provinsi sumatera utara · estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi...

62

Upload: others

Post on 25-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk
Page 2: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

KATA PENGANTAR

Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based).

Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri.

Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Jawa Barat maupun kabupaten/kota di provinsi tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013

Page 3: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

DAFTAR ISI

• Profil Singkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 1

• Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014 2

• Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat

Tahun 2014 3

• Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2014 4

• Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2014 5

• Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 6

• Jumlah Puskesmas Provinsi Jawa Barat

per Juni 2014 7

• Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Indonesia

Tahun 2014 8

• Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 9

• Jumlah Rumah Sakit, dan Rasio Tempat Tidur Rumah

Sakit per 100.000 Penduduk di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2014 10

• Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 11

• Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 12

• Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 13

• Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 14

• Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 15

• Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 16

• Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 17

• Rasio Perawat per 100.000 pddk di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 18

• Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 19

• Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 20

• Rasio Bidan per 100.000 pddk di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 21

• Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2014 22

• Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan

(DBK) Provinsi Jawa Barat 23

• Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

Tahun 2012 24

• Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012 25

• Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49

Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB

di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 26

Page 4: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

• Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 27

• Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 28

• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia

Tahun 2014 29

• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 30

• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 31

• Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

di Indonesia Tahun 2014 32

• Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

Regional Jawa-Bali Tahun 2014 33

• Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 34

• Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Indonesia

Tahun 2014 35

• Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 36

• Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 37

• Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

di Indonesia Tahun 2014 38

• Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 39

• Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 40

• Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia

Tahun 2013 41

• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia

Tahun 2014 42

• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 43

• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 44

• Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia

Tahun 2014 45

• Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Regional

Jawa-Bali Tahun 2014 46

• Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 47

• Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita

(BB/U) di Indonesia Tahun 2013 48

• Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus pada Balita

(BB/TB) di Indonesia Tahun 2013 49

• Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Diagnosis

Dokter di Indonesia Tahun 2013 50

• Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Diagnosis Tenaga

Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 51

Page 5: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

• Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) di Indonesia Tahun 2013 52

Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap

Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2013 53

Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap

Sumber Air Minum Layak Regional Jawa-Bali

Tahun 2013 54

Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap

Fasilitas Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2013 55

Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap

Fasilitas Sanitasi Layak Regional Jawa-Bali

Tahun 2013 56

Page 6: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Kementerian Dalam Negeri

PROFIL SINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes

► Kabupaten 18 ► Dokter spesialis 5.067

► Kota 9 ► Dokter umum 4.428

Jumlah 27 ► Dokter gigi 1.766

► Perawat 30.405

2 Jumlah kecamatan 626 ► Bidan 12.956

► Farmasi 3.922

3 Jumlah desa/kelurahan 5.962 ► Nakes lainnya 9.140

4 Luas wilayah (km2) 35.377,00

5 Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2014 46.300.543

► Laki-Laki 23.557.049

► Perempuan 22.743.494

6 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 1.308,78

7 Sarana Kesehatan

- Puskesmas Rawat Inap 176

- Puskesmas Non Rawat Inap 874

Jumlah Puskesmas (Juni 2014) 1.050

Rumah Sakit 281

1

Page 7: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 252.124.458

Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka

pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju

pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan

jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara. 2

Page 8: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Estimasi Jumlah Penduduk Jawa Barat: 46.300.543

Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010.

Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Barat terdapat di Kab. Bogor dan terendah di Kota

Banjar. Proporsi penduduk di Kab. Bogor sebesar 11,08% dan di Kota Banjar sebesar 0,41%.

3

Page 9: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Struktur penduduk di Indonesia dan Jawa Barat termasuk struktur penduduk muda. Badan piramida membesar, ini

menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki dan perempuan.

Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup,

kondisi ini mengharuskan kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

INDONESIA JAWA BARAT

4

Page 10: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014

Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014

Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2014 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 131 penduduk per km2.

Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.263, Jawa Barat

sebesar 1.309 dan Banten 1.225. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan

kepadatan penduduk sebesar 8, Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 11 penduduk per km2 . 5

Page 11: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014

6

Penyebaran penduduk di Provinsi Jawa Barat belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota

yang tidak sama. Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Bandung sebesar 15.360 jiwa per

km2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Sukabumi dengan kepadatan penduduk 607 jiwa per KM2. Jumlah penduduk dan

luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.

Page 12: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Sumber : Pusdatin, 2014

JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI JAWA BARAT PER JUNI 2014

KODE KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH

3201 BOGOR 19 82 101

3202 SUKABUMI 5 53 58

3203 CIANJUR 8 37 45

3204 BANDUNG 5 57 62

3205 GARUT 15 50 65

3206 TASIKMALAYA 15 25 40

3207 CIAMIS 10 27 37

3208 KUNINGAN 6 31 37

3209 CIREBON 8 49 57

3210 MAJALENGKA 9 23 32

3211 SUMEDANG 6 26 32

3212 INDRAMAYU 9 40 49

3213 SUBANG 11 29 40

3214 PURWAKARTA 2 18 20

3215 KARAWANG 13 37 50

3216 BEKASI 9 30 39

3217 BANDUNG BARAT 5 26 31

3218 PANGANDARAN 6 9 15

3271 KOTA BOGOR 8 16 24

3272 KOTA SUKABUMI 0 15 15

3273 KOTA BANDUNG 0 73 73

3274 KOTA CIREBON 0 22 22

3275 KOTA BEKASI 4 27 31

3276 KOTA DEPOK 2 30 32

3277 KOTA CIMAHI 0 13 13

3278 KOTA TASIKMALAYA 0 20 20

3279 KOTA BANJAR 1 9 10

176 874 1.050 JUMLAH

7

Page 13: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI INDONESIA PER JUNI 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Indonesia sebesar 1,16. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di

Provinsi Papua Barat sebesar 5,03, Maluku sebesar 3,46, dan Papua sebesar 3,39. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk

terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 0,59, Jawa Barat sebesar 0,68 dan Jawa Timur sebesar 0,75.

8

Page 14: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA BARAT PER JUNI 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Jawa Barat sebesar 0,68. Pada Provinsi Jawa Barat dengan estimasi jumlah

penduduk tahun 2014 sebesar 46.300.543 dan jumlah puskesmas 1.050, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 44.096

penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Kota Cirebon dan rasio puskesmas per 30.000

penduduk terendah terdapat di Kota Bekasi. 9

Page 15: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

JUMLAH RUMAH SAKIT, DAN RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI

10

Page 16: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

9,6 11,2

11,7 12,7

13,4 13,5 13,6 13,7

16,8 16,8 17,0

18,1 18,4 18,6 18,7

19,7 19,7

21,2 21,3

22,8 23,0 23,2

23,7 24,0 24,2 24,3

24,7 25,9 26,1

30,4 33,5

33,8 37,2

38,8 42,4

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Jawa Barat Banten

Jawa Timur Lampung

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur

Kalimantan Barat Sumatera Selatan

INDONESIA Jawa Tengah

Sulawesi Selatan Sulawesi Barat

Sulawesi Tenggara Riau

Sulawesi Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah

Papua Jambi

Kalimantan Timur Maluku

Sumatera Utara Maluku Utara

Bengkulu Gorontalo

Kep. Bangka Belitung Bali

DKI Jakarta Kepulauan Riau

Aceh Papua Barat

Sumatera BaratKalimantan Utara

DI Yogyakarta Sulawesi Utara

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio dokter umum di Indonesia yaitu 16.8 per 100.000 penduduk, dengan rentang 9.6 – 42.4 per 100.000 penduduk. Provinsi

dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. Sulawesi Utara dan paling rendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target

kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk,

secara nasional belum mencapai target dan hanya 1 provinsi telah mencapai target.

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Target tahun 2014

40 dokter umum per

100.000 penduduk

11

Page 17: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

9,6

11,2

11,7

16,8

16,8

24,7

25,9

38,8

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Jawa Barat

Banten

Jawa Timur

INDONESIA

Jawa Tengah

Bali

DKI Jakarta

DI Yogyakarta

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di regional Jawa-Bali berkisar 9,6 – 38,8, dengan rasio tertinggi di Provinsi DI

Yogyakarta dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014

(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, provinsi di regional Jawa-Bali belum

mencapai target.

