prototype
DESCRIPTION
perancangan produkTRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru
Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian
yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan dan
menyediakan kesempatan bertumbuh dan keuntungan kompetitif kepada perusahaan.
Dengan bertambahnya produk-produk baru, maka timbul sebuah tantangan untuk
dapat memperkenalkan produk baru secara lebih cepat tanpa mengurangi sisi kualitas.
Sebagai contoh para penghasil automobile dunia sekarang dapat memperkenalkan
sebuah rancangan mobil baru dalam dua tahun, di mana dahulu akan membutuhkan
waktu sekitar empat tahun lamanya.
Perancangan produk baru (New Product Design) sebagian besar adalah
berkenaan dalam hal operasional yang antara lain men-spesifikasikan produk-produk
yang akan dibuat di mana hal tersebut adalah sebuah persyaratan untuk melakukan
produksi. Di waktu yang bersamaan, proses-proses yang ada dan produk-produk yang
akan dihasilkan dapat memaksa dan mendorong keberadaan teknologi untuk
mendukung lahirnya produk-produk baru. Dengan demikian perancangan produk
mengacu kepada bentuk fisik (physical) dan proses manufaktur.
7
2.2 Proses Pengembangan dan Perancangan Produk
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan
input menjadi sekumpulan output. Dengan demikian proses pengembangan produk
adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan
berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.
Menurut Ulrich, proses pengembangan produk umumnya terdiri dari enam tahap,
yang antara lain adalah:
• Perencanaan: Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zerofase”
karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran
pengembangan produk aktual.
• Pengembangan konsep: Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar
target diidentifikasi, alternative konsep-konsep produk dibangkitkan dan
dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan
percobaan lebih jauh.
• Perancangan tingkatan system: Fase ini mencakup definisi arsitektur produk
dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
Gambaran rakitan akhir untuk system produksi biasanya didefinisikan selama
fase ini.
• Perancangan detail: Fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,
material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan
identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
8
• Pengujian dan perbaikan: Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal biasanya
dibuat dalam fase ini.
• Produksi awal: Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan
menggunakan system produksi yang sebenarnya. Tujuan dari produksi awal
ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang
timbul pada proses produksi sesungguhnya.
Dari enam tahap proses pengembangan produk tersebut, masih terdapat hal-
hal detail yang harus dilalui dalam setiap tahap proses pengembangan produk.
Misalnya dalam tahap pengembangan konsep, pada tahap tersebut harus melalui
proses-proses seperti identifikasi kebutuhan pelanggan, Spesifikasi produk,
Penyusunan konsep dan sebagainya. Untuk dapat lebih jelas dan menyeluruh dapat
diperhatikan dalam diagram proses pengembangan produk berikut ini.
9
Fas
e 0
Per
enca
naan
Fas
e 1
Pen
gem
bang
anK
onse
p
Fas
e 4
Pen
gujia
n da
nP
erba
ikan
Fas
e 3
Per
anca
ngan
Rin
ci
Fas
e 2
Per
anca
ngan
Tin
gkat
anS
iste
m
Fas
e 5
Pel
uncu
ran
prod
uk
Proses dan Organisasi Pengembangan
PerencanaanProduk
IdentifikasiKebutuhanPelanggan
SpesifikasiProduk
PenyusunanKonsep
Seleksi Konsep
PengujianKonsep
Arsitektur Produk
Desain Industri
Desain untuk Manufaktur
Prototype
Analisis Ekonomis Pengembangan Produk
Mengendalikan Proyek
Proses Perancangan
Produk
Gambar 2.1 Proses Pengembangan & Perancangan Produk
Gambar di atas merupakan suatu proses pengembangan dan perancangan
produk. Dalam penulisan skripsi ini produk yang dikembangkan adalah produk
berbasis teknologi (technology push) yaitu keberadaan teknologi mendorong untuk
dapat melakukan pengembangan produk, sehingga tahapan yang digunakan tidaklah
berangkat dari tahapan penyusunan konsep, tetapi dimulai dari proses perancangan
produk yaitu arsitektur produk, desain industri, desain untuk proses manufaktur dan
10
prototype. Di mana setiap tahapan tersebut akan dijelaskan pada bab pembahasan dan
hasil.
