provinsi maluku peraturan bupati seram bagian...

12
,• BUPATI SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN BARAT NOMOR ; 04TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SEI^M BAGIAN BARAT TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI SERAM BAGIAN BARAT. bahwa dalam rangka kebutuhan pupuk bersubsidi secara berimbang, spesifik lokasi di Kabupaten Seram Bagian Barat dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 dan Pas;al 5 Peraturan Gubernur Maluku Nomor 05 Tahun 2014 tentang Penetapan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HE:T) Pupuk Bersubdisi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014, maka penyaluran pupuk bersubsidi perlu ditotapkari dengan Peraturan Bupati/Walikota; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka penetapan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Seram Bagian Barat, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Seram Bagian Barat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pernbentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran • Negara Tahun ' 1958 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 1617), jo Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pernbentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku (Lembaran Negara ' Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lerabaran Negara Nomor 4350); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3478); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

Upload: phungdien

Post on 29-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

, • BUPATI SERAM BAGIAN BARATPROVINSI MALUKU

PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

NOMOR ; 04TAHUN 2014

TENTANG

PENETAPAN KEBUTUHAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI(HET)

PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANKABUPATEN SEI^M BAGIAN BARAT

TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang

Mengingat

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT.

bahwa dalam rangka kebutuhan pupuk bersubsidi secaraberimbang, spesifik lokasi di Kabupaten Seram BagianBarat dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 danPas;al 5 Peraturan Gubernur Maluku Nomor 05 Tahun 2014tentang Penetapan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi(HE:T) Pupuk Bersubdisi untuk Sektor Pertanian TahunAnggaran 2014, maka penyaluran pupuk bersubsidi perluditotapkari dengan Peraturan Bupati/Walikota;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, maka penetapan Kebutuhan dan HargaEceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di KabupatenSeram Bagian Barat, perlu ditetapkan dengan PeraturanBupati Seram Bagian Barat.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang PenetapanUndang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentangPernbentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku(Lembaran • Negara Tahun ' 1958 Nomor 79, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia 1617), jo Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang PernbentukanKabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram BagianBarat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku(Lembaran Negara ' Tahun 2003 Nomor 155, TambahanLerabaran Negara Nomor 4350);Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang SistemBudidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia 3478);Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

Page 2: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentangPerkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4411);

6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor118, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5073);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437, sebagaimana telahdiubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nomor' 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Lndang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun .2009 tentang Peternakandan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 84. Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5015);

10. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentangHortikultura (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2310 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5170);

n. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPambentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);

12. Undang-Unaang Nomor 19 Tahun 2012 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun 2013 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5361);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang PupukBudidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4079);

Page 3: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

15. Peraturan Neteri Pertanian -Nomor43/Permentan/SR. 140/10/2011 tentang Syarat dan TataCara Pendaftaran Pupuk Anorganik;

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor70/Permentan/SR. 140/10/2011 tentang Pupuk Organik,Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah;

17. Peraturan Menteri Keuaijigan Nomor 94/PMK.02/2011tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Perhitungan,Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Subsidi Pupuk(Berita Negara Tahun 2011 Nomor 366);

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan PenyaluranPupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian;

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor82/Permentan/OT. 140/8/2013 tentang PedomanPembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani(Berita Negara Tahun 2013 Nomor 1055);

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor122/Permentan/SR. 130/11/2013 tentang Kebutuhan danHarga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untukSektor Pertanian Tahun Anggaran 2014;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.

22. Keputusan Menteri Pertanian Nomor669/Kpts/OT. 160/2/2012 tentang Pembentukan KelompokKerja Perumasan Kebijakan Pupuk;

23. Keputusan Menteri Pertanian Nomor1871/Kpts/OT. 160/5/2012 tentang Pembentukan TimPengawas Pupuk Bersubsidi Tingkat Pusat;

24. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 05 Tahun 2014teitang Penetapan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi(HET) Pupuk Bersubdisi untuk Sektor Pertaian TahunAnggaran 2014;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG "PENETAPAN KEBUTUHANDAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUNANGGARAN 2014.