Target tahun 2014

40 dokter umum per

100.000 penduduk

12

Page 18: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

3,9 4,3 4,5 4,8

5,3 5,8 6,1 6,2 6,3 6,5 6,9

8,7 9,4 9,6 10,0 10,0 10,2

11,3 11,7

13,1 16,5

21,8 22,3

24,0 25,1 25,2

43,9

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

GARUTTASIKMALAYA

BANDUNGCIANJUR

SUMEDANGBANDUNG BARAT

CIAMISSUKABUMI

INDRAMAYUSUBANG

MAJALENGKABOGOR

KARAWANGJAWA BARAT

CIREBONBEKASI

KUNINGANPURWAKARTA

KOTA DEPOKKOTA BEKASI

KOTA TASIKMALAYAKOTA BANJAR

KOTA BANDUNGKOTA BOGORKOTA CIMAHI

KOTA SUKABUMIKOTA CIREBON

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio dokter umum di Provinsi Jawa Barat yaitu 9,6 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cirebon (43,9) dan

rasio terendah di Kabupaten Garut (3,9). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54

tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, hanya 1 kota telah mencapai target.

Target tahun 2014

40 dokter umum per

100.000 penduduk

13

Page 19: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

2,8 2,9 3,0 3,1 3,2

3,4 3,4 3,4

3,8 3,8

4,2 4,3 4,3 4,4 4,5

4,7 4,8 4,9

5,2 5,5

5,8 5,9

6,1 6,1

6,8 7,0 7,2 7,2 7,2

7,8 8,0 8,0

11,2 12,7

14,6

0 3 6 9 12 15

Sumatera Selatan Kalimantan Barat

Papua Sulawesi Utara

Nusa Tenggara Timur Lampung

Gorontalo Nusa Tenggara Barat

Sulawesi Tengah Jawa Barat

Jawa Tengah Kalimantan Tengah

Maluku Utara Jawa Timur

Kep.Bangka Belitung Kalimantan Selatan

Banten Sulawesi Tenggara

INDONESIA Jambi

Papua Barat Aceh

Bengkulu Riau

Sumatera Utara Kepulauan Riau

Bali Sulawesi Selatan

Maluku Sulawesi Barat

Kalimantan Timur Sumatera Barat

Kalimantan Utara DI Yogyakarta

DKI Jakarta

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio dokter gigi di Indonesia yaitu 5.19 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2.76 – 14.62 per 100.000 penduduk. Provinsi

dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. DKI Jakarta dan paling rendah Prov. Sumatra selatan. Berdasarkan target

kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk,

secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Target tahun 2014

12 dokter gigi per

100.000 penduduk

14

Page 20: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

3,8

4,2

4,4

4,8

5,2

7,2

12,7

14,6

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Banten

INDONESIA

Bali

DI Yogyakarta

DKI Jakarta

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk di regional Jawa-Bali berkisar 3,8 – 14,6 dengan rasio tertinggi di Provinsi DKI Jakarta

dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54

tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, 2 provinsi telah mencapai target.

Target tahun 2014

12 dokter gigi per

100.000 penduduk

15

Page 21: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio dokter gigi di Provinsi Kepulauan Jawa Barat yaitu 3,8 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Bandung

(15,6) dan terendah di Kabupaten Garut (0,9). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra

No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, hanya 4 dari 26 kabupaten/kota telah mencapai target.