2.3 Arsitektur produk
Arsitektur produk adalah penugasan elemen-elemen fungsional dari produk
terhadap kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk. Tujuan
arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk, apa yang
harus dilakukan oleh komponen tersebut dan seperti apa penghubung atau pembatas
(interface) yang digunakan untuk peralatan lainnya?
Sebuah produk dianggap terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen-
elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang
menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Sedangkan elemen fisik dari
sebuah produk adalah bagian-bagian produk (part), komponen, sub rakitan yang pada
akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk.
Dalam menetapkan suatu keputusan arsitektur produk terdapat tiga langkah,
yaitu:
1. Membuat skema produk; Skema adalah suatu diagram yang menggambarkan
pengertian tim terhadap elemen-elemen penyusunan produk.
2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema; Tantangan pada langkah 2 ini
adalah menugaskan setiap elemen yang terdapat pada skema menjadi chunk
yang menjalankan setiap fungsi tertentu.
11
3. Membuat susunan geometris yang masih kasar; Susunan geometris dapat
diciptakan dalam bentuk gambar, model computer atau model fisik (dari
tripleks atau busa, sebagai contoh) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi.
2.4 Desain Industri (Product design)
Perhimpunan Desainer Industri Amerika (IDSA) mendefinisikan desain
industri sebagai “jasa professional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep
dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan produk
serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen.”
Definisi ini cukup luas untuk memasukkan kegiatan dari semua produk tim
pengembangan. Kenyataannya desainer industri memfokuskan diri pada bentuk dan
interaksi pemakai produk. Dreyfuss (1667) membuat daftar lima tujuan penting.
Desainer-desainer industri dapat membantu tim untuk mencapainya ketika
mengembangkan produk-produk baru:
• Kegunaan: Hasil produksi manusia harus selalu aman, mudah digunakan, dan
intuitif. Setiap ciri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemakainya mengetahui fungsinya.
• Penampilan: Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan
produk menjadi satu produk yang menyenangkan.
• Kemudahan pemeliharaan: Produk juga harus didesain untuk memberitahukan
bagaimana mereka dapat dirawat dan diperbaiki.
12
• Biaya-biaya rendah: Bentuk dan ciri memegang peranan besar dalam biaya
peralatan dan produksi. Karena itu, hal ini harus diperhatikan secara bersama-
sama oleh tim.
• Komunikasi: Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan
misi perusahaan melalui visualisasi kualitas produk.
Desainer industri merupakan salah satu program universitas yang ditempuh
selama 4-5 tahun. Program itu mempelajari seni pahat dan bentuk, mengembangkan
gambar, presentasi, dan membuat model dan mendapatkan pemahaman dasar tentang
material, teknik manufaktur, dan pengerjaan akhir. Kemampuan mereka untuk
mengekspresikan ide-idenya secara visual menunjang untuk mengembangkan konsep
yang berguna bagi tim. Walaupun ide-ide desainer industri dapat menciptakan
sebagian besar sketsa konsep dan model awal yang digunakan oleh tim melalui proses
pengembangan berasal dari seluruh anggota tim. Dengan kata lain seluruh proses
yang ada di dalam desain industri berkaitan dengan merancang produk atau sering
disebut Product design.
Dalam fase produk desain akan difokuskan dengan merancang bentuk-bentuk
fisik dari produk baru. Pada awalnya, perusahaan memilki beberapa ide umum dari
akan seperti apa produk baru tersebut tetapi tidak terlalu spesifik. Pada akhir dari fase
produk desain, perusahaan memiliki sebuah susunan dari spesifikasi produk (list
komponen) dan gambar teknik secara detail sehingga pembuatan prototype awal
dapat dilakukan dan diuji coba.