Page 4: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

Pasal 1

Dalam Peratxiran Bupati iiii yang dimaksud dengan :a. Daerah adalah Kabupaten Seram Bagian Barat;b. Bupati adalah Bupati Seram Bagian Barat;c. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang : rperan dalam penyediaan

unsur hara bagi keper.uan tanaman secara langsun. naupun tidak langsung;d. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses reka\ -a secara kimia, fisik dan

atau biologi, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk;e. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari

bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melaluiproses rekayasa, berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplaybahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah;

f. Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk bagi tanaman sesuai statushara tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai produktivitas yangoptimal dan berkelanjutan;

g. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannyaditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan ditingkatpengecer resmi atau kelompok tani;

h. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan usaha budidayatanaman yang meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hijauanpakan ternak, dan bucidaya ikan dan udang;

i. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahanuntuk budidaya tanaman pangan atau hortikultura;;

j. Pekebun adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang melakukan usahaperkebunan dengan skala usaha tidak mencapai usaha tertentu;

k. Peternak adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakanlahan untuk budidaya tanaman hijauan pakan ternak;

1. Pembudidaya ikan dan udang adalah Warga Negara Indonesia yangmengusahakan lahan untuk budidaya ikan dan udang;

m. Produsen adalah produsen pupuk yaitu PT. Pupuk Sriwijaya (persero) besertaanak perusahaannya yang terdiri dari PT. Pupuk Sriwijaya Palembang, PT.Petrokimia Gresik, PI, Pupuk Kalimantan Timur, PT. Iskandar Muda yangmemproduksi pupuk anorganik yaitu pupuk Urea, NPK, ZA, SP-36 dan pupukorganic di dalam Negara;

n. Penyalur di Lini III adalah distributor sesuai ketentuan Menteri Perdagangandan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian yang berlaku;

o. Dinas adalah Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupate Seram Bagian Barat;p. Penyalur di Lini IV adalah pengecer resmi sesuai ketentuan Menteri

Perdagangan tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuksektor pertanian yang berlaku;

q. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang mempunyai kesamaankepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerjasamameningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya dalammengusahakan lahan usaha tani secara bersama pada satu hamparan ataukawasan yang dikukuhkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk;

r. Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi adalahperhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun kelompok taniberdasarkan luasan areal usaha tani yang diusahakan petani, pekebun,peternak, dan pembudidaya ikan dan atau udang anggota kelompok tanidengan rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi;

Page 5: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

lenaga Pendamping Masyarakat (TPM) adalah tenaga sarjana yang ditunjukoleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, dan dilatih untuk membantupelaksanaan pengawasan terhadap penyalur pupuk bersubsidi yang dilakukanoleh produsen, distributor pupuk dan atau kelomp^- ani;

u. Tim Pengawas Pupuk Bersubsidi di Tingkat Pusa' lalah Tim Pengawas yanganggotannya terdiri dari instansi di pusat yai; ditetapkan oleh MenteriPertanian;

V. Pengadaan adalah proses penyediaan pupuk baik .ri produsen dalam negerimaupun impor yang dilakukan oleh produsen;

w. Lin-I adalah lokasi gudang pupuk di wilayah pabrik upuk dalam negeri atau diwilayah pelabuhan tujuan pupuk impro;

X. Lm-IV adalah lokasi gudang pengecer yang ditunjuk atau yang ditetapkandistributor;

y. Penyaluran adalah proses pendistribusian pupuk dari Lini-I sampai denganLini-IV (pengecer remis/kelompok tani).

BAB II

MEKANISME DAN TATA CARA PENYALURAN

Pasal 2

(1) Pupuk bersubsidi diperuntulcan bagi petani, pel<ebun. peternak yangmengusahakan lahan dengan total luasan maksimal 2 (dua) hektar ataupenambak dengan luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam perkeluarga.

(2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperuntukan bagiperusahan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atauperusahan perikanan budidaya.

Pasal 3

(1) Kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung sesuai dengan anjuran pemupukanberimbang spesifik lokasi dengan mempertimbangkan alokasi pupuk subsidikabupaten.

(2) Kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirincimenurut kecamatan, Jenis, jumlah, subsektor, dan sebaran bulanan sepertitercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariperaturan ini.

Pasal 4

Kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3mempertimbangkan rekap RDKK yang disusun oleh Kelompok Tani dan diketahuiKepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Seram Bagian Barat.

Pasal 5

Dinas bersama kelembagaan penyuluhan setempat wajib melaksanakan pembinaankepada kelompok tani dalam penyusunan RDKK sesuai luas area! usaha tanidan/atau kemampuan penyerapan pupuk di tingkat petani di wilayahnya.

Page 6: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

aan rasai 4 terjadi ke:kurangan dapat dipenuhi melalui relokasi antar vvilayah,waktu dan subsektor.

(2) Relokasi antar kecaniatan dalam wilayah kabupaten lebih lanjut ditetapkanoleh kepala dinas.