Target tahun 2014

12 dokter gigi per

100.000 penduduk

0,9 1,1 1,2 1,3 1,3

1,5 1,5

1,8 1,9

2,2 2,2 2,3

2,7 2,9

3,1 3,7 3,8

4,5 5,3 5,4

6,0 7,4 7,4

10,0 10,9

14,4 15,6

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

GARUTCIAMIS

CIANJURMAJALENGKATASIKMALAYA

INDRAMAYUBANDUNGSUKABUMI

SUMEDANGBANDUNG BARAT

SUBANGKUNINGAN

CIREBONBOGOR

KARAWANGPURWAKARTA

JAWA BARATBEKASI

KOTA BANJARKOTA TASIKMALAYA

KOTA DEPOKKOTA BEKASI

KOTA CIMAHIKOTA BOGOR

KOTA SUKABUMIKOTA CIREBON

KOTA BANDUNG

16

Page 22: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

65,7 66,6

85,2 85,4

96,5 107,2

109,9 110,2

117,2 125,8 126,6 127,5

140,9 145,3 147,3

152,8 155,7 157,2 158,0 158,5 160,6

178,2 185,0

187,5 190,8

193,5 194,3

208,2 230,1

236,5 239,6

246,5 273,6

297,1 308,9

0 50 100 150 200 250 300 350

Jawa Barat Banten

Jawa Timur Lampung

Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat

Riau Sumatera Selatan

INDONESIA Sulawesi Barat

Nusa Tenggara Timur Sumatera Utara

Gorontalo Sulawesi Selatan Sumatera Barat

Bali Jambi

Sulawesi Tenggara Papua

Kalimantan Selatan Kalimantan Timur

Bengkulu Kepulauan Bangka Belitung

DI Yogyakarta DKI Jakarta

Kepulauan Riau Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat Aceh

Sulawesi Utara Sulawesi TengahKalimantan Utara

Maluku Utara Maluku

Papua Barat

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio perawat di Indonesia tahun 2014 yaitu 117,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 65,7 – 308,9 per 100.000

penduduk, dengan rasio tertinggi Prov. Papua Barat dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga

kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, secara nasional belum

mencapai target dan 16 provinsi telah mencapai target.

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Target tahun 2014

158 perawat per

100.000 penduduk

17

Page 23: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

65,7

66,6

85,2

96,5

117,2

152,8

187,5

190,8

0 50 100 150 200 250

Jawa Barat

Banten

Jawa Timur

Jawa Tengah

INDONESIA

Bali

DI Yogyakarta

DKI Jakarta

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio perawat di regional Jawa-Bali memiliki rentang 65,7 – 190,8 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi di Provinsi DKI

Jakarta dan terendah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No.

54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, 2 provinsi di regional Jawa-Bali telah mencapai target.

Target tahun 2014

158 perawat per

100.000 penduduk

18

Page 24: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

26,7 29,0 29,8 31,5

34,6 36,0

43,6 44,8

48,2 53,7 56,0 58,4 59,6 59,7 61,3

64,5 65,7

78,0 90,3

104,7 120,4

135,8 163,4

198,0 199,2

208,6 289,9

0 50 100 150 200 250 300 350

TASIKMALAYASUKABUMI

BANDUNG BARATBANDUNG

CIANJURBOGORCIAMIS

KOTA DEPOKGARUT

INDRAMAYUKUNINGAN

BEKASIKOTA BEKASI

MAJALENGKASUMEDANG

SUBANGJAWA BARAT

CIREBONKARAWANG

PURWAKARTAKOTA BOGOR

KOTA TASIKMALAYAKOTA CIMAHI

KOTA SUKABUMIKOTA BANDUNG

KOTA BANJARKOTA CIREBON

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio perawat di Provinsi Jawa Barat yaitu 65,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cirebon (289,9) dan

terendah Kabupaten Tasikmalaya (26,7). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No.

54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, hanya 5 dari 26 kabupaten/kota telah mencapai target.

Target tahun 2014

158 perawat per

100.000 penduduk

19

Page 25: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio bidan di Indonesia tahun 2014 yaitu 54,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,0 – 201,7 per 100.000 penduduk,

rasio tertinggi Prov. Aceh dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014

(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan

hanya 4 provinsi telah mencapai target.