13
Produk desain membutuhkan ketentuan dari begitu banyak perbedaan trade-
offs antara biaya produksi, kualitas (fitur) dan waktu (schedule). Engineer akan
dilibatkan untuk bekerja dalam bagian yang bervariasi dari poyek ini. Selama mereka
bekerja, mereka akan mengambil keputusan yang pada akhirnya akan berefek pada
biaya produksi, kualitas (fitur), dan waktu penjadwalan untuk perkenalan produk
(product introduction). Sangatlah mudah melihat mengapa marketing, operasional
dan keuangan / akuntan harus juga dilibatkan dengan engineer selama fase ini,
dikarenakan supaya trade-offs yang tepat dapat dihasilkan untuk profit yang besar
dari bisnis.
2.5 Desain untuk Manufaktur (Design for Manufacture and Assembly)
Kegagalan yang umumnya ditemukan dalam pengembangan produk adalah
membuat produk tersebut bekerja namun sulit untuk dibangun. Kesulitan dalam
manufaktur membuat sebuah produk menjadi mahal, sulit untuk dipabrikasi,
membutuhkan ekstra waktu, bentuk geometri yang diinginkan sulit untuk dikerjakan
dan membutuhkan perawatan ekstra dalam produksi dan lain sebagainya. Design for
Manufacture (DFM) and Assembly (DFA) adalah suatu analisis dan perancangan
ulang (redesign) dari sebuah produk atau konsep agar dapat menjadi lebih mudah
diproduksi.
Analisa DFM & DFA adalah sama seperti kebanyakan metode proses desain,
yang dapat diaplikasikan selama fase-fase dari proses perancangan produk. Dapat
pula digunakan dalam Benchmarking analysis.
14
Terdapat dua buah komponen, yaitu Design for Manufacture dan Design for
Assembly. DFM berkaitan dengan membuat satuan komponen-komponen (parts)
menjadi lebih mudah diproduksi dari persediaan bahan mentah. DFM melibatkan
aplikasi dari parts-forming models, analytic formulas, atau simulasi proses elemen
complex finite.
DFA, berkaitan dengan membuat pengarahan tambahan dan metode yang
lebih sederhana, sebagai contoh, membuat parts mudah ditambahkan dengan
menggunakan penjepit yang langsung di cover body sebagai ganti dari penggunaan
mur ataupun baut. DFA melibatkan aplikasi dari tambahan waktu dan kompleksitas
model.
DFM dan DFA sangatlah penting dalam perancangan karena memiliki tiga
dampak keuntungan. Pertama, dapat mengurangi hitungan parts. Sehingga dapat
mengurangi biaya. Jika sebuah rancangan mudah diproduksi dan dirakit, maka dapat
diselesaikan dalam sedikit waktu, dan juga menjadi lebih murah.
Dampak keuntungan kedua, dalam mempertimbangkan produk-produk yang
digunakan dalam aplikasi-aplikasi kritis yang ekstrim dan di mana biaya tidaklah
menjadi masalah. Sebagai contoh, Satelit-satelit yang digunakan dalam eksplorasi
misi interplanet NASA, memiliki sistem-sistem yang harus berjalan; menghemat
bahkan ribuan dollar dalam perakitan atau biaya komponen adalah tidak berguna atau
tidak ada artinya. Apa yang terpenting dan bagaimanapun adalah ketahanan
(reliability). Banyak aktivitas yang dapat mengembangkan ketahanan akan
diaplikasikan, inilah salah satu dampak keuntungan dari DFM dan DFA.
15
Terakhir, DFM dan DFA juga secara umum mengembangkan kualitas dari
perancangan, berdasarkan alasan yang sama seperti mengapa mengembangkan
ketahanan. Jika sebuah komponen (parts) lebih mudah untuk diproduksi, maka hanya
sedikit kapabilitas mesin yang dibutuhkan untuk menghasilkan toleransi yang sama.
Sebuah komponen yang mudah untuk di injeksi tidaklah membutuhkan pengendalian
proses yang ekstra ketat atas tekanan, waktu, dan temperature dalam rangka
memperoleh dimensi toleransi. Sebaliknya, untuk kapabilitas mesin yang sama,
langkah yang lebih mudah dalam perancangan produk akan memiliki toleransi yang
lebih ketat.
Pada fase ini merupakan suatu fase di mana pengembangan tingkat system
dirancang guana mendukung seluruh hal-hal yang berkaitan dengan system
operasional dalam system produksi yang efektif dan efisien. Keseluruhan system
manufaktur dirancang.
