarat untuk melaksanakan perkiraan.
Program lain mungkin tergantung pada keadaan ekonomi, dalam hal jumlah individu atau
rumah tangga yang memenuhi syarat untuk program, mungkin akan tergantung pada
perkiraan makroekonomi. Artinya, jika pertumbuhan ekonomi utama diproyeksikan, jumlah
penerima yang berhak mengikuti program ini dapat diharapkan menurun. Analis harus
menghubungkan persyaratan pengeluaran terhadap perkiraan makroekonomi yang mendasari
perkiraan pendapatan.
Pengeluaran/ belanja modal dan layanan utang
Proyeksi belanja modal terkait langsung dengan pembentukan anggaran modal.
Akibatnya, tidak ada metode khusus diperlukan untuk menghasilkan perkiraan. Sebaliknya,
forecaster mungkin hanya menganggap bahwa belanja modal akan terjadi sebagaimana
tercantum dalam anggaran modal. Namun, analis harus mempertimbangkan rincian tertentu
dalam pembuatan prakiraan.
Pengeluaran modal sangatlah besar dan merupakan pengeluaran satu waktu saja.
pengeluaran tersebut dapat dibiayai langsung dari pendapatan dana umum, baik sumber
pendapatan tahunan dari pemerintah daerah sendiri maupun transfer biasa dapat memenuhi
beban dari pengeluaran yang besar. Dana tersebut harus datang dari akumulasi surplus
(saldo) di dana umum, transfer pengeluaran modal dari pemerintah pusat, atau utang.
Jika semua atau sebagian dari belanja modal tersebut didanai langsung dari transfer,
para forecaster dapat mengikutkan total belanja pada perkiraan dana umum, karena sisi
pendapatan dari perkiraan akan mencakup aliran pendapatan yang sebanding. Jika belanja
modal dibiayai dari akumulasi surplus, model proyeksi harus mencakup saldo pindahan di
sisi pendapatan buku besar.
Jika belanja modal dibiayai dari utang pemerintah daerah, perkiraan pendapatan harus
mencakup hanya aliran pendapatan ke dalam dana umum dan tidak termasuk dana yang
diperoleh melalui kredit dari lembaga pinjaman. Untuk menyertakan seluruh pengeluaran
modal dalam perkiraan fiskal akan menunjukkan selisih negatif yang besar antara pendapatan
dan pengeluaran. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih baik adalah dengan mengecualikan
pengeluaran modal dari perkiraan pengeluaran dan untuk mengeluarkan dana dari lembaga
pinjaman dari sisi pendapatan perkiraan. Selain itu, "belanja" pada proyek modal harus
disertakan dalam perkiraan pengeluaran multiyear di bawah judul pelayanan utang. Artinya,
tahun-tahun berikut penerimaan kredit, pemerintah daerah akan diminta untuk membayar
pokok dan bunga terkait dengan utang. Pembayaran hutang tersebut akan menjadi entri
tambahan di sisi pengeluaran dari perkiraan fiskal.
Jika pemerintah daerah diizinkan untuk meminjam, proyeksi utang atas pengeluaran
pembiayaan modal akan memfokuskan secara eksklusif pengeluaran pada layanan utang.
Untuk utang yang terjadi sebelumnya, perkiraan pengeluaran akan meliputi pembayaran
pokok dan bunga terkait dengan utang itu. Forecaster harus membuat asumsi mengenai istilah
yang terkait dengan antisipasi utang baru selama periode perkiraan. Artinya, hutang baru
akan membutuhkan pengeluaran pokok dan bunga yang forecaster perlu masukkan dalam
perkiraan selama tahun-tahun berikutnya.
Yang berpotensi sama pentingnya dengan tambahan bunga dan pembayaran pokok
yang terkait dengan utang adalah tambahan biaya-biaya berulang yang terkait dengan
tambahan modal utang yang paling sering digunakan untuk investasi modal. Salah satu
manfaat proyeksi fiskal jangka panjang adalah memerlukan pembuat kebijakan untuk
mengakui pengeluaran tambahan untuk operasi dan pemeliharaan (O & M) dari infrastruktur
modal baru.
Kebutuhan akan estimasi yang akurat dari biaya O & M menunjukkan bahwa kepala
keuangan (CFO) bukanlah satu-satunya individu yang harus terlibat dalam menghasilkan
prakiraan. CFO jarang memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh taksiran
yang wajar dari masing-masing biaya operasi departemen. Tugas ini dapat didelegasikan ke
departemen yang langsung mengawasi pengoperasian infrastruktur.
Singkatnya, proyeksi sebagian besar pengeluaran adalah kepentingan utama dalam
memproyeksikan multiyear, karena anggaran tahunan pada umumnya ditentukan dari
ketersediaan antisipasi dari pendapatan dan inisiatif kebijakan yang spesifik. Proyeksi
multiyear pengeluaran umumnya dibangun dari model identitas akuntansi dengan asumsi
khusus tentang tingkat pelayanan. Analis dapat membandingkan hasil dari proyeksi ini
dengan perkiraan multiyear dari pendapatan yang tersedia yang dihasilkan dari asumsi
serupa. Jika proyeksi pengeluaran melebihi perkiraan pendapatan, hasil ini dapat berfungsi
sebagai peringatan kepada pemerintah daerah yang harus mengurangi pengeluaran yang
direncanakan, melakukan kebijakan yang akan meningkatkan pendapatan atau keduanya.
Tantangan yang Dihadapi Forecaster/ Peramal Pemerintah Daerah di Negara
Berkembang
Di negara-negara berkembang, tugas proyeksi pendapatan dan pengeluaran di tingkat
daerah sangat menantang. Tanpa data yang memadai, forecaster kemungkinan besar akan
terbatas pada proyeksi judgemental murni atau teknik tren sederhana. Analisis tren jangka
panjang membutuhkan data historis yang ditetapkan secara konsisten. Prakiraan statistik tidak
hanya menuntut data yang konsisten , tetapi juga data tentang variabel yang digunakan
untuk menjelaskan fluktuasi masa lalu dalam pendapatan.
Tantangan lain di banyak negara berkembang adalah ketergantungan pemerintah
daerah terhadap transfer antar pemerintah. Banyak jenis program transfer, dengan peraturan
sendiri tentang mekanisme alokasi dan jumlah yang akan ditransfer, mempersulit prakiraan
transfer. Jika pendapatan pemerintah daerah akan diperkirakan secara akurat, penentu
transfer harus dianalisa.
Kurangnya kontrol atas kebijakan pendapatan dan pengeluaran merupakan tantangan
bagi para pembuat kebijakan daerah menggunakan prakiraan fiscal. Di banyak negara negara
berkembang dan transisi , pemerintah pusat mengatur pemerintahan daerah membuat
kebijakan fiscal. Perpajakan Daerah dan keputusan pengeluaran seringkali sangat terbatas.
Sebagai contoh, undang-undang dapat menentukan bahwa pajak properti diatur sesuai dengan
jadwal tertentu atau jumlah tersebut tersebut tidak disediakan oleh pemerintah dihabiskan
untuk tujuan tertentu.
Dalam keadaan seperti itu, hasil dari upaya proyeksi multiyear mungkin berkurang,
kecuali bila pemerintah daerah menggunakan perkiraan mereka untuk melobi pemerintah
pusat untuk membantu mengatasi antisipasi defisit.
Politik dan faktor-faktor nonteknis lainnya dapat mempengaruhi perkiraan
pengeluaran dan pendapatan. Prakiraan pendapatan dan pengeluaran bisa di bawah atau
sengaja dibesar-besarkan.