28,0 28,3 29,6

40,3 46,8 47,1 47,2

50,8 51,2 52,7

55,1 57,0 57,6

59,9 60,1 61,6 61,9 62,2

65,0 69,7 70,3 70,4

73,2 77,5 77,9

88,9 90,7

95,1 95,3

100,4 102,0

139,5 201,7

54,2

0 50 100 150 200 250

Jawa Barat DKI Jakarta

Banten Jawa Timur

Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta

Lampung Kalimantan Barat

Jawa Tengah Bali

Papua Kalimantan Timur

Kepulauan Riau Gorontalo

Sumatera Selatan Sulawesi Utara

Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan

Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Barat

Kalimantan Selatan Riau

Sulawesi Tenggara Maluku

Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah

Sumatera Barat Maluku Utara

Jambi Sumatera Utara

Papua Barat Bengkulu

AcehIndonesia

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Target tahun 2014

100 bidan per 100.000

penduduk

20

Page 26: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

28,0

28,3

29,6

40,3

47,1

51,2

52,7

54,2

0 20 40 60 80 100

Jawa Barat

DKI Jakarta

Banten

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Bali

INDONESIA

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio bidan di regional Jawa-Bali memiliki rentang 28,0 – 52,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Provinsi Bali

dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54

tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, semua provinsi di regional Jawa-Bali belum mencapai target.

Target tahun 2014

100 bidan per 100.000

penduduk

21

Page 27: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

13,9 13,9

16,1 16,3

20,3 23,5 23,7

24,6 25,9 26,3 26,5

28,0 32,4

33,5 34,4 34,4 34,5

35,4 36,3 36,6

39,2 39,2

42,7 49,5

57,9 66,9

86,6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

KOTA BEKASISUKABUMIBANDUNG

KOTA DEPOKBOGOR

KOTA CIMAHIKOTA BOGOR

GARUTBANDUNG BARAT

BEKASICIANJUR

JAWA BARATSUBANG

TASIKMALAYAINDRAMAYU

KOTA BANDUNGCIREBON

KARAWANGSUMEDANG

CIAMISPURWAKARTAMAJALENGKA

KOTA SUKABUMIKUNINGAN

KOTA TASIKMALAYAKOTA BANJAR

KOTA CIREBON

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

Rasio bidan di Provinsi Jawa Barat yaitu 28,0 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cirebon (86,6) dan

terendah Kota Bekasi (13,9). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun

2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan kabupaten/kota belum mencapai target.

Target tahun 2014

100 bidan per 100.000

penduduk

22

Page 28: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK) PROVINSI JAWA BARAT

No. Kabupaten/Kota

1 Kota Tasikmalaya

2 Kabupaten Cianjur

23

Page 29: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2012

IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran

IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi

dengan kategori IPM rendah maupun sedang. DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan IPM 78,33 dan Papua di

posisi terakhir. 24

Page 30: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 73,11 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota

68,89-79,71. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat termasuk IPM kategori sedang.

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

25

Page 31: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF),

SDKI 2012

26

Page 32: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Target MDG’s 2015 ≤ 23

ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA HASIL SDKI 2012

Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia

periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. 27

Page 33: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Target MDG’s 2015 ≤ 32

ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA, HASIL SDKI 2012

Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia

periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup. 28

Page 34: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan kunjungan pelayanan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan III ialah sebesar 64,58%. Cakupan

tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (76,24%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua (24,93%). Cakupan s.d.

triwulan III di Provinsi Jawa Barat sendiri (71,85%) lebih tinggi dari cakupan nasional pada kurun waktu yang sama dan

merupakan peringkat tertinggi kedua diantara seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Target Renstra Kemenkes pada tahun

2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut akan dapat dicapai.