Desain untuk manufaktur biasanya sudah dilakukan selama proses
pengembangan. Pada poin ini, tim seharusnya memiliki suatu perkiraan daftar
material / bill of material (BOM). Selama tahap perancangan tingkat sistem, tim
seharusnya juga sudah dapat menguraikan produk menjadi komponen-komponen
terpisah, sehingga dapat diketahui bagaimana struktur dari produk itu dan dapat
diperkirakan bagaimana merancang suatu urutan proses yang diperlukan untuk
membuat produk tersebut. Biasanya langkah atau urutan-urutan proses yang
diperlukan untuk membuat produk dituangkan ke dalam Operation Process Chart
(OPC). Dengan demikian ada empat hal utama yang perlu dilakukan dalam fase
16
desain untuk manufaktur, yaitu OPC, pengukuran waktu baku, struktur produk, dan
BOM.
2.6 Prototype
Apakah prototype itu? Esensi dasar prototype pada umumnya didefinisikan
sebagai “sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi
perhatian”. Dengan definisi ini, setiap wujud yang memperlihatkan sedikitnya satu
aspek produk yang menarik bagi tim pengembangan dapat ditampilkan sebagai
sebuah prototype. Definisi ini menyimpang dari penggunaan umumnya, di mana
mencakup bermacam bentuk prototype seperti penggambaran konsep, model
matematika, dan bentuk fungsional yang lengkap sebelum dibuat dari suatu produk.
Membuat prototype merupakan proses pengembangan perkiraan-perkiraan semacam
itu dari produk.
Apa kegunaan prototype? Dalam proyek pengembangan produk, prototype
digunakan untuk empat tujuan, yaitu :
• Pembelajaran: Prototipe sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan
“Akankah dapat bekerja?” dan “Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan?” Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototype
diperlakukan sebagai alat pembelajaran.
• Komunikasi: Prototype memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak,
penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar
17
karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih mudah
dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk
sekalipun.
• Penggabungan: Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen-
komponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang
diharapkan.
• Milestone: Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototype digunakan
untuk mendemontrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang
diinginkan. Prototipe ini menyediakan hasil nyata, mempelihatkan kemajuan dan
disiapkan untuk menjalankan jadwal.
Berdasarkan penggunaannya Prototipe sering dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu prototype alpha dan prototype beta.
• Prototipe Alpha, khususnya digunakan untuk menilai apakah produk bekerja
seperti yang diharapkan. Bagian-bagian dalam prototype alpha biasanya sama
dalam hal material dan bentuk geometriknya dengan bagian-bagian yang akan
digunakan pada versi produk hasil produksi. Namun biasanya bagian-bagian itu
dibuat dengan pross produksi prototype.
• Prototipe Beta, khususnya digunakan untuk menilai reliabilitas dan untuk
mengidentifikasi kesalahan dalam produk. Prototipe ini seringkali diberikan pada
pelanggan untuk pengujian pada lingkungan pengguna selanjutnya. Bagian-
bagian dalam prototype beta biasanya dibuat dengan proses produksi sebenarnya
18
atau disuplai oleh suplier bagian tersebut, tapi produk biasaya telah dirakit dengan
fasilitas perakitan akhir berikutnya.
Merencanakan suatu prototype. Pada bagian ini menampilkan metode empat
langkah untuk merencanakan sebuah prototype selama pengembangan produk.
Langkah-langkah tersebut antara lain:
• Menetapkan Tujuan Prototype; Mengingat kembali empat tujuan prototype,
yaitu: pembelajaran, komunikasi, penggabungan dan milestone. Dalam
menetapkan tujuan sebuah prototype, tim mendaftar khususnya pembelajaran dan
kebutuhan komunikasi. Anggota tim juga mendaftar beberapa kebutuhan
penggabungan baik yang jadi ataupun tidak. Prototipe diharapkan untuk menjadi
satu dari beberapa tonggak utama dari proyek pengembangan produk
keseluruhan.