(3) Apabila alokasi pupuk bersubsidi di suatu kecamatan pada bulan berjalantidak mencukupi peiaksanaan subsidi pupuk, dapat menyalurkan alokasipupuk bersubsidi di wilayah bersangkutan dari sisa alokasi bulan sebelumnyadan/atau dari alokasi bulan berikutnya dengan tidak melampaui alokasi 1(satu) tahun.

BAB III

p)3:nyaluran pupuk bersubsidi

Pasal 7 '

Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri dari pupukanorganik dan pupuk organik yang diproduksi dan/atau diadakan oleh pelaksanasubsidi pupuk.

Pasal 8

(1) Pelaksana Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai ke penyalur dilini IV dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undanganyang berlaku dibidang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuksektor pertanian.Penyaluran pupuk bersubsidi untuk'sektor pertanian oleh penyalur di lini IV kepetani diatur sebagai berikut :a. Penyaluran pupuk bersubsidi oleh penyalur di lini IV berdasarkan RDKK

sesuai dengan wilayah tanggung jawabnya;b. Penyaluran pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada huruf a

memperhatikan kelompok tani dan alokasi di masing-masing wilayah; danc. Penyaluran pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai

dengan-prinsip 6 (enam) tepat, yaitu tepat jenis, jumlah, harga, tempatwaktu dan tepat mutu.

Untuk kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di lini IV ke petani ataukelompok tani sebaga:mana dimaksud pada ayat (2), kepala dinas kabupatenmelakukan pendataan RDKK di wilayahnya, sebagai dasar pertimbangan dalampengalokasian pupuk bersubsidi sesuai alokasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 dan Pasal 5.

(2)

(3)

(4) Optimalisasi pemanfaatan pupuk bersubsidi di tingkat petani/kelompok tanidilakukan melalui pendampingan penerapan pemupukan berimbang spesifiklokasi oleh penyuluh.

(5) Pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi di lini IV ke petani/kelompokdilakukan oleh petugas pengawas yang ditunjuk sebagai satu kesatuan dariKPPP dilakukan di kabupaten.

Pasal 9

(1) Pelaksana subsidi pupak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 penyalur di liniIV wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi saat dibutuhkan petani,

Page 7: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

pelaksana subsidi pupuk berkoordinasi dengan dinas pertanian setempat untukpenyerapan pupuk bersubsidi sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 10

(1) Penyalur di lini IV yang ditunjuk harus menjual Pupuk Bersubsidi sesuai HargaEceran Tertinggi (HET)

(2) HET Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagaiberikut :

- Pupuk Urea = Rp. 1.800,-per kg- Pupuk NPK = Rp. 2.300,- per kg- Pupuk SP 36 = Rp. 2.000,- per kg- Pupuk ZA = Rp. 1.400,-per kg- Pupuk Organik = Rp. 500,- per kg

(3) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud padaayat (2) berlaku untiik pembelian oleh kelompok tani atau petani, pekebun,peternak, petambak di lini IV secara tunai dalam kemasan sebagai berikut ;- Pupuk Urea = 50 kg. ,- Pupuk SP 36 = 50 kg.- Pupkuk ZA = 50 kg.- Pupuk NPK = 50 kg atau 20 kg.- Pupuk Organik - 40 kg atau 20 kg.

Pasal 11

(1) Kemasan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3)harus diberi label lambahan berwarna mcrah, mudah dibaca dan tidak mudahhilang/Lerhapus yang bertuliskan Pupuk Bersubsidi Pemerintah Barang DalamPengawasan

(2) Khusus pengadaan da.n penyaluran pupuk urea bersubsidi berwarna pink, danpupuk ZA bersubsidi berwarna orange.

BAB IV

PENGAWASAN DAN PELAPORAN

Pasal 12

(1) KPPP Kabupaten wajib melakukan pemantauan dan pengawasan terhadappenyaluran, penggunaan dan hargfj pupuk bersubsidi di wilayahnya.

(2) KPPP Kabupaten dalam melaksanakan Lugasnya dibantu oleh Penyuluh.

Pasal 13

(1) KPPP Kabupaten wajib menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasanPupuk Bersubsidi di wilayah kerjanya kcpada Bupati.

(2) Bupati menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan PupukBersubsidi kepada Gubernur.

Page 8: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

Pasal 14

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanBupati ini dengan penemjDatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Seram BagianBarat.