Page 35: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%) REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 triwulan III di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat tertinggi kedua

diantara provinsi lainnya di regional Jawa Bali, dengan angka tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah (76,24%) dan angka

terendah di Provinsi Banten (59,60%). Secara umum, sampai dengan triwulan III ada 5 provinsi di regional Jawa Bali dengan

angka yang telah melewati angka cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun

2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Page 36: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI PROVINSI JAWA BARAT PER SEPTEMBER 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 s.d. triwulan III angka tertinggi berada di Kota

Bogor (73,22%) sedangkan yang terendah adalah di Kota Bekasi (58,92%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014

ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

Page 37: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan III ialah sebesar 63,88%. Cakupan

tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (79%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua Barat (5,47%). Cakupan

s.d. triwulan III di Provinsi Jawa Barat (73,59%) lebih tinggi dari cakupan nasional pada kurun waktu yang sama dan

merupakan peringkat tertinggi kedua diantara seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Target Renstra Kemenkes pada tahun

2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

Page 38: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%) REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2014 triwulan III di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat

tertinggi kedua diantara provinsi lainnya di regional Jawa Bali, dengan angka tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah (79%)

dan angka terendah di Provinsi Banten (59,46%). Secara umum sampai dengan triwulan III, ada 5 provinsi di regional Jawa

Bali dengan angka yang telah melewati angka cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes

pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Page 39: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT PER SEPTEMBER 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 s.d. triwulan III angka tertinggi

berada di Kota Banjar (78,39%) sedangkan yang terendah di Kabupaten Tasikmalaya (49,28%). Target Renstra Kemenkes

pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat dicapai.

Page 40: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

Standar WHO 90%

35

Cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 53,6% dengan provinsi tertinggi Jawa Barat

(64,5%) dan terendah Papua Barat (12,2%).

Page 41: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

Dari 7 provinsi di regional Jawa Bali per September 2014, sebanyak 5 provinsi memiliki cakupan imunisasi campak pada bayi

di Indonesia per September 2014 di bawah rata-rata provinsi (53,6%%). Provinsi dengan cakupan campak pada bayi tertinggi

regional Jawa Bali yaitu Jawa Barat (64,5%) dan terendah DI Yogyakarta (46,6%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

Standar WHO 90%

36

Page 42: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI PROVINSI JAWA BARAT PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi campak pada bayi Provinsi Jawa Barat per September 2014 sebesar 64,5% dengan kabupaten/kota

tertinggi yaitu Kota Cirebon (87,4%) dan terendah Kabupaten Ciamis (51%)

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

Standar WHO 90%

37

Page 43: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 48,4% dengan provinsi tertinggi Bali

(62,0%) dan terendah Maluku Utara (17,7%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

38

Page 44: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

Dari 7 provinsi di regional Jawa Bali, seluruh provinsi memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di atas rata-rata

provinsi (48,4%). Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi per September 2014 tertinggi yaitu Bali (62,0%)

dan terendah DI Yogyakarta (42,3%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

39

Page 45: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI PROVINSI JAWA BARAT PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Provinsi Jawa Barat per September 2014 sebesar 50% dengan kabupaten/kota

tertinggi yaitu Kota Cirebon (69,5%) dan terendah Kota Bandung (39,2%)

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

40

Page 46: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI DI INDONESIA TAHUN 2013

Cakupan desa/kelurahan UCI di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 100% dengan kisaran 13,05% - 100%. Provinsi DI

Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi mencapai 100%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Papua (13,05%), Papua Barat

(41,21%), dan Sulawesi Tenggara (56,50%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

41

Page 47: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Cakupan kunjungan bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 60,90% dengan provinsi tertinggi Lampung 74,89%) dan terendah

Papua (6,45%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%

42

Page 48: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

Dari 10 provinsi di regional DKI Jakarta tidak ada satupun provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%. Provinsi

dengan cakupan terendah yaitu Banten (53,63%).

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

43

Page 49: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 sebesar 58,71% dengan cakupan tertinggi Kodya

Jakarta Selatan (62,90%) dan terendah Kepulauan Seribu (30,93%). Tidak ada satu provinsi yang memenuhi target Renstra

90%.

44

Page 50: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA TAHUN 2014

Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 sebesar 76,8% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat

(87,5%) dan terendah Papua (30,4%). Hanya 2 provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85% , yaitu NTB dan Jawa

Barat.