• Menetapkan tingkat perkiraan konsep; Merencanakan sebuah prototype
membutuhkan tingkatan di mana produk akhir diperkirakan akan ditetapkan. Tim
harus mempertimbangkan apakah prototype fisik diperlukan atau prototype
analitik yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Dalam banyak
kasus, prototype yang paling sederhana yang akan memenuhi tujuan yang
ditetapkan pada langkah pertama di atas. Pada beberapa kasus, prototype yang
sudah ada atau prototype yang dibuat untuk tujuan lain dapat dipinjam.
• Menggariskan rencana percobaan; Dalam banyak kasus, penggunaan prototype
dalam pengembangan produk dapat dianggap sebuah percobaan. Praktek
19
percobaan yang baik membantu untuk menjamin penggalian nilai maksimum dari
kegiatan pembuatan prototype. Rencana percobaan meliputi identifikasi variable
percobaan (jika ada), protocol pengujian, sebuah indikasi mengenai pengukuran
apa yang akan ditampilkan, dan sebuah rencana untuk menganalisis data hasil.
Saat terdapat banyak variable yang harus digali, rancangan percobaan yang
efisien akan sangat membantu proses semacam ini.
• Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian; Karena pembuatan
dan pengujian prototype mempertimbangkan subproyek dalam keseluruhan
proyek pengembangan, tim diuntungkan dari jadwal untuk kegiatan membuat
prototype. Tiga tanggal pertemuan sangatlah penting dalam menetapkan usaha
pembuatan prototype. Pertama, tim menetapkan kapan bagian-bagian akan siap
untuk dirakit (ini kadang-kadang disebut tanggal “rangkaian bagian”). Kedua, tim
menetapkan tanggal kapan prototype akan diuji pertama kali (ini kadang-kadang
disebut tanggal “pengujian asap”, karena merupakan waktu tim untuk pertama
kalinya menyalurkan energi dan “melihat asap” dalam produk dengan system
listrik). Yang ketiga, tim menetapkan tanggal saat prototype diharapkan telah
selesai diuji dan memberikan hasil akhir.
• Menetapkan Spesifikasi Akhir; Merupakan tahap akhir yang berdasarkan tahapan
sebelumnya baik dari percobaan dan pengujian yang dilakukan, ditetapkan main
specification.
20
2.7 Mikrokontroler
Mikrokontroler dapat diumpamakan sebagai bentuk minimum dari sebuah
mikrokomputer, ada perangkat kerasnya dan perangkat lunaknya, juga ada
memorinya, CPU dan lain sebagainya, yang terpadu dalam satu keping IC (Integrated
Circuit). Hanya saja saat ini untuk kebutuhan alat kontrol yang fleksibel yang mudah
dibawa ke mana-mana serta dapat deprogram-ulang (reprogrammabale), misalnya
sebagai inti dari alat kontrol penampil tulisan, system pengukuran jarak jauh
(telemetri) dan lain-lain, maka dibutuhkan piranti yang bisa mengantisipasi hal
tersebut, salah satunya adalah mikrokontroler. Dalam perkembangannya
mikrokontroler telah mengambil peran penting dalam dunia sistem elektronika
terutama dalam aplikasi elektronika konsumen.
Sebenarnya ada dua macam mikrokontroker, yaitu tipe CISC (Complex
Instruction Set Computing) dan RISC (Reduced Instruction Set Computing). Dalam
penulisan skripsi ini dipilih tipe CISC, taitu seri AT89C51 dari Atmel, inc. Dipilih
karena popular (banyak dipakai) serta cocok untuk pemula.
Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan
mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.
Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor
yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat
diproduksi secara massal sehingga harganya menjadi lebih murah (dibandingkan
mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi
21
selera industri dan konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu dan
mainan yang lebih baik dan canggih.
Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambar yang jelas dalam
penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang
saat ini terkenal di Indonesia. Jika Anda sudah selesai bermain, maka akan diberikan
suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan
jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini
ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC
yang harus dipasang di samping (atau di belakang) mesin permainan yang
bersangkutan. Namun tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani
berbagai macam program aplikasi(misalnya pengolah kata, pengolah angka dll),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja atau hanya
satu program saja yang bisa disimpan.