Ditetapkan di Piru

Pada tanggal L April 2014

UPAT S RAiyLBAGIAN BARAT

p.-

JACOBUS FRKDERIK PUTTILEIHALAT

Page 9: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

lentang : Penetapan Kebutuhan dan HargaEceran Tertinggi (HET) PupukBersubsidi Untuk Sektor PertanianTahun Anggaran 2014

A. Sub Sektor Pertanian (Tanaman Pangan)

Jenis Pupuk : Urea

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk Urea (Ton)

Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 110 16 - 16 - 16 - 16 - 16 - 16 14

2 Kairatu

Barat

9 1,5 - 1.5 - 1,5 - 1,5 - 1,5 - 1,5 -

3 Seram

Barat

7 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 1

Jumlah 126 18,5 - 18,5 - 18,5 - 18,5 - 18,5 - 18,5 15

Jenis Pupuk ; NPK

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk NPK (Ton)

Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 200 30 - 30 - 30 - 30 - 30 - 30 20

2 Kairatu

Barat

30 4 - 4 - 4 - 4 . - 4 - 4 6

3 Seram

Barat20 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 2

Jumlah 250 37 - 37 - 37 - 37 - 37 - 37 28

Page 10: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton) Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 15 2 - 2 -2 2 2 - 3 2

2 Kairatu

Barat

6 1 - 1 - 1 1 - - 1 1

3 Seram

Barat

4 1 - - - 1 - 1 - - - 1 -

Jumlah 25 4 - 3 - 4 - 4 - 2 5 3

Jenis Pupuk : SP-36

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk SP36 (Ton)

Jan Feb MarApri

MeiJun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 19 - - 4 - 4 - 4 - 4 - 3 -

2 Kairatu

Barat

8 - - 2 - 2 - 2 - 1 - 1 -

3 Seram

Barat

5 - - 1 - 1'

1 - 1 - 1 -

Jumlah 32 - - 7 - 7 - 7 - 6 - 5 -

Jeni s Pupuk ; Organik

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk Organik (Ton)

Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 36 6 - 6 - 6 - 6 - 6 - 6 -

2 Kairatu

Barat

15 3 - 2- 2 - 2 - 2 - 2 2

3 Seram

Barat

9 2 - 2 - 2 - 1 - 1 - 1 -

Jumlah 60 11 - 10 - 10 - 9 - 9 - 9 2

Page 11: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

jdiiis rupuK ; urea

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk Urea (Ton)

Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 2 0,5 - - - 0,5 - 0,5 - 0,5 - - -

2 Kairatu

Barat

3 1 0,5 - 0,5 - 0,5 0,5 -- -

3 Seram

Barat

1 - - 0,5 - -- 0,5 -

- - - -

Jumlah 6 1,5 - 1 - 1 1,5 - 1 . - - -

Jenis Pupuk : NPK

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk NPK (Ton)

Jan Feb MarApri

MeiJun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 2 -- 1 - - - 1 - - - -

-

2 Kairatu

Barat

2,5 -- I -

- - 1,5 - - - -

3 Seram

Barat

0,5 -- - -

- - 0,5 - - - - -

Jumlah 5 -- 2 - - - 3 - -

- - -

Jenis Pupuk : ZA

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk ZA (Ton)

Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 1 - - -- 0,5 - -

- 0,5 -- -

2 Kairatu

Barat

1,5 - -- - 1 - -

- 0,5 - - -

3 Seram

Barat

0,5 - - - -- - 0,5 - - -

Jumlah 3 - - - - 1,5 - - 1,5 - - -

Page 12: PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN …ambon.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/12/Perbup..., • bupati seram bagian barat provinsi maluku peraturan bupati seram bagian barat

No. Kecamatan

jumian

Kebutuh

an (Ton) Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

1 iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 1 - - - - 0,5 - - - 0,5 - - -

2 Kairatu

Barat

1,5 - - - - 1 - - - 0,5 - - -

3 Seram

Barat

0,5 - - - - - • - - - 0,5 - - -

Jumlah 3 - - - - 1,5 -- - 1,5 - - -

Jenis Pupuk : Organik

No. Kecamatan

Jumlah

Kebutuh

an (Ton)

Kebutuhan Pupuk Organik (Ton)

Jan Feb MarApri

1Mei

Jun

iJuli

Agus

Sep Okt Nop Des

1 Kairatu 10 - 2 - 2 - 2 - 1 - 2 - 1

2 Kairatu

Barat

12 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2

3 Seram

Barat

3 - 0,5 - 0,5 - 0,5 - 0,5 - 0,5 - 0,5

Jumlah 25 - 4,5 - 4,5 - 4,5 - 3,5 - 4,5 - 3,5

BUPATI S M BAGIAN BARATr ^

JACOBUS PRE DERIK. PUTTILEIHALAT