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

45

Page 51: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Dari 5 provinsi di regional di Jawa, Hanya satu provinsi pun yang memiliki cakupan balita ditimbang (D/S) tahun 2014 yang

memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%, yaitu provinsi Jawa Barat (86,50%) Provinsi dengan cakupan terendah yaitu

Provinsi DKI Jakarta (57,30%)

46

Page 52: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 sebesar 86,5% dengan cakupan tertinggi Kota

Tasikmalaya (99,00%) dan terendah Kab. Bandung (77,60%). Hanya 6 kabupaten yang tidak memenuhi target Renstra 85%,

yaituL Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kota Depok, Kab. Sumedang dan Kab. Kuningan.

47

Page 53: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PREVALENSI GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA (BB/U) DI INDONESIA TAHUN 2013

33

30,9

29,1

28,3

27,4

26,5

26,3

26,1

25,7

25,6

24,9

24,1

23,9

23,3

22,5

22,4

21,8

21,2

19,7

19,6

19,1

18,8

18,7

18,3

17,6

17,2

16,6

16,5

16,2

15,7

15,6

15,1

14

13,2

0 5 10 15 20 25 30 35

Nusa Tenggara Timur

Papua Barat

Sulawesi Barat

Maluku

Kalimantan Selatan

Kalimantan Barat

Aceh

Gorontalo

Nusa Tenggara Barat

Sulawesi Selatan

Maluku Utara

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Kalimantan Tengah

Riau

Sumatera Utara

Papua

Sumatera Barat

Jambi

INDONESIA

Jawa Timur

Lampung

Bengkulu

Sumatera Selatan

Jawa Tengah

Banten

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

DI Yogyakarta

Jawa Barat

Kepulauan Riau

Kep. Bangka Belitung

DKI Jakarta

Bali

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

48

Page 54: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PREVALENSI KURUS DAN SANGAT KURUS PADA BALITA (BB/TB) DI INDONESIA TAHUN 2013

18,7

16,2

15,7

15,6

15,5

15,4

14,9

14,8

14,8

13,8

13,5

12,8

12,6

12,4

12,3

12,3

12,2

12,1

11,9

11,8

11,7

11,6

11,4

11,4

11,1

11,0

10,9

10,8

10,2

10,2

9,9

9,4

9,4

8,8

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Kalimantan Barat

Maluku

Aceh

Riau

Nusa Tenggara Timur

Papua Barat

Sumatra Utara

Bengkulu

Papua

Banten

Jambi

Kalimantan Selatan

Sumatra Barat

Kalimantan Tengah

Sumatra Selatan

Kep. Riau

Maluku Utara

INDONESIA

Nusa Tenggara Barat

Lampung

Gorontalo

Kalimantan Timur

Jawa Timur

Sulawesi Tenggara

Jawa Tengah

Sulawesi Selatan

Jawa Barat

Sulawesi Barat

Kep. Bangka Belitung

DKI Jakarta

Sulawesi Utara

DI Yogyakarta

Sulawesi Tengah

Bali

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

49

Page 55: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PREVALENSI DIABETES MELITUS BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER DI INDONESIA

TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

50

Page 56: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

51

Page 57: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2014

Pada tahun 2013, capaian PHBS di Indonesia sebesar 55,46%. Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2013

sebesar 65%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat memiliki capaian

sebesar 50,02%. Terdapat 8 Provinsi yang telah memenuhi target 65%. 52

Page 58: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Provinsi dengan

persentase tertinggi adalah Bali, DIY, dan Jawa Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan

Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Kalimantan Barat memiliki persentase sebesar 67,80%.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

53

Page 59: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Di regional Jawa-Bali,

provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali sebesar 82%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu DKI Jakarta sebesar

61,6%

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK

REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2013

Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

54

Page 60: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Provinsi dengan

persentase tertinggi adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu

Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK DI INDONESA TAHUN 2013

Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

55

Page 61: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK REGIONAL JAWA-BALI 2013

Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Di regional Jawa-Bali,

provinsi dengan persentase tertinggi adalah DKI Jakarat sebesar 78,2%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Jawa

Timur sebesar 57,5%.

56

Page 62: PROVINSI SUMATERA UTARA · Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk